Anda di halaman 1dari 118

ABSTRAK

Lisa aprilia analisis pendapatan usahatani kelapa sawit di


kecamatan kumoeh Kabupaten muaro jambi. Dibimbing oleh ibu Dr. Ir.
Ira Wahyuni, M.P dan ibu Riri Oktari Ulma S.P, M,Si

Penelitian ini bertujuan untuk : 1 ) untuk mendeskripsikan

usahatani kelapa sawit di Kecamatan Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi

2) Untuk menganalisis besarnya pendapatan usaahatani kelapa sawit di

Kecamatan kumpeh kabupaten kabupaten muaro jambi . Penelitian ini

dilaksanakan pada bulan juni – agustus 2022. Pemilihan lokasi penelitian

dilakukan secara purposive dengan pertimbangan bahwa kecamatan

kumpeh merupakan salah satu sentra produksi kelapa sawit di muaro

jambi. Metode pengambilan sampel menggunakan simple random

sampling. Analisis data menggunakan metode analisis deskriptif dan

kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan petani

didaerah penelitian adalah sebesar Rp. 12.741.675/Ha/Tahun. Dengan

rata-rata produksi perhektar sebesar 15.688 kg/tahun/ha. Dengan total

Penerimaan sebesar 26.152.551/ha/thn dengan total biaya sebesar

Rp.13.332.434/ha/thn.

Kata Kunci : Pendapatan, Kelapa sawit.


KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberi rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal

skripsi yang berjudul “Analisis pendapatan usahatani kelapa sawit di Kecamatan

Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi”.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu

dan membimbing serta memberi dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan

penyusunan proposal skripsi ini, khususnya Ibu Dr. Ir. Ira Wahyuni, M.P selaku

dosen Pembimbing I serta Pembimbing Akademik dan Ibu Riri Oktari Ulma, S.P,.

M.Si selaku dosen Pembimbing II yang telah membimbing dan memotivasi penulis

dalam penyelesaian proposal skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam proposal skripsi ini masih terdapat

kekurangan dan kesalahan karena terbatasnya pengetahuan dan kemampuan penulis,

karena sesungguhnya kesempurnaan mutlak hanya milik Allah SWT. Oleh karena

itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk penyempurnaan

proposal skripsi ini. Atas perhatiannya, penulis mengucapkan terima kasih.

Jambi, juni 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR………………………………………………………. ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………… iii
DAFTAR TABEL…………………………………………………………… V
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………... vii
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………... Viii

I PENDAHULUAN……………………………………………………....
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………….. 1
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………… 7
1.3 Tujuan Penelitian………………………………………………………….. 8
1.4 Kegunaan Penelitian………………………………………………………. 9

II TINJAUAN PUSTAKA……………………………………………….. 10
2.2 Konsep Usahatani…………………………………………………………. 10
2.2 Tanaman Kelapa Sawit…………………………………………………… 12
2.2.1 Klasifikasi Kelapa Sawit……………............................................... 13
2.2.2 Morfologi Kelapa Sawit.................................................................... 13
2.3 Faktor produksi usahatani........................................................................... 16
2.3.1 Luas Lahan ……………………………………………..................... 16
2.3.2 tenaga kerja ………………………………………………………... 17
2.3.3 Modal……………………………………………………………..... 18
2.3.4 Manajemen / pengelolaan ………………………………………….. 18
2.4 Biaya usahatani ………………………………………………………....... 19
2.5 Penerimaan Usahatani…………………………………………………….. 21
2.6 Pendapatan usahatani……………………………………………………... 21
2.7 kelayakan usahatani………………………………………………........... 22
2.8 Penelitian Terdahulu……………………………………………………... 24
2.9 Kerangka Pemikiran………………………………………………………. 27
III METODE PENELITIAN……………………………………………... 30
3.1 Ruang Lingkup Penelitian………………………………………………… 30
3.2 Sumber dan Metode Pengumpulan Data…………………………………. 31
3.2.1 Sumber Data ………………………………….................................... 31
3.2.2 Metode Pengumpulan Data………………………………………… 31
3.3 Metode Penarikan Sampel………………………………………………… 32
3.4 Metode Analisis Data……………………………………………………… 34

iii
3.5 Konsepsi Pengukuran……………………………………………………… 35
IV HASIL DAN PEMBAHASAN……………………………………………….. 37
4.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian……………………………………..... 37
4.1.1 Kondisi Geografis dan Administrasi Wilaya………….................... 37
4.1.2 Keadaan Penduduk Daerah 37
Penelitian……………………...............
4.2 Sarana Sosial ………………………………………………….................. 40
4.2.1 Sarana Pendidikan………………………………………………. 40
4.2.2 Sarana Kesehatan ………………………………………………... 42
4.2.3 Sarana Perekonomian ……………………………....................... 44
4.2.4 Sarana Transportasi……………………………............................ 44
4.3 Identitas Petani Sampel ……………………………................................. 45
4.3.1 Umur Petani……………………………...................................... 45
4.3.2 Tingkat Pendidikan …………………………….......................... 47
4.3.3 Jumlah Anggota Keluarga……………………………................ 49
4.3.4 Umur Tanaman Kelapa Sawit ……………………………........... 50
4.3.5 Pengalaman Usahatani……………………………...................... 52
4.4 Gambaran Usahatani Kelapa Sawit……………………………................. 53
4.4.1 Luas Lahan Kelapa Sawit…………………………….................. 53
4.4.2 Produksi Usahatani Kelapa Sawit……………………………....... 55
4.4.3 Biaya Usahatani Kelapa Sawit……………………………............ 55
4.4.3.1 Biaya Tetap (Fixed Cost) Usahatani Kelapa Sawit …………… 55
4.4.3.2 Biaya Variabel (Variabel Cost) Usahatani Kelapa Sawit.......... 56
4.5 Pendapatan Usahatani Kelapa Sawit ……………………………........... 60
4.6 Rasio Penerimaan dan Biaya (R/C) ……………………………............ 62
4.7 Implikasi Penelitian……………………………..................................... 62
63
V KESIMPULAN DAN SARAN………………………………………….
5.1 Kesimpulan…………………................................................................... 63
5.2 Saran…………………............................................................................ 64
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………… 65
LAMPIRAN………………………………………………………………… 67

iv
DAFTAR TABEL

Halaman
1. Luas Lahan, Produksi, dan Produktivitas Kelapa Sawit Rakyat di 3
Provinsi Jambi Tahun 2016-2020 ………………………………………………

Luas Lahan, Produksi, dan Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit


2. Menurut Kabupaten di Provinsi Jambi 2020……………………… 4

Luas Lahan, Produksi, dan Produktivitas Kelapa Sawit Menurut


3. Kecamatan di Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2020……………
5
4. Sebaran Populasi Petani Kelapa Sawit di Kecamatan Kumpeh Tahun
2020……………………………………………………………………………………………… 32

5. Sebaran Sampel Petani Kelapa Sawit di Kecamatan Kumpeh 33


Kabupaten Muaro Jambi 2020…………………………………………………

6. Distribusi Penduduk Kecamatan Kumpeh Berdasarkan Desa dan Jenis 39


Kelamin 2021………………………………………………………………………………

7. Fasilitas Sekolah Berdasarkan Tingkat Pendidikan Di 41


Kecamatan Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi Tahun
2021……………………………………………………………………………………………
8. Sarana dan fasilitas kesehatan di kecamatan kumpeh 43
kabupaten muaro jambi tahun 2021………………………………………
9. Distribusi Frekuensi Umur Petani Sampel di Kecamatan Kumpeh 46
Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2021…………………………………

10. Distribusi Frekuensi dan Persentase Petani Responden Berdasarkan 48


Pendidikan di Daerah Penelitian Tahun 2021………………………

11. Distribusi Jumlah Anggota Keluarga Petani Sampel di Kecamatan 50


Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi 2021……………………

12. Distribusi Umur Tanaman Kelapa Sawit di Kecamatan Kumpeh 51


Kabupaten Muaro Jambi 2021……………………………..

13. Distribusi Petani Responden Berdasarkan Pengalaman Usahatani 53


Kelapa Sawit di Kecamatan Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi 2021

14. DistribusiFrekuensi dan Persentase Petani Responden 54


BerdasarkanLuas Lahan Kelapa Sawit di Daerah Penelitian Tahun
2021…………………………………………………………

v
15. Rata-Rata Biaya Tetap Usahatani Kelapa Sawit di Daerah Penelitian 56
Tahun 2021…………………………………………………..

16. Rata-rata Biaya Harga dan Penggunaan Pupuk Usahatani Kelapa 57


Sawit di Daerah Penelitian Tahun 2021……………………

17. Standar Dosis Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit Menghasilkan 58


(TM)…………………………………………………………

18. Rata-rata Penggunaan Pestisida dan Biaya Pestisida Usahatani 59


KelapaSawit perhektar di Daerah Penelitian Tahun 2021

19. Rata-Rata Biaya Tenaga Kerja Usahatani Kelapa Sawit Perhektar di 59


Daerah Penelitian Tahun 2021……………………………

20. Analisis Rata-Rata Pendapatan Usahatani Kelapa Sawit 60

Perhektar/Tahun di Daerah Penelitian 2021……………..

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Skema Kerangka Pemikiran ............................................................... 29

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Perkembangan Produksi dan Luas Lahan Tanaman Perkebunan Di


Provinsi Jambi Tahun 2018 - 2021…………………………………… 67

2. Perkembangan Luas Lahan, Produksi dan Produktivitas Perkebunan


Kelapa Sawit Rakyat Di Provinis Jambi Tahun 68
2021…………………..
3. Luas Lahan Perkebunan Kelapa Sawit Rakyat di Kabupaten Muara
Jambi Tahun 2017 - 2021….…………………..…………………… 67

4. Identitas Petani Pada Usahatani Kelapa Sawit Swadaya di Kecamatan


Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2021……………………… 70

5. Produksi Kelapa Sawit Swadaya dikecamatan Kumpeh Kabupaten


Muaro Jambi Tahun 2021………………………………………….. 73

6. Biaya Penyusutan Alat Usahatani Kelapa Sawit Di Daerah Penelitian


Tahun 2021………………………………………………………. 79

7. Biaya Pupuk Usahatani Kelapa Sawit di Daerah Penelitian Tahun


2021………………………………………………………….... 85

8. Biaya Pestisida Usahatani Usahatani Kelapa Sawit didaerah Penelitian


Tahun 2021……………………………………………………… 91

9. Biaya Tenaga Kerja Usahatani Kelapa Sawit Didaerah Penelitian


Tahun 2021…………………………………………………………… 94

10. Penerimaan Usahatani Kelapa Sawit ……..…………………… 104


11. Total Biaya, Penerimaa, Pendapatan R/C Usahatani Kelapa Sawit 107
…………

viii
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara yang terletak dikawasan khatulistiwa,

sehingga memiliki iklim tropis dengan dua musim. Berbagai aneka ragam tumbuhan

dan tanaman dapat tumbuh dengan baik, sehingga Indonesia sering disebut sebagai

negara agraris yang berarti sebagian besar masyarakat bermata pencaharian sebagai

petani, dan sektor pertanian perlu menjadi subsektor andalan yang perlu

diprioritaskan (Mustafa, 2013).

Sektor pertanian memegang peranan yang sangat penting dalam

perekonomian Indonesia. Namun, ironisnya selama ini sektor pertanian kurang

mendapatkan perhatian bahkan cenderung diremehkan. Sektor pertanian juga

merupakan sektor yang penting dalam gagal atau suksesnya penanggulangan

kemiskinan di Indonesia, mayoritas masyarakat miskin di Indonesia sampai saat ini

terdapat di sektor pertanian. Subsektor perkebunan merupakan salah satu sektor

pertanian yang mempunyai peranan penting terhadap pembangunan perekonomian

industri selain dari minyak dan gas bumi yang lama ini merupakan komoditi andalan

Indonesia. Jenis tanaman perkebunan antara lain adalah sebagai berikut: cokelat,

kelapa, kelapa sawit, karet dan lain sebagainya. Salah satu fokus pembahasan dalam

penulisan ini adalah jenis produksi perkebunan yaitu kelapa sawit. Produk kelapa

sawit berkembang besar seiring dengan perkembangan teknologi dan industri bahan

1
2

makanan maupun bahan non pangan untuk keperluan industri. Upaya yang

mewujudkan masyarakat perkebunan yang mampu bertahan dan berkembang, telah

disusun rencana pembangunan baik kuantitas maupun kualitasnya. Dalam

melaksanakan usahatani, petani mempunyai pertimbangan dalam berproduksi hingga

diperoleh pendapatan terutama dalam efisiensi produksi dalam usahatani.

Kelapa sawit merupakan komoditi utama perkebunan di Indoesia. Komoditas

kelapa sawit mempunyai peran yang cukup strategis dalam perekonomian Indonesia.

Pertama, minyak sawit merupakan bahan utama minyak goreng, sehingga pasokan

yang kontinu ikut menjaga kestabilan harga minyak goreng yang merupakan

sembilan bahan pokok kebutuhan masyrakat. Kedua, sebagai salah satu komoditas

pertanian adalan ekspor nonmigas, komoditas ini memiliki prospek yang baik sebagai

sumber perolehan devisa maupun pajak. Ketiga, dalam proses produksi maupun

pengelolaan juga mampu menciptakan kesempatan kerja dan sekaligus meningkatkan

kesejahteraan masyarakat (Soetrisno, 2002), hal ini dapat dilihat dari nilai ekspor

kelapa sawit yang tinggi bila dibandingkan dengan komoditas lainnya.

Provinsi Jambi memiliki potensi yang cukup besar dibidang perkebunan

karena memilki berbagai jenis komoditi unggulan yang dapat meningkatkan

pertumbuhan ekonomi daerah dan memberikan sumbangan terhadap Pendapatan

Daerah Regional Bruto (PDRB). Menurut BPS Provinis Jambi Tahun 2020 kontribusi

sektor perkebunan terhadap PDRB Provinsi Jambi berfluktuasi dari tahun 2016-2020

kontribusi perkebunan terhadap PDRB pada tahun 2020 sebesar Rp.40.184.990,6 atau

Sebesar19,4 % (lampiran 1).


3

Salah satu komoditas unggulan Provinsi Jambi adalah kelapa sawit. Peranan

subsektor perkebunan daerah cukup besar, dengan luas lahan perkebunan terluas

kedua yang ada di Jambi setelah perkebunan karet, kelapa sawit memberikan

kontribusi yang cukup besar bagi perekonomian Jambi. Banyaknya kelapa sawit yang

diusahakan oleh masyarakat di Provinsi Jambi dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Luas Lahan, Produksi, dan Produktivitas Kelapa Sawit Rakyat di


Provinsi Jambi Tahun 2016-2020
Luas Area/Areal (Ha) Produktivitas
Tahun Produksi (Kg/Ha/
TBM TM TTM/TR Jumlah Tahun)
2016 136.191 487.937 39.372 663.500 1.435.141 2.941
2017 200.062 664.118 23.047 887.227 2.074.403 3.124
2018 175.961 703.686 18.828 898.475 2.348.221 3.337
2019 182.784 847.147 40.792 1.070.723 2.891.336 3.413
2020 185.039 860.246 41.338 1.086.623 3.096.621 3.600
Sumber: Dinas Perkebunan Provinsi Jambi, Tahun 2021

Tabel 1 menunjukkan bahwa pada tahun 2016 luas tanaman kelapa sawit di

provinsi jambi yakni mencapai 663.500 ha dengan produksi sebesar 1.435.141 ton.

Pada tahun-tahun selanjutnya luas tanaman kelapa sawit terus mengalami

peningkatan yang cukup signifikan. Dengan adanya peningkatan setiap tahunnya,

dapat dikatakan kelapa sawit masih menjadi komoditas yang diminati untuk

diusahakan jika dilihat luas lahan, produksi dan produktivitasnya.

Salah satu produksi kelapa sawit tertinggi di Provinsi Jambi terdapat di

Kabupaten Muaro Jambi. Berdasarkan data dinas perkebunan Provinsi Jambi,

Kabupaten Muaro Jambi memiliki luas lahan dan produksi tertinggi. Hal ini

menunjukkan tanaman kelapa sawit masih menjadi pilhan utama masyarakat

Kabupaten Muaro Jambi untuk dibudidayakan.


4

Tabel 2. Luas Lahan, Produksi, dan Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Menurut
Kabupaten di Provinsi Jambi 2020
Luas Areal/Area (Ha) Produktivitas
Kabupaten Jumlah Produksi (Ton)
TBM TM TTM (Kg/Ha/Tahun)
Kerinci 65 19 - 84 14 737
Merangin 30.647 55.088 44.977 130.712 191.055 3.468
Sarolangun 17.098 63.124 7.522 87.744 168.879 2.675
Batanghari 32.760 100.225 15.277 148.262 346.882 3.461
Muaro
26.863 163.887 40.737 231.487 375.553 2.292
Jambi
Tanjab
12.188 53.222 6.641 72.050 116.503 2.189
Timur
Tanjab
30.175 92.216 12.707 135.099 257.680 2.794
Barat
Tebo 17.395 67.354 9.479 94.228 204.187 3.032
Bungo 31.596 80.074 16.139 127.809 279.398 3.489
Jambi - - - - - -
Sungai
- - - - - -
Penuh
Total 198.787 675.210 153.478 1.027.476 1.940.151 2.873
Sumber: Dinas Perkebunan Provinsi Jambi, Tahun 2021

Berdasarkan Tabel 2 diatas, Kabupaten Muaro Jambi memiliki luas lahan

yang paling luas di Provinsi Jambi yaitu sebesar 22,52% dari total luas lahan kelapa

sawit yang ada di Provinsi Jambi dan mampu memberikan kontribusi produksi

terbesar yaitu sebesar 375,553 Ton dengan produktivitas sebesar 2.292 Kg/Ha.

Untuk melihat luas areal, produksi dan produktivitas tanaman kelapa sawit

rakyat di Kabupaten Muaro Jambi di Kecamatan Kumpeh Tahun 2020 dapat dilihat

pada Tabel 3.
5

Tabel 3. Luas Lahan, Produksi, dan Produktivitas Kelapa Sawit Menurut


Kecamatan di Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2020

Luas Areal/Area (Ha) Produksi Produktivitas


Kecamatan Jumlah
TBM TM TTM/TR (Ton) (Kg/Ha/Tahun)
Jambi Luar
683 4.363 5.660 10.706 16.360 3.750
Kota
Sekernan 3.570 21.798 2.146 27.514 58.010 2.661
Kumpeh 1.167 13.501 372 15.040 27.763 2.056
Muaro Sebo 3.509 6.301 - 9.810 15.235 2.418
Mestong 866 379 - 1.245 970 2.559
Kumpeh Ulu 258 3.209 - 3.467 6.689 2.084
Sungai Bahar 1.777 14.075 - 15.852 42.542 3.023
Sungai Gelam 1.631 14.670 9.959 26.260 33.689 2.296
Bahar Selatan 477 2.728 5.726 8.931 7.473 2.739
Bahar Utara 87 2.361 5.566 8.014 6.225 2.637
Taman Rajo 1.253 6.579 732 8.564 17.769 2.701
Total 15.278 89.964 30.161 135.403 232.725 2.587

Berdasarkan Tabel 3 diatas, menunjukkan bahwa Kecamatan Kumpeh

merupakan daerah dengan luas lahan kelapa sawit terbesar keempat di Kabupaten

Muaro Jambi dengan luas lahan sebesar 15.040 Ha yang mampu menghasilkan

produksi sebesar 27.763 Ton dengan produktivitas 2.056 Kg/Ha.

Petani kelapa sawit rakyat terdiri dari petani plasma dan juga petani

sawadaya, petani plasma merupakan petani yang mengelola kebun sendiri dan

memiliki hubungan kemitraan dengan perusahaan perkebunan yang menanamkan

modal dan hak guna lahan namun petani plasma tetap mendapatkan pendamping

teknik budidaya dari pihak perusahaan dan juga menjamin pembeli TBS oleh pihak

pabrik kelapa sawit dengan harga yang lebih tinggi bila dibandingkan menjual

langsung ke tengkulak, dengan adanya pendampingan tersebut menyebabkan


6

produksi kelapa sawit yang dihasilkan akan lebih timggi bila dibandingkan dengan

petani swadaya.

Berbeda dengan pola plasma yang dapat menghasilkan produksi lebih tinggi

bila dibandingkan dengan pola swadaya, petani kelapa sawit pola swadaya, petani

kelapa sawit pola swadaya memiliki produksi lebih rendah dikarenakan petani

membudidaya kelapa sawit dalam skala yang lebih kecil dan pengusahaannya

dilakukan secara mandiri yang tidak memiliki kemitraan dengan pihak lain, sumber

pendanaan dan pengelolaan dilakukan sendiri sehingga tidak terikat oleh pihak

manapun, dan tidak mendapatkan pendampingan dalam teknik budidaya yang baik

dan benar.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keputusan petani dalam usahatani

kelapa sawit yaitu faktor-faktor produksi, antara lain meliputi modal, luas lahan,

sarana prasarana dan tenaga kerja. Tujuan seorang petani melakukan kegiatan

usahatani kelapa sawit adalah untuk memperoleh pendapatan dalam rangka

memenuhi kebutuhan hidupnya, dalam ini setiap petani menginginkan pendapatan

usahatani yang optimal. Agar memperoleh pendapatan yang optimal dalam usahatani

kelapa sawit perlu diperhatikan bagaimana meningkatkan jumlah produksi dan

mengelolaan sumber daya yang dimiliki petani.

Besarnya pendapatan usahatani kelapa sawit di Kecamatan Kumpeh

Kabupaten Muaro Jambi ditentukan oleh produksi TBS, harga TBS dan biaya

usahatani kelapa sawit yang dikeluarkan oleh petani dalam proses usahatani kelapa

sawitnya. Dengan begitu semakin meningkat penerimaan dan semakin efisiensi


7

penggunaan biaya usahatani maka pendapatan usahatani kelapa sawit di Kecamatan

Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi semakin meningkat dan sebailiknya jika

penerimaan usahatani kelapa sawit menurun dan biaya ushatani tidak efisien maka

pendapatan usahatani kelapa sawit di Kecamatan Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi

akan menurun.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan

judul : “ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KELAPA SAWIT DI

KECAMATAN KUMPEH KABUPATEN MUARO JAMBI” .

1.2 Rumusan Masalah

Kelapa sawit merupakan komoditas yang berperan penting terhadap

perekonomian di Indonesia, hal ini dapat dilihat dari kontribusinya terhadap devisa

Negara. Perkembangan luas tanaman perkebunan kelapa sawit rakyat di Provinsi

Jambi mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Sehingga menyebabkan kelapa

sawit merupakan komoditas yang masih menjadi primadona untuk dikembangkan di

Provinsi Jambi khususnya Kecamatan Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi dan

merupakan salah satu mata pencaharian masyarakat.

Usahatani kelapa sawit rakyat membutuhkan perhatian khusus dalam

pengembangkan untuk skala yang lebih luas, hal ini dikarenakan olahan dari kelapa

sawit merupakan suatu produk yang diperdagangkan secara internasional sehingga

membutuhkan pertanian khusus dalam peningkatan mutu dan produksi guna untuk

memenuhi kebutuhan nasional dan ekspor.


8

Berdasarkan uraian diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Bagaimana gambaran umum keadaan usahatani kelapa sawit di Kecamatan

Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi ?

2. Berapa besar pendapatan usahatani kelapa sawit di Kecamatan Kumpeh

Kabupaten Muaro Jambi ?

