Anda di halaman 1dari 66

BAB I

PENDAHULUAN

Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat strategis dalam mempercepat
peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, rumah sakit dituntut untuk
memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang ditetapkan dan dapat
menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah
pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa layanan yang sesuai
dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk serta penyelenggaraannya sesuai dengan
standart dan kode etik profesi yang telah ditetapkan.
Paradigma lama telah bergeser menjadi paradigma baru yang ditandai dengan
pengelolaan suatu organisasi yang menerapkan pola manajemen kualitas mutu dan
pelayanan yang handal dalam menghadapi persaingan dan dinamika kerja yang
mengglobal, tak terkecuali pada sektor kesehatan. Kepuasan pasien menjadi tolak ukur
tingkat kualitas pelayanan kesehatan. Selain itu, kepuasan pasien merupakan satu elemen
yang penting dalam mengevaluasi kualitas layanan dengan mengukur sejauh mana respon
pasien setelah menerima jasa. Perbaikan kualitas jasa pelayanan kesehatan dapat dimulai
dengan mengevaluasi setiap unsur-unsur yang berperan dalam membentuk kepuasan
pasien. Sistem kepedulian kesehatan dapat diperbaiki melalui jalur klinis, layanan,
termasuk perspektif pasien seperti seberapa baik jasa pelayanan kesehatan yang mereka
butuhkan. Selain untuk pelayanan kesehatan, rumah Sakit juga dapat dipergunakan untuk
kepentingan pendidikan, pelatihan, penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi di bidang kesehatan.
Klasifikasi Rumah Sakit Umum ditetapkan berdasarkan pada pelayanan, sumber
daya manusia, peralatan, sarana dan prasarana, serta administrasi dan manajemen. RSUD
Sibuhuan pada saat ini sedang melakukan upaya untuk meningkatkan klasifikasi dari
Rumah Sakit Umum kelas D menjadi Rumah Sakit Umum kelas C. Pembenahan secara
menyeluruh terhadap fasilitas dan kemampuan pelayanan medik Spesialis Dasar dan
pelayanan Spesialis Penunjang Medik terus dilakukan, disamping itu penguatan terhadap
Standar Pelayanan Rumah Sakit yang mencakup Standar Prosedur Operasional, Standar
Pelayanan Medis dan Standar Asuhan Keperawatan juga terus di upayakan. Salah satu
unsur penting untuk mendukung upaya diatas adalah memperbaiki Sistem Informasi Rumah
Sakit ( SIRS ) termasuk Medical Record atau Rekam Medik. SIRS adalah suatu proses
pengumpulan, pengolahan dan penyajian data Rumah Sakit. Setiap Rumah Sakit, umum

Profil RSUD Sibuhuan 2012


1
maupun khusus, baik yang dikelola secara publik maupun privat wajib melaksanakan SIRS
(Permenkes No. 1171/MENKES/PER/VI/2011). Tujuannya adalah tersedianya data
berdasarkan Evidence Based, baik secara kualitas maupun kuantitas, sehingga akan
menghasilkan data yang proporsional dan akuntabel untuk berbagai kebutuhan. Mengingat
konsep manajemen publik yang mengedepankan transparansi sebagai suatu kebutuhan dan
model pembangunan diberbagai Bidang dan sektor dewasa ini, serta sebagai bagian dari
penerapan UU No. 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik ( KIP ), maka
SIRS yang kualitatif mutlak dibutuhkan.
Sedangkan Rekam Medik ( RM ) adalah berkas yang berisikan catatan dan
dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain
kepada pasien pada sarana pelayanan kesehatan. Rekam medis bermanfaat sebagai dasar
dan petunjuk untuk merencanakan dan menganalisis penyakit serta merencanakan
pengobatan, perawatan dan tindakan medis yang harus diberikan kepada pasien. Rekam
medis juga bermanfaat sebagai bahan informasi bagi perkembangan pendidikan dan
penelitian ( research ) terutama dibidang kedokteran, bahan acuan dalam menetapkan
pembiayaan pelayanan kesehatan, analisis kasus penyakit dan penegakan diagnosa
lapangan bagi petugas Surveilans dalam melakukan Penyelidikan Epidemiologi,
pengurusan klaim asuransi, serta merupakan alat bukti tertulis utama dalam menyelesaian
masalah hukum ( legal affairs ), disiplin dan etik. Jenis Rekam medis di RSUD Sibuhuan
adalah secara konvensional. Untuk meningkatkan manajemen data rekam medis, maka
sebaiknya menggunakan rekam medis elektronik, yaitu komputerisasi dengan
aplikasi/software sistem informasi Rekam Medik, serta penguatan bagi tenaga operasional
rekam medis.
Dengan melakukan berbagai upaya tersebut diatas, namun dengan berlandaskan
pada semangat untuk mewujudkan Rumah Sakit yang baik dan mempunyai penghargaan di
wilayah Sibuhuan serta mendorong manajemen RSUD Sibuhuan beserta seluruh komponen
didalamnya untuk selalu berupaya melakukan perbaikan.

Profil RSUD Sibuhuan 2012


2
BAB II
GAMBARAN UMUM

2.1. Gambaran Umum Kabupaten Padang Lawas

2.1.1. Geografi

Kabupaten Padang Lawas merupakan daerah pemekaran dari Kabupaten Tapanuli


Selatan yang berada dibagian tenggara Provinsi Sumatera Utara. Letak Geografisnya antara
126' - 211' Lintang Utara dan antara 9101' - 9553' Bujur Timur. Berdasarkan Undang-
Undang No. 37 tahun 2007 tentang Pembentukan Kabupaten Padang Lawas, luas
wilayahnya adalah 4.229,99 km2 dengan ketinggian berkisar antara 0 1.915 m diatas
permukaan laut. Kemiringan tanah 6,35% tanah datar, 11,52% landai, 16% berbukit-bukit
dan 66,13% bergunung. Rata-rata curah hujan tahun 2006 adalah 213,67 mm, dan tahun
2007 adalah 204,42 mm. Untuk tahun 2008, 2009 dan 2010 datanya tidak tersedia
dikarenakan alat untuk menghitung curah hujan mengalami kerusakan. Batas wilayah
Kabupaten Padang Lawas adalah sebagai berikut :

1. Utara : Kabupaten Padang Lawas Utara.


2. Selatan : Kab. Pasaman ( Provinsi Sumatera Barat ) dan Kec. Siabu
( Kabupaten Mandailing Natal ).
3. Timur : Kabupaten Rokan Hulu ( Provinsi Riau.
4. Barat : Kec. Gunung Malintang ( Kab. Mandailing Natal ), Kec. Sayur
Matinggi dan Batang Angkola ( Kab. Tapanuli selatan ).

Gambar 1. Peta Kabupaten Padang Lawas Tahun 2010

Pusat pemerintahan dan ibukota Kabupaten Padang Lawas adalah Sibuhuan yang
terletak di Kecamatan Barumun. Wilayah administratif terdiri dari 9 kecamatan, 303 desa
dan 1 kelurahan dimana seluruhnya merupakan desa/kelurahan bukan pesisir. Jarak dari

Profil RSUD Sibuhuan 2012


3
ibukota kabupaten ke ibukota kecamatan terdekat adalah 5 km yaitu Kecamatan Lubuk
Barumun dengan ibukotanya Pasar Latong, dan yang terjauh 59 km yaitu Kecamatan
Huristak dengan ibukotanya Pasar Huristak.

Grafik 1. Persentase Luas Kecamatan Di kabupaten Padang Lawas Tahun 2010

14.46
25.42
5.71
Sosopan Ulu Barumun Barumun 5.72
Lubuk Barumun Sosa
8.46 7.1
9.65 14.46
13.85
Batang Lubu Sutam Hutaraja Tinggi Huristak Barumun Tengah

Sumber Data : Padang Lawas Dalam Angka 2011

Seperti halnya topografi di wilayah Kabupaten Tapanuli Bagian Selatan, umumnya


wilayah Padang Lawas adalah perbukitan. Sebagian besar perbukitan merupakan wilayah
hutan register dan wilayah perkebunan kelapa sawit. Potensi alam dan posisi strategis
daerah yang dimiliki Kabupaten Padang Lawas merupakan modal dasar yang sangat
prospektif dalam memacu percepatan pembangunan di segala bidang serta mengembangkan
daerah ini menjadi pusat jasa dan perdagangan, etalase pertanian dan perkebunan, serta
daerah transit dan tujuan wisata di wilayahnya maupun daerah sekitar.

2.1.2. Demografi

Jumlah penduduk Kabupaten Padang Lawas tahun 2010 adalah 225.259 jiwa
(0,09% dari jumlah penduduk Indonesia), dengan laju pertumbuhan penduduk 20,69% dari
jumlah penduduk tahun 2009 yang berjumlah 186.643 jiwa. Jumlah KK tahun 2009 sebesar
52.088 KK dengan tingkat kepadatan penduduk 53,25 jiwa per km2, setiap rumah tangga
mempunyai rata-rata 4 jiwa. Berdasarkan jenis kelamin, penduduk laki-laki lebih besar
yaitu 112.987 jiwa ( 50,16% ) dibanding perempuan 112.272 jiwa ( 49,84% ). Dengan
demikian, Rasio Penduduk menurut jenis kelamin 100,64%. Komposisi penduduk di
Kabupaten Padang Lawas berdasarkan kelompok umur, penduduk yang berusia muda
(0-14 tahun) sebesar 89.063 jiwa ( 39,54% ), usia produktif ( 15-64 tahun ) sebesar 129.903
( 57,67% ) dan usia tua ( 65 tahun ) sebesar 6.293 jiwa ( 2,79% ). Dengan demikian
Dependency Ratio atau Angka Beban Tanggungan penduduk adalah 73,40%.

Profil RSUD Sibuhuan 2012


4
Grafik 2. Persentase Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur Di Kabupaten Padang
Lawas Tahun 2010

58%
Kel. Umur 0-14
40%
Kel. Umur 15-64
3%
Kel. Umur 65

Sumber Data : Statistik Daerah Kab. Padang Lawas 2011

Grafik 3. Rasio Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Di Kabupaten Padang Lawas


Tahun 2010

50%

50% Perempuan
Laki-Laki

Sumber Data : Statistik Daerah Kab. Padang Lawas 2011

Apabila kita mengacu pada jumlah penduduk Padang Lawas tahun 2007 sampai
dengan 2010 dan persentase pertumbuhan penduduk tahun 2008 sampai 2010, maka terjadi
kenaikan jumlah penduduk seperti pada grafik berikut :

Profil RSUD Sibuhuan 2012


5
Grafik 4. Jumlah Penduduk Di Kabupaten Padang Lawas Tahun 2007-2010

Jumlah Penduduk

2010 225,259

2009 186,643

2008 185,209

2007 183,771

Sumber Data : Statistik Daerah Kab. Padang Lawas 2011

Grafik 5. Persentase Pertumbuhan Penduduk Di Kabupaten Padang Lawas


Tahun 2007-7010

Laju Pertumbuhan Penduduk

2010 20.69

2009 0.77

2008 0.78

0
2007

Sumber Data : Statistik Daerah Kab. Padang Lawas 2011


Ket : Data laju pertumbuhan penduduk tahun 2007 tidak tersedia

Dari kedua grafik diatas terjadi kenaikan jumlah penduduk yang cukup signifikan
terutama pada persentase pertumbuhan penduduk, kenaikan ini diperkirakan karena
meningkatnya mobilisasi penduduk baik dari dalam maupun luar Padang Lawas,
berkorelasi dengan urbanisasi maupun migrasi penduduk yang cukup tinggi sebagai
konsekwensi dari pemekaran daerah yang mendorong masyarakat luar daerah datang ke
Padang Lawas untuk berinvestasi dalam berbagai bidang dan sektor usaha, menjadi
aparatur pemerintah dan lain sebagainya, yang pada akhirnya menetap dan menjadi
penduduk Padang Lawas.

Dengan demikian salah satu kebijakan pembangunan kedepan adalah penyebaran


penduduk yang lebih merata secara ideal dengan upaya-upaya pemerataan pembangunan ke

Profil RSUD Sibuhuan 2012


6
daerah-daerah yang jarang penduduknya sehingga akan dapat meningkatkan mobilisasi
penduduk dari daerah-daerah yang padat penduduk ke daerah-daerah yang jarang penduduk
dengan tetap memperhatikan rencana struktur pusat pelayanan, rencana pola ruang, rencana
kawasan strategis, rencana guna lahan wilayah dan rencana pembagian wilayah
pengembangan dari rencana tata ruang wilayah Kabupaten Padang Lawas.

2.1.3. Sosial Ekonomi

2.1.3.1. Pendidikan

Angka melek huruf atau kemampuan membaca dan menulis penduduk di Kabupaten
Padang Lawas tahun 2010 sama dengan tahun sebelumnya, yaitu 99,65%. Angka rata-rata
lama sekolah tahun 2010 meningkat menjadi 8,13 tahun dibandingkan tahun 2009 yaitu
8,12 tahun, akan tetapi pencapaian ini juga belum mencapai program wajib belajar 9 tahun
yang telah dicanangkan pemerintah.

