Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN CAPAIAN INDIKATOR MUTU

UNIT INSTALASI GIZI

TRIWULAN III

RSUD Dr.R. SOEDJONO SELONG

KABUPATEN LOMBOK TIMUR

TAHUN 2022

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL.................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Tujuan.............................................................................................. 2
BAB II KEGIATAN PEMANTAUAN INDIKATOR MUTU.................... 3
A. Kegiatan Pokok................................................................................ 3
B. Pelaksanaan Kegiatan....................................................................... 3
C. Waktu Pelaksanaan Kegiatan........................................................... 4
D. Pencatatan dan Pelaporan................................................................. 5
BAB III HASIL KEGIATAN........................................................................ 6
A. Hasil Pemantauan Indikator Mutu................................................... 6
B. Analisis............................................................................................. 8
BAB IV PEMBAHASAN............................................................................... 11
A. Ketepatan Waktu Pemberian Makan kepada Pasien........................ 11
B. Sisa Makan yang Tidak Dihabisi oleh Pasien.................................. 12
C. Tidak Ada Kesalahan Pemberian Diet............................................. 14
BAB V PENUTUP.......................................................................................... 17

ii
DAFTAR TABEL

Nomor Halaman
1. Hasil pemantauan indikator mutu unit instalasi gizi bulan 7
Juli - September tahun 2022..........................................
2. Program Peningkatan Mutu Ketepatan Waktu Pemberian 11
Makan kepada Pasien...................................
3. Program Peningkatan Mutu Sisa Makanan yang Tidak 13
Dihabiskan oleh Pasien........................................
4. Program Peningkatan Mutu Tidak Ada Kesalahan Diet 15
Pasien …...............

iii
DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman
1. Grafik ketepatan Waktu Pemberian Makan 8
Pasien....................................................................
2. Grafik Sisa Makanan yang Tidak Dihabiskan oleh Pasien 8
Bulan Juli.........................................................
3. Grafik Sisa Makanan yang Tidak Dihabiskan oleh Pasien 9
Bulan Agustus.......................................................
4. Grafik Sisa Makanan yang Tidak Dihabiskan oleh Pasien 9
Bulan September …......................................................
5. Grafik Rata-Rata Sisa Makanan yang Tidak Dihabiskan oleh 10
Pasien Bulan Juli - September 2022..........................
6. Grafik Tidak Ada Kesalahan Pemberian Diet 10
…......................................................

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pelayanan gizi di rumah sakit adalah pelayanan yang diberikan dan


disesuaikan dengan keadaan pasien berdasarkan keadaan klinis, status gizi, dan status
metabolisme tubuh. Keadaan gizi pasien sangat berpengaruh pada proses
penyembuhan penyakit, sebaliknya proses perjalanan penyakit dapat berpengaruh
terhadap keadaan gizi pasien. Sering terjadi kondisi pasien yang semakin buruk
karena tidak tercukupinya kebutuhan zat gizi untuk perbaikan organ tubuh
( Permenkes No 78 Tahun 2013 ).
Mengingat ruang lingkup pelayanan gizi di rumah sakit yang kompleks
meliputi pelayanan rawat jalan, pelayanan rawat inap, penyelenggaraan makanan dan
penelitian dan pengembangan, maka setiap rumah sakit perlu menetapkan dan
mengembangkan indikator mutu pelayanan gizi agar tercapai pelayanan gizi yang
optimal. Pelayanan gizi di rumah sakit dapat dikatakan berkualitas bila hasil
pelayanan mendekati hasil yang diharapkan dan dilakukan sesuai dengan standar dan
prosedur yang berlaku.
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit (Depkes RI, 2008), ditetapkan
bahwa indikator Standar Pelayanan Gizi meliputi : 1) Ketepatan waktu pemberian
makan kepada pasien (100%), 2) Sisa makanan yang tidak dihabiskan oleh pasien
(≤20%), 3) Tidak ada kesalahan pemberian diet (100%). Indikator mutu pelayanan
gizi mencerminkan mutu kinerja Instalasi Gizi dalam ruang lingkup kegiatannya
sehingga manajemen dapat menilai apakah organisasi berjalan sesuai jalurnya atau
tidak dan sebagai alat untuk mendukung pengembalian keputusan dalam rangka
perencaanaan kegiatan untuk masa yang akan datang.
Guna mengetahui hasil pelayanan yang dilakukan oleh Unit Instalasi Gizi
diperlukan pemantauan dan evaluasi.