3. Bagaimana kelayakan usahatani kelapa sawit di Kecamatan Kumpeh

Kabupaten Muaro Jambi

1.3 Tujuan Dan Kegunaan Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui gambaran umum keadaan usahatani kelapa sawit di

Kecamatan Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi

2. Menghitung besarnya pendapatan usahatani kelapa sawit di Kecamatan

Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi

3. Untuk mengetahui besarnya R/C usahatani kelapa sawit di Kecamatan

Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi


9

1.3.2 Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah :

1. Bagi penulis, penelitian ini berguna untuk menambah pengetahuan dan

pengalaman penulis serta sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas Jambi

2. Bagi pembaca maupun masyarakat, hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan

dan informasi bagi penelitian selanjutnya mengenai hal-hal yang terkait

dengan analisis pendapatan usahatani kelapa sawit


II. TINJUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Usahatani

Konsep usahatani adalah ilmu terapan yang membahas atau mempelajari

bagaimana cara menggunakan sumber daya secara efisien dan efektif pada suatu

usaha pertanian agar diperoleh hasil yang maksimal. Sumber daya itu adalah lahan,

tenaga kerja, modal dan manajemen. Menurut Adiwilaga (1982), ilmu usahatani

adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan

orang melakukan pertanian dan permasalahan yang ditinjau secara khusus dari

kedudukan pengusahaannya sendiri dan ilmu usahatani yang menyelidiki cara-cara

seorang petani sebagai pengusaha dalam menyusun, mengatur dan menjalankan

perusahaan itu.

Usahatani merupakan proses bagaimana seorang mengusahakan dan

mengkoordinasikan faktor-faktor produksi berupa lahan dan alam sekitarnya sebagai

modal dan sehingga memberikan manfaat yang sebaik-baiknya. Usahatani merupakan

suatu kegiatan yang menentukan, mengorganisasikan dan mengkoordinasikan

penggunaan faktor-faktor produksi selektif dan seefisien mungkin sehingga usaha

tersebut memberikan pendapatan semaksimal mungkin (suratiyah, 2009).

Menurut Soekartawi (2006) ilmu usahatani adalah ilmu terapan yang

membahas atau mempelajari bagaimana menggunakan sumberdaya secara secara

efisien dan efektif pada suatu usaha pertanian agar diperoleh hasil maksimal.

Dikatakan efektif apabila petani dapat mengalokasi sumberdaya yang mereka miliki

10
11

dengan cara sebaik-baiknya dan dikatakan efisien apabila pemanfaatan sumberdaya

tersebut menghasilkan keluaran (output) yang melebihi masukan (input).

Menurut Rahmi dan Hastuti (2008) usahatani adalah ilmu yang mempelajari

tentang cara petani mengelola input atau faktor-faktor produksi (tanah, tenaga kerja,

modal dan teknologi, pupuk, benih, dan pestisida) dengan efektif, efisien, dan kontiu

untuk menghasilkan produksi yang tinggi sehingga pendapatan usahataninya

meningkat. Dalam kegiatan usahatani, harus dimulai dengan perencanan (planning)

untuk menentukan dan mengkoordinir penggunaan faktor-faktor produksi pada waktu

yang akan datang secara efisien sehingga dapat diperoleh pendapapatan yang

maksimal.

Usahatani memiliki empat unsur pokok yang selalu ada dalam usahatani,

unsur tersebut dikenal juga dengan istilah faktor produksi yang terdiri dari tanah,

modal, tenaga kerja, dan pengelolaan (manajemen). Dimana ke empat unsur pokok

tersebut disebut dengan faktor- faktor produksi yang merupakan syarat utama dalam

menjalankan usahatani (Rivai dalam Hermanto, 1996.)

Dalam usahatani salah satu faktor yang mempengaruhi usahatani adalah faktor

internal dan faktor eksternal. Dimana faktor internal adalah hal -hal yang melekat

pada diri individu petani itu sendiri meliputi umur petani, tingkat pendidikan,

pengetahuan, tenaga kerja keluarga, luas lahan dan modal sedangkan faktor eksternal

adalah hal-hal yang berasal dari luar individu petani meliputi input ketersediaan dan

harga, output permintaan dan harga barang. Dimana kedua faktor ini bersama-sama

akan mempengaruhi petani dalam pengambilan keputusan dan cara petani


12

megorganisasikan dan mengkoordinir sumber daya yang dikuasai petani dalam

mencapai tujuan usahatani yaitu mendapatkan pendapatan yang maksimal.

2.2 Tanaman Kelapa Sawit

kelapa sawit (Elais guineesis) merupakan tanaman penghasil utama minyak

nabati yang mempunyai produktivitas lebih tinggi dari pada tanaman penghasil

minyak nabati lainnya. Pada tahun 1848 kelapa sawit dibawa dan diperkenalkan di

Indonesia oleh pemerintah Belanda. Saat itu terdapat empat batang bibit kelapa yang

ditanam di kebun raya Bogor. Pada awalnya, tanaman kelapa sawit di Indonesia

hanya di budidayakan sebagai tanaman hias, pembudidayaan tanaman kelapa sawit

untuk tujuan komersial baru di mulai pada tahun 1911 (Putranto, 2012).

Pengusaha perkebunan kelapa sawit di Indonesia terbagi menjadi tiga status

pengusahaan yaitu perkebunan rakyat, perkebunan besar negara dan perkebunan

besar swasta. Perkebunan kelapa sawit rakyat terdiri dari sejumlah besar kebun

dengan sekala ukuran yang kecil. Perkebunan tersebut biasanya diusahakan oleh

petani sebagai pemilik dan juga keluarganya. Pendidikan petani yang mengusahakan

umumnya juga tergolong rendah sehingga ,menyulitkan pengembangan usaha yang

dikelola oleh petani. Selanjutkan juga perkebunan rakyat biasanya sulit untuk

menyerap teknologi maju, kurang keterampilan dan pengetahuan untuk memahami

pasar serta modal yang kecil bila dibandingan dengan perkebunan swasta maupun

negara. Perkebunan swasta memiliki banyak kemiripan dengan perkebunan negara.

Perbedaanya terletak pada status kepemilikannya, jika PBN adalah negeri, maka PBS

adalah swasta. Namun diantara keduanya yang memiliki prestasi lebih baik adalah

perkebunan negara, hal itu dikarenakan perkebunan negara memiliki sejumlah


13

Lembaga penelitian didalamnya dan juga memiliki Lembaga Pendidikan dan

pelatihan.

2.1.1 Klasifikasi Kelapa Sawit

Menurut pahan (2012), tanaman kelapa sawit diklasifikasi sebagai beriut :

Divisi : Embryophyta Siphonagama


Kelas : Angiospermae
Ordo : Monocotyledonae
Famili : Arecaceae
Subfamili : Cocoideae
Genus : Elaeis
Spesies : Elaeis Gineensis Jacq

2.1.2 Morfologi Kelapa Sawit

a. Akar

Akar kelapa sawit termasuk kedalam tanaman berbiji satu (monokotil) yang

memiliki akar serabut. Saat awal perkecambahan, akar pertama muncul dari biji yang

berkecambah (radikula). Setelah itu radikula akan mati dan memebntuk akar utama

atau primer. Selanjutnya akar primer akan membentuk akar skunder, tersier, dan

kuartener. Perakaran kelapa sawit yang telah membentuk sempurna umumnya

memiliki akar primer dengan diameter 5-10 mm, akar skunder 2-4 mm, akar tersier 1-

2 mm, akar kaurtener 0,1-0,3. Akar yang paling aktif menyerapkan 6 air dan unsur

hara adalah akar tersier dan kuartener berada di kedalaman 0-60 cm dengan jarak 2-3

meter dari pangkal pohon (Lubis dan Agus, 2011).


14

b. Batang

Batang pada tanaman kelapa sawit memiliki ciri yaitu tidak memiliki

kambium dan umumnya tidak bercabang. Pada pertumbuhan awal setelah pafe muda

terjadi pembentukan batang yang melebar tanpa terjadi pemanjangan internodia.

Batang tanaman kelapa sawit berfungsi sebagai struktur pendukung tajuk (daun.

bunga, dan buah). Kemudian fungsi lainnya adalah sebagai sistem pembuluh yang

mengangkut unsur hara dan makanan bagi tanaman. Tinggi tanaman biasanya

bertambah secara optimal sekitar 35-75 cm/tahun sesuai dengan keadaan lingkungan

yang mendukung. Umur ekonomis tanaman sangat dipengaruhi oleh pertambahan

tinggi batang/tahun. Semakin rendah pertamabahan tinggi batang, semakin panjang

umur ekonomis tanaman kelapa sawit (Sunarko, 2007).

c. Daun

Daun merupakan pusat produksi energi dan bahan makanan bagi tanaman.

Bentuk daun, jumlah daun dan susunannya sangat berpengaruhi terhadap tangkap

sinar matahari. Pada daun tanaman kelapa sawit memiliki ciri yaitu membentuk

susunan daun majemuk, bersirip genap,dan bertulang sejajar. Daun-daun kelapa sawit

disanggah oleh pelepah yang panjangnya kurang lebih 9 meter. Jumlah anak daun di

setiap pelepah sekitar 250-300 helai sesuai dengan jenis tanaman kelapa sawit. Daun

muda yang masih kuncup berwarna kuning pucat. Duduk pelepah daun pada batang

tersusun dalam satu susunan yang melingkarkan batang dan membentuk spiral. Pohon

kelapa sawit yang normal biasanya memiliki sekitar 40-50 pelepah daun.

Pertumbuhan pelepah daun pada tanaman muda yang berumur 5-6 tahun mencapai

30-40 helai, sedangkan pada tanaman yang lebih tua antara 20-25 helai. Semakin
15

pendek pelepah daun maka semakin banyak populasi kelapa sawit yang dapat

ditanam persatuan luas sehingga semakin tinggi produktivitas hasilnya per satuan

lusas tanaman (Lubis dan Agus,2011).

d. Bunga

Bunga tanaman kelapa sawit akan mulai berbunga pada umur sekitar 12-14

bulan. Bunga tanaman kelapa sawit termasuk monocious yang berarti bunga jantan

dan betina terdapat pada satu pohon tetapi tidak pada tandan yang sama. Tanaman

kelapa sawit dapat menyerbuk silang ataupun menyerbuk sendiri karena memiliki

bunga jantan dan betina. Biasanya bunganya muncul dari ketiak daun. Setiap ketiak

daun hanya menghasilkan satu infloresen (bunga majemuk). Biasanya beberapa

bakal infloresen melakukan gugur pada fase-fase awal perkembangan sehingga pada

invidu tanaman terlihat beberapa ketiak daun tidak menghasilkan infloresen

(Sunarko, 2007).

e. Buah

Buah kelapa sawit termasuk buah batu dengan ciri yang terdiri atas tiga

bagian, yaitu bagian luar (Epicarpium) disebut kulit luar, lapisan tengah

(mesocarpium) atau disebut daging buah, mengandung minyak kelapa sawit yang

disebut crude palm oil (CPO), dam lapisan dalam (endocarpium) disebut inti,

mengandung minyak inti yang disebut PKO atau palm kamel oil. Proses

pembentukan buah sejak pada penyerbukan sampai buah matang kurang lebih 6

bulan. Dalam 1 tandan terdapat lebih dari 2000 buah (Risza, 1994).
16

2.3 Faktor Produksi

Soekartawi (2002), menyatakan bahwa tanah, modal, tenaga kerja, dan

manajemen merupakan aspek penting dalam sumber daya pertanian. Aspek sumber

daya pertanian ini lebih dikenal dengan faktor produksi, yang pada awalnya hanya

terdiri dari tiga faktor saja, namun seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan

dituntut dengan adanya faktor produksi yang yang lain yang dianggap penting dalam

pengelolaan sumber daya produksi manajemen. Masing-masing faktor produksi yang

berbeda dan saling terkait satu sama lain. Jika salah satu faktor tidak tersedia maka

proses produksi tidak akan berjalan, terutama tiga faktor terdahulu.

2.3.1 Lahan

Luas lahan merupakan ukuran potensi ekonomi petani untuk mengelola

usahataninya. Tinggi rendahnya penggunaan luas lahan akan mempengaruhi tinggi

rendahnya produksi yang dihasilkan. Hal ini berarti petani dengan lahan garapan yang

luas akan memungkinkan untuk memperoleh pendapatan yang tinggi per luas areal

bila dibandingkan dengan petani yang memiliki lahan sempit (Hermanto, 1996).

Lahan merupakan modal usahatani yang bersifat tetap dan memiliki sifat-sifat

sebagai berikut: (1) relative langka dibanding dengan unsur-unsur pokok usahatani

lainnya, (2) distribusi penguasaannya di masyarakat tidak merata, (3) luas relatif tetap

atau di anggap tetap, (4) tidak dapat dipindah-pindah dan, (5) data dipindah tangan

atau diperjual belikan (Hermanto,1991).


17

Hermanto (1996) menggolongkan petani berdasarkan luas lahannya ialah

sebagai berikut : (1) golongan petani luas memiliki lahan lebih dari 2 ha. (2)

golongan petani sedang memiliki lahan sebesar 0,5-2 ha, (3) golongan petani sempit

memiliki luas lahan kurang dari 0,5 ha. (4) golongan buruh tani tidak bertanah.

2.3.2 Tenaga Kerja

Menurut Hermanto (1991), tenaga kerja merupakan komponen kedua selain

tanah, modal dan manajemen dalam suatu usahatani. Berdasarkan jenisnya tenaga

kerja yang dipergunakan dapat dibedakan atas tenaga kerja manusia, tenaga kerja

ternak dan tenaga kerja mesin. Tenaga kerja manusia dibedakan atas tenaga kerja

pria, tenaga kerja wanita, dan tenaga kerja anak-anak. Tenaga kerja pria pada umunya

dapat mengerjakan semua pekerjaan, tenaga kerja wanita umumnya untuk pekerjaan

menanam, memelihara tanaman, ternak, ikan, dan panen. Tenaga kerja anak-anak

pada umumnya membantu pekerjaan pria atau wanita dewasa. Tenaga kerja ternak

dipergunakan untuk pengolahan tanah dan untuk angkutan. Sedangkan tenaga kerja

mesin juga dipergunakan untuk mengolah tanah, pemupukan, penanaman serta panen

yang bersifat distribusi sebagai pengganti tenaga kerja ternak dan atau manusia.

Menurut Suratiyah (2009), tenaga kerja merupakan salah satu unsur penentu,

terutama bagi usahatani yang sangat tergantung pada musim. Kelangkaan tenaga

kerja mengakibat mundurnya waktu penanaman sehingga berpengaruhnya pada

pertumbuhan tanaman, produktivitas dan kualitas produk. Tenaga kerja merupakan

faktor penting dalam usahatani keluarga, khusunya tenaga kerja petani beserta

anggota keluarganya. Tenaga kerja usahatani keluarga biasanya terdiri atas petani
18

beserta keluarga, sedangkan tenaga kerja luar keluarga yaitu tenaga kerja berasal dari

luar keluarga petani.

2.3.3 Modal

Menurut Suratiyah (2009), modal adalah syarat mutlak berlangsungnya usaha,

demikian pula dengan usahatani. Atas dasar fungsinya modal dibagi dalam dua

golongan yaitu modal tetap dan modal tidak tetap atau modal lancer. Modal tetap

adalah modal yang dapat dipergunakan berkali-kali dalam proses produksi.

Sedangkan modal tidak tetap adalah modal yang hanya dapat dipergunakan dalam

satu kali proses produksi saja (misalnya pupuk, bibit unggul, untuk tanaman

semusim).

2.3.4 Manajemen / Pengelolaan

Menurut Hermanto (1991), manajemen usahatani adalah kemampuan petani

menentukan, mengorganisir, dan mengkoordinasikan setiap komponen usahatani

yang dikuasainya dengan sebaik-baiknya dan mampu memberikan produksi pertanian

sebagaimana yang diharapkan, ukuran dari keberhasilan ini adalah produktivitas dari

setiap komponen maupun produktivitas dari usahanya. Dalam setiap manajemen akan

nada elemen-elemen, fungsi-fungsi dan kegiatan-kegiatan yang mengambil bagian di

dalam prose manajemen.

Menurut Suratiyah (2009) menjelaskan bahwa faktor produksi usahatani pada

dasarnya adalah tanah dan alam sekitarnya, tenaga kerja, modal serta perlatan.

Namun demikian, ada beberapa pendapatan yang memasukkan manajemen sebagai

faktor produksi keempat walaupun tidak langsung. Manajemen sebenarnya melekat

pada tenaga kerja. Petani sebagai manajer dituntut mempunyai pengetahuan,


19

pengalaman dan keterampilan yang memadai agar dapat menyiapkan dan memilih

alternativ usaha yang terbaik. Manajemen yang melekat pada tenaga kerja akan

sangat menentukan bagaimana kinerja dalam menjalankan usahatani.

2.4 Biaya Usahatani

Menurut Soekartawi (2002) biaya usahatani biasanya diklasifikasikan menjadi

dua, yaitu : (a) biaya tetap (fixed cost) dan (b) biaya tidak tetap (variable cost). Biaya

tetap ini umumnya didefenisikan sebagai biaya yyang relatif tetap jumlahnya, dan

terus dikeluargakan walaupun produksi yang diproleh banyak atau sedikit. Jadi

besarnya biasa biaya tetap ini tidak tergantung pada besar-kecilnya produksi yang

diperoleh.

Menurut Hermanto (1991) menyatakan biaya merupakan pengorbanan yang

dicurahkan didalam proses produksi, yaitu semula fisik kemudian diberikan nilai

rupiah. Besarnya biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi sesuatu menentukan

besarnya harga pokok dari produk yang akan dihasilkan. Biaya produksi akan

berbeda besarnya menurut cabang usaha yang dipilih. Biaya tersebut dapat

diklasifikasikan menjadi dua yaitu :

a. Biaya tetap (fixed cost)

Menurut Hermanto (1991), dalam menghasilkan output (produksi) tidak

terlepas dengan biaya produksi yaitu biaya yang harus dikeluarkan oleh petani untuk

memperoleh hasil dengan menggunakan faktor produksi. Biaya adalah korbanan yang

dicurahkan dalam proses produksi ini, yang semula, kemudian diberi nilai rupiah

(Rp).
20

Menurut Soekartawi (2002), biaya tetap adalah biaya yang relatif tetap

jumlahnya, dan terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh banyak atau

sedikit. Jadi besarnya biaya tetap ini tidak tergantung pada besar kecilnya produksi

yang diperoleh, contohnya pajak. Biaya untuk pajak akan tetap dibayar walaupun

hasil usahatani itu besar atau gagal sekalipun dan rumuskan sebagai berikut :

FC = Px.X

Dimana :

FC = biaya tetap

X = jumlah fisik dan input yang membentuk biaya tetap

Px = harga input

Suratiyah (2006) menyatakan terhadap peralatan diperhitungkan berdasarkan

perolehan (cost) sampai dengan modal tersebut dapat memberikan manfaat.

Penyusutan peralatan dapat diperhitungkan sebagai berikut :

harga−nilai sisa
Penyusutan peralatan per tahun =
umur ekonomis

b. Biaya Tidak Tetap (Variabel Cost)

Menurut Soekartawi (2002), biaya tidak tetap adalah biaya yang besar

kecilnya tergantung kepada biaya skala produksi, dengan pengertian bahwa besar

kecilnya biaya dipengaruhi oleh besar kecilnya produksi. Biaya variabel ini meliputi

pengeluaran bibit, pupuk, upah tenaga kerja dan pestisida.

Menurut suratiyah (2009) menyatakan bahwa untuk menghitung biaya total

dapat diformulasikan sebagai berikut :


21

TC = TFC + TVC

Dimana :

TC = total cost

TFC = total fixed cost

TVC = total variabel cost

2.5 Penerimaan Usahatani

Menurut Hermanto (1991), menyatakan bahwa penerimaan merupakan hasil

kali anatara jumlah output yang dihasilkan dengan harga output penerimaan usahatani

didapat dari nilai penjualan produk tersebut dengan demikian penerimaan yang

diterima dapat menghasilkan pendapatan .

Menurut suratiyah (2009) menyatakan bahwa untuk menghitung penerimaan

usahatani dapat diformulasikan sebagai berikut :

Dimana :

TR = total penerimaan

Y = produksi yang diperoleh dalam usahatani

Py = harga

2.6 Pendapatan Usahatani

Menurut Mubyarto (1986), menyatakan bahwa pendapatan petani merupakan

penerimaan yang dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam usahatani

dan pemasaran hasil pertanian. Menurut Suratiyah (2009), untuk menghitung biaya

dan pendapatan dalam usahatani dapat digunakan 3 macam pendekatan yaitu

pendekatan nominal, pendekatan nilai yang akan datang, dan pendekatan nilai
22

sekarang. Dalam penelitian ini, pendekatan yang akan digunakan dalam menghitung

pendapatan usahatani kelapa sawit adalah pendekatan nominal. Pendekatan nominal

adalah pendekatan tanpa memperhatikan nilai uang menurut waktu (time value of

money) tetapi yang dipakai adalah harga yang berlaku, sehingga dapat langsung

dihitung jumlah pengeluaran dan jumlah penerimaan dalam suatu periode proses

produksi.

Sementara menurut Soekartawi (2002), mengatakan bahwa pendapatan

usahatani dapat diukur nilainya dengan cara menghitung selisih total penerimaan dan

total biaya dalam jangka waktu satu tuhan atau setiap siklus produksi usahatani.

Pendapatan usahatani dapat dirumuskan sebagai berikut :

Pd = TR – TC

Dimana :

Pd = pendapatan usahatani

TR = total penerimaan

TC = total biaya

2.7 Kelayakan usahatani

Studi kelayakan adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam

tentanf suatu kegiatan atau usaha atau bisnsis yang akan dijalankan, dalam rangka

penentuan layak atau tidak usaha tersebut dijalankan (kasmir dkk, 2003). Kelayakan

berarti penelitian yang dilakukan secara mendalam tersebut dilakukan untuk


23

menentukan apakah usaha yang akan dijalankan akan memberikan manfaat yang

lebih besar dibandingkan dengan biaya yang akan dikeluarkan.

Analisi ini penting dalam memperhitungkan intensif bagi orang-orang yang

turut serta dalam mensukseskan pelaksanaan proyek atau usaha sebab tidak ada

gunanya melaksanakan suatu proyek atau usaha jika hanya menguntungkan dari sudut

ekonominya tetapi dari para petani yang menjalankan aktivitas produksi tidak

bertambah baik keadaanya (Kadariah dkk, 1999 ). Maka dalam mengolah usahatani

perlu dilakukan analisis finansial selama umur proyek tersebut.

Tujuan dari penggunaan analisis pendapatan adalah untuk mengetahui tingkat

kelayakan usahatani tersebut. Suatu proyek usahatani disebut layak apabila manfaat

yang dihasilkan lebih besar dari pada biaya yang dikeluarkan selama proses tersebut

dilaksanakan. Karenanya berbagai faktor penunjang yang mendukung proyek tersebut

secara pasti harus diketahui sebelum proyek itu dilaksanakan ( Choliq dkk, 1999 ),

kelayakan ushatani kelapa sawit dapat dihitung dengan rumus kelayakan berikut :

Kelayakan = R/C ratio

Keterangan :

Kelayakan = R/C ratio

R = penerimaan (revenue)

C = biaya (cost)

Adapun kriteria kelayakan usaha pada analisis R/C ratio yaitu :


24

1. Jika R/C > 1, artinya usahatani dalam keadaan menguntungkan atau layak.

2. Jika R/C = 1 , artinya usahatani dalam keadaan titik impas

3. Jika R/C < 1, artinya ushatani dalam keadaan tidak menguntungkan atau tidak

layak

2.8 Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai analisis pendapatan kelapa sawit yang telah dilakukan

sebelumnya Setiawan S (2016). Meneliti tentang “analisis usahatani kelapa sawit di

Desa Ujung Tanjung Kecamatan Bahar Selatan Kabupaten Muara Jambi”. Hasil

penelitian ini menyimpulkan bahwa petani kelapa sawit di daerah penelitian termasuk

petani luas dengan luas lahan rata-rata 2,18 ha, dalam hal jumlah tanggungan

keluarga besar (tanggungan 5 orang), umur petani berada pada umur produktif yaitu

53,92 tahun, curahan biaya pupuk yang masih rendah dan umur tanaman kelapa sawit

yang diusahakan sudah tidak ekonomis lagi untuk diusahakan yaitu 26,51 tahun.

Pemasaran TBS yang dihasilkan petani dilakukan oleh KUD. Besar pendapatan

usahatani kelapa sawit di daerah penelitian adalah Rp. 12.538.602,16,- ha/tahun

dengan rincian produksi 16.574,15,- kg/ha/tahun, harga Rp. 1.210,76,-/kg biaya Rp.

