Anda di halaman 1dari 19

TEORI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

Menurut Mardiasmo (Mardiasmo, 2004) teori memiliki tiga karakteristik dasar yaitu : (1)
kemampuan untuk menerangkan atan menjelaskar fenomena yang ada (the ability to explain), (2)
kernampuan untuk memprediksi (the ability to predict), (3) kemampuan mengendalikan
fenomena (the ability to control given phenomena).
Pada dasarnya terdapat tiga tujuan untuk rnempelajari teori akuntansi yaitu: 1) untuk memahami
praktik akuntansi yang ada saat ini, 2) mempelajari kelemahan dan kekurangan dan praktik
akuntansi yang saat ini dilakukan, dan 3) memperbaiki praktik akuntansi di masa datang.
Pengembangan teori sektor publik untuk memperbaiki praktik yang saat ini dilakukan. Hal ini
terkait dalam upaya untuk meningkatkan kualitas laporan keuangan yang mampu menyajikan
informasi keuangan yang relevan dan dapat diandalkan (reliable).
Untuk menghasilkan laporan keuangan sektor publik yang relevan dan dapat diandalkan, terdapat
beberapa kendala yang dihadapi akuntansi sektor publik. Hambatan tersebut adalah objektivitas,
konsistensi, daya banding, tepat waktu, ekonomis dalam penyajian laporan, dan materialistik.

Objektivitas
Objektivitas merupakan kendala utama dalam menghasilkan laporan keuangan yang relevan.
Laporan keuangan disajikan oleh manajemen untuk melaporkan kinerja yang telah dicapai oleh
manajemen selama periode waktu tertentu kepada pihak eksternal yang menjadi stakeholder
organisasi.Seringkali terjadi masalah dalam objektivitas laporan kinerja yang disebabkan oleh
adanya benturan kepentingan, yaitu antara kepentingan manajemen dengan kepentingan
stakeholder. Pihak manajemen tidak selalu bertindak untuk kepentingan stakeholder, namun
seringkali manajemen bertindak untuk memaksimumkan kesejahteraan mereka dan
mengamankan posisi mereka tanpa memandang bahaya yang ditimbulkan terhadap stakeholder
lain, misalnya karyawan, investor, kreditor dan masyarakat.
Konsistensi
Konsistensi mengacu pada penggunaan metode atau teknik akuntansi yang sama untuk
menghasilkan laporan keuangan organisasi selama beberapa periode waktu secara berturut-turut.
Tujuannya adalah agar laporan keuangan dapat diperbandingkan kinerjanya dari tahun ke tahun.
Konsistensi penerapan metode akuntansi merupakan hal yang sangat penting karena organisasi
memiliki orientasi jangka panjang, sedangkan laporan keuangan hanya melaporkan kinerja
selama satu periode. Oleh karena itu, agar tidak terjadi keterputusan proses evaluasi kinerja
organisasi oleh pihak eksternal, maka organisasi perlu konsisten dalam menerapkan metode
akuntansinya.
Daya Banding
Laporan keuangan sektor publik hendaknya dapat diperbandingkan antar periode waktu dan
dengan instansi lain sejenisnya. Dengan demikian daya banding berarti laporan keuangan dapat
digunakan untuk membandingkan kinerja organisasi dengan organisasi lain yang sejenis.
Kendala daya banding terkait dengan objektivitas karena semakin objektif suatu laporan
keuangan maka akan semakin tinggi daya bandingnya karena dengan dasar yang sama akan
dapat dihasilkan laporan yang berbeda. Selain itu, daya banding juga terkait dengan konsistensi.
Adanya beberapa altematif penggunaan metode akuntansi juga dapat menyulitkari tercapainya
daya banding.
Tepat Waktu
Laporan keuangan harus disajikan tepat waktu agar dapat digunakan sebagai dasar pengambilan
keputusan ekonomi, sosial dan politik serta untuk menghindan tertundanya pengambilan
keputusan tersebut. Kendala ketepatan waktu penyajian laporan terkait dengan lama waktu
penyajian laporan keuangan, maka akan semakin baik untuk pengambilan keputusan.
Permasalahannya adalah semakin banyak kebutuhan informasi, maka semakin banyak pula
waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan berbagai informasi tersebut. Laporan keuangan
mungkin disajikan tidak tepat waktu sehinga menghasilkan berbagai iiiformasi tersebut. Laporan
keuangan rnungkin disajikan tidak tepat waktu sehingga tidak relevan untuk pengambilan
keputusan meskipun disajikan lebih awal.
Ekonomis dalam Penyajian Laporan
Penyajian laporan keuangan membutuhkan biaya. Semakin banyak informasi yang dibutuhkan
semakin besar pula biaya yang dibutuhkan. Kendala ekonomis dalam penyajian laporan
keuangan dapat berarti bahwa manfaat yang diperoleh hams lebih besar dan biaya yang
dikeluarkan untuk menghasilkan laporan tersebut.
Materialitas
Suatu informasi dianggap material apabila mempengaruhi keputuson, atau jika informasi tersebut
dihilangkan akan menghasilkan keputusan yang berbeda. Penentuan matenalitas mernang
bersifat pertimbangan subjektif (subjective judgment), namun pertimbangan tersebut tidak dapat
dilakukan menurut selera pribadi. Pertimbangan yang digunakan merupakan profesiona1
judgment yang mendasarkan pada teknik tertentu.

