MATERI TENTANG
Oleh :
DINAS PERTANIAN
BALAI PENYULUHAN PERTANIAN
KECAMATAN TERNATE SELATAN
2021
ii
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWt atas rahmat kesempatan dan kesehatan yang
diberikan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan kegiatan evaluasi penyuluhan
pertanian dengan judul Budidaya Tanaman Kubis pada kelompok Agribisnis Milenial UMMU pada
tanggal 8 Maret 2021.
Evaluasi merupakan suatu kegiatan yang penting, namun sering dikesampingkan dan konotasinya
negatif, karena dianggap mencari kesalahan, kegagalan dan kelemahan dari suatu kegiatan penyuluhan
pertanian. Sebenarnya evaluasi harus dilihat dari segi manfaatnya sebagai upaya memperbaiki dan
penyempurnaan program/kegiatan penyuluhan pertanian sehingga lebih efektif, efisien dan dapat
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Evaluasi penyuluhan pertanian dapat digunakan untuk memperbaiki perencanaan
kegiatan/program penyuluhan, dan kinerja penyuluhan, mempertanggungjawabkan kegiatan yang
dilaksanakan, membandingkan antara kegiatan yang dicapai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Evaluasi Pelaksanaan Penyuluhan ini sebagai bagian dari kegiatan penyuluhan pertanian serta
rangkaian dasar penyusunan programa penyuluhan pertanian tahun 2020.
Ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dan bekerjama dalam
Penyusunan laporan Evaluasi Pelaksanaan Penyuluhan ini, khususnya kepada pengurus dan anggota
kelompok tani Agribisnis Milenial UMMU Kelurahan Sasa Kecamatan Ternate Selatan Kota Ternate dan
teman teman PPL kecamatan Ternate Selatan serta berbagai pihak yang memberikan bimbingan. Saran
dan masukan selalu kami harapkan untuk perbaikan dan penyempurnaan pelaksanaan kegiatan di waktu
yang akan datang
Penyusun,
iv
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . i
DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ii
DAFTAR TABEL . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . iii
DAFTAR GRAFIK . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . iv
I. PENDAHULUAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
1.1. Latar Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
1.2. Tujuan Evaluasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
1.3. Manfaat Evaluasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
II. LANDASAN TEORI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
2.1. Tanaman Kubis dan Cara Budidaya . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
2.2. Evaluasi Penyuluhan Pertanian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9
2.3. Aspek Keterampilan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 10
2.4. Sikap (Attitude) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 11
2.5. Aspek Keterampilan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 13
III. METODOLOGI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 14
3.1. Pelaksanaan Evaluasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 14
3.2. Metode Penentuan Responden . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 14
3.3. Analisis Data . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 14
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 18
4.1. Letak Geografi dan Batas Wilayah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 18
4.2. Keadaan Tanah dan Iklim . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 18
4.3. Keadaan Sosial Ekonomi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 19
4.4. Hasil dan Pembahasan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 20
V. PENUTUP . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 26
5.1. Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 26
5.2. Saran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 26
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GRAFIK
vii
I. PENDAHULUAN
Indonesia memiliki beragam komoditas hortikultura. Dari ratusan jenis komoditas tersebut, hanya
Tanaman ini bisa tumbuh di dataran yang beriklim sejuk dan basah. Umumnya ketinggian
dataran yang biasanya ditanam sayuran ini berkisar antara 800 – 1000 mdpl. Selain hidup di dataran
tinggi, jenis tanaman yang biasa disebut kobis ini juga dapat hidup di dataran rendah antara 0-200 mdpl.
Pada area dataran rendah ini merupakan potensi yang cukup besar untuk dikembangkan. Karena
tipikal tanaman ini dapat di tanam saat musim hujan maupun musim kemarau. Dengan pemeliharaan
intensif, sayuran berdaun lebar ini juga dapat hidup disepanjang tahun.
Oleh sebab itu, melihat kondisi dan berbagai aspek yang ada, maka membudidayakan tanaman
ini cukup potensial. Maka dari itu sayuran ini dapat tumbuh subur di Indonesia.
Beberapa provinsi di Indonesia dapat mengahasilkan kubis yang cukup banyak. Di rilis dari data
Kementrian Pertanian, total produksi kubis di tahun 2018 dapat mencapai sekitar 1.4 juta ton. Nilai
produksi yang cukup tinggi inilah menjadikan kubis dapat diperhitungkan untuk dikembangkan.
Provinsi Jawa Tengah masih memegang rekor nomor Satu dengan tingkat produksi kubis
mencapai 303.300 ton di tahun 2018. Sedangkan posisi runner up di tempati oleh Provinsi Jawa Barat
dengan kisaran produksi mencapai 280.448 ton. Di posisi ke tiga ada Provinsi Jawa Timur dengan hasil
produksi kubis mencapai 217.507. Sementara itu tak kalah bagusnya dengan Jawa Timur, Sumatera
Utara juga mampu menghasilkan kubis sekitar 172.834 ton. Dan yang terakhir di posisi ke lima ada
Provinsi Sumatera Barat dengan hasil produksi mencapai 106.934 ton kubis.