7.498.690,09,-ha/tahun, dan penerimaan Rp. 20.029.659,90,- ha/tahun. Usahatani

kelapa sawit di daerah penelitian layak dan efisien untuk diusahakan karena nilai B/C

adalah 2,67, dan nilai R/C adalah 1,671 (hal ini terjadi karena biaya yang dikeluarkan

rendah), BEP harga adalah Rp. 452,53 dan BEP produksi adalah 5.850,54 kg.

Penelitian yang menganalisis pendapatan usahatani kelapa sawit yang telah

dilakukan sebelumnya Amelia J (2014). Meneliti tentang “analisis pendapatan

usahatani kelapa sawit di Kecamatan Pelepet Ilir Kabupaten Bungo Provinsi Jambi”.
25

Penelitian ini menyimpulkan bahwa analisis pendapatan petani dibagi menjadi petani

luas lahan 4 hektar dan petani luas lahan 2 hektar. Pendapatan total rata-rata per

hektar pada usahatani dengan luas lahan 4 hektar adalah Rp. 7.818.910 dan untuk

pendapatan tunai sebesar Rp 13.216.010, sedangkan usahatani dengan luas lahan 2

hektar diperoleh rata-rata per hektar sebesar Rp 10.321.172 dan untuk pendapatan

tunai sebesar Rp 15.604.872. biaya terdiri dari tunai dan tidak tunai. Pada usahatani

dengan luas lahan 4 hektar biaya tunai sebesar dari 60.10% dari biaya total dan biaya

tidak tunai adalah sebesar 39.90% dari biaya total. Besarnya biaya tidak tunai

disebabkan dari biaya sewa lahan sebesar 36.97% dari biaya total. Pada luas lahan 2

hektar biaya tunai yang dikeluarkan adalah sebesar 66.57% dari biaya total dan biaya

tidak tunai adalah sebesar 35.43% dari biaya total. Besarnya biaya tidak tunai

disebabkan dari sewa lahan sebesar 33.53% dari biaya total. Nilai R/C dibagi atas

biaya tunai dan tidak tunai, pada ushatani dengan luas lahan 4 hektar diperoleh nilai

R/C atas biaya total adalah 1.58 dan R/C atas biaya tunai adalah sebesar 2.63. pada

usahatani dengan luas lahan 2 hektar nilai R/C atas biaya total diperoleh sebesar 1.69

dan nilai R/C atas biaya tunai adalah sebesar 2.62.

Penelitian mengenai analisi pendapatan kelapa sawit yang telah dilakukan

sebelumnya Hermansyah (2011). Dalam “analisis pendapatan usahatani kelapa sawit

pasca umur ekonomis (27 tahun) pada perkebunan sawit inti rakyat di Kecamatan

Luhan Nan Duo Kabupaten Pasaman Barat” (studi kasus: KPS sejahtera pir-Bun

ophir). Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa budidaya yang dilakukan pada

tanaman kepala sawit pasca umur ekonomis (27 tahun) pada KPS sejahtera adalah

pemupukan, pengendalian hama dan penyakit serta pemanenan. Pendapatan yang


26

diterima oleh KPS sejahtera pada tahun 2010 sebesar Rp 11.158.712.637,64/ tahun.

Hal ini menunjukkan bahwa usahatani kelapa sawit pasca umur ekonomis (27 tahun)

masih menguntungkan bagi petani.

Penelitian yang menganalisis kelayakan finansial kelapa sawit yang telah

dilakukan sebelumnya Dionica putri dkk, (2013). Meneliti tentang analisis kelayakan

finansial kelapa sawit rakyat (studi kasus : Kecamatan Bagan Sinembeh Kabupaten

Rokan Hilir Provinsi Riau). Penelitian ini menyimpulkan bahwa petani kelapa sawit

di daerah penelitian memilki biaya rata-rata produksi sebesar Rp. 10.013.643,- per Ha

setiap tahunnya dimana biaya produksi paling besar adalah biaya sarana produksi

sebesar Rp.5.521.838.-/Ha/tahun, yang kedua adalah biaya tenaga kerja sebesar Rp.

4.334.894,-Ha/Tahun dan dimana yang terakhir adalah biaya penyusutan sebesar Rp.

156.911,-Ha/Tahun. Rata-rata pendapatan usaha perkebunan kelapa sawit rakyat per

Ha per tahun adalah sebesar Rp. 8.939.940,- dan rata-rata pendapatan usaha

perkebunan kelapa sawit per petani adalah sebesar Rp. 12.438.576,-. Secara finansial,

usaha perkebunan kelapa sawit rakyat di daerah penelitian dikatakan layak untuk

diusahakan dengan nilai NVP 28.692.267, IRR sebesar 24.034 % dan B/C sebesar

2.815.

Gumilang (2016) menyatakan dalam hasil penelitian terkait “pendapatan

usahatani kelapa sawit di Desa Suko Awin Jaya Kecamatan Seketan, Kabupaten

Maro Jambi”, hasil menunjukkan bahwa rata-rata biaya rotasi yang digunakan petani

kelapa sawit didaerah penelitian sebesar Rp. 1.220.922ha/bulan. Rata-rata biaya tetap

sebesar Rp. 9.563 ha/bulan, dan biaya tidak tetap sebesar Rp. 1.211.359 ha/bulan.

Selain itu rata-rata penerimaan hasil produksi kelapa sawit oleh petani sebesar Rp.
27

7.670.988 ha/bulan dan jumlah rata-rata pendapatan bersih yang diperoleh petani

kelapa sawit didaerah penelitian sebesar Rp. 6.449.093 ha/bulan.

2.9 Kerangka Pemikiran

Usahatani tanaman kelapa sawit adalah usahatani petani untuk memenuhi

kebutuhan hidupnya dengan memanfaatkan lahan yang ada. Dengan pengembangan

usahatani tanaman kelapa sawit, petani tentunya berharap dapat meningkatkan

pendapatan usahataninya untuk peningkatan kesejahteraan keluarganya.

Usahatani kelapa sawit merupakan suatu kegiatan proses produksi dalam

menghasilkan tandan buah segar (TBS). Seorang petani akan selalu berfikir

bagaimana mengalokasikan faktor produksi untuk memperoleh pendapatan yang

memadai. Kemampuan petani yang memanejemen faktor produksi akan menentukan

kelanjutan usahatani kelapa sawitnya.

Usahatani kelapa sawit di Kecamatan Kumpeh merupakan salah satu wilayah

di Kabupaten Muaro Jambi yang mengusahakan tanaman kelapa sawit cukup

potensial. Luas lahan kelapa sawit di Kecamatan Kumpeh didominasi oleh

perkebunan rakyat. Pada tahun 2016 hingga tahun 2020 luas lahan kelapa sawit

rakyat mengalami peningkatan. Sehingga dapat dikatakan kelapa sawit masih menjadi

primadona untuk dibudidayakan karena prospeknya yang dirasa sangat bagus untuk

dibudidayakan.

Besarnya pendapatan usahatani kelapa sawit Kecamatan Kumpeh Kabupaten

Muaro Jambi ditentukan oleh produksi TBS, harga TBS, dan biaya usahatani kelapa

sawit yang dikeluarkan oleh petani dalam proses usahatani kelapa sawitnya. Kegiatan
28

usahatani dalam proses produksi dipengaruhi oleh faktor-faktor, antara lain yaitu luas

lahan, tenaga kerja, obat-obatan, pupuk, dan penyusutan alat.

Dengan begitu semakin meningkatkan penerimaan dan semakin efisiensi

penggunaan biaya usahatani maka pendapatan usahatani kelapa sawit di Kecamatan

Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi semakin meningkat dan sebaliknya. Analisis yang

dilakukan adalah menganalisis pendapatan usahatani kelapa sawit pada petani untuk

mengetahui seberapa besar pendapatan petani.

Berdasarkan gambaran tersebut maka struktur biaya dan pendapatan usahatani

kelapa sawit perlu dilakukan. Untuk lebih jelasnya sistematis kerangka pemikiran

untuk penelitian analisis pendapatan usahatani kelapa sawit di kecamatan kumpeh

kabupaten muaro jambi dapat dilihat dari gambar 1 :


29

Usahatani kelapa sawit

Faktor – faktor produksi:


1. Luas lahan
2. Obat-obatan
3. Pupuk
4. Penyusutan alat
5. Tenaga kerja

Penerimaan Usahatani Biaya usahatani


Produksi x Harga Total biaya

Pendapatan Usahatani

Layak

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran Penelitian


30

III. METODE PENELITIAN

3.1 Ruang Lingkup Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi,

yang dipilih secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa Kecamatan

Kumpeh memiliki luas lahan kelapa sawit terbesar ke empat di Kabupaten Muaro

Jambi. Ruang lingkup penelitian ini difokuskan untuk mengetahui besarnya

pendapatan dan kelayakan usahatani kelapa sawit di Kecamatan Kumpeh Kabupaten

Muaro Jambi. Penelitian ini akan dilaksankan bulan agustus – bulan September.

Adapun data-data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Identitas petani sampel kelapa sawit yang meliputi : nama, umur, Pendidikan,

jumlah anggota keluarga, dan pengalaman berusahatani.

2. Luas lahan kelapa sawit yang menghasilkan (ha)

3. Biaya tetap (Rp)

4. Biaya variabel (Rp)

5. Harga kelapa sawit (Rp)

6. Penerimaan (Rp)

7. Jumlah produksi (ton/ha/musim tanam)

8. Data relevan lainnya yang dibutuhkan dalam penelitian

30
31

3.2 Sumber Dan Metode Pengumpulan Data

3.2.1 Sumber Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari lapangan

melalui wawancara langsung dengan petani. Sedangkan data sekunder merupakandata

yang diperoleh dari buku. Jurnal, hasil penelitian, instansi – instansi terkait dan

literatur yang berkaitan dengan penelitian ini baik yang sudah dibukukan maupun

dipublikasikan.

3.2.2 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini diantara lain

sebagaai berikut :

1. Observasi, dilakukan dengan cara pengamatan langsung ke lapangan secara

sistematis terhadap aktivitas petani kelapa sawit.

2. Wawancara, dilakukan dengan cara berdialog dan mengajukan pertanyaan –

pertanyaan berdasarkan daftar pertanyaan berdasarkan daftar pertanyaan

(kuisioner) secara langsung dengan petani kelapa sawit.

3. Studi Pustaka, yaitu pengumpulan data yang berasal dari literatur dan instansi

terkait yang berhubungan dengan penelitian ini.

4. Dokumentasi kegiatan usahatani kelapa sawit yang diperoleh saat pengamatan

langsung di lapangan berupa gambar dn hal-hal yang dibutuhkan untuk

menunjang penelitian ini.


32

3.3 Metode Penarikan Sampel

Sampel adalah suatu bagian dari populasi yang akan diteliti dan dapat dianggap

dapat menggambarkan populasi. Penelitian ini akan dilaksanakan di Kecamatan

Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi dengan pertimbangan bahwa Kecamatan Kumpeh

memiliki luas lahan terbesar keempat di Kabupaten Muaro Jambi. Populasi penelitian

ini adalah petani yang melakukan usahatani kelapa sawit.

Tabel 4. Sebaran Populasi Petani Kelapa Sawit di Kecamatan Kumpeh


Tahun 2020

No Desa Tahun 2020


Jumlah Petani Kelapa Sawit
1 Mekarsari 470
2 Betung 298
Total 768
Sumber : Monografi Desa Kecamatan Kumpeh 2020

Penentuan untuk sampel petani menurut Sugiyono (2010) apabila sampel

lebih dari 100 orang maka diambil 5-15 persen yang mewakili populasi keseluruhan,

digunakan rumus pendekatan menurut slovin (Sugiono, 2010) dengan formulasi

sebagai berikut :

𝐍
𝒏=
𝐍 (𝒅𝟐 ) + 𝟏

Keterangan :
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
d2 = tingkat presisi (digunakan presisi 12%)
33

𝑁 768 768 768


n = = = = = 64 sampel
𝑁(𝑑)2 +1 768(0.12)2 +1 768 (0,0144)2 +1 12,05692

Jumlah petani kelapa sawit yang ada di daerah penelitian sebanyak 768 orang,

sehingga berdasarkan rumus tersebut diperoleh sampel petani seluruhnya sebanyak 64

sampel. Desa yang menjadi sampel penelitian adalah Desa Mekarsari dan Desa

Betung. Pemilihan desa tersebut atas dasar pertimbangan bahwa di desa tersebut

merupakan desa yang memiliki petani terbanyak.

Selanjutnnya jumlah populasi masing-masing desa yang dijadikan sampel

penelitian dapat ditentukan dengan menggunakan rumah sebagai berikut :

𝑁𝐼
𝑛𝑖 = 𝑛
𝑁
Dimana :

ni : Jumlah Sampel
NI : Jumlah Populasi
N : Jumlah Populasi Seluruhnya
Dari rumus diatas maka diperoleh jumlah sampel sebagai berikut :

Tabel 5. Sebaran Sampel Petani Kelapa Sawit di Kecamatan Kumpeh


Kabupaten Muaro Jambi 2020
Tahun 2020
No Desa
Total Populasi total sampel
1 Mekarsari 470 40
2 Betung 298 24
Total 768 64
Sumber : Monografi Desa Kecamatan Kumpeh 2020
34

Sehingga dengan demikian jumlah sampel petani kelapa sawit di Kecamatan

Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi adalah 40 KK di desa mekarsari, dan 24 KK di

desa betung. Penentuan jumlah sampel ini dianggap cukup mewakili petani kelapa

sawit di daerah penelitian yang dilakukan secara acak sederhana (simple random

sampling).

3.4 Metode Analisis Data


Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif

dan kuantitatif dengan tujuan untuk menggambarkan keadaan usahatani kelapa sawit

di kecamatan kumpeh. Dalam menjawab tujuan pertama dijelaskan secara deskriptif

sesuai dengan keadaan yang ada didaerah penelitian, dan untuk menjawab tujuan

kedua digunakan rumus – rumus sebagai berikut :

TC = FC + VC

Keterangan :

TC = biaya total (total cost) (Rp/Ha/tahun)

FC =biaya tetap (fixed cost) (Rp/ha/tahun)

VC =biaya variabel (variabel cost) (Rp/Ha/Tahun)

Menghitung pendapatan kelapa sawit digunakan rumus sebagai berikut :

PD = TR – TC

PD = (Y x Py) – TC

Keterangan :
35

PD = pendapatan (Rp/Ha/Tahun)

TR = penerimaan (Total revenue) (Rp/Ha/Tahun)

TC = biaya produkai (total cost ) (Rp/Ha/Tahun)

Y = jumlah produksi TBS (Kg/Ha/tahun)

Py = haga jual TBS (price Y) (Kg/Ha/Tahun)

3.5 konsep pengukuran

Untuk mempermudah pemahaman dalam proses penelitian ini, maka variabel –

variabel yang digunakan akan dibatasi dalam defenisi sebagai berikut :

1. Luas lahan adalah luas Garapan yang digunakan untuk usahatani sawit. Diukur

dengan satuan hektar (Ha).

2. Produksi adalah jumlah produksi tandan buah segar (TBS) dan pengukurannya

dalam satuan (Kg/tahun )

3. Penerimaan adalah jumlah produksi yang dikalikan dengan harga. Dalam

satuan rupiah (Rp/tahun)

4. Harga TBS adalah rata – rata harga jual TBS ditingkat petani yang berlaku

dalam satuan Rupiah (Rp/Kg).

5. Biaya usahatani adalah biaya yang dikeluarga petani dalam proses usahatani

kelapa sawit yang terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap adalah

biaya yang relatif tetap jumlahnya, dan terus dikeluarkan walaupun produksi

yang diproleh banyak atau sedikit dan biaya variabel adalah biaya yang besar
36

kecilnya biaya dipengaruhi oleh besar kecilnya produksi. Satuan yang

digunakan adalah Rupiah (Rp/tahun)

6. Pendapatan petani dari kelapa sawit adalah selisih antara total penerimaan

usahatani kelapa sawit. Pendapatan petani yang dihitung adalah pendapatan

kotor atau penerimaan, pendapatan bersih dan katakana tunai. Diukur dalam

satuan Rupiah (Rp/Tahun).

7. Revenue cost ratio adalah perbandingan antara total penerimaan dengan total

biaya usahatani kelapa sawit di Kecamatan Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi

8. Kelayakan usaha adalah studi tentang apakah usahatani kelapa sawit di

Kecamatan Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi apabila dilaksanakan dapat

berjalan dan berkembang atau tidak.


37

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian

4.1.1 Keadaan Geografis dan Administrasi Wilayah

Kecamatan Kumpeh merupakan satu dari 11 kecamatan yang ada dalam

wilayah Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi. Berdasarkan kondisi geografisnya,

Kecamatan Kumpeh memiliki batas-batas wilayah yang diantaranya ialah sebagai

berikut :

1. sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Tanjung Jabung Timur

sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Tanjung Timur Kecamatan

Taman Rajo

2. sebelah selatan berbatasan dengan Provinsi Sumatera Selatan

3. sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Kumpeh Ulu

Kecamatan Kumpeh merupakan daerah dengan topografi daratan yang memiliki

luas wilayah ±446 km2. Secara geografi Kecamatan Kumpeh memiliki ketinggian ±5-

30 meter dari permukaan laut. Pusat pemerintah Kecamatan Kumpeh terletak di

Kelurahan Tanjung. Jarak antara pusat pemerintah Kecamatan Kumpeh ke Ibukota

Kabupaten ialah ±110 km. Kecamatan Kumpeh terdiri dari 16 desa dan 1 kelurahan,

yang terdiri dari 48 dusun dan 152 RT.

4.1.2 Keadaan Penduduk Daerah Penelitian

Keadaan penduduk merupakan hal yang penting bagi pertumbuhan ekonomi

suatu daerah. Hal ini berkaitan dengan kuantitas dan kualitas penduduk yang

mengelola sumber daya pada daerah tersebut. Potensi penduduk yang besar dapat
38

dimanfaatkan untuk mengelola sumber daya pada daerah tersebut. Potensi penduduk

yang besar dapat dimanfaatkan untuk mengelola sumber daya alam yang tersedia

dengan baik sesuai dengan tingkat pengetahuan dan kemampuan masyarakat.

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi dan

desa yang menjadi sampel penelitian ialah Desa Mekarsari dan Betung dan kedua

desa tersebut merupakan desa yang masyarakatnya merupakan penduduk campuran,

yakni ada yang berasal dari penduduk asli daerah tersebut dan ada juga yang

merupakan penduduk pendatang seperti suku jawa dan bugis. Keadaan penduduk

didaerah penelitian dapat dilihat pada table sebagai berikut :


39

Tabel 6. Distribusi Penduduk Kecamatan Kumpeh Berdasarkan Desa dan

Jenis Kelamin 2021

No Nama Desa Distribusi Penduduk Persentasi

Laki-Laki Perempuan Jumlah (%)

1 Puding 403 346 749 2,81

2 Pulau Mentaro 687 599 1286 4,83

3 Mekar Sari 1.302 1250 2551 9,58

4 Betung 898 802 1700 6,38

5 Pematang Raman 814 744 1558 5,85

6 Petanang 231 262 493 1,85

7 Sungai Bungur 1207 1255 2462 9,24

8 Seponjen 724 662 1386 5,20

9 Londerang 613 597 1210 4,54

10 Sogo 515 536 1051 3,95

11 Rantau Panjang 640 607 1247 4,68

12 Kel. Tanjung 2459 2419 4878 18,31

13 Gedong Karya 1047 946 1993 7,48

14 Jebus 389 398 787 2,95

15 Sungai Aur 997 883 1880 7,06

16 Maju Jaya 238 218 456 1,71

17 Rondang 452 497 949 3,56

Jumlah 13.615 13.021 26.636 100

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Muaro Jambi 2021

Tabel 6 menunjukkan bahwa distribusi penduduk antara laki-laki dan

perempuan relatif seimbang. Kecamatan kumpeh sebagian besar penduduknya

berdomisili di kelurahan tanjung yakni dengan presentasi 18,31 persen atau sebanyak

4.878 jiwa. Selanjutnya desa dengan penduduk terendah ialah desa maju jaya dengan

presentasi sebesar 1,71 persen atau sebanyak 456 jiwa. Namun demikian desa yang
40

dipilih menjadi daerah penelitian ialah desa Mekarsari dan desa Betung. Hal itu

dikarenakan ketiga desa tersebut merupakan desa dengan perkebunan kelapa sawit

terbesar bila dibandingkan dengan desa lainnya jika dilihat secara visual.

4.2 Sarana Sosial

Perkembangan sarana sosial adalah yang penting dalam pengembangan

wilayah, dimana tujuan dari pembangunan sarana dan prasarana tersebut ialah untuk

menaikkan nilai produktivitas fisik wilayah tersebut menjadi produktivitas ekonomi.

Sarana dan prasarana social didaerah penelitian terdiri atas sarana pendidikan, sarana

kesehatan, sarana perekonimian, dan transportasi. Beberapa sarana sosial tersebut

sangat berpengaruh keberadaan terhadap perkembangan dan kemajuan suatu daerah.

Penjelasan mengenai sarana sosial didaerah penelitian ialah sebagai berikut :

4.2.1 Sarana Pendidikan

Tingkat pendidikan berpengaruhi terhadap kecerdasan dalam menerima atau

dalam penemuan baru, hal ini dikarenakan pendidikan bertujuan untuk merubah sikap

dan tingkat laku manusia, pendidikan ini dapat dipeorleh dari dua sumber yaitu

pendidikan formal dan informal (Hermanto, 1996). Pendidikan dalam hal ini ialah

sarana pendidikan formal yang didapatkan dari instansi pendidikan, intansi

pendidikan yang terdapat didaerah penelitian meliputi instansi pendidikan SD//MI,

SMP/MTs, dan SMA/SMK.


41

Fasilitas pendidikan tersebut diharapkan mampu meningkatkan kualitas SDM

di Kecamtan Kumpeh karena dapat merubah pola pikir masyarakat. Gambaran tingkat

pendidikan di Kecamatan Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi dapat dilihat pada pada

table 7 dibawah ini:

Tabel 7. Fasilitas Sekolah Berdasarkan Tingkat Pendidikan Di


Kecamatan Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2021
Nama Desa Fasilitas Sarana Pendidikan Total (Unit)

No SD/MI SMP/MTs SMA/SMK

1 Puding 1 - 1 2

2 Pulau Mentaro 1 1 - 2

3 Mekar Sari 2 - - 2

4 Betung 1 1 - 2

5 Pematang Raman 1 - - 1

6 Petanang 1 1 - 2

7 Sungai Bungur 1 1 - 2

8 Seponjen 2 1 1 4

9 Londerang 1 1 - 2

10 Sogo 1 - - 1

11 Rantau Panjang 1 - - 1

12 Kel. Tanjung 3 1 - 4

13 Gedong Karya 2 - - 2

14 Jebus 1 1 - 2

15 Sungai Aur 2 1 - 3

16 Maju Jaya 1 - - 1

17 Rondang 1 - - 1

Jumlah 23 9 2 34

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Muaro Jambi 2021


42

Berdasarkan Tabel 7 diatas dapat dilihat bahwa fasilitas Pendidikan di

Kecamatan Kumpeh kurang memadai karena hanya terdapat beberapa fasilitas

pendidikan yang tersedia, sehingga tidak dapat menunjang masyarakat untuk memilih

sarana pendidikan mana yang akan dipilih bagi anak-anak untuk melanjutkan

kejenjang yang lebih tinggi. Apabila ingin melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi

harus keluar dari desa tersebut dan menuju ke desa lain yang menyediakan sarana

pendidikan yang dibutuhkan. Sehingga harus menempuh jarak yang cukup jauh

setiap harinya. Terutama tingkat pendidikan SMA/SMK yang sangat minim sehingga

banyak dari anak-anak disana yang harus ke daerah lain untuk melanjutkan

pendidikannya baik itu ke kecamatan lain ataupun langsung bersekolah ke kota.