1
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Diketahuinya capaian indikator mutu pelayanan di Unit Instalasi Gizi RSUD
Dr.R. Soedjono Selong.
2. Tujuan Khusus
a. Dievaluasinya program Indikator Standar Pelayanan Gizi meliputi : 1)
Ketepatan waktu pemberian makan kepada pasien (100%), 2) Sisa makanan
yang tidak dihabiskan oleh pasien (≤20%), 3) Tidak ada kesalahan pemberian
diet (100%).
b. Didapatkannya program untuk peningkatan capaian indikator mutu di Unit
Instalasi Gizi RSUD Dr.R.Soedjono Selong.

2
BAB II
KEGIATAN PEMANTAUAN INDIKATOR MUTU
UNIT INSTALASI GIZI RSUD Dr.R.SOEDJONO SELONG
TRIWULAN III

A. KEGIATAN POKOK
Indikator Mutu yang dilakukan pemantauan oleh Unit Instalasi Gizi pada
Triwulan III adalah
1.Ketepatan waktu pemberian makan kepada pasien.
2.Sisa makanan yang tidak dihabiskan oleh pasien
3.Tidak ada kesalahan pemberian diet.

B. PELAKSANAAN KEGIATAN
Adapun kegiatan yang dilakukan dalam pemantauan Indikator Mutu
Pelayanan oleh Unit Instalasi Gizi adalah
1. Ketepatan Waktu Pemberian Makan kepada Pasien
a. Membuat kertas kerja pemantauan pelaksanaan distribusi pemberian makan
kepada pasien.
b. Melakukan pemantauan pelaksanaan pemberian makan kepada pasien yang
dilakukan oleh Pramusaji. Waktu yang tepat untuk pemberian makan kepada
pasien adalah distribusi makan pagi pukul 06.00 hingga 07.00 WITA,
distribusi makan siang pukul 12.00 hingga 13.00 WITA, dan distribusi makan
sore pukul 17.00 hingga 18.00 WITA.
c. Melakukan rekapitulasi terhadap data hasil pemantauan waktu distribusi makan
pasien yang dilakukan oleh Person In Charge (PIC) Mutu Unit Instalasi Gizi
RSUD Dr.R.Soedjono Selong.
d. Melakukan analisis terhadap capaian indikator “ Ketepatan Waktu Pemberian
Makan kepada Pasien”.
e. Membuat laporan capaian indikator “ Ketepatan Waktu Pemberian Makan
kepada Pasien”.
f. Melakukan penyampaian hasil pemantauan indikator mutu.

3
2.Sisa Makanan yang Tidak dihabiskan oleh Pasien
a. Membuat kertas kerja rekapitulasi sisa makanan pasien.
b. Membuat form sisa makanan pasien.
c. Menentukan sampel penelitian. Jumlah sampel penelitian adalah 10% dari
seluruh pasien yang dilayani oleh Instalasi Gizi.
d. Melakukan pemantauan sisa makanan yang tidak dihabiskan oleh pasien yang
dipantau oleh ahli gizi masing-masing ruangan.
e. Melakukan rekapitulasi sisa makanan yang tidak dihabiskan oleh pasien setiap
bulan.
f. Melakukan analisis terhadap capaian indikator “ Sisa Makanan yang Tidak
dihabiskan oleh Pasien”.
g. Membuat laporan capaian indikator “ Sisa Makanan yang Tidak dihabiskan
oleh Pasien”.
h. Melakukan penyampaian hasil pemantauan indikator mutu.