Menurut catatan BPS, rata-rata ekspor kubis Indonesia per tahun dalam kurun waktu 2013 -2017
mencapai 4.500 ton per tahun. Pada periode Januari - Agustus 2018 mencapai 24,6 ribu ton, naik dari
periode yang sama tahun 2017 sebanyak 22,1 ribu ton. Kubis bahkan mencatatkan diri sebagai
komoditas sayuran yang paling banyak diekspor dibanding jenis sayuran lain seperti jagung manis,
1
bawang merah, selada dan sebagainya. "Tak tanggung - tanggung, kubis Indonesia mampu menembus
pasar luar negeri seperti Jepang, Malaysia, Taiwan, Singapura hingga Uni Emirat Arab.
Produksi kubis rata-rata per tahun selama 5 tahun terakhir mencapai 1.463.126 ton. Pada
tahun2017 lalu mencapai 1.442.624 ton setahun dan menjadikan Indonesia sebagai salah satu produsen
terbesar di dunia. "Kelebihan kubis Indonesia, selain harganya relatif murah juga mampu dipasok secara
kontinyu dari sentra-sentra utama seperti Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, JawaTimur dan
Kementerian Pertanian akan fokus pada perbaikan kualitas kubis Indonesia melalui gerakan
budidaya ramah lingkungan. "Selama ini masyarakat baik dalam maupun luar negeri, masih banyak yang
kuatir mengkonsumsi kubis asal Indonesia karena isu residu pestisida. Pemerintah terus himbau petani
mempraktikkan cara budidaya yang lebih ramah lingkungan dengan menekan penggunaan pestisida.
Selain isu pestisida, akan didorong perbaikan sistem penanaman Kubis di lahan berlereng agar
Oleh karena itu maka tugas seorang Penyuluh adalah mengembangkan kemampuan masyarakat
tani dalam membudidayakan kubis dengan dilakukannya penyuluhan agar tingkat pengetahuan petani
meningkat. Sedangkan petani sebagai anggota kelomok merupakan obyek Penyuluhan harus mampu
berinteraksi guna meningkatkan pengetahuan, sikap dan ketrampilan serta ambisi, kemampuan dan
usaha dalam berusaha yang lebih baik dan menguntungkan serta mandiri untuk mencapai kehidupan
yang lebih sejahtera (Depertemen Pertanian Pusat Penyuluhan Pertanian, 1977) untuk menilai hal ini
maka dilakukan evaluasi terhadap faktor pengetahuan, petani terhadap Budidaya tanaman Kubis.
Berdasarkan latar belakang diatas, dan Rencana kegiatan penyuluhan serta untuk melihat efektifitas
penyuluhan maka dilakukan Evaluasi tentang perubahan tingkat pengetahuan petani dalam kegiatan
penyuluhan dengan judul “Budidaya tanaman Kubis”. Pada kelompok tani Agribisnis Milenial UMMU
Kelurahan Sasa
2
1.2. Tujuan Evaluasi
1. Tujuan dari evaluasi yang dilakukan adalah untuk melihat dan mengetahui Perubahan
Sebagai dasar agar penyuluh lebih intensif dalam penyuluhan dan latihan tentang Budidaya tanaman
kubis serta menambah wawasan para petani dalam mengembangkan tanaman kubis.
3
II. LANDASAN TEORI
Sayur Kubis atau biasa dikenal dengan nama Kol masuk ke dalam keluarga tanaman
Brassicaceae, termasuk kerabat tanaman Sawi, Brokoli, Kembang Kol dan lobak. Kubis banyak kita
jumpai pada aneka masakan. Misalnya sayur sop, capcay bahkan tongseng pun menggunakan sayur
kubis sebagai campurannya. Selain dapat digunakan diberbagai masakan, kubis juga memiliki bentuk
yang unik dan memiliki banyak kandungan gizi yang baik untuk kesehatan tubuh, seperti vitamin, mineral
Kubis sangat mudah dibudidayakan. Tanaman ini dapat tumbuh subur di tanah yang kaya nutrisi
dan berdrainase baik. Sangat penting untuk mempersiapkan lahan yang tepat sebelum menanam benih
atau memindahkan bibit muda. Apabila Anda menginginkan pertumbuhan tanaman kol yang sehat dan
terhindar dari serangan hama dan penyakit, hindari menanam tanaman kol di lahan bekas tanaman Sawi,
merupakan sejenis sayuran daun yang masuk dalam kelompok kultivar Brassica oleracea (Brassica
oleracea var. capitata, var. tuba, var. sabauda atau var. acephala). Terdapat 3 macam warna kubis yaitu
hijau sangat pucat sehingga disebut forma alba (“putih”), kubis dengan warna hijau (forma viridis) dan
Kubis segar mengandung banyak vitamin seperti vitamin A, beberapa vitamin B, vitamin C, dan
vitamin E). Kandungan Vitamin C cukup tinggi pada kol dapat bermanfaat untuk mencegah skorbut atau
sariawan akut. Kubis juga banyak mengandung banyak mineral seperti kalium, kalsium, fosfor, natrium,
dan besi. Kubis segar juga mengandung sejumlah senyawa yang dapat merangsang pembentukan
glutation, zat yang diperlukan untuk menonaktifkan zat beracun dalam tubuh manusia.
