Anda di halaman 1dari 56

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DALAM MENGUKUR

KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN TAMBANG


BATUBARA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA

PROPOSAL

Diajukan Untuk Memenuhi tugas mata kuliah metodologi


penelitian

Cicilia Putri

NIM: 20210071

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI


INTERNATIONAL BUSINESS MANAGEMENT
INDONESIA

MEDAN
2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala kasih dan karunia-NYA sehingga peneliti dapat menyelesaikan penulisan
skripsi ini. Ada pun judul skripsi ini adalah : “ANALISIS LAPORAN
KEUANGAN DALAM MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PADA
PERUSAHAAN TAMBANG BATUBARA YANG TERDAFTAR DI BURSA
EFEK INDONESIA”

Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati peneliti


menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya teristimewa kepada kedua
orangtua tercinta (mama) Nurhayati Hasibuan dan (papa) Alm Lian Gunawan
yang sudah berada di surga, yang selalu ada dan mmberikan kasih
sayang,dukungan,dan doa

Penulisan Proposal ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas mata kuliah


Metodologi Penelitian.. Selain itu, peneliti juga berharap kiranya Proposal ini
dapat memperluas wawasan dan menambah pengetahuan pembaca, secara khusus
mahasiswa/i di Jurusan Akuntansi.

Peneliti sangat menyadari dan merasakan bahwa terwujudnya Proposal ini


tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
pada kesempatan ini peneliti menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan
yang tulus kepada :

1. Ibu Evi Novalin Bako, M.Si selaku Ketua STIE IBMI Medan.
2. Ibu Maya ,S.Pd.,M.Pd., selaku dosen pembimbing yang telah banyak
meluangkan waktu dan memberikan bimbingan serta arahan dalam
menyelesaikan proposal ini

Semoga ketulusan dan kebaikan yang telah diberikan kepada peneliti selama
ini menjadi berkat bagi kita semua. Peneliti menyadari bahwa masih terdapat
kekurangan dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini. Namun, hal tersebut

2
telah diusahakan semaksimal mungkin kesempurnaanya sesuai dengan batas
kemampuan yang ada. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dimasa yang
akan datang. Akhir kata peneliti mengucapkan terima kasih.

Medan, 17 Juli 2023

Peneliti

Cicilia Putri

Nim 20210071

3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………….…………..……..2

DAFTAR ISI………………………………………………………………...….…4

DAFTAR TABEL…………………………………………………………………6

DAFTAR GAMBAR……………………………………...…………………...….7

BAB I : PENDAHULUAN………………………………………………...……..8

1.1. Latar
Belakang………………………………………………………………..8
1.2. Identifikasi Masalah…………………………………………………...
…….14
1.3. Perumusan Masalah……..…………………………………….………..
…….14
1.4. Tujuan
Penelitian…………………………………………………………….14
1.5. Manfaat
Penelitian…………………………………………………………...14
1.6. Batasan Penelitian………………………………………………………..
….15

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA……………………………...………...


……..16

2.1. Tinjauan Teori……………………………………………………………….16


2.1.1. Laporan Keuangan…………………………………………...…16
2.1.1.1 Pengertian Laporan Keuangan…………………………16

4
2.1.1.2 Jenis-jenis Laporan Keuangan……………….…………
17
2.1.1.3 Tujuan Laporan Keuangan……………………..….…...18
2.1.2. Analisis Laporan Keuangan…………………………...………..18
2.1.2.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan……………….18
2.1.2.2 Tujuan dan Manfaat Laporan Keuangan………………19
2.1.2.3 Metode Analisis Laporan Keuangan…………………20
2.1.3. Kinerja Keuangan…………….…………………………………
20
2.1.3.1 Pengertian Kinerja
Keuangan………………………….20
2.1.3.2 Tujuan Kinerja
Keuangan……………………………...21
2.1.3.3 Pengukuran Kinerja Keuangan…………………….
…..22
2.1.4. Rasio Keuangan…………………………………………………
24
2.1.4.1 Pengertian Rasio Keuangan……………………………
24
2.1.4.2 Jenis-jenis Rasio Keuangan……………………………
25
2.1.4.3 Kelebihan dan kekurangan Rasio Keuangan……………
34
2.2. Penelitian
Terdahulu………………………………………………………....35
2.3. Kerangka Pikir…………………………………………………………...
…..41

BAB III : METODE PENELITIAN…………….


……………………………...43

5
3.1. Waktu dan Tempat Penelitian……………………….
………........................43
3.1.1. Waktu Penelitian………..…………….
……………………………….43
3.1.2. Tempat Penelitian……………….
…………….....................................43
3.2. Jenis Penelitian…………………….……….
……………………………….43
3.3. Jenis dan Sumber Data………….
………………….......................................44
3.3.1 Jenis Data…..
……………………………...............................................44
3.3.2 Sumber Data……………………………................................................44

Sumber Data

Metode Pengumpulan Data

Metode Analisis Data

DAFTAR PUSTAKA

6
DAFTAR TABEL

Nomor Judul
Halaman

Tabel 1.1 Perusahaan Tambang Batubara Yang Terdaftar di BEI…….…............ 8

Tabel 2.1 Indikator Current Ratio ……...........................................................................


23

Tabel 2.2 Indikator Debt to Asset Ratio.......................................................................... 24

Tabel 2.3 Indikator Total Asset Turnover ...................................................................... 27

Tabel 2.4 Indikator Return on Asset............................................................................... 30

Tabel 2.5 Penelitian Terdahulu ……………………......................................................31

Tabel 3.1 Populasi Penelitian……………………..........................................................52

Tabel 3.2 Pendapatan Tahunan Perusahaan Tambang Batubara di BEI …….…….…. 54

Tabel 3.3 Sampel Penelitian ........................................................................................... 55

7
DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul
Halaman

Gambar 2.1 Skema Kerangka Pikir.................................................................................. 5

8
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Indonesia adalah negara yang dikenal karena memiliki sumberdaya alam
yang melimpah. Sumberdaya alam merupakan sumberdaya yang sangat
penting bagi kelangsungan hidup manusia. Salah satu sumberdaya alam yang
dimiliki Indonesia adalah di bidang pertambangan. Kegiatan pertambangan
pada dasarnya merupakan suatu kegiatan pengambilan endapan bahan galian
berharga dan bernilai ekonomis dari dalam kulit bumi baik secara manual
maupun mekanis. Pertambangan batubara, pertambangan minyak dan gas,
pertambangan logam dan mineral, dan pertambangan batu-batuan adalah lima
jenis utama perusahaan pertambangan di Indonesia
Indonesia memiliki cadangan mineral yang sangat tinggi karena terletak di
wilayah fenomena geologi cincin api (ring of fire), yang menjadi penyebab
terdapatnya endapan-endapan mineral. Dengan kondisi ini, Indonesia menjadi
negara penghasil timah kedua terbesar didunia setelah Cina, pengekspor
batubara terbesar ketiga di dunia setelah Cina dan India, berada pada urutan ke
sepuluh penghasil emas serta berada pada urutan pertama untuk produksi nikel
di dunia. Hal ini menempatkan Indonesia selalu masuk peringkat sepuluh
besar dunia yang memiliki potensi pertambangan besar.

9
Melihat potensi sumberdaya alam Indonesia yang melimpah menyebabkan
pemerintah Indonesia mengambil kebijakan larangan ekspor mineral,
batubara, dan nikel. Alasan utama pemerintah Indonesia dalam mengambil
kebijakan larangan ekspor nikel yaitu perkembangan teknologi smelter di
Indonesia berpeluang memicu naiknya kebutuhan nikel domestik dan
kebijakan larangan ekspor nikel dipandang mampu mengembangkan industri
hilir dalam negeri berkaitan dengan komoditas nikel. Sedangkan kebijakan
larangan ekspor batubara adalah untuk menghindari krisis energi dan risiko
inflasi seperti yang dialami oleh sejumlah negara. Uni Eropa adalah salah satu
pihak yang tidak setuju dengan kebijakan ini sampai menggugat Indonesia ke
WTO (World Trade Organization), hal ini karena Uni Eropa yang sudah
melakukan hilirisasi terlebih dahulu dalam sektor baja tidak memiliki pasokan
mentah bijih nikel di Indonesia.
Dampak dari kebijakan pemerintah Indonesia terhadap negara Uni Eropa
terkait larangan ekspor energi dan tambang (mineral dan metal) akan
berdampak negatif terhadap pasar dan domestik Uni Eropa. Sedangkan
dampak yang ditimbulkan pelarangan ekspor mineral dan metal terhadap
negara Indonesia adalah beresiko penurunan pajak negara dari perusahaan dan
bea keluar sehingga hilirasi industri mineral dan metal harus dapat menutup
kerugian tersebut. Salah satu upaya yang dapat dilakukan ialah memberikan
insentif untuk menarik investor. Insentif dapat berupa tax holiday atau cuti
pajak bagi investor, yakni pengurangan pajak penghasilah (PPh) badan dalam
jangka waktu tertentu. Selain itu, dukungan pemerintah dalam bentuk
kemudahan perizinan untuk mempersingkat pengurusan perizinan investasi
juga dapat meminimalkan kerugian dari berkurangnya ekspor.
Adapun beberapa investor asing telah menunjukkan minatnya untuk
berinvestasi di Indonesia yaitu Perusahaan asal Tiongkok, GEM Co, dan
perusahaan raksasa baterai Cina yaitu CATL. Pertambangan batubara yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia merupakan salah satu tempat untuk
berinvestasi. Kegiatan pertambangan pada dasarnya merupakan proses
mengubah sumberdaya alam menjadi modal sosial dan modal ekonomi yang

10
nyata bagi negara. Produk yang dihasilkan dari kegiatan tambang Indonesia
adalah minyak bumi dan gas, batubara, pasir besih, bijih timah, bijih nikel,
bijih bauksit, bijih tembaga, bijih emas, perak dan bijih mangan.
Para investor menginvestasikan dananya di suatu perusahaan untuk
memaksimalkan kekayaan yang didapat dari dividen dan capital gain. Dividen
adalah imbalan atau pendapatan yang diperoleh investor atas perusahaan
tempat menanamkan modalnya. Capital gain (keuntungan modal) adalah
jumlah keuntungan seorang investor saat menjual kembali aset investasinya.
Manajemen berusaha memaksimalkan kesejahteraan investor dengan
membuat kebijakan dividen yang mengakibatkan laba ditahan (Yendrawati
dan Dahilami, 2006). Kebijakan dividen adalah salah satu keputusan yang
diambil perusahaan berkaitan dengan dividen, untuk menentukan apakah laba
akan dibagi ke pemegang saham atau investor. Berdasarkan catatan bisnis,
terdapat beberapa emiten tambang yang melakukan pembagian dividen tahun
buku 2021 yaitu PT. Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT. Bukit Asam Tbk
(PTBA), dan PT. Bayan ResourceTbk, (BYAN). ANTM memutuskan
pembagian dividen sebesar Rp 930,87 miliiar atau 50% dari laba bersih tahun
2021. Nilai ini lebih besar dari tahun 2020 yaitu 402 milyar. PTBA
membagikan dividen senilai Rp 7,91 triliun atau 100% dari laba tahun 2021.
PTBA membagikan dividen Rp 835 miliar atau 35% dari laba bersih tahun
2020, saat itu laba bersih mencapai Rp 2,4 triliun. Sedangkan BYAN 4 akan
menyebar dividen sebesar Rp 14,6 triliun. Laba bersih BYAN melonjak 75%
pada tahun 2021 sebesar US$ 1,21 milar, dari semula US$ 328,73 juta di
tahun 2020.
Investor dalam menanamkan modalnya akan mempertimbangkan dengan
sebaik-baiknya perusahaan mana yang akan menjadi tempat menanamkan
modalnya. Salah satu sumber informasi yang dapat digunakan investor untuk
menilai kinerja keuangan suatu perusahaan sebelum menanamkan modalnya
adalah dengan melihat laporan keuangan yang dipublikasikan di pasar modal.
Laporan keuangan merupakan catatan informasi keuangan suatu perusahaan
Pada suatu periode yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja

11
perusahaan tersebut Sujaweni (2019:1) Sedangkan menurut Raymiond
Budiman (2020) laporan keuangan adalah dokumen yang menggambarkan
posisi keuangan dan kinerja perusahaan selama periode waktu tertentu,
laporan keuangan berfungsi sebagai alat pemberi informasi yang
menghubungkan antara suatu perusahaan dengan pihak yang memiliki
kepentingan, serta dapat memberikan informasi tentang kondisi kesehatan
perusahaan.
Laporan keuangan tersebut dapat digunakan untuk mengukur kinerja
keuangan serta dapat digunakan untuk memperoleh informasi kinerja
keuangan suatu perusahaan apakah kinerja keuangan suatu perusahaan
tersebut meningkat dari tahun ketahun atau semakin buruk, atau apakah
kinerja perusahaan tersebut lebih baik atau buruk dibandingkan kinerja
perusahaan sejenisnya. Informasi yang didapat pada laporan keuangan
perusahaan tersebut belum seutuhnya dapat digunakan secara langsung, tetapi
diperlukan analisis lanjutan terhadap laporan keuangan tersebut, sampai dapat
memperoleh informasi yang lebih jelas mengenai kinerja keuangan
perusahaan. Salah satu indikator yang menjadi gambaran kinerja keuangan
adalah analisis laporan keuangan. Analisis laporan keuangan merupakan salah
satu bentuk yang dapat digunakan untuk menilai kinerja suatu perusahaan
apakah dalam kondisi baik atau tidak. Analisis laporan keuangan
membutuhkan sedikitnya dua tahun terakhir dari berjalannya suatu perusahaan
agar dapat dibandingkan. Untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan
apakah dalam keadaan baik atau tidak, dapat menggunakan berbagai analisis
laporan keuangan salah satunya dengan menggunakan alat ukur yaitu analisis
rasio keuangan. Analisis rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan
kinerja perusahaan dalam bentuk angka-angka keuangan dengan perusahaan
sejenis atau dengan angka-angka periode sebelumnya,atau dengan angka
anggaran (kasmir,2019). Dengan menggunakan analisis rasio keuangan, maka
kondisi kinerja keuangan perusahaan dapat diketahui. Secara umum rasio
keuangan dapat diklasifikasikan dalam beberapa jenis diantaranya rasio
likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas, dan rasio profitabilitas.

12
Analisis rasio keuangan sangat penting untuk diketahui karena
berhubungan dengan kinerja perusahaan, apakah kinerja tersebut berjalan
secara efisien dan efektif, sehingga dapat diketahui akan mencapai target yang
telah ditetapkan atau sebaliknya. Dan juga untuk mengetahui kinerja pada
perusahaan tambang batubara apakah terus meningkat dan konsisten dalam
peranannya terhadap peningkatan produktivitas dan investasi.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan
yaitu rasio likuiditas. Rasio likuiditas digunakan untuk mengetahui tingkat
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang
sudah jatuh tempo. Pada penelitian ini rasio likuiditas yang digunakan adalah
Current ratio. Fungsi Current Ratio untuk memberikan informasi mengenai
kemampuan perusahaan dalam melunasi hutang jangka pendeknya dengan
menggunakan aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan. Namun tinggi atau
rendahnya Current Ratio menunjukkan bahwa manajemen tersebut
menggunakan aktiva lancar secara efektif dan efisien sehingga menghasilkan
keuntungan (Hanafi dan Halim, 2014:75)
Rasio solvabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam melunasi hutang jangka panjangnya. Rasio
solvabilitas dihitung dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar suatu
perusahaan dibiayai oleh hutangnya. Pada penelitian ini rasio solvabilitas yang
digunakan adalah rasio Debt to Asset Ratio (DER). Rasio Debt to Asset Ratio
adalah rasio yang digunakan untuk menghitung utang dan ekuitas”. Rasio
yang menggambarkan sejauh mana modal pemilik dapat menutupi utang-
utang kepada pihak luar (Shara,2018:34).
Rasio aktivitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana
efektivitas penggunaan asset dengan melihat tingkat aktivitas asset. Rasio
aktivitas diukur dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana penggunaan
sumberdaya yang dimiliki perusahaan dalam kegiatan operasionalnya. Adapun
rasio aktivitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio perputaran
total aktiva (Total Asset Turnover). Rasio Total Asset Turnover merupakan
perbandingan antara penjualan dengan total aktiva suatu perusahaan dimana

13
rasio ini menggambarkan kecepatan perputarannya total aktiva dalam satu
periode tertentu (Syamsudin dan Azizah,2018:20).
Rasio profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengkur
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan pada tingkat
penjualan asset dan modal saham tertentu. Rasio profitabilitas diukur dengan
tujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memperoleh
keuntungan. Dalam hal ini rasio keuangan yang digunakan adalah Return on
Asset (ROA). Return on Assets (ROA) adalah rasio yang digunakan untuk
menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam
perusahaan. Rasio ini menggambarkan ukuran yang lebih baik atas
profitabilitas yang dimiliki perusahaan karena menunjukkan tingkat efisiensi
manajemen perusahaan dalam mengel
Tabel 1.1 Perusahaan Tambang Batubara Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia

No Nama Perusahaan Kode Perusahaan Tanggal IPO


1 PT. Adaro Energy Tbk ADRO 16 Juli 2008
2 PT. Akbar Indo Makmur Tbk AIMS 20 Juli 2001
3 PT. Atlas Resources Tbk ARII 08 November 2018
4 PT. Borneo Olah Sarana Sukses Tbk BOSS 15 Febuari 2018
5 PT. Baramulti Suksessarana Tbk BSSR 08 November 2012
6 PT. Bumi Resources Tbk BUMI 30 Juli 1990
7 PT. Bayan Resources Tbk BYAN 12 Agustus 2008
8 PT. Dian Swastika Sentosa Tbk DSSA 10 Desember 2009
9 PT. Golden Energy Tbk GEMS 17 November 2011
10 PT. Harum Energy Tbk HRUM 06 Oktober 2010
11 PT. Indika Energy Tbk INDY 11 Juni 2008
12 PT. Indo Tambangraya Megah Tbk ITMG 18 Desember 2007
13 PT. Resource Alam Indonesia Tbk KKGI 01 Juli 1991
14 PT. Mitrabara Adiperdana Tbk MBAP 10 Juli 2014
15 PT. Bukit Asam Tbk PTBA 23 Desember 2003

14
16 PT. Golden Eagle Energy Tbk SMMT 01 Desember 2007
17 PT. TBS Energi Utama Tbk TOBA 06 Juli 2012
18 PT. Garda Tujuh Buana Tbk GTBO 09 Juli 2009
19 PT. Petrosea Tbk PTRO 21 Mei 1990
(Sumber: www.idx.co.id, yang diolah pada 05 Januari 2023)

Berdasarkan latar belakang diatas yang telah dibahas, penulis bermaksud


untuk melakukan penelitian dengan judul penelitian “ANALISIS LAPORAN
KEUANGAN DALAM MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PADA
PERUSAHAAN TAMBANG BATUBARA YANG TERDAFTAR DI
BURSA EFEK INDONESIA”

1.2. Identifikasi Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan di atas, maka
dapat di identifikasi masalah yaitu :
1) Dengan adanya investor yang menanamkan sahamnya ke
perusahaan tambang membuat perusahaan tambang mendapatkan
modal yang lebih besar untuk perusahaannya.
2) Para investor harus melihat secara teliti kinerja keuangan
perusahaan tambang sebelum menginvestasikan sahamnya.
3) Kesalahan dalam pengambilan keputusan untuk menanam saham
dapat mengakibatkan kerugian bagi para investor.

15
1.3. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penulis merumuskan


masalah penelitain yaitu, “Bagaimana kinerja keuangan pada perusahaan
tambang batubara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2018 sampai
2022 jika diukur dengan menggunakan analisis rasio keuangan?”

1.4. Tujuan Penelitian

Berdasarkan dari Rumusan Masalah yang telah diuraikan diatas, tujuan


penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: Untuk mengetahui
kondisi keuangan dan kinerja keuangan perusahaan tambang batubara yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2018 sampai 2022..

1.5. Manfaat Penelitian :

Berdasarkan masalah yang ada, maka dapat dirumuskan tujuan dari


penelitian ini adalah:

1. Bagi Peneliti :
Manfaat penelitian ini yaitu dapat digunakan untuk menambah
wawasan mengenai kinerja keuangan perusahaan tambang batubara yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia melalui analisis rasio keuangan.

