Anda di halaman 1dari 8

AKUNTANSI KEUANGAN SEKTOR PUBLIK

Prof. Dr. Nirwana, SE., AK., M.Si.,CA

MATERI KULIAH
“TEKNIK AKUNTANSI KEUANGAN SEKTOR PUBLIK”

OLEH:
ASHARIANI (A014231005)

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2023
TEKNIK AKUNTANSI KEUANGAN SEKTOR PUBLIK

Teknik Akuntansi keuangan sektor publik, pembahasan difokuskan pada


akuntansi keuangan. Akuntansi keuangan sektor publik sangat erat kaitannya dengan
fungsi akuntansi sebagai penyedia informasi keuangan untuk pihak eksternal
organisasi. Disektor publik, kebutuhan akan informasi akuntansi semakin tinggi seiring
dengan semakin meningkatnya akuntabilitas publik dan transparansi oleh lembaga-
lembaga publik. Laporan keuangan sektor publik menjadi instrument utama untuk
menciptakan akuntabilitas publik. Untuk menghasilkan laporan keuangan sektor publik
yang relevan dan handal, maka diperlukan standar akuntansi keuangan sektor publik
dan system akuntansi sektor publik. Pengembangan standar akuntansi keuangan
sektor publik merupakan suatu yang sangat krusial, karena kualitas standar akuntansi
secara langsung akan mempengaruhi kualitas laporan keuangan.
Dengan demikian pada bahan ajar ini perlu dikembangkan system akuntansi
yang handal yang mampu memfasilitasi dihasilkannya laporan keuangan yang dapat
dipercaya.
Untuk menghasilkan Laporan Keuangan sektor publik yang relevan dan dapat
diandalkan, terdapat beberapa kendala (constraints) yang dihadapi akuntansi sektor
publik.
Hambatan tersebut adalah:
1. Objektivitas
2. Konsistensi
3. Daya banding
4. Tepat waktu
5. Ekonomis dalam penyajian laporan
6. Materialitas
1. Objektivitas
Objektivitas merupakan kendala utama dalam menghasilkan laporan keuangan
yang relevan. Laporan keuangan disajikan oleh manajemen untuk melaporkan
kinerja yang telah dicapai oleh manajemen selama periode waktu tertentu kepada
pihak eksternal yang menjadi Stakeholder organisasi.
Seringkali terjadi masalah objektivitas laporan kinerja disebabkan oleh adanya
benturan kepentingan antara kepentingan manajemen dengan kepentingan
stakeholder. Manajemen tidak selalu bertindak untuk kepentingan stakeholder,
namun seringkali ia bertindak untuk memaksimumkan kesejahteraan mereka dan
mengamankan posisi mereka tanpa memandang bahaya yang ditimbulkan terhadap
stakeholder yang lain, misalnya karyawan, investor, kreditor dan masyarakat.
2. Konsistensi
Konsistensi mengacu pada penggunaan metode atau teknik akuntansi
yang sama untuk menghasilkan laporan keuangan organisasi selama beberapa
periode waktu secara berturut – turut. Tujuannya adalah agar laporan keuangan
dapat diperbandingkan kinerjanya dari tahun ke tahun. Konsitensi penerapan
metode akuntansi merupakan hal yang sangat penting karena organisasi
memiliki orientasi jangka panjang (going concern), sedangkan laporan keuangan
hanya melaporkan kinerja selama satu periode. Oleh karena itu, agar tidak
terjadi keterputusan proses evaluasi kinerja organisasi oleh pihak eksternal,
maka organisasi perlu konsisten dalam menerpakan metode akuntansinya.
3. Daya Banding
Laporan keuangan sektor publik hendaknya dapat diperbandingkan antar
periode waktu dan dengan instansi lain yang sejenis. Dengan demikian, daya
banding laporan keuangan dapat digunakan untuk membandingkan kinerja
organisasi dengan organisasi lain yang sejenis. Kendala daya banding terkait
dengan objeltivitas karena semakin objektif suatu laporan keuangan maka akan
