Oleh :
DIB017166
JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2020
MANAJEMEN USAHATANI TANAMAN KENTANG (Solanum
Tuberosum L) DI DESA NILO DINGIN KECAMATAN
LEMBAH MASURAI KABUPATEN MERANGIN
D1B017166
Jambi,
Mengetahui, Menyetujui,
Wakil Dekan Bidang Akademik, Kerjasama Pembimbing
dan Sistem Informasi
i
KATA PENGANTAR
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. i
KATA PENGANTAR .............................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ iv
I. PENDAHULUAN............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Tujuan ............................................................................................ 5
II. METODE PELAKSANAAN ............................................................ 6
2.1 Waktu dan Tempat ......................................................................... 6
2.2 Ruang Lingkup Kegiatan ............................................................... 6
2.3 Metode Pengumpulan Data ............................................................ 8
III. KEADAAN DESA ............................................................................. 10
3.1 Gambaran Umum Desa .................................................................. 10
3.2 Kegiatan Desa ................................................................................ 13
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 19
4.1 Pengertian Manajemen Usahatani .................................................. 19
4.2 Manajemen Usahatani Tanaman Kentang ..................................... 20
V. PENUTUP .......................................................................................... 33
5.1 Kesimpulan .................................................................................... 33
5.2 Saran .............................................................................................. 33
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 34
iii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Matriks Pengelompokkan Fungsi Manajemen …...…...................... 2
2. Siklus Fungsi Manajemen …….………………………...…............ 3
3. Bagan Kelembagaan Desa …….…………………………..…........ 12
4. Perkenalan Mahasiswa Magang Kepada Tokoh Masyarakat .......... 14
5. Kegiatan Budidaya Tanaman Kopi .................................................. 15
6. Kegiatan Penanaman Cabai di Desa Nilo Dingin …………..…...... 16
7. Yasinan Rutin Ibu – Ibu …….………………………...…............... 17
8. Persiapan Pemilihan BPD ……………………………..…..…........ 17
9. Persiapan Lahan Kentang ................................................................. 23
10. Persiapan Benih Kentang Untuk Dilakukan Penanaman ................. 24
11. Kegiatan Melakukan Pemupukan Dasar ………..…..….................. 24
12 Proses Penanaman Kentang …………………………………......... 25
13. Kegiatan Penyiangan pada Tanaman Kentang ................................ 26
14. Penyemprotan Pestisida pada Pengedalian Hama dan Penyakit ..... 27
15. Proses Pemanenan Kentang …………………………..................... 32
iv
I. PENDAHULUAN
1
a. Ernest Dale : Planning, Organizing, Staffing, Directing,
Innovating, Representing, dan Controlling
b. Oey Liang Lee : Planning, Organizing, Directing, Coordinating,
Controlling.
c. James Stoner : Planning, Organizing, Leading, Controlling.
d. Henry Fayol : Planning, Organizing, Commanding,
Coordinating, Controlling.
e. Lindal F.Urwich : Planning, Organizing, Commanding,
Coordinating, Controlling.
f. Dr.SP. Siagian MPA : Planning, Organizing, Motivating, Controlling.
g. Prayudi Atmosudirjo : Planning, Organizing, Directing, Actuating,
Controlling.
Secara lebih sederhana proses manajemen dapat dikelompokkan menjadi
4 tahap yaitu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan
atau evaluasi. Empat fungsi manajemen tersebut diharapkan dapat mewakili
dari pengertian fungsi manajemen lainnya, karena setelah dikelompokkan
berdasarkan pendapat para ahli terdapat 13 fungsi manajemen yang dimulai
dari merencanakan anggaran (Budgeting), Assembling Resourch, leading,
staffing, Influencing, Coordinating, Commanding, Directing sampai kepada
Reporting, dari fungsi manajemen tersebut bisa dilingkupkan atau
dikelompokan ke dalam fungsi manajemen P-O-A-C (Planning, Organizing,
Actuating, and Controlling).
Fungsi manajemen
Organizing Actuating
Planning Controlling
Assembling Influencing
Budgeting reporting
Resourch Directing
Staffing Commanding
Leading Coordinating
2
Gambar 1. Matriks Pengelompokan Fungsi Manajemen
Tahap perencanaan merupakan proses penetapan sasaran organisasi beserta
cara untuk mencapai sasaran atau tujuan tersebut. Tahap pengorganisaasian dan
pelaksanaan atau bisa disebut dalam tahap implementasi, dimana semua hal yang
telah direncanakan untuk dilaksanakan. Tidak menutup kemungkinan dilakukan
revisi atau perubahan rencana sesuai kebutuhan dilapangan. Dalam implementasi
ini juga dilakukan proses pengorganisasian yaitu pengaturan alokasi sumber daya
organisasi, pengaturan tugas dan pengkoordinasian. Selain itu, dalam proses
implentasi juga dilakukan proses pengarahan, motivatsi, coaching dan konseling
agar sumber daya organisasi bergerak sesuai dengan yang diharapkan.