4
Persiapan Lahan
2 hari sebelum tanam, tanah yang sudah diolah mulai di bumbun. Bagian yang akan dibuat bumbun
ini berguna untuk menutup pupuk kandang yang ditaburkan diatas tanah.
Tanah di atas bedengan harus benar-benar gembur. Untuk itu tanah olah harus dicangkul kembali
Gunakan pupuk kompos 10 t/ha. Taburkan di atas tanah, kemudian tutup dengan tanah setebal 10
cm.
Rendam benih dalam larutan fungisida dengan dosis yang dianjurkan atau rendam benih dalam air
Persemaian
Buatlah wadah semai berupa koker yang terbuat dari daun pisang atau kertas nasi.
Campur pupuk kandang yang benar-benar matang dan tanah halus dengan perbandingan 1:1
(Volume).
Biarkan 3-4 hari agar tanah terkena sinar matahari langsung. Setelah itu masukkan kedalam koker
secukupnya.
Semai dulu pada bak semai (baki) setelah tumbuh baru pindahkan ke koker.
Semai benih pada wadah berupa koker dari daun pisang yang telah terisi tanah dan lakukan
Berikan pupuk urea dengan dosis 0,5 gr/liter air atau 1 sendok teh untuk 1 ember air.
Amati bibit kubis yang terserang penyakit tepung berbulu (Peronospora parasitica) atau ulat daun
pada daun pertama, jika ada di petik dan buang daun yang terserang.
Penanaman
Waktu tanam kubis dapat dilakukan setiap saat, tetapi untuk musim kemarau, serangan hama akan
lebih banyak.
5
Tanamlah bibit kubis setelah berumur 3 - 4 minggu dengan jarak tanam 50 x 60 cm, dengan cara
Tumpangsarikan dengan tomat dengan cara tanam : 2 baris kubis 1 baris tomat. Tomat ditanam
Pupuk yang digunakan adalah Urea 200 kg/ha, SP-36 250 kg/ha, KCL 200 kg/ha dan ZA 250 kg/ha.
Berikan 1/2 dosis pupuk Urea dan seluruh pupuk SP-36 dan KCL serta 1/2 dosis pupuk ZA pada saat
Berikan sisa pupuk Urea dan sisa pupuk ZA pada saat tanaman berumur 4 minggu.
Pasanglah ajir seawal mungkin agar tidak mengganggu perakaran tomat dan ajir setinggi 80-100 cm
Lakukan penanaman pada sore hari untuk menghindari sengatan sinar matahari.
Pengendalian hama secara mekanis "pithesan", yaitu mengambil hama yang ada kemudian dipencet
dengan jari.
Pemupukan susulan dilakukan pada saat tanaman berumur 28 hari, dengan 1/2 dosis Urea dan 1/2
6
Fase Pembentukan krop (35 hst - Panen)
Pada fase ini tanaman peka terhadap serangan penyakit dan ulat krop kubis
Pengendalian hama dengan cara mekanis yaitu dengan mengambil hama yang ada kemudian
dimusnakan
Jika krop kubis sudah keras, daun berwarna hijau mengkilap, daun paling luar sudah layu maka kubis
Cara Panen
Petik kubis dengan menggunakan pisau yang tajam dan bersih. Lakukan pemotongan pada bagian
Urutan pemetikan adalah dimulai dengan kubis yang sehat baru kemudian dilakukan pemetikan pada
. Ulat daun memakan bagian bawah daun sehingga tinggal epidemis bagian atas saja. Ulatnya kecil kira-
Pengendalian dapat dilakukan dengan cara mengambil ulat yang terdapat pada tanaman kubis, kemudian
dipencet sampai mati. Pengendalian secara kimia dapat dilakukan apabila ditemukan 5 ekor ulat/10
tanaman contoh.
Ulat grayak juga menyerang kubis. Pengendaliannya sama dengan ulat daun.
7
C. Ulat Krop kubis (C. binotalis)
Sering menyerang titik tumbuh Ulatnya kecil berwarna hijau lebih besar dari ulat daun, jika diganggu
agak malas untuk bergerak. Berbeda dengan ulat daun yang telurnya diletakkan secara menyebar, ulat
krop kubis meletakkan telurnya dalam satu kelompok. Pengendalian sama denganulat daun.
Ulat berwarna hitam. Tanda kerusakan yang ditimbulkan ialah terpotongnya tanaman kubis yang masih
kecil. Pengendalian dapat dilakukan dengan membongkar tanah secara berhati-hati disekitar tanaman
yang terpotong. Apabila serangan banyak, dapat digunakan karbofuran, furadan atau curater yang
Gejala : (1) pada siang hari, tanaman tampak layu seperti kekurangan air, tetapi pada malam atau pagi
hari daun tampak segar kembali; (2) tanaman kerdil dan tidak mampu mebentuk bunga bahkan dapat
mati; (3) akar bengkak dan terjadi bercak-bercak hitam. Pengendalian : (1) memberi perlakuan pada
benih seperti penjelasan pada penyiapan benih, (2) menyemai benih di tempat yang bebas wabah
penyakit; (3) melakukan pengapuran untuk menaikkan pH; (4) mencabut tanaman yang terserang
Gejala : (1) pertumbuhan terhambat, membusuk lalu mati; (2) bila menyerang batang, daun akan
menguning, layu dan rontok; (3) bila menyerang daun, maka daun akan membusuk dan berlendir; (4)
gejala lain terdapat rumbai-rumbai cendawan yang berwarna putih dan lama-kelamaan menjadi
hitam. Pengendalian : (1) gunakan biji sehat dan rotasi tanaman dengan tanaman yang tidak sejenis.
