SKRIPSI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2015
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PETANI
DALAM PENERAPAN BENIH PADI VARIETAS CIHERANG
DI DESA PUDAK KECAMATAN KUMPEH ULU
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana
Fakultas Pertanian Universitas Jambi
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2015
ABSTRAK
Kata Kunci : Kesesuaian Lahan, Luas Lahan, Produksi, Selera dan Varietas
Ciherang
LEMBAR PENGESAHAN
Menyetujui
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui
Ketua Jurusan / Program Studi Agribisnis
Fakultas Pertanian Universitas Jambi
1. Skripsi ini belum pernah diajukan dan tidak dalam proses pengajuan
dimanapun juga dan oleh siapapun juga.
2. Semua sumber kepustakaan dan bantuan dari berbagai pihak yang diterima
selama penelitian dan penyusunan skripsi ini telah dicantumkan atau
dinyatakan pada bagian yang relevan dan skripsi ini bebas dari plagiarism.
3. Apabila dikemudian hari terbukti bahwa skripsi ini telah diajukan atau dalam
proses pengajuan oleh pihak lain atau terdapat plagiarism didalam skripsi ini,
maka saya bersedia menerima sanksi sesuai pasal 12 ayat (1) butir (g)
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 17 Tahun 2010 tentang
Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi, yakni
Pembatalan Ijazah.
Halaman
KATA PENGANTAR …………………………………………………….. i
DAFTAR ISI ………………………………………………………………. ii
DAFTAR TABEL ………………………………………………................ iv
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………… v
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………… vi
I PENDAHULUAN …………………………………………………... 1
1.1 Latar Belakang ………………………………………………… 1
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………... 9
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian ………………………………. 11
1.3.1 Tujuan Penelitian ………………………………………. 11
1.3.2 Kegunaan Penelitian …………………………………… 11
II TINJAUAN PUSTAKA …………………………………………….. 12
2.1 Benih Padi Varietas Unggul …………………………………… 12
2.2 Varietas Ciherang ……………………………………………… 14
2.3 Penyuluhan ……………………………………………………. 15
2.4 Adopsi Inovasi …………………………………………………. 16
2.5 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Petani Menerapkan Benih
Padi Varietas …………………………………………………… 20
2.5.1 Selera Petani…………………………………………… 20
2.5.2 Produksi……….....……………………………………... 21
2.5.3 Luas Lahan….………..…………………………………. 24
2.5.4 Kesesuaian Lahan………..…………………………….. 24
2.6 Hasil Penelitian Terdahulu ……………………………………... 27
2.7 Kerangka Berpikir ……………………………………………… 29
2.8 Hipotesis ……………………………………………………….. 31
III METODE PENELITIAN ………………………………………….. 32
3.1 Ruang Lingkup Penelitian……………………………………… 32
3.2 Sumber Data dan Metode Pengumpulan Data ………………… 32
3.2.1 Sumber Data …………………………………………… 32
3.2.2 Metode Pengumpulan Data ……………………………. 33
3.3 Metode Penarikan Sampel ……………………………………... 33
3.4 Metode Analisis Data ………………………………………….. 35
3.5 Konsepsi Pengukuran ………………………………………….. 40
IV HASIL DAN PEMBAHASAN ……………………………………… 41
4.1 Gambaran Umum……………………………………………….. 41
4.1.1 Letak dan Batas Wilayah ………………………………. 41
4.1.2 Keadaan Tanah ……………………………………….... 43
4.1.3 Keadaan Penduduk dan Mata Pencaharian ……………. 43
4.1.3.1 Keadaan Penduduk ………………………….. 43
4.1.3.1 Mata Pencaharian ……………………………. 43
4.1.4 Keadaan Sosial Budaya Desa Pudak …………………... 45
4.1.5 Sarana dan Prasaranan Penunjang di Desa Pudak…….... 45
4.1.6 Keadaan Kelompok Tani ………………………………. 46
4.1.7 Keadaan Pertanian ……………………………………... 46
4.18 Keadaan usahatani Padi Sawah Desa Pudak …………… 46
4.1.9 Kesesuaian Lahan Terhadap Benih Padi Ciherang di
Desa Pudak …………………………………………….. 47
4.2 Identitas Petani ...……………………………………………….. 48
4.2.1 Umur Responden ………………………………………. 48
4.2.2 Pendidikan Responden ………………………………… 49
4.2.3 Lama Berusahatani …………………………………….. 50
4.2.4 Jumlah Tanggungan Keluarga …………………………. 52
4.3 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Petani dalam Penerapan
Benih Padi Varietas Ciherang ………………………………….. 53
4.3.1 Uji Goodness of Fit (R2) ……………………………….. 53
4.3.2 Uji Signifikan dari Parameter ………...……………….. 54
4.4 Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Petani dalam
Penerapan Benih Padi Varietas Ciherang ………..…………….. 54
4.5 Implikasi Hasil Penelitian ……………..……………………….. 64
V KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………………... 66
5.1 Kesimpulan …………………………………………………….. 66
5.2 Saran …………………………………………………………… 67
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………................ 68
LAMPIRAN ……………………………………………………………….. 71
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Padi Sawah Per Kabupaten
Dalam Provinsi Jambi Tahun 2013 ………………………………..... 2
2. Inventarisasi Penyebaran Varietas Padi Sawah di Kabupaten Muaro
Jambi Tahun 2013 …………………………………………………... 4
3. Luas Lahan, Luas Tanam, Penggunaan Benih dan Varietas Benih di
Kecamatan Kumpeh Ulu Tahun 2015……………………………….. 5
4. Luas Lahan, Luas Panen, Total Produksi dan Produktivitas Padi
Sawah Di Desa Pudak Pada Tahun 2009 – 2013 …………………… 8
5. Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur di Desa Pudak Kecamatan
Kumpeh Ulu Tahun 2014 …………………………………………… 43
6. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Desa Pudak
Kecamatan Kumpeh Ulu Tahun 2014 ………………………….…… 44
7. Distribusi Responden Petani Padi awah Berdasarkan Umur Tahun
2015 …………………………………………………………………. 49
8. Distribusi Responden Petani Padi awah Berdasarkan Tingkat
Pendidikan Tahun 2015 …………………………………...…..……. 50
9. Distribusi Responden Petani Padi awah Berdasarkan Lama
Berusahatani Tahun 2015 …………………………………...………. 51
10. Distribusi Responden Petani Padi awah Berdasarkan Jumlah
Tanggungan Keluarga Tahun 2015 …………………………………. 52
11. Analisis Regresi Binary Logistic pada Faktor – Faktor yang
Mempengaruhi Petani dalam Penerapan Benih Padi Varietas
Ciherang Tahun 2015.……………………………………………….. 55
12 Distribusi Responden Berdasarkan Faktor Selera Petani Tahun 2015 57
13 Distribusi Responden Berdasarkan Faktor Produksi Tahun 2015…... 58
14 Distribusi Responden Berdasarkan Faktor Luas Lahan Tahun 2015... 59
15 Distribusi Responden Berdasarkan Faktor Kesesuaian Lahan Tahun
2015………………………………………………………………...... 59
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Halaman
4 Kuisioner Penelitian…………….…………...……………………….. 74
atau bekerja pada sektor pertanian. Sektor pertanian dalam pembangunan nasional
secara terus menerus adalah tanaman pangan. Komoditi tanaman pangan yang
padi. Padi merupakan salah satu bahan pangan nasional yang telah menjadi
makanan pokok sebagian besar penduduk Indonesia. Usahatani padi sampai saat
ini masih menjadi tulang punggung perekonomian pedesaan, keberadaan padi sulit
digantikan dan harus dalam jumlah yang memadai (Budianto, 2002 dalam Mika
Jayanti, 2011).
satu tanaman pertanian yang juga memiliki arti ekonomi, karena selain sebagai
sumber devisa juga merupakan sumber pendapatan bagi petani. Hal ini dibuktikan
dengan luas panen padi sawah di Provinsi Jambi mencapai 129.341 Ha dengan
produksi 589.784 ton dan produktivitas sebesar 4,56 ton/Ha (Badan Pusat
Statistik, Jambi Dalam Angka Tahun 2014). Salah satu kabupaten yang cukup
4,67 ton/ Ha (Badan Pusat Statistik, Jambi Dalam Angka Tahun 2014).