2. Bagi Akademik :
Bagi Akademisi, penelitian ini dapat memberi pengetahuan
mengenai kondisi keuangan dan kinerja keuangan perusahaan tambang
batubara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2018 sampai
2022.
3. Bagi Pihak Lain :
Manfaat penelitian ini yaitu dapat menjadi sumber informasi atau
referensi serta bahan masukan bagi pihak investor dalam pengambilan
keputusan sebelum menanamkan modalnya di perusahaan tambang
batubara.

1.6. Batasan Penelitian

16
Batasan masalahnya dalam penelitian ini memfokuskan pada kinerja
keuangan perusahaan tambang batu bara yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia melalui analisis rasio keuangan bedasarkan CR, DER, TOTA, dan
ROA

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Teori

2.1.1. Laporan Keuangan

2.1.1.1. Pengertian Laporan Keuangan


Laporan keuangan digunakan untuk mengukur kinerja keuangan suatu
perusahaan dan disusun secara berkala atau mendadak. Alat ukur yang
digunakan untuk mengukur kinerja keuangan adalah dengan menggunakan
rasio keuangan. Rasio keuangan digunakan sebagai alat ukur untuk
mengetahui posisi keuangan dan keberhasilan suatu perusahaan yang dapat
digunakan sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan. Laporan
keuangan akan memberikan informasi kepada pihakpihak yang memiliki
kepentingan terhadap perusahaan, baik pihak luar perusahaan maupun dari
dalam perusahaan.
Laporan Keuangan merupakan hasil yang menunjukkan kondisi keuangan
perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu (Kasmir, 2019).
maksud laporan keuangan yang menunjukkan kondisi perusahaan saat ini

17
adalah merupakan kondisi terkini. Kondisi terkini adalah keadaan keuangan
perusahaan pada tanggal tertentu (untuk neraca) dan periode tertentu (untuk
laporan laba rugi). Biasanya laporan keuangan dibuat per periode, misalnya
tiga bulan, atau enam bulan untuk kepentingan internal perusahaan. Sementara
itu, untuk laporan lebih luas dilakukan satu tahun sekali. Di samping itu,
dengan adanya laporan keuangan, dapat diketahui posisi perusahaan terkini
setelah laporan keuangan tersebut dianalisis sedangkan menurut Sutrisno
(2012: 9) laporan keuangan adalah hasil akhir dari proses akuntansi yang
meliputi dua laporan utama yakni neraca dan laporan laba rugi. Laporan
keuangan disusun dengan maksud untuk menyediakan informasi keuangan
suatu perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan sebagai bahan
pertimbangan di dalam mengambil keputusan.
Berdasarkan pendapat tentang pengertian laporan keuangan, maka dapat
disimpulkan bahwa laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang
menghasilkan dua laporan utama yaitu laporan neraca dan laporan laba rugi.
Dari proses akuntasi tersebut akan memberikan informasi mengenai kondisi
keuangan suatu perusahaan, informasi tersebut akan digunakan oleh pihak
yang berkepentingan dalam pengambilan keputusan, baik pihak dari luar
maupun dari dalam perusahaan.

2.1.1.2. Jenis-jenis Laporan Keuangan


Menurut Kasmir (2019: 28-30) secara umum ada lima macam jenis laporan
keuangan yang biasa di susun yaitu:
1. Neraca
Neraca (balance sheet) merupakan laporan yang menunjukkan posisi
keuangan perusahaan pada tanggal tertentu.
2. Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi (income statement) merupakan laporan keuangan yang
menggambarkan hasil usaha perusahaan dalam suatu periode tertentu.
Dalam laporan laba rugi ini tergambar jumlah pendapatan dan sumber-

18
sumber pendapatan yang diperoleh. Kemudian, juga tergambar jumlah
biaya dan jenis-jenis biaya yang dikeluarkan selama periode tertentu.
3. Laporan Perubahan Modal
Laporan perubahan modal merupakan laporan yang berisi jumlah dan jenis
modal yang dimiliki pada saat ini. Kemudian, laporan ini juga menjelaskan
perubahan modal dan sebab-sebab terjadinya perubahan modal di
perusahaan.
4. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukkan semua aspek
yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan, baik yang berpengaruh
langsung atau tidak langsung terhadap kas.

5. Laporan Catatan Atas Laporan Keuangan


Laporan Catatan Atas Laporan Keuangan merupakan laporan yang
memberikan informasi apabila ada laporan keuangan yang memerlukan
penjelasan tertentu.

2.1.1.3. Tujuan Laporan Keuangan


Secara umum tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi
mengenai posisi keuangan suatu perusahaan, dan arus kas entitas yang bermanfaat
bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan keuangan dalam pembuatan
keputusan ekonomi. Tujuan laporan keuangan secara garis besar Menurut Kasmir
(2019: 11) yaitu:
1. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang
dimiliki perusahaan pada saat ini.
2. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal
yang dimiliki perusahaan pada saat ini.
3. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang
diperoleh pada suatu periode tertentu.

19
4. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang
dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu.
5. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi
terhadap aktiva, pasiva, dan modal perusahaan.
6. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam
suatu periode.
7. Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan
8. Informasi keuangan lainnya

2.1.2. Analisis Laporan Keuangan

2.1.2.1. Pengertian Analisis Laporan Keuangan


Analisi laporan keuangan adalah suatu alat informasi yang digunakan
untuk membantu pengguna laporan keuangan dalam mengambil keputusan. Hal
ini dilakukan untuk mengetahui tingkat efisiensi penggunaan sumberdaya yang
dimiliki perusahaan. Analisis laporan keuangan sangat penting untuk dapat
mengetahui tingkat profitabilitas dari usahanya dan juga untuk mengetahui tingkat
pengembalian atas investasi yang dilakukan (Masyita dan Harahap, 2018).
Analisis laporan keuangan adalah dengan cara melihat kondisi keuangan
yang terdiri dari jumlah harta (kekayaan), kewajiban (utang), serta modal (ekuitas)
dalam neraca yang dimiliki untuk dapat mengetahui sejauh mana perusahaan
dapat mencapai target yang telah direncanakan sebelumnya dengan tujuan dapat
memberikan informasi kelemahan dan kekuatan yang dimiliki perusahaan
(Kasmir 2019:66)
Berdasarkan pendapat tentang pengertian analisis laporan keuangan, maka
dapat disimpulkan bahwa analisis laporan keuangan digunakan untuk memantau
kinerja perusahaan dan menjadi tolak ukur dalam evaluasi perkembangan bisnis.
Pihak investor menggunakan laporan keuangan untuk mengukur nilai investasi
yang dilakukan sehingga dapat diprediksi untung atau rugi ketika berinvestasi
pada perusahaan tersebut, dengan melihat laporan keuangan perusahaan maka
investor dapat menentukan investasi mana yang paling menguntungkan.

20
2.1.2.2. Tujuan dan Manfaat Analisis Laporan Keuangan
Menurut Kasmir (2019: 68), secara umum tujuan dan manfaat laporan
keuangan yaitu:
1. Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode
tertentu, baik harta, kewajiban, modal, maupun hasil usaha yang telah
dicapai untuk beberapa periode.
2. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi
kekurangan perusahaan.
3. Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki.
4. Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang pelu
dilakukan ke depan yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan
saat ini.
5. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu
penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal.
6. Dapat juga digunakan sebagai pembandingan dengan perusahaan sejenis
tentang hasil yang mereka capai.

2.1.2.3. Metode Analisis Laporan Keuangan


Menurut Sujarweni (2019 : 42), teknik atau metode yang digunakan dalam
analisis laporan keuangan adalah sebagai berikut :
1. Analisis perbandingan laporan keuangan adalah metode dan teknik
analisa dengan cara membandingkan laporan keuangan untuk dua
periode atau lebih, dengan menunjukan :
a. Perbandingan jumlah-jumlah akun beberapa periode dalam rupiah.
b. Kenaikan atau penurunan akun beberapa periode dalam jumlah
rupiah.
c. Kenaikan atau penurunan akun beberapa periode dalam persentase.
d. Perbandingan yang dinyatakan dalam rasio dalam beberapa
periode.

21
e. Persentase dalam total aktiva maupun pasiva dalam beberapa
periode
2. Analisis Trend adalah analisis yang menunjukkan kemajuan keuangan
perusahaan yang dinyatakan dalam persentase adalah suatu metode
atau teknik analisis untuk mengetahui kecenderungan keuangan
perusahaan naik atau turun, dengan demikian dapat diketahui
perubahan mana yang cukup penting untuk dianalisis lebih lanjut.
3. Analisis Common size, adalah analisis yang disusun dengan
menghitung tiap–tiap rekening dalam laporan laba rugi dan neraca
menjadi proporsi dari total penjualan (untuk laporan laba rugi) atau
dari total aktiva (untuk neraca).

2.1.3. Kinerja Keuangan

2.1.3.1. Pengertian Kinerja Keuangan


Kinerja keuangan suatu perusahan pada umumnya merupakan suatu
gambaran tentang kondisi keuangan perusahaan yang diukur dengan
menggunakan rasio-rasio keuangan untuk mengetahui apakah kondisi keuangan
perusahaan tersebut dalam keadaan baik atau tidak.
Menurut Fahmi (2018: 142) kinerja keuangan adalah suatu analisis yang
dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan
dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar.
Kinerja keuagan perusahaan yang baik adalah pelaksanaan aturan-aturan yang
berlaku sudah dilakukan secara baik dan benar.Sedangkan menurut Rengganis
Oktalia et al, (2020:120), Kinerja keuangan adalah tercapainya suatu prestasi dari
perusahaan selama periode tertentu atas pengelolaan keuangan perusahaan maka
dengan prestasi, suatu perusahaan bisa menunjukkan bagaimana kinerjanya.
Berdasarkan pendapat diatas tentang pengertian kinerja keuangan, maka
dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan adalah suatu usaha yang dilakukan
oleh perusahaan dalam mengelola keuangan dengan menerapkan aturan-aturan
pelaksanaan keuangan dengan baik untuk mencapai tingkat kesuksesan yang telah

22
ditetapkan. Dengan menerapkan aturan-aturan pelaksanaan keuangan dengan baik
akan memberikan informasi mengenai kondisi keuangan perusahaan.

