Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Memasuki milenium ke tiga, Indonesia menghadapi berbagai


perubahan dan tantangan yang mendasar baik eksternal maupun
internal dalam bidang kesehatan. Target global/ Milenium
Development Goals (MDGs), dituntut untuk meningkatkan Human
Development Index (HDI), solusi terhadap triple burden of
diseases, serta manajemen kesehatan era otonomi daerah masih
menjadi main topic fenomena dalam dua dekade ke depan yang
akan mendapatkan perhatian besar. Yang menjadi sasaran MDGs
tersebut adalah : Menghapus kemiskinan dan kelaparan berat,
mencapai pendidikan dasar yang menyeluruh, memajukan
kesetaraan gender, menurunkan kematian bayi, meningkatkan
kesehatan ibu, melawan HIV AIDS, malaria, penyakit lainnya,
meyakini ketahanan lingkungan, dan Menciptakan jaringan global
untuk pembangunan.
Masalah kesehatan masyarakat di Indonesia umumnya
disebabkan karena rendahnya tingkat sosial ekonomi masyarakat
yang Mengakibatkan ketidakmampuan dan ketidaktahuan dalam
berbagai hal khususnya dalam bidang kesehatan dan perawatan
dalam memelihara diri mereka sendiri (Self Care). Bila keadaan ini
dibiarkan akan menyebabkan masalah kesehatan terhadap
individu, keluarga, kelompok-kelompok dan masyarakat. Dan
sebagai dampaknya adalah menurunnya status kesehatan keluarga
dan masyarakat secara keseluruhan. Keadaan ini akan sangat
berpengaruh terhadap produktivitas keluarga dan masyarakat untuk
menghasilkan sesuatu dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, yang
selanjutnya membuat kondisi sosial ekonomi keluarga dan
masyarakat semakin rendah. Demikian seterusnya berputar
sebagai suatu siklus yang tak berujung.
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim
Indonesia, yang merupakan sebuah institusi pendidikan kesehatan
turut mendukung upaya pencapaian target MDGs dalam
peningkatan status kesehatan masyarakat melalui pembelajaran di
masyarakat berupa kegiatan Pengalaman Belajar Lapangan (PBL)
untuk memotret derajat kesehatan di suatu masyarakat. Kehadiran
mahasiswa di tengah-tengah masyarakat diharapkan menjadi agen
perubah, yang mampu mengaplikasikan pengetahuan dan
keterampilan yang dimilikinya, serta melakukan kegiatan yang
bertujuan untuk mendukung upaya kesehatan sekaligus
memberikan pemahaman keagamaan bagi masyarakat. Selain itu,
diharapkan mahasiswa juga mampu belajar dari masyarakat
tentang berbagai hal yang terkait dengan bidang kesehatan.
Pendidikan sebagai proses pembelajaran berarti pendidikan
adalah suatu proses yang tidak hanya melalui jenjang formal dan
dalam ruang kelas semata. Selain menjajali kognitis seseorang
dalam ruang berbatas tembok, pendidikan harus memberikan
pengembangan keilmuan, keterampilan dan kemampuan karsa,
pengembangan diri dan berkepribadian serta dapat hidup
bermasyarakat. Hal ini sejalan dengan sistem pendidikan berbasis
pada empat pilar yang dikembangkan UNESCO yang meliputi (1)
learning to know, (2) learning to do, (3) learning to be, (4) learning
to live together.
Fakultas Kesehatan Masyarakat merupakan salah satu
fakultas yang berada dalam lingkup Universitas Muslim Indonesia
melaksanakan Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) sebagai
upaya proses pembelajaran bagi mahasiswa dalam program
pengabdian masyarakat. Mahasiswa akan diberi kesempatan
berada di lapangan untuk lebih mengenal dengan lebih dekat dan
belajar dari masyarakat.
Pengalaman belajar (PBL) dan proses belajar untuk
mendapatkan kemampuan profesional kesehatan masyarakat.
Kemampuan spesifik yang harus dimiliki oleh setiap tenaga profesi
bidang kesehatan masyarakat. Melalui PBL, ada 4 kemampuan
yang diperoleh, yaitu:
1. Menetapkan diagnosis kesehatan masyarakat.

2. Mengembangkan program intervensi kesehatan.


3. Melakukan pendekatan komunitas.
4. Bekerja dalam tim multidisplioner.
Untuk mendukung peranan itu, diperlukan pengetahuan
mendalam tentang masyarakat. Pengetahuan ini antara lain
mencakup kebutuhan dan permintaan, sumber daya yang bisa
dimanfaatkan, angka-angka kependudukan dan cakupan dan
program, dan bentuk-bentuk kerja sama yang digalang. Dalam hal
ini diperlukan 3 data penting, yaitu:
1. Data umum (data demografi)
2. Data kesehatan, dan
3. Data yang berhubungan dengan kesehatan (health related
data).
Ketiga data ini harus dianalisis. Diagnosis kesehatan
masyarakat memerlukan pengolahan mekanisme yang panjang
dan proses penalaran dalam analisisnya. Melalui PBL pengetahuan
itu bisa diperoleh dengan sempurna.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan pemahaman dan keterampilan Mahasiswa
tentang ilmu kesehatan masyarakat dan aplikasinya di tengah-
tengah masyarakat.
2. Tujuan Khusus:
a. Mahasiswa mampu melakukan communitydiagnosis
melalui kegiatan pengumpulan dan analisis data baik
secara kuantitatif maupun kualitatif dan melakukan
analisis situasi.
b. Mahasiswa mampu mengenal struktur sosial dan budaya
masyarakat.
c. Mahasiswa mampu mengembangkan keterampilan dasar
sebagai seorang’’Change Agent’’ di masyarakat.
d. Mahasiswamampu menyusun laporan kegiatan pada
setiap kegiatan yang telah dilakukan.
BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI

A. Kondisi Geografis
Desa Corawali merupakan salah satu dari 18 (17 Desa dan 1
Kelurahan) di wilayah Kecamatan Brebbo yang terletak 5 Km kearah
utara dari ibu kota Kecamatan Barebbo. Dari kota Watampone 5 Km
Desa Corawali mempunyai luas wilayah seluas ±10,49 km 2.
Dengan letak sebagai berikut:
 Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Biru Kecamatan
Tanete Rianttang
 Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Apala Kecamatan
Baarebbo
 Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Talungeng Kecamatan
Barebbo
 Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Melle Kecamatan Palakka

PETA DESA CORAWALI KEC.BAREBBO


TAHUN 2018

Gambar 1. Peta Desa Corawali


B. Kondisi Demografis
Jumlah penduduk Desa Corawali Kecamatan Barebbo Kabupaten
Bone sebanyak 2.173 jiwa atau terdiri dari 565 Kepala Keluarga.
Penduduk yang lahir tahun 2016 adalah 47 orang, meninggal 18
orang, datang 35 orang dan pindah 27 orang. Jumlah laki-laki 1.024
jiwa dan perempuan 1.149 jiwa. Untuk mata pencaharian masyarakat
desa corawali terdiri dari petani 817 orang, pedagang 47 orang,
PNS/TNI/POLRI 16 orang.
Tabel 1.Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Desa Jenis Kelamin

Laki-laki Perempuan Total

Corawali 1.024 1.149 2173

Sumber Data. Kantor Desa Corawali tahun 2018


Tabel. 2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencarihan
PRESENTASE
MATA PENCARIAN JUMLAH (Jiwa) (%)
Petani 817 orang 92,84 %
PNS/TNI/POLRI 16 orang 1,82 %
Pedagang 47 orang 5,34 %
Jumlah 880 orang 100 %
Sumber Data Kantor Desa Corawali tahun 2018
C. Keadaan Sarana dan Prasarana
Keadaan sarana dan prasarana yang lengkap di suatu daerah
merupakan suatu kemampuan yang dimiliki dalam menunjang
jalannya aktivitas masyarakat di segala bidang kegiatan. Adapun
sarana dan prasarana yang terdapat di Desa Corawali Kecamatan
Barebbo dapat disajikan pada tabel 3.
Tabel. 3 Jenis dan jumlah sarana dan prasarana di Desa Borisallo

No Jenis Sarana dan Prasarana Jumlah


1 Sarana Pendidikan
 TK 2 unit
 SD Inpres 1 unit
 TK/TPA 1 unit
 SMK 1 unit
2 Sarana Ibadah
 Masjid 4 unit
3 Sarana Kesehatan
 Postu Posyandu 2 unit
4 Bangunan
 Kantor Desa 1 unit
5 Sarana Lainya
 Pos Ronda 5 unit
 MCK 4 unit
Sumber Data Kantor Desa Corawali tahun 2018

Berdasarkan Tabel 3 di atas terlihat bahwa sarana dan prasarana


yang ada di Desa Corawali cukup memadai untuk menunjang aktivitas
masyarakat setiap harinya baik bidang perekonomian, pendidikan,
peribadatan, serta kegiatan lainya.
D. Agama dan Pendidikan
Masyarakat Desa Corawali sebagian Besar beragama islam. ini
tersebar di berbagai mesjid yang digunakan sebagai pusat kegiatan
keagamaan. Pada aspek pendidikan juga harus mendapat perhatian
yang sangat tinggi. Di Desa Corawali khususnya untuk sarana
pendidikan terletak Sebagian besar masyarakat merupakan tamatan
SD sebagian lainya SMP, SMU, DIII dan SI.
BAB III
IDENTIFIKASI MASALAH

A. Identidikasi Masalah
Beberapa masalah yang ditemui dilapangan diidentifikasi
melalui metode observasi berupa pengamatan langsung kondisi
lapangan, wawancara dengan penduduk serta diskusi kelompok
yang bentuk kegiatannya terlihat pada pelaksanaan Seminar Desa.
Permasalahan dan kendala yang terjadi, selanjutnya
diklasifikasikan berdasarkan tingkat masalah yang dihadapi
masyarakat Desa Corawali untuk mengefektifkan rentang waktu
pelaksaan PBL.
Berlandaskan pada disiplin ilmu dan beberapa keterampilan
yang kami kuasai, beberapa masalah yang berhasil diidentifikasi
antara lain yaitu:
1. Bidang Pendidikan & Keagamaan
a. Kurangnya tenaga pengajar di TK/TPA
b. Perlunya pengembangan dan penunjangan kreatifitas anak
shaleh
2. Bidang Sarana dan Prasarana
a. Kurangnya mushaf Alquran di beberapa Masjid yang ada di
Desa Corawali
b. Kurangnya buku-buku iqra di beberapa TPA di Desa
Corawali
c. Rusaknya Papan Nama TK/TPA
d. Rusaknya Batas Desa Antara Desa Corawal-Apala
e. Kurangnya Papan nama Tokoh Masyarakat di Desa
Corawali
3. Bidang Kesehatan dan Ekonomi
a. Kurangnya pengetahuan tentang ODF/BABS
b. Kurangnya pengetahuan tentang pentingnya garam
beryodium
c. Vakumnya UMKM di Desa corawali
BAB IV
FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT

Dalam setiap kegiatan selalu saja diwarnai oleh dua warna yang
saling bertentangan, suka dan duka maupun dua sisi yang tak dapat
dipisahkan dalam kehidupan manusia. Demikian juga faktor penunjang
dan penghambat yang selalu menghiasi setiap kegiatan, namun apa yang
menjadi faktor penunjang dalam melaksanakan program kerja adalah
penutup bagi faktor-faktor penghambat sehingga apa yang diprogramkan
dapat berjalan sesuai dengan jadwal dan harapan masyarakat.
Adapun yang menjadi faktor penunjang dan penghambat dalam
melaksanakan program kerja adalah:
1. Faktor Penunjang
a. Antusias masyarakat Desa Corawali menyambut peserta
mahasiswa Kesehatan Masyarakat.
b. Koordinasi kerja anatara mahasiswa dan masyarakat terjalin
dengan baik.
c. Bantuan dan bimbingan kepala Desa Corawali dan tokoh-tokoh
masyarakat cukup baik
d. Bantuan moral maupun material dari semua teman-teman PBL UMI
Kecamatan Barebbo
2. Faktor Penghambat
a. Kurangnya material sehingga terbatasnya kegiatan yang di
programkan.
b. Kurangnya Kendaraan
BAB V
PEMECAHAN MASALAH

Beranjak masalah-masalah yang kami temui di lapangan menjadi


sebuah tantangan tersendiri bagi Mahasiswa PBL UMI tahun 2018 yang
berlokasi di desa Corawali. Oleh karena itu, setelah membahas bersama-
sama serta menganalisis dan merumuskan permasalahan yang dihadapi,
Kami mencoba merumuskan program kerja yang di laksanankan baik
berupa program fisik atau non fisik dan menjelaskan tujuan bagi tiap-tiap
program kerja tersebut.
Program kerja yang kami laksanakan pada prinsipnya dapat
diklasifikasikan dalam 2 (dua) bentuk yaitu :
1. Program Kerja Fisik.
2. Program Kerja Non-Fisik.
Program kerja terlaksana dan penjelasannya sebagai berikut:
1. Bidang Kesehatan & Sosial
a. Penyuluhan Open Defecation Free (Odf) / Buang Air Besar
Sembarangan (Babs)
Program ini untuk menjelaskan bagi masyarakat tentang
pentingnya hidup sehat dengan tidak membuang kotoran atau tinja
di ladang, hutan, semak-semak, sungai, pantai atau area terbuka
lainnya dan dibiarkan menyebar mengkontaminasi lingkungan,
tanah, udara dan air. Dan bahaya yang akan ditimbulkan jika
Buang Air Besar Sembarangan (BABS).
b. Penyuluhan Garam Beryodium
Tujuannya agar masyarakat corawali tahu akan pentingnya
garam beryodium pada makanan dan bahaya yang akan di
timbulkan jika kekurangan atau kelebihan garam beryodium pada
tubuh.
c. Penyuluhan Bahaya Narkoba (Tablet PCC)
Penyuluhan ini kami laksanakan di sekolah. Program ini kami
lakukan karena ketidaktahuan anak-anak tentang bahaya obat
PCC. Bentuknya yang unik dan cantik membuat anak-anak bisa
saja mengkonsumsinya.
d. Kegiatan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) / Pisang Coklat
dan Roti Gulung
Kegiatan usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) desa Corawali
sempat Vakum, oleh karena itu kami bertujuan untuk memberikan
ide agar UMKM DI desa Corawali dapat aktif kembali
e. Jumat Bersih
Tujuan dari Kegiatan ini adalah untuk menjaga keindahan dan
kebersihan dikantor desa corawali. Sasaran yang ingin dicapai
dalam kegiatan ini adalah untuk menimbulkan kesadaran
masyarakat, untuk menjaga kebersihan kantor desa.

2. Bidang Pendidikan & Keagamaan


a. Pengajaran di Sekolah-sekolah ( SD)
Program ini dalam rangka membantu pengajaran materi yang di
ajarkan oleh guru yang berhalangan dan penambah wawasan
belajar mengajar bagi mahasiswa itu sendiri seperti pengajran
dalam bidan Agama, Matematika, Muatal Lokal dan Bahasa
Indonesia.
b. Pengajaran di TK/TPA
Kegiatan ini tujuannya membantu guru TPA dalam mendidik anak
santriwan/santriwati dan menjelaskan kepada mereka bagaimana
metode dan kaidah yang seharusnya digunakan oleh guru TPA
dalam pengajaran Al-quran di beberapa TPA yang ada di Desa
Corawali
c. Penyuluhan tentang PHBS (Cuci tangan yang benar)
Kegiatan ini tujuannya adik-adik di SD mengetahui tentang cuci
tangan yang bersih dan benar agar terhindar dari penyakit.

d. Gemar Menabung Sejak Dini


Tujuan Kegiatan ini adalah Memberikan pengetahuan tentang
menabung sejak dini dan pemberian celengan kepada adik-adik di
SD Inpres 6/75.
3. Bidang Seni
a. Lomba kretifitas Anak Shaleh
Dengan berbagai bantuan dan kerjasama yang baik dari kalangan
Masyarakat maupun dari Pemerintahan akhirnya dapat
mensukseskan perlombaan-perlombaan baik antar sekolah
maupun TPA seperti: Lomba Adzan, mengahi dan Da’i cilik.
Sebagai rangkaian dari kegiatan program kecamatan. Kegiatan ini
dimaksudkan untuk meningkatkan tali silaturahmi pada masyarakat
dan lebih mempererat ukhuwah diantara masyarakat itu sendiri.
4. Bidang Sarana dan Prasarana
a. Pengadaan Alquran dan Buku-buku Iqra di Beberapa Masjid dan
TPA
Tujuannya adalah di samping menambah impentaris masjid, juga
memudahkan bagi jamaah yang hendak membaca Al-Qur’an
dengan terdapatnya alquran di masjid tesebut.
b. Papan nama TK-TPA diperbaiki / dibuat ulang
Tujuan dari Kegiatan ini adalah untuk mempercantik dan
memperbaiki papan TK/TPA.
c. Pembuatan Papan Nama Tokoh-tokoh Masyarakat dan batas desa
corawali - apala
Tujuannya adalah menambah sarana dan prasarana di Desa
Corawali
BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian singkat yang kami paparkan dalam laporan
akhir ini, tentang beberapa hal yang berkaitan dengan program kerja
Desa maupun kecamatan dan masa pembauran kami dengan
masyarakat Desa Corawali, dapat ditarik kesimpulan:

1. Adanya fasilisator dalam memulai kegiatan dalam pembangunan


desa sangat diperlukan, karena masyarakat cenderung acuh tak
acuh terhadap peningkatan desa.

2. Program-program kerja yang direncanakan dan telah dilaksanakan


merupakan bukti ketulusan jiwa kami untuk melihat adanya
perubahan dan pembangunan dalam masyarakat Desa Corawali.
Namun karena keterbatasan waktu serta situasi dan kondisi yang
terkadang menghambat, membuat program yang telah kami
laksanakan, belumlah memuaskan. Oleh karena itu kami memohon
maaf yang sebesar-besarnya kepada semua pihak atas
kekurangan yang terdapat dalam pelakasanaan setiap kegiatan.

B. Saran

Budaya kritis membangun perlu dikembangkan dalam


kehidupan masyarakat kita guna kemajuan bangsa. Dan sebagai
anak yang telah menjadi bagian dari masyarakat Desa Corawali,
merasa berkewajiban mengingatkan, setiap elemen Desa Corawali,
bahwa kita sebagai bangsa yang menjunjung tinggi asas
kekeluargaan, hendaknya menjaga persatuan dan kesatuan untuk
kemajuan bersama khususnya kejayaan Desa Corawali Kecamatan
Barebbo Kabupaten Bone pada umumnya.

Perbedaan yang ada, sepantasnya dijadikan dinamika hidup


yang menuntun kita untuk membangun dan mengabdi dan
memberikan yang terbaik untuk tanah air kita. Allah SWT,
senantiasa mengisyaratkan dalam Al-quran, untuk menunut ilmu
pada kondisi apapun dan pada siapapun. Dan terakhir, bahwa ada
baiknya Pemerintah Kab Bone memberikan perhatian khusus pada
perbaikan sumberdaya manusia dalam aspek dan fasilitas yang
ada di Desa Corawali.
FOTO-FOTO PROGRAM KERJA

Tahun 2018

1. Penanaman Perdana
2. Mengajar di SD INP. 6/75 CORAWALI
3. Mengajar di TK/TPA
4. Membersihkan Kantor Desa dan Penanaman Cabai
5. Membersihkan di Masjid Al-Jihad Nurul Irsyad
6. Penyuluhan PHBS dan Narkoba
7. Penyuluhan ODF, Garam beryodium dan UMKM
8. Sosialisasi Gemar Menabung Sejak Dini
9. Lomba Adzan, Da’I dan Membaca Al-Qur’an TK/TPA

Anda mungkin juga menyukai