Tahap pengawasan atau evaluasi merupakan proses membandingkan
antara kinerja dan harapan atau sasaran. Jika hasilnya tidak sesuai yang
diharapkan, maka perlu dilakukan tindakan korektif agar hasil akhirnya
memuaskan. Apabila proses manajemen berjalan secara optimal, proses perbaikan
yang berkesinambungan (continuous improvement) diharapkan terjadi.
Planning
Controlling Organizing
Actuating
3
Selain itu, manajemen juga mempelajari tentang bagaimana seorang manajer
(petani) harus bisa bekerja sama, menggerakkan, mengarahkan serta
menkoordinasi segala seumber daya yang ada, dengan tujuan agar usaha yang
direncanakan tepat sasaran. Proses - proses dalam manajamen memilki keterkaitan
satu sama lain, bahkan merupakan sebuah siklus.
usahatani merupakan ilmu yang mempelajari cara-cara petani menentukan,
mengorganisasikan, dan mengkoordinasikan penggunaan faktor-faktor produksi
yaitu tanah, modal, tenaga kerja, dan skill seefektif dan seefisien mungkin,
sehingga usaha tersebut memberikan pendapatan yang semaksimal mungkin (Ken
Suratiyah, 2016).
operasi usahatani meliputi hal-hal yang berkaitan dengan pengambilan
keputusan tentang apa, kapan, dimana, dan berapa besar usahatani itu dijalankan.
Masalah apa yang timbul yang menjadi pertimbangan dalam penetaan keputusan
usaha, merupakan hal yang penting dalam operasi usahatani. Operasi usahatani
mencakup tentang pengalaman dan kegiatan perencanaannya. Dalam hal ini
kegiatan usahatani meliputi :
a. Penanaman atau persemaian.
b. Pemeliharaan yang meliputi penyiangan, pemupukan, pemberantasan
hama dan penyakit tanaman.
c. Pemanenan.
Peran manajemen dalam kegiatan usahatani sangat penting dilakukan, karena
tujuan dari manajemen yaitu bagaimana petani dalam mengelola atau memanage
kegiatan usahatani yang dimulai dari penanaman, pemeliharan, hingga melakukan
pemanenan dan sampai pada pengangkutan hasil dai tanaman tersebut. Sehingga
dalam kegiatan usahatani ini dapat memberikan hasil produksi yang optimal.
Berdasarkan uraian penjelasan di atas manajemen usahatani pada tanaman
kentang perlu di pelajari, sehingga penulis menarik judul yang akan di amati pada
saat Kuliah Kerja Lapangan yaitu ”MANAJEMEN USAHATANI TANAMAN
KENTANG (Solanum tuberosum L) DI DESA NILO DINGIN KECAMATAN
LEMBAH MASURAI KABUPATEN MERANGIN”.
4
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
1. Untuk mengikuti dan mengamati aspek-aspek kegiatan dan pekerjaan yang
dilakukan di Desa Nilo Dingin Kecamatan Lembah Masurai Kabupaten
Merangin
2. Sebagai sarana untuk melatih mahasiswa agara dapat mempraktekkan ilmu
dan keterampilan yang sudah didapatkan dibangku kuliah pada saat
kegiatan dilapangan
3. Untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar
memahami dan memecahkan masalah, serta meningkatkan kemampuan
berkomunikasi dan bersosialisasi dengan kalangan masyarakat desa.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mempelajari dan mengetahui fungsi-fungsi manajemen usahatani di
Desa Nilo Dingin Kecamatan Lembah Masurai Kabupaten Merangin.
5
II. METODE PELAKSANAAN
6
2) Proses Pemeliharaan
• Penyiangan
Penyiangan dan sanitasi adalah melakukan pemeliharaan terhadap
tanaman kentang dan membersihkan guludan dari gulma, tanaman
pengganggu, dan tanaman yang sakit. Tujuan dari penyiangan dan
sanitasi ini adalah untuk menjaga kebersihan kebun dan kesehatan
tanaman.
• Pengendalian Hama dan Penyakit
3) Pemanenan
Untuk memperoleh hasil kentang yang sesuai dengan kriteria dan kualitas
yang diminta dipasar, serta memperoleh produktivitas yang optimal
dengan menentukan waktu panen yang tepat. Adapun standart penentuan
waktu panen dan penangan panen adala :
a. Secara visual waktu panen (untuk tujuan konsumen) dapat dilihat dari
perkembangan fisik tanaman kentang.
b. Secara perhitungan umur tanaman (untuk tujuan konsumsi), penentuan
umur panen tergantung pada varietas/kultuvar, cuaca, dan pemeliharaan
tanaman.
c. Cara panen dilakukan dengan menggali ubi kentang secara hati-hati
dengan cara manual menggunakan cangkul atau alat lainnya.
d. Panen sebaiknya dilakukan pada petak umur tanaman yang sama secara
serentak
B. Fungsi Manajemen dalam Kegiatan Usahatani Kentang
a. Perencanaan
b. Perencanaan usahatani disusun berdasarkan pengalaman dan evaluasi
faktor-faktor tetap yang menentukan konsumsi dan komersial, jumlah
tenaga yang tersedia, tanah dan iklim. Manusia tidak dapat berbuat banyak
terhadap tanah dan iklim sehingga langkah dalam pendekatan sebagai
berikut :
• Mengklasifikasi tanah
• Menyusun rencana tanaman
• Perencanaan tenaga kerja dan alat-alat pertanian
7
c. Pengorganisasian
Untuk membantu setiap petani dalam rangka mengorganisasikan atau
mengatur kegiatan usahatani yaitu dengan menggunakan langkah-langkah,
sebagai berikut:
• Meneliti kondisi usahatani, dengan petani mencatat dimana,
bagaimana, dan kapan tanaman diusahakan.