Lebih jelas mengenai Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Padi Sawah
Kerinci yaitu 144.433 ton sedangkan tertinggi kedua adalah Kabupaten Tanjung
Jabung Timur dengan produksi sebesar 102.683 ton. Kabupaten Muaro Jambi
menduduki peringkat ke-5 dari 11 kabupaten yang ada di Provinsi Jambi, artinya
dan produktivitas usahatani padi terus dilakukan oleh pemerintah agar keamanan
disebabkan oleh faktor penggunaan benih padi varietas unggul yang berpotensi
hasil tinggi dan semakin membaiknya mutu usahatani seperti pengolahan tanah,
cara tanam dan pemupukan. Hal ini tidak terlepas dari kemampuan petani dalam
lebih tinggi dan bermutu baik yaitu benih bersertifikat. Benih bersertifikat adalah
Fahmi, 2008). Benih menjadi salah satu faktor utama yang menjadi penentu
seperti pupuk dan pestisida hanya akan memberikan dukungan yang positif,
benih bermutu dibandingkan dengan benih lokal yaitu benih bermutu (berlabel)
telah memenuhi syarat dan dijamin oleh pemerintah. Benih bermutu mempunyai
kemurnian tinggi, sehingga memberikan kepuasan tersendiri bagi petani,
pemanenan.
Varietas
N Kecamata Jumla
o n Ciheran Inpari Inpar PB Inpari IR h
g 13 a3 42 10 64
1 Sekernan 295 317 55 - - - 667
2 Maro Sebo 313 269 165 185 - - 932
3 Jaluko 286 136 45 - - - 467
4 Mestong - - - - - - -
5 S. Bahar - - - - - - -
Kumpeh
6
Ulu 1.109 530 93 65 30 1 1.738
7 Kumpeh 499 450 50 85 35 - 1.119
8 S. Gelam - - - - - - -
Jumlah 2.412 1.702 408 335 65 1 4.923
Sumber : Badan Pengawasan Sertifikat Benih Provinsi Jambi 2014
diberikan pemerintah terdiri dari varietas unggul Ciherang, Inpari 13, Inpara 3, PB
42, Inpari 10, dan IR 64. Kecamatan Kumpeh Ulu merupakan Kecamatan yang
paling banyak memperoleh subsidi benih padi dengan varietas Ciherang jika
dibandingkan dengan kecamatan lainnya, yaitu sebanyak 1.109 kg. Hal tersebut
didasarkan pada kebutuhan benih padi varietas Ciherang yang dibutuhkan petani
untuk peningkatan produksi Kabupaten Muaro Jambi Kecamatan Kumpeh Ulu
tahun 2013.
insektisida jika dibandingkan dengan varietas yang tidak unggul karena varietas
unggul tahan hama dan relatif aman karena tidak menimbulkan polusi dan
perusakan lingkungan. Pemakaian jumlah benih per satuan luas areal tanaman
lebih hemat dari 30-50 kg per hektar menjadi 20-25 kg per hektar.
mengusahakan usahatani padi sawah lebih jelas dapat dilihat dari tabel 3 berikut :
Tabel 3. Luas Lahan, Luas Tanam, Penggunaan Benih dan Varietas Benih di
Kecamatan Kumpeh Ulu Tahun 2014
varietas ciherang dimulai pada tahun 2007 di Desa Pudak. Penyebaran pertama di
Desa Pudak Seluruh petani yang berusahatani padi sawah diberikan subsidi benih
padi varietas ciherang secara gratis oleh pemerintah selama 2 tahun sampai
dengan tahun 2009. Penerapan benih padi varietas ciherang kepada seluruh petani
di bimbing oleh penyuluh pertanian lapngan agar para petani mengetahui bahwa
benih padi varietas unggul memiliki keunggulan dibandingkan benih padi varietas
lokal. Benih padi varietas ciherang dapat meningkatkan produksi petani dengan
diberikan oleh pemerintah yaitu dengan memberikan harga benih padi varietas
ciherang dengan harga yang terjangkau oleh petani yaitu sebesar Rp. 3050 dari
harga benih padi sebenarnya yaitu sebesar Rp. 7500. Dengan subsidi harga benih
benih padi varietas ciherang dan terdapat petani yang tidak menerapkan benih
padi varietas ciherang yaitu menerapkan varietas lain. Petani yang menerapkan
benih padi varietas ciherang di Desa pudak sebanyak 154 petani dengan luas
tanam sebesar 150 Ha sedangkan petani yang tidak menerapkan benih padi
faktor selera petani terhadap benih yang dihasilkan dengan rasa nasi yang
dihasilkan. Rasa nasi yang dihasilkan oleh benih ciherang merupakan selera yang
disukai oleh petani. Benih padi varietas ciherang menghasilkan nasi dengan jenis
pulen, bersih dan tidak berbau. Benih padi yang dihasilkan menjadi salah satu hal
yang penting dalam suatu penerapan karena mempengaruhi selera petani. Selera
merupakan pilihan suka atau tidak suka seseorang terhadap produk (barang atau
jasa) yang di konsumsi sesuai yang diinginkan. Semakin tinggi selera konsumen
terhadap suatu barang, semakin banyak barang yang diminta (Kotler, 2000). Hasil
produksi yang dihasilkan oleh petani Desa Pudak sebagian besar untuk
dikonsumsi oleh petani sehingga rasa nasi yang diinginkan petani untuk
varietas ciherang adalah faktor produksi. Usahatani padi sawah di Desa Pudak
dilihat dari luas lahan, luas panen, produksi dan produktivitas padi sawah Desa
Pudak selama 5 tahun terakhir dari tahun 2009-2013 untuk lebih jelas dapat dilihat
ini dipengaruhi oleh penerapan benih padi varietas ciherang yang dilakukan petani
dari tahun ke tahun meningkat (lampiran 3) oleh sebab itu faktor produksi
tinggi produksi yang dihasilkan petani dalam menerapkan benih padi varietas
Pada penerapan benih padi varietas ciherang faktor luas lahan yang
menerapkan benih padi varietas ciherang, karena semakin luas lahan yang dimiliki
petani maka semakin besar keinginan petani untuk mengadopsi teknologi seperti
Usahatani padi sawah pada pertumbuhannya harus pada lahan yang sesuai untuk
dapat tumbuh dengan baik. Kesesuaian lahan ditentukan oleh kecocokan sifat fisik
lingkungan, iklim, tanah, lereng, dan topografi pada suatu wilayah. Benih padi
yang di tanam di lahan yang sesuai akan tumbuh, berkembang dan berbuah
dengan baik sedangkan benih padi yang ditanam namun tidak sesuai dengan lahan
yang dibutuhkan tanaman maka benih akan tumbuh dan berkembang dengan tidak
baik sehingga kesesuaian lahan juga sangat mempengaruhi petani dalam
Kumpeh Ulu”
tertinggi. Penyebaran benih padi varietas ciherang bersubsidi dimulai pada tahun
2007 hingga tahun 2009 dengan pemberian subsidi secara gratis oleh seluruh
petani padi sawah. Pada awal tahun 2010 pemerintah tidak lagi memberikan
subsidi secara gratis, namun memberikan subsidi dengan potongan harga benih
Ulu terdapat di Desa Pudak. Pada penerapannya terdapat petani yang menerapkan
benih padi varietas ciherang dan terdapat petani yang tidak menerapkan benih
padi varietas ciherang yaitu varietas lain. Penerapan benih padi varietas ciherang
Faktor selera petani terhadap benih yang dihasilkan dengan rasa nasi yang
ciherang. Rasa nasi yang dihasilkan oleh benih ciherang merupakan selera yang
disukai oleh petani. Benih padi varietas ciherang menghasilkan nasi dengan jenis
pulen, bersih dan tidak berbau. Hasil produksi yang dihasilkan oleh petani Desa
Pudak sebagian besar untuk dikonsumsi oleh petani sehingga rasa nasi yang
Petani desa Pudak. Faktor selera petani merupakan salah satu faktor yang
benih unggul varietas ciherang. Faktor lain juga yang mempengaruhi petani dalam
penerapan benih padi varietas ciherang adalah faktor produksi, luas lahan dan
faktor kesesuaian lahan yang dilihat dari lahan yang sesuai dan tidak sesuai nya
1. Faktor – faktor apa yang mempengaruhi petani dalam penerapan benih padi
1. Untuk mengetahui faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi petani dalam
Ulu.
