Anda di halaman 1dari 36

RUMAH SAKIT

KARYA BHAKTI PRATIWI

PEDOMAN PELAYANAN
INSTALASI GIZI

RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI


Jl. Raya Dramaga KM. 7 Dramaga Kabupaten Bogor
Telp. (0251) 8626868 Fax. (0251) 8626969 Website.www.karyabhaktipratiwi.co.id
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………….. i


DAFTAR TABEL ……………………………………………………………………….. ii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………….. 1
A. LATAR BELAKANG............................................................................................. 1
B. RUANG LINGKUP ............................................................................................... 1
C. TUJUAN ………………………………………………………………………… 1
D. BATASAN OPERASIONAL …………………………………………………… 2
E. LANDASAN HUKUM …………………………………………………………. 3
BAB II STANDAR KETENAGAAN …………………..………..................................... 4
A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA ………………………………… 4
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN …………………………………………………. 5
C. PENGATURAN JAGA …………………………………………………………. 5
BAB III STANDAR FASILITAS ……….….................................................................... 7
A. DENAH RUANGAN UNIT GIZI ………………………………………………. 7
B. STANDAR FASILITAS ………………………………………………………... 8
BAB IV TATALAKSANA PELAYANAN …………………………………………….. 13
A. PENYELENGGARAAN MAKANAN …………………………………………. 13
B. ASUHAN GIZI PASIEN RAWAT JALAN DAN RUANG RAWAT INAP …... 16
BAB V LOGISTIK ……………………………………………………………………… 18
A. ALUR PERMINTAAN BARANG ……………………………………………… 18
B. PERENCANAAN ……………………………………………………………….. 18
C. PERMINTAAN …………………………………………………………………. 18
D. PENYIMPANAN ……………………………………………………………….. 19
E. PENGGUNAAN ………………………………………………………………… 19
BAB VI PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN …........................ 20
A. PENGERTIAN ....................................................................................................... 20
B. TUJUAN ................................................................................................................ 20
C. PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN MUTU GIZI .................................... 20
D. PENCATATAN DAN PELAPORAN ................................................................... 21
E. KESELAMATAN PASIEN ................................................................................... 21

i
BAB VII KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA …………….......................... 23
A. PENGERTIAN ....................................................................................................... 23
B. TUJUAN ................................................................................................................ 23
C. PRINSIP KESELAMATAN KERJA PEGAWAI DALAM PROSES
PENYELENGGARAAN ………………………………………………………... 23
BAB VIII PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI ...................................... 25
A. LATAR BELAKANG ............................................................................................ 25
B. TUJUAN ................................................................................................................. 25
C. PROGRAM PPI DI INSTALASI GIZI .................................................................. 26
BAB IX PENUTUP …………………..………………...................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………. 29

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Standar Fasilitas…................................................................................................ 8


Tabel 5.1 Lama Waktu Penyimpanan................................................................................... 19

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Denah Ruangan Unit Gizi................................................................................. 7


Gambar 5.1 Alur Permintaan Barang................................................................................... 18

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dalam melaksanakan pelayanan gizi di rumah sakit diperlukan sumber daya manusia
yang kompoten, sarana dan prasarana yang memadai, agar pelayanan gizi yang di
laksanakan memenuhi standar yang telah di tetapkan. Pelayanan gizi merupakan bagian
integral dari pelayanan kesehatan di rumah sakit, yang saling menunjang dan tidak
dipisahkan dengan pelayanan. Kesehatan dan gizi merupakan faktor penting karena secara
langsung berpengaruh terhadap kualitas SDM di suatu negara, yang digambarkan melalui
pertumbuhan ekonomi, umur harapan hidup dan tingkat pendidikan.
Masalah gizi di Rumah Sakit dinilai sesuai dengan kondisi perorangan yang secara
langsung maupun tidak langsung mempengaruhi proses penyembuhan. Adanya
kecenderungan peningkatan kasus penyakit yang terkait dengan nutrition related disease
pada semua kelompok rentan dari ibu hamil, bayi, anak, remaja, dewasa dan usia lanjut,
semakin dirasakan perlunya penanganan khusus. Semua ini memerlukan pelayanan gizi
yang bermutu untuk mempertahankan status gizi yang optimal dan untuk mempercepat
penyembuhan.
Resiko kurang gizi akan muncul secara klinis pada orang sakit, terutama pada
penderita anoreksia, kondisi mulut/gigi geligi buruk serta kesulitan menelan, penyakit
saluran cerna disertai mual, muntah dan diare, infeksi berat, lansia tidak sadar dalam
waktu lama, kegagalan fungsi saluran cerna dan pasien yang mendapat kemoterapi. Fungsi
organ yang terganggu akan lebih terganggu lagi dengan adanya penyakit dan kekurangan
gizi. Disamping itu masalah gizi lebih dan obesitas yang erat hubungannya dengan
penyakit degeneratif, seperti diabetes melitus, penyakit jantung koroner dan darah tinggi,
penyakit kanker, memerlukan terapi gizi untuk penyembuhan.
Pelayanan gizi di rumah sakit merupakan hal penting, memerlukan adanya sebuah
pedoman agar diperoleh hasil pelayanan yang bermutu. Pelayanan gizi yang bermutu di
rumah sakit akan membantu mempercepat proses penyembuhan pasien, dan
memperpendek lama hari rawat sehingga dapat menghemat biaya pengobatan.

B. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup kegiatan pokok pelayanan gizi di rumah sakit terdiri dari :
1. Asuhan Gizi Pasien Rawat Jalan
2. Asuhan Gizi Pasien Rawat Inap
3. Penyelenggaraan Makanan

C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Pedoman ini dibuat sebagai acuan pelayanan gizi di RS Karya Bhakti Pratiwi, hal ini
karena pelayanan gizi adalah salah satu komponen penting dalam penatalaksanaan
pasien yang dapat berperan meningkatkan mutu gizi, sehingga pengobatan terhadap
pasien menjadi lebih terarah.

1
2. Tujuan Khusus
a. Penegakan diagnosis gangguan gizi dan metabolism zat gizi berdasarkan
anamnesis, antropometri, gejala klinis, dan biokimia tubuh.
b. Penyelenggaraan pengkajian dietetik dan pola makan berdasarkan anamnesis diet
dan pola makan.
c. Penentuan kebutuhan gizi sesuai keadaan pasien.
d. Penentuan bentuk pembelian bahan makanan, pemilihan bahan makanan, jumlah
pemberian serta cara pengelolaan bahan makanan.
e. Menentukan standar diet khusus sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang dapat membantu penyembuhan penyakit.
f. Penyelenggaraan penyuluhan dan konseling tentang pentingnya diet pada klien/
pasien dan keluarga.