• Mengatur penggunaan sarana produksi dan tenaga kerja.
• Perubahan dalam faktor-faktor sosial ekonomi petani, kelompok
tani, dan gabungan kelompok tani dalam pengaturan tenga kerja
memperhatikan kesibukan masyarakat seperti perbaikan irigasi,
drainase dan sebagainya.
• Pembagian tugas dalam kelompok atau gabungan kelompok tani
dalam organisasi Gapoktan perlu dibuatkan seksi-seksi, sekretaris
dan bendahara.
d. Pelaksanaan
Petani sebagai manajer dalam usahataninya memimpin
pelaksanaan kegiatan untuk usahataninya dibantu oleh keluarga dan tenaga
kerja dari keluarga. Petani sebagai seorang manajer menggerakan tenaga
kerja, mempelancar proses produksi, sekaligus mengarahkan seluruh
pelaksanaan kegiatan usahatani tersebut.
e. Pengawasan
Pengawasan diperlukan dalam melihat apakah dari rencana yang
telah dilaksanakan tersebut dapat memenuhi sasaran yang telah dibuat atau
belum. Apakah terjadi penyimpangan, mengapa terjadi penyimpangan,
apakah ada faktor-faktor yang tidak dapat dikontrol dalam proses
produksi. Didalam pengontrolan perlu diciptakan sistem kontrol yang tetap
terhadap rencana yang dilaksanakan dan sudah harus siap dengan resiko
yang timbul.
2.3 Metode Pengumpulan Data
Kegiatan Kuliah Kerja Lapangan meliputi kegiatan teknis yang
disesuaikan dengan kegiatan yang sudah ditetapkan oleh pihak desa dan
untuk mengetahui teknis pelaksanaan tanaman kentang, baik dari Hulu, On
8
farm, hingga Hilir. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam
Kuliah Kerja Lapangan ini adalah data primer dan sekunder.
Pengumpulan data primer dilakukan sebagai berikut:
1. Metode Observasi
Ikut serta kelapangan untuk melaksanakan kegiatan, mengamati dan
berpartisipasi dalam setiap kegiatan yang ada dilapangan.
2. Metode Wawancara
Melakukan dialog dan bertanya langsung dengan pihak pembimbing
lapangan, dimana pembimbing lapangan ini antara lain PPL, Ketua
Kelompok Tani, Masyarakat, Maupun Kepala Desa.
3. Diskusi
Melakukan diskusi dengan pihak pembimbing lapangan baik itu
Kepala Desa, PPL, Ketua Kelompok Tani, maupun Masyarakat.
Pengumpulan data sekunder dilakukan sebagai berikut:
1. Studi Pustaka
2. Dokumentasi.
9
III. KEADAAN DESA
10
3.1.2 Visi dan Misi Desa
❖ Visi
Visi adalah suatu gambaran yang menantang tentang keadaan
masa depan yang di inginkan dengan melihat potensi dan kebutuhan desa.
Penyusunan visi Desa Nilo Dingin ini dilakukan dengan pendekatan
partisipatif, melibatkan pihak-pihak yang bekepentingan di Desa Nilo
Dingin seperti pemerintah desa, BPD, tokoh masyarakat, tokoh agama,
lembaga masyarakat desa dan masyarakat desa pada umumnya.
Pertimbangan kondisi eksternal di desa seperti satuan keja wilayah
pembangunan di Kecamatan Lembah Masurai mempunyai titik berat
sektor infrastruktur. Maka berdasarkan pertimbangan di atas visi desa Nilo
Dingin adalah :
“Terwujudnya pembangunan sumber daya manusia dan sarana prasarana
guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat, menjadikan Desa Nilo
Dingin desa yang mandiri dan berpegang teguh pada adat istiadat”.
❖ Misi
Selain penyusunan visi juga telah ditetapkan misi-misi yang
memuat sesuatu pernyataan yang harus dilaksanakan oleh desa agar
tercapainya visi desa tesebut. Visi berada di atas misi. Pernyataan visi
kemudian dijabarkan ke dalam misi agar dapat di operasionalkan atau
dikerjakan. Sebagaiman penyusunan visi, misi pun dalam penyusunannya
menggunakan pendekatan partisipaif dan pertimbangan potensi dan
kebutuhan desa, sebagaimana proses yang dilakukan maka misi Desa Nilo
Dingin adalah :
1. Membangun Desa Nilo Dingin selama satu periode kepala desa enam
tahun (2016-2022) minimal sejajar dengan desa-desa yang ada dalam
Kabupaten Merangin.
2. Meningkatkan pendapatan warga atau masyarakat Desa Nilo Dingin
Melalui sektor pertanian, perkebunan dan kegiatan lainnya.
3. Membangun sarana dan prasarana desa
4. Mempertahankan adat istiadat Desa Nilo Dingin dan kearifan budaya
lokal.
11
5. Meningkatkan mutu pendidikan, baik agama maupun umum.
3.1.4 Struktur Desa
Adapun struktur organisasi dari Desa Nilo Dingin Kecamatan Lembah
Masurai Kabupaten Merangin, yaitu:
Kepala Desa
SUDIRMAN
Sekretaris Desa
BUDIJO
Operator Desa
EDIARTO SAPUTRA
Kadus I Kadus II
M. NAZIR YANCIK
12
• Sebelah Utara : Desa Tuo
• Sebelah Selatan : Desa Sungai Lalang
• Sebelah Barat : Kecamatan Sungai Manau
• Sebelah Timur : Kecamatan Jangkat Timur
❖ Luas Wilayah : 3.609 Ha
• Tanah perkebunan : 2.709 Ha
• Tanah pekarangan : 5 Ha
• Tanah pertanian : 891 Ha
• Tanah fasilitas umum : 4 Ha
13
Gambar 4. Perkenalan Mahasiswa Magang Kepada Tokoh Masyarakat
14
tergantung dengan keadaan cuaca. Penjemuran buah kopi paling cepat 5 – 7
hari jika cuaca panas, sedangkan jika cuca mendung atau hujan dapat selama
±2 minggu. Pada saat penjemuran kopi harus rutin dibalik agar buah kopi yang
di jemur cepat kering.
Penggilingan buah kopi dilakukan pada buah kopi yang telah kering.
Penggilingan kopi dilakukan dengan tujuan untuk memisahkan antara biji kopi
dengan kulit buah kopi menggunakan mesin penggilingan kopi. Perawatan
kopi oleh Desa
Penggilingan buah kopi dilakukan pada buah kopi yang telah kering.
Penggilingan kopi dilakukan dengan tujuan untuk memisahkan antara biji kopi
dengan kulit buah kopi menggunakan mesin penggilingan kopi. Perawatan
kopi oleh Desa Nilo Dingin disebut dengan servis tanaman kopi. Perawatan
tanaman kopi dilakukan dengan cara pruning atau memangkas ranting–ranting
pohon yang sudah tua ataupun pada ranting–ranting yang menutupi sinar
matahari masuk kedalam tanaman kopi. Pemangkasan ini dilakukan dengan
tujuan agar tanaman lebih fokus pada pembentukan buah.
15
3.2.3 Tanaman Cabai
Kegiatan dikebun cabai dilakukan untuk mengetahui cara penanaman
cabai. Budidaya tanaman cabai yang dilakukan di Desa Nilo Dingin pada
umumnya menggunakan mulsa plastik. Penanaman bibit cabai dilakukan oleh
petani saat cuaca tidak terlalu panas, dengan tujuan agar bibit cabai yang
ditanam tidak layu. Bibit cabai ditanam dengan cara membuang akar utama
pada bibit dengan tujuan untuk mengurangi penyebaran virus. Cabai yang
telah berumur ±3 minggu akan diikat dengan tiang penyangga yang dibuat dari
bambu dengan tujuan untuk menghindari batang patah akibat dari tiupan
angina yang sangat kencang, selain itu bibit cabai yang mati setelah ditanam
akan diganti dengan bibit cabai yang baru.
16
Gambar 7. Yasinan Rutin Ibu – Ibu
17
setelah pemupukan dasar lahan tanaman kentang dibiarkan terlebih dahulu ±
selama satu minggu. Setelah satu minggu lahan siap ditanami menggunakan
bibit yang diperoleh petani dengan cara membeli dari penyedia bibit kentang,
varietas kentang yang digunakan oleh petani kentang beragam, mulai dari
granola, kembang biru. Bibit kentang ditanam dengan jarak tanam ± 20-30
cm kemudian ditimbun menggunakan cangkul.
2 Penyemprotan Pada Tanaman Kentan
Penyemprotan pada tanaman kentang dilakukan setiap 3 hari sekali, untuk
penyemprotan untuk hama dilakukan sebanyak 5 kali pada daun dan
penyemprotan ke 5 ditujukan untuk umbi kentang dengan menggunakan
pestisida serta dengan dosis yang berbeda – beda pada setiap kali
penyemprotan. Dalam kegiatan penyemprotan kami hanya mengikuti satu kali
penyemprotan. Alat yang digunakan dalam penyemprotan yaitu spayer.
Penyemprotan dilakukan secara rutin dengan tujuan untuk pencegahan dari
hama penyakit tanaman kentang.
3 Pemanenan Umbi Kentang
Pemanenan umbi kentang dilakukan pada saat umur tanaman kentang 90 –
100 hari. Pemanenan umbi kentang dilakukan pada saat cuaca cerah. Umbi
kentang dipanen dengan cara digali menggunakan alat bantu sederhana.
Setelah umbi dipanen kentang di sortir serta dilakukan penggradingan kentang
kemudian dimasukkan kedalam karung untuk diangkut kepedagang
pengumpul. Kentang yang dipanen oleh petani Dsa Nilo Dingin pada
umumnya hanya digunakan sebagai konsumsi saja.
18
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
19
4.2 Penerapan Manajemen Usahatani Tanaman Kentang di Desa Nilo Dingin
4.2.1 Penerapan Manajemen Usahatani pada Kegiatan Penanaman
Kentang
a.) Perencanaan (Planning)
Perencanaan adalah tindakan awal dalam melakukan aktivitas
manajerial dalam setiap organisasi., dan untuk membuat suatu
perencanaan yang baik harus memikirkan sacra matang jauh-jauh sebelum
tindakan apa yang dilakukan kemudian. Dengan kata lain, proses
perencanaan merupakan langkah awal kegiatan manajemen dalam setiap
organisasi, karena melalui perencaan ini ditetapkan apa yang akan
dilakukan, kapan melakukan kegiatan, dan siapa yang akan melakukan
kegiatan.
Perencanaan pada kegiatan penanaman dalam usahatani tanaman
kentang yaitu melakukan beberapa kegiatan di dalam nya antara lain
menyiapkan lahan untuk pembuatan garitan tempat penanaman kentang,
persiapan benih yang bagus, selanjutnya melakukan pemupukan dasar
dengan tujuan agar tersedia unsur hara yang dapat di serap oleh tanaman
secara optimal, dan yang terakhir melakukan penanaman.
b.) Pengorganisasian (Organizing)
Setelah usahatani direncanakan dengan baik, tahapan berikutnya adalah
pengorganisasian. Fungsi pengorganisasian adalah mengelompokkan dan
menentukan berbagai kegiatan penting dan memberikan kekuasaan untuk
melaksanakan kegiatan-kegiatan (Terry dan Rue, 1993:9). Pada tahap ini
petani harus mengorganisasikan setiap masalah dan faktor produksi yang
dimilikinya. Persiapan alat pertanian, sarana-saran produksi yang
dibutuhkan serta tenaga kerja yang digunakan. Dalam tahap
pengorganisasian penanaman kentang, petani kentang di Desa Nilo
Dingin yang dilakukan yaitu pembagian tugas tenaga kerja.
Dalam proses produksi merupakan faktor penting dalam suatu
usahatani keluarga khususnya tenaga kerja petani bersama dengan
keluarganya. Peranan tenaga kerja keluarga sangat menentukan dilihat dari
proses penanaman sampai pemanenan. Dalam hal ini tenaga kerja yang
20
digunakan petani dalam proses penanaman kentang yaitu tenaga kerja
petani itu sendiri, tenaga kerja keluarga, tenaga kerja luar keluarga. Petani
di Desa Nilo Dingin dalam melakukan pemanaman kentang dilakukan
secara bersama-sama oleh tenaga kerja keluarga dan dibantu oleh tenaga
kerja luar keluarga.
Struktur organisasi petani kentang dijelaskan secara sederhana pada
gambar berikut ini:
Kepala keluarga
Anggota keluarga
Tugas :
1. Kepala keluarga
Kepala keluarga dalam kegiatan berusahatani bertugas sebagai orang yang
mengatur dalam kegiatan usahatani kentang dilakukan, dimulai dari
persiapan lahan dengan membuat garitan tempat tanaman kentang,
menebarkan pupuk, mempersiapkan benih tanaman kentang, hingga
melakukan penimbunan kentang yang siap untuk di tanam.
2. Istri petani
Istri petani dalam kegiatan penanaman dalam usahatani kentang bertugas
membantu bapak petani selaku kepala keluarga dalam kegiatan penanaman
yaitu melakukan pemupukan dasar dengan sistem tabur, serta meletakkan
benih kentang pada setiap areal tempat pertanaman
3. Anak petani
Anak petani dalam kegiatan penanaman dalam usahatani kentang yaitu
bertugas membantu bapak petani dalam hal persiapan lahan penanaman
yaitu menggemburkan tanah, membuat garitan, menebarkan pupuk dasar,
21
mempersiapkan benih kentang, serta membantu menimbun kentang yang
sudah siap di tanam.
4. Anggota di luar keluarga
Anggota di luar keluarga petani atau sering di sebut tenaga kerja upah,
biasanya di gunakan pada saat penanam kentang dilakukan, dengan tujuan
agar dalam proses penanaman kentang tidak memakan waktu yang cukup
lama.
Dalam kegiatan penanaman dalam usahatani tanaman kentang diperlunya
modal untuk membeli segala kebutuhan yang diperlukan dalam proses
penanaman. Modal yang digunakan dalam kegiatan ini yaitu modal dari
petani itu sendiri. Modal tersebut digunakan untuk keperluan usahatani
yaitu membeli alat-alat pertanian seperti cangkul, alat semprot, pupuk, dan
benih kentang.
c.) Pelaksanaan (Actuating)
Pelaksanaan merupakan hal yang paling menentukan pada suatu kegiatan
usahatani, jika ingin usahatani yang dijalankan berhasil. Dalam
pelaksanaan yang akan dikerjakan harus sesuai dengan perencanaan yang
dibuat. Sebab apabila tidak, maka hasilnya tidak akan sesuai yang
diinginkan oleh pelaku usahatani.
Dari hasil penelitian di Desa Nilo Dingin, petani melakukan proses
penanaman kentang diawali dengan persiapan benih umbi kentang.
Verietas yang digunakan dalam penanam kentang di Desa Nilo Dingin
yaitu verietas Granola L dan Kembang Biru. Kebutuhan umbi kentang
untuk luas tanam satu hektare yaitu sekitar 1.250 kg untuk umbi kentang
yang besar dan 1.500 kg untuk umbi kentang yang kecil. Sedangkan untuk
jarak tanam penanaman benih umbi kentang yaitu ± 20-30 cm atau sekitar
satu jengkal tangan. Setelah umbi kentang diletakkan, umbi ditimbun
dengan tanah sampai umbi kentang tidak terlihat lagi.
1. Penyiapan Lahan
Lahan yang digunakan dalam usahatani kentang di Desa Nilo Dingin pada
satu orang petani yang membudidayakan yaitu 100 m2 atau 1 Ha. Sebelum
ditanam, lahan harus dibersihkan dari segala sesuatu yang dapat
22
mengganggu pertumbuhan tanaman agar diperoleh lahan yang siap
ditanami dan terbebas dari dari gangguan fisik seperti batu-batuan,
sampah, dan lain-lain, maupun biologis seperti gulma atau sisa-sisa
tanaman.
Lahan untuk budidaya tanaman kentang sebaiknya tanahnya gembur.
Pengolahan tanah, pembuatan parit dan garitan adalah membuat lahan
pertanaman menjadi lahan yang siap tanam. Membuat parit dan garitan
dengan bentuk membujur disesuaikan dengan letak lahan dan dengan arah
datangnya sinar matahari. Prosedur pengolahan tanah, pembuatan parit dan
garitan adalah sebagai berikut:
a) Pengolahan tanah dilakukan dengan cara mencangkul atau membajak
tanah sedalam 30 cm sampai gembur.
b) Tanah dicangkul kembali sampai benar-benar gembur, kemudian
diratakan.
c) Membuat garitan dengan kedalaman ± 7-10 cm dengan jarak garitan
sekitar 70-80 cm.
23
yaitu sekitar 1.250 kg untuk umbi kentang yang besar dan 1.500 kg untuk
umbi kentang yang kecil.
3. Pemupukan Dasar
Pemupukan dasar dilakukan agar memberikan hara dasar di dalam tanah
dan meletakkan posisi benih dengan posisi tunas menghadap ke atas.
Pemupukan dasar harus mengacu pada empat tepat yaitu tepat dosis, tepat
cara, tepat waktu, dan tepat jenis. Pupuk yang digunakan dalam melakukan
pupuk dasar pada lahan tanaman kentang sebelum melakukan penanaman
yaitu pupuk SP 36 sebanyak 150 kg dan pupuk Phonska (NPK) sebanyak
150 kg.
Prosedur dalam melakukan pemupukan dasar, yaitu:
a) Takaran dalam penggunaan pupuk SP 36 dan Phonska yaitu 1:1 dengan
pupuk SP 36 sebanyak 150 kg dan Phonska Sebanyak 150 kg dengan total
keseluruhan pupuk dasar yaitu 300 kg.
b) Sistem pemberian pupuk pada pupuk dasar yaitu dengan menggunakan
sistem tebar. Setelah melakukan pemupukan dasar, lahan dibiarkan ± 1
minggu sebelum penanaman dilakukan.
24
Gambar 11. Kegiatan Melakukan Pemupukan Dasar
25
pengganggu, dan tanaman yang sakit. Tujuan dari penyiangan adalah
untuk menjaga kebersihan kebun dan kesehatan tanaman. Penyiangan
dilakukan dengan membersihkan areal pertanaman dari gulma, tanaman
pengganggu lainnya dan tanaman yang sakit. Penyiangan dilakukan pada
saat tanaman berumur 20-39 HST.
26
menyerang pada tanaman kentang di desa Nilo Dingin adalah hama babi
dan kutu daun. Sedangkan penyakit yang menyerang tanaman kentang
adalah busuk daun. Maka dari itu, penyakit dan hama yang menyerang
tanaman kentang tersebut harus dikendalikan agar tidak berpengaruh
terhadap pertumbuhan kentang.
27
c.) Pelaksanaan (Actuating)
Petani sebagai manajer dalam usahataninya memimpin pelaksanaan
kegiatan untuk usahataninya dan dibantu oleh tenaga kerja dalam keluarga.
Petani sebagai manajer menggerakan tenaga kerja sekaligus mengarahkan
seluruh pelaksanaan kegiatan usahatani tersebut. Pelaksanaan dalam
kegiatan pemeliharaan tanaman kentang, yaitu:
1. Penyiangan
Dalam proses penyiangan yang dilakukan petani di Desa Nilo
Dingin yaitu membersihkan areal pertanaman dari gulma, tanaman
pengganggu lainnya dan tanaman yang sakit. Penyiangan dapat dilakukan
pada saat tanaman berumur 20-30 HST. Gulma dan tanaman pengganggu
yang sudah dibersihkan disingkirkan dari tanaman yang bagus, sedangkan
untuk tanaman yang sakit dimusnahkan dengan cara dibakar pada tempat
yang terpisah.
2. Pemupukan susulan
Standar pemupukan susulan harus mengacu pada empat tepat yaitu
tepat dosis, tepat cara, tepat waktu, dan tepat jenis sesuai kebutuhan hara
tanaman. Adapun tahapan kerja pada pemupukan susulan, yaitu :
o Melakukan penyiangan pertanaman kentang
o Pupuk yang digunakan dalam pemupukan susulan ini yaitu pupuk
SP 36 dan pupuk Phonska. Kebutuhan pupuk yang digunakan yaitu
dua kali lipat dari penggunaan pupuk pada kegiatan pemupukan
dasar yaitu sebesar 300 kg untuk SP 36 dan 300 kg untuk Phonska
dengan perbandingan 1:1 dan dicampurkan.
o Taburkan pupuk susulan disekitar tanaman kentang pada umur 20-
35 HST dengan takaran dosis ± satu genggam atau sekitar 50 gr –
100 gr untuk tiga rumpun tanaman kentang.
3. Pengendalian Hama dan Penyakit
Pengendalian hama dan penyakit yaitu dengan melakukan
penyemprotan pada tanaman kentang dilakukan setiap 3 hari sekali, untuk
penyemprotan untuk hama dilakukan sebanyak 5 kali pada daun dan
penyemprotan ke 5 ditujukan untuk umbi kentang dengan menggunakan
28
pestisida serta dengan dosis yang berbeda – beda pada setiap kali
penyemprotan. Dalam kegiatan penyemprotan kami hanya mengikuti satu
kali penyemprotan. Alat yang digunakan dalam penyemprotan yaitu
spayer. Penyemprotan dilakukan secara rutin dengan tujuan untuk
pencegahan dari hama penyakit tanaman kentang.
Adapun jenis dari hama dan penyakit dalam tanaman kentang serta
pengendaliannya, yaitu:
❖ Hama Babi
Salah satu hama yang sangat meresahkan untuk petani di Desa Nilo
Dingin dalam melakukan usahatani tanaman kentang adalah serangan
hama babi. Dimana, babi dapat merusak tanaman kentang, sehingga
kentang yang ditanam dalam kondisi yang tidak bagus. Selain itu,
serangan hama babi ini dapat mengganggu pertumbuhan dan
perkembangan dari tanaman kentang itu sendiri.
Adapun cara pengendalian yang dilakukan petani dalam
mengendalikan hama babi di Desa Nilo Dingin yaitu dengan membuat
pagar pelindung yang terbuat dari waring.
❖ Kutu Daun
Serangga ini berukuran kecil dan hidup berkelompok. Kutu daun
tinggal pada bagian bawah daun, bakal bunga, dan dalam lipatan daun
yang keriting. Gejala yang timbul dari kutu daun ini yaitu tampak bercak-
bercak, sedangkan bagian tanaman yang terserang didapati segerombolan
kutu. Adapun pengendalian yang dilakukan yaitu:
• Melakukan sanitasi dengan membersihkan gulma yang berda
didekat tanaman terserang hama dan menyingkirkan nya sebelum
tanaman lain tertular hama tersebut.
• Memotong daun-daun yang terserang kemudian dikumpulkan dan
dimusnahkan.
❖ Busuk daun
Penyakit busuk daun disebut juga dengan penyakit lodoh, hawar daun,
dan late blight. Penyebabnya adalah Phythophthora infestans ynag
menimbulkan bercak luka pada daun. Gejala yang timbul akibat busuk
29
daun yaitu pada awal serangan terdapat bercak kebasah-basahan dengan
tepian yang tidak teratur pada tepi daun atau tengahnya. Bercak kemudian
melebar dan terbentuklah daerah nekrotik berwarna coklat. Pengendalian
yang dilakukan dalam mengendalikan penyakiy busuk daun yaitu:
• Hindari penanaman yang berdekatan dengan pertanaman inang
terutama yang lebih tua, agar tidak terjadi penularan.
• Lakukan sanitasi lingkungan dari sisa tanaman yang terserang,
kemudian dibakar atau dimusnahkan.
d.) Pengawasan (Controlling)
Pengawasan yang dilakukan petani di desa Nilo Dingin yaitu memastikan
kegiatan pemeliaharaan pada tanaman kentang berjalan dengan baik,
terkhusus pada kegiatan pengendalian hama dan penyakit pada tanaman
kentang. Pengendalian hama dan penyakit perlu dilakukan teratur, agar
dalam proses budidaya kentang tanaman terhindar dari hama dan penyakit.
4.2.3 Penerapan Manajemen Usahatani pada Kegiatan Pemanenan
Tanaman Kentang Di Desa Nilo Dingin
a.) Perencanaan (Planning)
Untuk memperoleh hasil kentang yang sesuai dengan kriteria dan
kualitas yang diminta pasar, serta memperoleh produktivitas yang optimal
dengan menentukan waktu panen yang tepat. Perencanaan pemanen
kentang yang dilakukan oleh petani di Desa Nilo Dingin yaitu dengan
menentukan standar penentuan waktu panen yang tepat. Adapun standar
penentuan waktu panen dan penanganan panen yaitu :
1. Secara visual waktu panen (untuk tujuan konsumsi) dapat dilihat
dari perkembangan fisik tanaman kentang, yaitu dari daun dan
batang yang berubah dari warna hijau segar menjadi kekuningan
dan mengering lebih dari 75%.
2. Secara perhitungan umur tanaman (untuk tujuan konsumsi),
penentuan umur panen bergantung kepada varietas/kultuvar (100-
110 hari) setelah ditanam, dan cuaca atau musim.
3. Panen sebaiknya dilakukan pada petak umur tanaman yang sama
dan serentak.
30
b.) Pengorganisasian (Organizing)
Setelah perencanaan pemanenan dilakukan dengan baik, maka tahapan
selanjutnya yaitu pengorganisasian pada kegiatan pemanenan. Pada tahap
ini, petani sebagai manajer harus mengorganisasikan setiap kegiatan-
kegiatan yang bersinggungan dengan pemanenan tamanan kentang seperti
persiapan alat-alat pemanenan kentang yaitu cangkul kecil untuk menggali
umbi kentang, karung untuk tempat kentang yang sudah dipanen, termasuk
tenaga kerja yang akan digunakan dalam pemanenan kentang.
Dalam pengorganisasian pemanenan kentang di Desa Nilo Dingin
tenaga kerja yang digunakan pada saat melakukan pemanenan kentang
yaitu tenaga kerja petani itu sendiri, tenaga kerja keluarga, dan tenaga
kerja luar keluarga. Proses pemanenan dilakukan secara Bersama-sama
untuk mengejar waktu panen.
c.) Pelaksanaan (Actuating)
Waktu memanen sangat dianjurkan dilakukan pada waktu sore atau
pagi hari dan dilakukan pada saat cuaca sedang cerah. Adapun prosedur
pelaksanaan panen pada tanaman kentang adalah sebagai berikut :
• Sebelum panen dilakukan sangat dianjurkan untuk melakukan
pembersihan dan pemangkas tanaman-tanaman liar yang ada
disekitar tanaman kentang, bila perlu dapat menggunakan
herbisida.
• Pemanenan dilakukan pada saat cuaca sedang dalam keadaan
cerah. Jika pada saat waktu panen terjadi hujan, maka pemanenan
ditunda sampai tanah tanaman kentang kering dan siap untuk
dipanen.
• Cara panen dilakukan dengan cara membongkar guludan dan
mencangkul tanah disekitar umbi kentang dengan hati-hati, lalu
mengangkatnya sehingga umbi keluar dari dalam tanah dan
diletakkan dipermukaan tanah agar terjemur matahari.
31
Gambar 15. Proses Pemanenan Kentang
32
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pelaksanaan kuliah kerja lapangan (KKL) di Desa Nilo Dingin
Kecamatan Lembah Masurai mengenai Manajemen Usahatani Tanaman
Kentang (Solanum Tuberosum L) yang diliha selama kuliah kerja lapangan
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1) Kegiatan-kegiatan usahatani tanaman kentang (Solanum Tuberosum L) di
Desa Nilo Dingin Kecamatan Lembah Masurai Kabupaten Merangin
antara lain kegiatan penanaman kentang, kegiatan pemeliharaan kentang,
serta kegiatan pemanenan kentang.
2) Secara keseluruhan penerapan fungsi-fungsi manajemen perencanaan
(Planning), Pengorganisasian (Organizing), pelaksanaan (Actuating), dan
pengawasan (Controlling) dalam kegiatan usahatani tanaman kentang pada
kegiatan penanaman yang di mulai dari (persiapan lahan, persiapan benih
kentang, dan pemupukan dasar), kegiatan pemeliharaan yang di mulai dari
(penyiangan, pemupukan susulan, dan pengendalian hama dan penyakit
tanaman), serta kegiatan pemanenan kentang di Desa Nilo Dingin
Kecamatan Lembah Masurai Kabupaten Merangin secara umum telah
dilakaukan dengan baik.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil kegiatan dan pengamatan yang dilakukan selama
magang di Desa Nilo Dingin, penulis menyarankan untuk meningkatkan
penerapan fungsi-fungsi manajemen usahatani pada tanaman kentang menjadi
lebih baik lagi, agar pada saat budidaya tanaman kentang menghasilkan umbi
kentang yang berkualitas baik.
33
DAFTAR PUSTAKA
Diwa Adhitya Tri, dkk. 2015. Budidaya Kentang. Balai Pengkajian Tekonologi
Pertanian (BPTP) Jawa Barat
34
35
Scanned by TapScanner
Scanned by TapScanner
Scanned by TapScanner
Scanned by TapScanner
Scanned by TapScanner
Scanned by TapScanner
Scanned by TapScanner
Scanned by TapScanner
Scanned by TapScanner
Scanned by TapScanner
Scanned by TapScanner
Scanned by TapScanner