Grafik 6. Persentase Angka Melek Huruf Di Kabupaten Padang Lawas


Tahun 2008-2010
Angka Melek Huruf

2010 99.65%

2009 99.65%

2008 99.64%

Sumber Data : Statistik Daerah Kab. Padang Lawas 2011

Grafik 7. Angka Rata-Rata Lama Sekolah Di Kabupaten Padang Lawas


Tahun 2008-2010

Profil RSUD Sibuhuan 2012


7
2010

2009 Angka rata-rata lama


sekolah (tahun)

2008

7.5 7.6 7.7 7.8 7.9 8 8.1 8.2

Sumber Data : Statistik Daerah Kab. Padang Lawas 2011

Untuk gambaran sarana pendidikan yang ada di Padang Lawas dapat di lihat pada grafik
berikut :

Grafik 8. Jumlah Sarana Pendidikan Negeri dan Swasta Di Kabupaten Padang


Lawas Tahun 2008-2010

200
180
160
140
120
100
80
60
40
20
0
SD SMP SMU SMK MDA PONPES MI MTs MA

Sumber Data : Padang Lawas Dalam Angka 2011

2.1.3.2. Pekerjaan

Bekerja di sektor A ( pertanian ) masih menjadi pilihan utama penduduk Padang


Lawas pada tahun 2010 dengan persentase sebesar 73,97%, sektor B ( pekerja sektor
sekunder ) 2,73%, dan sektor C ( sektor jasa ) 23,30%. Tingkat partisipasi angkatan kerja
( TPAK ) pada tahun 2010 adalah 72,80%, angka ini menurun bila dibandingkan tahun
2009 yang mencapai 73,40% ( Statda Padang Lawas 2011 ). Tingkat pengangguran
meningkat pada tahun 2010, yaitu 6,73% tahun 2009 menjadi 7,05% pada tahun 2010.
Jumlah penduduk usia > 15 tahun yang bekerja pada tahun 2010 berjumlah 104.003 jiwa,

Profil RSUD Sibuhuan 2012


8
meningkat dari tahun sebelumnya yang berjumlah 80.510 jiwa. Gambaran tentang status
pekerjaan utama dapat di lihat pada grafik berikut :

Grafik 9. Status Pekerjaan Utama Penduduk Usia > 15 Tahun Di Kabupaten


Padang Lawas Tahun 2010

Pek. Tdk dibayar Berusaha dibantu buruh


0.96 0.12 2 tdk tetap/tdk dibayar
15.24 30.31 Berusaha sendiri Buruh/karyawan
18.57 32.8 Berusaha dibantu buruh Pek. Bebas pertanian
tetap/dibayar
Pek. Bebas non tani

Sumber Data : Survei Angkatan Kerja Nasional ( Sakernas ) 2010

Grafik 10. Pilihan Bekerja Berdasarkan 3 ( tiga ) Sektor Utama Pekerjaan


Di Kabupaten Padang Lawas Tahun 2010

Profil RSUD Sibuhuan 2012


9
2.73
Sektor A ( pertanian )
73.97 23.3
Sektor B ( sektor
sekunder )
Sektor C ( sektor jasa )

Sumber Data : Survei Angkatan Kerja Nasional ( Sakernas ) 2010

2.1.3.3. Sarana Ibadah, Kesehatan dan Transportasi

Sarana ibadah, kesehatan dan transportasi di Kabupaten Padang Lawas dapat di


lihat pada grafik berikut :

Grafik 11. Sarana Ibadah Di Kabupaten Padang Lawas Tahun 2008-2010

Profil RSUD Sibuhuan 2012


10
400
350
300
250
200
150
100
50
0

ik
r
jid

il
la

ra
ga

Ku
st

ol
ho

ha
es

ot

th
ng

us

Vi
M

Pr

Ka
La

a
ej

ej
er

er
G

G
Sumber Data : Padang Lawas Dalam Angka 2011
Ket : Data mushola tahun 2010 tidak tersedia

Dari grafik diatas, sarana ibadah yang paling banyak di Padang Lawas adalah
mesjid sebanyak 364 buah ( 51,34% ), jumlah ini meningkat 28% dari tahun 2009.
Berikutnya adalah langgar 335 buah ( 47,25% ), meningkat 45% dari tahun 2009,
sedangkan rumah ibadah yang paling sedikit adalah gereja protestan sebanyak 10 buah
( 1,41% ) dengan peningkatan hanya 11% dari tahun sebelumnya. Dengan demikian
penduduk yang beragama Islam adalah mayoritas di Padang Lawas.

Grafik 12. Sarana Kesehatan Negeri dan Swasta Di Kabupaten Padang Lawas
Tahun 2008-2010

400
350
300
250
200
150
100
50
0
i

s
er

de
wt

st
eg

Pu
Pr

lin
N

Po
as
RS

m
es
sk
Pu

Profil RSUD Sibuhuan 2012


11
Sumber Data : Padang Lawas Dalam Angka 2011

Sarana kesehatan di Kabupaten Padang Lawas sejak tahun 2008 sampai dengan
2010 tidak mengalami peningkatan yang cukup berarti seperti pada visual data grafik
diatas, akan tetapi dengan tersedianya sarana kesehatan disetiap kecamatan dan desa dapat
memberikan pelayanan kesehatan secara optimal kepada masyarakat.

Jalan sebagai sarana penunjang transportasi khususnya transportasi darat memiliki


peran yang sangat penting dalam menunjang roda pembangunan, dengan adanya jalan maka
arus transportasi menjadi lancar dan akses terhadap berbagai aktifitas, baik perdagangan
dan lain-lain sampai dengan akses terhadap pelayanan kesehatan menjadi lebih mudah.
Berikut gambaran sarana transportasi di Kabupaten Padang Lawas :

Grafik 13. Persentase Jalan Negara, Provinsi dan Kabupaten Di Kabupaten Padang
Lawas Tahun 2008-2010

100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
2008 2009 2010

Sumber Data : Statistik Daerah Padang Lawas 2011

Grafik 14. Persentase Jenis Permukaan Jalan Di Kabupaten Padang Lawas


Tahun 2008-2010

80
70
60
50
40
30
20
10
0
2008 2009 2010

Sumber Data : Statistik Daerah Padang Lawas 2011

Grafik 15. Persentase Kondisi Jalan Di Kabupaten Padang Lawas Tahun 2008-2010

Profil RSUD Sibuhuan 2012


12
60

50

40

30

20

10

0
2008 2009 2010

Sumber Data : Statistik Daerah Padang Lawas 2011

2.1.3.4. Pendapatan Regional

Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB ) merupakan ukuran produktivitas yang


mencerminkan seluruh nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu wilayah dalam
periode satu tahun. Nilai PDRB Padang Lawas dapat di lihat pada grafik berikut :

Grafik 16. Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB ) Atas Dasar Harga Konstan
Tahun 2000 & Atas Dasar Harga Berlaku Di Kabupaten Padang Lawas
Tahun 2008-2010

1800
1600
1400
1200
1000
800
600
400
200
0
2008 2009 2010

Sumber Data : Statistik Daerah Padang Lawas 2011

Profil RSUD Sibuhuan 2012


13
Grafik 17. Pertumbuhan Ekonomi Di Kabupaten Padang Lawas Tahun 2008-2010

7.5
7
6.5
6
5.5
5
4.5
4
2008 2009 2010

Sumber Data : Statistik Daerah Padang Lawas 2011

2.1.4. Indeks Pembangunan Manusia

Human Development Index atau Indeks Pembangunan Manusia ( IPM )


merupakan cermin dari keberhasilan pembangunan di bidang pendidikan, kesehatan dan
ekonomi, yang merupakan program jangka panjang. Indeks Pembangunan Manusia di
Kabupaten Padang Lawas meningkat secara perlahan dalam 4 tahun terakhir, dari 71,15
tahun 2007 menjadi 71,98 tahun 2010. Gambaran IPM seperti pada grafik berikut :

Grafik 18. Indeks Pembangunan Manusia Di Kabupaten Padang Lawas


Tahun 2007 2010

72.2
72
71.8
71.6
71.4
71.2
71
70.8
70.6
2007 2008 2009 2010

Sumber Data : Statistik Daerah Padang Lawas 2011

2.1.5. Usia Harapan Hidup

Profil RSUD Sibuhuan 2012


14
Usia Harapan Hidup ( UHH ) merupakan salah satu indikator penting dalam
penyusunan Indeks Pembangunan Manusia ( IPM ), dari segi kesehatan semakin meningkat
usia harapan hidup berarti semakin meningkat pula derajat kesehatannya. Usia harapan
hidup di Padang Lawas sejak tahun 2007 meningkat sampai dengan tahun 2010. Grafik
UHH di Kabupaten Padang Lawas adalah sebagai berikut :

Grafik 19. Usia Harapan Hidup Di Kabupaten Padang Lawas Tahun 2007-2010

67.05

67

66.95

66.9

66.85

66.8
2007 2008 2009 2010

Sumber Data : Statistik Daerah Padang Lawas 2011

2.2. Gambaran Umum RSUD Sibuhuan

2.2.1. Sejarah Singkat

Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah ( RSUD ) Sibuhuan berawal dari arah
kebijakan pembangunan kesehatan daerah, dimana salah satunya adalah pembangunan
Rumah Sakit Umum Daerah yang refresentatif yang didukung oleh sarana dan prasarana
serta sumber daya manusia yang profesional dibidangnya guna menunjang kualitas
pelayanan kesehatan masyarakat. Pada tahun 2002 RSUD Sibuhuan mulai beroperasi. Awal
tahun 2003 RSUD Sibuhuan diresmikan oleh Bupati Tapanuli Selatan Bapak Drs. H.M.
Shaleh Harahap dengan dikeluarkannya izin penyelenggaraan RSUD Sibuhuan oleh Dinas
Kesehatan Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan No. 050/1072/2003 tanggal 22 April 2003.
Status RSUD Sibuhuan berdasarkan izin tersebut adalah kelas C. Berselang dua bulan
setelah itu Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI
mengeluarkan Nomor Kode Rumah Sakit untuk RSUD Sibuhuan, yaitu 1203055 melalui
surat No. IR.01.01.1.1.2664 tanggal 10 Juli 2003.

Rumah Sakit Umum Daerah ( RSUD ) Sibuhuan sejak tahun 2003 sampai dengan
sekarang telah mengalami beberapa kali pergantian kepemimpinan, sejarah kepemimpinan
Rumah Sakit Umum Daerah ( RSUD ) Sibuhuan adalah sebagai berikut :

Profil RSUD Sibuhuan 2012


15
- Tahun 2003 s/d 2005 dr. Dahlian Harahap.

- Tahun 2005 s/d 2007 dr. Taslim Hasan.

- Tahun 2007 s/d Juli 2008 dr. Dahlian Harahap, M.Kes ( Pelaksana Tugas ).

- Bulan Agustus 2008 s/d Oktober 2009 dr. Salikin Kudadiri ( Pelaksana Tugas ).

- Bulan November 2009 s/d Desember 2009 dr. Dahlian Harahap, M.Kes

( Pelaksana Tugas ).

- Tahun 2010 dr. Ahmad Lutfi, SpKK.

- Tahun 2011 s/d 2012 dr. Salikin Kudadiri.

- Tahun 2012 s/d Sekarang dr. Sri Dewi Bahagia

2.2.2. Lokasi dan Denah

Lokasi RSUD Sibuhuan seperti pada gambar berikut :

Gambar 2. Peta lokasi RSUD Sibuhuan

Ke Sosopan

JLN. SIBUHUAN-GUNUNG TUA

JLN. KI HADJAR DEWANTARA

100 M

Ke Sosa

Profil RSUD Sibuhuan 2012


16
Gambar 3. Denah RSUD Sibuhuan

JLN. KI HADJAR DEWANTARA

20 2
0
17
6 1

1 2
86
3
19
4

2
1 5
6
7

9 10 8

20

11
12

21

KET.
13
1. Ruang Kantor 17.
Musholla
2. Ruang VIP 18.
Generator Set
3. Poliklinik 19. Kantin 14
15 16
4. Instalasi GD 20. Rudis
Dokter
5. Radiologi 21.
Kontainer Air
6. Instalasi Farmasi
7. CSSD
8. Instalasi Bedah
9. Ruang Haemodialisa
10. Laboratorium
11. Kebidanan & Anak
12. Rawat Inap dewasa
13. Instalasi Gizi & Laundry
Profil RSUD
14. Sibuhuan
IPAL 2012
15. Incenerator
17 16. Ruang Jenazah
2.2.3. Direksi dan Struktur Organisasi

Dewan Direksi dan Struktur Organisasi RSUD Sibuhuan adalah sebagai berikut :

Gambar 4. Dewan Direksi RSUD Sibuhuan

DPRD

BUPATI

DINAS KESEHATAN DIREKTUR RSUD SIBUHUAN

Profil RSUD Sibuhuan 2012


18
Gambar 5. Bagan Struktur Organisasi Dan Tata Kerja RSUD Sibuhuan
Peraturan Daerah Kabupaten Padang Lawas
Nomor : 03 Tahun 2009 Tanggal 29 Desember 2009

DIREKTUR

SUB BAGIAN
TATA USAHA

SEKSI SEKSI PELAYANAN


PELAYANAN PENUNJANG
DAN MEDIK DAN NON
KEPERAWATAN MEDIK

KELOMPOK
JABATAN
FUNGSIONAL

Profil RSUD Sibuhuan 2012


19
2.2.4. Tugas Pokok dan Fungsi

1. Direktur mempunyai tugas sebagai berikut :

a. Merumuskan kebijakan teknis berdasarkan visi dan misi serta tugas pokok
dan fungsi Rumah Sakit.
b. Penyiapan konsep kebijakan Rumah Sakit dan pelaksanaan kewenangan
tugas sesuai lingkup tugasnya.
c. Menetapkan program kerja Rumah Sakit sesuai dengan Rencana Strategi
Pemerintah Kabupaten.
d. Memantau, menilai dan mengendalikan pelaksanaan penerapan Standar
Pelayanan Rumah Sakit, Standar Pelayanan Medis dan Penerapan Etika
Rumah Sakit.
e. Mendistribusikan tugas kepada para bawahan secara lisan maupun tertulis
sesuai bidang tugas masing masing.
f. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas para bawahan melalui rapat-rapat
intern dan petunjuk langsung untuk keterpaduan pelaksanaan tugas.
g. Membina para bawahan sesuai ketentuan kepegawaian untuk peningkatan
kualitas dan karir para bawahan.
h. Mengadakan koordinasi dan konsultasi tugas dengan pihak pihak yang
terkait baik teknis maupun administratif untuk keserasian dan
keharmonisan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Rumah Sakit.
i. Mengevaluasi pelaksanaan tugas para bawahan untuk mengetahui prestasi
kerjanya dan upaya tindak lanjut.
j. Melaporkan pelaksanaan tugas unit kerja yang bersangkutan baik secara
lisan, tulisan berkala maupun insidental kepada atasan.
k. Memberi saran dan pertimbangan kepada atasan sesuai lingkup tugasnya.

l. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan

bidang tugasnya.

2. Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas :

a. Menyusun program kerja sesuai lingkup tugasnya berdasarkan kebijakan


teknis dan sasaran unit kerja.

Profil RSUD Sibuhuan 2012


20
b. Melaksanakan Urusan Administrasi Umum, kepegawaian, keuangan dan
perlengkapan/peralatan Rumah Sakit Umum Daerah.
c. Memimpin dan memantau pelaksanaan tugas-tugas para bawahan.
d. Melaksanakan koordinasi kerjasama dengan unit lain di lingkungan rumah
sakit.
e. Melakukan kegiatan rekam medik.
f. Melakukan kegiatan pengolahan dan pengendalian data rawat jalan dan
rawat inap.
g. Melaksanakan monitoring dan evaluasi dalam pelaksanaan tugas sesuai
dengan rencana kerja guna bahan masukan kepada atasan.
h. Melaksanakan kegiatan di bidang surat menyurat, arsip, penggandaan,
perawatan dan penyimpanan dokumentasi, urusan kerumahtanggaan serta
melaksanakan kegiatan pengelolaan administrasi di bidang kepegawaian
dan kesejahteraan pegawai.
i. Menyusun anggaran, perbendaharaan dan vertifikasi, akuntasi keuangan,
mobilitas dana, pengelolaan administrasi penerimaan keuangan jasa
pelayanan kesehatan dan melaksanakan kegiatan vertifikasi dan
pembukuan.
j. Mengumpulkan, mengelola data dan menyusun program serta laporan serta
melaksanakan tugas mengatur pelaksanaan kegiatan pencatatan dokumen
medik, mempersiapkan, mengelola dan pengendalian data rawat jalan dan
rawat inap.
k. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Direktur sesuai dengan
bidang tugasnya.
l. Pelaporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugasnya kepada
direktur.

3. Seksi Pelayanan Dan Keperawatan mempunyai tugas :

a. Menyusun program kerja seksi berdasarkan kebijakan teknis dan sasaran


unit kerja yang bersangkutan.
b. Melakukan penyusunan Standar Asuhan Keperawatan.
c. Melakukan pelayanan keperawatan rawat inap dan rawat jalan.
d. Melakukan etika profesi keperawatan dan peningkatan mutu keperawatan.
e. Melakukan pengembangan sumber daya manusia keperawatan.
f. Menyelenggarakan koordinasi dan kerjasama fungsional dengan unit lain
dilingkungan unit kerja.
g. Melakukan pelayanan penunjang medis.