3.Tidak Ada Kesalahan Pemberian Diet


a. Melakukan pemantauan terhadap makanan yang diberikan pada pasien dan
disesuaikan dengan diet yang diberikan.
b. Melakukan analisis terhadap capaian indikator “ Tidak Ada Kesalahan
Pemberian Diet “.
c. Membuat laporan capaian indikator “ Tidak Ada Kesalahan Pemberian Diet “.
d. Melakukan penyampaian hasil pemantauan indikator mutu.

C. WAKTU PELAKSANAAN KEGIATAN


1. Melakukan pemantauan indikator Ketepatan Waktu Pemberian Makan kepada
Pasien dilakukan setiap hari.
2. Melakukan tabulasi terhadap data hasil pemantauan indikator mutu setiap bulan.
3. Melakukan penyampaian hasil pemantauan indikator mutu setiap tiga bulan.
4. Menyusun laporan hasil pemantauan indikator mutu dan keselamatan pasien
setiap tiga bulan.
D. PENCATATAN DAN PELAPORAN
Pencatatan dilakukan oleh petugas pengumpul data (petugas gizi dinas subuh
dan sore), kemudian dilakukan rekapitulasi hasil pemantauan oleh PIC mutu Unit
Instalasi Gizi. Hasil rekapitulasi dianalisis dan dilaporkan pada Kepala Instalasi Gizi.

4
Data hasil pemantauan ditulis pada Form Pemantauan Indikator Mutu dan
dikumpulkan di Kepala unit penjamin mutu dengan dilengkapi laporan tindak lanjut
program dengan teknik PDCA untuk indikator yang belum sesuai dengan standar
yang ditetapkan atau setiap ditemukan suatu permasalahan.

5
BAB III
HASIL KEGIATAN

A. HASIL PEMANTAUAN INDIKATOR MUTU

6
TABEL 1. HASIL PEMANTAUAN INDIKATOR MUTU UNIT INSTALASI GIZI BULAN JULI - SEPTEMBER TAHUN 2022

NO INDIKATOR JENIS NUMERATOR (N) CAPAIAN (%) STANDAR

DENOMINATOR (D) JULI AGUSTUS SEPTEMBER


1. Ketepatan waktu Jumlah komulatif hari
tepat waktu pemberian
pemberian makan kepada
SPM makanan pasien 100% 100% 100% ≥ 90 %
pasien.
Jumlah hari dalam satu
bulan
2. Jumlah komulatif sisa a. Makanan pokok a. Makanan pokok a. Makanan pokok

Sisa makanan yang tidak makanan yang tidak 28.2% 22.7% 25.6%
dihabiskan oleh pasien b. Lauk hewani 13.1% b. Lauk hewani 7.7% b. Lauk hewani 11.7%
dihabiskan oleh pasien SPM yang disurvey dalam satu c. Lauk nabati 36.1% c. Lauk nabati 38.6% c. Lauk nabati 38%
≤ 20 %
bulan d. Sayur 48.4% d. Sayur 44.9% d. Sayur 47.4%
Jumlah pasien yang e. Buah 9.6% e. Buah 5.1% e. Buah 5.8%
disurvey dalam satu bulan
3. Jumlah pasien berdiet
Tidak ada kesalahan yang dilayani dikurangi
jumlah pasien yang
pemberian diet. SPM mendapat diet salah 100% 99.94% 99.90% 100 %
Jumlah pasien berdiet
yang dilayani dalam satu
bulan

7
B. ANALISIS
1. Ketepatan Waktu Pemberian Makan kepada Pasien

KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN


DIET PASIEN
100.0%
100.0%
100.0% 100.0%
90.0%
80.0%
70.0% CAPAIAN
60.0% TARGET
Target

50.0%
40.0%
30.0%
20.0%
10.0%
0.0%
JUL AGUSTUS SEPTEMBER

Gambar 1. Grafik Ketepatan Waktu Pemberian Makan Pasien

2.Sisa makanan yang tidak dihabiskan oleh pasien

Sisa Makanan yang Tidak Dihabiskan


oleh Pasien Bulan Juli 2022
100.0%
90.0%
80.0%
70.0%
CAPAIAN
60.0% TARGET
50.0% 48.4%
Target

