Anda di halaman 1dari 13

TUGAS KELOMPOK

AKUNTANSI PEMERINTAHAN
Dosen : Karlina Ghazalah Rahman, SE.,M.Ak

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 2 (DUA)
DWI RATU AYU PUTRI PASERU (2020222605)

NURUL FAJRIAH. AY (2020222586)

DIMAN (2017222156)

INSTITUT TEKNOLOGI DAN BISNIS


NOBEL INDONESIA MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat dan rahmat-Nya
lah sehingga kami dapat menyusun makalah ini yang berisikan tentang “konsep dasar
keuangan pemerintah”. Dimana maksud dari penyusunan makalah ini adalah sebagai
kewajiban untuk melengkapi tugas kelompok sebagai mahasiswa Institut Teknologi Dan
Bisnis Nobel Indonesia Makassar untuk jurusan Akuntansi untuk mata kuliah Akuntansi
Pemerintahan.

Makalah ini disusun sesuai infomasi yang telah dijelaskan oleh dosen dan juga
bedasarkan hasil pencarian referensi pada media elektronik internet yang disusun secara
sederhana guna memenuhi kebutuhan mahasiswa yang ingin mempelajari tentang konsep
dasar keuangan pemerintahan. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih
terdapat kekurangan baik dalam isi maupun sistematika penulisannya. Hal ini disebabkan
karena keterbatasan pengetahuan dan wawasan yang kami miliki serta kami hanya manusia
biasa yang takluput dari kesalahan.

Oleh karena itu, kami berharap kepada pembaca untuk memberikan saran dan kritik
yang bersifat membangun guna untuk menyempurnakan makalah ini dan dapat menjadi
acuan dalam menyusun makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat,
khususnya untuk kami yang meyusun makalah ini dan umumnya untuk para pembaca
makalah ini. kami sebagai penyusun makalah ini mohon maaf apabila dalam penulisan
makalah terdapat kesalahan pengetikan dan kekeliruan sehingga membingungkan pembaca
dalam memahami maksud penulis. Sekian dan terima kasih.

Makassar, 13 oktober 2021

Peyusun,
KELOMPOK 2
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Akuntansi merupakan suatu ilmu yang didalamnya berisi bagaimana manusia
berfikir sehingga menghasilkan suatu kerangka pemikiran konseptual tentang
perinsip, standar, asumsi, teknik, serta prosedur yang ada dijadikan landasan dalam
pelaporan keuangan. Pelaporan keuangan tersebut harus berisi informasi-informasi
yang berguna dalam membantu pengambilan keputusan bagi para pemakainya.
Seperti ilmu-ilmu lainnya, ilmu akuntansi juga berkembang sesuai perkembangan
teknologi dan peradaban manusia. Selain itu, faktor kebutuhan juga ikut serta dalam
perkembangan akuntansi itu sendiri. Akan tetapi, baik akuntansi maupun ilmu-ilmu
lain tidak berkembang dengan sendirinya tanpa adanya hal yang cukup berarti yang
dapat mendorong akuntansi tersebut berkembang dan bertahan hingga sekarang.
Pada saat ini telah banyak jenis ilmu akuntansiyang telah dikembangkan yang
terdiri dari akuntansi bisnis, akuntansi sosial, dan akuntansi pemerintahan dan pada
makalah ini akan dibahas tentang konsep dasar keuangan pemerintahan, dasar hukum
yang mengatur , pertanggungjawaban, serta pengelolaan keuangan pemerintah dimana
Pada umumnya tujuan akuntansi pemerintahan adalah menyajikan informasi bagi para
pengambil keputusan tentang kejadian-kejadian ekonomi yang penting dan mendasar
serta membantu mempersiapkan informasi tentang bagaimana cara mereka
mengalokasikan sumber-sumber yang serba terbatas seperti modal, tenaga kerja, tanah
dan bahan baku guna mencapai tujuan yang diinginkan oleh pemerintah.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Keuangan Pemerintah
2. Ruang Lingkup Keuangan Pemerintah
3. Dasar Hukum Keuangan Pemerintah
4. Pertanggungjawaban Keuangan Pemerintah
5. Pengelolaan Keuangan Pemerintahan
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu keuangan pemerintah
2. Untuk mengidentifikasi ruang lingkup keuangan pemerintah
3. Untuk memahami dasa hukum yang mengatur keuangan pemerintah
4. Untuk lebih memahami bagaimana pertanggungjawaban serta pengelolaan
keuangan pemerintah
5. Untuk lebih transparan si tentang bagaimana pemerintah mendistribusikan
keuangan pemerintah sesuai tempatnya