4.2.2 Sarana Kesehatan

Sarana kesehatan sangat diperlukan dan penting keberadaannya disuatu

wilayah. Sesuai dengan arah pembangunan sarana dan prasarana kesehatan yakni

adalah meningkatkan mutu, jangkauan, dan pemeratan pelayanan kesehatan kepada

masyarakat sehingga dapat dikatakan sarana kesehatan keberadaannya harus ada

disetiap desa, sarana kesehataan didaerah penelitian dapat dilihat pada tabel 8 :
43

Tabel 8. Sarana dan fasilitas kesehatan di kecamatan kumpeh


kabupaten muaro jambi tahun 2021

Nama Desa Fasilitas Sarana kesehatan

No Puskesmas Posyandu Total (unit)


pembantu

1 Puding - 1 1

2 Pulau Mentaro 1 1 2

3 Mekar Sari 1 2 3

4 Betung 1 2 3

5 Pematang Raman 1 2 3

6 Petanang - 1 1

7 Sungai Bungur 1 2 3

8 Seponjen 1 1 2

9 Londerang 1 1 2

10 Sogo 1 1 2

11 Rantau Panjang 1 1 2

12 Kel. Tanjung - 3 3

13 Gedong Karya 1 2 3

14 Jebus 1 1 2

15 Sungai Aur 1 2 3

16 Maju Jaya - 1 1

17 Rondang - 1 1

Jumlah 12 25 37

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Muaro Jambi 2021

Tabel 8 menjelaskan bahwa dari masing-masing desa di daerah penelitian

terdapat fasilitas kesehatan berupa puskesmas pembantu dan posyandu yang hampir

terdapat di semua Desa di Kecamatan Kumpeh dengan rata-rata perdesa masing-

masing satu fasilitas puskesmas pembantu dan posyandu. Sehingga masyarakat dapat
44

dengan mudah mendapatkan pengobatan dan dapat langsung ditangani bila ada yang

sedang sakit.

4.2.3 Sarana Pereknomian


Jenis mata pencarian secara langsung dapat berpengaruh terhadap pendapatan

penduduk dan akan mempengaruhi tingkat ekonomi dan ksejahteraan masyarakat.

Sebagian besar penduduk di Kecamatan Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi bermata

pencarian sebagai petani, baik untuk jenis tanaman perkebunan maupun tanaman

pangan dan hortikultura, selain itu terdapat jenis pekerjaan lain. Yang menjadi

sumber mata pencaharian masyarakat Kumpeh diantaranya ialah pedagang, buruh,

tukang, pegawai negeri sipil, wiraswasta, karyawan perkebunan dan lain sebagainya.

4.2.4 Sarana Transportasi

Sarana transportasi di Kecamatan Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi tidak

memiliki perbedaan seperti daerah pada umumnya yakni ialah motor dan mobil,

namun pada daerah penelitian terdapat sarana transportasi tambahan yakni ialah

transportasi perahu yang digunakan disaat banjir, terutama saat musim penghujan

yang terdapat pada daerah yang rawan terkena banjir. Desa tersebut ialah mekarsari,

hal itu dikarena air sungai akan meluap dan akan menyebab kan rumah warga

tergenang banjir dalam kurun waktu beberapa saat sampai musim penghujan selesai,

oleh karenanya masyarakat membutuhkan perahu untuk beraktivitas sehari-hari.


45

4.3 Identitas Petani Sampel

Tanaman perkebunan di Kecamatan Kumpeh merupakan salah satu mata

pencarian masyarakat di Kecamatan Kumpeh, jenis tanaman perkebunan yang ada

disana diantaranya ialah kelapa sawit, karet,kakao, pinang, kelapa, dan juga kopi.

Komoditas kelapa sawit merupakan komoditas yang memiliki luas lahan terbesar

untuk jenis tanaman perkebunan yang diusahakan di Kecamatan Kumpeh Kabupaten

Muaro Jambi. Petani kelapa sawit di Kecamatan Kumpeh banyak menggantungkan

hidunya dari hasil produksi kelapa sawit. Identitas petani sampel dalam penelitian ini

meliputi umur petani, tingkat pendidikan, jumlah anggota keluarga dan umur

tanaman.

4.3.1 Umur Petani

Umur merupakan faktor yang penting karena dapat berpengaruh terhadap

kemampuan fisik petani dalam berusahatani kelapa sawit. Semakin tinggi umur

petani maka kemampuan fisik untuk bekerja akan menurun begitupun dengan daya

serap informasi yang juga cenderung turun. Secara umum dapat dikatakan bahwa

petani yang memiliki usia lebih muda dan sehat jasmani maupun rohani memiliki

kemampuan fisik yang lebih tinggi dalam menjalanan aktifitasnya. Sebaliknya petani

yang memiliki usia yang sudah tua akan memiliki kemampuan fisik yang lebih

rendah sehingga kurang maksimal dalam kegiatan usahatani.

Hal ini sejalan dengan pendapat Daniel (2004), yang menyatakan bahwa

petani berperan sebagai pengelola dan juru tani, yaitu menanam, memelihara tanaman
46

dan mengambi keputusan dalam menentukan kegiatan usahatani yang akan

dilaksankan. Secara umum dapat dinyatakan bahwa petani yang berusia lebih muda

dan sehat akan memiliki kemampuan fisik yang lebih prima dibandingkan dengan

petani yang berusia tua. Petani yang berusia muda biasanya juga lebih berfikir secara

rasional dan terbuka terhadap adopsi inovasi.

Hasil peneliti terhdap 64 petani responden didaerah penelitian, umur petani

responden berkisar antara 30 tahun sampai dengan 71 tahun dengan rata- rata umur

petani yaitu 50 tahun . Distribusi petani responden berdasarkan umur dapat dilihat

pada tabel 9 sebagai berikut:

Tabel 9. Distribusi Frekuensi Umur Petani Sampel di Kecamatan Kumpeh


Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2021
No Kelompok Umur (Tahun) Frekuensi Persentase
(%)
1 30 – 35 4 6.25
2 36 – 41 5 7.81
3 42 – 47 14 21.87
4 48 – 53 19 29.68
5 54 – 59 18 28.12
6 60 – 65 4 6.25
7 66 – 71 1 1.56
Jumlah 64 100

Sumber : Hasil Olahan Data Primer

Berdasarkan Tabel 9, dapat dilihat bahwa umur petani sampel tebanyak pada

umur 48 - 53 tahun sebanyak 19 orang dengan presentase sebesar 29.69 persen. Data

ini menunjukkan bahwa didaerah penelitian masih tergolong umur yang produktif

dalam melakukan kegiatan usahataninya, selain masih sehat jasmani, juga memiliki

kemampuan fisik yang masih tergolong cukup tinggi untuk melakukan kegiatan
47

usahatani, petani juga masih bisa menerima informasi mengenai hal-hal baru, maka

dapat dikatakan bahwa semnagat kerja petani didaerah penelitian masih tergolong

tinggi dengan harapan produksi kelapa sawit yang tinggi pula. Hal ini sejalan dengan

pendapat Susantun (2000), mengatakan bahwa penduduk yang berumur produktif

berkisar antara 15 - 54 tahun (khususnya dibidang pertanian).

4.3.2 Tingkat Pendidikan

Pendidikan merupakan faktor internal bagi petani yang dapat berperan dalam

meningkatkan produksi kelapa sawit. Pendidikan juga berperan dalam pengambilan

keputusan petani sehingga resiko dapat dihindari. Semakin tinggi tingkat pendidikan

yang pernah ditempuh maka besar kemungkinan akan lebih mudah dalam menerima

inovasi baru serta perubahan dalam cara berusahataninya.

Menurut Hernanto (1991) bahwa keterbatasan lama tingkat pendidikan akan

mempengaruhi cara berfikir menerima ataupun menolak hal-hal baru. Semakin tinggi

tingkat pendidikan seseorang, maka diharapkan dapat lebih efisien dan efektif dalam

pengelolaan usahataninya sehingga produksi akan meningkat baik kualitas ataupun

kuantitas.

Hal ini sejalan dengan pendapat Soeharjo dan Patong (1984), tingginya

tingkat pendidikan maka kemampuan petani akan meningkat sehingga pengelolaan

usahataninya akan lebih baik terutama dari segi penerapan teknologi baru,

pemahaman harga serta cara-cara pemasaran, untuk mengatasi keadaan yang

demikian salah satu langkah yang harus dilakukan adalah melalui penyuluhan,
48

kursus-kursus pertanian. Tingkat pendidikan dalam penelitian ini merupakan

pendidikan formal yang pernah ditempuh oleh petani responden yang dapat dilihat

pada tabel 10 berikut ini :

Tabel 10. Distribusi Frekuensi dan Persentase Petani Responden Berdasarkan


Pendidikan di Daerah Penelitian Tahun 2021
No Tingkat Pendidikan Frekuensi (Orang) Persentase(%)
1 SD/Sederajat 22 34.37
2 SMP / Sederajat 20 31.25
3 SMA / Sederajat 17 26.56
4 Sarjana 5 7,81
Jumlah 64 100

Sumber: Hasil Olahan Data Primer

Tabel 10 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan petani sampel bervariasi.

Tingkat pendidikan petani sampel didaerah penelitian tertinggi pada tingkat SD yaitu

sebanyak 22 orang dengan persentase sebesar 34,37 persen dari total keseluruhan

petani responden. Selanjutnya tingkat pendidikan terendah petani didaerah penelitian

berada pada tingkat perguruan tinggi yakni sebanyak 5 orang dengan persentase 7.81

persen

Sehingga dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan petani sampel didaerah

penelitian masih tergolong rendah, hal itu dikarenakan petani responden paling

banyak tingkat pendidikannya berada pada tingkat Sekolah Dasar. Rendahnya tingkat

pendidikan tersebut dipengaruhi oleh beberapa alasan diantaranya adalah biaya

pendidikan yang tergolong tinggi serta faktor tuntutan hidup yang mengharuskan

petani pada masa itu untuk ikut serta dalam kegiatan usahatani untuk dapat membantu

memenuhi kebutuhan keluarga.


49

4.3.3 Jumlah Anggota Keluarga

Menurut Hernanto (1996), menyatakan bahwa jumlah anggota keluarga

sangat berpengaruh dalam pengelolaan suatu kegiatan ekonomi, khususnya terhadap

kegiatan ekonomi pada usahatani petani tersebut. Jumlah rumah tangga yang

dimaksud ialah banyaknya jumlah anggota keluarga yang terdapat dalam rumah

tangga petani tersebut dan juga menjadi tanggung jawab kepala keluarga.

Jumlah anggota keluarga berkaitan erat dengan penggunaan penghasilan

terutama untuk konsumsi rumah tangga, dimana semakin besar jumlah anggota

keluarga maka kebutuhan akan konsumsi rumah tangga juga semakin besar begitu

pula dan sebaliknya semakin kecil jumlah anggota keluarga maka kebutuhan akan

konsumsi rumah tangga juga semakin kecil, akan tetapi jumlah anggota keluarga juga

berhubungan erat dengan ketersediaan tenaga kerja dalam keluarga.

Petani yang memiliki anggota keluarga yang besar akan mengurangi

penggunaan tenaga kerja dari luar keluarga sehingga dapat menghemat biaya sewa

tenaga kerja dan sebaliknya petani dengan anggota keluarga yang kecil akan

menyewa tenaga kerja dalam kegiatan usahataninya jumlah tenaga kerja didaerah

penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini:


50

Table 11. Distribusi Jumlah Anggota Keluarga Petani Sampel di Kecamatan

Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi 2021

No Jumlah anggota Frekuensi Persentase


Keluarga (%)
1 3–4 32 50
2 5–6 31 48.43
3 7–8 1 1.56
Jumlah 64 100
Sumber: Hasil Olahan Data Primer (2021)

Berdasarkan tabel 11 jumlah anggota keluarga petani responden didaerah

penelitian tertinggi pada kisaran jumlah 3-4 orang yaitu sebanyak 32 kepala keluarga

dengan persentasi 50 persen. Jumlah anggota keluarga petani didaerah penelitian

terendah pada kisaran 7-8 orang yaitu 1 orang dengan persentasi sebesar 1.56 persen

dari total keseluruhan responden. Rata-rata jumlah anggota keluarga petani didaerah

penelitian yaitu 5 orang. Sehingga dapat dikatakan cukup untuk membantu dalam

kegiatan usahatani kelapa sawit dan dapat mengurangi penggunaan tenaga kerja luar

keluarga

4.3.4 Umur Tanaman Kelapa Sawit

Umur tanaman kelapa sawit sangat berpengaruh terhadap produksi yang

dihasilkan. Menurut Lubis (2011), Umur ekonomis tanaman kelapa sawit pada

umumnya ialah 25 tahun, memasuki tiga tahun pertama buahnya akan disebut dengan

kelapa sawit muda, disebut muda dikarenakan belum bisa menghasilkan buah secara

optimal. Pada usaia 4 hingga 6 tahun, sawit akan mulai berbuah dan ketika mencapai

umur 7 hingga 10 tahun buah akan memasuki periode matang. Sawit dengan kualitas

yang baik akan terus menghasilkan produksi optimalhingga umur 25 tahun apabila
51

perawatan yang dilakukan intensif. Umur tanaman didaerah penelitian dapat dilihat

pada tabel 12.

Tabel 12. Distribusi Umur Tanaman Kelapa Sawit di Kecamatan Kumpeh


Kabupaten Muaro Jambi 2021

No Umur tanaman Frekuensi Persentase


(%)
1 7–8 26 40.62
2 9 – 10 15 23.44
3 11 – 12 12 18.75
4 13 – 14 1 1.56
5 15 – 16 10 15.63
Jumlah 64 100
Rata-Rata 10,2 Tahun
Sumber: Hasil Olahan Data Primer (2021)

Tabel 12 menjelaskan bahwa tanaman kelapa sawit didaerah penelitian paling

banyak pada umur 7-8 tahun dengan frekuensi sebesar 26 petani dan presentase

sebesar 40.62 persen, dan petani dengan umur tanaman terendah berada pada umur

13-14 tahun yakni sebanyak 1 orang dengan presentase sebesar 1,56 persen dengan

rata-rata umur tanaman ialah 10,2 tahun. Sehingga didaerah penelitian rata-rata

kelapa sawit yang diproduksi merupakan kelapa sawit dengan periode matang dan

sedang mencapai produksi maksimalnya.

Hal ini sejalan dengan pendapat Pahan (2008), tanaman kelapa sawit dapat

dipanen saat tanaman tersebut berumur tiga atau empat tahun. Produksi yang

dihasilkan akan terus bertambah seiring bertambahnya umur dan akan mencapai

produksi maksimalnya pada saat tanaman berumur 9-14 tahun, setelah itu produksi

yang dihasilkannya akan mulai menurun.


52

4.3.5 Pengalaman Usahatani

Pengalaman merupakan guru yang baik bagi petani. Jadi semakin lama

seorang petani berusahatani maka akan semakin cakap petani tersebut. Karena petani

dapat belajar dari pengalaman yang telah dilewati oleh petani tersebut sehingga

menjadikan usahatani lebih baik dari sebelumnya (Suratiyah, 2011). Sehingga dapat

dikatakan pengalaman yang didapatkan dalam kegiatan usahtani akan mempengaruhi

kemampuan petani dalam mengelola usahataninya. Pengalaman usahatani akan

memberikan pemahaman mengetahui faktor yang menjadikan usahataninya

mengalami kegagalan ataupun keberhasilan sehingga akan menambah pengetahuan

petani, dengan demikian petani akan lebih hati-hati dalam mengambil keputusan

dalam kegiatan usahataninya.

Pengalaman yang dimaksud ialah lamanya petani dalam mengusahakan

usahataninya sejak pertama kali petani berusahatani kelapa sawit hingga dilakukannya

penelitian ini yang dihitung dalam satuan tahun. Distribusi pengalaman petani

didaerah penelitian dapat dilihat pada tabel 13.:


53

Tabel 13 . Distribusi Petani Responden Berdasarkan Pengalaman Usahatani


Kelapa Sawit di Kecamatan Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi
2021

No Pengalaman usahatani Frekuensi Persentase


(%)
1 3–4 4 6,25
2 5–6 1 1.56
3 7–8 26 40.62
4 9 – 10 15 23.44
5 11 – 12 10 15.63
6 13 – 14 1 1.56
7 15 – 16 7 10.94
Jumlah 64 100
Rata-rata 9,45 tahun
Sumber: Hasil Olahan Data Primer (2021)

Tabel 13 diatas menunjukkan bahwa petani didaerah penelitian paling banyak

pengalaman berusahataninya pada umur 7-8 tahun dengan jumlah petani sebanyak 26

orang dan frekuensi sebesar 40,62 persen, selanjutnya petani dengan pengalaman

usahatani terendah berada pada umur 5-6 tahun dengan frekuensi sebesar 1,56

persen, dengan rata-rata petani responden di Kecamatan Kumpeh Kabupaten

Muaro Jambi memiliki pengalaman usahatani selama 9,45 tahun. Sehingga dapat

dikatakan bahwasanya petani sudah cukup berpengalaman dalam mengusahakan

kegiatan usahataninya dikarenakan telah melewati masa TBM (Tanaman Belum

Menghasilkan).

4.4 Gambaran Usahatani Kelapa Sawit

4.4.1 Luas Lahan Kelapa Sawit

Salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat produksi adalah luas lahan,

Lahan dapat berpengaruh positif terhadap peningkatan produksi. Petani yang

memiliki luas lahan yang luas maka akan berproduksi tinggi apabila dikelola
54

dengan baik, begitu juga sebaliknya petani yang memiliki lahan sempit akan

berproduksi sedikit pula ditambah jika tidak dikelola dengan baik.

Luas lahan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah luas lahan yang

digunakan petani dalam mengusahakan usahatani kelapa sawit dalam satuan

hektar (ha). Berdasarkan hasil penelitian, rata rata luas lahan yang dimiliki

petani yaitu seluas 3,39 ha, artimya semakin luas yang dimiliki petani maka

semakin besar biaya yang dikeluarkan oleh petani. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada Tabel 14:

Tabel 14. Distribusi Frekuensi dan Persentase Petani Responden


Berdasarkan Luas Lahan Kelapa Sawit di Daerah Penelitian
Tahun 2021
No Luas Lahan (Ha) Frekuensi Persentasi (%)
1 1 – 1,99 3 4,69
2 2 – 2,99 30 46,88
3 3 – 3,99 9 14,06
4 4 – 4,99 14 21,87
5 5 - 5,99 6 9,37
6 6–7 2 3,13
Jumlah 64 100
Rata-rata 2,95
Sumber : Hasil olah data primer

Tabel 14 menunjukkan bahwa luas lahan usahatani kelapa sawit di daerah

penelitian cukup bervariasi. Luas lahan yang diusahakan oleh petani kelapa sawit

kebanyakan memiliki luas lahan seluas 2-2,99 hektar yakni sebanyak 30 orang

dengan presentase 46,88 persen. Selanjutnya petani yang memiliki luas lahan

paling sedikit ialah sebesar 6-6,99 hektar sebanyak 2 orang dengan presentase

sebesar 3,13 persen, petani didaerah penelitian rata-rata memiliki luas lahan

sebesar 2,95 hektar dalam mengusahakan usahatani kelapa sawit swadaya


55

sehingga dapat dikatakan bahwa di daerah penelitian luas lahannya rata-rata

tergolong kategori luas karena memiliki luas lahan lebih dari 2 hektar.

4.4.2 Produksi Usahatani Kelapa Sawit

Produksi merupakan salah satu faktor yang menentukan seberapa besar

pendapatan petani khussunya petani kelapa sawit. Semakin banyak jumlah produksi

yang dihasilkan maka semakin banyak pula penerimaan ataupun pendapatan yang

diterima oleh petani begitupun sebaliknya semakin sedikit jumlah produksi yang

dihasilkan maka semakin sedikit pula pendapatan yang diterima petani.

4.4.3 Biaya Usahatani Kelapa Sawit

Analis biaya yang dilakuan usahatani kelapa sawit adalah seluruh biaya

yang dikeluarkan selama satu tahun. Adapun perhitungan biaya menurut

Soekartawi (1995), biaya usahatani di klasifikasikan menjadi biaya tetap (fixed

cost) dan biaya variabel (variable cost).

4.4.3.1 Biaya Tetap (Fixed Cost) Usahatani Kelapa Sawit

Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan yang tidak mempengaruhi

terhadap besar kecilnya jumlah produksi yang dihasilkan. Biaya tetap yang

dihitung adalah biaya penyusutan alat pertanian yang terdiri dari parang, egrek,

tojok, sprayer, angkong, mesin rumput, dan keranjang rotan. Adapun rincian

biaya rata-rata penyusutan alat pertanian dapat dilihat pada tabel 16.
56

Tabel 15. Rata-Rata Biaya Tetap Usahatani Kelapa Sawit di Daerah


Penelitian Tahun 2021

No Jenis Alat Biaya Penyusutan Biaya Penyusutan


(Rp/Ha/Thn) (Rp/PetaniTahun)
1 Parang 8.869,31 30.072,50
2 Egrek 379 798,13 2.430.708

3 Tojok 5.008 17.277


4 Sprayer 49.678 171.388
5 Angkong 3.161 10.906
6 Keranjang Rotan 18.550 63.998
Jumlah 140.967 486.336
Sumber: Hasil olah data primer

Tabel 15 menunjukkan bahwa biaya tetap dalam usahatani kelapa sawit

meliputi biaya penyusutan alat pertanian. Rata-rata biaya penyusutan yang

dikeluarkan oleh petani kelapa sawit didaerah penelitian adalah sebesar Rp

140.9677/ha/thn. Sedangkan biaya penyusutan perpetani yang dikeluarkan

adalah sebesar Rp.486.336/Petani/tahun.

4.4.3.2. Biaya Variabel (variable cost) Usahatani Kelapa Sawit

Biaya variable merupakan biaya yang dikeluarkan setiap kali berproduksi

dan besarnya biaya tergantung pada jumlah produksi. Biaya variabel dalam

usahatani kelapa sawit adalah biaya yang habis dalam satu kali proses

produksi dhitung selama satu tahun. Adapun biaya variabel meliputi : biaya

tenaga kerja, biaya pupuk, dan obat- obatan.

a. Biaya Pupuk

Salah satu tindakan perawatan tanaman yang berpengaruh terhadap

produksi tanaman adalah pemupukan. Pemupukan bertujuan untuk menambah

ketersediaan unsur hara didalam tanah terutama agar tanaman dapat


57

menyerapnya sesuai dengan kebutuhan. Pupuk yang digunakan oleh petani

didaerah penelitian yaitu pupuk Urea KCL, SP36/TSP, dan Dolomite dan

pemupukan dilakukan dengan pemupukan tunggal dan dilakukan 4 kali

pemupukan dalam setahun.. Rata-rata biaya penggunaan pupuk pada usahatani

kelapa sawit di daerah penelitian dapat dilihat pada Tabel 17.

Tabel 16. Rata-rata Biaya Harga dan Penggunaan Pupuk Usahatani


Kelapa Sawit di Daerah Penelitian Tahun 2021

No Jenis Rata-rata Harga Biaya Biaya


Pupuk Penggunaan Rata-rata (Rp/ha/thn) (Rp/Petani/
Pupuk (Rp) Tahun)
Pupuk
(Kg/ha/thn)
1 Urea 262 2.600,00 680.829 2.306.687,50

2 KCL 262 3.500,00 916.500 3.105.156,25


3 SP36/TSP 196 3.000 589.179 1.996.171,88

4 Dolomite 131 500 65.464 221.796,88

Jumlah 851 2.251.971 7.760.640


Sumber : Hasil olah data primer

Tabel 16 menunjukkan bahwa rata-rata biaya pupuk yang dikeluarkan petani

kelapa sawit didaerah penelitian adalah sebesar Rp. 2.251.971/ha/tahun dan Rp

7.760.640/petani/tahun. Adapun rata-rata penggunaan pupuk perpohon yang

dilakukan petani sampel didaerah untuk urea sebesar 2 kg/pohon, KCL 2 kg/pohon,

SP36/TSP 1,5 kg, dan dolomite sebesar 1kg/pohon.