TEKNIK AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

1. Akuntansi Anggaran ( Budgetary Accounting ) Teknik akuntansi anggaran merupakan teknik
akuntansi yang menyajikan jumlah yang dianggarkan dengan jumlah aktual dan dicatat serta
berpasangan. Akuntansi anggaran banyak digunakan oleh organisasi sektor publik, khususnya
pemerintahan, yang mencatat dan menyajikan akun operasi dalam format yang sama dan sejajar
dengan anggarannya. Tujuan praktik ini adalah untuk menekankan peranan anggaran dalam
siklus perencanaan pengendalian pertanggung jawaban. Dalam teknik ini, anggaran dan
realisasi harus selalu dibandingkan sehingga dapat dilakukan tindakan koreksi jika terdapat
varians (selisih). Tetapi akuntansi anggaran lebih menekankan pada bentuk dari akun-akun
keuangan bukan isi (content) dari akun itu sendiri. Kelemahan dari teknik ini antara lain :
Teknik ini sangat kompleks.
Akan lebih mudah dan lebih komprehensif jika akun-akun yang ada menunjukkan pendapatan
dan biaya aktual, dan anggaran menunjukkan pendapatan dan biaya dianggarkan.
Organisasi menggunakan format pelaporan dan perlakuan yang berbeda karena level agregasi
dan perbandingan antara anggaran dan aktual yang terjadi.
Seberapa sering, atau seberapa intensifkah laporan keuangan membandingkan antara anggaran
dengan yang aktual terjadi dan menjelaskan perbedaannya. Logika dari akuntansi anggaran
adalah bahwa anggaran dan akun akun harus dibandingkna secara berkesinambungan sehingga
tindakan dapat diambil untuk memperbaiki perbedaan tersebut. Hal ini berlaku bagi pengguna
external dan internal dari informasi. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah bahwa akuntansi
anggaran telah berfokus pada bentuk akunnya daripada isinya.
2. Akuntansi Komitmen ( Commitment Accounting )
Akuntansi komitmen adalah sistem akuntansi yang mengakui transaksi dan mencatatnya pada
saat order dikeluarkan. Sistem akuntansi akrual mengakui biaya pada saat faktur diterima dan
mengakui pendapatan ketika faktur dikeluarkan. Akuntansi komitmen dapat digunakan bersama-
sama dengan akuntansi kas atau akuntansi akrual. Tujuan utama akuntansi komitmen adalah
untuk pengendalian anggaran. Berhubungan dengan fungsi utamanya, maka akuntansi komitmen
berfokus pada pesanan yang telah dibuat. Agar manajer dapat mengendalikan anggaran, maka
manajer perlu mengetahui berapa besar anggaran yang telah dilaksanakan atau digunakan jika
dihitung berdasarkan order yang telah dikeluarkan. Akuntansi komitmen berfokus pada order
yang dikeluarkan. Order yang diterima yang terkait dengan pendapatan tidak akan dicatat
sebelum faktur dikirimkan.
3. Akuntansi Dana ( Fund Accounting )
Pada organisasi sektor publik masalah utama yang dihadapi adalah pencarian sumber dana dan
alokasi dana. Sumber daya keuangan berupa dana yang disediakan untuk digunakan oleh
organisasi nirlaba atau institusi pemerintah biasanya memiliki keterbatasan penggunaan dengan
tujuan atau aktivitas tertentu yang terkadang merupakan syarat dari pihak eksternal yang
merupakan penyedia dana. Organisasi sektor publik memiliki tujuan-tujuan yang spesifik.
Organisasi sektor publik menggunakan sumber daya yang ada untuk tujuan tertentu, misalnya
membangun perpustakaan ataupun beasiswa. Secara umum, keseluruhan dana yang dimiliki
organisasi sektor publik memiliki tujan tersendiri dalam penggunaannya, baik karena faktor
eksternal (pembatasan eksternal) maupun faktor internal (perencanaan manajemen), ataupun
karena peraturan. Organisasi sektor publik membuat dana-dananya ( funds ) ke dalam sistem
akuntansi, dimana pemasukan yang dimiliki akan diklasifikasikan ke dalam dana-dana tersebut
sesuai dengan tujuan dan maksud tertentu. Akuntansi dana digunakan untuk mengendalikan dana
yang terikat atau dibatasi penggunaannya ( restricted fund ) tersebut sekaligus untuk menjamin
adanya ketaatan dan persyaratan yang ada. dana adalah sebuah kesatuan akuntansi tersendiri
yang terpisah berdasarkan tujuan tertentu. Dalam satu dana itu, terdapat kesatuan akun sendiri
yang terdiri atas aset (aktiva), kewajiban, dan ekuitas dana. Terdapat dua jenis dana yang
digunakan pada organisasi sektor publik, yaitu :
Dana yang dapat dibelanjakan (expendable fund) Menurut (Mardiasmo: 2004), dana yang
dapat dibelanjakan digunakan untuk mencatat nilai aktiva, utang, perubahan aktiva bersih, dan
saldo dana yang dapat dibelanjakan untuk kegiatan yang tidak bertujuan mencari laba. Jenis
akuntansi dana ini digunakan pada organisasi pemerintahan. Menurut (Deddi Nordiawan: 2009),
dana yang dapat dibelanjakan adalah dana yang disediakan untuk membiayai aktivitas-aktivitas
yang bersifat non-business yang menjadi bagian dari tujuan organisasi sektor publik.
Dana yang tidak dapat dibelanjakan (non-expendable fund) Menurut (Mardiasmo: 2004), dana
yang tidak dapat dibelanjakan digunakan untuk mencatat pendapatan, biaya, aktiva, utang, dan
modal untuk kegiatan yang sifatnya mencari laba. Jenis dana ini digunakan pada organisasi
bisnis. Menurut (Deddi Nordiawan: 2009), dana yang tidak dapat dibelanjakan adalah dana yang
dipisahkan untuk aktivitas-aktivitas yang bersifat bisnis. Digunakan sebagai pendukung dari
expendable fund.