Jambi
kesejahteraan petani
II. TINJAUAN PUSTAKA
Benih adalah biji tumbuhan yang berasal dari bakal biji yang dibuahi,
genetiknya dan homogen kinerja staminanya (Sadjad, 1993 dalam David Fahmi,
2008)
produk yang harus diperhatikan karena faktor tersebut ikut menentukan produksi.
Benih padi adalah gabah yang dihasilkan dengan cara dan tujuan khusus untuk
disemaikan menjadi pertanaman. Kualitas benih itu sendiri akan ditentukan dalam
bermutu. Kelebihan lainnya ialah pemakaian jumlah benih per satuan luas areal
tanaman lebih hemat dari 30-50 kg per hektar menjadi 20-25 kg per hektar,
pertumbuhan tanaman dan tingkat kemasakan lebih merata serta seragam dan
panen bisa dilakukan sekaligus, rendemen beras tinggi dan mutu beras seragam
(Departemen Pertanian, 1998 dalam Mika Jayanti, 2011). (Siregar, 1981 dalam
varietas padi lainnya. Sifat-sifat unggul itu bisa merupakan daya hasil yang lebih
tinggi, umur yang lebih pendek, ketahanan terhadap gangguan hama penyakit,
lebih tahan terhadap tumbangnya tanaman, dan rasa nasi yang lebih enak.
dan efisiensi karena populasi tanaman yang akan tumbuh dapat diperkirakan
ditanam dan benih sulaman (Wirawan dan Wahyuni, 2002 dalam Mika Jayanti,
2011).
dikembangkan supaya respon terhadap dosis pupuk kimia tinggi. Jika disebar
pada lahan dengan kandungan unsur hara tinggi dan air yang mencukupi serta
pengendalian hama yang memadai, varietas unggul dan hibrida memang bisa
memberikan hasil panen yang tinggi (Reijntjes, dkk. 1999 dalam Mika Jayanti,
2011).
Varietas padi sawah yang telah diusahakan oleh petani dapat di bagi
1. Varietas Unggul Baru (VUB), terdiri dari : Varietas unggul tahan wereng
2. Varietas Unggul Nasional (VUN), antara lain : Bengawan, Syntha, Dewi Tara,
dan lain-lain.
biofisiknya.
2.2 Varietas Ciherang
Karakter khususnya yaitu butir beras ciherang berbentuk panjang. Beras organik
ciherang tidak berbau wangi, berbeda dengan beras organik pandan wangi. Dalam
budidayanya, beras organik ciherang dikenal karena mempunyai daya tahan yang
kuat terhadap hama dari pada beras organik varietas lain. Dalam produktifitasnya
pun, beras organik ciherang dikenal lebih produktif dari beras organik varietas
Golongan : Cere
Kerontokan : Sedang
Kerebahan : Sedang
Indeks Glikemik : 54
Ketahanan terhadap
Hama Penyakit :TTahan terhadap wereng coklat biotipe 2 dan biotipe 3
TTahan terhadap hawar daun bakteri
2.3 Penyuluhan
yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas hidupnya (Soetriono dkk, 2006
Ravikasari, 2010) adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku
usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya
terkini, agar teknologi tersebut dapat sukses menyebar di kalangan petani maka
keterampilan, dan sikap) petani agar dapat bertani lebih baik (better farming),
Menurut Rogers (2003) inovasi adalah suatu ide, penerapan atau praktek
teknologi atau sumber yang dianggap baru oleh seseorang. Suatu inovasi yang
diberikan jika dapat menjawab kebutuhan dan memecahkan masalah yang sedang
dihadapi masyarakat pada saat itu, maka masyarakat akan lebih cepat menerima
dipandang baru oleh sesorang, karena latar belakang seseorang ini berbeda-beda
maka di dalam menilai secara obyektif tentang suatu ide baru yang dimaksud itu
adalah relatif sekali sifatnya. Inovasi dapat pula diartikan suatu gagasan, metode
dalam suatu sistem sosial. Sesuai dengan hal tersebut, ciri-ciri komunikasi dan
dunia diluar desa merupakan persyaratan yang menentukan untuk ikut melakukan
dari permasalahan dan juga memilih keputusan antara berbagai alternatif yang
Adapun ciri-ciri penting dari suatu inovasi menurut Menurut Rogers and
1. Keuntungan Relatif
Keuntungan relatif adalah tingkatan dimana suatu ide baru dianggap suatu
2. Kompatibilitas
nilai – nilai yang ada, pengalaman masa lalu dan kebutuhan penerima.
3. Kompleksitas
4. Triabilitas
Triabilitas adalah suatu tingkat dimana suatu inovasi dapat dicoba dengan
skala kecil.
5. Observabilitas
orang lain.
Seseorang mungkin hanya tahu tentang inovasi untuk sekali waktu tetapi
belum mengembangkan suatu sikap yang kurang baik atau baik yang diarahkan ke
hal tersebut, maupun sudah mengadopsi atau menolaknya. Aspek baru dari suatu
pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan
berlangsung lama (long lasting). Sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari
adopsi merupakan tujuan akhir dari komunikasi, maka proses adopsi juga
adopsi, yaitu:
1. Menyadari (Awareness) yaitu sasaran mulai sadar tentang adanya inovasi yang
mengetahui lebih banyak atau lebih jauh tentang segala sesuatu yang berkaitan
manfaat inovasi yang telah diketahui informasinya secara lebih lengkap. Pada
aspek teknis saja, tetapi juga sapek ekonomi, maupun aspek sosial budaya,
bahkan seringkali juga ditinjau dari aspek politis atau kesesuaiannya dengan
4. Mencoba (Trial) yaitu mencoba dalam skala kecil untuk lebih meyakinkan
penilaian dan uji coba yang telah dilakukan atau diamatinya sendiri.
tidak akan melakukan adopsi terhadap suatu praktek atau ide baru dengan segera
mengenai hal tersebut. Mereka mungkin akan menunggu beberapa tahun sebelum
mencoba ide tersebut untuk pertama kali, dan lama sebelum mengadopsi hal
yang baru biasanya adalah hasil dari suatu rangkaian pengaruh yang dikerjakan
padi varietas unggul. Menjadi tujuan utama untuk meningkatkan kesadaran petani
barang yang diminta. Jika selera konsumen terhadap barang tertentu tinggi maka
tersebut akan menurun (Pratiwi, 2012). Sama halnya dalam kasus penerapan benih
varietas Ciherang, selera petani sebagai konsumen menjadi sangat penting dalam
penerapan benih yang digunakan karena petani sebagai konsumen memiliki selera
keinginan masyarakat untuk membeli barang atau jasa. Jika selera konsumen
terhadap suatu barang meningkat maka permintaan akan meningkat dan begitu
pula sebaliknya jika selera konsumen terhadap suatu barang menurun maka
Pilihan suka atau tidak suka seseorang terhadap produk (barang atau jasa)
konsumen dipengaruhi oleh faktorkeseleraan petani terhadap rasa dan jenis nasi
yang dihasilkan oleh benih padi varietas ciherang. Petani yang suka dengan rasa
nasi dari benih padi varietas ciherang maka akan menerapkan benih padi varietas
ciherang pada usahataninya namun petani yang tidak suka dengan rasa atau jenis
nasi dari benih padi varietas ciherang maka tidak akan menerapkannya.
ciherang dilihat dari suka atau tidaknya petani terhadap rasa dan jenis nasi yang
dihasilkan oleh benih padi tersebut. Petani yang suka dengan rasa atau jenis nasi
yang dihasilkan oleh benih padi varietas ciherang maka akan menerapkan benih
diperoleh petani merupakan untuk dikonsumsi oleh petani , sebaliknya jika petani
tidak suka dengan rasa atau jenis nasi yang dihasilkan oleh benih padi varietas
ciherang maka petani tidak akan menerapkan benih padi varietas ciherang pada
usahataninya.
2.5.2 Produksi
membuat bahan mentah atau bahan setengah jadi menjadi barang jadi untuk
menambah kegunaan (utility) suatu barang atau jasa dibutuhkan faktor – faktor
produksi yang dalam ilmu ekonomi terdiri dari modal, tenaga kerja, dan
manajemen. Produksi juga merupakan alat ukur dari pendapatan usahatani (Tedy,
2001).
suatu barang akan bertambah bila memberikan manfaat baru atau lebih dari
alat atau sarana untuk melakukan proses produksi, faktor-faktor produksi yang
dimaksud adalah tenaga kerja, modal, sumber daya alam, dan teknologi (skill)
(Sudarsono, 1995).
Jadi produksi meliputi semua aktivitas menciptakan barang dan jasa. Sesuai
pengertian bahwa guna atau manfaat suatu barang dapat diperbesar melalui suatu
penciptaan guna bentuk yaitu dengan menumbuhkan bibit sampai besar dan
produksi tidak akan dapat dilakukan kalau tidak ada bahan yang memungkinkan
dilakukannya proses produksi itu sendiri. Untuk bisa melakukan produksi, orang
Pengertian produksi lainnya yaitu hasil akhir dari proses atau aktivitas
ini dapat dipahami bahwa kegiatan produksi diartikan sebagai aktivitas dalam
teknis yang menghubungkan antara faktor produksi atau disebut pula masukan
atau (inputs) dan hasil produksinya atau (outputs). Disebut faktor produksi karena
adanya bersifat mutlak agar supaya produksi dapat dijalankan untuk menghasilkan
produk. Fungsi produksi menggambarkan agar teknologi yang diakui oleh suatu
keadaan teknologi tertentu hubungan antara input dan outputnya tercermin dalam
produksi yang efisien secara teknis dalam arti menggunakan kuantitas bahan
mentah yang minimal, tenaga kerja minimal, dan barang-barang modal lainnya
yang minimal. Metode produksi yang boros tidak diperhitungkan dalam fungsi
dilihat dari hasil produksi yang diperoleh petani dalam menerapkan benih padi
varietas ciherang. Jika hasil produksi yang diperoleh petani tinggi dalam
menerapkan benih ciherang maka semakin tinggi pula keinginan petani untuk
menerapkan benih padi varietas ciherang, namun jika hasil produksi rendah dalam
Petani yang mempunyai luas lahan yang lebih luas akan lebih mudah
menerapkan inovasi dibanding petani yang berlahan sempit. Hal ini dikarenakan
Petani yang mempunyai lahan yang luas akan lebih mudah menerapkan
anjuran penyuluhan demikian pula halnya dengan penerapan adopsi inovasi dari
pada yang memiliki lahan sempit, hal ini dikarenakan keefisienan dalam
penggunaan sarana produksi (Kusuma, 2006 dalam Mika Jayanti, 2011). Menurut
Negara, 2000 dalam Mika Jayanti, 2011) petani yang mempunyai lahan yang luas
akan lebih mudah menerapkan inovasi dari pada yang berlahan sempit.
mempengaruhi efisien atau tidaknya suatu usaha pertanian. Semakin luas lahan
yang dipakai sebagai usaha pertanian maka semakin besar keinginan petani untuk
melakukan inovasi seperti penggunaan benih unggul varietas ciherang namun jika
lahan yang dipakai sebagai usaha pertanian sempit maka kecil keinginan petani
penggunaan lahan (FAO, 2001 dalam suyoko, 2008). Lahan dalam pengertian
yang lebih luas termasuk yang telah dipengaruhi oleh berbagai aktivitas flora,
pada keadaan fisik dan sosial dari satu jenis tanaman atau lebih.
dasarnya ditentukan oleh kecocokan antara sifat fisik lingkungan yang mencakup
dan di dalam penampang tanah serta singkapan batuan (rock outcrop), dan
Kesesuaian lahan dilihat antara sifat fisik lingkungan dari suatu wilayah
komoditas tersebut. Hal ini mempunyai pengertian bahwa jika lahan tersebut
hasil (output) sesuai dengan yang diharapkan (Djaenuddin dkk, 2000 dalam
suyoko, 2008).
iklim dan tanah yang termasuk didalamnya banjir/genangan dan erosi) (Sofyan
1. Topografi
Bentuk wilayah (relief) atau lereng dan ketinggian erat hubungannya dengan
faktor pengelolaan lahan dan bahaya erosi. Sedangkan faktor ketinggian tempat
2. Iklim
a. Suhu udara
b. Curah hujan
jumlah curah hujan tahunan, jumlah bulan kering dan jumlah bulan basah.
3. Tanah
Faktor tanah dalam kesesuaian lahan ditentukan oleh beberapa sifat atau
karakteristik tanah yaitu tekstur dan kedalaman tanah serta bahaya erosi, dan
banjir/genangan.
unggul ciherang dilihat dari sesuai atau tidaknya lahan yang digunakan sebagai
Jika lahan yang digunakan petani sebagai usaha pertanian sesuai dengan
menerapkan benih padi varietas ciherang semakin tinggi namun sebaliknya jika
lahan yang digunakan petani sebagai usaha pertanian tidak sesuai dengan benih
padi varietas ciherang maka keinginan petani untuk menerapkan benih padi
penentu dan keputusan petani dalam memilih varietas benih kedelai di Kabupaten
Pidie. Keputusan petani dalam memilih varietas benih kedelai ditentukan oleh
faktor internal dan eksternal. Faktor internal yang dimaksud adalah umur, luas
selera petani, luas lahan, jumlah tanggungan, produksi dan produktivitas. Faktor –
inovasi teknologi yaitu benih padi varietas unggul. Penyuluh pertanian sebagai
kepada petani untuk mengetahui adanya benih padi varietas unggul. Pemerintah
berharap penggunaan benih varietas unggul diterapkan oleh para petani untuk
hidup petani. Penggunaan benih padi varietas unggul yang diharapkan pemerintah
ternyata diterima baik oleh petani di Kecamatan Kumpeh Ulu. Hal tersebut
yang menerapkan dan petani yang tidak menerapkan benih padi varietas ciherang
dipengaruhi oleh faktor- faktor seperti selera petani terhadap rasa nasi yang
dihasilkan oleh benih padi varietas ciherang, produksi, luas lahan dan kesesuaian
lahan.
faktor selera petani, produksi, luas lahan dan kesesuaian lahan dengan
jelasnya uraian diatas dapat dilihat pada skema kerangka pemikiran dibawah ini :
Program Peningkatan
Produksi Padi
Penyuluh
Petani
Penerapan Benih
dalam penelitian ini adalah : diduga bahwa faktor selera petani, produksi, luas
lahan dan kesesuaian lahan secara bersama – sama mempengaruhi petani dalam
Kabupaten Muaro Jambi. Pemilihan lokasi ini sebagai tempat penelitian diambil
Kumpeh Ulu. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 06 Agustus 2015 sampai
2. Data- data faktor yang mempengaruhi penerapan benih padi varietas ciherang
Pangan dan Holtikultura Kabupaten Muaro Jambi, BPP, BPSB dan BPS.
Data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri atas data primer
dan data sekunder. Data primer diperoleh langsung dari petani meliputi observasi
sekunder merupakan data yang mendukung data primer yang diperoleh melalui
studi literatur, jurnal ilmiah,buku-buku penunjang ataupun berbagai bentuk
menggunakan metode:
1. Observasi
informasi yang diberikan oleh para petugas dan petani didaerah penelitian.
2. Wawancara
Wawancara adalah tanya jawab secara lisan antara dua orang atau lebih secara
3. Pencatatan
sampel untuk petani yang menerapkan benih padi varietas ciherang sedangkan
pengambilan sampel secara sensus dilakukan untuk sampel petani yang tidak
Pudak Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi. Lokasi yang dipilih
Teknik pengambilan sampel untuk petani padi sawah Desa Pudak yang
menerapkan benih padi varietas ciherang menggunakan rumus dari Taro Yamane
N
n= 2
N d +1
padi sawah Desa Pudak yang menerapkan benih padi varietas ciherang sebanyak
154 orang. Berdasarkan rumus diatas, maka diperoleh jumlah sampel sebagai
berikut :
N 154
n= 2 = 2 = 60,62 = 61 responden
N d +1 154.(0 , 1) +1
benih padi varietas ciherang sedangkan pengambilan sampel untuk petani yang
tidak menerapkan benih padi varietas ciherang dilakukan secara sensus. Hal
tersebut karena jumlah sampel yang terbatas sehingga petani yang tidak
Model diatas merupakan model probabilitas suatu kejadian yang dipengaruhi oleh
faktor-faktor x 1 , x 2 , x 3 Persamaan ini bersifat nonlinear dalam parameter.
Selanjutnya untuk menjadikan model tersebut linear, proses transformasi yang
dinamakan logit transformer perlu dilakukan.
ln
( P(x i )
1−P(x i) )
=β 0+ β1 X 1 + β 2 X 2+ β 3 X 3 + β 4 X 4
Zi =β 0+ β1 X 1 + β 2 X 2+ β 3 X 3 + β 4 X 4
Dimana :
y= 1 : Menerapkan benih padi varietas ciherang
y= 0 : Tidak menerapkan benih padi varietas ciherang
x1 = Selera (suka =1 ; tidak suka = 0)
x2 = Produksi (Ton)
x3 = Luas lahan (Ha)
x4 = Kesesuaian Lahan (sesuai = 1 ; tidak sesuai = 0)
dx4.1 = Pengaruh kesesuaian lahan dengan lahan yang sesuai
terhadap penerapan benih varietas ciherang
dx4.2 = Pengaruh kesesuaian lahan dengan lahan yang tidak sesuai
terhadap penerapan benih varietas ciherang
dx5.1 = Pengaruh selera dengan rasa suka nasi terhadap penerapan benih
varietas ciherang
dx5.2 = Pengaruh selera dengan rasa tidak suka rasa nasi terhadap
penerapan benih varietas ciherang
Pada regresi binary logistic nilai R2 dilihat dari nilai R Square yang ada
didalam output EVIEWS. Nilai R2 memiliki rentang nilai antara 0 sampai 1. Jika
nilai R2 sama dengan 0, maka tidak ada sedikitpun presentase sumbangan
pengaruh yang diberikan variabel independen terhadap variabel dependen, atau
variasi variabel independen yang digunakan dalam model tidak menjelaskan
sedikitpun variasi variabel dependen. Sebaliknya jika nilai R 2 sama dengan 1,
maka presentase sumbangan pengaruh yang diberikan variabel independen
terhadap variabel dependen adalah sempurna, atau variasi variabel independen
yang digunakan dalam model menjelaskan 100% variasi variabel dependen.
Se : Standar error
P(1)
Odds (penerapan) =
P (0)
P (1)
=
1−P(0)
Dimana :
Untuk batasan konsep dan variabel yang digunakan dalam penelitian ini,
1. Petani sampel adalah petani yang menerapkan benih padi varietas unggul
ciherang dan petani yang tidak menerapkan benih padi varietas ciherang.
2. Faktor adalah suatu fakta yang mempengaruhi, faktor yang dimaksud adalah
3. Selera diukur dari suka atau tidak suka konsumen (petani) terhadap barang
suatu barang akan bertambah bila memberikan manfaat baru atau lebih dari
produksi yang dihasilkan petani dalam penerapan benih padi varietas ciherang
5. Luas lahan diukur dari luas lahan yang dimiliki petani. Petani yang
mempunyai lahan yang luas akan lebih mudah menerapkan benih padi varietas
ciherang dibanding dengan petani yang berlahan sempit. Hal ini dikarenakan
6. Kesesuaian lahan merupakan potensi sumber daya lahan dan dapat diukur
ada dalam wilayah Kabupaten Muaro Jambi. Kecamatan Kumpeh Ulu dengan
batas wilayah (Badan Pusat Statistik, Muaro Jambi dalam Angka Tahun 2014)
Kumpeh
Kecamatan Kumpeh Ulu terdiri dari 18 desa, 49 dusun dan 229 RT.
terdiri dari :
Desa yang menjadi daerah penelitian dalam penelitian ini adalah Desa
Pudak yang terletak di antara 10 – 150 sampai 20 – 200 Lintang Selatan dan 1020 -
250 sampai 1040 - 300 Bujur Timur dengan topografi dataran. Desa Pudak
sawah dan rawa yang dijadikan kebun swasta. Desa Pudak terdiri dari 3 dusun dan
21 RT. Jarak Desa Pudak ke Ibukota Kecamatan adalah 0 km. Ibukota Kecamatan
Kumpeh Ulu terletak di Desa Pudak. Secara administratif batas wilayah Desa
Pudak adalah :
3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kota Karang dan Kasang Kota Karang
Rajo
Dari Kota Jambi, lama perjalanan ke Desa Pudak yaitu sekitar 45 menit dengan
kendaraan beroda empat atau mobil dan juga kendaraan roda dua atau motor
dengan jalan yang sudah cukup baik / jalan aspal. Secara umum Desa Pudak
memiliki aksesbilitas yang relatif lebih baik jika dibanding dengan desa lain di
Podsolik Merah Kuning (PMK), alluvial dan gambut.Tanah ini cukup ideal untuk
dijadikan lahan pertanian tanaman pangan khususnya komoditi padi sawah. Tanah
ini tidak memerlukan pengapuran dan hanya perlu untuk dilakukan pengolahan
Muaro Jambi berdasarkan pendataan tahun 2014 tercatat berjumlah 4.394 jiwa,
yaitu laki-laki 2.163 jiwa dan perempuan 2.231 jiwa. Jumlah penduduk Desa
didominasi oleh penduduk yang berusia produktif yaitu pada kisaran usia 17 – 36
tahun sebanyak 1.393 jiwa hal ini dapat terjadi karena banyak penduduk
pendatang yang berasal dari pulau jawa di Desa Pudak. Jumlah terbesar kedua
adalah penduduk pada kisaran usia 7 – 16 tahun sebanyak 891 jiwa dan jumlah
perkebunan dan perikanan, sedangkan pegawai negeri sipil (PNS), swasta dan
JumlahPenduduk
No. Jenis Mata Pencaharian Jumlah Orang Presentase (%)
1 Petani 983 31,90
2 PNS/TNI/POLRI 49 1,58
3 Pedagang/Wirausaha 78 2,53
4 Jasa/Karyawan 308 9,99
5 Urus Rumah Tangga 673 21,83
6 Belum Bekerja 532 17,27
7 Tidak Bekerja 459 14,90
Jumlah 3.082 100
Sumber : Kantor Kepala Desa Pudak Tahun 2015
Pudak sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani, yaitu sebanyak 983
orang. Penduduk yang bekerja sebagai pegawai negri sipil memiliki jumlah
besar adalah penduduk transmigran yang berasal dari pulau Jawa. Kehidupan
masyarakat di Desa Pudak berjalan dengan suasana harmonis yang terlihat dari
sifat kekeluargaan dan masih adanya sistem gotong royong yang masih melekat di
terutama komoditi tanaman pangan yaitu padi sawah. Pembangunan desa tidak
terlepas dari pendidikan baik itu pendidikan formal maupun non-formal. Sarana
taman baca 1, perpustakaan desa 1. Gedung kesehatan yang ada di Desa Pudak
dengan dimana ada 4 buah masjid dan 6 buah mushola yang dapat digunakan
masyarakat Desa Pudak untuk beribadah. Sarana olah raga juga tersedia di Desa
Pudak dimana ada 1 lapangan sepak bola dan 4 lapangan bulu tangkis.