58

Tabel 17. Standar Dosis Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit Menghasilkan


(TM)Tanah Mineral

Umur Urea TSP MOP Dolomite Borax Jumlah


Tanaman
3-4 2,50 1,50 2,50 2,25 0,100 8,85
5-8 2,75 1,75 2,75 2,50 0,125 9,88
9-15 3,25 2,00 3,00 2,75 0,100 11,10
16-20 2,75 1,75 2,75 2,50 0,100 9,85
>20 2,50 1,75 2,25 2,25 0,075 8,83
Sumber : Pusat Penelitian Kelapa Sawit

b. Biaya Pestisida

Hama dan penyakit tanaman merupakan salah satu kendala bagi para

petani di lapangan. Penggunaan obat-obatan (Pestisida) adalah salah satu cara

yang digunakan untuk memberantas hama dan penyakit serta pertumbuhan

gulma yang akan menyerang tanaman kelapa sawit. Pengendalian gulma adalah

tekhnik pengelolaan yang tepat, ramah lingkungan dan ekonomis guna

menyediakan tempat tumbuh pohon kelapa sawit yang terbebas dari persaingan

unsur hara. Adapun jenis pestisida yang digunakan oleh petani dalam

mengendalikan hama dan penyakit antara lain adalah Gramaxon dan Round

Up.

Berdasarkan hasil penelitain rata-rata biaya pestisida perhektar yang

dikeluarkan petani sampel pertahun untuk Gramaxone adalah sebesar

Rp.358.594 dengan rata-rata penggunana Gramaxone perhektar adalah 6,47

liter/ha/tahun. Sedangkan rata-rata biaya untuk penggunaan Round Up adalah

sebesar Rp.165.714 dengan rata-rata penggunaan Round Up perhektar adalah

7,92 liter/tahun. Rincian biaya penggunaan obat-obatan pada tabel 19.


59

Tabel 18. Rata-rata Penggunaan Pestisida dan Biaya Pestisida Usahatani


KelapaSawit perhektar di Daerah Penelitian Tahun 2021
No Jenis Pestisida Penggunaan Biaya Biaya
(Liter/ha/thn) (Rp/ha/thn) (Rp/Petani/thn)
1 Gramaxone 6,47 358.594 1.235.769
2 Round Up 7,92 165.714 571.077
Jumlah 524.308 1.806.846
Sumber: Hasil olah data primer

c. Biaya Tenaga Kerja

Tenaga kerja adalah energi yang dicurahkan dalam suatu proses kegiatan

untuk menghasilkan suatu produk. Jenis kegiatan yang dilakukan petani sampel

di daerah penelitian dalam menggunakan tenaga kerja adalah Pemupukan.

Penunasan, penyemprotan, piringan, dan pemanenan. Rincian biaya tenaga

kerja pada usahatani kelapa sawit di daerah penelitian dapat dilihat pada tabel

20.

Tabel 19. Rata-Rata Biaya Tenaga Kerja Usahatani Kelapa Sawit Perhektar
di Daerah Penelitian Tahun 2021
Jumlah TK Biaya
Jenis Total Biaya
No TKDK TKLK Biaya Biaya
Kegiatan (Ha/Thn)
TKDK TKLK
1 Pemupukan 1,69 0,31 239.028 377.232 616.261
2 Penyemprotan 1,45 0,34 231.379 225.548 456.927
3 Pemanenan 1,57 1 2.455.357 5.866.964 8.322.321
4 Penunasan 1,48 0,38 324.266 695.413 1.019.679
Jumlah 3.250.030 7.165.157 10.415.188
Sumber: Hasil olah data primer

Tabel 19 menunjukkan bahwa raa-rata biaya tenaga kerja yang di keluarkan

petani sampel di daerah penelitian adalah sebesar Rp. 10.415.188/ha/thn, dengan

biaya tenaga kerja terbesar yaitu pada pemanenan. Adapun dalam penggunaan

tenaga kerja petani didaerah penelitian lebih banyak menggunakan tenaga kerja

dalam keluarga untuk menghemat biaya usahatani yang dikeluarkan.


60

4.5 Pendapatan Usahatani Kelapa Sawit

Pendapatan usahatani adalah selisih antara total penerimaan dan total biaya

produksi yang dikeluarkan. Pendapatan yang diperoleh adalah jumlah produksi

kelapa sawit dikalikan dengan harga kemudian dikurangi total biaya yang dikeluarkan

selama proses produksi. Besarnya pendapatan usahatani kelapa sawit didaerah

penelitian dapat dilihat pada table 20.

Tabel 20. Analisis Rata-Rata Pendapatan Usahatani Kelapa Sawit

Perhektar/Tahun di Daerah Penelitian 2021

Uraian Per Petani Per Ha


A. Penerimaan
Luas Lahan (Ha) 3,45 1,00
Jumlah Tanaman (Batang) 451,2 130,93
Produksi (Kg) 54.065 15.688
Harga (Rp) 1.662 1.662
Total Penerimaan 90.125.714 26.152.551

B. Biaya Tetap
Biaya Penyusutan Alat (Rp) 486.336 140.967
Total Biaya Tetap (Rp) 486.336 140.967

C. Biaya Variabel
Pupuk (Rp) 7.760.640 2.251.971
Obat-obatan (Rp) 1.806.846 524.308
Tenaga Kerja (Rp) 35.892.342 10.415.188
Total Biaya Variabel (Rp) 45.459.828 13.191.467
D. Total Biaya 45.946.164 13.332.434
Pendapatan 44.179.550 12.820.117
R/C Ratio 1,98
Sumber : Hasil olah data primer

Tabel 20 menunjukkan bahwa rata-rata pendapatan usahatani kelapa sawit di

daerah penelitian dengan harga jual rata-rata tahun 2021 sebesar 1.662/kg adalah

sebesar Rp 43.909.227/Tahun/petani atau Rp 12.741.675/Ha/Tahun. Dengan rata-


61

rata produksi perhektar sebesar 15.688 kg/tahun/ha. Dengan total Penerimaan

sebesar 26.152.551/ha/thn dengan total biaya sebesar Rp.13.332.434/ha/tahun.

Hasil analisis pendapatan usahatani kelapa sawit yang di lakukan oleh

Rizki Anugrah Pratama (2018) mengenai “Analisis Pendapatan Usahatani

Kelapa Sawit Pola Mitra dan Swadaya di Kecamatan Maro Sebo Ilir

Kabupaten Batang Hari”. Diperoleh pendapatan usahatani pola swadaya

sebesar Rp 22.456.318/ha/thn.

Jika dibandingkan dengan penelitian yang berada di Kecamatan Kumpeh

pendapatan petani yang terdapat di kecamatan Maro Sebo Ilir lebih tinggi hal itu

disebabkan oleh perbedaan dalam produksi dimana jumlah produksi kelapa

sawit di kecamatan Maro Sebo Ilir untuk pola swadaya adalah sebesar 25.896

kg/h/thn dengan total penerimaan Rp37.484.460/ha/thn dengan total biaya sebesar

Rp.11.910.246/ha/thn. Dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa usahatani

kelapa sawit di Kecamatan kumpeh dilihat dari segi produksi sangat rendah

apabila dibandingkan dengan yang terdapat di kecamatan Maro Sebo Ilir dengan

perbedaan Produksi sebesar 10.208 kg/ha/thn. Hal itu disebabkan oleh perbedaan

rata-rata umur tanaman yang berada di daerah penelitian dimana rata-rata umur

tanaman kelapa sawit yang berada di Kecamatan kumpeh adalah 10 tahun

sedangkan di Kecamatan Maro Sebo Ilir rata- rata umur tanaman kelapa sawit

adalah 16 tahun.
62

4.6 Rasio Penerimaan dan Biaya (R/C)

Rasio penerimaan dan biaya (R/C) menunjukkan berapa besarnya

penerimaan yang akan diperoleh darai setiap rupiah yang dikeluarkan dalam

kegiatan usahatani. Berdasarkan nilai R/C yang menyatakan usaha dapat

dikatakan layak apabila nilai R/C >1, maka usahatani kelapa sawit di

Kecamatan kumpeh masih layak di usahakan dimana R/C nya adalah sebesar

1,98 yang artinya setiap biaya yang dikeluarkan untuk usahatani kelapa sawit

sebesar Rp 1 memberikan penerimaan sebesar 1,98.

4.7 Implikasi Hasil Penelitian

Peneitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran umum dan

pendapatan usahatani kelapa sawit di Kecamatan Kumpeh Kabuapten Muaro

Jambi . Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diketahui bahwa

pendapatan usahatani kelapa sawit adalah sebesar Rp 12.820.117/ha/tahun.

Dengan nilai R/C sebesar 1,98 yang artinya usahatani tersebut masih layak di

usahakan. Deskripsi usahatani kelapa sawit berdasarkan hasil penelitian adalah

rata-rata umur tanaman termasuk dalam kategori tanaman kelapa sawit matang

yang dimana hal tersebut akan mempengaruhi hasil produksi kelapa sawit yang

diterima petani.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan usahatani kelapa sawit

masih bisa ditingkatkan dengan peningkatan faktor produksi seperti

penggunaan pupuk yang belum sesuai anjuran dalam usahatani kelapa sawit,

maupun dengan melakukan peremajaan tanaman kelapa sawit tersebut.


63

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Kecamatan kumpeh

, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Penggunaan faktor produksi seperti pupuk di Kecamatan Kumpeh

Kabupaten Muaro Jambi masih tergolong rendah, selanjutnya untuk faktor

lainnya seperti luas lahan dapat menjadi penunjang peningkatan produksi.

2. Besarnya pendapatan yang diterima petani kelapa sawit di daerah penelitian

rata-rata adalah adalah Rp. 44.179.550/petani/tahun. Sedangkan pendapatan

rata-rata perhektar adalah sebesar Rp 12.820.117/ha/tahun dengan total

biaya produksi sebesar Rp. 13.332.434/ha/tahun dengan penerimaan sebesar

Rp 26.152.551/ha/tahun.

3. Berdasarkan analisis kelayakan dapat disimpulkan bahwa usahatani kelapa

sawit di Kecamatan Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi layak di usahakan.


64

5.2 Saran

1. Diharapkan bagi petani untuk meningkatkan input produksi khususnya

pupuk agar produksi yang dihasilkan meningkat dan diharapkan adanya

peremajaan kelapa sawit di daerah penelitian dikarenakan rata-rata umur

tanaman sudah berumur tua.

2. Kepada instansi terkait diharapkan agar dapat mendorong pengembangan

usahatani kelapa sawit ini dengan memberikan informasi tentang teknologi

terbaru kepada para petani dikarenakan rendahnya tingkat produksi kelapa

sawit di daerah penelitian dan pemberian bantuan peremajaan kepada para

petani.
65

DAFTAR PUSTAKA

Adiwilaga, 1982. Ilmu Usaha Tani, Alumni, Bandung

Amelia J, 2014. Analisis Pendapatan Usahatani Kelapa Sawit di Kecamatan Pelepet

Ilir, Kabupaten Bungo Provinsi Jambi [Skripsi]. Departemen Agribisnis

Fakultas Ekonomi Dan Manajemen Isntitut Pertanian Bogor. Bogor.

Arifin, Bustanul. 2001. Spectrum Pertanian Indonesia. Erlangga. Jakarta. Halaman

77

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. 2010. Laporan Akhir Kajian Revitalisasi


Pertanian Dalam Rangka Peningkatan Pendapatan Petani Indonesia. BPP
Nasional. Jakarta.

Choliq, Abdul, Rivai Wirasamita, dan Sumarna Hasan. 1999. Evaluasi Proyek (Suatu
Pengantar). Edisi Revisi. Pioneer Jaya. Bandung.

Daniel, Moehar. 2002. Metode Penelitian Sosial Ekonomi. Jakarta : Bumi Aksara

Gumilang R, J. 2016. Pendapatan Ushatani Kelapa Sawit (Elaeis Guineesis) di Desa


Suko Awin Jaya Kecamatan Sekerna Kabupaten Muaro Jambi [skripsi].
Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian Universitas Batanghari Jambi.
Jambi.

Hermanto, F, 1996. Ilmu Usaha tani. Penebar Swadaya. Jakarta.

Hermansyah, 2011. Analisis Pendapatan Usahatani Kelapa Sawit Pasca Umur


Ekonomis (27 Tahun) pada Perkebunan Sawit Inti Rakyat di Kecamatan
Luhak Nan Duo Kebupaten Pasaman Barat. Fakultas Pertanian Universitas
Andalas. Padang.
66

Kadariah, Lien Karlina, dan Clive Gray. 199. Pengantar Evaluasi Proyek. Edisi
Revisi. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.

Lubis. R.E dan Widanarko Agus. 2011. Buku Pintar Kelapa Sawit. Opi, Nofiandi,
Penyunting. Agro Media Pustaka Jakarta.

Mangoesoekarjo dan Semangun. 2008. Manajemen Agrobisnis Kelapa Sawit. UGM


Press. Yogyakarta.

Mubyarto, 1986. Pengantar Ekonomi Pertanian. TP3ES. Jakarta

Risza, Suyatno. 1994. Kelapa Sawit (Upaya Peningkatan Produktivitas). Kanisius.


Yogyakarta.

Setiawan, S. 2016. Analisis Pendapatan Usahatani Kelapa Sawit di Desa Ujung


Tanjung Kecamatan Bahar Selatan Kabupaten Muaro Jambi. Fakultas
Pertanian Universitas Jambi. Jambi.

Soekartawi, 2000. Pengantar Agroindustri. PT Raja Grafindo Pesada. Jakarta.

_________, 2002. Analisis Usaha Tani. Universitas Indonesia. Jakarta.

Sunarko, 2001. Petunjuk Praktir Budidaya Kelapa Sawit. Buku Pertanian. Jakarta.

Suratiyah Ken. 2009. Ilmu Usaha tani. Penebar Swadaya. Jakarta.


Lampiran 3. Perkembangan Produksi dan Luas Lahan Tanaman Perkebunan di Provinsi Jambi Tahun 2018 – 2021

No Komoditi Produksi (Ton) Luas Lahan (Ha)


2018 2019 2020 2021 2018 2019 2020 2021
1 Karet 321.068 331.663 337.544 341.313 668.121 668.919 669.521 669.135
2 Kelapa Sawit 1.571.535 1.619.896 1.552.543 1.123.329 662.846 689.966 791.025 1.039.920
3 Kelapa Dalam 108.950 108.471 104.528 108.087 118.649 118.978 118.540 118.080
4 Kelapa Hybrida 229 198 171 141 597 531 454 345
5 Kopi Robusta 13.449 13.239 13.181 14.064 25.333 25.333 24.575 23.135
6 Kopi Arabica 134 208 214 241 761 761 1.272 1.535
7 Cassia Vera 56.148 56.276 56.253 56.661 46.289 46.289 46.132 45.924
8 Lada 39 63 25 27 115 115 78 63
9 Cengkeh 31 29 29 29 28 28 165 174
10 Kakao 645 718 703 802 2.220 2.220 2.354 2.438
11 Pinang 5.447 13.482 12.594 13.395 18.889 18.889 20.694 20.985
12 Kemiri 236 215 212 224 799 799 781 779
13 Kapok 28 27 18 15 53 53 35 25
14 Pala - - - - 15 15 11 11
15 Aren 132 126 126 107 338 338 322 295
16 Panili 2 2 3 4 13 13 13 12
17 The 3.555 3.555 3.555 2.300 2.324 2.324 2.324 1.973
18 Tebu 6.969 7.374 15.283 9.655 1.623 1.664 1.838 1.863
19 Tembakau 233 285 302 317 569 654 758 776
20 Nilam 208 197 248 283 1.699 1.518 1.665 1.673
Jumlah 1.551.291 2.156.024 2.097.532 1.671.014 1.551.291 1.580.733 1.682.557 1.929.141

67
Lampiran 4. Perkembangan Luas Lahan, Produksi dan ProduktivitasPerkebunan Kelapa Sawit Rakyat di Provinsi
Jambi Tahun 2021
Tahun 2021
No Kabupaten Luas Lahan Produksi
Produktivitas
(Ha) (Ton)
1 Batanghari 41.320 140.244 3,394
2 Muaro Jambi 73.665 189.663 2,575
3 Bungo 32.097 103.424 3,222
4 Tebo 45.017 129.046 2,857
5 Merangin 51.219 202.027 3,944
6 Sarolangun 25.302 59,910 2,368
7 Tanjab Barat 76.216 251.199 3,296
8 Tanjab Timur 23.450 47.806 2,039
9 Keinci 19 10 0,562
Jumlah 368.305 1.123.329 3,050
Sumber: Dinas Perkebunan Provinsi Jambi 2020

68
Lampiran 5.Luas Lahan Perkebunan Kelapa Sawit Rakyat di Kabupaten MuaroJambi
Tahun 2017- 2021

Luas Lahan (Ha)


No Kecamatan
Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021
1 Jambi Luar Kota 4.180 4.330 4.330 4.330 4.363
2 Sekernan 13.191 13.780 13.930 13.930 14.130
3 Kumpeh 11.841 11.891 11.951 12.001 12.001
4 Muaro Sebo 5.655 6.405 6.580 6.680 6.301
5 Taman Rajo - - - - 379
6 Mestong 1.089 3.109 3.109 3.109 3.209
7 Kumpeh Ulu 11.119 12.912 12.987 13.027 13.147
8 Sungai Bahar 29.657 19.433 19.433 19.413 14.670
9 Bahar Selatan - - - - 2.382
10 Bahar Utara - - - - 2.361
11 Sungai Gelam 585 622 672 672 722
Total 13.329 72,482 72.992 73.162 73.665
Sumber: Dinas Perkebunan Provinsi Jambi 2021

69
Lampiran 6. Identitas Petani pada Usahatani Kelapa Sawit Swadaya diKecamatan Kumpeh Kabupaten Muaro
Jambi Tahun 2021

Jumlah Pengalaman
No Nama Petani Umur Tingkat
Anggota Usahatani Status Lahan Suku
Responden (Tahun) Pendidikan
Keluarga (Tahun)
1 Sudarmi 58 SD 4 15 Milik Sendiri Jawa
2 Rasikan 55 SD 5 15 Milik Sendiri Jawa
3 Jamel 40 SMA 4 8 Milik Sendiri Jawa
4 Sumardi 45 SMA 4 8 Milik Sendiri Jawa
5 Sutrisno 30 SMP 5 4 Milik Sendiri Jawa
6 M. Dahlan 45 SMA 5 8 Milik Sendiri Jawa
7 Mukti Ali 38 SMP 6 5 Milik Sendiri Melayu
8 Jailani 31 S1 3 4 Milik Sendiri Jawa
9 Subandi 45 SMP 4 15 Milik Sendiri Jawa
10 Sartiman 51 SMP 4 8 Milik Sendiri Jawa
11 Kholid 50 SMA 5 10 Milik Sendiri Jawa
12 Iskandar 58 SMA 5 7 Milik Sendiri Jawa
13 Tufiq 49 SMA 4 8 Milik Sendiri Jawa
14 Turmudi 60 SMP 6 7 Milik Sendiri Jawa
15 Suparlan 57 SD 5 8 Milik Sendiri Jawa
16 Suparmin 61 SD 6 8 Milik Sendiri Jawa
17 Muhadi 58 SMP 6 12 Milik Sendiri Jawa
18 Slamet 59 SD 4 15 Milik Sendiri Melayu
19 Sayoto 49 SMP 5 15 Milik Sendiri Jawa
20 Saswi 43 SD 5 12 Milik Sendiri Jawa
21 Salamun 50 SD 4 10 Milik Sendiri Jawa

70
22 Didik Haryanto 49 SMA 5 7 Milik Sendiri Jawa
23 Eko W 47 SMA 4 7 Milik Sendiri Jawa
24 Sakimun 52 SMP 3 8 Milik Sendiri Jawa
25 Ambokmi 54 SMA 4 7 Milik Sendiri Jawa
26 Sumardi 48 SD 5 12 Milik Sendiri Jawa
27 Haimin 55 SD 6 15 Milik Sendiri Jawa
28 Santoso 56 SMA 5 8 Milik Sendiri Jawa
29 Suryanto 52 SMP 4 10 Milik Sendiri Jawa
30 Srinatun 50 SD 4 12 Milik Sendiri Jawa
31 Sampromi 58 SMP 4 10 Milik Sendiri Jawa
32 Giyarto 48 SMP 5 8 Milik Sendiri Jawa
33 Suyadi 50 SMP 4 8 Milik Sendiri Jawa
34 Songo Samidi 55 SMP 4 7 Milik Sendiri Jawa
35 Sarmijan 53 SD 7 15 Milik Sendiri Jawa
36 Yetno 51 SMA 4 9 Milik Sendiri Jawa
37 Anto 56 SMA 5 8 Milik Sendiri Jawa
38 Widi 47 SMP 5 10 Milik Sendiri Jawa
39 Basri 56 SMA 4 10 Milik Sendiri Jawa
40 Wigi Waridon 58 SD 6 12 Milik Sendiri Jawa
41 Rebbin 54 SMP 4 8 Milik Sendiri Jawa
42 Subyo 50 SD 4 10 Milik Sendiri Jawa
43 Haryono 50 SD 6 11 Milik Sendiri Jawa
44 Supri 46 SMP 4 9 Milik Sendiri Jawa
45 Fahrul 51 S1 4 10 Milik Sendiri Melayu
46 Pepsi 37 S1 4 3 Milik Sendiri Melayu
47 M. Amin 71 SMP 6 8 Milik Sendiri Melayu

71
48 Ahmadi 53 S1 4 12 Milik Sendiri Melayu
49 Rabuan 62 SD 5 10 Milik Sendiri Melayu
50 A. Ahmadi 42 SMA 6 10 Milik Sendiri Melayu
51 Bustomi 55 SMA 4 8 Milik Sendiri Melayu
52 Suhaimi 47 SD 6 10 Milik Sendiri Melayu
53 Agani 45 SMP 5 12 Milik Sendiri Melayu
54 Rusdianto 37 S1 4 4 Milik Sendiri Melayu
55 Usman 44 SMP 6 10 Milik Sendiri Melayu
56 M. Zain 60 SD 3 15 Milik Sendiri Melayu
57 M. Nur 55 SD 4 11 Milik Sendiri Bugis
58 Yusman 47 SMA 4 7 Milik Sendiri Melayu
59 Amri 52 SD 6 12 Milik Sendiri Bugis
60 Supriyanto 44 SMA 5 7 Milik Sendiri Jawa
61 Ansor 50 SD 4 10 Milik Sendiri Bugis
62 Basrin 35 SD 5 8 Milik Sendiri Bugis
63 Jon Hari 41 SD 4 7 Milik Sendiri Bugis
64 Siti 45 SMP 5 8 Milik Sendiri Bugis
Total 3200 299 605
Rata-Rata 50,00 4,67 9,45
Sumber: Hasil Olahan Data Primer 2021

72
Lampiran 7 . Produksi Kelapa Sawit Swadaya di Kecamatan KumpehKabupaten Muaro Jambi Tahun 2021

Luas
Umur Produksi Produksi Harga
No Nama Petani Lahan
Tanaman (Kg/Tahun) (Kg/Ha/Tahun) TBS
(Ha)
1 Sudarmi 5 15 148500 29700 1000
2 Rasikan 2 15 43600 21800 920
3 Jamel 4 8 106800 26700 920
4 Sumardi 6 8 114000 19000 1010
5 Sutrisno 2,2 15 43600 19818 900
6 M. Dahlan 2 8 28600 14300 900
7 Mukti Ali 2 12 53400 26700 900
8 Jailani 2 15 51400 25700 920
9 Subandi 4 15 95400 23850 890
10 Sartiman 2 8 54400 27200 980
11 Slamet 2 10 51200 25600 980
12 Iskandar 2 7 54600 27300 900
13 Tufiq 4 8 106800 26700 980
14 Turmudi 2 7 28000 14000 900
15 Suparlan 4 8 114800 28700 900
16 Suparmin 5 8 75500 15100 1010
17 Muhadi 3 12 86800 28933 900
18 Kholid 2,2 15 44400 20182 900
19 Sayoto 2 15 53400 26700 850
20 Saswi 2 12 57400 28700 900
21 Salamun 4 10 118300 23660 890
22 Didik Haryanto 2 7 55300 27650 900
23 Eko W 2 7 54600 27300 980