Persamaan Akuntansi Dana
Dalam akuntansi dana dikenal persamaan akuntansi:
AKTIVA = KEWAJIBAN + EKUITAS DANA
Sedangkan persamaan akuntansi dalam akuntansi keuangan:
AKTIVA = KEWAJIBAN + EKUITAS

Ekuitas dana berbeda dengan ekuitas. Di perusahaan,ekuitas adalah selisih antara aktiva dan
utang yang menunjukkan adanya kepemilikan pada perusahaan tersebut oleh pemegang
sahamnya. Sedangkan, di organisasi sektor publik, ekuitas dana tidak menunjukkan adanya
kepemilikan siapa pun karena memang tidak ada kepemilikan individu dalam suatu organisasi
sektor publik.
Basis Akuntansi dan Fokus Pengukuran
Dalam akuntansi dana, dikenal istilah basis akuntansi dan fokus pengukuran (measurement
focus). Basis akuntansi menentukan transaksi dan peristiwa yang terjadi diakui. Fokus
pengukuran dari entitas akuntansi menentukan apa yang akan dilaporkan, dengan kata lain jenis
aktiva dan kewajiban apa saja yang diakui secara akuntansi dan dilaporkan dalam neraca.
Konsep basis akuntansi dan fokus pengukuran berhubungan erat dan pemilihan salah satu akan
mengimplikasikan pemilihan yang lain.
4. Akuntansi Kas
Penerapan akuntansi kas, pendapatan dicatat pada saat kas diterima, dan pengeluaran dicatat
ketika kas dikeluarkan. Kelebihan cash basis adalah mencerminkan pengeluaran yang actual, riil
dan obyektif. Namun demikian GAAP tidak menganjurkan pencatatan dengan dasar kas karena
tidak dapat mencerminkan kinerja yang sesungguhnya. Dengan cash basis, tingkat efisiensi dan
efektifitas suatu kegiatan, program atau aktifitas tidak dapat diukur dengan baik. Sebagai contoh,
penerimaan kas dari pinjaman akan dicatat sebagai pendapatan (revenue) bukan sebagai utang.
Untuk mengoreksi hal tersebut kebanyakan system akuntansi kas tidak hanya mengakui kas saja,
akan tetapi juga aktiva dan hutang yang timbul sebelum terjadi transaksi kas. Namun demikian,
koreksi semacam ini tidak dapat mengubah kenyataan bahwa pada setiap waktu, obligasi yang
beredar dalam bentuk kontrak atau order pembelian yang dikeluarkan tidak tampak dalam
catatan akuntansi. Konsekuensinya adalah saldo yang tercatat akan dicatat lebih (overstated). Hal
ini dapat menyebabkan pemborosan anggaran (unwise expenditure atau overspending).
5. Akuntansi Akrual Akuntansi akrual dianggap lebih baik dibandingkan akuntansi kas. Teknik
akuntansi berbasis akrual diyakini dapat menghasilkan laporan keuangan yang lebih dipercaya,
lebih akurat, komprehensif dan relevan untuk pengambilan keputusan ekonomi, social dan
politik. Basis akrual diterapkan agak berbeda antar Proprietary fund (full accrual) dengan
Governmental fund (modified accrual) karena biaya (expenses) diukur dalam Proprietary fund,
sedangkan expenditure difokuskan pada general fund. Expense adalah sumber daya yang
dikonsumsi selama periode akuntansi. Expenditure adalah jumlah kas yang dikeluarkan atau
akan dikeluarkan selama periode akuntansi.

Karena Governmental fund tidak memiliki catatan modal dan utang (dicatat/dikategorikan dalam
aktiva tetap dan utang jangka panjang), expenditure yang diukur bukan expense. Pada
Governmental fund, hendaknya digunakan modified accrual basis. Expenditure di accrued, tetapi
revenue dicatat berdasarkan kas basis, yaitu pada saat diterima bukan saat diperoleh. Pendapatan
seperti PPN,PPh dan fee (retribusi)dihitung pada saat diterima kasnya. Salah satu pengecualian
adalah property tax (PBB) yang di accrued karena jumlahnya dapat diestimasi secara lebih pasti.
Pengaplikasian accrual basis dalam akuntansi sector publik pada dasarnya adalah untuk
menentukan cost of services dan charging for services, yaitu untuk mengetahui besarnya biaya
yang dibutuhkan untuk menghasilkan pelayanan publik serta penentuan harga pelayanan yang
dibebankan kepada publik. Hal ini berbeda dengan tujuan pengaplikasian accrual basis dalam
sector swasta yang digunakan untuk mengetahui dan membandingkan besarnya biaya terhadap
pendapatan (proper matching cost against revenue). Perbedaan ini disebabkan karena pada sector
swasta orientasi lebih difokuskan pada usaha untuk memaksimumkan laba (profit oriented),
sedangkan dalam sector publik orientasi difokuskan pada optimalisasi pelayanan publik (public
service oriented).
Perbedaan antara akuntansi berbasis kas dengan akuntansi berbasis akrual

Basis kas: Penerimaan kas Pengeluaran kas = Perubahan kas.
Basis akrual: Pendapatan Biaya = Rugi/ Laba.
Pendapatan : Penerimaan kas selama satu periode akuntansi Saldo awal piutang + Saldo
akhir piutang.
Biaya : Kas yang dibayarkan selama satu periode akuntansi - Saldo awal utang + Saldo akhir
utang.

LAPORAN KEUANGAN SEKTOR PUBLIK

LAPORAN KEUANGAN SEKTOR AKUNTANSI PEMERINTAHAN

B. STANDAR AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
Standar akuntansi merupakan pedoman umum atau prinsip-prinsip yang mengatur perlakukan
akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan untuk tujuan pelaporan kepada para pengguna
laporan keuangan, sedangkan prosedur akuntansi merupakan praktek khusus yang digunakan
untuk mengimplementasikan standar. Menurut Mardiasmo (Mardiasmo, 2004) ada beberapa hal
yang harus dipertimbangkan dalam penetapan standar akuntansi, antara lain:

1. Standar memberikan pedoman tentang informasi yang harus disajikan dalam laporan posisi
keuangan, kinerja, dan aktivitas sebuah organisasi bagi seluruh pengguna informasi.
2. Standar memberikan petunjuk dan aturan tindakan bagi auditor yang memungkinkan
pengujian secara hati-hati dan independen saat menggunakan keahlian dan integritasnya
dalam mengaudit laporan suatu organisasi serta saat membuktikan kewajaran.
3. Standar memberikan petunjuk tentang data yang perlu disajikan yang berkaitan dengan
berbagai variabel yang patut dipertimbangkan dalam bidang perpajakan, regulasi,
perencanaan serta regulasi ekonomi dan peningkatan efisiensi ekonomi serta tujuan sosial
1ainnya
4. Standar menghasilkan prinsip dan teori yang penting bagi seluruh pihak yang
berkepentingan dalam disiplin ilmu akuntansi.