D. BATASAN OPERASIONAL
Batasan Operasional ini merupakan batasan istilah, sesuai dengan kerangka konsep
pelayanan gizi di rumah sakit yang tertuang didalam pedoman pelayanan gizi
1. Pelayanan Gizi Rumah Sakit : adalah kegiatan pelayanan gizi di rumah sakit untuk
memenuhi kebutuhan gizi masyarakat rumah sakit baik rawat inap maupun rawat
jalan, untuk keperluan metabolisme tubuh, peningkatan kesehatan, maupun
mengoreksi kelainan metabolisme, dalam rangka upaya preventif, kuratif,
rehabilitatif, dan promotif.
2. Tim Asuhan Gizi : adalah sekelompok petugas rumah sakit yang terkait dengan
pelayanan gizi terdiri dari dokter/ dokter spesialis, nutrisionst/dietisien, dan perawat
dari setiap unit pelayanan bertugas menyelenggarakan asuhan gizi (nutrition care)
untuk mencapai pelayanan gizi yang bermutu.
3. Terapi Gizi: adalah pelayanan gizi yang diberikan kepada klien berdasarkan
pengkajian gizi meliputi terapi diet, konseling gizi dan atau pemberian makanan
khusus dalam rangka penyembuhanpenyakit pasien.
4. Preskripsi Diet atau Rencana Diet : adalah kebutuhan zat gizi klien/ pasien yang
dihitung berdasarkan status gizi, degenerasi penyakit dan kondisi kesehatannya.
Preskripsi diet dibuat oleh dokter sedangkan Rencana diet dibuat oleh
nutrisionis/dietisien.
5. Asuhan Gizi adalah serangkaian kegiatan yang terstruktur yang memungkinkan
untuk identifikasi kebutuhan gizi dan penyediaan asuhan untuk memenuhi kebutuhan
tersebut.
6. Konseling Gizi : adalah serangkaian kegiatan sebagai proses komunikasi 2 (dua) arah
untuk menanamkan dan meningkatkan pengertian, sikap, dan perilaku sehingga
membantu klien/ pasien mengenali dan mengatasi masalah gizi, dilaksanakan oleh
nutrisionis/dietisien.
7. Nutrisionis : seseorang yang diberi tugas, tanggung jawab dan wewenang secara
penuh oleh pejabat berwenang untuk melakukan kegiatan teknis fungsional di bidang
pelayanan gizi, makanan, dan dietetik, baik di masyarakat maupun rumah sakit, dan
unit pelaksana kesehatan lainnya, berpendidikan dasar akademi gizi.

2
8. Dietisien : adalah seorang nutrisionis yang telah mendalami pengetahuan dan
keterampilan dietetik, baik melalui lembaga pendidikan formal maupun pengalaman
bekerja dengan masa kerja minimal satu tahun, atau yang mendapat sertifikasi dari
Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI), dan bekerja di unit pelayanan yang
menyelenggarakan terapi dietetik.
9. Food Model : adalah bahan makanan atau contoh makanan yang terbuat dari bahan
sintetis atau asli yang diawetkan, dengan ukuran dan satuan tertentu sesuai dengan
kebutuhan, yang digunakan untuk konseling gizi, kepada pasien rawat inap maupun
pengunjung rawat jalan.
10. Nutrition related disease : penyakit- penyakit yang berhubungan dengan masalah
gizi dan dalam tindakan serta pengobatan memerlukan terapi gizi.

E. LANDASAN HUKUM
1. Kementrian Kesehatan RI Tahun 2013 tentang Pedoman PGRS Peklayanan Gizi
Rumah Sakit
2. Departemen Kesehatan RI Tahun 2003 tentang Pedoman PGRS Peklayanan Gizi
Rumah Sakit
3. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor, 37/MENKES/SK/III/2007 tentang Standar
Profesi Gizi
4. Undang – undang No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
5. Undang – undang RI Nomor. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit

3
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA


1. Kepala Instalasi Gizi
Kepala Instalasi Gizi adalah penanggung jawab utama pelayanan di Instalasi Gizi,
yang ditetapkan oleh pimpinan rumah sakit dengan berdasarkan ketentuan dan
peraturan kepegawaian yang berlaku. Kepala Instalasi Gizi bertugas memimpin,
mengatur dan mengelola pelayanan di Instalasi Gizi dengan mengutamakan
peningkatan mutu pelayanan dan keselamatan pasien dengan visi dan misi rumah
sakit.
Tugas dan fungsi Kepala Instalasi Gizi, meliputi :
a. Membuat perencanaan program kerja di Instalasi Gizi dengan mengutamakan
peningkatan mutu pelayanan dan keselamatan pasien
b. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian di Instalasi Pelayanan Gizi
c. Menyusun laporan evaluasi pelayanan gizi dan laporan peningkatan mutu dan
keselamatan pasien
d. Melakukan pembinaan dan penilaian staf
Kualifikasi/ persyaratan yang diperlukan, harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
a. Pendidikan minimal S1 Gizi / Dokter Umum / Dokter Ahli Gizi
b. Memiliki STR dan SIK/SIP yang masih berlaku
c. Memiliki kemampuan dan pengetahuan dalam bidang manajemen.
d. Memiliki kemampuan kepemimpinan, berwibawa dan bertanggung jawab.
e. Mampu berkomunikasi dengan baik.
2. Kepala Pelaksana Gizi
Kepala Pelaksana Gizi bertugas membantu kepala instalasi dalam pengaturan,
pengelolaan dan pengawasan pelayanan di Instalasi Gizi.
Tugas dan fungsi kepala unit pelayanan gizi di rumah sakit meliputi :
a. Membuat usulan Perencanaan Pelayanan Gizi
b. Membantu dalam penyusunan rencana evaluasi Pelayanan Gizi
c. Melaksanakan Pengawasan dan Pengendalian
d. Melaksanakan Pengkajian Data Kasus.
e. Melaksanakan Penelitian Dan Pengembangan
Rumah Sakit Karya Bhakti Pratiwi saat ini berada pada kelas Tipe C, Untuk
melaksanakan tugas- tugas tersebut maka seorang kepala pelaksana gizi rumah sakit
harus memenuhi kriteria tertentu sebagai berikut :
a. Pendidikan minimal S1 Gizi/ DIV Gizi/ DIII Gizi
b. Cakap dalam memimpin, mengarahkan dan menyelesaikan masalah
c. Berdisiplin tinggi dan tegas dan mampu mengorganisir bawahan.
d. Dapat bekerja penuh dalam jabatan fungsional dari jam 7.00 WIB s/d 14.30 WIB.
e. Bersedia melakukan tugas luar dan bekerja di luar jam kerja bila diperlukan
f. Mampu berkomunikasi dengan baik

4
3. Koordinator Gizi Klinik
Koordinator Gizi Klinik memiliki tugas membantu kepala pelaksana gizi dalam
melaksanakan pelayanan instalasi gizi, terkait perencanaan kegiatan pelayanan gizi
rawat inap dan kegiatan asuhan gizi terstandar. Kualifikasi koordinator gizi klinik,
meliputi:
a. Pendidikan minimal D III Gizi
b. Memiliki kemampuan dan pengetahuan dalam bidang tugasnya.
c. Mampu berkomunikasi dengan baik.
4. Koordinator Pengadaan Bahan Makanan dan Produksi
Koordinator pengadaan bahan makanan dan produksi bertugas membantu
pelaksana gizi dalam melaksanakan pelayanan di instalasi gizi, terkait pengelolaan
dan pelaporan stok bahan makanan. Kualifikasi koordinator pengadaan bahan
makanan dan produksi, diantaranya :
a. Pendidikan minimal D III Gizi
b. Memiliki kemampuan dan pengetahuan dalam bidang tugasnya.
c. Mampu berkomunikasi dengan baik.
5. Koordinator Inventaris Gizi
Koordinator inventaris gizi bertugas membantu kepala pelaksana gizi dalam
melaksanakan pelayanan instalasi gizi, terkait pengelolaan inventaris peralatan di
instalasi gizi baik peralatan makan pasien dan peralatan masak dalam hal
penambahan, pemeliharaan dan perbaikan. Kualifikasi koordinator inventaris gizi,
meliputi:
a. Pendidikan minimal D III Gizi
b. Memiliki kemampuan dan pengetahuan dalam bidang tugasnya.
c. Mampu berkomunikasi dengan baik.
6. Pengolah dan Penyaji
Pengolah dan penyaji yaitu tenaga pengolahan bahan makanan yang bertugas
mulai dari persiapan bahan makanan hingga pendistribusian mempunyai kriteria
pendidikan SMA/ SMK Tata Boga, memiliki kemampuan dalam pengolahan
makanan.

B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Distribusi tenaga gizi disesuaikan dengan tingkat pendidikan pada unit pelayanan gizi
di rumah sakit. Adapun kegiatan pelayanan gizi di rumah sakit adalah sebagai berikut :
1. Tenaga untuk penyelenggaraan makanan
2. Tenaga untuk asuhan rawat jalan
3. Tenaga untuk rawat inap

C. PENGATURAN JAGA
Gizi merupakan salah satu penunjang medis terpenting di dalam rumah sakit, sehingga
gizi dibuat 24 jam untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Untuk pembagian dinas, gizi
dibagi menjadi 3 shift untuk memenuhi kebutuhan tersebut :
1. Dinas pagi 6,5 jam kerja dengan kualifikasi ketenagaan 3 orag ahli gizi 1 orang
pengolah dan 3 orang penyaji.
5
2. Dinas sore 6 jam kerja dengan kualifikasi ketenagaan 1 oramg ahli gizi 1 orang
pengolah dan 3 orang penyaji.
3. Dinas malam 10 jam kerja dengan kualifikasi ketenagaan 1 orang pengolah dan 1 atau
2 orang penyaji.

6
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. DENAH RUANGAN UNIT GIZI

Gambar 3.1 Denah Ruangan Unit Gizi

Keterangan :
1. Ruang kantor gizi
2. Area penerimaan bahan makanan
3. Ruang gudang pasif
4. Ruang gudang aktif
5. Ruang pengolahan makanan
6. Ruang penyajian makanan
7. Area jalan distribusi makanan
8. Ruang gudang peralatan
9. Area pencucian peralatan makanan
10. Toilet
11. Ruang ganti karyawan

7
B. STANDAR FASILITAS
Standar fasilitas yang ada di Instalasi Gizi meliputi :
Tabel 3.1. Standar Fasilitas
Type Jumlah Keadaan Barang
No. Nama Barang Merk
Model Fisik Satuan Baik Kurang Rusak
Ruang Kantor
1 Lemari kayu 1 buah baik - -
2 Meja kayu Lunar 1 buah baik - -
3 Kursi Futura 2 buah Kurang -
4 Kursi Chitose 1 buah Kurang -
5 Kursi berlengan Diwar 1 buah Kurang -
Komputer 2 set :
6 Monitor LG 2 buah baik - -
7 Keybord Logitech 2 buah baik - -
8 Mose Logitech 2 buah baik - -
9 CPU Simx 2 buah baik - -
10 Printer Epson L360 1 buah baik - -
11 Kalkulator Casio HL 122 TV 1 buah baik - -
12 Kipas angin Berdiri Cosmos 1 buah Kurang -
13 Rak sepatu Plastik 1 buah baik - -
14 Tempat sampah 10 ltr Plastik 1 buah baik - -
15 Perpurator Joiko 1 buah baik - -
16 Hekter kecil MAX 1 buah baik - -
17 Lemari Besi Besi 1 buah baik
18 Meja 1/2 Biro Lunar 1 buah baik
Ruang Penyaji
1 Air Condesioner Daikin spilt 1 unit baik - -
2 Meja penyaji stainlesstel dwidar 6 buah baik - -
3 Kursi putar diwar SL 902 2 buah - 2
4 Exhaust Fan Panasonic 1 buah baik
5 Jam dinding Sakana 1 buah baik - -
6 Tempat sampah 50 ltr Krisbow Plastik 1 buah baik - -
7 Thermometer Hygro Therm Scan 1 buah baik
8 Alat Penangkap Lalat Seruning 1 buah baik
Dapur/Ruang Pengolah
1 Papan tulis putih 1 buah baik -
2 Bak pencuci Stenlessteal 1 buah baik - -
3 Meja Stenlessteal 3 susun 1 buah baik - -
4 Meja Stenlessteal 2 susun 1 buah baik - -
5 Meja Stenlessteal 1 buah baik - -
6 Oven gas Bima Jaya 1 set baik - -
7 Rak u/ oven Besi 1 buah baik - -
8 Jam dinding Sakana 1 buah baik - -
9 Palet Plastik 1 buah baik - -

8
Type Jumlah Keadaan Barang
No. Nama Barang Merk
Model Fisik Satuan Baik Kurang Rusak
10 Tabung gas elpiji 4 buah baik - -
11 Exhause fan Panasonic 1 buah baik - -
12 Cerobong asap 2 set baik -
13 Alat Penangkap Lalat Seruning 1 buah baik
14 Thermometer Hygro Therm Scan 1 buah baik
15 Tungku kompor 4 buah baik - -
Ruang Penerimaan
1 Bak pencuci Stenlessteal 1 buah baik - -
2 Timbangan barang Indodachin 1 buah baik - -
3 Papan tulis putih 1 buah baik - -
4 Apar fayer Iter 1 buah baik - -
5 Tpt Penangkap Lalat Seruning 1 buah baik
6 Dispenser Tissu Livi 1 buah baik - -
Gudang Pasip
1 Exhause Fan Panasonic 1 buah baik - -
2 Rak Besi 2 buah baik - -
3 Kapslok 1 buah baik
4 Thermometer Hygro Therm Scan 1 buah baik
5 Palet Plastik 2 buah baik -
Gudang aktif
1 Timbangan Camry 1 buah baik - -
2 Meja keci kayu 1 buah baik - -
3 Rak 4 Susun 1 buah baik - -
4 Exhause fan Panasonic 1 buah baik - -
5 Palet Plastik 1 buah baik - -
6 Showcase /pendingin Denpo 1 buah baik - -
7 Showcase /pendingin Polytron 2 buah baik - -
8 Pengatur suhu Dry gray 2 buah baik - -
9 Freezer Dast 1 buah baik -
10 Gentong Plastik 1 buah baik - -
Ruang ganti
1 Loker Kayu 1 buah baik - -
2 Kapslok 1 buah baik
3 Mesin RO 1 buah baik - -
Gudang Peralatan
1 Lemari besi/kaca 1 buah baik - -
2 Lemari kayu 1 buah baik - -
3 Rak besi 4 susun 2 buah baik - -
4 Tpt Penangkap Lalat Seruning 1 buah baik
5 Exhause fan Panasonic 1 buah baik - -
Ruang Distribusi
1 Trolly Steanlesteal 3 buah baik - -

9
Type Jumlah Keadaan Barang
No. Nama Barang Merk
Model Fisik Satuan Baik Kurang Rusak
2 Trolly Steanlesteal 1 buah baik - -
3 Papan tulis putih 1 buah baik -
4 Telepone Panasonic 1 buah baik - -
Ruang Pencucian
1 Pemanas air Stored 1 buah baik - -
2 Kranjang Gelas Plastik 3 buah baik - -
3 Ember besar terbuka Plastik 1 buah baik - -
4 Zink / Wastafel Stenlies 3 buah baik
Kamar mandi Petugas
1 Ember tidak bertutup Lion star 1 buah baik - -
2 Gayung 1 buah baik - -
3 Kapstok/gantungan 1 buah baik - -
4 Closet 1 buah baik - -
5 Shower closet 1 buah baik - -
6 Keset 1 buah baik - -
Peralatan masak
1 Panci kukus 1 buah baik - -
2 Panci kukus susun Bima jaya 1 buah baik - -
3 Panci bubur Bima jaya 1 buah baik - -
4 Panci Bima jaya 1 buah baik - -
5 Panci Bima jaya 1 buah baik - -
6 Panci Bima jaya 1 buah baik - -
7 Wajan besar Logo 1 buah baik - -
8 Wajan Sedang Logo 1 buah baik - -
9 Wajan kecil Logo 1 buah baik - -
10 Baskom Steanlesteal 4 buah baik - -
11 Baskom Steanlesteal 3 buah baik - -
12 Baskom Steanlesteal 5 buah baik - -
13 Baki besar Plastik 2 buah baik -
14 Baki sedang Plastik 3 buah baik - -
15 Baki kecil Plastik 2 buah baik - -
16 Baki besar Steanlesteal 1 buah baik - -
17 Baki sedang Steanlesteal 2 buah baik - -
18 Mangkok Steanlesteal 2 buah baik - -
19 Saringan kawat kecil 1 buah baik - -
20 Saringan kawat besar 1 buah baik -
21 Sodet Besi 1 buah baik - -
22 Sodet panjang/bubur Kayu 3 buah baik - -
23 Saringan the 1 buah baik -
24 Saringan terigu Plastik 3 buah baik - -
25 Pisau 6 buah baik - -
26 Pisau Roti 5 buah baik - -

10
Type Jumlah Keadaan Barang
No. Nama Barang Merk
Model Fisik Satuan Baik Kurang Rusak
27 Pisau buah 1 buah baik - -
28 Pisau wortel/ Peeler 2 buah baik - -
29 Panci Sedang 3 buah baik
30 Pelet/spatula Plastik 6 buah baik - -
31 Parutan serba guna Reno Plastik 2 buah baik - -
32 Pemantik api 1 buah baik - -
33 Centong sayur Stainless 2 buah 1 - 1
34 Centong / sumsum Kayu 2 buah baik - -
35 Cetakan muffin 2 buah baik -
36 loyang /Puding Plastik 3 buah baik - -
37 Cetakan u /puding Almunium 1 buah baik - -
38 Mangkuk u/ Nasi Tim 12 buah baik - -
39 Cetakan u/talem Plastik 60 buah baik - -
40 Centong u/bubur 2 buah baik - -
41 Centong u/bubur 1 buah baik - -
42 Loyang Almunium 3 buah baik - -
43 Loyang segi 4 Almunium 4 buah baik - -
44 Keranjang besar Plastik 2 buah baik - -
45 Telenan Plastik 3 buah baik - -
46 Teko Plastik 3 buah baik - -
47 Termos air panas Yoshikawa 9 buah baik
48 Golok daging 1 buah baik - -
49 Gelas ukur Plastik 2 buah 1 - 1
50 Mixer Philips 1 buah baik - -
51 Blender Philips 4 buah 1 - 1
52 Pemanggang roti Sharp 1 buah baik - -
53 Presto Nagami 2 buah 1 - 1
54 Food Proced Philips 1 buah baik
55 Panci Teflon Maspion 1 buah baik
Peralatan makan
pasien
Untuk VVIP + VIP
1 Piring makan Indokramik 10 buah baik - -
2 Piring bubur 8 buah baik - -
3 Pisin ikan Sango dll 36 buah baik - -
4 Pisin buah Indokramik 6 buah baik - -
5 Pisin snack 25 buah baik - -
6 Mangkok sayur Indokramik 13 buah baik - -
7 Mangkok snack 18 buah baik - -
8 Gelas 16 buah baik - -
9 Sendok makan 23 buah baik - -
10 Garpu makan 68 buah baik - -

11
Type Jumlah Keadaan Barang
No. Nama Barang Merk
Model Fisik Satuan Baik Kurang Rusak
11 Sendok kecil/ the 30 buah baik - -
12 Nampan melamin 16 buah baik - -
Peralatan makan
pasien
u/utama,I,II,III
1 Piring makan /bubur 133 buah baik - -
2 Pisin ikan 90 buah baik - -
3 Pisin buah 130 buah baik - -
4 Pisin snack buah baik - -
5 Mangkok sayur 100 buah baik - -
6 Gelas 100 buah baik - -
7 Sendok Plastik 20 buah baik
8 Sendok snack 110 buah baik
9 Cangkir segi 6 6 buah baik
10 Sendok makan 114 buah baik - -
11 Nampan melamin 70 buah baik - -
12 Tempat gula kinca 10 buah baik - -

12
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN

A. PENYELENGGARAAN MAKANAN
1. Pengertian
Penyelenggaraan makanan rumah sakit adalah serangkaian kegiatan mulai dari
perencanaan menu sampai dengan pendistribusian makanan kepada konsumen, dalam
rangka pencapaian status kesehatan yang optimal melalui pemberian diet yang tepat.
Dalam hal ini termasuk kegiatan pencatatan, pelaporan dan evaluasi.
2. Tujuan
Penyelenggaraan makanan di rumah sakit dilaksanakan dengan tujuan untuk
menyediakan makanan yang berkualitas baik dan jumlah yang sesuai kebutuhan serta
pelayanan yang layak dan memadai bagi klien atau konsumen yang membutuhkannya.
3. Bentuk Penyelenggaraan Makanan
Kegiatan penyelenggaraan makanan merupakan bagian dari unit pelayanan gizi
di rumah sakit. Sistem penyelenggaraan makanan yang dilakukan oleh Rumah Sakit
Karya Bhakti Pratiwi adalah sistem swakelola, yaitu mulai instalasi bertanggung
jawab untuk melaksanakan semua kegiatan penyelenggaraan makanan, mulai dari
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
4. Mekanisme Kerja Penyelenggaraan Makanan
Mekanisme kerja penyelenggaraan makanan meliputi :
a. Perencanaan Menu
Perencanaan menu adalah suatu kegiatan penyusunan menu yang akan diolah
untuk memenuhi selera konsumen/ pasien, dan kebutuhan zat gizi yang
memenuhi prinsip gizi seimbang. Tujuannya adalah tersedianya siklus menu
sesuai klasifikasi pelayanan yang ada di rumah sakit , misalnya siklus menu
7+1hari.
b. Pemesanan dan Pembelian Bahan Makanan
Pemesanan adalah penyusunan permintaan (order) bahan makanan
berdasarkan menu atau pedoman menu dan rata- rata jumlah konsumen atau
pasien yang dilayani. Tujuannya adalah agar tersedianya daftar pesanan bahan
makanan sesuai spesifikasi yang ditetapkan.
Adapun persyaratan pemesanan dan pembelian bahan makanan adalah
sebagai berikut :
1) Adanya kebijakan rumah sakit tentang pengadaan bahan makanan
2) Adanya surat perjanjian dengan rekanan
3) Adanya spesifikasi bahan makanan
4) Adanya daftar pesanan bahan makanan
5) Tersedianya dana
Sehingga untuk melakukan pemesanan bahan makanan harus mempunyai
langkah-langkah sebagai berikut :
1) Bagian gizi membuat rekapitulasi kebutuhan bahan makanan untuk esok hari
dengan cara : standar porsi x jumlah pasien.

13
2) Hasil perhitungan diserahkan ke bagian gudang
3) Bagian penyimpanan hanya menyimpan makanan untuk kebutuhan sarapan
esok harinya.
4) Bagian pengolahan mengambil bahan makanan yang akan dipakai
5) Penerimaan, penyimpanan dan penyaluran bahan makanan
c. Penerimaan Bahan Makanan
Penerimaan Bahan Makanan adalah suatu kegiatan yang meliputi
pemeriksaan, pencatatan dan pelaporan tentang macam, kualitas dan kuantitas
bahan makanan yang diterima sesuai dengan pesanan serta spesifikasi yang telah
ditetapkan.
Tujuannya adalah tersedianya bahan makanan yang siap untuk diolah.
Persyaratannya adalah :
1) Tersedianya rincian pesanan bahan makanan harian berupa macam dan
jumlah bahan makanan yang akan diterima.
2) Tersedianya spesifikasi bahan makanan yang telah ditetapkan
Langkah- langkah Penerimaan Bahan Makanan :
a. Bahan makanan yang datang diperiksa satu persatu, untuk mengetahui ada
barang yang ada, kurang atau berlebih.
b. Kemudian bahan makanan disimpan di gudang penyimpanan sesuai jenis-
jenis barang.
d. Penyimpanan Bahan Makanan
Penyimpanan bahan makanan adalah suatu tata cara menata, menyimpan,
memelihara keamanan bahan makanan kering dan basah baik kualitas maupun
kuantitas di gudang bahan makanan kering dan basah serta pencatatan dan
pelaporannya. Tujuannya agar tersedianya bahan makanan siap pakai dengan
kualitas dan kuantitas yang tepat sesuai dengan perencanaan. Untuk memenuhi
hal ini maka harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1) Adanya sistem penyimpanan barang
2) Tersedianya fasilitas ruang penyimpanan bahan makanan sesuai persyaratan.
3) Tersedianya kartu stok/buku catatan keluar masuk bahan makanan.
e. Penyaluran Bahan Makanan
Penyaluran bahan makanan adalah tata cara mendistribusikan bahan
makanan berdasarkan permintaan harian. Tujuannya agar tersedianya bahan
makanan siap pakai dengan kualitas dan kuantitas yang sesuai dengan pesanan.
Selain itu perlu adanya kartu stok/ buku catatan keluar masuk bahan makanan.
f. Persiapan Bahan Makanan
Persiapan bahan makanan adalah serangkaian kegiatan dalam penanganan
bahan makanan, yaitu meliputi berbagai proses antara lain membersihkan,
memotong, mengupas, mengupas, mengocok, merendam. Tujuannya adalah
mempersiapkan bahan- bahan makanan, serta bumbu- bumbu sebelum dilakukan
kegiatan pemasakan. Sehingga untuk melakukan persiapan bahan makanan harus
mempunyai persyaratan sebagai berikut :
1) Tersedianya bahan makanan yang akan dipersiapkan
2) Tersedianya peralatan persiapan

14
3) Tersedianya standar prosedur oprasional persiapan
4) Tersedianya aturan proses – proses persiapan
g. Pengolahan Bahan Makanan
Pengolahan bahan makanan merupakan suatu kegiatan mengubah (memasak)
bahan makanan mentah menjadi makanan yang siap dimakan, berkualitas, dan
aman untuk dikonsumsi. Tujuannya pengolahan bahan makanan adalah :
1) Mengurangi resiko kehilangan zat- zat gizi bahan makanan.
2) Meningkatkan nilai cerna
3) Meningkatkan dan mempertahankan warna, rasa keempukan dan penampilan
makanan.
4) Bebas dari organisme dan zat yang berbahaya untuk tubuh.
Untuk dapat memenuhi hal tersebut, maka harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut :
1) Tersedianya siklus menu
2) Tersedianya peraturan pengguna bahan tambahan pangan (BTP)
3) Tersedianya bahan makanan yang akan diolah.
4) Tersedianya peralatan pengolahan bahan makanan
5) Tersedianya aturan penilaian.
6) Tersedianya standar prosedur oprasional pengolahan
h. Penyajian Makanan
Penyajian makanan merupakan rangkaian akhir dari perjalanan makanan.
Makanan yang dusajikan adalah makanan yang siap dan laik santap. Hal-hal yang
perlu diperhatikan pada tahap penyajian makanan antara lain sebagai berikut:
1) Tempat penyajian
Perhatikan jarak dan waktu tempuh dari tempat pengolahan makanan ke
tempat penyajian serta hambatan yang mungkin terjadi selama pengangkutan
karena akan mempengaruhi kondisi penyajian hambatan diluar dugaan
sangat mempengaruhi keterlambatan penyajian.
2) Prinsip penyajian makanan
Wadah yang terpisah dan memiliki tutup untuk mencegah terjadinya
kontaminasi silang
Makanan pasien di Rumah Sakit Karya Bhakti Pratiwi disajikan pada
peralatan makan yang dikemas dengan menggunakan plastik wrapping untuk
mengurangi kontaminasi. Peralatan makan pasien di ambil maksimal 1 jam
sesudah pendistribusian makan untuk mencegah terjadinya pembusukan.
i. Pendistribusian Makanan
Pendistribusian makanan adalah serangkaian kegiatan penyaluran makanan
sesuai dengan jumlah porsi dan jenis makanan konsumen yang dilayani (makanan
biasa maupun makanan khusus). Tujuannya agar konsumen mendapat makanan
sesuai diet dan ketentuan yang berlaku. Agar pendistribusian makanan dapat
berjalan dengan baik harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1) Tersedianya standar porsi yang ditetapkan rumah sakit
2) Adanya peraturan pengambilan makanan
3) Adanya bon permintaan makanan.

15
4) Tersedianya makanan sesuai ketentuan diet pasien/ kebutuhan konsumen.
5) Tersedianya peralatan makanan
6) Tersedianya sarana pendistribusian makanan
7) Tersedianya tenaga pramusaji.
8) Adanya jadwal pendistribusian makanan.
Jadwal pendistribusian makan di Rumah Sakit Karya Bhakti Pratiwi adalah
sebagai berikut :
1) Makan pagi pukul 05.30 WIB - 06.30 WIB
2) Snack pagi pukul 07.30 WIB – 08.30 WIB
3) Makan siang pukul 11.30 WIB – 12.30 WIB
4) Snack siang pukul 14.30 WIB – 15.30 WIB
5) Makan malam pukul 17.30 WIB – 18.30 WIB
Adapun sistem penyaluran makanan di Rumah Sakit Karya Bhakti Pratiwi adalah
sistem sentralisasi maksudnya adalah makanan pasien dibagikan dan disajikan
dalam alat makan secara terpusat didapur pengolahan

B. ASUHAN GIZI PASIEN RAWAT JALAN DAN RUANG RAWAT INAP


Pada pelayanan gizi rumah sakit, asuhan gizi dapat dilaksanakan kepada pasien rawat
jalan dan rawat inap.
1. Asuhan Gizi Pasien Rawat Jalan.
Pengertian asuhan gizi rawat jalan adalah kegiatan pelayanan gizi yang
berkesinambungan dimulai dari perencanaan diet, pelaksanaan konseling diet hingga
evaluasi rencana diet kepada klien/ pasien rawat jalan. Tujuannya adalah memberikan
pelayanan gizi kepada pasien/ klien rawat jalan agar memperoleh asupan makanan
yang sesuai dengan kondisi kesehatannya. Pelayanan gizi pasien rawat jalan
merupakan serangkaian kegiatan yang meliputi :
a. Pengkajian status gizi.
b. Penentuan kebutuhan gizi sesuai dengan status gizi dan penyakit.
c. Penentuan macam atau jenis diet, sesuai dengan penyakit dan cara pemberian
makanan
d. Konseling dan penyuluhan gizi.
e. Pemantauan evaluasi dan tindak lanjut pelayanan gizi.
2. Asuhan Gizi Rawat Inap
Pengertian asuhan gizi rawat inap adalah serangkaian proses kegiatan pelayanan
gizi yang berkesinambungan dimulai dari perencanaan diet/ preskripsi awal diet yang
akan ditentukan oleh DPJP/ dokter jaga, hingga evaluasi rencana diet pasien di ruang
rawat inap, dengan berkolaborasi antara dokter, ahli gizi, perawat/ bidan. Tujuannya
adalah memberikan pelayanan kepada pasien rawat inap agar memperoleh gizi yang
sesuai dengan kondisi penyakit, dalam upaya mempercepat proses penyembuhan.
Pelayanan gizi pasien rawat inap merupakan serangkaian kegiatan selama perawatan
yang meliputi :
a. Pengkajian status gizi.
b. Penentuan kebutuhan gizi sesuai dengan status gizi dan penyakit.

16
c. Penentuan macam atau jenis diet, sesuai dengan penyakit dan cara pemberian
makanan
d. Konseling dan penyuluhan gizi.
e. Pemantauan evaluasi dan tindak lanjut pelayanan gizi
Semua pasien rawat inap akan dikunjungi oleh Ahli Gizi klinik dalam 1 x 24 jam sejak
pasien masuk rawat inap. Pada kunjungan tersebut Ahli Gizi akan melakukan edukasi
mrliputi:
a. Jenis diet
b. Tujuan diet
c. Status gizi
d. Kebutuhan gizi harian
e. Makanan yang dianjurkan dan tidak di anjurkan (pembatasan diet)
f. Makanan yang di bawa oleh keluarga pasien
g. Penyimpanan makanan yang dibawa oleh keluarga pasien untuk mencegah
kontaminasi serta pembusukan

17
BAB V
LOGISTIK

Keperluan logistik di unit gizi dibagi menjadi 2 medis dan non medis. Berikut adalah alur
permintaan barang unit gizi.
A. ALUR PERMINTAAN BARANG

Medis ke
Farmasi
Permintaan
Kapel.Gizi
Barang
Non Medis ke
Bagian Rumah
Tangga

Gambar 5.1 Alur Permintaan Barang

B. PERENCANAAN
Pengadaan bahan gizi harus mempertimbangkan hal – hal sebagai berikut :
1. Tingkat Persediaan
Pada umumnya tingkat persediaan harus selalu sama dengan jumlah persediaan
yaitu jumlah persediaan minimum ditambah jumlah safety stock. Tingkat persediaan
minimum adalah jumlah bahan yang diperlukan untuk memenuhi kegiatan
operasional normal, sampai pengadaan berikutnya dari pembekal atau ruang
penyimpanan umum. Safety stock adalah jumlah persediaan cadangan yang harus ada
untuk bahan – bahan yang dibutuhkan atau yang sering terlambat diterima dari
pemasok. Buffer stock adalah stock penyangga kekurangan bahan makanan di gizi.
Reserve stock adalah cadangan bahan makanan/sisa.
2. Perkiraan jumlah kebutuhan
Perkiraan kebutuhan dapat diperoleh berdasarkan jumlah pemakaian atau
pembelian bahan dalam periode 6-12 bulan yang lalu dan proyeksi jumlah
pemeriksaan untuk periode 6-12 bulan untuk tahun yang akan datang. Jumlah rata –
rata pemakaian bahan untuk satu bulan perlu dicatat.

C. PERMINTAAN
Permintaan barang tersebut dilakukan sesuai kebutuhan permintaan, kebagian logistic
farmasi (untuk barang medis) dan logistic umum (untuk barang non medis) atau kebagian
pengadaan dengan menggunakan formulir bon permintan barang.

18
Dalam keadaan mendesak dan stock barang di gizi kosong, maka permintaan barang
bisa dilakukan sewaktu – waktu pada jam kerja sesuai kebutuhan.

D. PENYIMPANAN
Bahan makanan gizi yang sudah ada harus ditangani secara cermat dengan
mempertimbangkan :
1. Perputaran pemakaian dengan menggunakan kaidah :
a. Pertama masuk – petama keluar ( FIFO – first in – first out ), yaitu bahwa barang
yang lebih dahulu masuk persediaan harus digunakan lebih dahulu.
b. Masa kadarluarsa pendek dipakai dahulu ( FEFO – first expired – first out)
Hal ini adalah untuk menjamin barang tidak rusak akibat penyimpanan yang terlalu
lama.
2. Tempat penyimpanan
Harus terhindar dari kemungkinan kontaminasi baik oleh bakteri, serangga, tikus
dan hewan lainnya maupun bahan berbahaya. Tempat/wadah penyimpanan harus
sesuai dengan jenis bahan makanan contohnya bahan makanan yang cepat rusak
disimpan dalam lemari pendingin dan bahan makanan kering disimpan ditempat yang
kering dan tidak lembab.
3. Kelembaban
Kelembaban penyimpanan dalam ruangan 80%-90%
4. Ketebalan dan bahan padat tidak lebih dari 10 cm
5. Makanan dalam kemasan tertutup disimpan pada suhu + 10 0C
6. Suhu
Tabel 5.1 Lama Waktu Penyimpanan
Lama Waktu Penyimpanan
Jenis Bahan Makanan
< 3 hari ≤ 1 minggu > 1 minggu
Daging, ikan, udang dan hasil -5 – 0 C
0
-10 – - 50 C
0
< - 100C
olahnya
Telur, buah dan hasil olahnya 5 – 70C -5 – 00C < -5 0C
Sayur, buah dan minuman 100C 100C 100C
Tepung dan biji-bijian 250C 250C 250C

E. PENGGUNAAN
Penggunaan bahan makanan menggunakan system FIFO yaitu singkatan First In First
Out yang berarti bahwa persediaan yang pertama kali masuk itulah yang pertama kali
dikeluarkan.

19
BAB VI
PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN

A. PENGERTIAN
Peningkatan mutu dan keselamatan pasien yang selanjutnya disingkat PMKP
merupakan proses kegiatan yang berkesinambungan (never ending process) guna
memberikan pelayanan yang bermutu, professional dan mengutamakan keselamatan
pasien. Kegiatan PMKP dilaksanakan di setiap unit kerja, termasuk instalasi gizi.
Diperlukan sistem manajemen data untuk peningkatan mutu dan keselamatan pasien,
meliputi :
1. Perencanaan kebutuhan informasi
2. Pengumpulan data
3. Pengolahan data
4. Validasi data
5. Penyajian data
6. Analisa data
7. Pelaporan
8. Publikasi data

B. TUJUAN
1. Terlaksananya sistem pelayanan yang mengutamakan mutu, profesionalisme dan
kepuasan pengguna jasa.
2. Terbentuknya budaya organisasi serta motivasi yang tinggi untuk peduli terhadap
peningkatan mutu dan keselamatan pasien secara kontinyu sesuai dengan visi rumah
sakit Karya Bhakti Pratiwi.
3. Meningkatkan mutu pelayanan di rumah sakit secara efektif, efisien dan
berkesinambungan serta tersusunnya sistem monitoring pelayanan rumah sakit
melalui indikator mutu pelayanan.
4. Terlaksananya pencatatan dan pelaporan semua indikator mutu pelayanan dan
indikator keselamatan pasien di unit pelayanan / unit kerja.

C. PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN MUTU PELAYANAN GIZI


Pelayanan gizi di Rumah Sakit dikatakan bermutu jika memenuhi 3 komponen, yaitu
pengawasan dan pengendalian mutu untuk menjamin bahwa produk yang dihasilkan aman,
menjamin kepuasan konsumen dan assesmen yang berkualitas.
Dalam Standar Pelayanan minimal Rumah Sakit, ditetapkan bahwa standar pelayanan
gizi, meliputi :
1. Ketepatan waktu pemberian makanan kepada pasien
2. Sisa Makanan yang tidak dihabiskan oleh pasien
3. Tidak adanya kesalahan pemberian diet
Pelayanan gizi di RS dapat dikatakan berkualitas, bila hasil pelayanan mendekati hasil
yang diharapkan dan dilakukan sesuai dengan standar dan prosedur yang berlaku.
Indikator mutu pelayanan gizi mencerminkan mutu kinerja instalasi gizi dalam ruang

20
lingkup kegiatannya, sehingga manajemen dapat menilai apakah organisasi berjalan sesuai
jalurnya atau tidak dan sebagai alat untuk mendukung pengambilan keputusan dalam
rangka perencanaan kegiatan untuk masa yang akan datang.

D. PENCATATAN DAN PELAPORAN


Pencatatan dan pelaporan adalah serangkaian kegiatan pengumpulan data dan
pengolahan data kegiatan pelayanan gizi rumah sakit dalam jangka waktu tertentu, untuk
menghasilkan bahan bagi penilaian kegiatan pelayanan gizi rumah sakit maupun untuk
pengambilan keputusan.Kegiatan pencatatan dan pelaporan di Instalasi Gizi.
1. Pencatatan dan Pelaporan Pengadaan Makanan
a. Formulir pemesanan bahan makanan harian.
b. Pencatatan bahan makanan yang diterima oleh bagian gudang instalasi gizi pada
hari itu.
c. Pencatatan sisa bahan makanan (harian/ bulanan), meliputi bahan makan basah
dan bahan makanan kering.
d. Pencatatan data permintaan/ pesanan bahan makanan berdasarkan bon- bon
pemesanan dari masing- masing.
2. Pencatatan Dan Pelaporan Tentang Penyelenggaraan Makanan
a. Buku laporan pasien baru/ yang berdiet khusus.
b. Buku laporan pasien baru makanan biasa
c. Buku laporan pergantian/ pertukaran diet pasien.
3. Pencatatan Dan Pelaporan Tentang Perlengkapan Peralatan Instalasi Gizi
a. Buku besar tentang peralatan keseluruhan (untuk aimpan pinjam)
b. Laporan jumlah pasien pada pagi hari setiap harinya.
c. Pencatatan dan Pelaporan Anggaran Belanja Bahan Makanan
d. Pencatatan tentang pemasukan dan pemakaian bahan makanan harian selama 1
kali putaran menu
e. Perhitungan tentang rencana kebutuhan bahan makanan untuk yang akan datang
selama triwulan/ tahunan.
f. Rekapitulasi tentang pemasukan dan an pemakaian bahan makanan
g. Perhitungan harga rata-rata bahan makanan per orang perhari dalam satu kali
putaran menu
h. Pencatatan tentang penggunaan bahan bakar perbulan
i. Pencatatan Dan Pelaporan Pelayanan Gizi Di Ruang Rawat Inap.
j. Buku catatan harian pasien tentang perkembangan diet, termasuk catatan
makanan sisa yang tidak dihabiskan.
k. Formulir permintaan makan pagi, siang, sore.

E. KESELAMATAN PASIEN
Keselamatan pasien merupakan salah satu kegiatan rumah sakit yang dilakukan
melalui assasmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko
pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak
lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko. Di Rumah
Sakit Karya Bhakti Pratiwi, kegiatan ini dilakukan melalui monitoring indikator mutu

21
pelayanan tiap unit kerja terutama yang terkait dengan pelaksanaan patient safety, tindakan
preventif, tindakan korektif.
1. Monitoring indikator mutu pelayanan
Kegiatan ini merupakan kegiatan assesmen risiko. Indikator mutu pelayanan
rumah sakit dan unit kerja secara rinci dijelaskan pada Pedoman Mutu Pelayanan,
Pedoman Mutu Pelayanan unit gizi secara rinci ada pada BAB VIII Pengendalian
Mutu. Indikator mutu pelayanan yang menyangkut patient safety secara rinci dapat
dilihat pada format indikator mutu pelayanan pada pedoman mutu pelayanan.
Indikator tersebut merupakam milik unit kerja, ditentukan periode pengambilan data
dan analisisnya. Bila terjadi penyimpangan atau terjadi kejadian yang tidak diinginkan
pimpinan unit melaporkan pada pertemuan manajemen seperti diatur pada tindakan
preventif.
2. Tindakan Preventif
Tindakan Preventif sebenarnya adalah sistem yang diharapkan dapat mencegah
terjadinya cidera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan
atau tidak melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan. Tindakan preventif
dilakukan melalui pencegahan kejadian tidak diinginkan.
3. Tindakan Korektif
Tindakan Korektif adalah pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari
insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan
timbulnya risiko Tindakan Korektif dilakukan terhadap laporan yang diputuskan
dalam pertemuan tertutup oleh kepala bidang melalui inspeksi dan verifikasi. Hasil
inspeksi harus menunjukan telah dilakukannya tindakan koreksi.

22
BAB VII
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

A. PENGERTIAN
Keselamatan kerja (safety) adalah segala upaya atau tindakan yang harus diterapkan
dalam rangka menghindari kecelakaan yang terjadi akibat kesalahan kerja petugas ataupun
kelalaian / kesengajaan.

B. TUJUAN
Menurut Undang- undang Keselamatan Kerja Tahun 1970, syarat- syarat keselamatan
kerja meliputi seluruh aspek pekerjaan yang berbahaya, dengan tujuan:
1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan.
2. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran
3. Mencegah, mengurangi bahaya ledakan
4. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau
kejadian yang berbahaya.
5. Memberi pertolongan pada kecelakaan
6. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu, kelembaban,
debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi
7. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja, baik fisik/ psikis,
keracunan, infeksi dan penularan
8. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup
9. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban
10. Mengamankan dan memelihara pekerjaan bongkar muat perlakuan dan penyimpanan
barang
11. Mencegah terkena aliran listrik

C. PRINSIP KESELAMATAN KERJA PEGAWAI DALAM PROSES


PENYELENGGARAAN
1. Pengendalian teknis mencakup :
a. Letak, bentuk dan kontruksi alat sesuai dengan kegiatan dan memenuhi syarat
yang telah ditentukan
b. Ruangan dapur cukup cukup luas, denah sesuai arus kerja dan dapur dari bahan-
bahan kontruksi yang memenuhi syarat.
c. Perlengkapan alat kecil yang cukup disertai tempat penyimpanan yang praktis
d. Penerapan dan ventilasi yang cukup memenuhi syarat
e. Tersedianya ruang istirahat untuk pegawai
f. Adanya pengawasan kerja yang dilakukan oleh penanggung jawab dan
terciptanya kebiasaan kerja yang baik oleh pegawai
g. Pekerjaan yang ditugaskan hendaknya sesuai dengan kemampuan kerja dari
pegawai
h. Volume kerja yang dibebankan hendaknya sesuai dengan jam kerja yang telah
ditetapkan.