73
24 Sakimun 2 8 43400 21700 900
25 Ambokmi 2 7 49400 24700 900
26 Sumardi 3 12 78300 26100 900
27 Haimin 2 14 41400 20700 920
28 Santoso 2 8 39600 19800 920
29 Suryanto 4 10 98800 24700 1000
30 Srinatun 3 12 89600 29867 900
31 Sampromi 2 10 60000 30000 900
32 Giyarto 4 8 115000 28750 910
33 Suyadi 4 8 103000 25750 1000
34 Songo Samidi 3 7 57900 19300 900
35 Sarmijan 2 15 43400 21700 920
36 Yetno 4 9 103000 25750 940
37 Anto 2 8 46000 23000 920
38 Widi 2 10 44200 22100 900
39 Basri 4 10 82000 20500 890
40 Wigi Waridon 2 12 34800 17400 900
41 Rebbin 3 8 80700 26900 980
42 Subyo 2 10 49400 24700 900
43 Haryono 4 11 103000 25750 900
44 Supri 2 8 45600 22800 900
45 Fahrul 2 10 39600 19800 850
46 Pepsi 4 12 84500 21125 1000
47 M. Amin 3 9 87000 29000 900
48 Ahmadi 1 12 28000 28000 900
49 Rabuan 5 10 126000 25200 1000
50 A. Ahmadi 5 15 109000 21800 1010

74
51 Bustomi 2 8 47600 23800 850
52 Suhaimi 3 10 86800 28933 900
53 Agani 4 12 119200 29800 950
54 Rusdianto 6 9 84000 14000 1000
55 Usman 1 10 14800 14800 850
56 M. Zain 2 15 28600 14300 850
57 M. Nur 2 11 50500 25250 840
58 Yusman 1 7 20200 20200 850
59 Amri 5 12 50000 10000 1000
60 Supriyanto 3 7 31839.99 10613 840
61 Ansor 2 10 24800 12400 850
62 Basrin 3 8 42800.01 14267 900
63 Jon Hari 4,3 7 64000 14884 900
64 Siti 4 8 47600 23800 900
Total 188 652 4.161.500 1.459.232 58.770
Rata-rata 2,93 10,19 67.120,97 22.800,50 918,28

75
Lampiran 8. Biaya Penyusutan Alat Usahatani Kelapa Sawit di Daerah Penelitian Tahun 2021

Parang Egrek

UE
Luas Lama umur Lama
No Harga Beli Nilai sisa Penyusutan Harga Beli Nilai Sisa Jumlah Penyusutan
lahan Pemakaian Ekonomis Pemakaian
Sampel (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Tahun) (Unit) (Rp)
(Ha) (Tahun) (Tahun) (Tahun)

1 5,00 200.000,00 40.000,00 2,00 5,00 80.000,00 725.000,00 145.000,00 5,00 1,00 116.000,00
2 2,00 200.000,00 33.333,00 2,00 6,00 83.333,50 750.000,00 150.000,00 5,00 1,00 120.000,00
3 4,00 250.000,00 50.000,00 2,00 5,00 100.000,00 1.520.000,00 304.000,00 5,00 2,00 243.200,00
4 6,00 320.000,00 64.000,00 2,00 5,00 128.000,00 750.000,00 150.000,00 5,00 1,00 120.000,00
5 2,20 200.000,00 40.000,00 2,00 5,00 80.000,00 750.000,00 150.000,00 5,00 1,00 120.000,00
6 2,00 270.000,00 54.000,00 2,00 5,00 108.000,00 780.000,00 156.000,00 5,00 1,00 124.800,00
7 2,00 200.000,00 40.000,00 2,00 5,00 80.000,00 800.000,00 160.000,00 5,00 1,00 128.000,00
8 2,00 240.000,00 48.000,00 2,00 5,00 96.000,00 1.700.000,00 340.000,00 5,00 2,00 272.000,00
9 4,00 100.000,00 20.000,00 1,00 5,00 80.000,00 755.000,00 188.750,00 4,00 1,00 141.562,50
10 2,00 135.000,00 22.500,00 1,00 6,00 112.500,00 770.000,00 154.000,00 5,00 1,00 123.200,00
11 2,00 200.000,00 40.000,00 2,00 5,00 80.000,00 1.500.000,00 300.000,00 5,00 2,00 240.000,00
12 2,00 360.000,00 72.000,00 3,00 5,00 96.000,00 2.220.000,00 444.000,00 5,00 3,00 355.200,00
13 4,00 300.000,00 60.000,00 2,00 5,00 120.000,00 1.500.000,00 375.000,00 4,00 2,00 281.250,00
14 2,00 435.000,00 72.500,00 3,00 6,00 120.833,33 2.550.000,00 850.000,00 3,00 3,00 566.666,67
15 4,00 200.000,00 40.000,00 2,00 5,00 80.000,00 700.000,00 140.000,00 5,00 1,00 112.000,00
16 5,00 270.000,00 54.000,00 2,00 5,00 108.000,00 760.000,00 152.000,00 5,00 1,00 121.600,00
17 3,00 240.000,00 48.000,00 2,00 5,00 96.000,00 1.572.000,00 393.000,00 4,00 2,00 294.750,00
18 2,20 200.000,00 33.333,00 2,00 6,00 83.333,50 1.640.000,00 410.000,00 4,00 2,00 307.500,00
19 2,00 200.000,00 40.000,00 2,00 5,00 80.000,00 840.000,00 280.000,00 3,00 1,00 186.666,67
20 2,00 200.000,00 40.000,00 2,00 5,00 80.000,00 800.000,00 160.000,00 5,00 1,00 128.000,00
21 4,00 200.000,00 40.000,00 2,00 5,00 80.000,00 1.520.000,00 304.000,00 5,00 2,00 243.200,00

76
22 2,00 200.000,00 33.333,00 2,00 6,00 83.333,50 1.560.000,00 390.000,00 4,00 2,00 292.500,00
23 2,00 160.000,00 32.000,00 1,00 5,00 128.000,00 750.000,00 150.000,00 5,00 1,00 120.000,00
24 2,00 100.000,00 20.000,00 1,00 5,00 80.000,00 800.000,00 160.000,00 5,00 1,00 128.000,00
25 2,00 100.000,00 20.000,00 1,00 5,00 80.000,00 1.600.000,00 320.000,00 5,00 2,00 256.000,00
26 3,00 200.000,00 40.000,00 2,00 5,00 80.000,00 1.500.000,00 300.000,00 5,00 2,00 240.000,00
27 2,00 100.000,00 16.667,00 1,00 6,00 83.333,00 1.500.000,00 375.000,00 4,00 2,00 281.250,00
28 2,00 200.000,00 40.000,00 2,00 5,00 80.000,00 1.500.000,00 300.000,00 5,00 2,00 240.000,00
29 4,00 200.000,00 40.000,00 2,00 5,00 80.000,00 750.000,00 187.500,00 4,00 1,00 140.625,00
30 3,00 200.000,00 40.000,00 2,00 5,00 80.000,00 750.000,00 150.000,00 5,00 1,00 120.000,00
31 2,00 200.000,00 40.000,00 2,00 5,00 80.000,00 1.600.000,00 320.000,00 5,00 2,00 256.000,00
32 4,00 200.000,00 40.000,00 2,00 5,00 80.000,00 750.000,00 150.000,00 5,00 1,00 120.000,00
33 4,00 100.000,00 16.667,00 1,00 6,00 83.333,00 730.000,00 146.000,00 5,00 1,00 116.800,00
34 3,00 100.000,00 20.000,00 1,00 5,00 80.000,00 760.000,00 152.000,00 5,00 1,00 121.600,00
35 2,00 200.000,00 40.000,00 2,00 5,00 80.000,00 750.000,00 150.000,00 5,00 1,00 120.000,00
36 4,00 100.000,00 20.000,00 1,00 5,00 80.000,00 785.000,00 157.000,00 5,00 1,00 125.600,00
37 2,00 100.000,00 20.000,00 1,00 5,00 80.000,00 750.000,00 250.000,00 3,00 1,00 166.666,67
38 2,00 200.000,00 33.333,00 2,00 6,00 83.333,50 1.500.000,00 300.000,00 5,00 2,00 240.000,00
39 4,00 200.000,00 40.000,00 2,00 5,00 80.000,00 1.700.000,00 340.000,00 5,00 2,00 272.000,00
40 2,00 200.000,00 40.000,00 2,00 5,00 80.000,00 805.000,00 161.000,00 5,00 1,00 128.800,00
41 3,00 200.000,00 40.000,00 2,00 5,00 80.000,00 730.000,00 182.500,00 4,00 1,00 136.875,00
42 2,00 145.000,00 24.167,00 1,00 6,00 120.833,00 735.000,00 147.000,00 5,00 1,00 117.600,00
43 4,00 200.000,00 40.000,00 2,00 5,00 80.000,00 1.400.000,00 280.000,00 5,00 2,00 224.000,00
44 2,00 200.000,00 40.000,00 2,00 5,00 80.000,00 1.500.000,00 375.000,00 4,00 2,00 281.250,00
45 2,00 200.000,00 40.000,00 2,00 5,00 80.000,00 650.000,00 130.000,00 5,00 1,00 104.000,00
46 4,00 200.000,00 40.000,00 2,00 5,00 80.000,00 1.500.000,00 375.000,00 4,00 2,00 281.250,00
47 3,00 100.000,00 20.000,00 1,00 5,00 80.000,00 650.000,00 130.000,00 5,00 1,00 104.000,00
48 1,00 200.000,00 33.333,00 2,00 6,00 83.333,50 650.000,00 130.000,00 5,00 1,00 104.000,00

77
49 5,00 200.000,00 40.000,00 2,00 5,00 80.000,00 1.300.000,00 260.000,00 5,00 2,00 208.000,00
50 5,00 400.000,00 80.000,00 4,00 5,00 80.000,00 1.600.000,00 320.000,00 5,00 2,00 256.000,00
51 2,00 200.000,00 40.000,00 2,00 5,00 80.000,00 1.500.000,00 300.000,00 5,00 2,00 240.000,00
52 3,00 100.000,00 16.667,00 1,00 6,00 83.333,00 740.000,00 185.000,00 4,00 1,00 138.750,00
53 4,00 100.000,00 20.000,00 1,00 5,00 80.000,00 765.000,00 191.250,00 4,00 1,00 143.437,50
54 6,00 100.000,00 20.000,00 1,00 5,00 80.000,00 800.000,00 200.000,00 4,00 1,00 150.000,00
55 1,00 200.000,00 40.000,00 2,00 5,00 80.000,00 1.660.000,00 415.000,00 4,00 2,00 311.250,00
56 2,00 100.000,00 20.000,00 1,00 5,00 80.000,00 760.000,00 190.000,00 4,00 1,00 142.500,00
57 2,00 100.000,00 16.667,00 1,00 6,00 83.333,00 730.000,00 182.500,00 4,00 1,00 136.875,00
58 1,00 320.000,00 64.000,00 2,00 5,00 128.000,00 750.000,00 187.500,00 4,00 1,00 140.625,00
59 5,00 240.000,00 48.000,00 2,00 5,00 96.000,00 790.000,00 197.500,00 4,00 1,00 148.125,00
60 3,00 140.000,00 23.333,00 1,00 6,00 116.667,00 820.000,00 205.000,00 4,00 1,00 153.750,00
61 2,00 230.000,00 46.000,00 2,00 5,00 92.000,00 1.600.000,00 400.000,00 4,00 2,00 300.000,00
62 3,00 110.000,00 22.000,00 1,00 5,00 88.000,00 765.000,00 191.250,00 4,00 1,00 143.437,50
63 4,30 140.000,00 23.333,00 1,00 6,00 116.667,00 770.000,00 192.500,00 4,00 1,00 144.375,00
64 4,00 240.000,00 48.000,00 2,00 5,00 96.000,00 1.440.000,00 360.000,00 4,00 2,00 270.000,00
Jumlah 187,70 12.345.000,00 2.389.166,00 5.697.499,83 70.347.000,00 15.891.250,00 12.211.537,50
Rata- 2,93 379.846,15 73.512,80 89.023,43 1.099.171,88 190.805,27
rata 65.464

78
Lampiran 8 lanjutan
Tojok/Gancu Sprayer
Luas Lama umur Lama UE
No Harga Beli Nilai sisa Penyusutan Harga Beli Nilai Sisa Jumlah Penyusutan
lahan Pemakaian Ekonomis Pemakaian
Sampel (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Tahun) (Unit) (Rp)
(Ha) (Tahun) (Tahun) (Tahun)
1 5,00 70.000 17.500 4 13.125,00 450.000 112.500 4 1 84.375,00
2 2,00 70.000 14.000 5 11.200,00 400.000 100.000 4 1 75.000,00
3 4,00 140.000 35.000 4 26.250,00 2.500.000 625.000 4 1 468.750,00
4 6,00 70.000 23.333 3 15.555,67 536.000 107.200 5 1 85.760,00
5 2,20 70.000 14.000 5 11.200,00 400.000 80.000 5 1 64.000,00
6 2,00 75.000 15.000 5 12.000,00 390.000 97.500 4 1 73.125,00
7 2,00 70.000 14.000 5 11.200,00 450.000 90.000 5 1 72.000,00
8 2,00 140.000 46.667 3 31.111,00 450.000 150.000 3 1 100.000,00
9 4,00 70.000 17.500 4 13.125,00 450.000 90.000 5 1 72.000,00
10 2,00 70.000 14.000 5 11.200,00 450.000 112.500 4 1 84.375,00
11 2,00 140.000 28.000 5 22.400,00 2.200.000 440.000 5 1 352.000,00
12 2,00 210.000 42.000 5 33.600,00 2.400.000 480.000 5 1 384.000,00
13 4,00 150.000 37.500 4 28.125,00 2.280.000 456.000 5 1 364.800,00
14 2,00 210.000 42.000 5 33.600,00 2.500.000 625.000 4 1 468.750,00
15 4,00 70.000 14.000 5 11.200,00 450.000 90.000 5 1 72.000,00
16 5,00 70.000 14.000 5 11.200,00 570.000 114.000 5 1 91.200,00
17 3,00 140.000 28.000 5 22.400,00 450.000 90.000 5 1 72.000,00
18 2,20 140.000 28.000 5 22.400,00 425.000 85.000 5 1 68.000,00
19 2,00 70.000 14.000 5 11.200,00 2.450.000 490.000 5 1 392.000,00
20 2,00 70.000 14.000 5 11.200,00 450.000 90.000 5 1 72.000,00
21 4,00 150.000 37.500 4 28.125,00 450.000 112.500 4 1 84.375,00
22 2,00 140.000 28.000 5 22.400,00 450.000 90.000 5 1 72.000,00

79
23 2,00 70.000 14.000 5 11.200,00 450.000 150.000 3 1 100.000,00
24 2,00 70.000 14.000 5 11.200,00 470.000 117.500 4 1 88.125,00
25 2,00 140.000 28.000 5 22.400,00 2.280.000 570.000 4 1 427.500,00
26 3,00 140.000 28.000 5 22.400,00 2.300.000 460.000 5 1 368.000,00
27 2,00 140.000 28.000 5 22.400,00 2.350.000 587.500 4 1 440.625,00
28 2,00 160.000 32.000 5 25.600,00 450.000 90.000 5 1 72.000,00
29 4,00 79.000 19.750 4 14.812,50 2.500.000 625.000 4 1 468.750,00
30 3,00 70.000 14.000 5 11.200,00 450.000 90.000 5 1 72.000,00
31 2,00 140.000 28.000 5 22.400,00 475.000 118.750 4 1 89.062,50
32 4,00 70.000 14.000 5 11.200,00 450.000 112.500 4 1 84.375,00
33 4,00 70.000 14.000 5 11.200,00 400.000 80.000 5 1 64.000,00
34 3,00 70.000 23.333 3 15.555,67 400.000 100.000 4 1 75.000,00
35 2,00 70.000 14.000 5 11.200,00 400.000 80.000 5 1 64.000,00
36 4,00 70.000 14.000 5 11.200,00 400.000 133.333 3 1 88.889,00
37 2,00 70.000 14.000 5 11.200,00 450.000 112.500 4 1 84.375,00
38 2,00 140.000 28.000 5 22.400,00 2.300.000 575.000 4 1 431.250,00
39 4,00 140.000 35.000 4 26.250,00 2.280.000 570.000 4 1 427.500,00
40 2,00 70.000 14.000 5 11.200,00 500.000 125.000 4 1 93.750,00
41 3,00 70.000 14.000 5 11.200,00 420.000 105.000 4 1 78.750,00
42 2,00 70.000 14.000 5 11.200,00 400.000 100.000 4 1 75.000,00
43 4,00 140.000 35.000 4 26.250,00 560.000 140.000 4 1 105.000,00
44 2,00 140.000 28.000 5 22.400,00 2.400.000 600.000 4 1 450.000,00
45 2,00 70.000 14.000 5 11.200,00 300.000 75.000 4 1 56.250,00
46 4,00 140.000 28.000 5 22.400,00 430.000 143.333 3 1 95.555,67
47 3,00 70.000 17.500 4 13.125,00 400.000 100.000 4 1 75.000,00
48 1,00 70.000 14.000 5 11.200,00 450.000 90.000 5 1 72.000,00
49 5,00 140.000 28.000 5 22.400,00 2.250.000 450.000 5 1 360.000,00

80
50 5,00 140.000 28.000 5 22.400,00 2.200.000 550.000 4 1 412.500,00
51 2,00 140.000 35.000 4 26.250,00 2.280.000 456.000 5 1 364.800,00
52 3,00 70.000 14.000 5 11.200,00 450.000 90.000 5 1 72.000,00
53 4,00 70.000 23.333 3 15.555,67 500.000 100.000 5 1 80.000,00
54 6,00 70.000 14.000 5 11.200,00 450.000 90.000 5 1 72.000,00
55 1,00 140.000 28.000 5 22.400,00 450.000 90.000 5 1 72.000,00
56 2,00 70.000 23.333 3 15.555,67 500.000 100.000 5 1 80.000,00
57 2,00 70.000 14.000 5 11.200,00 450.000 112.500 4 1 84.375,00
58 1,00 70.000 14.000 5 11.200,00 480.000 96.000 5 1 76.800,00
59 5,00 70.000 14.000 5 11.200,00 540.000 108.000 5 1 86.400,00
60 3,00 70.000 14.000 5 11.200,00 450.000 90.000 5 1 72.000,00
61 2,00 140.000 35.000 4 26.250,00 500.000 125.000 4 1 93.750,00
62 3,00 70.000 14.000 5 11.200,00 450.000 90.000 5 1 72.000,00
63 4,30 70.000 14.000 5 11.200,00 560.000 186.667 3 1 124.444,33
64 4,00 140.000 28.000 5 22.400,00 2.250.000 562.500 4 1 421.875,00
Jumlah 187,70 6.494.000,00 1.419.249,00 0,00 299,00 1.100.621,17 60.976.000,00 14.074.283,00 0,00 282,00 64,00 10.764.211,50
Rata- 2,93 199.815,38 43.669,20 0,00 9,20 33.865,27 1.876.184,62 433.054,86 0,00 8,68 1,97 331.206,51
rata

81
Lampiran 8 lanjutan
Angkong Keranjang
Luas Lama umur Lama UE
No Harga Beli Nilai sisa Penyusutan Harga Beli Nilai Sisa Jumlah Penyusutan
lahan Pemakaian Ekonomis Pemakaian
Sampel (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Tahun) (Unit) (Rp)
(Ha) (Tahun) (Tahun) (Tahun)
1 5,00 350.000 87.500 4 65.625 350.000 70.000 5 1 336.000
2 2,00 0 0 5 0 350.000 70.000 5 1 336.000
3 4,00 0 0 5 0 350.000 87.500 4 1 328.125
4 6,00 0 0 5 0 350.000 116.667 3 1 311.111
5 2,20 0 0 5 0 350.000 87.500 4 1 328.125
6 2,00 0 0 5 0 350.000 70.000 5 1 336.000
7 2,00 350.000 70.000 5 56.000 300.000 60.000 5 1 288.000
8 2,00 0 0 5 0 350.000 116.667 3 1 311.111
9 4,00 0 0 5 0 350.000 116.667 3 1 311.111
10 2,00 300.000 75.000 4 56.250 360.000 72.000 5 1 345.600
11 2,00 450.000 90.000 5 72.000 350.000 70.000 5 1 336.000
12 2,00 0 0 5 0 345.000 86.250 4 1 323.438
13 4,00 0 0 5 0 350.000 87.500 4 1 328.125
14 2,00 0 0 5 0 350.000 70.000 5 1 336.000
15 4,00 350.000 70.000 5 56.000 350.000 70.000 5 1 336.000
16 5,00 0 0 5 0 340.000 68.000 5 1 326.400
17 3,00 0 0 5 0 350.000 70.000 5 1 336.000
18 2,20 330.000 66.000 5 52.800 350.000 116.667 3 1 311.111
19 2,00 0 0 5 0 350.000 70.000 5 1 336.000
20 2,00 0 0 5 0 350.000 70.000 5 1 336.000
21 4,00 0 0 5 0 350.000 70.000 5 1 336.000
22 2,00 0 0 5 0 350.000 116.667 3 1 311.111

82
23 2,00 0 0 5 0 350.000 87.500 4 1 328.125
24 2,00 0 0 5 0 350.000 70.000 5 1 336.000
25 2,00 350.000 70.000 5 56.000 350.000 87.500 4 1 328.125
26 3,00 0 0 5 0 350.000 87.500 4 1 328.125
27 2,00 0 0 5 0 350.000 116.667 3 1 311.111
28 2,00 400.000 100.000 4 75.000 350.000 70.000 5 1 336.000
29 4,00 0 0 5 0 350.000 70.000 5 1 336.000
30 3,00 0 0 5 0 350.000 116.667 3 1 311.111
31 2,00 0 0 5 0 350.000 70.000 5 1 336.000
32 4,00 350.000 70.000 5 56.000 350.000 87.500 4 1 328.125
33 4,00 0 0 5 0 350.000 87.500 4 1 328.125
34 3,00 0 0 5 0 350.000 70.000 5 1 336.000
35 2,00 320.000 64.000 5 51.200 350.000 87.500 4 1 328.125
36 4,00 0 0 5 0 350.000 70.000 5 1 336.000
37 2,00 0 0 5 0 350.000 87.500 4 1 328.125
38 2,00 0 0 5 0 350.000 87.500 4 1 328.125
39 4,00 0 0 5 0 350.000 70.000 5 1 336.000
40 2,00 0 0 5 0 350.000 87.500 4 1 328.125
41 3,00 300.000 60.000 5 48.000 350.000 70.000 5 1 336.000
42 2,00 0 0 5 0 350.000 87.500 4 1 328.125
43 4,00 0 0 5 0 350.000 70.000 5 1 336.000
44 2,00 0 0 5 0 350.000 70.000 5 1 336.000
45 2,00 0 0 5 0 350.000 87.500 4 1 328.125
46 4,00 0 0 5 0 350.000 70.000 5 1 336.000
47 3,00 0 0 5 0 350.000 87.500 4 1 328.125
48 1,00 0 0 5 0 350.000 87.500 4 1 328.125
49 5,00 0 0 5 0 350.000 70.000 5 1 336.000

83
50 5,00 400.000 80.000 5 64.000 350.000 116.667 3 1 311.111
51 2,00 0 0 5 0 350.000 87.500 4 1 328.125
52 3,00 0 0 5 0 350.000 87.500 4 1 328.125
53 4,00 0 0 5 0 350.000 116.667 3 1 311.111
54 6,00 0 0 5 0 350.000 116.667 3 1 311.111
55 1,00 0 0 5 0 350.000 70.000 5 1 336.000
56 2,00 0 0 5 0 350.000 70.000 5 1 336.000
57 2,00 0 0 5 0 350.000 116.667 3 311.111
58 1,00 0 0 5 0 350.000 116.667 3 311.111
59 5,00 0 0 5 0 350.000 116.667 3 311.111
60 3,00 0 0 5 0 350.000 87.500 4 328.125
61 2,00 0 0 5 0 350.000 70.000 5 1 336.000
62 3,00 0 0 5 0 350.000 116.667 3 1 311.111
63 4,30 0 0 5 0 350.000 116.667 3 1 311.111
64 4,00 0 0 5 0 350.000 87.500 4 1 328.125
Jumlah 187,70 4.250.000,00 902.500,00 0,00 317,00 708.875,00 22.345.000,00 5.536.255,00 0,00 269,00 60,00 20.912.602,50
Rata- 2,93 130.769,23 27.769,23 0,00 9,75 21.811,54 687.538,46 170.346,31 0,00 8,28 1,97 643.464,69
rata

