Anda di halaman 1dari 46

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN

USAHATANI JAGUNG HIBRIDA


DI KECAMATAN MOYO HILIR
KABUPATEN SUMBAWA

RENCANA PENELITIAN

Oleh
JENISA SUARNINGSY
C1G118054

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
2021
ii

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN


USAHATANI JAGUNG HIBRIDA
DI KECAMATAN MOYO HILIR
KABUPATEN SUMBAWA

Oleh
Jenisa Suarningsy
C1G118054

Rencana Penelitian Sebagai Salah Satu Syarat untuk


Melakukan Penelitian

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
2021
iii

HALAMAN PENGESAHAN

Rencana Penelitian (Proposal) diajukan oleh:

Nama : Jenisa Suarningsy


NIM : C1G118054
Program Studi : Agribisnis
Jurusan : Sosial Ekonomi Pertanian
Judul Rencana Penelitian : Analisis Pendapatan dan Kelayakan Usahatani Jag
ung Hibrida di Kecamatan Moyo Hilir Kabupaten
Sumbawa.
Telah diterima sebagai salah satu syarat untuk melakukan penelitian. Rencana
penelitian tersebut telah diperiksa dan disetujui oleh dosen pendamping.

Menyetujui:

Pembimbing Utama, Pembimbing Pendamping,

Ir.Wuryantoro, M.Agr.Bus. Ir. Nurtaji Wathoni, MP.


NIP. 196106271989031001 NIP. 196303061989031005

Mengetahui:
Ketua Jurusan
Sosial Ekonomi Pertanian, Ketua Program Studi Agribisnis,

Dr. Ir. Halimatus Sa’diyah, M.Sc. Dr. Ir. Abdullah Usman, M. Agr. Sc.
NIP. 196301101990012001 NIP. 19610927198803 1 001

Tanggal Pengesahan: 15 Desember 2021


iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah S.W.T yang berkat rahmat dan
hidayah-Nya lah, penulis dapat menyelesaikan penyusunan rencana penelitian
yang berjudul “Analisis Pendapatan dan Kelayakan Usahatani Jagung
Hibrida di Kecamatan Moyo Hilir Kabupaten Sumbawa” Sholawat dan
salam semoga selalu tercurahkan kepada baginda Nabi yang mulia Muhammad
SAW , keluarga, sahabat dan para pengikutnya.
Penyusunan rencana penelitian ini dapat diselesaikan tidak lepas dari
berbagai pihak yang telah memberikan dorongan atau bantuan secara langsung
maupun tidak langsung. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih
sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Ir. Wuryantoro, M.Agr.Bus., selaku Dosen Pembimbing Utama;
2. Bapak Ir.Nurtaji Wathoni, MP., selaku Dosen Pembimbing Pendamping;
3. Ibu Dr. Ir. Halimatus Sa’diyah, M.Sc., selaku Ketua Jurusan Sosial Ekonomi
Fakultas Pertanian Universitas Mataram;
4. Bapak Dr. Ir. Abdullah Usman, M.Agr.Sc. selaku Ketua Program Studi
Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Mataram;
5. Kedua orang tua tercinta MD. Susanto dan Salmah serta keluarga besar yang
selalu memberi dukungan dan motivasi serta do’a dan kesehatan bagi penulis.

Penulis menyadari bahwa penyusunan rencana penelitian ini masih jauh


dari kesempurnaan karena keterbatasan ilmu, informasi dan pengalaman. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
berbagai pihak dalam proses perbaikan rencana penelitian ke depannya sehingga
dapat bermanfaat bagi penulis, pembaca dan pihak-pihak lain yang melakukan
penelitian terkait penelitian ini.

Mataram, Novermber 2021


Penulis
v

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………. ii
HALAMAN PENGESAHAAN ………………………………………… iii
KATA PENGANTAR iv
…………………………………………………...
DAFTAR ISI ……………………………………………………………. v
DAFTAR TABEL ………………………………………………………. vi
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………… vii
I. PENDAHULUAN………………………………………………… 1
1.1. Latar Belakang ……………………………………………….. 1
1.2. Perumusan Masalah …………………………………………... 5
1.3. Tujuan Penelitian ……………………………………………... 5
1.4. Manfaat Penelitian ……………………………………………. 5
II. TINJAUAN PUSTAKA …………………………………………... 6
2.1. Usahatani ……………………………………………………... 6
2.2. Mengenal Tanaman Jagung …………………………………... 6
2.3. Tinjauan Tentang Jagung Hibrida ………………………..….. 7
2.3.1. Pemilihan Benih ………... ………………………………. 7
2.3.2. Budidaya Jagung ………………………………………… 7
2.4. Manfaat Tanaman Jagung ……………………………………. 8
2.5. Input Usahatani ……………………………………………..... 9
2.5.1. Lahan ……………………………………………………. 9
2.5.2. Tenaga Kerja …………………………………………….. 9
2.5.3. Modal ……………………………………………………. 10
2.5.4. Manajemen ……………………………………………… 10
2.6. Biaya Penerimaan …………………………………………….. 10
2.7. Penerimaan …………………………………………………… 11
2.8. Pendapatan Usahatani ………………………………………… 12
vi

2.9. Analisis Kelayakan …………………………………………… 12

Halaman

2.10. Hasil Penelitian Terdahulu ………………………………….. 13


2.11. Kerangka Pendekatan Masalah ……………………………... 14
2.12. Definisi Operasional ……………………………………….. 16
III. METODE PENELITIAN ……………………………………….. 17
3 3.1. Metode Penelitian ……………………………………………. 17
3.2. Unit Analisis ………………………………………………….. 17
3.3. Teknik Penetuan Sampel ……………………………………... 17
3.3.1. Penetuan Daerah Sampel …………………………………. 17
3.3.2. Penetuan Responden …………………………………….. 18
3.4. Jenis dan Sumber Data ……………………………………….. 19
3.4.1. Jenis Data ………………………………………………… 19
3.4.2. Sumber Data ……………………………………………… 19
3.5. Variabel dan Pengukuran …………………………………….. 19
3.6. Cara Pengumpulan Data ……………………………………… 20
3.7. Analisis Data …………………………………………………. 21
3.7.1 Analisis Biaya …………………………………………….. 21
3.7.2. Analisis Penerimaan ……………………………………… 21
3.7.3. Analisis Kelayakan ……………………………………….. 21
3.7.4. Faktor Penghambat ……………………………………….. 22
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………….. 23
LAMPIRAN ……………………………………………………… 25
vii

DAFTAR TABEL
Tabel: Halaman
1.1. Luas Panen, Hasil Per Hektar dan Produksi Jagung Kabupaten
Sumbawa 2020 ……………………………………………….. 2
1.2. Luas Tanam, Panen dan Produktivitas Jagung Kecamatan
Moyo Hilir 2020 …………………………………………… 3
viii

DAFTAR GAMBAR
Gambar: Halaman
2.1. Bagan Kerangka Pendekatan Masalah ………………………... 15
3.1. Bagan Penetuan Sampel ………………………………………. 18
1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah, menjadikan


Indonesia salah satu negara dengan potensi yang sangat besar di sektor pertanian.
Peran sektor pertanian dalam pembangunan Indonesia dapat dilihat dari kontribusi
sektor pertanian terhadap perekonomian nasional. Sektor pertanian terdiri dari
subsektor pertanian pangan, hortikultura, kehutanan, perkebunan, dan peternakan,
diantara empat subsektor yang memegang peranan penting dalam subsektor
tanaman pangan yang merupakan salah satu subsektor yang berperan penting
dalam penyusunan bahan makanan utama bagi masyarakat untuk mencapai
kelangsungan hidup. Budidaya tanaman pangan terdiri dari dua kelompok besar
yaitu padi dan palawija, pengembangan tanaman pangan juga ditujukan untuk
memperkuat ketahanan pangan dan pengentasan kemiskinan. Salah satu tanaman
pertanian yang banyak ditanam oleh petani Indonesia adalah jagung.
Jagung merupakan bahan pangan penting karena merupakan sumber
karbohidrat kedua setelah padi, sehingga sebagai salah satu sumber bahan pangan,
jagung telah menjadi komoditas utama setelah padi. Bahkan, jagung dijadikan
sebagai bahan pangan utama di beberapa daerah di Indonesia, seperti di Madura
dan Nusa Tenggara. Jagung juga dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak, yang
sampai saat ini pengembangannya terus dilakukakan, serta dapat dimanfaatkan
sebagai bahan baku industri seperti industri etanol. Industri pakan ternak dan
industri non-pangan, serta industri makanan dan minuman. Peranan jagung yang
dapat digunakan dalam berbagia industri tersebut membuat budidaya jagung
memiliki prospek yang sangat baik, baik dari harga jual maupun permintaan (Tim
Karya Mandiri, 2010).
Nusa Tenggara Barat merupakan daerah yang sangat potensial untuk
pengembangan sektor pertanian. NTB dikenal sebagai lambung pangan dan
ditetapkan sebagai salah satu daerah pendukung kedaulatan pangan nasional. NTB
juga dikenal sebagai daerah lumbung jagung, karena perkembangan produksi
jagung di NTB terus meningkat tajam (Diskominfo NTB, 2017). Pengembangan
2