semakin tinggi daya bandingnya karena dengan dasar yang sama akan dapat
dihasilkan laporan yang berbeda. Selain itu, daya banding juga terkait dengan
konsitensi. Adanya beberapa alternatif penggunaan metode akuntansi juga dapat
menyulitkan tercapainya daya banding.
4. Tepat Waktu
Laporan keuangan harus disajikan tepat waktu agar dapat digunakan
sebagai dasar pengambilan keputusan ekonomi, sosial, dan politik serta untuk
menhindari tertundanya pengambilan keputusan tersebut. Kendala ketepatan
waktu penyajian laporan terkait dengan lama waktu yang dibutuhkan oleh
organisasi untuk menghasilkan laporan keuangan. Semakin cepat waktu
penyajian laporan keuangan, maka akan semakin baik untuk pengambilan
keputusan. Permasalahannya adalah semakin banyak kebutuhan informasi,
maka akan semakin banyak pula waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan
berbagai informasi tersebut. Laporan keuangan mungkin disajikan tidak tepat
waktu sehingga tidak relevan untuk pengambilan keputusan meskipun disajikan
lebih awal.
5. Ekonomis dalam Penyajian Laporan
Penyajian laporan keuangan membutuhkan biaya. Semakin banyak
informasi yang dibutuhkan semakin besar pula biaya yang dibutuhkan. Kendala
ekonomis dalam penyajian laporan keuangan bisa berarti bahwa manfaat yang
diperoleh harus lebih besar dari biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan
laporan tersebut.
6. Materialitas
Suatu informasi dianggap material bila mempengruhi keputusan, atau jika
informasi tersebut dihilangkan akan menghasilkan keputusan yang berbeda.
Penentuan materialitas memang bersifat pertimbangan subjektif (subjective
judgement), namun pertimbangan tersebut tidak dapat dilakukan menurut selera
pribadi. Pertimbangan yang digunakan merupakan Professional judgement yang
mendasarkan pada teknik tertentu.
Teknik akuntansi keuangan yang dapat diadopsi sektor publik, yaitu :
1. Akuntansi Anggaran
2. Akuntansi Komitmen
3. Akuntansi Dana
4. Akuntansi Kas
5. Akuntansi Akrual
Pada dasarnya kelima teknik akuntansi tersebut tidak bersifat mutually
exclusive artinya, penggunaan salah satu teknik akuntansi tsb tidak menolak
penggunaan teknik yang lain. Dengan demikian, suatu organisasi dapat
menggunakan teknik akuntansi yang berbeda–beda, bahkan dapat
menggunakan kelima teknik tersebut dalam waktu yang bersamaan.
Akuntansi kas, akuntansi akrual, dan akuntansi komitmen berbeda satu
dengan lainnya karena adanya perbedaan waktu pengakuan pendapatan dan
biaya. Dalam hal pengakuan pendapatan, pada dasarnya terdapat dua langkah
yang mempengaruhi pencatatan, yaitu pada saat barang dikirim dan faktur
dikeluarkan, dan pada saat barang dikirim dan faktur dibayar.
1. Akuntansi anggaran
Akuntansi anggaran (budgetary accounting) mengacu pada praktik yang
dilakuakan oleh banyak organisasi sektor publik, khususnya pemerintah dalam
upaya menyajikan akun-akun operasinya dengan menggunakan format yang
sama dengan anggarannya. Tujuan praktik ini adalah untuk menekankan
peranan anggaran dalam siklus perencanaan, pengendalian, dan
pertanggungjawaban. Ide dibalik akuntansi anggaran ini adalah untuk
kemudahan. Kesulitan biasanya muncul karena organisasi yang berbeda
biasanya mengadopsi format pelaporan yang berbeda pula. Hal ini disebabkan
oleh suatu fakta bahwa perbedaan intrinstik antara jasa yang diberikan dalam
organisasi yang berbeda telah tercermin dalam anggaran mereka.
Hasil yang lebih bermakna dapat diperoleh dengan membuat akun-akun