PEMBAHASAN

A. Pengertian Keuangan Pemerintah


Pada dasarnya, akuntansi pemerintah merupakan bentuk aplikasi akuntansi di
bidang keuangan negara, baik keuangan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah
yang dikhususkan pada tahap pelaksanaan anggaran. Akuntansi pemerintahan berbeda
dengan akuntansi komersial pada umumnya. Akuntansi pemerintahan memiliki
Karakteristik yang berbeda menurut ahli yaitu sebagai berikut :
1. Revrisond Baswir, Menurut Revrisond Baswir, akuntansi pemerintah merupakan
suatu bidang Akuntansi yang berhubungan dengan lembaga pemerintahan seperti
instansi Pemerintahan pusat dan daerah.
2. Bachtiar Arif, Akuntansi pemerintah adalah suatu aktivitas pemberian jasa untuk
memberikan Informasi keuangan pemerintah menurut proses pencatatan,
pengklasifikasian, Pengikhtisaran suatu transaksi keuangan pemerintah, serta
penafsiran Berdasarkan informasi keuangan tersebut.
3. Abdul Halim, Akuntansi pemerintah merupakan suatu bentuk kegiatan jasa yang
dengan Tujuan memberikan informasi akuntansi yang sifatnya kuantitatif terutama
yang bersifat keuangan dari entitas pemerintah guna pengambilan keputusan.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa akuntansi
Pemerintah daerah merupakan proses pengidentifikasian, pengukuran, Pencatatan,
dan pelaporan transaksi ekonomi (keuangan) dari entitas pemerintah Daerah
(Kabupaten, Kota, atau Provinsi) yang dijadikan sebagai informasi dalam Rangka
pengambilan keputusan ekonomi oleh pihak-pihak ekstern entitas Pemerintah
daerah yang memerlukan.
Adapun yang dimaksud dengan keuangan negara adalah semua hak dan
kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa
uang maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik Negara berhubung dengan
pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut. Keuangan negara merupakan aspek
terpenting dalam proses penyelenggaraan negara dimana proses pembangunan
tidak akan berjalan lancar apabila keuangan negara terganggu atau tidak stabil.
Selain keuangan negara, pengertian keuangan pemerintahan atau daerah adalah
semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan
daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk didalamnya segala bentuk
kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah tersebut.

B. Ruang Lingkup Keuangan Pemerintah


Undang-undang nomor 17 tahun 2003 tentang keuangan negara dalam Pasal 2
mengatur tentang ruang lingkup keuangan negara yang meliputi:
1. Hak negara memungut pajak, mengeluarkan dan mengedarkan uang dan
melakukan pinjaman
2. Kewajiban negara untuk melakukan tugas layanan umum pemerintahan negara
dan membayar tagihan pihak ketiga
3. Pengeluaran negara.
4. Penerimaan negara
5. Penerimaan daerah.
6. Pengeluaran daerah
7. Kekayaan negara/daerah yang dikelola sendiri atau pihak lain berupa uang, surat
berharga, piutang, barang, serta hak-hak lain yang dapat dinilai dengan uang,
termasuk kekayaan yang dipisahkan pada perusahaan negara/daerah.
8. Kekayaan pihak lain yang dikuasai pemerintah dalam rangka penyelenggaraan
tugas pemerintahan dan/atau kepentingan umum.
9. Kekayaan pihak lain yang diperoleh dengan menggunakan fasilitas yang diberikan
pemerintah.