84
Lampiran 9. Biaya Pupuk Usahatani Kelapa Sawit di Daerah Penelitian Tahun 2021

Luas Lahan Urea KCL


No Sampel
(Ha) Volume (Kg) Harga (Rp) Total (Rp) Volume (Kg) Harga (Rp) Total (Rp)
1 5 520 2.600 1.352.000 520 3.500 1.820.000
2 2 770 2.600 2.002.000 770 3.500 2.695.000
3 4 1020 2.600 2.652.000 1.020 3.500 3.570.000
4 6 516 2.600 1.341.600 516 3.500 1.806.000
5 2,2 512 2.600 1.331.200 512 3.500 1.792.000
6 2 800 2.600 2.080.000 800 3.500 2.800.000
7 2 524 2.600 1.362.400 524 3.500 1.834.000
8 2 1036 2.600 2.693.600 1.036 3.500 3.626.000
9 4 530 2.600 1.378.000 530 3.500 1.855.000
10 2 760 2.600 1.976.000 760 3.500 2.660.000
11 2 1.340 2.600 3.484.000 1.340 3.500 4.690.000
12 2 2.144 2.600 5.574.400 2.144 3.500 7.504.000
13 4 1.608 2.600 4.180.800 1.608 3.500 5.628.000
14 2 2.136 2.600 5.553.600 2.136 3.500 7.476.000
15 4 520 2.600 1.352.000 520 3.500 1.820.000
16 5 1040 2.600 2.704.000 1.040 3.500 3.640.000
17 3 1000 2.600 2.600.000 1.000 3.500 3.500.000
18 2,2 1046 2.600 2.719.600 1.046 3.500 3.661.000
19 2 520 2.600 1.352.000 520 3.500 1.820.000
20 2 524 2.600 1.362.400 524 3.500 1.834.000
21 4 780 2.600 2.028.000 780 3.500 2.730.000
22 2 780 2.600 2.028.000 780 3.500 2.730.000
23 2 780 2.600 2.028.000 780 3.500 2.730.000

85
24 2 520 2.600 1.352.000 520 3.500 1.820.000
25 2 1.580 2.600 4.108.000 1.580 3.500 5.530.000
26 3 1.608 2.600 4.180.800 1.608 3.500 5.628.000
27 2 1.340 2.600 3.484.000 1.340 3.500 4.690.000
28 2 1000 2.600 2.600.000 1.000 3.500 3.500.000
29 4 800 2.600 2.080.000 800 3.500 2.800.000
30 3 512 2.600 1.331.200 512 3.500 1.792.000
31 2 1060 2.600 2.756.000 1.060 3.500 3.710.000
32 4 520 2.600 1.352.000 520 3.500 1.820.000
33 4 520 2.600 1.352.000 520 3.500 1.820.000
34 3 1040 2.600 2.704.000 1.040 3.500 3.640.000
35 2 760 2.600 1.976.000 760 3.500 2.660.000
36 4 1050 2.600 2.730.000 1.050 3.500 3.675.000
37 2 778 2.600 2.022.800 778 3.500 2.723.000
38 2 1.840 2.600 4.784.000 1.840 3.500 6.440.000
39 4 1.360 2.600 3.536.000 1.360 3.500 4.760.000
40 2 508 2.600 1.320.800 508 3.500 1.778.000
41 3 510 2.600 1.326.000 510 3.500 1.785.000
42 2 516 2.600 1.341.600 516 3.500 1.806.000
43 4 780 2.600 2.028.000 780 3.500 2.730.000
44 2 1040 2.600 2.704.000 1.040 3.500 3.640.000
45 2 506 2.600 1.315.600 506 3.500 1.771.000
46 4 1048 2.600 2.724.800 1.048 3.500 3.668.000
47 3 516 2.600 1.341.600 516 3.500 1.806.000
48 1 534 2.600 1.388.400 534 3.500 1.869.000
49 5 776 2.600 2.017.600 776 3.500 2.716.000
50 5 1.876 2.600 4.877.600 1.876 3.500 6.566.000

86
51 2 1.608 2.600 4.180.800 1.608 3.500 5.628.000
52 3 512 2.600 1.331.200 512 3.500 1.792.000
53 4 506 2.600 1.315.600 506 3.500 1.771.000
54 6 500 2.600 1.300.000 500 3.500 1.750.000
55 1 1000 2.600 2.600.000 1.000 3.500 3.500.000
56 2 514 2.600 1.336.400 514 3.500 1.799.000
57 2 528 2.600 1.372.800 528 3.500 1.848.000
58 1 792 2.600 2.059.200 792 3.500 2.772.000
59 5 522 2.600 1.357.200 522 3.500 1.827.000
60 3 534 2.600 1.388.400 534 3.500 1.869.000
61 2 1036 2.600 2.693.600 1.036 3.500 3.626.000
62 3 508 2.600 1.320.800 508 3.500 1.778.000
63 4,3 516 2.600 1.341.600 516 3.500 1.806.000
64 4 1.600 2.600 4.160.000 1.600 3.500 5.600.000
Jumlah 187,70 56.780,00 166.400,00 147.628.000,00 56.780,00 224.000,00 198.730.000,00
Rata-rata 2,93 770,00 2.600,00 2.002.000,00 770,00 3.500,00 2.695.000,00
Rata-
262,00 680.829,00 262,00 916.500,00
rata/Ha

87
Lampiran 9 Lanjutan

SP36/TSP Dolomit
Luas Total Biaya
No Volume Harga Volume Harga
Lahan Total (Rp) Total (Rp) Pupuk
Sampel (Kg) (Rp) (Kg) (Rp)
(Ha) (Rp)
1 5 390 3.000 1.170.000 260 500 130.000 4.472.000
2 2 578 3.000 1.732.500 385 500 192.500 6.622.000
3 4 765 3.000 2.295.000 510 500 255.000 8.772.000
4 6 387 3.000 1.161.000 258 500 129.000 4.437.600
5 2,2 384 3.000 1.152.000 256 500 128.000 4.403.200
6 2 600 3.000 1.800.000 400 500 200.000 6.880.000
7 2 393 3.000 1.179.000 262 500 131.000 4.506.400
8 2 777 3.000 2.331.000 518 500 259.000 8.909.600
9 4 398 3.000 1.192.500 265 500 132.500 4.558.000
10 2 570 3.000 1.710.000 380 500 190.000 6.536.000
11 2 1005 3.000 3.015.000 670 500 335.000 11.524.000
12 2 1608 3.000 4.824.000 1072 500 536.000 18.438.400
13 4 1206 3.000 3.618.000 804 500 402.000 13.828.800
14 2 1602 3.000 4.806.000 1068 500 534.000 18.369.600
15 4 390 3.000 1.170.000 260 500 130.000 4.472.000
16 5 780 3.000 2.340.000 520 500 260.000 8.944.000
17 3 750 3.000 2.250.000 500 500 250.000 8.600.000
18 2,2 785 3.000 2.353.500 523 500 261.500 8.995.600
19 2 390 3.000 1.170.000 260 500 130.000 4.472.000
20 2 393 3.000 1.179.000 262 500 131.000 4.506.400
21 4 585 3.000 1.755.000 390 500 195.000 6.708.000
22 2 585 3.000 1.755.000 390 500 195.000 6.708.000

88
23 2 585 3.000 1.755.000 390 500 195.000 6.708.000
24 2 390 3.000 1.170.000 260 500 130.000 4.472.000
25 2 1185 3.000 3.555.000 790 500 395.000 13.588.000
26 3 1206 3.000 3.618.000 804 500 402.000 13.828.800
27 2 1005 3.000 3.015.000 670 500 335.000 11.524.000
28 2 750 3.000 2.250.000 500 500 250.000 8.600.000
29 4 600 3.000 1.800.000 400 500 200.000 6.880.000
30 3 384 3.000 1.152.000 256 500 128.000 4.403.200
31 2 795 3.000 2.385.000 530 500 265.000 9.116.000
32 4 390 3.000 1.170.000 260 500 130.000 4.472.000
33 4 390 3.000 1.170.000 260 500 130.000 4.472.000
34 3 780 3.000 2.340.000 520 500 260.000 8.944.000
35 2 570 3.000 1.710.000 380 500 190.000 6.536.000
36 4 788 3.000 2.362.500 525 500 262.500 9.030.000
37 2 584 3.000 1.750.500 389 500 194.500 6.690.800
38 2 1380 3.000 4.140.000 920 500 460.000 15.824.000
39 4 1020 3.000 3.060.000 680 500 340.000 11.696.000
40 2 381 3.000 1.143.000 254 500 127.000 4.368.800
41 3 383 3.000 1.147.500 255 500 127.500 4.386.000
42 2 387 3.000 1.161.000 258 500 129.000 4.437.600
43 4 585 3.000 1.755.000 390 500 195.000 6.708.000
44 2 780 3.000 2.340.000 520 500 260.000 8.944.000
45 2 380 3.000 1.138.500 253 500 126.500 4.351.600
46 4 786 3.000 2.358.000 524 500 262.000 9.012.800
47 3 387 3.000 1.161.000 258 500 129.000 4.437.600
48 1 401 3.000 1.201.500 267 500 133.500 4.592.400
49 5 582 3.000 1.746.000 388 500 194.000 6.673.600

89
50 5 1407 3.000 4.221.000 938 500 469.000 16.133.600
51 2 1206 3.000 3.618.000 804 500 402.000 13.828.800
52 3 384 3.000 1.152.000 256 500 128.000 4.403.200
53 4 380 3.000 1.138.500 253 500 126.500 4.351.600
54 6 375 3.000 1.125.000 250 500 125.000 4.300.000
55 1 750 3.000 2.250.000 500 500 250.000 8.600.000
56 2 386 3.000 1.156.500 257 500 128.500 4.420.400
57 2 396 3.000 1.188.000 264 500 132.000 4.540.800
58 1 594 3.000 1.782.000 396 500 198.000 6.811.200
59 5 392 3.000 1.174.500 261 500 130.500 4.489.200
60 3 401 3.000 1.201.500 267 500 133.500 4.592.400
61 2 777 3.000 2.331.000 518 500 259.000 8.909.600
62 3 381 3.000 1.143.000 254 500 127.000 4.368.800
63 4,3 387 3.000 1.161.000 258 500 129.000 4.437.600
64 4 1.200 3.000 3.600.000 800 500 400.000 13.760.000
Jumlah 187,7 43.992 131.976.000 29.328 14.664.000 504.441.600
Rata-
2,93 677 2.030.400 451 225.600 7.760.640
rata
Rata-
196 589.179 131 65.464 2.251.971
rata/Ha

90
Lampiran 10. Biaya Pestisida Usahatani Kelapa Sawit di Daerah Peneltian Tahun 2021
No Luas Penggunaan Pestisida Harga (Rp/Liter) Biaya Herbisida (Rp) Total
Sampel Lahan (Liter/tahun) Biaya Herbisida
(Ha) Gramaxon Round Up Gramaxone Round Up Gramaxone Round Up (Rp/thn)
e
1 5 12 75.000 80.000 900.000 0 900.000
2 2 18 75.000 80.000 1.350.000 0 1.350.000
3 4 24 75.000 80.000 1.800.000 0 1.800.000
4 6 16 75.000 80.000 0 1.280.000 1.280.000
5 2,2 16 75.000 80.000 0 1.280.000 1.280.000
6 2 18 75.000 80.000 1.350.000 0 1.350.000
7 2 16 75.000 80.000 0 1.280.000 1.280.000
8 2 32 75.000 80.000 0 2.560.000 2.560.000
9 4 12 75.000 80.000 900.000 0 900.000
10 2 18 75.000 80.000 1.350.000 0 1.350.000
11 2 35 75000 80.000 2.625.000 0 2.625.000
12 2 64 75000 80.000 4.800.000 0 4.800.000
13 4 39 75000 80.000 2.925.000 0 2.925.000
14 2 64 75000 80.000 0 5.120.000 5.120.000
15 4 12 75.000 80.000 900.000 0 900.000
16 5 32 75.000 80.000 0 2.560.000 2.560.000
17 3 24 75.000 80.000 1.800.000 0 1.800.000
18 2,2 24 75.000 80.000 1.800.000 0 1.800.000
19 2 12 75.000 80.000 900.000 0 900.000
20 2 16 75.000 80.000 0 1.280.000 1.280.000
21 5 24 75.000 80.000 0 1.920.000 1.920.000
22 2 18 75.000 80.000 1.350.000 0 1.350.000
23 2 18 75.000 80.000 1.350.000 0 1.350.000
24 2 12 75.000 80.000 900.000 0 900.000
25 2 48 75000 80.000 3.600.000 0 3.600.000
26 3 42 75000 80.000 3.150.000 0 3.150.000
27 2 30 75000 80.000 2.250.000 0 2.250.000
28 2 32 75.000 80.000 0 2.560.000 2.560.000
29 4 18 75.000 80.000 1.350.000 0 1.350.000
30 3 12 75.000 80.000 900.000 0 900.000

91
31 2 32 75.000 80.000 0 2.560.0 2.560.000
00
32 4 12 75.000 80.000 900.000 0 900.000
33 4 12 75.000 80.000 900.000 0 900.000
34 3 24 75.000 80.000 1.800.000 0 1.800.000
35 2 24 75.000 80.000 0 1.920.0 1.920.000
00
36 4 24 75.000 80.000 1.800.000 0 1.800.000
37 2 18 75.000 80.000 1.350.000 0 1.350.000
38 2 49 75000 80.000 3.675.000 0 3.675.000
39 4 35 75000 80.000 2.625.000 0 2.625.000
40 2 16 75.000 80.000 0 1.280.0 1.280.000
00
41 3 12 75.000 80.000 900.000 0 900.000
42 2 12 75.000 80.000 900.000 0 900.000
43 4 18 75.000 80.000 1.350.000 0 1.350.000
44 2 24 75.000 80.000 1.800.000 0 1.800.000
45 2 12 75.000 80.000 900.000 0 900.000
46 4 24 75.000 80.000 1.800.000 0 1.800.000
47 3 12 75.000 80.000 900.000 0 900.000
48 1 12 75.000 80.000 900.000 0 900.000
49 5 24 75.000 80.000 0 1.920.0 1.920.000
00
50 5 49 75000 80.000 3.675.000 0 3.675.000
51 2 36 75000 80.000 2.700.000 0 2.700.000
52 3 12 75.000 80.000 900.000 0 900.000
53 4 12 75.000 80.000 900.000 0 900.000
54 6 12 75.000 80.000 900.000 0 900.000
55 1 32 75.000 80.000 0 2.560.0 2.560.000
00
56 2 12 75.000 80.000 900.000 0 900.000
57 2 12 75.000 80.000 900.000 0 900.000
58 1 24 75.000 80.000 0 1.920.0 1.920.000
00
59 5 12 75.000 80.000 900.000 0 900.000
60 3 12 75.000 80.000 900.000 0 900.000
61 2 24 75.000 80.000 1.800.000 0 1.800.000

92
62 3 12 75.000 80.000 900.000 0 900.000
63 4,3 16 75.000 80.000 0 1.280.000 1.280.000
64 4 48 75000 80.000 0 3.840.000 3.840.000
Jumlah 187,7 1071 464 80.325.00 37.120.00 117.445.000

Rata-rata 2,93 22,31 27,29 1.235.769 571.077 1.806.846


Rata-
rata/Ha 6,47 7,92 358.594 165.714 524.308

93
Lampiran 11. Biaya Tenaga Kerja Usahatani Kelapa Sawit di Daerah Penelitian Tahun 2021
Pemupukan

No
Biaya TKDK Biaya TKLK
Sampel Luas lahan Jumlah TKDK Jumlah TKLK Hari Kerja Upah (Rp) Upah Total
(Rp) (Rp)
(Rp)
1 5 2 0 4 150.000 600.000 600.000
2 2 2 0 8 150.000 1.200.000 1.200.000
3 4 2 0 8 150.000 1.200.000 1.200.000
4 6 2 0 4 150.000 600.000 600.000
5 2,2 2 0 4 150.000 600.000 600.000
6 2 2 0 4 150.000 600.000 600.000
7 2 1 0 4 150.000 600.000 600.000
8 2 2 0 6 150.000 900.000 900.000
9 4 2 0 4 150.000 600.000 600.000
10 2 2 0 4 150.000 600.000 600.000
11 2 2 0 10 150.000 1.500.000 1.500.000
12 2 0 4 10 150.000 1.500.000 1.500.000
13 4 2 0 11 150.000 1.650.000 1.650.000
14 2 0 2 14 150.000 2.100.000 2.100.000
15 4 1 0 4 150.000 600.000 600.000
16 5 2 0 6 150.000 900.000 900.000
17 3 2 0 7 150.000 1.050.000 1.050.000
18 2,2 2 0 6 150.000 900.000 900.000
19 2 2 0 4 150.000 600.000 600.000
20 2 1 0 6 150.000 900.000 900.000
21 4 1 0 8 150.000 1.200.000 1.200.000
22 2 1 0 5 150.000 750.000 750.000
23 2 2 0 4 150.000 600.000 600.000
24 2 2 0 4 150.000 600.000 600.000
25 2 2 0 10 150.000 1.500.000 1.500.000
26 3 3 0 11 150.000 1.650.000 1.650.000

94
27 2 2 0 8 150.000 1.200.000 1.200.000
28 2 2 0 6 150.000 900.000 900.000
29 4 2 0 5 150.000 750.000 750.000
30 3 2 0 4 150.000 600.000 600.000
31 2 2 0 7 150.000 1.050.000 1.050.000
32 4 0 2 4 150.000 600.000 600.000
33 4 2 0 4 150.000 600.000 600.000
34 3 2 0 6 150.000 900.000 900.000
35 2 1 0 6 150.000 900.000 900.000
36 4 2 0 8 150.000 1.200.000 1.200.000
37 2 2 0 4 150.000 600.000 600.000
38 2 0 4 8 150.000 1.200.000 1.200.000
39 4 3 0 6 150.000 900.000 900.000
40 2 2 0 4 150.000 600.000 600.000
41 3 2 0 4 150.000 600.000 600.000
42 2 1 0 4 150.000 600.000 600.000
43 4 1 0 4 150.000 600.000 600.000
44 2 2 0 6 150.000 900.000 900.000
45 2 1 0 4 150.000 600.000 600.000
46 4 2 0 8 150.000 1.200.000 1.200.000
47 3 2 0 4 150.000 600.000 600.000
48 1 2 0 4 150.000 600.000 600.000
49 5 2 0 4 150.000 600.000 600.000
50 5 0 4 8 150.000 1.200.000 1.200.000
51 2 2 0 8 150.000 1.200.000 1.200.000
52 3 2 0 4 150.000 600.000 600.000
53 4 2 0 4 150.000 600.000 600.000
54 6 1 0 4 150.000 600.000 600.000
55 1 2 0 4 150.000 600.000 600.000
56 2 2 0 4 150.000 600.000 600.000
57 2 2 0 4 150.000 600.000 600.000
58 1 2 0 4 150.000 600.000 600.000
59 5 2 0 4 150.000 600.000 600.000
60 3 2 0 4 150.000 600.000 600.000
61 2 2 0 8 150.000 1.200.000 1.200.000
62 3 2 0 4 150.000 600.000 600.000

95
63 4.3 2 0 4 150.000 600.000 600.000
64 4 2 0 8 150.000 1.200.000 1.200.000
Jumlah 187,7 110 20 376 9.750.000 48.600.000 7.800.000 56.400.000
Rata-rata 2,93 1,69 0 6 150.000 823.729 1.300.000 2.123.729
Rata-rata/Ha 239.028 377.232 616.261

96
Lanjutan Lampiran 11
Tenaga Kerja Penyemprotan
Luas lahan
No
Sampel Jumlah TKDK Jumlah TKLK Hari Kerja Upah Biaya TKDK Biaya TKLK Total Biaya
1 5 1 0 4 150.000 600.000 600.000
2 2 2 0 6 150.000 900.000 900.000
3 4 1 0 4 150.000 600.000 600.000
4 6 1 0 4 150.000 600.000 600.000
5 2,2 1 0 4 150.000 600.000 600.000
6 2 2 0 6 150.000 900.000 900.000
7 2 1 0 4 150.000 600.000 600.000
8 2 1 1 8 150.000 1.200.000 1.200.000 2.400.000
9 4 2 0 4 150.000 600.000 600.000
10 2 2 0 6 150.000 900.000 900.000
11 2 0 2 3 150.000 450.000 450.000
12 2 0 2 6 150.000 900.000 900.000
13 4 0 2 3 150.000 450.000 450.000
14 2 0 2 4 150.000 600.000 600.000
15 4 1 0 4 150.000 600.000 600.000
16 5 2 0 8 150.000 1.200.000 1.200.000
17 3 2 0 8 150.000 1.200.000 1.200.000
18 2,2 2 0 8 150.000 1.200.000 1.200.000
19 2 1 0 2 150.000 300.000 300.000
20 2 1 0 4 150.000 600.000 600.000
21 4 2 0 6 150.000 900.000 900.000
22 2 1 0 6 150.000 900.000 900.000
23 2 2 0 6 150.000 900.000 900.000
24 2 2 0 4 150.000 600.000 600.000
25 2 0 2 6 150.000 900.000 900.000
26 3 1 1 6 150.000 900.000 900.000 1.800.000
27 2 2 0 5 150.000 750.000 750.000

97
28 2 2 0 8 150.000 1.200.000 1.200.000
29 4 2 0 4 150.000 600.000 600.000
30 3 2 0 4 150.000 600.000 600.000
31 2 2 0 8 150.000 1.200.000 1.200.000
32 4 0 2 4 150.000 600.000 600.000 1.200.000
33 4 2 0 4 150.000 600.000 600.000
34 3 2 0 8 150.000 1.200.000 1.200.000
35 2 1 0 6 150.000 900.000 900.000
36 4 2 0 8 150.000 1.200.000 1.200.000
37 2 2 0 6 150.000 900.000 900.000
38 2 1 2 8 150.000 1.200.000 1.200.000 2.400.000
39 4 2 0 6 150.000 900.000 900.000
40 2 1 0 4 150.000 600.000 600.000
41 3 2 0 4 150.000 600.000 600.000
42 2 1 0 4 150.000 600.000 600.000
43 4 1 0 6 150.000 900.000 900.000
44 2 2 0 8 150.000 1.200.000 1.200.000
45 2 1 0 4 150.000 600.000 600.000
46 4 2 0 8 150.000 1.200.000 1.200.000
47 3 2 0 4 150.000 600.000 600.000
48 1 2 0 4 150.000 600.000 600.000
49 5 2 0 4 150.000 600.000 600.000
50 5 0 2 5 150.000 750.000 750.000
51 2 0 2 4 150.000 600.000 600.000
52 3 2 0 4 150.000 600.000 600.000
53 4 2 0 4 150.000 600.000 600.000
54 6 1 0 4 150.000 600.000 600.000
55 1 2 0 8 150.000 1.200.000 1.200.000
56 2 2 0 4 150.000 600.000 600.000
57 2 2 0 4 150.000 600.000 600.000
58 1 2 0 6 150.000 900.000 900.000
59 5 2 0 4 150.000 600.000 600.000
60 3 2 0 4 150.000 600.000 600.000
61 2 2 0 8 150.000 1.200.000 1.200.000
62 3 2 0 4 150.000 600.000 600.000
63 4,3 2 0 4 150.000 600.000 600.000

98
64 4 2 0 4 150.000 600.000 600.000
Jumlah 187,7 94 22 338 45.450.000 9.150.000 54.600.000
Rata-rata 2,93 1,45 0 5 797.368 777.273 1.574.641
Rata- 231.379 225.548 456.927
rata/Ha