40.0%
36.1%
30.0% 28.2%
20.0%
10.0% 13.1%
9.6%
0.0%
MAKANAN LAUK LAUK SAYUR BUAH
POKOK HEWANI NABATI

Gambar 2. Grafik Sisa Makan yang Tidak Dihabiskan oleh Pasien Bulan Juli

8
Sisa Makanan yang Tidak Dihabiskan
oleh Pasien Bulan Agustus 2022
100.0%
90.0%
80.0%
70.0% CAPAIAN
60.0% TARGET
50.0%
Target

44.9%
40.0% 38.6%
30.0%
20.0% 22.7%
10.0% 7.7% 5.1%
0.0%
MAKANAN LAUK LAUK SAYUR BUAH
POKOK HEWANI NABATI

Gambar 3. Grafik Sisa Makan yang Tidak Dihabiskan oleh Pasien Bulan Agustus

Sisa Makanan yang Tidak Dihabiskan


oleh Pasien Bulan September 2022
100.0%
90.0%
80.0%
70.0% CAPAIAN
60.0% TARGET
50.0%
Target

47.4%
40.0% 38.0%
30.0%
25.6%
20.0%
10.0% 11.7%
5.8%
0.0%
MAKANAN LAUK LAUK SAYUR BUAH
POKOK HEWANI NABATI

Gambar 4. Grafik Sisa Makan yang Tidak Dihabiskan oleh Pasien Bulan September

9
Gambar 5. Grafik Rata-Rata Sisa Makanan yang Tidak Dihabiskan Pasien Bulan
Juli - September 2022

3.Tidak ada kesalahan pemberian diet

Tidak Adanya Kesalahan dalam


Pemberian Diet
100.0%
99.9% 99.8% 99.9%
90.0%
80.0%
70.0% Capaian
60.0% Target
Target

50.0%
40.0%
30.0%
20.0%
10.0%
0.0%
Januari Februari Maret

Gambar 6. Grafik Tidak Ada Kesalahan dalam Pemberian Diet

10
BAB IV

PEMBAHASAN

A. Ketepatan Waktu Pemberian Makan Kepada Pasien


Ketepatan waktu adalah kesesuaian terhadap waktu makanan di sajikan
berdasarkan peraturan yang telah di tetapkan oleh rumah sakit. Penyajian makanan
dikatakan tepat waktu apabila sesuai dengan jadwal yang ditentukan. Berdasarkan
hasil penelitian, ketepatan waktu pemberian makan kepada pasien pada Bulan Juli
(100%), pada Bulan Agustus (100%) dan pada Bulan September (100%).

B. Sisa Makanan Yang Tidak Dihabiskan Oleh Pasien


Sisa makanan adalah jumlah makanan yang tidak habis termakan oleh
pasien. Sisa makanan merupakan salah satu indikator yang dapat digunakan untuk
mengevaluasi keberhasilan pelayanan gizi rumah sakit. Dampak dari sisa makanan
yang tinggi bagi pasien adalah dapat terjadinya resiko malnutrisi sehingga pasien
menjadi lama sembuh dan bertambahnya lama hari perawatan.
Berdasarkan hasil pengamatan, pada Bulan Juli sisa makanan pasien untuk
makanan pokok (28.2%), lauk hewani (13.1%), lauk nabati (36.1%) , sayur (48.4%)
dan buah (9.6%). Pada Bulan Agustus sisa makanan pasien untuk makanan pokok
(22.7%), lauk hewani (7.7%), lauk nabati (38.6%) , sayur (44.9%) dan buah (5.1%).
Sedangan pada Bulan September, makanan pokok (25,6%), lauk hewani (11.7%), lauk
nabati (38%) , sayur (47.4%) dan buah (5.8%).
Standar sisa makanan yang tidak dihabiskan oleh pasien adalah (≤20%). Maka
dari itu terdapat beberapa jenis makanan yang meninggalkan banyak sisa diantaranya
makanan pokok, lauk nabati dan sayur. Tingginya jumlah sisa makanan yang tidak
dihabiskan oleh pasien dapat disebabkan oleh faktor internal dan eksternal. Faktor
dalam diri pasien (internal) meliputi kesukaan atau preferensi pasien, perilaku makan,
kondisi mual, muntah dan sakit dan gangguan pengecapan. Perubahan kondisi fisik
sangat berperan terhadap sisa makanan, karena berhubungan dengan keinginan dan
kemampuan individu dalam mengonsumsi suatu makanan . Kondisi fisik seperti
kelelahan, sakit kepala, depresi dapat menurunkan nafsu makan pasien, ditambah
dengan pemberian obat-obatan dengan efek samping yang menimbulkan anoreksia,
mual, muntah ataupun konstipasi, yang dapat memicu penurunan asupan makan.