C. Dasar Hukum Keuangan Pemerintah


Dalam menerapkan hukum tentunya terdapat landasan yang mampu
memperkuat kedudukan hukum tersebut. Landasan hukum keuangan negara tidak
hanya terletak di pembukaan Undang Undang Dasar (UUD) 1945 tetapi juga di pasal
23A hingga 23E UUD 1945 yang berkaitan dengan keuangan negara. Terdapat
beberapa landasan lain yang berasal dari undang undang (UU). UU yang dimaksud
antara lain seperti UU no. 17 tahun 2013 tentang keuangan negara, UU no. 1 tahun
2004 tentang pembendaharaan negara, UU no. 3 tahun 2004 tentang Bank Indonesia
dan lain sebagainya. Hukum keuangan ini memiliki kedudukan di hukum publik
namun tidak tertutup kemungkinan untuk berada di hukum privat juga yang
bersinggungan dengan kepentingan negara. Oleh karena itu, hukum ini memiliki
jangkauan yang termasuk luas.

D. Pertanggungjawaban Keuangan Pemerintah


Berdasarkan UU No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara, khususnya
pasal 30-32 menjelaskan tentang bentuk pertanggungjawaban keuangan negara.
Dalam ketentuan tersebut, baik Presiden maupun Kepala Daerah seperti Gubernur,
Bupati, dan Walikota diwajibkan untuk menyampaikan pertanggungjawaban
pelaksanaan APBN/APBD kepada DPR/DPRD berupa laporan keuangan yang telah
diperiksa oleh BPK selambat-lambatnya 6 bulan setelah tahun anggaran berakhir
(Bulan Juni tahun berjalan). Dalam rangka pengelolaan keuangan daerah yang
akuntabel dan transparan, sehingga Pemerintah Daerah wajib menyampaikan
pertanggungjawaban berupa Laporan pertanggung jawaban keuangan pemerintah
yang terdiri dari 7 komponen laporan keuangan pemerintah yang dikelompokkan
menjadi 2 yaitu laporan pelaksanaan anggaran dan laporan finansial.
Yang dimana laporan keuangan pemerintah yang dikelompokkan dalam
laporan pelaksanaan anggaran dan laporan finansial adalah sebagai berikut:
1. Laporan pelaksanaan anggaran yang terdiri dari 2 laporan yaitu :
1) Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Merupakan laporan yang menyajikan
ikhtisar sumber, alokasi, dan pemakaian sumber daya keuangan yang
dikelola oleh pemerintah, yang menggambarkan perbandingan antara
anggaran dan dan realisasinya dalam satu priode pelaporan. Yang mana
struktur dan isi pelaporan ini adalah:
a. Pendapatan LRA
b. Belanja
c. Transfer
d. Surplus/ defisit LRA
e. Pembiayaan
f. Sisa lebih/ kurang pembiayaan anggaran SILPA/SIKPA
2) Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (LP-SAL), Adalah laporan
yang menyajikan informasi kenaikan atau penurunan saldo anggaran lebih
tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dimana
strukturnya terdiri dari:
a. Saldo Anggaran Lebih Awal
b. Penggunaan Saldo Anggaran Lebih (SAL)
c. Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran Tahun Berjalan
SILPA/SIKPA
d. Koreksi Kesalahan Pembukuan Tahun Sebelumnya
e. Saldo Anggaran Lebih (SAL) Akhir
2. Laporan pertanggung jawaban yang termasuk dalam laporan finansial ada 5
yaitu:
1) Laporan Operasional (LO), Adalah laporan yang menyajikan ikhitisar
sumber daya ekonomi yang menambah ekuitas dan penggunaannya yang
dikelola oleh pemerintah untuk kegiatan penyelenggaraan pemerintahan
dalam satu proide pelaporan. Apabila kita mempelajari akuntansi
komersial atau akuntansi pada perusahaan laporan operasional ini memiliki
kemiripan dengan laporan laba rugi atau income steatment. Struktur dan isi
dari laporan operasional adalah
a. Pendapatan L-O
b. Beban
c. Surplus/Defisit Dari Kegiatan Non Operasional
d. Pos Luar Biasa
e. Surplus/Defisit Lo
2) Laporan Perubahan Ekuitas (LPE), Adalah laporan yang menyajikan
informasi kenaikan atau penurunan ekuitas dan berjalan dibandingkan
dengan tahun sebelumnya. Strukur dan isi dari LPE adalah
a. Ekuitas Awal
b. Surplus/ Defisit Lo Pada Priode Bersangkutan
c. Koreksi-Koreksi Yang Langsung Menambah/Mengurangi Ekuitas
d. Ekuitas Akhir
3) Neraca, merupakan laporan keuangan yang menggambarkan posisi
keuangan suatu entitas pelaporan mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas
pada tanggal tertentu atau tanggal pelaporan. Hal yang membedakan antara
neraca pemerintahan dan neraca komersial adalah penyajian ekuitas dalam
neraca pemerintah ekuitas disajikan pada pos tunggal dan tidak terbagi atas
saham atau kepemilikan modal. Struktur dan isi neraca peemrintah
a. Aset (aset lancar, investasi jangka panjang, aset tetap, dan aset
lainnya)
b. Kewajiban (Kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka
panjang)
c. . ekuitas
4) Laporan Arus Kas (LAK), Adalah laporan keuangan yang menyajikan
informasi kas sehubungan dengan aktivitas operasi, investasi, pendanaan,
dan transitoris, yang menggambarkan saldo awal, penerimaan,
pengeluaran, dan saldo akhir kas pemerintah selama priode tertentu
menyajikan informasi mengenai sumber, penggunaan, perubahan kas dan
setara kas selama satu priode akuntansi, dan saldo kas dan setara kas pada
tanggal pelaporan. Secara umum tidak ada perbedaan antara laporan arus
kas pemerintah dan laporan arus kas komersial perbedaannya hanya ada
pada aktivitas transitoris pada LAK pmerintah yang tidak kita jumpai pada
LAK komersial atau perusahaan. Adapun Struktur dan isi dari LAK
adalah
a. Aktivitas Oprasi
b. Investasi
c. Aktivitas Pendanaan
d. Aktivitas Transitoris
5) Catatan atas laporan keuangan (CaLK), Merupakan penjelasan naratif atau
rincian dari angka yang tertera dalam unsur LK lainnya, sehingga
merupakan bagiam yang tak terpisahkan dari laporan keuangan. Adapun
Struktur dan isi
a. Informasi umum tentang entitas pelaporan dan entitas akuntansi
b. Informasi tentang kebijakan fiskal/keuangan dan ekonomi makro
c. Ikhtisar pencapaian target keuangan selama tahun pelaporan
berikut kendala dan hambatan yang dihadapi dalam pencapaian
target
d. Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan
kebijakan-kebijakan akuntansi yang dipilih untuk diterapkan atas
transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian penting lainnya
e. Rincian dan penjelasan masing-masing pos yang disajikan pada
lembar muka laporan keuangan
f. Informasi yang diharuskan oleh pernyataan standar akuntansi
pemerintahan yang belum disajikan dalam lembar muka laporan
keuangan
g. Informasi lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar,
yang tidak disajikan dalam lembar muka laporan keuangan

