PENDAHULUAN
Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat strategis dalam mempercepat
peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, rumah sakit dituntut untuk
memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang ditetapkan dan dapat
menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah
pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa layanan yang sesuai
dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk serta penyelenggaraannya sesuai dengan
standart dan kode etik profesi yang telah ditetapkan.
Paradigma lama telah bergeser menjadi paradigma baru yang ditandai dengan
pengelolaan suatu organisasi yang menerapkan pola manajemen kualitas mutu dan
pelayanan yang handal dalam menghadapi persaingan dan dinamika kerja yang
mengglobal, tak terkecuali pada sektor kesehatan. Kepuasan pasien menjadi tolak ukur
tingkat kualitas pelayanan kesehatan. Selain itu, kepuasan pasien merupakan satu elemen
yang penting dalam mengevaluasi kualitas layanan dengan mengukur sejauh mana respon
pasien setelah menerima jasa. Perbaikan kualitas jasa pelayanan kesehatan dapat dimulai
dengan mengevaluasi setiap unsur-unsur yang berperan dalam membentuk kepuasan
pasien. Sistem kepedulian kesehatan dapat diperbaiki melalui jalur klinis, layanan,
termasuk perspektif pasien seperti seberapa baik jasa pelayanan kesehatan yang mereka
butuhkan. Selain untuk pelayanan kesehatan, rumah Sakit juga dapat dipergunakan untuk
kepentingan pendidikan, pelatihan, penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi di bidang kesehatan.
Klasifikasi Rumah Sakit Umum ditetapkan berdasarkan pada pelayanan, sumber
daya manusia, peralatan, sarana dan prasarana, serta administrasi dan manajemen. RSUD
Sibuhuan pada saat ini sedang melakukan upaya untuk meningkatkan klasifikasi dari
Rumah Sakit Umum kelas D menjadi Rumah Sakit Umum kelas C. Pembenahan secara
menyeluruh terhadap fasilitas dan kemampuan pelayanan medik Spesialis Dasar dan
pelayanan Spesialis Penunjang Medik terus dilakukan, disamping itu penguatan terhadap
Standar Pelayanan Rumah Sakit yang mencakup Standar Prosedur Operasional, Standar
Pelayanan Medis dan Standar Asuhan Keperawatan juga terus di upayakan. Salah satu
unsur penting untuk mendukung upaya diatas adalah memperbaiki Sistem Informasi Rumah
Sakit ( SIRS ) termasuk Medical Record atau Rekam Medik. SIRS adalah suatu proses
pengumpulan, pengolahan dan penyajian data Rumah Sakit. Setiap Rumah Sakit, umum
2.1.1. Geografi
Pusat pemerintahan dan ibukota Kabupaten Padang Lawas adalah Sibuhuan yang
terletak di Kecamatan Barumun. Wilayah administratif terdiri dari 9 kecamatan, 303 desa
dan 1 kelurahan dimana seluruhnya merupakan desa/kelurahan bukan pesisir. Jarak dari
14.46
25.42
5.71
Sosopan Ulu Barumun Barumun 5.72
Lubuk Barumun Sosa
8.46 7.1
9.65 14.46
13.85
Batang Lubu Sutam Hutaraja Tinggi Huristak Barumun Tengah
2.1.2. Demografi
Jumlah penduduk Kabupaten Padang Lawas tahun 2010 adalah 225.259 jiwa
(0,09% dari jumlah penduduk Indonesia), dengan laju pertumbuhan penduduk 20,69% dari
jumlah penduduk tahun 2009 yang berjumlah 186.643 jiwa. Jumlah KK tahun 2009 sebesar
52.088 KK dengan tingkat kepadatan penduduk 53,25 jiwa per km2, setiap rumah tangga
mempunyai rata-rata 4 jiwa. Berdasarkan jenis kelamin, penduduk laki-laki lebih besar
yaitu 112.987 jiwa ( 50,16% ) dibanding perempuan 112.272 jiwa ( 49,84% ). Dengan
demikian, Rasio Penduduk menurut jenis kelamin 100,64%. Komposisi penduduk di
Kabupaten Padang Lawas berdasarkan kelompok umur, penduduk yang berusia muda
(0-14 tahun) sebesar 89.063 jiwa ( 39,54% ), usia produktif ( 15-64 tahun ) sebesar 129.903
( 57,67% ) dan usia tua ( 65 tahun ) sebesar 6.293 jiwa ( 2,79% ). Dengan demikian
Dependency Ratio atau Angka Beban Tanggungan penduduk adalah 73,40%.
58%
Kel. Umur 0-14
40%
Kel. Umur 15-64
3%
Kel. Umur 65
50%
50% Perempuan
Laki-Laki
Apabila kita mengacu pada jumlah penduduk Padang Lawas tahun 2007 sampai
dengan 2010 dan persentase pertumbuhan penduduk tahun 2008 sampai 2010, maka terjadi
kenaikan jumlah penduduk seperti pada grafik berikut :
Jumlah Penduduk
2010 225,259
2009 186,643
2008 185,209
2007 183,771
2010 20.69
2009 0.77
2008 0.78
0
2007
Dari kedua grafik diatas terjadi kenaikan jumlah penduduk yang cukup signifikan
terutama pada persentase pertumbuhan penduduk, kenaikan ini diperkirakan karena
meningkatnya mobilisasi penduduk baik dari dalam maupun luar Padang Lawas,
berkorelasi dengan urbanisasi maupun migrasi penduduk yang cukup tinggi sebagai
konsekwensi dari pemekaran daerah yang mendorong masyarakat luar daerah datang ke
Padang Lawas untuk berinvestasi dalam berbagai bidang dan sektor usaha, menjadi
aparatur pemerintah dan lain sebagainya, yang pada akhirnya menetap dan menjadi
penduduk Padang Lawas.
2.1.3.1. Pendidikan
Angka melek huruf atau kemampuan membaca dan menulis penduduk di Kabupaten
Padang Lawas tahun 2010 sama dengan tahun sebelumnya, yaitu 99,65%. Angka rata-rata
lama sekolah tahun 2010 meningkat menjadi 8,13 tahun dibandingkan tahun 2009 yaitu
8,12 tahun, akan tetapi pencapaian ini juga belum mencapai program wajib belajar 9 tahun
yang telah dicanangkan pemerintah.
2010 99.65%
2009 99.65%
2008 99.64%
2008
Untuk gambaran sarana pendidikan yang ada di Padang Lawas dapat di lihat pada grafik
berikut :
200
180
160
140
120
100
80
60
40
20
0
SD SMP SMU SMK MDA PONPES MI MTs MA
2.1.3.2. Pekerjaan
ik
r
jid
il
la
ra
ga
Ku
st
ol
ho
ha
es
ot
th
ng
us
Vi
M
Pr
Ka
La
a
ej
ej
er
er
G
G
Sumber Data : Padang Lawas Dalam Angka 2011
Ket : Data mushola tahun 2010 tidak tersedia
Dari grafik diatas, sarana ibadah yang paling banyak di Padang Lawas adalah
mesjid sebanyak 364 buah ( 51,34% ), jumlah ini meningkat 28% dari tahun 2009.
Berikutnya adalah langgar 335 buah ( 47,25% ), meningkat 45% dari tahun 2009,
sedangkan rumah ibadah yang paling sedikit adalah gereja protestan sebanyak 10 buah
( 1,41% ) dengan peningkatan hanya 11% dari tahun sebelumnya. Dengan demikian
penduduk yang beragama Islam adalah mayoritas di Padang Lawas.
Grafik 12. Sarana Kesehatan Negeri dan Swasta Di Kabupaten Padang Lawas
Tahun 2008-2010
400
350
300
250
200
150
100
50
0
i
s
er
de
wt
st
eg
Pu
Pr
lin
N
Po
as
RS
m
es
sk
Pu
Sarana kesehatan di Kabupaten Padang Lawas sejak tahun 2008 sampai dengan
2010 tidak mengalami peningkatan yang cukup berarti seperti pada visual data grafik
diatas, akan tetapi dengan tersedianya sarana kesehatan disetiap kecamatan dan desa dapat
memberikan pelayanan kesehatan secara optimal kepada masyarakat.
Grafik 13. Persentase Jalan Negara, Provinsi dan Kabupaten Di Kabupaten Padang
Lawas Tahun 2008-2010
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
2008 2009 2010
80
70
60
50
40
30
20
10
0
2008 2009 2010
Grafik 15. Persentase Kondisi Jalan Di Kabupaten Padang Lawas Tahun 2008-2010
50
40
30
20
10
0
2008 2009 2010
Grafik 16. Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB ) Atas Dasar Harga Konstan
Tahun 2000 & Atas Dasar Harga Berlaku Di Kabupaten Padang Lawas
Tahun 2008-2010
1800
1600
1400
1200
1000
800
600
400
200
0
2008 2009 2010
7.5
7
6.5
6
5.5
5
4.5
4
2008 2009 2010
72.2
72
71.8
71.6
71.4
71.2
71
70.8
70.6
2007 2008 2009 2010
Grafik 19. Usia Harapan Hidup Di Kabupaten Padang Lawas Tahun 2007-2010
67.05
67
66.95
66.9
66.85
66.8
2007 2008 2009 2010
Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah ( RSUD ) Sibuhuan berawal dari arah
kebijakan pembangunan kesehatan daerah, dimana salah satunya adalah pembangunan
Rumah Sakit Umum Daerah yang refresentatif yang didukung oleh sarana dan prasarana
serta sumber daya manusia yang profesional dibidangnya guna menunjang kualitas
pelayanan kesehatan masyarakat. Pada tahun 2002 RSUD Sibuhuan mulai beroperasi. Awal
tahun 2003 RSUD Sibuhuan diresmikan oleh Bupati Tapanuli Selatan Bapak Drs. H.M.
Shaleh Harahap dengan dikeluarkannya izin penyelenggaraan RSUD Sibuhuan oleh Dinas
Kesehatan Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan No. 050/1072/2003 tanggal 22 April 2003.
Status RSUD Sibuhuan berdasarkan izin tersebut adalah kelas C. Berselang dua bulan
setelah itu Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI
mengeluarkan Nomor Kode Rumah Sakit untuk RSUD Sibuhuan, yaitu 1203055 melalui
surat No. IR.01.01.1.1.2664 tanggal 10 Juli 2003.
Rumah Sakit Umum Daerah ( RSUD ) Sibuhuan sejak tahun 2003 sampai dengan
sekarang telah mengalami beberapa kali pergantian kepemimpinan, sejarah kepemimpinan
Rumah Sakit Umum Daerah ( RSUD ) Sibuhuan adalah sebagai berikut :
- Tahun 2007 s/d Juli 2008 dr. Dahlian Harahap, M.Kes ( Pelaksana Tugas ).
- Bulan Agustus 2008 s/d Oktober 2009 dr. Salikin Kudadiri ( Pelaksana Tugas ).
- Bulan November 2009 s/d Desember 2009 dr. Dahlian Harahap, M.Kes
( Pelaksana Tugas ).
Ke Sosopan
100 M
Ke Sosa
20 2
0
17
6 1
1 2
86
3
19
4
2
1 5
6
7
9 10 8
20
11
12
21
KET.
13
1. Ruang Kantor 17.
Musholla
2. Ruang VIP 18.
Generator Set
3. Poliklinik 19. Kantin 14
15 16
4. Instalasi GD 20. Rudis
Dokter
5. Radiologi 21.
Kontainer Air
6. Instalasi Farmasi
7. CSSD
8. Instalasi Bedah
9. Ruang Haemodialisa
10. Laboratorium
11. Kebidanan & Anak
12. Rawat Inap dewasa
13. Instalasi Gizi & Laundry
Profil RSUD
14. Sibuhuan
IPAL 2012
15. Incenerator
17 16. Ruang Jenazah
2.2.3. Direksi dan Struktur Organisasi
Dewan Direksi dan Struktur Organisasi RSUD Sibuhuan adalah sebagai berikut :
DPRD
BUPATI
DIREKTUR
SUB BAGIAN
TATA USAHA
KELOMPOK
JABATAN
FUNGSIONAL
a. Merumuskan kebijakan teknis berdasarkan visi dan misi serta tugas pokok
dan fungsi Rumah Sakit.
b. Penyiapan konsep kebijakan Rumah Sakit dan pelaksanaan kewenangan
tugas sesuai lingkup tugasnya.
c. Menetapkan program kerja Rumah Sakit sesuai dengan Rencana Strategi
Pemerintah Kabupaten.
d. Memantau, menilai dan mengendalikan pelaksanaan penerapan Standar
Pelayanan Rumah Sakit, Standar Pelayanan Medis dan Penerapan Etika
Rumah Sakit.
e. Mendistribusikan tugas kepada para bawahan secara lisan maupun tertulis
sesuai bidang tugas masing masing.
f. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas para bawahan melalui rapat-rapat
intern dan petunjuk langsung untuk keterpaduan pelaksanaan tugas.
g. Membina para bawahan sesuai ketentuan kepegawaian untuk peningkatan
kualitas dan karir para bawahan.
h. Mengadakan koordinasi dan konsultasi tugas dengan pihak pihak yang
terkait baik teknis maupun administratif untuk keserasian dan
keharmonisan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Rumah Sakit.
i. Mengevaluasi pelaksanaan tugas para bawahan untuk mengetahui prestasi
kerjanya dan upaya tindak lanjut.
j. Melaporkan pelaksanaan tugas unit kerja yang bersangkutan baik secara
lisan, tulisan berkala maupun insidental kepada atasan.
k. Memberi saran dan pertimbangan kepada atasan sesuai lingkup tugasnya.
bidang tugasnya.
PASIEN DATANG
Pendaftaran /
Registrasi
2 10
3-7-9 12
Poliklinik Kasir Farmasi
4-5 11
Layanan
6 13
Penunjang
PASIEN PULANG
Keterangan :
PASIEN DATANG
Verifikasi Askes /
Jamkesmas
Layanan
Penunjang Rawat Jalan
Verifikasi Askes /
jamkesmas PASIEN PULANG
Keterangan :
PASIEN DATANG
1
Pendaftaran / Kasir / Verifikasi
Registrasi Askes /
Jamkesmas
2 7 5
Layanan
3 8
Rawat Inap Farmasi
Penunjang
4 5
PASIEN PULANG
Keterangan :
1. Pasien yang dirujuk untuk dirawat inap melakukan pendaftaran/registrasi rawat inap
2. Setelah terdaftar sebagai pasien rawat inap, kemudian pasien tersebut menempati bed
(tempat tidur)
3. Pasien ke layanan penunjang yaitu laboratorium atau radiologi untuk diketahui
diagnosa penyakitnya
4. Hasil tersebut diserahkan ke dokter piket atau jaga ke ruangan
5. Pasien ke farmasi/apotek untuk pengesahan obat
6. Pasien melakukan pembayaran ke kasir/verifikasi ke bagian askes/jamkesmas
7. Pasien mengambil obat di farmasi/apotek
8. Pasien keruangan untuk menyerahkan obat-obatan kepada perawat
9. Pasien diperbolehkan pulang
PASIEN DATANG
Pendaftaran /
Registrasi
Kasir / 6 7
IGD Rawat Inap
Verifikasi Askes
/ Jamkesmas
3
4 8
Layanan
Penunjang
PASIEN PULANG
Keterangan :
3.1. Visi
Hakekat yang terkandung dalam visi tersebut adalah suatu tekad untuk
memberikan pelayanan medis yang terbaik kepada masyarakat yang dituangkan dalam
pengertian Pelayanan Prima, sedangkan pengertian Komprehensif adalah Rumah Sakit
Umum Daerah ( RSUD ) Sibuhuan mampu memberikan pelayanan kesehatan kepada
seluruh lapisan masyarakat di Kabupaten Padang Lawas dan sekitarnya secara menyeluruh.
3.2. Misi
3.3. Motto
3.4. Nilai-Nilai
1. Tanggung Jawab
Yaitu kewajiban untuk memikul segala akibat yang timbul karena hasil pekerjaan
dalam memberikan pelayanan yang terbaik bagi pelanggan internal maupun
eksternal.
2. Profesionalisme
Tindak tanduk yang bercirikan sistem profesi atau orang yang berhasil di bidangnya,
dengan memegang teguh etika profesi dan standar mutu keahlian yang tinggi.
3. Ramah
Sikap dan tutur kata manis, dengan berpraduga positif serta lembut bahasa menarik
dan selalu untuk menolong pelanggan dengan tulus dan ikhlas.
4. Peduli
Berusaha untuk segera mengetahui atau sangat menghiraukan persoalan pelanggan
dengan sungguh-sungguh dan langsung membantu menyelesaikan persoalan dengan
tuntas dan memuaskan keinginan pelanggan.
5. Jujur
Selalu memegang teguh ketulusan dan keikhlasan dalam memberikan informasi dan
tidak melakukan kecurangan apapun untuk dirinya ataupun kepentingan pelanggan.
3.5. Tujuan
a. Rawat Jalan
1. Klinik Penyakit Dalam ( Spesialis Penyakit Dalam )
2. Klinik Penyakit Anak ( Spesialis Penyakit Anak )
3. Klinik Bedah ( Spesialis Bedah )
4. Klinik Kebidanan dan Penyakit Kandungan ( Spesialis Obgyn )
5. Klinik Gigi dan Mulut
6. Klinik Umum
b. Rawat Inap
1. ICU
2. Bangsal Anak
3. Bangsal Penyakit Dalam
4. Bangsal Bedah
5. Bangsal Kebidanan
6. VIP
7. Ruang Rawatan Kelas I
c. Pelayanan Gawat Darurat
d. Pelayanan Spesialis Penunjang Medik
1. Pelayanan Radiologi
2. Pelayanan VCT
3. Pelayanan Laboratorium
4. Pelayanan Rehabilitasi Medik/Fisioterapi
e. Pelayanan Penunjang Klinik
1. Pelayanan Gizi
2. Pelayanan Farmasi
3. Rekam Medik
4. CSSD ( Sterilisasi Instrumen )
f. Pelayanan Penunjang Non Klinik
1. Laundry/Linen
2. Jasa Boga/Dapur
3. Teknik dan Pemeliharaan Fasilitas
4. Pengelolaan Limbah
5. Gedung
6. Ambulance
JUMLA SATUA
NO JENIS BARANG HARGA KET.
H N
1 Alat-alat Berat/Besar - - -
2 Alat-alat Angkutan :
Kendaraan Roda 4
Rp.316.500.00
- Ambulance Ford 1 Unit 0 Baik
Rp.160.000.00
- Ambulance KIA 1 Unit 0 Baik
Rp.
- Ambulance Toyota Kjg 1 Unit 12.000.000 Baik
2. Tenaga Keperawatan
3. Tenaga Kefarmasian
1 S2 Farmasi/Apoteker 0
2 S1 Farmasi/Apoteker 6
3 D3 Farmasi 7
4 SMF 3
Sumber Data : Sub Bag TU RSUD Sibuhuan 2011
1 S2 Kesehatan Masyarakat 0
2 S2 Epidemiologi 0
3 S1 Kesehatan Masyarakat 2
4 D3 Sanitarian 1
5 SPPH 0
Sumber Data : Sub Bag TU RSUD Sibuhuan 2011
5. Tenaga Gizi
1 S2 Gizi 0
2 S1 Gizi 0
3 D3 Gizi 5
1 D3 Fisioterapis 4
2 D3 Okupasi Terapis 0
3 D3 Terapis Wicara 0
1 D3 Refraksionis Optisien 1
2 D3 Perekam Medis 0
3 D3 Analis Kesehatan 6
4 D3 Teknis Elektromedis/ ATEM 0
5 D3 Radiologi/Radio Terapi 7
1 S1/D3 Ekonomi/Akuntansi 0
2 S1/D3 Administrasi 0
3 S1/D3 Hukum 0
4 S1/D3 Tehnik 0
5 S1/D3 Sosial 0
Sumber dana untuk kegiatan operasional RSUD Sibuhuan adalah sebagai berikut :
N TAHUN ANGGARAN KE
SUMBER DANA
O T
2010 2011
Rp.
11.487.382.840.
1 APBD Kabupaten -
Rp.
2 APBN 5.000.000.000,-
- Tugas Pembantuan -
- Dana Alokasi Khusus (
DAK ) -
Rp.
TOTAL 11.487.382.84
0.-
Sumber Data : Bagian Keuangan & Perencanaan RSUD Sibuhuan 2011
Berdasarkan tabel 10, APBD Kabupaten Padang Lawas yang dialokasikan untuk
RSUD Sibuhuan pada tahun 2010 meningkat sekitar 10% dari alokasi anggaran tahun 2009.
Adapun dana APBN diperuntukkan untuk mendukung dana APBD kabupaten. Realisasi
penyerapan anggaran APBD selama tahun 2009 ( 83,54% ) dan 2010 ( 99,52% ), serta
realisasi penyerapan anggaran APBN tahun 2009 ( 98,28% ) adalah sangat baik walaupun
masih dibawah 100%. Sedangkan realisasi pendapatan asli daerah ( PAD ) RSUD Sibuhuan
selama 2 tahun yaitu tahun 2009 ( 100,28% ) dan 2010 ( 100,39% ) melebihi jumlah yang
ditargetkan. Dengan demikian, kinerja operasional RSUD Sibuhuan termasuk kategori baik
ditinjau dari realisasi keuangan. Realisasi penyerapan anggaran dan target PAD dapat
dilihat pada tabel sebagai berikut :
N KE
URAIAN ANGGARAN REALISASI %
O T
Rp. Rp.
3 Belanja Modal 6.406.355.400.- 6.226.240.500.- 97.18
Rp. Rp.
99.5
JUMLAH 11.487.382.84 11.432.136.58
2
0.- 3.-
Sumber Data : Bagian Keuangan & Perencanaan RSUD Sibuhuan 2010
N KE
URAIAN ANGGARAN REALISASI %
O T
Rp. Rp.
TOTAL 98.28
7.986.700.000.- 7.849.417.520.-
Sumber Data : Bagian Keuangan & Perencanaan RSUD Sibuhuan 2010
N KE
URAIAN ANGGARAN REALISASI %
O T
Tabel 14. Target Dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah ( PAD ) RSUD Sibuhuan
Tahun 2009-2010
Rp. Rp.
1 2009 100.000.000.- 100.288.900.- 100.28
Rp. Rp.
2 2010 150.000.000.- 150.591.500.- 100.39
Rp. Rp.
3 2011 215.340.000,- 250.000.000,- 100.16
Sumber Data : Bagian Keuangan & Perencanaan RSUD Sibuhuan 2010
B. JAMKESMAS
BULAN
N JUMLAH
LUNCURAN DANA KLAIM KET
O LUNCURAN
DANA
2 Mei Rp.17.230.000.- -
3 Agustus Rp.28.992.000.- -
Rp.201.537.000.
4 November - -
5 Desember Rp.22.310.000.- -
Rp.270.069.00 Rp.376.812.5
TOTAL
0.- 38.-
Sumber Data : Tim Pengelola Jamkesmas RSUD Sibuhuan 2010
N
JUMLAH LUNCURAN DANA KLAIM KET
O
Dari tabel diatas, dana luncuran untuk program Jamkesmas tahun 2010 diberikan
sebanyak 4 kali yaitu pada bulan mei, agustus, november dan desember dengan total dana
Rp.270.069.000.-, sedangkan dana klaim pada tahun yang sama sebesar Rp.376.812.538.-.
Dengan demikian terdapat selisih ( minus ) sebesar Rp.106.743.538.- atau 39,52%.
Berdasarkan aturan yang tertera pada buku Pedoman Pelaksanaan Jaminan Kesehatan
Masyarakat, dana selisih yang terdapat pada akhir tahun akan diakomodir pada luncuran
dana Jamkesmas pada awal tahun berikutnya. Pada tahun 2011 kucuran dana yaitu Rp.
779.916.000 dan dana klaim Rp. 662.753.492
BAB V
INDIKATOR PELAYANAN
Ada 6 ( enam ) indikator untuk menilai mutu pelayanan rawat jalan di rumah sakit,
yaitu rata-rata kunjungan pasien per hari, rata-rata kunjungan pasien baru per hari, rasio
kunjungan baru dengan total kunjungan, persentase pelayanan spesialistik, rasio kunjungan
dengan tenaga perawat rawat jalan dan rasio pasien rawat jalan dengan jumlah penduduk.
Hasil pencapaian indikator rawat jalan di RSUD Sibuhuan adalah sebagai berikut :
Grafik 20. Rata-rata Kunjungan Pasien Rawat Jalan Per Hari Di RSUD Sibuhuan
Tahun 2009-2011
20
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0
2009 2010 2011
Berdasarkan grafik diatas, nilai rata-rata kunjungan pasien rawat jalan per hari
mengalami peningkatan yang cukup signifikan 16 kunjungan per hari tahun 2010 menjadi
18 kunjungan per hari pada tahun 2011.
Grafik 21. Rata-rata Kunjungan Pasien Baru Per Hari Di RSUD Sibuhuan
Tahun 2009-2011
Dari grafik 21, nilai rata-rata kunjungan pasien baru rawat jalan meningkat dari
tahun 2009 yaitu dari 1 kunjungan pasien baru per hari, tahun 2010 menjadi 6,4
kunjungan pasien baru per hari dan 8,2 kunjungan baru per hari pada tahun 2011.
Grafik 22. Rasio Kunjungan Baru Dengan Total Kunjungan Di RSUD Sibuhuan
Tahun 2009-2011
60
50
40
30
20
10
0
2009 2010 2011
Rasio kunjungan pasien baru dengan total kunjungan juga meningkat pada tahun 2011
dibandingkan 2 tahun sebelumnya
0
2006 2007 2008 2009 2010 2011
Sumber Data : -
700
600
500
400
300
200
100
0
2009 2010 2011
Rasio kunjungan pasien dengan tenaga perawat rawat jalan pada tahun 2010
adalah 576, artinya setiap 1 orang perawat rawat jalan menangani 576 orang pasien rawat
jalan dalam setahun. Bila secara kasar dikalkulasikan dalam hitungan hari, maka setiap 1
orang perawat rawat jalan menangani 1-2 orang pasien rawat jalan per harinya. Untuk
tahun 2011 sama dengan tahun 2010 karena jumlah perawat tidak berubah dan rataan
jumlah kunjungan tidak berubah signifikan.
Grafik 25. Rasio Pasien Rawat Jalan Dengan Jumlah Penduduk Di RSUD Sibuhuan
0
2009 2010 2011
Berdasarkan visual grafik 25, rasio pasien rawat jalan dengan jumlah penduduk
di Kabupaten Padang Lawas, yaitu dari 3 pada tahun 2010 menjadi 5 pada tahun 2011.
Artinya setiap 100 orang penduduk terdapat 5 orang yang sakit dan menjalani perobatan
rawat jalan ke RSUD Sibuhuan.
Grafik 26. Kunjungan Pasien Rawat Jalan Di RSUD Sibuhuan Tahun 2009-2011
7000
6000
5000
4000
3000
2000
1000
0
2009 2010 2011
Jumlah kunjungan pasien rawat jalan selalu berfluktuatif sejak tahun 2009 sampai
dengan 2011 seperti pada visual data grafik 26, demikian juga dengan jumlah kunjungan
pasien baru dan pasien lama.
3500
3000
2500
2000
1500
1000
500
0
2009 2010 2011
Jumlah kunjungan pasien umum rawat jalan mengalami peningkatan setiap tahun
sejak tahun 2009, yaitu dari 1462 menjadi 3020 kunjungan pasien umum rawat jalan pada
tahun 2011, sedangkan kunjungan pasien Askes dan Jamkesmas jumlahnya meningkat
selama 3 tahun sejak tahun 2009 sampai dengan 2011.
TB Paru
Typoid
5%3%1% 17%
7% Kecelakaan Lalin
13% GE
14%
Dyspepsia
13% ISPA
14%
13% DM
ISK
Hipertensi
Stroke
Oleh karena RSUD Sibuhuan merupakan sarana pelayanan kesehatan yang bersifat
Passive Case Finding, koordinasi dan kerjasama yang baik dengan Dinas Kesehatan Daerah
Kabupaten Padang Lawas sangat diperlukan untuk memfasilitasi setiap pasien dengan hasil
pemeriksaan BTA positif maupun foto rontgen dada agar segera mendapatkan pengobatan
( DOTS ) secara paripurna dalam upaya menurunkan Prevalence Rate dan Mortality Rate
penyakit TB Paru di Kabupaten Padang Lawas.
13.01
TAHUN NILAI
N INDIKATOR RAWAT INAP
STANDA
O DAN DATA PENDUKUNG
2009 2010 2011 R
80
70
60
50
40
30
20
10
0
2009 2010 2011
BOR ( Bed Occupancy Rate ) yaitu persentase pemakaian tempat tidur pada satu
satuan waktu tertentu, indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat
pemanfaatan dari tempat tidur Rumah Sakit. Nilai standar atau parameter dari BOR
idealnya antara 60%-80%, bila di lihat dari grafik diatas sejak tahun 2009 sampai dengan
2011 capaian BOR RSUD Sibuhuan sesuai dengan standar yang diharapkan.
ALOS ( Average lenght of Stay ) yaitu rata-rata lama perawatan seorang pasien.
Indikator ini disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi juga dapat memberikan
gambaran mutu pelayanan. ALOS secara umum idealnya antara 6-9 hari, sedangkan
Grafik 32. Turn Over Internal ( TOI ) Di RSUD Sibuhuan Tahun 2009-2011
30
25
20
15
10
0
2009 2010 2011
TOI ( Turn Of Interval ) yaitu rata-rata hari tempat tidur ditempati dari saat terisi
ke saat terisi berikutnya. Indikator ini juga menggambarkan tingkat efisiensi penggunaan
tempat tidur. Untuk TOI RSUD Sibuhuan dalam 3 tahun terakhir belum sesuai dengan nilai
standar yang diharapkan. Ini menggambarkan bahwa jumlah TT ( tempat tidur ) tidak
sebanding dengan jumlah pasien yang dirawat inap di RSUD Sibuhuan terutama pada tahun
2009 dan 2010, dimana terdapat disparitas yang sangat tinggi antara nilai standar dengan
nilai TOI RSUD Sibuhuan. Namun tahun 2011 terdapat perbaikan yang signifikan yang
sesuai dengan standar
Grafik 33. Bed Turn Over ( BTO ) Di RSUD Sibuhuan Tahun 2009-2011
50
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
2009 2010 2011
Grafik 34. Net Death Rate ( NDR ) Di RSUD Sibuhuan Tahun 2009-2011
30
25
20
15
10
0
2009 2010 2011
NDR ( Net Death Rate ) yaitu angka kematian 48 jam setelah dirawat untuk
tiap-tiap 1000 penderita yang keluar. Indikator ini dapat memberikan gambaran mutu
pelayanan rumah sakit. Nilai NDR yang masih dapat ditolerir adalah kurang dari 25 per
1000 penderita yang keluar. Nilai konstanta yang dipakai untuk menggambarkan nilai NDR
yang sesuai di RSUD Sibuhuan adalah 100, walau demikian NDR RSUD Sibuhuan selama
3 tahun berada dalam kategori baik.
Grafik 35. Gross Death Rate ( GDR ) Di RSUD Sibuhuan Tahun 2009-2011
70
60
50
40
Axis Title
30
20
10
0
2009 2010 2011
GDR ( Gross Death Rate ) yaitu angka kematian umum untuk tiap-tiap 1000
penderita keluar. Idealnya nilai GDR tidak lebih dari 45 per 1000 penderita atau pasien
KLL
Berdasarkan visual data pada grafik 28, grafik 29 maupun grafik 37, Penyakit TB
Paru kembali menjadi yang terbanyak, yaitu 24,25% atau sebanyak 8 orang pasien. Dari
jumlah total pasien TB Paru pada grafik 29 ( 50% ), yang dirawat inap sebanyak 11%.
Bagian penting dalam grafik ini yang menjadi perhatian kita bersama adalah Pneumonia,
Encephalitis, DHF dan Marasmus. Penyakit-penyakit ini merupakan penyakit potensial
KLB, dan merupakan penyakit yang diamati secara ketat melalui program Surveilans
Epidemiologi baik di Rumah Sakit, Puskesmas, Poliklinik maupun sarana pelayanan
kesehatan lainnya. Sarana pelayanan kesehatan wajib melaporkan 1x24 jam bila
menemukan penyekit-penyakit seperti ini. Sedangkan marasmus, adalah masalah
kekurangan gizi kronis yang sering terjadi pada balita dari golongan masyarakat kurang
mampu, baik di perkotaan maupun di pedesaaan yang pada akhirnya akan menimbulkan
masalah kesehatan masyarakat.
Penanganan terhadap masalah kurang gizi dilakukan secara terpadu antar lintas
sektor terkait termasuk melibatkan elemen masyarakat, yang di koordinir oleh pemerintah
daerah setempat. Di sektor kesehatan di daerah, masalah gizi buruk ditangani oleh Dinas
Untuk itu, perlu adanya koordinasi dan persepsi yang sama antara Dinas
Kesehatan Daerah Kabupaten Padang Lawas dengan RSUD Sibuhuan serta pemerintah
daerah Kabupaten Padang Lawas untuk membentuk Therapeutic Feeding Centre mengingat
kasus gizi buruk kerap ditemukan.
225
364 Pasien Umum
Pasien Askes
159
Pasien Jamkesmas
Berdasarkan grafik diatas, pasien Jamkesmas yang dirawat inap tahun 2011 lebih
banyak dari pasien Umum dan Askes, yaitu 364 orang atau 48,67%, pasien Umum 225
orang atau 30,08% dan pasien Askes 159 orang atau 21,25%.
Grafik 39. Pasien Rawat Inap Berdasarkan Jenis Kelamin Di RSUD Sibuhuan
Tahun 2011
Pasien dengan jenis kelamin laki-laki lebih banyak dari pasien perempuan yang
dirawat inap pada tahun 2010. Pasien laki-laki berjumlah 382 orang atau 51,07% sedangkan
pasien perempuan 366 orang atau 48,93%. Secara kasar, interpretasi dari data diatas
menunjukkan bahwa laki-laki lebih berisiko sakit dan dirawat inap dibandingkan
perempuan.
BAB VI
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas terutama pada sumber daya kesehatan dan indikator
pelayanan rumah sakit yang merupakan faktor penting dalam mengevaluasi dan menilai
mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
A. Tenaga Kesehatan
1. Pelayanan medik spesialis dasar di RSUD Sibuhuan dilayani oleh seorang dokter
spesialis pada masing-masing pelayanan dengan status dokter kontrak.
2. Pelayanan medik dasar dilayani oleh 8 orang dokter umum dan 5 orang dokter
gigi. Berdasarkan kriteria klasifikasi Rumah Sakit Umum kelas D jumlah tersebut
telah melebihi persyaratan minimal.
3. Jumlah perawat dan bidan di RSUD Sibuhuan tahun 2011 sebanyak 52 orang telah
melebihi persyaratan klasifikasi Rumah Sakit Umum kelas D berdasarkan
perbandingan 2:3 antara tenaga perawat termasuk bidan dengan jumlah TT
( tempat tidur ).
4. RSUD Sibuhuan belum mempunyai tenaga keteknisan medis dengan kualifikasi
pendidikan perekam medis dan teknis elektromedis pada pelayanan penunjang
klinik, perawat anestesi pada pelayanan spesialis penunjang medik, serta tenaga
non kesehatan dengan strata pendidikan S-1 maupun D-3.
1. Dalam 3 tahun terakhir sejak tahun 2009 angka rata-rata kunjungan pasien rawat
jalan per hari meningkat secara signifikan pada tahun 2011, yaitu dari rata-rata 5
menjadi 18 kunjungan per hari pada tahun 2011.
2. Angka rata-rata kunjungan pasien baru rawat jalan meningkat selama 3 tahun sejak
tahun 2009, yaitu dari 1,3 kunjungan menjadi 8,2 kunjungan pada tahun 2011.
3. Rasio kunjungan pasien baru dengan total kunjungan meningkat secara fluktuatif
dalam 5 tahun sejak tahun 2009 sampai dengan tahun 2011.
4. Rasio pasien rawat jalan dengan jumlah penduduk meningkat selama 3 tahun
terakhir sejak tahun 2009, yaitu dari 1 menjadi 5 orang penduduk pada tahun 2011.
5. Jumlah kunjungan pasien rawat jalan, kunjungan pasien baru dan lama berfluktuatif
selama 3 tahun sejak tahun 2009 sampai dengan tahun 2011.
6. Jumlah kunjungan Pasien Umum rawat jalan lebih banyak dibandingkan jumlah
kunjungan Pasien Askes dan pasien Jamkesmas dari tahun 2009 sampai dengan
tahun 2011.
7. TB Paru merupakan penyakit yang menduduki peringkat pertama dalam persentase
10 penyakit menonjol rawat jalan di RSUD Sibuhuan pada tahun 2011, yaitu
17,45% atau 1198 kasus, sedangkan yang terendah adalah Stroke 1,47% atau 101
kasus.
1. Bed Occupancy Rate ( BOR ), Average Of Stay ( ALOS ), Turn Of Interval ( TOI )
dan Bed Turn Over ( BTO ) belum sesuai dengan nilai standar dalam 3 tahun
terakhir sejak tahun 2009 sampai dengan 2011.
2. Net Death Rate ( NDR ) berada dalam kategori cukup baik sejak tahun 2009 sampai
dengan 2011.
3. Gross Death Rate ( GDR ) tahun 2009 berada dibawah nilai standar, akan tetapi
meningkat pada tahun 2011 dan berada diatas nilai standar.
4. Kecelakaan lalu lintas merupakan penyakit yang menduduki peringkat pertama
dalam persentase 10 penyakit menonjol rawat inap di RSUD Sibuhuan tahun 2011,
B. Sumber Dana
Setiap Rumah Sakit wajib melaksanakan pencatatan dan pelaporan tentang semua
kegiatan penyelenggaraan rumah sakit dalam bentuk Sistem Informasi Manajemen
Rumah Sakit, sehubungan dengan materi pasal 52 UU No. 44 tahun 2009 tentang
Rumah Sakit diatas, maka dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
D. Saran Tambahan
35. Sebagai persiapan menjadi Badan Layanan Umum Daerah ( BLUD ) sebagaimana
Peraturan Pemerintah ( PP ) No. 23 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum ( BLU ), ada beberapa agenda ke depan yang harus segera
dilakukan :
a. Secara substantif RSUD Sibuhuan telah memenuhi persyaratan bilamana akan
dikonversi menjadi BLUD, maka advokasi dan koordinasi dengan pemerintah
daerah maupun pemerintah provinsi ( Dinas Kesehatan Provinsi ) menyangkut
persiapan menjadi BLUD terus ditingkatkan.
b. Meningkatkan kinerja pelayanan rumah sakit dan kinerja keuangan dengan
menerapkan pola pengelolaan keuangan yang fleksibel dengan mengutamakan
produktifitas, efesiensi dan efektifitas.
c. Meningkatkan pola Tata Kelola Rumah Sakit dan Tata Kelola Klinis.
d. Melakukan revisi terhadap Rencana Strategik ( Renstra ) RSUD Sibuhuan
agar disesuaikan dengan tujuan, arah kebijakan dan strategi yang mendukung
sistem pengelolaan BLUD.
e. Melakukan revisi terhadap Standar Pelayanan Minimum ( SPM ) RSUD
Sibuhuan agar disesuaikan dengan kegiatan yang menunjang terwujudnya
tugas dan fungsi BLUD.
36. Dalam upaya mendukung program pemerintah pusat dan daerah dalam Program
Pengembangan Kota Hijau ( PPKH ), komitmen pemerintah daerah untuk
merealisasikan Rencana Aksi Kota Hijau ( RAKH ), serta RSUD Sibuhuan sebagai
Green Hospital dengan ruang terbuka hijau ( RTH ), maka diperlukan pengaturan
yang balans antara Zonasi rumah sakit ( zona publik, zona semi publik, zona
privasi dan zona penunjang ) dengan perencanaan pengembangan tata ruang dan
tata guna lahan RSUD Sibuhuan, agar tercipta lingkungan yang hijau, asri, aman
dan nyaman serta responsif terhadap perubahan iklim.
37. Dengan mempertimbangkan prospek ke depan dan tujuan jangka panjang RSUD
Sibuhuan, maka dipandang perlu dan merupakan suatu kebutuhan yang bersifat
urgen untuk membuat Telaah Staf tentang perubahan dan penataan kembali
Struktur Organisasi dan Tata Kerja RSUD Sibuhuan.
PENUTUP
Perubahan organisasi adalah salah satu hal yang paling menantang yang bisa
dilakukan setiap manusia. Ini meminta kita agar merubah berbagai asumsi dasar yang kita
miliki sebelumnya. Dan untuk mencapai ke arah pemberdayaan, banyak jalan yang tersedia.
Masing-masing organisasi dan orang mungkin akan memilih jalan yang berbeda untuk
tujuan yang sama. Perubahan memerlukan komitmen dan usaha nyata, maka akan sangatlah
membantu jika kita memiliki rencana aksi sebagai panduan bagi semua orang yang terlibat
di dalamnya. Sangatlah penting untuk memahami bahwa setiap perubahan organisasi akan
melewati berbagai tahap jika ingin menuai kesuksesan. Komunikasi adalah salah satu
fungsi dasar dari manajemen dalam organisasi dan pentingnya hampir tidak bisa terlalu
ditekankan. Ini adalah proses transmisi informasi, gagasan, pikiran, pendapat dan rencana
antara berbagai bagian organisasi. Hal ini tidak mungkin untuk memiliki hubungan manusia
tanpa komunikasi. Namun, komunikasi yang baik dan efektif diperlukan tidak hanya untuk
hubungan manusia yang baik tetapi juga untuk sukses.