23
i. Maintenence (perawatan) alat dilakukan secara kontinu agar peralatan tetap
dalam kondisi yang layak dipakai
j. Adanya pendidikan mengenai keselamatan kerja bagi pegawai
k. Adanya fasilitas /peralatan pelindung keselamatan bagi pegawai
l. Petunjuk penggunaan alat keselamatan kerja.

24
BAB VIII
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI

A. LATAR BELAKANG
Kejadian infeksi rumah sakit adalah infeksi yang didapat atau timbul pada waktu
pasien dirawat di rumah sakit.Bagi pasien di rumah sakit hal ini merupakan persoalan
serius yang dapat menjadi penyebab langsung atau tidak dapat langsung kematian pasien.
Beberapa kejadian infeksi rumah sakit mungkin tidak menyebabkan kematian pasien akan
tetapi dapat menjadi penyebab penting pasien dirawat lebih lama dirumah sakit.
Penyebabnya oleh kuman yang berada di lingkungan rumah sakit atau oleh kuman yang
sudah dibawa oleh pasien sendiri, yaitu kuman endogen. Dari batasan ini dapat
disimpulkan bahwa kejadian infeksi rumah sakit adalah infeksi yang secara potensial dapat
dicegah.
Salah satu hal yang perlu disadari bersama bahwa kualitas pencegahan dan
pengendalian infeksi di rumah sakit yang masih sangat rendah, berdampak pada rendahnya
mutu pelayanan rumah sakit maupun bertambahnya beban yang harus ditanggung oleh
penderita. Suatu kejadian infeksi rumah sakit pada pasien akan mengakibatkan hal-hal
seperti memperberat penyakit dan sangat mungkin menyebabkan terjadinya kematian
ataupun kecacatan, perpanjangan waktu perawatan yang juga berdampak pada
perpanjangan waktu tunggu bagi pasien lainnya, serta peningkatan biaya pengobatan yang
ditanggung oleh pasien maupun rumah sakit.
Untuk meminimalkan terjadinya infeksi di RS Karya Bhakti Pratiwi, maka Tim
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi yang mempunyai tugas dan tanggungjawab untuk
melaksanakan pencegahan dan pengendalian infeksi di RS Karya Bhakti Pratiwi
menyusun program kegiatan tahun 2018.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit melalui terlaksananya program kerja PPI
dan terwujudnya keselamatan kerja di RS Karya Bhakti Pratiwi.
2. Tujuan Khusus
a. Menerapkan kewaspaadaan standar dengan meningkatkan kepatuhan petugas
terhadap Kebersihan Tangan dengan 6 langkah dalam 5 moment dan pemakaian
Alat Pelindung Diri.
b. Menurunkan insiden rate rumah sakit di RS Karya Bhakti Pratiwi
c. Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas akibat infeksi rumah sakit di RS
Karya Bhakti Pratiwi
d. Melindungi pasien dari penularan infeksi rumah sakit.
e. Melindungi tenaga kesehatan dari penularan infeksi rumah sakit.
f. Melindungi pengunjung rumah sakit dan masyarakat di lingkungan rumah sakit
dari infeksi rumah sakit
g. Melindungi lingkungan di dalam dan sekitar rumah sakit.

25
C. PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI) DI
INSTALASI GIZI
Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Instalasi Gizi, meliputi :
1. Kebersihan Peralatan Makanan dan Minuman
Pencucian peralatan makanan meliputi 3 proses, pencucian dengan air hangat (65,5C)
dan detergen
2. Cara Penyimpanan Makanan yang aman dan bersih
Ini terkait sanitasi gudang yang harus bersih, bebas dari serangga/ binatang. Selain itu
diperlukan pengaturan rotasi penyimpanan barang lama dengan barang baru.
3. Cara Pengolahan Makanan
Tempat Pengolahan (dapur) :
a. Menggunakan air minum yang tidak terkontaminasi
b. Pembuangan air kotor lancar dan tertutup
c. Tempat sampah tertutup dan dioperasikan dengan pedal
d. Rapat serangga dan tikus
Tenaga Pengolah
a. Kebersihan perseorangan baik
b. Selalu mencuci tangan sebelum menjamah makanan
c. Memakai APD (tutup kepala, masker, celemek, alas kaki bagian depan yang
tertutup)
d. Berkuku pendek
e. Tidak memakai perhiasan tangan
f. Menjamah makanan matang menggunakan alat
Proses Pengolahan
a. Cara Pengolahan makanan yang bersih
b. Bahan makanan yang akan diolah harus sesuai jenis spesifikasi
c. Tempat persiapan, meja peracikan bebas kecoa, semut tikus, kucing
d. Peralatan pengolahan tidak dicampuradukkan cara penggunaannya
Kebersihan Dapur
a. Lantai bersih dari debu dan sampah
b. Permukaan lingkungan bersih dan tidak berdebu
c. Lawa-lawa tidak ada
d. Lantai kering dan tidak licin
4. Cara Pengangkutan Makanan
a. Alat pengangkutan makanan/ kereta makanan harus bersih (tidak bau)
b. Makanan senantiasa dalam keadaan tertutup
5. Penyimpanan Makanan di Lemari Pendingin
a. Sesuai bahan makanan
b. Sesuai suhu nya
c. Isi Lemari pendingin tidak penuh sesak dan tidak sering buka tutup
d. Ada form pemantauan suhu
e. Diisi secara rutin

26
6. Cara Penyajian Makanan
a. Kebersihan alat dan tempat di lokasi penyajian baik
b. Hygiene perorangan baik
c. Teknik pelayanan ramah, sopan, menghormati
d. Teknik penyajian baik, makanan ditutup wrap

27
BAB IX
PENUTUP

Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan dan


kedokteran, berdampak pula pada bidang gizi dan dietetik. Pelayanan gizi yang dilaksanakan
di rumah sakit tentunya akan disesuaikan dengan perkembangan jaman.
Pelayanan Gizi Rumah Sakit (PGRS), merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan
lainnya di rumah sakit dan cara menyeluruh merupakan salah satu upaya dalam rangka
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi pasien rawat inap maupun rawat jalan.
Pedoman pelayanan gizi rumah sakit (PGRS) bertujuan untuk memberikan acuan yang
jelas dan profesional dalam mengelola dan melaksanakan pelayanan gizi di rumah sakit yang
tepat bagi pasien sesuai tuntutan dan kebutuhan masyarakat.

28
DAFTAR PUSTAKA

1. Departemen Kesehatan RI .2013. Pedoman PGRS Pelayanan Gizi Rumah Sakit.


2. Jakarta: Departemen Kesehatan RI
3. Depkes, 2004. Kepmenkes No: 715/Menkes/SK/V/2004 tentang Persyaratan
4. Hygiene Sanitasi Jasaboga, Jakarta
5. Depertemen Kesehatan RI.2008. Standar Profesi Gizi. Jakarta : Departemen Kesehatan RI
6. Departemen Kesehatan RI. Sekertariat Jendral. Pusat Sarana, Prasarana dan Peralatan
Kesehatan. 2007. Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C.
Departemen Kesehatan RI

29

Anda mungkin juga menyukai