E. Pengelolaan Keuangan Pemerintahan


Setiap negara dan daerah tentu memiliki sistem pengelolaan keuangan negara
atau pemerintah daerah masing–masing yang tentunya sangat diperlukan untuk
menjamin kemajuan dari negara yang bersangkutan, tak terkecuali di negara kita ini.
kekuasaan atas pengelolaan keuangan negara dipegang oleh kepala pemerintahan,
yang dalam hal ini adalah presiden. Kekuasaan ini selanjutnya dikuasakan pada
beberapa pihak, seperti pengelola fiskal yang dalam hal ini dikuasakan pada Menteri
keuangan, kuasa kepada pimpinan lembaga terkait dengan penggunaan anggaran
untuk kebutuhan kementerian atau lembaga yang dipimpin, hingga kuasa untuk
mengelola keuangan pemerintah daerahnya sendiri yang diserahkan pada gubernur,
bupati atau pun walikota.
Adapun pengertian dari pengelolaan keuangan negara atau pemerintah adalah
kegiatan secara keseluruhan yang meliputi beberapa tahap dalam prosesnya, meliputi
tahap perencanaan, pelaksanaan, penata usahaan, pertanggungjawaban, pelaporan
hingga perihal pengawasan keuangan negara ataupun pemerintah atau daerah yang
dikelola oleh manajemen keuangan pemerintah yang mana Manajemen Keuangan
Pemerintah adalah pengelolaan keuangan yang Dilakukan oleh pemerintah terhadap
sumber-sumber keuangan berupa Pendapatan negara, terhadap belanja negara dan
sumber keuangan untuk Menutupi membiayai kekurangan yang mungkin timbul.
Pada dasarnya keuangan Yang dikelola oleh pemerintah merupakan keuangan
negara. Dalam hal ini Keuangan yang dikelola oleh pemerintah adalah keuangan yang
bersumber dari APBN. Yang mana Pendapatan negara bisa berasal dari berbagai
sumber yakni dari pajak dan Bukan pajak yang menurut peraturan perundangan
memang menjadi wewenang Pemerintah. Belanja pemerintah pada hakekatnya
dilakukan dalam rangka Melaksanakan fungsinya mensejahterakan masyarakat.
Sedangkan, sumber-Sumber keuangan untuk pembiayaan pembangunan dapat berasal
dari hutang Atau sumber lainnya. Berdasarkan UU No. 25 tahun 2004, UU No. 32
tahun 2004, dan UU No. 17 Tahun 2003, rencana pembangunan yang harus dibuat
berkaitan dengan tata kelola keuangan negara dan pemerintah serta daerah, di
antaranya Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), Renstra SKPD
(Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah), Rencana Kerja Pemerintah
Daerah (RKPD), hingga Renja SKPD (Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat
Daerah), dan Untuk Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), merupakan
perencanaan keuangan tahunan pemerintah yang telah mendapat persetujuan oleh
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Ada pun struktur pelaporan atau pengelolaan APBN ini meliputi pelaporan
terkait belanja negara dan laporan pembiayaan yang meliputi pembiayaan dalam
negeri dan pembiayaan luar negeri, yang masing – masing terbagi atas beberapa poin
penting seperti pembiayaan perbankan, surat utang Negara, hingga penarikan dan
pembayaran cicilan pokok hutang luar negeri.
Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang jelas ini
berfungsi sebagai pedoman bagi manajemen negara dalam melakukan perencanaan
kegiatan di tahun tersebut.
Kebijakan pengelolaan keuangan adalah kebijakan yang dilakukan agar sektor
keuangan dapat dikelola dengan prinsip kehati-hatian serta mendatangkan manfaat
yang sebesar-besarnya bagi masyarakat.yang mana prinsip keuangan daerah dikelola
secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif,
transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan, asas keadilan, kepatutan,
dan manfaat untuk masyarakat.
Adapun Asas-asas Umum Pengelolaan Keuangan Negara Dalam rangka
mendukung terwujudnya goodgovernance dalam penyelenggaraan negara,
pengelolaan keuangan negara perlu diselenggarakan secara professional terbuka,
danbertanggung jawab sesuai dengan aturan pokok yang telah ditetapkan dalam