11
Sisa konsumsi sayur menempati urutan paling atas, hal ini sejalan dengan hasil data
riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2013, bahwa 93,5% penduduk Indonesia yang
berusia lebih dari 10 tahun sangat kurang mengkonsumsi sayur.
Sisa makanan pasien pada Ruang Vip dan Askes lebih sedikit dibandingkan
ruangan lain yang mayoritas pasiennya merupakan pasien kelas II dan III. Menu yang
diberikan sama namun pasien di Ruang Vip dan Askes atau Kelas I mendapat alat
penyajian makanan menggunakan nampan, piring untuk nasi/bubur dan lauk,
mangkok untuk sayur serta penambahan garnish. Sedangkan pasien kelas II mendapat
alat penyajian makanan menggunakan piring untuk nasi, namun sayur dan lauk
dikemas dengan mika, pada pasien kelas III alat penyajian yang digunakan adalah
plato. Menurut penelitian penggunaan dan pemilihan alat makan yang tepat dalam
penyusunan makanan akan mempengaruhi penampilan makanan yang disajikan dan
mempengaruhi pasien dalam menghabiskan makanannya (Nuryati,2008).
Analisis Masalah :
Sisa makanan yang tidak dihabiskan oleh pasien ≥ 20% yaitu makanan pokok
(25.5%), lauk nabati (37.6%) dan sayur (46.9%).
Program Peningkatan Mutu :
Tabel 3. Program Peningkatan Mutu Sisa Makan yang Tidak Dihabiskan oleh Pasien

PROBLEM Persentase sisa makanan yang tidak dihabiskan oleh pasien pada
Bulan Juli sampai September 2022 adalah makanan pokok
(25.5%), lauk nabati (37.6%) dan sayur (46.9%).
STEP Analisa dilakukan setiap bulan untuk mengurangi persentase sisa
makanan yang tidak dihabiskan oleh pasien
PLAN 1. Rencana
Menginstruksikan kepada petugas gizi ruangan untuk
tetap memberikan motivasi kepada pasien untuk
menghabiskan makanna dari rumah sakit.
Menginstruksikan kepada petugas gizi ruangan untuk
tetap mengedukasi pasien dan keluarga pasien terkait
pembatasan makanan dari luar rumah sakit.

2. Harapan
Sisa makanan yang tidak dihabiskan pasien ≤ 20%.

12
3. Tindakan
 Motivasi pasien untuk menghabiskan makanan
 Edukasi pasien dan keluarga untuk pembatasan
makanan dari luar rumah sakit.
 Survey kepuasan pasien terhadap menu makanan
dan pelayanan gizi.
 Evaluasi menu 1 tahun sekali.
DO Apa pengamatan yang dilakukan?
1. Sisa makanan yang tidak dihabiskan oleh pasien
2. Menanyakan ada tidaknya makanan yang dibawa dari luar
rumah sakit yang diperuntukkan untuk pasien
STUDY Apa yang anda pelajari? Apakah sesuai target capaian?
1. Sisa makanan yang tidak termakan oleh pasien
2. Persentase sisa makanan pasien belum mencapai target
(>20%).
ACTION Apa yang dapat anda simpulkan dari siklus ini?
Analisis kualitatif dan kuantitatif sisa makan pasien
Follow up dan Rencana Lanjutan
1. Tetap memotivasi pasien agar menghabiskan makanan dari
Rumah Sakit.