C. PERLUNYA SISTEM AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
Ruang lingkup akuntansi keuangan pemerintah meliputi semua kegiatan yang menyangkup
pengumpulan data, penganalisaan, pengklasifikasian, pencatatan, dan pelaporan atas transaksi
keuangan pemerintah sebagai suatu entitas, serta penafsiran terhadap hasil-hasilnya. Masis
(1978) dalam Glynn (1993) menjelaskan aturan dasar system akutansi keuangan sebagai berikut :
1. Identifikasi kegiatan operasi yang relevan, hanya kejadian dan kegiatan ekonomi yang relevan
saja yang akan dicatat dalam system akutansi keuangan.
2. Pengklasifikasi kegiatan operasi secara tepat Penentuan waktu pengakuan untuk setiap jenis
operasi (timing of recognition ). Pada prinsipnya, suatu operasi dapat dicatat /diakui pada tahan
tertentu dari proses transaksi
3. Adanya system pengendalian untuk menjamin reliabilitas. System pengendalian ini memiliki
dua komponen ,yaitu :
- Komponen formal Komponen formal adalah pembukuan berpasangan (double entry
bookkeeping) : kesalahan akutansi akan dapat diketahui dan dilacak ketika jumlah sisi kredit
tidak sama dengan sisi debit
- Komponen sub stansial Merupakan mekanisme konflik kepentingan (conflict of interest):
kesalahan akutansi muncul ketika mempengaruhi secara negative pihak ketiga.
4. Menghitung pengaruh masing-masing operasi

Terdapat beberapa kesamaan akutansi keuangan baik pada sector public maupun swasta. Sebagai
contoh, pada kedua sector tersebut direkomendasikan untuk menggunakan system pembukuan
berpasangan dalam mencatat akun-akun transaksi. Akutansi keuangan sector public terkait
dengan tujuan dihasilkannya laporan eksternal dan penghitungan biaya pelayanan. Oleh karena
itu,akutansi keuangan sector public pada dasarnya berbicara masalah tujuan laporan keuangan
sector public, jenis laporan keuangan sector public, system akutansi, standar akutansi keuangan
sector public, jenis laporan keuangan sector public, system akutansi, standar akutansi keuangan
sector public dan akutansi biaya sector public. Akutansi biaya sector public sendiri bukan murni
bagian dari akutansi keuangan sector public. Akutansi biaya sector public sendiri bukan murni
bagian dari akutansi keuangan sector public. Akutansi biaya sector public merupakan hybrid dari
akutansi keuangan dan akutansi manajemen sector public

Standart akuntansi sektor publik
Standar akuntansi merupakan pedoman umum atau prinsip-prinsip yang mengatur perlakukan
akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan untuk tujuan pelaporan kepada para pengguna
laporan keuangan, sedangkan prosedur akuntansi merupakan praktek khusus yang digunakan
untuk mengimplementasikan standar. Untuk memastikan diikutinya prosedur yang telah
ditetapkan, sistem akuntansi sektor publik harus dilengkapi dengan sistem pengendalian intern
atas penerimaan dan pengeluaran dana publik.
Penetapan standar akuntansi sangat diperlukan untuk memberikan jaminan dalam aspek
konsistensi pelaporan keuangan. Tidak adanya standar akuntansi yang memadai akan
menimbulkan implikasi negatif berupa rendahnya reliabilitas dan objektivitas informasi yang
disajikan, inkonsistensi dalam pelaporan keuangan serta menyulitkan pengauditan.
Proses penetapan dan pelaksanaan standar akuntansi sektor publik merupakan masalah yang
serius bagi praktek akuntansi, profesi akuntan, dan bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
Pembuatan suatu standar mungkin dapat bermanfat bagi suatu pihak, namun dapat juga
merugkan bagi pihak lain. Penentuan mekanisme yang terbaik dalam menetapkan keseragaman
standar akuntansi merupakan faktor penting agar standar akuntansi dapat diterima pihak-pihak
yang berkepentingan dan bermanfaat bagi pengembangan akuntansi sektor publik itu sendiri.
Menurut Mardiasmo (Mardiasmo, 2004) ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam
penetapan standar akuntansi, antara lain:
1.Standar memberikan pedoman tentang informasi yang harus disajikan dalam
laporan posisi keuangan, kinerja, dan aktivitas sebuah organisasi bagi seluruh pengguna
informasi.
2.Standar memberikan petunjuk dan aturan tindakan bagi auditor yang memungkinkan
pengujian secara hati-hati dan independen saat menggunakan keahlian dan integritasnya dalam
mengaudit laporan suatu organisasi serta saat membuktikan kewajaran.
3.Standar memberikan petunjuk tentang data yang perlu disajikan yang berkaitan dengan
berbagai variabel yang patut dipertimbangkan dalam bidang perpajakan, regulasi, perencanaan
serta regulasi ekonomi dan peningkatan efisiensi ekonomi serta tujuan sosial 1ainnya
4.Standar menghasilkan prinsip dan teori yang penting bagi seluruh pihak yang
berkepentingan dalam disiplin ilmu akuntansi.

LAPORAN KEUANGAN SEKTOR PUBLIK DAN ELEMENNYA

PENDAHULUAN
Sektor publik merupakan organisasi yang kompleks dan heterogen. Kompleksitas sektor
publik tersebut menyebabkan kebutuhan informasi untuk perencanaan dan pengendalian
manajemen lebih bervariasi. Demikian juga stakeholder sektor publik, mereka membutuhkan
informasi yang lebih bervariasi, handal, dan relevan untuk pengambilan keputusan. Tugas dan
tanggung jawab akuntan sektor publik adalah menyediakan informasi baik untuk memenuhi
kebutuhan internal organisasi maupun kebutuhan pihak eksternal.
Akuntansi sektor publik memiliki peran utama untuk menyiapkan laporan keuangan
sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik. Akuntansi dan laporan keuangan
mengandung pengertian sebagai suatu proses pengumpulan, pengolahan, dan pengkomunikasian
informasi yang bermanfaat untuk pembuatan keputusan dan untuk menilai kinerja organisasi.
Karena kebutuhan informasi di sektor publik lebih bervariasi, maka informasi tidak terbatas pada
informasi keuangan yang dihsilkan dari sistem akuntansi organisasi. Informasi non-moneter
seperti ukuran output pelayanan harus juga dipertimbangkan dalam pembuatan keputusan.
TUJUAN DAN FUNGSI LAPORAN KEUANGAN SEKTOR PUBLIK
Mardiasmo (2002) menyebutkan tujuan dan fungsi laporan keuangan sektor publik
sebagai berikut:
1) Kepatuhan dan Pengelolaan Compliance and Stewardship
Laporan keuangan digunakan untuk memberikan jaminan kepada pengguna laporan keuangan
dan pihak otoritas penguasa bahwa pengelolaan sumber daya telah dilakukan sesuai dengan
ketentutan hukum dan peraturan lain yang telah ditetapkan.
2) Akuntabilitas dan Pelaporan Retrospektif Accountability and Retrospective Reporting
Laporan keuangan digunakan sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada publik. Laporan
keuangan digunakan untuk memonitor kerja dan mengevaluasi manajemen, memberikan dasar
untuk mengamati tren antarkurun waktu, pencapaian atas tujuan yang telah ditetapkan, dan
membandingkannya dengan kinerja organisasi lain yang sejenis jika ada.
3) Perencanaan dan Informasi Otorisasi Planning and Authorization Information
Laporan keuangan berfungsi untuk memberikan dasar perencanaan kebijakan dan aktivitas di
masa yang akan datang dan memberikan informasi pendukung mengenai otorisasi penggunaan
dana.
4) Kelangsungan Organisasi Viability
Laporan keuangan berfungsi untuk membantu pengguna dalam menentukan apakah suatu
organisasi atau unit kerja dapat meneruskan menyediakan barang dan jasa (pelayanan) di masa
yang akan datang.
5) Hubungan Masyarakat Public Relation
Laporan keuangan berfungsi untuk memberikan kesempatan kepada organisasi untuk
mengemukakan pernyataan atas pretasi yang telah dicapai kepada pengguna yang dipengaruhi
karyawan dan masyarakat, serta sebagai alat komunikasi dengan publik dan pihak-pihak lain
yang berkepentingan.
6) Sumber Fakta dan Gambaran Source of Facts and Figures
Laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi kepada berbagai kelompok
kepentingan yang ingin mengetahui organisasi secara lebih dalam.
FASB dalam Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No 4: Objectives of
Financial Reporting by Nonbusiness Organizations, tujuan laporan keuangan sebagai berikut:
1) Laporan Keuangan organisasi nonbisnis hendaknya dapat memberikan informasi yang
bermanfaat untuk pembuatan keputusan yang rasional mengenai alokasi sumber daya organisasi
2) Memberikan informasi untuk membantu dalam menilai pelayanan yang diberikan oleh
organisasi nonbisnis serta kemampuannya untuk melanjutkan memeberi pelayanan tersebut.
3) Memberikan informasi yang bermanfaat dalam menilai kinerja manajer organisasi nonbisnis atas
pelaksanaan tanggung jawab pengelolaan serta aspek kinerja lainnya.
4) Memberikan informasi mengenai sumber daya ekonomi, kewajiban, kekayaan bersih, pengaruh
dari transaksi, peristiwa dan kejadian ekonomi yang mengubah sumber daya dan kepentingan
sumber daya tsb.
5) Memberikan informasi mengenai kinerja organisasi selama 1 periode.
6) Memberikan informasi mengenai bagaimana organisasi memperoleh dan membelanjakan
sumber daya kas, mengenai utang dan pembayaran kembali utang, dan mengenai faktor-faktor
yang dapat memengaruhi likuiditas organisasi
7) Memberikan penjelasan dan interpretasi untuk membantu pengguna dalam memahami informasi
keuangan yang diberikan.
Secara spesifik, tujuan khusus pelaporan keuangan sektor publik adalah menyediakan
informasi yang relevan dalam pengambilan keputusan, dan menunjukkan akuntabilitas entitas
atas sumber daya yang dipercayakan, dengan cara:
a. Menyediakan informasi mengenai sumber daya, alokasi, dan penggunaan sumber daya
keuangan.
b. Menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas mendanai aktivitasnya dan memenuhi
kebutuhan kasnya.
c. Menyediakan informasi yang berguna untuk mengevaluasi kemampuan entitas dalam
membiayai aktivitasnya dan memenuhi kewajiban serta komitmennya.
d. Menyediakan informasi mengenai kondisi keuangan suatu entitas dan perubahan yang terjadi.
e. Menyediakan informasi secara keseluruhan yang berguna dalam mengevaluasi kinerja entitas
menyangkut biaya jasa, efisiensi, dan pencapaian tujuan.
KOMPONEN-KOMPONEN LAPORAN KEUANGAN SEKTOR PUBLIK
Komponen-komponen laporan keuangan sektor publik yang lengkap meliputi:
a. Laporan Posisi Keuangan (Neraca);
Laporan Posisi Keuangan (Neraca) adalah laporan keuangan yang menyajikan posisi aktiva,
hutang, dan modal pemilik pada satu saat tertentu.
b. Laporan Kinerja Keuangan (Laporan Surplus-Defisit);
Laporan Kinerja Keuangan (Laporan Surplus-Defisit) atau Laporan Profit dan Loss adalah
laporan keuangan yang menyajikan pendapatan dan biaya selama periode tertentu.
c. Laporan Perubahan dalam Aktiva/Ekuitas Neto;
Laporan Perubahan dalam Aktiva/Ekuitas Neto menyajikan total surplus/defisit neto untuk suatu
periode; pendapatan dan biaya lainnya yang diakui secara langsung sebagai perubahan dalam
aktiva/akuitas neto; dan, setiap kontribusi oleh, dan kepada, pemilik dalam kapasitasnya pemilik.
d. Laporan Arus Kas;
Laporan Arus Kas menyajikan informasi tentang penerimaan dan pengeluaran kas selama satu
periode tertentu.
e. Kebijakan Akuntansi dan Catatan atas Laporan Keuangan.
Catatan atas laporan keuangan dari entitas harus:
(1) Menyajikan informasi mengenai dasar penyusunan laporan keuangan, dan kebijakan akuntansi
spesifik yang dipilih serta diterapkan terhadap transaksi-transaksi dan peristiwa-peristiwa pnting
lainnya;
(2) Mengungkapkan informasi yang diwajibkan oleh tandar Akuntansi Keuangan Sektor Publik,
yang tidak disajikan dalam laporan posisi keuangan, laporan kinerja keuangan, laporan arus kas,
dan laporan perubahan aktiva/ekuitas neto; dan
(3) Menyediakan informasi yang tidak disajikan pada laporan keuangan, namun persyaratan
penyajian wajar tetap diterapkan.

HAK DAN KEBUTUHAN PAMAKAI LAPORAN KEUANGAN
Pada dasarnya masyarakat (publik) memiliki hak dasar terhadap pemerintah, yaitu:
a. Hak untuk mengetahui (right to know), yaitu:
- Mengetahui kebijakan pemerintah
- Mengetahui keputusan yang diambil pemerintah
- Mengetahui alasan dilakukannya suatu kebijakan dan keputusan tertentu
b. Hak untuk diberi informasi (right to be informed), yang meliputi hak untuk diberi penjelasan
secara terbuka atas permasalahan-permasalahan tertentu yang menjadi perdebatan publik.
c. Hak untuk didengar aspirasinya (right to be heard and to be listened to).
Kebutuhan informasi pemakai laporan keuangan pemerintah, yaitu:
1. Masyarakat pengguna pelayanan publik membutuhkan informasi atas biaya, harga, dan kualitas
pelayanan yang diberikan.
2. Masyarakat pembayar pajak dan pemberi bantuan ingin mengetahui keberadaan dan penggunaan
dana yang telah diberikan. Publik ingin mengetahui apakah pemerintah telah melakukan ketaatan
fiskal dan ketaatan pada peraturan perundangan atas pengeluaran-pengeluaran yang dilakukan.
3. Kreditor dan investor membutuhkan informasi untuk menghitung tingkat risiko, likuiditas, dan
solvabilitas.
4. Parlemen dan kelompok politik memerlukan informasi keuangan untuk melakukan fungsi
pengawasan, mencegah terjadinya laporan yang bias atas kondisi keuangan pemerintah, dan
penyelewengan keuangan negara.
5. Manajer publik membutuhkan informasi akuntansi sebagai komponen sistem informasi
manajemen untuk membantu perencanaan dan pengendalian organisasi, pengukuran kinerja, dan
membandingkan kinerja organisasi antar kurun waktu dan dengan organisasi lain yang sejenis.
6. Pegawai membutuhkan informasi atas gaji dan manajemen kompensasi.
BENTUK LAPORAN KEUANGAN SEKTOR PUBLIK

TABEL: Laporan Posisi Keuangan (Neraca)

PADA TANGGAL 31 DESEMBER 20XB (dalam ribuan rupiah)
20X8 20X8 20X7 20X7
AKTIVA
Aktiva Lancar
Kas dan Setara Kas
Piutang
Persediaan
Uang Muka
Investasi
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 20XB (dalam ribuan rupiah)
20X8 20X8 20X7 20X7
Total Aktiva Lancar
Aktiva Tidak Lancar
Piutang
Investasi
Aktiva Keuangan Lainnya
Infrastruktur, pabrik dan peralatan
Tanah dan bangunan
Aktiva Tidak Berwujud
Aktiva Nonkeuangan Lainnya
Total Aktiva Tidak Lancar
Aktiva total
KEWAJIBAN
Kewajiban Lancar
Utang Usaha
Pinjaman Jangkan-Pendek
Bagian-lancar Pinjamang Jangka Panjang
Penyisihan (Provision)
Employee Benefits
Pensiun
Total Kewajiban Lancar
Kewajiban Tidak Lancar
Utang Usaha
Pinjaman
Penyisihan (Provision)
Employee benefits
Pensiun
Total Kewajiban Tidak Lancar
Kewajiban Total
Aktiva Neto
AKTIVA/ EKUITAS NETO
Modal Sumbangan
Enitas Pemerintah
Cadangan (Reserve)
Akumulasi Surplus/ (Defisit)

Partisipasi Minoritas
Aktiva/ Ekuitas Neto Total

TABEL: Laporan Kinerja Keuangan

CONTOH KLASIFIKASI BIAYA MENURUT FUNGSI
ORGANISASI SEKTOR PUBLIK
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 20X8
(dalam ribuan rupiah)

20X8 20X7
Pendapatan operasi
Pajak
Batas jasa, denda, hukuman dan perizinan
Pendapatan dari transaksi pertukaran
Transfer dari entitas pemerintah lain
Pendapatan operasi lainnya
Pendapatan operasi total
Biaya operasi
Jasa publik umum
Pertahanan
Keteraturan dan keamanan publik
Pendidikan
Kesehatan
Proteksi/ jaring pengaman sosial
Fasilitas masyarakat dan perumahan
Rekreasi, budaya dan agama
Masalah ekonomi
Proteksi lingkungan
Biaya ekonomi
Surplus/ (Defisit) dari aktiva operasi
Biaya bunga () ()
Surplus penjualan properti, pabrik dan peralatan
Pendapatan (biaya) total non-operasi
Surplus/ (defisit) dari Aktivitas Operasi
Surplus/ (defisit) saham partisipasi minoritas
Surplus/ (Defisit) Neto sebelum
Pos Luar Biasa
Pos Luar Biasa
Surplus/ (Defisit) Neto selama Periode Berjalan

