1. Letak Geografi
berubah menjadi Desa Tanjung Gusta oleh masyarakat setempat sampai sekarang
ini. Kemudian pada tahun 1953 dipilihlah seorang kepala kampung yang bernama
Serdang Provinsi Sumatera Utara berada pada 98o 37’ 50” Bujur Timur dan 3o 36’
10” Lintang Utara. Desa Tanjung Gusta Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli
Serdang Provinsi Sumatera Utara memiliki luas wilayah 278,57 Ha. Adapun
batas-batas dari Desa Tanjung Gusta Kecamatan Sunggal adalah sebagai berikut:
Penduduk Desa Tanjung Gusta Tahun 2021 berjumlah 28.570 jiwa dengan
jumlah kepala keluarga sebanyak 6.517 KK yang terdiri dari penduduk dengan
jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Secara terperinci keterangan mengenai
penduduk Desa Tanjung Gusta dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini :
penduduk daerah penelitian berdasarkan agama dapat dilihat pada tabel dibawah
ini :
Gusta adalah Agama Islam dengan jumlah penduduk 15.761 jiwa dari 28.570 jiwa
Dari tabel di atas dapat di lihat bahwa jumlah tenaga kerja di Desa
penduduk adalah pegawai swasta 7.698 jiwa dan minoritas mata pencaharian
fasilitas umum. Desa Tanjung Gusta memiliki beberapa fasilitas yang disediakan
oleh pemerintah setempat. Dari tabel berikut dapat dilihat apa saja bentuk sarana
dan prasarana yang terdapat di Desa Tanjung Gusta. Berdasarkan data yang
diperoleh dari Kantor Kepala Desa Tanjung Gusta bahwa sarana dan prasarana di
Kelurahan Tanjung Gusta cukup memadai dan layak digunakan oleh masyarakat.
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah lembaga pendidikan Desa
Tanjung Gusta adalah sebanyak 15 unit dimana unit terbanyak adalah TK dan SD
dengan jumlah masing-masing 6 unit dan unit terendah adalah SMA dengan
jumlah 1 unit
a. Visi
b. Misi
disiplin, kreatif
lingkungan
pelestarian lingkungan
4. Meningkatkan derajat hidup masyarakat kerah yang lebih baik melalui
a. Berpacaran
tidak baik. Remaja membiasakan berhubungan dengan lawan jenis yang bukan
muhrim di tempat sepi. Begitulah lebarnya ruang dan pintu perzinaan yaitu pintu
pacaran. Oleh karena itu kita dapat melihat bahwa pacaran dengan gaya pacaran
remaja adalah pacaran. Perilaku pacaran sering terjadi di tempat sepi antara dua
orang bukan muhrim, yang pada akhirnya tergoda oleh bisikan orang ketiga yaitu
Pergaulan bebas yang terjadi pada remaja saat ini adalah adanya hubungan
berpacaran antara lawan jenis yang bukan muhrim dikalangan remaja dan
hal tersebut semakin meningkat dan yang sangat dikhawatirkan mereka
hilang kesadaran sehingga mereka tidak merasa malu untuk bermesraan di
tempat umum. Seperti berboncengan bahkan berpengangan tangan.
Namun hal tersebut tidak terlalu dipedulikan baik oleh masyarakat maupun
tokoh masyarakat.
Ungkapan diatas memberikan informasi bahwa perilaku pacaran atau
hubungan antara laki – laku dan perempuan yang bukan muhrim di kalangan
tangan di depan umum, bahakan hal tersebut sudah di anggap hal yang biasa di
lingkungan masyarakat. Hal tersebut dapat dilihat dari kurangnya upaya yang
yang bukan muhrim dilakukan dengan cara video call, dimana keduanya dapat
melihat rupa, bahkan meperlihatkan aurat satu sama lain. Zaman sekarang alat
teknologi semakin canggih yang dapat melakukan apa saja dan dapat melihat
jenis yang dapat menimbulkan hasrat menyukainya adalah bentuk dari zina mata.
terjadi adalah pacaran. Pacaran yang terjadi bukan hanya dari kalangan orang
dewasa lagi tetapi sudah dilakukan oleh anak – anak remaja. Pacaran anak remaja
yang terjadi seperti ungkapan di atas adalah berpelukan antara remaja laki – laki
dan perempuan yang bukan muhrim. Adapun gaya pacaran yang demikian sudah
oleh para remaja yang ada di Desa Tanjung Gusta. Sebagaimana hasil wawancara
dengan Dodi selaku remaja yang ada di Desa Tanjung Gusta mengungkapkan
bahwa :
Yang saya ketahui tentang pergaulan bebas di desa Tanjung Gusta adalah
mabuk-mabukan, tawuran dan ada juga yang hamil diluar nikah. Dari
beberapa remaja desa Tanjung Gusta yang saya ketahui bahwa remaja
yang melakukan pergaulan bebas itu dari keluarga yang ekonominya
kurang. Akhirnya remaja tersebut putus sekolah dan tidak mendapatkan
pendidikan. Kemudian remaja itu memutuskan untuk merantau kejakarta
untuk bekerja dan sesampainya di rumah dalam kesehariannya mereka
pergi dan mencari kesenangan di luar rumah dengan teman-temannya yang
senasib. Mereka pergi berfoya-foya, pergi kekaraoke, dan pergi dengan
pacarnya. Remaja yang sudah putus sekolah di desa Tanjung Gusta ini
mereka sudah terjerumus kedalam pergaulan bebas. Karena kurangnya
pendidikan dan juga pengawasan dari orang tua. Saran saya sebaiknya
anak di sekolahkan dan jangan sampai anak tidak sekolah (tidak
mendapatkan pendidikan sama sekali). Jika anak sudah tidak sekolah maka
setidaknya kita sebagai orang tua harus menasehati anak di rumah dan
memberi pengarahan dan contoh yang baik kepada anak. Yaitu dengan
cara, orang tua harus rajin sholat berjamaah di masjid dan apabila ada
pengajian orang tua juga harus mengikutinya dan jangan lupa si anak juga
di ajaknya
dengan kondisi dirinya atau keluarganya, sering menjadi lebih suka untuk
adanya ajakan atau tawaran dari teman. Apabila seseorang telah menjadi biasa
minum-minuman keras dan karena mudah untuk mendapatkannya, maka dia akan
1. Tawuran
Saya ikut tawuran karena waktu itu saya sedang nongkrong dengan teman-
teman, kemudian ada salah satu remaja desa yang secara sengaja
membleyerkan sepeda montornya. Kemudian saya dan teman-teman saya
tidak terima dan akhirnya saya membalasnya. Semenjak kejadian itu kita
saling bermusuhan dan ketika ada takbir keliling saya dan teman-teman
saya merencanakan untuk balas dendam dengan membawa batu, batu itu
untuk di lemparinya.Mereka juga melakukan hal yang sama. Sehingga
terjadilah pengroyokan, saling berantem, dan lain-lain. Sebenarnya ada
keinginan untuk berhenti tidak ikut tawuran, tapi saya takut dengan teman-
teman saya nanti saya dikiranya tidak setia kawan. Karena kita pernah
berjanji, bahwa kita akan selalu kompak dalam hal apapun, karena kita
adalah satu. Jika salah satu diantara kita ada yang melanggarnya maka
mereka tak ingin lagi bergaul dengannya, dan bisa juga di anggap sebagai
musuh. Orang tua saya tahu dengan pergaulan saya, tapi mereka sudah
tidak memperdulikan saya lagi. Reaksi orang tua saya ketika mereka tahu,
mereka hanya diam, memang terkadang mereka mengingatkan, tapi itu
hanya sesekali saja. Karena mereka jarang dirumah mereka hanya sibuk
dengan urusannyamasing-masing, jujur saya juga merasa setres, karena
mereka seakan-akan sudah tidak memperhatikan dan peduli dengan saya,
ini akibat karena mereka berdua sudah bercerai dan ayah saya memiliki
keluarga yang baru sedangkan ibu saya sebentar ada di rumah
dankemudian pergi lagi entah kemana
Ungkapan diatas memberikan informasi bahwa perceraian dari orang tua
menjadikan adanya pengaruh kurang kasih sayang dari orang tua yang kemudian
akan mengalami gangguan psikologis dan secara terus menerus akan membentuk
obat komix dan sprite. Mereka melakukannya karena bagi mereka itu bisa
minuman keras jika mereka tidak ada uang untuk membelinya. Karena apabila dia
tidak minum-minuman keras kepala menjadi pusing tidak tertahan. Itu disebabkan
karena dia sudah kecanduaan dengan minuman yang memabukkan itu. Sehingga
Bahwa :
Saya sudah melakukannya sejak saya kelas X SMA. Karena saya dulu
masih pelajar dan belum punya penghasilan sendiri jika saya ingin
meminum-minuman keras dan tidak ada uang maka saya dan teman-teman
saya mengoplos obat-obatan sebagai pengantinya. Obat-obatan yang saya
oplos adalah obat komix kemudian saya campurkan dengan sprite. Faktor
yang membuat saya melakukan hal itu, karena saya diputuskan pacar saya
jadi minuman keras sebagai tempat pelarian saya dan lama-kelamaan saya
pun kecanduan dengan minum-minuman keras dan sulit jika dalam bebera
hari saja saya tidak meminum badan saya terasa pegal-pegal dan kepala
saya pusing. Saya melakukan hal itu di rumah teman saya. Karena orang
tuanya jarang di rumah sehingga kami bebas melakukan apa saja. Orang
tua saya mengetahui hal itu ketika orang tua saya di pangil kepala sekolah
untuk menghadapnya. Reaksi orang tua ketika mengetahi dengan
kebiasaan buruk saya itu, mereka sangat marah. Kemudian mereka sering
menasehati saya tapi berulang kali saya juga melakukan hal yang sama
karena saya sangat sulit untuk berhenti dengan tidak meminum-minuan
keras maupun obat-obatan itu. Tapi semenjak saya dikeluarkan dari
sekolah saya mencoba untuk meninggalkan kebiasaan buruk saya itu,
Walaupun itu sulit tapi saya berusaha untuk melakukannya dan sekarang
saya sudah menikah. Saya dikeluarkan dari sekolah karena saya
berkelakuan buruk seperti sering bolos, tidur dikelas dan di sekolah hanya
bisa berpacaran dengan teman sekelas.
Hal ini juga sependapat dengan Ibu Yutemi selaku ibu rumah tagga di desa
Tanjung Gusta bahwa anaknya selalu melakukan hal yang menyimpang seperti
mabuk-mabukkan, sehingga anaknya mengalami kecanduan. Minuman keras
membuat sang anak menjadi keras kepala, suka melawan orang tua dan selalu
mengungkapkan bahwa :
tangisan dan emosional. Sedangkan dari segi sosial, biasanya orang yang mabuk
karena alkohol jika tidak di kontrol akan merusak tatanan sosial masyarakat,
Yang saya ketahui tentang pergaulan bebas di desa Tanjung Gusta adalah,
mabuk-mabukan, seks diluar nikah, tawuran, merokok. Pergaulan bebas
dalam pandangan agama islam itu di haramkan, karena memiliki dampak
yang sangat besar terhadap diri sendiri dan lingkungan masyarakat. Salah
satu dampak dari pergaulan bebas hamil diluar nikah itu terjadi karena
seorang remaja perempuan dan laki-laki sudah melakukan hubungan seks
diluar nikah. Menurut saya cara saya untuk menanggulangi agar remaja
tidak melakukan pergaulan bebas dengan bekal pengetahuan tentang
pendidikan agama islam. Karena pendidikan agama merupakan hal yang
penting untuk mencapaihasil yang diharapkan dari pendidikan agama
islam terutama pada masa remaja dapat menumbuh kembangkan keimanan
dalam dirinya dan mampu mengembangkan akhlak budi pekerti yang baik
serta mengenal nilai moral agama dalam hubungan manusia dengan alam
dan manusia dengan tuhannya. Pada umumnya masa remaja adalah masa
yang paling goncang, sehingga banyak faktor yang mempengaruhi agar
para remaja jauh dari agama. Pendidikan agama islam menjadi benteng
bagi para remaja agar mereka dapat terhindar dari pergauan bebas.
Pergaulan bebas pada remaja yang peneliti maksud dalam penelitian ini
ialah pergaulan bebas yang sudah diluar batasan wajar antara laki-laki dan
perempuan tanpa ikatan pernikahan, tata krama dan sopan santun yang sudah
hilang dalam diri para remaja. Pergaulan bebas yang terjadi di Desa Tanjung
merupakan beberapa contoh kenakalan remaja yang saat ini banyak terjadi di Desa
Tanjung Gusta Medan. Namun semua kenakalan tersebut pasti memiliki faktor-
faktor penyebab sehingga hal tersebut dapat terjadi. Terkait hal tersebut peneliti
melakukan wawancara dengan bapak Soleh Selaku Usztad di Desa Tanjung Gusta
Faktor yang sangat mempengaruhi anak anak saat ini yang adalah,
minimnya pendidikan agama, kurangnya didikan orang tua, keluarga yang
tidak harmonis, perceraian, mental anak yang lemah, lingkungan yang
buruk dan pengaruh media sosial. Hal ini akan menjadi pemicu yang
sangat cepat untuk mempengaruhi satu persatu anak yang akan terlibat
dalam pergaulan bebas. Sedih memang melihat kenyataan yang sudah
separah ini.Namun inilah eranya. Maka faktor-faktor itu harus segera
diatasi
anak menjadi terkontaminasi oleh pergaulan bebas adalah faktor internal sendiri
ketidak harmonisan dalam keluarga, perceraian, mental yang tidak kuat, menjadi
eksternalnya ialah lingkungan yang sudah buruk, rusak, dan bebas, juga
penggunaan media sosial yang di luar kendali menjadi alasan seorang anak
mengungkapkan bahwa :
Salah satunya adalah pengaruh media sosial ditambah lagi dengan
kurangnya pantauan orang tua terhadap apa saja yang dilakukan oleh anak-
anaknya. Sehingga media sosial menjadi alat untuk berbuat kejahatan
bukan malah menjadi alat bantu dalam berbuat kebaikan. Lihatlah
sekarang, aplikasi apapun ada, tinggal kita tekal tombol pencarian semua
ada. Mulai dari yang berbusana sampai yang kekurangan busana ada di
sosial media
sekretaris desa mengenai faktor penyebab terjadinya pergaulan bebas pada remaja,
anak remaja terjerumus pada pergaulan bebas ialah ketidak perdulian orang tua
terhadap aktivitas anak. Apalagi dalam bermain gawai yang sekarang seolah
perbuatan yang tidak baik. Faktor lain yang menyebabkan pergaulan bebas itu
terjadi ialah kenyataan bahwa seorang anak mersa dirinya tidak pernah dicintai
mengungkapkan bahwa :
anak terikut dalam pergaulan bebas adalah kurangnya kewaspadaan orang tua
terhadap anak. Aktivitas maya yang tidak terkontrol dapat membawanya pada
merugikannya.
beberapa faktor penyebab terjadinya pergaulan bebas pada anak. Faktor tersebut
terbagi menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal
yaitu:
2. Kemiskinan
3. Perceraian
4. Ketidakharmonisan keluarga
5. Ketidaknyamanan dan
6. Ketidakwaspadaan dalam keluarga
penyebab terjadinya pergaulan bebas di desa Tanjung Gusta Medan secara umum
yaitu faktornya terbagi menjadi dua. (1) Faktor internal seperti minimnya
pendidikan agama, kurangnya keperdulian orang tua yang sudah tidak lagi tabu,
keluarga tidak harmonis, perceraian, dan penggunaan media sosial yang tidak
terpantau menjadi momok yang sering terjadi dalam keluarga. (2) Faktor eksternal
yang terjadi yaitu pergaulan yang terlewat batas, merokok, meminum obat -
berkepribadian baik dan dapat dikategorikan anak sholeh. Baik tidaknya kondisi
suatu keluarga dapat dilihat dari tentram tidaknya suasana rumah tangga, apakah
strategi tokoh agama dalam mengatasi pergaulan bebas yaitu kenakalan remaja
mengumandangkan azan ketika dapat waktu shalat. Tokoh agama juga sering
meminta salah satu remaja untuk mengumandangkan azan. Tokoh agama juga
tidak bosan-bosannya memberikan nasehat apabila ada salah satu dari remaja
yang melanggar tata kerama atau perilaku yang menyimpang dari ajaran agama.
cara yang efektif dalam memberikan bimbingan langsung kepada remaja yang
bermasalah
a. Keteladanan
yang diberikan adalah seperti azan shalat zuhur yang biasanya tidak
remaja. Tokoh agama juga memberikan teladan dalam shalat wajib secara
berjama’ah di masjid. Selain itu tokoh agama juga menjaga perkataan
b. Pemberian nasehat
Saya sering memberi nasehat kepada anak remaja apabila mereka masih
nongkrong dipinggir jalan pada waktu saya berangkat ke mesjid.
Salah satu kegiatan keagamaan yang ada di desa Tanjung Gusta adalah
dibuat mengaji (kursus membaca Al-Qur’an), dimana tokoh agama disini terlibat
dianjurkan dalam kursus membaca Al-Qur’an yaitu mengenai tajwid dan lancar
Berdasarkan hasil observasi penulis bahwa anak remaja yang datang dalam
mengaji dilaksanakan di rumah Bapak Koiruddin salah satu guru ngaji di desa
Tanjung Gusta yang dimulai dari jam 19.30 sampai 21.00. Materi yang diajarkan
kepada remaja adalah cara membaca Al-Qur’an agar lebih lancar dan bertajwid.
Metode yang dipakai dalam mengajar membaca adalah dengan metode Iqra’.
Metode Iqra adalah salah satu metode yang diterapkan dalam belajar membaca
Al-Qur’an. Dalam hal ini tokoh agama langsung terlibat dalam memberikan
dan doa. Secara tidak langsung kegiatan tersebut dilakukan untuk mencegah
kenakalan remaja. Karena disamping kegiatan membaca tahtim, tahlil dan do’a
kegiatan tersebut diisi dengan ceramah agama yang dilaksanakan setiap satu kali
dalam satu bulan. Dimana ustadz yang mengisi acara tersebut adalah tokoh agama
desa tersebut
rumah remaja yang mendapat giliran pengajian Wirid. Wirid Yasin dimulai
sehabis śhalat Magrib, yang dimulai dari jam 19.00 sampai dengan selesai. Dalam
pelaksanaan Wirid Yasin, ada yang memimpin pengajian yang akan memberi
tugas kepada setiap remaja untuk membacakan tahtim, tahlil dan do’a. Tahtim
dibacakan oleh remaja putri, tahlil dipimpin oleh remaja laki-laki sedangkan do’a
dipimpin oleh remaja putra. Pengajian yang diisi ceramah biasanya tidak
dibarengi oleh bacaan tahtim dan tahlil. Ia dibuat secara tersendiri tetapi dalam
rangka pengajian Wirid Yasin juga. Ustadz yang mengisi ceramah tersebut adalah
tokoh agama Desa yang selalu secara bergantian mengisi acara pengajian Wirid
Yasin setiap satu kali dalam satu bulannya. Isi ceramah yang disampaikan tentang
kenakalan remaja.
Hal ini sesuai dengan hasil wawancara penulis dengan Bapak Eddi selaku
Ceramah agama yang dilaksanakan satu kali dalam satu bulan dalam
pengajian Wirid Yasin anak remaja adalah salah satu pembinaan yang
dilakukan tokoh agama desa bekerja sama dengan orangtua remaja dan
hatobangon desa setempat. Dalam menyampaikan ceramah saya selalu
memberikan materi mengenai keimanan, akhlak dan kenakalan remaja.
Kegiatan tersebut dilakukan di rumah anak remaja yang mendapat giliran
dalam pengajian Wirid Yasin
Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) pada bulan maulid Nabi serta Isra’
Mi’raj Nabi Muhammad Saw memberikan wadah bagi para remaja yang memiliki
bakat dan kemampuannya masing-masing untuk ikut serta dalam kegiatan yang
lain: Pidato, Puisi-puisi Islam, hiburan Nasyid, Pembacaan Al-Qur’an. Dari hasil
remaja agar Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) dapat terselenggara dengan baik.
Sesuai dengan hasil wawancara penulis dengan Bapak Sahril selaku tokoh
Salah satu nilai akhlak yang dapat diambil adalah agar remaja selalu
berbuat baik terhadap kedua orangtua, pelaksanaan ibadah agar bertambah
baik lagi, adanya kekompakan antara remaja. Dan nilai-nilai positif yang
diambil adalah remaja disibukkan oleh aktifitas-aktifitas yang tidak
melenceng dan tokoh agama disini berperan untuk mengarahkan remaja.
Seluruh kegitan Hari Besar Islam dapat terselenggara dengan baik karena
adanya kekompakan antara remaja desa tersebut
5. Takziyah
manusia. Salah satu strategi tokoh agama dalam mengatasi kenakalan remaja
adalah takziyah bila ada kematian atau musibah. Tokoh agama disini
mengarahkan anak remaja yang bertujuan agar remaja memiliki rasa sosial yang
Hal tersebut didukung oleh hasil wawancara penulis dengan Bapak Eddi
lingkungan sekitar. Kegiatan gotong royong dilakukan atas kesadaran para remaja
sendiri, tokoh agama disini hanya bersifat mengarahkan saja tidak membimbing
royong melalui mikropon yang ada di mesjid. Bahwasanya pada hari Jumat akan
b. Tindakan Kuratif
Kelima hal di atas merupakan strategi yang dilakukan tokoh agama agar
para remaja terhindar dari pergaulan bebas dan kenakalan remaja yang
menyimpang. Dalam hal ini perlu peran dari masyarakat dan pemerintah agar
suatu bidang atau aspek kehidupan tertentu dalam masyarakat. Di desa Tanjung
Gusta sendiri, tokoh agama meliputi Kyai, Ustadz, Guru mengaji ataupun orang
yang mumpuni dalam bidang agama yang mempunyai wibawa serta pengaruh
dalam memberikan bimbingan dan arahan kepada masyarakat. Yang mana mereka
memiliki tugas masing-masing dan berbeda satu sama lain. Tugas tokoh agama
disini yang mana mereka harus bisa mengayomi masyarakatnya dan mengarahkan
ke hal-hal yang baik sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan dan bisa memberi
tidak merasa takut serta menjadi manusia yang taat kepada ajaran agama.
pengajian dan membangun lembaga keagamaan sebagai wadah bagi para remaja
pengajaran dalam hal ilmu agama. Berawal dari sini, pola pikir dan perilaku pada
remaja mulai terbentuk dan terdidik dengan baik dan santun. Namun, tidak
memberikan dampak yang juga berlainan dengan yang ada dalam lembaga
Hal ini yang menjadi perhatian para tokoh agama dan juga tokoh
masyarakat dalam memantau perilaku dan sikap para remaja serta peran orang tua
dalam mengatasi perilaku – perilaku menyimpang seperti tidak terjadinya
orang tua merupakan madrasah pertama bagi anak dalam upaya mengembangkan
sangat diperlukan. Karena itu akan menentukan bagaimana sikap dan prilaku anak
ketika ia dewasa. Apalagi saat ini, lingkungan yang ada di masyarakat sangat
memprihatinkan. Kenakalan maupun kejahatan sudah seperti satu hal yang biasa
saja saking seringnya terjadi.Tawuran, narkoba, mencuri, balap liar, hamil di luar
nikah menjadi berita yang tidak lagi tabu didengar. Begitu juga di desa Tajung
Sayangnya saat ini banyak orang tua yang tidak memiliki kepeduliaan
Tanjung Gusta yang memiliki kesibukan untuk bekerja diluar rumah, menyita
lingkungan yang kurang baik. Peran orang tua tersebut dilaksanakan dengan
sebaik baiknya. Mulai dari menjadi orang tua yang beriman dan bertakwa kepada
terkontaminasi dengan pergaulan bebas. Mereka seolah tak lagi canggung ketika
harus melakukan satu tindakan yang melanggar aturan atau melanggar norma-
norma. Mereka seolah menikmati apa yang mereka lakukan, padahal perbuatan
kasar orang tua pada anaknya dan masalah kemiskinan. Semua itu berpengaruh
mengurangi pergaulan bebas sangat diperlukan guna memberi rasa aman kepada
yang dilakukan tokoh agama dalam mengatasi pergaulan bebas yang ada di desa
sebelum seseorang melakukan kenakalan remaja. Oleh karena itu, agama dapat
dihayati sehingga dapat memberikan pengaruh yang baik bagi pembinaan moral,
diantaranya dengan mengikuti ritual keagamaan, mengikuti pelajaran agama,
bebas di desa Tajung Gusta dapat dicontohkan seperti halnya penanaman nilai-
Yasin satu kali dalam seminggu, memperingari hari Besar Islam (PHBI) dan
sebelum pergaulan bebas yang dilakukan oleh remaja semakin parah, maka
2. Kuratif
dihadapi atau dialaminya. Peran tokoh agama dalam menurunkan pergaulan bebas
pergaulan bebas yang dilakukan dapat menyakiti orang tua dan merugikan orang
PENUTUP
A. Kesimpulan
dalam mengatasi pergaulan bebas remaja desa Tajung Gusta, maka dapat
desa Tanjung Gusta saat ini adalah berpacaran dengan gaya berduaan di
dengan di oplos
Gusta dipicu oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal yaitu tingkat perhatian orang tua pada anak yang tidak
sekarang menjadi hal yang biasa saja. Seluruh faktor tersebut menjadi
lebih baik.
B. Saran
menurun.
jika orang tua kurang memiliki waktu dalam mendidik anak. Terakhir,
kepada orang tua hendaknya terus menjadi tauladan yang baik bagi anak
agar anak juga dapat mencontoh apa yang selama ini dilakukan oleh orang
tuanya.