Disusun Oleh:
Annisa Maudhi Putri (22101082065)
Yusuf Ramadan (22101082070)
Iftitah Rizkiyani (22101082071)
Salwa Almira (22101082167)
PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
2021/2022
Agar manfaat akuntansi dapat dirasakan, pengetahuan perekayasaan harus diaplikasi
dalam suatu wilayah/negara. Wujud aplikasi ini adalah terciptanya suatu mekanisme
pelaporan keuangan nasional yang dengannya unit-unit organisasi bisnis, nonbisnis, dan
kepemerintahan dalam suatu negara menyediakan data dan menyampaikan informasi
keuangan kepada para pengambil keputusan yang dianggap dominan dan berpengaruh dalam
pencapaian tujuan negara.
Salah satu tujuan ekonomik negara adalah alokasi sumber daya ekonomik (alam,
manusia, dan keuangan) secaar efektif dan efisien untuk mencapai tingkat kemakmuran
masyarakat yang optimal. Akuntansi dapat menjadi tempat dan mempunyai peran nyata
dalam alokasi tersebut jika informasi yang dihasilkan sengaja dirancang agar dapat
mempengaruhi perilaku para pengambil keputusan ekonomik dominan untuk menuju ke
keefektifan dan efisiensi alokasi sumber daya negara.
Jadi, perekayasaan akuntansi dilakukan pada tingkat nasional dengan hasil berupa
rerangka konseptual yang berfungsi sebagai semacam konstitusi. Rerangka konseptual
tersebut memuat konsep-konsep pemikiran untuk dijadikan basis dalam menetapkan PABU
(terutama standar akuntansi) yang harus dilaksanakan pada tingkat perusahaan mikro.
A. PROSES PEREKAYASAAN
Pelaporan keuangan adalah struktur dan proses akuntansi yang menggambarkan
bagaimana informasi keuangan disediakan dan dilaporkan untuk mencapai tujuan
ekonomik dan sosial negara. FASB mengartikan pelaporan keuangan sebagai sistem dan
sarana penyampaian informasi tentang segala kondisi dan kinerja perusahaan terutama
dari segi keuangan dan tidak terbatas pada apa yang dapat disampaikan melalui
pernyataan keuangan.
Struktur akuntansi melukiskan unsur-unsur (pihak-pihak dan sarana-sarana) yang
terlibat dalam dan terpengaruh oleh penyediaan informasi keuangan dan terdapat
hubungan antara unsur-unsur tersebut. Pihak yang terlibat (berkepentingan) meliputi
pelaku dan institusi, misalnya penyusun standar, profesi, pemerintah, badan pembina
pasar modal, dan sebagainya. Sarana-sarana yang membentuk struktur akuntansi,
meliptui peraturan pemerintah, standar akuntansi, laporan keuangan, dan konvensi
pelaporan.
Pengertian proses akuntansi dalam pelaporan keuangan adalah mekanisme
tentang bagaimana pihak-pihak dan sarana-sarana pelaporan bekerja dan saling
berinteraksi sehingga menghasilkan informasi keuangan yang diwujudkan dalam bentuk
laporan keuangan termasuk mekanisme untuk menentukan kewajaran laporan keuangan.
Pelaporan keuangan sebaagi sistem nasional merupakan hasil perekayasaan akuntansi di
tingkat nasional. Perekayasaan akuntansi adalah proses pemikiran logis dan objektif
untuk membangun suatu struktur dan mekanisme pelaporan keuangan dalam suatu
negara untuk menunjang tercapainya tujuan negara.
Dalam perekayasaan tersebut, tujuan negara dijabarkan dalam tujuan pelaporan
keuangan. Harapannya adalah pencapaian tujuan akuntansi dengan sendirinya akan
membantu tercapainya tujuan negara. Proses tersebut merupakan manifestasi dari
pendefinisian akuntansi sebagai teknologi. Pada dasarnya, proses perekayasaan adalah
proses untuk menjawab pertanyaan mendasar, yaitu bagaimana suatu kegiatan operasi
perusahaan disimbolkan dalam bentuk laporan keunagan sehingga orang yang dituju
dapat membayangkan operasi perusahaan secara finansial tanpa harus menyaksikan
secara fisis operasi perusahaan, misalnya mengunjungi perusahaan secara langsung.
Sesuai dengan teori komunikasi, penyimbolan kegiatan fisis adalah menentukan objek-
objek fisis yang dianggap penting bagi yang dituju laporan dan menyimbolkannya dalam
bentuk elemen-elemen laporan keuangan beserta pengukurannya.
4) Proses Seksama
Untuk mencapai kualitas yang tinggi dan handal, proses perekayasaan harus
dilakukan melaui prosedur yang seksama dan teliti. Hal ini diperlukan karena
dokumen yang dihasilkan akan mempunyai status sebagai pernyataan resmi yang
mempunyai tingkat keakuratan tinggi. Prosedur ini berlaku dalam penyusunan,
baik rerangka konseptual maupun standar akuntansi yang berstatus statement.
FASB menyusun pernyataan resmi dengan proses seksama, seperti
mengevaluasi masalah karena standar harus diterbitkan atas dasar kenyataan,
mengadakan riset dan analisis yang hasilnya berupa laporan riset, menyusun dan
mendistribusi Memorandum Diskusi yang berisi analisis terinci aspek masalah
yang telah disidangkan pada tingkat awal, mengadakan dengar pendapat umum
untuk membahas masalah yang diungkapkan dalam Memorandum Diskusi,
menganalisis dan mempertimbangkan tanggapan publik atas Memorandum
Diskusi, menerbitkan draf awal standar yang diusulkan (ED) untuk mendapat
tanggapan tertulis dalam waktu 30 hari setelah penerbitan, menganalisis dan
mempertimbangkan tanggapan tertulis terhadap ED, memutuskan apakah jadi
menerbitkan suatu laporan atau tidak, dan menerbitkan statement yang
bersangkutan jika semua anggota menyetujui.
Proses yang kira-kira sama, juga diterapkan oleh IAI dalam penerbitan
suatu pernyataan. Penerbitan standar oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan
atau standar profesional oleh Dewan Standar Profesional Akuntan Publik harus
mengikuti prosedur, seperti konsep usulan materi yang akan dijadikan standar
tersebut harus disebarluaskan secara umum, mempertimbangkan tanggapan yang
diterima masyarakat yang harus didiskusikan oleh Komite untuk pengambilan
keputusan, dan Pengurus Pusat memutuskan untuk melakukan atau
mengesahkannya.
B. KONSEP INFORMASI AKUNTANSI
Simbol-simbol atau elemen-elemen yang termuat dalam seperangkat statement
keuangan sebenarnya tidak mempunyai makna jika tiap elemen diinterpretasi sebagai
objek yang berdiri sendiri. Artinya, satu elemen dan jumlah rupiahnya belum memberi
informasi kalau tidak dihubungkan dengan elemen lainnya. Dalam teori komunikasi,
informasi semantik yang sebenarnya ingin disampaikan kepada pemakai sehingga akan
terjadi suatu pengaruh. Dalam akuntansi, pedoman yang dimaksud adalah prinsip
akuntansi berterima umum (PABU), terutama standar akuntansi.
Informasi semantik ini harus ditangkap secara kontekstual melalui tiga komponen
sebagai satu kesatuan, yaitu elemen/objek, ukuran dalam unit moneter, dan hubungan
antar elemen. Hubungan harus dikenali tidak hanya secara vertikal tetapi juga secara
horizontal bahkan antar perusahaan. Dalam konteks akuntansi, cost merupakan ukuran
elemen dalam laporan keuangan. Berbagai hubungan yang menunjukkan informasi
semantik dapat dinyatakan dalam bentuk rasio keuangan. Gabungan antara elemen,
ukuran, dan hubungan akan menghasilkan makna bila diinterpretasikan atas dasar prinsip
akuntansi berterima umum (PABU).
C. RERANGKA KONSEPTUAL
Dalam perekayasaan akuntansi, jawaban atas pertanyaan perekayasaan akan
menjadi konsep-konsep terpilih yang dituangkan dalam dokumen resmi, dimana di
Amerika disebut rerangka konseptual. Rerangka konseptual sebagai dokumen resmi hasil
perekayasaan sering disebut pula sebagai seperangkat prinsip umum, seperangkat
doktrin, atau suatu struktur konsep-konsep yang saling berkaitan.
Sebagai semacam “konstitusi” bagi profesi, rerangka konseptual akan menjadi
landasan untuk memecahkan masalah-masalah perlakuan akuntansi. Tanpa rerangka
konseptual sebagai “konstitusi” akan sangat sulit bagi penyusun standar untuk
mengevaluasi argumen bahwa perlakuan akuntansi tertentu lebih baik dalam
menggambarkan realitas ekonomi atau untuk menilai bahwa perlakuan akuntansi tertentu
lebih efektif daripada perlakuan yang lain dalam rangka mencapai tujuan sosial atau
ekonomik.
Tanpa rerangka konseptual, tidak dapat dihindari kemungkinan para penyususn
standar untuk menggunakan konsep-konsep secara subjektif yang berakibat standar
akuntansi yang diterbitkan tidak pernah konsisten. Tiadanya rerangka konseptual dapat
menyebabkan penyusun standar akuntnasi diperalat oleh pihak tertentu untuk
menghasilkan standar yang menguntungkan pihak tersebut.
Sebagai suatu kesatuan konsep-konsep yang koheren yang menetapkan sifat dan
fungsi pelaporan keuangan, Kam menguraikan manfaat rerangka konseptual, yaitu
memberi pedoman kepada badan yang bertanggung jawab dalam penyusunan standar
akuntansi, menjadi acuan dalam memecahkan masalah akuntansi yang dalam praktiknya
perlakuannya belum diatur secara spesifik dalam standar, menentukan batas-batas
pertimbangan dalam penyusunan laporan keuangan, meningkatkan pemahaman pemakai
laporan keuangan, dan meningkatkan keterbandingan laporan keuangan antar
perusahaan.
Fundasi (berupa konsep-konsep) dan penalaran-penalaran yang melekat pada
rerangka konseptual itulah yang sebenarnya membentuk teori akuntansi sebagai
penalaran logis. Penalaran ini dapat digunakan untuk mengevaluasi standar dan praktik
yang berjalan dan mengembangkan standar dan praktik di masa yang akan datang.
1) Model
Salah satu model yang banyak dikenal saatg ini adalah rerangka konseptual
yang dikembangkan oleh FASB yang membuat 4 komponen konsep penting,
yaitu :
1) Tujuan pelaporan keuangan
2) Kriteria kualitas informasi
3) Elemen-elemen laporan keuangan
4) Pengukuran dan pengakuan
Pelaporan keuangan lebih luas daripada laporan keuangan. Menurut FASB,
pelaporan keuangan tidak hanya menghasilkan informasi yang dapat dituangkan
dalam laporan keuangan, tetapi informasi lain yang mengandung kebermanfaatan
dalam keputusan. Menurut FASB, beberapa informasi penting lain lebih baik
disediakan melalui laporan keuangan dan beberapa informasi penting lain lebih
baik bahkan hanya dapat disediakan melalui media selain laporan keuangan.
Informasi yang dituangkan dalam laporan keuangan (finansial atau
nonfinansial) dapat disediakan dalam berbagai cara dan media. Informasi lain-
lain, meliputi laporan analisis keuangan dan pasar modal, statistik ekonomik,
artikel tentang perusahaan dalam media massa, dan informasi dari jumpa pers
manajer
Rerangka konseptual versi International Accounting Standards Committee
(IASC) disebut Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan
yang mempunyai komponen konsep hampir mirip dengan versi FASB. Untuk
komponen tujuan, IASC menyebutkan sebagai tujuan statement keuangan bukan
tujuan pelaporan keuangan. Karena lingkup penerapan standar IASC adalah
Internasional, karakteristik lingkungan negara menjadi tidak relevan. Hal ini yang
menyebabkan IASC tidak lagi menggunakan istilah pelaporan keuangan.
Karena memperhatikan faktor lingkungan dalam penyusunannya, rerangka
konseptual menurut FASB lebih menggambarkan suatu hasil proses perekayasaan
yang merupakan konsekuensi dari pengertian akuntansi sebagai teknologi. Lebih
dari itu, rerangka konseptual FASB banyak memuat penalaran dan argumen
untuk memilih konsep-konsep yang relevan.
2) Aspek Kependidikan
Karena FASB mencanangkan agar rerangka konseptual mengandung aspek
kependidikan kepada pemakai, FASB memasukkan deskripsi, argumen, dan
penalaran yang cukup rinci dalam tiap uraian konsep. Dengan demikian,
penalaran dan argumen yang melekat dalam tiap penjelasan konsep-konsep dalam
rerangka konseptual versi FASB membentuk seperangkat pengetahuan yang
dapat dipandang sebagai suatu teori deduktif-normatif.
Validitas teori ini dapat dievaluasi atas dasar penalaran logis yang
melandasi tiap argumen. Oleh karena itu, sebagai suatu pengetahuan untuk
pembelajaran atau sebagai teknologi berpikir untu pengembangan rerangka
konseptual baru di suatu negara. Rerangka konseptual FASB lebih unggul
dibanding rerangka konseptual menurut IASC. Dengan kata lain, bila transfer
teknologi untuk pembelajaran teori akuntansi harus dipilih, rerangka konseptual
versi FASB lebih tepat untuk digunakan.
Sebagai alat, akuntansi dan rerangka konseptualnya bukan merupakan
sesuatu yang steril terhadap perubahan. Rerangka konseptual sebagai hasil
perekayasaan harus selalu dievaluasi keefektifannya sebagai alat untuk mencapai
tujuan. Oleh karena itu, perubahan dan modifikasi selalu harus dilakukan bila
perubahan tersebut memang menempatkan akuntansi menjadi lebih efektif
sebagai alat.
Perubahan dapat terjadi pada rerangka konseptual dan strandar akuntansi
yang telah diterbitkan. Kebutuhan untuk evaluasi ini akan banyak memicu
penelitian di bidang akuntansi untuk menguji apakah tujuan pelaporan keuangan
telah tercapai dengan adanya standar akuntansi tertentu.
1) Definisi
PABU memberikan batasan atau definisi berbagai elemn, pos, atau objek
statement keuangan atau istilah yang digunakan dalam pelaporan keuangan agar
tidak terjadi kesalahan klasifikasi oleh penyusun dan kesalahan interpretasi oleh
pemakai. Dengan pendefinisian elemen, pos, atau istilah dengan cermat,
diharapkan pemakai laporan mengartikan simbol-simbol tersebut sesuai dengan
pengertian yang didefinisi dalam standar akuntansi.
3) Pengakuan
Pengakuan adalah pencatatan suatu jumlah rupiah ke dalam sistem
akuntansi sehingga jumlah tersebut akan mempengaruhi suatu pos dan terefleksi
dalam laporan keuangan. Jadi, pengakuan berhubungan dengan masalah apakah
suatu transaksi dijurnal atau tidak.
G. STRUKTUR AKUNTANSI
Untuk praktik akuntansi dalam suatu negara, struktur tersebut harus
menggambarkan pihak-pihak dan sarana-sarana yang terlibat dan terpengaruh oleh
perekayasaan informasi keuangan dan saling berhubungan antara berbagai pihak dan
sarana tersebut. Struktur tersebut dapat dipandang menggambarkan pengertian pelaporan
keuangan sebagai mekanisme tentang bagaimana pihak-pihak dan sarana-sarana
pelaporan bekerja dan saling berinteraksi sehingga dihasilkan informasi keuangan yang
diwujudkan dalam bentuk statement keuangan, termasuk fungsi auditor untuk
menentukan kewajaran statement keuangan.Proses dan kegiatan yang dilukiskan di atas
PABU merupakan proses dan kegiatan perekayasaan yang melibatkan pengetahuan teori
akuntansi sebagai penalaran logis. Tentu saja proses ini tidak berhenti bila rerangka
konseptual telah tersusun.
Rerangka konseptual harus terbuka untuk dievaluasi dan diperbaiki sesuai dengan
perkembangan ekonomi dan bisnis. Kegiatan di bawah PABU melukiskan praktik
akuntansi termasuk fungsi auditor dalam sistem pelaporan keuangan dengan standar
pengauditan berterima umum (StaPBU) sebagai rerangka pedoman pelaksanaan audit.
Jadi, proses dan kegiatan di bawah PABU merupakan praktik pelaksanaan hasil
perekayasaan di tingkat perusahaan. Proses ini lebih berkepentingangan dengan
bagaimana entitas pelapor yang berada dalam suatu negara menyediakan dan
menyampaikan informasi keuangan dengan cara tertentu sesuai PABU. Selain
menggambarkan pengertian akuntansi dalam arti luas dan sempit, struktur juga
mempunyai beberapa manfaat di bidang studi, bidang profesi, dan fungsi auditor
independen.
1. Bidang Studi
Struktur akuntansi dapat dijadikan rerangka untuk menyusun kurikulum inti
program studi akuntansi. Bila kesatuan usaha diarahkan untuk entitas
kepemerintahan, struktur akuntansi dapat dijadikan basis untuk mendeskripsikan
lingkup akuntansi kepemerintahan.
2. Bidang Profesi
Bila dipandang dari profesi yang ditawarkan oleh akuntansi, struktur
akuntansi juga dapat menggambarkan kesempatan karir bagi mereka yang
menguasai pengetahuan akuntansi. Struktur akuntansi juga dapat menunjukkan
bahwa orang dapat terjun ke layanan publik dengan menjadi akuntan publik,
konsulat manajemen, dan penyusun sistem informasi akuntansi dan manajemen.