TABEL: Laporan Kinerja Keuangan

CONTOH KLASIFIKASI BIAYA MENURUT HAKIKAT
ORGANISASI SEKTOR PUBLIK
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 20X8
(dalam ribuan rupiah)

20X8 20X7
Pendapatan operasi
Pajak
Batas jasa, denda, hukuman dan perizinan
Pendapatan dari transaksi pertukaran
20X8 20X7
Transfer dari entitas pemerintah lain
Pendapatan operasi lainnya
Pendapatan operasi total
Biaya operasi
Gaji, upah dan employee benefits
Grants dan pembayaran transfer lain
Perlengkapan dan barang konsumsi yang dipakai
Biaya penyusutan dan amortisasi
Biaya operas lainnya
Biaya operasi total
Surplus/ (Defisit) dari Aktivitas Operasi
Biaya keuangan () ()
Surplus penjualan properti, pabrik dan peralatan
Pendapatan (biaya) total monoperasi
Surplus/ (Defisit) dari Aktiva Biasa
Surplus/ (Defisit) saham partisipasi minoritas
Surplus/(Defisit) Neto Sebelumnya
Pos Luar Biasa
Pos Luar Biasa
Surplus/(Defisit) Neto selama Periode Berjalan

TABEL: Laporan Arus Kas menurut Metode Tidak Langsung
ORGANISASI SEKTOR PUBLIK
LAPORAN ARUS KAS
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 20X8

20X8
ARUS KAS DARI AKTIVA OPERASI
Surplus/(defisit) dari aktivitas biasa Rp
Perubahan Nonkas Rp
Penyusutan
Amortisasi
Peningkatan penyisihan piutang ragu-ragu
Peningkatan utang
Peningkatan pinjaman
Peningkatan penyisihan terkait dengan biaya karyawan
Laba/rugi penjualan investasi ()
Peningkatan aktivitas lancar lainnya ()
Peningkatan investasi karena evaluasi ()
Peningkatan piutang ()
Pos luar biasa
Arus kas neto dari aktivitas operasi Rp
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Pembelian bangunan dan peralatan ()
20X8
Hasil penjulanan bangunan dan peralatan
Hasil penjualan investasi
Pembelian sekuritas mata uang asing ()
Arus kas neto dari aktivitas investasi Rp
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PEMBIAYAAN
Penerimaan dari pinjaman
Pembayaran kembali pinjaman ()
Distribusi/ dividen kepada pemerintah ()
Arus kas neto dari aktivitas pembiayaan Rp
Kenaikan/(penurunan) neto kas dan setara kas
Kas dan setara kas awal periode
Kas dan setara kas akhir periode Rp

TABEL: Laporan Arus Kas menurut Metode Langsung
ENTITAS SEKTOR PUBLIK
LAPORAN ARUS KAS
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 20X8
(dalam ribuah rupiah)

20X8
ARUS KAS DARI AKTIVA OPERASI
Penerimaan
Perpajakan
Perpajakan
Penjualan barang dan jasa
Hibah
Penerimaan bunga
Pembayaran
Biaya Karyawan ()
Pensiunan ()
Penerima bunga ()
Penerima lainnya ()
Arus kas neto dari aktivitas operasi Rp
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Pembelian peralatan ()
Hasil penjualan peralatan
Hasil penjualan investasi
Pembelian sekuritas mata uang asing ()
Arus kas neto dari aktivitas investasi ()
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PEMBIAYAAN
Penermaan dari pinjaman
Pembayaran kembali pinjaman ()
Distribusi/ dividen dari BUMD
Arus kas neto dari aktivitas pembiayaan Rp
20X8
Kenaikan/ (penurunan) neto kas dan setara kas
Kas dan setara kas awal periode
Kas dan setara kas akhir periode Rp

SISTEM PELAPORAN KEUANGAN SEKTOR PUBLIK
1. Dasar Kas (Cash Base)
Sistem akuntansi dasar kas hanay mengakui arus kas masuk dan arus kas keluar. Akun keuangan
akhirnya akan dirangkum dalam buku kas. Laporan keuangan tidak bias dihasilkan apabila tidak
ada data tentang aktiva dan kewajiban. Penjualan hanya dicatat bila kas diterima, sehingga tidak
ada pos piutang. Pembelian dicatat saat kas dibayarkan sehingga tidak ada utang.
Laporan arus kas banyak dipakai dalam akuntansi bisnis, namun sebagai tambahan atas
laporan pendapatan dan laporan posisi keuangan. Ada satu buku yang sangat penting dan
berharga mengenai akuntansi arus kas bagi dunia usaha yang menyatakan bahwa laporan
akuntansi aktrual tradisional terlalu subjektif dan menyembunyikan informasi penting tentang
kinerja organisasi.
Akuntansi arus kas dipraktikkan di berbagai organisasi sektor publik, misalnya akun
enerimaan dan pembayaran yang sederhana dari kegiatan derma kecil, dan yang terpenting
jumlah uang yang digunakan adalah akun kas pemerintah.