Profil RSUD Sibuhuan 2012


21
h. Melakukan tugastugas lain yang diberikan oleh Atasan sesuai dengan
bidang tugasnya.
i. Pelaporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugasnya kepada
Direktur.

4. Pelayanan Penunjang Medis Dan Non Medis mempunyai tugas :


a. Menyusun program kerja sesuai lingkup tugasnya dan mengkoordinasikan
kegiatan fasilitas penunjang medik dan non medik.
b. Melakukan rujukan pasien.
c. Melakukan pemeliharaan mutu dan fasilitas pelayanan medis.
d. Melakukan kegiatan penunjang medis.
e. Melaksanakan petunjuk teknis kegiatan pemantauan, penggunaan fasilitas
medis, penerimaan dan pemulangan pasien.
f. Melaksanakan tugas tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan
bidang tugasnya.
g. Melaksanakan penerapan standar pelayanan dan etika rumah sakit.
h. Menyelenggarakan koordinasi dan kerjasama fungsional dengan unit lain di
lingkungan unit kerja.
i. Melaksanakan sistim pengendalian mutu terpadu.
j. Pelaporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugasnya kepada
Direktur.

Kelompok Jabatan Fungsional

Merupakan perangkat fungsional operasional Rumah Sakit yang meliputi :

1. Instalasi Rawat Jalan.


2. Instalasi Rawat Inap.
3. Instalasi Rawat Darurat.
4. Instalasi Bedah Sentral.
5. Instalasi Radiologi.
6. Instalasi Farmasi.
7. Instalasi Gizi.
8. Instalasi Laboratorium.
9. Instalasi Rehabilitasi Medik.
10. Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit.
11. Instalasi Pusat Pelayanan Sterilisasi.

Profil RSUD Sibuhuan 2012


22
12. Instalasi Pengolahan Limbah Rumah Sakit.
13. Instalasi Laundry.

Tugas setiap Instalasi sebagai berikut :

a. Instalasi Rawat Jalan mempunyai tugas melaksanakan diagnosis pengobatan,


perawatan penyuluhan, pencegahan akibat penyakit dan peningkatan pemulihan
kesehatan untuk penderita rawat jalan yang datang dan atau melaksanakan rujukan
baik ke Instalasi Rumah Sakit, merencanakan kebutuhan, membina dan melaksanakan
penilaian terhadap pekerjaan pegawai yang bekerja pada Instalasi rawat jalan.
b. Instalasi Rawat Inap mempunyai tugas melaksanakan upaya kesehatan paripurna
( pengobatan/perawatan, pencegahan penyakit, pemulihan ) dan peningkatan secara
rawat inap dan melaksanakan rujukan baik menerima maupun mengirimkan rujukan
serta membalas rujukan, merencanakan kebutuhan, membina dan melaksanakan
penilaian terhadap pekerjaan pegawai yang bekerja pada Instalasi rawat inap.
c. Instalasi Rawat Darurat mempunyai tugas melaksanakan pelayanan darurat medis
yang meliputi diagnosa, pengobatan, perawatan, pencegahan akibat penyakit dan
peningkatan pemulihan kesehatan, membuat program pelayanan kesehatan,
mendistribusikan tugas, merencanakan kebutuhan, membina dan melaksanakan
penilaian terhadap pekerjaan pegawai yang bekerja pada Instalasi Rawat Darurat.
d. Instalasi Bedah Sentral mempunyai tugas mempersiapkan ruangan, peralatan medis
dan non medis serta tenaga medis/paramedis untuk suatu tindakan bedah, membuat
jadwal operasi pasien, membuat program perencanaan kebutuhan alat-alat medis,
merencanakan kebutuhan, membina dan melaksanakan penilaian terhadap pekerjaan
pegawai yang bekerja pada Instalasi Bedah Sentral.
e. Instalasi Rehabilitasi Medik mempunyai tugas melaksanakan pengobatan/rehabilitasi
fisik terhadap penderita yang dirujuk dan membuat program kerja yang dibutuhkan
melalui Pelayanan Rehabilitasi Medik Rawat Jalan dan Rawat Inap serta
merencanakan kebutuhan, membina dan melaksanakan penilaian terhadap pekerjaan
pegawai yang bekerja pada Instalasi Rehabilitasi Medik.
f. Instalasi Radiologi mempunyai tugas melaksanakan pelayanan Radiologi yang
meliputi: diagnosa, pengobatan, perawatan, pencegahan penyakit dan pemulihan
kesehatan serta merencanakan kebutuhan, membina dan melaksanakan penilaian
terhadap pekerjaan pegawai yang bekerja pada Instalasi Radiologi.
g. Instalasi Farmasi mempunyai tugas melaksanakan kegiatan peracikan, penyimpanan
dan menyalurkan obat-obatan, gas medik, alat kedokteran, alat perawatan, dan alat
kesehatan yang dilakukan oleh tenaga/pegawai dalam jabatan fungsional,
merencanakan kebutuhan, membina dan melaksanakan penilaian terhadap pekerjaan
pegawai yang bekerja pada Instalasi Farmasi.

Profil RSUD Sibuhuan 2012


23
h. Instalasi Gizi mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pelayanan gizi yang meliputi:
melaksankan kegiatan pengolahan, penyediaan, penyaluran makan pasien dan
penyuluhan gizi yang dilakukan oleh tenaga/pegawai dalam jabatan fugsional dan
membuat penelitian dan pengembangan gizi terapan, membuat adminstrasi pelayanan
gizi serta merencanakan kebutuhan, membina dan melaksankan penilaian terhadap
pekerjaan pegawai yang bekerja pada Instalasi Gizi.
i. Instalasi Laboratorium mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pemeriksaan
dibidang laboratorium untuk keperluan diagnosa dan kegiatan transfusi darah yang
dilakukan oleh tenaga/pegawai dalam jabatan fungsional dan merencanakan
kebutuhan, membina dan melaksanakan penilaian terhadap pekerjaan pegawai yang
bekerja pada Instalasi Laboratorium.
j. Instalasi Laundry mempunyai tugas merencanakan pengadaan dan pemeliharaan
sandang/Liner Rumah Sakit, membuat perencanaan kebutuhan bahan-bahan yang
diperlukan, melaksankan evaluasi pelaksanaan tugas pegawai, melaksanakan
pembinaan kepada tugas teknis dan non teknis, membuat laporan pelaksanaan tugas
serta merencanakan kebutuhan, membina dan melaksanakan penilaian terhadap
pekerjaan pegawai yang bekerja pada Instalasi Laundry.
k. Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit mempunyai tugas melaksanakan
pemeliharaan Sarana Rumah Sakit, membuat perencanaan kebutuhan bahan-bahan
yang diperlukan melaksanakan evaluasi pelaksanaan tugas pegawai, melaksanakan
pembinaan kepada petugas teknis dan non teknis, membuat laporan pelaksanaan tugas
serta merencanakan kebutuhan, membina dan melaksanakan penilaian terhadap
pekerjaan pegawai yang bekerja pada Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit.
l. Instalasi Pusat Pelayanan Sterilisasi mempunyai tugas melaksanakan pemeliharaan
dan mensterilisasi peralatan Rumah Sakit, membuat perancanaan kebutuhan bahan
yang diperlukan, melaksanakan evaluasi pelaksanaan tugas pegawai, melaksankan
pembinaan kepada petugas teknis dan non teknis, membuat laopran pelaksanaan tugas
serta merencanakan kebutuhan, membina dan melaksankaan penilaian terhadap
pekerjaan pegawai yang bekerja pada Instalasi pusat pelayanan Sterilisasi.
m. Instalasi Pengolahan Limbah Rumah Sakit mempunyai tugas melaksankan
pengolahan limbah padat dan cair Rumah Sakit, membuat perencanaan kebutuhan
bahan-bahan yang diperlukan, melaksanakan evaluasi pelaksanaan tugas pegawai,
melaksanakan pembinaan kepada petugas teknis dan non teknis, membuat laporan
pelaksanaan tugas serta merencanakan kebutuhan, membina dan melaksanakan
penilaian terhadap pekerjaan pegawai yang bekerja pada Instalasi Pengolahan Limbah
Rumah Sakit.

Profil RSUD Sibuhuan 2012


24
2.2.5. Alur Pelayanan Pasien

Gambar 6. Alur Rawat Jalan Pasien Umum

PASIEN DATANG

Pendaftaran /
Registrasi

2 10

3-7-9 12
Poliklinik Kasir Farmasi

4-5 11

Layanan
6 13
Penunjang
PASIEN PULANG

Keterangan :

1. Pasien datang mengambil nomor antrian dan melakukan pendaftaran/registrasi


2. Pasien membayar kasir
3. Pasien menjuju poliklinik
4. Jika pasien tersebut mendapatkan tindakan di poliklinik, maka pasien harus bayar ke
kasir terlebih dahulu
5. Pasien perlu layanan penunjang (laboratorium dan radiologi)
6. Pasien membayar kasir
7. Pasien ke poliklinik untuk dibacakan hasilnya
8. Pasien dirujuk ke poli spesialis dan melakukan pembayaran di kasir

Profil RSUD Sibuhuan 2012


25
9. Pasien menuju ke poli spesialis
10. Pasien ke farmasi / apotek untuk pengesahan obat
11. Pasien membayar di kasir
12. Pasien mengambil obat ke bagian farmasi / apotek
13. Pasien pulang
Gambar 7. Alur Rawat Jalan Pasien Askes dan Jamkesmas

PASIEN DATANG

Verifikasi Askes /
Jamkesmas

Pendaftaran / Poliklinik Farmasi


Registrasi

Layanan
Penunjang Rawat Jalan

Verifikasi Askes /
jamkesmas PASIEN PULANG

Keterangan :

1. Pasien datang ke bagian Askes/Jamkesmas untuk diverifikasi lalu mengambil nomor


antrian.
2. Pasien melakukan pendaftaran atau registrasi
3. Pasien menuju poliklinik
4. Pasien perlu layanan penunjang (laboratorium dan radiologi)
5. Pasien kembali ke verifikasi askes/jamkesmas
6. Pasien ke poliklinik untuk dibacakan hasilnya
7. Pasien dirujuk ke poli spesialis dan melakukan verifikasi kembali

Profil RSUD Sibuhuan 2012


26
8. Pasien menuju ke poli spesialis
9. Pasien ke farmasi/apotek untuk pengesahan obat
10. Pasien ke bagian askes/jamkesmas untuk melakukan verifikasi obat
11. Pasien di rujuk rawat inap
12. Pasien pulang
Gambar 8. Alur Pasien Rawat Inap

PASIEN DATANG

1
Pendaftaran / Kasir / Verifikasi
Registrasi Askes /
Jamkesmas

2 7 5

Layanan
3 8
Rawat Inap Farmasi
Penunjang
4 5

PASIEN PULANG

Keterangan :

1. Pasien yang dirujuk untuk dirawat inap melakukan pendaftaran/registrasi rawat inap
2. Setelah terdaftar sebagai pasien rawat inap, kemudian pasien tersebut menempati bed
(tempat tidur)
3. Pasien ke layanan penunjang yaitu laboratorium atau radiologi untuk diketahui
diagnosa penyakitnya
4. Hasil tersebut diserahkan ke dokter piket atau jaga ke ruangan
5. Pasien ke farmasi/apotek untuk pengesahan obat
6. Pasien melakukan pembayaran ke kasir/verifikasi ke bagian askes/jamkesmas
7. Pasien mengambil obat di farmasi/apotek
8. Pasien keruangan untuk menyerahkan obat-obatan kepada perawat
9. Pasien diperbolehkan pulang

Profil RSUD Sibuhuan 2012


27
Gambar 9. Alur Pasien Gawat Darurat

PASIEN DATANG

Pendaftaran /
Registrasi

Kasir / 6 7
IGD Rawat Inap
Verifikasi Askes
/ Jamkesmas
3

4 8
Layanan
Penunjang

PASIEN PULANG

Keterangan :

1. Pasien datang melakukan pendaftaran/registrasi


2. Adanya tindakan dari dokter IGD
3. Pasien menuju kasir/verifikasi ke bagian askes/jamkesmas lalu pulang, jika pasien
tersebut tidak perlu di rawat inap
4. Jika perlu layanan penunjang (laboratorium atau radiologi)
5. Pasien membayar ke kasir/verifikasi askes/jamkesmas setelah dari layanan penunjang

Profil RSUD Sibuhuan 2012


28
6. Pasien kembali ke IGD untuk dibacakan hasilnya
7. Pasien dirujuk untuk dirawat inap

2.2.6. Pelayanan Unggulan

Pelayanan unggulan adalah sebuah konsep penyelenggaraan pelayanan kesehatan


menyangkut Standar Prosedur Operasional, Standar Pelayanan Medis dan Standar Asuhan
Keperawatan yang lebih efektif dan efisien, cepat dan tepat serta dapat memberikan
kepuasan optimal bagi pasien. Pelayanan unggulan yang ditawarkan kepada customer
( masyarakat ) diselenggarakan dengan mempertimbangkan indikator pelayanan rawat inap
dan rawat jalan, keadaan geografi, demografi dan sosial ekonomi, local specifics dan lain-
lain, yang kompatibel dengan aspek kapabilitas rumah sakit. RSUD Sibuhuan pada saat ini
belum mempunyai pelayanan unggulan, akan tetapi dengan berpatokan pada data
persentase 10 penyakit menonjol terutama rawat inap tahun 2010 dimana kasus Kecelakaan
Lalu Lintas berada diperingkat teratas dengan 18,78%, maka manajemen RSUD Sibuhuan
perlu mempertimbangkan untuk menyelenggarakan pelayanan unggulan yang bersifat
Traumatic Center yang didukung oleh sarana dan prasarana sesuai standar serta tenaga
medis dengan kualifikasi ATLS ( Advance Trauma Life Support ) atau sejenisnya,
paramedis dengan kualifikasi BTCLS ( Basic Trauma Circulation Life Support ) atau
sejenisnya serta tenaga penunjang lainnya yang tergabung dalam Traumatic Teams.

Beberapa Rumah Sakit, baik pemerintah maupun swasta telah menjalankan


Traumatic Center sebagai salah satu pelayanan unggulannya disamping pelayanan unggulan
lainnya yang dikembangkan secara bertahap.

Profil RSUD Sibuhuan 2012


29
BAB III

VISI, MISI, MOTTO, NILAI-NILAI DAN TUJUAN

3.1. Visi

Rumah sakit dengan pelayanan prima dan komprehensif.

Hakekat yang terkandung dalam visi tersebut adalah suatu tekad untuk
memberikan pelayanan medis yang terbaik kepada masyarakat yang dituangkan dalam
pengertian Pelayanan Prima, sedangkan pengertian Komprehensif adalah Rumah Sakit
Umum Daerah ( RSUD ) Sibuhuan mampu memberikan pelayanan kesehatan kepada
seluruh lapisan masyarakat di Kabupaten Padang Lawas dan sekitarnya secara menyeluruh.

3.2. Misi

1. Melaksanakan pelayanan medis secara professional, terjangkau, etis kepada


masyarakat tanpa membedakan bangsa, suku, status sosial ( ekonomi ) dan
kepercayaan.
2. Menjadikan rumah sakit sebagai tempat berlindung, upaya kesehatan yang aman
dan nyaman dimana penderita menerima kepuasan pelayanan.
Penjabaran dari pengertian Misi tersebut adalah sebagai berikut :

a. Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit merupakan pelayanan yang mempunyai ruang


lingkup yang luas, yaitu sebagai pelayanan jasa yang padat karya, padat modal serta
padat teknologi. Pelayanan Kesehatan yang diberikan bersifat paripurna, yaitu
pelayanan kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
secara serasi dan terpadu, yang diberikan kepada seluruh lapisan masyarakat tanpa
memandang suku, status sosial ( ekonomi ) maupun golongan serta
agama/kepercayaan yang di anut.
b. Kemajuan teknologi di bidang kedokteran sulit dibendung, disamping adanya
perubahan pola penularan dan penyebaran penyakit ( transisi Epidemiologi ),
tuntutan kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat serta berbagai perubahan
yang terjadi sebagai dampak pembangunan di kabupaten Padang Lawas.

Profil RSUD Sibuhuan 2012


30
Pencapaian mutu pelayanan sesuai etika dan standar profesi didukung
pengembangan sarana dan prasarana serta peningkatan kualitas sumber daya
manusia yang menghasilkan personil yang bersih, berwibawa, bermoral dan
profesional di bidangnya bermuara pada peningkatan mutu pelayanan kesehatan
dalam rangka mewujudkan rumah sakit sebagai tempat berlindung yang
memberikan rasa aman dan nyaman kepada masyarakat, sehingga masyarakat
mendapatkan kepuasan terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan.

3.3. Motto

Kami berusaha dan berdo'a bersama anda, Allah yang menyembuhkan.

3.4. Nilai-Nilai

Nilai-nilai yang di anut adalah sebagai berikut :

1. Tanggung Jawab
Yaitu kewajiban untuk memikul segala akibat yang timbul karena hasil pekerjaan
dalam memberikan pelayanan yang terbaik bagi pelanggan internal maupun
eksternal.
2. Profesionalisme
Tindak tanduk yang bercirikan sistem profesi atau orang yang berhasil di bidangnya,
dengan memegang teguh etika profesi dan standar mutu keahlian yang tinggi.
3. Ramah
Sikap dan tutur kata manis, dengan berpraduga positif serta lembut bahasa menarik
dan selalu untuk menolong pelanggan dengan tulus dan ikhlas.
4. Peduli
Berusaha untuk segera mengetahui atau sangat menghiraukan persoalan pelanggan
dengan sungguh-sungguh dan langsung membantu menyelesaikan persoalan dengan
tuntas dan memuaskan keinginan pelanggan.
5. Jujur
Selalu memegang teguh ketulusan dan keikhlasan dalam memberikan informasi dan
tidak melakukan kecurangan apapun untuk dirinya ataupun kepentingan pelanggan.

3.5. Tujuan

1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Padang Lawas dan sekitarnya dengan


memberikan pelayanan prima dan paripurna.
2. Mengurangi angka kesakitan dan kematian.
3. Menjadikan Rumah Sakit sebagai pusat rujukan untuk wilayah Padang lawas dan
sekitarnya.

Profil RSUD Sibuhuan 2012


31
BAB IV

SUMBER DAYA KESEHATAN

4.1. Sarana dan Prasarana

Sarana pelayanan kesehatan di RSUD Sibuhuan adalah pelayanan rawat jalan,


rawat inap, pelayanan gawat darurat, pelayanan penunjang medik dan non medik,
pelayanan administrasi dan pelayanan 24 jam. Berikut uraian fasilitas disetiap sarana
pelayanan kesehatan :

a. Rawat Jalan
1. Klinik Penyakit Dalam ( Spesialis Penyakit Dalam )
2. Klinik Penyakit Anak ( Spesialis Penyakit Anak )
3. Klinik Bedah ( Spesialis Bedah )
4. Klinik Kebidanan dan Penyakit Kandungan ( Spesialis Obgyn )
5. Klinik Gigi dan Mulut
6. Klinik Umum
b. Rawat Inap
1. ICU
2. Bangsal Anak
3. Bangsal Penyakit Dalam
4. Bangsal Bedah
5. Bangsal Kebidanan
6. VIP
7. Ruang Rawatan Kelas I
c. Pelayanan Gawat Darurat
d. Pelayanan Spesialis Penunjang Medik
1. Pelayanan Radiologi
2. Pelayanan VCT
3. Pelayanan Laboratorium
4. Pelayanan Rehabilitasi Medik/Fisioterapi
e. Pelayanan Penunjang Klinik
1. Pelayanan Gizi
2. Pelayanan Farmasi
3. Rekam Medik
4. CSSD ( Sterilisasi Instrumen )
f. Pelayanan Penunjang Non Klinik
1. Laundry/Linen
2. Jasa Boga/Dapur
3. Teknik dan Pemeliharaan Fasilitas
4. Pengelolaan Limbah
5. Gedung
6. Ambulance

Profil RSUD Sibuhuan 2012


32
7. Komunikasi
8. Kamar Jenazah
9. Penampungan Air Bersih ( Container Air )
g. Pelayanan Administrasi
1. Pendaftaran Pasien
2. Keuangan
3. Personalia
4. Sistem Informasi Rumah Sakit
h. Pelayanan 24 Jam
1. Instalasi Gawat Darurat ( IGD )
2. Laboratorium
3. Radiologi
4. Apotik
5. Ambulance
6. Rekam Medik
7. Jaga Listrik
8. Security ( Keamanan )

Prasarana di RSUD Sibuhuan adalah sebagai berikut :

Tabel 1. Prasarana Di RSUD Sibuhuan Tahun 2011

JUMLA SATUA
NO JENIS BARANG HARGA KET.
H N
1 Alat-alat Berat/Besar - - -
2 Alat-alat Angkutan :
Kendaraan Roda 4
Rp.316.500.00
- Ambulance Ford 1 Unit 0 Baik
Rp.160.000.00
- Ambulance KIA 1 Unit 0 Baik
Rp.
- Ambulance Toyota Kjg 1 Unit 12.000.000 Baik

Profil RSUD Sibuhuan 2012


33
- Kijang Innova 1 Unit - Baik
Rp.773.120.00
- Kijang Russ 4 Unit 0 Baik
Kendaraan Roda 2
- Sepeda Motor Honda
125 1 Unit - Baik
- Sepeda Motor Suzuki
113 1 Unit - Baik
Kendaraan Roda 3
- Becak bermotor/Honda
110 1 Unit - Baik
3 Alat-alat Bengkel - - -
4 Alat-alat Pertanian - - -
Rp.124.494.09
5 Alat-alat Kantor/R. Tangga 16 Unit 7 Baik
Rp.7.492.488.
6 Alat-alat Kedokteran 98 Set 070 Baik
Rp.352.622.52
7 Alat-alat Laboratorium 16 Set 0 Baik
8 Buku-buku Perpustakaan - - -
Barang Bercorak
9 Kesenian/Kebudayaan - - -

Sumber Data : Inventaris Barang RSUD Sibuhuan 2011


Ket. : Data daftar harga kendaraan roda 2 dan 3 tidak tersedia

4.2. Tenaga Kesehatan

A. Tenaga Kesehatan Berdasarkan Kualifikasi Pendidikan


1. Tenaga Medis

Tabel 2. Tenaga Medis Di RSUD Sibuhuan Tahun 2011

N Kualifikasi Pendidikan Jumlah Ket.


o
1 Dokter Spesialis
- Penyakit Dalam 1 Kontrak
- Obgyn 1 Kontrak
- Anak 1 Kontrak
- Bedah 1 Kontrak
2 Dokter Umum 8
3 Dokter Gigi 5

Sumber Data : Sub Bag TU RSUD Sibuhuan 2011

2. Tenaga Keperawatan

Tabel 3. Tenaga Keperawatan Di RSUD Sibuhuan Tahun 2011

N Kualifikasi Pendidikan Jumlah Ket.


o
1 S1 Keperawatan 6
2 D3 Keperawatan 25
3 D3 Keperawatan Anestesi 0

Profil RSUD Sibuhuan 2012


34
4 SPK 6
5 D4 Kebidanan 0
6 D3 Kebidanan 14
7 D1 Kebidanan 1
8 D3 Kesehatan Gigi 5
9 SPRG 1
Sumber Data : Sub Bag TU RSUD Sibuhuan 2011

3. Tenaga Kefarmasian

Tabel 4. Tenaga Kefarmasian Di RSUD Sibuhuan Tahun 2011

No Kualifikasi Pendidikan Jumlah Ket.

1 S2 Farmasi/Apoteker 0
2 S1 Farmasi/Apoteker 6
3 D3 Farmasi 7
4 SMF 3
Sumber Data : Sub Bag TU RSUD Sibuhuan 2011

4. Tenaga Kesehatan Masyarakat

Tabel 5. Tenaga Kesehatan Masyarakat Di RSUD Sibuhuan Tahun 2011

No Kualifikasi Pendidikan Jumlah Ket.

1 S2 Kesehatan Masyarakat 0
2 S2 Epidemiologi 0
3 S1 Kesehatan Masyarakat 2
4 D3 Sanitarian 1
5 SPPH 0
Sumber Data : Sub Bag TU RSUD Sibuhuan 2011

5. Tenaga Gizi

Tabel 6. Tenaga Gizi Di RSUD Sibuhuan Tahun 2011

No Kualifikasi Pendidikan Jumlah Ket.

1 S2 Gizi 0
2 S1 Gizi 0
3 D3 Gizi 5

Sumber Data : Sub Bag TU RSUD Sibuhuan 2011

Profil RSUD Sibuhuan 2012


35
6. Tenaga Keterapian Fisik

Tabel 7. Tenaga Keterapian Fisik Di RSUD Sibuhuan Tahun 2011

No Kualifikasi Pendidikan Jumlah Ket.

1 D3 Fisioterapis 4
2 D3 Okupasi Terapis 0
3 D3 Terapis Wicara 0

Sumber Data : Sub Bag TU RSUD Sibuhuan 2011

7. Tenaga Keteknisan Medis

Tabel 8. Tenaga Keteknisan Medis Di RSUD Sibuhuan Tahun 2011

No Kualifikasi Pendidikan Jumlah Ket.

1 D3 Refraksionis Optisien 1
2 D3 Perekam Medis 0
3 D3 Analis Kesehatan 6
4 D3 Teknis Elektromedis/ ATEM 0
5 D3 Radiologi/Radio Terapi 7

Sumber Data : Sub Bag TU RSUD Sibuhuan 2011

B. Tenaga Non Kesehatan Berdasarkan Kualifikasi Pendidikan

Tabel 9. Tenaga Non Kesehatan Di RSUD Sibuhuan Tahun 2011

No Kualifikasi Pendidikan Jumlah Ket.

1 S1/D3 Ekonomi/Akuntansi 0
2 S1/D3 Administrasi 0
3 S1/D3 Hukum 0
4 S1/D3 Tehnik 0
5 S1/D3 Sosial 0

Profil RSUD Sibuhuan 2012


36
6 S1/D3 Komputer 0
7 SMA/SMU Sederajat 3
8 SMP 1
9 SD 0

Sumber Data : Sub Bag TU RSUD Sibuhuan 2011

4.3. Sumber Dana


A. APBD dan APBN

Sumber dana untuk kegiatan operasional RSUD Sibuhuan adalah sebagai berikut :

Tabel 10. Sumber Dana RSUD Sibuhuan Tahun 2010-2011

N TAHUN ANGGARAN KE
SUMBER DANA
O T
2010 2011

Rp.
11.487.382.840.
1 APBD Kabupaten -

Rp.
2 APBN 5.000.000.000,-
- Tugas Pembantuan -
- Dana Alokasi Khusus (
DAK ) -

Rp.
TOTAL 11.487.382.84
0.-
Sumber Data : Bagian Keuangan & Perencanaan RSUD Sibuhuan 2011

Berdasarkan tabel 10, APBD Kabupaten Padang Lawas yang dialokasikan untuk
RSUD Sibuhuan pada tahun 2010 meningkat sekitar 10% dari alokasi anggaran tahun 2009.
Adapun dana APBN diperuntukkan untuk mendukung dana APBD kabupaten. Realisasi
penyerapan anggaran APBD selama tahun 2009 ( 83,54% ) dan 2010 ( 99,52% ), serta
realisasi penyerapan anggaran APBN tahun 2009 ( 98,28% ) adalah sangat baik walaupun
masih dibawah 100%. Sedangkan realisasi pendapatan asli daerah ( PAD ) RSUD Sibuhuan
selama 2 tahun yaitu tahun 2009 ( 100,28% ) dan 2010 ( 100,39% ) melebihi jumlah yang
ditargetkan. Dengan demikian, kinerja operasional RSUD Sibuhuan termasuk kategori baik
ditinjau dari realisasi keuangan. Realisasi penyerapan anggaran dan target PAD dapat
dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 11. Realisasi Penyerapan APBD RSUD Sibuhuan Tahun 2010

N KE
URAIAN ANGGARAN REALISASI %
O T

Profil RSUD Sibuhuan 2012


37
Belanja Rp. Rp. 105.0
1 Pegawai 3.617.704.200.- 3.801.601.977.- 8

Belanja Barang Rp. Rp.


2 & Jasa 1.463.323.240.- 1.404.294.106.- 95.96

Rp. Rp.
3 Belanja Modal 6.406.355.400.- 6.226.240.500.- 97.18

Rp. Rp.
99.5
JUMLAH 11.487.382.84 11.432.136.58
2
0.- 3.-
Sumber Data : Bagian Keuangan & Perencanaan RSUD Sibuhuan 2010

Tabel 12. Realisasi Penyerapan APBN RSUD Sibuhuan Tahun 2009

N KE
URAIAN ANGGARAN REALISASI %
O T

Tugas Rp. Rp.


1 Pembantuan 6.000.000.000.- 5.932.735.000.- 98.88

2 DAK Rp. Rp. 96.47

Profil RSUD Sibuhuan 2012


38
1.986.700.000.- 1.916.682.520.-

Rp. Rp.
TOTAL 98.28
7.986.700.000.- 7.849.417.520.-
Sumber Data : Bagian Keuangan & Perencanaan RSUD Sibuhuan 2010

Tabel 13. Realisasi Penyerapan APBN RSUD Sibuhuan Tahun 2011

N KE
URAIAN ANGGARAN REALISASI %
O T

Tugas Rp. Rp.