jagung di NTB tersebar hampir di seluruh kabupaten dan kota. Hal ini
dikarenakan jagung merupakan komoditi pangan penting ke dua setelah padi
dilihat dari luas pertanaman dan jumlah produksi pertahun.
Kabupaten Sumbawa merupakan satu wilayah kabupaten di NTB yang
terdiri dari 24 wilayah kecamatan, 8 Kelurahan dan 157 Desa. Kabupaten
Sumbawa memilki potensi jagung terbesar di Provinsi Nusa Tenggara Barat,
dimana pada tahun 2020, luas panen jagung di Kabupaten Sumbawa adalah
89.409,10 ha dan produksi 564887,95 ton dengan tingkat produktivitas sebesar
6,32 ton/ha (Lampiran 1). Data potensi jagung yang tersebar di seluruh wilayah
kecamatan di Kabupaten Sumbawa, Tahun 2020 disajikan pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1. Luas Tanam, Panen dan Produktivitas Jagung di Kabupaten Sumbawa,
Tahun 2020.
Luas Produksi Produktivitas
No. Nama Desa
Panen (ton ) (kw/ha)
1. Sumbawa 1.242 8.322,97 6,70
2. Unter Iwes 2.689 17,877,12 6,65
3. Labuan Sumbawa 1.699 11588,37 6,82
4. Utan 5.681 34.351,45 6,05
5. Rhee 2.329 14.153,56 6,08
6. Alas 704 4.238,43 6,02
7. Buer 1.262 7.389,81 5,86
8. Alas Barat 3.102 18.857,83 6,08
9. Moyo Hilir 6.082 36.795,01 6,05
10. Moyo Utara 2.788 16.371,31 5,87
11. Moyo Hulu 1.593 10.448,12 6,56
12. Ropang 55 367,72 6,69
13. Lantung 0 0 0,00
14. Lenangguar 1.107 7.020,49 6,34
15. Lunyuk 24.704 159.398,24 6,45
16. Orong Telu 655 4.221,41 6,44
17. Lape 1.326 7.942,41 5,99
18. Lopok 2.863 16.671,21 5,82
19. Plampang 8.794 57.163,99 6,50
20. Maronge 2.000 13.525,21 6,76
21. Labangka 11.187 71.114,81 6,36
22. Empang 4.968 31.329,26 6,31
23. Tarano 2.473 15.085,46 6,10
24. Batu Lanteh 106 653,16 6,16
89.409 564.887,57 6,32
Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Sumbawa, Tahun 2021.
3

Dari Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa pada tahun 2020 produksi jagung di
Kabupaten Sumbawa mencapai 564.887,57 (ton) dengan luas panen 89409 (ha).
Kecamatan Moyo Hilir Kabupaten Sumbawa merupakan salah satu wilayah
kecamatan yang potensial untuk pengembangan jagung yang menduduki posisi
keempat terluas di Kabupaten Sumbawa dengan luas panen 6.082 ha dan produksi
sebesar 36.795,01 ton pada tahun 2020.

Tabel 1.2. Luas Tanam, Panen dan Produktivitas Jagung di Kecamtan Moyo
Hilir, Tahun 2020.
Jumlah
Luas Produksi Produktivitas
No. Nama Desa Kelompok
Panen (ton ) (kw/ha)
Tani
1. Moyo 214 1.498 7,00 6
2. Serading 630 4.788 7,60 16
3. Kakiang 314 2.229,4 7,10 26
4. Ngeru 755 5.285 7,00 27
5. Berare 38 266 7,00 4
6. Poto 441 3.087 7,00 15
7. Olat Rawa 618 4.017 6,50 17
8. Batu Bangka 796 5.492,4 6,90 32
9. Moyo Mekar 63 415,8 6,60 3
10. Labuhan Ijuk 240 1.512 6,30 13
Jumlah 4.109 28.590,6 6,96 159

Sumber : Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Moyo Hilir, Tahun 2021.

Dari Tabel 1.2 dapat dilihat bahwa luas panen jagung di Kecamatan Moyo
Hilir pada tahun 2020 yaitu 4.109 ha dengan total produksi sebanyak 283.590,6
ton produktivitas jagung di Kecamatan Moyo Hilir Sebesar 6,96 kw/ha adapun
jumlah kelompok tani sebanyak yang tersebar di 10 desa yaitu sebanyak 159
kelompok tani. Dari 10 desa yang ada di Kecamatan Moyo Hilir luas panen
tertinggi adalah Desa Batu Bangka dengan luas panen 796 ha dengan total
produksi 5.492,4 ton. Adapun tingkat produktivitas jagung di Desa Batu Bangka
yaitu 6,90 kw/ha dan jumlah kelompok tani di Desa Batu Bangka sebanyak 32
kelompok tani. Jumlah kelompok tani ini pun dari 10 desa di Kecamatan Moyo
Hilir, Desa Batu Bangka memiliki jumlah kelompok tani yang paling banyak yaitu
32 kelompok tani.
4

Dalam sebuah usahatani, sebagaimana halnya dengan usahatani jagung


hibrida yang dilakukan petani di Kecamatan Moyo Hilir, maka tujuan sebuah
usahatani adalah selain memperoleh produksi juga harus memberikan pendapatan
yang layak atau sesuai. Untuk menghitung pendapatan, maka beberapa komponen
yang penting di dalam memperhitungkan pendapatan meliputi produksi, harga,
penerimaan dan biaya produksi. Didalam usahatani pendapatan juga digunakan
untuk mengukur keberhasilan sebuah usahatani. Selain itu untuk melihat
bagaimana biaya itu dapat memberikan penerimaan yang sesuai dalam sebuah
usahatani maka kelayakan usaha tani itu berkerja, sehingga biaya yang telah di
keluarkan memberikan penerimaan yang layak yaitu dengan cara melihat
perbandingan antara penerimaan yang diperoleh dengan total biaya produksi yang
telah dikeluarkan oleh petani.
Tingkat pendapatan memilki pengaruh yang besar terhadap motivasi
petani untuk bercocok tanam sendiri. Semakin tinggi pendapatan petani maka
semakin aktif dan antusias petani tersebut dalam bertani. Sebaliknya, semakin
rendah pendapatan petani, semakin malas dan kurang antusias petani dalam
bertani. Dengan tingginya harga jagung, otomatis pendapatan petani meningkat,
seiring dengan pendapatan tambahan lainnya.
Dalam kenyataanya, petani di pedesaan umumnya tidak memperhitungkan
dengan pasti setiap biaya produksi yang dikeluarkan dalam usahatani. Di lain
pihak, untuk memperhitungkan seberapa besar pendapatan yang diperoleh dari
usahatani, perhitungan yang cermat terhadap seluruh biaya produksi yang
dikeluarkan sangat penting. Demikian juga biaya produksi yang sudah
dikeluarkan tersebut harus dapat memberikan balas jasa berupa penerimaan yang
layak.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk menganalisis
dengan judul ”Analisis Pendapatan dan Kelayakan Usahatani Jagung Hibrida
di Kecamatan Moyo Hilir Kabupaten Sumbawa ”
5

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian ini maka dapat dirumuskan masalah


sebagai berikut:
1. Berapa besar pendapatan usahatani jagung di Kecamatan Moyo Hilir
Kabupaten Sumbawa ?
2. Bagaimana kelayakan usahatani jagung hibrida di Kecamatan Moyo Hilir
Kabupaten Sumbawa?
3. Apa saja hambatan yang dihadapi oleh petani jagung di Kecamatan Moyo
Hilir Kabupaten Sumbawa ?

1.3. Tujuan Penelitian

1. Untuk menganalisis biaya dan pendapatan usahatani Jagung Hibrida di


Kecamatan Moyo Hilir Kabupaten Sumbawa.
2. Untuk menganalisis kelayakan usahatani jagung hibrida di Kecamatan Moyo
Hilir Kabupaten Sumbawa.
3. Untuk mengidentifikasi hambatan yang dihadapi petani jagung hibrida di
Kecamatan Moyo Hilir Kabupaten Sumbawa.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan masukan bagi petani jagung hibrida dalam usaha


meningkatkan pendapatan usahatani Jagung di Kecamatan Moyo Hilir
Kabupaten Sumbawa.
2. Sebagai bahan studi dan referensi bagi mahasiswa yang berhubungan dengan
penelitian khususnya mahasiswa jurusan sosial ekonomi pertanian.
6

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Usahatani

Menurut Sriyadi (2014) usahatani adalah usaha dibidang pertanian, baik


pertanian pangan, hortikultura, tanaman hias, perkebunan, perikanan, kehutanan
dan pertenakan. Usahatani merupakan kegiatan ekonomi yang memerlukan biaya
produksi agar proses produksi dapat berlangsung.
Menurut Wanda (2015) ilmu usahatani merupakan suatu ilmu yang
mempelajari bagaimana menentukan, mengorganisasikan dan mengkoordinasikan
dalam menggunakan sumberdaya dengan efektif dan efisien sehingga pendapatan
yang diperoleh oleh petani lebih tinggi.
Menurut Firdaus (2010) usahatani (farm) adalah organisasi dari alam
(lahan), tenaga kerja, dan modal yang ditujukan kepada produksi di lapangan
pertanian. Organisasi tersebut ketatalaksanaan nya berdiri sendiri dan sengaja
diusahakan oleh seseorang atau sekumpulan orang sebagai pengelolanya.
Menurut Rahim dan Hastuti (2007) usahatani adalah ilmu yang
mempelajari tentang cara petani mengelola input atau faktor-faktor produksi
dengan efektif, efisien, dan kontinyu untuk menghasilkan produksi yang tinggi
sehingga pendapatan usahataninya meningkat.