C. Tidak Ada Kesalahan Pemberian Diet


Terapi gizi atau terapi diet adalah bagian dari perawatan penyakit atau kondisi
klinis yang harus diperhatikan agar pemberiannya tidak melebihi kemampuan organ
tubuh untuk melaksanakan fungsi metabolisme. Terapi gizi harus selalu disesuaikan
dengan perubahan fungsi organ. Pemberian diet pasien harus tetap dievaluasi dan
dipantau kesesuaian diet yang didapatkan sesuai dengan diet yang diorder.
Berdasarkan hasil pengamatan, terdapat kesalahan pemberian diet pada Bulan
Juli (100%), pada Bulan Agustus (99.94%), dan pada Bulan September (99.90%).

13
Adanya kesalahan pemberian diet pada pasien disebabkan oleh beberapa
faktor diantaranya kurangnya komunikasi petugas gizi dan petugas ruang rawat inap
terkait informasi pergantian/perubahan pasien yang menempati ruang rawat inap,
kurangnya komunikasi petugas pramusaji dengan pasien terkait konfirmasi nama
pasien saat mendistribusikan makanan pasien.
Analisis Masalah :
Tidak adanya kesalahan pemberian diet pada pasien (100%) dengan rata-rata tidak
adanya kesalahan diet pada pasien (99,9%).
Program Peningkatan Mutu :
Tabel 3. Program Peningkatan Mutu Tidak ada Kesalahan Pemberian Diet pada
Pasien

PROBLEM Persentase tidak ada kesalahan pemberian diet kepada pasien pada
Bulan Juli sampai September 2022 adalah 99.9%.
STEP Analisa dilakukan setiap bulan untuk meningkatkan persentase
tidak ada kesalahan pemberian diet kepada pasien
PLAN 1. Rencana
 Menginstruksikan kepada petugas gizi untuk
mengoptimalkan komunikasi dengan petugas ruang
rawat inap
 Menginstruksikan kepada petugas pramusaji untuk
mengoptimalkan komunikasi dengan
pasien/keluarga pasien terkait identitas pasien
 Menginstruksikan kepada petugas di instalasi gizi
(ahli gizi /pramusaji/ pramumasak) untuk
mengoptimalkan komunikasi antar petugas shift
agar tidak terjadi misskomunikasi terkait instruksi
diet.
 Mengoptimalkan penggunaan etiket makan pasien
2. Harapan
Tidak ada kesalahan pemberian diet kepada pasien 100%.
3. Tindakan
 Melakukan evaluasi secara rutin
DO Apa pengamatan yang dilakukan?

14
1. Follow up informasi pasien ke ruang rawat inap
2. Pramusaji memastikan makanan yang diberikan kepada
pasien sesuai identitas di etiket makan pasien
3. Menyampaikan informasi setiap pertukaran shift
4. Etiket makan pasien digunakan secara optimal
STUDY Apa yang anda pelajari? Apakah sesuai target capaian?
1. Tidak ada kesalahan pemberian diet pada pasien
2. Persentase tidak ada kesalahan pemberian diet pada pasien
belum mencapai target (100%) yaitu 99.9%.
ACTION Apa yang dapat anda simpulkan dari siklus ini?
Analisis kualitatif dan kuantitatif tidak ada kesalahan
pemberian diet
Follow up dan Rencana Lanjutan
1. Tetap memantau komunikasi antar petugas agar tidak ada
kesalahan pemberian diet pasien
2. Tetap memantau proses asuhan gizi dan penyelenggaraan
makanan agar tidak ada kesalahan pemberian diet pasien
3. Tetap memantau penggunaan etiket pada makanan pasien.

15
BAB V

PENUTUP

Demikian laporan mutu Triwulan I oleh Unit Instalasi Gizi. Semoga rencana
peningkatan mutu pada semua indikator dapat terlaksana dengan baik. Upaya peningkatan
mutu masih perlu ditingkatkan dengan adanya dukungan, koordinasi serta tatakelola yang
baik pada sistem kerja di Unit Instalasi Gizi.

16

Anda mungkin juga menyukai