1 Pembantuan 5.000.000.000.- 4.915.000.000.- 99.27

Sumber Data : Bagian Keuangan & Perencanaan RSUD Sibuhuan 2011

Tabel 14. Target Dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah ( PAD ) RSUD Sibuhuan
Tahun 2009-2010

NO TAHUN TARGET REALISASI % KET

Rp. Rp.
1 2009 100.000.000.- 100.288.900.- 100.28

Rp. Rp.
2 2010 150.000.000.- 150.591.500.- 100.39

Rp. Rp.
3 2011 215.340.000,- 250.000.000,- 100.16
Sumber Data : Bagian Keuangan & Perencanaan RSUD Sibuhuan 2010

B. JAMKESMAS

Jamkesmas adalah program pemerintah berupa bantuan sosial untuk pelayanan


kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu, yang diselenggarakan secara nasional
agar terjadi subsisi silang dalam rangka mewujudkan pelayanan kesehatan yang
menyeluruh bagi masyarakat miskin. Berikut gambaran pelaksanaan Jamkesmas di RSUD
Sibuhuan :

Tabel 15. Dana Luncuran Program Jaminan Kesehatan Masyarakat Miskin


( Jamkesmas ) Di RSUD Sibuhuan Tahun 2010

BULAN
N JUMLAH
LUNCURAN DANA KLAIM KET
O LUNCURAN
DANA

Profil RSUD Sibuhuan 2012


39
1 - - -

2 Mei Rp.17.230.000.- -

3 Agustus Rp.28.992.000.- -

Rp.201.537.000.
4 November - -

5 Desember Rp.22.310.000.- -

Rp.270.069.00 Rp.376.812.5
TOTAL
0.- 38.-
Sumber Data : Tim Pengelola Jamkesmas RSUD Sibuhuan 2010

Tabel 15. Dana Luncuran Program Jaminan Kesehatan Masyarakat Miskin


( Jamkesmas ) Di RSUD Sibuhuan Tahun 2011

N
JUMLAH LUNCURAN DANA KLAIM KET
O

1 Rp. 779.916.000 Rp. 662.753.492

Sumber Data : Tim Pengelola Jamkesmas RSUD Sibuhuan 2011

Dari tabel diatas, dana luncuran untuk program Jamkesmas tahun 2010 diberikan
sebanyak 4 kali yaitu pada bulan mei, agustus, november dan desember dengan total dana
Rp.270.069.000.-, sedangkan dana klaim pada tahun yang sama sebesar Rp.376.812.538.-.
Dengan demikian terdapat selisih ( minus ) sebesar Rp.106.743.538.- atau 39,52%.
Berdasarkan aturan yang tertera pada buku Pedoman Pelaksanaan Jaminan Kesehatan
Masyarakat, dana selisih yang terdapat pada akhir tahun akan diakomodir pada luncuran
dana Jamkesmas pada awal tahun berikutnya. Pada tahun 2011 kucuran dana yaitu Rp.
779.916.000 dan dana klaim Rp. 662.753.492

BAB V

INDIKATOR PELAYANAN

Profil RSUD Sibuhuan 2012


40
5.1. Indikator Pelayanan Rawat Jalan

Ada 6 ( enam ) indikator untuk menilai mutu pelayanan rawat jalan di rumah sakit,
yaitu rata-rata kunjungan pasien per hari, rata-rata kunjungan pasien baru per hari, rasio
kunjungan baru dengan total kunjungan, persentase pelayanan spesialistik, rasio kunjungan
dengan tenaga perawat rawat jalan dan rasio pasien rawat jalan dengan jumlah penduduk.
Hasil pencapaian indikator rawat jalan di RSUD Sibuhuan adalah sebagai berikut :

Grafik 20. Rata-rata Kunjungan Pasien Rawat Jalan Per Hari Di RSUD Sibuhuan
Tahun 2009-2011

20
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0
2009 2010 2011

Sumber Data : RM RSUD Sibuhuan 2011

Berdasarkan grafik diatas, nilai rata-rata kunjungan pasien rawat jalan per hari
mengalami peningkatan yang cukup signifikan 16 kunjungan per hari tahun 2010 menjadi
18 kunjungan per hari pada tahun 2011.

Grafik 21. Rata-rata Kunjungan Pasien Baru Per Hari Di RSUD Sibuhuan
Tahun 2009-2011

Profil RSUD Sibuhuan 2012


41
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
2009 2010 2011

Sumber Data : RM RSUD Sibuhuan 2010

Dari grafik 21, nilai rata-rata kunjungan pasien baru rawat jalan meningkat dari
tahun 2009 yaitu dari 1 kunjungan pasien baru per hari, tahun 2010 menjadi 6,4
kunjungan pasien baru per hari dan 8,2 kunjungan baru per hari pada tahun 2011.

Grafik 22. Rasio Kunjungan Baru Dengan Total Kunjungan Di RSUD Sibuhuan
Tahun 2009-2011

60

50

40

30

20

10

0
2009 2010 2011

Sumber Data : RM RSUD Sibuhuan 2011

Rasio kunjungan pasien baru dengan total kunjungan juga meningkat pada tahun 2011
dibandingkan 2 tahun sebelumnya

Grafik 23. Persentase Pelayanan Spesialistik Di RSUD Sibuhuan Tahun 2006-2010

Profil RSUD Sibuhuan 2012


42
2

0
2006 2007 2008 2009 2010 2011

Sumber Data : -

Untuk indikator Persentase Pelayanan Spesialistik tidak dapat dihitung ratenya


dikarenakan redaksi tidak mendapatkan datanya.

Grafik 24. Rasio Kunjungan Dengan Tenaga Perawat Rawat Jalan


Di RSUD Sibuhuan Tahun 2009-2011

700

600

500

400

300

200

100

0
2009 2010 2011

Sumber Data : RM RSUD Sibuhuan 2011

Rasio kunjungan pasien dengan tenaga perawat rawat jalan pada tahun 2010
adalah 576, artinya setiap 1 orang perawat rawat jalan menangani 576 orang pasien rawat
jalan dalam setahun. Bila secara kasar dikalkulasikan dalam hitungan hari, maka setiap 1
orang perawat rawat jalan menangani 1-2 orang pasien rawat jalan per harinya. Untuk
tahun 2011 sama dengan tahun 2010 karena jumlah perawat tidak berubah dan rataan
jumlah kunjungan tidak berubah signifikan.

Grafik 25. Rasio Pasien Rawat Jalan Dengan Jumlah Penduduk Di RSUD Sibuhuan

Profil RSUD Sibuhuan 2012


43
Tahun 2009-2011

0
2009 2010 2011

Sumber Data : RM RSUD Sibuhuan 2011

Berdasarkan visual grafik 25, rasio pasien rawat jalan dengan jumlah penduduk
di Kabupaten Padang Lawas, yaitu dari 3 pada tahun 2010 menjadi 5 pada tahun 2011.
Artinya setiap 100 orang penduduk terdapat 5 orang yang sakit dan menjalani perobatan
rawat jalan ke RSUD Sibuhuan.

Grafik 26. Kunjungan Pasien Rawat Jalan Di RSUD Sibuhuan Tahun 2009-2011

7000

6000

5000

4000

3000

2000

1000

0
2009 2010 2011

Sumber Data : RM RSUD Sibuhuan 2011

Jumlah kunjungan pasien rawat jalan selalu berfluktuatif sejak tahun 2009 sampai
dengan 2011 seperti pada visual data grafik 26, demikian juga dengan jumlah kunjungan
pasien baru dan pasien lama.

Profil RSUD Sibuhuan 2012


44
Grafik 27. Kunjungan Pasien Rawat Jalan Berdasarkan Jenis Jaminan Pasien
Di RSUD Sibuhuan Tahun 2009-2011

3500
3000
2500
2000
1500
1000
500
0
2009 2010 2011

Sumber Data : RM RSUD Sibuhuan 2011

Jumlah kunjungan pasien umum rawat jalan mengalami peningkatan setiap tahun
sejak tahun 2009, yaitu dari 1462 menjadi 3020 kunjungan pasien umum rawat jalan pada
tahun 2011, sedangkan kunjungan pasien Askes dan Jamkesmas jumlahnya meningkat
selama 3 tahun sejak tahun 2009 sampai dengan 2011.

Grafik 28. Persentase 10 Penyakit Menonjol Rawat Jalan Di RSUD Sibuhuan


Tahun 2011

TB Paru
Typoid
5%3%1% 17%
7% Kecelakaan Lalin
13% GE
14%
Dyspepsia
13% ISPA
14%
13% DM
ISK
Hipertensi
Stroke

Sumber Data : RM RSUD Sibuhuan 2011

Penyakit-penyakit menular ( infeksi ) yang berpotensi epidemik ( Outbreak ) dan


terkadang menjadi endemik di suatu daerah merupakan penyakit dengan jumlah kunjungan
rawat jalan yang lebih banyak di RSUD Sibuhuan seperti pada grafik 28, dibandingkan
dengan penyakit degeneratif maupun penyakit yang umumnya disebabkan oleh human
error.

Profil RSUD Sibuhuan 2012


45
Penyakit TB Paru adalah penyakit dengan jumlah kunjungan rawat jalan yang
paling banyak, yaitu 1198 kasus ( 17,45% ) atau rata-rata kunjungan per harinya sebanyak 4
kasus. Diagnosa TB Paru ditegakkan berdasarkan Gejala Klinis, Epidemiologis, hasil
pemeriksaan laboratorium/Spesimen Dahak penderita ( SPS ) atau dengan Foto Rontgen
Dada serta Patologi Anatomis. Apabila penegakan diagnosa hanya pada gejala klinis
penderita, maka jumlah kunjungan pasien rawat jalan diatas adalah suspek TB Paru atau,
sebagian besar adalah pasien TB Paru yang berkunjung ke rumah sakit untuk mengambil
OAT ( obat anti tuberculosa ). Sesuai dengan angka estimasi pada juknis program PP TB
Paru, dari total jumlah kunjungan pasien rawat jalan TB Paru tahun 2010 terdapat 120
orang penderita TB Paru BTA positif.

Oleh karena RSUD Sibuhuan merupakan sarana pelayanan kesehatan yang bersifat
Passive Case Finding, koordinasi dan kerjasama yang baik dengan Dinas Kesehatan Daerah
Kabupaten Padang Lawas sangat diperlukan untuk memfasilitasi setiap pasien dengan hasil
pemeriksaan BTA positif maupun foto rontgen dada agar segera mendapatkan pengobatan
( DOTS ) secara paripurna dalam upaya menurunkan Prevalence Rate dan Mortality Rate
penyakit TB Paru di Kabupaten Padang Lawas.

Grafik 29. Persentase 10 Penyakit Menonjol Rawat Jalan Pasien Jamkesmas


Di RSUD Sibuhuan Tahun bulan Februari s/d Mei Tahun 2011

TB Paru Dyspepsia Kontrol TB


3.42 2.74 2.06 HHD
4.11
4.79
5.48
50
6.17
COPD 8.22 Gastritis, CHF Hipertensi sekunder Sirosis Hati

13.01

Nephrotic syndrome Batu ginjal

Sumber Data : Tim Pengelola Jamkesmas RSUD Sibuhuan 2011

Profil RSUD Sibuhuan 2012


46
Seperti pada grafik 10 penyakit menonjol sebelumnya ( grafik 28 ), penyakit TB
Paru merupakan penyakit dengan jumlah kunjungan yang paling dominan pada rawat jalan
pasien Jamkesmas, yaitu 50% atau sebanyak 73 orang pasien.

Data yang berhasil dikumpulkan selama 4 bulan sebenarnya belum dapat


menggambarkan situasi atau hasil yang sebenarnya secara keseluruhan ( kumulatif ), akan
tetapi dari data ini setidaknya dapat menggambarkan bahwa penyakit TB Paru merupakan
salah satu masalah kesehatan masyarakat di Kabupaten Padang Lawas.

5.2. Indikator Pelayanan Rawat Inap

Seperti halnya indikator pelayanan rawat jalan, penilaian mutu pelayanan


kesehatan di Rumah Sakit terutama pelayanan rawat inap juga ditentukan oleh 6 ( enam )
indikator utama yaitu BOR ( Bed Occupancy Rate ), ALOS ( Average Length of Stay ), TOI
( Turn Over Internal ), BTO ( Bed Turn Over ), NDR ( Net Death Rate ) dan GDR
( Gross Death Rate ). Hasil pencapaian indikator rawat inap di RSUD Sibuhuan adalah
sebagai berikut :

Tabel 16. Indikator Rawat Inap Di RSUD Sibuhuan Tahun 2009-2011

TAHUN NILAI
N INDIKATOR RAWAT INAP
STANDA
O DAN DATA PENDUKUNG
2009 2010 2011 R

1 BOR 12,32 12,29 75,0 60-80%


2 ALOS 2,5 3 6,32 6-9 hari
3 TOI 11,02 27,39 8,99 1-3 hari
40-50
4 BTO 42,8 14,96 45,50 kali

5 NDR 11,68 25,4 25,7 25/1000

6 GDR 29,2 64,17 42,3 45/1000
7 Jumlah TT 20 50 50 -
8 Jmlh Hari Perawatan 2140 2244 19180 -
9 Pasien keluar ( hidup+mati ) 856 748 3035 -
Pasien mati 48 jam setelah
10 dirawat 10 19 31 -
Pasien mati 48 jam setelah
11 dirawat 0 29 28 -
12 Pasien mati seluruhnya 25 48 59 -

Sumber Data : RM RSUD Sibuhuan 2011

Profil RSUD Sibuhuan 2012


47
Grafik 30. Bed Occupancy Rate ( BOR ) Di RSUD Sibuhuan Tahun 2009-2011

80
70
60
50
40
30
20
10
0
2009 2010 2011

Sumber Data : RM RSUD Sibuhuan 2011

BOR ( Bed Occupancy Rate ) yaitu persentase pemakaian tempat tidur pada satu
satuan waktu tertentu, indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat
pemanfaatan dari tempat tidur Rumah Sakit. Nilai standar atau parameter dari BOR
idealnya antara 60%-80%, bila di lihat dari grafik diatas sejak tahun 2009 sampai dengan
2011 capaian BOR RSUD Sibuhuan sesuai dengan standar yang diharapkan.

Grafik 31. Average Lenght Of Stay ( ALOS ) Di RSUD Sibuhuan


Tahun 2009-2011
7
6
5
4
3
2
1
0
2009 2010 2011

Sumber Data : RM RSUD Sibuhuan 2011

ALOS ( Average lenght of Stay ) yaitu rata-rata lama perawatan seorang pasien.
Indikator ini disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi juga dapat memberikan
gambaran mutu pelayanan. ALOS secara umum idealnya antara 6-9 hari, sedangkan

Profil RSUD Sibuhuan 2012


48
capaian ALOS RSUD Sibuhuan selama 3 tahun meningkat, sesuai nilai standar. Semakin
sedikit jumlah hari perawatan menunjukan kualitas pelayanan semakin baik, akan tetapi
bukan sesuatu yang absolut karena tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan
yang diberikan tidak diketahui.

Grafik 32. Turn Over Internal ( TOI ) Di RSUD Sibuhuan Tahun 2009-2011
30

25

20

15

10

0
2009 2010 2011

Sumber Data : RM RSUD Sibuhuan 2011

TOI ( Turn Of Interval ) yaitu rata-rata hari tempat tidur ditempati dari saat terisi
ke saat terisi berikutnya. Indikator ini juga menggambarkan tingkat efisiensi penggunaan
tempat tidur. Untuk TOI RSUD Sibuhuan dalam 3 tahun terakhir belum sesuai dengan nilai
standar yang diharapkan. Ini menggambarkan bahwa jumlah TT ( tempat tidur ) tidak
sebanding dengan jumlah pasien yang dirawat inap di RSUD Sibuhuan terutama pada tahun
2009 dan 2010, dimana terdapat disparitas yang sangat tinggi antara nilai standar dengan
nilai TOI RSUD Sibuhuan. Namun tahun 2011 terdapat perbaikan yang signifikan yang
sesuai dengan standar

Grafik 33. Bed Turn Over ( BTO ) Di RSUD Sibuhuan Tahun 2009-2011
50
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
2009 2010 2011

Sumber Data : RM RSUD Sibuhuan 2011

Profil RSUD Sibuhuan 2012


49
BTO ( Bed Turn Over ) Yaitu frekwensi pemakaian tempat tidur, beberapa kali
dalam satu satuan waktu tertentu ( biasanya 1 tahun ) tempat tidur di Rumah Sakit dipakai.
Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi daripada pemakaian tempat tidur.
Idealnya selama 1 tahun pemakaian 1 tempat tidur rata-rata 40-50 kali. BTO RSUD
Sibuhuan pada tahun 2011 telah mencapai nilai standar minimal.

Grafik 34. Net Death Rate ( NDR ) Di RSUD Sibuhuan Tahun 2009-2011
30

25

20

15

10

0
2009 2010 2011

Sumber Data : RM RSUD Sibuhuan 2011

NDR ( Net Death Rate ) yaitu angka kematian 48 jam setelah dirawat untuk
tiap-tiap 1000 penderita yang keluar. Indikator ini dapat memberikan gambaran mutu
pelayanan rumah sakit. Nilai NDR yang masih dapat ditolerir adalah kurang dari 25 per
1000 penderita yang keluar. Nilai konstanta yang dipakai untuk menggambarkan nilai NDR
yang sesuai di RSUD Sibuhuan adalah 100, walau demikian NDR RSUD Sibuhuan selama
3 tahun berada dalam kategori baik.

Grafik 35. Gross Death Rate ( GDR ) Di RSUD Sibuhuan Tahun 2009-2011
70

60

50

40
Axis Title
30

20

10

0
2009 2010 2011

Sumber Data : RM RSUD Sibuhuan 2011

GDR ( Gross Death Rate ) yaitu angka kematian umum untuk tiap-tiap 1000
penderita keluar. Idealnya nilai GDR tidak lebih dari 45 per 1000 penderita atau pasien

Profil RSUD Sibuhuan 2012


50
yang keluar. Angka GDR RSUD Sibuhuan tahun 2009 nilainya berada dibawah nilai
standar, sedangkan tahun 2011 nilainya sesuai nilai standar. Bila memakai konstanta yang
sesuai dengan jumlah pasien di RSUD Sibuhuan, maka nilai GDR nya sesuai dengan nilai
standar.
Mengacu kepada hasil pencapaian Indikator Pelayanan Rawat Inap diatas dapat
diambil satu kesimpulan bahwa pelayanan kesehatan di RSUD Sibuhuan belum sesuai
dengan Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit. Hal ini merupakan sebuah tantangan ke
depan bagi manajemen RSUD Sibuhuan untuk melakukan berbagai terobosan, perbaikan
dan pembenahan di berbagai aspek dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan yang pada
akhirnya akan meningkatkan nilai standar indikator pelayanan sesuai dengan yang
diharapkan.

Grafik 36. Persentase 10 Penyakit Menonjol Rawat Inap Di RSUD Sibuhuan


Tahun 2011

KLL

5.38 3.34 TB Paru


6.11 18.78
GE
8.44
Asma
13.54
10.04 Typhoid
10.78 12.67 Dyspepsia
10.92 Hipertensi
Hepatitis
Stroke
DM

Sumber Data : RM RSUD Sibuhuan 2011

Kecelakaan lalu lintas menduduki peringkat pertama 10 penyakit menonjol rawat


inap di RSUD Sibuhuan dengan jumlah 129 kasus ( 18,78% ), atau hampir rata-rata 1 orang
dirawat inap setiap harinya karena kecelakaan. Ini mengindikasikan bahwa kesadaran
berlalu-lintas yang baik serta berkendara dengan memakai alat pelindung diri ( terutama
kepala seperti helm ) yang aman dan sesuai standar masih kurang di Kabupaten Padang
Lawas. Seperti halnya 10 penyakit menonjol rawat jalan, penyakit menular juga berada
diperingkat atas dari penyakit tidak menular ( degeneratif ). Dan diantara penyakit menular
tersebut, penyakit menular langsung seperti TB Paru lebih banyak jumlah kasusnya
dibandingkan penyakit menular lainnya ( 93 kasus atau 13,54% ).
Dengan asumsi bahwa pasien yang dirawat inap adalah penderita BTA positif,
maka hanya 8% dari jumlah total kunjungan rawat jalan pasien TB Paru pada tahun yang
sama yang dirawat inap. Akan tetapi umumnya penderita TB Paru apalagi yang telah
mendapatkan pengobatan ( DOTS ) tidak perlu dirawat inap kecuali penderita dengan

Profil RSUD Sibuhuan 2012


51
kondisi fisik yang sangat lemah atau komplikasi dengan penyakit degeneratif maupun
HIV/AIDS.
Untuk penyakit GE, dari total jumlah kunjungan pasien rawat jalan hanya 10%
yang dirawat inap, dan diantara angka itu tidak tertutup kemungkinan terdapat kasus
Cholerae bila tidak dilakukan pemeriksaan Rectal Swab baik secara acak maupun total
sampling ( penderita ). Sedangkan penyakit Typhoid 8% yang dirawat inap dari jumlah
kunjungan pasien rawat jalan, penyakit ini hampir sama gejalanya dengan penyakit Demam
Berdarah Dengue ( DBD ), sehingga pada beberapa kasus terdapat diagnosa ganda yaitu
DBD dan Typhoid. Hal ini disebabkan karena terjadinya penurunan jumlah Trombosit ( zat
pembeku darah ) dari nilai normalnya pada kedua penyakit tersebut ( Trombositopenia
150.000/l ). Penyakit GE dan Typhoid sering menimbulkan Outbreak atau Kejadian Luar
Biasa ( KLB ), bahkan bila kegiatan Surveilans Epidemiologi ( Sistim Kewaspadaan Dini )
tidak berjalan dengan baik, maka dapat mengakibatkan terjadinya Wabah yang luput dari
pantauan petugas kesehatan terutama pada daerah-daerah jauh di perdesaan.
Disamping itu, penyakit degeneratif baik yang rawat jalan maupun rawat inap
selalu berada diperingkat bawah 10 penyakit menonjol di RSUD Sibuhuan tahun 2010. Hal
ini mungkin dikarenakan sebagian masyarakat lebih memilih memeriksakan kesehatannya
dan berobat keluar daerah misalnya ke Medan dan lain-lain, dimana fasilitas dan pelayanan
kesehatan di Rumah Sakit dikota besar lebih lengkap dan memadai. Imbasnya hanya
sebagian kecil masyarakat terutama yang tidak mampu memeriksakan kesehatannya ke
Rumah Sakit didaerahnya.
Seperti kita ketahui bahwa Transisi Epidemiologi yang terjadi mengakibatkan
sektor kesehatan menghadapi Double Burden atau beban ganda, dimana penyakit
degeneratif telah mengambil peran dalam dinamika penyakit masa kini yang menjadi
masalah kesehatan masyarakat baik didaerah perkotaan maupun di perdesaan, sehingga bila
tidak diantisipasi dengan tepat maka kasusnya akan seperti fenomena gunung es ( Iceberg
Phenomenon ) di kemudian hari.

Grafik 37. Persentase 10 Penyakit Menonjol Rawat Inap Pasien Jamkesmas


Di RSUD Sibuhuan Tahun bulan Februari s/d Mei Tahun 2011

Profil RSUD Sibuhuan 2012


52
TB Paru
3.03 Dyspepsia
6.06 3.03
24.25 Fracture
6.06
Pneumonia
9.09
Encephalitis
9.09 18.18
Stroke
9.09
12.12 Luka terbuka
Ileus Paralitik
DHF
Marasmus

Sumber Data : Tim Pengelola Jamkesmas RSUD Sibuhuan 2011

Berdasarkan visual data pada grafik 28, grafik 29 maupun grafik 37, Penyakit TB
Paru kembali menjadi yang terbanyak, yaitu 24,25% atau sebanyak 8 orang pasien. Dari
jumlah total pasien TB Paru pada grafik 29 ( 50% ), yang dirawat inap sebanyak 11%.
Bagian penting dalam grafik ini yang menjadi perhatian kita bersama adalah Pneumonia,
Encephalitis, DHF dan Marasmus. Penyakit-penyakit ini merupakan penyakit potensial
KLB, dan merupakan penyakit yang diamati secara ketat melalui program Surveilans
Epidemiologi baik di Rumah Sakit, Puskesmas, Poliklinik maupun sarana pelayanan
kesehatan lainnya. Sarana pelayanan kesehatan wajib melaporkan 1x24 jam bila
menemukan penyekit-penyakit seperti ini. Sedangkan marasmus, adalah masalah
kekurangan gizi kronis yang sering terjadi pada balita dari golongan masyarakat kurang
mampu, baik di perkotaan maupun di pedesaaan yang pada akhirnya akan menimbulkan
masalah kesehatan masyarakat.

Pemerintah kita telah menandatangani Convention on The Rights of The Child


( konvensi tentang Hak-hak Anak ) di New York pada 26 Januari 1990, yang menghasilkan
4 Prinsip Dasar Hak Anak yaitu hak hidup, tumbuh kembang, perlindungan dan partisipasi.
Salah satu hak dan kebutuhan anak adalah pemenuhan gizi yang cukup dan seimbang.
Berdasarkan Riskesdas 2010, Prevalence Rate gizi kurang pada balita di Indonesia adalah
17,9%, walaupun terjadi penurunan sebesar 13% dari tahun 1990, tetapi masih akan
ditemukan sekitar 3,7 juta balita kurang gizi. Dari jumlah tersebut, kemungkinan terdapat
balita dengan status kurang gizi kronik, sehingga akan ditemukan pula balita dengan gizi
buruk, marasmus maupun kwashiorkor.

Penanganan terhadap masalah kurang gizi dilakukan secara terpadu antar lintas
sektor terkait termasuk melibatkan elemen masyarakat, yang di koordinir oleh pemerintah
daerah setempat. Di sektor kesehatan di daerah, masalah gizi buruk ditangani oleh Dinas

Profil RSUD Sibuhuan 2012


53
Kesehatan bekerjasama dengan Rumah Sakit, salah satunya dengan membentuk
Therapeutic Feeding Centre ( TFC ) atau Pusat Pemulihan Gizi yang berlokasi di Rumah
Sakit. Therapeutic Feeding Centre di lengkapi oleh petugas gizi yang telah mendapatkan
pelatihan Penatalaksanaan Kasus Gizi Buruk, yang mempunyai Standar Prosedur
Operasional ( SPO ) untuk itu dan mempunyai kemampuan membuat formula khusus untuk
pemulihan gizi bagi anak dengan gizi buruk. Setiap kasus gizi buruk yang ditemukan oleh
petugas Surveilans Gizi Dinas Kesehatan akan dirujuk ke Pusat pemulihan Gizi ( TFC ) di
Rumah Sakit, selanjutnya anak dengan kasus gizi buruk tersebut akan menjalani program
pemulihan gizi secara gratis sampai rampung di Pusat Pemulihan Gizi ( TFC ).

Untuk itu, perlu adanya koordinasi dan persepsi yang sama antara Dinas
Kesehatan Daerah Kabupaten Padang Lawas dengan RSUD Sibuhuan serta pemerintah
daerah Kabupaten Padang Lawas untuk membentuk Therapeutic Feeding Centre mengingat
kasus gizi buruk kerap ditemukan.

Grafik 38. Pasien Rawat Inap Berdasarkan Jenis Jaminan Pasien


Di RSUD Sibuhuan Tahun 2011

225
364 Pasien Umum
Pasien Askes
159
Pasien Jamkesmas

Sumber Data : RM RSUD Sibuhuan 2011

Berdasarkan grafik diatas, pasien Jamkesmas yang dirawat inap tahun 2011 lebih
banyak dari pasien Umum dan Askes, yaitu 364 orang atau 48,67%, pasien Umum 225
orang atau 30,08% dan pasien Askes 159 orang atau 21,25%.

Grafik 39. Pasien Rawat Inap Berdasarkan Jenis Kelamin Di RSUD Sibuhuan
Tahun 2011

Profil RSUD Sibuhuan 2012


54
366 382
Laki-laki
Perempuan

Sumber Data : RM RSUD Sibuhuan 2011

Pasien dengan jenis kelamin laki-laki lebih banyak dari pasien perempuan yang
dirawat inap pada tahun 2010. Pasien laki-laki berjumlah 382 orang atau 51,07% sedangkan
pasien perempuan 366 orang atau 48,93%. Secara kasar, interpretasi dari data diatas
menunjukkan bahwa laki-laki lebih berisiko sakit dan dirawat inap dibandingkan
perempuan.

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan uraian diatas terutama pada sumber daya kesehatan dan indikator
pelayanan rumah sakit yang merupakan faktor penting dalam mengevaluasi dan menilai
mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

A. Tenaga Kesehatan
1. Pelayanan medik spesialis dasar di RSUD Sibuhuan dilayani oleh seorang dokter
spesialis pada masing-masing pelayanan dengan status dokter kontrak.
2. Pelayanan medik dasar dilayani oleh 8 orang dokter umum dan 5 orang dokter
gigi. Berdasarkan kriteria klasifikasi Rumah Sakit Umum kelas D jumlah tersebut
telah melebihi persyaratan minimal.
3. Jumlah perawat dan bidan di RSUD Sibuhuan tahun 2011 sebanyak 52 orang telah
melebihi persyaratan klasifikasi Rumah Sakit Umum kelas D berdasarkan
perbandingan 2:3 antara tenaga perawat termasuk bidan dengan jumlah TT
( tempat tidur ).
4. RSUD Sibuhuan belum mempunyai tenaga keteknisan medis dengan kualifikasi
pendidikan perekam medis dan teknis elektromedis pada pelayanan penunjang
klinik, perawat anestesi pada pelayanan spesialis penunjang medik, serta tenaga
non kesehatan dengan strata pendidikan S-1 maupun D-3.

Profil RSUD Sibuhuan 2012


55
B. Sumber Dana

1. Kinerja operasional RSUD Sibuhuan ditinjau dari realisasi keuangan masuk


kategori baik dengan perincian :
- Realisasi penyerapan anggaran APBD tahun 2009 sebesar 83,54%
- Realisasi penyerapan anggaran APBD tahun 2010 sebesar 99,52%
- Realisasi penyerapan anggaran APBN tahun 2009 sebesar 98,28%
- Realisasi penyerapan anggaran APBN tahun 2011 sebesar 99,27%
- Realisasi pendapatan asli daerah ( PAD ) tahun 2009 sebesar 100,28%
- Realisasi pendapatan asli daerah ( PAD ) tahun 2010 sebesar 100,39%
- Realisasi pendapatan asli daerah ( PAD ) tahun 2011 sebesar 100.16%

C. Indikator Pelayanan Rawat Jalan

1. Dalam 3 tahun terakhir sejak tahun 2009 angka rata-rata kunjungan pasien rawat
jalan per hari meningkat secara signifikan pada tahun 2011, yaitu dari rata-rata 5
menjadi 18 kunjungan per hari pada tahun 2011.
2. Angka rata-rata kunjungan pasien baru rawat jalan meningkat selama 3 tahun sejak
tahun 2009, yaitu dari 1,3 kunjungan menjadi 8,2 kunjungan pada tahun 2011.
3. Rasio kunjungan pasien baru dengan total kunjungan meningkat secara fluktuatif
dalam 5 tahun sejak tahun 2009 sampai dengan tahun 2011.
4. Rasio pasien rawat jalan dengan jumlah penduduk meningkat selama 3 tahun
terakhir sejak tahun 2009, yaitu dari 1 menjadi 5 orang penduduk pada tahun 2011.
5. Jumlah kunjungan pasien rawat jalan, kunjungan pasien baru dan lama berfluktuatif
selama 3 tahun sejak tahun 2009 sampai dengan tahun 2011.
6. Jumlah kunjungan Pasien Umum rawat jalan lebih banyak dibandingkan jumlah
kunjungan Pasien Askes dan pasien Jamkesmas dari tahun 2009 sampai dengan
tahun 2011.
7. TB Paru merupakan penyakit yang menduduki peringkat pertama dalam persentase
10 penyakit menonjol rawat jalan di RSUD Sibuhuan pada tahun 2011, yaitu
17,45% atau 1198 kasus, sedangkan yang terendah adalah Stroke 1,47% atau 101
kasus.

D. Indikator Pelayanan Rawat Inap

1. Bed Occupancy Rate ( BOR ), Average Of Stay ( ALOS ), Turn Of Interval ( TOI )
dan Bed Turn Over ( BTO ) belum sesuai dengan nilai standar dalam 3 tahun
terakhir sejak tahun 2009 sampai dengan 2011.
2. Net Death Rate ( NDR ) berada dalam kategori cukup baik sejak tahun 2009 sampai
dengan 2011.
3. Gross Death Rate ( GDR ) tahun 2009 berada dibawah nilai standar, akan tetapi
meningkat pada tahun 2011 dan berada diatas nilai standar.
4. Kecelakaan lalu lintas merupakan penyakit yang menduduki peringkat pertama
dalam persentase 10 penyakit menonjol rawat inap di RSUD Sibuhuan tahun 2011,

Profil RSUD Sibuhuan 2012


56
yaitu 18,78% atau 129 kasus, sedangkan yang terendah adalah Diabetes Mellitus
3,34% atau 23 kasus.
5. Jumlah Pasien Jamkesmas yang dirawat inap lebih banyak dibandingkan jumlah
Pasien Umum dan pasien Askes pada tahun 2011.
6. Pasien dengan jenis kelamin laki-laki lebih banyak dari pasien perempuan yang
dirawat inap pada tahun 2011.
6.2. Saran
A. Tenaga Kesehatan

Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dari aspek ketenagaan,


sebaiknya manajemen RSUD Sibuhuan melakukan upaya sebagai berikut :

1. Melakukan advokasi bersama-sama dengan pemerintah daerah Padang Lawas ke


pemerintah provinsi Sumatera Utara tentang kebutuhan tenaga dokter spesialis yang
saat ini berstatus kontrak menjadi dokter spesialis tetap ( minimal 1-2 orang dokter
spesialis sebagai tenaga tetap ).
2. Melakukan kerjasama atau MOU dengan institusi pendidikan seperti Universitas
Sumatera Utara ( USU ) atau universitas negeri terdekat lainnya, atau dengan
Rumah Sakit yang klasifikasinya A atau B dalam hal pemenuhan tenaga dokter
spesialis dengan rule dan schedule yang disepakati bersama.
3. Melakukan advokasi ke Dinas Kesehatan Provinsi atau Pemerintah Provinsi
Sumatera Utara agar mengalokasikan dana beasiswa, baik yang bersumber dari
dalam maupun luar negeri bagi tenaga medis ( dokter umum ) untuk melanjutkan
pendidikan ( spesialis ) minimal 1 orang secara bertahap setiap tahun selama 3
tahun, untuk mengisi formasi dokter spesialis tetap di RSUD Sibuhuan dalam
rangka peningkatan klasifikasi menjadi Rumah Sakit Umum kelas C.
4. Advokasi dan kerjasama ( MOU ) dengan lembaga-lembaga, badan atau yayasan
baik dalam maupun luar negeri dalam upaya mendapatkan dukungan dana beasiswa
bagi tenaga kesehatan maupun non kesehatan di RSUD Sibuhuan untuk
melanjutkan pendidikan sesuai dengan kebutuhan ( skala prioritas ).
5. Meningkatkan efektifitas dan Efisiensi Manajemen Sumber Daya Manusia,
misalnya dengan prinsip The Right Man On The Right Job, pengembangan dan
penilaian, insentif yang proporsional, reward dan lain-lain. Karena keberhasilan
sebuah Organisasi ( dalam hal ini Rumah Sakit ) ditentukan oleh pengetahuan,
keterampilan, kreatifitas dan motivasi staf dan karyawannya.
6. Mengoptimalkan kelebihan tenaga medis dan paramedis ( dokter umum, dokter gigi
dan perawat ) untuk persiapan peningkatan klasifikasi RSUD Sibuhuan menjadi
Rumah Sakit Umum kelas C.
7. Membuat usulan atau draft kebutuhan tenaga terutama tenaga keteknisan medis
( Perekam medis, Teknis elektromedis ), perawat anestesi, tenaga kesehatan
masyarakat ( bidang Epidemiologi, Administrasi dan Kebijakan Kesehatan,
Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku/Promosi Kesehatan/Penyuluh Kesehatan ),

Profil RSUD Sibuhuan 2012


57
serta tenaga non kesehatan dengan strata pendidikan S-1, D-3 maupun
SMA/sederajat.
8. Melakukan koordinasi dengan PT. Askes ( Persero ) untuk menempatkan
petugasnya di RSUD Sibuhuan sebagai tenaga verifikator kepersertaan Jamkesmas.

B. Sumber Dana

Untuk meningkatkan manajemen pengelolaan keuangan dan perencanaan


dipandang perlu melakukan hal-hal sebagai berikut :

1. Menyusun anggaran berbasis kinerja ( Based Performance Budget ) berdasarkan


indikator input, indikator proses dan indikator output.
2. Menyusun laporan pertanggungjawaban keuangan sesuai dengan standar akuntansi
keuangan yang pengelolaannya mengacu pada prinsip-prinsip akuntabilitas,
transparansi dan efisiensi anggaran.
3. Menyusun dan menyajikan laporan keuangan yang terdiri dari realisasi anggaran,
neraca, aliran kas dan lain-lain yang diperlukan, termasuk laporan kinerja.
4. Melakukan evaluasi dengan mempresentasikan laporan pertanggungjawaban
keuangan ( penggunaan anggaran ) setiap bulan sebagai bahan prepare pada
evaluasi triwulan.
5. Proses penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran ( RKA ), pengadaan alat
kesehatan, obat-obatan dan lain-lain, dibuat berdasarkan draft usulan RKA dari
setiap instalasi pelayanan ( Bottom Up Planning ) dan di verifikasi oleh masing-
masing kepala seksi yang membawahi instalasi pelayanan.
6. Dalam upaya meningkatkan manajemen pencatatan dan pelaporan rumah sakit
serta penguatan terhadap keterampilan dan profesionalisme petugas, maka
dipandang perlu untuk memasukkan beberapa kegiatan penting dalam Rencana
Kegiatan Anggaran ( RKA ) RSUD Sibuhuan tahun 2011 atau dalam APBD-P
tahun 2011 dengan sistem anggaran full atau sharing dengan pemerintah daerah
Padang Lawas, kegiatan tersebut adalah :
a. Pelatihan Medical Records Software ( Rekam Medis ) bagi petugas Rekam
Medis sebanyak 2 orang.
b. Pelatihan teknis, misalnya Manajemen Bencana, Penatalaksanaan Kasus Gizi
Buruk, Manajemen Ruang Rawat Inap, Advokasi dan District Health Account
( DHA ) dan lain-lain bagi tenaga medis, paramedis maupun non medis
( masing-masing 1 orang secara bertahap ).
c. Sosialisasi dan pelatihan Jabatan Fungsional bagi tenaga kesehatan
( sosialisasi untuk seluruh staf RSUD Sibuhuan, pelatihan untuk tenaga medis,
paramedis dan non medis secara bertahap untuk tingkat ahli maupun terampil )
bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara dan Bapelkes
Provinsi Sumatera Utara.
7. Memasukkan kegiatan penyusunan Profil RSUD Sibuhuan dalam Rencana Kerja
dan Anggaran ( RKA ) RSUD Sibuhuan tahun 2011 atau dalam APBD-P tahun
2011.

Profil RSUD Sibuhuan 2012


58
8. Memasukkan kegiatan Evaluasi setiap triwulan dan Evaluasi Tahunan RSUD
Sibuhuan dalam Rencana Kerja dan Anggaran ( RKA ) RSUD Sibuhuan tahun
2011 atau dalam APBD-P tahun 2011.

C. Indikator Pelayanan Rawat Jalan dan Rawat Inap

Setiap Rumah Sakit wajib melaksanakan pencatatan dan pelaporan tentang semua
kegiatan penyelenggaraan rumah sakit dalam bentuk Sistem Informasi Manajemen
Rumah Sakit, sehubungan dengan materi pasal 52 UU No. 44 tahun 2009 tentang
Rumah Sakit diatas, maka dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Setiap kegiatan pengumpulan, pencatatan, kompilasi, analisa dan interpretasi


sampai dengan pelaporan data kegiatan pelayanan kesehatan memuat variabel
Epidemiologis sebagai berikut :
a. Orang ( golongan umur dan jenis kelamin ).
b. Tempat ( alamat pasien/dalam wilayah maupun luar wilayah ).
c. Waktu ( tanggal, bulan dan tahun ).
2. Setiap fasilitas pelayanan medik seperti Pelayanan Medik Umum
( Poli Umum, Poli Gigi dan Mulut, dll ), Pelayanan Gawat Darurat, Pelayanan
Medik Spesialis Dasar ( Poli Penyakit Dalam, Poli Anak, Poli Bedah, Poli Obgyn
dan Ginekologi ), Pelayanan Spesialis Penunjang Medik ( Laboratorium,
Radiologi dan Fisioterapi ), Pelayanan Penunjang Klinik ( ICU, Gizi, Farmasi, dll )
melakukan kegiatan seperti point 1 diatas.
3. Setiap fasilitas pelayanan penunjang non klinik ( Laundry/Linen, Jasa Boga/dapur,
Pengelolaan Limbah dll ) membuat laporan kegiatan setiap bulan.

D. Saran Tambahan

1. Untuk menilai mutu pelayanan kesehatan dan menyiapkan laporan tahunan


Akuntabilitas Kinerja ( LAKIP ) RSUD Sibuhuan, sebaiknya secara berkala
( triwulan ) melakukan evaluasi untuk semua bidang ( pelayanan medis, non medis
dan administrasi ). Hasil evaluasi dicatat ( notulen ) untuk dibuatkan rekomendasi,
alternatif pemecahan masalah dan RTL ( rencana tindak lanjut ).
2. Setiap bidang melakukan evaluasi intern secara rutin setiap bulan sebagai prepare
untuk bahan evaluasi triwulan dan evaluasi setiap minggu untuk prepare bahan
evaluasi bulanan.
3. Saran pada point 1 dan 2 juga sebagai prepare survei akreditasi Rumah Sakit oleh
Komisi Akreditasi Rumah Sakit ( KARS ) sebagaimana yang diamanatkan pada
UU No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit ( pasal 40 ). Sesuai hasil Evaluasi
Pelaksanaan Akreditasi Rumah Sakit Umum Daerah oleh Komite Mutu Pelayanan
Kesehatan ( KMPK ) Provinsi Sumatera Utara tahun 2010, RSUD Sibuhuan
termasuk diantara 10 Rumah Sakit di Sumatera Utara yang belum ada persiapan
untuk penilaian akreditasi.

Profil RSUD Sibuhuan 2012


59
4. Untuk menindaklanjuti point 3 diatas, diperlukan konsolidasi dan koordinasi intern
RSUD Sibuhuan secara intensif dalam menyiapkan 5 pelayanan
( administrasi dan manajemen, pelayanan medis, gawat darurat, keperawatan dan
rekam medis ) untuk penilaian Akreditasi Tingkat Dasar.
5. Pengadaan Gedung atau ruang Aula RSUD Sibuhuan yang multi fungsi, yaitu
dapat digunakan untuk berbagai keperluan, misalnya rapat evaluasi, acara
seremonial intern Rumah Sakit, pelatihan, pertemuan Dharma Wanita, dan lain
sebagainya.
6. Pengadaan ruangan untuk operasional Sistem Informasi Rumah Sakit
( SIRS ) dan Rekam Medik.
7. Pengadaan ruang informasi/ruang penyuluhan kesehatan masyarakat
( Promosi Kesehatan ) yang berfungsi memberikan informasi kepada pasien dan
pengunjung ( termasuk papan informasi pelayanan Rumah Sakit ) dilengkapi
dengan peralatan komunikasi yang terhubung ke semua ruangan di Rumah Sakit,
sebagai prepare membentuk Unit Informasi Publik di RSUD Sibuhuan untuk
melaksanakan UU No. 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik.
8. Pengadaan ruang untuk Unit penanganan keluhan pasien.
9. Pengadaan ruang atau bangunan untuk pelayanan farmasi yang memenuhi standar,
ketentuan dan perundang-undangan kefarmasian, yang terdiri dari ruang
administrasi, ruang penyimpanan ( kondisi umum dan khusus yang dilengkapi
dengan lemari pendingin dan AC untuk obat yang thermolabil ), ruang distribusi
obat untuk rawat jalan/Apotek dan rawat inap/Depo ) dan ruang untuk konsultasi
obat. Fasilitas penunjang adalah ruang tunggu pasien, toilet/WC dan kamar mandi
untuk staf serta peralatan untuk penanganan limbah yang saniter.
10. Membentuk Tim Manajemen RSUD Sibuhuan yang terdiri dari beberapa disiplin
ilmu kesehatan dan non kesehatan.
11. Membentuk Tim Penilai Jabatan Fungsional Tenaga Kesehatan RSUD Sibuhuan
( setelah kegiatan sosialisasi jabatan fungsional kesehatan ).
12. Membentuk Komite Kesehatan dan Keselamatan Kerja ( K3 ).
13. Membentuk Komite Medis dan Komite Keperawatan.
14. Membentuk Komite Keselamatan Pasien.
15. Membentuk Komite Farmasi terapi.
16. Membentuk Tim Pengelola program Jamkesmas RSUD Sibuhuan yang
bertanggungjawab atas pelayanan Jamkesmas.
17. Mengembangkan Sistem Informasi Pelayanan Jamkesmas dan Rekam Medis
berbasis Web.
18. Dalam melaksanakan program Jamkesmas di RSUD Sibuhuan ditekankan bahwa
tidak ada iur biaya bagi peserta Jamkesmas dalam mendapatkan pelayanan
kesehatan baik dari segi obat maupun tindakan medis yang diberikan.
19. Melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten Padang Lawas
dan pemerintah daerah Kabupaten Padang Lawas untuk membentuk Therapeutic
Feeding Centre ( TFC ) atau Pusat Pemulihan Gizi Daerah, sebagai salah satu
bentuk dukungan dan partisipatif daerah dalam menjamin dan menerapkan hak-

Profil RSUD Sibuhuan 2012


60
hak anak, seperti yang diamanatkan dalam UU No. 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak, Keputusan Presiden No. 36 Tahun 1990 tentang Pengesahan
Convension on The Rights of The Child, serta Konvensi Hak-Hak Anak yang
disetujui oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa pada 20 November 1989.
20. Sarana dan peralatan di Instalasi Radiologi sebaiknya mengacu pada standar
sarana dan peralatan Instalasi Radiologi dalam Pedoman Penyelenggaraan
Pelayanan di Rumah Sakit, yang dilengkapi dengan obat-obatan dan peralatan
Basic Life Support serta berkewajiban menjamin keamanan bagi pasien maupun
petugas di instalasi tersebut, yaitu pemeriksaan terhadap peralatan radiologi secara
periodik dan pemeriksaan tingkat paparan radiasi terhadap petugas.
21. Persentase 10 penyakit menonjol rawat inap RSUD Sibuhuan tahun 2010
menempatkan kasus Kecelakaan Lalu Lintas pada peringkat pertama dengan
18,78%, berdasarkan data ini perlu dipertimbangkan untuk menyelenggarakan
Pelayanan Unggulan yang bersifat Traumatic Center, yang dilengkapi sarana dan
prasarana standar serta Traumatic Teams dengan personil yang mempunyai
kompetensi dibidang Advance Trauma Life Support ( ATLS ) dan Basic Trauma
Circulation Life Support ( BTCLS ).
22. Meningkatkan pelaksanaan Sistem Surveilans Epidemiologi Penyakit Menular dan
Penyakit Tidak Menular Terpadu Berbasis Rumah Sakit yang merupakan
kewajiban setiap rumah sakit sebagaimana yang diamanatkan dalam Kepmenkes
No. 1479 tahun 2003 dan UU No. 4 tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular.
23. Melaksanaan kegiatan Case Based Measles Surveillance ( CBMS ) di Rumah Sakit
yang di integrasikan dengan kegiatan Surveilans Acute Flaccid Paralysis ( AFP )
dan PD3I, untuk menunjang program nasional Reduksi Campak dan Eradikasi
Polio serta pengendalian penyakit-penyakit Re-Emerging Diseases. Untuk CBMS
oleh petugas Surveilans dan Laboratorium di Rumah Sakit, kegiatan yang
dilakukan adalah :
a. Pencatatan dan pelaporan kasus campak dalam Form. C1 dan dikirim ke Dinas
Kesehatan Kabupaten/Provinsi pada awal bulan berikutnya meskipun Zero
Report atau kasusnya nihil ( Surveilans Rumah Sakit ).
b. Mencatat data kasus ke dalam buku khusus sebagai dokumen laboratorium
Rumah Sakit yang dapat dimanfaatkan sebagai kontrol data ( petugas
laboratorium Rumah Sakit ).
c. Pengambilan Spesimen Darah ( di centrifuge terlebih dahulu untuk
memisahkan Serumnya, setelah itu di simpan dalam refrigerator/tidak boleh
beku ) dan memberikan label pada tube spesimen. Pada label cantumkan
nama, umur, jenis kelamin dan tanggal pengambilan ( petugas laboratorium
dan Surveilans Rumah Sakit ).
d. Pengiriman Spesimen Serum ke Dinas Kesehatan Provinsi atau langsung ke
Laboratorium Campak Nasional ( Surveilans Rumah Sakit ), untuk wilayah

Profil RSUD Sibuhuan 2012


61
Sumatera di kirim ke Pusat Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan
Farmasi, Badan Litbangkes, Kemenkes RI.
24. Rumah Sakit merupakan bagian dari sistem jejaring pelayanan kesehatan untuk
mencapai indikator kinerja kesehatan yang ditetapkan secara nasional maupun
daerah, untuk itu rumah sakit harus mempunyai hubungan koordinatif, kooperatif
dan fungsional dengan Dinas Kesehatan dan sarana pelayanan kesehatan lainnya
dan wajib berpartisipasi dalam penanggulangan bencana, wabah penyakit,
pelaporan penyakit menular berpotensi KLB dan penyakit lainnya serta dalam
pelaksanaan program-program kesehatan yang diprioritaskan pemerintah.
25. Melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten Padang Lawas,
instansi dan sektor terkait lainnya dalam upaya persiapan pelaksanaan Program
Pelayanan Kesehatan Tradisional ( Complementary Alternative Medicine ) di
Puskesmas dan Rumah Sakit. Program ini merupakan target yang hendak dicapai
oleh Kementerian Kesehatan RI pada tahun 2014 ( 50% kabupaten/kota, 500
Puskesmas dan 72 Rumah Sakit ).
26. Limbah Rumah Sakit adalah semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah
sakit dalam bentuk limbah padat ( limbah padat non medis dan limbah padat medis
), limbah cair dan limbah gas. Limbah infeksius rumah sakit mengandung bahan
berbahaya dan beracun ( B3 ), untuk itu konsep pengelolaannya menerapkan
pendekatan Sistem Manajemen Lingkungan Rumah Sakit, yaitu pengolahan
limbah berdasarkan Pedoman Penatalaksanaan Pengelolaan Limbah Padat dan
Limbah Cair di Rumah Sakit, sehingga akan menghasilkan limbah yang ramah
lingkungan, terhindar dari pencemaran lingkungan ( di rumah sakit maupun
lingkungan masyarakat ) dan resiko terjadinya kecelakaan kerja, serta penularan
dan penyebaran penyakit ( infeksi Nosokomial ) dan lain sebagainya.
27. Melakukan pemeliharaan terhadap fasilitas pengolahan limbah rumah sakit.
28. Membentuk tim Pengelola Limbah Rumah Sakit yang di koordinir atau di ketuai
oleh seorang tenaga kesehatan dengan kualifikasi pendidikan Sarjana Kesehatan
Masyarakat jurusan Kesehatan Lingkungan, atau tenaga non kesehatan dengan
kualifikasi pendidikan Sarjana Tehnik Lingkungan.
29. Menjamin upaya perlindungan, pemantauan kesehatan dan keselamatan kerja bagi
petugas pengelola limbah rumah sakit baik yang berhubungan langsung maupun
tidak langsung dalam proses pengolahan limbah, upaya tersebut diantaranya :
a. Pelatihan Sisten Manajemen Lingkungan Rumah Sakit ( pengolahan limbah
termasuk pelatihan K3 ).
b. Menyediakan pakaian kerja dan alat pelindung diri ( APD ).
c. Pemeriksaan kesehatan secara berkala ( setiap 3 atau 6 bulan sekali ), Medical
Check Up minimal setahun sekali dan lain-lain sesuai kebutuhan.
30. Secara bertahap mengembangkan jenis pelayanan laboratorium RSUD Sibuhuan
menjadi laboratorium yang tidak hanya melayani pemeriksaan Patologi Klinik,
akan tetapi juga melayani pemeriksaan yang berkaitan dengan kesehatan

Profil RSUD Sibuhuan 2012


62
lingkungan, misalnya kimia air, mikrobiologi air, pemeriksaan sampel makanan
dan minuman dan lain-lain. Hal ini dimaksudkan untuk mengakomodir kebutuhan
akan pemeriksaan air secara berkala serta adanya regulasi pemerintah daerah yang
mengatur tentang Pengelolaan Air Bersih ( dalam jangka panjang ), misalnya
pemeriksaan terhadap kualitas air pada Depot Air Minum Isi Ulang ( DAMIU )
dan lain-lain, dan yang bersifat emergensi atau insidentil seperti terjadinya
Outbreak serta KLB keracunan makanan.
31. Menyusun Hospital By Laws ( peraturan internal rumah sakit atau statuta rumah
sakit ) yaitu peraturan organisasi rumah sakit ( corporate by laws ) dan peraturan
staf medis rumah sakit ( medical staff by laws ) dalam rangka menyelenggarakan
tata kelola organisasi yang baik ( good corporate governance ) dan tata kelola
klinis yang baik ( good clinical governance ) sebagaimana yang diamanatkan
dalam UU No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit ( pasal 29 tentang
Kewajiban ), Kepmenkes No. 772 tahun 2002 tentang Pedoman Peraturan Internal
Rumah Sakit, Kepmenkes No. 631 tahun 2005 tentang Pedoman Peraturan Internal
Staf Medis Di Rumah Sakit dan Pedoman yang diterbitkan Perhimpunan Rumah
Sakit Seluruh Indonesia ( PERSI ).
32. Membentuk Dewan Pengawas Rumah Sakit yang keanggotannya berjumlah
5 orang, terdiri dari unsur pemerintah daerah, organisasi profesi dan tokoh
masyarakat sebagaimana yang diamanatkan dalam UU No. 44 tahun 2009 tentang
Rumah Sakit ( pasal 56 tentang Dewan Pengawas Rumah Sakit ). Dewan
pengawas merupakan unit nonstruktural yang bersifat independen dan bertanggung
jawab kepada pemilik Rumah Sakit ( pemerintah daerah ). Tugas dewan pengawas
diantaranya mengarahkan direktur Rumah Sakit dalam menentukan arah
kebijakan, pelaksanaan rencana strategis ( Renstra ), rencana anggaran dan lain-
lain. Pembentukan Dewan Pengawas diusulkan oleh Direktur Rumah Sakit yang
diteruskan ke Sekretaris Daerah untuk selanjutnya ditetapkan oleh Bupati.
33. Besaran tarif pelayanan di RSUD Sibuhuan sebaiknya ditetapkan berdasarkan asas
keadilan dan kepatutan. Rancangan penetapan tarif berdasarkan analisis biaya
dengan memperhatikan Pola Tarif Nasional dan Pagu Tarif Maksimal, peraturan
daerah serta mempertimbangkan kondisi atau kemampuan masyarakat.
34. Melakukan penelitian atau pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat ( IKM )
dalam upaya memperbaiki dan meningkatkan mutu pelayanan. Tehnik
pengambilan sampel dilakukan secara Classified Random Sampling, besar sampel
ditentukan berdasarkan proporsi jumlah pasien pada masing-masing unit
pelayanan, dan metode analisis dengan menggunakan tehnik perhitungan IKM.
Pengukuran IKM berdasarkan Keputusan Menpan No. KEP/25/M.PAN/2/2004
tentang Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit
Pelayanan Instansi Pemerintah. Dalam keputusan ini di instruksikan kepada

Profil RSUD Sibuhuan 2012


63
pemerintah daerah atau instansi pemerintah untuk melakukan penilaian IKM
terhadap pelayanan yang diberikan.

35. Sebagai persiapan menjadi Badan Layanan Umum Daerah ( BLUD ) sebagaimana
Peraturan Pemerintah ( PP ) No. 23 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum ( BLU ), ada beberapa agenda ke depan yang harus segera
dilakukan :
a. Secara substantif RSUD Sibuhuan telah memenuhi persyaratan bilamana akan
dikonversi menjadi BLUD, maka advokasi dan koordinasi dengan pemerintah
daerah maupun pemerintah provinsi ( Dinas Kesehatan Provinsi ) menyangkut
persiapan menjadi BLUD terus ditingkatkan.
b. Meningkatkan kinerja pelayanan rumah sakit dan kinerja keuangan dengan
menerapkan pola pengelolaan keuangan yang fleksibel dengan mengutamakan
produktifitas, efesiensi dan efektifitas.
c. Meningkatkan pola Tata Kelola Rumah Sakit dan Tata Kelola Klinis.
d. Melakukan revisi terhadap Rencana Strategik ( Renstra ) RSUD Sibuhuan
agar disesuaikan dengan tujuan, arah kebijakan dan strategi yang mendukung
sistem pengelolaan BLUD.
e. Melakukan revisi terhadap Standar Pelayanan Minimum ( SPM ) RSUD
Sibuhuan agar disesuaikan dengan kegiatan yang menunjang terwujudnya
tugas dan fungsi BLUD.
36. Dalam upaya mendukung program pemerintah pusat dan daerah dalam Program
Pengembangan Kota Hijau ( PPKH ), komitmen pemerintah daerah untuk
merealisasikan Rencana Aksi Kota Hijau ( RAKH ), serta RSUD Sibuhuan sebagai
Green Hospital dengan ruang terbuka hijau ( RTH ), maka diperlukan pengaturan
yang balans antara Zonasi rumah sakit ( zona publik, zona semi publik, zona
privasi dan zona penunjang ) dengan perencanaan pengembangan tata ruang dan
tata guna lahan RSUD Sibuhuan, agar tercipta lingkungan yang hijau, asri, aman
dan nyaman serta responsif terhadap perubahan iklim.
37. Dengan mempertimbangkan prospek ke depan dan tujuan jangka panjang RSUD
Sibuhuan, maka dipandang perlu dan merupakan suatu kebutuhan yang bersifat
urgen untuk membuat Telaah Staf tentang perubahan dan penataan kembali
Struktur Organisasi dan Tata Kerja RSUD Sibuhuan.

Profil RSUD Sibuhuan 2012


64
BAB VII

PENUTUP

Perubahan organisasi adalah salah satu hal yang paling menantang yang bisa
dilakukan setiap manusia. Ini meminta kita agar merubah berbagai asumsi dasar yang kita
miliki sebelumnya. Dan untuk mencapai ke arah pemberdayaan, banyak jalan yang tersedia.
Masing-masing organisasi dan orang mungkin akan memilih jalan yang berbeda untuk
tujuan yang sama. Perubahan memerlukan komitmen dan usaha nyata, maka akan sangatlah
membantu jika kita memiliki rencana aksi sebagai panduan bagi semua orang yang terlibat
di dalamnya. Sangatlah penting untuk memahami bahwa setiap perubahan organisasi akan
melewati berbagai tahap jika ingin menuai kesuksesan. Komunikasi adalah salah satu
fungsi dasar dari manajemen dalam organisasi dan pentingnya hampir tidak bisa terlalu
ditekankan. Ini adalah proses transmisi informasi, gagasan, pikiran, pendapat dan rencana
antara berbagai bagian organisasi. Hal ini tidak mungkin untuk memiliki hubungan manusia
tanpa komunikasi. Namun, komunikasi yang baik dan efektif diperlukan tidak hanya untuk
hubungan manusia yang baik tetapi juga untuk sukses.

Rumah sakit adalah sebuah institusi perawatan kesehatan profesional yang


pelayanannya disediakan oleh dokter, perawat, dan tenaga ahli kesehatan lainnya. Dalam
menjalankan fungsi manajemen untuk mencapai tujuan organisasi dengan baik adalah
dengan menerapkan Tata Kelola Rumah Sakit yang baik berdasarkan prinsip-prinsip
transparansi, akuntabilitas, independensi, responsibilitas, kesetaraan dan kewajaran. Serta
menerapkan Tata Klinis yang baik meliputi kepemimpinan klinik, audit klinis, data klinis,

Profil RSUD Sibuhuan 2012


65
risiko klinis berbasis bukti, peningkatan kinerja, pengelolaan keluhan, mekanisme monitor
hasil pelayanan, pengembangan profesionalitas dan akreditasi rumah sakit.

Profil RSUD Sibuhuan 2012


66

Anda mungkin juga menyukai