Undang-Undang Dasar 1945. Aturan pokok Keuangan Negara telah dijabarkan ke
dalam asas-asas umum, yang meliputi baik asas-asas yang telah lama dikenal dalam
pengelolaan keuangan negara, seperti asas tahunan, asas universalitas, asas kesatuan,
dan asas spesialitas maupun asas–asas baru sebagai pencerminan penerapan kaidah-
kaidah yang baik (best practices) dalam pengelolaan keuangan negara. Penjelasan
dari masing-masing asas tersebut adalah sebagai berikut :
a.      Asas Tahunan, memberikan persyaratan bahwa anggaran Negara dibuat secara
tahunan yang harus mendapat persetujuan dari badan legislatif (DPR).
b.      Asas Universalitas (kelengkapan), memberikan batasan bahwa tidak diperkenankan
terjadinya percampuran antara penerimaan negara dengan pengeluaran negara.
c.      Asas Kesatuan, mempertahankan hak budget dari dewan secara lengkap, berarti
semua pengeluaran harus tercantum dalam anggaran. Oleh karena itu, anggaran
merupakan anggaran bruto, dimana yang dibukukan dalam anggaran adalah jumlah
brutonya.
d.      Asas Spesialitas mensyaratkan bahwa jenis pengeluaran dimuat dalam mata
anggaran tertentu/tersendiri dan diselenggarakan secara konsisten baik secara
kualitatif maupun kuantitatif. Secara kuantitatif artinya jumlah yang telah ditetapkan
dalam mata anggaran tertentu merupakan batas tertinggi dan tidak boleh dilampaui.
Secara kualitatif berarti penggunaan anggaran hanya dibenarkan untuk mata anggaran
yang telah ditentukan.
e.      Asas Akuntabilitas berorientasi pada hasil, mengandung makna bahwa setiap
pengguna anggaran wajib menjawab dan menerangkan kinerja organisasi atas
keberhasilan atau kegagalan suatu program yang menjadi tanggung jawabnya.
f.       Asas Profesionalitas mengharuskan pengelolaan keuangan negara ditangani oleh
tenaga yang profesional.
g.      Asas Proporsionalitas; pengalokasian anggaran dilaksanakan secara proporsional
pada fungsi-fungsi kementerian/lembaga sesuai dengan tingkat prioritas dan tujuan
yang ingin dicapai.
h.      Asas Keterbukaan dalam pengelolaan keuangan negara, mewajibkan adanya
keterbukaan dalam pembahasan, penetapan, dan perhitungan anggaran serta atas hasil
pengawasan olehlembaga audit yang independen.
i.       Asas Pemeriksaan Keuangan oleh badan pemeriksa yang bebas dan mandiri,
memberi kewenangan lebih besar pada Badan Pemeriksa Keuangan untuk
melaksanakan pemeriksaan atas pengelolaan keuangan negara secara objektif dan
independen.
Asas-asas umum tersebut diperlukan pula guna menjamin terselenggaranya
prinsip-prinsip pemerintahan daerah. Dengan dianutnya asas-asas umum tersebut di
dalam undang-undang tentang Keuangan Negara, pelaksanaan undang-undang ini
selain menjadi acuan dalam reformasi manajemen keuangan negara, sekaligus
dimaksudkan untuk memperkokoh landasan pelaksanaan desentralisasi dan
otonomi daerah di Negara Kesatuan Republik Indonesia.
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam suatu negara tentunya diperlukan ilmu akuntansi untuk mengatur keuangan
yang ada di suatu negara tersebut. Di dalam suatu pemerintahan ataupun suatu negara
tentunya harus memiliki manajemen yang mengatur dan mengelola tentang pemasukan atau
penerimaan serta pengeluaran suatu negara terkait. Akuntansi dapat menyediakan laporan
yang bermanfaat yang berisi tentang bagaimana keuangan negara disalurkan sesuai
kebutuhan dan tempatnya dengan tentunya sesuai dengan ketentuan hukum dan undang-
undang yang berlaku di suatu negara terkait. Sehingga seluruh warga negara yang ada dapat
merasakan hasil dari pengelolahan keuangan negara yang dilakukan dengan benar seperti
merasakan adanya pembangunan yang merata serta kesejahteraan yang dapat dirasakan
bersama. Keuangan negara pun dapat diatur dengan baik apabila pengelola dapat memberikan
transparansi atau keterbukaan tentang bagaimana keuangan tersebut disalurkan dengan benar
sesuai kepentingan negara dan masyarakat.