8
Gejala : (1) bercak-bercak kebasahan pada pangkal batang; (2) pangkal batang busuk sehingga
menyebabkan batang rebah dan mudah putus; (3) menyerang tanaman di pesemaian, tetapi dapat pula
menyerang tanaman di lahan. Pengendalian : perlakuan benih sebelum ditanam, dan pergiliran
Secara umum evaluasi adalah suatu proses sistematik untuk mengetahui tingkat keberhasilan
dan efisiensi suatu program. Dalam konteks evaluasi di lingkungan Penyuluhan, terdapat tiga istilah yang
memiliki arti berbeda karena tingkat penggunaan yang berbeda, yaitu istilah pengukuran (measurement),
penilaian (evaluation) dan pengambilan keputusan (decision making). Ketiga istilah ini berkaitan erat dan
Pengukuran adalah suatu prosedur untuk mendapatkan informasi atau data secara kuantitatif,
dengan pemberian angka kepada suatu sifat atau karakteristik tertentu kepada seseorang berdasarkan
aturan tertentu.Hasil pengukuran berupa data kuantitatif dalam bentuk angka-angka (skor).Oleh karena
itu, dalam pengukuran dibutuhkan adanya alat ukur (instrumen) yang digunakan untuk mengumpulkan
data. Sifat dari pengukuran adalah obyektif. Pengukuran tidak membuahkan nilai atau baik buruknya
sesuatu, tetapi hasil pengukuran dapat dipakai untuk penilaian atau evaluasi.
Penilaian adalah kegiatan untuk mengetahui apakah suatu program telah berhasil dan efisien.
Penilaian bersifat kualitatif untuk menentukan apakah sesuatu (seseorang) tergolong kategori baik atau
kurang, tepat atau tidak tepat, dan kualitas lainnya. Penilaian pada dasarnya adalah pemberian
pertimbangan (judgement) terhadap skor atau angka-angka yang diperoleh melalui pengukuran. Dengan
demikian dalam pertimbangan memuat faktor-faktor yang bersifat subyektif dalam kadar tertentu
(relatif).
Pengambilan keputusan (kebijakan) adalah tindakan yang diambil oleh seseorang atau lembaga
berdasarkan data (informasi) yang telah diperoleh dengan memasukkan berbagai pertimbangan.
9
Dari pengertian tersebut, jelas terlihat adanya tingkatan yang berbeda. Pengukuran tidak
membuahkan nilai atau baik buruknya sesuatu, tetapi hasil pengukuran dapat dipakai untuk membuat
penilaian.Penilaian memerlukan data yang baik mutunya dan salah satu sumbernya adalah hasil
pengukuran. Namun demikian, tidak menutup kemungkinan bahwa penilaian tetap dilakukan meskipun
tanpa didahului oleh pengkuran. Demikian pula halnya dengan pengambilan keputusan. Keputusan yang
Dalam perspektif critical event models, evaluasi merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
seluruh tahapan siklus Penyuluhan. Pada konteks ini evaluasi dilakukan terhadap setiap tahapan mulai
dari analisis kebutuhan Penyuluhan, pelaksanaan Penyuluhan sampai dengan setelah selesai pelaksanaan
Ruang Lingkup
Perkembangan konsep evaluasi yang ada pada saat ini menunjukkan arah yang lebih luas. Konsep
1. Evaluasi tidak hanya diarahkan kepada tujuan Penyuluhan yang ditetapkan, tetapi juga terhadap
2. Evaluasi tidak hanya melalui pengukuran perilaku peserta Penyuluhan, tetapi juga melakukan
3. Evaluasi tidak hanya dimaksudkan untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan-tujuan yang telah
ditetapkan, tetapi juga untuk mengetahui apakah tujuan-tujuan tersebut penting bagi peserta
4. Mengingat luasnya tujuan dan obyek evaluasi, maka alat yang digunakan dalam pengukuran
sangat beraneka ragam, tidak hanya terbatas pada tes, tetapi juga yang bukan tes
dengan pikiran tentang segala ilmu, teknologi, dan informasi yang disampaikan penyuluh dan harus
dilakukan. Pengetahuan tidak hanya sekedar dapat mengemukakan atau mengucapkan tentang apa yang
10
diketahui akan tetapi, setidak-tidaknya dapat menggunakan pengetahuan dalam praktek usahataninya,
bahkan sampai dengan tahap menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi segala sesuatu berkaitan
dengan pengetahuan yang dimiliki. 21 Pengetahuan adalah salah satu komponen perilaku petani yang
Tingkat pengetahuan petani sangat berpengaruh karena semakin tinggi pengetahuan petani maka
semakin besar wawasan dan pengetahuan yang dimiliki oleh petani sehingga petani dapat bersikap
positif dan terbuka terhadap teknologi maupun perkembangan apapun dibidang pertanian. Pengetahuan
merupakan suatu kemampuan individu (petani) untuk mengingat-ingat segala materi yang dipelajari dan
Setiap individu memiliki kemampuan berbeda untuk mengembangkan pengetahuan. Hal tersebut
disebabkan oleh adanya perbedaan karakteristik individu tersebut. Tiap karakter yang melekat pada
individu akan membentuk kepribadian dan orientasi perilaku tersendiri dengan cara yang berbeda
pula.Pengetahuan sebagai alat jaminan yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang dari
pengalaman, dan hasil penelitian membuktikan bahwa perilaku didasarkan atas pengetahuan akan lebih
Sikap adalah reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus
atau objek. Newcomb, salah seorang ahli psikologis sosial, menyatakan bahwa sikap itu merupakan
kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap
merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan
terhadap objek. Dalam kata lain, fungsi sikap belum merupakan tindakan (reaksi terbuka) atau aktivitas,
Menurut Allport yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003:131), sikap terdiri dari 3 komponen pokok, yaitu:
(1) Kepercayaan atau keyakinan, ide, dan konsep terhadap objek. Artinya, bagaimana keyakinan dan
11
(2) Kehidupan emosional atau evaluasi orang terhadap objek, artinya bagaimana penilaian (terkandung
(3) Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave), artinya sikap merupakan komponen yang
mendahului tindakan atau perilaku terbuka. Sikap adalah ancang-ancang untuk bertindak atau
berperilaku terbuka (tindakan). Ketiga komponen tersebut secara bersama-sama membentuk sikap yang
Dalam menentukan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran, keyakinan, dan emosi memegang
peranan penting. Seperti halnya pengetahuan, sikap juga mempunyai tingkatan berdasarkan
intensitasnya, yaitu: Menerima (receiving) Menerima diartikan bahwa seseorang atau subjek mau
Menanggapi (responding)
Menanggapi berarti memberikan jawaban atau tanggapan terhadap pertanyaan atau objek yang
dihadapi.
Menghargai (valuing)
Menghargai diartikan subjek, atau seseorang memberikan nilai yang positif terhadap objek atau stimulus,
dalam arti, membahasnya dengan orang lain dan bahkan mengajak atau mempengaruhi atau
Sikap yang paling tinggi tingkatannya adalah bertanggung jawab terhadap apa yang telah diyakininya.
Seseorang yang telah mengambil sikap tertentu berdasarkan keyakinannya, dia harus berani mengambil
risiko bila ada orang lain yang mencemoohkan atau adanya risiko lain (Notoatmodjo, 2005:53).
Dalam evaluasi penyuluhan ini, yang dimaksud sikap adalah sikap petani pada saat memilih untuk
menggunakan pertisida organik atau anorganik, cara dan teknis penggunaan pupuk. Pengukuran sikap
dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat
atau pernyataan responden terhadap suatu obyek. Secara tidah langsung dapat dilakukan dengan
12
2.5. Aspek Keterampilan
(skill) seseorang setelah ia menerima pengalaman belajar mengenai ide tertentu. Aspek keterampilan
merupakan lanjutan dari aspek pengetahun (kogniti) dan sikap (efektif) bentuk kecenderungan bertindak
atas respon. Pada tingkat keterampilan lebih menunjukkan kecenderungan seseorang untuk menerapkan
suatu inovasi pada skala tertentu. Perubahan perilaku tersebut diarahkan agar petani dan keluarganya
mampu dan sanggup bertani lebih produktif, berusahatani lebih menguntungkan dan hidup lebih
Keterampilan adalah aktivitas fisik yang dilakukan seseorang yang menggambarkan kemampuan
kegiatan motoric dalam kawasan psikomotor. Seseorang dikatakan menguasai kecakapan motoris bukan
saja karena ia dapat melakukan hal-hal atau gerakan yang telah ditentukan tetapi juga karena mereka
melakukannya dalam keseluruhan gerak yang lancer dan tepat waktu. Dalam hal ini terdapat
kecenderungan terkoordinasinya aktivitas fisik karena pengenalan dan kelenturan jasmani untuk
Keterampilan juga dapat dikatakan sebagai kemampuan melakukan pola-pola tingkah laku yang
kompleks dan tersusun rapi secara mulus dan sesuai dengan keadaan untuk mencapai keadaan tertentu.
Keterampilan bukan hanya meliputi gerakan motoric melainkan juga merupakan funsi mental yang
13
III. METODOLOGI
Evaluasi menggunakan metode angket (Quisioner) dan penentuan populasi evaluasi dilakukan
secara sengaja (purposive) yaitu semua anggota kelompok tani Agribisnis Milenial UMMU Kelurahan Sasa
Evaluasi ini dilakukan di kelurahan sasa kecamatan Ternate Selatan pada hari Senin, tanggal 8 Maret
2021.
Responden merupakan anggota kelompok tani Agribisnis Milenial UMMU yang mengikuti penyuluhan
budi daya kubis yaitu sebanyak 15 orang petani terdiri dari 7 orang laki laki dan 8 orang perempuan.
Responden dalam evaluasi ini adalah seluruh petani yang hadir dan mengikuti penyuluhan tentang
Metoda yang digunakan untuk mengetahui tingkat perubahan dari berbagai aspek seperti
Pengetahuan, dan perilaku petani terhadap penyuluhan yang dilakukan yaitu; 1. Pengisian kuisioner
(angket) dilakukan untuk mendapatkan data primer, 2. Ceramah dan diskusi diterapkan secara terpadu
disaat memberikan materi Penyuluhan, 3. Konsultasi untuk memperoleh data skunder yang dibutuhkan.
Secara umum tingkat kemampuan petani dan kondisi phisik lahan dan tanamannya tidak berbeda nyata
sehingga untuk menarik sample (menentukan responden) untuk evaluasi dilakukan penarikan secara
sengaja/ Purposive Sampling (Manasse Malo, 1986). Untuk menganalisa hasil perubahan perilaku bagi
14
b. Analisis Data Tingkat Prilaku Petani
Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner, yang terdiri dari 2 bagian. Bagian I dari kuesioner
adalah data demografi responden yang berupa jawaban singkat, terdiri dari: nama responden, jenis
kelamin, usia, , pendidikan terakhir, lama berusaha tani, sumber responden yang mengikuti
penyuluhan budi daya kubis Pada bagian ini dilakukan analisis secara deskriptif.
Bagian II : terdiri dari pertanyaan mengenai data pengetahuan responden terkait Alat dan Bahan
yang digunakan dalam budi daya kubis. Pada bagian II ini pernyataan benar bernilai 5, salah, atau
kosong diberi nilai 0. Tingkat pengetahuan responden dapat dihitung berdasarkan % pertanyaan yang
Data dikumpulkan dan dianalisa secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabel dan grafik.
Pengetahuan tiap responden dikatakan baik jika % pertanyaan yang dijawab benar oleh
responden >75%
Pengetahuan tiap responden dikatakan sedang jika % pertanyaan yang dijawab benar oleh
responden 50-75%
Pengetahuan tiap responden dikatakan kurang jika % pertanyaan yang dijawab benar oleh
Untuk menganalisis item pertanyaan yang diberikan kepada responden, dihitung dengan
Data dikumpulkan dan dianalisa secara deskriptif dan disajikan dalam Bentuk tabel dan grafik. Kategori
15
Pengetahuan responden tiap pertanyaan dikatakan baik jika % responden yang menjawab benar
>75%
Pengetahuan responden tiap pertanyaan dikatakan sedang jika % responden yang menjawab
benar 50-75%
Pengetahuan responden tiap pertanyaan dikatakan kurang jika % responden yang menjawab
𝑋2 – X1
EP = x 100 %
𝑆𝑀
X1 = ∑ score pre test
SM = Score Maksimal
Keterangan:
𝑋2 − 𝑋1
EP = x 100 %
𝑆𝑀 – X1
X1 = ∑ score pre test
D = Diskrepansi
= SM – X1
SM = Score Maksimal
16
Hasil Efektifitas Penyuluhan (EP) maupun Efektifitas Perubahan Perilaku (EPP) dapat dikatagorikan
17
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Kelurahan sasa adalah salah satu Kelurahan di Kecamatan Ternate Selatan. Jarak dari Ibu Kota
Luas Kelurahan Sasa mencapai ± 436,48 Ha., wilayah yang dipergunakan sebagai lahan
pertanian mencapai 125,75 Ha dan untuk perkantoran pemerintah, pemukiman, dan sekolah seluas serta
fasilitas umum 60 Ha, sedangkan 229,73 terdiridari hutan rakyat, lahan tidur dan lain lain. . wilayah ini
banyak diusahakan tanaman perkebunan seperti pala cengkih dan kayu manis. Banyak pula daerah yang
Wilayah Kelurahan Sasa merupakan daerah dataran rendah dan berbukit dengan kondisi
kemiringan tanah 0 – 45 %, dengan jenis tanah regosol yaitu tanah yang berciri vulkanis, dengan pH 6 –
7.
Keadaan iklim kelurahan sasa dan juga daerah lainnya dikota Ternate mempunyai tipe iklim
tropis, sehingga sangat dipengaruhi oleh iklim laut yang biasanya heterogen sesuai indikasi umum iklim
tropis dengan temperature berkisar antara 23,3oC-31,5oC, Kelembaban rata-rata 83,58 % tingkat
penyoinaran matahari rata-rata 51,42 %, dan kecepatan angina rata rata 3,92 km/jamdengan kecepatan
18
4.3. Keadaan Sosial Ekonomi
Berdasarkan data yang diperoleh dari kelurahan Sasa tahun 2019, jumlah penduduk Kelurahan
Sasa sebanyak 5760 jiwa dengna rincian kepala keluarga sebanyak 821 KK yang terdiri dari laki-laki
sebanyak 2152 jiwa (49,87%) dan perempuan sebanyak 2163 (50,12%) jiwa. Komposisi penduduk
Total 1180
Sumber: Kelurahan Sasa 2019
Keterangan Jumlah
SD 250
SLTP 316
SLTA 291
Akademi D1 s/d D3 18
Sarjana S1 s/d S3 126
Sumber Kelurahan Sasa 2019
19
4.4. Hasil dan Pembahasan
Dari analisa tingkat pendidikan petani responden maka didapat tingkat pendidikan responden pada table
3 dan grafik 1
Dari table 3 dan grafik 1 diatas yang merupakan hasil rekapitulasi tingkat pendidikan responden dimana
tingkat pendidikan Responden seluruhnya adalah tamanan SMA atau sederajat yaitu sebanyak 15
responden , Menurut Parera, salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah tingkat
pendidikan. Tingkat pendidikan yang rata-rata rendah menyebabkan kemampuan responden untuk
memahami informasi tentang Pengolahan lahan budi daya menjadi berkurang dan berdampak pada
rendahnya penyeparan informasi dan pengetahuan yang disampaikan oleh penyuluh. Pendidikan dapat
dilakukan dengan secara informal maupun nonformal disamping secara formal seperti di sekolah,
madrasah, dan institusi lainnya. Bahkan pendidikan juga dapat berlangsung dengan cara mengajar diri
20
4.4.2. Umur
Umur mempengaruhi perilaku petani terhadap pengambilan keputusan dalam kegiatan usahatani. Umur
petani merupakan salah satu faktor yang berhubungan dengan kemampuan kerja petani dalam
melaksanakan kegiatan usahatani. Petani yang bekerja dalam usia produktif akan lebih baik dan
maksimal dibandingkan usia non produktif. Selain itu, umur juga dapat dijadikan tolak ukur untuk melihat
aktivas
15 - 30 15 100
31 - 40 0 -
41 - 50
> 51
15 100
120
100
80
60
40
20
-
15 - 30 31 - 40
Tabel 4 dan grafik 2 diatas merupakan table Usia responden dimana responden Seluruhnya berusia muda
atau Petani Milenial yaitu usia dibawah 30 tahun pada usia ini orang mampu menyerap informasi dengan
baik. Salah satu faktor yang mempunyai pengaruh terhadap produktivitas karyawan/ pekerja adalah
faktor usia (Tanto et,al (2012), & Mahendra & Woyanti (2014)). Usia yang masih dalam masa produktif
21
biasanya mempunyai tingkat produktivitas lebih tinggi dibandingkan dengan tenaga kerja yang sudah
berusia tua sehingga fisik yang dimiliki menjadi lemah dan terbatas.
Pengalaman usahatani sangat mempengaruhi petani dalam menjalankan kegiatan usahatani yang dapat
dilihat dari hasil produksi. Petani yang sudah lama berusahatani memiliki tingkat pengetahuan,
pengalaman dan keterampilan yang tinggi dalam menjalankan usahatani. Dibawah ini table 5 dan grafik
1-5 15 100
6 - 10 0 -
> 10
15 100
Dari table 5 diatas terlihat bahwa lama berusaha tani petani responden adalah kurang dari 10
tahun yaitu 1-5 tahun peserta evaluasi adalah petani milenial yang baru mulai menggeluti bidang usaha
pertanian sehingga ada dari peserta yang masih kurang pengalaman dan pemahaman terhadap teknik
22
Tabel 6, kategori dan nilai tingkat pengetahuan responden
Kategori Nilai
Tinggi > 75%
Sedang 50% - 75%
Reandah < 50%
Pengetahuan adalah salah satu komponen perilaku petani yang turut menjadi faktor penting
dalam berusahatani. Tingkat pengetahuan petani sangat berpengaruh karena semakin tinggi
pengetahuan petani maka semakin besar wawasan dan pengetahuan yang dimiliki oleh petani sehingga
petani dapat bersikap positif dan terbuka terhadap teknologi maupun perkembangan apapun dibidang
pertanian. Pengetahuan merupakan suatu kemampuan individu (petani) untuk mengingat-ingat segala
materi yang dipelajari dan kemampuan untuk mengembangkan intelegensi (Soedijanto, 1978).
23
Berdasarkan tabel 1 dapat dihitung efektifitas penyuluhan dan efektifitas perubahan perilaku sebagai
berikut :
𝑋2 − 𝑋1
EP = x 100 %
𝑆𝑀 – X1
46,33 – 25,33
EP = x 100 %
50
EP = 42,00 % (Efektif)
2. Efektifitas Perubahan prilaku
X2 – X1
EPP = x 100%
Diskrepansi
46,33 - 25,33
EPP = x 100%
50 - 25,33
21
EPP = x 100 %
24,67
Berdasarkan hasil analisa data pre test dan post test yang dilaksanakan maka kegiatan penyuluhan
pertanian yang dilaksanakan dalam rangka Penyuluhan Pengelolaan lahan pertanian untuk budidaya
tanaman pertanian cukup berhasil baik, hal ini dapat dilihat dari Efektifitas Perubahan Perilaku (EPP)
maupun Efektifitas Penyuluhan (EP) yang mencakup aspek pengetahuan yaitu sebagai berikut.
Dari score awal (pre test) sebanyak 25,33 menjadi score 46,33 (post test) berarti terjadi kenaikan
score sebesar 21 dari score maksimum 50. Efektifitas perubahan perilaku (EPP) yang diperoleh
mencapai 85.00 % (Sangat Effektif), sedangkan Kegiatan Penyuluhan Pertanian (EP) dapat dikategorikan
efektif karena dapat menaikan tingkat pengetahuan petani sebesar 42 %. Yaitu kategori tingkat
pengetahuan tinggi.
24
Tabel 8, Persentase Pertanyaan yang dijawab Benar
Nilai Nilai
Pertanyaan Persentase Persentase Kriteria
Sebelum Sesudah
1 45 60% 75 100% Baik
2 40 53% 65 87% Baik
3 45 60% 70 93% Baik
4 45 60% 70 93% Baik
5 30 40% 75 100% Baik
6 40 53% 70 93% Baik
7 35 47% 70 93% Baik
8 25 33% 65 87% Baik
9 45 60% 65 87% Baik
10 50 67% 70 93% Baik
Rata Rata 40 53,33% 69,5 93% Baik
Sedangkan table hasil peningkat pengetahuan petani dengan jumlah pertanyaan yang dijawab
benar oleh masing masing responden sesudah dan sebelum penyuluhan tentang Budidaya Kubis pada
tabel 8,
80
60
40
20
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Dari tabel 8 dapat diketahui bahwa jumlah Persentase jawaban yang dijawab dengan benar pada pretest
sebesar 53,33 % Kategori sedang sedangkan pada post test meningkat menjadi 90,00% kategori tinggi
25
V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Penyuluhan Pertanian yang dilaksanakan tentang Budidaya Tanaman Kubis dapat dikatagorikan
berhasil, hal ini dapat dilihat dari hasil analisa terhadap aspek Pengetahuan , dimana efektifitas
penyuluhan dikategorikan efektif pada aspek Pengetahuan, sedangkan efektifitas perubahan prilaku
Kegiatan Penyuluhan Pertanian akan efektif terhadap perubahan perilaku apabila waktu
penyelenggaraan tepat, Materi sesuai dengan kebutuhan petani, Metoda yang digunakan sesuai dengan
kebutuhan lapangan dan kondisi petani serta Fasilitas penyuluhan seperti alat, bahan dan biaya yang
dibutuhkan cukup memadai. Kegiatan evaluasi penyuluhan pertanian dilaksanakan secara periodik sesuai
5.2. Saran
Agar penyuluh selalu memberikan evaluasi kepada Kelompok tani untuk mengetahui tingkat
26
DAFTAR PUSTAKA
27
KUISIONER EVALUASI KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN
TINGKAT PENGETAHUAN PETANI DALAM BUDIDAYA TANAMAN KUBIS
PADA POKTAN AGRIBISNIS MILENIAL UMMU
IDENTITAS RESPONDEN
No Sampel :
Nama :
Alamat :
Pendidikan :
Jenis Kelamin :
pekerjaan :
Pekerjaan Lain selain Bertani : Tahun
Luas Lahan Garapan :
Tanggal : …………………….2021
Tanda Tangan…………………………..
28
KUISIONER
EVALUASI TINGKAT PENGETAHUAN PETANI
TENTANG BUDIDAYA TANAMAN KUBIS
POKTAN AGRIBISNIS MILENIAL UMMU
TANGGAL : 8 MARET 2021
Isilah jawaban pada pertanyaan dibawah ini dengan cara (x) pada pilihan jawaban yang dianggap benar
No Pertanyaan
1 Persiapan bedeng Tanam
a Campuran tanah dan pupuk urea
b Campuran tanah dengan dolomit
c Campuran tanah dengan kompos
d semua salah
2
Untuk menghindari hama dan penyakit sebaiknya jangan menanam kubis pada lahan bekas tanaman
a Sawi
b Brokoli
c Kembang kol
d Semuanya benar
3 Perlakuan bibit sebelum penanaman
a merendam dengan air es selama 15 menit
b merendam dengan larutan fungisida dengan dosis dianjurkan
c merendam dengan air hangat selama 30 - 60 menit
d jawaban b dan c benar
4 benih kubis untuk persemaian sebaiknya ditanam di
a koker
b ditabur diwadah
c langsung kebedengan
d semua salah
5 Media tanam untuk persemaian kubis adalah
a Pupuk kandang yang matang dan tanah halus
b tanah halus danpupuk organik
c Tanah halus dan jerami
d Tanah halus dan pupuk NPK
6 Pupuk Dasar untuk tanaman kubis (pemupukan I) adalah
a Urea, ZA, TSP, KCL
b Urea dan ZA
c pupuk mutiara
d Pupuk Orgamik
7 pemupukan susulan denga urea + ZA dilakukan pada tanaman berumur
a 14 hst
b 20 hst
c 28 hst
d 35 hst
29
8 pemupukan susulan dilakukan dengan cara
a ditugal jarak 5 cm dari tanaman
b disemprot dengan campuran pupuk
c ditabur disekitar tanaman
d semua salah
9 jika tanaman terserang penyakit maka dilakukan pengendalian dengan
a Insektisida
b Akarisida
c Fungisida
d air hangat
10 Juka tanaman terserang Hama maka dilakukan pengendalian kimiawi menggunakan
a Insektisida
b Bakterisida
c Fungisida
d pestisida
Slamat bekerja……………………
30
Lampiran 2, Identitas Responden
lama
Jenis luas
No Nama peserta umur pendidikan berusaha
kelamin lahan
tani (THN)
1 Nursila Acin P 21 SMA 1,2 0.05
31
32
33