PENDAHULUAN
Untuk menunjang keberhasilan manajemen kesehatan maka tersedianya data dan informasi
kesehatan sangat diperlukan. Ketersediaan data dan informasi kesehatan sangat didukung oleh
Sistem Informasi Manajemen Kesehatan. Laporan Tahunan merupakan sesuatu yang dapat
memberikan gambaran tentang situasi dan kondisi kesehatan masyarakat secara menyeluruh.
Sebagai bagian dari Sistem Informasi Kesehatan maka laporan Tahunan ini
harus
dikembangkan di setiap jenjang dan unit pelayanan kesehatan dan diharapkan dapat menunjang
proses manajemen di setiap tingkatan secara efektif dan efisien. Dan pada akhirnya Laporan
Tahunan
berdaya guna dan berhasil guna yaitu yang dapat menyediakan data dan informasi yang akurat,
tepat waktu dan sesuai kebutuhan sehingga dapat memberikan kepuasan bagi semua stakeholder
khususnya dalam pengambilan keputusan yang bersifat strategis.
Laporan Tahunan ini memuat berbagai data dan informasi tentang hasil pencapaian
pelaksanaan program kesehatan yang telah dilaksanakan dengan mengacu pada indikator Indonesia
Sehat dan Indikator Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan, sehingga Laporan Tahunan ini
juga dapat digunakan sebagai sarana untuk memantau dan mengevaluasi pencapaian Kecamatan
Sehat sebagai dasar untuk pencapaian Visi Indonesia Sehat
Disadari bahwa Laporan Tahunan masih jauh dari kesempurnaan walaupun upaya yang
dilaksanakan telah maksimal dengan melibatkan peran serta aktif semua staf. Olehnya itu kami
sangat mengharapkan saran dan kritik untuk kelengkapan dan penyempurnaan Laporan Tahunan
ini di tahun-tahun yang akan datang.
Dan akhirnya, mudah-mudahan Laporan Tahunan ini menjadi bahan bagi kami dan para
pengambil kebijakan dalam menyusun program pembangunan kesehatan di Kecamatan Lampasio.
BAB II
Laporan Tahunan Puskesmas Lampasio Tahun 2012
GAMBARAN UMUM
A. Gambaran Umum dan Lingkungan
1. Letak Keadaan Geografis dan Topografi
Tabel II. 1
Jarak dan Waktu Tempuh ke Puskesmas Lampasio
Menurut Desa Tahun 2012
No
1
2
3
4
5
6
7
8
Nama Desa
Jarak ke Puskesmas
(Km)
Waktu Tempuh
ke :Puskesmas
(menit)
0
2
4
10
12
13
16
33
0
10
15
30
45
45
60
180
Lampasio
Tinading
Salugan
Sibea
Janja
Oyom
Maibua
Muliasari
A. Kependudukan
Jumlah penduduk di wilayah puskesmas lampasio selama tahun 2012 sebanyak 12.714 jiwa
terdiri dari 6.596 jiwa laki laki dan 6.118 jiwa perempuan. Hal ini menggambarkan bahwa
jumlah penduduk laki laki lebih besar dibanding dengan jumlah penduduk perempuan
walaupun perbedaan relatif kecil.
2. Kelahiran
Jumlah Kelahiran di wilayah Puskesmas Lampasio selama Tahun 2012 sebanyak 273
kelahiran dari 268 Target yang ditentukan.
BAB III
PEMBANGUNAN KESEHATAN PUSKESMAS LAMPASIO
Pembangunan
Indonesia untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang adil, merata dan bermutu. Pada era
reformasi telah dilakukan perubahan kebijakan pembangunan kesehatan dengan ditetapkannya
paradigma pembangunan kesehatan yang baru yaitu Paradigma
Sehat
yang
penekanannya pada pentingnya kesehatan sebagai Hak Asasi Manusia, Investasi dan Titik Sentral
Pembangunan Nasional.
Dalam perkembangannya, Puskesmas Lampasio telah berhasil memberikan kontribusi yang
sangat berarti untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat seperti yang ditunjukkan dengan
penurunan angka kematian dan angka kesakitan serta peningkatan pemanfaatan sarana kesehatan
oleh masyarakat. Namun, disamping keberhasilan yang telah dicapai tersebut, Puskesmas masih
menghadapi berbagai permasalahan yang tidak saja berkaitan dengan beban kegiatan pokok yang
terlalu banyak yang kadang-kadang tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat, tetapi
juga masalah-masalah lain yang terkait dengan rendahnya kemampuan Puskesmas untuk
menghadapi tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang bermutu.
Tuntutan globalisasi, arus informasi yang kuat dan cepat, perubahan kebijakan sentralistik
menjadi desentralistik, perubahan paradigma pembangunan kesehatan mengharuskan Puskesmas
menentukan arah Pembangunan Kesehatan di Kecamatan Lampasio. Oleh karena itu Puskesmas
Lampasio telah menyusun suatu Rencana Strategis Puskesmas yang memuat Visi, Misi, Strategi
serta Program-Program pembangunan yang akan dilaksanakan dalam rangka melaksanakan
Pembangunan Kesehatan di Kecamatan Lampasio. Rencana Strategis ini diharapkan dapat
memenuhi tuntutan dan kebutuhan masyarakat dengan pemanfaatan sumber daya yang ada secara
maksimal untuk mewujudkan Kecamatan Lampasio Sehat 2012.
A. Visi
Visi Puskesmas Lampasio adalah Puskesmas Terkemuka dengan Pelayanan yang Cepat dan
Memuaskan menuju Kecamatan Lampasio Sehat 2015
B. Misi
1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu dan memuaskan masyarakat dengan
memanfaatkan secara optimal sumber daya yang dimiliki
2. Menyelenggarakan kegiatan yang melibatkan peran serta masyarakat dan lintas sektoral
dalam bidang kesehatan secara optimal
A. Strategi Pembangunan Kesehatan
1. Meningkatkan kemampuan SDM baik melalui pendidikan, kursus, pelatihan, pembinaan,
dsb sehingga menjadi pegawai yang mampu mengelola potensi yang ada secara efektif dan
efisien
Laporan Tahunan Puskesmas Lampasio Tahun 2012
Pemberdayaan Masyarakat
A. Program Kesehatan Lingkungan
1. Pendataan rumah, sarana kesling dan tempat-tempat umum
2. Pengawasan tempat pengolahan makanan,
BAB IV
PENCAPAIAN PEMBANGUNAN KESEHATAN
Pembangunan Kesehatan yang dilaksanakan di Kecamatan Lampasio masih mengacu pada
program pembangunan kesehatan yang telah diprogramkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten
Tolitoli dan pada perencanaan tingkat Puskesmas yang didasarkan pada kondisi spesifik di
wilayah Kecamatan Lampasio. Adapun gambaran hasil pembangunan kesehatan yang telah dicapai
pada tahun 2012 akan disajikan pada Bab ini 2012 antara lain gambaran tentang derajat kesehatan,
keadaan lingkungan , prilaku masyarakat, manajemen kesehatan serta sektor terkait.
I.
DERAJAT KESEHATAN
Derajat Kesehatan dapat diukur dari Angka Kematian Ibu, Angka Kematian Bayi dan juga
Angka Kesakitan
A. Kematian
1. Jumlah Kematian Umum
Jumlah kematian umum di wilayah Puskesmas Lampasio selama tahun 2012 sebanyak
67 kasus kematian. Kematian terbanyak pada usia 50 tahun keatas yaitu sebanyak 46
kasus(69%) dan usia 50 tahun kebawah sebanyak 21 kasus (31%) dengan usia kematian
tertinggi pada usia 90 tahun dan terendah pada usia 17 tahun. Penyebab kematian pada
kematian umum ini masih berkisar pada penyakit infeksi (Asma, TB Paru dan Hiperten
dan stroke ) yaitu sebanyak 13 kasus, faktor ketuaan 9 kasus, tidak diketahui sebab
kematiannya 10 kasus, kasus, Kecelakaan lalu lintas 1 orang, Hepatitis 2 kasus,
karsinoma 2 kasus, Intosikasi organfosfat 4 kasus, kelainan jantung dan DM 2 kasus,
PPOK serta gastritis masing-masing 1 kasus , trauma kapitis 1 kasus (tertimbun tanah
longsor).
2.
Kematian Bayi
Jumlah kematian Bayi di wilayah Puskesmas Lampasio selama tahun 2012 sebanyak 14
kasus ), dengan penyebab kematian : lahir mati, asfiksia,prematur serta pneumoni.
3. Kematian Balita
Jumlah kematian balita di Puskesmas Lampasio pada tahun 2012 sebanyak 1 Kasus.
Dengan penyebab kematian pneumoni serta suspek tumor mandibula.
4. Kematian Ibu
Pada Tahun 2012 tidak ada kasus kematian ibu di Kecamatan Lampasio
A. Kesakitan
1. Pola Penyakit Rawat Jalan
Pola penyakit pada tahun 2012 masih didominasi oleh penyakit infeksi, dengan
penyakit terbanyak adalah Infeksi Saluran Pernapasan Akut non Pnemonia (3.437)
Gambaran sepuluh penyakit utama pada bayi dapat dilihat pada tabel IV. 1.
Laporan Tahunan Puskesmas Lampasio Tahun 2012
Tabel IV. 1.
Pola Penyakit Rawat Jalan
Puskesmas Lampasio Tahun 2012
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Jenis Penyakit
ISPA Non Pnemonia
Penyakit Kulit Infeksi
Gastritis
RA dan penyakit otot lainnnya
Hipertensi
Kecelakaan dan Ruda Paksa
Diare
Anemi
Hipotensi
Malaria
Jumlah
3.437
1.290
1.256
1.251
948
790
716
587
573
495
Pola Penyakit rawat jalan yaitu masih didominasi oleh penyakit infeksi dengan
penyakit terbanyak adalah Infeksi Saluran Pernapasan Akut Non Pnemonia, dan
penyakit terkecil adalah malaria klinis ( 495 ).
2. Penyakit Menular yang diamati
a. Malaria
Penyakit malaria merupakan penyakit menular bersumber binatang , untuk
Puskesmas Lampasio, penyakit malaria masih termasuk dalam urutan ke 10 dari 10
penyakit utama. Untuk lebih jelasnya gambaran penyakit malaria dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel IV. 2
Jumlah Kunjungan Kasus Malaria Klinis dan Angka Kesakitan
Penyakit Malaria Menurut Desa/bulan Di Puskesmas Lampasio
BULAN
N
O
DESA
JANUA
RI
PEBRU
ARI
MARE
T
APR
IL
ME
I
JUN
I
JUL
I
AGUST
US
SEPTEM
BER
OKTOB
ER
NOPEM
BER
DESEM
BER
JUMLA
H
LAMPASIO
10
TINADING
SALUGAN
13
14
59
SIBEA
17
11
17
11
20
13
14
15
12
144
JANJA
15
16
10
14
98
OYOM
10
42
MAIBUA
14
MULIASARI
OGOMATAN
ANG
14
10
78
41
18
23
44
32
33
47
33
57
51
452
10
UPT
LAMPASIO
PUSKESMAS
23
50
Bila dilihat dari kecenderungan kasus , maka kasus tertinggi didapatkan di desa Sibea 144 kasus
dan kasus terendah adalah di UPT Lampasio sebanyak
( 1 kasus ) dengan total kasus selama 1 tahun adalah 452 kasus.
Tabel IV. 3
JUMLAH KUNJUNGAN KASUS ISPA NON PNEUMONI
MENURUT DESA/BULAN PUSKESMAS LAMPASIO TAHUN 2012
N
O
JUMLAH KASUS
DESA
JANUA
RI
PEBRUA
RI
MARET
APRI
L
MEI
JUNI
JULI
AGUST
US
SEPTEMB
ER
OKTOB
ER
NOPEMB
ER
DESEMB
ER
TOTA
L
LAMPASIO
27
27
24
66
85
41
47
40
66
45
38
28
534
55
39
38
45
57
55
78
648
TINADING
46
32
41
61
10
1
OGOMATANA
NG
33
32
38
17
16
19
33
24
30
37
26
32
337
SALUGAN
11
27
27
22
17
27
15
20
14
27
215
SIBEA
53
37
35
77
69
42
59
60
60
63
81
85
721
JANJA
40
15
24
46
26
27
23
25
232
OYOM
13
17
47
57
35
18
35
21
53
26
47
55
424
MAIBUA
14
15
18
16
36
36
152
MULIASARI
10
38
11
11
18
11
104
318
34
7
26
5
26
0
238
338
256
295
373
3405
10
LUAR
WILAYAH
JUMLAH
255
199
261
Terlihat pada tabel bahwa kasus Ispa Non Pneumoni kasus terbanyak adalah di desa Sibea
dengan jumlah kasus ( 721 kasus ) sedang kasus terendah adalah di desa Muliasari dengan
jumlah kasus ( 38 kasus ) dan kalau dilihat menurut bulan, kasus tertinggi terjadi pada bulan
Desember yaitu ( 373 kasus ) sedangkan kasus terendah yaitu pada bulan Pebruari sebanyak
( 199 kasus )
c. Pnemonia
Penyakit Pnemonia merupakan penyakit infeksi yang dapat menyerang semua
golongan umur namun terbanyak ditemukan pada bayi dan balita. Penyakit ini juga
merupakan pembunuh nomor satu pada bayi dan balita di Indonesia. Di wilayah
Puskesmas Lampasio, kasus penyakit dan kasus kematian akibat penyakit ini masih
cukup tinggi. Sebagian kasus terjadi akibat kurangnya perhatian terhadap sanitasi
lingkungan perumahan, pengaruh asap rokok dan kebiasaan memberikan makanan
pendamping ASI yang terlalu dini pada bayi (umur 1-2 bulan) serta faktor higiene
perorangan.
Untuk mengatasi masalah tersebut, telah dilakukan penyuluhan kepada masyarakat
tentang bahaya penyakit pnemonia, cara mengenali, cara mencegah dan cara
mencari pertolongan. Juga telah dilakukan pembekalan kepada petugas kesehatan di
Pustu dan Polindes agar dapat menegakkan diagnosa secara tepat serta memberikan
penanganan dengan cepat dan tepat pula.Kasus Penyakit Ispa Pneumoni pada balita
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel IV. 4
Jumlah Kunjungan Kasus ISPA Pnemonia pada Balita (1-5 tahun)
Menurut Desa Di Puskesmas LampasioTahun 2012
N
DESA
JUMLAH KASUS
TOTA
10
JANUA
RI
PEBRUA
RI
MARE
T
APRIL
MEI
JUNI
JUL
I
AGUS
T.
SEPT.
OKT.
NOP
.
DES
.
LAMPASIO
20
OGOMATANA
NG
TINADING
19
SALUGAN
SIBEA
14
JANJA
19
OYOM
MAIBUA
MULIASARI
LUAR
WILAYAH
14
12
12
15
10
94
10
JUMLAH
Jumlah Kasus Penyakit Pnemonia pada balita di wilayah Puskesmas Lampasio untuk tahun
2012 adalah 94 kasus . Kasus tertinggi terjadi di Desa Lampasio : 20 kasus, Desa Tinading dan
Desa Janja masing-masing 19 kasus sedangkan kasus terendah terjadi di Desa Muliasari (0
kasus). Dari Luar wilayah Puskesmas Lampasio juga ditemukan 6 kasus yang merupakan
kunjungan dari desa tetangga yang merupakan wilayah kerja Puskesmas Basidondo dan
Puskesmas Ogodeide.
Sedangkan bila ditinjau dari trend penyakit per bulan, maka jumlah kasus pneumonia tertinggi
ditemukan pada bulan September (15 kasus) dan terendah pada bulan April (1 kasus), seperti
nampak pada grafik dibawah ini :
15
14
12
12
12
10
8
7
6
5
4
4
2
Pebruari
Januari
April
Maret
Juni
Mei
Juli
Agustus
Oktober
Desember
September
Nopember
11
c. Penyakit Diare
Penyakit diare merupakan penyakit menular langsung yang masih menjadi masalah
di Puskesmas Lampasio. Kasus penyakit diare pada tahun 2012 dapat dilihat pada
tabel :
Tabel IV. 5
Jumlah Kunjungan Kasus Diare
Menurut Desa Di Puskesmas Lampasio Tahun 2012
N
O
DESA
JUMLAH KASUS
TOTAL
JANUA
RI
PEBRUA
RI
MAR
ET
APRIL
MEI
JUNI
JULI
AGUST
US
SEPTEMB
ER
OKTOB
ER
NOPEMB
ER
DESEMB
ER
12
12
10
13
11
109
LAMPASIO
10
10
23
93
TINADING
OGOMATAN
ANG
32
SALUGAN
10
70
SIBEA
11
15
15
29
17
14
11
141
JANJA
23
13
81
OYOM
13
17
15
11
12
108
MAIBUA
19
9
1
0
1
2
MULIASARI
LUAR
WILAYAH
19
60
47
36
51
51
44
45
100
94
52
57
41
678
JUMLAH
Angka kesakitan penyakit ini selama tahun 2012 adalah 53,32 per seribu penduduk
(678 kasus). Angka kesakitan tertinggi terjadi di Desa Sibea sebanyak 141 kasus
(11,090 per seribu penduduk) dan terendah pada Desa Muliasari sebanyak 6 kasus
(0,47 per seribu penduduk). Puncak insiden penyakit terjadi bulan Agustus Ini
mungkin disebabkan karena pada bulan ini bertepatan dengan Hari Lebaran Idul
Fitri.
12
Gambar IV. 02. Angka Kesakitan Penyakit Diare Per Seribu Penduduk Menurut Desa di Puskesmas Lampasio
Tahun 2012
12
11.09
10
8.57
8.49
7.3
6.37
5.5
6
4
1.49
0.47
0
Lam pasio Tinading
Salugan
Sibea
Janja
Oyom
Maibua Muliasari
100
94
80
60
40
60
51
31
51
36
44
52
45
57
20
0
Pebruari
April
Januari
Maret
Juni
Mei
Juli
Agustus
Oktober
Desember
September Nopember
d. Ku s t a
Penyakit Kusta yang ditemukan di Puskesmas Lampasio tahun 2012, ada 5 kasus
terdiri dari : Kasus MB : 3 kasus dan PB sebanyak : 2 kasus.
a. TB Paru
Penyakit TB Paru merupakan penyakit menular langsung yang juga masih menjadi
masalah kesehatan masyarakat di wilayah Puskesmas Lampasio. Kasus yang
Laporan Tahunan Puskesmas Lampasio Tahun 2012
13
ditemukan pada tahun 2012 sebanyak 39 kasus dari 39 kasus yang ditemukan 36
kasus adalah kasus yang ditemukan di desa wilayah Puskesmas Lampasio, sedang 3
kasus yang ditemukan di luar wilayah kerja Puskesmas Lampasio . Dan ke 39 kasus
yang ditemukan sudah ditangani/ dan sudah mendapat pengobatan. Jumlah kasus
perdesa dapat dilihat dalam tabel berikut :
Tabel IV. 6
Jumlah Kunjungan Kasus TB Paru
Menurut Desa Di Puskesmas LampasioTahun 2012
N
O
DESA
JUMLAH KASUS
LAMPASIO
TINADING
OGOMATANANG
SALUGAN
SIBEA
JANJA
OYOM
MAIBUA
MULIASARI
LUAR WILAYAH
10
JUMLAH
39
Jumlah kasus TB Paru yang ditemukan terbanyak di desa Lampasio dan Oyom
( masing-masing 8 kasus ), sedangkan desa yang tidak ditemukan kasus adalah desa
Muliasari
N
O
DESA
JUMLAH KASUS
TOT
AL
14
JANUARI
PEBRUA
RI
MARE
T
APRIL
MEI
JUNI
JULI
AGUST
US
SEPTEMB
ER
OKTOB
ER
NOPEMB
ER
DESEMB
ER
LAMPASIO
57
TINADING
13
16
80
SIBEA
18
JANJA
MAIBUA
OGOMATANANG
SALUGAN
OYOM
MULIASARI
10
12
1
3
3
1
17
10
1
3
22
1
6
LUAR WILAYAH
22
JUMLAH
26
23
26
1
1
30
21
13
20
14
12
16
30
18
24
1
Tabel IV. 7
Jumlah Kunjungan Kasus Suspek DBD
Menurut Desa/Bulan Kunjungan Rawat Inap Di Puskesmas LampasioTahun 2012
JUMLAH KASUS
NO
DESA
JANUA
RI
PEBRU
ARI
MARET
APRI
L
MEI
JUNI
LAMPASIO
TINADING
17
SIBEA
JANJA
MAIBUA
OGOMATAN
ANG
SALUGAN
OYOM
MULIASARI
JULI
SEPTEM
BER
OKTOB
ER
NOPEM
BER
DESEM
BER
39
60
2
1
2
2
10
LUAR
WILAYAH
12
JUMLAH
17
25
16
15
29
15
1
1
1
TOT
AL
AGUST
US
12
7
1
19
1
22
15
15
168
Dari kedua tabel diatas dapat dilihat total kasus sebanyak 409 kasus, rawat jalan
241 kasus, dan kasus yang dirawat sebanyak 168 kasus yang tersebar di desa-desa
wilayah Puskesmas Lampasio dan desa-desa luar wilayah Puskesmas Lampasio.
Untuk kasus kunjungan rawat jalan yang terbanyak adalah desa Tinading dengan
jumlah 80 kasus sedangkan untuk kasus yang rawat Inap kasus terbanyak adalah
dari desa Tinading juga dengan jumlah kasus : 60 kasus, disamping itu juga adapula
kasus yang dilayani berasal dari luar wilayah kerja Puskesmas Lampasio yaitu
sebanyak 30 kasus untuk rawat jalan dan 22 kasus yang dirawat inap. Bila diamati
kasus perbulan maka pada bulan Mei terjadi peningkatan kasus, baik rawat jalan
maupun rawat inap, kasus rawat jalan sebanyak 30 kasus sedangkan untuk rawat
inap sebanyak 29 kasus.
c. Campak
Laporan Tahunan Puskesmas Lampasio Tahun 2012
15
Dari hasil kegiatan surveilans kasus Campak yang ditemukan sebanyak 9 kasus
untuk tahun 2012
d. AFP (Acute Flaccid Paralysis)
Sampai dengan tahun 2012, belum ada kasus AFP yang ditemukan dan dilaporkan
melalui kegiatan surveilans rutin Puskesmas Lampasio.
e. Tetanus Neonatorum
Pada tahun 2012 tidak ditemukan Tetanus Neonatorum
f. Penyakit Menular Seksual (PMS)
Seiring dengan perkembangan masyarakat di wilayah Puskesmas Lampasio dan
arus informasi serta hiburan yang semakin meningkat, maka kasus Penyakit
Menular Seksual yang ditemukan pada tahun 2012 sebanyak 7
( tujuh ) kasus infeksi Gonokokus (Gonore). Kasus-kasus
Jenis Penyakit
Hipertensi
Kecelakaan Lalu Lintas
Asma
Diabetes melitus
Jumlah
Kasus
1029
568
451
29
Proporsi
per 1000 Penduduk
80,93
44,67
35,47
2,3
16
5.
6.
7.
PPOK
Stroke
Kanker Payudara
27
3
2
28,71
2,12
0,15
A. Status Gizi
Status Gizi seseorang sangat erat kaitannya dengan masalah kesehatan secara umum,
karena disamping merupakan faktor predisposisi penyakit infeksi juga dapat menyebabkan
gangguan kesehatan dengan timbulnya berbagai penyakit non infeksi.
Adapun indikator-indikator yang digunakan untuk menentukan status gizi suatu tempat
adalah Bayi dengan Berat Badan lahir Rendah (BBLR), Status Gizi Anak Balita, Status
Gizi Ibu hamil dan Gangguan Akibat kekurangan Garam Beryodium (GAKY).
1. Bayi dengan Berat badan Lahir Rendah (BBLR < 2500 gram)
Data bayi dengan Berat Badan lahir Rendah (BBLR) yang diperoleh dari laporan rutin
Bidan Di Desa selama tahun 2012 adalah sebanyak 10 kasus dari 202 kelahiran hidup.
dua kasus diantara kasus BBLR ini mengalami kematian karena
belum adekuatnya penanganan neonatal di Polindes dan Puskesmas, dan pengetahuan
ibu hamil tentang penanganan BBLR yang sangat minim. Oleh karena itu, sangat
diperlukan peningkatan penyuluhan pada ibu hamil tentang zat gizi selama hamil,
pemenuhan alat yang dibutuhkan untuk penanganan BBLR dan peningkatan
pengetahuan dan keterampilan petugas kesehatan terutama Bidan Di Desa tentang
penanganan BBLR.
2. Status Gizi Anak Balita
Status gizi anak balita di wilayah Puskesmas Lampasio berdasarkan hasil
penimbangan di Posyandu pada tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel IV. 7
Status Gizi Anak Balita yang Ditimbang Menurut Desa Di Puskesmas Lampasio Tahun
2012
No
Desa
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Lampasio
Tinading
Salugan
Sibea
Janja
Oyom
Maibua
Muliasari
Ogomatanang
Jumlah
Balita
202
237
79
156
123
207
49
28
155
Jumlah
Balita di
Timbang
175
201
61
127
106
144
42
23
129
Buruk
Jml
%
6
2,97
8
3,37
0
0
1
0,9
1
0,69
1
0,64
Lebih
Jml
%
-
17
1236
1008
16
1,29
135
10,92
1.084
87,70
Dari Hasil Operasi timbang yang dilaksanakan serta penimbangan yang dilaksnakan di
Posyandu dapat dilihat dalam tabel untuk status Gizi balita diwilayah Puskesmas
Lampasio, balita dengan status gizi buruk (1,29%), status gizi kurang (10,92%) serta
kasus gizi baik ( 87,70%) sedang untuk status gizi lebih tidak ada.
3. Status Gizi Ibu hamil
Masalah gizi pada ibu hamil merupakan salah satu perhatian pemerintah di bidang
kesehatan. Berbagai permasalahan gizi pada ibu hamil yang sering dijumpai antara lain
anemia gizi besi dan Kurang Energi Kronik (KEK). Dampak yang dapat ditimbulkan
dari masalah tersebut adalah bayi yang dilahirkan mempunyai Berat Badan Lahir
Rendah (BBLR), tingkat kecerdasan yang rendah serta meingkatkan resiko kematian
ibu dan bayi.Adapun data yang diperoleh tentang ibu hamil yang mengalami
Kekurangan Energi Kronik di Puskesmas Lampasio Tahun 2012 adalah sebesar 14
kasus 202 ibu hamil.
I.
: 28
: 28 RT
: 0 RT
18
2. Desa Lampasio
Jumlah Sampel 28
Jumlah RT sehat :
: 14 RT
: 14 RT
3. Desa Salugan
Jumlah Sampel
Jumlah RT sehat
: 28 RT
: 20 RT
: 28 RT
: 0 RT
: 28 RT
5. Desa Oyom
Jumlah Sampel
: 28 RT
: 0 RT
: 28 RT
6. Desa Ogomatanang
Jumlah Sampel
: 28 RT
: 28 RT
: 0 RT
KESEHATAN LINGKUNGAN
19
N
O
DESA
CAKUPAN
CAKUPAN
CAKUPAN
CAKUPAN
CAKUPAN
AIR BERSIH
JAMBAN
SPAL
RUMAH
SEHAT
TPS
(%)
(%)
(%)
(%)
(%)
LAMPASIO
65
56
51
52
57
OGOMATANANG
65
57
54
53
60
TINADING
70
60
57
58
61
SALUGAN
54
51
49
47
55
SIBEA
67
62
60
59
59
JANJA
56
52
50
51
53
OYOM
53
52
48
46
54
MAIBUA
55
49
47
46
53
MULIASARI
62
45
45
40
50
PUSKESMAS
65
61
48
56
50
Dapat dilihat dalam tabel diatas bahwa cakupan Sarana kesehatan yang ada di Puskesmas
Lampasio yaitu : cakupan air bersih ( 65% ), cakupan Jamban ( 61% ), cakupan SPAL ( 48 %
), cakupan rumah sehat ( 56% ) sedangka cakupan TPS ( 50% ).
Dari beberapa cakupan tersebut cakupan yang paling rendah adalah cakupan SPAL yaitu
( 48% ).
II.
PELAYANAN KESEHATAN
20
kali pada triwulan ketiga (K4) untuk menilai kualitas pelayanan. Sesuai standar, maka
ibu hamil harus berkunjung minimal 4 kali selama kehamilannya yang terdistribusi
dalam 1 kali kunjungan pada triwulan pertama, 1 kali kunjungan pada triwulan kedua
dan 2 kali kunjungan pada triwulan ketiga.
Cakupan K1 pada tahun 2012 adalah 108,89% (306 kunjungan dari 281 target ibu
hamil yang ditentukan). Desa yang paling tinggi cakupan K1 nya adalah Desa
Maibua sebesar 169,23% (22 kunjungan dari 13 target ibu hamil yang ditentukan).
Sedangkan desa yang memiliki cakupan K1 yang terendah adalah Desa Ogomatanang
sebesar 78,57% (22 kunjungan dari 28 target ibu hamil yang ditentukan). Cakupan
K1 ini merupakan gabungan antara K1 murni (kunjungan pertama dalam trimester 1)
dan tidak murni (kunjungan pertama diatas trimester 1). Cakupan K1 sedikit menurun
untuk beberapa desa. Ini mungkin disebabkan antara lain karena adanya desa yang
tidak memiliki tenaga bidan, keaktifan tenaga bidan di desa dan keaktifan ibu-ibu
kader dalam memotivasi ibu hamil di posyandu. Hasil Cakupan K1 dapat dilihat pada
tabel Gambar.
berikutIV.8: Persentase Cakupan Kunjungan K1 Ibu Hamil Menurut Desa di Puskesmas Lampasio Tahun 2012
200
169.23
141.17
150 122
97.14
90.38
100
137.5
137.5
92.15
78.57
50
Sedangkan
cakupan K4 yang dicapai selama tahun 2012 adalah 84,32% (226
0
Lampasio
Tinading
Salugan
Sibea
Janja
Oyom
Maibua
Muliasari Ogomatanang
kunjungan dari 268 target ibu hamil yang ditetapkan). Desa yang paling tinggi
cakupan K4 nya adalah Desa Salugan sebesar 137,5% (22 kunjungan dari 16 target
ibu hamil yang ditetapkan) dan yang paling rendah cakupan K4 nya adalah Desa
Muliasari (5 kunjungan dari 8 target) . Rendahnya cakupan yang diperoleh
disebabkan karena banyak ibu hamil melakukan kunjungan pertama pada usia
kehamilan telah memasuki triwulan kedua (K1 tidak murni) sehingga tidak bisa lagi
mencapai K4 (kunjungan dua kali pada triwulan ketiga) sesuai standar yang
ditetapkan.
Gambar IV. 9 Persentase Cakupan K4 Ibu Hamil Menurut Desa di Puskesmas Lampasio Tahun 2012
160
137.5
140
120
100
80
83.73
97.05
71.42
87.75
83.33
66.66
81.48
62.5
60
40
20
0
Tinading
Sibea
Lampasio
Salugan
Oyom
Janja
Maibua
Muliasari
Ogomatanang
21
2. Pertolongan Persalinan
Tenaga yang dapat memberikan pertolongan persalinan dapat dibedakan menjadi dua
yakni tenaga kesehatan (Dokter, perawat, bidan) dan dukun bayi (Dukun terlatih dan
Tidak terlatih).
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan termasuk dukun terlatih yang
didampingi tenaga kesehatan mengalami peningkatan dari tahun ke tahun namun
pada tahun 2012 ini mengalami penurunan. Ini mungkin disebabkan oleh karena ada
beberapa bidan mengikuti pendidikan dan ada desa yang tidak mempunyai tenaga
bidan.
Hasil cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan termasuk didampingi
tenaga kesehatan yang dicapai selama tahun 2012 sebesar 101,86% (273 bulin dari
268 target bulin yang ditetapkan). Desa yang paling tinggi pencapaiannya adalah
Desa Salugaan sebesar 137,2 % (27 bulin dari 16 target bulin yang ditetapkan),
sedangkan desa yang paling rendah pencapaiannya adalah Desa Muliasari sebesar
50% (4 bulin dari 8 target bulin yang ditetapkan. Lebih jelasnya dapat dilihat pada
grafik dibawah ini :
Gambar IV. 10 Persentase Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan termasuk Didampingi Tenaga Kesehatan Menurut Desa di Puskesmas Lampasio
Tahun 2012
168.75
200
150 90.69 93.87
114.7126.66
100
93.87 91.67
85.18
50
50
0
A. Kesehatan Anak
Dalam memantau kesehatan anak, upaya yang dilaksanakan adalah dengan melaksanakan
pemantauan yang dilaksanakan di Pustu, Poskesedes maupun Polindes, dan khusus untuk
di Puskesmas Anak balita dilayani di ruang MTBS ( Manajemen Terpadu Balita Sakit )
Hasil kunjungan balita yang dilayani di ruang MTBS adalah ( 371 ) orang, dengan total
kunjungan kasus penyakit sebanyak : 460 kasus. Kasus penyakit yang banyak diderita
oleh balita adalah Common Cold , Febris, Diare, Dermatitis, Demam, Peneumoni,
varicela, OMA, Disentri dan Anoreksia, dan kasus penyakit yang terbanyak adalah
Common Cold dan Febris.
Laporan Tahunan Puskesmas Lampasio Tahun 2012
22
B. Imunisasi
Program imunisasi merupakan salah satu program prioritas dari Departemen Kesehatan
yang dinilai sangat efektif dalam menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi akibat
penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Pada tahun 2012 cakupan
imunisasi DPT 1 sebanyak 106,8% (251 bayi dari 235 target bayi), Campak sebanyak
84,33 % (198 bayi dari 235 target bayi).
Desa dengan angka cakupan DPT 1 tertinggi adalah Desa Maibua sebesar 166,7 % (30
bayi dari 18 target bayi) sedangkan desa dengan cakupan DPT 1 terendah adalah Desa
Lampasio sebesar 64,1 % (25 dari 39 target bayi). Desa dengan cakupan Campak
tertinggi adalah Desa Janja sebesar 166,7 % (30 dari 18 target bayi) dan Desa dengan
cakupan campak terendah adalah Desa Oyom sebesar 54,5% (24 dari 44 target bayi).
1
2
DESA
LAMPASIO
TINADING
SASAR
AN
39
45
DPT-HB.1
KUMULAT
IF
DPT-HB.3
%
POLIO-4
KUMULAT
IF
KUMULAT
IF
31
79,5
31
CAMPAK
KUMULAT
IF
79,
5
31
79,5
25
64,
1
48
106
,7
38
84,4
38
84,
4
38
84,4
16
100,
0
16
100
,0
14
87,5
37
119,
4
42
135
,5
30
26
144,
4
26
144
,4
30
96,8
166,
7
24
54,5
SALUGAN
16
12
75,
0
SIBEA
31
30
96,
8
30
166
,7
24
54,5
24
54,
5
12
109,
1
12
109
,1
10
90,9
71,
4
71,4
20
83,3
198
84,3
JANJA
18
OYOM
44
40
90,
9
MAIBUA
11
12
109
,1
157
,1
MULIASARI
11
OGOMATAN
ANG
24
21
235
251
PUSKESM
AS
87,
5
106
,8
71,4
25
104,
2
25
222
94,5
219
104
,2
93,
2
KE
T
A. Kesehatan Gigi
Pemanfaatan pelayanan Balai Pengobatan Gigi (BPG) dapat dilihat dari jumlah
kunjungan masyarakat yang berobat gigi ke Puskesmas. Selama Tahun 2012, jumlah
kunjungan ke BPG Puskesmas dengan pencabutan gigi tetap adalah sebanyak 215
Laporan Tahunan Puskesmas Lampasio Tahun 2012
23
kunjungan. Pelayanan yang diberikan di BPG masih sangat terbatas mengingat tenaga
pengelola BPG yang ada hanya 1 orang perawat gigi dengan peralatan yang sangat
sederhana. Adapun kegiatan UKGS yang dilaksanakan adalah berupa penyuluhan,
pemeriksaan dan perawatan gigi serta demonstrasi menggosok gigi yang benar.
Pada tahun 2012 dilaksanakan pemeriksaan pada 259 murid dari 292 murid yang ada
(87%), yang dilaksanakan di 18 SDN serta
Lampasio.
B. Kesehatan Usila
Kesehatan Usila di Puskesmas Lampasio selama tahun 2012 dilaksanakan di Puskesmas,
Pustu dan Polindes serta ditunjang dengan adanya kegiatan Posyandu Usila di 6 posbindu
yang tersebar di 3 desa yaitu di Desa Lampasio sebanyak 1 posbindu, Desa Tinading 1
posbindu, Desa Oyom 2 Posbindu dan Desa Sibea 1 Posbindu. Kegiatan yang
dilaksanakan di Posbindu Usila ini meliputi kegiatan Penimbangan dan pengukuran
tinggi badan, pengukuran Tekanan Darah, pemeriksaan kesehatan dan status mental,
pemeriksaan dan kegiatan penyuluhan. Adapun jumlah pelayanan kesehatan usila selama
tahun 2012 adalah sebanyak 3288 kunjungan yang terbagi atas kunjungan pra usila (Usia
45-59 tahun) sebanyak 1.116 orang (33,94%) dan kunjungan usila (Usia 60 tahun keatas)
sebanyak 2127 orang (64,68%).
C. Pelayanan Gakin dalam Program Jamkesmas/Jamkesda
Program penanggulangan kemiskinan yang dilaksanakan pemerintah khususnya di
bidang kesehatan pada tahun 2012 adalah Program Jaminan Kesehatan Masyarakat
Miskin dan Jaminan Kesehatan Daerah. Jumlah Keluarga miskin yang terdaftar sebanyak
5780
jiwa dan yang telah mendapatkan pelayanan kesehatan sebesar 4761 jiwa,
24
desa-desa ada pula Puskesmas Pembantu dan Polindes dan Poskesdes, Jumlah Pustu yang
ada sebanyak 10 buah, Poskesdes 6 buah sedangkan Polindes sebanyak 2 buah
Untuk memperluas jangkauan pelayanan kesehatan pada masyarakat juga tersedia
Puskesmas Keliling Roda 4 sebanyak 1 buah, Dengan demikian, jumlah semua sarana
pelayanan kesehatan dasar adalah 19 buah .
Tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas Lampasio selama tahun 2012 adalah 41 orang
yang terdiri dari 1 orang tenaga dokter, 1 orang tenaga Sarjana Kesehatan Masyarakat, 9
orang tenaga bidan, 26 orang perawat, 1 orang tenaga gizi dan 1 orang tenaga sanitasi, 1
orang asisten Apoteker dan 1 orang perawat gigi.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pelaksanaan kegiatan di Puskesmas Lampasio selama tahun 2012
sebagaimana telah diuraikan diatas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Hasil Pembangunan kesehatan di Puskesmas Lampasio secara umum telah
mengalami kemajuan, ini disebabkan oleh meningkatnya peran serta
masyarakat dalam pembangunan kesehatan, walaupun masih ditemukan
hambatan karena masih rendahnya tingkat pendidikan dan tingkat ekonomi
masyarakat disamping faktor geografis dan ketersediaan sarana penunjang
yang masih terbatas.
2. Derajat Kesehatan Masyarakat secara umum masih rendah, hal ini dapat
dilihat dari masih tingginya angka kesakitan dan angka kematian serta
rendahnya status gizi bayi dan balita. Namun tidak dapat dipungkiri juga
bahwa terjadi peningkatan derajat kesehatan masyarakat walaupun masih
jauh dari yang diharapkan.
3. Upaya-upaya
kesehatan
yang
dilaksanakan
lewat program-program
25
26