anggaran yang diklasifikasikan dengan cara tertentu yang spesifik terhadap jasa
tertentu namun hal ini menyebabkan ketidakseragaman dalam format akuntansi
anggaran. Ada masalah signifikan bahwa organisasi yang berjenis sama dan
memberikan jasa yang sama mungkin memiliki perlakuan yang berbeda
walaupun akuntansi anggaran telah diadopsi oleh mereka. Hal ini timbul karena
ada dua masalah, yaitu :
a. Level agregasi
Contoh yang baik di mana level agregasi yang diadopsi oleh akun-akun
anggaran mempengaruhi daya bandingnya ada di pemerintah daerah. Satu
otoritas mungkin menerbitkan akun-akun anggarannya untuk jasa pendidikan
secara keseluruhan. Kekurangan lain dari akuntansi anggaran terletak pada
seberapa sering, atau seberapa intensifkah laporan keuangan membandingkan
antara anggaran dengan yang aktual terjadi dan menjelaskan perbedaannya.
Banyak organisasi yang membuat akun-akun anggaran seiring dengan anggaran
namun hanya membandingakan dua diantaranya secara global. Contoh, akun-
akun dan anggaran mungkin saja dibuat secara detail tetapi hanya total
pembelanjaan bersih untuk setiap divisi yang memberikan jasa tersebut saja
yang dibandingkan dengan anggaran, menunjukan apakah ada pembelanjaan
yang kurang atau berlebih untuk semua akun, namun hanya untuk menjelaskan
perbedaan yang signifikan. Perbedaan yang jumlahnya melebihi presentase atas
anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya namun tidak dapat dijelaskan oleh
perubahan tingkat harga umum.
b. Logika dari akuntansi anggaran
Logika dari akuntansi anggaran adalah bahwa anggaran dan akun-akun
harus dibandingkan secara berkesinambungan sehingga tindakan dapat diambil
untuk memperbaiki perbedaan tersebut. Hal ini berlaku bagi pengguna eksternal
dan internal dari informasi. Dengan melaporkan hanya dua kolom (anggaran dan
aktual saja), tidak hanya tujuan utama dari akuntansi anggaran ini saja yang
tidak dapat tercapai, melainkan akan memerlukan banyak waktu untuk
menjawab pertanyaan pengguna yang spesifik atas perbedaan yang dapat di
hindarkan apabila akun-akun itu sendiri telah menyediakan analisis yang releven.
Kesimpulan yang dapat ditarik adalah bahwa akuntansi anggaran lebih berfokus
pada bentuk akunnya dari pada isinya.
2. Akuntansi Komitmen
Akuntansi komitmen (commitment accounting) dapat digunakan bersama,
baik dengan basis akuntansi kas maupun akrual. Karena tidak masuk akal untuk
menggunakan akuntansi komitmen tersebut untuk beban karyawan, maka
akuntansi komitmen hanya mencakup salah satu bagian kecil dalam anggaran
organsisasi. Sebagai konsekuensinya, akuntansi komitmen ini hanya merupakan
subsistem dalam sistem akuntansi utama organisasi. Meskipun demikian,
akuntansi komitmen ini dapat menjadi sangat penting, terutama bagi pemegang
anggaran.
3. Akuntansi Dana
Sumber daya keuangan berupa dana yang disediakan untuk digunakan
oleh organisasi nirlaba atau institusi pemerintah biasanya mempunyai
keterbatasan penggunaan dalam arti dana-dana tersebut dibatasi
penggunaannya untuk tujuan atau aktivitas tertentu yang terkadang merupakan
syarat dari pihak eksternal yang merupakan penyedia dana.
Tidak seperti perusahaan swasta yang mencari laba, organisasi sektor
publik mempunyai tujuan-tujuan yang spesifik. Dengan latar belakang seperti itu
perusahaan swasta dapat mengyunakan sumber daya yang dimiliki untuk
keperluan apapaun yang penting bagi meraka adalah adanya laba yang berbeda
dengan organisasi sektor publik dimana sumber daya yang ada harus digunakan
dengan tujuan tertentu.
4. Akuntansi Kas
Penerapan akuntansi kas, pendapatan dicatat pada saat kas diterima dan
pengeluaran dicatat pada saat kas dikeluarkan. Kelebihan cash basis adalah
mencerminkan pengeluaran yang riil, actual, dan objektif. Namun, GAAP tidak
membenarkan pencatatan dengan dasar kas karena tidak dapat mencerminkan
kinerja yang sesungguhnya. Dengan cash basis tingkat efisiensi dan efektifitas
suatu kegiatan, program, aktivitas tidak dapat diukur dengan baik.
Sebagai contoh, penerimaan kas dari pinjaman akan dicatat sebagai
pendapatan (revenue) bukan utang. Untuk mengoreksi hal tersebut kebanyakan
sistem akuntansi kas tidak hanya mengakui kas saja tapi juga mengakui aktiva
dan utang yang timbul sebelum terjadi transaksi kas. Namun, koreksi semacam
ini tidak dapat mengubah kenyataan setiap waktu, obligasi yang beredar dalam
bentuk kontrak atau order pembelian yang dikeluarkan tidak tampak pada
catatan akuntansi. Konsekuensinya adalah saldo yang tercatat akan dicatat
overstated. Hal tersebut dapat mengakibtkan pemborosan anggaran.
5. Akuntansi Akrual
Akuntansi akrual dianggap lebih baik daripada akuntansi kas. Teknik
akuntansi akrual diyakini dapat menghasilkan laporan keuangan yang lebih
dapat dipercaya, akurat, komprehensif, dan relevan untuk pengambilan
keputusan ekonomi, social, politik.
Basis akrual diterapkan agak berbeda antara properiority fund (full
accrual) dan governments fund (modified accrual) karena biaya (expense) diukur
dalam properiority fund, sedangkan expenditure difokuskan pada general fund.
Expense adalah jumlah sumber daya yang dikonsumsi selama periode
akuntansi. Expenditure adalah jumlah kas yang dikeluarkan dan atau
dialokasikan selama periode akuntansi. Karena governments fund tidak memiliki
catatan modal dan utang (dicatat dan dikategorikan dalam aktiva tetap dan utang
jangka panjang), expenditure yang diukur, bukan expense.
Berbeda dengan governments fund, yang menjadi kepenting-an
properiority fund dan juga organisasi bisnis adalah net income. Full accrual
accounting digunakan untuk mencatat revenue ketika diperoleh (earned) dan
biaya (expense) pada saat terjadi (incurred). Dengan kata lain, biaya dicatat
ketika utang terjadi tanpa memandang kapan pembayaran dilakukan.
Pada governmental fund, hendaknya digunakan modified accrual basis.
Expenditure di – accrued tetapi revenue dicatat berdasarkan cash basis yaitu
pada saat diterima bukan pada saat diperoleh. Pendapatan seperti PPN, PPh,
dan fee retribusi dihitung pada saat kasnya. Salah satu pengecualian adalah
property tax (PBB) yang di-accrued karena jumlahnya dapat diestimasi secara
lebih pasti.
Pengaplikasian accrual basis dalam akuntansi sektor publik pada
dasarnya adalah untuk menentukan cost of service dan charging of service yaitu
untuk mengetahui besarnya biaya yang dibutuhkan untuk menghasilkan
pelayanan publik serta penentuan harga pelayanan yang dibebankan ke publik.
Hal ini berbeda dengan tujuan pengaplikasian accrual basis dalam sektor swasta
yang dapat digunakan untuk mengetahui dan membandingkan besarnya biaya
terhadap pendapatan (proper matching cost against revenue). Perbedaan ini
disebabkan karenan pada sektor swasta orientasi lebih difokuskan pada usaha
untuk memaksimumkan laba (profit oriented) sedangkan pada sektor publik
orientasi difokuskan pada optimalisasi pelayanan publik (public service oriented).

Anda mungkin juga menyukai