2.2. Mengenal Tanaman Jagung

Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya


diselesaikan dalam 80-150 hari. Biji jagung merupakan jenis serealia dengan
ukuran biji terbesar dengan berat rata-rata 250-300 mg. Biji jagung memiliki
bentuk tipis dan bulat melebar yang merupakan hasil pembentukan dari
pertumbuhan biji jagung. Biji jagung diklasifikasi sebagai kariopsis. Hal ini
disebabkan biji jagung memiliki struktur embrio yang sempurna. Serta nutrisi
yang dibutuhkan oleh calon individu baru untuk pertumbuhan dan perkembangan
menjadi tanaman jagung (Wulandari dan Batoro,2016).
Jagung merupakan salah satu komoditas utama tanaman pangan yang
mempunyai peran strategis dalam pembangunan pertanian dan perekonomian
7

Indonesia. Komoditas ini mempunyai fungsi multiguna, baik untuk konsumsi


langsung maupun sebagai bahan baku utama industri pakan dan pangan. Selain
itu, pentingnya peranan jagung terhadap perekonomian nasional telah
menempatkan jagung sebagai kontributor terbesar kedua terhadap Produk
Domestik Bruto (PDB) setelah padi dalam subsektor tanaman pangan (Bappenas,
2018).

2.3. Tinjauan Tentang Jagung Hibrida

2.3.1. Pemilihan Benih

Jenis hibrida varietas bisi dan pioneer, umumnya sudah bersertifikat. Setiap
provinsi sudah tersedia benih jagung jenis unggul ini. Biasanya benih sudah
dibubuhi fungisida yang befungsi untuk melindungi tanaman dari berbagai
penyakit (Budiman, 2011)

2.3.2. Budidaya Jagung Hibrida

a. Syarat Tumbuh
Tanah gembur, aerasi baik (tanah mempunyai satu porositas yang tinggi,
sehingga tanah mempunyai sirkulasi udara yang bagus. Pada tanah yang pH
rendah (asam) disarankan menggunakan kapur, untuk meningkatkan derajat
keasaman tanah. Bila drainase tinggi, jagung disarankan dibuat guludan
(Budiman, 2011) .

b. Waktu dan Cara tanam


Mei-juni-juli ( musim hujan selesai hingga memasuki kemarau) sangat baik
sekali untuk menanam jagung (Budiman, 2011).

c. Jarak Tanaman
Bagi tanah yang berjenis tanah becek, disarankan dibuat guludan. Dengan
membuat guludan dimaksud untuk menghindari tanah becek, sehingga aerasi
tanah jelek. Jarak antar guludan ¾ m sedangkan jarak di dalam baris 20-25 cm
(Budiman,2011).
8

d. Pemupukan
Pemupukan penting karena jagung jenis unggul membutuhkan banyak nitrogen
minimal 300 kg. urea diberikan saat tanam 1/3 dan sisanya diberikan setelah
umur tanaman 1 bulan. Disamping itu diberikan pupuk SP36/TSP 200-250 kg
dan KCL 75-100 kg diberikan pada saat tanam. Pemberian pupuk dianjurkan
tidak dicampur, dimana jarak dengan larikan kira-kira 7 cm dan kedalaman 7
cm (Budiman, 2011).

e. Pemeliharaan
Penyiang ada umur 4 minggu setelah tanam, setelah itu baru diberikan pupuk.
Catatan bagi para petani, jangan sampai pupuk diberikan sebelum penyiangan
karena akan diserap oleh rumput yang belum disiangi (Budiman, 2011).

f. Hama yang menyerang


Penggerak batang/ daun diberikan insektisida yang sistemik karena ketika
ditaruh bias terserap dan nantinya akan mengalir diseluruh jaringan tanaman,
sehingga hama yang makan tanaman akan mati. Misalnya Furadan-3G
(Budiman,2011).

g. Panen

Untuk jagung yang dikonsumsi sebagai jagung rebus dapat dipanen sekitar 65-
70 hari. Untuk jenis jagung tertentu seperti baby corn/ jagung sayur dapat di
panen pada 45-50 hari. Sedangkan untu jagung kering dapat dipanen sekitar 90
hari (Budiman,2011).

2.4. Manfaat Tanaman Jagung

Tanaman jagung bermanfaat bagi kehidupan manusia dan hewan, hampir


seluruh bagian tanaman dapat dimanfaatkan untuk berbagai bentuk keperluan.
Produksi utama usahatani tanaman jagung adalah biji. Biji jagung merupakan
sumber karbohidrat yang potensial untuk bahan pangan maupun non pangan.
Produksi sampingan berupa batang,daun dan klobot dapat dimanfaatkan sebagai
bahan ternak ataupun kompos.
Penggunaan tanaman jagung dapat dimanfaatkan untuk beberapa keperluan
9

(Nopianti, 2018), yaitu:


1. Buah jagung mudah digunakan untuk bahan makanan olahan dapur seperti
sayuran, bakwan, sambal goreng, oseng-oseng, dan masakan sehari-hari.
2. Biji jagung tua digantikan sebagai pengganti nasi, roti jagung, tepung,bahan
campuran kopi bubuk, biskuit, kue kering, pakan ternak, bahan baku industri
farmasi, dextrin, perekat, industri tekstil bahan baku obat-obatan.
3. Batang dan daun dapat digunakan untuk pakan ternak
4. Batang dan daun tua yang telah panen dapat digunakan untuk pupuk hijau
dan kompos
5. Batang dan daun kering digunakan untuk kayu bakar

2.5. Input Usahatani

2.5.1. Lahan

Lahan (meliputi tanah, air dan yang terkadengan di dalamnya) merupakan


salah satu unsur usahatani atau disebut juga faktor produksi yang mempunyai
kedudukan penting. Kedudukan penting dari lahan sebagai faktor produksi terkait
dengan kepemilikan dan pemanfaatan sebagai tempat atau wadah proses produksi
berlangsung. Ditinjau secara fisik, kondisi dan sifat lahan (tanah, air dan
dikandungnya) sangat beragam antara satu dengan tempat lainnya dapat berbeda.
Secara ekonomi, lahan mempunyai tingkat produktivitas yang berbeda antara satu
agroekosistem dengan egroekosistem lainnya atau bersifat spesifik lokasi. Secara
hukum, terkai dengan status kepemilikan dapat mempengaruhi nilai dan harga
sehingga penggunaan dan penghasilan dari faktor produksi ini dapat berbed akibat
berbeda status kepemilikan (Darsani dan Subagio, 2016 cit.Soeri ,2018).

2.5.2. Tenaga Kerja

Menurut Soeri (2018) tenaga kerja merupakan subsistem usahatani yang


apabila faktor tenaga kerja ini tidak ada maka usahatani tidak akan berjalan. Besar
kecilnya peranan tenaga kerja terhadap hasil usahatani dipengaruhi oleh
keterampilan kerja yang tercermin dari tingkat produktivitasnya. Jenis tenaga
10

kerja dalam usahatani dibagi atas kerja manusia, tenga ternak dan tenaga mesin.
Berikut merupakan kegiatan yang membutuhkan tenaga kerja manusia di dalam
usahatani, meliputi:
1. Pengolahan lahan
2. Pengadaan saprodi
3. Penanaman
4. Persemaian
5. Peliharaan, meliputi pemupukan, penyiangan, pemangkasan, pengairan.
6. Panen
7. Pengangkutan hasil
8. Penjualan hasil

2.5.3. Modal

Menurut Soeri (2018) modal dari segi ekonomi merupakan salah satu
faktor produksi yang berasal dari kekayaan seseorang yang digunakan untuk
menghasilkan pedapatan bagi pemiliknya.

2.5.4. Manajemen

Menurut Zaman, dkk. (2020), manajemen usaha tani merupakan bagian


penting sekaligus salah satu unsur usaha produksi. Kemampuan usaha tani adalah
kemampuan usaha petani itu sendiri dalam melakukan perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, mengkoordinasikan, evaluasi, pengawasan dan
penyesuaian-penyesuaian sebagai bagian dari upaya untuk memperoleh hasil
usaha yang maksimal dengan menetapkan sejumlah teknologi sederhana yang
dikuasai, agar usahatani yang dijalankan mampu memberikan hasil sesuai yang
diharapkan.

2.6. Biaya Usahatani

Menurut Soekartawi (2006) menjelaskan bahwa biaya usahatani


dibagi menjadi dua, yaitu Biaya tetap (fixed cost) dan Biaya variabel
(variable cost). Biaya tetap ini umumnya didefinisikan sebagai biaya yang
11

relatif tetap jumlahnya, dan terus dikeluarkan walaupun produksi yang


diperoleh banyak atau sedikit. Biaya variabel didefinisikan sebagai biaya
yang mempengaruhi besar kecilnya produksi yang diperoleh. Contohnya
biaya untuk sarana produksi. Kalau menginginkan produksi yang tinggi,
maka tenaga kerja perlu ditambah, pupuk juga perlu ditambah, dan
sebagainya, sehingga biaya ini sifatnya berubah-ubah tergantung dari besar
kecilnya produksi yang diinginkan.
Menurut Soekartawi (2006) untuk menghitung Total biaya (TC)
adalah total dari biaya tetap (FC) dan biaya variabel (VC). Secara
matematis dapat ditulis:
TC = FC +VC
Keterangan:
TC = Total biaya
TFC = Biaya tetap
VC = Biaya variabel

2.7. Penerimaan

Penerimaan usahatani adalah perkalian antara yang diperoleh dengan


harga jual produk. Penerimaan total atau pendapatan kotor ialah nilai produksi
secara keseluruhan sebelum dikurangi biaya produksi. Pendapatan bersih
usahatani merupakan selisih antara penerimaan dan semua biaya atau total biaya.
Petani dalam memperoleh pendapatan bersih yang tinggi maka petani harus
mengupayakan penerimaan yang tinggi dan biaya produksi yang rendah (Rahim
dan Diah 2008).
Penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi yang diperoleh
dengan harga jual (Soekartawi, 2006). Pernyataan ini dapat dituliskan sebagai
berikut:

TRi = Yi . Pyi

Keterangan:
TR = Total Penerimaan
Y = Produksi yang diperoleh dalam suatu usahatani
Py = Harga Y
12

2.8. Pendapatan Usahatani

Menurut Suratiyah (2015) pendapatan adalah selisih antara penerimaan


(TR) dan biaya total (TC) selama melakukan kegiatan usahatani. Pendapatan
meliputi pendapatan kotor dan pendapatan bersih. Pendapatan kotor adalah nilai
produksi komoditas pertanian secara keseluruhan sebelum dikurangi biaya
produksi. Pendapatan dapat dinyatakan dalam rumus:
I = TR - TC
Keterangan:
I = Pendapatan
TR = Total Penerimaan
TC = Total Biaya Produksi

2.9. Analisis Kelayakan

Menurut Hery dkk (2017) analisis kelayakan (feasibility analysis) adalah


proses menentukan apakah suatu ide bisnis yang baru dapat bertahan menjadi
sebuah usaha yang sukses. Tujuannya adalah untuk menetukan apakah ide bisnis
tersebut layak diwujudkan atau tidak. Jika ide bisnis tersebut tergolong layak,
maka langkah berikutnya adalah menyusun rencana bisnis yang solid (unggul)
untuk mengekloitasi ide tersebut.
R/C ratio adalah perbandingan antara total penerimaan dengan total biaya
(Suratiyah, 2015). Dinyatakan dalam rumus sebagai berikut :
Penerimaan Total
R/C¿
Biaya Total
Keterangan :
Revenue = Besarnya penerimaan yang diperoleh (Rp)
Cost = Besarnya biaya yang dikeluarkan (Rp)

Kriteria yang digunakan dalam perhitungan Analisis Revenue Cost Ratio (R/C)
adalah:
1. Apabila R/C > 1 artinya usahatani tersebut menguntungkan.
2. Apabila R/C = 1 artinya usahatani tersebut impas (tidak untung dan tidak rugi).
3. Apabila R/C < 1 artinya usahatani tersebut rugi
13

2.10. Hasil Penelitian Terdahulu

Hasil penelitian Khairulnisah (2018) tentang Faktor-Faktor yang


Mempengaruhi Pendapatan Usahatani Jagung di Kabupaten Dompu ( Kasus
Petani Binaan IFSCA) disimpulkan sebagai berikut: (1) Besar biaya yang
dikeluarkan oleh petani jagung binaan IFSCA di Kabupaten Dompu selama satu
musim tanam sebesar Rp. 7.783.883 per Ha atau Rp 11.987.180 per LGG dalam
satu kali tanam. (2). Pendapatan petani jagung binaan IFSCA di Kabupaten
Dompu selama satu musim tanam sebesar Rp 6.034.618 per Ha atau Rp 9.293.311
per LGG dalam satu kali tanam. (3). Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi
pada usahatani jagung di Kabupaten Dompu adalah benih (X1), pupuk (X2),
pestisida (X3), tenaga kerja (X4), luas lahan (X5) dan pengalaman petani (X6). Ini
dengan ditunjukan nilai R2 sebesar 0,877 ini berarti 87,7% dipengaruhi oleh
variabel-variabel bebas dalam model. Diantara faktor-faktor yang mempengaruhi
produksi yang berpengaruh nyata (signifikan) terhadap produksi adalah pupuk dan
luas lahan pada taraf nyata 5%. Semesntara variabel lain yaitu benih, pestisida,
tenaga kerja dan pengalaman petani tidak berpengaruh nyata (non signifikan).
Hasil Penelitian Nopianti (2018) tentang Analisis Pendapatan Usahatani
Jagung pada Berbagai Usia Panen di kecamatan Kayangan Kabupaten Lombok
Utara disimpulkan sebagai berikut: (1). Rata-rata pendapatan petani dari usahatani
jagung pada berbagai usia panen musim tanam 2018 sebesar Rp 4.453.231 per
hektarnya untuk usahatani jagung muda, sebesar Rp 7.211.333 per hektar untuk
usahatani jagung tengahan dan sebesar Rp 8.342.684 per hektarnya untuk jagung
tengahan dan sebesar Rp 8.342.684 per hektar untuk usahatani jagung tua. (2).
Usahatani jagung pada berbagai usia panen di Kecamatan Kayangan adalah layak
untuk diusahakan. Hal ini dilihat dari nilai R/C ratio sebesar 1.9 untuk usahatani
jagung panen usia muda, sebesar 2.70 untuk usahatani jagung panen usia tengahan
dan sebesar 3.08 untuk usahatani jagung panen usia tua. Artinya jika pengeluaran
Rp 1 petani jagung pada berbagai usia panen akan memperoleh penerimaan
sebesar Rp 3.08. (3). Hambatan-hambatan yang dihadapi petani dalam melakukan
14

usahatani jagung pada berbagai usia panen di Kecamatan Kayangan yaitu


rendahnya harga output.
Hasil Penelitian Laksmi (2016) tentang Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Produksi dan Pendapatan Usahatani Jagung Hibrida di Kecamatan
Gerung Kabupaten Lombok Barat disimpulkan sebagai berikut: (1). Produksi
jagung hibrida di Kecamatan Gerung Kabupaten Lombok Barat adalah sebesar
5.118 kg per luas lahan garapan (7.839 kg per hektar) dalam bentuk gelondongan
(tongkol kering). (2). Secara serentak semua variabel bebas (X) yang ada dalam
model berpengaruh nyata terhadap terikat (Y). Namun secara parsial hanya
variabel luas lahan, pupuk SP-36 dan tenaga kerja mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap produksi jagung hibrida. (3). Pendapatan usahatani jagung
hibrida di Kecamatan Gerung Kabupaten Lombok Barat yaitu sebesar Rp
14.481.419 per luas lahan garapan (Rp.19.752.626 per hektar). (4) secara serentak
semua variabel bebas (X) yang ada dalam model berpengaruh nyata terhadap
variabel terikat (Y). Namun secara parsial hanya variabel jumlah produksi dan
harga produksi per kg mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap produksi
jagung hibrida. (5). Hambatan-hambatan yang dihadapi oleh petani responden
dalam usahatani jagung adalah serangan hama penyakit, kurangnya biaya
pemasaran dan kelembagaan.

2.11. Kerangka Pendekatan Masalah

Kecamatan Moyo Hilir merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten


Sumbawa yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian dari bertani.
Hal ini dapat dilihat dari luas lahan pertanian yang ada di Kabupaten Sumbawa.
Komoditas pangan unggulan yang banyak dikembangkan petani selain padi yaitu
tanaman jagung. Karena permintaan pasar yang terus meningkat atau mempunyai
prospek pasar yang terjamin.
Usahatani jagung hibrida merupakan usaha bercocok tanam jagung yang
dilakukan melalui usaha campur tangan manusia didalam pengelolaan tanaman
jagung. Dalam melakukan usahatani tahap yang paling penting adalah proses
produksi. Pada proses produksi yang dibutuhkan dari usahatani jagung terdiri dari
15

biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap meliputi sewa lahan, penyusutan alat
dan modal, sedangkan biaya variabel meliputi biaya benih, pupuk, pestisida atau
obat-obatan dan tenaga kerja. Besarnya masing-masing komponen biaya tersebut
dipengaruhi oleh jumlah input yang dilakukan dan tingkat harga masing-masing
input yang pada akhirnya secara bersama-sama akan mempengaruhi besarnya
biaya produksi per proses produksi.
Adapun output yang diperoleh dari usahatani jagung tersebut dikalikan
harga per kilogram sehingga akan memperoleh total penerimaan. Dari komponen
biaya dan penerimaan diperoleh pendapatan bersih dari usahatani. Salah satu cara
untuk menilai sejauh mana manfaat yang diperoleh dari pengorbanan atau biaya
yang telah dikeluarkan dapat digunakan analisis revenue cost ratio (R/C).

Usahatani Jagung Hibrida

Produksi Hambata
n

Outpu
Input
t

Biaya
Biaya Variabel
Tetap Jumlah Produksi Harga Output
(VC)
(FC)

Total Biaya (TC) Nilai Produksi


(TR)

Pendapatan
Kelayakan
Usahatani

Gambar 2.1. Bagan Kerangka Pendekatan Masalah


16

2.12. Definisi Operasional

Adapun definisi operasional dari uraian sebelumnya adalah sebagai


berikut:
1. Usahatani yang dimaksud dalam penelitian ini adalah usahatani jagung
hibrida di Kecamatan Moyo Hilir Kabupaten Sumbawa.
2. Proses produksi yang dimaksud adalah proses yang dilakukan oleh petani
dalam melaksanakan usahatani jagung mulai dari tahap awal sampai tahap
panen.
3. Input produksi adalah seluruh biaya yang diperlukan oleh petani jagung untuk
menjalankan proses usahatani jagung.
4. Output produksi adalah seluruh hasil usahatani jagung yang diperoleh petani
jagung.
5. Biaya variabel adalah biaya yang besar kecilnya tergantung dari besar
kecilnya jumlah produksi atau biaya yang habis dipakai dalam satu kali
proses produksi
6. Biaya tetap adalah biaya yang besar kecilnya tidak tergantung dari besar
kecilnya jumlah produksi atau biaya yang tidak habis dipakai dalam satu kali
proses produksi
7. Total biaya adalah seluruh biaya tetap dan biaya variabel yang digunakan
untuk menghasilkan sejumlah produksi.
8. Harga output adalah sejumlah uang yang diterima oleh produsen pada output
(hasil) produksi
9. Jumlah produksi adalah keseluruhan output yang dihasilkan dari penggunaan
sejumlah faktor produksi.
10. Nilai Produksi adalah nilai dari jagung yang dihasilkan oleh sektor produksi.
11. Pendapatan adalah selisih dari penerimaan dan pengeluaran dalam proses
produksi .
12. Kelayakan usahatani adalah perbandingan antara total penerimaan dengan
total biaya dikeluarkan dalam usahatani jagung.
17

13. Hambatan adalah masalah yang dihadapi petani baik dalam proses produksi
sampai pemasaran hasil panen.

III. METODE PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,


yaitu suatu metode yang meneliti kelompok manusia atau objek, suatu set kondisi,
sistem pemikiran atau suatu kelas peristiwa pada masyarakat sekarang. Tujuannya
adalah untuk membuat suatu deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis,
faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, serta hubungan antara fenomena yang
diselidiki (Nazir, 2011).

3.2. Unit Analisis

Unit analisis dalam penelitian ini adalah usahatani jagung hibrida di


Kecamatan Moyo Hilir Kabupaten Sumbawa, Tahun 2021.

3.3. Teknik Penentuan Sampel

3.3.1. Penentuan Daerah Sampel

Penelitian ini akan dilaksanakan di Kecamatan Moyo Hilir Kabupaten


Sumbawa dengan menggunakan data 2021. Kecamatan Moyo Hilir terdiri dari 10
desa yaitu Moyo, Serading, Kakiang, Ngeru, Berare, Poto, Olat Rawa, Batu
Bangka, Moyo Mekar, Labuan Ijuk. Dari kesepuluh desa tersebut ditetapkan satu
desa yaitu Desa Serading sebagai lokasi penelitian secara Purposive Sampling
(sengaja) dengan pertimbangan desa tersebut memiliki jumlah kelompok tani
terbanyak dan lahan usahtani terluas (Lampiran 4). Selanjutnya di Desa Serading
terdapat 79 kelompok tani dan ditentukan tiga kelompok tani sampel secara
Purposive Sampling (sengaja) dengan pertimbangan ketiga kelompok tani tersebut
memiliki jumlah anggota kelompok tani terbanyak (Lampiran 5). Kelompok tani
tersebut adalah Kuang Buik jumlah anggota (51 orang), Ai Batu Kelit jumlah
18

anggota (50 orang) dan Pelita Jaya III jumlah anggota (60 orang).

3.3.2. Penentuan Responden

Responden dalam penelitian ini adalah petani jagung hibrida di Kecamatan


Moyo Hilir. Jumlah petani responden ditentukan secara Quota Sampling sebanyak
30 orang responden yang terdistribusi secara Proportional Random Sampling,
yaitu poktan Kuang Buik sebanyak 10 responden, Poktan Ai Batu Kelut sebanyak
9 responden dan Poktan Pelita Jaya III sebanyak 11 responden, dengan
perhitungan sebaggai berikut:
51
Poktan Kuang Buik = x 30 = 10
161

Poktan Ai Batu 50
= x 30 = 9
Kelit 161

60
Poktan Pelita Jaya III = x 30 = 11
161
Penentuan lokasi penelitian dan jumlah responden lebih jelas dapat dilihat pada
Gambar 3.1.
Kecamatan Moyo Hilir

Desa Serading

Poktan Poktan Poktan


Kuang Buik Ai Batu Kelit Pelita Jaya III
N = 51 N = 50 N = 60

n = 10 n =9 n = 11

Keterangan:
N = Jumlah populasi
n = jumlah sampel
30 responden
19

Gambar 3.1. Bagan Penentuan Sampel

3.4. Jenis dan Sumber Data

3.4.1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data
kuantitatif. Data kualitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat
atau gambar, misalnya meliputi tingkat pendidikan, jenis kelamin, hambatan
dalam proses penjualan hasil produksi jagung dan lain-lain. Sedangkan data
kuantitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk angka, misalnya meliputi
biaya dan pendapatan petani.

3.4.2. Sumber Data

Sumber data terdiri atas dua sumber yaitu data primer, data primer
merupakan data yang diperoleh dari responden melalui wawancara langsung
dengan pedoman pada daftar pertanyaan dan data sekunder yaitu data yang
diperoleh dari dinas/instansi/lembaga lain yang ada kaitanya dengan penelitian ini,
yaitu dinas pertanian Kabupaten Sumbawa, balai penyuluhan pertanian (BPP)
kecamatan Moyo Hilir. Sedangkan periode waktu data yang dikumpulkan yaitu
pada musim tanam jagung periode 2020.

3.5. Variabel dan Cara Pengukuruan

Variabel-variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


1. Produksi merupakan jumlah atau hasil produksi jagung yang dihasilkan petani
dalam satu kali musim tanam dan dinyatakan dalam satuan kilogram (kg).
2. Biaya produksi adalah seluruh biaya yang digunakan oleh petani dalam
melakukan usahatani jagung pada berbagai usia panen untuk melakukan
proses produksi, yang meliputi biaya variabel maupun biaya tetap.
20

3. Biaya variabel adalah biaya yang sifatnya mempengaruhi secara langsung


besar kecilnya produksi, meliputi:
a) Biaya sarana produksi adalah biaya yang dipakai untuk pembelian saprodi
meliputi pembelian benih, pupuk dan obat-obatan, dinyatakan dalam
satuan rupiah (Rp).
b) Biaya tenaga kerja baik dalam keluarga maupun luar keluarga diukur
berdasarkan jumlah tenaga kerja dan banyaknya per musim tanam
berdasarkan tingkat upah atau gaji per HKO yang berlaku, dinyatakan
dalam satuan rupiah (Rp).
4. Biaya tetap adalah biaya yang sifatnya tidak mempengaruhi besar kecilnya
produksi meliputi:
a) Biaya lahan adalah biaya yang dikeluarkan oleh petani apabila mereka
tidak memiliki lahan sendiri, sehingga mengharuskan untuk menyewa
lahan selama kegiatan usahatani. Pengukuran dilakukan dengan cara nilai
riil lahan per satuan luas per tahun (Rp).
b) Biaya penyusutan alat-alat tahun lama. Nilai penyusutan diperoleh dari
hasil pengurangan nilai pembelian dengan taksiran nilai sisa bagi dengan
jangka umur ekonomisnya, dinyatakan dalam satuan rupiah (Rp).
5. Biaya total (Total Cost) adalah biaya usahatani yang diketahui dengan cara
menambah biaya tetap dan biaya variabel, yang dinyatakan dalam satuan
rupiah (Rp).
6. Harga merupakan nilai jual jagung yang ditargetkan oleh petani, dinyatakan
dalam satuan rupiah per kg (Rp/kg).
7. Nilai produksi adalah total jumlah produksi jagung dikalikan dengan harga
yang diterima oleh petani, dinyatakan dalam satuan rupiah (Rp).
8. Pendapatan Petani adalah selisih antara nilai produksi dengan total biaya
produksi dalam satu kali musim tanam, dinyatakan dalam satuan rupiah (Rp).
9. Hambatan yang dihadapi oleh petani dalam kegiatan usahatani jagung
hibrida.

3.6. Cara Pengumpulan Data


21

Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan teknik


wawancara yaitu bertemu dan melakukan wawancara langsung dengan 30
responden yang terdapat di kecamatan moyo hilir. Yang berpedoman pada daftar
pertanyaan (kuesioner) yang sudah disiapkan sebelumnya.

3.7. Analisis Data


Data yang diperoleh dari hasil penelitian dianalisis secara deskriptif
selanjutnya untuk menganalisis masing-masing variabel diuraikan sebagai berikut:

3.7.1. Biaya Produksi

Untuk mengetahui biaya yang dikeluarkan petani dalam usahatani jagung


hibrida dengan cara menjumlahkan biaya tetap (Fixed Cost/FC) dengan biaya
variabel (Variable Cost) (Soekartawi, 2006). Dengan rumus:

TC = FC + VC
Keterangan:
TC = Total biaya
TFC = Biaya tetap
TVC = Biaya variabel

3.7.2. Penerimaan

Untuk mengetahui penerimaan usahatani dapat dianalisis dengan


mengalikan jumlah produksi dengan harga per satuan (Soekartawi,2006). Berikut
dalam persamaan matematis:

TRi = Yi . Pyi
Keterangan:
TR = Total Penerimaan
Y = Produksi yang diperoleh dalam suatu usahatani
Py = Harga produksi

3.7.3. Analisis Kelayakan

R/C ratio adalah perbandingan antara total penerimaan dengan total biaya
(Suratiyah, 2015). Dinyatakan dalam rumus sebagai berikut :
22

Penerimaan Total
R/C¿
Biaya Total
Keterangan :
Revenue = Besarnya penerimaan yang diperoleh (Rp)
Cost = Besarnya biaya yang dikeluarkan (Rp)

Kriteria yang digunakan dalam perhitungan Analisis Revenue Cost Ratio (R/C)
adalah:
1. Apabila R/C > 1 artinya usahatani tersebut menguntungkan.
2. Apabila R/C = 1 artinya usahatani tersebut impas (tidak untung dan tidak
rugi).
3. Apabila R/C < 1 artinya usahatani tersebut rugi.

3.7.4. Faktor Penghambat

Untuk mengidentifikasi faktor penghambat yang dihadapi oleh petani


jagung hibrida dalam usahataninya dengan cara wawancara langsung dengan
petani responden dalam bentuk data kualitatif, kemudian secara deskriptif.
23

DAFTAR PUSTAKA

Bappenas. 2018. Kajian Ekonomi Komoditas Jagung Provinsi Gorontalo.


Bappenas, Jakarta.
Budiman, H. 2011. Sukses Bertanam Jagung Komoditas Pertanian yang
Menjanjikan. Pustaka Baru Press. Jogyakarta.
Firdaus. M. 2010. Manajemen Agribisnis. Bumi Aksara. Jakarta.
Heri, S.E., dkk. 2017. Melakukan Analisis Kelayakan dan Menyusun Rencana
Bisnis yang Unggul: Design The Business Plan for Start-Up
Entrepreneur. Jakarta. Gramedia Widiasarana.
Hijrianti. L. 2020 . Analisis Pendapatan Usahatani Jagung di Lahan Sawah
Kabupaten Lombok Utara. Skripsi, Unpublished. Program Studi
Agribisnis, Fakultas Pertanian. Universitas Mataram. Mataram
Karmini. 2018. Ekonomi Produksi Pertanian. Mulawarman University Press.
Kalimantan Timur.
Khairulnisah, N. 2018. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Usahatani
Jagung di Kabupaten Dompu (Kasus Petani Binaan IFSCA). Skripsi,
Unpublished. Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas
Mataram.
Laksmi. P . 2016. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi dan
Pendapatan Usahatani Jagung Hibrida di Kecamatan Gerung Kabupaten
Lombok Barat. Skripsi, Unpublished. Program Studi Agribisnis, Fakultas
Pertanian. Universitas Mataram. Mataram.
Nazir. M. 2011. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Nopianti. L. 2018. Analisis Pendapatan Usahatani Jagung Pada Berbagai Usia
Panen di Kecamatan Kayangan Kabupaten Lombok Utara. Skripsi,
Unpublished. Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian. Universitas
Mataram. Mataram
Rahim, ABD dan Diah Retno Dwi Hastuti. 2008. Ekonometrika Pertanian
(Pengantar, Teori dan Kasus). Penebar Swadaya. Jakarta
Rahim, A., Hastuti, D. 2007. Pengantar Teori dan Kasus Ekonomi Pertanian.
Penebar Swadaya. Jakarta.
Soeri. M. 2018. Usahatani dan Analisisnya. Universitas Wisnuwardhana Malang
Press . Jakarta.
Soekartawi. 2006. Analisis Usahatani . Universitas Indonesia. Jakarta.
Sriyadi. 2014. Risiko Usahatani. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Yogyakarta.
Suratiyah. 2015. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta
24

Tim Karya Tani Mandiri. 2010. Pedoman Bertanam Jagung. Nuansa Aulia.
Bandung.
Wanda, F. F. A (2015). Analisis pendapatan Usaha Tani Jeruk Siam (Studi Kasus
Di Desa Padang Pengrapat Kecamatan Tanah Grogot Kabupaten Paser). J.
Administrasi Bisnis,3 (3),600-611.
Zaman, dkk. (2020). Ilmu Usahatani. Yayasan Kita Menulis. Medan.
25

LAMPIRAN
26

Lampiran 1. Luas Tanam, Panen dan Produktivitas Jagung di Provinsi Nusa


Tenggara Barat, Tahun 2020.
Luas Panen Produksi Produktivitas
No. Kabupaten/Kota
(ha) (ton) (ton/ha)
1 Lombok Barat 9066,80 59261,72 6,54
2 Lombok Tengah 14438,60 53000,27 3,67
3 Lombok Timur 21579,30 106731,18 4,95
4 Sumbawa 89409,10 564887,95 6,32
5 Dompu 58182,90 302117,09 5,19
6 Bima 61664,70 463927,93 7,52
7 Sumbawa Barat 10661,90 57093,10 5,35
8 Lombok Utara 11027,60 74957,86 6,80
9 Kota Mataram 55,00 426,35 7,75
10 Kota Bima 6807,20 44176,55 6,49
NTB 282893,10 1726580,00 6,10
Sumber: Dinas Pertanian dan Perkebunan NTB, Tahun 2021.

Lampiran 2. Luas Tanam, Panen dan Produktivitas Jagung di Kabupaten


Sumbawa, Tahun 2020.
Luas Produksi Produktivitas
No. Nama Desa
Panen (ton ) (kw/ha)
1. Sumbawa 1242 8.322,97 6,70
2. Unter Iwes 2689 17,877,12 6,65
3. Labuan Sumbawa 1699 11588,37 6,82
4. Utan 5681 34.351,45 6,05
5. Rhee 2329 14.153,56 6,08
6. Alas 704 4238,43 6,02
7. Buer 1262 7389,81 5,86
8. Alas Barat 3102 18857,83 6,08
9. Moyo Hilir 6082 36795,01 6,05
10. Moyo Utara 2788 16371,31 5,87
11. Moyo Hulu 1593 10448,12 6,56
12. Ropang 55 367,72 6,69
13. Lantung 0 0 0,00
14. Lenangguar 1107 7020,49 6,34
15. Lunyuk 24704 159398,24 6,45
16. Orong Telu 655 4221,41 6,44
17. Lape 1326 7942,41 5,99
18. Lopok 2863 16671,21 5,82
19. Plampang 8794 57163,99 6,50
20. Maronge 2000 13525,21 6,76
21. Labangka 11187 71114,81 6,36
22. Empang 4968 31329,26 6,31
23. Tarano 2473 15085,46 6,10
24. Batu Lanteh 106 653,16 6,16
89409 564887,57 6,32
27

Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Sumbawa Tahun 2021.

Lampiran 3. Luas Tanam, Panen dan Produktivitas Jagung Masa Tanam I 2020
Kecamtan Moyo Hilir, Tahun 2020.
Jumlah
Luas Produksi Produktivitas
No. Nama Desa Kelompok
Panen (ton ) (kw/ha)
Tani
1. Moyo 214 14,980.00 7,00 6
2. Serading 630 47,880.00 7,60 16
3. Kakiang 314 22,294.00 7,10 26
4. Ngeru 755 52,850.00 7,00 27
5. Berare 38 2,660.00 7,00 4
6. Poto 441 30,870.00 7,00 15
7. Olat Rawa 618 40,170.00 6,50 17
8. Batu Bangka 796 54,924.00 6,90 32
9. Moyo Mekar 63 4,158.00 6,60 3
10. Labuhan Ijuk 240 15,120.00 6,30 13
Jumlah 4109 283,521.00 69,00 159

Sumber : Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Moyo Hilir, Tahun 2021.

Lampiran 4. Luas Tanam, Panen dan Produktivitas Jagung Masa Tanam II 2020
Kecamtan Moyo Hilir, Tahun 2020.
Jumlah
Luas Produksi Produktivitas
No. Nama Desa Kelompok
Panen (ton ) (kw/ha)
Tani
1. Moyo 50 3.250,00 6,50 4
2. Serading 534 37.380,00 7,00 17
3. Kakiang 115 7.015,00 6,10 12
4. Ngeru 122 7.930,00 6,50 10
5. Berare 15 1.050,00 7,00 3
6. Poto 5 340,00 6,80 1
7. Olat Rawa 166 9.296,00 5,60 15
8. Batu Bangka 237 13.035,00 5,50 17
9. Moyo Mekar 2 108,00 5,40 1
10. Labuhan Ijuk 0 0,00 0,00 0
Jumlah 1246 78.082,67 62,67 80
Sumber : Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Moyo Hilir, Tahun 2021.
28

Lampiran 5. Nama Desa, Jumlah Kelompok Tani, Jumlah Anggota dan Luas
Lahan Petani Kecamtan Moyo Hilir, Tahun 2020.

Jumlah Jumlah
No Nama Desa Luas (ha)
Kelompok Tani anggota
1 Berare 27 1.064 725,62
2 Olat Rawa 50 1.025 828,14
3 Moyo Mekar 12 325 240
4 Serading 79 2.302 1579
5 Moyo 27 663 562,15
6 Ngeru 35 1.031 787.05
7 Batu Bangka 74 1.702 841,07
8 Poto 48 1.130 766,9
9 Kakiang 62 1.973 1374,82
10 Labuhan Ijuk 14 389 47

Sumber : Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Moyo Hilir, Tahun 2021.


1

Lampiran 6. Daftar Pertanyaan Responden


No.
Responden :

DAFTAR PERTANYAAN RESPONDEN


(Usahatani Jagung)

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI


JAGUNG HIBRIDA DI KECAMATAN MOYO HILIR
KABUPATEN SUMBAWA

Pewawancara : JENISA SUARNINGSY


Tgl Wawancara : ______________
Desa/Kec./Kab. : Serading/Moyo Hilir/Sumbawa

JURUSAN AGRIBISNIS PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
Tahun 2021
2

Identitas Responden
1. Nama responden : ………………………………………………………...
2. Umur : ………………………………………………………...
3. Pendidikan formal : ………………………………………………………*)
*) a. Tidak pernah sekolah
b. Tidak tamat SD
c. Tamat SD
d. SLTP
e. SLTA
f. Lainnya : …………………………………….
4. Pekerjaan utama : ………………………………………………………...
5. Pekerjaan sampingan : ………………………………………………………...
6. Jumlah anggota klg. : … Orang (bekerja : … orang; tidak bekerja: ... orang)
7. Susunan anggota klg. :
Anggota Umur Pendidikan Pekerjaan
No. L/P
Keluarga (th) Formal Utama Sampingan

1. Suami (KK) …….. …. …………… …………….. ……………


2. Istri …….. …. …………… …………….. ……………
3. Anak
a. ………. …….. …. …………… …………….. ……………
b. ………. …….. …. …………… …………….. ……………
c. ………. …….. …. …………… …………….. ……………
d. ………. …….. …. …………… …………….. ……………
e. ………. …….. …. …………… …………….. ……………
4. Lainnya:
a. ………. …….. …. …………… …………….. ……………
b. ………. …….. …. …………… …………….. ……………
c. ………. …….. …. …………… …………….. ……………
3

Pemilikan Lahan dan Status Penguasaannya

Pemilikan lahan usahatani dan status penguasaan dimaksud adalah lahan


usahatani yang dikuasai petani.

Tabel 1. Pemilikan Lahan dan Status Penguasaan


Status Penguasaan Lahan Luas Lahan Persentase
No.
Usahatani (ha) (%)
1. Milik sendiri …………………. …………………
2. Hak sewa …………………. …………………
3. Hak gadai …………………. …………………
4. …………………………….. …………………. …………………
5. …………………………….. …………………. …………………

Total ………………….. …………………


Catatan:
Apabila milik sendiri, pajak tanah = Rp ……………../ha/th.
Apabila hak sewa, maka nilai sewa = Rp ……………../ha/th.
Apabila hak gadai, maka nilai gadai = Rp ……………../ha/th.

Sumber Modal Usahatani


No. Sumber Modal Jumlah (Rp) Bunga (%/bln)
1. Modal sendiri …………………. ………………..
2. Pinjaman:
a. KUD (KUT) …………………. ………………..
b. BRI Unit Desa …………………. ………………..
c. Pegadaian …………………. ………………..
d. Tetangga …………………. ………………..
e. ………………………… …………………. ………………..

Informasi penting:
1. Apakah petani mengetahui informasi tentang adanya sumber modal atau
pelayanan kredit usahatani di lembaga-lembaga perekonomian desa (seperti
KUD, BRI Unit Desa, atau lembaga ekonomi lainnya?
a. Bila mengetahui, dari mana informasinya : ……………………………….
b. Bila tidak tahu, mengapa : …………………………………………………
2. Bila petani mengetahui informasi adanya pelayanan kredit usahatani tersebut,
tetapi tidak memanfaatkannya, maka alasannya adalah:
a. Modal sendiri telah memadai
b. Prosedurnya relatif sulit dirasakan petani
c. Informasinya tidak jelas
d. Rasa kekhawatiran tidak dapat mengembalikan pinjaman
e. Alasan lainnya : ……………………………………………………………
4

Penggunaan Input Produksi, Produksi, dan Pendapatan Petani

Tabel 2. Penggunaan Input, Produksi dan Pendapatan Petani Pada Usahatani


Jagung
Jumlah Fisik dan Nilai
Input Produksi, Produksi
No. Jumlah Harga Nilai
dan Pendapatan Satuan
Fisik Satuan (Rp)
1. Luas Lahan Garapan ha …………... …………... …………...
2. Produksi ku …………... …………... …………...
3. Sarana Produksi:
a. Benih/bibit kg …………... …………... …………...
b. Pupuk:
- Urea (I/II/III) kg …………... …………... …………...
- SP36 (I/II/III) kg …………... …………... …………...
- KCl (I/II/III) kg …………... …………... …………...
- ZPT (I/II/III) cc/lt/bt …………... …………... …………...
c. Pestisida:
- ………………… …….. …………... …………... …………...
- ………………… …….. …………... …………... …………...
- ………………… …….. …………... …………... …………...
- ………………… …….. …………... …………... …………...
- ………………… …….. …………... …………... …………...
4. Tenaga Kerja*)
a. Dalam Keluarga HKO …………... …………... …………...
b. Luar Keluarga HKO. …………... …………... …………...
5. Biaya Lain:
a. Pajak tanah Rp/..... …………... …………... …………...
b. Sewa tanah Rp/..... …………... …………... …………...
c. Bunga modal Rp/..... …………... …………... …………...
d. Penyusutan alat**) Rp/..... …………... …………... …………...
e. …………………. Rp/..... …………... …………... …………...
f. …………………. Rp/..... …………... …………... …………...

*) Penggunaan tenaga kerja baik dalam keluarga maupun luar keluarga pada MT. I
dirinci pada Tabel 3 menurut musim tanam masing-masing.
**) Penggunaan alat-alat pertanian menurut jenisnya dirinci pada Tabel 4.
5

Tabel 3. Penggunaan Tenaga Kerja Dalam Keluarga dan Luar Keluarga Dalam
Berbagai Aktivitas Usahatani Jagung
Tenaga Kerja Dalam
Tenaga Kerja Luar Keluarga Upah/ Total Nilai
Keluarga
No. Jenis Kegiatan hari Fisik TK TK
JTK HK JK/Hr JTK HK JK/Hr
(Rp/hr) (HKO) (Rp)
L P A L P A L P A L P A L P A L P A

1. Penyiapan lahan _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ ………. ……... ……...


2. Pengolahan tnh. _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ ………. ……... ……...
3. Penanaman _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ ………. ……... ……...
4. Pemupukan _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ ………. ……... ……...
5. Penyiangan _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ ………. ……... ……...
6. Penyemprotan _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ ………. ……... ……...
7. Pengairan _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ ………. ……... ……...
8. Panen _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ ………. ……... ……...
9. Pengikatan _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ ………. ……... ……...
10. Penjemuran _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ ………. ……... ……...
11. Perontokan _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ ………. ……... ……...
12. Pengangkutan _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ ………. ……... ……...
13. ……………….. _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ ………. ……... ……...
14. ……………….. _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ ………. ……... ……...

Total 1
Keterangan:
JTK = jumlah tenaga kerja L = laki-laki (dewasa)
HK = hari kerja P = perempuan (dewasa)
JK/Hr = jam kerja per hari A = anak-anak
Catatan :

1. Bila digunakan ternak kerja atau handtractor, perlu dicatat jumlah/unit


ternak/handtractor yang digunakan, hari kerja dan jam kerja per hari dan berapa
ongkos borongan olah tanah (Rp…………………………per hektar)
2. Bilamana terdapat pengeluaran lain selain upah tenaga kerja (misalnya untuk
konsumsi tenaga kerja), maka pengeluaran tersebut perlu dicatat (misal untuk
konsumsi = Rp ………/orang/hari pada aktivitas ……………).
6

Penggunaan/Pemilikan Alat-alat Pertanian

Tabel 4. Alat-alat Pertanian yang Digunakan Dalam Aktivitas Usahatani


Pertanian Jumlah Harga Nilai Lama Nilai Total
Beli Beli Pakai Sisa Nilai
(unit) (Rp) (hari) (th) (Rp/unit) Sisa
(Rp)
1. Handtractor ……… ……… ……… ……… …… ……
2. Bajak ……… ……… ……… ……… …… ……
3. Tembilang ……… ……… ……… ……… …… ……
4. Cangkul ……… ……… ……… ……… …… ……
5. Sabit/arit ……… ……… ……… ……… …… ……
6. Sprayer ……… ……… ……… ……… …… ……
7. Perontok ……… ……… ……… ……… …… ……
8. Alat Tanam ……… ……… ……… ……… …… ……
9. Karung ……… ……… ……… ……… …… ……
10. ……………. ……… ……… ……… ……… …… ……
11. ……………. ……… ……… ……… ……… …… ……
12. ……………. ……… ……… ……… ……… …… ……

Catatan:
Apabila terdapat alat atau bahan yang dibeli untuk tanaman tertentu pada
musim tanam tertentu (seperti bambu, tali, karung) perlu dicatat mengenai
jumlah yang digunakan, harga satuan, serta besarnya pengeluaran untuk
membeli alat/bahan tersebut. Jika sewa (hand-tractor): ongkos sewa =
Rp …………….…../ha

Alokasi Produksi
Tabel 5. Alokasi Produksi Yang Diperoleh
Jumlah Persen
No. Alokasi Produksi (ku) (%)
1. Dijual ……… ……..
2. Dikonsumsi ……… ……..
3. Untuk benih ……… ……..
4. Upah natura ……… ……..
5. Sumbangan ……… ……..
6. …………….. ……… ……..
7. …………….. ……… ……..
Jumlah ……… ……..
7

Aspek Sarana Produksi

1. Di antara saarana produksi di bawah ini, jenis sarana produksi manakah yang
sulit diperoleh?:
a. Benih (benih : ……………, alasan : ….………………………………….)
b. Pupuk (pupuk : ……………, alasan : …………………..………………...)
c. Pestisida (…………………, alasan : ……………………………………..)
2. Bagaimana cara mendapatkan sarana produksi?
a. Diatur secara kolektif oleh kelompok
b. Perorangan
c. Lainnya : ………………………………….
Bila diatur kelompok adakah perbedaan harga dengan membeli sendiri?
(Ada/Tidak)
Bila membeli sendiri, tempat pembelian sarana produksi di:
a. Pasar terdekat (jarak : …………. km, transport : Rp ………………..)
b. Kios saprodi (jarak : …………. km, transport : Rp ………………..)
c. KUD (jarak : …………. km, transport : Rp ………………..)
d. Lainnya ……….. (jarak : …………. km, transport : Rp ………………..)
3. Apakah saran Bapak terutama untuk mempermudah dalam memperoleh sarana
produksi? (………………………...…………………………………..)

Aspek Budidaya
1. Jagung: varietas: …………………………
2. Jumlah benih:……………….kg/ha
3. Jarak tanam: ………x………cm
4. Cara penanaman: ……………………………….……jumlah benih per lubang
=………………biji.
5. Cara pemupukan:
a) Pemupukan Dasar: yaitu pupuk: ………………jumlah =………….kg
b) Pemupukan I : Sebelum tanam, adalah pupuk: ……………………….
c) Pemupukan II : umur tanaman ……………hst
d) Pemupukan III : umur tanaman ……………hst
6. Penyemprotan hama/penyakit dilakukan: ………………….kali
7. Hama dan penyakit yang sering menyerang tanaman jagung di lokasi
penelitian adalah: ……………………………………………………………...
8. Panen dilakukan setelah tanaman jagung berumur: …………….bulan/hari
8

Aspek Pemasaran
1. Dari produksi yang diperoleh, penjualan hasil dilakukan pada saat:
Produksi dijual dalam bentuk atau pada saat:
a. Tongkol basah atau segar, harga (= Rp ………………….../ku)
b. Tongkol kering, harga (= Rp ………………….../ku)
c. Tongkol pipilan, harga (= Rp ………………….../ku)
Alasan menjual dalam bentuk tersebut : ………………………………….
2. Untuk 1 kw (100 kg) jagung tongkol (sebelum dipipil), jika dipipil dapat
diperoleh =………kg jagung pipilan.

3. Penjualan produk umumnya dilakukan dengan cara:


a. Pembeli yang mendatangi petani (bebas biaya transport)
b. Petani mendatangi pembeli/dijual sendiri ke pasar (jarak ……………km,
dengan biaya transport (= Rp……………….)
4. Apabila pembeli yang mendatangi petani, pembeli tersebut umumnya:
a. Pedagang pengumpul desa
b. Pedagang pengumpul kecamatan
c. KUD
d. Lainnya : …………………………………………………………………..
dan harga cenderung ditentukan oleh : ………………………………………..
Alasan menjual kepada lembaga pemasaran tersebut : ………………………..
5. Menurut Bapak, harga yang diterima tergolong:
a. Sangat rendah/murah (alasan : ……………………………………………)
b. Cukup (sesuai yang umum berlaku)
c. Sangat menguntungkan (alasan : …………………………………………)

Aspek Kelembagaan

1. Apakah di tempat bapak ada kelompok tani (Ada/Tidak).


2. Jika (Ada), nama kelompok tani adalah: ……………………………………….
3. Apa status bapak di kelompok tani tersebut?
a. Sebagai pengurus kelompok : (ketua/sekretaris/…………………………)
b. Sebagai anggota.
4. Apa saja yang menjadi hak dan tanggung jawab petani sebagai anggota
kelompok?
a. ……………………………………………………………………………...
b. ……………………………………………………………………………...
c. ……………………………………………………………………………...
9

5. Berapa kali pertemuan/rapat pengurus/anggota diadakan?


a. 1 kali seminggu/sebulan/setiap musim tanam
b. 2 kali seminggu/sebulan/setiap musim tanam
c. setiap terjadi kerusakan/masalah pada saluran
d. lainnya: ………………………………………
6. Apakah ada sanksi bilamana tidak mengikuti pertemuan ? (Ada/Tidak)
Bila (Ada), maka sanksi tersebut adalah : ……………………………………..
7. Masalah yang umumnya sering dibahas pada setiap pertemuan/rapat
pengurus/anggota adalah?
a. pengaturan pembagian air
b. pengaturan jenis tanaman dan pola tanam
c. perbaikan saluran
d. lainnya: ………………………………………
8. Menurut Bapak, bagaimana partisipasi (kehadiran) anggota dalam rapat-rapat
anggota?
a. kurang dari 50% hadir
b. antara 50% - 75% hadir
c. lebih dari 75% hadir (100% hadir).
9. Apakah masalah/hambatan yang umum disampaikan oleh petani anggota
dalam rapat anggota?
a. Masalah kesepakatan jadwal pembagian air irigasi
b. Masalah biaya usahatani (saprodi : benih/bibit, pupuk, pestisida, ……….)
c. Masalah pemasaran hasil-hasil
d. Masalah tenaga kerja
e. Lainnya: …………………………………………………………………...
10. Apa yang dilakukan Ketua kelompok tani untuk menghadapi/menanggapi
masalah di atas?
a. ……………………………………………………………………………...
b. ……………………………………………………………………………...
11. Pernahkah Bapak mengikuti pelatihan/pembinaan/penyuluhan tertentu yang
dilakukan dinas/instansi terkait (seperti dari DIPERTA Tanaman Pangan/
BAPPEDA/PU Pengairan/ DISPENDA/ Kecamatan/ Desa/LKMD/PPL/Lain-
nya:………………………..)? (Pernah/Tidak pernah)
12. Frekuensi pelatihan/pembinaan/penyuluhan adalah:
a. 1 kali sebulan
b. 2 kali sebulan
c. setiap musim tanam
d. ……………………
13. Adakah penyuluh pertanian (PPL) yang bertugas khusus di wilayah ini?
(Ada/Tidak)
14. Bila (Ada), frekuensi penyuluhan adalah:
a. 1 kali sebulan c. setiap musim panen
b. 2 kali sebulan d. ……………………..
10

Lembaga Ekonomi Desa

1. Lembaga ekonomi yang dapat membantu petani terutama dalam memperoleh


modal (untuk saprodi) dan pemasaran hasil adalah (beri tanda  ) :
Lembaga Pelayanan Pemasaran Jarak
No. Keberadaan
Ekonomi Kredit UT Hasil (km)
1. BRI Unit Desa …………… …………. …………… ……………
2. KUD ……….. …………… …………. …………… ……………
3. Pasar ……….. …………… …………. …………… ……………
4. Kios Saprodi …………… …………. …………… ……………
5. ……………… …………… …………. …………… ……………

2. Apakah KUD yang ada melayani petani dalam pemasaran hasil? (Ya/Tidak)
Jika (Tidak), mengapa? : ……………………………………………………...
Jika (Ya), mungkin untuk produk tertentu, sebutkan : ………………………..

3. Berikan saran-saran Bapak sebagai petani Jagung terhadap situasi pemasaran


Jagung sekarang ini : ..……………………………………………………...
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….

Berikan saran Bapak kepada pemerintah yang berhubungan dengan masalah-


masalah di bawah ini sehingga usahatani dan kesejahteraan masyarakat menjadi
lebih baik:
a. Pembinaan kelompok tani : …………....…………………………………
………………………………………….......................................................
b. Penyuluhan Pertanian : …………………………………………………….
……………………………………………………………………………...
c. Pengadaan Saprodi : ……………………………………………………….
……………………………………………………………………………...
d. Kredit Usahatani : …………………………………………………………
……………………………………………………………………………...
e. Pemasaran hasil : …………………………………………………………..
……………………………………………………………………………...
f. Lainnya : …………………………………………………………………..

Anda mungkin juga menyukai