Anda di halaman 1dari 116

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kuliah kerja nyata (KKN) merupakan suatu bentuk pendidikan dengan cara

memberikan pengalaman belajar kepada mahasiswa untuk hidup ditengah-tengah masyarakat

di luar kampus, dan secara langsung mengidentifikasi serta menangani masalah-masalah

pembangunan yang dihadapi. KKN dilaksanakan oleh perguruan tinggi dalam upaya

meningkatkan isi dan bobot pendidikan bagi mahasiswa, dan untuk mendapatkan nilai

tambah yang lebih besar pada pendidikan tinggi.1


KKN dilaksanakan dalam masyarakat di luar kampus dengan maksud akan

meningkatkan relevansi pendidikan tinggi dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat

akan ilmu pengetahuan, teknologi, serta seni untuk melaksanakan pembangunan yang

semakin meningkat. Serta meningkatkan persepsi mahasiswa tentang relevansi antara materi

kurikulum yang dipelajari di kampus dengan realita pembangunan dalam masyarakat.1


Dalam proses penyelesaian program pembangunan tersebut dibutuhkan peran serta

antara pemerintah daerah bersama lembaga pendidikan tinggi. Dalam program KKN ini yaitu

dilakukannya kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Kupang dengan Lembaga Pengabdian

Masyarakat (LPM) Universitas Nusa Cendana, yang bertekad mewujudkan Tri Dharma

Perguruan Tinggi, salah satunya adalah pengabdian kepada masyarakat. Melalui mahasiswa

Fakultas Kedokteran Universitas Nusa Cendana semester 7 (tujuh), diharapkan pelaksanaan

program pengabdian kepada masyarakat di Desa Tanah Merah Kecamatan Kupang Tengah

Kabupaten Kupang tahun 2016 dapat terlaksana dengan baik.

1.2 Tujuan dan Kegunaan


1.2.1 Tujuan
1. Mengidentifikasi masalah-masalah yang dihadapi masyarakat Desa Tanah Merah

Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang


2

2. Membantu masyarakat mencari solusi dalam mengatasi masalah-masalah yang dialami

oleh masyarakat di Desa Tanah Merah Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang.
1.2.2 Kegunaan
1. Sebagai bahan masukan bagi masyarakat agar lebih jeli dalam mengatasi masalah atau

persoalan kesehatan yang dialami oleh masyarakat di Desa Tanah Merah Kecamatan

Kupang Tengah Kabupaten Kupang.


2. Sebagai bahan informasi bagi pemerintah agar dapat merancang program-program

pembangunan kesehatan yang menyentuh langsung kebutuhan masyarakat agar lebih

maju, mandiri dan sejahtera.


3. Sebagai bekal bagi mahasiswa KKN apabila kembali mengabdi di tengah-tengah

masyarakat, dapat membantu menyelesaikan berbagai permasalahan yang berkaitan

dengan program atau kegiatan yang bersifat positif bagi perbaikan dan perkembangan

kesehatan masyarakat.
3

BAB II
PROFIL DESA TANAH MERAH

2.1. Keadaaan umum Desa Tanah Merah


Desa Tanah Merah merupakan salah satu wilayah pemerintah desa dari 1 kelurahan dan
7 desa di Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang. Wilayah Desa Tanah Merah
memiliki 5 dusun dan 1 Resetlement yaitu Dusun I (Oebatu), II (Oetobo), III (Oenggadi), IV
(Tanah Merah) dan V (Oebelo Kecil).2
Wilayah Desa Tanah Merah memiliki luas 10,00 km2 dan dihuni oleh 891 KK dengan
jumlah penduduk sebanyak 3.221 jiwa, di mana perempuan sebanyak 1638 orang dan laki-
laki sebanyak 1581 orang. Penduduk Desa Tanah Merah terdiri atas suku Rote, Timor, Tetun
dan Bugis. Warga Desa Tanah Merah yang menganut agama Kristen Protestan sebanyak 2045
orang, Islam 93 orang dan Katolik 354 orang. Kepadatan penduduk berada pada Dusun II dan
dusun V merupakan pusat pemerintahan Desa Tanah Merah.
Secara geografis Desa Tanah Merah merupakan bagian dari Kecamatan Kupang Tengah
Kabupaten Kupang yang memiliki batas administratif sebagai brikut:
a. Utara : Teluk Kupang
b. Timur : Desa Oebelo
c. Selatan : Desa Oelpuah
d. Barat : Desa Noelbaki

Perbandingan kepadatan penduduk hampir sama di setiap dusun secara umum populasi
penduduk kaum perempuan dan laki-laki hampir sama banyak. Selanjutnya secara terperinci
data jumlah penduduk Desa Tanah Merah dapat disajikan pada pada tabel 1.
Tabel 1. Jumlah Penduduk Desa Tanah Merah

No Jenis Kelamin Jumlah


1. Laki-laki 1581
2. Perempuan 1638
Sumber Data: Profil Desa Tanah Merah, 2015
Berdasarkan data di atas dapat disajikan juga jumlah penduduk berdasarkan kelompok
umur yang dapat disajikan pada tabel 2.

Tabel 2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur


N Kelompok Umur Jumlah
4

o
1 1 Sampai 15 tahun 1357
2 Di atas 15 tahun 1864
Sumber Data: Profil Desa Tanah Merah, 2015
Berpatokan pada data jumlah penduduk yang ada di Desa Tanah Merah yang tersebar
di 5 Dusun menunjukkan bahwa jumlah penduduk berdasarkan jenis pekerjaan dan mata
pencarian yang tersebar di 5 dusun di Desa Tanah Merah, disajikan pada tabel 3.
Tabel 3. Data lapangan usaha
No Lapangan Usaha Jumlah
.
1 Pertanian 540
2 Batu merah 139
3 Nelayan 76
4 Toko 16
5 Kios 115
6 Industri 31
7 Pemerintah 60
Sumber Data: Profil Desa Tanah Merah, 2015
Berpatokan pada data jumlah penduduk yang ada di Desa Tanah Merah yang tersebar
di 5 Dusun, menunjukkan jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan yang tersebar di
5 dusun di Desa Tanah Merah disajikan pada tabel 4.
Tabel 4. Jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan
No Tingkat Pendidikan Jumlah

1. TK/ sederajat 107


2. SD/ sederajat 1183
3. SMP/ sederajat 385
4. SMA/ sederajat 470
5. Perguruan Tinggi 94
Sumber Data : Profil Desa Tanah Merah, 2015
Data dibawah ini mengurai program keluarga berencana yang ada pada Desa Tanah
Merah, yang akan disajikan pada tabel 5.
5

Tabel 5. Data Keluarga Berencana berupa pemakaian alat kontrasepsi


No Keluarga Berencana (KB) Jumlah

1. IUD 3 orang
2. Steril 47 orang
3. Kondom 31 orang
4. Penggunaan akseptor KB : PIL 70 orang
5. Penggunaan akseptor KB : Suntik 92 orang
6. Spiral 39 orang
7. Susuk 16 0rang
Sumber Data : Profil Desa Tanah Merah, 2015
Data dibawah ini melampirkan data fasilitas umum di desa Tanah Merah, yang akan
disajikan dalam tabel 6.
Tabel 6. Data fasilitas umum
No Fasilitas umum Jumlah
1. Sekolah 4
2. Pustu 1
3. Gereja 6
4. SPBU 1
Sumber Data : Profil Desa Tanah Merah, 2015
Demikian data dan informasi yang dapat kami sampaikan. Data ini bersifat sementara
dan akan dilakukan update secara berkesinambungan setiap tahun.

2.2 Keadaan sosial budaya


1. Bahasa
Di Desa tanah merah terdapat banyak suku dan umumnya bahasa yang
digunawan sehari-hari adalah bahasa Indonesia, Rote dan Tetun.
2. Pendidkan
Di Desa Tanah merah umumnya kesadaran akan pendidikan dapat dikatakan
baik, dilihat dari masyarakat dengan pendidikan menengah dan tinggi dengan jumlah
yang cukup banyak. Di desa ini sudah jarang ditemukan orang yang mengalami buta
aksara.

3. Kesehatan
Masyarakat di desa ini lebih memfokuskan dirinya untuk bekerja sehingga
kesadaran untuk mengunjungi fasilitas kesehatan sangat rendah bahkan masih
ditemukan orang tua yang tidak membawa bayi dan balita ke posyandu.
6

4. Agama

Mayoritas masyarakat desa Tanah Merah memeluk agama Kristen Protestan.


Kehidupan agama di desa ini sangat harmonis dan saling menghormati keyakinan
sesama manusia.
7

BAB III

PELAKSANAAN KEGIATAN

3.1. Identifikasi Masalah

Mahasiswa peserta KKN Universitas Nusa Cendana yang terdiri atas 6 orang tiba di

Desa Tanah Merah pada hari senin, 28 November 2016 disambut oleh Kepala Desa Tanah

Merah beserta staf. Peserta KKN berada di Desa Tanah Merah selama 21 hari aktif terhitung

dari tanggal 28 November sampai tanggal 18 Desember 2016. Sedangkan untuk waktu

survey nya dan observasi dilakukan pada hari pertama dengan mengunjungi tiap dusun serta

beberapa rumah warga dengan didampingi sekdes setempat dan masyarakat (kepala dusun).

Melalui pengamatan dan wawancara langsung dengan masyarakat selama masa

observasi, mahasiswa peserta KKN menemukan beberapa permasalahan yang dihadapi

masyarakat antara lain sebagai berikut:

Tabel 1. Identifikasi Permasalahan

Sumber
No Permasalahan Lokasi
(P/M/D)
1 Hanya ada 1 tenaga kesehatan di Pustu Pustu Tanah Merah
P
Tanah Merah
2 Terjadi kekeringan sehingga Desa Tanah Merah
menyebabkan terjadinya penurunan
P
tingkat ekonomi dan juga berdampak
pada masalah kesehatan
3 Sumber air yang di gunakan warga jauh Dusun 2
P
dan airnya tidak jernih
4 Masyarakat yang konsumtif terhadap Desa Tanah Merah
bantuan pemerintah sehingga jika tidak
P/M
ada bantuan masyarakat enggan
berpartisipasi dalam posyandu
5 Masih dilaporkan kasus gizi buruk pada Desa Tanah Merah
M
balita
6 Kurangnya pengetahuan emaja dan Desa Tanah Merah
pemuda desa tanah merah mengenai P
HIV/AIDS
8

7 Masih dilaporkan adanya ibu hamil Desa Tanah Merah


yang melahirkan di rumah dengan M
bantuan dukun
8 Terdapat beberapa warga penyandang Desa Tanah Merah
P
cacat mental dan fisik
9 Budaya makan warga setempat yang Desa Tanah Merah
mendahulukan bapak untuk makan
terlebih dahulu dibanding anak P
sehingga masih ditemukan anak yang
gizi kurang
10 Terdapat beberapa warga yang Desa Tanah Merah
P
menderita penyakit kaki gajah
11 Warga suka konsumsi rokok Dusun 2, dusun 5 D
12 Hewan yang belum di kandangi Dusun 5 D
13 Laporan terhadap babi yang sakit di Dusun 2
P
jual
14 Kader Mengalami Kesulitan Dalam Desa tanah merah
Interpretasi Gizi dan masih salah dalam M
melakukan pengukuran
15 Kartu Indonesia Sehat yang tidak tepat Desa tanah merah
P
sasaran
16 Kunjungan bumil ke posyandu tidak Desa tanah merah
M
sesuai cakupan wilayah kerja posyandu
17 Kurang efektifnya pelaksanaan 5 meja Desa tanah merah
M
di beberapa posyandu
18 Pendataan ibu hamil yang dinilai masih Desa Tanah Merah
rendah & kurangnya kesadaran bumil
ke posyandu serta warga yang tidak
M
berkunjung ke posyandu yang ada di
dusun masing-masing melainkan ke
posyandu dusun lain

Keterangan :
P : Perangkat desa/pemerintah
M : Masyarakat
D : Diri sendiri
9

3.2 Pemilihan Prioritas Masalah

Berdasarkan beberapa masalah yang kami temui di Desa Tanah Merah kami memilih

prioritas masalah dengan menggunakan metode penentuan skala prioritas program didasarkan

analisis KUWAT (Kesempatan, Uang, Waktu, Alat, dan Tenaga).3

Analisis KUWAT diantaranya :

1. Kesempatan : ada kesempatan untuk menyelesaikan problem yang ada pada

masyarakat
2. Uang : Lakukan program yang tidak membutuhkan banyak uang
3. Waktu : durasi waktu yang dibutuhkan tidak melebihi lama KKN
4. Alat : Buatlah kegiatan/program kerja yg tidak membutuhkan alat yang mahal
5. Tenaga : Program kerja yang dilakukan tidak membutuhkan tenaga ahli, dan lain-

lain.3
10

Tabel 2. Prioritas Pemilihan Permasalahan

No Permasalahan Alasan Pemilihan

1. Terdapat beberapa warga yang Pentingnya eradikasi penyakit kaki gajah di


menderita penyakit kaki gajah masyarakat agar tidak menular pada calon
penderita penyakit kaki gajah

2. Kurang efektifnya pelaksanaan 5 Pelaksaan posyandu yang kurang optimal


meja di beberapa posyandu
3 Masih dilaporkan kasus gizi Kurangnya kesadaran orang tua untuk anak
buruk pada balita dengan gizi buruk
4 Belum adanya pendataan ibu Masih banyak ibu hamil yang belum terdata di
hamil yang membuat kader posyandu dan juga tidak diketahui oleh
kesulitan untuk mengajak ibu bidan/kader
hamil untuk aktif memeriksa
kehamilan di posyandu
5 Banyaknya kader yang masih Pengukuran TB,BB, dan Lila yang salah akan
salah dalam melakukan menyebabkan interpretasi status gizi yang
pengukuran dan masih bingung salah.
dalam menentukan status gizi

3.3 Respon Masyarakat


Dalam pelaksanaan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang dimulai dari observasi

hingga pelaksanaan kegiatan, respon masyarakat sangat baik. Walaupun pada beberapa

kegiatan seperti refresing kader, masyarakat (kader) hanya beberapa orang saja yang datang

karena sedang sibuk bekerja dan jarak lokasi yang jauh. Namun pada kegiatan lain contohnya

pada kegiatan Bulan Eliminasi Kaki Gajah (Belkaga), masyarakat sangat antusias untuk

datang mengambil obat cacing yamg dibagikan pada kegiatan ini . Selain partisipasi dalam

kegiatan, respon masyarakat juga ditunjukkan melalui pergaulan setiap hari sebagai bukti

bahwa masyarakat menerima kehadiran mahasiswa KKN. Respon masyarakat tersebut

dirasakan dan dialami oleh mahasiswa KKN hingga mahasiswa KKN meninggalkan Desa

Tanah Merah.
11

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN UTAMA K1

(KELOMPOK)

KULIAH KERJA NYATA


(KKN) TEMATIK 2016

DESA TANAH MERAH

KECAMATAN KUPANG TENGAH

KABUPATEN KUPANG

2016
12

A. Rencana Program

Sejalan dengan hasil observasi di lapangan, dalam mengidentifikasi dan merangkum

berbagai masalah yang cukup signifikan, maka disusun program yang perlu dperhatikan

sebagai skala prioritas. Rencana program utama kelompok KKN di Desa Tanah Merah

Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang dirangkumkan pada tabel 3.

Tabel 3. Rencana Program Kelompok yang akan dilaksanakan

N Waktu
Nama Program Bahan Sumber Dana
o Pelaksanaan
1 Penyuluhan dan pembagian Karton, Mahasiswa: dan
obat filariasis (Belkaga) Leaflet, Puskesmas
Minggu Pertama
ATK, obat- Tarus
sampai Minggu
obatan (DEC
Kedua
+
Albendazol)
2 Optimalisasi Posyandu Alat dan Minggu Pertama -
bahan sampai Minggu
disediakan Ketiga
oleh
Posyandu
3 Pendataan dan Pemasangan Kain, Mahasiswa
Minggu Pertama
Bendera di rumah Ibu Spidol,
dan Kedua
hamil Bambu
4 Refreshing Kader Modul
Antropometr Mahasiswa dan
Minggu Kedua
i, ATK, In Puskesmas
Focus Tarus
5 Kunjungan rumah anak gizi Leaflet Mahasiswa
buruk dan edukasi bagi Minggu Kedua
orang tua
13

B. Pelaksanaan Program Utama K1 (kelompok)

Sesuai dengan rencana program mahasiswa KKN yang telah disepakati bersama oleh

staf desa dan masyarakat, mahasiswa KKN, serta dosen pembimbing lapangan, maka

program yang dilaksanakan sebagai berikut:

1. Penyuluhan dan Pembagian Obat Filariasis (41 jam 40 menit)

Setelah melakukan survey di Desa Tanah Merah, ternyata ditemukan ada masyarakat

yang terkena penyakit kaki gajah atau biasa disebut filariasis. Maka dari itu, kami

bekerjasama dengan Puskesmas Tarus memberikan penyuluhan mengenai filariasis serta

membantu bidan desa Tanah Merah untuk membagikan obat filariasis kepada masyarakat.
Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang cara

penularan dan pencegahan penyakit filariasis agar masyarakat tahu, sadar, dan mau

membantu mencegah penyakit filariasis agar tidak menular ke masyarakat lainnya yaitu

masyarakat mau datang untuk mengambil dan minum obat cacing yang disediakan. Bagi

mahasiswa kegiatan ini bermanfaat untuk mengingatkan kembali materi-materi filariasis yang

sudah didapatkan sebelumnya.


Kegiatan ini dilakukan dalam beberapa tahap yaitu :

a. Observasi masalah

Observasi masalah dilakukan dengan mengunjungi Kepala Dusun atau tokoh

masyarakat yang berpengaruh pada setiap dusun yang ada di Desa Tanah Merah.

b. Persiapan materi

Pada tahap ini, mahasiswa menyiapkan materi yang berkaitan dengan penyakit kaki

gajah atau filariasis. Materi yang disiapkan dalam bentuk sebuah karton yang berisi

sedikit penjelasan mengenai kaki gajah yang disertakan dengan beberapa gambar dan

mahasiswa menyiapkan beberapa lembar leaflet untuk dibagikan kepada masyarakat pada

saat penyuluhan.
14

c. Persiapan sebelum pelaksanaan kegiatan

Sebelum melakukan kegiatan, mahasiswa mengadakan briefing dengan bidan, kader

posyandu dan kepala sekolah SD GMIT Oebelo. Setelah dilakukan briefing mahasiswa

menyiapkan tempat penyuluhan.

d. Pelaksanaan

Kegiatan ini dilaksanakan di beberapa tempat yaitu 3 posyandu ( posyandu mawar,

posyandu asal selamat, dan posyandu kasih ibu), 1 sekolah dasar (SD GMIT Oebelo), dan

3 dusun (resettlement, dusun 3, dan dusun 2 kamp 40) dalam beberapa hari.
Dalam pelaksanaannya, warga dikumpulkan di posyandu dan di salah satu rumah

warga lalu mahasiswa memberikan penyuluhan mengenai kaki gajah dan pembagian

leaflet, registrasi per KK, pemeriksaan tekanan darah, pembagian obat dan edukasi cara

penggunaan obat. Sementara kegiatan yang berlangsung di sekolah dasar, murid-murid

dikumpulkan dan dibagi per kelas untuk memberikan penyuluhan dan pembagian obat.

Setelah penyuluhan mahasiswa juga memberikan kesempatan untuk bertanya dan

berdiskusi.

e. Penempelan karton materi penyuluhan

Penempelan karton materi penyuluhan dilakukan di posyandu di dusun 1 yaitu

posyandu mawar. Penempelan karton ini dilakukan setelah kegiatan berakhir.

f. Evaluasi

Setelah melaksanakan kegiatan penyuluhan dan pembagian obat filariasis, mahasiswa

melakukan evaluasi dari kegiatan tersebut. Dalam evaluasi tersebut, mahasiswa

membahas mengenai keberhasilan dan masalah yang terjadi selama kegiatan. Hambatan

yang ditemui yaitu pada pelaksanaan Belkaga di salah satu dusun, mahasiswa menunggu

masyarakat untuk datang cukup lama karena pada waktu tersebut masih banyak

masyarakat desa yang sedang bekerja. Disamping hambatan tersebut, kelompok kami
15

merasa cukup puas dengan hasil kegiatan yang sudahterlaksana dengan baik berkat

dukungan dari pemerintah, tokoh masyarakat Desa Tanah Merah, serta seluruh

masyarakat yang kooperatif pada saat kegiatan Belkaga berlangsung.

Dokumentasi
Melakukan observasi masalah dengan mewawancarai masyarakat Desa Tanah Merah

Melakukan persiapan materi penyuluhan


16

Melakukan Penyuluhan tentang Filariasis di

SD GMIT Oebelo dan Posyandu

Melakukan pencatatan nama per KK dan siswa/i, pengukuran tekanan darah dan membagikan

obat filariasis

2. Optimalisasi Kegiatan Posyandu (17 jam 10 menit)

Berdasarkan observasi yang dilakukan, didapatkan beberapa masalah kesehatan. Salah

satu dari masalah tersebut adalah belum optimalnya kegiatan posyandu dikarenakan
17

kurangnya tenaga sukarelawan atau kader. ProgramOptimalisasi Kegiatan Posyandu ini

bertujuan untuk mengoptimalisasi kegiatan posyandu dengan dilakukannya pendampingan

langsung oleh kami pada kegiatan posyandu agar kami dapat melihat dan mengoreksi selama

kegiatan berlangsung.
Kegiatan ini dilakukan di 3 posyandu yaitu posyandu dusun 5 Mama Susu Oenpada

tanggal 1 Desember 2016, posyandu dusun 4 Sedang Mekar pada tanggal 5 Desember 2016

dan posyandu dusun 3 Kasih Ibu pada tanggal 6 Desember 2016 .


Kesulitan pada pendampingan kegiatan posyandu adalah sulitnya mengajak anak kecil untuk

melakukan pengukuran status gizi(antropometri) dikarenakan anak kecil takut untuk

melakukan pengukuran sehingga terdapat beberapa anak yang tidak diukur tinggi badan,

berat badan dan LILA.


18

Dokumentasi

Membantu melakukan pengukuran berat badan dan tinggi badan di Posyandu Dusun 5

Mama Susu Oen

Membantu melakukan pengukuran berat badan dan Lila di Posyandu Dusun 4 Sedang

Mekar

Membantu melakukan pengukuran tinggi badan balita di Posyandu Dusun 3 Kasih Ibu

3. Pendataan dan Pemasangan Bendera Sementara di Rumah Ibu Hamil (20 jam 5
menit)
19

Salah satu permasalahan yang kami temukan di Desa Tanah Merah adalah rendahnya
kunjungan Ibu hamil ke Posyandu. Hal tersebut diakibatkan banyak ibu hamil yang tidak
terdata di Posyandu dan beberapa ibu hamil yang menyembunyikan kehamilannya karena
merupakan kehamilan yang tidak diinginkan.
Pemeriksaan kehamilan adalah serangkaian pemeriksaan yang dilakukan secara
berkala dari awal kehamilan hingga proses persalinan untuk memonitor kesehatan ibu dan
janin agar tercapai kehamilan yang optimal. WHO menyarankan agar melakukan
pemeriksaan kehamilan setiap 4 minggu sekali dari saat pemeriksaan kehamilan pertama kali
hingga usia kehamilan 28 minggu, setiap 2 minggu sekali dari usia kehamilan 28-36 minggu
dan setiap satu minggu sekali dari usia kehamilan 36 minggu hingga waktunya melahirkan.
Pentingnya pemeriksaan kehamilan yang paling utama adalah untuk mengetahui apakah ada
sesuatu yang salah dengan perkembangan janin, deteksi dini akan menjadi salah satu
pencegahan yang patut dilakukan oleh seorang ibu agar ia mendapatkan informasi yang tepat
dan akurat. Pentingnya pemeriksaan kehamilan juga berkaitan dengan kesehatan sang ibu.4
Dengan mengetahui kondisi kesehatan, sang ibu pun dapat mempersiapkan diri, baik
mental dan fisik untuk menyambut kelahiran buah hati. Keterlambatan akan deteksi dini
tentang perkembangan janin dalam kandungan dapat berakibat buruk dan merembet pada
masalah komplikasi berbagai masalah penyakit. Pemeriksaan kehamilan dapat dilakukan di
Posyandu setiap bulannya, selain melakukan pemeriksaan kehamilan Ibu hamil yang datang
ke Posyandu akan diberikan imunisasi TT sesuai usia kehamilannya.4
Pendataan dan pemasangan bendera sementara di rumah Ibu hamil bertujuan untuk
memudahkan kader mengingatkan Ibu hamil ke Posyandu. Program ini diharapkan dapat
membantu bidan desa atau kader posyandu Desa Tanah Merah mendata ibu hamil yang
selama ini tidak pergi ke Posyandu, baik karena tidak terdata maupun karena alasan
menyembunyikan kehamilan. Pemasangan bendera dimaksudkan sebagai penanda untuk
setiap rumah di dalamnya terdapat ibu hamil. Bendera yang dipasangkan merupakan bendera
yang bersifat sementara, selanjutnya akan digantikan dengan bendera dari posyandu yang
warnanya telah ditetapkan sesuai hasil pemeriksaan kehamilan.

a. Tahap Persiapan

Mahasiswa KKN menjelaskan program Pendataan dan Pemasangan Bendera


Sementara di Ruma Ibu Hamil kepada Kepala Desa dan bidan, kemudian meminta
20

izin untuk melakukan program kami. Selanjutnya kami menyiapkan kain sebagai
bahan membuat bendera yang akan di pasang di Rumah Ibu hamil.

b. Tahap Pelaksanaan

Pendataan ibu hamil dan pemasangan bendera di rumah ibu hamil di Dusun 1
dilaksanakan pada tanggal 4 Desember 2016, pelaksanaan di Dusun 4 dilaksanakan
pada tanggal 8 Desember 2016, pelaksanaan di Dusun 2 pada tanggal 13 Desember
2016 dan di Dusun Resettlement pada tanggal 14 Desember 2016. Adapun kegiatan
yang kami lakukan adalah kami bertemu kader untuk menjelaskan batas wilayah kerja
masing-masing Posyandu kemudian mencari ibu hamil dari rumah ke rumah,
melakukan pendataan nama ibu hamil dan usia kehamilan, kemudian memasang
bendera di depan rumah ibu hamil. Hasil pendataan dilaporkan ke kader Posyandu dan
kepada bidan.

c. Evaluasi

Kegiatan yang kami lakukan kurang maksimal dikarenakan keterbatasan


waktu dan padatnya kegiatan Bulan Eliminasi Kaki Gajah (Belkaga). Beberapa rumah
ibu hamil juga kosong dikarenakan sedang berkunjung ke keluarga dan lain-lain,
sehingga kami hanya memasang bendera dan tidak bertemu dengan ibu hamil. Jarak
yang jauh juga menjadi salah satu hambatan. Dari kegiatan yang telah kami
laksanakan didapatkan ibu hamil baru dan ibu hamil yang belum pernah melakukan
kunjungan ke Posyandu sehingga segera kami laporkan ke kader agar Posyandu
selanjutnya ibu tersebut dapat diingatkan untuk melakukan pemeriksan kehamilan.
Dokumentasi:
21

Persiapan

Pemasangan bendera di Dusun 1


22

Pemasangan Bendera di Dusun 2

Pemasangan bendera di dusun 4


23

Pemasangan Bendera di Dusun Resettlement

4. Refreshing Kader Posyandu (30 jam)


Setelah survey yang dilakukan pada beberapa kader selama 2 (dua) hari di Desa Tanah
Merah, diketahui bahwa terdapat beberapa permasalahan yaitu pelaksanaan prosedur
pelayanan sistem 5 (lima) meja di setiap pos pelayanan terpadu (posyandu) belum berjalan
dengan baik secara merata. Serta masih terdapat perbedaan pemahaman masing-masing kader
tentang teknik pengukuran atau antropometri. Bagian edukasi pada sistem 5 meja juga belum
dimanfaatkan dengan baik, padahal bagian ini memiliki peranan penting sebagai media
edukasi kepada setiap ibu hamil dan ibu menyusui, salah satunya tentang pengetahuan gizi
sebelum, selama, dan sesudah melahirkan.
Dari permasalahan yang ada, kami melaksanakan kegiatan Refreshing Kader
Posyandu dengan tujuan :
a. Menyamakan pemahaman para kader posyandu di Desa Tanah Merah tentang
pentingnya posyandu serta urutan pelaksanaan sistem 5 meja yang benar.
b. Menyamakan pemahaman para kader posyandu di Desa Tanah Merah tentang cara
menentukan status gizi yang benar.
24

c. Menyamakan pemahaman para kader posyandu di Desa Tanah Merah tentang teknik
pengukuran atau antropometri dengan baik dan benar.
d. Menambah pengetahuan para kader posyandu di Desa Tanah Merah tentang gizi ibu
hamil dan menyusui.

Kegiatan ini dilakukan dalam beberapa tahapan yaitu :


a. Perizinan
Permohonan izin secara lisan kepada Kepala Desa Tanah Merah, Kepala
Puskesmas Tarus, Kepala Dusun dan RT setempat.
b. Persiapan
Mahasiswa menyiapkan materi tentang pentingya posyandu, cara menentukan
status gizi yang benar, teknik pengukuran atau antropometri yang baik dan benar,
serta tentang gizi ibu hamil dan menyusui.
Mahasiswa mempersiapkan keperluan ATK dan konsumsi
Mahasiswa menyiapkan ruangan serta media presentasi
c. Pelaksanaan
Kegiatan dilaksanakan pada hari Rabu, 7 Desember 2016 di aula serbaguna
yang berlokasi di Dusun 1 Desa Tanah Merah. Kegiatan ini bekerja sama dan
berlangsung dibawah pengawasan Puskesmas Tarus, dan selama kegiatan berlangsung
ada petugas puskesmas yang datang untuk memantau pelaksanaan.
Dalam pelaksanaan kegiatan, materi diberikan dalam bentuk presentasi oral
dan terdapat sesi bagi kader posyandu untuk berlatih menghitung dan menentukan
status gizi pada kasus yang diberikan. Setelah itu peserta di berikan games dalam
bentuk kasus lagi utuk memastikan bahwa peserta telah mengerti dan memahami
materi yang disampaikan. Peserta yang berhasil menjawab dengan benar diberikan
hadiah. Rata-rata seluruh peserta sudah mengerti dan memahami dengan baik karena
dapat menjawab dengan benar.
Kegiatan secara keseluruhan berlangsung dengan baik dan lancar dari awal
hingga akhir.
d. Evaluasi
Setelah kegiatan berakhir mahasiswa melakukan evaluasi di tempat bersama
petugas puskesmas. Dalam evaluasi mahasiswa membahas tentang hambatan dan
keberhasilan pelaksanaan kegiatan. Hambatan yang ditemukan yaitu dalam
penyebaran informasi mengenai adanya kegiatan refreshing kader. Meskipun telah
disampaikan informasi tersebut pada ketua kader yang mewakili setiap posyandu,
25

namun informasi belum tersampaikan dengan baik kepada setiap anggota kader,
sehingga peserta yang datang tidak sesuai dengan jumlah yang diharapkan. Di
samping itu, waktu untuk menunggu peserta datang sangat lama dari waktu yang telah
ditetapkan. Namun hal tersebut tidak menjadi hambatan bagi mahasiswa dalam
pelaksanaan kegiatan, karena meskipun peserta yang datang tidak begitu banyak,
peserta yang hadir sangat antusias selama kegiatan berlangsung. Dan juga dukungan
dari tokoh masyarakat serta instansi yang terkait sangat berperan penting dalam
pelaksanaan kegiatan.
Keberhasilan yang dicapai yaitu kegiatan sudah terlaksana dengan baik dan
peserta dapat memahami materi yang disampaikan. Sehingga harapannya setelah
kegiatan berakhir, kader-kader bisa menerapkan ilmu yang telah didapat pada saat
pelaksanaan posyandu tidak terjadi kesalahan pengukuran maupun penghitungan.

Dokumentasi

Persiapan Tempat

Presentasi Materi
26

Presentasi Materi

5. Kunjungan Rumah dan Edukasi kepada Orang Tua Balita Gizi Buruk (9 jam 10

menit)

Permasalahan yang kami dapatkan di Desa Tanah Merah salah satunya adalah gizi
buruk. Terdapat beberapa balita yang mengalami gizi buruk di Desa Tanah Merah. Gizi
buruk adalah masalah kesehatan yang banyak terjadi di NTT. Balita dikatakan gizi buruk
apabila berada pada -3SD (WHO). Balita yang mengalami gizi buruk lebih mudah terserang
penyakit dan menghambat pertumbahan dan perkembangan balita.5
Sudah ada kerja sama mengenai permasalahan gizi buruk antara Desa Tanah Merah dan
ACF Internasional (Action Against Hunger) untuk mengatasi gizi buruk dengan pemberian
formula tambahan, namun banyak sekali kasus drop out dikarenakan menurut orang tua balita
anaknya muntah saat mengkonsumsi formula gizi tersebut, dan berbagai alasan lain. Oleh
karena itu kami membuat kunjungan rumah dan memberikan edukasi kepada orang tua balita
gizi buruk, agar orang tua balita gizi buruk termotivasi untuk terus memberikan formula yang
diberikan ACF sehingga dapat berdampak baik kepada pertumbunhan dan perkembangan
sang anak.
a. Tahap Persiapan

Mendiskusikan rencana kegiatan bersama ACF (Action Contre La Faim) dan


bidan. Membeli barang-barang untuk bingkisan yang akan diserahkan kepada orang
tua sebagai bentuk kepedulian kami. Kemudian kami menyusun bingkisan yang akan
diserahkan kepada balita gizi buruk.
27

b. Tahap Pelaksanaan

Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 16 Desember 2016. Adapun kegiatan


yang dilaksanakan adalah bersama-sama dengan bidan mendatangi rumah balita gizi
buruk. Kemudian melakukan pengukuran BB dan TB untuk melihat perkembangan
balita tersebut. Kami bersama bidan memberikan edukasi kepada orang tua balita
untuk tetap rajin memberikan formula yang diberikan ACF, kemudian memberikan
bingkisan kepada orang tua balita.
c. Evaluasi

Balita yang terdata di ACF hanya 1 orang dikarenakan banyaknya kasus DO,
namun balita yang DO tetap dipantau pertumbuhannya. Pada kegiatan ini kami tidak
melakukan kunjungan kepada balita yang DO dikarenakan jarak rumah yang jauh
antara satu balita ke balita lain, namun kami melihat perkembangan balita tersebut
dari hasil Posyandu rutin dapat dilihat perbaikan status gizi.
Dokumentasi:

Persiapan Bingkisan
28

Penimbangan BB balita

Edukasi kepada Orang Tua


29

Penyerahan Bingkisan

Foto Bersama
30

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PROGRAM K2 & NON PROGRAM K3


(INDIVIDU)

KULIAH KERJA NYATA


(KKN) TEMATIK 2016

DESA TANAH MERAH


KECAMATAN KUPANG TENGAN
KABUPATEN KUPANG
31

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN


(PROGRAM INDIVIDU)
KULIAH KERJA NYATA TEMATIK
PEMBELAJARAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
2016

Desa : Tanah Merah


Kecamatan : Kupang Tengah
Kabupaten : Kupang
Provinsi : Nusa Tenggara
Timur

Disusun Oleh :

Nama : Audini Berbasari


NIM : 1308012021
Jurusan : Pendidikan Dokter
Fakultas : Kedokteran

BIDANG PENGELOLA KKN


LEMBAGA PENGABDIAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
1. Program Pengukuran Tekanan Darah Ibu Hamil (10 jam 35 menit)

Pemeriksaan tekanan darah sangat penting untuk mengetahui standar normal, tinggi,
atau rendah. Deteksi tekanan darah yang cenderung naik diwaspadai adanya gejala ke arah
hipertensi dan preeclampsia. Apabila turun di bawah normal maka dipikirkan ke arah anemia.
32

Tekanan darah normal berkisar systole/diastole : 110/80 sampai 120/80 mmHg. Kenaikan
tekanan darah dan tekanan diastole yang mencapai > 140/90 mmHg atau mengalami kenaikan
15 mmHg dalam 2 kali pengukuran dengan jarak 1 jam. Ibu hamil dikatakan dalam keadaan
preeklampsia mempunyai 2 dari 3 preeklampsia. Apabila preeklampsia tidak dapat diatasi,
maka akan berlanjut menjadi eklampsi. Dimana eklampsi merupakan salah satu faktor utama
penyebab tejadinya kematian ibu hamil.(6)
Berdasarkan hal tersebut, mahasiswa melakukan kegiatan pengukuran tekanan darah
ibu hamil dengan tujuan mengetahui gambaran tekanan darah ibu hamil di Desa Tanah Merah
yang apabila pada saat pelaksanaan terdapat ibu hamil dengan tekanan darah yang tidak
normal dapat diberikan edukasi dan penanganan secara dini agar tidak terjadi bahaya
kehamilan dan supaya tetap dalam kondisi normal.
Program ini dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu:
a. Perkenalan dan Perijinan
Pada tahap ini mahasiswa bertemu dengan bidan desa dan kader posyandu untuk
memperkenalkan diri, membahas kegiatan yang ingin dilaksanakan dan meminta ijin
untuk melakukan kegiatan tersebut.
b. Persiapan Alat
Pada tahap ini mahasiswa mempersiapkan peralatan yang akan digunakan dalam
kegiatan, yaitu tensi meter dan stetoskop yang dibawa sendiri oleh mahasiswa.
c. Pelaksanaan
Kegiatan ini dilakukan di beberapa posyandu dan rumah ibu hamil yang tidak sempat
melakukan kunjungan ke posyandu.
Tanggal 2 Desember 2016 di Posyandu Mama Susu Oen
Tanggal 4 Desember 2016 di rumah ibu hamil dusun 1, 2, dan 4
Tanggal 5 Desember 2016 di Posyandu Sedang Mekar
Tanggal 6 Desember 2016 di Posyandu Kasih Ibu
Tanggal 15 Desember 2016 di Posyandu Asal Selamat

Pada setiap kegiatan di Posyandu diawali dengan perkenalan dan briefing dengan
petugas bidan desa, kader posyandu, dan ibu-ibu yang berkunjung ke posyandu. Selanjutnya
khusus untuk ibu hamil diarahkan pada meja pemeriksaan tekanan darah secara bergantian.
Setiap selesai pengukuran tekanan darah ibu hamil diberikan edukasi mengenai tekanan yang
33

normal untuk ibu hamil dan bahaya-bahaya yang terjadi apabila tekanan darah rendah atau
tinggi pada kehamilan.
Setelah semua kegiatan selesai, didapatkan data yaitu ibu hamil dengan tekanan darah
normal berjumlah 8 orang, dengan tekanan darah rendah berjumlah 14 orang. Sementara itu
tidak didapatkan ibu hamil dengan tekanan darah tinggi. Data mentah tersebut menunjukkan
masih banyak ibu hamil dengan tekanan darah rendah.

Tujuan pelaksanaan :
a. Bagi Ibu Hamil
Mengetahui tekanan darah masing-masing untuk deteksi dini adanya resiko dalam
kehamilan.
Dapat memperbaiki pola hidup dengan baik agar tekanan darah dapat berada dalam
batas normal.
Menambah pengetahuan ibu hamil tentang pengaruh tekanan darah dalam
kehamilan.
b. Bagi Mahasiswa
Menerapkan dan membagikan ilmu yang didapat selama perkuliahan kepada
masyarakat khusunya pada ibu-ibu hamil di Desa Tanah Merah.
Membantu petugas kesehatan untuk melakukan pengukuran tekanan darah ibu
hamil.
Dokumentasi

Pengukuran Tekanan Ibu hamil di Pengukuran Tekanan Ibu hamil di


Posyandu Dusun 3 Kasih Ibu Posyandu Dusun 5 Asal Selamat
34

Perjalanan menuju rumah ibu hamil Pengukuran Tekanan Ibu hamil di rumah

Pengukuran Tekanan Ibu hamil di Posyandu Pengukuran Tekanan Ibu hamil di rumah
Dusun resttlement Sedang Mekar

2. Program Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut (21 jam 22 menit)

Menjaga kesehatan gigi dan mulut sangatlah penting. Karena jika tidak berbagai
masalah kesehatan seputar gigi dan mulut dapat muncul kapan saja. Misalnya sakit gigi,
masalah gigi berlubang, gusi bengkak dan sebagainya. Oral hygiene (kebersihan mulut)
adalah upaya melaksanakan kebersihan rongga mulut, lidah dari semua kotoran/sisa
makanan. Kebersihan gigi dan mulut yang buruk tidak hanya menyebabkan bau mulut,
kerusakan gigi dan radang gusi, tetapi juga meningkatkan risiko penyakit jantung dan
masalah kesehatan lainnya.(7)
Menjaga kesehatan gigi dan mulut sejak dini penting untuk anak. Karena kesehatan
gigi pada anak merupakan faktor penting dalam pertumbuhannya dan perkembangan anak itu
sendiri. Merawat kesehatan gigi dan mulut merupakan hal yang mudah, namun dapat menjadi
masalah apabila anak tidak tahu bagaimana cara merawat kesehatan gigi dengan benar.
35

Oleh karena itu mahasiswa melakukan program penyuluhan kesehatan gigi dan mulut
pada kalangan anak-anak di Desa Tanah Merah untuk menanamkan sejak dini rasa peduli
terhadap kesehatan gigi dan mulut. Mahasiswa juga mengajarkan cara meyikat gigi yang baik
dan benar sejak dini agar menjadi kebiasaan hingga dewasa.
Program ini dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu :
a. Perkenalan dan Perijinan
Pada tahap ini mahasiswa bertemu dengan kepala sekolah dan orang yang
bertanggung jawab pada tempat dilakukannya kegiatan, kemudian membahas
rangkaian yang ingin dilaksanakan dan meminta ijin untuk melakukan kegiatan
tersebut.

b. Persiapan
Pada tahap ini mahasiswa mempersiapkan materi kesehatan gigi dan mulut pada hari
sebelum dilaksanakan kegiatan. Materi dibuat dalam bentuk presentasi dan video agar
lebih menarik dan mudah dimengerti oleh anak-anak.

c. Pelaksanaan
Kegiatan ini dilaksanakan di beberapa tempat, yaitu :
Tanggal 9 Desember 2016 di PAUD Takola Indah
Tanggal 11 Desember 2016 di sekolah minggu Gereja GMIT Emaus Oebelo
Tanggal 12 Desember 2016 di Aula Serbaguna Dusun 1
Tanggal 13 Desember 2016 di SD GMIT Oebelo

Pada setiap kegiatan penyuluhan diawali dengan perkenalan dan briefing dengan kepala
sekolah atau orang yang bertanggung jawab, dan anak-anak peserta penyuluhan. Selanjutnya
dimulai penyuluhan dengan media laptop yang disambungkan dengan proyektor. Mahasiswa
menggunakan bahasa yang akrab dan mudah dimengerti oleh anak-anak. Kemudian
diperlihatkan gambar-gambar akibat tidak rajin menyikat gigi, makanan yang dapat
menyebabkan sakit gigi, gambar anak yang rajin sikat gigi memiliki gigi yang bagus, serta
diputarkan video tentang cara menyikat gigi dengan baik dan benar.
Setelah pemberian materi dan video selesai, mahasiswa memberikan pertanyaan seputar
materi yang diberikan untuk mengingatkan kembali dan memastikan bahwa semua anak
mengerti dengan baik. Lalu meminta kesediaan sukarela dari anak untuk maju ke depan kelas
36

mempraktikkan cara menyikat gigi yang benar. Hasil yang didapatkan anak-anak melakukan
praktik di depan kelas dengan benar, hal ini menunjukkan bahwa materi dapat diterima dan
dipahami dengan baik.

Tujuan Pelaksanaan :
a. Bagi Anak-Anak
Mengetahui bahaya kesehatan akibat tidak rajin merawat kesehatan gigi dan mulut.
Mengetahui manfaat dari perilaku yang rajin dalam merawat kesehatan gigi dan mulut.
Dapat mempraktikkan cara menyikat gigi yang baik dan benar.
Dapat mengubah kebiasaan agar selalu merawat kesehatan gigi dan mulut.
Meningkatkan derajat kesehatan pada anak-anak di Desa Tanah Merah.

b. Bagi Mahasiswa
Menerapkan dan membagikan ilmu yang didapat selama perkuliahan kepada
masyarakat khusunya pada kalangan anak-anak di Desa Tanah Merah.
Dokumentasi

Penyuluhan Kesehatan Gigi & Mulut di PAUD Takola Indah


37

Penyuluhan Kesehatan Gigi & Mulut di SD GMIT Oebelo

Penyuluhan Kesehatan Gigi & Mulut di Penyuluhan Kesehatan Gigi & Mulut di Aula
Sekolah Minggu GMIT Emaus Oebelo Serbaguna Dusun 1

3. Program Penyuluhan Penyakit Kulit dan Kelamin (IMS-HIV/AIDS) (24 jam 40


menit)

Masa remaja usia 10-24 tahun merupakan masa transisi yang unik dan khusus yang
ditandai dengan barbagai perubahan fisik, emosi, dan psikis. Dan masa remaja ini di sebut
pubertas atau peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa dengan pematangan organ-
organ sex atau reproduksi. Perubahan fisik yang terjadi pada masa remaja begitu cepatnya
dibandingkan dengan perubahan emosi dan psikis.
Seiring dengan berbagai perubahan yang dialami remaja, remaja cenderung ingin
mencari jati diri lewat mencoba segala sesuatu yang belum pernah dilakukannya atau lebih
dikatakan tidak mau ketinggalan jaman. Pengetahuan tentang perilaku seksual pada orang
dewasa pun juga harus diperhatikan dengan baik supaya tidak terjadi masalah kesehatan yang
38

tidak diinginkan. Karena hubungan seksual seharusnya dilakukan hanya pada saat seseorang
sudah menikah dan setia pada pasangannya. Namun pada kenyataannya banyak sekali
penyimpangan perilaku seksual yang terjadi di sekitar kita.
Hal ini sangat memprihatinkan karena banyak sekali kasus HIV/AIDS yang terjadi.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi NTT,
tahun 2014 terdapat 3.041 orang yang mengidap HIV/AIDS. Jumlah pengidap HIV/AIDS
terbanyak yakni Kota Kupang (650 orang), Kabupaten Belu (471), Sikka (356), Flores Timur
(220) dan Kabupaten Timor Tengah Selatan (165 orang).(8)
Berdasarkan latar belakang tersebut, mahasiswa memilih melakukan kegiatan
penyuluhan penyakit kulit dan kelamin (IMS-HIV/AIDS) di kalangan masyarakat remaja dan
dewasa Desa Tanah Merah. Dengan harapan program ini dapat menjadi suatu media bagi
masyarakat untuk menambah pengetahuan mengenai dampak dan bahaya dari perilaku
seksual yang menyimpang, dan cara pencegahannya. Serta memberikan persepsi yang benar
terhadap masyarakat tentang penyakit IMS dan HIV/AIDS. Sehingga dampak jangka panjang
yang akan diperoleh adalah penurunan angka kejadian penyakit menular seksual dan
peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
Program ini dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu :
a. Perkenalan dan Perijinan
Pada tahap ini mahasiswa bertemu dengan kepala sekolah dan orang yang bertanggung
jawab pada tempat dilakukannya kegiatan, kemudian membahas rangkaian yang ingin
dilaksanakan dan meminta ijin untuk melakukan kegiatan tersebut.
b. Persiapan
Pada tahap ini mahasiswa mempersiapkan materi IMS-HIV/AIDS pada hari sebelum
dilaksanakan kegiatan. Materi dibuat dalam bentuk presentasi dan video agar lebih
menarik dan mudah dimengerti.
c. Pelaksanaan
Kegiatan ini dilaksanakan di beberapa tempat, yaitu :
Tanggal 10 Desember 2016 di SMP Negeri 1 Kupang Tengah
Tanggal 12 Desember 2016 di Gereja GMIT Siloam
Tanggal 14 Desember 2016 di SMA Negeri 1 Kupang Tengah
Pada setiap kegiatan penyuluhan diawali dengan perkenalan dan briefing dengan kepala
sekolah atau orang yang bertanggung jawab, dan anak-anak peserta penyuluhan. Selanjutnya
dimulai penyuluhan dengan media laptop yang disambungkan dengan proyektor. Mahasiswa
39

menggunakan bahasa yang akrab dan mudah dimengerti. Kemudian diperlihatkan gambar-
gambar penyakit-penyakit menular seksual dan gejala-gejala HIV/AIDS serta diputarkan
video tentang cara penularan HIV/AIDS. Saat diperlihatkan beberapa gambar serta video,
kesan dari peserta yaitu mereka baru mengetahui gambaran gejala serta gambaran penderita
HIV/AIDS dan nama-nama penyakit menular seksual.
Setelah pemberian materi dan video selesai, mahasiswa memberikan pertanyaan seputar
materi yang diberikan untuk mengingatkan kembali dan memastikan bahwa semua peserta
mengerti dengan baik. Hasil yang didapatkan peserta dapat menjawab semua pertanyaan
dengan benar. hal ini menunjukkan bahwa materi dapat diterima dan dipahami dengan baik.

Tujuan Pelaksanaan :
a. Bagi Peserta
Mengetahui bahaya IMS dan HIV/AIDS.
Mengetahui cara mencegah IMS dan HIV/AIDS.
Dapat mengubah perilaku seksual yang menyimpang menjadi perilaku seksual yang
aman.
Meningkatkan derajat kesehatan di Desa Tanah Merah.
b. Bagi Mahasiswa
Menerapkan dan membagikan ilmu yang didapat selama perkuliahan kepada
masyarakat khusunya pada kalangan remaja dan dewasa di Desa Tanah Merah.
40

Dokumentasi

Penyuluhan IMS-HIV/AIDS di SMPN 1 Kupang Tengah

Penyuluhan IMS-HIV/AIDS di GMIT Siloam Oebelo Kecil

Penyuluhan IMS-HIV/AIDS di SMAN 1 Kupang Tengah


41

Kegiatan Non Program (K3)

Deskripsi
Tanggal Nama Kegiatan
Pelaksanaan
Berpartisipasi dalam

kegiatan Bulan

Imunisasi Anak
Mengikuti Kegiatan
Sekolah di SD GMIT
Bulan Imunisasi Anak
02 Desember 2016 Oebelo bersama Bidan
Sekolah (BIAS) di SD
desa dengan
GMIT OEBELO
membantu mendaftar

anak-anak yang akan

diimuniasi.
Bersama Kepala Desa

melihat dan
Membantu
mendokumentasikan
mendokumentasikan
09 Desember 2016 rumah-rumah warga
rumah yang terkena
yang terkena dampak
bencana
dari bencana yang

terjadi.
10 Desember 2016 Membantu Bersama Kepala Desa

membagikan bantuan membagikan bantuan

kepada korban kepada 5 warga (KK)

bencana yang merupakan

korban bencana.

Bantuan yang

diberikan berupa
42

tikar, terpal dan

selimut yang berasal

dari BPBD Kabupaten

Kupang.

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN


(PROGRAM INDIVIDU)
KULIAH KERJA NYATA TEMATIK
PEMBELAJARAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
2016

Desa : Tanah Merah


Kecamatan : Kupang Tengah
Kabupaten : Kupang
Provinsi : Nusa Tenggara
Timur

Disusun Oleh :

Nama : Claudya S. V.
NIM Sudarmadji
Jurusan : 1308012032
Fakultas : Pendidikan Dokter
: Kedokteran
43

BIDANG PENGELOLA KKN


LEMBAGA PENGABDIAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
1. Penyuluhan mengenai Pentingnya ke Posyandu

Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat

(UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam

penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan

memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar,

utamanya untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi. Posyandu secara

khusus ditujukan bagi ibu hamil, ibu menyusui, bayi dan balita, serta pasangan usia subur.

Pelayanan dasar yang didapatkan di posyandu antara lain: KIA, KB, imunisasi, gizi, dan

pencegahan dan penanggulangan diare.

Posyandu sesungguhnya mempunyai banyak manfaat. Namun, karena kurangnya

informasi ke masyarakat atau orang tua, pasangan usia subur, ibu hamil dan ibu menyusui

mengenai pentingnya pergi ke posyandu, maka kesadaran diri untuk datang memeriksakan

diri atau untuk memeriksa tumbuh kembang anak jadi berkurang.(9)

Oleh karena itu, mahasiwa melakukan kegiatan penyuluhan mengenai Pentingya ke

Posyandu agar diharapkan mampu membangun minat masyarakat, orang tua, pasangan usia

subur, ibu hamil maupun ibu menyusui untuk datang ke posyandu untuk memeriksakan

kehamilan,memeriksakan tumbuh kembang anak atau sekedar mendapatkan informasi

kesehatan lainnya. Jumlah waktu dalam melakukan kegiatan ini adalah 9 jam 20 menit dan

dilakukan dalam beberapa tahap,yaitu:

a. Perkenalan dan Perijinan


44

Pada tahap ini mahasiswa bertemu dengan bidan yang bertugas di Desa Tanah Merah

untuk memperkenalkan diri, membahas kegiatan yang ingin dilaksanakan dan meminta

izin untuk melakukan kegiatan tersebut.

b. Persiapan Materi
Pada tahap ini mahasiswa menyiapkan materi yang akan diberikan pada kegiatan yang

dilakukan, berupa karton yang berisi penjelasan mengenai mengapa apa pentingnya kita

ke posyandu.
c. Pelaksanaan
Kegiatan ini dilakukan di 3 posyandu yaitu:
Tanggal 6 Desember 2016 di Posyandu Dusun 3 Kasih Ibu
Tanggal 10 Desember 2016 di Posyandu Dusun 2 Tekad Maju
Tanggal 15 Desember 2016 di posyandu Dusun 5 Asal Selamat

Untuk kegiatan yang dilakukan di posyandu diawali dengan kegiatan perkenalan dan

briefing dengan petugas kesehatan, para kader dan ibu-ibu di posyandu. Selanjutnya

dilakukan penyuluhan menggunakan karton yang berisi manfaat dan apa saja yang

didapatkan jika pergi ke posyandu. Penyuluhan diakhiri dengan tanya jawab dengan ibu-

ibu yang datang ke posyandu.


Selama pelaksanaan program ini mahasiswa mengalami hambatan yakni kurangnya

konsentrasi dari beberapa ibu-ibu karena mengurus anak yang dibawa. Namun, antusias dan

respon yang baik membuat kegiatan ini berlangsung dengan baik dan lancar.
Tujuan pelaksanaan program ini adalah:

a. Bagi peserta kegiatan (Ibu-Ibu di Posyandu )

Mengetahui mengapa penting sekali untuk pergi ke posyandu sehingga para orang tua

atau ibu-ibu lebih rajin memeriksakan kehamilan dan membawa anak-anaknya pergi ke

posyandu untuk di periksa tumbuh kembang anak.

b. Bagi Mahasiwa

Untuk membagikan dan lebih mengetahui manfaat atau pentingnya ke posyandu.


45

Dokumentasi

Melakukan persiapan materi penyuluhan

Melakukan penyuluhan di Posyandu

2. Penyuluhan mengenai Cuci Tangan Pakai Sabun kepada Anak-anak


Sehat adalah hak setiap individu agar dapat melakukan segala aktivitas hidup sehari-hari.

Untuk bisa hidup sehat, kita harus mempunyai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

Salah satu indicator PHBS adalah dengan Cuci Tangan Pakai Sabun.
Cuci Tangan Pakai Sabun merupakan salah satu tindakan yang mudah dan murah untuk

mencegah penyebaran penyakit. Di kalangan anak-anak, cuci tangan pakai sabun merupakan

kegiatan yang masih jarang dilakukan dengan alas an bahwa anak-anak lupa untuk cuci

tangan atau anak-anak belum mengetahui cara cuci tangan yang benar.(10)
Karena Cuci Tangan Pakai Sabun ini penting, maka mahasiwa melakukan kegiatan

penyuluhan Cuci Tangan Pakai Sabun di sekolah dan juga di sekolah minggu agar anak-anak

mau melakukan cuci tangan pakai sabun dan anak-anak tahu cara yang benar untuk cuci

tangan. Jumlah waktu dalam melakukan kegiatan ini adalah 19 jam 37 menit. Kegiatan ini

dilakukan dalam beberapa tahap,yaitu:

a. Perijinan
46

Pada tahap ini mahasiswa membahas rencana kegiatan yang ingin dilaksanakan dan

meminta izin untuk dapat melakukan kegiatan.


b. Persiapan Materi
Pada tahap ini mahasiswa menyiapkan materi yang aan dibawakan pada saat

penyuluhan yaitu berupa slide presentasi yang berisi kenpa kita harus cuci tangan, dan

penyakit yang dapat ditimbulkan jika tidak cuci tangan pakai sabun.
c. Persiapan sebelum Pelaksanaan Kegiatan
Mahasiswa melakukan persiapan tempat penyuluhan dan membatu para guru

mengumpulkan para murid.

d. Pelaksanaan
Kegiatan ini dilaksanakan di 3 tempat yang berbeda dengan waktu yang berbeda pula,

yaitu:
Tanggal 9 Desember 2016 di Paud Takola Indah
Tanggal 11 Desember 2016 di Gereja GMIT EMAUS OEBELO
Tanggal 13 Desember 2016 di SD GMIT OEBELO

Kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab.

Dimulai dengan perkenalan dengan siswa/i dan juga anak-anak sekolah minggu lalu

dilanjutkan dengan memberikan penyuluhan tentang Cuci Tangan Pakai Sabun. Setelah

penyuluhan selesai dilakukan siswa/i diberikan kesempatan untuk bertanya seputar Cuci

Tangan Pakai Sabun. Setelah itu mahasiswa mengajarkan anak-anak bagaimana cara cuci

tangan yang benar. Diakhir kegiatan mahaiswa memberikan kesempatan kepada siswa/I

dan anak-anak sekolah minggu untuk mempraktekkan cara cuci tangan yang benar.

Dalam melaksanakan kegiatan ini, mahasiswa menemui hambatan yaitu beberapa siswa

yang bercanda sehingga menyebabkan kurangnya konsentrasi siswa/i lainnya sewaktu

penyuluhan berlangsung. Namun, dibalik hambatan tersebut mahasiswa merasa cukup puas

karena antusias dan respon yang baik dari siswa/i dan anak-anak sekolah minggu ketika

mereka mempraktekkan cara cuci tangan yang benar.


Tujuan pelaksanaan program ini adalah:
47

a. Bagi Siswa/i
Kegiatan ini betujuan untuk membuat anak-anak mengerti manfaat cuci tangan, mau

melakukan cuci tangan dan mengetahui cara cuci tangan yang benar.
48

b. Bagi Mahasiswa
Kegiatan ini bertujuan untuk membagikan ilmu yang telah diperoleh dan dipelajari

sebelumnya di lembaga pendidikan.

Dokumentasi
Melakukan persiapan materi penyuluhan

Melakukan penyuluhan di Paud, Gereja GMIT Emaus dan SD GMIT Oebelo


49

3. Penyuluhan mengenai Buang Air Besar Sembarangan

Perilaku Buang Air Besar Sembarangan adalah perilaku buang air besar di area terbuka

(sawah, kebun, sungai). Masalah terpenting dalam perilaku BABS sebenarnya adalah tinja,

karena apabila manusia yang menghasilkannya menderita penyakit saluran pencernaan

makanan, maka tinjanya berpotensial mengandung bakteri,virus,dll. Apabila bakteri,virus ini

masuk pada media penularan penyakit seperti makanan dan air minum, dan masuk dalam

saluran pencernaan orang yang sementara menurun imunitasnya, akan membuat orang yang

mengkonsumsinya tersebut menderita diare, disentri, dan sebaginya. Selain itu lingkungan

juga menjadi tercemar karena perilaku buang air besar yang sembarangan.(11)

Berdasarkan masalah diatas, kegiatan penyuluhan mengenai buang air besar sembarangan

bertujuan untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang akibat yang akan terjadi

jika masyarakat masih memiliki perilaku untuk buang air besar sembarangan. Selain itu
50

kegiatan penyuluhan ini juga bertujuan agar masyarakat sadar dan mau merubah perilaku

buang air besar yang sembarangan. Jumlah waktu dalam melakukan kegiatan ini adalah 23

jam 5 menit. Kegiatan ini dilakukan dalam beberapa tahap,yaitu

a. Perijinan

Pada tahap ini mahasiswa bertemu dengan Ketua dan Wakil Ketua Majelis Jemaat

GMIT Siloam Oebelo Kecil untuk meminta ijin sekaligus membahas rencana kegiatan

yang akan dilakukan di Gereja. Mahasiswa juga meminta ijin kepada bidan dan kader di

posyandu untuk melakukan penyuluhan di posyandu dan mahasiswa juga meminta ijin

kepada Bapak Kepala Desa Tanah Merah agar bisa berkeliling dari rumah ke rumah.

b. Persiapan Materi

Pada tahap ini mahasiswa menyiapkan materi berupa leaflet tentang Buang Air Besar

Sembarangan yang akan dibagikan kepada warga pada saat kegiatan berlangsung.

c. Pelaksanaan

Kegiatan ini dilaksanakan di beberapa tempat yang berbeda dengan waktu yang

berbeda pula, yaitu:


Tanggal 12 Desember 2016 di Gereja GMIT EMAUS OEBELO
Tanggal 15 Desember 2016 di posyandu Asal Selamat
Tanggal 15 Desember 2016 di Kamp 40
Tanggal 16 Desember 2016 di Dusun 5

Kegiatan ini dimulai dengan mengabsen atau mencatat nama warga yang hadir di

gereja dan posyandu kemudian memberikan leaflet dan juga penjelasan lalu diakhiri

dengan tanya jawab. Kegiatan yang berlangsung di Kamp 40 dan Dusun 5 dilakukan

dengan cara mahasiswa berkeliling ke rumah rumah warga lalu membagikan leaflet dan

sesi tanya jawab.

Hambatan yang didapat dari kegiatan ini adalah tidak semua warga hadir pada kegiatan di

gereja sehingga penjelasan mengenai buang air besar sembarangan yang diberikan hanya
51

diketahui oleh beberapa warga saja sedangkan di posyandu hambatannya yaitu ibu-ibu yang

kurang memperhatikan karena sibuk dengan anak yang rewel, dsb. Kegiatan di Kamp 40

hambatannya yaitu perjalanan ke kamp 40 yang agak susah karena berada di bukit dan juga

kondisi tanah yang basah akibat hujan dan juga beberapa masyarakat yang masih bekerja

sehingga tidak diberikan penjelasan dan leaflet. Dusun 5 hambatannya ada beberapa

masyarakat yang masih bekerja sehingga tidak diberikan penjelasan dan leaflet.

Tujuan pelaksanaan program ini adalah:

a. Bagi Masyarakat

Memberikan informasi kepada masyarakat tentang akibat yang akan terjadi jika

masyarakat masih memiliki perilaku untuk buang air besar sembarangan. Selain itu

kegiatan penyuluhan ini juga bertujuan agar masyarakat sadar dan mau merubah perilaku

buang air besar yang sembarangan.

b. Bagi Mahasiswa

Kegiatan ini bertujuan untuk membagikan ilmu yang telah diperoleh dan dipelajari

sebelumnya di lembaga pendidikan.


Dokumentasi
Menyiapkan leaflet tentang Buang Air Besar Sembarangan

Melakukan penyuluhan di Posyandu, Gereja Siloam, Kamp 40 dan Dusun 5


52
53
54
55

4. Kegiatan Non Program (K3)

Deskripsi
Tanggal Nama Kegiatan
Pelaksanaan
Berpartisipasi dalam

kegiatan Bulan

Imunisasi Anak
Mengikuti Kegiatan
Sekolah di SD GMIT
Bulan Imunisasi Anak
02 Desember 2016 Oebelo bersama Bidan
Sekolah (BIAS) di SD
desa dengan
GMIT OEBELO
membantu mendaftar

anak-anak yang akan

diimuniasi.
Bersama Kepala Desa

melihat dan
Membantu
mendokumentasikan
mendokumentasikan
09 Desember 2016 rumah-rumah warga
rumah yang terkena
yang terkena dampak
bencana
dari bencana yang

terjadi.
10 Desember 2016 Membantu Bersama Kepala Desa

membagikan bantuan membagikan bantuan

kepada korban kepada 5 warga (KK)

bencana yang merupakan

korban bencana.

Bantuan yang

diberikan berupa
56

tikar, terpal dan

selimut yang berasal

dari BPBD Kabupaten

Kupang.
57

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN


(PROGRAM INDIVIDU)
KULIAH KERJA NYATA TEMATIK
PEMBELAJARAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
2016

Desa : Tanah Merah


Kecamatan : Kupang Tengah
Kabupaten : Kupang
Provinsi : Nusa Tenggara
Timur

Disusun Oleh :

Nama : I Gusti Agung Ayu P.


NIM A. Dewi
Jurusan : 1308012033
Fakultas : Pendidikan Dokter
: Kedokteran

BIDANG PENGELOLA KKN


LEMBAGA PENGABDIAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
58

1. Penyuluhan mengenai Periksa Payudara Sendiri SADARI (19 jam 35 menit)

Kanker payudara merupakan salah satu penyebab utama kematian yang diakibatkan oleh

kanker pada perempuan di seluruh dunia. Setiap 2 dari 10.000 perempuan di dunia

diperkirakan akan mengalami kanker payudara setiap tahunnya. Penyebab kanker payudara

hingga saat ini belum diketahui dengan pasti, namun terdapat banyak faktor resiko yang

menyebabkan terjadinya kanker payudara ini. Kanker payudara ini dapat dideteksi secara dini

dengan melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). (12)


Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) adalah cara yang efektif untuk mengetahui

adanya benjolan atau masalah lain pada payudara sedini mungkin. Degan demikian dapat

dilakukan penanganan sedini mungkin, dan kanker payudara yang diobati pada stadium dini

kemungkinan sembuh mendekati 95%. Oleh sebab itu SADARI menjadi penting untuk

dilakukan oleh setiap perempuan di dunia. Namun yang menjadi masalah utama dari

SADARI adalah ketidaktahuan untuk memeriksa atau melakukan SADARI dan

ketidakteraturan atau jarang sekali SADARI dilakukan.(12)


Oleh karena itu, mahasiwa melakukan kegiatan penyuluhan mengenai Periksa Payudara

Sendiri SADARI agar diharapkan masyarakat memiliki pengetahuan tentang kanker

payudara dan cara mendeteksi secara dini. Jumlah waktu dalam melakukan kegiatan ini

adalah 19 jam 35 menit dan dilakukan dalam beberapa tahap,yaitu:

a. Perkenalan dan Perijinan


Pada tahap ini mahasiswa bertemu kepala sekolah SMAN 1 Kupang Tengah untuk

memperkenalkan diri, membahas kegiatan yang ingin dilaksanakan dan meminta izin

untuk melakukan kegiatan tersebut.

b. Persiapan Materi
59

Pada tahap ini mahasiswa menyiapkan materi yang akan diberikan pada kegiatan yang

dilakukan, berupa karton, slide presentasi dan leaflet yang berisi penjelasan mengenai apa

itu SADARI, dan bagaimana melakukannya.


c. Pelaksanaan
Kegiatan ini dilakukan di 3 posyandu dan 1 Sekolah, yaitu:
Tanggal 5 Desember 2016 di Posyandu Dusun 4 Sedang Mekar
Tanggal 6 Desember 2016 di Posyandu Dusun 3 Kasih Ibu
Tanggal 10 Desember 2016 di Posyandu Dusun 2 Tekad Maju
Tanggal 14 Desember 2016 di SMAN 1 Kupang Tengah

Untuk kegiatan yang dilakukan di posyandu diawali dengan kegiatan perkenalan dan

briefing dengan petugas kesehatan, para kader dan ibu-ibu di posyandu. Selanjutnya

dilakukan penyuluhan menggunakan karton yang berisi pengertian SADARI dan cara

melakukannya serta membagikan leaflet yang telah dibuat. Penyuluhan diakhiri dengan

praktek melakukan SADARI dan tanya jawab dengan ibu-ibu yang datang ke posyandu.
Sedangkan kegiatan yang dilakukan di SMAN 1 Kupang tengah diawali dengan

perkenalan dengan siswa/i yang hadir dalam kegiatan ini, dilanjutkan dengan

membagikan leaflet dan melukan penyuluhan menggunakan slide presentasi dan leaflet

yang telah dibagikan. Setelah penyuluhan dilanjutkan dengan praktek melakukan

SADARI dan diakhir dengan tanya jawab dengan siswa/i.

Selama pelaksanaan program ini mahasiswa mengalami hambatan yakni kurangnya

konsentrasi dari beberapa ibu-ibu karena mengurus anak yang dibawa, dan sedikitnya siswi

yang hadir pada kegiatan sehingga materi hanya diketahui oleh beberapa siswi saja selain itu

para siswi cenderung malu sehingga sulit dalam melakukan peragaan latihan SADARI

bersama. Namun, antusias dan respon yang baik membuat kegiatan ini berlangsung dengan

baik dan lancar.


Tujuan pelaksanaan program ini adalah:

a. Bagi peserta kegiatan (Ibu-Ibu di Posyandu dan Siswi)


60

Meningkatkan pengetahuan tentang cara melakukan SADARI sehingga dapat

diaplikasikan di kehidupan sehari-hari.

b. Bagi Mahasiwa

Untuk membagikan dan menerapkan ilmu yang telah diperoleh di lembaga pendidikan

di masyarakat
Dokumentasi

Melakukan persiapan materi penyuluhan

Melakukan penyuluhan di Posyandu dan Praktik melakukan SADARI


61

Penyuluhan di SMAN 1 Kupang Tengah

2. Penyuluhan mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat PHBS di Lingkungan

Sekolah (20 jam 32 menit)

Sehat adalah hak setiap individu agar dapat melakukan segala aktivitas hidup sehari-hari.

Untuk bisa hidup sehat, kita harus mempunyai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

PHBS di lingkungan sekolah adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas

kesadarannya untuk mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya serta aktif dalam

menjaga lingkungan sehat secara mandiri. PHBS ini jumlahnya banyak sekali dan dapat

dilakukan dimana saja salah satunya di lingkungan sekolah.(7)


Karena PHBS ini penting, maka mahasiwa melakukan kegiatan penyuluhan PHBS di

lingkungan sekolah untuk mengenalkan akan pentingnya memiliki dan menerapkan perilaku

hidup bersih dan sehat di lingkungan sekolah. Jumlah waktu dalam melakukan kegiatan ini

adalah 20 jam 32 menit. Kegiatan ini dilakukan dalam beberapa tahap,yaitu:

a. Perijinan
Pada tahap ini mahasiswa membahas rencana kegiatan yang ingin dilaksanakan dan

meminta izin untuk dapat melakukan kegiatan.


b. Persiapan Materi
Pada tahap ini mahasiswa menyiapkan materi yang aan dibawakan pada saat

penyuluhan yaitu berupa slide presentasi yang berisi perilaku-perilaku yang harus

dilakukan di lingkungan sekolah.


62

c. Persiapan sebelum Pelaksanaan Kegiatan


Mahasiswa melakukan persiapan tempat penyuluhan dan membatu para guru

mengumpulkan para murid.


d. Pelaksanaan
Kegiatan ini dilaksanakan di 3 tempat yang berbeda dengan waktu yang berbeda pula,

yaitu:
Tanggal 9 Desember 2016 di Paud Takola Indah
Tanggal 11 Desember 2016 di Gereja GMIT EMAUS OEBELO
Tanggal 13 Desember 2016 di SD GMIT OEBELO

Kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab.

Dimulai dengan perkenalan dengan siswa/i dilanjutkan dengan memberikan penyuluhan

tentang PHBS di lingkungan sekolah. Setelah penyuluhan selesai dilakukan siswa/i

diberikan kesempatan untuk bertanya seputar PHBS. Diakhir kegiatan mahaiswa

memberikan pertanyaan tentang materi PHBS yang sudah diberikan.


Dalam melaksanakan kegiatan ini, mahasiswa menemui hambatan yaitu beberapa siswa

yang bercanda sehingga menyebabkan kurangnya konsentrasi siswa/i lainnya sewaktu

penyuluhan berlangsung. Namun, dibalik hambatan tersebut mahasiswa merasa cukup puas

karena antusias dan respon yang baik dari beberapa siswa/i ketika diberikan pertanyaan

seputar PHBS ini sehingg kegiatan dapat berjalan dengan baik.


Tujuan pelaksanaan program ini adalah:

a. Bagi Siswa/i
Kegiatan ini betujuan mengenalkan dan memberikan pengetahuan kepada anak-anak

agar dapat melakukan perilaku hidup bersih dan sehat khususnya di lingkungan sekolah.
b. Bagi Mahasiswa
Kegiatan ini bertujuan untuk membagikan ilmu yang telah diperoleh dan dipelajari

sebelumnya di lembaga pendidikan.

Dokumentasi
63

Melakukan persiapan materi penyuluhan


64

Melakukan penyuluhan di Paud, Gereja GMIT Emaus dan SD GMIT Oebelo

3. Pengukuran Tekanan Darah dan KIE mengenai Diet Hipertensi (15 jam 15 menit)

Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan salah satu penyakit yang menjadi

penyebab angka kematian dan kesakitan yang tinggi dan umum terjadi di masyarakat.

Hipertensi bisa menyebabkan beberapa komplikasi terhadap beberapa penyakit lain seperti

penyakit jantung, stroke dan ginjal. Penyakit ini terjadi karena perubahan gaya hidup

khususnya diet yang tidak baik seperti mengkonsumsi makanan yang mengandung garam

tinggi, kebiasaan merokok, minum minuman beralkohol,dan lainnya. Selain itu obesitas dan

stres yang dialami juga dapat menyebabkan hipertensi.(11)

Berdasarkan masalah diatas, kegiatan pengukuran tekanan darah dan KIE tentang diet

hipertensi ini dilaksanakan agar dapat menambah wawasan dan pengetahuan masyarakat

tentang diet untuk hipertensi sehingga masyarakat dapat melakukan perubahan diet sehari-

hari untuk menurunkan tekanan darah atau mencegah hipertensi itu terjadi. Jumlah waktu

dalam melakukan kegiatan ini adalah 15 jam 15 menit. Kegiatan ini dilakukan dalam

beberapa tahap,yaitu

a. Perijinan
65

Pada tahap ini mahasiswa bertemu dengan Ketua dan Wakil Ketua Majelis Jemaat

GMIT Siloam Oebelo Kecil untuk meminta ijin sekaligus membahas rencana kegiatan

yang akan dilakukan di Gereja.

b. Persiapan Materi

Pada tahap ini mahasiswa menyiapkan materi berupa leaflet tentang Diet Hipertensi

yang akan dibagikan kepada warga pada saat kegiatan berlangsung.

c. Pelaksanaan

Kegiatan ini berlangsung pada tanggal 12 Desember 2016 yang dilakukan di Gereja

GMIT Siloam Oebelo Kecil. Kegiatan ini dimulai dengan mengabsen atau mencatat nama

warga yang hadir kemudian melakukan pengukuran tekanan darah dan berakhir dengan

KIE yang diisi dengan tanya jawab per individu tentang diet hipertensi.

Hambatan yang didapat dari kegiatan ini adalah tidak semua warga hadir pada kegiatan

ini sehingga materi yang diberikan hanya diketahui oleh beberapa warga saja.

Tujuan pelaksanaan program ini adalah:

a. Bagi Masyarakat

Masyarakat dapat mengetahui kondisi kesehatannya dalam hal ini tekanan darahnya

lewat pengukuran yang dilakukan. Hasil pengukuran tersebut juga dapat digunakan

sebagai skrining bagi masyarakat yang memiliki tekanan darah yang tinggi agar dapa

segera berobat ke sarana kesehatan. Selain itu masyarakat mendapat pengetahuan dan

wawasan baru tentang diet yang baik untuk menurunkan tekanan darah atau mencegah

terjadinya hipertensi.

b. Bagi Mahasiswa

Agar mahasiswa dapat mengasah keterampilan yang dimiliki dalam melakukan

pengukuran tekanan darah. Selain itu juga adar dapat menerapkan dan membagikan
66

pengetahuan yang sudah didapat sebelumnya di lembaga pendidikan tentang hipertensi,

serta bagaimana diet yang seharusnya untuk mencegah hipertensi itu terjadi.

Dokumentasi

Menyiapkan leaflet tentang Diet Hipertensi


67

Melakukan pengukuran tekanan darah dan KIE diet hipertensi

4. Kegiatan Non Program (K3)

Deskripsi
Tanggal Nama Kegiatan
Pelaksanaan
02 Desember 2016 Mengikuti Kegiatan Berpartisipasi dalam

Bulan Imunisasi Anak kegiatan Bulan

Sekolah (BIAS) di SD Imunisasi Anak

GMIT OEBELO Sekolah di SD GMIT

Oebelo bersama Bidan

desa dengan

membantu mendaftar

anak-anak yang akan


68

diimuniasi.
Bersama Kepala Desa

melihat dan
Membantu
mendokumentasikan
mendokumentasikan
09 Desember 2016 rumah-rumah warga
rumah yang terkena
yang terkena dampak
bencana
dari bencana yang

terjadi.
Bersama Kepala Desa

membagikan bantuan

kepada 5 warga (KK)

yang merupakan
Membantu
korban bencana.
membagikan bantuan
10 Desember 2016 Bantuan yang
kepada korban
diberikan berupa
bencana
tikar, terpal dan

selimut yang berasal

dari BPBD Kabupaten

Kupang.

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN


(PROGRAM INDIVIDU)
KULIAH KERJA NYATA TEMATIK
PEMBELAJARAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
2016

Desa : Tanah Merah


Kecamatan : Kupang Tengah
69

Kabupaten : Kupang
Provinsi : Nusa Tenggara
Timur

Disusun Oleh :

Nama : Albert U. R. L.
NIM Awang
Jurusan : 1308012046
Fakultas : Pendidikan Dokter
: Kedokteran

BIDANG PENGELOLA KKN


LEMBAGA PENGABDIAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG

1. Penyuluhan mengenai Hepatitis dan Tuberkulosis di SMPN 1 Kupang Tengah

Tuberkulosis adalah penyakit infeksi pada saluran pernafasan yang disebabkan oleh
bakteri. Bakteri ini merupakan bakteri basil yang sangat kuat sehingga memerlukan waktu
lama untuk mengobatinya. Bakteri ini lebih sering menginfeksi organ paru-paru (90%)
dibandingkan bagian lain tubuh manusia. Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular
yang masih menjadi perhatian dunia. Hingga saat ini, belum ada satu negara pun yang bebas
TBC. Angka kematian dan kesakitan akibat kuman mycobacterium tuberculosis ini pun
tinggi.
Tingkat prevalensi penderita TBC di Indonesia diperkirakan sebesar 289 per 100 ribu
penduduk dan insidensi sebesar 189 per 100 ribu penduduk. Bahkan 27 dari 1.000 penduduk
70

terancam meninggal seperti yang dilaporkan Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia yang dihimpun
sepanjang 2011 mengenai tuberkulosis (TBC) di Indonesia. Laporan tersebut juga meliris
bahwa angka penjaringan penderita baru TBC meningkat 8,46 persen dari 744 penderita TBC
di 2010 menjadi 807 per 100.000 penduduk di 2011. Namun, kabar baiknya angka
kesembuhan pada 2011 mencapai target sebesar 83,7% dan angka keberhasilan pengobatan
pada 2011 mencapai target sebesar 90,3%.13
Penyakit hepatitis merupakan salah satu jenis penyakit peradangan yang terjadi
di hati atau liver. Peradangan ini diakibatkan karena adanya racun atau toksin yang ada pada
hati. Dan penyakit ini bisa menyerang siapa saja, tidak terkecuali oleh mereka dengan sistem
daya tahan tubuh yang baik sekalipun. Penyakit hepatitis bisa berdampak menjadi fatal jika
tidak mendapatkan penanganan dengan segera. Penyakit hepatitis yang dialami kurang dari 6
bulan disebut dengan penyakit hepatitis akut. Sedangkan untuk yang lebih dari 6 bulan
disebut dengan penyakit hepatitis kronis.14
Metode yang digunakan pada kegiatan ini berupa penyuluhan dan tanya jawab antar
siswa dengan penulis dan pembagian leaflet. Kegiatan penyuluhan dan tanya jawab
berlangsung pada tanggal 10 Desember 2016 jam 09.30-12.20 di SMPN 1 Kupang Tengah
mengenai Tuberkulosis, etika batuk dan bersin, penyuluhan & tanya jawab pada anak
sekolah minggu tanggal 11 Desember 2016 pukul16.30 sampai 17.00 mengenai etika batuk
dan bersin dan pembagian leaflet tuberkulosis, etika batuk dan bersin pada tanggal 15
Desember 2016 dari pukul 10.30 sampai 13.00. Hambatan yang didapat dari kegiatan ini
adalah tidak semua siswa dilibatkan dalam penyuluhan ini dan jarak antar rumah yang jauh
pada waktu pembagian leaflet.
71
72
73
74
75
76
77
78
79

2. Penyuluhan mengenai Imunisasi dan Cacar air di GMIT Siloam Oebelo Kecil
Imunisasi merupakn upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang

secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga dapat mencegah / mengurangi pengaruh infeksi

organisme alami atau "liar". Di Indonesia sesuai dengan perundangan-undangan mengatakan

bahwa : Setiap anak berhak memperoleh imunisasi dasar sesuai dg ketentuan utk mencegah

terjadinya penyakit yg dapat dihindari melalui imunisasi (UU no.36/2009) dan pemerintah

wajib memberikan imunisasi lengkap kepada setiap bayi dan anak (UU no.36/2009).15
Cacar air/chicken pox/varisella adaah penyakit yang di sebabkan oleh infeksi virus

yang mengakibatkan timbulnya benjola berisi cairan pada seluruh tubuh, gatal dan

kemerahan. Penyakit ini dapat dicegah melalui pemberian imunisasi dan penyalit ini sembuh

sendiri jika anak memiliki sitem imum yang baik.16


80

Berdasarkan hasil observasi dan konsultasi dengan bidan desa dan kader posyandu

yang dilakukan penulis pada Desa Tanah Merah, didapatkan informasi bahwa banyak dari

masyarakat yang belum sadar manfaat dari imunisasi sehingga kesadaran untuk mengunjungi

pustu adan posyandu masih sangat rendah. Kegiatan penyuluhan mengenai imunisasi dan

cacar air kepada orang tua dan calaon orang tua diharapkan agar orang tua membawa anak

ke posyandu untuk di vaksin secara lengkap sesuai harapan pemerintah.. Kegiatan

penyuluhan ini dilakukan di GMIT Siloam dan posyandu Asal Selamat di dusun Oebelo

Kecil.
Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah penyuluhan dan tanya jawab.

Kegiatan penyuluhan berlangsung pada tanggal 12 Desember 2015 jam 13.15 sampai 14.15.

Sehari setelahnya yaitu tanggal 15 Desember 2016 jam 09.50 sampai 10.50. Hambatan yang

didapat dari kegiatan ini adalah para orang tua dan calon orang tua datang terlambat dan

peserta yang berpartisipasi pada penyuluhan ini masih rendah di GMIT Siloam Oebelo dan

hambatan di posyandu adalah kurangnya waktu untuk penyuluhan di karenakan bertepan

dengan waktu posyandu.


81
82

3. Penyuluhan mengenai Intoksikasi Alkohol pada Siswa-siswi SMAN 1 Kupang

Tengah
Mengonsumsi alkohol berlebihan sudah menjadi pemandangan sehari-hari yang dapat

kita temukan di kalangan masyarakat kita terutamanya pada kaum adam. Kebiasaan dalam

mengonsumsi alkohol dalam jumlah banyak sangat sering terjadi. Oleh karena itu, para siswa

diberi pengetahuan mengenai jenis alkohol di konsumsinya, pengaruh dan efek dari

intoksikasi alkohol. Gambaran keadaan ini juga yang penulis dapatkan ketika melakukan

observasi di Desa Tanah Merah. Hampir semua laki-laki dewasa dan lansia memiliki

kebiasaan mengonsumsi alkohol dalam jumlah banyak.. Kebiasaan minum alkohol yang

banyak ini pun sudah dimulai sejak usia muda. Hasil observasi dan wawancara dengan tetua-

tetua dan masyarakat di Desa Tanah Merah, anak muda kecelakaan akibat minum minuman

beralkohol kemudian banyak laki-laki lansia meninggal diduga karena hepatitis yaitu dengan

ciri-ciri sebelum meninggal, seluruh tubuh berwarna kuning, mengeluh muntah darah, dan

keluhan lainnya dan di temukan 1 orang pria dewasa terjadi pembengkakn pada ekstermitas

bawah dan pada rongga abdomen yang di curigai sebagai ascites dengan riwayat konsumsi

alkohol yang kronis.


Berdasarkan masalah diatas, peneliti melakukan kegiatan penyuluhan mengenai bahaya

merokok dan alkohol pada masyarakat dewasa dan lansia Desa Tanah Merah dengan harapan

setelah kegiatan penyuluhan ini, masyarakat Desa Tanah Merah dapat mengetahui dan lebih
83

mengerti mengenai bahaya merokok dan konsumsi alkohol sehingga kebiasaan merokok dan

konsumsi alkohol berlebihan pada masyarakat dewasa dan lansia Desa Tanah Merah dapat

dikurangi dan akhirnya angka kesakitan dan kematian akibat merokok dan alkohol dapat

menurun.
Metode yang digunakan pada kegiatan ini adalah penyuluhan dan diakhiri dengan sesi

tanya jawab peserta dan penulis. Kegiatan penyuluhan ini berlangsung pada tanggal 14

Desember 2016 di SMAN 1 Kupang Tengah pada pukul 10.05 sampai 11.05. Hambatan

yang didapat dari kegiatan ini adalah tidak semua siswa hadir terutama siswa dari jurusan

IPS. Pada kegiatan penyuluhan ini sehingga materi yang diberikan hanya diketahui oleh

beberapa siswa.

4. Penyuluhan mengenai Radang Tenggorokan dan pencegahannya serta makanan

empat bintang
Radang tenggorokan atau faringitis merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi

(virus, bakteri) dan faktor penyebab lain bisa disebabkan oleh daya tahan tubuh yang

menurun, udara yang dingin, konsumsi makanan kurang gizi, konnsumsi alkohol yang

berlebihan, merokok, dan seseorang yang tinggal dilingkungan kita yang menderita sakit
84

tenggorokan atau demam. Hal tersebut didapat berdasarkan diskusi dengan kepala desa

setempat, dan berdasarkan survei masih ditemui kondisi lingkungan dan perilaku

masyarakat yang menyebabkan kerentanan terhadap penyakit ini.17


Faringitis lebih sering dijumpai pada anak-anak. Kira-kira 15-30% faringitis di jumpai

pada anak-anak usia sekolah dan 10% pada orang dewasa. Faringitis juga dapat terjadi pada

anak dibawah 3 tahun. Berdasarkan data epidemiologi maka penulis berpikir alangkah

baiknya jika anak ssekolah diberikan penyuluhan mengenai makan bergizi seimbang agar

pertumbuhan dan perkembangannya baik dan sistem imunnya adekuat untuk dapat melawan

penyebab penyakit faringitis atau bahkan penyakit-penyakit lain. Faktor lain selain

pendidikan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dapat juga diberikan makanan bergizi

seimbang melalai program makanan 4 bintang.

Metode yang digunakan pada kegiatan ini adalah penyuluhan dan diakhiri dengan sesi

tanya jawab peserta dan penulis. Kegiatan penyuluhan ini berlangsung pada tanggal 12

Desember di GMIT jemaat Siloam mengenai radang tenggorokan pukul 12.45 sampai 13.15

dan 13 Desember 2015, dan pukul 11.00 sampai 11.30 yang dilakukan pada Hambatan

yang didapat dari kegiatan ini adalah tidak semua masyarakat hadir pada kegiatan

penyuluhan ini sehingga materi yang diberikan hanya diketahui oleh beberapa warga Desa

Tanah Merah.
85
86

4. Kegiatan Non Program (K3)

Deskripsi
Tanggal Nama Kegiatan
Pelaksanaan
Berpartisipasi dalam

kegiatan Bulan

Imunisasi Anak
Mengikuti Kegiatan
Sekolah di SD GMIT
Bulan Imunisasi Anak
02 Desember 2016 Oebelo bersama Bidan
Sekolah (BIAS) di SD
desa dengan
GMIT OEBELO
membantu mendaftar

anak-anak yang akan

diimuniasi.
Bersama Kepala Desa

melihat dan
Membantu
mendokumentasikan
mendokumentasikan
09 Desember 2016 rumah-rumah warga
rumah yang terkena
yang terkena dampak
bencana
dari bencana yang

terjadi.
10 Desember 2016 Membantu Bersama Kepala Desa

membagikan bantuan membagikan bantuan

kepada korban kepada 5 warga (KK)

bencana yang merupakan

korban bencana.

Bantuan yang

diberikan berupa
87

tikar, terpal dan

selimut yang berasal

dari BPBD Kabupaten

Kupang.

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN


(PROGRAM INDIVIDU)
KULIAH KERJA NYATA TEMATIK
PEMBELAJARAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
2016

Desa : Tanah Merah


Kecamatan : Kupang Tengah
Kabupaten : Kupang
Provinsi : Nusa Tenggara
Timur

Disusun Oleh :

Nama : Gesta Q.
NIM Ayuninnata
Jurusan : 1308012051
Fakultas : Pendidikan Dokter
: Kedokteran
88

BIDANG PENGELOLA KKN


LEMBAGA PENGABDIAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2016
89

1. Penyuluhan tentang IMD, ASI, MPASI (7 jam 15 menit)


Berdasarkan hasil diskusi permasalahan kesehatan bersama bidan Pustu Tanah

Merah didapatkan salah satu permasalahan KIA adalah rendahnya partisipasi masyarakat

untuk memberikan ASI eksklusif, kurangnya pengetahuan mengenai inisiasi menyusui

dini (IMD) dan banyaknya masyarakat yang sudah memberikan makanan tambahan

sebelum usia 6 bulan.

IMD atau inisiasi menyusui dini adalah proses bayi menyusu segera setelah

dilahirkan (pada 1 jam pertama) dimana bayi diletakkan di dada ibu dan dibiarkan untuk

mencari puting ibunya sendiri. IMD penting agar bayi segera mendapatkan kolostrum, di

Desa Tanah Merah masih ada beberapa warga yang mengganggap bahwa kolostrum

harus dibuang dikarenakan warna nya yang kental seperti nanah.

Pengetahuan masyarakat mengenai cara menyusui yang benar juga masih

rendah, juga pengetahuan mengenai kebutuhan ASI bayi berdasarkan usia bayi juga

rendah sehingga banyak masyarakat yang memberikan makanan tambahan kepada

bayinya sebelum usia 6 bulan. Oleh karena itu, saya memilih untuk menjalankan

program ini. Program ini diharapkan mampu untuk menambah pengetahuan masyarakat

tentang pentingnya IMD, ASI, dan MPASI, juga mengajarkan masyarakat mengenai cara

menyusui yang benar, dan waktu memberikan MPASI berdasarkan usia bayi.

Kegiatan ini dilaksanakan dalam beberapa tahap, yaitu:

a. Tahap Persiapan

Pada tahap ini saya meminta izin kepada bidan selaku penanggung jawab

posyandu untuk melakukan penyuluhan setelah kegiatan posyandu. Setelah itu saya

melakukan persiapan materi dan pembuatan leaflet untuk penyuluhan IMD, ASI,

MPASI.
90

b. Tahap Pelaksanaan

Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 2 Desember 2016 di Posyandu Mama

Susu Oen Dusun 5, dari pukul 13.30-14.15 WITA. Adapun kegiatan yang dilakukan

adalah memberikan penyuluhan IMD, ASI, dan MPASI dan pembagian leaflet

mengenai IMD, ASI dan MPASI. Kegiatan penyuluhan di Posyandu Sedang Mekar

Dusun 4, dilaksanakan pada tanggal 5 Desember 2016 dari pukul 12.30-13.00 WITA.

c. Tahap Tanya Jawab

Pada tahap ini saya memberikan kesempatan kepada ibu-ibu yang ada di

Posyandu untuk bertanya mengenai materi yang sudah disampaikan

d. Tujuan dan Hambatan

Tujuan dari penyuluhan ini adalah untuk menambah pengetahuan masyarakat

tentang pentingnya IMD, meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya

ASI eksklusif serta cara menyusui yang benar dan menambah wawasan masyarakat

tentang waktu pemberian MPASI yang benar dan jenis makanan yang diberikan

berdasarkan usia bayi.

Hambatan yang ditemui adalah beberapa warga sudah pulang sebelum selesai

posyandu dan proses absensi tidak berjalan dengan baik sehingga beberapa warga

tidak absen.
91

Dokumentasi :

a. Persiapan materi
92

b. Penyuluhan di Posyandu Mama Susu Oen

c. Penyuluhan di Posyandu Sedang Mekar


93

2. Penyuluahan 3T, Kesehatan Reproduksi Remaja dan Seks Edukasi di Rumah

(30 jam 39 menit)

3T adalah salah satu bentuk pencegahan terhadap pelecehan seksual pada anak-anak.

Anak-anak diajarkan untuk mengenal daerah yang tidak boleh disentuh orang lain selain

kedua orang tua, dan dokter dengan dampingan orang tua, hal yang harus mereka

lakukan adalah (1) Teriak, (2) Tinggalkan dan (3) Terus Lapor, kepada orang tua maupun

guru. 18

Kesehatan reproduksi remaja adalah salah satu bentuk edukasi yang perlu diberikan

kepada remaja dimana remaja dapat mengenal organ reproduksi, mempersiapkan masa

pubertas dan cara merawat organ reproduksi. Kesehatan reproduksi tidak hanya penting

bagi remaja , namun orang tua juga penting mengetahuinya sehingga seks edukasi di

Rumah juga sangatlah penting sehingga anak-anak dan remaja bisa mendapatkan

informasi seputar seksualitas dari dalam lingkungan keluarga.

Kegiatan dilakukan dalam dalam beberapa tahap, yaitu:

a. Tahap persiapan

Pada tahap ini saya membuat surat izin dan meminta izin ke PAUD Takola

Indah, SMPN 1 Kupang Tengah, SMAN 1 Kupang Tengah, gereja GMIT Siloam

Oebelo Kecil dan GMIT EMAUS. Kemudian, saya mempersiapkan materi 3T, KRR

(Kesehatan Reproduksi Remaja) SMP, KRR SMA, dan Seks Edukasi di Rumah.

b. Tahap pelaksanaan

Kegiatan ini dilakukan dibeberapa tempat dengan tanggal dan materi yang

berbeda, yaitu:

Tempat Tanggal Materi


PAUD Takola Indah 09 Desember 3T

2016
94

SMPN 1 Kupang Tengah 10 Desember KRR SMP

2016
GMIT EMAUS Oebelo 11 Desember 3T

2016
GMIT Siloam Oebelo 12 Desember Seks Edukasi di

kecil 2016 Rumah


SMAN 1 Kupang Tengah 14 Desember KRR SMA

2016
Adapun kegiatan yang dilakukan adalah mempraktikkan apa saja daerah yang

tidak boleh disentuh oleh orang lain dan bagaimana cara jika seseorang menyentuh

daerah tersebut, hal tersebut saya terapkan pada anak-anak berusia 3-9 tahun yang

ada di PAUD takola indah dan sekolah minggu GMIT Emaus Oebelo. Penyuluhan

mengenai Seks Edukasi di Rumah diberikan kepada orang tua jemaat GMIT Siloam

Oebelo. penyuluhan KRR di SMP lebih menekankan mengenai pubertas dan cara

merawat organ reproduksi dan saya meminta siswa membuat harapan remaja.

Penyuluhan KRR di SMA lebih untuk mempelajari perubahan-perubahan yang

terjadi dalam diri remaja dan pengetahuan mengenai kehamilan dan pendewasaan

usia pernikahan (PUP).

c. Tahap Tanya jawab

Audience diberikan kesempatan bertanya setelah penyuluhan sesuai dengan

materi yang diberikan.

d. Tujuan dan Hambatan

Tujuan dari penyuluhan 3T adalah untuk mengajarkan anak-anak cara

menghindari pelecehan seksual pada anak yang saat ini banyak terjadi tidak hanya di

kota-kota besar tetapi juga bisa terjadi di daerah pinggir kota seperti Tanah Merah.

Tujuan penyuluhan seks edukasi di Rumah adalah agar anak-anak mendapatkan

informasi yang benar mengenai seksualitas dan keluarga dapat menerapkan norma-
95

norma yang benar mengenai seksualitas. Tujuan KRR SMP dan KRR SMA adalah

agar siswa lebih siap menghadapi masa pubertas dan perubahan-perubahan yang

lainnya.

Hambatan yang dialami adalah sulitnya mendapat referensi materi yang mudah

dipahami sehingga persiapan materi membutuhkan waktu yang lama. Anak-anak

SMPN 1 Kupang Tengah sangat sulit diatur dan beberapa anak yang tidak mengikuti

penyuluhan mengganggu jalannya penyuluhan.


96

Dokumentasi:

a. Persiapan materi

b. Penyuluhan 3T di PAUD Takola Indah

Penyuluhan 3T di GMIT Emaus Oebelo


97

c. Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Remaja di SMPN 1 Kupang Tengah

Melakuakan Penyuluhan dan membuat Harapan Remaja

d. Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Remaja di SMAN 1 Kupang Tengah


98

e. Penyuluhan Seks Edukasi di Rumah di GMIT Siloam Oebelo Kecil

3. Pengukuran Status Gizi (22 jam 10 menit)

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan saat posyandu dan pelaksanaan

BELKAGA baik di dusun maupun di sekolah, didapatkan bahwa cukup banyak anak-anak

dan orang dewasa dengan perawakan kurus.

Gizi buruk adalah masalah kesehatan yang banyak terjadi di provinsi Nusa Tenggara

Timur. Salah satu penyebab gizi buruk ini adalah asupan gizi yang kurang baik, sebagian

besar penduduk Tanah Merah adalah warga dengan ekonomi menengah ke bawah, pekerjaan

warga umumnya petani, nelayan dan penjual daging babi, dari hasil wawancara didapatkan

bahwa hasil pertanian, perikanan, maupun peternakan babi umumnya dijual dan tidak ada

yang disisakan untuk asupan di rumah. Anak yang mengalami gizi buruk lebih rentan

terhadap penyakit dan juga dapat menyebabkan kematian.5 Terdapat beberapa kasus gizi

buruk di Tanah Merah dan dengan kegiatan ini juga diharapkan dapat menjaring anak-anak

yang mengalami gizi buruk yang tidak datang ke Posyandu.

Kegiatan ini dilaksanakan dalam beberapa tahap, yaitu:

a. Tahap Persiapan

Pada tahap ini saya meminta izin kepada Kepala Desa untuk melakukan pengukuran

status gizi di Dusun 1, meminta izin kepada Ibu Pendeta GMIT Siloam dan meminta izin
99

kepada Kepala Sekolah SD GMIT Oebelo Kecil. Kemudian disepakati tanggal dan waktu

pelaksanaan. Pengecekan alat dilakukan sebelum digunakan agar tidak terjadi kesalahan

pengukuran dan mempersiapkan tabel WHO untuk menentukan status gizi. Persiapan alat

dilakukan sebelum pelaksanaan dan dilakukan pengecekan ulang untuk ketepatan alat.

b. Tahap pelaksanaan

Kegiatan dilaksanakan di GMIT Siloam Oebelo Kecil pada tanggal 12 Desember

2016 pukul 9.00-10.00 WITA untuk dewasa dan 12.00-13.20 WITA untuk anak-anak.

Kegiatan pengukuran status gizi di Dusun 1 dilakukan tanggal 12 Desember 2016 pukul

14.25-18.00 WITA, pengukuran dilakukan kepada anak-anak yang tidak mengikuti

Posyandu dan tidak bersekolah di SD GMIT Oebelo. Kegiatan di SD GMIT Oebelo

dilaksanakan pada tanggal 13 Desember 2016 dari pukul 9.25-13.20 WITA, siswa yang

mengikuti terdiri dari kelas III A/B/C, IV A/B/C. V A/B/C dan kelas VI A/B. Adapun

kegiatan yang dilakukan adalah pengukuran tinggi badan dan berat badan kemudian

dilakukan pencatatan, penentuan status gizi dilakukan setelah kegiatan. Kemudian hasil

penentuan status gizi diserahkan kepada Kepala Sekolah.

c. Tujuan dan Hambatan

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mendeteksi kejadian gizi buruk terutama pada

anak, sehingga jika didapatkan anak dengan gizi buruk bisa segera ditangani. Hambatan

yang dialami adalah tidak semua anak-anak dapat mengikuti pengukuran status gizi

dikarenakan keterbatasan tenaga. Pada pengukuran yang dilakukan di Dusun 1

memerlukan waktu yang lama karena anak-anak datang tidak bersamaan sehingga harus

menunggu anak-anak yang datang ke Aula Serbaguna.


100

Dokumentasi:

a. Pengukuran status gizi di GMIT Siloam Oebelo Kecil


101

b. Pengukuran status gizi di Dusun 1

c. Pengukuran di SD GMIT Oebelo


102

4. Kegiatan Non Program (K3)

Tanggal Nama Kegiatan Deskripsi Pelaksanaan


Berpartisipasi dalam

kegiatan Bulan Imunisasi


Mengikuti Kegiatan
Anak Sekolah di SD GMIT
02 Desember Bulan Imunisasi Anak
Oebelo bersama Bidan
2016 Sekolah (BIAS) di SD
desa dengan membantu
GMIT OEBELO
mendaftar anak-anak

yang akan diimuniasi.


Bersama Kepala Desa

Membantu melihat dan

09 Desember mendokumentasikan mendokumentasikan

2016 rumah yang terkena rumah-rumah warga

bencana yang terkena dampak dari

bencana yang terjadi.


Bersama Kepala Desa

membagikan bantuan

kepada 5 warga (KK) yang


Membantu
merupakan korban
10 Desember membagikan
bencana. Bantuan yang
2016 bantuan kepada
diberikan berupa tikar,
korban bencana
terpal dan selimut yang

berasal dari BPBD

Kabupaten Kupang.
103

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN


(PROGRAM INDIVIDU)
KULIAH KERJA NYATA TEMATIK
PEMBELAJARAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
2016

Desa : Tanah Merah


Kecamatan : Kupang Tengah
Kabupaten : Kupang
Provinsi : Nusa Tenggara
Timur

Disusun Oleh :

Nama : Jordan G. Horo


NIM : 1308012054
Jurusan : Pendidikan Dokter
Fakultas : Kedokteran

BIDANG PENGELOLA KKN


LEMBAGA PENGABDIAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG

1. Melakukan Penyuluhan Bahaya Merokok


104

Organisasi kesehatan dunia (WHO) memprediksi bahwa penggunaan tembakau akan

membunuh >3 juta orang/tahun diseluruh dunia. Angka ini akan meningkat menjadi 10 juta

kematian/tahun menjelang tahun 2020.19

Banyak faktor yang berperanan dalam peningkatan jumlah perokok remaja,

diantaranya adalah Iklan industri rokok yang menggambarkan bahwa perokok adalah seorang

individu yang sukses dan memiliki gaya hidup glamor, atau bahkan melambangkan

kejantanan; mudahnya akses untuk mendapatkan rokok dan tembakau; harga produk

tembakau yang relatif rendah; tekanan dari teman sebaya memainkan peranan penting;

adanya anggota keluarga atau bahkan orang tua yang juga merokok; khusus untuk remaja

putri merokok belakangan ini menjadi trend karena dianggap bisa menurunkan nafsu makan

sehingga dapat membantu program diet mereka, anggapan ini benar-benar menyesatkan dan

tidak benar.

Remaja merupakan masa yang paling rawan akan pengaruh dari lingkungan. Pergaulan

amat mempengaruhi seseorang begitupula halnya dengan kebiasaan merokok. Pengaruh teman

dan kelompok akan sangat kuat bagi seorang remaja untuk memutuskan merokok atau tidak.

Untuk dapat diterima oleh kelompok atau teman seseorang akan berusaha mengikuti kebiasaan

dari kelompok atau teman tersebut. Remaja akan berusaha untuk diterima dilingkungannya. Hal

ini juga dapat disebabkan rasa percaya diri yang rendah sehingga cenderung mengadopsi

kebiasaan yang berlaku seperti kebiasaan merokok. Tanpa mereka sadari bahwa sebetulnya

menular untuk merokok merupakan pintu masuk dari jenis adiksi. 18

Data statistik menunjukkan bahwa perokok remaja saat ini berkisar diangka 3,5 juta yang

berarti >15% jumlah remaja saat ini. Kebanyakan perokok dan pengguna tembakau dewasa mulai

melakukan kebiasaan tersebut sebelum mereka dewasa. Diantara para remaja yang merokok

tersebut, hampir 25% merokok pertama kali sebelum berusia 10 tahun. 19

Tembakau/kebiasaan merokok menjadi prioritas kesehatan utama karena, hal ini

dikarenakan tembakau adalah penyebab kematian satu dari sepuluh orang dewasa (sekitar 5 juta
105

kematian per tahun). Jumlah ini lebih besar dari jumlah keseluruhan korban perang dunia pertama

ditambah perang Korea dan ditambah perang Vietnam. Alasan kedua adalah merokok merupakan

penyebab paling penting dari kesakitan yang dapat dicegah dan kematian dini dinegara maju

maupun berkembang. Sedangkan alasan lainnya adalah tembakau merupakan faktor risiko

berbagai kanker, terutama kanker paru-paru, dan risiko penyakit jantung, stroke, emfisema,

gangguan saluran pernafasan, dll. Kebiasaan mengunyah tembakau juga meningkatkan risiko

terkena kanker bibir, lidah dan mulut.19

Melalui program penyuluhan ini diharapkan orang tua dan anak-anak dapat

mengetahui Bahaya Merokok dan akibat-akibat apa saja yang bisa ditimbulkan jika merokok.

Kegiatan ini dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu :

a. Tahap Permintaan Izin Pelaksanaan Penyuluhan

Pada tahap ini diadakan kegiatan perkenalan antara mahasiwa KKN dengan pihak

sekolah dan gereja, selain perkenalan, mahasiswa meminta izin untuk bisa melakukan

kegiatan tentang penyuluhan bahaya merokok di sela waktu sekolah yaitu pada tanggal

10, 11, 13, & 14 Desember 2016

b. Tahap Persiapan Materi

Pada tahap ini mahasiswa menyiapkan materi yang akan dipresentasikan pada tanggal

yang sudah ditentukan, serta melakukan latihan presentasi.

c. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini, berdasarkan hasil observasi maka program ini pun dilaksanakan

program ini dilaksanakan pada 4 tempat dengan uraian sebagai berikut.

1. Pada tanggal 10 Desember 2016 dilaksanakan penyuluhan di SMPN 1 Kupang

Tengah kegiatan penyuluhan bahaya merokok dilakukan dari pukul 09.45 10.30

& 12.20-12.50.
106

2. Pada tanggal 11 Desember 2016 dilaksanakan penyuluhan di GMIT Emaus

Oebelo kegiatan penyuluhan bahaya merokok dilakukan pada anak-anak sekolah

minggu dari pukul 16.00-16.30

3. Pada tanggal 13 Desember 2016 dilaksanakan penyuluhan di SD GMIT Oebelo

kegiatan penyuluhan bahaya merokok dilakukan dari pukul 11.30-12.00.

4. Pada tanggal 14 Desember 2016 dilaksanakan penyuluhan di SMAN 1 Kupang

Tengah kegiatan penyuluhan bahaya merokok dilakukan dari pukul 11.05-11.35

Selama pelaksanaan program ini mahasiswa mengalami hambatan yakni kekurangan

keingintahuan dari siswa-siswa sekolah. Jumlah jam kerja dari program ini adalah, 34 jam.

Perlu diketahui bersama bahwa dalam pelaksanaan program ini mempunyai pengaruh

baik bagi masyarakat maupun mahasiswa, yakni:

a. Bagi Anak-Anak

Untuk meningkatkan pengetahuan anak-anak tentang bahaya merokok agar anak-anak

tidak merokok dan dapat menginfokan orang tua mereka bahaya merokok agar orang

tua mereka tidak merokok .

b. Bagi Remaja

Untuk meningkatkan pengetahuan para remaja tentang bahaya merokok agar para

remaja tidak merokok dan dapat menginfokan orang tua mereka bahaya merokok agar

orang tua mereka tidak merokok

Dokumentasi :

.
107

Penyuluhan Bahaya Merokok di SMPN 1 Kupang Tengah

Penyuluhan Bahaya Merokok di SD GMIT Oebelo

Penyuluhan Bahaya Merokok di SMAN 1 Kupang Tengah dan sekolah minggu GMIT Emaus
Oebelo

2. Penyuluhan Hipertensi

Hipertensi dapat menyebabkan penyakit kronis seperti stroke, penyakit

jantung, dan penyakit ginjal. Hipertensi juga dapat menyebabkan

kematian bayi dan disabilitias. Hipertensi dapat dipicu dengan makanan

yang berminyak, garam berlebihan, merokok, alcohol, dan masih banyak

lagi.20
108

Melalui program penyuluhan ini diharapkan warga dapat mengetahui

apa itu hipertensi, gejala-gejalanya seperti apa, dan juga cara mengontrol

hipertensi.

Kegiatan ini dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu :

a. Tahap Permintaan Izin Pelaksanaan Penyuluhan

Pada tahap ini diadakan kegiatan perkenalan antara mahasiwa KKN dengan pihak

gereja, selain perkenalan, mahasiswa meminta izin untuk bisa melakukan kegiantan

tentang Penyuluhan Hipertensi di GMIT Siloam yaitu pada tanggal 12 Desember 2016

b. Tahap Persiapan Materi

Pada tahap ini mahasiswa menyiapkan materi yang akan dipresentasikan pada tanggal

yang sudah ditentukan, serta melakukan latihan presentasi.

c. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini, berdasarkan hasil observasi maka program ini pun dilaksanakan

program ini dilaksanakan pada 1 tempat yaitu GMIT Siloam pada tanggal 12

Desember 2016 pada pukul 12-15-12.45.

Selama pelaksanaan program ini mahasiswa mengalami hambatan yakni perhatian

orang tua dibagi karena membawa anak mereka. Jumlah jam kerja dari program ini adalah, 15

jam 15 menit.

Perlu diketahui bersama bahwa dalam pelaksanaan program ini mempunyai pengaruh

baik bagi masyarakat maupun mahasiswa, yakni:

a. Bagi Warga

Untuk meningkatkan pengetahuan warga tentang Hipertensi dan penyebabnya dan

juga dapat mengontrol tekanan darahnya.

Dokumentasi :
109

Penyuluhan Hipertensi di GMIT Siloam Oebelo Kecil

3. Pembagian Leaflet Bahaya Sirih Pinang

Sirih pinang merupakanan makanan yang sering dimakan oleh warga di pulau Timor dan

merupakan kebudayaan di pulau Timor. Setiap hari warga mengunyah sirih pinang dan

mereka tidak tahu bahaya dari sirih pinang.

Melalui program pembagian leaflet ini diharapkan warga dapat mengetahui bahaya dari

sirih pinang jika dikonsumsi secara berlebihan dan terus menerus.

Kegiatan ini dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu :

a. Tahap Permintaan Izin Pelaksanaan Penyuluhan


110

Mahasiswa meminta izin untuk bisa melakukan kegiatan pembagia leaflet sirih

pinang di Desa Tanah Merah yaitu pada tanggal 16 Desember 2016.

b. Tahap Pembuatan Leaflet

Pada tahap ini mahasiswa menyiapkan leaflet yang akan dibagikan pada tanggal yang

sudah ditentukan.

c. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini, berdasarkan hasil observasi maka program ini pun dilaksanakan program

ini dilaksanakan di Desa Tanah Kecil pada tanggal 16 Desember 2016 pada pukul 10.00-

13.00.

Selama pelaksanaan program ini mahasiswa mengalami hambatan yakni perhatian

orang tua dibagi karena membawa anak mereka. Jumlah jam kerja dari program ini

adalah, 6 jam. Perlu diketahui bahwa dalam pelaksanaan program ini mempunyai

pengaruh baik bagi masyarakat, yaitumeningkatkan pengetahuan warga tentang

bahaya sirih pinang.

Dokumentasi:
111

Pembagian leaflet sirih pinang di Desa Tanah Merah


112

4. Kegiatan Non Program (K3)

Deskripsi
Tanggal Nama Kegiatan
Pelaksanaan
Berpartisipasi dalam

kegiatan Bulan

Imunisasi Anak
Mengikuti Kegiatan
Sekolah di SD GMIT
Bulan Imunisasi Anak
02 Desember 2016 Oebelo bersama Bidan
Sekolah (BIAS) di SD
desa dengan
GMIT OEBELO
membantu mendaftar

anak-anak yang akan

diimuniasi.
Bersama Kepala Desa

melihat dan
Membantu
mendokumentasikan
mendokumentasikan
09 Desember 2016 rumah-rumah warga
rumah yang terkena
yang terkena dampak
bencana
dari bencana yang

terjadi.
10 Desember 2016 Membantu Bersama Kepala Desa

membagikan bantuan membagikan bantuan

kepada korban kepada 5 warga (KK)

bencana yang merupakan

korban bencana.

Bantuan yang

diberikan berupa
113

tikar, terpal dan

selimut yang berasal

dari BPBD Kabupaten

Kupang.
114

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari hasil laporan kegiatan di atas dapat kami simpulkan :
A. Berbagai permasalahan di Desa Tanah Merah berhasil diidentifikasi oleh mahasiswa dan

dijadikan prioritas masalah yang kemudian diupayakan penyelesaiannya dalam bentuk

program kelompok. Masalah yang dihadapi pada kegiatan KKN periode ini berupa

masalah kesehatan dan program yang dijalankan bertujuan untuk membenahi kesehatan di

lingkungan dan masyarakat Desa Tanah Merah


B. Kendala yang berupa tantangan pada kegiatan KKN dapat diantisipasi dengan baik, demi

suksesnya berbagai kegiatan yang telah direncanakan dalam program kerja maupun

kegiatan non program


4.2 Saran
Pada kegiatan ini kami juga ingin menyampaikan beberapa saran yang kiranya berguna

bagi lembaga Perguruan Tinggi/ Universitas, pihak pemerintah desa maupun bagi

kepentingan masyarakat.
1. Bagi lembaga perguruan tinggi/ universitas
Perlu adanya partisipasi aktif secara langsung dari pihak Lembaga Pengabdian

Masyarakat khususnya, untuk terlibat secara langsung memantau kegiatan mahasiswa di

lokasi KKN
2. Bagi Pihak Pemerintahan Desa
Perlu adanya koordinasi yang lebih baik antara pihak desa terhadap masyarakat melalui

peran aktif dari kepala desa, aparat desa serta ketua RT maupun RW serta tokoh masyarakat

untuk dapat hadir dalam berbagai pertemuan sehubungan dengan informasi-informasi penting

agar dapat disosialisasikan dengan baik bagi warga setempat.

3. Bagi masyarakat setempat


a. Lebih menumbuhkan kesadaran terhadap kesehatan dan kebersihan lingkungan dari

masing-masing warga desa.


b. Masyarakat diharapkan agar lebih menerima informasi-informasi terbaru yang dibawa

oleh mahasiswa KKN yang berguna untuk kehidupan kedepannya.


115

DAFTAR PUSTAKA

1. Zulchaidir. Studi Tentang Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata Angkatan XXXIX Tahun
2013 Oleh Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat Universitas Mulawarman
Samarinda. eJournal Ilmu Adm Negara [Internet]. 2014;3. Available from:
http://ejournal.an.fisip-unmul.ac.id
2. Anonymous. Profil Desa Tanah Merah [Internet]. Available from:
http://tanahmerah.kupang.sid.web.id
3. Tim Penyusun Buku Panduan KKN-PPM UGM. Buku Pedoman Kuliah Kerja Nyata
Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) Universitas Gadjah Mada.
[Internet]. Yogyakarta: UGM Press; 2013. Available from: http://lppm.ugm.ac.id
4. Universitas Sumatra Utara. Antenatal Care. Repos USU [Internet]. 2008;(2006).
Available from: http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37296/4/Chapter
II.pdf
5. Kementrian Kesehatan. buku saku antopometri. Jakarta: Kementrian Kesehatan; 2010.
6. Taufik M, Chakim N, Fajriyah NN, Keperawatan P, Eklampsia P. Tekanan Darah Ibu
Hamil Primigavida Sebelum dan Sesudah melakukan Olahraga Jalan Kaki Selama
Sepuluh Menit. J Ilmu Kesehat [Internet]. 2014;VI(I). Available from:
www.journal.stikesmuh-pkj.ac.id Home Vol 6, No 1 (2014)
7. Malik I. Kesehatan gigi dan mulut. Universitas Padjajaran. Bandung; 2008;
8. Putri WD. Jumlah Penderita HIV-AIDS NTT Capai Ribuan Orang. Republika
[Internet]. 2015; Available from:
116

http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/daerah/15/12/01/nynwq2359-jumlah-
penderita-hivaids-ntt-capai-ribuan-orang
9. Kementrian Kesehatan RI. Buku pegangan kader posyandu. Kementerian Keseshatan
RI Pusat Promosi Kesehatan; 2012.
10. Universitas Sumatra Utara. Perbedaan perilaku cuci tangan pada anak SD perkotaan
dan pedesaan [Internet]. Available from: repository.usu.ac.id
11. Junias MS. Pendekatan ekletik hilistik untuk mengurangi perilaku buang air besar
sembarangan (BABS). Airlangga; 2016.
12. Depkes RI. Buku Saku Pencegahan Kanker Leher Rahim & Kanker Payudara. 2009.
13. Depkes RI. Buku Pedoman Nasional Pengendlian TB. 2014.
14. Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW. Buku Ajar Ilmu Peyakit Dalam. VI. FK UI. Interna
Publishing; 2014.
15. Kementrian Kesehatan RI. Imunisasi Dasar.
16. Kementrian Kesehatan RI. Varicella (Chickenpox).
17. Kementrian Kesehatan RI. Direktorat Gizi Masyarakat.
18. BKKBN. Kurikulum Diklat Teknis Pengelolaan PIK Remaja/Mahasiswa. Jakarta;
2013.
19. WHO. Review of Areca (Betel) Nut and Tobacco Use in the Pacific [Internet]. 2012.
Available from: http://www.wpro.who.int/tobacco/documents/201203_Betelnut/en/
20. WHO. A global brief on hypertension: Silent killer, global public health crisis
[Internet]. 2013. Available from:
http://www.who.int/cardiovascular_diseases/publications/global_brief_hypertension/en
/

Anda mungkin juga menyukai