2. Dasar Akrual (Acrual Base)
Definisi konsep akuntansi akrual sebagaimana tercantum pada SSAP 2 adalah sebagai berikut:
Penerimaan dan biaya bertambah (diakui karena diperoleh atau dimasukkan bukan sebagai uang
yang diterima atau dibayarkan) dalam jumlah yang sesuai satu sama lain, dapat dipertahankan
atau dianggap benar, dan berkaitan dengan rekening laba dan rugi selama periode yang
bersangkutan.
Kepastian penerimaan secara hokum sangat ditentukan dengan faktur yang telah diterbitkan.
Kepastian munculnya biaya ditentukan dengan penerimaan jasa/barang.
Penerapan dasar akrual lebih mengutamakan laporan yang dihasilkan untuk kepentingan
kreditor dan debitor. Oleh karena itu, organisasi sektor publik akan membuat catatatan yang
sangat teliti dari para debitor dan kreditor. Jadi, system akuntansi yang dibangun dapat dipilah
mana yang berorientasi utang dan piutang.
Setiap organisasi publik mempunyai daftar laporan yang jumlahnya mungkin berbeda satu
dengan yang lain karena perbedaan proses kerja organisasi. Namun ada juga persamaan karena
alur penerimaan dan pembayaran terjadi secara konsisten antarorganisasi.
Keunggulan dan Kelemahan Dasar Akrual
1. Penerimaan dan pengeluaran dalam laporan operasi berhubungan dengan penerimaan dan
pemasukannya, yang berarti dasar akrual memberikan alat ukur atas barang/jasa yang dikosumsi,
diubah, serta diperoleh; sementara dasar kas menyediakan alat ukur atas arus kas masuk dank as
keluar.
2. Dasar akrual menunjukkan gambaran tentang pendapatan. Perubahan pendapatan Yng diperoleh
menurut dasar akrual dan besarnya biaya historis adalah alat ukur kinerja yang diterima.
3. Dasar akrual dapat dijadikan alat ukur modal. Secara historis, nilai modal yang diinvestasikan
dalam organisasi public akan berusaha dipertahankan. Gagsan mempertahankan modal ini dapat
diartikan bahwa pendapatan hanya diakui setelah modal dipertahankan seutuhnya.
Dalam dasar akrual, biaya historis sebuah asset merupakan nilai awal. Jika asset tersebut
merupakan modal organisasi, nilai awalnya adalah nilai modal yang disetorkan. Apabila
kemudian modal asset tersebut dijual dengan harga melampaui nilai historisnya, keuntungan
akan diakui sebagai pendapatan. Inilah kelemahan biaya historis. Keuntungan yang didapatkan
harus merupakan selisih lebuh nilai jual dibandingkan nilai pasar asset pada saat itu. Nilai pasar
asset saat itu lebih riil digunakan kerena asset telah disusutkan dan digunakan manfaatnya.

Beberapa masalah aplikasi dasar akrual dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
1. Penetuan pos dan besaran transaksi dicatat dalam jurnal yang dilakukan oleh individu yang
bertugas mencatatnya. Pengaruh subjektivitas individu pencatat transaksi cukup besar.
2. Relevansi akuntansi akrual menjadi terbatas ketika dikaitkan dengan nilai historis dan inflasi.
3. Jika dibandingkan dengan dasar kas, penyesuaian akrual membutuhkan prosedur administrasi
yang lebih rumit sehingga lebih mahal.
4. Peluan terjadinya manipulasi keuangan sulit dikendalikan. Peluang manipulasi ternuka ketika
apabila pengeluaran uang dilakukan tanpa melalui prosedur, terutama untuk pengeluaran uang
dibawah normal.

3. Akuntansi Dana (Fund Accounting)
Akuntansi dana merupakan salah satu alternatif system akuntansi di sektor publik yang
dikembangkan dari dasar kas dan pengendalian anggaran. Bagi sektor publik, dana kas setor
publik cukup penting dan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan. Besarnya dana kas
sangat mempengaruhi anggaran organisasi, sehingga system akuntansi lebih memprioritaskan
pengelolaan dana kas.
Sistem akuntansi dana mengakui transaksi organisasi ketika komitmen sudah disepakati. Ini
berarti transaksi belum diakui ketika kas dibayar atau diterima, atau ketika faktur diterima atau
dikeluarkan, namun lebih awal lagi, yaitu ketika pesanan dikirim atau diterima.
Fungsi dan Permasalahan Akuntansi Dana
Fungsi pertama akuntansi dana adalah sebagai pengendalian anggaran. Dasar pemikirannya
adalah manajer tidak bias mengendalikan laporan bulanan, dan proses menghasilkan laporan
tersebur adalah sejak transaksi terjadi. Peranan manajer sangat menentukan seberapa besar
pencairan anggaran yang telah disepakati. Manajer dapat mengendalikan kesesuaian catatan
dengan anggaran yang disepakati.
Akuntansi dana berkonsentrasi pada pesanan yang dikirimkan. Pesanan yang diterima, yang
berkaitan dengan penerimaan tidak akan diperhitungakan sampai faktur dikirimkan. Jadi,
masalah pengendalian anggaran tidak mempengaruhi penerimaan.
Walaupun akuntansi dana dapat mengendalikan anggaran, permasalahan penerapannya pada
laporan keuangan tidak dapat dihindarkan.laporan keunagn mengungkapkan pengeluaran yang
didikung bukti pemesanan. Pembatalan pemesanan secara hukum tidak akan berdampak apa-apa.
Permasalahan akuntansi akrual akan muncul dalam akuntansi dana. Manajer akan mengalami
masalah dengan pengeluaran anggran di bawah target dalam bulan-bulan tertentu, dimana
kekurangn tersebut akan ditutup pada bulan berikutnya. Dalam akuntansi dana manajer dapat
mengirimkan pesanan beberapa hari sebelum akhir tahun untuk memenuhi anggaran. Akuntansi
dana memberikan peluang kontribusi ke cadangan umum pada akhir tahun dan menjadikan
kontribusi itu sebagai pembiayaan.
Jika akuntansi dana yang diterapkan selama periode tertentu, pengubahan menjadi akrual
biasanya dilakukan pada akhir tahun dan penyesuaian akunnya sebagai berikut:
Pesanan yang dikirim xx
Pengeluaran no. 1 a/c xx
Pengeluaran no. 2 a/c xx
RINGKASAN
Akuntansi sektor publik memiliki peran utama untuk menyiapkan laporan keuangan
sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik dilihat dari sisi internal entitas,
laporan keuangan sektor publik merupakan alat pengendalian dan evaluasi kinerja manajerial dan
organisasi. Sedangkan dari sisi eksternal, laporan keuangan merupakan alat pertanggungjawaban
kepada publik dan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan.
DAFTAR PUSTAKA

Bastian, Indra, 2006, Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Bastian, Indra, 2010, Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Nordiawan, Deddi, (2011), Akuntansi Sektor Publik, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Mardiasmo, 2002, Akuntansi Sektor Publik, Penerbit Andi, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai