Anda di halaman 1dari 5

Nama : Nur Indah Aminanti Putri

NPP : 31.0562
Kelas : I-4
No Absen : 10

LATIHAN BAB 7

1. Cari data jumlah penduduk di Kabupaten/Kota Saudara


Jumlah penduduk Kabupaten Lumajang berdasarkan data Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil yaitu sebesar 1.127.090 jiwa pada tahun 2021. Jumlah penduduk
terbanyak terdapat pada Kecamatan Pasirian, yaitu 88.939 jiwa, diikuti Kecamatan
Lumajang 84.494 jiwa, dan Kecamatan Tempeh 83.771 jiwa (Tabel 3.1.1). Rasio jenis
kelamin adalah 98,64.

2. Proyeksikan berapa jumlah penduduk di Kabupaten atau Kota Saudara pada Tahun
2025 dan berapa Jumlah pada tahun 2030
Bila diasumsikan dalam waktu 2021-2030 laju pertambahannya konstan yaitu sebesar
7,88, maka proyeksi jumlah penduduk di Kabupaten Lumajang adalah sebagai
berikut.

RUMUS:
Pt =Po ¿
Pt = jumlah penduduk pada tahun t
Po = jumlah penduduk pada tahun dasar
r = laju pertumbuhan penduduk
t = periode waktu antara tahun dasar dan tahun t (dalam tahun)

PROYEKSI PENDUDUK PADA TAHUN 2025


Pt =Po ¿
P2025 =P2021 ¿
P2025 =1.127 .090¿
P2025 =1.127 .090 x 1,35
P2025 =1.521.571
Jumlah proyeksi penduduk pada tahun 2025 yaitu sebesar 1.521.571 jiwa

PROYEKSI PENDUDUK PADA TAHUN 2030


Pt =Po ¿
P2030 =P2021 ¿
P2030 =1.127 .090¿
P2030 =1.127 .090 x 1,96
P2030 =2.209.096
Jumlah proyeksi penduduk pada tahun 2030 yaitu sebesar 2.209.096 jiwa

3. Kapan Bonus Demografi dicapai di Kabupaten/Kota saudara? Dan Tahun berapakah


puncaknya
Bonus demografi adalah keadaan yang dapat dinikmati oleh suatu wilayah dengan
penduduk angkatan kerja yang lebih tinggi daripada bukan angkatan kerja sehingga
dapat membantu perekonomian wilayah tersebut. Bonus demografi Kabupaten
Lumajang sudah mulai diperoleh sejak tahun 2018, dimana jumlah usia produktif
mencapai lebih dan 70 persen (berdasarkan data registrasi. Dengan angka tersebut
maka rasio ketergantungan penduduk adalah sebesar 40,93. Angka ini berarti dari
setiap 100 penduduk usia produktif menanggung beban sebanyak sekitar 41 penduduk
usia nonproduktif. Pada tahun 2020, komposisi usia produktif mencapai 69,78%
dimana rasio ketergantungannya mencapai 43,31%
Jumlah penduduk di Kabupaten Lumajang yang termasuk angkatan kerja pada
tahun 2021 yaitu 554.318 orang. Jumlah penduduk berumur 15-64 laki-laki yaitu
388.938, sedangkan perempuan yaitu 397.616 orang pada tahun 2021. Sejauh ini
jumlah penduduk Lumajang dari tahun 2010-2020 mengalami peningkatan dengan
disertai penurunan rasio ketergantungan. Jumlah penduduk Lumajang bila ditinjau
dari piramida penduduk memiliki jumlah yang dominan pada usia di bawah 60-64
tahun. Artinya, dalam rentang 2020-2030 pastilah terjadi bonus demografi.
Perkiraan puncak bonus demografi di Kabupaten Lumajang yaitu terhitung tahun
2030 menurut data proyeksi penduduk tahun 2030. Bila diamati dari data-data
sebelumnya seperti yang tercantum di bawah ini, rasio ketegantungan di Kabupaten
Lumajang tidak terlalu berubah banyak sehingga dapat diasumsikan kurang dari 2.
Dengan rasio ketergantungan yang diperkirakan tidak mencapai 2 dan jumlah
penduduk utamanya yang termasuk angkatan kerja mencapai 60% ke atas dapat
digolongkan menjadi bonus demografi.
LATIHAN BAB 8
1. Jelaskan Pengaturan Umum dalam SPPN
Lahirnya UU SPPN dalam rangka memberikan pengaturan dalam menyusun
perencanaa pembangunan Nasional. UU SPPN ini lahir untuk menjamin agar
kegiatan pembangunan Nasional berjalan efektif, efisien, dan bersasaran,
selanjutnya mewujudkan tujuan negara yang termaktub dalam Pembukaan UUD
1945. Akan dilihat terlebih dahulu makna Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional, sebagaimana termuat dalam Pasal 1 ayat (3) UU SPPN: “satu kesatuan
tata cara perencanaan satu kesatuan tata cara perencanaan pembangunan untuk
menghasilkan rencana-rencana pembangunan dalam jangka panjang, jangka
menengah, dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara negara dan
masyarakat di tingkat Pusat dan Daerah. Dalam Pasal 13 ayat (1) UU SPPN
mengamanatkan RPJP ditetapkan UU. Hal tersebut sebagai tindak lanjut dari
ketentuan UU SPPN itu dikeluarkan UU No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025.

2. Jelaskan Hirarki Dokumen Perencanaan Pembangunan


Rencana Pembangunan dibagi atas Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP)
dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM). RPJP memiliki rentang
waktu selama 20 tahun, sedangkan RPJM memiliki rentang waktu yang lebih
singkat, yaitu selama 5 tahun. RPJM merupakan penjabaran dari RPJP, sehingga
RPJM wajib merujuk ke RPJP. RPJP dan RPJM diberlakukan pada tiga level
pemerintahan: Nasional, Provinsi, dan Kota/Kabupaten.
RPJP Nasional diterjemahkan oleh kementerian atau lembaga terkait hingga
ketingkat daerah. RPJP kemudian dibagi menjadi RPJM baik nasional, tingkat
pusat/kemeterian atau lembaga, hinggga ke daerah. RPJMN pada tingkat
kementerian atau lembaga juga diterjemahkan sebagai rencana strategis atau
Renstra kementerian/ lembaga. Renstra kementerian atau lembaga inilah yang
pada tingkat daerah diterjemahkan masing-masing oleh SKPD dalam bentuk
renstra SKPD.

3. Jelaskan Hubungan Perencanaan Pembangunan dengan perencanaan sektoral


lainnya
Hubungan perencanaan pembangunan dengan perencanaan sektoral saling
berkaitan, dikarenakan perencanaan pembangunan adalah sebuah proses
perumusan alternatif-alternatif berdasarkan riset, data maupun fakta dengan tujuan
untuk melaksanakan sebuah rangkaian kegiatan sehingga berkaitan erat dengan
perencanaan sektoral yang memuat aspek sosial, ekonomi, pendidikan dan
lainnya. Oleh sebab itu, sebelum melakukan perencanaan pembangunan maka
harus menganalisis perencanaan sektoral yang berkaitan dengan kegiatan atau
aktivitas yang direncanakan. Di satu sisi lain, perencanaan pembangunan haruslah
mengambil data atau fakta dari perencanaan sektoral seperti berdasarkan sektor
sosial, sektor ekonomi, sektor pendidikan dan lain lain. Dari sektor sektor inilah
yang kemudian akan disimpulkan menjadi sebuah perencanaan pembangunan

Anda mungkin juga menyukai