Lanjutan Lampiran 9

No Jumlah Biaya Biaya


Luas lahan Jumlah TKLK Jumlah Pohon Upah Biaya TKLK
TKDK TKDK Total
Sampel

1 5 1 0 260 3000 780.000 780.000


2 2 2 0 385 3000 1.155.000 1.155.000
3 4 2 0 510 3000 1.530.000 1.530.000
4 6 2 0 258 3000 774.000 774.000
5 2,2 1 0 256 3000 768.000 768.000
6 2 2 0 400 3000 1.200.000 1.200.000
7 2 1 0 262 3000 786.000 786.000
8 2 0 2 518 3000 1.554.000 1.554.000
9 4 2 0 265 3000 795.000 795.000
10 2 2 0 380 3000 1.140.000 1.140.000
11 2 0 2 670 3000 2.010.000 2.010.000
12 2 0 2 1072 3000 3.216.000 3.216.000
13 4 0 2 804 3000 2.412.000 2.412.000
14 2 0 2 1068 3000 3.204.000 3.204.000
15 4 2 0 260 3000 780.000 780.000
16 5 2 0 520 3000 1.560.000 1.560.000

99
17 3 2 0 500 3000 1.500.000 1.500.000
18 2,2 2 0 523 3000 1.569.000 1.569.000
19 2 2 0 260 3000 780.000 780.000
20 2 2 0 262 3000 786.000 786.000
21 4 2 0 390 3000 1.170.000 1.170.000
22 2 2 0 390 3000 1.170.000 1.170.000
23 2 2 0 390 3000 1.170.000 1.170.000
24 2 2 0 260 3000 780.000 780.000
25 2 0 2 790 3000 2.370.000 2.370.000
26 3 0 2 804 3000 2.412.000 2.412.000
27 2 2 0 670 3000 2.010.000 2.010.000
28 2 3 0 500 3000 1.500.000 1.500.000
29 4 2 0 400 3000 1.200.000 1.200.000
30 3 2 0 256 3000 768.000 768.000
31 2 2 0 530 3000 1.590.000 1.590.000
32 4 0 2 260 3000 780.000 780.000
33 4 2 0 260 3000 780.000 780.000
34 3 2 0 520 3000 1.560.000 1.560.000
35 2 1 0 380 3000 1.140.000 1.140.000
36 4 2 0 525 3000 1.575.000 1.575.000
37 2 2 0 389 3000 1.167.000 1.167.000
38 2 0 3 920 3000 2.760.000 2.760.000
39 4 2 0 680 3000 2.040.000 2.040.000
40 2 1 0 254 3000 762.000 762.000
41 3 2 0 255 3000 765.000 765.000
42 2 2 0 258 3000 774.000 774.000
43 4 2 0 390 3000 1.170.000 1.170.000
44 2 2 0 520 3000 1.560.000 1.560.000
45 2 1 0 253 3000 759.000 759.000
46 4 2 0 524 3000 1.572.000 1.572.000
47 3 2 0 258 3000 774.000 774.000

100
48 1 2 0 267 3000 801.000 801.000
49 5 2 0 388 3000 1.164.000 1.164.000
50 5 0 2 938 3000 2.814.000 2.814.000
51 2 0 2 804 3000 2.412.000 2.412.000
52 3 2 0 256 3000 768.000 768.000
53 4 2 0 253 3000 759.000 759.000
54 6 1 0 250 3000 750.000 750.000
55 1 2 0 500 3000 1.500.000 1.500.000
56 2 2 0 257 3000 771.000 771.000
57 2 2 0 264 3000 792.000 792.000
58 1 2 0 396 3000 1.188.000 1.188.000
59 5 1 0 261 3000 783.000 783.000
60 3 1 0 267 3000 801.000 801.000
61 2 2 0 518 3000 1.554.000 1.554.000
62 3 1 0 254 3000 762.000 762.000
63 4,3 1 0 258 3000 774.000 774.000
64 4 2 0 800 3000 2.400.000 2.400.000
Jumlah 187,7 96 25 59.226.000 28.758.000 87.984.000
Rata-rata 2,93 1,4 0 1.117.472 2.396.500 3.513.972
8
Rata-rata/Ha 324.266 695.413 1.019.679

101
Lanjutan Lampiran 9.
Tenaga Kerja Pemanenan
Luas Total Biaya
No lahan Jumlah Jumla Produksi Biaya TKDK Biaya TKLK Total Biaya Tenaga
Sampel (Ha) TKDK h (Kg) (Rp) (Rp) (Rp) Kerja (Rp)
TKLK Upah
(Rp)
1 5 2 0 32.000 200 6.400.000 6.400.000 8.380.000
2 2 2 0 49.000 200 9.800.000 9.800.000 13.055.000
3 4 2 0 62.000 200 12.400.000 12.400.000 15.730.000
4 6 2 0 31.000 200 6.200.000 6.200.000 8.174.000
5 2,2 1 0 28.000 200 5.600.000 5.600.000 7.568.000
6 2 2 0 45.000 200 9.000.000 9.000.000 11.700.000
7 2 1 0 32.000 200 6.400.000 6.400.000 8.386.000
8 2 0 2 60.000 200 12.000.000 12.000.000 16.854.000
9 4 2 0 28.000 200 5.600.000 5.600.000 7.595.000
10 2 2 0 48.000 200 9.600.000 9.600.000 12.240.000
11 2 0 2 81.000 200 16.200.000 16.200.000 20.160.000
12 2 0 5 130.000 200 26.000.000 26.000.000 31.616.000
13 4 0 4 97.200 200 19.440.000 19.440.000 23.952.000
14 2 0 4 135.000 200 27.000.000 27.000.000 32.904.000
15 4 2 0 29.000 200 5.800.000 5.800.000 7.780.000
16 5 2 0 65.000 200 13.000.000 13.000.000 16.660.000
17 3 2 0 64.000 200 12.800.000 12.800.000 16.550.000
18 2,2 2 0 64.000 200 12.800.000 12.800.000 16.469.000
19 2 2 0 29.000 200 5.800.000 5.800.000 7.480.000
20 2 2 0 32.000 200 6.400.000 6.400.000 8.686.000
21 4 2 0 44.000 200 8.800.000 8.800.000 12.070.000
22 2 2 0 46.000 200 9.200.000 9.200.000 12.020.000
23 2 2 0 43.000 200 8.600.000 8.600.000 11.270.000
24 2 2 0 29.000 200 5.800.000 5.800.000 7.780.000
25 2 0 2 98.000 200 19.600.000 19.600.000 24.370.000
26 3 0 2 95.000 200 19.000.000 19.000.000 24.862.000
27 2 2 0 81.000 200 16.200.000 16.200.000 20.160.000
28 2 3 0 63.000 200 12.600.000 12.600.000 16.200.000

102
29 4 2 0 45.000 200 9.000.000 9.000.000 11.550.000
30 3 2 0 34.000 200 6.800.000 6.800.000 8.768.000
31 2 2 0 58.000 200 11.600.000 11.600.000 15.440.000
32 4 2 0 29.000 200 5.800.000 5.800.000 8.380.000
33 4 2 0 30.000 200 6.000.000 6.000.000 7.980.000
34 3 2 0 65.000 200 13.000.000 13.000.000 16.660.000
35 2 1 0 44.000 200 8.800.000 8.800.000 11.740.000
36 4 3 0 64.000 200 12.800.000 12.800.000 16.775.000
37 2 2 0 43.000 200 8.600.000 8.600.000 11.267.000
38 2 0 4 110.000 200 22.000.000 22.000.000 28.360.000
39 4 0 3 85.000 200 17.000.000 17.000.000 20.840.000
40 2 1 0 34.000 200 6.800.000 6.800.000 8.762.000
41 3 2 0 30.000 200 6.000.000 6.000.000 7.965.000
42 2 2 0 29.000 200 5.800.000 5.800.000 7.774.000
43 4 2 0 42.000 200 8.400.000 8.400.000 11.070.000
44 2 2 0 59.000 200 11.800.000 11.800.000 15.460.000
45 2 1 0 36.000 200 7.200.000 7.200.000 9.159.000
46 4 3 0 65.000 200 13.000.000 13.000.000 16.972.000
47 3 2 0 32.000 200 6.400.000 6.400.000 8.374.000
48 1 2 0 30.000 200 6.000.000 6.000.000 8.001.000
49 5 2 0 47.000 200 9.400.000 9.400.000 11.764.000
50 5 0 5 112.000 200 22.400.000 22.400.000 27.164.000
51 2 0 4 100.000 200 20.000.000 20.000.000 24.212.000
52 3 2 0 31.000 200 6.200.000 6.200.000 8.168.000
53 4 2 0 29.000 200 5.800.000 5.800.000 7.759.000
54 6 2 0 32.000 200 6.400.000 6.400.000 8.350.000
55 1 2 0 58.000 200 11.600.000 11.600.000 14.900.000
56 2 2 0 28.000 200 5.600.000 5.600.000 7.571.000
57 2 2 0 31.000 200 6.200.000 6.200.000 8.192.000
58 1 2 0 46.000 200 9.200.000 9.200.000 11.888.000
59 5 2 0 32.000 200 6.400.000 6.400.000 8.383.000
60 3 2 0 30.000 200 6.000.000 6.000.000 8.001.000
61 2 2 0 60.000 200 12.000.000 12.000.000 15.954.000
62 3 2 0 32.000 200 6.400.000 6.400.000 8.362.000
63 4,3 2 0 31.000 200 6.200.000 6.200.000 8.174.000

103
64 4 0 4 96.000 200 19.200.000 19.200.000 23.400.000
Jumlah 187,7 102 45 3514200 440.000.000 262.840.000 702.840.000 901.824.000
Rata-rata 2,93 1,5 1 54.065 8.461.538 20.218.462 28.680.000 35.892.342
7
Ratarata/ 15.688 2.455.357 5.866.964 8.322.321 10.415.188
Ha

Lampiran 10. Penerimaan Usahatani Kelapa Sawit di Daerah Penelitian Tahun 2020

Harga
No Luas Total
Produksi Rata-
Sampel Lahan Penerimaan
rata
1 5,00 32.000,00 918,28 29.384.960,00
2 2,00 49.000,00 918,28 44.995.720,00
3 4,00 62.000,00 918,28 56.933.360,00
4 6,00 31.000,00 918,28 28.466.680,00
5 2,20 28.000,00 918,28 25.711.840,00
6 2,00 45.000,00 918,28 41.322.600,00
7 2,00 32.000,00 918,28 29.384.960,00
8 2,00 60.000,00 918,28 55.096.800,00
9 4,00 28.000,00 918,28 25.711.840,00
10 2,00 48.000,00 918,28 44.077.440,00
11 2,00 81.000,00 918,28 74.380.680,00
12 2,00 130.000,00 918,28 119.376.400,00
13 4,00 97.200,00 918,28 89.256.816,00
14 2,00 135.000,00 918,28 123.967.800,00
15 4,00 29.000,00 918,28 26.630.120,00
16 5,00 65.000,00 918,28 59.688.200,00
17 3,00 64.000,00 918,28 58.769.920,00

104
18 2,20 64.000,00 918,28 58.769.920,00
19 2,00 29.000,00 918,28 26.630.120,00
20 2,00 32.000,00 918,28 29.384.960,00
21 4,00 44.000,00 918,28 40.404.320,00
22 2,00 46.000,00 918,28 42.240.880,00
23 2,00 43.000,00 918,28 39.486.040,00
24 2,00 29.000,00 918,28 26.630.120,00
25 2,00 98.000,00 918,28 89.991.440,00
26 3,00 95.000,00 918,28 87.236.600,00
27 2,00 81.000,00 918,28 74.380.680,00
28 2,00 63.000,00 918,28 57.851.640,00
29 4,00 45.000,00 918,28 41.322.600,00
30 3,00 34.000,00 918,28 31.221.520,00
31 2,00 58.000,00 918,28 53.260.240,00
32 4,00 29.000,00 918,28 26.630.120,00
33 4,00 30.000,00 918,28 27.548.400,00
34 3,00 65.000,00 918,28 59.688.200,00
35 2,00 44.000,00 918,28 40.404.320,00
36 4,00 64.000,00 918,28 58.769.920,00
37 2,00 43.000,00 918,28 39.486.040,00
38 2,00 110.000,00 918,28 101.010.800,00
39 4,00 85.000,00 918,28 78.053.800,00
40 2,00 34.000,00 918,28 31.221.520,00
41 3,00 30.000,00 918,28 27.548.400,00
42 2,00 29.000,00 918,28 26.630.120,00
43 4,00 42.000,00 918,28 38.567.760,00
44 2,00 59.000,00 918,28 54.178.520,00

105
45 2,00 36.000,00 918,28 33.058.080,00
46 4,00 65.000,00 918,28 59.688.200,00
47 3,00 32.000,00 918,28 29.384.960,00
48 1,00 30.000,00 918,28 27.548.400,00
49 5,00 47.000,00 918,28 43.159.160,00
50 5,00 112.000,00 918,28 102.847.360,00
51 2,00 100.000,00 918,28 91.828.000,00
52 3,00 31.000,00 918,28 28.466.680,00
53 4,00 29.000,00 918,28 26.630.120,00
54 6,00 32.000,00 918,28 29.384.960,00
55 1,00 58.000,00 918,28 53.260.240,00
56 2,00 28.000,00 918,28 25.711.840,00
57 2,00 31.000,00 918,28 28.466.680,00
58 1,00 46.000,00 918,28 42.240.880,00
59 5,00 32.000,00 918,28 29.384.960,00
60 3,00 30.000,00 918,28 27.548.400,00
61 2,00 60.000,00 918,28 55.096.800,00
62 3,00 32.000,00 918,28 29.384.960,00
63 4,30 31.000,00 918,28 28.466.680,00
64 4,00 96.000,00 918,28 88.154.880,00
65 187,70 115.000,00 918,28 105.602.200,00
Jumlah 375,40 3.514.200,00 59.688,20 3.227.019.576,00
Rata-
2,93 54.064,62 918,28 49.646.455,02
rata
Rata-
9.361,21 8.596.216,24
rata/Ha

106
Lampiran 11. Total Biaya , Penerimaan, Pendapatan, dan R/C Usahatani Kelapa Sawit di Kecamatan kumpeh
Kabupaten muaro jambi Tahun 2021

Luas Penyusutan Total


No Pupuk Obat tenaga kerja Total Biaya Penerimaan
Lahan (Rp) pendapatan
Sampel
(Ha)
1 5,00 367.125,00 4.472.000,00 900.000,00 8.380.000,00 14.119.125,00 29.384.960,00 15.265.835,00
2 2,00 289.978,00 6.622.000,00 1.350.000,00 13.055.000,00 21.316.978,00 44.995.720,00 23.678.742,00
3 4,00 843.825,00 8.772.000,00 1.800.000,00 15.730.000,00 27.145.825,00 56.933.360,00 29.787.535,00
4 6,00 350.294,00 4.437.600,00 1.280.000,00 8.174.000,00 14.241.894,00 28.466.680,00 14.224.786,00
5 2,20 292.825,00 4.403.200,00 1.280.000,00 7.568.000,00 13.544.025,00 25.711.840,00 12.167.815,00
6 2,00 309.125,00 6.880.000,00 1.350.000,00 11.700.000,00 20.239.125,00 41.322.600,00 21.083.475,00
7 2,00 347.200,00 4.506.400,00 1.280.000,00 8.386.000,00 14.519.600,00 29.384.960,00 14.865.360,00
8 2,00 519.289,00 8.909.600,00 2.560.000,00 16.854.000,00 28.842.889,00 55.096.800,00 26.253.911,00
9 4,00 320.466,00 4.558.000,00 900.000,00 7.595.000,00 13.373.466,00 25.711.840,00 12.338.374,00
10 2,00 351.375,00 6.536.000,00 1.350.000,00 12.240.000,00 20.477.375,00 44.077.440,00 23.600.065,00
11 2,00 774.400,00 11.524.000,00 2.625.000,00 20.160.000,00 35.083.400,00 74.380.680,00 39.297.280,00
12 2,00 895.088,00 18.438.400,00 4.800.000,00 31.616.000,00 55.749.488,00 119.376.400,00 63.626.912,00
13 4,00 787.800,00 13.828.800,00 2.925.000,00 23.952.000,00 41.493.600,00 89.256.816,00 47.763.216,00
14 2,00 1.185.434,00 18.369.600,00 5.120.000,00 32.904.000,00 57.579.034,00 123.967.800,00 66.388.766,00
15 4,00 339.200,00 4.472.000,00 900.000,00 7.780.000,00 13.491.200,00 26.630.120,00 13.138.920,00
16 5,00 321.600,00 8.944.000,00 2.560.000,00 16.660.000,00 28.485.600,00 59.688.200,00 31.202.600,00
17 3,00 483.550,00 8.600.000,00 1.800.000,00 16.550.000,00 27.433.550,00 58.769.920,00 31.336.370,00
18 2,20 556.256,00 8.995.600,00 1.800.000,00 16.469.000,00 27.820.856,00 58.769.920,00 30.949.064,00
19 2,00 677.867,00 4.472.000,00 900.000,00 7.480.000,00 13.529.867,00 26.630.120,00 13.100.253,00
20 2,00 299.200,00 4.506.400,00 1.280.000,00 8.686.000,00 14.771.600,00 29.384.960,00 14.613.360,00
21 4,00 443.700,00 6.708.000,00 1.920.000,00 12.070.000,00 21.141.700,00 40.404.320,00 19.262.620,00

107
22 2,00 492.456,00 6.708.000,00 1.350.000,00 12.020.000,00 20.570.456,00 42.240.880,00 21.670.424,00
23 2,00 322.425,00 6.708.000,00 1.350.000,00 11.270.000,00 19.650.425,00 39.486.040,00 19.835.615,00
24 2,00 299.325,00 4.472.000,00 900.000,00 7.780.000,00 13.451.325,00 26.630.120,00 13.178.795,00
25 2,00 843.525,00 13.588.000,00 3.600.000,00 24.370.000,00 42.401.525,00 89.991.440,00 47.589.915,00
26 3,00 728.025,00 13.828.800,00 3.150.000,00 24.862.000,00 42.568.825,00 87.236.600,00 44.667.775,00
27 2,00 835.942,00 11.524.000,00 2.250.000,00 20.160.000,00 34.769.942,00 74.380.680,00 39.610.738,00
28 2,00 500.600,00 8.600.000,00 2.560.000,00 16.200.000,00 27.860.600,00 57.851.640,00 29.991.040,00
29 4,00 712.188,00 6.880.000,00 1.350.000,00 11.550.000,00 20.492.188,00 41.322.600,00 20.830.412,00
30 3,00 312.978,00 4.403.200,00 900.000,00 8.768.000,00 14.384.178,00 31.221.520,00 16.837.342,00
31 2,00 455.463,00 9.116.000,00 2.560.000,00 15.440.000,00 27.571.463,00 53.260.240,00 25.688.777,00
32 4,00 369.200,00 4.472.000,00 900.000,00 8.380.000,00 14.121.200,00 26.630.120,00 12.508.920,00
33 4,00 271.514,00 4.472.000,00 900.000,00 7.980.000,00 13.623.514,00 27.548.400,00 13.924.886,00
34 3,00 284.156,00 8.944.000,00 1.800.000,00 16.660.000,00 27.688.156,00 59.688.200,00 32.000.044,00
35 2,00 344.025,00 6.536.000,00 1.920.000,00 11.740.000,00 20.540.025,00 40.404.320,00 19.864.295,00
36 4,00 297.689,00 9.030.000,00 1.800.000,00 16.775.000,00 27.902.689,00 58.769.920,00 30.867.231,00
37 2,00 343.867,00 6.690.800,00 1.350.000,00 11.267.000,00 19.651.667,00 39.486.040,00 19.834.373,00
38 2,00 787.053,00 15.824.000,00 3.675.000,00 28.360.000,00 48.646.053,00 101.010.800,00 52.364.747,00
39 4,00 813.750,00 11.696.000,00 2.625.000,00 20.840.000,00 35.974.750,00 78.053.800,00 42.079.050,00
40 2,00 331.375,00 4.368.800,00 1.280.000,00 8.762.000,00 14.742.175,00 31.221.520,00 16.479.345,00
41 3,00 362.825,00 4.386.000,00 900.000,00 7.965.000,00 13.613.825,00 27.548.400,00 13.934.575,00
42 2,00 289.564,00 4.437.600,00 900.000,00 7.774.000,00 13.401.164,00 26.630.120,00 13.228.956,00
43 4,00 443.250,00 6.708.000,00 1.350.000,00 11.070.000,00 19.571.250,00 38.567.760,00 18.996.510,00
44 2,00 841.650,00 8.944.000,00 1.800.000,00 15.460.000,00 27.045.650,00 54.178.520,00 27.132.870,00
45 2,00 269.075,00 4.351.600,00 900.000,00 9.159.000,00 14.679.675,00 33.058.080,00 18.378.405,00
46 4,00 487.206,00 9.012.800,00 1.800.000,00 16.972.000,00 28.272.006,00 59.688.200,00 31.416.194,00
47 3,00 273.750,00 4.437.600,00 900.000,00 8.374.000,00 13.985.350,00 29.384.960,00 15.399.610,00
48 1,00 280.603,00 4.592.400,00 900.000,00 8.001.000,00 13.774.003,00 27.548.400,00 13.774.397,00

108
49 5,00 678.400,00 6.673.600,00 1.920.000,00 11.764.000,00 21.036.000,00 43.159.160,00 22.123.160,00
50 5,00 896.678,00 16.133.600,00 3.675.000,00 27.164.000,00 47.869.278,00 102.847.360,00 54.978.082,00
51 2,00 728.675,00 13.828.800,00 2.700.000,00 24.212.000,00 41.469.475,00 91.828.000,00 50.358.525,00
52 3,00 301.464,00 4.403.200,00 900.000,00 8.168.000,00 13.772.664,00 28.466.680,00 14.694.016,00
53 4,00 332.772,00 4.351.600,00 900.000,00 7.759.000,00 13.343.372,00 26.630.120,00 13.286.748,00
54 6,00 326.978,00 4.300.000,00 900.000,00 8.350.000,00 13.876.978,00 29.384.960,00 15.507.982,00
55 1,00 493.650,00 8.600.000,00 2.560.000,00 14.900.000,00 26.553.650,00 53.260.240,00 26.706.590,00
56 2,00 310.056,00 4.420.400,00 900.000,00 7.571.000,00 13.201.456,00 25.711.840,00 12.510.384,00
57 2,00 324.117,00 4.540.800,00 900.000,00 8.192.000,00 13.956.917,00 28.466.680,00 14.509.763,00
58 1,00 357.603,00 6.811.200,00 1.920.000,00 11.888.000,00 20.976.803,00 42.240.880,00 21.264.077,00
59 5,00 361.903,00 4.489.200,00 900.000,00 8.383.000,00 14.134.103,00 29.384.960,00 15.250.857,00
60 3,00 322.019,00 4.592.400,00 900.000,00 8.001.000,00 13.815.419,00 27.548.400,00 13.732.981,00
61 2,00 512.800,00 8.909.600,00 1.800.000,00 15.954.000,00 27.176.400,00 55.096.800,00 27.920.400,00
62 3,00 322.016,00 4.368.800,00 900.000,00 8.362.000,00 13.952.816,00 29.384.960,00 15.432.144,00
63 4,30 377.241,00 4.437.600,00 1.280.000,00 8.174.000,00 14.268.841,00 28.466.680,00 14.197.839,00
64 4,00 818.300,00 13.760.000,00 3.840.000,00 23.400.000,00 41.818.300,00 88.154.880,00 46.336.580,00
Jumlah 187,70 30.813.748,00 488.308.000,00 113.245.000,00 874.210.000,00 1.506.576.748,00 3.121.417.376,00 1.614.840.628,00
Rata-
2,93 481.464,81 7.629.812,50 1.769.453,13 13.659.531,25 23.540.261,69 48.772.146,50 25.231.884,81
rata
Rata-
140.967,00 2.251.971,00 524.308,00 10.415.188,00 13.332.434,00 26.152.551,00 12.820.117,00
rata/Ha

109
110

Anda mungkin juga menyukai