Anda di halaman 1dari 133

library.uns.ac.

id i
digilib.uns.ac.id

ANALISIS KAPASITAS SALURAN DRAINASE SEBAGAI


SOLUSI PENGENDALIAN BANJIR DI KELURAHAN SEWU
SURAKARTA

DRAINAGE CHANNEL CAPACITY ANALYSIS FOR FLOOD


CONTROLLING SOLUTION IN SEWU SURAKARTA

SKRIPSI

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik


Program Strudi Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Sebelas Maret

Disusun Oleh :

YULIARINI AMDAN
I0115118

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2019

i
library.uns.ac.id ii
digilib.uns.ac.id

HALAMAN PERSETUJUAN

ANALISIS KAPASITAS SALURAN DRAINASE SEBAGAI


SOLUSI PENGENDALIAN BANJIR DI KELURAHAN SEWU,
SURAKARTA

DRAINAGE CHANNEL CAPACITY ANALYSIS FOR FLOOD


CONTROLLING SOLUTION IN SEWU SURAKARTA

Disusun Oleh:

YULIARINI AMDAN

I0115118

Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Pendadaran


Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret

Persetujuan:
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Dr. Ir. Rr. Rintis Hadiani, M.T. Ir. Endah Sitaresmi Suryandari
NIP. 196301201988032002 NIP. 196109241988102001

ii
library.uns.ac.id iii
digilib.uns.ac.id

HALAMAN PENGESAHAN

ANALISIS KAPASITAS SALURAN DRAINASE SEBAGAI


SOLUSI PENGENDALIAN BANJIR DI KELURAHAN SEWU,
SURAKARTA
DRAINAGE CHANNEL CAPACITY ANALYSIS FOR FLOOD
CONTROLLING SOLUTION IN SEWU SURAKARTA

Disusun Oleh:

YULIARINI AMDAN
NIM I0115118

Telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Pendadaran Program Studi Teknik


Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta pada :
Hari :
Tanggal :

Tim Penguji
Nama/NIP Tanda Tangan
1 Dr. Ir. Rr. Rintis Hadiani, M.T.
NIP. 196301201988032002 ................................

2 Ir. Endah Sitaresmi Suryandari


NIP. 196109241988102001 ................................

3 Ir. Adi Yusuf Muttaqien M.T.


NIP. 195811271988031001 ................................

4 Ir. Solichin, MT.


NIP 196001101988031002 ................................
Disahkan,
Tanggal : ………………………..
Kepala Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik UNS

Dr. Niken Silmi Surjandari S.T., M.T.


NIP. 196909031997022001

iii
library.uns.ac.id iv
digilib.uns.ac.id

MOTTO

“Semoga Ilmu yang Saya Pelajari dapat Bermanfaat Bagi Diri Sendiri dan Orang
Lain”

PERSEMBAHAN
Saya persembahkan karya ini kepada:

Ibu dan Bapak


Untuk doa dan support yang telah diberikan.

Mbak Anggun dan Mas Bandi


Doa dan support yang membuat saya semangat.

Adik Shelly
Untuk dukungan dan canda tawanya.

Fatikasari-chan
Thanks for always being there for me, i wish we coud grow old together

Teman-teman Istri Impian


Moodbooster dan dukungan yang selalu mengingatkan untuk lulus.

Teman-teman Civili5t
Yang sudah menemani saya untuk canda, duka, dan tawa selama 4 tahun.

HMS UNS
Organisasi yang sudah membangun kepribadian saya selama 4 tahun.

UNS
Yang telah menerima saya untuk kuliah dan menempa ilmu.

iv
library.uns.ac.id v
digilib.uns.ac.id

ABSTRAK

Yuliarini Amdan, 2019. Analisis Kapasitas Saluran Drainase Sebagai Solusi


Pengendalian Banjir Di Kelurahan Sewu Surakarta. Skripsi. Program Studi
Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Sebelas Maret, Surakarta.
Kelurahan Sewu merupakan area didaerah Kota Surakarta yang sering terjadi
banjir saat musim hujan tiba. Hal ini dikarenakan adanya peluang banjir limpasan
dari 2 Sungai, yaitu Sungai Pepe Hilir dan Sungai Bengawan Solo. Agar banjir
limpasan dapat segera diatasi perlu adanya analisis kapasitas saluran drainase di
Kelurahan Sewu. Dalam penelitian ini dilakukan pemetaan daerah tergenang
untuk kala ulang Q5, Q10, Q25, dan hujan 2 harian. Analisis debit puncak dihitung
dengan metode Hidrograf Satuan Sintesis Soil Conservation Service. Lalu
pemetaan daerah banjir dilakukan dengan software Hec-RAS dengan aliran
unsteady flow. Dari hasil pemetaan itu didapatkan volume banjir yang diolah
dengan excel. Sedangkan analisis kapasitas saluran drainase dilakukan dengan
rumus manning.
Hasil analisis Hec-RAS menunjukkan bahwa pada debit periode ulang 5 tahun
terjadi banjir dengan ketinggian 9,81 m; seluas 23,07 ha; berdurasi 14 jam; dan
volume banjir sebesar 1661,9220 m3. Untuk debit periode ulang 10 tahun terjadi
banjir dengan ketinggian 11,37 m; seluas 27,57; berdurasi 19 jam; dan volume
banjir sebesar 3062,6080 m3. Selanjutnya untuk debit periode ulang 25 tahun
terjadi banjir dengan ketinggian 15,88 m; seluas 31,85 ha; berdurasi 21 jam; dan
volume banjir sebesar 5524,9295 m3. Yang terakhir untuk hujan 2 harian terjadi
banjir dengan ketinggian 15,94 m; seluas 34 ha; berdurasi 10 jam; dan volume
banjir sebesar 5991,6250 m3. Lalu hasil analisis kapasitas saluran drainase
rencana untuk debit periode ulang 5 tahun sebesar 271057,4435 m3; untuk debit
periode ulang 10 tahun sebesar 433200,3442 m3; untuk debit periode ulang 25
tahun sebesar 433200,3442 m3; dan untuk hujan 2 harian sebesar 433200,3442 m3.
Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa dimensi saluran drainase rencana
dapat menampung volume banjir yang terjadi pada periode ulang 5 tahun, 10
tahun, 25 tahun, dan hujan 2 harian.
Kata Kunci : Banjir, Kapasitas drainase, Hec-RAS
Abstract

v
library.uns.ac.id vi
digilib.uns.ac.id

ABSTRACT

Flood oftenly happen in Sewu Village, area in Surakarta, when the rainy season
arrives. This is because the elevation of Sewu Village is lower than the
surrounding and there are two rivers that flank thins village, namely Pepe Hilir
River and the Bengawan Solo River. For controlling the flood that comes from the
river, an analysis of drainage channel capacity is needed. In this study a mapping
of flood is also carried out for the return period of Q5, Q10, Q25, and 2 daily
maximum rain. Peak discharge analysis was calculated using the Synthesis
Hydrograph method of Soil Conservation Service.Then the flooded area mapping
is carried out with Hec-RAS using unsteady flow. From the results of the
mapping, the volume of flood is processed with Excel. While the analysis of the
planned drainage channel capacity is done by the manning formula.

The results of the Hec-RAS analysis showed that at the 5-year return period
makes flood with elevation 9,81 m; an area 23,07 ha; a duration for 14 hours;
and volume at 1661,9220 m3. For the 10-year return period there is a flood with
an elevation at 11,37 m; an area of 27,57 ha; a duration for 19 hours; and volume
at 3062,6080 m3. Furthermore, for the 25-year return period there is a flood with
an elevation at 15,88 m; an area of 31,85 ha; a duration for 21 hours, and
volume at 5524,9295 m3.h. And then for 2 daily maximum rain there is a flood
with an elevation at 15,94 m; an area of 34 ha; a duration for 10 hours; and
volume at 5991,6250 m3. Then the results of the planned drainage channel
capacity analysis for 5-year return period discharge is 271057,4435 m3; for a 10
year return period discharge is 433200,3442 m3; for 25-year return period
discharge is 433200,3442 m3.h; and for 2 daily maximum rain is 433200,3442
m3.h. From these results it can be concluded that the planned drainage channel
dimensions fulfill the volume of flood that occurs in the return period of 5 years,
10 years, 25 years, and 2 daily maximum rainfall .

Keywords : Flood, Drainage Capacity, Hec-RAS

vi
library.uns.ac.id vii
digilib.uns.ac.id

PRAKATA

Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih dan
Penyayang, dikarenakan atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul Analisis Kapasitas Saluran Drainase
Sebagai Solusi Pengendalian Banjir di Kelurahan Sewu, Surakarta guna
memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Teknik di Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Dalam proses penulisan skripsi ini tak lepas dari dukungan, bimbingan, dan
motivasi dari berbagai macam pihak. Dengan segala kerendahan hati, pada
kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1 Segenap Pimpinan Fakultas Teknik dan Program Studi Teknik Sipil
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2 Dr. Ir. Rr. Rintis Hadiani, MT. selaku Dosen Pembimbing I.
3 Ir. Endah Sitaresmi Suryandari selaku Dosen Pembimbing II.
4 Bapak Wibowo, S.T., DEA selaku dosen pembimbing akademik.
5 Segenap Bapak dan Ibu dosen pengajar di Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
6 Segenap Bapak dan Ibu di Dinas Pekerjaan Umum Kota Surakarta, Balai
Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo.
7 Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Teknik Sipil.
8 Semua pihak baik yang terlibat maupun tidak dan telah memberikan doa serta
dukungannya dengan ikhlas.
Penulis menyadari skripsi ini masih memiliki banyak kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan. Penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun.
Akhir kata semoga skripsi ini bermanfaat bagi penyusun dan pembaca.
Surakarta, Juli 2019

YULIARINI AMDAN

vii
library.uns.ac.id viii
digilib.uns.ac.id

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii

MOTTO ................................................................................................................. iv

ABSTRAK ...............................................................................................................v

PRAKATA ............................................................................................................ vii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xii

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv

DAFTAR GRAFIK ............................................................................................. xvii

DAFTAR ISI LAMPIRAN ................................................................................ xviii

DAFTAR NOTASI DAN SIMBOL .................................................................... xix

BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................................1

1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 3

1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................................... 3

1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................................ 3

2 Manfaat Praktek, hasil analisis keefektifan saluran drainase dapat menjadi


pertimbangan solusi permasalahan genangan di Kelurahan Sewu. ..................... 4

1.5 Batasan Masalah ........................................................................................... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI .........................................5

2.1 Tinjauan Pustaka .......................................................................................... 5

2.2 Dasar Teori ................................................................................................. 13

2.2.1 Drainase ................................................................................................ 13

2.2.2 Sungai .................................................................................................. 13

2.2.3 Hujan ................................................................................................... 13

viii
library.uns.ac.id ix
digilib.uns.ac.id

2.2.4 Banjir dan Genangan ........................................................................... 14

2.2.5 DAS (Daerah Aliran Sungai) ............................................................... 14

2.2.6 Kualitas Data Hujan ........................................................................... 15

2.2.7 Hujan Kawasan .................................................................................. 15

2.2.8 Distribusi Probabilitas Kontinyu ....................................................... 16

2.2.9 Uji Kecocokan Distribusi Hujan ........................................................ 17

2.2.10 Intensitas Hujan ................................................................................ 18

2.2.11 Koefisien Limpasan (CN) ................................................................ 18

2.2.13 Hidrograf Satuan Sintesis Soil Conservation Service (HSS-SCS) .. 20

2.2.14 Perhitungan Kapasitas Saluran Drainase ......................................... 21

2.2.15 Saluran Drainase ................................................................................. 22

2.2.16 HEC-RAS .......................................................................................... 23

2.2.17 Sistem Informasi Geografis............................................................. 24

BAB 3 METODE PENELITIAN...........................................................................26

3.1 Metode Penelitian ................................................................................... 26

3.2 Lokasi Penelitian .................................................................................... 26

3.3 Data ........................................................................................................ 27

3.4 Peralatan yang Digunakan ...................................................................... 27

3.5 Tahapan Penelitian ..................................................................................... 27

a. Mengumpulkan Data dan Informasi ....................................................... 27

b. Menganalisis Data Hujan ....................................................................... 28

c. Menganalisis Hujan Periode Ulang ........................................................ 28

d. Menghitung Hidrograf Debit dan Kapasitas Saluran ............................. 28

e. Analisis Genangan .................................................................................. 28

f. Analisa Keefektifan Drainase Rancangan dengan Hasil Genangan ....... 28

h. Penyajian Data ........................................................................................ 28

ix
library.uns.ac.id x
digilib.uns.ac.id

3.6 Diagram Alir Penelitian.............................................................................. 29

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN ...........................................................32

4.1 Penentuan Daerah Aliran Sungai ........................................................... 32

4.2 Data Hujan .............................................................................................. 34

4.3 Uji Kualitas Data Hujan ....................................................................... 34

4.3.1 Sungai Pepe ..................................................................................... 34

4.3.2 Sungai Bengawan Solo ................................................................... 39

4.4 Hujan Kawasan ....................................................................................... 42

4.4.1 Hujan Kawasan untuk Sungai Pepe ................................................ 42

4.4.2 Hujan Kawasan untuk Sungai Bengawan Solo ............................... 48

4.5 Distribusi Data Hujan dengan Metode Log Pearson III ......................... 52

4.5.1 Analisis Distribusi Hujan Sungai Pepe ........................................... 52

4.5.2 Analisis Distribusi Hujan Sungai Bengawan Solo .......................... 54

4.6 Hujan Periode Ulang .............................................................................. 56

4.6.1 Hujan Periode Ulang Sungai Pepe .................................................. 57

4.6.2 Hujan Periode Ulang Sungai Bengawan Solo ................................. 57

4.7 Uji Kecocokan Distribusi Hujan dengan Metode Smirnov-Kolmogorov 58

4.8 Analisis Koefisien Limpasan .................................................................. 63

4.9 Analisis Hujan Efektif ............................................................................ 64

4.9.1 Analisis Hujan Efektif Sungai Pepe ................................................ 64

4.9.2 Analisis Hujan Efektif Sungai Bengawan Solo .............................. 65

4.10 Waktu Konsentrasi ................................................................................. 66

4.11 Analisis Intensitas Hujan dengan Metode Mononobe ............................ 67

4.12 Distribusi Hujan Jam - jaman dengan Metode ABM ............................. 67

4.12.1 Distribusi Hujan Jam-jaman Sungai Pepe ....................................... 68

4.12.2 Distribusi Hujan Jam-jaman Sungai Bengawan Solo ..................... 71

x
library.uns.ac.id xi
digilib.uns.ac.id

4.13 Analisis Pehitungan Debit dengan Metode Hidrograf Satuan Sintesis Soil
Conservation Service (HSS-SCS) .................................................................... 73

4.13.1 Parameter - parameter Perhitungan ................................................. 73

4.13.2 Analisis Unit Hidrograf (UH) ........................................................ 79

4.14 Analisis Kapasitas Saluran Drainase Rencana Kelurahan Sewu ............ 83

4.15 Pemetaan Banjir dengan HEC-RAS ....................................................... 88

4.15.1 Membuat New Project..................................................................... 88

4.15.2 Memasukkan Data ke dalam HEC-RAS ......................................... 89

4.15.3 Edit Geometri Data ......................................................................... 90

4.15.4 Edit Unsteady Flow Data ................................................................ 91

4.15.5 Running Project .............................................................................. 92

4.15.6 Peta Banjir Hasil Menjalankan Project ........................................... 93

4.15.7 Memindahkan Nilai Ketinggian Genangan dari HEC-RAS ke Ms.


Excel ....................................................................................................... 102

4.15.8 Perhitungan Volume Banjir Kelurahan Sewu ............................... 103

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ...............................................................106

5.1 Kesimpulan ........................................................................................... 106

5.2 Saran ..................................................................................................... 107

PENUTUP ............................................................................................................108

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................109

LAMPIRAN .........................................................................................................113

xi
library.uns.ac.id xii
digilib.uns.ac.id

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4. 1 Peta Kelurahan Sewu ....................................................................... 32


Gambar 4. 2 Peta Daerah Aliran Sungai Pepe, Analisis 2019 .............................. 33
Gambar 4. 3 Peta Daerah Aliran Sungai Bengawan Solo, Analisi 2019 .............. 34
Gambar 4. 4 Letak Stasiun Hujan dan DAS Sungai Pepe, Analisis (2019) .......... 43
Gambar 4. 5 Peta Stasiun Hujan DAS Sungai Bengawan Solo, Analisis (2019) . 48
Gambar 4. 6 Diagram Batang Hujan 1 Harian Sungai Pepe ................................. 68
Gambar 4. 7 Diagram Batang Hujan 2 Harian Sungai Pepe ................................. 70
Gambar 4. 8 Diagram Batang Hujan Harian Sungai Bengawan Solo................... 71
Gambar 4. 9 Diagram Batang Hujan 2 Harian Sungai Bengawan Solo................ 72
Gambar 4. 10 Peta Kelurahan Sewu ..................................................................... 84
Gambar 4. 11 Peta Saluran Drainase Penelitian di Kelurahan Sewu .................... 84
Gambar 4. 11 Peta Saluran Drainase Penelitian di Kelurahan Sewu .................... 84
Gambar 4. 12 Pembuatan Project Baru................................................................. 88
Gambar 4. 13 Kotak Dialog Unit System .............................................................. 89
Gambar 4. 14 Proses melakukan Projection Data ................................................ 89
Gambar 4. 15 Kotak Dialog Add Geometry Data ................................................. 90
Gambar 4. 16 Mendigit Daerah Penelitian ............................................................ 90
Gambar 4. 17 Letak Boundary Condition pada Daerah Penelitian ....................... 91
Gambar 4. 18 Melakukan Editing Unsteady Flow Data ....................................... 92
Gambar 4. 19 Proses Running Project .................................................................. 93
Gambar 4. 20 Banjir yang terjadi pada Q5 tahun .................................................. 94
Gambar 4. 21 Banjir yang Terjadi pada Q10 Tahun .............................................. 94
Gambar 4. 22 Banjir yang Terjadi pada Q25 Tahun .............................................. 95
Gambar 4. 23 Banjir yang Terjadi pada Hujan 2 harian ....................................... 95
Gambar 4. 24 Pengaturan Warna pada Elevasi Muka Air Banjir ......................... 96
Gambar 4. 25 Peta Banjir Kelurahan Sewu .......................................................... 97
Gambar 4. 26 Peta Banjir Kelurahan Sewu untuk Q10 Tahun Analisis Hec-RAS 97
Gambar 4. 27 Gambar Perbandingan Peta Banjir dengan Ketentuan Elevasi Muka
Air yang Berbeda .................................................................................................. 98
Gambar 4. 28 Lokasi Contoh Sel Q10 Tahun yang Tergenang Banjir .................. 99
Gambar 4. 29 Arah Aliran Banjir Limpasan dari Sungai di Kelurahan Sewu .... 102

xii
library.uns.ac.id xiii
digilib.uns.ac.id

Gambar 4. 30 Ketinggian Genangan untuk Waktu Tertentu............................... 102


Gambar 4. 31 Skema Saluran Drainase yang Tergenang Banjir di Kelurahan Sewu
............................................................................................................................. 104

xiii
library.uns.ac.id xiv
digilib.uns.ac.id

DAFTAR TABEL

Tabel 4. 1 Rekapitulasi Data Curah Hujan Maksimum Tahunan Selama 21 Tahun


(1998-2018) Sungai Pepe ...................................................................................... 35
Tabel 4. 2 Tabel Uji Kualitas data Stasiun Mojolaban ......................................... 35
Tabel 4. 3 Uji Kualitas Data Sta Baki ................................................................... 37
Tabel 4. 4 Uji Kualitas data Sta Ngemplak ........................................................... 38
Tabel 4. 5 Rekapitulasi Data Curah Hujan Maksimum Tahunan Selama 21 Tahun
(1998-2018) Sungai Bengawan Solo .................................................................... 39
Tabel 4. 6 Tabel Uji Kualitas Data Hujan Stasiun Colo ....................................... 40
Tabel 4. 7 Tabel Uji Kualitas Data Hujan Stasiun Sukuharjo............................... 41
Tabel 4. 8 Hasil Analisis Hujan Kawasan Harian Maksimum ............................. 44
Tabel 4. 9 Hasil Analisis Hujan Kawasan 2 Harian Maksimum .......................... 46
Tabel 4. 10 Rekapitulasi hasil hujan kawasan harian maksimum dan 2 harian
maksimum Sungai Pepe dari tahun 1998 s.d. 2018 .............................................. 47
Tabel 4. 11 Hasil Analisis Hujan Kawasan 1 Harian Maksimum ........................ 48
Tabel 4. 12 Hasil Analisis Hujan Kawasan 2 Harian Maksimum ........................ 50
Tabel 4. 13 Rekapitulasi hasil hujan kawasan harian maksimum dan 2 harian
maksimum Sungai Bengawan Solo dari tahun 1998 s.d. 2018 ............................. 51
Tabel 4. 14 Hasil Analisis Perhitungan Koefisien kemencengan untuk hujan 1
harian ..................................................................................................................... 52
Tabel 4. 15 Hasil Analisis Perhitungan Koefisien kemencengan untuk hujan 2
harian ..................................................................................................................... 53
Tabel 4. 16 Hasil Analisis Koefisien kemencengan untuk hujan 1 harian Sungai
Bengawan Solo ..................................................................................................... 55
Tabel 4. 17 Hasil Analisis Koefisien Kemencengan untuk Hujan 2 Harian Sungai
Bengawan Solo ..................................................................................................... 55
Tabel 4. 18 Debit Periode Ulang 1 Harian Maksimum ......................................... 57
Tabel 4. 19 Debit Periode Ulang 2 Harian Maksimum ......................................... 57
Tabel 4. 20 Debit Periode Ulang 1 Harian Maksimum Sungai Bengawan Solo .. 57
Tabel 4. 21 Debit Periode Ulang 2 Harian Maksimum Sungai Bengawan Solo .. 57
Tabel 4. 22 Uji Kecocokan Distribusi Hujan dengan Metode Smirnov-Kolmogorov
untuk Hujan 1 Harian Maksimum Sungai Pepe .................................................... 59

xiv
library.uns.ac.id xv
digilib.uns.ac.id

Tabel 4. 23 Uji Kecocokan Distribusi Hujan dengan Metode Smirnov-Kolmogorov


untuk Hujan 2 Harian Maksimum Sungai Pepe .................................................... 60
Tabel 4. 24 Uji Kecocokan Distribusi Hujan dengan Metode Smirnov-Kolmogorov
Hujan 1 Harian Maksimum Sungai Bengawan Solo............................................. 61
Tabel 4. 25 Uji Kecocokan Distribusi Hujan dengan Metode Smirnov-Kolmogorov
Hujan 2 Harian Maksimum Sungai Bengawan Solo............................................. 62
Tabel 4. 26 Hasil Analisis Nila CN DAS Sungai Pepe ......................................... 63
Tabel 4. 27 Hasil Analisis Hujan Efektif Periode Ulang dan 2 Harian Maksimum
Sungai Pepe ........................................................................................................... 64
Tabel 4. 28 Hasil Analisis Hujan Efektif Periode Ulang dan 2 Harian Maksimum
Sungai Bengawan Solo ......................................................................................... 65
Tabel 4. 29 Intensitas Hujan 1 Harian Sungai Pepe .............................................. 67
Tabel 4. 30 Intensitas Hujan 1 Harian Sungai Bengawan Solo ............................ 67
Tabel 4. 31 Hasil Analisis Hujan Harian Sungai Pepe dengan Metode ABM ...... 68
Tabel 4. 32 Hasil Analisis Hujan Periode Ulang Sungai Pepe dengan Metode
ABM ...................................................................................................................... 69
Tabel 4. 33 Hasil Analisis Hujan 2 Harian Sungai Pepe dengan Metode ABM ... 69
Tabel 4. 34 Hasil Analisis Hujan 2 Harian Sungai Pepe Untuk Tahun 1998-2018
dengan ABM ......................................................................................................... 70
Tabel 4. 35 Hasil Analisis Hujan Harian Sungai Bengawan Solo ........................ 71
Tabel 4. 36 Hasil Analisis Hujan Periode Ulang Sungai Bengawan Solo ............ 72
Tabel 4. 37 Hasil Analisis Hujan 2 Harian Sungai Bengawan Solo ..................... 72
Tabel 4. 38 Hasil Analisis Hujan 2 Harian Sungai Bengawan Solo Untuk Tahun
1998-2018 dengan ABM ....................................................................................... 73
Tabel 4. 39 Parameter HSS SCS Sungai Pepe ...................................................... 75
Tabel 4. 40 Parameter HSS SCS Sungai Bengawan Solo ..................................... 76
Tabel 4. 41 Persamaan Kurva HSS SCS Sungai Pepe .......................................... 78
Tabel 4. 42 Persamaan Kurva HSS SCS Sungai Bengawan Solo ........................ 78
Tabel 4. 43 Hasil Analisis Unit Hidrograf Hujan Harian Sungai Pepe ................. 79
Tabel 4. 44 Hasil Analisis Unit Hidrograf Hujan 2 Harian Sungai Pepe .............. 80
Tabel 4. 45 Analisis Debit Rencana Aliran Periode Ulang Q10 Tahun Sungai Pepe
dengan Metode SCS .............................................................................................. 80

xv
library.uns.ac.id xvi
digilib.uns.ac.id

Tabel 4. 46 Analisis Debit Rencana Hujan 2 harian dengan Metode SCS ........... 82
Tabel 4. 47 Analisis Kemiringan Dasar Saluran Drainase .................................... 85
Tabel 4. 48 Analisis Kapasitas Saluran Drainase Kelurahan Sewu ...................... 87
Tabel 4. 49 Rekapitulasi Tinggi Banjir Maksimum, Durasi Rata-rata Hujan, dan
Luas banjir............................................................................................................. 99
Tabel 4. 50 Tabel Rekapitulasi Analisis Volume Genangan untuk Periode Ulang
Q25 , Q10, Q5, dan 2 Harian Maksimum............................................................... 103
Tabel 4. 51 Volume Banjir Limpasan untuk Q25, Q10, Q5 dan Debit 2 Harian..... 104
Tabel 4. 52 Kapasitas Saluran Drainase .............................................................. 105
Tabel 4. 53 Perbandingan volume banjir dan Kapasitas saluran drainase
rancangan ............................................................................................................ 105
Tabel 4. 54 Rekapitulas Hasil Analisis Unsteady Flow untuk Luas, Durasi, dan
Elevasi Banjir Limpasan di Kelurahan Sewu ..................................................... 106
Tabel 4. 55 Analisis Volume Banjir Limpasan dengan Kapasitas Saluran Drainase
Kelurahan Sewu .................................................................................................. 107

xvi
library.uns.ac.id xvii
digilib.uns.ac.id

DAFTAR GRAFIK
Grafik 4. 1 Grafik Uji Kualitas Data Ditinjau dari Sta Mojolaban, Analisis (2019)
............................................................................................................................... 36
Grafik 4. 2 Grafik Uji Kualitas Data Ditinjau dari Sta Baki, Analisis (2019) ...... 37
Grafik 4. 3 Grafik Uji Kualitas Data dari Sta Ngemplak, Analisis (2019) ........... 39
Grafik 4. 4 Grafik Uji Kualitas Data Ditinjau dari Sta Colo, Analisis (2019) ...... 41
Grafik 4. 5 Grafik Uji Kualitas Data Ditinjau dari Sta Sukuharjo, Analisis (2019)
............................................................................................................................... 42
Grafik 4. 6 Grafik HSS SCS Periode Ulang Sungai Pepe..................................... 81
Grafik 4. 7 Grafik HSS SCS Periode Ulang Sungai Bengawan Solo ................... 82
Grafik 4. 8 Grafik HSS SCS 2 Harian Sungai Pepe .............................................. 83
Grafik 4. 9 Grafik HSS SCS 2 Harian Sungai Bengawan Solo ............................ 83
Grafik 4. 10 Grafik Hubungan Elevasi dengan Durasi Genangan untuk Cell 163
pada Periode Ulang 10 Tahun ............................................................................. 100
Grafik 4. 11 Grafik Hubungan Waktu dengan Elevasi Banjir ............................ 100
Grafik 4. 12 Grafik Hubungan Kecepatan Aliran dan Waktu Banjir .................. 101

xvii
library.uns.ac.id xviii
digilib.uns.ac.id

DAFTAR ISI LAMPIRAN


Lampiran A Data Hujan 4 Stasiun ..................................................................... A-1

Stasiun Mojolaban .......................................................................................... A-1

Stasiun Baki .................................................................................................. A-22

Stasiun Ngemplak ......................................................................................... A-43

Stasiun Bendung Colo .................................................................................. A-64

Stasiun Sukoharjo ......................................................................................... A-86

Lampiran B Tabel Coefficient Skewness Log Pearson III .............................. B-107

Lampiran C Hasil Analisis Debit Periode Ulang Sungai Pepe ....................... C-115

Lampiran D Hasil Analisis Debit Periode Ulang Sungai Bengawan Solo..... D-123

Lampiran E Hasil Analisis Debit Rencana 2 Harian Maksimum ................... E-131

Tabel E.2 HSS SCS 2 Harian Maksimum Sungai Pepe .............................. E-132

Tabel E.4 HSS SCS 2 Harian Maksimum Sungai Bengawan Solo ............. E-136

Lampiran F Gambar Peta Saluran Drainase Kelurahan Sewu ........................ F-138

Lampiran G Hasil Analisis Volume Genangan dari Hec-RAS Banjir Kala Ulang
dan 2 Harian Maksimum ................................................................................ G-140

Lampiran H Peta Genangan Hasil Analisis Hec-RAS Elevasi Muka Air Minimum
< 30 cm dan > 30 cm ...................................................................................... H-144

xviii
library.uns.ac.id xix
digilib.uns.ac.id

DAFTAR NOTASI DAN SIMBOL

tc = Waktu konsentrasi (menit)


s = Kemiringan lereng (m/m)
F = Infiltrasi P = Hujan total
Tr = Waktu terjadinya hujan
Q = Debit (m3/s)
A = Luas area (km2)
P = Curah hujan bulanan (mm)
N = Jumlah stasiun,
p1,p2,…p n = Hujan di stasiun 1,2,…n
TR = Waktu naik (jam)
L = Panjang sungai (km)
TR = Waktu naik (jam)
S = Landai sungai rata-rata
A = Luas DAS (km2)
Qp = Debit puncak (m3/s)
tcp = Waktu puncak pengamatan (jam)
tcs = Waktu puncak simulasi (jam)
R = Jari-jari hidrolis (m)
V = kecepatan aliran rata-rata (m/dt)
n = Koefisien kekasaran manning
b = lebar dasar (m)
h = kedalaman air (m)
P = Keliling basah penampang (m)

xix
library.uns.ac.id 1
digilib.uns.ac.id

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sejarah banyak mencatat bahwa peradaban umat manusia lahir di sekitar


pinggiran sungai, begitu pula dengan Kota Surakarta. Kota surakarta merupakan
salah satu Kota besar yang berada di Provinsi Jawa Tengah dan lahir dari
peradaban Sungai bengawan Solo dengan letak geografis yang berada di zona
depresi antara plato di bagian selatan (Wonogiri), Gunung Merapi di sebelah
barat, perbukitan Kendeng di sebelah utara, dan Glinting (Ridha T, 2009).

(Sumber: Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Surakarta)

Gambar 1.1 Peta Kota Surakarta

Sungai Bengawan Solo memiliki panjang kurang lebih sebesar 600 km. Sungai ini
melewati dan berbatasan langsung dengan Kota Surakarta, sedangkan dengan
letak Kota Surakarta sendiri yang diibaratkan seperti cekungan karena di kelilingi
oleh 3 Gunung menyebabkan Kota ini menjadi Kota yang berpotensi rawan banjir
(Harsini, 2014).

Banjir didefinisikan sebagai meluapnya air baik dari saluran maupun sungai,
dikarenakan debit/volume air yang mengalir melebihi kapasitas pengalirannya

1
library.uns.ac.id 2
digilib.uns.ac.id

dengan waktu yang lama dan merugikan masyarakat (Arief Rosydie, 2013).
Sedangkan genangan didefinisikan sebagai suatu kondisi dimana air memenuhi
suatu kawasan karena tidak ada atau rusaknya drainase yang mengalirkan air
keluar dari kawasan (Sobirin, 2007).

Drainase dalam bidang teknik sipil dapat diartikan sebagai suatu tindakan teknis
dengan tujuan untuk mengurangi kelebihan air, baik yang berasal dari air hujan,
rembesan, maupun kelebihan air irigasi, sehingga fungsi kawasan tersebut tidak
terganggu. Sedangkan kapasitas drainase dapat didefinisikan sebagai kemampuan
saluran drainase dalam menampung dan mengalirkan limpasan ke sungai.

Beberapa sungai yang menyebabkan bagian hilir Kota Surakarta banjir adalah
Sungai Bengawan Solo dan Sungai Pepe Hilir. Kelurahan Sewu merupakan salah
satu kelurahan yang berbatasan langsung dengan bantaran Sungai Bengawan Solo
dan Sungai Pepe Hilir. Sehingga apabila volume air sungai Bengawan Solo
meluap dan tidak dapat menampung volume air dari anak sungainya, terutama
Sungai Pepe hilir, menyebabkan terjadinya banjir di Kelurahan Sewu dan daerah
lainnya walaupun pada bagian barat, selatan, dan timur Kelurahan Sewu sudah
dibangun tanggul. Banjir yang terjadi di Kelurahan Sewu akibat limpasan air perlu
dialirkan secepatnya, sehingga peran drainase disini sangat penting. Dikarenakan
selain berfungsi untuk mengalirkan air, drainase juga berguna untuk menampung
limpasan air sementara.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar volume banjir yang
terjadi di Kelurahan Sewu akibat limpasan air dari Sungai Pepe Hilir dan Sungai
Bengawan Solo. Selanjutnya pada penelitian ini juga menghitung kapasitas
saluran drainase yang ada di Kelurahan Sewu, lalu menganalisis kemampuan
saluran drainase di Kelurahan Sewu dalam menampung dan mengalirkan volume
banjir limpasan yang terjadi.

Analisis perhitungan dimulai dengan perhitungan debit aliran Sungai Pepe dan
Sungai Bengawan Solo pada periode ulang Q25 tahun, Q10 tahun, Q5 tahun dan 2
harian maksimum dengan Metode HSS Soil Conservation Service, dilanjutkan
dengan analisis kapasitas saluran drainase dengan rumus manning. Setelah itu
melakukan pemetaan daerah di Kelurahan Sewu yang tergenang banjir limpasan
library.uns.ac.id 3
digilib.uns.ac.id

dengan software Hec-RAS. Dari Hec-RAS didapatkan pula elevasi, durasi, dan
luasan banjir limpasan. Selanjutnya menghitung volume limpasan Sungai hasil
analisis Hec-RAS dan membandingkannya dengan kapasitas total saluran drainase
untuk mengetahui apakah masih terjadi genangan atau tidak.

Software yang membantu dalam analisis dan pemetaan banjir di Kelurahan Sewu
adalah software Hec-RAS. Program ini dapat menunjukkan perhitungan profil
permukaan aliran mantap (steady), termasuk juga aliran tak mantap (unsteady),
pergerakan sedimen dan beberapa hitungan desain hidrolika (Ichsan syahputra,
2015).

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1 Berapa debit banjir periode ulang Q25, Q10, Q5 tahun dan 2 harian maksimum
yang terjadi di Kelurahan Sewu?
2 Berapa luasan, waktu dan tinggi volume banjir limpasan dari sungai akibat
debit periode ulang Q25, Q10, Q5 tahun dan 2 harian maksimum ?
3 Bagaimana analisis kapasitas saluran drainase eksisting pada Kelurahan Sewu
dan keefektifannya dalam mengatasi genangan akibat debit periode ulang Q25,
Q10, Q5 tahun dan 2 harian maksimum?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan Penelitian yang akan di capai adalah sebagai berikut :
1 Mengetahui debit banjir periode ulang Q25, Q10, Q5 tahun dan 2 harian
maksimum yang terjadi di kelurahan Sewu.
2 Untuk mengetahui luas, waktu, dan tinggi volume banjir limpasan dari sungai
akibat debit periode ulang Q25, Q10, Q5 tahun dan 2 harian maksimum.
3 Untuk mengetahui besar kapasitas saluran drainase eksisting rencana
Kelurahan Sewu dan keefektifannya dalam mengatasi genangan akibat debit
periode ulang Q25, Q10, Q5 tahun dan 2 harian maksimum.

1.4 Manfaat Penelitian


Dengan adanya penelitian ini, diharapkan manfaat yang terjadi antara lain:
library.uns.ac.id 4
digilib.uns.ac.id

1 Manfaat Teoritis, analisis yang dilakukan dalam penelitian ini untuk


mengatasi genangan di lokasi Kelurahan Sewu dapat diterapkan pada daerah
lain, dalam kondisi yang sama.
2 Manfaat Praktek, hasil analisis keefektifan saluran drainase dapat menjadi
pertimbangan solusi permasalahan genangan di Kelurahan Sewu.

1.5 Batasan Masalah


Batasan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1 Data hujan yang digunakan adalah data pada tahun 1998 sampai dengan 2018
(21 tahun).
2 Aliran air pada lokasi penelitian dianggap unsteady flow pada analisis debit di
Sungai Pepe dan Sungai Bengawan Solo.
3 Penelitian ini hanya menganalisis kapasitas saluran drainase dari Dinas
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Surakarta dan melakukan
verifikasi dengan hasil analisis limpasan dari Hec-RAS.
4 Simulasi profil muka air banjir menggunakan Software Hec-Ras.
5 Penelitian tidak membahas tentang kekuatan, stabilitas, RAB dan analisis
mendetail lain tentang drainase.
6 Kondisi saat simulasi profil muka air banjir adalah saat pintu air terbuka atau
tertutup tidak sempurna.
7 Analisis banjir disini hanya berasal dari debit limpasan Sungai Pepe dan
Sungai Bengawan Solo.
8 Saluran Drainase yang ditinjau dan dianalisis adalah saluran yang tergenang
banjir
9 Analisis tidak memperhitungkan aliran limpasan akibat hujan daerah.
10 Batas daerah penelitian adalah sebelah utara dibatasi oleh Jalan RE.
Martadinata, sebelah barat dibatasi oleh Jalan Tanggul, sebelah timur dibatasi
oleh Tanggul baru yang bersebelahan dengan Sungai Bengawan Solo, di
sebelah selatan dibatasi oleh Tanggul baru yang bersebelahan dengan Kali
Pepe Hilir.
11 Panjang sungai Bengawan Solo yang dipakai disini berhulu di Bendung Colo
dan berhenti pada titik pertemuan dengan Sungai Pepe Hilir.
library.uns.ac.id 5
digilib.uns.ac.id

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka


Terjadinya banjir pada daerah yang dekat dengan bantaran sungai dapat
disebabkan karena limpasan banjir dari sungai itu sendiri. Kelurahan Sewu
berbatasan secara langsung dengan Kali Pepe Hilir dan Sungai Bengawan Solo,
menyebabkan adanya peluang untuk terjadi banjir limpasan akibat kedua sungai
tersebut. Walau sudah di bangun tanggul dan parapet, namun peluang terjadinya
banjir periode ulang untuk tahun tertentu masih dapat terjadi, sehingga peran
saluran drainase di Kelurahan Sewu untuk menampung dan mengalirkan banjir
limpasan tersebut sangat penting. Analisis kapasitas saluran drainase sebagai
solusi banjir didukung oleh penelitian yang berjudul “Studi Evaluasi Sistem
Saluran Sekunder Drainase Tambaksari kota Surabaya”, dalam penelitian tersebut
memberikan hasil besarnya debit rencana dan debit eksisting saluran drainase
serta perhitungan desain drainase baru sebagai solusi banjir yang ada di daerah
tersebut (Sumirman, 2016). Dalam penelitian ini sudah ada rancangan dimensi
saluran drainase yang disediakan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang Kota Surakarta, sehingga untuk menguji keefektifannya dilakukan analisis
banjir limpasan akibat sungai Pepe Hilir dan Sungai Bengawan Solo serta
perhitungan kapasitas saluran drainase.

5
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 6

Tabel 2. 1 Novelti variabel penelitian sebelumnya

No Peneliti Topik/judul Lokasi Metode Variabel Parameter Hasil


1 (Kamaruzza Desain Saluran Bandar Udara Metode Log Debit banjir Debit banjir 1 Dimensi
man, 2010) Drainase Bandara Juwata Kota Pearson III, periode ulang, periode ulang saluran
Udara Juwata Kota Tarakan, Rumus curah hujan maks tahunan drainase
Tarakan – Kalimantan Mononobe, satu harian, waktu maks, terbuka dan
Kalimantan Timur Timur Metode konsentrasi,luas intensitas tertutupsetiap
rasional, area, intensitas hujan, debit catchment area
analisa hujan,waktu aliran, luas
hidrolika, limpasan, debit penampang
persamaan aliran, kecepatan basah,
kontinuitas aliran dimensi
manning saluran
drainase dan
gorong-
gorong
2 (Kusnan, Menanggulangi Drainase di jalan Metode Hujan harian Hujan harian 1 Lebar dan
2010) Genangan Air Raya Wiyung, Polygon maks,debit hujan maks tinggi saluran
Hujan Yang Terjadi Surabaya Barat Thiessen, maks, debit kala tahunan, drainase
Di Jalan Raya metode log ulang Q5,drainase debit hujan 2 Luas aliran
Wiyung Pada pearson modul, debit harian maks penampang
Drainase Perkotaan III,drainase pembuang 1-5 harian, basah
Gunungsari modul,rumus rencana (Qi),data debit kala
Surabaya Barat manning, genangan, ulang Q5,
monogram dimensi
saluran
drainase
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No Peneliti Topik/judul Lokasi Metode Variabel Parameter Hasil


3 (Qurniawan, Perencanaan Sistem Sistem drainase Distribusi Hujan harian, luas Hujan harian 1 Debit saluran
2010) Drainase perumahan normal, tata guna lahan maks 2 Dimensi
Perumahan Josroyo josroyo permai metode tahunan,debit drainase
Permai Rw 11 kecamatan jaten rasional,rumus banjir
Kecamatan Jaten kabupaten reynold,rumus Q2,Q5,Q10,Q2
Kabupaten karanganyar manning,uji 0,Q50,Q100
Karanganyar smirnov
kolgomorov,
4 (Supriyani et Studi Sistem drainase Metode Curah hujan 10 Curah hujan 1 Kawasan
al., 2013) Pengembangan Magersari Kota mononobe,met tahun,tata guna harian maks termasuk
Sistem Drainase Mojokerto ode lahan, luas 2,5,10 tahun sistem
Perkotaan rasional,rumus daerah, debit ,Intensitas drainase tak
Berwawasan manning dan buangan, hujan, debit berwawasan
Lingkungan (Studi kontinuitas, air hujan lingkungan,
Kasus Sub Sistem metode sumur Q2,Q5,Q10, 2 Qrancangan >
Drainase Magersari injeksi, metode debit air kapasitas
Kota Mojokerto) kolam buangan,debi drainase
penampungan t banjir
rancangan,ka
pasitas
saluran
drainase
5 (Pradana, Analisis Kestabilan Kali Semarang SPT test, Tanah, faktor Kestabilan Pembuatan
2013) Lereng pada analisa aman, parameter lereng,faktor tanggul dengan
Perencanaan kestabilan tanah.grouting,ko keamanan metode grouting
Pembangunan lereng,data hesi dan sheet pile
Tanggul Kali bore
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 8

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No Peneliti Topik/judul Lokasi Metode Variabel Parameter Hasil


Semarang, Jawa log,metode
Tenga grouting,
metode sheet
pile
6 (Al Kahfi, Studi Sistem Lingkungan III Metode Hujan harian, luas Hujan harian 1 Debit reduksi
2014) Drainase Resapan Pasar III distribusi area, dimensi maks,Debit banjir
Untuk Kecamatan normal, log saluran, tata guna banjir,Kedala 2 dimensi sumur
Penanggulangan Padang Bulan normal, lahan,waktu man Sumur, resapan
Banjir Di Medan gumbel, log Qrembesan, 3 Q banjir
Lingkungan III, pearson III,chi volume rencana
Pasar III, Padang kuadrat, rumus
Bulan, Medan smirnov dimensi
kolmogorov,m drainase
etode horton, resapan, laju
metode horton infiltrasi,kehi
langan air
7 (Kusuma Evaluasi Sistem Saluran drainase Metode RAPS, Hujan harian, Hujan harian 1 hasil Qrencana
Dewi et al., Saluran Drainase Di ruas Jalan Solo Metode log debit kala ulang maks dan Qeksiting
2014) Ruas Jalan Solo Sragen pearson III, Q2,Q5,Q10,Q25,Q50 tahunan, 2 Qrencana >
Sragen Kabupaten Metode tahun, dimensi debit kala Qeksisting
Karanganyar smirnov drainase ulang sehingga
kolmogorov, Q2,Q5,Q10,Q2 drainase tidak
metode 5,Q50 tahun, aman (meluap)
rasional, Qrencana,
ArcGIS, Qeksisting

8 (Raharjo, Evaluasi Penyebab Wilayah Metode Hujan Harian, Hujan harian Evaluasi kapasitas
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 9

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No Peneliti Topik/judul Lokasi Metode Variabel Parameter Hasil


2014) Genangan Banjir Perkotaan Polygon koefisien maks saluran drainase
Wilayah Perkotaan Pringsewu Thiessen,Log drainase, dimensi tahunan, eksisting
Pringsewu Pearson III dan drainase,catchme debit banjir kebanyakan tidak
Berdasarkan Gumbel,Mono nt area, kecepatan Q50, memenuhi,
Dimensi Saluran nobe, aliran intensitas sehingga perlu
Drainase Eksisting hujan, ada revitalisasi
kapasitas
debit saluran
9 (Wibowo et Kajian Penanganan Kawasan sungai Metode Hujan harian, Hujan harian 1 Kapasitas
al., 2014) Banjir Sungai Beringin di Polygon debit kala ulang maks sungai
Beringin Semarang Wonosari, Thiessen, Q25 tahun, luas tahunan, rancangan dan
Dengan Semarang Distribusi DAS, geometri Debit banjir elv maks
Menggunakan probabilitas, sungai,flood Q25, kapasitas
Sistem Long Chi Kuadrat routing, maks long
Storage dan Smirnov backwater storage,inflo
Kolmogorov, w dan
Mononobe, outflow
HSS Gama I, aliran,elevasi
flood maks,kedala
routing,direct man muka air
step method hulu, tinggi
tanggul
10 (Vigiyanto, Analisis Kecamatan Kota Metode Hujan Debit banjir 1 Kapasitas
2014) Normalisasi Saluran Kabupaten aljabar, harian,hujan Q5 saluran
Drainase Tuban Metode log efektif, debit tahun,durasi 2 Debit rencana
Kecamatan Kota Di pearson III, banjir Q5, debit, Debit dan eksisting
Kabupaten Tuban smirnov jam-jaman
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 10
Tabel 2.1 (Lanjutan)

No Peneliti Topik/judul Lokasi Metode Variabel Parameter Hasil


kolmogorov,
HSS Nakayasu
11 (PS et al., Perencanaan Sistem Drainase Kali Metode log Hujan harian Hujan harian 1 Debit banjir
2014) Drainase Kali tenggang pearson maks, Luas DAS, maks dan debit
Tenggang Semarang III,gumbel, tata guna tahunan, desain
Semarang normal, log lahan,kemiringan Debit banjir 2 Dimensi
normal, chi saluran (Q2,Q5,Q10,Q saluran
kuadrat, 25,Q50) drainase
smirnov kapasitas
kolmogorov, saluran,Qdes
Program HEC- ain
HMS, Metode
HSS Snyder
12 (Fachrizal Analisa Kapasitas Sistem Drainase Metode Hujan Harian Hujan harian Debit banjir dan
and Wesli, Saluran Primer Kota Langsa gumbel,log Maks, Luas maks Dimensi sal.
2015) Terhadap pearson III, log catchment tahunan,Debi drainase
Pengendalian Banjir normal,monon area,koef t banjir
(Studi Kasus Sistem obe,rasional aliran,dimesi Q10,dimensi
Drainase Kota saluran existing saluran
Langsa) eksisting
13 (Prihutomo Perencanaan Ulang Sistem Drainase Metode Hujan Harian Hujan harian 1 kemiringan
et al., 2016) Sistem Drainase perum Griya rasional, rumus maks, koef aliran maks saluran
Perum Griya Asri Asri Wika manning, permukaan,tata tahunan, 2 Debit saluran
Wika Jatiranggon Jatiranggon distribusi guna lahan,luas debit banjir eksisting
Bekasi Bekasi normal,IDF daerah (Q2,Q5,Q10,Q 3 Debit saluran
20,Q25,Q50,Q10 kebutuhan
0),kapasitas 4 Dimensi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 11
Tabel 2.1 (Lanjutan)

No Peneliti Topik/judul Lokasi Metode Variabel Parameter Hasil


saluran saluran
drainase
14 (Sumirman Studi Evaluasi Kawasan Distribusi Hujan harian, Hujan harian 1 Qrencana>
et al., 2016) Sistem Saluran tambaksari,Sura gumbel dan hujan efektif jam- maks Qeksisting
Sekunder Drainase baya log pearson III, jaman,waktu tahunan,inten 2 Redesain
Tambaksari kota mononobe, konsentrasi,luasan sitas hujan, dimensi
Surabaya area debit rencana drainase yang
aliran meluber
15 (Handayanti Perencanaan Sistem Sistem Drainase Analisis Hujan harian Hujan harian 1 Debit banjir
et al., 2017) Drainase Wilayah Wilayah hidrologi, harian, waktu maks harian, rencana
Tawang Sari Dan Tawang Sari dan analisis konsentrasi,tata Debit rencana 2 kapasitas dan
Tawang Mas Tawang mas hidrolika guna lahan Q2,Q5,Q10,Q20 dimensi Long
Semarang Barat Semarang Barat (hecras)pemod ,Q50, storage
elan EPA 3 jumlah pompa
SWMM 4 tinggi tanggul
dan pintu air
5 RAB
16 (Marzuki, Analisa Dimensi Jalan Jend. A. Analisa Banjir, curah Debit banjir 1 Dimesi
2017) Saluran Terbuka Yani-Jl Mayjen hidrologi, hujan, tangkapan kala ulang, tanggul
Guna Sutoyo dan analisa air dimensi timbunan
Menanggulangi beberapa sungai hidrolika, tanggul tanah
Banjir Tahunan di Samarinda 2 Dimensi
( Studi Kasus Di Jl. tanggul sheet
Jend A. Yani – Jl. pile
Mayjend Sutoyo )
17. (Oktawijaya Analisis Kapasitas Saluran parit Analisa Hujan harian, 2 Hujan 1 Didapat debit
and Nirmala, Tampung Tokaya, Jl distribusi harian, 3 harian, harian,3 yang harus
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 12

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No Peneliti Topik/judul Lokasi Metode Variabel Parameter Hasil


n.d.,2017) Maksimum Saluran Tanjungpura hujan,log luas penampang harian, dan 2 dibuang untuk
Drainase Jl. normal dan basah, kecepatan harian maks Q5 dan Q10
Tanjungpura gumbel, drain aliran tahunan,tingg
module i muka air,
debit saluran,
debit
pembuang
internal Q10
dan Q5 tahun
18 (Edo Suryo Halaman Kelurahan Analisis Hujan 2 harian, Hujan 2 Hasil yang
U, 2018) Persetujuan Analisis Laweyan, hidrologi, Kala ulang, harian diharapkan:
Banjir Dan Surakarta HSS-SCS, hec- Geometri sungai, maksimum Q5,Q10, Q25,,Q50,
Pemetaan Kawasan RAS tahunan, tinggi muka air
Terdampak Banjir banjir kala banjir,
Di Kelurahan ulang, luasan;durasi;
Laweyan, Kota volume dan ketinggian
Surakarta genangan banjir, peta banjir
19. (Yuliarini A, Analisis desain Sungai Pepe Analisis Hujan 2 harian, hujan 2 Hasil yang
2019) saluran drainase Hilir,Kelurahan hidrologi, banjir periode harian diharapkan:
sebagai solusi banjir Sewu metode log ulang Q5,Q10, Q25, maksimum 1 luasan banjir
di Kelurahan Sewu pearson III, geometri sungai, tahunan, &waktu banjir
HSS-SCS, lebar dasar, debit banjir 2 kapasitas
metode kedalaman air, periode ulang drainase
analisis luas penampang Q5,Q10, Q25,, 3 keefektifitasan
hidrolika,qGIS elevasi dimensi
, HEC-RAS banjir, drainase
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 13

2.2 Dasar Teori

2.2.1 Drainase
Drainase berasal dari bahasa inggris, drainage yang artinya mengalirkan, membuang,
dan mengalihkan air. Dalam bidang teknik sipil, drainase sendiri dapat diartikan sebagai
suatu tindakan teknis dengan tujuan untuk mengurangi kelebihan air, baik yang berasal
dari air hujan, rembesan, maupun kelebihan air irigasi, sehingga fungsi kawasan
tersebut tidak terganggu. Sistem drainase merupakan serangkaian bangunan air yang
berfungsi untuk mengurangi kelebihan air dari suatu lahan, sehingga lahan itu dapat
berfungsi secara optimal (Suripin, 2004).

2.2.2 Sungai
Sungai adalah tempat-tempat dan wadah-wadah serta jaringan pengaliran air mulai dari
mata air sampai muara dengan dibatasi kanan dan kirinya serta sepanjang pengalirannya
oleh garis sempadan (PPRI No. 35 Tahun 1991). Sungai harus dilindungi dan dijaga
kelestariannya, ditingkatkan fungsi dan kemanfaatannya, dan dikendalikan daya
rusaknya terhadap lingkungan.

2.2.3 Hujan
Hujan terjadi karena udara basah yang naik ke atmosfer mengalami pendinginan
sehingga terjadi proses kondensasi, naiknya udara ke atas dapat terjadi secara siklonik,
orografik, dan konvektif yang selanjutnya akan disebut sebagai tipe hujan (Bambang
Triatmodjo, 2009). Jumlah hujan yang jatuh dipermukaan bumi dinyatakan dalam
kedalaman air (biasanya mm), yang dianggap terdistribusi secara merata pada seluruh
daerah tangkapan air. Intensitas hujan adalah jumlah curah hujan dalam satu satuan
waktu, yang biasanya sinyatakan dalam mm/jam, mm/hari, mm/minggu, mm/bulan,
mm/tahun, dan sebagainya; yang berturut sering disebut hujan jam-jaman, harian,
mingguan dan sebagainya. Distribusi hujan sebagai fungsi waktu menggambarkan
variasi kedalaman hujan selama terjadinya hujan, yang dapat dinyatakan dalam bentuk
diskret atau kontinnyu. Di antara beberapa jenis presipitasi, hujan adalah adalah yang
paling biasa diukur baik secara langsung dengan menampung air hujan yang jatuh
namun juga bisa diukur dengan beberapa titik yang mewakili suatu luasan daerah
tertentu. Alat penakar hujan dapat dibedakan jadi dua macam yaitu penakar hujan biasa
(manual raingauge) dan penakar hujan otomatis (automatic raingauge) (Bambang
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 14

Triatmodjo, 2009). Data hujan yang digunakan untuk penelitian ini adalah data hujan 20
tahun (1997-2017) dan diperoleh dari PUSDATARU Bengawan Solo.

Dalam perhitungan debit hujan untuk saluran drainase dapat dilakukan baik dengan
rumus rasional maupun rumus hidrograf satuan. Berikut ini kriteria desain hidrologi
untuk sistem Drainase perkotaan menurut Suripin, 2004.
Tabel 2. 2 Kriteria Desain Hidrologi Sistem Drainase Perkotaan

Metode Perhitungan Debit


Luas DAS (Ha) Periode Ulang (Tahunan)
Hujan

< 10 2 Rasional

10 – 100 2-5 Rasional

101 – 500 5 - 20 Rasional

>500 10 - 25 Hidrograf Satuan

(Sumber: Suripin, 2004)


Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa, dalam penelitian ini perhitungan debit
banjir menggunakan metode hidrograf satuan karena luas DAS >500 ha. Hujan yanh
digunakan untuk perhitungan adalah hujan 2 harian maksimum. Dikarenakan hujan 2
harian maksimum termasuk dalam mitigasi bencana atau peringatan dini.

2.2.4 Banjir dan Genangan


Banjir didefinisikan sebagai meluapnya air baik dari saluran maupun sungai,
dikarenakan debit/volume air yang mengalir melebihi kapasitas pengalirannya. Luapan
tersebut dapat dikatakan merugikan manusia apabila terjadi genangan yang cukup
tinggi, dalam waktu lama, dan dalam kurun waktu yang sering. Banjir dapat terjadi
karena curah hujan tinggi yang terjadi dalam yang cukup lama (Arief Rosydie, 2013).
Genangan didefinisikan seperti banjir namun dengan durasi waktu yang lebih singkat,
biasanya kurang dari 1 hari.

2.2.5 DAS (Daerah Aliran Sungai)


Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah daerah yang di batasi oleh punggung-punggung
gunung/pegunungan di mana air hujan yang jatuh di daerah tersebut akan mengalir
menuju sungai utama pada suatu titik/ stasiun yang ditinjau. DAS ditentukan dengan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 15

menggunakan peta topografi yang dilengkapi dengan garis kontur. Daerah yang dibatasi
oleh garis yang menghubungkan titik-titik tertinggi tersebut adalah DAS. Air hujan
yang jatuh dalam DAS akan mengalir menuju sungai utama yang ditinjau, sedang yang
jatuh di luar DAS akan mengalir ke sungai lain disebelahnya. Karakteristik DAS yang
berpengaruh besar pada aliran permukaan antara lain, luas dan bentuk DAS, topografi,
serta tata guna lahan. Berdasarkan luas dan bentuk, DAS Solo termasuk ke dalam
bentuk DAS melebar. Hal ini dikarenakan bentuk DAS Solo yang terlihat melebar dan
bukan memanjang, bentuk tersebut dapat di lihat dari Peta Kota Solo sendiri. Bukan
hanya itu, bentuk ini juga di dukung dengan faktor aliran air permukaan di Solo yang
segera mengalir di anak sungai terdekat sehingga menyebabkan aliran air dari hulu
berkumpul dengan cepat dan berjumlah banyak lalu mengalir menuju hilir (Suripin,
2004).

2.2.6 Kualitas Data Hujan


Satu seri data hujan untuk stasiun tertentu dimungkinkan sifatnya tidak panggah
digunakan (Sri Harto, 2000). Data semacam itu tidak dapat langsung dianalisis, karena
sebenarnya data di dalamnya berasal dari populasi data yang berbeda. Uji konsistensi
dapat dilakukan dengan lengkung massa ganda (Double Mass Curve) untuk stasiun
hujan ≥ 3 (tiga), dan untuk individual stasiun (stand alone station) dengan cara RAPS
(Rescaled Adjusted Partial Sums) (Sri Harto, 2000). Metode ini membandingkan hujan
tahunan kumulatif di stasiun terhadap stasiun referensi. Nilai kumulatif tersebut
digambarkan kedalam sistem koordinat X-Y, dan kurva yang terbentuk dapat diperiksa
dengan melihat perubahan kemiringan. Apabila dalam kemiringan kurva terjadi patah,
maka pencatatan di stasiun y tidak konsisten dan perlu dikoreksi. Koreksi dapat
dilakukan dengan mengalikan data setelah kurva berubah dengan kemiringan setelah
dan sebelum patah (Bambang Triatmojo, 2009). Dalam penelitian ini uji konsistensi
yang digunakan adalah metode lengkung massa ganda (Double Mass Curve).

2.2.7 Hujan Kawasan


Dalam analisis hidrologi sering diperlukan untuk menentukan hujan rerata pada daerah
tertentu, yang dapat dilakukan dengan 3 mentode, namun dalam penelitian ini yang
digunakan adalah metode Rerata Aritmatik (Aljabar). Dalam metode ini, pengukuran
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 16

dilakukan di beberapa stasiun dalam waktu yang bersamaan dijumlahkan dan kemudian
di bagi dengan jumlah stasiun (Bambang Triatmodjo, 2009).
Metode rerata aljabar memberikan hasil yang baik apabila:
a. stasiun hujan tersebar secara merata di DAS,
b. distribusi hujan relative merata pada seluruh DAS.
Hujan rerata pada DAS diberikan oleh bentuk berikut:
(2.1)
̅

dengan:
̅ : hujan rerata kawasan,
p1, p2, …, pn : hujan stasiun 1, 2, 3, … , n,
n : jumlah stasiun.

2.2.8 Distribusi Probabilitas Kontinyu


Analisis frekuensi hujan dapat dijelaskan sebagai besarnya peluang atau harapan bahwa
besarnya hujan dapat disamai atau dilampaui. Menurut Bambang Triatmodjo (2009),
beberapa bentuk fungsi distribusi kotinyu dalam analisis frekuensi untuk hidrologi
seperti distribusi normal, log normal, Gumbel, Pearson III, Log Pearson III, dan
sebagainya.

Sebelum menganalisis data hujan dengan 5 cara diatas, perlu adanya pendekatan dengan
parameter-parameter statistik untuk menentukan cara mana yang akan digunakan.
Parameter-parameter tersebut meliputi:
Rata-rata ( ̅) = ∑ .......................................................(2.2)

Simpangan baku (S) =√ ∑ ( ̅) ......................................(2.3)

Koefisien Variasi (Cv) = ..................................................................(2.4)

Koefisien Skewness (Cs) =( ∑ ( ̅) ...........................(2.5)


)( )

Koefisien Ketajaman(Ck) =( ∑ ( ̅) ...................(2.6)


)( )( )

Setelah mengetahui parameter nilai diatas baru dapat menentukan distribusi hujan mana
yang akan digunakan dengan syarat-syarat seperti pada tabel 2.3 di bawah ini.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 17

Tabel 2. 3 Syarat Distribusi


No Jenis Distribusi Syarat
1 Normal Cs = 0
Ck = 3
2 Log Normal Cs = Cv3+3Cv
Ck=Cv8+6Cv6+15Cv4+16Cv2+3
3 Gumbel Cs = 1,14
Ck = 5,4
4 Pearson III Cs > 0
Ck = 1,5 Cs2 + 3
5 Log Pearson III Jika semua syarat tidak terpenuhi

2.2.9 Uji Kecocokan Distribusi Hujan


Untuk mengontrol distribusi hujan yang telah di hitung, maka diperlukan adanya
pengujian kecocokan untuk perhitungan distribusi hujan itu sendiri. Dalam penelitian ini
uji kecocokan distribusi hujan yang di pakai adalah uji Smirnov Kolmogorov. Uji
kecocokan Smirnov Kolmogorov juga disebut uji kecocokan non parametrik karena
pengujiannya tidak menggunakan fungsi distribusi tertentu, namun dengan
memperhatikan kurva dan penggambaran data pada kertas probabilitas. Dari gambar
dapat diketahui jarak penyimpangan setiap titik terhadap kurva. Jarak penyimpangan
terbesar merupakan nilai ∆maks dengan kemungkinan didapat nilai lebih kecil dari nilai
∆kritik, maka jenis distribusi yang di pilih dapat digunakan (Bambang Triatmodjo,2009).
Nilai ∆kritik diperoleh dari Tabel 2.1.
Tabel 2. 4 Nilai ∆kritik Uji Smirnov Kolgomorov
Jumlah α derajat kepercayaan
Data 0,20 0,10 0,05 0,01
5 0,45 0,51 0,56 0,67
10 0,32 0,37 0,41 0,49
15 0,27 0,30 0,34 0,40
20 0,23 0,26 0,29 0,36
25 0,21 0,24 0,27 0,32
30 0,19 0,22 0,24 0,29
35 0,18 0,20 0,23 0,27
40 0,17 0,19 0,21 0,25
45 0,16 0,18 0,20 0,24
50 0,15 0,17 0,19 0,23
n > 50
√ √ √ √
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 18

2.2.10 Intensitas Hujan


Intensitas hujan didefinisikan sebagai kedalaman air hujan per satuan waktu. Dalam
perencanaan drainase rumus yang digunakan adalah rumus Mononobe, dikarenakan data
hujan yang tersedia adalah hujan harian (Suripin, 2004). Rumus Mononobe adalah:

( ) ..............................................................................................................(2.7)

Keterangan :
I = Intensitas hujan (mm/jam),
T = lamanya hujan (jam),
R24 = curah hujan maks harian (mm),

Waktu konsentrasi adalah waktu yang diperlukan oleh partikel air untuk mengalir dari
titik terjauh di dalam daerah tangkapan sampai titik yang di tinjau. Waktu konsentrasi
bergantung pada karakteristik daerah tangkapan, tataguna lahan, jarak lintasan air dari
titik terjauh sampai stasiun yang ditinjau (Bambang Triatmodjo,2009). Waktu
konsentrasi dapat di hitung dengan persamaan yang diberikan oleh Kirpich. Persamaan
Kirpich dapat di lihat pada persamaan 2.3.

...........................................................................................................(2.8)

Keterangan:
tc = waktu konsentrasi (jam),
L = panjang sungai (km),
S = Kemiringan rata-rata saluran (m/m),
K = koefisien saluran.

2.2.11 Koefisien Limpasan (CN)


CN (Curve Number) merupakan fungsi dari karakteristik DAS seperti tipe
tanah,tanaman penutup, tataguna lahan, kelembapan dan cara pengerjaan tanah
(Bambang Triatmodjo,2009). Nilai CN untuk berbagai jenis tataguna lahan diberikan
dalam tabel 2.2 di bawah ini.
Tabel 2. 5 Nilai Curve Number SCS, Bambang Triatmodo (2009)

Tipe Tanah
Jenis Tata guna Lahan
A B C D
Tanah yang diolah dan ditanami
- Dengan konservasi 72 81 88 91
- Tanpa Konservasi 62 71 78 81
Padang Rumput
- Kondisi jelek 68 79 86 89
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 19

Tipe Tanah
Jenis Tata guna Lahan
A B C D
- Kondisi baik 39 61 74 80
Padang rumput : kondisi baik 30 58 71 78
Hutan
- Tanaman jarang,penutup jelek 30 58 71 78
- Penutupan baik 45 66 77 83
Tempat terbuka, halaman rumput, lapangan
golf,kuburan,dsb
- Kondisi baik: rumput menutup 75 % atau lebih 25 55 70 77
luasan
- Kondisi sedang : rumput menutup 50 %-75 % 49 69 79 84
luasan
Daerah perniagaan dan bisnis (85 % kedap air) 89 92 94 95
Daerah industri (72% kedap air) 81 88 91 93
Pemukiman
Luas % kedap air
1/8 acre atau kurang 65 77 85 90 92
¼ acre 38 61 75 83 87
1/3 acre 30 57 72 81 86
½ acre 25 54 70 80 85
1 acre 20 51 68 79 84
Tempat parkir, atap, jalan mobil (di halaman)
- Perkerasan dengan drainase 98 98 98 98
- Kerikil 76 85 89 91
- Tanah 72 82 87 89

2.2.12 Alternating Block Method (ABM)

Alternating Block Method (ABM) adalah cara sederhana untuk membuat hyetograph
rencana dari kurva IDF (Chow et al, 1988). Hyetograph yang dihasilkan adalah hujan
yang terjadi dalan n rangkaian interval waktu yang berurutan dengan durasi Δt selama
waktu . Untuk periode ulang tertentu, intensitas hujan diperoleh dari kurva
IDF pada setiap durasi waktu ,2 ,3 ,.... (Bambang,Triatmodjo,2009).
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 20

Sumber: Bambang Triatmodjo, (2009)


Gambar 2. 1 Hyetograph Alternating Block Method
2.2.13 Hidrograf Satuan Sintesis Soil Conservation Service (HSS-SCS)
Metode hidrograf satuan sintetik ini pertama kali dikembangkan di Amerika Serikat
oleh Victor Mockus pada tahun 1972. SCS menggunakan hidrograf tak berdimensi yang
dikembangkan dari analisis sejumlah besar hidrograf satuan dari data lapangan dengan
berbagai ukuran DAS dan lokasi berbeda. Ordinat debit diekspresikan sebagai rasio
antara debit q dengan debit puncak qp dan absis waktu diekspresikan sebagai rasio
waktu t dengan waktu puncak tp , dimana waktu naik Tp dapat diekspresikan sebagai
bagian dari waktu puncak tp dan lamanya hujan efektif tr. Rumus tersebut juga
merupakan bagian notasi pada rumus hidrograf satuan sintetik Snyder’s (Nurhasanah
Junia,2014). Ordinat hidrograf satuan untuk periode waktu berbeda dapat diperoleh dari
tabel berikut, dengan nilai:

Qp = .....................................................................................................................(2.9)

Pr + tp .................................................................................................................................................................(2.10)

...............................................................................................(2.11)

.................................................................................................................(2.12)

......................................................................................(2.13)

......................................................................................................(2.14)

........................................................................................................(2.15)
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 21

( )
...........................................................................................................(2.16)

.....................................................................................................(2.17)

Keterangan:
Qp = Debit Puncak untuk durasi td ( m3/d),
Pr = Waktu Capai Puncak (jam),
tr = Durasi hujan efektif (jam),
tp = Waktu dari titik berat durasi hujan efektif td kr puncak hidrograf satuan (jam),
A = luas DAS (in),
L = panjang sungai utama (km),
S = kemiringan sungai,
P = Kedalaman hujan maksimum (in),
S = infiltrasi maksimum yang terjadi (in),
CN = curve number.

2.2.14 Perhitungan Kapasitas Saluran Drainase


Penampang melintang saluran perlu direncanakan untuk mendapatkan penampang ideal
dan efisien dalam penggunaan lahan. Pada umumnya tipe aliran pada saluran terbuka
adalah turbulen, karena kecepatan aliran dan kekasaran dinding relatif besar. Aliran
melalui saluran terbuka akan turbulen jika angka Reynold (Re) > 1000 dan laminer Re <
500. Rumus reynold dapat ditulis sebagai berikut:
......................................................................................................................(2.18)

Keterangan :
V = kecepatan aliran (m/detik),
L = Panjang karakteristik (m), pada saluran terbuka panjang kakateristik (L)
sama dengan jari-jari hidraulik (R),
v = kekentalan kinematik (m2/detik).
Penampang melintang yang di bahas disini adalah saluran drainase di Kelurahan Sewu.
Saluran drainase digunakan untuk menampung dan membuang air buangan dari daerah
sekitarnya. Untuk mendapatkan manfaat, fungsi yang maksimal maka perhitungan
dimensi saluran diusahakan menyesuaikan dengan kondisi lapangan dan kondisi
kebutuhan.
Dalam perencanaan saluran drainase ini rumus Manning sebagai berikut ini:
....................................................................................(2.19)

(m3/det) ....................................................................(2.20)
R = A/P (m) .............................................................................(2.21)
A = b.h (m2) ...........................................................................(2.22)
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 22

P = b + 2h (m) ............................................................................(2.23)
Keterangan :
Q : Debit banjir rencana (m3/det),
V : kecepatan aliran (m/det),
A : Luas potongan melintang aliran (m2),
R : jari-jari hidrolis (m),
b : lebar dasar saluran (m),
h : kedalaman air (m),
S : kemiringan saluran,
n : koefisien Kekasaran Manning.
Tabel 2. 6 Tabel Kekasaran Manning Untuk Saluran
Saluran Keterangan n Manning
Lurus, baru, seragam, landai, dan bersih 0,016 – 0,033
Berkelok, landai, dan berumput 0,023 – 0,040
Tanah
Tidak terawat dan kotor 0,050 – 0,140
Tanah berbatu, kasar, dan tidak teratur 0,035 – 0,045
Batu Kosong 0,023 – 0,035
Pasangan
Pasangan batu belah 0,017 – 0,030
Halus, sambungan baik dan rata 0,014 – 0,018
Beton
Kurang halus dan sambungan kurang rata 0,018 – 0,030

2.2.15 Saluran Drainase


Bentuk saluran drainase umumnya memiliki beberapa macam bentuk yaitu, trapesium,
segi empat, bulat, setengah lingkaran, dan segitiga, atau kombinasi dari masing-masing
bentuk tersebut. Perencanaan dimensi saluan drainase dalam penelitian ini
menggunakan saluran berbentuk persegi dan gorong-gorong.

Pada tampang saluran berbentuk persegi dengan lebar dasar (B) dan kedalaman air (h),
luas penampang (A) dan keliling basah (P) dapat dituliskan sebagai berikut:
A = B x h ..................................................................................................................(2.24)

..........................................................................................................................(2.25)

................................................................................................................(2.26)

Dengan mensubstitusikan persamaan 2.25 ke dalam persamaan 2.26 diperoleh


persamaan berikut :

.................................................................................................................(2.27)
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 23

Dengan mengasumsikan bahwa luas penampang (A) adalah konstan, maka persamaan
2.27 dapat dideferensialkan terhadap h dan di buat sama dengan nol untuk memperoleh
harga P minimum.

....................................................................................................(2.28)

..........................................................................................................(2.29)
......................................................................................................................(2.30)

Keterangan:
A = Luas Penampang Basah saluran (m),
b = Lebar Dasar Saluran (m),
h = Tinggi muka air rencana (m),
P = Keliling basah saluran (m).

Perhatikan, bentuk penampang melintang persegi yang paling ekonomis adalah jika
lebar saluran dua kali kedalaman air.

Gambar 2. 2 Saluran Berbentuk Persegi Panjang

2.2.16 HEC-RAS
HEC-RAS merupakan program aplikasi untuk memodelkan aliran di sungai, River
Analysis System (RAS), yang dibuat oleh Hydrologic Engineering Center (HEC) yang
merupakan satu divisi di dalam Institute for Water Resources (IWR), di bawah US Army
Corps of Engineers (USACE). HEC-RAS merupakan model satu dimensi aliran
permanen maupun tak permanen (steady and unsteady one-dimensional flow model).
HEC-RAS memiliki empat komponen model satu dimensi:
1) Hitungan profil muka air aliran permanen,
2) Simulasi aliran tak permanen,
3) Hitungan transpor sedimen, dan
4) hitungan kualitas air.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 24

Satu elemen penting dalam HEC-RAS adalah keempat komponen tersebut memakai
data geometri yang sama, routine hitungan hidraulika yang sama, serta beberapa fitur
desain hidraulik yang dapat diakses setelah hitungan profil muka air berhasil dilakukan.
HEC-RAS merupakan program aplikasi yang mengintegrasikan fitur graphical user
interface, analisis hidraulik, manajemen dan penyimpanan data, grafik, serta pelaporan.
Dalam penelitian ini aliran yang digunakan adalah aliran steady.

Steady Flow Water Surface Component berfungsi untuk menghitung profil muka air
aliran permanen berubah beraturan (steady gradually varied flow). Program mampu
memodelkan jaring sungai, sungai dendritik, maupun sungai tunggal. Regime aliran
yang dapat dimodelkan adalah aliran sub-kritik, super-kritik, maupun campuran antara
keduanya. Langkah hitungan profil muka air yang dilakukan oleh modul aliran
permanen HEC-RAS didasarkan pada penyelesaian persamaan energi (satu-dimensi).
Kehilangan energi dianggap diakibatkan oleh gesekan (Persamaan Manning) dan
kontraksi/ekspansi (koefisien dikalikan beda tinggi kecepatan). Persamaan momentum
dipakai manakala dijumpai aliran berubah cepat (rapidly varied flow), misalnya
campuran regime aliran sub-kritik dan super-kritik (hydraulic jump), aliran melalui
jembatan, aliran di percabangan sungai (stream junctions). Modul aliran permanen
HEC-RAS mampu memperhitungkan pengaruh berbagai hambatan aliran, seperti
jembatan (bridges), gorong-gorong (culverts), bendung (weirs), ataupun hambatan di
bantaran sungai. Modul aliran permanen dirancang untuk dipakai pada permasalahan
pengelolaan bantaran sungai dan penetapan asuransi risiko banjir berkenaan dengan
penetapan bantaran sungai dan dataran banjir. Modul aliran permanen dapat pula
dipakai untuk perkiraan perubahan muka air akibat perbaikan alur atau pembangunan
tanggul. Fitur spesial modul aliran permanen HEC-RAS mencakup analisis plan ganda,
hitungan profil ganda, analisis bukaan gorong-gorong atau pintu ganda, optimasi
pemisahan aliran, serta desain dan analisis saluran stabil.

2.2.17 Sistem Informasi Geografis


Menurut Dictionary of GIS Terminology, GIS didefinisikan sebagai “an integrated
collection of computer software and data used to view and manage information about
geographic places, analyze spatial relationships, and model spatial processes” (ESRI,
2011). Dalam pengertian tersebut GIS adalah framework untuk memperoleh dan
mengorganisir data spasial dan informasi terkait sehingga dapat ditampilkan dan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 25

dianalisis. Burrough (1986) menyatakan bahwa GIS adalah sistem informasi berbasis
komputer yang didesain untuk bekerja dengan data yang memiliki referensi koordinat
spasial atau geografis. GIS tidak berdiri sendiri sebagai suatu disiplin, melainkan
berkaitan erat dengan disiplin lain seperti penginderaan jauh, surveying,
photogrammetry, pemetaan digital, CAD, database, dan sebagainya.

Dalam penelitian ini program GIS yang digunakan adalah Quantum GIS. Quantum GIS
adalah salah satu perangkat lunak open source yang digunakan untuk pengelolaan data
spasial dan pengembangan aplikasi Sistem Informasi Geografik. Quantum GIS memiliki
kapasitas untuk menampilkan, mengolah, dan menyajikan data. Secara garis besar,
quantum GIS mempunyai kemampuan antara lain:
a. Membaca dan mengedit data dalam format vektor dan raster, termasuk data atribut.
b. Konversi sistem koordinat dan proyeksi peta.
c. Navigasi peta.
d. Setting tampilan peta.
e. Digitasi dan editing data peta.
f. Analisis Spasial.
g. Layout dan pencetakan Peta.

Dalam penelitian ini QGIS digunakan untuk membuat Peta genangan Kelurahan Sewu.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 26

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian


Metode yang yang dilakukan adalah diskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah
penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai suatu variabel mandiri baik satu
variabel maupun lebih dan tidak membandingkan dengan varaibel yang lain. Lalu,
penelitian kuantitatif adalah penelitian dengan tujuan untuk memeperoleh hasil berupa
angka. Penelitan ini bertujuan untuk mengetahui debit banjir, luasan, waktu, elevasi, dan
analisis kapasitas saluran drainase rancangan dari DPUPR Surakarta. Untuk mengetahui
profil muka air banjir, digunakan software HEC-RAS.

3.2 Lokasi Penelitian


Penelitian berlokasi di Kelurahan Sewu, Surakarta. Luas wilayah Kelurahan Sewu
secara geografis adalah +48,5 ha. Kelurahan Sewu menjadi bagian dari Kecamatan
Jebres Kota Surakarta yang berbatasan langsung dengan Kelurahan Jagalan di sebelah
utara, Kabupaten Sukuharjo di sebelah Timur, Kelurahan Sangkrah di sebelah Selatan,
dan Kelurahan Gandekan di sebelah barat. Lokasi Kelurahan Sewu ditunjukkan pada
Gambar 3.1 dengan daerah yang arsiran jingga, sedangkan Peta Kelurahan Sewu sendiri
dapat dilihat pada Gambar 4.1, halaman 32.

Gambar
(Sumber 3. 2 Earth,
: Google Peta Lokasi
2019) Penelitian
Gambar 3. 1 Peta Lokasi Penelitian
26
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 27

3.3 Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang
dikumpulkan dan disatukan dari studi sebelumnya. Data sekunder yang digunakan
dalam penelitian ini antara lain:
1 Peta Topografi Kota Surakarta skala 1: 25000
2 Data Geometri Sungai dan anak sungainya dalam daerah yang ditinjau
3 Data Hujan Harian 20 Tahun terakhir ( Data tahun 1998-2018)
4 Data AWLR Jurug
5 Luas DAS Kelurahan Sewu.
6 Data drainase Kelurahan Sewu dari buku Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang Kota Surakarta.
7 Peta DEM dan lokasi stasiun hujan.
8 Peta Tata Guna Ruang Surakarta.

3.4 Peralatan yang Digunakan


Peralatan digunakan untuk mempermudah proses pekerjaan dalam penelitian ini.
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah,
1 Microsoft word, untuk menulis proposal penelitian
2 Microsoft excel, untuk menganalisis perhitungan guna menyelesaikan penelitian.
3 Google Earth, sebagai media untuk mengetahui peta daerah penelitian dan tata guna
lahan.
4 QGIS, untuk memetakan daerah tergenang banjir
5 HEC-RAS , guna mengetahui profil muka air banjir.

3.5 Tahapan Penelitian

a. Mengumpulkan Data dan Informasi


Tahap pertama dalam penelitian adalah mengumpulkan data dan informasi.
Mengumpulkan data disini yaitu mencari jurnal, karya ilmiah dan buku pedoman yang
berkaitan dengan penelitian. Jurnal, karya ilmiah dan buku pedoman nantinya akan
menjadi referensi dalam penulisan laporan. Selain studi literatur, data dan informasi
didapatkan dari DPU Surakarta dan lembaga lain yang mempunyai data yang
dibutuhkan dalam penelitian ini.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 28

b. Menganalisis Data Hujan


1 Uji kepanggahan data hujan.
2 Menghitung hujan 2 harian maksimum.
3 Mengelola hujan titik menjadi hujan kawasan dengan metode Aljabar.

c. Menganalisis Hujan Periode Ulang


1 Menghitung periode hujan Q10 tahun, Q5 tahun, Q25 tahun dan 2 harian dengan
distribusi hujan Log Pearson III.
2 Menguji kecocokan hasil distribusi hujan dengan uji Smirnov Kolmogorov.

d. Menghitung Hidrograf Debit dan Kapasitas Saluran


1 Menghitung nilai CN DAS dan hujan efektif
2 Menghitung waktu konsentrasi
3 Mengubah hujan harian menjadi hujan jam-jaman
4 Menghitung hidrograf satuan sintesis dengan metode HSS SCS (Soil Conservation
Service).
5 Menghitung Kapasitas Saluran Drainase Rancangan.

e. Analisis Genangan
1. Mencari luas, tinggi, waktu genangan dengan HEC-RAS.

f. Analisa Keefektifan Drainase Rancangan dengan Hasil Genangan


1 Menghitung volume genangan pada tiap hujan periode ulang dan hujan 2 harian
2 Mencari kapasitas drainase untuk tiap banjir periode ulang dan 2 harian
3 Mengurangkan hasil genangan dengan kapasitas drainase dan melihat apakah masih
ada genangan atau tidak

h. Penyajian Data
Penyajian data berupa laporan dalam Word, Excel, hasil analisis peta genangan
menggunakan HEC-RAS, kapasitas saluran drainase rancangan dari Dinas Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang Kota Surakarta, dan hasil dari keefektifan drainase
rancangan tersebut dalam mengalirkan genangan.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 29

3.6 Diagram Alir Penelitian

Mulai

Data Dimensi
Drainase Data curah Hujan
Eksisting di Tahun 1998-2018
Kelurahan Sewu

Menghitung Uji Kepanggahan data


kapasitas saluran dengan kurva massa ganda
drainase eksisting

Mengisi data hilang


dengan Recripocal
Method
Secara visual
nilai R2
membentuk
Tidak garis lurus

Ya

Menghitung hujan
kawasan dengan Metode
Aljabar

Perhitungan distribusi
hujan dengan Log Pearson
III

A B
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 30

A B

Uji kecocokan distribusi


hujan dengan Metode
Smirnov-Kolmogorov

Tidak

Nilai
X>Xkritis dan
nilai maks

Menghitung nilai koefisien


CN

Perhitungan distribusi hujan


jam-jaman (ABM)

Pembuatan Hidrograf Satuan


Sintesis SCS

Debit Banjir periode ulang Q5,


Q10, Q25 tahunan & hujan 2
harian

C
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 31

Analisis Pemetaan
elevasi,waktu, dan luasan
banjir dengan HEC-RAS

Analisis Volume Membandingkan


Genangan untuk Debit Kapasitas Saluran
Kala Ulang dan 2 drainase dengan
Harian Maksimum Volume Genangan
Analisis Hec-ARS

Kapasitas Saluran
Normalisasi Tidak Drainase > Volume
Saluran
Genangan Analisis
Drainase
Hec-RAS

Ya

Selesai

Gambar 3. 3 Diagram Alir Penelitian


library.uns.ac.id 32
digilib.uns.ac.id

BAB 4

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Penentuan Daerah Aliran Sungai


Kelurahan Sewu dilalui berbatasan langsung dengan Sungai Pepe dan Sungai
Bengawan Solo.

(Sumber : Google Earth, 2019)


Gambar 4. 1 Peta Kelurahan Sewu
Dalam penelitian ini Sungai yang dihitung debit alirannya adalah Sungai Pepe
Hilir dan Sungai Bengawan Solo. Langkah pertama sebelum menghitung debit
aliran adalah menentukan Peta Daerah Aliran Sungai atau DAS. Daerah Aliran
Sungai (DAS) pada Sungai Pepe Hilir ditentukan berdasarkan peta DEM (Digital
Elevation Model) yang didapatkan dari website USGS. Selanjutnya peta DEM
akan diolah untuk mendapatkan batas daerah aliran sungai Pepe menggunakan
software q-GIS. Hasil pengolahan DAS Sungai Pepe dapat dilihat pada Gambar
4.1.

32
library.uns.ac.id 33
digilib.uns.ac.id

Gambar 4. 2 Peta Daerah Aliran Sungai Pepe, Analisis 2019


Berdasarkan Peta Daerah Aliran Sungai Pepe diatas, luasan yang diperoleh
adalah sebesar 5,6529 km². Sedangkan luas DAS Sungai Bengawas Solo adalah
12,7172 km² seperti pada Gambar 4.3.
library.uns.ac.id 34
digilib.uns.ac.id

Gambar 4. 3 Peta Daerah Aliran Sungai Bengawan Solo, Analisi 2019

4.2 Data Hujan


Data hujan yang digunakan untuk analisis debit rencana di Sungai Pepe dan
Bengawan Solo adalah curah hujan maksimal tahunan selama 21 tahun (1998-
2018) dengan tiga stasiun hujan, yaitu stasiun hujan Baki, Mojolaban, Ngemplak
untuk Sungai Pepe serta stasiun Colo dan Sukuharjo untuk Sungai Bengawan
Solo. Data curah hujan untuk Sungai Pepe dan Sungai Bengawan Solo
dilampirkan pada Lampiran A, dimulai dari halaman A1.

4.3 Uji Kualitas Data Hujan


Uji kualitas data hujan dalam penelitian ini menggunakan metode Kurva Massa
Ganda (Double Mass Curve). Data curah hujan yang digunakan adalah curah
hujan maksimum tahunan.
4.3.1 Sungai Pepe
Berikut akan disajikan data curah hujan maksimum stasiun hujan Sungai Pepe.
library.uns.ac.id 35
digilib.uns.ac.id

Tabel 4. 1 Rekapitulasi Data Curah Hujan Maksimum Tahunan Selama 21 Tahun


(1998-2018) Sungai Pepe

Data Hujan (mm)


No Tahun Rerata Kumulatif Rerata
Mojolaban Baki Ngemplak
1 1998 2848 1945 2581 2458 2458
2 1999 2063 2618 1522 2068 4526
3 2000 1788 2327 1610 1908 6434
4 2001 1728 1480 1642 1617 8051
5 2002 835 1899 553 1096 9146
6 2003 1826 1597 1445 1623 10769
7 2004 1658 1595 1491 1581 12350
8 2005 1695 2063 2110 1956 14306
9 2006 2025 1290 2234 1850 16156
10 2007 3703 1946 1623 2424 18580
11 2008 2494 1998 1398 1963 20543
12 2009 1020 2031 1790 1614 22157
13 2010 877 2835 3050 2254 24411
14 2011 846 2125 2081 1684 26095
15 2012 1041 1629 2152 1607 27702
16 2013 278 2094 2782 1718 29420
17 2014 1476 1788 1658 1641 31061
18 2015 1964 1870 1637 1824 32885
19 2016 1471 1021 2988 1827 34711
20 2017 1329 2125 2308 1921 36632
21 2018 0 1689 1437 1042 37674

Uji kualitas data hujan untuk masing-masing satasiun adalah sebagai berikut :
a) Uji Kualitas Data dengan Kurva Massa Ganda Pada Stasiun Mojolaban
Hasil analisis uji kualitas data dengan Kurva Massa Ganda untuk sungai Pepe
dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4. 2 Tabel Uji Kualitas data Stasiun Mojolaban
Hujan Tahunan Kumulatif Sta
Tahun Kumulatif Rerata
Mojolaban Mojolaban
1998 2848 2848 2458
1999 2063 4911 4526
2000 1788 6699 6434
2001 1728 8427 8051
2002 835 9262 9146
2003 1826 11088 10769
2004 1658 12746 12350
library.uns.ac.id 36
digilib.uns.ac.id

Tabel 4.2 (Lanjutan)


Hujan Tahunan Kumulatif Sta
Tahun Kumulatif Rerata
Mojolaban Mojolaban
2005 1695 14441 14306
2006 2025 16466 16156
2007 3703 20169 18580
2008 2494 22663 20543
2009 1020 23683 22157
2010 877 24560 24411
2011 846 25406 26095
2012 1041 26447 27702
2013 278 26725 29420
2014 1476 28201 31061
2015 1964 30165 32885
2016 1471 31636 34711
2017 1329 32965 36632
2018 0 32965 37674
Untuk memperjelas hasil analisis seperti tabel diatas, maka data disajikan dengan
Grafik 4.1.

Uji Kualitas Data Ditinjau dari Sta


Mojolaban
40000
35000 y = 1,1288x - 1881,6
R² = 0,9841
30000
kumulatif 3 sta

25000
20000
15000
10000
5000
0
0 5000 10000 15000 20000 25000 30000 35000
Kumulatif sta mojolaban

Grafik 4. 1 Grafik Uji Kualitas Data Ditinjau dari Sta Mojolaban, Analisis (2019)
Dari grafik diatas dapat disimpulkan bahwa data curah hujan dari Sta Mojolaban
dianggap panggah, dikarenakan garis hubungan kumulatif 3 sta dan sta mojolaban
yang terbentuk mendekati linier.
b) Uji Kualitas Data dengan Kurva Massa Ganda Pada Stasiun Baki
Hasil analisis uji kualitas data dengan Kurva Massa Ganda dapat dilihat pada
Tabel 4.3.
library.uns.ac.id 37
digilib.uns.ac.id

Tabel 4. 3 Uji Kualitas Data Sta Baki

Tahun Hujan Tahunan Baki Kumulatif Sta Baki Kumulatif Rerata


1998 1945 1945 2458
1999 2618 4563 4526
2000 2327 6890 6434
2001 1480 8370 8051
2002 1899 10269 9146
2003 1597 11866 10769
2004 1595 13461 12350
2005 2063 15524 14306
2006 1290 16814 16156
2007 1946 18760 18580
2008 1998 20758 20543
2009 2031 22789 22157
2010 2835 25624 24411
2011 2125 27749 26095
2012 1629 29378 27702
2013 2094 31472 29420
2014 1788 33260 31061
2015 1870 35130 32885
2016 1021 36151 34711
2017 2125 38276 36632
2018 1689 39965 37674
Untuk memperjelas hasil analisis seperti tabel diatas, maka data disajikan dengan
Grafik 4.2.

Uji Kualiras Data Ditinjau dari Sta Baki


40000
35000
30000
kumulatif 3 sta

25000 y = 0,9442x + 100,61


R² = 0,9984
20000
15000
10000
5000
0
0 5000 10000 15000 20000 25000 30000 35000 40000 45000
Kumulatif sta baki

Grafik 4. 2 Grafik Uji Kualitas Data Ditinjau dari Sta Baki, Analisis (2019)
library.uns.ac.id 38
digilib.uns.ac.id

Dari grafik diatas dapat disimpulkan bahwa data curah hujan dari Sta Baki
dianggap panggah, dikarenakan garis hubungan kumulatif 3 sta dan sta Baki yang
terbentuk mendekati linier.

c) Uji Kualitas Data dengan Kurva Massa Ganda Pada Stasiun Ngemplak
Hasil analisis uji kualitas data dengan Kurva Massa Ganda dapat dilihat pada
Tabel 4.4.
Tabel 4. 4 Uji Kualitas data Sta Ngemplak
Hujan Tahunan Kumulatif Sta
Tahun Kumulatif Rerata
Ngemplak Ngemplak
1998 2581 2581 2458
1999 1522 4103 4526
2000 1610 5713 6434
2001 1642 7355 8051
2002 553 7908 9146
2003 1445 9353 10769
2004 1491 10844 12350
2005 2110 12954 14306
2006 2234 15188 16156
2007 1623 16811 18580
2008 1398 18209 20543
2009 1790 19999 22157
2010 3050 23049 24411
2011 2081 25130 26095
2012 2152 27282 27702
2013 2782 30064 29420
2014 1658 31722 31061
2015 1637 33359 32885
2016 2988 36347 34711
2017 2308 38655 36632
2018 1437 40092 37674
Untuk memperjelas hasil analisis seperti tabel diatas, maka data disajikan dengan
Grafik 4.3.
library.uns.ac.id 39
digilib.uns.ac.id

Uji Kualitas Data Ditinjau dari Sta


Ngemplak
45000
40000 y = 0,9264x + 1905,8
35000 R² = 0,992
kumulatif 3 sta

30000
25000
20000
15000
10000
5000
0
0 5000 10000 15000 20000 25000 30000 35000 40000 45000
Kumulatif sta ngemplak

Grafik 4. 3 Grafik Uji Kualitas Data dari Sta Ngemplak, Analisis (2019)

Dari grafik diatas dapat disimpulkan bahwa data curah hujan dari Sta Ngemplak
dianggap panggah, dikarenakan garis hubungan kumulatif 3 sta dan sta Ngemplak
yang terbentuk mendekati linier.

4.3.2 Sungai Bengawan Solo


Sedangkan hasil analisis uji kualitas data dengan Kurva Massa Ganda untuk
sungai Bengawan Solo dapat dilihat pada Tabel 4.5.
Tabel 4. 5 Rekapitulasi Data Curah Hujan Maksimum Tahunan Selama 21 Tahun
(1998-2018) Sungai Bengawan Solo

Data Hujan (Mm)


No Tahun Rerata Kumulatif Rerata
Sukuharjo Colo
1 1998 481 526 504 504
2 1999 2436 836 1636 2140
3 2000 2421 1379 1900 4040
4 2001 1128 1552 1340 5380
5 2002 1180 1754 1467 6847
6 2003 62 2404 1233 8080
7 2004 1812 1507 1660 9739
8 2005 1166 2180 1673 11412
9 2006 1800 1885 1843 13255
10 2007 1857 1663,5 1760 15015
11 2008 1889 1785 1837 16852
12 2009 1735 1068 1402 18253
13 2010 2356 1851 2104 20357
library.uns.ac.id 40
digilib.uns.ac.id

Tabel 4.5 (Lanjutan)


Data Hujan (Mm)
No Tahun Rerata Kumulatif Rerata
Sukuharjo Colo
14 2011 2032 1141 1587 21943
15 2012 1725 648 1187 23130
16 2013 1304 1325 1315 24444
17 2014 1629 1537 1583 26027
18 2015 1477 1795 1636 27663
19 2016 886 1278 1082 28745
20 2017 2450 1916,56 2183 30929
21 2018 1601 1096,4 1349 32277

a) Uji Kualitas Data dengan Kurva Massa Ganda Pada Stasiun Colo
Hasil analisis uji kualitas data hujan Stasiun Colo disajikan dalam Tabel 4.6.
Tabel 4. 6 Tabel Uji Kualitas Data Hujan Stasiun Colo
Hujan Kumulatif Sta Kumulatif
Tahun
Tahunan Colo Colo Rerata
1998 526 526 504
1999 836 1362 2140
2000 1379 2741 4040
2001 1552 4293 5380
2002 1754 6047 6847
2003 2404 8451 8080
2004 1507 9958 9739
2005 2180 12138 11412
2006 1885 14023 13255
2007 1663,5 15686,5 15015
2008 1785 17471,5 16852
2009 1068 18539,5 18253
2010 1851 20390,5 20357
2011 1141 21531,5 21943
2012 648 22179,5 23130
2013 1325 23504,5 24444
2014 1537 25041,5 26027
2015 1795 26836,5 27663
2016 1278 28114,5 28745
2017 1916,56 30031,06 30929
2018 1096,4 31127,46 32277
library.uns.ac.id 41
digilib.uns.ac.id

Uji Kualitas Hujan Sta Colo


35000
y = 1,0144x + 102,53
30000
R² = 0,9951
25000
kumulatif 3 sta

20000

15000

10000

5000

0
0 5000 10000 15000 20000 25000 30000 35000
Kumulatif sta Colo

Grafik 4. 4 Grafik Uji Kualitas Data Ditinjau dari Sta Colo, Analisis (2019)

b) Uji Kualitas Data dengan Kurva Massa Ganda Pada Stasiun Sukuharjo
Hasil analisis uji kualitas data hujan Stasiun Sukuharjo disajikan dalam Tabel 4.7.
Tabel 4. 7 Tabel Uji Kualitas Data Hujan Stasiun Sukuharjo
Hujan Tahunan Kumulatif Sta
Tahun Kumulatif Rerata
Sukuharjo Sukuharjo
1998 481 481 504
1999 2436 2917 2140
2000 2421 5338 4040
2001 1128 6466 5380
2002 1180 7646 6847
2003 62 7708 8080
2004 1812 9520 9739
2005 1166 10686 11412
2006 1800 12486 13255
2007 1857 14343 15015
2008 1889 16232 16852
2009 1735 17967 18253
2010 2356 20323 20357
2011 2032 22355 21943
2012 1725 24080 23130
2013 1304 25384 24444
2014 1629 27013 26027
2015 1477 28490 27663
2016 886 29376 28745
2017 2450 31826 30929
library.uns.ac.id 42
digilib.uns.ac.id

Tabel 4.7 (Lanjutan)


Hujan Tahunan Kumulatif Sta
Tahun Kumulatif Rerata
Sukuharjo Sukuharjo
2018 1601 33427 32277

Uji Kualitas Hujan Sta Sukuharjo


35000
30000
25000
kumulatif 3 sta

y = 0,9768x + 55,626
20000
R² = 0,9954
15000
10000
5000
0
0 5000 10000 15000 20000 25000 30000 35000 40000
Kumulatif sta Sukuharjo

Grafik 4. 5 Grafik Uji Kualitas Data Ditinjau dari Sta Sukuharjo, Analisis (2019)
Dari grafik diatas dapat disimpulkan bahwa data curah hujan dari Sta Colo da Sta
Sukuharjo dianggap panggah, dikarenakan garis hubungan yang terbentuk
mendekati linier.

4.4 Hujan Kawasan


Untuk dapat diolah hujan titik harus diubah menjadi hujan wilayah. Ada beberapa
metode yang bisa digunakan untuk menganalisis hujan kawasan, namun pada
penelitian ini metode yang digunakan adalah metode Rerata Aljabar.

4.4.1 Hujan Kawasan untuk Sungai Pepe


Berikut ini disajikan Peta Stasiun Hujan untuk DAS sungai Pepe.
library.uns.ac.id 43
digilib.uns.ac.id

Baki

Gambar 4. 4 Letak Stasiun Hujan dan DAS Sungai Pepe, Analisis (2019)
Dalam analisis ini, perlu diperhitungkan dulu hujan maksimum tahunan untuk
setiap stasiun. Berikut contoh perhitungan hujan kawasan dalam kategori hujan
harian maksimum untuk setiap stasiun hujan pada tahun 1998:
P1 (STA Mojolaban) = 109 mm/s
P2 (STA Baki ) = 0 mm/s
P3 ( STA Ngemplak) = 28 mm/s
Hujan rerata kawasan pada Tahun 1998 ditinjau dari STA Mojolaban adalah:

̅̅̅̅ /s
Cara yang sama digunakan untuk menghitung hujan rerata kawasan yang ditinjau
dari STA Baki dan Ngemplak, berikut hasil rerata hujan kawasan yang telah
dianalisis :
̅̅̅̅ (Hujan rerata Kawasan ditinjau dari STA Baki)
̅̅̅̅ (Hujan rerata Kawasan ditinjau dari STA Ngemplak)
library.uns.ac.id 44
digilib.uns.ac.id

Dari ketiga hasil hujan rerata kawasan tersebut dipilih yang paling besar, yaitu
hujan rerata kawasan ditinjau dari Mojolaban sebesar 45,7 mm yang selanjutnya
digunakan sebagai hujan rerata kawasan pada tahun 1998.
Dalam penelitian ini, telah dianalisis hujan kawasan dalam 2 keadaan, yaitu pada
saat hujan harian maksimum, dan hujan 2 harian maksimum. Berikut ini akan
disajikan tabel perhitungan hujan kawasan harian maksimum dan 2 harian
maksimum.
Tabel 4. 8 Hasil Analisis Hujan Kawasan Harian Maksimum

Kedalamn Hujan (mm/s) Rata- Hujan


C Tahun Tanggal
Mojolaban Baki Ngemplak Rata Maks.(mm/s)
15-Mar 109 0 28 45,7 45,7
1 1998 16-Des 0 73 42 38,3
22-Jan 4 0 102 35,3
- 0 0 0 0,0 65,3
2 1999 14-Apr 0 196 0 65,3
06-Jan 0 0 83 27,7
24-Feb 93 0 0 31,0 44,7
3 2000 14-Mar 48 86 0 44,7
- 0 0 0 0,0
25-Jan 74 0 0 24,7 49,7
4 2001 22-Jan 71 78 0 49,7
- 0 0 0 0,0
20-Apr 71 5 0 25,3 34,3
5 2002 22-Jan 0 103 0 34,3
- 0 0 0 0,0
22-Mar 99 69 0 56,0 59,7
6 2003 29-Jan 86 93 0 59,7
- 0 0 0 0,0
2004 01-Des 74 50 0 41,3 41,3
7 27-Des 0 90 0 30,0
- 0 0 0 0,0
08-Mar 58 41 0 33,0 33,0
8 2005 06-Feb 0 66 0 22,0
- 0 0 0 0,0
20-Feb 73 23 0 32,0 41,7
9 2006 29-Des 0 125 0 41,7
- 0 0 0 0,0
10 2007 26-Des 78 98 0 58,7 58,7
library.uns.ac.id 45
digilib.uns.ac.id

Tabel 4.8 (Lanjutan)

Kedalamn Hujan (mm/s) Rata- Hujan


C Tahun Tanggal
Mojolaban Baki Ngemplak Rata Maks.(mm/s)
26-Des 78 98 0 58,7
14-Des 57 0 55 37,3
17 Febuari 67 7 0 24,7 56,7
11 2008 10-Mar 0 75 0 25,0
08-Okt 56 0 114 56,7
21-Apr 56 30 0 28,7 53,0
12 2009 19-Mei 32 98 10 46,7
30-Jan 0 17 142 53,0
31-Jan 31 22 55 36,0 96,7
13 2010 26-Apr 0 113 11 41,3
31-Des 0 0 290 96,7
04-Des 39 51 0 30,0 53,3
14 2011 05-Feb 14 91 55 53,3
21-Jan 4 20 78 34,0
15 02-Jan 78 68 38 61,3 87,0
2012 22-Feb 67 83 111 87,0
22-Feb 67 83 111 87,0
16 2013 01-Jan 38 18 0 18,7 37,7
03-Mar 0 68 0 22,7
19-Okt 0 17 96 37,7
17 2014 - 0 0 0 0,0 48,7
23-Feb 0 85 16 33,7
18-Jun 0 60 86 48,7
18 2015 28-Mar 78 60 0 46,0 46,0
10-Feb 33 82 12 42,3
09-Des 0 0 81 27,0
29
19 2016 130 0 0 43,3 65,7
Desember
28-Sep 43 94 60 65,7
25-Nov 0 0 103 34,3
20 2017 24-Apr 160 44 36 80,0 80,0
28-Feb 35 75 3 37,7
09-Feb 30 24 135 63,0
21 2018 - 0 0 0 0,0 40,3
02-Mar 0 88 0 29,3
12-Jan 0 43 78 40,3
library.uns.ac.id 46
digilib.uns.ac.id

Tabel 4. 9 Hasil Analisis Hujan Kawasan 2 Harian Maksimum


Kedalamn Hujan(mm/s) Hujan
Rata-
No Tahun Tanggal Maks.(mm/s
Mojolaban Baki Ngemplak Rata
)
19 & 20 maret 129 0 43 57,3 57,3
1 1998 19 & 20 okt 0 0 11 3,7
21 & 22 jan 4 0 129 44,3
- 0 0 0 0,0 36,3
2 1999 13 & 14 apr 0 0 27 9,0
6 & 7 jan 0 7 102 36,3
24 & 25 feb 96 14 0 36,7 56,3
3 2000 13 & 14 mar 51 118 0 56,3
- 0 0 0 0,0
25 & 26 jan 132 36 0 56,0 56,0
4 2001 28 & 29 jan 56 101 0 52,3
- 0 0 0 0,0
1 & 2 apr 73 48 0 40,3 57,0
5 2002 22 & 23 jan 0 171 0 57,0
- 0 0 0 0,0
14 & 15 feb 135 67 0 67,3 85,3
6 2003 28 & 29 jan 134 122 0 85,3
- 0 0 0 0,0
1 & 2 des 113 72 0 61,7 61,7
7 2004 21 & 22 des 2 122 0 41,3
- 0 0 0 0,0
7 & 8 mar 95 107 0 67,3 67,3
8 2005 7 & 8 mar 95 107 0 67,3
- 0 0 0 0,0
16 & 17 jan 118 0 0 39,3 44,7
9 2006 21 & 22 des 0 134 0 44,7
- 0 0 0 0,0
25 & 26 des 154 98 0 84,0 91,3
10 2007 28 & 29 des 141 117 16 91,3
20 & 21 apr 51 106 90 82,3
16 & 17 feb 109 15 0 41,3 92,7
11 2008 9 & 10 mar 59 141 0 66,7
8 & 9 okt 105 52 121 92,7
21 & 22 april 86 30 0 38,7 66,0
12 2009 19 & 20 mei 32 32 31 31,7
29 & 30 jan 0 20 178 66,0
16 & 17 mar 51 49 55 51,7 97,3
13 2010 26 & 27 mei 7 147 138 97,3
30 & 31 des 0 0 290 96,7
1 & 2 mar 49 144 71 88,0 88,0
14 2011 1 & 2 mar 49 144 71 88,0
15 & 16 apr 5 0 105 36,7
1 & 2 jan 83 68 90 80,3 87,0
15 2012 4 & 5 mei 0 85 0 28,3
21 & 22 feb 67 83 111 87,0
16 2013 14 & 15 feb 58 49 88 65,0 65,0
library.uns.ac.id 47
digilib.uns.ac.id

Tabel 4.9 (Lanjutan)


Kedalamn Hujan(mm/s) Hujan
Rata-
No Tahun Tanggal Maks.(mm/s
Mojolaban Baki Ngemplak Rata
)
3 & 4 mar 0 112 13 41,7
28 & 29 okt 0 2 133 45,0
- 0 0 0 0,0 69,3
17 2014 22 & 23 feb 0 85 16 33,7
18 & 19 jun 0 75 133 69,3
23 & 24 apr 133 53 61 82,3 82,3
18 2015 10 & 11 feb 55 119 22 65,3
17 & 18 jan 11 4 88 34,3
29 & 30 des 154 0 26 60,0 60,0
19 2016 17 & 18 juli 12 114 40 55,3
24 & 25 nov 0 0 168 56,0
24 & 25 apr 160 44 36 80,0 81,0
20 2017 27 & 28 feb 35 94 27 52,0
8 & 9 feb 30 30 183 81,0
- 0 0 0 0,0 42,3
21 2018 1 , 2 maret 0 95 32 42,3
17, 18 feb 0 20 100 40,0
Rekapitulasi hasil hujan kawasan harian maksimum dan 2 harian maksimum
Sungai Pepe dari tahun 1998 s.d. 2018 disajikan pada Tabel 4.10.
Tabel 4. 10 Rekapitulasi hasil hujan kawasan harian maksimum dan 2 harian
maksimum Sungai Pepe dari tahun 1998 s.d. 2018

Hujan Maksimum (mm/s)


No Tahun
1 Harian 2 Harian
1 1998 45,7 57,3
2 1999 65,3 36,3
3 2000 44,7 56,3
4 2001 49,7 56,0
5 2002 34,3 57,0
6 2003 59,7 85,3
7 2004 41,3 61,7
8 2005 33,0 67,3
9 2006 41,7 44,7
10 2007 58,7 91,3
11 2008 56,7 92,7
12 2009 53,0 66,0
13 2010 96,7 97,3
14 2011 53,3 88,0
15 2012 87,0 87,0
16 2013 37,7 65,0
17 2014 48,7 69,3
18 2015 46,0 82,3
library.uns.ac.id 48
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.10 (Lanjutan)

Hujan Maksimum (mm/s)


No Tahun
1 Harian 2 Harian
19 2016 65,7 60,0
20 2017 80,0 81,0
21 2018 40,3 42,3
MAKS 96,7 97,3
Dari Tabel 4.8 dapat disimpulkan hujan kawasan maksimum untuk 1 harian dan 2
harian terjadi pada tahun 2010, yaitu masing-masing sebesar 96,7 mm/s serta 97,3
mm/s

4.4.2 Hujan Kawasan untuk Sungai Bengawan Solo


Gambar Peta Stasiun Hujan untuk DAS Sungai Bengawan Solo akan ditampilkan
pada Gambar 4.4.

Gambar 4. 5 Peta Stasiun Hujan DAS Sungai Bengawan Solo, Analisis (2019)
Analisis perhitungan hujan kawasan DAS Sungai Bengawan Solo sama seperti
analisis pada Sungai Pepe.Rrekapitulasi hasil perhitungan hujan kawasan 1 harian
maksimum dapat dilihat pada Tabel 4.11.
Tabel 4. 11 Hasil Analisis Hujan Kawasan 1 Harian Maksimum
Kedalamn Hujan Rata- Hujan
C Tahun Tanggal
Sukuharjo Colo Rata Maks.
22-Jul 85 0 42,5 42,5
1 1998
21-Okt 0 54 27,0
library.uns.ac.id 49
digilib.uns.ac.id

Tabel 4.11 (Lanjutan)

Kedalamn Hujan Rata- Hujan


C Tahun Tanggal
Sukuharjo Colo Rata Maks.
28-Jan 130 0 65,0 65,0
2 1999
14-Nov 0 54 27,0
43540 260 0 130,0 130,0
3 2000
12-Des 0 70 35,0
06-Mar 78 6 42,0 42,0
4 2001
10-Apr 0 73 36,5
18-Jan 112 8 60,0 60,0
5 2002
03-Feb 0 102 51,0
11-Jun 59 0 29,5 125,0
6 2003
19-Nov 0 250 125,0
2004 16-Jan 92 47 69,5 69,5
7
03-Feb 0 96 48,0
05-Mar 150 19 84,5 84,5
8 2005
18-Jan 0 97 48,5
27-Des 127 18 72,5 72,5
9 2006
03-Jan 0 67 33,5
16-Des 95 0 47,5 47,5
10 2007
19-Feb 0 71 35,5
18-Mar 76 0 38,0 79,5
11 2008
31-Jan 0 159 79,5
43549 88 0 44,0 44,0
12 2009
19-Jan 0 71 35,5
09-Nov 116 0 58,0 58,0
13 2010
25-Mar 0 70 35,0
29-Mar 89 6 47,5 47,5
14 2011
29-Mar 0 81 40,5
15 05-Mar 103 0 51,5 51,5
2012
02-Jan 0 65 32,5
16 2013 05-Jan 120 2 61,0 61,0
14-Nov 0 85 42,5
17 22-Feb 65 56 60,5 60,5
2014
12-Des 0 102 51,0
18 2015 43515 76 48 62,0 62,0
07-Feb 0 86 43,0
19 2016 23-Feb 123 63 93,0 93,0
05-Feb 0 86 43,0
20 2017 43578 149 65 107,0 107,0
28-Nov 0 122,5 61,3
21 2018 20-Des 68 0 34,0 34,0
library.uns.ac.id 50
digilib.uns.ac.id

Tabel 4.11 (Lanjutan)


Kedalamn Hujan Rata- Hujan
C Tahun Tanggal
Sukuharjo Colo Rata Maks.
18-Jan 0 35 17,5
Untuk hasil analisis hujan kawasan 2 harian maksimum Sungai Bengawan Solo
ditampilkan pada Tabel 4.12.
Tabel 4. 12 Hasil Analisis Hujan Kawasan 2 Harian Maksimum

Kedalamn Hujan Rata- Hujan


No Tahun Tanggal
Sukuharjo Colo Rata Maks.
22 ,23 juli 91 0 45,5 45,5
1 1998
21, 22 okt 0 60 30,0
28 , 29 jan 135 0 67,5 67,5
2 1999
7,8 nov 32 48 40,0
16, 17 mar 260 0 130,0 130,0
3 2000
12,13 des 89 150 119,5
9, 10 jan 130 39 84,5 84,5
4 2001
17,18 nov 0 93 46,5
12,13 mar 177 15 96,0 96,0
5 2002
12,13 des 0 106 53,0
11, 12 jun 59 0 29,5 125,0
6 2003
19-Nov 0 250 125,0
21,22 nov 109 24 66,5 70,0
7 2004
3,4 feb 27 113 70,0
5, 6 mar 280 99 189,5 189,5
8 2005
18,19 jan 35 132 83,5
27,28 des 148 16 82,0 82,0
9 2006
3,4 jan 21 97 59,0
27,28 des 112 41 76,5 76,5
10 2007
18,19 feb 15 84 49,5
18,19 mar 135 30 82,5 107,5
11 2008
26,27 jan 0 215 107,5
7, 8 jan 109 31 70,0 70,0
12 2009
18,19 jan 39 84 61,5
8,9 nov 123 0 61,5 62,0
13 2010
24,25 mar 0 124 62,0
4,5 des 143 8 75,5 75,5
14 2011
28,29 mar 5 116 60,5
4, 5 mar 105 35 70,0 89,0
15 2012
1,2 jan 71 107 89,0
5,6 jan 139 38 88,5 88,5
16 2013
20,21 jan 58 90 74,0
library.uns.ac.id 51
digilib.uns.ac.id

Tabel 4.12 (Lanjutan)


Kedalamn Hujan Rata- Hujan
No Tahun Tanggal
Sukuharjo Colo Rata Maks.
21,22 feb 96 70 83,0 83,0
17 2014
12,13 des 4 105 54,5
2,3 mar 113 19 66,0 94,0
18 2015
7,8 feb 30 158 94,0
23,24 feb 144 92 118,0 118,0
19 2016
4,5 feb 0 125 62,5
22,23 apr 200 33 116,5 125,0
20 2017
27,28 nov 108 142 125,0
22,21 feb 86 0 43,0 59,0
21 2018
17,18 jan 50 68 59,0
Rekapitulasi hasil hujan kawasan harian maksimum dan 2 harian maksimum
Sungai Bengawan Solo dari tahun 1998 s.d. 2018 disajikan dalam Tabel 4.13.
Tabel 4. 13 Rekapitulasi hasil hujan kawasan harian maksimum dan 2 harian
maksimum Sungai Bengawan Solo dari tahun 1998 s.d. 2018

Hujan Maksimum
No Tahun
1 Harian 2harian
1 1998 42,5 45,5
2 1999 65,0 67,5
3 2000 130,0 130,0
4 2001 42,0 84,5
5 2002 60,0 96,0
6 2003 125,0 125,0
7 2004 69,5 70,0
8 2005 84,5 189,5
9 2006 72,5 82,0
10 2007 47,5 76,5
11 2008 79,5 107,5
12 2009 44,0 70,0
13 2010 58,0 62,0
14 2011 47,5 75,5
15 2012 51,5 89,0
16 2013 61,0 88,5
17 2014 60,5 83,0
18 2015 62,0 94,0
19 2016 93,0 118,0
20 2017 107,0 125,0
21 2018 34,0 59,0
library.uns.ac.id 52
digilib.uns.ac.id

4.5 Distribusi Data Hujan dengan Metode Log Pearson III


Uji distribusi hujan dalam penelitian ini menggunakan metode Log Pearson III
sebagaimana didasarkan pada SNI 2415-2016 tentang Tata Cara Perhitungan
Debit Banjir Rencana. Dalam metode ini akan dicari nilai koefisien kemencengan
yang selanjutnya akan digunakan untuk menghitung debit kala ulang. Data yang
digunakan dalam analisis adalah hujan kawasan maksimum untuk 1 harian dan 2
harian dalam kurun waktu dari 1998-2018.

4.5.1 Analisis Distribusi Hujan Sungai Pepe


Berikut contoh perhitungan data hujan Sungai Pepe untuk tahun 1998.
Misal :
X1 = hujan kawasan maksimum 1 harian
X2 = hujan kawasan maksimum 2 harian,
Maka:
Analisis Log Pearson III untuk hujan 1 harian maksmimum
X1 = 45,67
Log X1 = 1,6596
X1-Xt1 = -0,0564
(X1-Xt1)² = 0,0032
(X1-Xt1)³ = - 0,0002
Hasil analisis untuk tahun berikutnya akan ditampilkan pada Tabel 4.14.
Tabel 4. 14 Hasil Analisis Perhitungan Koefisien kemencengan untuk hujan 1
harian
NO TAHUN X Log X X-Xt (X-Xt)^2 (X-Xt)^3
1 1998 45,67 1,6596 -0,0564 0,0032 -0,0002
2 1999 65,33 1,8151 0,0991 0,0098 0,0010
3 2000 44,67 1,6500 -0,0660 0,0044 -0,0003
4 2001 49,67 1,6961 -0,0200 0,0004 0,0000
5 2002 34,33 1,5357 -0,1803 0,0325 -0,0059
6 2003 59,67 1,7757 0,0597 0,0036 0,0002
7 2004 41,33 1,6163 -0,0997 0,0099 -0,0010
8 2005 33,00 1,5185 -0,1975 0,0390 -0,0077
9 2006 41,67 1,6198 -0,0962 0,0093 -0,0009
10 2007 58,67 1,7684 0,0524 0,0027 0,0001
11 2008 56,67 1,7533 0,0373 0,0014 0,0001
12 2009 53,00 1,7243 0,0082 0,0001 0,0000
library.uns.ac.id 53
digilib.uns.ac.id

Tabel 4.14 (Lanjutan)


NO TAHUN X Log X X-Xt (X-Xt)^2 (X-Xt)^3
13 2010 96,67 1,9853 0,2692 0,0725 0,0195
14 2011 53,33 1,7270 0,0110 0,0001 0,0000
15 2012 87,00 1,9395 0,2235 0,0499 0,0112
16 2013 37,67 1,5760 -0,1401 0,0196 -0,0027
17 2014 48,67 1,6872 -0,0288 0,0008 0,0000
18 2015 46,00 1,6628 -0,0533 0,0028 -0,0002
19 2016 65,67 1,8173 0,1013 0,0103 0,0010
20 2017 80,00 1,9031 0,1871 0,0350 0,0065
21 2018 40,33 1,6057 -0,1104 0,0122 -0,0013
Jumlah 36,0367 0,0000 0,3196 0,0195
Rerata 1,7160
S.Dev 0,1264
Kemencengan 0,0011
Kof. Kemecengan 0,5323

Analisis Log Pearson III untuk hujan 2 harian maksimum


X2 = 57,33
Log X2 = 1,7584
X2-Xt2 = -0,0695
(X2-Xt2)² = 0,0048
(X2-Xt2)³ = - 0,0003
Hasil analisis untuk tahun berikutnya akan ditampilkan pada Tabel 4.15.
Tabel 4. 15 Hasil Analisis Perhitungan Koefisien kemencengan untuk hujan 2
harian
No Tahun X Log X X-Xt (X-Xt)^2 (X-Xt)^3
1 1998 57,3333 1,7584 -0,0642 0,0041 -0,0003
2 1999 36,3333 1,5603 -0,2623 0,0688 -0,0180
3 2000 56,3333 1,7508 -0,0719 0,0052 -0,0004
4 2001 56,0000 1,7482 -0,0744 0,0055 -0,0004
5 2002 57,0000 1,7559 -0,0667 0,0045 -0,0003
6 2003 85,3333 1,9311 0,1085 0,0118 0,0013
7 2004 61,6667 1,7901 -0,0326 0,0011 0,0000
8 2005 67,3333 1,8282 0,0056 0,0000 0,0000
9 2006 44,6667 1,6500 -0,1726 0,0298 -0,0051
10 2007 91,3333 1,9606 0,1380 0,0190 0,0026
11 2008 92,6667 1,9669 0,1443 0,0208 0,0030
12 2009 66,0000 1,8195 -0,0031 0,0000 0,0000
13 2010 97,3333 1,9883 0,1656 0,0274 0,0045
library.uns.ac.id 54
digilib.uns.ac.id

Tabel 4.15 (Lanjutan)

No Tahun X Log X X-Xt (X-Xt)^2 (X-Xt)^3


14 2011 88,0000 1,9445 0,1219 0,0149 0,0018
15 2012 87,0000 1,9395 0,1169 0,0137 0,0016
16 2013 65,0000 1,8129 -0,0097 0,0001 0,0000
17 2014 69,3333 1,8409 0,0183 0,0003 0,0000
18 2015 82,3333 1,9156 0,0930 0,0086 0,0008
19 2016 60,0000 1,7782 -0,0445 0,0020 -0,0001
20 2017 81,0000 1,9085 0,0859 0,0074 0,0006
21 2018 54,6667 1,7377 -0,0902 0,0081 -0,0007
Jumlah 38,3861 0,0000 0,2516 -0,0130
Rerata 1,8279
S.Dev 0,1122
Kemencengan -0,0007
Kof.
Kemecengan -0,5077
Setelah mendapatkan koefisien kemencengan untuk hujan 1 harian maksimum
dan hujan 2 harian maksimum, selanjutnya melihat tabel Log Pearson III untuk
menentukan koefisien (k) yang sesuai dengan analisis kala ulang. Dalam
penelitian ini akan dicari koefisien untuk kala ulang 5, 10, 25, dan 50 tahun. Tabel
Log Pearson III dapat dilihat pada Lampiran B dimulai dari halaman B107.
Koefisien (k) ditentukan dengan menggunakan cara interpolasi, berikut hasil yang
telah dianalisis:
Untuk hujan 1 harian maksimum:
k Kala Ulang 5 tahun = 0,8054
k Kala Ulang 10 tahun = 1,3246
k Kala Ulang 25 tahun = 1,9194
Untuk hujan 2 harian maksimum:
k Kala Ulang 5 tahun = 0,8561
k Kala Ulang 10 tahun = 1,2148
k Kala Ulang 25 tahun = 1,5640

4.5.2 Analisis Distribusi Hujan Sungai Bengawan Solo


Analisis distribusi hujan untuk Sungai Bengawan Solo menggunakan metode
yang sama seperti analisis Sungai Pepe. Hasil analisis perhitungan koef
kemencengan untuk hujan 1 harian dan 2 harian Sungai Bengawan Solo
ditampilkan pada tabel 4.16 Dan Tabel 4.17.
library.uns.ac.id 55
digilib.uns.ac.id

Tabel 4. 16 Hasil Analisis Koefisien kemencengan untuk hujan 1 harian Sungai


Bengawan Solo
No Tahun X Log X X-Xt (X-Xt)^2 (X-Xt)^3
1 1998 42,50 1,6284 -0,1785 0,0319 -0,0057
2 1999 65,00 1,8129 0,0061 0,0000 0,0000
3 2000 130,00 2,1139 0,3071 0,0943 0,0290
4 2001 42,00 1,6232 -0,1836 0,0337 -0,0062
5 2002 60,00 1,7782 -0,0287 0,0008 0,0000
6 2003 125,00 2,0969 0,2901 0,0841 0,0244
7 2004 69,50 1,8420 0,0351 0,0012 0,0000
8 2005 84,50 1,9269 0,1200 0,0144 0,0017
9 2006 72,50 1,8603 0,0535 0,0029 0,0002
10 2007 47,50 1,6767 -0,1302 0,0169 -0,0022
11 2008 79,50 1,9004 0,0935 0,0087 0,0008
12 2009 44,00 1,6435 -0,1634 0,0267 -0,0044
13 2010 58,00 1,7634 -0,0434 0,0019 -0,0001
14 2011 47,50 1,6767 -0,1302 0,0169 -0,0022
15 2012 51,50 1,7118 -0,0950 0,0090 -0,0009
16 2013 61,00 1,7853 -0,0215 0,0005 0,0000
17 2014 60,50 1,7818 -0,0251 0,0006 0,0000
18 2015 62,00 1,7924 -0,0145 0,0002 0,0000
19 2016 93,00 1,9685 0,1616 0,0261 0,0042
20 2017 107,00 2,0294 0,2225 0,0495 0,0110
21 2018 34,50 1,5740 -0,2349 0,0552 -0,0130
Jumlah 37,9866 0,0000 0,4747 0,0342
Rerata 1,8089
S.dev 0,1541
Kemencengan 0,0019
K. Kemencengan 0,5169
Hasil perhitungan koefisien kemencengan hujan 2 harian ditampilkan pada Tabel
4.17.
Tabel 4. 17 Hasil Analisis Koefisien Kemencengan untuk Hujan 2 Harian Sungai
Bengawan Solo
NO TAHUN X Log X X-Xt (X-Xt)^2 (X-Xt)^3
1 1998 45,5000 1,6580 -0,2904 0,0843 -0,0245
2 1999 67,5000 1,8293 -0,1191 0,0142 -0,0017
3 2000 130,0000 2,1139 0,1655 0,0274 0,0045
4 2001 84,5000 1,9269 -0,0216 0,0005 0,0000
5 2002 96,0000 1,9823 0,0339 0,0011 0,0000
6 2003 125,0000 2,0969 0,1485 0,0221 0,0033
library.uns.ac.id 56
digilib.uns.ac.id

Tabel 4.17 (Lanjutan)


NO TAHUN X Log X X-Xt (X-Xt)^2 (X-Xt)^3
7 2004 70,0000 1,8451 -0,1033 0,0107 -0,0011
8 2005 189,5000 2,2776 0,3292 0,1084 0,0357
9 2006 82,0000 1,9138 -0,0346 0,0012 0,0000
10 2007 76,5000 1,8837 -0,0648 0,0042 -0,0003
11 2008 107,5000 2,0314 0,0830 0,0069 0,0006
12 2009 70,0000 1,8451 -0,1033 0,0107 -0,0011
13 2010 62,0000 1,7924 -0,1560 0,0243 -0,0038
14 2011 75,5000 1,8779 -0,0705 0,0050 -0,0003
15 2012 89,0000 1,9494 0,0010 0,0000 0,0000
16 2013 88,5000 1,9469 -0,0015 0,0000 0,0000
17 2014 83,0000 1,9191 -0,0293 0,0009 0,0000
18 2015 94,0000 1,9731 0,0247 0,0006 0,0000
19 2016 118,0000 2,0719 0,1235 0,0152 0,0019
20 2017 125,0000 2,0969 0,1485 0,0221 0,0033
21 2018 76,7500 1,8851 -0,0633 0,0040 -0,0003
Jumlah 40,9167 0,0000 0,3637 0,0161
Rerata 1,9484
S.dev 0,1348
Kemencengan 0,0009
Kof.
Kemecengan 0,3635
Dari analisis diatas, didapatkan nilai koefisien (k) untuk Sungai Bengawan Solo
adalah sebagai berikut:
Untuk hujan 1 harian maksimum:
k Kala Ulang 5 tahun = 0,8066
k Kala Ulang 10 tahun = 1,3240
k Kala Ulang 25 tahun = 1,9151
Untuk hujan 2 harian maksimum:
k Kala Ulang 5 tahun = 0,8189
k Kala Ulang 10 tahun = 1,3141
k Kala Ulang 25 tahun = 1,8687

4.6 Hujan Periode Ulang


Analisis hujan periode ulang ini membutuhkan data koefisien (k) dari tabel Log
Pearson III, hasil Stadart Deviasi, dan hasil rerata.
library.uns.ac.id 57
digilib.uns.ac.id

4.6.1 Hujan Periode Ulang Sungai Pepe


Berikut ini contoh perhitungan Hujan Periode Ulang 10 tahun untuk 1 harian
maksimum Sungai Pepe.
k = 1,3246
S. Deviasi = 0,5323
̅ = 1,7160
( ̅ )
Q10 =
( ( ))
=
= 65,7413 mm/jam
Hasil Hujan Periode ulang untuk 1 harian dan 2 harian selanjutnya dapat dilihat
pada Tabel 4.18 serta Tabel 4.19.

Tabel 4. 18 Debit Periode Ulang 1 Harian Maksimum


Kala Ulang K K.Sdev Xt+K.Sd Qt(Mm/Jam)
5 0,8054 0,1018 1,8178 65,7413
10 1,3246 0,1674 1,8835 76,4657
25 1,9194 0,2426 1,9586 90,9171
Tabel 4. 19 Debit Periode Ulang 2 Harian Maksimum
Kala Ulang K K.Sdev Xt+K.Sd Qt(Mm/Jam)
5 0,8561 0,0960 1,9239 83,9329
10 1,2148 0,1363 1,9642 92,0801
25 1,5640 0,1754 2,0033 100,7715

4.6.2 Hujan Periode Ulang Sungai Bengawan Solo


Metode perhitungan hujan periode ulang untuk Sungai Bengawan Solo sama
dengan Sungai Pepe. Hasil analisis ditampilkan pada Tabel 4.20 Dan Tabel 4.21.
Tabel 4. 20 Debit Periode Ulang 1 Harian Maksimum Sungai Bengawan Solo
Kala Ulang K K.Sdev Xt+K.Sd Qt(Mm/Jam)
5 0,8066 0,1243 1,9332 85,7340
10 1,3240 0,2040 2,0129 103,0044
25 1,9151 0,2950 2,1039 127,0313
Tabel 4. 21 Debit Periode Ulang 2 Harian Maksimum Sungai Bengawan Solo
Kala Ulang K K.Sdev Xt+K.Sd Qt(Mm/Jam)
5 0,8189 0,1104 2,0588 114,5101
10 1,3141 0,1772 2,1256 133,5409
25 1,8687 0,2520 2,2004 158,6357
library.uns.ac.id 58
digilib.uns.ac.id

4.7 Uji Kecocokan Distribusi Hujan dengan Metode Smirnov-Kolmogorov


Uji kecocokan distribusi hujan dilakukan untuk mengetahui kecocokan antara
metode perhitungan dengan data hujan. Dalam penelitian ini dilakukan uji
kecocokan dengan metode Smirnov Kolmogorov dengan tingkat ketelitian 5 %.
Analisis uji kecocokan distribusi hujan untuk Sungai Pepe dan Sungai Bengawan
Solo dapat dilihat pada Tabel 4.22 – Tabel 4.25.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 59

Tabel 4. 22 Uji Kecocokan Distribusi Hujan dengan Metode Smirnov-Kolmogorov untuk Hujan 1 Harian Maksimum Sungai Pepe
Tahun R24 X M P(x) P(x<) f(t) P'(x) P'(x<) ∆
1998 45,67 96,67 1 0,05 0,95 2,50 0,01 0,99 0,04
1999 65,33 87,00 2 0,09 0,91 1,93 0,03 0,97 0,06
2000 44,67 80,00 3 0,14 0,86 1,52 0,06 0,94 0,07
2001 49,67 65,67 4 0,18 0,82 0,67 0,25 0,75 -0,07
2002 34,33 65,33 5 0,23 0,77 0,65 0,26 0,74 -0,03
2003 59,67 59,67 6 0,27 0,73 0,32 0,37 0,63 -0,10
2004 41,33 58,67 7 0,32 0,68 0,26 0,40 0,60 -0,08
2005 33,00 56,67 8 0,36 0,64 0,14 0,44 0,56 -0,08
2006 41,67 53,33 9 0,41 0,59 -0,05 0,52 0,48 -0,11
2007 58,67 53,00 10 0,45 0,55 -0,07 0,53 0,47 -0,07
2008 56,67 49,67 11 0,50 0,50 -0,27 0,61 0,39 -0,11
2009 53,00 48,67 12 0,55 0,45 -0,33 0,63 0,37 -0,08
2010 96,67 46,00 13 0,59 0,41 -0,48 0,69 0,31 -0,10
2011 53,33 45,67 14 0,64 0,36 -0,50 0,69 0,31 -0,06
2012 87,00 44,67 15 0,68 0,32 -0,56 0,71 0,29 -0,03
2013 37,67 41,67 16 0,73 0,27 -0,74 0,77 0,23 -0,04
2014 48,67 41,33 17 0,77 0,23 -0,76 0,78 0,22 0,00
2015 46,00 40,33 18 0,82 0,18 -0,82 0,79 0,21 0,02
2016 65,67 37,67 19 0,86 0,14 -0,98 0,84 0,16 0,03
2017 80,00 34,33 20 0,91 0,09 -1,17 0,88 0,12 0,03
2018 40,33 33,00 21 0,95 0,05 -1,25 0,89 0,11 0,06
𝑥̅ 54,24 D maks 0,07
Signifikansi
S 16,99 D kritis 0,29
5%
Keputusan Diterima
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 60

Tabel 4. 23 Uji Kecocokan Distribusi Hujan dengan Metode Smirnov-Kolmogorov untuk Hujan 2 Harian Maksimum Sungai Pepe
Tahun R24 X M P(x) P(x<) f(t) P'(x) P'(x<) ∆
1998 57,33 97,33 1,00 0,05 0,95 1,65 0,05 0,95 0,00
1999 36,33 92,67 2,00 0,09 0,91 1,37 0,09 0,91 0,01
2000 56,33 91,33 3,00 0,14 0,86 1,29 0,10 0,90 0,04
2001 56,00 88,00 4,00 0,18 0,82 1,10 0,14 0,86 0,05
2002 57,00 87,00 5,00 0,23 0,77 1,04 0,15 0,85 0,08
2003 85,33 85,33 6,00 0,27 0,73 0,94 0,17 0,83 0,10
2004 61,67 82,33 7,00 0,32 0,68 0,76 0,22 0,78 0,10
2005 67,33 81,00 8,00 0,36 0,64 0,69 0,25 0,75 0,12
2006 44,67 69,33 9,00 0,41 0,59 0,00 0,50 0,50 -0,09
2007 91,33 67,33 10,00 0,45 0,55 -0,12 0,55 0,45 -0,09
2008 92,67 66,00 11,00 0,50 0,50 -0,20 0,58 0,42 -0,08
2009 66,00 65,00 12,00 0,55 0,45 -0,26 0,60 0,40 -0,06
2010 97,33 61,67 13,00 0,59 0,41 -0,45 0,67 0,33 -0,08
2011 88,00 60,00 14,00 0,64 0,36 -0,55 0,71 0,29 -0,07
2012 87,00 57,33 15,00 0,68 0,32 -0,71 0,76 0,24 -0,08
2013 65,00 57,00 16,00 0,73 0,27 -0,73 0,77 0,23 -0,04
2014 69,33 56,33 17,00 0,77 0,23 -0,77 0,78 0,22 -0,01
2015 82,33 56,00 18,00 0,82 0,18 -0,79 0,78 0,22 0,03
2016 60,00 54,67 19,00 0,86 0,14 -0,87 0,81 0,19 0,06
2017 81,00 44,67 20,00 0,91 0,09 -1,45 0,93 0,07 -0,02
2018 54,67 36,33 21,00 0,95 0,05 -1,94 0,97 0,03 -0,02
69,37 D maks 0,12
S 16,98 Signifikansi 5 % D kritis 0,29
Keputusan Diterima
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 61

Tabel 4. 24 Uji Kecocokan Distribusi Hujan dengan Metode Smirnov-Kolmogorov Hujan 1 Harian Maksimum Sungai Bengawan Solo
Tahun R24 X M P(x) P(x<) f(t) P'(x) P'(x<) ∆
1998 42,50 130,00 1 0,05 0,95 2,33 0,01 0,99 0,04
1999 65,00 125,00 2 0,09 0,91 2,14 0,02 0,98 0,07
2000 130,00 107,00 3 0,14 0,86 1,46 0,07 0,93 0,06
2001 42,00 93,00 4 0,18 0,82 0,93 0,18 0,82 0,00
2002 60,00 84,50 5 0,23 0,77 0,60 0,27 0,73 -0,05
2003 125,00 79,50 6 0,27 0,73 0,41 0,34 0,66 -0,07
2004 69,50 72,50 7 0,32 0,68 0,15 0,44 0,56 -0,12
2005 84,50 69,50 8 0,36 0,64 0,04 0,49 0,51 -0,12
2006 72,50 65,00 9 0,41 0,59 -0,14 0,55 0,45 -0,14
2007 47,50 62,00 10 0,45 0,55 -0,25 0,60 0,40 -0,14
2008 79,50 61,00 11 0,50 0,50 -0,29 0,61 0,39 -0,11
2009 44,00 60,50 12 0,55 0,45 -0,31 0,62 0,38 -0,07
2010 58,00 60,00 13 0,59 0,41 -0,32 0,63 0,37 -0,04
2011 47,50 58,00 14 0,64 0,36 -0,40 0,66 0,34 -0,02
2012 51,50 51,50 15 0,68 0,32 -0,65 0,74 0,26 -0,06
2013 61,00 47,50 16 0,73 0,27 -0,80 0,79 0,21 -0,06
2014 60,50 47,50 17 0,77 0,23 -0,80 0,79 0,21 -0,02
2015 62,00 44,00 18 0,82 0,18 -0,93 0,82 0,18 -0,01
2016 93,00 42,50 19 0,86 0,14 -0,99 0,84 0,16 0,03
2017 107,00 42,00 20 0,91 0,09 -1,01 0,84 0,16 0,07
2018 37,50 37,50 21 0,95 0,05 -1,18 0,88 0,12 0,07
68,57 D maks 0,07
Signifikansi D kritis 0,29
S 26,38
5% Keputusan Diterima
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 62

Tabel 4. 25 Uji Kecocokan Distribusi Hujan dengan Metode Smirnov-Kolmogorov Hujan 2 Harian Maksimum Sungai Bengawan Solo
Tahun R24 X M P(x) P(x<) f(t) P'(x) P'(x<) ∆
1998 45,50 189,50 1,00 0,05 0,95 3,07 0,00 1,00 0,04
1999 67,50 130,00 2,00 0,09 0,91 1,18 0,12 0,88 -0,03
2000 130,00 125,00 3,00 0,14 0,86 1,02 0,15 0,85 -0,02
2001 84,50 125,00 4,00 0,18 0,82 1,02 0,15 0,85 0,03
2002 96,00 118,00 5,00 0,23 0,77 0,79 0,21 0,79 0,01
2003 125,00 107,50 6,00 0,27 0,73 0,46 0,32 0,68 -0,05
2004 70,00 96,00 7,00 0,32 0,68 0,09 0,46 0,54 -0,15
2005 189,50 94,00 8,00 0,36 0,64 0,03 0,49 0,51 -0,13
2006 82,00 89,00 9,00 0,41 0,59 -0,13 0,55 0,45 -0,14
2007 76,50 88,50 10,00 0,45 0,55 -0,15 0,56 0,44 -0,10
2008 107,50 84,50 11,00 0,50 0,50 -0,28 0,61 0,39 -0,11
2009 70,00 83,00 12,00 0,55 0,45 -0,32 0,63 0,37 -0,08
2010 62,00 82,00 13,00 0,59 0,41 -0,35 0,64 0,36 -0,05
2011 75,50 76,75 14,00 0,64 0,36 -0,52 0,70 0,30 -0,06
2012 89,00 76,50 15,00 0,68 0,32 -0,53 0,70 0,30 -0,02
2013 88,50 75,50 16,00 0,73 0,27 -0,56 0,71 0,29 0,01
2014 83,00 70,00 17,00 0,77 0,23 -0,74 0,77 0,23 0,00
2015 94,00 70,00 18,00 0,82 0,18 -0,74 0,77 0,23 0,05
2016 118,00 67,50 19,00 0,86 0,14 -0,82 0,79 0,21 0,07
2017 125,00 62,00 20,00 0,91 0,09 -0,99 0,84 0,16 0,07
2018 76,75 45,50 21,00 0,95 0,05 -1,52 0,94 0,06 0,02
93,13 D maks 0,07
Signifikansi
S 31,36 D kritis 0,29
5%
Keputusan Diterima
library.uns.ac.id 63
digilib.uns.ac.id

4.8 Analisis Koefisien Limpasan


Koefisien limpasan atau disebut juga Curve Number adalah suatu nilai yang
menunjukan seberapa efektif sebuah penutup lahan untuk mengalirkan dan
menyerap air hujan. Besaran koefisien limpasan sangat dipengaruhi oleh tata guna
lahan. Sebelum analisis perhitungan, perlu diketahui dulu luasan-luasan setiap
jenis lahan yang ada di daerah penelitian. Setelah itu tiap luasan dikalikan dengan
koefisien penutup lahan seperti pada Tabel Koefisien CN.Tabel Koefisien CN
dapat dilihat pada Tabel 2.5. Analisis nilai CN untuk DAS Sungai Pepe dapat
dilihat pada Tabel 4.26.
Tabel 4. 26 Hasil Analisis Nila CN DAS Sungai Pepe

Jenis Tata Gina lahan CN Luasan (ha) % CN*%


TPA 69 0,0454 0,0104 0,0072
Kuburan 69 6,5780 1,5033 1,0373
Kb Binatang 69 2,3920 0,5467 0,3772
Lapangan 69 5,7680 1,3182 0,9095
Tanah Kosong 61 4,8904 1,1176 0,6817
Taman Kota 61 2,2134 0,5058 0,3086
Sungai 69 6,7978 1,5535 1,0719
Sawah 81 15,9629 3,6481 2,9549
Tegalan (Jelek) 66 14,9805 3,4235 2,2595
Pendidikan 92 24,8880 5,6877 5,2327
Perkantoran 92 10,3866 2,3737 2,1838
Perusahaan 92 37,7494 8,6270 7,9368
Fas Kesehatan 92 2,3272 0,5318 0,4893
Gd Olah 92 0,4029 0,0921 0,0847
Industri 88 38,6494 2,3589 2,0759
Pemukiman 85 388,4033 65,9098 56,0233
Tmpt Ibdh 85 1,2157 0,2778 0,2361
Tanggul 85 1,7240 0,3940 0,3349
Kolam 98 0,5252 0,1200 0,1176
∑ 565,2900 84,3231

Berdasarkan Tabel diatas, dapat disimpulkan Nilai CN untuk DAS Sungai Pepe
sebesar 84,3231 %. Dengan cara yang sama didapatkan nilai CN DAS Sungai
Bengawan Solo sebesar 77,7041 %.
library.uns.ac.id 64
digilib.uns.ac.id

4.9 Analisis Hujan Efektif


Besarnya nilai hujan yang dapat dialirkan dan masuk ke sungai adalah definisi
dari hujan efektif. Dari pengertian itu dapat dikatakan hujan efektif berhubungan
erat dengan koefisien limpasan (CN).

4.9.1 Analisis Hujan Efektif Sungai Pepe


Berikut ini contoh perhitungan Hujan efektif untuk Periode Ulang 5 tahun.
Hujan Periode Ulang 5 Tahun = 65,74 mm/s
Koefisien Limpasan (CN) = 84,3231 %
( )
Infiltrasi Maksimum (s) =

( )
=

= 47,2224
( ( ))
Hujan Efektif =
( ( ))

( ( ))
=
( ( ))

= 30,62 mm/s
Hasil analisis hujan efektif untuk hujan periode ulang dan 2 harian dapat dilihat
pada Tabel 4.27.
Tabel 4. 27 Hasil Analisis Hujan Efektif Periode Ulang dan 2 Harian Maksimum
Sungai Pepe

Periode ulang
Periode P PxCN
5 65,74 30,62
10 76,47 39,32
25 90,92 51,58
Hujan 2 harian
Tahun P PxCN
1998 57,33 24,11
1999 36,33 9,76
2000 56,33 23,36
2001 56,00 23,11
2002 57,00 23,86
2003 85,33 46,78
2004 61,67 27,42
2005 67,33 31,88
library.uns.ac.id 65
digilib.uns.ac.id

Tabel 4.27 (Lanjutan)


Hujan 2 harian
Tahun P PxCN
2006 44,67 15,05
2007 91,33 51,94
2008 92,67 53,09
2009 66,00 30,82
2010 97,33 57,17
2011 88,00 49,06
2012 87,00 48,20
2013 65,00 30,03
2014 69,33 33,49
2015 82,33 44,23
2016 60,00 26,14
2017 81,00 43,11
2018 54,67 22,12
56,59

4.9.2 Analisis Hujan Efektif Sungai Bengawan Solo


Metode perhitungan hujan efektif Sungai Bengawan Solo sama dengan Sungai
Pepe. Hasil analisis ditampilkan pada Tabel 4.28.

Tabel 4. 28 Hasil Analisis Hujan Efektif Periode Ulang dan 2 Harian Maksimum
Sungai Bengawan Solo

Periode ulang
Periode P PxCN
5 85,73 35,15
10 103,00 48,48
25 127,03 68,23
Hujan 2 harian
Tahun P PxCN
1998 45,50 9,21
1999 67,50 22,26
2000 130,00 70,75
2001 84,50 34,24
2002 96,00 42,97
2003 125,00 66,52
2004 70,00 23,94
2005 189,50 123,48
2006 82,00 32,40
2007 76,50 28,45
2008 107,50 52,08
2009 70,00 23,94
library.uns.ac.id 66
digilib.uns.ac.id

Tabel 4.28 (Lanjutan)


Hujan 2 harian
Tahun P PxCN
2010 62,00 18,69
2011 75,50 27,74
2012 89,00 37,60
2013 88,50 37,22
2014 83,00 33,13
2015 94,00 41,42
2016 118,00 60,67
2017 125,00 66,52
2018 76,75 28,62
123,48

4.10 Waktu Konsentrasi


Waktu konsentrasi (tc) dalam penelitian ini adalah lamanya air hujan jatuh dan
mengalir dari lokasi hulu sampe ke hilir sungai Pepe. Dalam perhitungan waktu
konsentrasi kemiringan sungai (s), panjang sungai, dan koefisien aliran sangat
berpengaruh. Perhitungan waktu konsentrasi untuk Sungai Pepe adalah sebagai
berikut:
Panjang sungai (L) = 5,88 km
Koefisien Aliran =1
( )
s =

( )
=

= 0,003

tc =

= 2,4272 jam
= 3 jam
Dari hasil diatas dapat disimpulkan, lamanya air hujan jatuh pada lokasi didaerah
hulu dan mengakir ke daerah hilir di Sungai Pepe adalah 3 jam. Seperti analisis
diatas, waktu konsentrasi untuk Sungai Bengawan Solo adalah 4 jam.
library.uns.ac.id 67
digilib.uns.ac.id

4.11 Analisis Intensitas Hujan dengan Metode Mononobe


Intensitas hujan (I) didefinisikan sebagai kedalaman air hujan per satuan waktu
(Suripin,2004). Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode
Mononobe. Contoh perhitungan intensitas hujan di Sungai Pepe dengan Metode
Mononobe untuk hujan 1 harian adalah sebagai berikut:

Tc = 2,4272 jam
R24 untuk Q5thn = 56,5862

I = ( )

= ( )
= 42,1056 mm/jam
Analisis perhitungan intensitas hujan 1 harian maksimum ditampilkan pada Tabel
4.29.
Tabel 4. 29 Intensitas Hujan 1 Harian Sungai Pepe

T ∆t tc R24 I

1 0-1 2,4272 56,586 42,1057


2 1-2 2,4272 56,586 26,5249
3 2-3 2,4272 56,586 20,2423
Analisis perhitungan intensitas hujan untuk hujan 1 harian maksimum Sungai
Bengawan Solo sama dengan perhitungan pada Sungai Bengawan Solo. Hasil
analisis ditampilkan pada Tabel 4.30.
Tabel 4. 30 Intensitas Hujan 1 Harian Sungai Bengawan Solo

T ∆t tc R24 I

1 0-1 3,6869 130,000 84,15074


2 1-2 3,6869 130,000 53,01164
3 2-3 3,6869 130,000 40,45545
4 3-4 3,6869 130,000 33,39524

4.12 Distribusi Hujan Jam - jaman dengan Metode ABM


Alternating Block Method (ABM) adalah cara sederhana untuk membuat
hyetograph rencana dari kurva IDF dengan membuat rangkaian interval waktu
hujan yang berurutan dengan durasi Δt selama waktu (Chow et al,
1988).
library.uns.ac.id 68
digilib.uns.ac.id

4.12.1 Distribusi Hujan Jam-jaman Sungai Pepe


Analisis hujan jam-jaman untuk sungai Pepe disajikan dalam Tabel 4.31.
Tabel 4. 31 Hasil Analisis Hujan Harian Sungai Pepe dengan Metode ABM

T ∆t tc R24 I I.T ∆p pt ABM

1 0-1 2,4272 56,5862 42,1056 42,1056 42,1056 0,6934 0,1264


2 1-2 2,4272 56,5862 26,5249 53,0498 10,9441 0,1802 0,6934
3 2-3 2,4272 56,5862 20,2423 60,7269 7,6771 0,1264 0,1802
60,7269 1

Hasil analisis dari hujan harian Sungai Pepe selanjutnya ditampilkan dalam
bentuk diagram batang ABM seperti pada Grafik 4.6.

ABM 1 Harian
0,8000
0,7000
0,6000
% Distribusi Hujan

0,5000
0,4000
0,3000
0,2000
0,1000
0,0000
1 2 3
Jam ke-

Gambar 4. 6 Diagram Batang Hujan 1 Harian Sungai Pepe


Setelah mendapatkan nilai distribusi jam-jaman hujan harian, selanjutnya nilai
tersebut digunakan untuk menghitung berapa nilai distribusi jam-jaman untuk
hujan periode ulang 5, 10, 25, dan 50 tahun. Hasil dari analisis tersebut disajikan
pada Tabel 4.32.
library.uns.ac.id 69
digilib.uns.ac.id

Tabel 4. 32 Hasil Analisis Hujan Periode Ulang Sungai Pepe dengan Metode
ABM
Distribusi Hujan Jam-Jaman
Tahun / periode P.eff 1 2 3
0,1264 0,6934 0,1802
Kala Ulang
5 30,62 3,8704 21,2279 5,5176
10 39,32 4,9706 27,2617 7,0859
25 51,58 6,5204 35,7619 9,2953
Untuk nilai ditribusi jam-jaman pada hujan 2 harian dengan waktu konsentrasi
sebanyak 2 kali waktu konsentrasi hujan harian, diasumsikan hujan terjadi secara
berkelanjutan selama 6 jam di akhir waktu hari pertama dan awal hari kedua.
Hasil analisis hujan 2 harian untuk Sungai Pepe disajikan pada Tabel 4.33.
Tabel 4. 33 Hasil Analisis Hujan 2 Harian Sungai Pepe dengan Metode ABM

T ∆t tc R24 I I.T ∆p pt ABM

1 0-1 2,4272 57,1711 42,5408 42,5408 42,5408 0,5503 0,0675


2 1-2 2,4272 57,1711 26,7990 53,5981 11,0573 0,1430 0,1003
3 2-3 2,4272 57,1711 20,4515 61,3545 7,7564 0,1003 0,5503
4 3-4 2,4272 57,1711 16,8823 67,5293 6,1749 0,0799 0,1430
5 4-5 2,4272 57,1711 14,5488 72,7438 5,2144 0,0675 0,0799
6 5-6 2,4272 57,1711 12,8836 77,3018 4,5580 0,0590 0,0590
77,3018 1 1

Hasil analisis dari hujan 2 harian Sungai Pepe selanjutnya ditampilkan dalam
bentuk diagram batang ABM seperti pada Grafik 4.7.
library.uns.ac.id 70
digilib.uns.ac.id

ABM 2 Harian
0,6000

0,5000
% Distribusi Hujan

0,4000

0,3000

0,2000

0,1000

0,0000
1 2 3 4 5 6
Jam Ke-

Gambar 4. 7 Diagram Batang Hujan 2 Harian Sungai Pepe


Nilai distribusi jam-jaman untuk hujan 2 harian selama 21 tahun (1998-2018)
disajikan pada Tabel 4.34.
Tabel 4. 34 Hasil Analisis Hujan 2 Harian Sungai Pepe Untuk Tahun 1998-2018
dengan ABM
Distribusi Hujan Jam-Jaman
Tahun /
P.eff 1 2 3 4 5 6
periode
0,0675 0,1003 0,5503 0,1430401 0,079879939 0,05896
2 Harian Maks
1998 24,11 1,6265037 2,4194025 13,26946831 3,4490141 1,926082986 1,42175
1999 9,76 0,6580799 0,9788851 5,368798637 1,3954638 0,779289077 0,57524
2000 23,36 1,5758532 2,3440606 12,85624741 3,3416093 1,86610336 1,37748
2001 23,11 1,5590493 2,3190651 12,71915688 3,3059766 1,846204466 1,36279
2002 23,86 1,6095808 2,3942299 13,13140655 3,413129 1,906043118 1,40696
2003 46,78 3,1555584 4,693851 25,74392071 6,6913869 3,736768235 2,75832
2004 27,42 1,8498947 2,7516937 15,09195457 3,9227167 2,190619567 1,61702
2005 31,88 2,1505954 3,198982 17,54515419 4,5603549 2,546705126 1,87987
2006 15,05 1,0150528 1,5098775 8,281082478 2,1524277 1,202011391 0,88727
2007 51,94 3,5035108 5,2114256 28,5826131 7,4292228 4,148808642 3,06247
2008 53,09 3,5815429 5,3274973 29,21922078 7,5946905 4,241213189 3,13068
2009 30,82 2,0790411 3,0925459 16,96139437 4,4086234 2,461971523 1,81732
2010 57,17 3,8565063 5,7365016 31,46244803 8,1777525 4,566820948 3,37103
2011 49,06 3,3095351 4,9228893 27,00010554 7,0178958 3,919105324 2,89292
2012 48,20 3,2516641 4,8368069 26,52797766 6,8951798 3,850575262 2,84233
library.uns.ac.id 71
digilib.uns.ac.id

Tabel 4.34 (Lanjutan)

Distribusi Hujan Jam-Jaman


Tahun /
P.eff 1 2 3 4 5 6
periode
0,0675 0,1003 0,5503 0,1430401 0,079879939 0,05896
2013 30,03 2,0256885 3,0131846 16,52612858 4,2954887 2,39879205 1,77069
2014 33,49 2,2587852 3,3599128 18,42779607 4,7897721 2,674821904 1,97444
2015 44,23 2,9837095 4,438228 24,34192974 6,3269799 3,533267168 2,60811
2016 26,14 1,7632522 2,6228141 14,38510071 3,7389905 2,088018682 1,54129
2017 43,11 2,907827 4,3253539 23,72285961 6,1660706 3,443408221 2,54178
2018 22,12 1,4922436 2,2196924 12,17413727 3,1643145 1,767094063 1,30439
Dari tabel diatas dapat ditentukan koefisien terbesar yang akan digunakan untuk
menghitung distribusi hujan jam-jaman menggunakan metode SCS adalah
koefisien pada tahun 2010.

4.12.2 Distribusi Hujan Jam-jaman Sungai Bengawan Solo


Analisis hujan jam-jaman untuk sungai Bengawan Solo sama seperti analisis pada
Sungai Bengawan Solo. Hasil-hasil analisis disajikan pada Tabel 4.35.
Tabel 4. 35 Hasil Analisis Hujan Harian Sungai Bengawan Solo

T ∆t tc R24 I I.T ∆p pt ABM

1 0-1 3,6869 130,0000 84,1507 84,1507 84,1507 0,6300 0,1149


2 1-2 3,6869 130,0000 53,0116 106,0233 21,8725 0,1637 0,6300
3 2-3 3,6869 130,0000 40,4555 121,3664 15,3431 0,1149 0,1637
4 3-4 3,6869 130,0000 33,3952 133,5810 12,2146 0,0914 0,0914
133,5810 1

ABM 1 Harian
0,7000
0,6000
% Distribusi Hujan

0,5000
0,4000
0,3000
0,2000
0,1000
0,0000
1 2 3 4
Jam Ke-

Gambar 4. 8 Diagram Batang Hujan Harian Sungai Bengawan Solo


library.uns.ac.id 72
digilib.uns.ac.id

Tabel 4. 36 Hasil Analisis Hujan Periode Ulang Sungai Bengawan Solo


Distribusi Hujan Jam-Jaman
Tahun /
P.eff 1 2 3 4
periode
0,1149 0,6300 0,1637 0,0914
Kala Ulang
5 35,15 4,0377 22,1451 5,7560 3,2144
10 48,48 5,5679 30,5377 7,9374 4,4326
25 68,23 7,8373 42,9845 11,1726 6,2393
Hasil analisis hujan jam-jaman 2 harian di Sungai Bengawan Solo ditampilkan
pada Tabel 4.37.
Tabel 4. 37 Hasil Analisis Hujan 2 Harian Sungai Bengawan Solo

T ∆t tc R24 I I.T ∆p pt ABM

1 0-1 3,6869 123,4775 79,9287 79,9287 79,9287 0,5000 0,0613


2 1-2 3,6869 123,4775 50,3519 100,7038 20,7751 0,1300 0,0912
3 2-3 3,6869 123,4775 38,4257 115,2771 14,5733 0,0912 0,5000
4 3-4 3,6869 123,4775 31,7197 126,8788 11,6018 0,0726 0,1300
5 4-5 3,6869 123,4775 27,3352 136,6761 9,7972 0,0613 0,0726
6 5-6 3,6869 123,4775 24,2067 145,2400 8,5639 0,0536 0,0536
7 6-7 3,6869 123,4775 21,8426 152,8980 7,6580 0,0479 0,0479
8 7-8 3,6869 123,4775 19,9822 159,8573 6,9593 0,0435 0,0435
159,8573 1 1

ABM 2 Harian
0,6000

0,5000
% Distribusi Hujan

0,4000

0,3000

0,2000

0,1000

0,0000
1 2 3 4 5 6 7 8

Jam Ke-

Gambar 4. 9 Diagram Batang Hujan 2 Harian Sungai Bengawan Solo


library.uns.ac.id 73
digilib.uns.ac.id

Tabel 4. 38 Hasil Analisis Hujan 2 Harian Sungai Bengawan Solo Untuk Tahun
1998-2018 dengan ABM
Distribusi Hujan Jam-Jaman
Tahun /
P.eff 1 2 3 4 5 6 7 8
periode
0,0613 0,0912 0,5000 0,1300 0,0726 0,0536 0,0479 0,0435
2 Harian Maks
1998 9,21 0,5646 0,8398 4,6061 1,1972 0,6686 0,4935 0,4413 0,4011
1999 22,26 1,3645 2,0297 11,1320 2,8934 1,6158 1,1927 1,0666 0,9693
2000 70,75 4,3361 6,4499 35,3752 9,1948 5,1348 3,7903 3,3893 3,0801
2001 34,24 2,0984 3,1213 17,1189 4,4496 2,4848 1,8342 1,6402 1,4905
2002 42,97 2,6333 3,9169 21,4829 5,5839 3,1183 2,3018 2,0583 1,8705
2003 66,52 4,0768 6,0642 33,2599 8,6450 4,8277 3,5636 3,1867 2,8959
2004 23,94 1,4673 2,1826 11,9707 3,1114 1,7376 1,2826 1,1469 1,0423
2005 123,48 7,5676 11,2567 61,7388 16,0472 8,9615 6,6150 5,9152 5,3755
2006 32,40 1,9858 2,9538 16,2003 4,2108 2,3515 1,7358 1,5522 1,4105
2007 28,45 1,7433 2,5932 14,2226 3,6968 2,0644 1,5239 1,3627 1,2383
2008 52,08 3,1917 4,7477 26,0391 6,7681 3,7796 2,7900 2,4948 2,2672
2009 23,94 1,4673 2,1826 11,9707 3,1114 1,7376 1,2826 1,1469 1,0423
2010 18,69 1,1457 1,7043 9,3472 2,4295 1,3568 1,0015 0,8956 0,8138
2011 27,74 1,7001 2,5289 13,8699 3,6051 2,0132 1,4861 1,3289 1,2076
2012 37,60 2,3045 3,4279 18,8008 4,8867 2,7290 2,0144 1,8013 1,6370
2013 37,22 2,2814 3,3935 18,6122 4,8377 2,7016 1,9942 1,7832 1,6205
2014 33,13 2,0306 3,0205 16,5664 4,3059 2,4046 1,7750 1,5872 1,4424
2015 41,42 2,5384 3,7758 20,7089 5,3827 3,0059 2,2189 1,9841 1,8031
2016 60,67 3,7183 5,5310 30,3352 7,8848 4,4032 3,2503 2,9064 2,6412
2017 66,52 4,0768 6,0642 33,2599 8,6450 4,8277 3,5636 3,1867 2,8959
2018 28,62 1,7542 2,6093 14,3112 3,7198 2,0773 1,5334 1,3712 1,2461

4.13 Analisis Pehitungan Debit dengan Metode Hidrograf Satuan Sintesis


Soil Conservation Service (HSS-SCS)
Metode untuk analisis perhitungan debit aliran sungai Pepe adalah HSS-SCS,
yaitu dengan menggunakan hidrograf tak berdimensi yang dikembangkan dari
analisis sejumlah besar hidrograf satuan dari data lapangan dengan berbagai
ukuran DAS dan lokasi berbeda. Analisis ini dibagai menjadi beberapa tahap,
antara lain:

4.13.1 Parameter - parameter Perhitungan


Dalam penelitian ini ada 2 sungai yang ditinjau, sehingga akan ada 2 macam
parameter yang berbeda. Beberapa parameter Pepe yang harus ditentukan dan
library.uns.ac.id 74
digilib.uns.ac.id

dihitung untuk menghitung debit aliran menggunakan metode HSS-SCS adalah


sebagai berikut:
1 Luas DAS (A)
Luas DAS untuk Sungai Pepe adalah 5,6529 km2. Sedangkan luas DAS
Sungai Bengawan Solo adaah 12,7172. Luas ini didapat dengan cara
mengunduh peta DEM Surakarta dan Wonogiri dari Badan Informasi Spasial
Indonesia (USGS) dan dikelola dengan software qGIS.
2 Panjang Sungai (L)
Panjang sungai Pepe adalah 5,88 km. Sedangkan panjang Sungai Bengawan
Solo adalah 32 km. Hasil ini diperoleh dari Pengukuran melalui Google
Earth.
3 Kemiringan Dasar Sungai
Kemiringan dasar untuk Sungai Pepe adalah 0,003 dan 0,03 untuk Sungai
Bengawan Solo . Hasil ini didapat dari analisis melalui Google earth.
4 Curve Number (CN)
Dari hasil analisis sub bab 4.8, CN untuk DAS Sungai Pepe didapatkan
sebesar 84,32 dan 77,7041 untuk Sungai Bengawan Solo.
5 Infiltrasi Maksimum
Infiltrasi maksimum dihitung menggunakan data CN, dengan cara sebagai
berikut:

( )

= 1,8591
Dari perhitungan diatas, didapat infiltrasi maksimum untuk DAS Sungai Pepe
adalah sebesar 1,8591. Dengan cara yang sama didapatkan infiltrasi
maksimum Sungai Bengawan Solo adalah 2,8693.
6 Kedalaman Hujan Harian (P1)
Kedalaman hujan harian maksimum untuk Sungai Pepe adalah 96,67 mm
atau setara dengan 3,8087 inchi. Sedangkan untuk Sungai Bengawan Solo
adalah 130 mm setara dengan 5,1220 inchi.
7 Kedaaman Hujan 2 Harian (P2)
library.uns.ac.id 75
digilib.uns.ac.id

Kedalaman hujan harian maksimum dari daerah penelitian adalah 97,33 mm


atau setara dengan 3,8349 inchi. Sedangkan untuk Sungai Bengawan Solo
adalah 189,5 mm setara dengan 7,4663 inchi.
8 Kedalaman Hujan Harian Efektif (P1ef)
Data yang dibutuhkan untuk menghitung kedalaman hujan harian efektif
adalah nilai hujan harian dan infiltrasi maksimum, dengan cara sebagai
berikut:
( )

( )
=

= 2,2303 inchi
Dari perhitungan tersebut didapatkan Kedalaman hujan harian efektif adalah
2,2303 inchi. Dengan cara yang sama didapatkan kedalaman hujan harian
efektif Sungai Bengawan Solo adalah 2,7888 inchi.
9 Kedalaman Hujan 2 Harian Efektif (P2ef)
Data yang dibutuhkan untuk menghitung kedalaman hujan 2 harian efektif
adalah nilai hujan 2 harian dan infiltrasi maksimum, dengan cara sebagai
berikut:
( )

( )
=

= 2,2534 inchi
Dari perhitungan tersebut didapatkan Kedalaman hujan 2 harian efekti adalah
2,2534 inchi. Dengan cara yang sama didapatkan kedalaman hujan 2 harian
efektif Sungai Bengawan Solo adalah 4,8665 inchi.
Rekapitulasi Analisis Perhitungan untuk Parameter HSS-SCS Sungai Pepe dan
Sungai Bengawan Solo ditampilkan dalam Tabel 4.39 serta Tabel 4.40.
Tabel 4. 39 Parameter HSS SCS Sungai Pepe
No Parameter Notasi Nilai Satuan
1 Luas DAS A 5,6529 Km²
2 Panjang Sungai Utama L 5,8800 Km
3 Kemiringan Dasar Sungai S 0,0030 m/m
library.uns.ac.id 76
digilib.uns.ac.id

Tabel 4.39 (Lanjutan)


No Parameter Notasi Nilai Satuan
4 Curve Number CN 84,3231
5 Infitrasi Maksimum s 1,8591
6 Kedalaman Hujan Harian P1 3,8087 Inch
kedalaman Hujan Efektif Harian P1.ef 2,2303 Inch
7 Kedalaman Hujan 2 Harian P2 3,8349 Inch
kedalaman Hujan Efektif 2 Harian P2.ef 2,2534 Inch

Tabel 4. 40 Parameter HSS SCS Sungai Bengawan Solo


No Parameter Notasi Nilai Satuan
1 Luas DAS A 12,7172 Km²
2 Panjang Sungai Utama L 32,0000 km
3 Kemiringan Dasar Sungai S 0,0300 m/m
4 Curve Number CN 77,7041
5 Infitrasi Maksimum s 2,8693
6 Kedalaman Hujan Harian P 5,1220 Inch
kedalaman Hujan Efektif Harian P.ef 2,7888 Inch
7 Kedalaman Hujan 2 Harian P 7,4663 Inch
7 kedalaman Hujan Efektif 2 Harian P.ef 4,8665 inch
Langkah selanjutnya yaitu perhitungan persamaan Kurva HSS SCS. Dalam
perhitungan ini diperlukan beberapa parameter, antara lain:
1 Waktu Konsentrasi (Tc)
Waktu konsentrasi Sungai Pepe terhitung sebesar 2,4272 jam seperti hasil
pada sub bab 4.10. Sedangkan waktu konsentrasi Sungai Bengawan Solo
adalah 3,6869.
2 Waktu Keterlambatan (tp)
Data yang diperlukan untuk menghitung waktu keterlambatan adalah panjang
sungai, dengan rumus sebagai berikut:
= 2,1041 jam
Dari perhitungan diatas didapatkan waktu keterlambatan Sungai Pepe adalah
2,1041 jam. Dengan cara yang sama, waktu keterlambatan Sungai Bengawan
Solo adalah 8,1600 jam
3 Waktu Naik (Tp)
Waktu Naik dipengaruhi oleh waktu konsentrasi dan waktu keterlambatan
dengan perhitungan sebagai berikut:

( )
library.uns.ac.id 77
digilib.uns.ac.id

= 2,3954 jam
Dari hasil perhitungan diatas, waktu naik untuk kurva SCS pada Sungai Pepe
adalah 2,3954 jam. Dengan cara yang sama, waktu naik Sungai Bengawan
Solo adalah 8,6024 jam.
4 T0 terkoreksi
Perhitungan untuk T0 terkoreksi adalah:

( )

= 1,6182 jam
T0 terkoreksi Sungai Pepe didapatkan sebesar 1,6182 jam. Dengan cara yang
sama T0 terkoreksi Sungai Bengawan Solo adalah 2,4579.
5 T0/Tp
Perhitungan untuk T0/Tp adalah sebagai berikut:

( ) = 0,6755 jam

Dari perhitungan diatas, hasil T0/Tp adalah 0,6755 jam. Dengan cara yang
sama T0/Tp Sungai Bengawan Solo adalah 0,2857.
6 Tinggi Debit Puncak (qp)
Perhitungan tinggi debit puncak dipengaruhi oleh Luas DAS dan T0 dengan
rumus sebagai berikut:

( )

= 1690,8168 inchi
Dari perhitungan diatas, didapatkan tinggi debit puncak Sungai Pepe adalah
1690,8168 inch. Dengan cara yang sama tinggi debit puncak Sungai
Bengawan Solo adalah 2504,2201 inch.
7 Debit Puncak harian (Qp)
Debit puncak harian dipengaruhi oleh kedalaman hujan efektif harian dan
tinggi debit puncak dengan perhitungan sebagai berikut:
library.uns.ac.id 78
digilib.uns.ac.id

= 1690,8168 x 2,2303 x 0,028


= 105,5907 m3/dt
Dari perhitungan diatas didapatkan debit puncak harian untuk kurva SCS
Sungai Pepe sebesar 105,5907 m3/dt. Dengan cara yang sama, debit puncak
harian untuk Sungai Bengawan Solo adalah 195,5426 m3/dt.
8 Debit Puncak 2 Harian (Qp)
Debit puncak 2 harian dipengaruhi oleh kedalaman hujan efektif 2 harian dan
tinggi debit puncak dengan perhitungan sebagai berikut:

= 1690,8168 x 2,2534 x 0,028


= 106,6818 m3/dt
Dari perhitungan diatas didapatkan debit puncak 2 harian untuk kurva SCS
Sungai Pepe sebesar 106,6818 m3/dt. Dengan cara yang sama, debit puncak 2
harian untuk Sungai Bengawan Solo adalah 341,2301 m3/dt.
Rekapitulasi Analisis Perhitungan untuk persamaan Kurva HSS-SCS Sungai Pepe
dan Sungai Bengawan Solo ditampilkan dalam Tabel 4.41 serta tabel 4.42.
Tabel 4. 41 Persamaan Kurva HSS SCS Sungai Pepe
No Persamaan Notasi Nilai Satuan
1 Waktu Konsentrasi Tc 2,4272 jam
2 Waktu Keterlambatan tp 2,1041 jam
3 Waktu Naik Tp 2,3954 jam
4 T0 T0 1,6182 jam
5 T0/Tp T0/Tp 0,6755 jam
6 Tinggi Debit Puncak qp 1690,8168 inchi
7 Debit Puncak Harian Qp 105,5907 m³/dt
8 Debit Puncak 2 Harian Qp 106,6818 m³/dt

Tabel 4. 42 Persamaan Kurva HSS SCS Sungai Bengawan Solo


No Persamaan Notasi Nilai Satuan
1 Waktu Konsentrasi Tc 3,6869 jam
2 Waktu Keterlambatan tp 8,1600 jam
3 Waktu Naik Tp 8,6024 jam
4 T0 T0 2,4579 jam
5 T0/Tp T0/Tp 0,2857 jam
6 Tinggi Debit Puncak qp 2504,2201 inchi
library.uns.ac.id 79
digilib.uns.ac.id

Tabel 4.42 (Lanjutan)


No Persamaan Notasi Nilai Satuan
7 Debit Puncak Harian Qp 195,5426 m³/dt
8 Debit Puncak 2 Harian Qp 341,2301 m³/dt

4.13.2 Analisis Unit Hidrograf (UH)


Selanjutnya dilakukan perhitungan Unit Hidrograf (UH) HSS SCS untuk tiap
jamnya. Berikut contoh perhitungan Unit Hidrograf hujan periode ulang Sungai
Pepe pada jam ke-1:

Qt =

= 44,0807 m³/dt
Kontrol Qt = Qt x 3600
= 44,0807 x 3600
= 18690,5407

UH Koreksi =
( )

=
= 0,3027 m³/dt/mm
Contoh Analisis Unit Hidrograf untuk Hujan Harian Sungai Pepe disajikan pada
Tabel 4.43.
Tabel 4. 43 Hasil Analisis Unit Hidrograf Hujan Harian Sungai Pepe
T Qt UH Koreksi
Kontrol
jam m³/dt m³/dt/mm
0 0 0 0
1 44,0807 158690,5407 0,3027
2 22,0404 79345,2704 0,1514
3 14,6936 52896,8469 0,1009
4 11,0202 39672,6352 0,0757
5 8,8161 31738,1081 0,0605
6 7,3468 26448,4235 0,0505
7 6,2972 22670,0772 0,0432
8 5,5101 19836,3176 0,0378
9 4,8979 17632,2823 0,0336
10 4,4081 15869,0541 0,0303
library.uns.ac.id 80
digilib.uns.ac.id

Contoh Analisis Unit Hidrograf untuk Hujan 2 Harian Sungai Pepe disajikan pada
Tabel 4.44.
Tabel 4. 44 Hasil Analisis Unit Hidrograf Hujan 2 Harian Sungai Pepe
T Qt
Kontrol
jam m3/dt UH m3/dt/mm
0 0 0 0
1 44,53618 160330,2588 0,3058
2 22,26809 80165,12938 0,1529
3 14,84539 53443,41959 0,1019
4 11,13405 40082,56469 0,0765
5 8,907237 32066,05175 0,0612
6 7,422697 26721,70979 0,0510
7 6,362312 22904,32268 0,0437
8 5,567023 20041,28235 0,0382
9 4,948465 17814,4732 0,0340
10 4,453618 16033,02588 0,0306
Setelah mengetahui Unit Hidrograf aliran, selanjutnya menentukan debit rencana
aliran yang dipengaruhi oleh koef hasil analisis ABM (Alternanting Block
Method), waktu aliran, dan UH itu sendiri. Contoh hasil analisis debit rencana
aliran untuk periode ulang Q10 tahun Sungai Pepe dapat dilihat pada Tabel 4.45.
Tabel 4. 45 Analisis Debit Rencana Aliran Periode Ulang Q10 Tahun Sungai
Pepe dengan Metode SCS
Waktu UH 1 2 3 Q
Jam m³/dt/mm 4,9706 27,2617 7,0859 m³/dt
0 0,0000 0,0000 0,0000
1 0,3027 1,5046 0,0000 1,5046
2 0,1514 0,7523 8,2523 0,0000 9,0046
3 0,1009 0,5015 4,1261 2,1449 6,7726
4 0,0757 0,3762 2,7508 1,0725 4,1994
5 0,0605 0,3009 2,0631 0,7150 3,0790
6 0,0505 0,2508 1,6505 0,5362 2,4375
7 0,0432 0,2149 1,3754 0,4290 2,0193
8 0,0378 0,1881 1,1789 0,3575 1,7245
9 0,0336 0,1672 1,0315 0,3064 1,5051
10 0,0303 0,1505 0,9169 0,2681 1,3355
Hasil analisis debit rencana aliran untuk periode ulang Q25, Q10, Q5 tahun Sungai
Pepe dapat dilihat pada Lampiran C dimulai dari halaman C115. Perhitungan
unit hidrograf dan debit rencana aliran untuk Sungai Bengawan Solo di analisis
dengan cara yang sama seperti analisis diatas. Hasil perhitungan unit hidrograf
library.uns.ac.id 81
digilib.uns.ac.id

Debit Rencana Sungai Bengawan Solo dapat dilihat pada Lampiran D dimulai
dari halaman D123.
Untuk memperjelas hasil analisis, debit rencana aliran Q25, Q10, Q5 Sungai Pepe
dan Sungai Bengawan Solo akan disajikan dalam bentuk grafik hidrograf SCS.

HSS SCS Sungai Pepe


14

12

10
Q (m³/s)

100
0
5

50
10
15
20
25
30
35
40
45

55
60
65
70
75
80
85
90
95
Waktu (jam)

Q5 Tahun Q25 Tahun Q10 Tahun


Grafik 4. 6 Grafik HSS SCS Periode Ulang Sungai Pepe
library.uns.ac.id 82
digilib.uns.ac.id

HSS SCS Sungai Bengawan Solo


35

30

25
Q (m³/s)

20

15

10

100
0
4
8
12
16
20
24
28
32
36
40
44
48
52
56
60
64
68
72
76
80
84
88
92
96
Waktu (jam)

Q5 Tahun Q10 Tahun Q25 Tahun

Grafik 4. 7 Grafik HSS SCS Periode Ulang Sungai Bengawan Solo


Contoh hasil analisis debit rencana untuk Hujan 2 harian Sungai Pepe dapat
dilihat pada Tabel 4.46.
Tabel 4. 46 Analisis Debit Rencana Hujan 2 harian dengan Metode SCS
Waktu UH 1 2 3 4 5 6 Q
Jam m³/dt/mm 3,8565 5,7365 31,4624 8,1778 4,5668 3,3710 m³/dt
0 0,0000 0,0000 0,0000
1 0,3522 1,3442 0,0000 1,3581
2 0,1761 0,6721 1,9996 0,0000 2,6993
3 0,1174 0,4481 0,9998 10,9668 0,0000 12,5429
4 0,0880 0,3361 0,6665 5,4834 2,8505 0,0000 9,4329
5 0,0704 0,2688 0,4999 3,6556 1,4252 1,5918 0,0000 7,5183
6 0,0587 0,2240 0,3999 2,7417 0,9502 0,7959 1,1750 6,3517
7 0,0503 0,1920 0,3333 2,1934 0,7126 0,5306 0,5875 4,5964
8 0,0440 0,1680 0,2857 1,8278 0,5701 0,3980 0,3917 3,6788
9 0,0391 0,1494 0,2499 1,5667 0,4751 0,3184 0,2938 3,0847
10 0,0352 0,1344 0,2222 1,3708 0,4072 0,2653 0,2350 2,6622
Hasil analisis debit rencana 2 harian untuk Sungai Pepe Hilir dan Sungai
Bengawan Solo dapat dilihat pada Lampiran E yang berhalaman E131.
Berdasarkan hasil analisis debit rencana 2 harian Sungai Pepe dan Sungai
Bengawan Solo dengan Metode HSS SCS, didapatkan Grafik 4.8.
library.uns.ac.id 83
digilib.uns.ac.id

HSS SCS 2 Harian Sungai Pepe


14,0000
12,0000
10,0000
Q (m³/s)

8,0000
6,0000
4,0000
2,0000
0,0000
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40 42 44 46 48
Waktu (jam)

Grafik 4. 8 Grafik HSS SCS 2 Harian Sungai Pepe

HSS SCS 2 Harian Sungai Bengawan Solo


60,000

50,000

40,000
Q (m³/s)

30,000

20,000

10,000

0,000
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40 42 44 46 48
Waktu (jam)

Grafik 4. 9 Grafik HSS SCS 2 Harian Sungai Bengawan Solo


4.14 Analisis Kapasitas Saluran Drainase Rencana Kelurahan Sewu
Peta drainase kelurahan sewu diambil dari Dokumen Rancangan Saluran Drainase
oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Surakarta. Dalam
penelitian ini, akan dihitung besar kapasitas drainase rancangan yang nantinya
akan dibandingkan dengan besar analisis volume genangan hasil analisis Hec-
RAS. Dari hasil tersebut akan bisa dilihat apakah rancangan dimensi drainase
telah memenuhi genangan yang terjadi atau belum. Berikut disajikan peta
Kelurahan Sewu pada Gambar 4.10.
library.uns.ac.id 84
digilib.uns.ac.id

(Sumber: Google Earth, 2019)


Gambar 4. 10 Peta Kelurahan Sewu
Keterangan Dimensi saluran drainase dapat dilihat pada Lampiran F halaman
F137. Peta Saluran Drainase yang dihitung disajikan pada Gambar 4.11.

(Sumber: Google Earth, 2019)


Gambar 4. 12 Peta Saluran Drainase Penelitian di Kelurahan Sewu
Gambar 4. 11 Peta Saluran Drainase Penelitian di Kelurahan Sewu
library.uns.ac.id 85
digilib.uns.ac.id

Langkah pertama yaitu menghitung Kemiringan saluran drainase yang ditinjau.


Contoh perhitungan kemiringan saluran untuk saluran Primer 1 adalah:
Tinggi saluran hulu = 92 m
Tinggi saluran hilir = 90 m
panjang saluran = 201 m
( )
S Primer 1 =
= 0,00995
Hasil analisis kemiringan saluran drainase lainnya dapat dilihat pada Tabel 4.47.
Tabel 4. 47 Analisis Kemiringan Dasar Saluran Drainase
Panjang Saluran Kemiringan
Ketinggian
Saluran Titik dasar
km m (m)
Saluran
A 92
Primer 1 P1 0,201 201 0,0100
B 90
A 91
Primer 2 P2 0,0706 70,6 0,0142
B 90
A 93
Primer 3 P3 0,808 140 0,0071
B 92
A 92
Primer 4 P4 0,648 648 0,0046
B 89
A 93 0,0018
Sekunder 1 S1 0,555 555
B 92
A 93
Sekunder 2 S2 0,186 186 0,0108
B 91
A 91
Sekunder 3 S3 0,137 137 0,0219
B 88
A 93
Tersier 1 T1 0,315 315 0,0032
B 92
A 92
Tersier 2 T2 0,3495 349,5 0,0014
B 91,5
A 92
Tersier 3 T3 0,386 386 0,0052
B 90
A 92
Tersier 4 T4 0,32 320 0,0016
B 91,5
A 92
Tersier 5 T5 0,0967 96,7 0,0103
B 91
A 92
Tersier 6 T6 0,425 425 0,0024
B 91
A 91
Tersier 7 T7 0,372 372 0,0027
B 90
library.uns.ac.id 86
digilib.uns.ac.id

Selanjutnya menghitung kapasitas saluran drainase menggunakan rumus manning.


Berikut contoh perhitungan kapasitas saluran primer 1:
Kemiringan Saluran(S)= 0,0100
Lebar Dasar (b) = 0,6 m
Tinggi Muka air (h) = Lebar dasar : 2 = 0,6/2 = 0,3 m
Luas Basah (A) =bxh
= 0,6 x 0,3
= 0,18 m
Tinggi jagaan = 0,2 m
Kel Basah (P) = b x 2h
= 0,6 x 2(03)
= 1,2 m
Jari Hidrolis (R) = A/P
= 0,18/1,2
= 0,15 m
Kecepatan (V) =

= 1,8774 m/s
Kapasitas Saluran (Q) = V x A
= 1,8774 x 0,18
= 0,3379 m³/s
Hasil analisis kapasitas saluran rancangan lainnya akan ditampilkan pada Tabel
4.48.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 87

Tabel 4. 48 Analisis Kapasitas Saluran Drainase Kelurahan Sewu

Lebar Tinggi Luas


Kemiringan Tinggi Keliling Jari hidrolis Kecepatan Kapasitas
Saluran Drainase dasar muka air basah
Saluran (S) jagaan basah (P) (R) (V) Eksisting
(b) (h) (A)
Primer 1 P1 0,0100 0,6 0,30 0,30 0,18 1,200 0,1500 1,8774 0,3379
Primer 2 P2 0,0142 3,00 1,50 1,50 4,50 6,000 0,7500 6,5496 29,4731
Primer 3 P3 0,0071 0,60 0,30 0,30 0,18 1,200 0,1500 1,5906 0,2863
Primer 4 P4 0,0046 3,00 1,50 1,50 4,50 6,000 0,7500 3,7445 16,8501
Sekunder 1 S1 0,0018 0,60 0,30 0,30 0,18 1,200 0,1500 0,7989 0,1438
Sekunder 2 S2 0,0108 3,00 1,50 1,50 4,50 6,000 0,7500 5,7066 25,6795
Sekunder 3 S3 0,0219 3,00 1,50 1,50 4,50 1,400 0,7500 8,1436 36,6462
Tersier 1 T1 0,0032 2,00 1,00 1,00 2,00 4,000 0,5000 2,3663 4,7326
Tersier 2 T2 0,0014 2,00 1,00 1,00 2,00 4,000 0,5000 1,5885 3,1770
Tersier 3 T3 0,0052 0,70 0,35 0,35 0,25 1,400 0,1750 1,5014 0,3678
Tersier 4 T4 0,0016 2,00 1,00 1,00 2,00 4,000 0,5000 1,6601 3,3202
Tersier 5 T5 0,0103 0,70 0,35 0,35 0,25 1,400 0,1750 2,1211 0,5197
Tersier 6 T6 0,0024 0,70 0,35 0,35 0,25 1,400 0,1750 1,0117 0,2479
Tersier 7 T7 0,0027 0,70 0,35 0,35 0,25 1,400 0,1750 1,0814 0,2649
∑ (m³/s) 122,0471
∑ (m³) 439369,4455
library.uns.ac.id 88
digilib.uns.ac.id

4.15 Pemetaan Banjir dengan HEC-RAS


Debit rencana aliran untuk periode ulang dan hujan 2 harian sudah didapatkan dari
perhitungan dengan Metode HSS SCS, selanjutnya melakukan analisis volume
dan tinggi genangan yang terjadi dari debit rencana tersebut. Dalam analisis ini
digunakan software HEC-RAS 5.04 untuk memetakan banjir yang terjadi di
Kelurahan Sewu dengan input debit rencana dari 2 Sungai, yaitu Sungai Pepe dan
Sungai Bengawan Solo. Data lain yang diinput dalam HEC-RAS adalah peta
DEM daerah Surakarta, Peta Surakarta dari Google Earth, dan Coordinate
Projection dari Spatial Reference. Langkah- langkah pemetaan banjir dengan
HEC-RAS antara lain:

4.15.1 Membuat New Project


Pembuatan New Project dimulai dengan klik File lalu New Project. Lalu akan
muncul kotak dialog seperti dibawah ini.

Gambar 4. 13 Pembuatan Project Baru


Setelah muncul kotak dialog diatas, isikan judul untuk project baru. Lalu klik ok
untuk menyimpan project. Dalam project ini unit system yang digunakan adalah
System International (metric system) dengan cara klik options lalu unit system,
sehingga akan keluar kotak dialog seperti dibawah ini.
library.uns.ac.id 89
digilib.uns.ac.id

Gambar 4. 14 Kotak Dialog Unit System

4.15.2 Memasukkan Data ke dalam HEC-RAS


Langkah selanjutnya adalah memasukkan data-data yang dibutuhkan untuk
analisis data menggunakan HEC-RAS. Pertama memasukkan project data yang di
download dari data spasial seperti dengan klik gambar RAS Mapper, lalu klik
tools dan set projection for project seperti pada gambar dibawah ini.

Gambar 4. 15 Proses melakukan Projection Data


Setelah memasukkan projection file kemudian klik apply dan ok. Data selanjutnya
yang dimasukkan adalah memasukkan map layer dengan langkah klik tools, lalu
add map layers dan dalam project ini data yang dimasukkan adalah peta
administrasi Kota Surakarta, peta saluran drainase, dan peta sungai Kota Solo.
Lalu klik open.
library.uns.ac.id 90
digilib.uns.ac.id

4.15.3 Edit Geometri Data


Pengeditan geometri data dimulai dengan klik kanan geometri lalu add geometry
data seperti pada gambar dibawah ini.

Gambar 4. 16 Kotak Dialog Add Geometry Data


Dilanjutkan dengan pengetikan judul geometry data dan klik ok. Langkah
selanjutnya adalah pengeditan perimeter pada geometri, dengan cara klik edit
geometry dan mendigit daerah penelitian sampai selesai seperti pada gambar
dibawah ini.

Gambar 4. 17 Mendigit Daerah Penelitian


library.uns.ac.id 91
digilib.uns.ac.id

Setelah selesai mendigit data dan disimpan, selanjutnya melakukan edit 2D Flow
area dan merubah points spacing-nya menjadi 50:50, lalu koef manning diubah
menjadi 0,045 sesuai dengan tabel Koefisien manning. Setelah itu aktifkan
computation points dengan cara checklist pada kotaknya untuk mengetahui
apakah ada titik merah disitu. Kalau ada, tanda merah itu diklik sampai hilang.
Langkah selanjutnya adalah checklist boundary condition lalu klik kanan dan edit
boundary condition lines. Ada 3 boundary condition yang digambar yaitu BC 1 di
area hulu (Sungai Pepe), BC 2 di perbatasan Sungai Pepe dengan Sungai
Bengawan Solo, dan BC 3 di bagian Hilir (Sungai Bengawan Solo bagian utara).
Boundary Condition digambarkan seperti gambar dibawah ini.

BC 3

BC 1

BC 2

Gambar 4. 18 Letak Boundary Condition pada Daerah Penelitian

4.15.4 Edit Unsteady Flow Data


Setelah selesai mengedit geometri data, close kotak dialog RAS Mapper. Lalu klik
edit > unsteady flow data dan akan muncul kotak dialog seperti dibawah ini.
library.uns.ac.id 92
digilib.uns.ac.id

Gambar 4. 19 Melakukan Editing Unsteady Flow Data


Setelah itu save dulu unsteady flow data dengan cara klik file selanjutnya klik
save unsteady flow data, dan isikan judul lalu tekan ok. Langkah berikutnya
mengisikan boundary condition yang sudah dibuat di geometri data dengan
rincian sebagai berikut:
1 Boundary Condition 1 = Data debit rencana Sungai Pepe dengan Metode
SCS
2 Boundary Condition 2 = Data debit rencana Sungai Bengawan Solo dengan
Metode HSS SCS
3 Boundary Condition 3 = Kedalaman Normal Daerah Hilir
Selanjutnya melakukan saving data setelah selesai memasukkan data debit hujan
pada unsteady flow.

4.15.5 Running Project


Menjalankan program dilakukan dengan cara klik run lalu pilih unsteady flow
data. Menyimpan hasil run project dengan cara klik file lalu new plan. Isikan
nama plan dan short ID, setelah itu klik save. Lama waktu yang dicantumkan
ditentukan oleh peneliti dengan interval komputasi adalah 1 jam. Setelah selesai
library.uns.ac.id 93
digilib.uns.ac.id

mengisi data yang ada langsung klik compute untuk menjalankan perintah yang
telah dimasukkan.

Gambar 4. 20 Proses Running Project

4.15.6 Peta Banjir Hasil Menjalankan Project


Ketika program berhasil dijalankan, hasil yang terjadi bisa dilihat pada RAS
Mapper dengan cara checklist Result dan Checklist hasil untuk tiap analisis Q
periode ulang dan hujan harian. Berikut peta banjir maksimum yang dihasilkan
pada masing-masing analisis yang telah dilakukan.
library.uns.ac.id 94
digilib.uns.ac.id

Gambar 4. 21 Banjir yang terjadi pada Q5 tahun

Gambar 4. 22 Banjir yang Terjadi pada Q10 Tahun


library.uns.ac.id 95
digilib.uns.ac.id

Gambar 4. 23 Banjir yang Terjadi pada Q25 Tahun

Gambar 4. 24 Banjir yang Terjadi pada Hujan 2 harian


library.uns.ac.id 96
digilib.uns.ac.id

Dari semua gambar diatas dapat dikatakan bahwa daerah yang tidak terkena banjir
di Kelurahan Sewu terletak pada daerah paling utara atau dekat dengan Jalan RE.
Martadinata. Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia
Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang, bahwa yang disebut genangan memiliki elevasi
muka air minimal 30 cm dan berdurasi kurang lebih 2 jam. Gambar hasil analisis
Hec-RAS yang berwarna merah tidak termasuk daerah tergenang. Pengaturan
untuk hal tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.24.

Gambar 4. 25 Pengaturan Warna pada Elevasi Muka Air Banjir


library.uns.ac.id 97
digilib.uns.ac.id

Berikut ini Peta Banjir di Kelurahan Sewu yang bersumber dari Dinas Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang Kota Surakarta.

Genangan

LOKASI

(Sumber: Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Surakarta, 2016)
Gambar 4. 26 Peta Banjir Kelurahan Sewu
Dan untuk pembanding, digunakan peta banjir Kelurahan Sewu untuk Periode
Ulang 10 tahun disajikan pada Gambar 4.25 dibawah ini.

Gambar 4. 27 Peta Banjir Kelurahan Sewu untuk Q10 Tahun Analisis Hec-RAS
library.uns.ac.id 98
digilib.uns.ac.id

Berdasarkan gambar pemetaan banjir diatas dapat dikatakan terjadi perbedaan


dalam daerah yang tergenang, hal tersebut dapat terjadi dikarenakan parameter
perhitungan debit banjir yang berbeda, input Peta DEM yang berbeda, dan waktu
analisis yang berbeda.
Perbedaan untuk pemetaan daerah tergenang dengan elevasi muka air banjir yang
dimulai dari 30 cm dan dibawah 30 cm dapat dilihat pada Gambar 4.27.
< 30 cm > 30 cm

Gambar 4. 28 Gambar Perbandingan Peta Banjir dengan Ketentuan Elevasi


Muka Air yang Berbeda
Daerah yang berwarna biru pada gambar disebelah kiri menerangkan bahwa
daerah tergenang dimulai dari elevasi 0 sampai elevasi maksimum yaitu 12 m.
Untuk membedakan daerah tergenang yang elevasi muka air banjirnya dimulai
dari 0 cm dan 30 cm dilakukan setting perbedaan warna pada Hec-RAS. Pada
elevasi daerah tergenang yang dimulai dari 0 cm di setting untuk berwarna merah,
sedangan daerah tergenang yang berwarna biru adalah daerah genangan yang
elevasi muka airnya dimulai dari 30 cm. Pada gambar tersebut menerangkan
bahwa luasan banjir dengan elevasi banjir minimum kurang dari 30 cm lebih besar
daripada luasan banjir dengan elevasi banjir minimum 30 cm. Untuk gambar
perbandingan genangan Periode Ulang 25 tahun, 5 tahun, dan 2 harian dengan
ketentuan elevasi muka air banjir kurang dari 30 cm dan diatas 30 cm dapat dilihat
di Lampiran H pada halaman H-147 .
library.uns.ac.id 99
digilib.uns.ac.id

Setelah mendapatkan Peta Banjir untuk Debit Periode Ulang dan Hujan 2 harian,
berikut disajikan Tabel rekapitulasi tinggi, durasi rata-rata, dan luasan genangan
sesuai analisis Hec-RAS.
Tabel 4. 49 Rekapitulasi Tinggi Banjir Maksimum, Durasi Rata-rata Hujan, dan
Luas banjir
Jenis Debit Banjir Tinggi Maksimum Durasi Rata-rata Luasan Daerah
No
Penelitian Banjir (m) Banjir (Jam) Banjir (ha)
1 25 Tahunan 15,63 21 27,00
2 10 Tahunan 11,12 19 22,00
3 5 Tahunan 9,56 14 17,00
4 2 Harian 15,69 10 33,00
Dari tabel 4.49 dapat disimpulkan bahwan Tinggi Maksimum dan luasan daerah
tergenang dengan hasil paling besar terjadi pada debit banjir 2 harian maksimum.
Sedangkan durasi rata-rata banjir tertinggi terjadi pada debit banjir 25 tahunan.
Contoh hubungan antara elevasi genangan dengan durasi genangan pada sel yang
paling Krusial untuk pada Periode Ulang 10 dapat dilihat pada Gambar 4.28 dan
grafik hubungan elevasi banjir dengan durasi dapat dilihat pada Grafik 4.10.

SEL 163

Gambar 4. 29 Lokasi Contoh Sel Q10 Tahun yang Tergenang Banjir


library.uns.ac.id 100
digilib.uns.ac.id

(Sumber: Analisis Hec-RAS 2019)


Grafik 4. 10 Grafik Hubungan Elevasi dengan Durasi Genangan untuk Cell 163
pada Periode Ulang 10 Tahun
Dari Grafik 4.10 dapat dikatakan bahwa Elevasi banjir maksimum di Kelurahan
Sewu terjadi pada Tanggal 1 Januari 2018 pukul 13.00 WIB. Selanjutnya elevasi
banjir turun seiring dengan bertambahnya waktu dan mulai konstan pada Tanggal
2 Januari 2018 pukul 05.00.

Hubungan antara elevasi air permukaan dan kecepatan aliran disajikan dalam
Grafik 4.11 dan Grafik 4.12.

Grafik 4. 11 Grafik Hubungan Waktu dengan Elevasi Banjir


library.uns.ac.id 101
digilib.uns.ac.id

Grafik 4. 12 Grafik Hubungan Kecepatan Aliran dan Waktu Banjir


Dari Grafik 4.11 dan Grafik 4.12 dapat dilihat hubungan antara Elevasi air
permukaan saat banjir dan Kecepatan Aliran. Elevasi air naik pada Tanggal 1
Januari 2018 Pukul 15.00 WIB, begitu pula dengan kecepatan aliran naik pada
hari dan jam yang sama. Selanjutnya Elevasi banjir mulai turun dan konstan pada
tanggal 2 Januari 2018 pukul 05.00 WIB, sedangkan kecepatan juga turun sampai
dari 0,03 m/s sampai 0 m/s. Dari pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa
Kelurahan Sewu tergenang setelah tanggal 3 Januari 2018, dikarenakan masih
terdapat elevasi genangan namun kecepatan aliran sudah hampir mendekati nol.
Kemudian untuk mengetahui contoh arah aliran air saat terjadi banjir limpasan
untuk Periode Ulang Q10 tahun dapat dilihat pada Gambar 4.29.
library.uns.ac.id 102
digilib.uns.ac.id

(Sumber: Hec-RAS, Analisis 2019)


Gambar 4. 30 Arah Aliran Banjir Limpasan dari Sungai di Kelurahan Sewu
Dari gambar diatas dapat disimpulkan bahwa sumber banjir limpasan berasal dari
titik temu antara Sungai Pepe Hilir dan Sungai Bengawan Solo. Setelah itu air
menyebar dengan cepat ke arah barat dan timur daerah Kelurahan Sewu.
4.15.7 Memindahkan Nilai Ketinggian Genangan dari HEC-RAS ke Ms.
Excel
Tinggi genangan dari hasil running HEC-RAS didapatkan dengan cara checklist
result dan juga depth-nya, lalu klik kanan pada cell yang tergenang.

Gambar 4. 31 Ketinggian Genangan untuk Waktu Tertentu


library.uns.ac.id 103
digilib.uns.ac.id

Tabel hubungan antara waktu dan ketinggian genangan dicopi lalu di paste ke
excel untuk selanjutnya dianalisis berapa genangannya.

4.15.8 Perhitungan Volume Banjir Kelurahan Sewu


Volume banjir hasil analisis dari grafik ketinggian banjir dan waktu selanjutnya
akan dibandingkan dengan kapasitas saluran drainase yang telah di analisis pada
sub bab 4.14. Hal ini terjadi dikarenakan saat proses pembuatan project, data
terrain yang dimasukkan belum mencakup saluran drainase yang ada sehingga
setelah hasil volume banjir ada harus dikurangkan dengan kapasitas drainase yang
telah dianalisis. Berikut contoh perhitungan volume banjir untuk Q25 tahun.
Ketinggian banjir sel 1 =0
Ketinggian banjir sel 2 = 0,679 m
Interval waktu = 1 jam

Volume genangan =

= 0,3395 m3. jam


Analisis volumr banjir sel untuk Q25 tahun, Q10 tahun, Q5 tahun, dan Debit 2
harian dapat dilihat pada Lampiran G yang berhalaman G-140. Contoh tabel
rekapitulasi analisis volume genangan untuk debit kala ulang dan 2 harian
maksimum disajikan pada Tabel 4.50.
Tabel 4. 50 Tabel Rekapitulasi Analisis Volume Genangan untuk Periode Ulang
Q25 , Q10, Q5, dan 2 Harian Maksimum
Hujan 2
Cell Q5 tahun Q10 Tahun Q25 Tahun
Harian
1 8,7640 -0,4440 -0,1370 1,8030
2 -1,0130 0,1060 1,5190 2,4810
3 0,5620 1,2270 1,3020 2,2810
4 0,0490 0,9690 3,3750 2,3010
5 -0,8670 -1,0010 2,0120 3,2430
6 -0,8950 0,9370 1,2970 1,2410
7 -0,5710 0,7670 0,4830 2,3510
8 2,3600 12,4610 1,8170 9,2950
9 0,8140 1,9410 2,7800 6,2640
10 1,0760 0,0990 0,0740 4,2910
Hasil perhitungan volume banjir limpasan sungai untuk Q25, Q10, Q5 dan Debit 2
Harian diterangkan pada Tabel 4.51.
library.uns.ac.id 104
digilib.uns.ac.id

Tabel 4. 51 Volume Banjir Limpasan untuk Q25, Q10, Q5 dan Debit 2 Harian

No Jenis Debit Banjir Penelitian Volume Akumulasi Banjir (m³)

1 25 Tahunan 4392,9800
2 10 Tahunan 2264,0080
3 5 Tahunan 1255,4850
4 2 Harian 4414,5570
Setelah mendapatkan volume genangan untuk Q25, Q10, Q5 dan Debit 2 Harian,
selanjutnya dibandingkan dengan kapasitas saluran drainase sesuai dengan saluran
mana saja yang dilalui untuk mendapatkan hasil apakah saluran drainase
rancangan tersebut memenuhi atau tidak. Dari Sub Bab 4.15.6 diperoleh peta
daerah tergenang banjir di Kelurahan Sewu, dari peta tersebut dapat di analisis
saluran drainase mana saja yang tergenang banjir. Gambar saluran drainase yang
tergenang banjir disajikan pada Gambar 4.31.

(Sumber : Google Earth, 2019)


Gambar 4. 32 Skema Saluran Drainase yang Tergenang Banjir di Kelurahan
Sewu
Gambar diatas menerangkan bahwa saluran yang berwarna biru adalah saluran
yang tergenang banjir, sedangkan saluran yang berwarna merah yaitu saluran P3
library.uns.ac.id 105
digilib.uns.ac.id

dan P4 adalah saluran yang tidak tergenang banjir. Dari gambar tersebut dapat
ditentukan total kapasitas saluran drainase yang nantinya akan dibandingkan
dengan volume genangan yang terjadi di Kelurahan Sewu. Kapasitas saluran
drainase untuk tiap genangan karena kala ulang dan hujan 2 harian didapatkan
dengan cara menjumlahkan volume saluran yang tergenang pada tiap jenis debit
banjir dengan cara yang sama seperti pada Sub Bab 4.14.

Untuk memperjelas saluran mana saja yang tergenang saat terjadi banjir dan total
kapasitas saluran untuk tiap debit kala ulang serta 2 harian maksimum, disajikan
tabel kapasitas saluran pada Tabel 4.52.
Tabel 4. 52 Kapasitas Saluran Drainase
Kapasitas Saluran
Jenis Debit Banjir Saluran yang Tergenang
Drainase (m3)
P1, S2, S3, T1, T2, T3, T4, T5,
Q 5 th 271057,4435
T6, T7
P1, P2, S1, S2, S3, T1, T2, T3,
Q 10 th 433200,3442
T4, T5, T6, T7
P1, P2, S1, S2, S3, T1, T2, T3,
Q 25 th 433200,3442
T4, T5, T6, T7
P1, P2, S1, S2, S3, T1, T2, T3,
2 harian 439369,4455
T4, T5, T6, T7
Selanjutnya akan ditampilkan tabel hasil perbandingan volume banjir dan
Kapasitas saluran drainase pada Tabel 4.53.
Tabel 4. 53 Perbandingan volume banjir dan Kapasitas saluran drainase
rancangan

Jenis Debit Akumulasi Kapasitas Drainase Keterangan


No Banjir Banjir (m³) (m³)
Penelitian
(A) (B) (B > A)
1 25 Tahunan 4392,9800 271057,4435 Memenuhi
2 10 Tahunan 2264,0080 433200,3442 Memenuhi
3 5 Tahunan 1255,4850 433200,3442 Memenuhi
4 2 Harian 4414,5570 433200,3442 Memenuhi

Dari Tabel diatas dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi genangan di Kelurahan
Sewu dikarenakan kapasitas drainase yang bersumber dari Dinas Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang Kota Surakarta dapat menampung volume banjir
limpasan yang terjadi akibat Debit Periode Ulang Q5, Q10, Q25, dan hujan 2 harian.
library.uns.ac.id 106
digilib.uns.ac.id

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada Bab 4, maka dapat diambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1 Debit banjir maksimum Sungai Pepe untuk periode ulang Q5 tahun sebesar
7,0116 m3/s; Q10 tahun sebesar 9,0046 m3/s; Q25 tahun sebesar 11,8122 m3/s;
dan banjir 2 harian maksimum yang terjadi pada Tahun 2010 sebesar
12,5429. Debit banjir maksimum Sungai Bengawan Solo yang berhulu di
Bendung Colo untuk periode ulang Q5 tahun sebesar 16,4555 m3/s; Q10 tahun
sebesar 22,6917 m3/s; Q25 tahun sebesar 31,9406 m3/s; dan banjir 2 harian
maksimum yang terjadi pada Tahun 2000 sebesar 55,3710.
2 Hasil analisis Unsteady Flow dari luasan, durasi, dan elevasi banjir limpasan
sungai yang terjadi di Kelurahan Sewu menggunakan Hec-RAS dengan Debit
periode ulang 5, 10, 25 tahun serta 2 harian maksimum ditampilkan pada
Tabel 4.53.
Tabel 4. 54 Rekapitulas Hasil Analisis Unsteady Flow untuk Luas, Durasi,
dan Elevasi Banjir Limpasan di Kelurahan Sewu
Jenis Debit Banjir Tinggi Maksimum Durasi Rata-rata Luasan Daerah
No
Penelitian Banjir (m) Banjir (Jam) Banjir (ha)
1 25 Tahunan 15,63 21 27,00
2 10 Tahunan 11,12 19 22,00
3 5 Tahunan 9,56 14 17,00
4 2 Harian 15,69 10 33,00

3 Berdasarkan analisis kapasitas saluran drainase rencana dengan rumus


manning, didapatkan volume untuk tiap-tiap saluran drainase yang diteliti.
Dan setelah dibandingkan dengan besar volume banjir hasil analisis Hec-RAS
didapatkan hasil sebagai berikut.

106
library.uns.ac.id 107
digilib.uns.ac.id

Tabel 4. 55 Analisis Volume Banjir Limpasan dengan Kapasitas Saluran


Drainase Kelurahan Sewu

Jenis Debit Akumulasi Kapasitas Keterangan


No Banjir Banjir (m³) Drainase (m³)
Penelitian
(A) (B) (B > A)
1 25 Tahunan 4392,9800 271057,4435 Memenuhi
2 10 Tahunan 2264,0080 433200,3442 Memenuhi
3 5 Tahunan 1255,4850 433200,3442 Memenuhi
4 2 Harian 4414,5570 433200,3442 Memenuhi

Sehingga dari Tabel diatas dapat disimpulkan bahwa wilayah Kelurahan


Sewu tidak terjadi genangan, dikarenakan Dimensi Saluran Drainase
eksisting dapat menampung dan mengalirkan genangan yang terjadi untuk
Periode Ulang Q5, Q10, Q25 dan hujan 2 harian.

5.2 Saran
Saran yang dibutuhkan untuk penelitian ini agar lebih akurat dan bermanfaat
antara lain:

1 Menyediakan data-data seperti peta digital, peta DEM, peta daerah


administrasi Kota Surakarta yang lebih detail,
2 Disarankan melakukan analisis perhitunga debit banjir saat kondisi pintu
tertutup untuk studi selanjutnya,
3 Melakukan evaluasi terhadap sistem dan dimensi saluran yang ada,
4 Perlunya pemeliharaan dan pembersihan terhadap saluran drainase di
Kelurahan Sewu agar fungsi saluran lebih optimal,
5 Optimalisasi pompa air di Kelurahan Sewu sebagai sarana pengendalian
banjir.
library.uns.ac.id 108
digilib.uns.ac.id

PENUTUP

Demikian Tugas Akhir Analisis Desain Saluran Drainase Sebagai Solusi Banjir di
Kelurahan Sewu Surakarta ini telah saya susun.

Semoga tugas akhir yang penulis berikan ini dapat memberikan wawasan dan
informasi tentang debit banjir kala ulang dan analisis drainase bagi pembaca.

Penulis sadar ada banyak kesalahan dan ketidaksempurnaan dalam penulisan


tugas akhir ini, baik disengaja maupun disengaja. Untuk itu penulis memohon
maaf dan mengharapkan kritik serta saran postif yang membangun untuk laporan
ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga laporan tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi
diri penulis pada khususnya dan masyarakat umum pada umumnya.

108
library.uns.ac.id 109
digilib.uns.ac.id

DAFTAR PUSTAKA

Aipassa, M.I., Karno, S., N.D. Upaya Perbaikan Fungsi Hidrologis Pada Sub Das
Batu Besaung Guna Mengantisipasi Banjir Di Kota Samarinda.
Al Kahfi, M.A.K.M., 2014. Studi Sistem Drainase Resapan Untuk
Penanggulangan Banjir Di Lingkungan Iii, Pasar Iii, Padang Bulan, Medan. J.
Tek. Sipil USU 3.

Anna, A.N., Cholil, M., 2011. Analisis Fluktuasi Hujan Dan Morfologi Sungai
Terhadap Konsentrasi Banjir Daerah Surakarta.
Anonim. 2014. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 12/PRT/M/2014
Tentang Penyelenggaraan Sistem Drainase Perkotaan.
Anonim. 2014. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 01/PRT/M/2014
Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang.
Arbaningrum, R., Putri, J.G., Atmojo, P.S., Kurniani, D., 2015. Perencanaan
Tanggul Banjir Sungai Lusi Hilir. J. KARYA Tek. SIPIL 4, 186–196.
Br., Sri Harto. 2000. Hidrologi, Teori-Masalah-Penyelesaian. Yogyakarta: Nafiri
Offset.
Eko Prasetyo, H., Hadiani, R., Setiono, S., 2014. Analisis Data Runtun Waktu
Debit Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Di Das Wuryantoro Pada Awlr
Kecamatan Wuryantoro. Matriks Tek. Sipil 2, 64–71.
Fachrizal, F., Wesli, W., 2015. Analisa Kapasitas Saluran Primer Terhadap
Pengendalian Banjir (Studi Kasus Sistem Drainase Kota Langsa). Teras J. 5.

Handayanti, A.D., Syafarini, H., Darsono, S., Sugiyanto, S., 2017. Perencanaan
Sistem Drainase Wilayah Tawang Sari Dan Tawang Mas Semarang Barat. J.
KARYA Tek. SIPIL 6, 194–203.

Handiani Rintis, Jadmiko Sigit, Saido P. Agus. 2013. Banjir Tahunan Sub Daerah
Aliran Sungai Bengawan Solo Hulu 3 Dengan Sistem Informasi Geografis.
Teknik Sipil. Fakultas Teknik. UNS.

Harmani, E., Soemantoro, M., 2017. Kolam Retensi Sebagai Alternatif Pengendali
Banjir. J. Tek. Sipil Unitomo 1. Https://Doi.Org/10.25139/Jtsu.V1i1.274
HARSINI, S., 2014. Aplikasi Sistem Informasi Geografis Untuk Penentuan Jalur
Evakuasi Bencana Banjir Luapan Sungai Bengawan Solo Di Kota Surakarta (Phd
Thesis). Universitas Muhammadiyah Surakarta.
library.uns.ac.id 110
digilib.uns.ac.id

Istiarto.20014.Modul Pelatihan-Simulasi Aliran 1-Dimensi Dengan Bantuan Paket


Program Hidrodinamika HEC-RAS.UGM.Yogyakarta.
Http://Istiarto.Staff.Ugm.Ac.Id/
Junia,Nurhasanah,Manyuk Fauzi, Dan Imam Suprayogi.2014.Kesesuaian Model
Hidrograf Satuan Sintetik Studi Kasus Sub Daerah Aliran Sungai Siak Bagian
Hulu.Fakultas Teknik Sipil.Universitas Riau.Pekanbaru.
Kamaruzzaman, R., 2010. Desain Saluran Drainase Bandara Udara Juwata Kota
Tarakan–Kalimantan Timur.

Kelurahan Sewu. Demografi Kelurahan Sewu.29 Mei 2018.


Http://Kelurahansewu.Hol.Es/Demografi/.
Khoir, R.A., Panjaitan, N.A., Wahyuni, S.E., Nugroho, H., 2016. Perencanaan
Drainase Gayamsari Subsistem Kanal Banjir Timur Semarang. J. KARYA Tek.
SIPIL 4, 449–461.
Krisnayanti, S.D., dkk. 2017. Perencanaan Drainase Kota Seba. Fakultas teknik.
Kusnan, K., 2010. Menanggulangi Genangan Air Hujan Yang Terjadi Di Jalan
Raya Wiyung Pada Drainase Perkotaan Gunungsari Surabaya Barat. Waktu 8, 47–
59.

Kusuma Dewi, A., Setiawan, A., P Saido, A., 2014. Evaluasi Sistem Saluran
Drainase Di Ruas Jalan Solo Sragen Kabupaten Karanganyar. Matriks Tek. Sipil
2, 170.

Kusumadewi Hana Siti, 2014. Petunjuk Penggunaan Model HEC-HMS 3.5.


Semarang.

Marzuki, R., 2017. Analisa Dimensi Saluran Terbuka Guna Menanggulangi


Banjir Tahunan (Studi Kasus Di Jl. Jend A. Yani–Jl. Mayjend Sutoyo). Kurva S 4,
137–145.

Nurhidayah,Ropri,2010.Pola Distribusi Hujan Jam-Jaman Di Sub DAS


Alang.Fakultas Teknik.UNS.Surakarta.
Nuryadin, Ruslan. Sekilas Quantum GIS.
Oktawijaya, D., Nirmala, A., N.D. Analisis Kapasitas Tampung Maksimum
Saluran Drainase Jl. Tanjungpura. J. Mhs. Tek. Sipil Univ. Tanjungpura 5.

Pradana, B.A., 2013. Analisis Kestabilan Lereng Pada Perencanaan Pembangunan


Tanggul Kali Semarang, Jawa Tengah. Geol. Eng. E-J. 5, 17–29.

Prihutomo, N.B., Nurfadillah, M.Z., Adistia, S., 2016. Perencanaan Ulang Sistem
Drainase Perum Griya Asri Wika Jatiranggon Bekasi. J. Poli-Teknol. 14.
library.uns.ac.id 111
digilib.uns.ac.id

Ps, M.M.A., Gultom, R.A.P., Suripin, S., Kurniani, D., 2014. Perencanaan Sistem
Drainase Kali Tenggang Semarang. J. Karya Tek. Sipil 3, 240–248.

Pudyono, P., Sunik, S., 2013. Penentuan Kedalaman Dan Pola Gerusan Akibat
Aliran Superkritik Di Hilir Pintu Air Menggunakan End Sill Dan Buffle Block
Dengan Simulasi Model Integrasi Numerik. Rekayasa Sipil 7, 118–131.
Qurniawan, A.Y., 2010. Perencanaan Sistem Drainase Perumahan Josroyo Permai
Rw 11 Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar (Phd Thesis). Universitas
Sebelas Maret.

Raharjo, I., 2014. Evaluasi Penyebab Genangan Banjir Wilayah Perkotaan


Pringsewu Berdasarkan Dimensi Saluran Drainase Eksisting. J. Ilm. Tek. Pertan.-
Tektan 6, 179–189.

Republik Indonesia, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 12/PRT/M/2014


Tentang Penyelenggaraan Sistem Drainase Perkotaan.

Rosyidie ,Arief, 2013. Banjir: Fakta dan dampaknya, Serta Pengaruh dari
Perubahan Guna Lahan. Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan
Kebijakan. ITB

Sa’ud, I., 2007. Kajian Penanggulangan Banjir Di Wilayah Pematusan Surabaya


Barat. J. Apl. Tek. Sipil 3, 1–10.
Saputra,Bayu.2014.”Revitalisasi Saluran Drainase Kelurahan Jagalan Surakarta”.
Fakultas Teknik. UNS. Surakarta.

Sinaga, S.H., Gultom, S., Budieny, H., Suripin, S., 2017. Perencanaan Sungai
Sringin Sebagai Kanal Banjir. J. KARYA Tek. SIPIL 6, 236–245.
Sosrodarsono, Suyono. & Takeda, 1983. Hidrologi Untuk Pengairan. Penerbit
Pradnya Paramita. Jakarta.Soemarto, C. D., 1995. Hidrologi Teknik. Penerbit
Erlangga. Jakarta.
Sri, P.R.W., Suripin, S., Soebroto, S., Muhrozi, M., Bagus, H.S., 2015. Sistem
Drainase Pada Jalan Pantura; Permasalahan Dan Alternatif Solusi, In: Seminar
Nasional Teknik Jalan Ke-3. HPJI, Pp. 8–1.
Sriyono, E., 2012. Analisis Evaluasi Dimensi Bangunan Pelimpah Banjir
(Spillway) Situ Sidomukti. Yogyakarta.
Sumirman, E., Sa’ud, I., Zuhdi, A.Y., 2016. Studi Evaluasi Sistem Saluran
Sekunder Drainase Tambaksari Kota Surabaya. J. Apl. Tek. Sipil 14, 77–84.

Supriyani, E., Bisri, M., Dermawan, V., 2013. Studi Pengembangan Sistem
Drainase Perkotaan Berwawasan Lingkungan (Studi Kasus Sub Sistem Drainase
Magersari Kota Mojokerto). J. Tek. Pengair. 3, 112–121.
library.uns.ac.id 112
digilib.uns.ac.id

Suripin. 2004. Sistem Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan. Yogyakarta. Andi


Offset.

Syahputra, I., 2016. Kajian Hidrologi dan Analisa Kapasitas Tampang Sungai
Krueng Langsa Berbasis HEC-HMS dan HEC-RAS. J. Tek. Sipil Unaya 1.

Triatmodjo, Bambang. 2009. Hidrologi Terapan.Yogyakarta:Beta Offset.


Utomo, Edo S. 2018. Analisis Banjir Dan Pemetaan Kawasan Terdampak Banjir
Di Kelurahan Laweyan, Kota Surakart. Fakultas Teknik. UNS.
Vigiyanto, A., 2014. Analisis Normalisasi Saluran Drainase Kecamatan Kota Di
Kabupaten Tuban. Rekayasa Tek. Sipil 2.

Waluyadi, H., Jayadi, R., Legono, D., 2009. Kajian Penanganan Banjir Kali
Ciliwung DKI Jakarta Ditinjau Dari Aspek Hidro-Ekonomi (Studi Kasus Pada
Ruas Cawang–Pintu Air Manggarai), In: Civil Engineering Forum Teknik Sipil.
P. Pp–643.
Wardani, Suestri P., 2014. Revitalisasi Saluran Primer Drainase Di Kelurahan
Pasar Kliwon Kota Surakarta.Fakultas Teknik.UNS. Surakarta.

Wibowo, M.F.M., Arnatha, R., Suharyanto, S., Kurniani, D., 2014. Kajian
Penanganan Banjir Sungai Beringin Semarang Dengan Menggunakan Sistem
Long Storage. J. Karya Tek. Sipil 3, 630–637.

Widiyanto, Wahyu. Hitungan Profil Muka Air. Fakultas Teknik Sipil. Universitas
Jenderal Soedirman.

Indonesia, P.R., 1991. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 Tahun


1991 Tentang Sungai. Jkt. PPRI.
library.uns.ac.id 113
digilib.uns.ac.id

LAMPIRAN
library.uns.ac.id 114
digilib.uns.ac.id

Anda mungkin juga menyukai