2.1.3.2. Tujuan Kinerja Keuangan


Menurut Munawir (2018:31) tujuan melakukan pengukuran kinerja keuangan
yaitu:
1. Mengetahui tingkat likuiditas
Likuidtas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban keuangan yang harus segera diselesaikan pada saat ditagih.
2. Mengetahui tingkat solvabilitas
Solvabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi, baik
keuangan jangka pendek maupun jangka panjang.
3. Mengetahui tingkat rentabilitas
Rentabilitas atau sering disebut profitabilitas yang menunjukkan
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba pada periode tertentu

4. Mengetahui tingkat stabilitas


Stabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk melakukan
usahanya dengan stabil, diukur dengan mempertimbangkan kemampuan
perusahaan untuk membayar hutang-hutangnya serta membayar beban
bunga atas hutang-hutangnya tepat waktu.

2.1.3.3. Pengukuran Kinerja Keuangan


Ukuran keberhasilan suatu perusahaan dapat dilihat dari kinerja
keuangannya, oleh karena itu penilaian terhadap kinerja keuangan perusahaan
merupakan kegiatan yang sangat penting untuk melihat tingkat keberhasilan
perusahaan selama periode tertentu. Pengukuran kinerja keuangan adalah
pengukuran tingkat efisiensi bisnis yang dijalankan perusahaan selama periode
akuntansi. Pengukuran kinerja keuangan suatu perusahaan digunakan untuk
menentukan tingkat efektivitas operasional organisasi dan karyawan berdasarkan

23
sasaran dan kinerja yang telah ditentukan sebelumnya secara periodik.
Pengukuran kinerja keuangan digunakan perusahaan dalam perbaikan kegiatan
operasionalnya untuk dapat bersaing dengan perusahaan lainnya.
Analisis kinerja keuangan merupakan proses pengkajian secara kritis
dengan review data, menghitung, mengukur dan memberikan solusi terhadap
keuangan perusahaan pada suatu periode tertentu. Menurut Jumingan (2018:242),
kinerja keuangan suatu perusahaan dapat diniladengan menggunakan beberapa
alat analisis, salah satunya berdasarkan tekniknya yang dibedakan menjadi
delapan jenis yaitu:
1. Analisis perbandingan laporan keuangan
Merupakan teknik analisis dengan cara membandingkan laporan keuangan
dua periode atau lebih dengan menunjukkan perubahan, baik dalam jumlah
maupun dalam persentase.
2. Analisis Trend (tendensi posisi)
Merupakan teknik analisis untuk mengetahui tendensi keadaan keuangan
apakah menunjukkan kenaikan atau penurunan.

3. Analisis Persentase Per-Komponen (Common Size)


Merupakan teknik analisis untuk mengetahui persentase investasi pada
masing-masing aktiva terhadap keseluruhan atau total aktiva maupun
utang.
4. Analisis sumber dan penggunaan kas
Merupakan teknik analisis untuk mengetahui kondisi kas disertai sebab
terjadinya perubahan kas pada suatu periode waktu tertentu
5. Analisis sumber dan penggunaan modal kerja
Merupakan teknik analisis untuk mengetahui besarnya sumber dan
penggunaan modal kerja melalui dua periode waktu yang dibandingkan.
6. Analisis rasio keuangan
Merupakan teknik analisis keuangan untuk mengetahui hubungan diantara
pos tertentu dalam neraca maupun laporan laba rugi baik secara individu
maupun secara simultan.

24
7. Analisis perubahan laba kotor
Merupakan metode analisis untuk memastikan posisi laba serta penyebab
teradinya perubahan laba. laba.
8. Analisis Break Even
Merupakan metode analisis yang dikenal sebagai analisis titik impas yang
digunakan untuk memastikan jumlah penjualan yang diperlukan untuk
menghindari kerugian bisnis
Namun didalam penelitian ini, pengukuran kinerja keuangan
difokuskan dengan menggunakan rasio keuangan sebagai alat ukur untuk
mengukur kinerja keuangan perusahaan. Rasio keuangan yang digunakan
yaitu rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas, dan rasio
profitabilitas. Pengukuran kinerja keuangan perusahaan akan
menghasilkan suatu informasi yang bermanfaat bagi perusahaan berupa:
1. Untuk mengukur prestasi yang dicapai oleh suatu organisasi dalam
suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat keberhasilan
pelaksanaan kegiatan.
2. Selain digunakan untuk menilai kinerja organisasi secara
keseluruhan, maka pengukuran kinerja keuangan juga dapat
digunakan untuk menilai kontribusi suatu bagian dalam pencapaian
tujuan perusahaan secara menyeluruh.
3. Dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan strategi masa
depan perusahaan yang akan datang
4. Dapat digunakan sebagai petunjuk dalam pembuatan keputusan dan
kegiatan organisasi pada umumnya dan divisi pada khususnya
5. Sebagai dasar untuk menetukan kebijakan penanaman modal agar
dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas perusahaan

2.1.4. Rasio Keuangan

2.1.4.1. Pengertian Rasio Keuangan

25
Dalam mengukur kinerja keuangan suatu perusahaan dapat dilihat dari
laporan keuangannya. Laporan keuangan akan memberikan informasi
mengenai kinerja keuangan suatu perusahaan apakah dalam keadaan baik
atau tidak, salah satu metode yang paling banyak digunakan untuk
mengukur kinerja keuangan suatu perusahaan apakah dalam keadaan baik
atau tidak adalah dengan menggunakan metode analisis rasio keuangan.
Analisis rasio keuangan dimulai dari laporan keuangan dasar berupa
neraca, perhitungan laba dan rugi, serta laporan arus kas perusahaan.
Rasio keuangan adalah suatu alat yang digunakan untuk menganalisis
dan mengukur kinerja perusahaan dengan menggunakan data-data
keuangan perusahaan tersebut. Data keuangan dapat diperoleh dari laporan
keuangan seperti laporan laba rugi, laporan neraca, laporan arus kas, dan
laporan lainnya.
Analisis rasio keuangan digunakan oleh pihak manajemen perusahaan
untuk menentukan seberapa baik kinerja perusahaan. Sedangkan analisis
rasio keuangan digunakan para investor untuk menilai kondisi
keuangannya apakah dalam keadaan baik atau tidak sebelum melakukan
investasi di perusahaan tersebut. Suatu perusahaan dikatakan baik apabila
memiliki indikator-indikator rasio likuiditas yang lancar, profitabilitas
yang tinggi, solvabilitas yang tinggi, dan rasio aktivitas yang tinggi.
Analisis rasio merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui
hubungan pos-pos yang ada dalam satu laporan keuangan atau pos-pos
antara laporan keuangan neraca dan laporan keuangan laba rugi Kasmir
(2019: 72). Sedangkan Menurut Hery (2018), analisis rasio keuangan
adalah “analisis yang dilakukan dengan membandingkan berbagai
bilangan yang ada pada laporan keuangan dalam bentuk rasio keuangan”.
Berdasarkan pendapat tentang pengertian rasio keuangan maka dapat
disimpulkan bahwa rasio keuangan adalah rasio yang bermanfaat untuk
membandingkan angka yang terdapat dalam laporan keuangan. Hasil dari
analisis laporan keuangan akan digunakan untuk menilai kinerja keuangan
perusahaan dalam periode tertentu, selain itu hasil analisis rasio keuangan

26
digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mengelola
sumberdaya yang dimiliki perusahaan.

2.1.4.2. Jenis-jenis Rasio Keuangan


Kinerja keuangan perusahaan dapat diukur dengan menggunakan rasio
keuangan. Rasio keuangan ada beberapa jenis yang setiap rasionya
memiliki definisi dan kegunaan tertentu. Hasil perhitungan rasio keuangan
dapat diintepretasikan untuk mengevaluasi kinerja keuangan perusahaan.
Berikut merupakan jenis-jenis rasio keuangan menurut Kasmir (2019):
1. Rasio Likuiditas
Menurut Kasmir (2019: 130) Rasio likuiditas atau sering juga disebut
dengan nama rasio modal kerja merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan likuiditas jangka pendek perusahaan dengan
melihat aktiva lancar perusahaan relative terhadap hutang lancar rasio
likuiditas digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam
menyediakan alat-alat dan seberapa likuidnya suatu perusahaan agar
menjamin pengembalian hutang jangka pendek yang telah jatuh tempo.

Jenis-jenis rasio likuiditas adalah sebagai berikut:


a. Rasio Lancar (Current Ratio)
Rasio lancar atau current ratio menurut Kasmir (2019: 134)
merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh
tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Dengan kata lain,
seberapa banyak aset lancar yang tersedia untuk menutupi
kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo. Rumus untuk
mencari rasio lancar atau current ratio yang dapat digunakan adalah
sebagai berikut:
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 (𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡) : 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔
𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 (𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠 )× 100%

27
Tabel 2.1 Indikator Current Ratio
Current Ratio (%) Indikator
0 - 99 Tidak Baik
100-200 Baik
>200 Sangat Baik
(sumber: Harahap, 2002)

b. Rasio Cepat (Quick Ratio)


Rasio cepat (Quick Ratio) atau rasio sangat lancar atau acid test
ratio menurut Kasmir (2019: 136) merupakan rasio yang
menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi atau
membayar kewajiban atau utang lancar (utang jangka pendek)
dengan aset lancar tanpa memperhitungkan nilai sediaan
(inventory). Artinya mengabaikan nilai sediaan, dengan cara
dikurangi dari total aset lancar. Hal ini dilakukan karena sediaan
dianggap memerlukan waktu relatif lebih lama untuk diuangkan,
apabila perusahaan membutuhkan dana cepat untuk membayar
kewajibannya dibandingkan dengan aset lancar lainnya. Rumus
untuk mencari rasio cepat atau quick ratio yang dapat digunakan
adalah sebagai berikut:
𝑄𝑢𝑖𝑐𝑘 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = 𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 − 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑛𝑡𝑜𝑟𝑦 𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡
:𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠 × 100%

c. Rasio Kas (Cash Ratio)


Rasio kas atau cash ratio menurut Kasmir (2019: 138) merupakan
alat yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas yang
tersedia untuk membayar utang. Ketersediaan uang kas dapat
ditunjukkan dari tersedianya dana kas atau yang setara dengan kas
seperti rekening giro atau tabungan di bank (yang dapat ditarik
setiap saat). Dapat dikatakan rasio ini menunjukkan kemampuan

28
sesungguhnya bagi perusahaan untuk membayar utang-utang
jangka pendeknya. Rumus untuk mencari rasio kas atau cash ratio
yang dapat digunakan adalah sebagai berikut:

𝐶𝑎𝑠ℎ 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = 𝐶𝑎𝑠ℎ 𝑜𝑟 𝐶𝑎𝑠ℎ 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛𝑡 : 𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠


× 100%

2. Rasio Solvabilitas
Menurut Kasmir (2019:53) rasio solvabilitas atau leverage ratio
merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aset
perusahaan dibiayai dengan utang. Artinya berapa besar beban utang
yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan asetnya. Dalam arti
luas dikatakan bahwa rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik
jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan
(dilikuidasi).

Jenis-kenis rasio solvabilitas adalah sebagai berikut:


a. Debt to Assets Ratio
Debt ratio menurut Kasmir (2019: 158) merupakan rasio utang
yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang
dengan total aset. Dengan kata lain, seberapa besar aset perusahaan
dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan
berpengaruh terhadap pengelolaan aset. Apabila rasio hutang lebih
besar dari 50% maka sebagian besar aset perusahaan adalah hasil
pembiayaan dari hutang. Nilai nominal debt to asset ratio adalah
60% sampai 70%. Rumus untuk mencari Debt to Assets Ratio
dapat digunakan sebagai berikut:
𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑒𝑏𝑡 (𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑈𝑡𝑎𝑛𝑔): 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡
(𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎) × 100%

29
Tabel 2.2 Indikator Debt to Asset Ratio
Debt to Asset Ratio (%) Indikator
0-50 Sangat Baik
60-100 Baik
>100 Sangat Buruk
(sumber: Harahap, 2002)

b. Debt to Equity Ratio (DER)


Debt to Equity Ratio menurut Kasmir (2019: 159) merupakan rasio
yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini
dicari dengan cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk
utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini berguna untuk
mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditor)
dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain, rasio ini berfungsi
untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk
jaminan utang. Rumus untuk mencari Debt to Equity Ratio dapat
digunakan sebagai berikut:
Debt to Equity Ratio = Total Hutang (Debt) : Total Modal
(Equity) X 100%

c. Long Term Debt to Equity Ratio (LTDtER)


Long Term Debt to Equity Ratio menurut Kasmir (2019: 161)
merupakan rasio antara utang jangka panjang dengan modal
sendiri. Tujuannya adalah untuk mengukur berapa bagian dari
setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang jangka
panjang dengan cara membandingkan antara utang jangka panjang
dengan modal sendiri yang disediakan oleh perusahaan. Rumus

30
untuk mencari Long Term Debt to Equity Ratio dapat digunakan
sebagai berikut:
LTDtER = Long Term : Debt Equity x 100%

3. Rasio Aktivitas (Activity Ratio)


Menurut Kasmir (2019: 174) rasio aktivitas atau activity ratio
merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas
perusahaan dalam menggunakan aset yang dimilikinya. Atau dapat
pula dikatakan rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi
(efektivitas) pemanfaatan sumber daya perusahaan. Efisiensi yang
dilakukan misalnya di bidang penjualan, sediaan, penagihan piutang,
dan efisiensi di bidang lainnya. Jenis-jenis rasio aktivitas adalah
sebagai berikut:
a. Perputaran Total Aset (Total Assets Turnover)
Perputaran Total Aset (Total Assets Turnover) menurut Kasmir
(2019: 187) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
perputaran semua aset yang dimiliki perusahaan dan mengukur
berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah aset.
Apabila rasio ini memiliki nilai diatas 2 berarti penjualan bersihnya
melebihi ratarata total aset pada tahun tersebut yang
menggambarkan bahwa kinerja yang baik. Rumus untuk mencari
Total Assets Turnover yang dapat digunakan adalah sebagai
berikut:
Total Assets Turnover = Penjualan (Sales) : Total Aset (Total
Assets)
Tabel 2.3 Indikator Total Asset Turnover
Total Asset Turnover Indikator
(perputaran)
< 2 kali perputaran Tidak Baik
2 kali perputaran Baik
>2 kali perputaran Sangat Baik

31
(sumber: Sutrisno, 2012)
b. Perputaran Aset Tetap (Fixed Assets Turnover)
Fixed Assets Turnover menurut Kasmir (2019: 186) merupakan
rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang
ditanamkan dalam aset tetap berputar dalam satu periode. Atau
dengan kata lain, untuk mengukur apakah perusahaan sudah
menggunakan kapasitas aset tetap sepenuhnya atau belum. Untuk
mencari rasio ini, caranya adalah membandingkan antara penjualan
bersih dengan aset tetap dalam suatu periode. Rumus untuk
mencari Fixed Assets Turnover yang dapat digunakan adalah
sebagai berikut:

Fixed Assets Turnover = Penjualan (Sales) : Total Aset Tetap


(Total Fixed Assets)

c. Perputaran Piutang (Receivable Turnover)


Perputaran Piutang (Receivable Turnover) menurut Kasmir (2019:
178) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa
lama penagihan piutang selama satu periode atau berapa kali dana
yang ditanam dalam piutang ini berputar dalam satu periode.
Semakin tinggi rasio menunjukkan bahwa modal kerja yang
ditanamkan dalam piutang semakin rendah (dibandingkan dengan
rasio tahun sebelumnya) dan tentunya kondisi ini bagi perusahaan
semakin baik. Rumus untuk mencari Receivable Turnover yang
dapat digunakan adalah sebagai berikut:

Receivable Turnover = Penjualan kredit : Rata-rata Piutang

d. Perputaran Sediaan (Inventory Turnover)


Perputaran sediaan menurut Kasmir (2019: 182) merupakan rasio
yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanam

32
dalam sediaan (inventory) ini berputar dalam suatu periode. Dapat
diartikan pula bahwa perputaran sediaan merupakan rasio yang
menunjukkan berapa kali jumlah barang sediaan diganti dalam satu
tahun. Rumus untuk mencari Inventory Turnover yang dapat
digunakan adalah sebagai berikut:
Inventory Turnover = Penjualan : Persediaan

4. Rasio Profabilitas
Menurut Kasmir (2019: 198) rasio profitabilitas merupakan rasio
untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan.
Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektifitas manajemen suatu
perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari
penjualan dan pendapatan investasi. Jenis-jenis rasio profitabiltas yaitu
Gross Profit Margin, Net Profit Margin, Return on Investment, Return
on Equity, Dan Return on Asset.

a. Gross Profit Margin (Margin Laba Kotor)


Menurut Kasmir (2019: 201) margin laba kotor menunjukkan
laba yang relatif terhadap perusahaan, dengan cara penjualan
bersih dikurangi harga pokok penjualan. Rasio ini merupakan
cara untuk penetapan harga pokok penjualan. Rumus untuk
mencari margin laba kotor adalah sebagai berikut:

Profit Margin = Penjualan bersih - Harga Pokok Penjualan


: Sales × 100%
atau
Gross Profit Margin = Laba Kotor : Penjualan × 100%

b. Net Profit Margin (Margin Laba Bersih)

33
Menurut Kasmir (2019: 202) margin laba bersih merupakan
ukuran keuntungan dengan membandingkan antara laba setelah
bunga dan pajak dibandingkan dengan penjualan. Rasio ini
menunjukkan pendapatan bersih perusahaan atas penjualan.
Rumus untuk mencari margin laba bersih adalah sebagai
berikut:
Net Profit Margin = Earning After Interest and Tax (EAIT)
: Sales × 100%
Atau
Net Profit Margin = Laba Bersih : Penjualan × 100%

c. Hasil Pengembalian Investasi (Return On Investment/ROI)


Menurut Kasmir (2019: 203) rasio yang digunakan untuk
menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan
dalam perusahaan. Adapun rumus yang digunakan untuk
menghitung rasio ini yaitu:
Return On Investment (ROI) = 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑆𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ
𝐵𝑢𝑛𝑔𝑎 𝑑𝑎𝑛 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘 : 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 × 100%

d. Return on Equity (ROE)


Menurut Kasmir (2019: 206) hasil pengembalian ekuitas atau
return on equity atau rentabilitas modal sendiri merupakan
rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal
sendiri. Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan modal
sendiri. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik. Artinya posisi
pemilik perusahaan semakin kuat, demikian pula sebaliknya.
Rumus untuk mencari Return On Equity adalah sebagai
berikut:
𝑅𝑂𝐸 = 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑖ℎ : 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠 × 100%

e. Return on Assets (ROA)

34
Menurut Kasmir (2019: 203) hasil pengembalian investasi atau
lebih dikenal dengan nama return on Assets (ROA) merupakan
rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aset yang
digunakan dalam perusahaan. Rasio ini menggambarkan
ukuran yang lebih baik atas profitabilitas yang dimiliki
perusahaan karena menunjukkan tingkat efisiensi manajemen
perusahaan dalam mengelola aktiva untuk memperoleh laba
atau pendapatan. Semakin tinggi nilai rasio ini, berati
perusahaan semakin mampu mendayagunakan aset dengan baik
untuk memperoleh keuntungan serta semakin baik pula
pandangan investor terhadap perusahaan tersebut. Hal ini akan
memberikan dampak baik bagi pasar dimana minat beli
terhadap saham perusahaan juga mengalami peningkatan.
Rasio ini dikatakan baik apabila memiliki nilai diatas 5,98%.
Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung rasio ini
yaitu:
𝑅𝑂𝐴 = 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ : 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 × 100%

Tabel 2.4 Indikator Return on Asset Ratio


Return on Asset Ratio (%) Indikator
< 5,98% Tidak Baik
5, 98% Baik
> 5,98 Sangat Baik
(sumber: Lukviarman, 2006)

e. Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turnover)


Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turnover) menurut
Kasmir (2019: 184) merupakan salah satu rasio untuk mengukur
atau menilai keefektifan modal kerja perusahaan selama periode
tertentu. Artinya seberapa banyak modal kerja berputar selama
suatu periode atau dalam suatu periode. Untuk mengukur rasio ini,

35
membandingkan antara penjualan dengan modal kerja atau dengan
modal kerja rata-rata. Rumus untuk mencari Perputaran Modal
Kerja yang dapat digunakan adalah sebagai berikut:
Perputaran Modal Kerja = Penjualan bersih : Modal Kerja

2.1.4.3. Kelebihan dan kelemahan Rasio Keuangan


1. Kelebihan Rasio Keuangan
Menurut (Rahmah and Komariah 2018) rasio keuangan memiliki
kelebihan dibanding teknik analisis lainnya yaitu:
a. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih
mudah dibaca atau ditafsirkan.
b. Rasio merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi
yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit
c. Analisis rasio mengetahui posisi keuangan ditengan industry lain
d. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model
pengambilan keputusan dan model prediksi
e. Lebih mudah membandingkan perusahaan dengan perusahaan
lainnya atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik
f. Lebih mudah melihat perkembangan perusahaan serta melakukan
prediksi dimasa yang akan datang.

2. Kelemahan Rasio Keuangan


Menurut (Rahmah and Komariah 2018) rasio keuangan memiliki
kelemahan dibanding teknik analisis lainnya yaitu:
a. Data akuntansi yang diperoleh digunakan untuk membuat laporan
keuangan. Data akuntansi yang digunakan tersebut telah diuraikan
dengan cara yang berbeda
b. Prosedur pelaporan keuangan yang berbeda, mengakibatkan laba
yang dilaporkan berbeda pula.

36
c. Adanya manipulasi data, artinya dalam penyusunan data, pihak
penyusun tidak jujur dalam memasukkan angka-angka ke dalam
laporan keuangan yang mereka buat. Akibatnya hasil perhitungan
rasio keuangan tidak memberikan hasil yang sesungguhnya
d. Perlakuan pengeluaran untuk biaya-biaya antara satu perusahaan
dengan perusahaan lainnya berbeda.

2.2. Penelitian Terdahulu


Beberapa penelitan terdahulu yang membahas mengenai Analisis
Laporan Keuangan Dalam Menilai Kinerja Keuangan yang relevan
dengan penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 2.5. Penelitian Terdahulu Tentang Analisis Laporan


Keuangan Mengenai Kinerja Perusahaan
No Nama Peneliti dan Judul Hasil penelitian
tahun penelitian
1 Rosmiati Tarmizi, Analisis Laporan perbandingan antara perusahaan BUMN
Andreas Thunggono. Keuangan Dalam Menilai pada sektor semen menunjukkan bahwa
Jurnal Gema Ekonomi Kinerja Keuangan pada rasio Current Ratio Asset PT.
(2022) Perusahaan BUMN SUB Semen Baturaja Tbk lebih unggul
Sektor Semen Periode dibandingkan perusahaan lainpada
2016-2020 periode 2016 sampai 2020. PT. Semen
Baturaja Tbk memiliki tren yang
menurun dalam rasio Current Asset,
karena pada tahun 2016 sampai 2020
mengalami penurunan yaitu 74,41%
turun sampai 46,38%. Pada rasio Debt
to Equity pada tahun 2020 memiliki
rasio hutang terhadap equity sebesar
8,2% lebih besar dari perusahaan lain,

37
dan setiap perusahaan memiliki trend
kenaikan ratusan persen DER tiap
tahunnya mullai tahun 2016 sampai
2020.pada rasio Total Asset Turnover
PT. Wijaya Karya Beton Tbk
memilikirasio yang sangat tinggi dimana
pada tahun 2020 memiliki rasio
sebebasar 8,2% lebih besar dari
perusahaan lain
2 Juliati (2020) Analisis Laporan Rasio likuiditas dari perhitungan
Keuangan Untuk Current ratio dan quick ratio
Mengukur Kinerja menunjukkan bahwa kinerja perusahaan
Keuanagn Perusahaan perusahaan sudah memuaskan. Rasio
Pada PT. Gresik Cipta solvabilitas dari perhitungan rasio Debt
Sejahtera Cabang to Total Asset Ratio menunjukkan
Makassar tingkat kinerja dari tahun 2016 sampai
2018 masih dalam keadaan baik karena
mampu menjamin hutang jangka
panjangnya dengan aktiva lancar yang
dimiliki. Tetapi untuk perhittungan rasio
Debt Equity Ratio menunjukkan angka
rasio yang cukup tinggi dimana jumlah
utang lebih tinggi dari modal sendiri, hal
ini menyebabkan perusahaan
mengeluarkan beban yang cukup tinggi.
Rasio aktivitas, dari perhitungan rasio
Total Asset Turn Over dari tahun 2016
sampai 2018 dapat disimpulkan bahwa
kinerja dari rasio Total Assets Turn
Over belum tergolong cukup baik dalam
memanfaatkan aktivanya.

38
3 Rochman, Powenary. Analisis laporan keuangan Rasio likuiditas perusahaan berada
Jurnal Ekonomi dalam menilai knerja dalam keadaan baik, hal ini dapat dilihat
Manajemen Sistem keuangan PT. Harum dari masing-masing rasio yang pada
Informasi (2020) Energi Periode 2014-2019 dasarnya mengalami kenaikan. Rasio
solvabilitas perusahaan berada pada
posisi kurang baik, dilihat dari capital
structure yang terus meningkat. Rasio
aktivitas perusahan dikatakan baik, hal
ini dilihat pada masingmasing rasio
aktivitas yang menunjukkan adanya
peningkatan dari tahun ke tahun. Rasio
profitabilitas perusahaan dalam posisi
yang kurang baik, hal ini dapat dilihat
pada rasio profitabilitas yang sering
mengalami penurunan karena laba yang
dihasilkan perusahaan yang kian
menurun dari tahun ke tahun.
4 Tri Puji Astuti, Analisis laporan keuangan : Melalui analisis rasio likuiditas, dalam
Mohammad Taufiq. dalam rangka menilai lima tahun terakhir (2014 -2018) dalam
Jurnal Grenomika kinerja perusahaan PT. keadaan baik karena mampu melunasi
(2020) Telekomunikasi Indonesia hutang jangka pendeknya. Dari analisis
Tbk (Periode 2014 -2018) rasio solvabilitas, dalam lima tahun
terakhir (2014 -2018) perusahaan berada
dalam situasi yang buruk karena potensi
perusahaan dalam melunasi hutang
jangka panjangnya yang relatif rendah.
Hal ini karena perusahaan memiliki
hutang jangka panjang yang cukup
besar, dan asset yang dimiliki tidak
cukup untuk melunasi hutang dan biaya
operasionalnya. Karena nilai rasio

39
aktivitas menunjukkan penrunan. Dari
perhitungan rasio profitabilitas dengan
menurut margin laba kotor dan margin
laba bersih perusahaan perlu
meningkatkan penjualan danmenekan
biaya sehingga perusahaan dapat
menghsilkan keuntungan yang lebih
besar
5 Mastiur Sandora Analisis laporan keuangan : Kinerja keuangan perusahaan pada
Manurung. Jurnal untuk menilai kinerja periode 2013-2017 berdasarkan analisis
Ilmiah Manajemen dan keuangan PT. Austindo rasio likuiditas dengan menggunakan
Bisnis (2020) Nusantara Jaya Tbk yang rasio lancar dan rasio cepat dapat
terdaftar di Bursa Efek disimpulkan bahwa keadaan perusahaan
Indonesia Periode Tahun dalam keadaan liquid, dimana
2013-2017 perusahaan mampu memenuhi
kewajiban hutang jangka pendeknya
yang jatuh tempo. Kinerja keuangan
perusahaan pada periode 2013 -2017
berdasarkan analisis rasio solvabilitas
dengan mengnakan rasio hutang dan
rasio hutang dengan ekuitas perusahaan
dalam keadaan solvable, dimana
perusahaan mampu memenuhi
kewajibannya, baik jangka pendek
maupun jangka panjang. Kinerja
keuangan perusahaan pada periode 2013
-2017 berdasarkan analisisi rasio
aktivitas dengan menggunakan rasio
total asset turnover dan rasio fixed asset
turnover dimana perusahan dapat
melakukan penjualan dalam

40
memperoleh laba melalui perputaran
total asset yang dimiliki kinerja /operasi
perusahaan berjalan dengan baik
sehingga dapat menghasilkan laba
perusahaan.
6 Muhammad Amri Analisis laporan keuangan Kinerja perusahaan PT. Incipta
(2018) untuk menilai kinerja Indonesia berdasarkan perhitungan
keuangan pada PT. Incipta analisis rasio likuiditas dapat dikatakan
Indonesia kurang baik karena perusahaan akan
mengalami kesulitan dalam melunasi
huutang lancarnya. Kinerja perusahaan
PT. Incipta Indonesia berdasarkan
perhitungan analisis rasio solvabilitas
cukup baik karena setiap tahunnya
mengalami peningkatan, hal ini
disebabkan karena rendahnya belanja
perusahaan yang bersumber dari
pinjaman. Kinerja perusahaan PT.
Incipta Indonesia berdasarkan
perhitungan analisis rasio aktivitas
cukup sehat karena mengalami
peningkatan setiap tahunnya. Kinerja
perusahaan PT. Incipta Indonesia
berdasarkan perhitungan analisis rasio
profitabilitas cukup baik dimana setiap
tahunnya mengalami peningkatan
karena laba yang dimiliki perusahaan
dari seriap asset.
7 Ramliady z Syam Analisis kinerja keuangan Analisis rasio likuiditas yang terdiri dari
(2018) perusahaan manufaktur rasio lancar memperlihatka n bahwa PT.
yang terdaftar di Bursa Kalbe Farma Tbk mempunyai kinerja

41
Efek Indonesia keuangan yang terbaik. Analisis
solvabilita syang terdiri dari rasio
hutang terhadap modal memperlihatka n
bahwa PT. Kalbe Farma Tk mempunyai
kinerja keuangan yang terbaik. Analisis
rasio profitabilitas yang terdiri dari
return on asset (ROA) dan return on
equity (ROE) memperlihatka n bahwa
PT. Unilever Indonesia Tbk mempunyai
kinerjakeuang an yang terbaik
8 Anton Trianton. Jurnal Analisis laporan keuangan Dilihat dari rasio likuiditasnya, dilihat
masa ilmiah ekonomi sebagai alat untuk menilai dari current ratio (rasio lancar) pada
global masa kini (2017) kinerja keuangan tahun 2014 yang persentasenya sebesar
perusahaan pada PT. 207,11% kondisi keuangannya dapat
Bukit Asam (Persero) dikatakan baik karena diatas rata-rata
TBK Tanjung Enim industri, sedangkan pada tahun 2015 dan
2016 masih dibawah rata-rata industry
yang menunjukkan perusahaan kurang
baik. Sedangkan Quick Ratio (rasio
cepat) pada tahun 2014 sebesar 178,
25% sedangkan pada tahun 2015 dan
2016 masih dibawah rata-rata industry
yang menunjukkan kondisi keuangan
perusahaan kuran baik.
9 Meutia Dewi. Jurnal Analisis rasio keuangan Tingkat likuiditas PT. Smartfren
penelitian ekonomi untuk mengukur kinerja Telecom, Tbk yang dikur ddengan
akuntansi (2017 keuangan PT. Smartfren menggunakan current ratio tahu 2007-
Telecom, TBK. 2016 menunjukkan kondisi yang kurang
baik karena berada dibawah standar
industry aitu 200%. Tingkat solvabilitas
PT. Smartfren Telecom, Tbk. Yang

42
diukur menggunakan debt ratio
menunjukkan kondisi yang kurang baik
karena pada tahun 2007- 2016 berada
diatas 35%. Tingkat profitabilitas PT.
Smartfren Telecom, Tbk yang diukur
menggunakan Return on Investment
menunjukkan kondisi yang kurang baik
karena pada tahun 2007- 2016 berada
dibawah 30%
10 Melisa Olivia Tanor, Rasio likuiditas (Loan Hasil likuiditas pada Loan Deposit
Harijanto Sebijono, dan Deposit Ratio), Ratio (LDR) sesuai dengan standar BI,
Stanley Kho solvabilitas (Capital hasil pertahun yang dihasilkan oleh
Walandouw. Jurnal Adequacy Ratio) Bank Artha Graha ada penngkatan rasio
EMBA (2015) profitabilitas (Assets yang dikarenakan bertambahnya
(ROA), Return on Equity permintaan kredit sementara dana yang
(ROE), dan BOPO), diterima tidak banyak yang bertambah
dibandingkan kredit. Hasil rasio
solvabilitas pada Capital Adequacy
Ratio (CAR) mampu menyesuaikan
dengan standar BI. Hasil pertahun yang
dihasilkan Bank Artha Graha tahun
2012 mengalami kenaikan yang lebih
dibandingkan pada tahun 2011 dan 2010
ini dikarenakan bertambahnya ATMR
yang dimiliki dibandingkan modal yang
tersedia. Hasil profitabilitas pada Return
on Assets (ROA), Return on Equity
(ROE), dan BOPO Bank Artha Graha
mampu memenuhi standar BI dan
mencapai standar baik.

43
2.3. Kerangka Pemikiran
Menurut Sugiyono (2019:60) kerangka berpikir merupakan model
konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai
faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Adapun
variabel-variabel yang diamati dalam penelitian ini meliputi disiplin
kerja, beban kerja, kepuasan kerja dan kinerja pegawai.
Kerangka pikir ini dibuat untuk memberikan gambaran mengenai
analisis laporan keuangan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan
tambang yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dari kerangka pikir
ini dapat dijelaskan bahwa laporan keuangan dengan menggunakan
rasio keuangan yang terdiri dari empat rasio yaitu rasio likuiditas (CR),
rasio solvabilitas (DAR), rasio aktivitas (TATO), dan rasio
profitabilitas (ROA). Rasio keuangan digunakan untuk mengukur
kinerja keuangan perusahaan pada akhir tahun, sehingga dapat
mengetahui apakah kinerja keuangan perusahaan mengalami
peningkatan atau penurunan.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka kerangka pikir yang dapat
digambarkan dalam penelitian ini adalah:
Gambar 2.1.
Skema Kerangka Pemiikiran

Data Keuangan Perusahaan


Tambang Batubara Yang
Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia

Analisis Laporan Keuangan

Kinerja Keuangan

44
Rasio Keuangan

Rasio solvailitas Rasio Aktivitas


Rasio Likuiditas Rasio Profitabilitas (Debt to Equity (Total Asset
(Current Ratio) ( Return Of asset) ratio) Turnover)

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat Penelitian

3.1.1. Waktu Penelitian


Waktu Penelitian adalah serangkaian gambaran umum yang
menjelaskan waktu teknik pengumpulan data dalam sebuah
riset.Waktu penelitian ini di mulai pada bulan juli 2023

3.1.2. Tempat Penelitian


Tempat Penelitian adalah tempat dimana peneliti
memperoleh informasi mengenai data yang diperlukan.
Penelitian dilakukan di web Bursa Efek Indonesia dengan
mengambil data Laporan Keuangan Perusahaan Tambang

45
dari tahun 2018-2022 yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Pengambilan data dilakukan dua minggu yakni
dari akhir Juni sampai awal Juli. Pengambilan waktu
penelitia ini di dasarkan pada pertimbangan bahwa interval
waktu tersebut penulis sudah bisa mengatur waktu kuliah
sehingga bias membagi waktu untuk memfokuskan
penelitian dan penulisan skripsi.

3.2. Jenis Penelitian


Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang akan digunakan adalah
deskriptif kuantitatif. Penelitian Deskriptif Kuantitatif adalah jenis
penelitian yang mendeskripsikan atau menjabarkan angka-angka
statistik. Penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang
digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,
teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara
random, pengumpulan data dilakukan menggunakan alat
penelitian, analisis data bersifat kuantitatif statistik dengan tujuan
untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Rochman and
Pawenary 2020).

3.3. Jenis dan Sumber data

3.3.1. Jenis Data


Dalam penelitian ini, jenis data yang akan digunakan
adalah data kuantitatif. Data kuantitatif adalah jenis data
dalam bentuk informasi atau penjelasan yang dinyatakan
dalam bentuk angka yang secara langsung dapat diukur
atau dihitung (Rochman and Pawenary 2020) . Data
kuantitatif yang digunakan berupa angka-angka yang
terdapat pada laporan keuangan yang telah diaudit.
Penelitian ini menggunakan data laporan keuangan yang

46
diperoleh dari perusahaan tambang batubara yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia periode 2018-2022.

3.3.2. Sumber Data


Data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
sumber data Sekunder. Data sekunder adalah data yang
mengacu pada informasi yang dikumpulkan dari sumber
yang telah diolah (Rochman and Pawenary 2020). Data
sekunder yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari
buku, jurnal, penelitian terdahulu, dan situs internet yang
berhubungan dengan judul penelitian. Alasan Peneliti
menggunakan data sekunder adalah dikarenakan data
sekunder lebih mudah diperoleh, biayanya lebih murah,
sudah ada penelitian sebelumnya serta lebih dapat
dipercaya keabsahannya karena untuk laporan keuangan
sudah diaudit oleh akuntan publik.

3.4. Populasi dan Sampel

3.4.1. Populasi
Menurut Handayani (2020), Populasi adalah Totalitas dari
setiap elemen yang akan diteliti yang memiliki ciri yang
sama, bisa berupa individu dari suatu kelompok,perisitiwa,
atau sesuatu yang akan diteliti. Populasi dalam penelitian
ini adalah 19 perusahaan pertambangan yang terdaftar di
BEI.

Tabel 3.1 Populasi Penelitian


No Nama Perusahaan Kode Perusahaan Tanggal IPO
1 PT. Adaro Energy Tbk ADRO 16 Juli 2008

47
2 PT. Akbar Indo Makmur Tbk AIMS 20 Juli 2001
3 PT. Atlas Resources Tbk ARII 08 November 2018
4 PT. Borneo Olah Sarana Sukses Tbk BOSS 15 Febuari 2018
5 PT. Baramulti Suksessarana Tbk BSSR 08 November 2012
6 PT. Bumi Resources Tbk BUMI 30 Juli 1990
7 PT. Bayan Resources Tbk BYAN 12 Agustus 2008
8 PT. Dian Swastika Sentosa Tbk DSSA 10 Desember 2009
9 PT. Golden Energy Tbk GEMS 17 November 2011
10 PT. Harum Energy Tbk HRUM 06 Oktober 2010
11 PT. Indika Energy Tbk INDY 11 Juni 2008
12 PT. Indo Tambangraya Megah Tbk ITMG 18 Desember 2007
13 PT. Resource Alam Indonesia Tbk KKGI 01 Juli 1991
14 PT. Mitrabara Adiperdana Tbk MBAP 10 Juli 2014
15 PT. Bukit Asam Tbk PTBA 23 Desember 2003
16 PT. Golden Eagle Energy Tbk SMMT 01 Desember 2007
17 PT. TBS Energi Utama Tbk TOBA 06 Juli 2012
18 PT. Garda Tujuh Buana Tbk GTBO 09 Juli 2009
19 PT. Petrosea Tbk PTRO 21 Mei 1990
(sumber: www.idx.co.id, diolah pada 2 Juli 2023)

3.4.2. Sampel
Menurut Arikunto (2019,hlm 109) “Sampel adalah
Sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti.” Sampel
diambil dengan metode purposive sampling, yaitu teknik
pengambilan sampel dengan kriteria tertentu. Kriteria
pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah :
a. Perusahaan sektor pertambangan yaitu tambang
batubara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
b. Perusahaan telah mempublikasikan laporan keuangan
tahunan untuk tahun 2018-2022

48
c. Perusahaan yang memiliki nilai rata-rata pendapatan
tertinggi diatas Rp 100 miliar.

Tabel 3.2 Pendapatan Tahunan Perusahaan


Tambang Batubara Di BEI Tahun 2017-2021

Dalam satuan juta


TAHUN Rata-rata
Kode
No Pendapatan
Saham 2018 2019 2020 2021 2022
Pertahun
1. ADRO 531.4.61.695 507.578.763 372.165.288 586.211.150 1.189.594.368 637.402.252

2. AIMS 0 0 714.135.894 582.806.420 4.659.703.260 1.191.132.911

3. ARII 27.240.370 27.121.886 17.038.602 4.352.331 40.297.619 152.697.015

4. BOSS 272.403.703 821 271.218.864.514 170.386.015.194 43.523.306.126 456.751.065.782 232,101.625.540

5. BSSR 6.711.313.05 632.779.215 501.664.710 1.046.388.495 612.710.205 692.940.840

6. BUMI 1.682.739.570 1.683.874.695 1.196.330.940 1.525.925.835 2.769.826.080 1.771.733.370

7. BYAN 2.537.715.720 2.106.171.465 501.664.710 4.316.834.970 7.118.928.870 3.638.226.975

8. DSSA 2.677.139.340 25.218.572.670 2.281.328.820 3.276.651.825 9.014.572.485 3.954.366.855

9. GEMS 1.581.698.310 1.676.140,710 1.606.444.035 0 1.606.444.035 1.294.148.445

10. HRUM 509.610.585 397.429.965 238.860.570 508.808.430 4.742.416.035 1.279.422.090

11. INDY 4.484.288.610 4.211.586.180 3.143.857.335 4.645.173.660 4.742.416.035 4.245.458.310

12. ITMG 3.038.548.005 2.596.545.465 1.794.012.090 3.143.251.935 5.509.140 2.115.570.300

13. KKGI 86.178.690 219.230.475 1.093.049.70 200.009.025 385.897.095 191.049.105

14. MBAP 390.694.890 394.796.475 304.531.335 468.942.840 680.378.790 447.859.785

15. PTBA 21.166.993.040 21.787.564.300 17.325.192.500 29.261.468.300 42.698.590.000 26.447.961.40

16. SMMT 250.264.866.36 508.273.589.51


190.410.914.134 8 209.445.719.950 6 1.049.271.370.556 441.533.290.230

17. TOBA 663.578.940 795.374.520 502.376.055 700.251.045 962.268.165 724.769.745

18. GTBO 51.292.515 24.715.455 0 6.235.620 50.762.790 26.607.330

19. PTRO 704.897.490 721.091.940 515.634.315 629.222.490 499.455 514.272.165

49
(Sumber: www.idx.co,id data diolah)
Keterangan : Warna : Kuning : Memenuhi Kriteria
Warna Hitam : Tidak Memenuhi Kriteria

Berdasarkan tabel ditas terlihat proses pemilihan sampel dengan kriteria


perusahaan yang memiliki pendapatan tertinggi. Terdapat tiga perusahaan yang
memenuhi kriteria penelitian yang ditandai dengan warna kuning, sedangkan yang
berwarna Hitam tidak memenuhi kriteria. Berikut ini adalah data perusahaan yang
memenuhi kriteria untuk dijadikan sampel

Tabel 3.3 Sampel Penelitian


No Kode Nama Perusahaan
1 SMMT PT Golden Eagle Energy Tbk
2 BOSS PT Borneo Olah Sarana Sukses Tbk
(Sumber:Data diolah)

3.5. Metode Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan oleh peneliti
untuk mengumpulkan data. Adapun teknik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah:
1. Dokumentasi
Yaitu pengumpulan data dengan mencatat data dari dokumen-
dokumen perusahaan yang dibutuhkan dalam penelitian. Dalam
penelitian ini data-data diperoleh dengan menggunakan teknik
dokumentasi yang berisi laporan keuangan perusahaan.
2. Penelitian Kepustakaan (Research Library)
Yaitu kegiatan pengumpulan data yang bersumber dari buku-
buku, literatur, dan dokumen yang ada kaitannya dengan
masalah yang diteliti

50
3.6. Definisi Operasional Variabel
Operasional variabel adalah seperangkat petunjuk yang lengkap
tentang apa yang harus diamati dan mengukur suatu variabel atau
konsep menguji kesempurnaan. Adapun operasional variabel
dalam penelitian ini yaitu:
1. Laporan Keuangan
Laporan Keuangan adalah hasil yang menunjukkan kondisi
keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode
tertentu (Kasmir, 2019).
2. Kinerja Keuangan Perusahaan
kinerja keuangan perusahan adalah suatu gambaran tentang
kondisi keuangan suatu perusahaan yang diukur dengan
menggunakn alat-alat rasio keuangan sehingga memberikan
informasi mengenai kondisi baik atau tidaknya keadaan
keuangan perusahaan.
3. Rasio keuangan
Rasio keuangan adalah suatu alat yang digunakan untuk
menganalisis dan mengukur kinerja perusahaan dengan
menggunakan data-data keuangan perusahaan tersebut
4. Rasio likuiditas
Rasio likuiditas atau sering juga disebut dengan nama rasio
modal kerja merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan likuiditas jangka pendek perusahaan dengan
melihat aktiva lancar perusahaan relative terhadap hutang
lancar (Kasmir 2019: 130)
5. Rasio solvabilitas
Rasio solvabilitas atau leverage ratio merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur sejauh mana aset perusahaan
dibiayai dengan utang (Kasmir. 2019:53)
6. Rasio aktivitas

51
Rasio aktivitas atau activity ratio merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam
menggunakan aset yang dimilikinya. (Kasmir.2019:174)
7. Rasio profitabilitas
Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga
memberikan ukuran tingkat efektifitas manajemen suatu
perusahaan (Kasmir,2019:198)

3.7. Metode Analisis Data


Pada penelitian ini, metode analisis data yang digunakan dalam
Penelitian ini adalah metode analisis data kuantitatif dengan
penekanan pada hal yang berhubungan dengan angka atau rumus
tertentu dengan menggunakan metode analisis laporan keuangan.
Adapun metode analisis laporan keuangan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis rasio keuangan,
yaitu:
1. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas yang digunakan dalam penelitian ini untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban
jangka pendeknya yang akan segera jatuh tempo adalah rasio
lancar (Current Ratio). Rasio lancar atau current ratio
merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang
segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan
(Kasmir 2019:134). Rumus yang digunakan untuk mengukur
rasio ini yaitu
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 (𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡) : 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔
𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 (𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠) × 100%

2. Rasio Solvabilitas

52
Rasio solvabilitas yang digunakan dalam penelitian ini untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban
jangka panjangnya adalah debt to asset ratio.
Debt ratio merupakan rasio utang yang digunakan untuk
mengukur perbandingan antara total utang dengan total aset.
Dengan kata lain, seberapa besar aset perusahaan dibiayai oleh
utang atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh
terhadap pengelolaan asset (Kasmir 2019:158). Rumus DAR
yaitu:
𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑒𝑏𝑡 (𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑈𝑡𝑎𝑛𝑔): 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 (𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎) × 100%

3. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas yang digunakan dalam penelitian ini untuk
mengukur kemampuan perusahaan sejauh mana dalam
menggunakan asset yang dimiliki adalah rasio perputaran total
aktiva (Total Asset Turnover). Perputaran Total Aset (Total
Assets Turnover) merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur perputaran semua aset yang dimiliki perusahaan dan
mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap
rupiah aset (Kasmir 2019:187). Apabila rasio ini memiliki nilai
diatas 2 berarti penjualan bersihnya melebihi ratarata total aset
pada tahun tersebut yang menggambarkan bahwa kinerja yang
baik.Rumus TATO yaitu:
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠set 𝑇𝑢𝑟𝑛𝑜𝑣𝑒𝑟 = 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 : 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎
× 100 %

4. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba
adalah Return on Asset. Hasil pengembalian investasi atau

53
lebih dikenal dengan nama return on Assets (ROA) merupakan
rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aset yang
digunakan dalam perusahaan (Kasmir 2019:203). Adapun
rumus ROA yaitu:
𝑅𝑂𝐴 = 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ : 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴s𝑠𝑒𝑡 × 100%

DAFTAR PUSTAKA

Annasa Rizki Kamalina. 2022. “Intip 10 Negara Dengan Cadangan Batubara


TerbesarDiDunia,AdaIndonesia?”,https://m.bisnis.com/amp/
read20220804/44/1563025/intip10-negara-dengan-cadangan-batu-bara-
terbesar-di-dunia-ada-indonesia,

Astuti, T. P., & Taufiq, M. (2020). Analisis Laporan Keuangan Dalam Rangka
Menilai Kinerja Perusahan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. (Periode
2014-2018). Greenomika, 2020, 2.2: 89-104.

Annisa Mutia.2021. “10 Negara Penghasil Timah Terbesar Di Dunia, Indonesia


Urutan Berapa?https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/08/30/10-
negarapenghasil-timah-terbesar-di-dunia-indonesia,

Christina Vania Winona. 2022. “Industri Nikel Indonesia Pasca Sengketa dagang

54
DenganUniEropa”,https://cwts.ugm.ac.id/2022/11/03/industri-nikel-
indonesia-pascasengketa-perdagangan-dengan-uni-eropa/, diakses pada 04
Januari 2023 pukul 11.00

Yendrawati & Dahilami. (2006). Pengaruh Insider Ownership Dan Risiko Pasar
Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdapat
di Bursa Efek Indonesia. In Jurnal Keuangan dan Perbankan.

Sujarweni, V. Wiratna. (2019) Metodologi Penelitian Bisnis & Ekonomi.


Yogyakarta: Pustaka Baru Press

Budiman, Raymond. (2020). Rahasia Analisis Fundamental Saham: Analisis


Perusahaan. Jakarta: Alex Media Komputindo.

Kasmir. 2019. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Pertama. Cetakan Keduabelas.


PT
Raja Grafindo Persada. Jakarta

Hanafi MM, Halim A. (2014:17). Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: UPP


STIEM YKPN.

Sutrisno. 2012. Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi. Edisi pertama,
Cetakan Ketujuh. Yogyakarta: Perssindo

Harahap, M. (2018). Analisis Rasio Likuiditas Sebagai Alat Penilaian Untuk


Mengukur Kinerja Keuangan Pada PT Prodia Widyahusada Tbk. Doctoral
dissertation, Universitas Islam Negeri Sumatea Utara Medan.

Rengganis Oktalia et al. 2020. Analisis Kinerja Keuangan Pada PT Bank

55
Pembangunan Daerah Sumatera Selatan dan Bangka Belitung.
JurnalMediasi 2 (2): 110-135

Munawir, S. 2018. Sistem Akuntansi. Edisi keempat. Yogyakarta:Liberty.

Jumingan. 2006. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta.PT Bumi Aksara

Hery, SE.,M.Si.,CRP.,RSA. 2018. Analisis Kinerja Manajemen. Jakarta: PT


Grasindo.

56

Anda mungkin juga menyukai