B. Saran

Setiap negara ataupun daerah memiliki kewenangan sendiri atas pengelolaan


keuangannya dan setiap negara ataupun daerah harus memiliki kemampuan beradaptasi
terhadap perubahan-perubahan yang mungkin akan terjadi. Setiapa negara memiliki cara
dalam mengelola keuangan yang ada. Namun masih banyaknya penyalahgunaan keuangan
negara tersebut membuat suatu negara dapat menjadi masalah bagi kehidupan pembangunan
yang akan datang di masa depan. Sehingga perlunya pengelolaan yang baik dan
menyesuaikan sesuai dengan aturan yang berlaku untuk mengurangi terjadinya kesalahan
maupun kecurangan.
DAFTAR PUSTAKA

Eki, ariyandi. 2016. “Makalah siswa dan mahasiswa lingkup akuntansi pemerintah dan
pelaksanaan APBN” minggu 02 oktober 2016 pukul 20.09

https://ekiariyandi03.blogspot.com/2016/10/makalah-lingkup-akuntansi-pemerintah.htmlm=1

chairani, ningsih. “makalah ruang lingkup akuntansi”


https://www.academia.edu/34814662/makalah_ruang_lingkup_akuntansi

edukasi keuangan. 2015 “mengenal lebih dekathukum keuangan negara”


https://www.mag.co.id/hukum-keuangan-negara/ 2021

bpkad.banjarkab.2018 “keuangan daerah dan pertanggungjawaban”.


https://bpkad.banjarkab.go.id/index.php/2018/02/01/keuangan-daerah-dan-
pertanggungjawabannya/

Anda mungkin juga menyukai