GAMBARAN UMUM
Gambaran luas wilayah Kabupaten Sumbawa sesuai dengan data dari Badan
Pusat Statistik Kabupaten Sumbawa yaitu 6.643,98 KM2. Jumlah Kecamatan
sebanyak 24 Kecamatan dengan 157 desa dan 8 kelurahan. Kabupatan
Sumbawa merupakan salah satu kabupaten dari 10 Kecamatan yang ada di
Propinsi NTB. Jarak dari Ibu Kota Propinsi (Mataram) adalah ± 155 km yang bisa
ditempuh melalui jalur darat maupun udara. Jika melalui udara dapat ditempuh
± 40 menit dari Kota Mataram.
Jika ditempuh melalui jalur darat, maka harus melalui penyeberangan/laut dari
Pulau Lombok ke Pulau Sumbawa dengan waktu tempuh ± 6 jam.
I.5 Kependudukan
Tabel I.1
Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah Tangga dan Kepadatan Penduduk di
Kabupaten Sumbawa Tahun 2020
I.6 Ekonomi
Tabel I.2
Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Sumbawa Tahun 2018-2020
I.7 Pendidikan
Pendidikan adalah salah satu indikator penting dalam mengukur Indeks
Pembangunan Manusia (IPM). Indikator pendidikan dapat dilihat dari
kemampuan baca tulis (melek huruf) dan rata-rata lama sekolah. Semakin tinggi
tingkat melek huruf penduduk, maka semakin berhasil pembangunan pendidikan
di suatu wilayah. IPM Kabupaten Sumbawa mengalami peningkatan dari 67,60
pada Tahun 2019 menjadi 67,61 Tahun 2020. Selama lima tahun terakhir, tren
IPM Sumbawa cenderung selalu meningkat. Angka Laju IPM Kabupaten
Sumbawa berada di urutan ke 4 (empat) Kabupaten/kota, dapat kita pantau
pada gambar dibawah ini:
Tabel I.3
Perkembangan Laju IPM di Kabupaten Sumbawa Tahun 2018-2020
Kesejahteraan sosial dalam hal ini dilihat dari persentase penduduk miskin
dan pengeluaran per kapita penduduk untuk makanan dan non makanan. Untuk
mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi
kebutuhan dasar ( basic need sapproach ). Dengan pendekatan ini, kemiskinan
dipandang sebagai ketidak mampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi
kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi
pengeluaran. Jumlah Penduduk miskin di Kabupaten Sumbawa dalam kurun
waktu 3 (tiga) tahun terakhir terus mengalami penurunan. Secara rinci angka
kemiskisan di Kabupaten Sumbawa ditampilkan pada gambar di bawah ini :
Tabel I.5
Persentase Penduduk Miskin di Kabupaten Sumbawa dan Provinsi NTB
Tahun 2018-2020
Gambar I.6 menunjukkan bahwa angka harapan hidup dari 3 tahun terakhir
terus meningkat. Angka kematian bayi adalah salah satu faktor yang
mempengaruhi AHH di Kabupaten Sumbawa. Peningkatan AHH menunjukkan
adanya peningkatan kehidupan dan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten
Sumbawa.
Morbiditas adalah keadaan sakit atau terjadinya penyakit atau kondisi yang
mengubah kesehatan dan kualitas hidup. Morbiditas merupakan derajat sakit,
cedera atau gangguan pada suatu populasi yang mengacu pada angka
kesakitan, yaitu jumlah orang yang sakit dibandingkan dengan populasi tertentu
yang sering kali merupakan kelompok yang sehat atau kelompok yang beresiko.
Untuk mengukur kualitas kesehatan masyarakat juga dapat dilihat dari angka
morbiditas (angka kesakitan) yang menunjukkan adanya gangguan/keluhan
kesehatan yang mengakibatkan terganggunya aktivitas sehari - hari. Semakin
banyak penduduk mengalami gangguan kesehatan, semakin tinggi angka
Angka kesakitan pada penduduk berasal dari community based data yang
diperoleh melalui pengamatan terutama yang diperoleh dari fasilitas pelayanan
kesehatan melalui pencatatan dan pelaporan rutin dan insidentil. Kasus penyakit
yang paling banyak diderita masyarakat di Kabupaten Sumbawa berdasarkan
Laporan Bulanan (LB1) Kesakitan di Puskesmas dan jaringannya terlihat pada
gambar berikut :
Dari Jumlah Rumah Sakit Umum yang ada di Kabupaten Sumbawa sebanyak
3 Rumah Sakit, keseluruhannya telah memiliki kemampuan pelayanan gawat
darurat level 1.
Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa Tahun 2020 | 15
II.2 Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan
II.2.A Kunjungan Rawat Jalan dan Rawat Inap di Sarana Pelayanan
Kesehatan
II.3.A. Posyandu
Posyandu merupakan salah satu bentuk yang paling di kenal di
masyarakat. Posyandu menyelenggarakan minimal 5 program prioritas yaitu
kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, perbaikan gizi, imunisasi dan
penanggulangan diare. Untuk memantau perkembangannya, posyandu
dikelompokan ke dalam 4 strata posyandu yaitu pratama, madya, purnama dan
mandiri. Data posyandu menurut strata di setiap Kecamatan dapat dilihat pada
tabel lampiran 69. Posyandu di Kabupaten Sumbawa Tahun 2020 menurut strata
dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar II.1.
Persentase Posyandu menurut Strata Tahun 2020
Sumber : Seksi Promkes Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Sumbawa
Sumber : Seksi Promkes Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Sumbawa
Gambar grafik II.2 menunjukkan bahwa Pada Tahun 2020, jumlah posyandu
sebanyak 732 posyandu. Jumlah ini terus meningkat baik jumlah posyandu yang
ada maupun posyandu yang aktif dari 4 tahun sebelumnya.
Perkembangan posyandu aktif di Kabupaten Sumbawa sudah mencapai
target dari target yang ditetapkan yaitu 80%. Dari 26 Puskesmas yang ada di
Kabupaten Sumbawa ada 9 puskesmas yang belum mencapai target yaitu
puskesmas Empang, Moyo Hulu, Lantung, roping, Orong Telu, Batu Lanteh, Lab.
Badas I, Lab. Badas II, dan Puskesmas Alas. Dapat dilihat pada table lampiran
10.
BAB III
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
Tabel III.2
JUMLAH DAN DISTRIBUSI TENAGA KESEHATAN STATUS SUKARELA
ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DINAS KESEHATAN TAHUN 2020
TENAGA KESEHATAN STATUS TENAGA SUKARELA
S SANI ANA NON
UNIT KERJA Drg PERA BI GI FAR TO TAL
Dr K TARI LIS KES
WAT DAN ZI MASI
M AN KES
Tarano 22 25 1 2 2 53
Empang 21 9 2 1 2 2 37
Plampang 45 33 3 1 2 1 8 94
Labangka 26 17 1 1 2 1 1 50
Maronge 23 11 1 1 1 37
Lape 28 29 2 1 1 3 64
Lopok 36 30 1 1 1 1 71
Moyo Hilir 1 26 26 1 1 1 56
Moyo Utara 23 20 2 1 1 47
Moyo Hulu 18 18 1 1 1 2 42
Lenanggua 9 10 1 20
r
Lantung 5 8 13
BAB IV
PEMBIAYAAN KESEHATAN
BAB V
KESEHATAN KELUARGA
Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga Bidang Kesehatan Masayarakat Dinas Kesehatan Kab. Sumbawa
Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas kesehatan Kabupaten Sumbawa
Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga Bidang Kesehatan Masayarakat Dinas Kesehatan Kab. Sumbawa
Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga Bidang Kesehatan Masayarakat Dinas Kesehatan Kab. Sumbawa
Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga Bidang Kesehatan Masayarakat Dinas Kesehatan Kab. Sumbawa
Gambar V.5 Dilihat dari grafik di atas, dapat diketahui bahwa belum semua
ibu nifas di kabupaten Sumbawa tahun 2020 mendapatkan pelayanan kesehatan
masa nifas secara lengkap dimana rata – rata capaian dibawah 95%. Hal ini
disebabkan karena jadwal pelayanan yang belum waktunya, ibu yang meninggal,
dan ibu yang pulang ke daerah asal saat masa nifas, sedangkan ibu yang
mendapatkan pelayanan vitamin A dari sisi persentase jauh lebih tinggi
dibandingkan dengan KF ataupun persalinan oleh tenaga kesehatan, hal ini di
sebabkan dalam laporan profil ini sasaran ibu nifas menggunakan sasaran
proyeksi bukan sasaran riil, dimana sasaran riil ibu nifas lebih sedikit jumlahnya
dibandingkan sasaran Proyeksi, sehingga nilai pembaginya juga menjadi
berbeda, yang menyebabkan terjadinya perbedaan persentase cakupan. Rata
rata cakupan vitamin A 90% dan Kecamatan yang berada dibawah capaian 90%
terkait ibu nifas yang sudah mendapatkan vitamin A adalah kecamatan Lopok,
Moyo Hulu, Lenangguar, Lantung, Ropang dan Batu Lanteh.
Sumber: Seksi Survailance, Imunisasi dan Penanggulangan KLB Dinas Kesehatan Kab. Sumbawa
Sumber : Seksi Gizi Masyarakat Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Sumbawa
Gambar V.7 diatas, memperlihatkan bahwa pada Tahun 2020 Jumlah ibu
hamil yang mendapatkan Tablet Tambah Darah (TTD) menurut Kecamatan dan
Puskesmas di Kabupaten Sumbawa dari target ibu hamil sebanyak 9.966 bumil,
cakupan pemberian Tablet Tambah Darah (TTD 90 tablet) sebanyak 8.522 bumil
(85,5%). Cakupan pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) yang telah mencapai
target 100% terdapat di 2 Puskesmas yaitu Puskesmas Labangka dan Puskesmas
Alas. Cakupan terendah terjadi di puskesmas Ropang sebanyak 51, 2%. Data
selengkapnya dapat dilihat pada table 27.
V. 2. KESEHATAN ANAK
V.2.A. Kematian Neonatal, Bayi dan Balita
Kematian Neonatal adalah Kematian yang terjadi pada bayi usia 0 sampai
dengan 28 hari tetapi bukan disebabkan oleh kecelakaan, bencana, cedera atau
bunuh diri. Kematian pada masa neonatal merupakan penyumbang terbesar
kematian bayi. Pada Tahun 2020, jumlah kematian neonatal 56 kematian atau
Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga Bidang Kesehatan Masayarakat Dinas Kesehatan Kab. Sumbawa
Gambar V.10 menunjukkan bahwa angka kematian pada neonatus 0-28 hari
lebih tinggi dibandingkan dengan kematian pada post neonates (29 hari-11
bulan). Kasus terbanyak terjadi di Kecamatan Utan. Kecamatan Utan dengan
kepadatan penduduk ketiga setelah Sumbawa dan Alas menjadi salah satu faktor
yang mempengaruhi tingginya angka kematian bayi di wilayah tersebut.
Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga Bidang Kesehatan Masayarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa
Sumber: Seksi Gizi Masyarakat Bidang Kesehatan Masayarakat Dinas Kesehatan Kab. Sumbawa
Sumber: Seksi Survailance, Imunisasi dan Penanggulangan KLB Dinas Kesehatan Kab. Sumbawa
Gambar V.14
Cakupan Bayi, Anak Balita dan Balita mendapat Vitamin A 100.000 SI di
Kabupaten Sumbawa tahun 2016-2020
Gambar V.14 memperlihatkan cakupan Vitamin A pada bayi umur 6-11 bulan
sebesar 100 % dan balita 12-59 bulan sebesar 99, 28% sudah mencapai target
kinerja gizi masyarakat pada Tahun 2020 sebesar 86%. Meskipun demikian
cakupan Kapsul Vitmin A pada balita 12-59 bulan mengalami penurunan
dibandingkan Tahun 2019. Dalam 3 (tiga) Tahun terakhir terjadi peningkatan
dalam cakupan pemberian kapsul Vitamin A pada bayi dari 99,74 % pada Tahun
2018 meningkat menjadi 100% pada Tahun 2019 dan 2020, sedangkan cakupan
pemberian kapsul vitamin A pada balita dari 99,31% pada Tahun 2018 menurun
menjadi 99,28% pada Tahun 2020.
Pada Tahun 2020, semua puskesmas mencapai target 100% untuk cakupan
pemberian Kapsul Vitamin A untuk Bayi 6-11 bulan, tetapi Cakupan Pemberian
Kapsul Vitamin A Balita 12-59 bulan meskipun sudah memenuhi target 80%
tetapi tidak mencapai target 100% yaitu Puskesmas Tarano, Lape, Batulanteh,
Sumbawa Unit I, Rhee, dan Utan sehingga 6 puskesmas ini menjadi prioritas
pembinaan dalam rangka meningkatkan cakupan pemberian kapsul Vitamin A
khususnya pada Balita 12-59 bulan. Lihat pada Tabel lampiran 41
Pelaporan pemberian vitamin A dilakukan pada Februari dan Agustus dimana
perhitungan bayi 6-11 bulan yang mendapat vitamin A dalam setahun dihitung
dengan mengakumulasi bayi 6-11 bulan yang mendapat vitamin A di bulan
Februari dan yang mendapat vitamin A di bulan Agustus. Untuk perhitungan
Sumber: Seksi Gizi Masyarakat Bidang Kesehatan masyarakat Dinas Kesehatan Kab.Sumbawa
Sumber: Seksi Gizi Masyarakat Bidang Kesehatan masyarakat Dinas Kesehatan Kab.Sumbawa
4
3.89
3
2.4 2.33
2 1.78
1.55
0
TH.2016 TH.2017 TH.2018 TH.2019 TH.2020
Sumber: Seksi Gizi Masyarakat Bidang Kesehatan masyarakat Dinas Kesehatan Kab.Sumbawa
Indeks BB/TB atau BB/PB (Berat Badan menurut Tinggi Badan atau Berat
Badan menurut Panjang Badan) merupakan indeks yang dapat memberikan
gambaran tubuh anak yang proporsional antara tinggi dan berat badannya.
Indikator ini akan memberikan indikasi masalah gizi yang sifatnya akut sebagai
akibat dari peristiwa yang terjadi dalam waktu yang tidak lama (singkat),
misalnya terjadi wabah penyakit atau kekurangan makan (kelaparan) yang
mengakibatkan anak menjadi gizi kurang. Di samping untuk mengidentifikasi
masalah gizi kurang, indikator BB/PB dan BB/TB dapat juga memberikan indikasi
kegemukan.
Masalah gizi kurang dan kegemukan pada usia dini dapat berakibat pada
semakin rentannya balita mengalami penyakit degeneratif pada usia dewasa.
Gambar V.18 menunjukkan Prevalensi balita wasting di Kabupaten Sumbawa
pada Tahun 2020 sebesar 3,89% berada di bawah batas yang ditetapkan WHO
sebagai daerah bermasalah kesehatan khususnya wasting. Meskipun demikian
peningkatan prevalensi balita wasting Pada Tahun 2020 dibandingkan dengan
Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa Tahun 2020 | 54
Tahun 2019 harus menjadi perhatian yang serius. Penanganan balita dengan
status gizi kurang dan gizi buruk harus menjadi perhatian kita bersama. Balita
dengan kondisi gizi kurang butuh intervensi melalui pengobatan penyakit jika
ditemukan penyakit infeksi dan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) serta
diperlukan kerjasama lintas program dan lintas sektor khususnya dalam
menjamin ketersediaan pangan di tingkat rumah tangga, sanitasi lingkungan,
dan pola asuh dalam keluarga. Tambahan untuk balita dengan status gizi buruk
harus dirawat sesuai manajemen tatalaksana gizi buruk.
Puskesmas dengan prevalensi balita wasting yang tertinggi berada di
Puskesmas Rhee (8, 80%) dan terendah di Puskesmas Sumbawa Unit I (0,
29%). Menurut kriteria WHO yang mengklasifikasikan masalah gizi sebagai
masalah kesehatan masyarakat di suatu wilayah berdasarkan indeks BB/PB atau
BB/TB, terdapat 9 (sembilan) puskesmas yang masuk dalam kategori bermasalah
gizi >5% antara lain Puskesmas Tarano, Labangka, lape, Moyo Hilir, Lantung,
Orong Telu, Sumbawa Unit II, Labuhan Badas dan Rhee sehingga dapat
disimpulkan bahwa masalah balita gizi kurang dan gizi buruk menurut indeks
BB/PB atau BB/TB masih menjadi persoalan di 9 (sembilan) wilayah ini dan
memerlukan penanganan yang komprehensif dan terpadu serta menjadi prioritas
daerah pembinaan. Lihat lampiran tabel 44
Gambar V.19
Trend balita stunting selama 5 (lima) tahun 2016 - 2020
30
25
20
19.44
15
11.53 11.73
10.58 10.91
10
0
TH.2016 TH.2017 TH.2018 TH.2019 TH.2020
Sumber: Seksi Gizi Masyarakat Bidang Kesehatan masyarakat Dinas Kesehatan Kab.Sumbawa
Sumber: Seksi pelayanan kesehatan tradisional & kesehatan khusus Bidang Pelayanan Kesehatan
Dinas Kesehatan Kab. Sumbawa
Pelayanan kesehatan pada usia produktif: Setiap warga negara usia 15 tahun
sampai 59 tahun mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar dalam
bentuk edukasi dan skrining kesehatan di wilayah kerjanya dalam kurun waktu
satu tahun. Pelayanan kesehatan usia produktif sesuai standar meliputi:
1) Edukasi kesehatan termasuk keluarga berencana.
2) Skrining faktor risiko penyakit menular dan penyakit tidak menular.
Pelayanan edukasi pada usia produktif: Edukasi yang dilaksanakan di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan/atau UKBM. Pelayanan skrining faktor risiko
pada usia produktif: skrining yang dilakukan minimal 1 kali dalam setahun untuk
penyakit menular dan penyakit tidak menular meliputi:
a) Pengukuran tinggi badan, berat badan, dan lingkar perut
b) Pengukuran tekanan darah
c) Pemeriksaan gula darah
d) Anamnesa perilaku berisiko
Penduduk usia 15-59 tahun berisiko: Penduduk usia 15-59 tahun yang ditemukan
faktor risiko PTM.
Sumber: Seksi kesehatan Keluarga Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Sumbawa
VI.1.D Diare
Penyakit Diare merupakan salah satu penyakit berbasis lingkungan yang
ditandai dengan masih buruknya kondisi sanitasi dasar, keadaan lingkungan fisik
Sumber: Seksi Surveylans, Imunisasi & Penanggulangan KLB Bidang P3PL Dinas Kesehatan Kab. Sumbawa
Sumber: Seksi Surveylans, Imunisasi & Penanggulangan KLB Bidang P3PL Dinas Kesehatan Kab. Sumbawa
VI.1.H Campak
Campak adalah infeksi yang disebabkan oleh virus, bersifat akut, sangat
menular dan dapat menyebabkan komplikasi serius. Campak atau nama lainnya
Measles atau Rubella umumnya menyerang anak-anak, remaja atau dewasa
muda yang tidak terlindungi dengan imunisasi atau belum pernah terkena
campak. Setelah beberapa lama terinfeksi, biasanya akan muncul bercak atau
ruam berwarna merah kecoklatan. Pencegahan campak dilakukan dengan
pemberian imunisasi aktif pada bayi berumur 9 bulan atau lebih. Pada Tahun
2020 tidak ditemukan kasus suspek campak.
Sumber: Seksi Surveylans, Imunisasi & Penanggulangan KLB Bidang P3PL Dinas Kesehatan Kab. Sumbawa
VI.1.I Hepatitis B
Hepatitis B adalah masalah kesehatan dunia terutama di negara-negara
berkembang termasuk Indonesia. Penyakit ini bersifat menular, biasanya melalui
cairan tubuh dan bisa menyebabkan kematian apabila tidak ditangani dengan
VI.3.A Hipertensi
Hipertensi hasil pengukuran mengikuti kriteria JNC VII yaitu bila tekanan
darah sistolik ≥140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik ≥90 mmHg.
Diperkirakan penderita Hipertensi usia ≥15 tahun di Kabupaten Sumbawa
sebanyak 31.130 jiwa dengan jumlah yang mendapat pelayanan kesehatan
sebesar 3.397 orang atau 10,9% dari jumlah perkiraan penderita hipertensi
tahun 2020. Secara detail data pelayanan kesehatan penderita Hipertensi
ditampilkan pada tabel 68.
VI.3.C Kanker
Kanker leher rahim atau biasa dikenal dengan kanker serviks adalah kanker
yang muncul pada leher rahim wanita. Leher rahim sendiri berfungsi sebagai
pintu masuk menuju rahim dari vagina, penyakit ini cenderung memengaruhi
wanita yang aktif secara seksual antara usia 30 – 45 tahun.
Di kabupaten Sumbawa pada Tahun 2020 ada 16 puskesmas yang
melakukan kegiatan pendetekesi Dini Kanker Leher Rahim dengan menggunakan
Metode IVA (inspeksi visual dengan asam asetat) dan Kenker Payudara dengan
pemeriksaan klinis (CBE) sebanyak 1.346 orang dari 83.210 sasaran perempuan
usia 30 – 50 tahun, yang dilakukan pemeriksaan dengan metode IVA sebanyak 1
orang atau 0,1%, tidak ditemukan curiga kanker serta tumor/benjolan yang
dilakukan dengan metode IVA positif.
Sumber: Seksi Penyehatan Lingkungan Bidang P3PL Dinas Kesehatan Kab. Sumbawa
Badan Pusat Statistik Provinsi Nusa Tenggara Barat, Berita Resmi Statistik ,
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Sumbawa 2020, Sumbawa
Besar , Tahun 2021.
Badan Pusat Statistik Provinsi Nusa Tenggara Barat, Survey Demografi dan
Kesehatan Indonesia 2012, Sumbawa Besar , Tahun 2013.