digunakan dan pelaksanaan dari usaha pertanian itu sendiri misalnya fasilitas
usahatani yang digunakan oleh penduduk di Desa Pudak, yaitu traktor/traktor mini
1 unit, hand tractor 10 unit, hand sprayer sebanyak 300 unit, power thresher
sebanyak 10 unit, pompa air sebanyak 50 unit, RMU sebanyak 3 unit dan juga
usahatani padi sawah namun kelompok usahatani padi sawah yang masih aktif
sebanyak 5 kelompok tani yaitu Usaha Sepakat, Sri Rezeki, Jaya Bersama, Rengas
Gumpung dan Gelintang Tani. Selain kelompok tani padi sawah juga ada
kelompok tani wanita, kelompok tani kolam ikan, kelompok tani sayuran serta
Desa Pudak merupakan salah satu daerah sentra tanaman pangan yang ada
yang menjadi prioritas untuk andalan daerah adalah usahatani padi sawah.
Tanaman pangan lainnya yang ada di Desa Pudak selain padi sawah yaitu
tanaman palawija seperti kedelai, ubi kayu, jagung, dan kacang tanah. Jenis sayur
– sayuran seperti kacang panjang dan timun. Masyarakat di Desa Pudak juga
menanam tanaman perkebunan berupa kelapa dalam, pinang, duku, pisang dan
durian. Lahan perkebunan juga ditanami sebagian besar sawit dan karet.
ekonominya dari usahatani padi sawah. Lahan sawah yang digunakan untuk
melakukan kegiatan ushatani merupakan lahan tadah hujan. Potensi lahan tadah
hujan sebesar 650 Ha namun hanya 350 Ha yang sudah terbuka dan 185 Ha yang
Desa Pudak sudah dimulai sejak tahun 2008 dan sampai saat ini terus berkembang
kelompok tani lainnya yang masih aktif antara lain kelompok tani Sri Rezeki,
Rengas Gumpung, Jaya Bersama dengan indeks pertanaman 200 atau 2 kali tanam
dalam setahun dan kelompok tani Gelintang Tani dengan indeks pertanaman 100
atau 1 kali tanam dalam setahun. Wilayah lahan sawah kelompok tani gelintang
tani berada di dekat wilayah sungai Batanghari sehingga lebih sering terjadi banjir
oleh sebab itu hanya melakukan satu kali tanam dalam setahun.
karateristik lahan yaitu topografi, iklim dan tanah pada suatu wilayah yang
dijadikan lahan tempat komoditas tertentu ditanam (Sofyan Ritung dkk, 2007).
Hal tersebut sejalan dengan tingkat kesesuaian lahan di Desa Pudak terhadap
Minimum : 28oC
tanaman padi sawah dengan benih padi ciherang yang cocok ditanam pada musim
penerapan. Oleh karena itu jika status seseorang dianggap baik dalam suatu
ciherang yang meliputi: umur, suku, jumlah tanggungan keluarga, pendidikan dan
lama berusahatani.
mempunyai kemampuan fisik lebih cepat menerima hal-hal baru yang dianjurkan,
hal ini disebabkan petani muda lebih berani mengambil resiko. Untuk lebih
2014
Menerapkan Benih Padi Tidak Menerapkan Benih
Kelompok Umur Varietas Ciherang Padi Varietas Ciherang
No.
(Tahun) Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
(Orang) (%) (Orang) (%)
1 28 – 34 4 6,55 2 5,89
2 35 – 41 17 27,87 7 20,59
3 42 – 48 12 19,67 5 14,70
4 49 – 55 15 24,59 14 41,17
5 56 – 62 7 11,48 3 8,82
6 63 – 69 6 9,84 2 5,89
7 70 – 76 0 0 1 2,94
Jumlah 61 100 34 100
Sumber : Hasil Olahan Data Kuesioner Tahun 2015
menerapkan benih padi varietas ciherang sebagian besar berada pada kelompok
yang tidak menerapkan benih padi varietas ciherang sebagian besar berada pada
daerah penelitian berada pada umur yang memiliki fisik masih baik dan cukup
produktif.
Pendidikan dapat menjadi salah satu faktor terjadinya perbedaan pola pikir
taraf hidup. Pendidikan memberi pengetahuan bukan saja secara langsung seperti
pelaksanaan dalam bertani atau mencari nafkah, tetapi juga memberi landasan
sarana yang ada disekitar kita untuk kelancaran dalam memenuhi kebutuhan
yang menerapkan benih padi varietas ciherang maupun petani yang tidak
menerapkan benih padi varietas ciherang banyak terdapat pada tingkat SD/
padi varietas ciherang dan 22 orang petani yang tidak menerapkan benih padi
pengalaman yang sudah cukup lama sangat berhati-hati dalam menerima inovasi
yang akan dialami bila menerapkan inovasi tersebut dibandingkan dengan petani
pengalaman berusahatani padi sawah paling rendah yaitu selama 1 tahun sampai
yang tertinggi selama 30 tahun. Untuk lebih jelasnya pengalaman petani sampel
tersebut. Petani yang tidak menerapkan benih padi varietas ciherang distribusi
pada frekuensi 29 – 32 tahun dimana tidak ada petani yang memiliki pengalaman
produktif maupun non produktif. Suatu keluarga dengan anggota keluarga yang
keluarga yang besar akan diburu oleh kebutuhan keluarga (Hernanto, 1996).
dimaksud adalah jumlah anggota keluarga atau semua orang yang tinggal dalam
satu rumah ataupun diluar rumah yang menjadi tanggungan kepala keluarga.
Anggota keluarga terdiri dari suami, istri, anak-anak, yang menjadi tanggung
keluarga petani sampel yang menerapkan benih padi varietas ciherang terbesar
tanggungan keluarga petani sampel yang tidak menerapkan benih padi varietas
ciherang terbesar pada selang kelas 2 – 3 dan 4 – 5 yaitu 13 orang (38,24 %).
kebutuhan keluarga yang lebih besar pula, tentu hal ini akan mempengaruhi petani
variabel bebas yang dimasukkan ke dalam model. Tujuan dari analisis ini adalah
untuk melihat apakah variabel independen seperti selera petani, produksi, luas
benih padi varietas ciherang untuk menerapkan atau tidak menerapkan benih padi
varietas ciherang. Hasil dari analisis logistik biner adalah sebagai berikut:
Dari hasil analisis diketahui bahwa nilai R Square adalah sebesar 0,678.
yaitu sebesar 32,2 % dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dijelaskan di dalam
model.
yang lebih kecil dari signifikansi 0,05 adalah selera petani, produksi, luas lahan
tidak suka) dengan nilai signifikansi X4.1 sebesar 0,000 dan X4.2 sebesar 0,008.
yaitu luas lahan dengan nilai signifikansi sebesar 0,004 dan variabel X4 yaitu
dengan nilai signifikansi X5.1 sebesar 0,05 dan X5.2 sebesar 0,06.
benih padi varietas ciherang untuk menerapkan atau tidak menerapkan benih padi
1
P ( x i )= −( βo+ β1 x1 +β 2 x 2+ β3 x3 +β 4 x 4 )
1+ e
terhadap faktor – faktor X1, X2, X3 dan X4 secara bersama – sama adalah sebagai
berikut :
1
P ( x i )= −(−8,267+0,221(0,314)+2,875 ( 0,003 ) −14,602 ( 0,005 ) −0,088 ( 0,711 ) )
1+ 2,718
1
P ( xi ) = −(0,292)
1+ 2,718
= 0,57
= 57 %
(Gujarati, 2006) Jika variabel independen secara bersama – sama
mempengaruhi dengan nilai peluang 40 % sampai dengan 60 % maka variabel
independen secara bersama – sama dalam model telah dianggap baik. Dalam
penelitian ini secara bersama – sama X 1, X2, X3 dan X4 mempengaruhi peluang
petani menerapkan benih padi varietas ciherang adalah sebesar 57 % maka
variabel independennya dinyatakan dalam model adalah baik.
Pada tabel 11 hasil uji analisis Binary Logistic pada nilai Log Likelihood
berdasarkan tabel analisis diperoleh sebesar – 19,978. Nilai negatif (-) pada nilai
log likelihood dalam model tersebut menyatakan bahwa model telah dianggap
baik.
Jumlah dari hasil faktor x
X=
Jumla h Sampel
Maka X dari masing – masing faktor X1 yaitu (X5.1 ; X5.2), X2, X3 dan X4
yaitu (X4.1 ; X4.2) antara lain adalah sebagai berikut :
1. Faktor Selera Petani (X1) meliputi selera petani karena suka terhadap benih
padi varietas ciherang (X5.1) dan selera petani karena tidak suka terhadap
benih padi varietas ciherang (X5.2)
67
X5.1= = 0,71
95
28
X5.2= = 0,29
95
2. Faktor Produksi (X2)
435 , 7
X2= = 4,5
95
3. Faktor Luas Lahan (X3)
70 ,25
X3= = 0,74
95
4. Faktor Kesesuaian Lahan (X4) meliputi kesesuaian lahan dengan lahan
yang sesuai terhadap benih padi varietas ciherang (X 4.1) dan kesesuaian
lahan dengan lahan yang tidak sesuai terhadap benih padi varietas ciherang
(X4.2)
74
X4.1= = 0,78
95
21
X4.2= = 0,2
95
Berikut merupakan peluang yang menerapkan benih padi varietas ciherang
terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi petani dalam penerapan benih padi
varietas ciherang secara parsial:
1. Selera petani ( X 1 ¿
untuk menerapkan benih padi varietas ciherang. Untuk melihat peluang petani
yang menerapkan benih padi varietas ciherang terhadap faktor selera petani yang
mempengaruhi penerapan benih padi varietas ciherang dapat dilihat pada tabel 12:
Selera petani
Penerapan
Tidak Suka Suka Jumlah
Menerapkan Benih
7 (11,5 %) 54 (88,5%) 61
Ciherang
Tidak Menerapkan
21 (62 %) 13 (38 %) 34
Benih Ciherang
Jumlah 28 (29 %) 67 (71 %) 95
Sumber : Hasil Olahan Data Kuesioner 2015
ciherang sebagai akibat selera petani terhadap rasa suka nasi yang dihasilkan oleh
benih yaitu sebanyak 54 orang (88,5 %) sedangkan petani yang menerapkan benih
padi varietas ciherang bukan karena selera petani terhadap benih yang dihasilkan
sebanyak 7 orang (11,5 %). Maka peluang petani yang menerapkan benih padi
varietas ciherang sebagai akibat selera petani terhadap rasa nasi yang dihasilkan
oleh benih padi varietas ciherang sebesar 71 %. Sebaliknya peluang petani yang
menerapkan benih padi varietas ciherang bukan karena selera petani terhadap rasa
nasi yang dihasilkan oleh benih padi varietas ciherang adalah sebesar 29 %.
2. Produksi ( X 2 ¿
menerapkan benih padi varietas ciherang. Untuk melihat peluang petani yang
mempengaruhi penerapan benih padi varietas ciherang dapat dilihat pada tabel 13:
ciherang sebagai akibat produksi yang dihasilkan oleh benih yaitu sebanyak 40
orang (65,6 %) sedangkan petani yang menerapkan benih padi varietas ciherang
bukan karena produksi terhadap benih yang dihasilkan sebanyak 21 orang (34,4
%). Maka peluang petani yang menerapkan benih padi varietas ciherang sebagai
akibat produksi yang dihasilkan oleh benih padi varietas ciherang sebesar 52 %.
Sebaliknya peluang petani yang menerapkan benih padi varietas ciherang bukan
karena produksi yang dihasilkan oleh benih padi varietas ciherang adalah sebesar
48 %.
3. Luas Lahan ( X 3 ¿
untuk menerapkan benih padi varietas ciherang. Untuk melihat peluang petani
yang menerapkan benih padi varietas ciherang terhadap faktor luas lahan yang
mempengaruhi penerapan benih padi varietas ciherang dapat dilihat pada tabel 14:
2015
ciherang sebagai akibat luas lahan yaitu sebanyak 42 orang (69 %) sedangkan
petani yang menerapkan benih padi varietas ciherang bukan karena luas lahan
sebanyak 19 orang (31 %). Maka peluang petani yang menerapkan benih padi
petani yang menerapkan benih padi varietas ciherang bukan karena luas lahan
adalah sebesar 42 %.
4. Kesesuaian Lahan ( X 4 ¿
petani untuk menerapkan benih padi varietas ciherang. Untuk melihat peluang
petani yang menerapkan benih padi varietas ciherang terhadap faktor kesesuaian
lahan berdasarkan sesuai dan tidak sesuai nya lahan yang dilakukan usahatani
padi sawah dengan benih padi varietas ciherang dapat dilihat pada tabel 15 :
Tabel 15. Distribusi Responden Berdasarkan Faktor Kesesuaian Lahan
Tahun 2015
Kesesuaian Lahan
Penerapan
Tidak Sesuai Sesuai Jumlah
Menerapkan Benih
2 (3,3 %) 59 (96,7 %) 61
Ciherang
Tidak Menerapkan
19 (55,9 %) 15 (44,1 %) 34
Benih Ciherang
Jumlah 21 (22 %) 74 ( 78 %) 95
Sumber : Hasil Olahan Data Kuesioner 2015
ciherang sebagai akibat kesesuaian lahan yang sesuai yaitu sebanyak 59 orang
(96,7 %) sedangkan petani yang menerapkan benih padi varietas ciherang bukan
karena kesesuaian lahan yaitu tidak sesuai sebanyak 2 orang (3,3 %). Maka
peluang petani yang menerapkan benih padi varietas ciherang sebagai akibat
benih padi varietas ciherang bukan karena kesesuaian lahan adalah sebesar 22 %.
P ( x i )=¿ e β i
Pada masing – masing faktor untuk mengetahui perubahan peluang yang terjadi
a. Selera Petani ( X 1 ¿
P ( x i )=¿ e β i
ciherang sebagai akibat dari selera petani adalah sebesar 1,25 kali.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Edi Suprapto (2010)
0,106 dengan taraf signifikansi sebesar 0,003 dimana nilainya lebih kecil dari
0,05. Artinya variabel selera petani mempunyai pengaruh positif dan signifikan
secara statistik terhadap usahatani padi organik di Kabupaten Sragen. Dimana hal
ini juga sesuai dengan landasan teoritis oleh Nuraini (2005) menyatakan bahwa
masyarakat untuk membeli barang atau jasa. Jika selera konsumen terhadap suatu
barang meningkat maka permintaan akan meningkat dan begitu pula sebaliknya
jika selera konsumen terhadap suatu barang menurun maka permintaan akan
menurun.
b. Produksi ( X 2 ¿
P ( x i )=¿ e β i
ciherang sebagai akibat dari produksi adalah sebesar 17,7 kali. Dengan kata lain,
apabila ada perbedaan produksi diantara petani sebanyak 1 kali maka akan terjadi
perubahan peluang menerapkan benih padi varietas ciherang sebanyak 17,7 kali.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Andri Febrian
Hervani (2013) berdasarkan hasil perhitungan uji statistik non parametrik atau uji
chi square dengan uji X 2 hitung sebesar 4,726 lebih besar dari X 2 tabel sebesar
memiliki pengaruh yang nyata terhadap pendekatan PTT padi sawah. Semakin
tinggi produksi yang dihasilkan petani maka akan semakin tinggi pula sikap
c. Luas Lahan ( X 3 ¿
P ( x i )=¿ e β i
ciherang sebagai akibat dari luas lahan adalah sebesar 4,56 kali. Dengan kata lain,
apabila ada perbedaan luas lahan diantara petani sebanyak 1 kali maka akan
terjadi perubahan peluang menerapkan benih padi varietas ciherang sebanyak 4,56
kali.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sitty Muawiyah
Panurat (2014) yang menyatakan bahwa koefisien regresi dari luas lahan sebesar
0.703 terlihat adanya kontribusi positif luas lahan terhadap minat dan berpengaruh
sangat nyata terhadap minat petani (Pvalue = 0.002). Luas lahan berpengaruh
positif dan signifikan terhadap minat petani Desa Sendangan pada taraf yang
sangat nyata 0,2 persen sehingga luas lahan sangat mempengaruhi minat petani
untuk berusahatani semakin tinggi. Dimana hal ini juga sesuai dengan landasan
teoritis oleh (Soekartawi, 1994 dalam Mika Jayanti, 2011) menyatakan bahwa
petani yang mempunyai luas lahan yang lebih luas akan lebih mudah menerapkan
inovasi dibanding petani yang berlahan sempit. Hal ini dikarenakan keefektifan
d. Kesesuaian Lahan ( X 4 ¿
P ( x i )=¿ e β i
ciherang sebagai akibat dari kesesuaian lahan adalah sebesar 0,91 kali.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Sri Kuning Retno
lahan berada pada kategori sedang yaitu 57,5 persen atau 23 orang. Hal
disebabkan karena ada daerah yang jika musim kemarau sulit mendapat air.
Dilihat dari keadaan wilayah Kecamatan Minggir, air tersedia cukup melimpah
akan tetapi saluran irigasi untuk daerah bagian selatan kurang memadai. Saluran
air terpusat di daerah utara saja, sehingga daerah tersebut tidak pernah mengalami
kekeringan bahkan air selalu tersedia meskipun musim kemarau. Adanya tingkat
usahatani, lahan yang telah sesuai dan air yang tersedia akan mendorong petani
untuk melakukan budidaya. Dimana hal ini juga sesuai dengan landasan teorits
oleh (Djaenuddin dkk, 2000 dalam suyoko, 2008) menyatakan bahwa kesesuaian
lahan dilihat antara sifat fisik lingkungan dari suatu wilayah dengan persyaratan
penggunaan atau komoditas yang dievaluasi memberikan gambaran atau
faktor – faktor yang mempengaruhi petani dalam melakukan penerapan benih padi
selera petani berdasarkan dalam diri petani terhadap kesukaan yaitu suka atau
tidak suka terhadap benih padi varietas ciherang yang dihasilkan, karena seluruh
petani padi sawah yang menjadi sampel sebagian besar hasil produksi yang
diperoleh untuk dikonsumsi. Faktor produksi yang tinggi yang dihasilkan oleh
petani dan faktor luas lahan yang dimiliki oleh petani juga sangat mempengaruhi
petani dalam penerapan benih padi varietas ciherang. Faktor teknis berdasarkan
sesuai atau tidak sesuainya lahan usahatani yang dimilik petani untuk usahatani
diperoleh petani pada usahataninya. Tingkat produksi pada usahatani padi sawah
dengan petani yang tidak menerapkan benih padi varietas ciherang pada usahatani
padi sawah. Hasil produksi yang tinggi juga akan memperoleh produktivitas dan
penerimaan yang tinggi yang mampu mengurangi resiko biaya yang dikeluarkan
padi varietas ciherang maka jalan keluar agar petani bersedia menerapkan benih
perhatian dari faktor – faktor yang mempengaruhi petani dalam penerapan benih
padi varietas ciherang yaitu selera petani, produksi, luas lahan dan kesesuaian
varietas unggul. Dimana penyebaran benih padi varietas unggul dengan melihat
tingkat kesukaan petani atau selera petani terhadap rasa dan jenis nasi yang
dihasilkan oleh benih padi sesuai dengan selera petani. Semakin tinggi rasa suka
atau ketertarikan petani terhadap rasa dan jenis nasi yang dihasilkan oleh benih
padi varietas ciherang maka akan semakin tinggi keinginan petani untuk
Produksi yang dihasilkan oleh petani juga menjadi sesuatu yang memicu
petani dalam menerapkan benih padi varietas ciherang. Produksi yang tinggi yang
petani sehingga dalam penyebaran benih padi varietas ciherang petani yang
menerapkan akan semakin meningkat jika produksi yang dihasilkan oleh petani
pada setiap hasil panen tinggi. Peningkatan produksi pada usahatani juga
sehingga perlu adanya suatu bimbingan yang lebih intensif dari penyuluh
5.1 Kesimpulan
disimpulkan :
1. Faktor selera petani, produksi, luas lahan dan kesesuaian lahan memiliki
ciherang
ciherang
produksi yang tinggi, lahan yang luas dan lahan yang sesuai untuk
Akdon, dan Riduwan. 2009. Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian. Dewa
Ruci. Bandung
Badan Pusat Statistik. 2014. Jambi Dalam Angka 2014. BPS Provinsi Jambi
Fahmi, David. 2008. Analisis Sikap Dan Kepuasan Petani Padi Varietas Unggul
Di Kabupaten Kediri Jawa Timur. Skripsi Program Studi Agribisnis.
Institut Pertanian Bogor. Bogor
Irwan. 2013. Faktor Penentu Dan Keputusan Petani Dalam Memilih Varietas
benih Kedelai Di Kabupaten Pidie. Jurnal Agrisep Vol 14. Fakultas
Pertanian Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh
Sukirno, Sadono. 2002. Teori Mikro Ekonomi. Cetakan Keempat Belas. Rajawali
Press: Jakarta.
Tedi Herlambang. 2001 Ekonomi Makro Teori, Analisis Dan Kebijakan, PT.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta