Anda di halaman 1dari 6

Laporan Fakta dan Analisa

BAB II
TINJAUAN KEBIJAKAN REGIONAL KABUPATEN
HULU SUNGAI SELATAN

2.1. TUJUAN PENATAAN RUANG WILAYAH KABUPATEN


Penataan ruang Kabupaten bertujuan untuk mewujudkan keterpaduan struktur
ruang dan pola ruang yang efisien, aman, nyaman dan berkelanjutan dalam rangka
terwujudnya Kabupaten Agropolitan
2.2. KEBIJAKAN PENTAAN RUANG WILAYAH KABUPATEN
Kebijakan penataan ruang wilayah Kabupaten Hulu Sungai Selatan meliputi :
a. pengembangan dan pemantapan pusat pelayanan secara merata dan seimbang;
b. peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana secara terpadu dan
merata;
c. pengendalian dan perkembangan kegiatan budidaya sesuai dengan daya dukung lahan
dan daya tampung lingkungan;
d. pengembangan agropolitan;
e. pengembangan kawasan pariwisata berwawasan lingkungan;
f. pemantapan dan pelestarian kawasan lindung;
g. penanganan kawasan rawan bencana;
h. pengembangan dan pengendalian kawasan strategis; dan
i. peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara.
2.3. STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH KABUPATEN
Strategi yang ditempuh untuk dapat mewujudkan kebijakan penataan ruang wilayah
kabupaten adalah sebagai berikut ;
1. Strategi pengembangan dan pemantapan pusat pelayanan secara merata dan seimbang
terdiri atas:
a. memperkuat fungsi dan peran PKL dan PKLp;
b. memperkuat fungsi dan peran PPK;
c. memperkuat fungsi dan peran PPL; dan

Bab II-1
Laporan Fakta dan Analisa

d. menguatkan kegiatan ekonomi di wilayah perkotaan dengan perdesaan secara


sinergis.
2. Strategi peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana secara
terpadu dan merata terdiri atas:
a. meningkatkan kualitas, kuantitas dan keterpaduan sistem pelayanan jaringan
prasarana transportasi darat;
b. mendayagunakan sumber daya air dan pemeliharaan jaringan air baku;
c. meningkatkan pelayanan dan pengelolaan persampahan;
d. meningkatkan pengelolaan air limbah;
e. meningkatkan pengelolaan sistem drainase;
f. meningkatkan penyediaan dan pelayanan sumber air baku; dan
g. mengembangkan jalur evakuasi dan ruang evakuasi bencana.
3. Strategi pengendalian dan perkembangan kegiatan budidaya sesuai dengan daya
dukung lahan dan daya tampung lingkungan terdiri atas:
a. menetapkan kawasan budidaya untuk pemanfaatan sumberdaya alam, berdasarkan
kesesuaian lahan;
b. mengembangkan mutu, produksi dan produktivitas komoditas unggulan;
c. mengembangkan dan mempertahankan kawasan pertanian pangan untuk
mewujudkan ketahanan pangan daerah;
d. mengelola pemanfaatan sumber daya alam terbarukan dan tak terbarukan secara
optimal, proporsional dan berkelanjutan;dan
e. membangun dan mengembangkan sarana dan prasarana terpadu pada kawasan
sentra-sentra produksi, kawasan industri, dan kawasan perdagangan dan jasa.
4. Strategi pengembangan agropolitan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) huruf
d terdiri atas:
a. mengembangkan kawasan peruntukan pertanian, perkebunan, peternakan, dan
perikanan yang berkelanjutan;
b. mengembangkan kegiatan industri pengolahan perdagangan dan jasa;
c. mengembangkan sarana dan prasarana pendukung kegiatan agropolitan; dan
d. mempertahankan luasan lahan pertanian.
5. Strategi pengembangan kawasan pariwisata berwawasan lingkungan terdiri atas:
a. mengembangkan kawasan wisata; dan
b. mengembangkan pusat promosi dan pemasaran wisata.

Bab II-2
Laporan Fakta dan Analisa

6. Strategi pemantapan dan pelestarian kawasan lindung terdiri atas:


a. menetapkan kawasan lindung;
b. mempertahankan luasan kawasan hutan lindung dan mencegah terjadinya alih fungsi
lahan pada kawasan lindung;
c. mempertahankan ekosistem yang memberikan jasa lingkungan dan kelestarian
keanekaragaman hayati;
d. merehabilitasi kawasan yang mengalami degradasi fungsi lindung.
e. mencegah dampak negatif kegiatan manusia yang dapat merusak kawasan lindung;
f. memberikan sosialisasi kepada masyarakat tentang pelestarian kawasan lindung;
g. mengelola kawasan lindung melalui kelembagaan formal otonom dengan melibatkan
peran serta masyarakat sekitar;
h. melakukan upaya pencegahan dan penindakan terhadap kegiatan illegal dalam
kawasan lindung; dan
i. menyelenggarakan upaya terpadu dalam mengurangi pencemaran udara,
pencemaran air, pencemaran tanah terhadap kawasan lindung.
7. Strategi penanganan kawasan rawan bencana terdiri atas:
a. mengidentifikasi kawasan rawan bencana;
b. rehabilitasi lahan dan konservasi tanah pada kawasan rawan bencana tanah longsor;
c. mengendalikan kegiatan di sekitar kawasan kritis rawan bencana tanah longsor;
d. melakukan koordinasi dengan kabupaten/kota lain dalam pengendalian banjir; dan
e. mengendalikan banjir dengan pembangunan infrastruktur pengendali banjir.
8. Strategi untuk pengembangan dan pengendalian kawasan strategis terdiri atas:
a. menetapkan kawasan strategis sesuai dengan nilai strategis dan kekhususannya;
b. mengembangkan kawasan strategis provinsi yang berada di kabupaten;
c. mengembangkan dan meningkatkan kawasan strategis kabupaten; dan
d. meningkatkan sarana dan prasarana kawasan strategis.
9. Strategi untuk peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara
terdiri atas:
a. mendukung penetapan kawasan strategis nasional dan provinsi dengan fungsi
kawasan pertahanan dan keamanan;
b. mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budidaya tidak terbangun di
sekitar kawasan pertahanan dan keamanan;
c. mengembangkan budidaya secara selektif di dalam dan di sekitar kawasan
pertahanan untuk menjaga fungsi pertahanan dan keamanan; dan

Bab II-3
Laporan Fakta dan Analisa

d. turut serta menjaga dan memelihara aset-aset pertahanan/militer


2.4. RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH KABUPATEN
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2008 Tentang
Pedoman Perencanaan Kawasan Perkotaan dijelaskan bahwa Kawasan perkotaan adalah
wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian, dengan susunan fungsi kawasan
sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa
pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi.
Sesuai Perda No.3 Tahun 2014 tentang RTRW Kabupaten Hulu Sungai Selatan
kawasan perkotaan Daha Selatan diarahkan sebagai PKLp (Pusat Kegiatan Lokal Promosi)
diarahkan sebagai ;
1. Fungsi utama sebagai industri dan pergudangan skala regional
2. Fungsi penunjangnya perdagangan skala regional dan lokal, pertanian, perikanan,
peternakan, perkebunan, rawa, pariwisata lokal, dan jasa transportasi angkutan sungai
dengan skala regional;

Bab II-4
Laporan Fakta dan Analisa

PEMERINTAH KABUPATEN
HULU SUNGAI SELATAN
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN
TATA RUANG

RDTR
KAWASAN DAHA SELATAN

Bab II-5
Laporan Fakta dan Analisa

PEMERINTAH KABUPATEN
HULU SUNGAI SELATAN
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN
TATA RUANG

RDTR
KAWASAN DAHA SELATAN

Bab II-6

Anda mungkin juga menyukai