Anda di halaman 1dari 47

STRATEGI PROMOSI DINAS PARIWISATA

KABUPATEN PANGANDARAN DI MASA


PANDEMI COVID-19 TERHADAP MINAT
KUNJUNGAN WISATAWAN PADA
MASYARAKAT KOTA BANDUNG
Diajukan untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semester mata kuliah Metode
Penelitian Komunikasi (kuantitatif)

Pada Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Humas

Dosen Pengampu : Dr. Melly Maulin Purawingwulan, S.Sos, M.Si

Oleh :

Faizal Rafsanzani

41818269

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................4

1.1 Latar Belakang Masalah............................................................................4

1.2 Identifikasi Masalah..................................................................................6

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian..................................................................7

1.4 Kegunaan Penelitian..................................................................................8

1.4.1 Kegunaan Teoritis..............................................................................8

1.4.2 Kegunaan Praktis...............................................................................8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS


................................................................................................................................10

2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu................................................................10

2.2 Tinjauan Tentang Ilmu Komunikasi........................................................12

2.2.1 Definisi Ilmu Komunikasi................................................................12

2.2.2 Unsur Unsur dalam Proses Komunikasi..........................................12

2.3 Tinjauan Tentang Komunikasi Massa.....................................................14

2.4 Tinjauan Tentang Strategi Promosi.........................................................17

2.4.1 Strategi Promosi...............................................................................17

2.4.2 Kaitan Pariwisata dan Strategi Promosi...........................................24

2.5 Tinjauan Tentang Minat Berkunjung Wisatawan...................................24

2.6 Kerangka Pemikiran................................................................................26

2.7 Hipotesis..................................................................................................30

2.7.1 Hipotesis Induk................................................................................30


2.7.2 Sub Hipotesis...................................................................................30

BAB III METODE PENELITIAN........................................................................33

3.1 Desain Penelitian.....................................................................................33

3.2 Populasi Dan Sampel...............................................................................33

3.2.1 Populasi............................................................................................33

3.1.1 Sampel..............................................................................................34

3.3 Teknik Pengumpulan Data......................................................................36

3.3.1 Studi Pustaka....................................................................................36

3.3.2 Studi Lapangan................................................................................36

3.4 Oprasionalisasi Variabel..........................................................................38

3.5 Teknik Analisa Data................................................................................40

3.5.2 Uji Reliabilitas.................................................................................41

3.5.3 Uji Statistik Penelitian.....................................................................42

3.6 Lokasi dan Waktu Penelitian...................................................................43

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................44

CONTOH ANGKET..............................................................................................47
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Komunikasi merupakan salah satu aspek penting dalam pemasaran sektor
pariwisata suatu daerah. Menurut Soemanagara (2008:2), pentingnya pemahaman
tentang komunikasi ini ditujukan agar informasi yang disampaikan dapat
memberikan dampak yang diinginkan dan mencapai sebuah kesamaan kehendak.
Aplikasi komunikasi dalam pemasaran disebut komunikasi pemasaran.
Soemanagara (2008:63) menyebutkan, komunikasi pemasaran bertujuan untuk
mencapai tiga tahap perubahan yang ditujukan kepada konsumen, antara lain
perubahan knowledge (pengetahuan), perubahan sikap, dan perubahan perilaku.

Jawa Barat merupakan salah satu provinsi dengan potensi pariwisata yang
besar. Pentingnya aspek promosi wisata disadari betul oleh pemerintah provinsi
Jawa Barat. Hal tersebut terwujud melalui pembentukan Badan Promosi
Pariwisata Jawa Barat yang telah menggelar serangkaian promosi dan expo
dengan menghadirkan peserta para pelaku pariwisata dari dalam dan luar negeri
(www.bapedajabar.go.id/index.php/subMenu/informasi/berita/detailberita/79).

Upaya dari pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam mengembangan sektor


pariwisata tersebut memang beralasan. Pariwisata memiliki potensi besar untuk
menjadi salah satu pilar dalam membangun perekonomian nasional. Seperti yang
dikemukakan Lubis dan Osman (2014), pariwisata mampu menghasilkan
pertumbuhan ekonomi di Indonesia dan negara-negara di Asia Tenggara serta di
Asia pada umumnya. Sektor pariwisata dapat menciptakan peluang usaha,
membuka lapangan pekerjaan, memperbaiki tingkat pendapatan, dan mendorong
pemerataan pendapatan penduduk serta dapat meningktan pendapatan negara dari
sektor pajak.
Sektor pariwisata dapat menstimulus berbagai sektor produksi, serta
memberikan kontribusi secara langsung bagi kemajuan-kemajuan dalam
usahausaha pembuatan dan perbaikan pelabuhan, jalan raya, pengangkutan, serta
mendorong pelaksanaan program kebersihan dan kesehatan, proyek sarana
budaya, pelestarian lingkungan hidup dan sebagainya yang dapat memberikan
keuntungan dan kesenangan baik kepada masyarakat setempat maupun wisatawan
dari luar (Subagyo, 2012). Sejalan dengan pendapat Pendit, Djayawangi (2013)
menyampaikan kontribusi yang disumbangkan sektor pariwisata di Jawa Barat
dapat dilihat dari nilai kontribusi positif berupa keuntungan-keuntungan baik bagi
pemerintah, pelaku pariwisata maupun masyarakat Perkembangan pariwisata yang
cukup pesat di Indonesia umumnya serta di Provonsi Jawa Barat khususnya telah
membawa banyak perubahan terutama dalam konsep dan tujuan berwisata.
Wisatawan tidak lagi hanya cukup menikmati keindahaan alam tempat wisata
dengan segala fasilitas wisatanya. Sekarang ini banyak wisatawan yang juga ingin
menikmati keleluasaan berwisata dengan cara berinteraksi langsung dengan
lingkungan dan masyarakat lokal. Perubahan inilah yang mendorong muculnya
konsep pariwisata pedesaan yang ditandai dengan munculnya desa-desa wisata di
berbagai provinsi di Indonesia (Suyanti, 2013).

Untuk mengembangkan sebuah pariwisata di sebuah wilayah tertentu


harus dikelola oleh sebuah instansi pemerintah yang khusus menangani tentang
pariwisata khusunya ditengah pandemic Covid-19 seperti sekarang ini. Perlu
Adanya Dinas Pariwisata Kabupaten Pangandaran yang melakukan kegiatan-
kegiatan prioritasnya untuk kepentingan pariwisata yang tugas pokoknya adalah
memperbaiki, mengembangkan, dan meningkatkan jumlah pengunjung di massa
pandemic Covid-19 ini di bidang pariwisata di Kabupaten Pangandaran. Karena
dalam hal ini Masyarakat Kota Bandung merupakan salah satu wisatawan yang
banyak dan cukup sering berkunjung ke Pangandaran, oleh karena itu peneliti
ingin melihat bagaimana promosi yang dilakukan oleh Dinas Kabupaten
Pangandaran kepada Masyarakat Kota Bandung membuat minat kunjungan ke
Pangandaran atau tidak di tengah Pandemi Covid-19 ini.
Menurut Andrianus (2020) Kabupaten Pangandaran sendiri memiliki
berbagai wisata menarik yang didominasi wisata alam, seperti Pantai Barat dan
Timur Pangandaran, Green Canyon, Pantai Batukaras, Pantai Batuhiu, Cagar
Alam Pananjung, Kampung Turis, dan saat ini sedang dalam penyelesaian
PIAMARI sebagai aquarium terbesar di Indonesia.

Oleh karena itu dengan adanya Peran Dinas Pariwisata Kabupaten


Pangandaran yang sepatutnya memiliki kapasitas untuk mempromosikan Wisata
Alam harus memiliki serangkaian perencanaan yang matang apalagi di masa
pandemic covid-19 seperti sekarang. Dibutuhkannya sebuah strategi dalam hal ini,
strategi yang direncanakan nantinya akan dilaksanakan sesuai dengan program -
program pemerintah.

Dari uraian diatas peneliti ingin mengetahui “Sejauhmana Strategi


Promosi Dinas Pariwisata Kabupaten Pangandaran Pada Masa Pandemi
Covid-19 Terhadap Minat Kunjungan Wisatawan Pada Masyarakat Kota
Bandung”.

1.2 Identifikasi Masalah


Berdasarkan uraian di atas, agar rumusan masalah menjadi lebih fokus dan
agar penelitian lebih terarah dan sesuai harapan maka peneliti merumuskan
identifikasi masalah, yaitu sebagai berikut :

1. Sejauhmana Tindakan Dinas Pariwisata Kabupaten Pangandaran Pada


Masa Pandemi Covid-19 Terhadap Minat Kunjungan Wisatawan Pada
Masyarakat Kota Bandung?
2. Sejauhmana Peran Dinas Pariwisata Kabupaten Pangandaran Pada
Masa Pandemi Covid-19 Terhadap Minat Kunjungan Wisatawan Pada
Masyarakat Kota Bandung?
3. Sejauhmana Pola Dinas Pariwisata Kabupaten Pangandaran Pada
Masa Pandemi Covid-19 Terhadap Minat Kunjungan Wisatawan Pada
Masyarakat Kota Bandung?
4. Sejauhmana Strategi Promosi Dinas Pariwisata Kabupaten
Pangandaran Pada Masa Pandemi Covid-19 Terhadap Sikap
Wisatawan Pada Masyarakat Kota Bandung?
5. Sejauhmana Strategi Promosi Dinas Pariwisata Kabupaten
Pangandaran Pada Masa Pandemi Covid-19 Terhadap Hasrat
Wisatawan Pada Masyarakat Kota Bandung?
6. Sejauhmana Strategi Promosi Dinas Pariwisata Kabupaten
Pangandaran Pada Masa Pandemi Covid-19 Terhadap Keputusan
Wisatawan Pada Masyarakat Kota Bandung?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian


1.3.1 Maksud Penelitian
Maksud dari penelitian ini ialah untuk mengetahui dan menjelaskan
Fenomena yang terjadi dengan menggunakan metode dan teknik yang
tepat tentang Strategi Promosi Dinas Pariwisata Kabupaten Pangandaran di
Masa Pandemi Covid-19 Terhadap Minat Kunjungan Wisatawan Pada
Masyarakat Kota Bandung.
1.3.2 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang peniliti rumuskan pada penilitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui Tindakan Dinas Pariwisata Kabupaten
Pangandaran Pada Masa Pandemi Covid-19 Terhadap Minat
Kunjungan Wisatawan Pada Masyarakat Kota Bandung.
2. Untuk mengetahui Peran Dinas Pariwisata Kabupaten
Pangandaran Pada Masa Pandemi Covid-19 Terhadap Minat
Kunjungan Wisatawan Pada Masyarakat Kota Bandung.
3. Untuk mengetahui Pola Dinas Pariwisata Kabupaten Pangandaran
Pada Masa Pandemi Covid-19 Terhadap Minat Kunjungan
Wisatawan Pada Masyarakat Kota Bandung.
4. Untuk mengetahui Strategi Promosi Dinas Pariwisata Kabupaten
Pangandaran Pada Masa Pandemi Covid-19 Terhadap Sikap
Wisatawan Pada Masyarakat Kota Bandung.
5. Untuk mengetahui Strategi Promosi Dinas Pariwisata Kabupaten
Pangandaran Pada Masa Pandemi Covid-19 Terhadap Hasrat
Wisatawan Pada Masyarakat Kota Bandung.
6. Untuk mengetahui Strategi Promosi Dinas Pariwisata Kabupaten
Pangandaran Pada Masa Pandemi Covid-19 Terhadap Keputusan
Wisatawan Pada Masyarakat Kota Bandung.

1.4 Kegunaan Penelitian


Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan secara teoritis
maupun praktis. Mengenai penjelasannya akan dijabarkan seperti tertera di
bawah ini, antara lain :

1.4.1 Kegunaan Teoritis


Memperkaya wawasan mengenai fenomena promosi yang dilakukan
oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Pangandaran di masa Pandemi Covid-19
yang dalam hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai tolak ukur
mengenai pengaruh strategi promosi terhadap minat kunjungan wisatawan
pada Masyarakat Kota Bandung.

1.4.2 Kegunaan Praktis

1.4.2.1 Kegunaan Untuk Dinas Pariwisata Kabupaten Pangandaran


a. Dapat dijadikan bahan acuan sebagai pengambilan
kebijakan dalam strategi kegiatan untuk kepentingan
pariwisata .
b. Dapat digunakan untuk meningkatkan jumlah wisatawan di
masa pandemic covid19.
1.4.2.2 Kegunaan Bagi Konsumen/Pengunjung
a. Dapat menentukan kebijakan kunjungan wisatawan setelah
mengetahui mengenai fenomena promosi yang sedang
dihadapinya

b. Sebagai wawasan mengenai strategi promosi yang dilakukan


mengenai pariwisata di masa pandemic covid-19

1.4.2.3 Bagi Penulis/umum


a. Dapat memberikan informasi mengenai kelebihan dan
kekurangan strategi ini.

b. Bahan acuan seandanya ingin menerapkan strategi promosi


dalam hal menarik minat.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN


HIPOTESIS

2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu


Dalam tinjauan pustaka, peneliti mengawali dengan menelaah penelitian
terdahulu yang berkaitan serta relevansi dengan penelitian yang akan dilakukan
oleh peneliti. Dengan demikian, peneliti mendapat rujukan pendukung, pelengkap,
serta pembanding dalam menyusun skripsi ini hingga lebih memadai. Selain itu,
telaah pada penelitian terdahulu berguna untuk memberikan gambaran awal
mengenai kajian terkait dengan masalah dalam penelitian ini. Penelitian ini
merupakan penelitian Pengaruh Strategi Promosi Dinas Pariwisata Kabupaten
Pangandaran Pada Masa Pandemi Covid-19 Terhadap Minat Kunjungan
Wisatawan Pada Masyarakat Kota Bandung . Untuk pengembangan pengetahuan,
peneliti melakukan tinjauan terhadap penelitian terdahulu mengenai strategi
komunikasi dan minat. Hal tersebut penting dilakukan untuk mengetahui teori dan
indikator yang dilakukan peneliti terdahulu, sehingga menjadi rujukan bagi
peneliti dalam melakukan penelitian. Setelah peneliti melakukan peninjauan
terhadap penelitian terdahulu, peneliti mendapatkan beberapa penelitian mengenai
strategi komunikasi dan minat yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu, yaitu:

No Nada Bangun Putra Dani


Penelitian Diannor Mayasari
. Nugraha Irawan

1. Judul PENGARUH PENGARUH STRATEGI


PROMOSI STRATEGI PROMOSI
ONLINE PROMOSI PARIWISATA
TERHADAP TERHADAP PULAU
MINAT KEPUTUSAN DERAWAN (Studi
KUNJUNGAN PEMBELIAN Deskriptif Kualitatif
WISATAWAN YANG Strategi Promosi
(Studi Deskriptif DIMEDIASI Dinas Pariwisita
Kuantitatif Pada OLEH MINAT Kabupaten Berau
Ramayana Ballet BELI PADA Kalimantan Timur
Purawisata Di KONSUMEN Dalam Upaya
Mandira Baruga MATAHARI Menjadikan Pulau
Yogyakarta) DEPARTMENT Derawan Sebagai
STORE Tujuan Wisata)
YOGYAKARTA

2. Metode Menggunakan Menggunakan Menggunakan


Penelitian metode metode metode pendekatan
pendekatan pendekatan deskriptif kualitatif
deskriptif kuantitatif
kuantitatif dengan prosedur
penelitian formal
yang berisi
definisi yang
jelas dari sasaran
penelitian dan
kebutuhan
informasi

3. Universitas UIN Sunan Universitas Universitas


Kalijaga Negeri Muhammadiyah
Yogyakarta Yogyakarta Yogyakarta

4. Tahun 2018 2014 2014


2.2 Tinjauan Tentang Ilmu Komunikasi

2.2.1 Definisi Ilmu Komunikasi


Menurut asal katanya, istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin
communicatio, dan perkataan ini bersumber pada kata communis.
Perkataan communis tersebut dalam pembahasan ini sama sekali tidak ada
kaitannya dengan partai komunis yang sering dijumpai dalam kegiatan
politik. Arti communis di sini adalah sama, dalam arti kata sama makna,
yaitu sama makna mengenai suatu hal. (Effendy, 1993:3-4)

Komunikasi berlangsung apabila antara orang – orang yang terlibat


kesamaan makna mengenai suatu hal yang dikomunikasikan. Jelasnya jika
seseorang mengerti tentang sesuatu yang dinyatakan orang lain kepadanya,
maka komunikasi berlangsung. Dengan lain perkataan, hubungan antara
mereka itu bersifat komunikatif (Effendy, 1993:4)

Mengenai Pengertian komunikasi itu sendiri banyak dikemukakan


oleh para ahli, tetapi dari sekian banyak definisi dapat disimpulkan secara
lengkap dengan menampilkan maknanya yang hakiki, yaitu : Komunikasi
adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk
memberi tahu atau mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik secara
lisan maupun tak langsung melalui media (Effendy, 1993: 5)

Ditinjau dari segi penyampaian pernyataan, komunikasi yang


bertujuan bersifat informatif dan persuasif. Komunikasi persuasif lebih
sulit daripada komunikasi informatif karena memang tidak mudah untuk
mengubah sikap, pendapat, atau perilaku seseorang atau sejumlah orang.
(Effendy, 1993:5-6)

2.2.2 Unsur Unsur dalam Proses Komunikasi


Untuk melihat sebuah proses komunikasi secara lebih lengkap,
seperti yang diungkapkan Laswell di mana komunikasi sebagai sebuah
proses merupakan penyampaian pesan dari komunikator (source) kepada
komunikan (receiver) melalui media yang menimbulkan efek tertentu,
akan dijabarkan pada point – point berikut.

a. Komunikator
Pengirim pesan yang dimaksud disini adalah manusia yang mengambil
inisiatif dalam berkomunikasi. Pesan disampaikan komunikator untuk
mewujukan motif komunikasi.
b. Komunikan
Komunikan disebut juga penerima. Dalam konteks komunikasi massa,
komunikan disebut khalayak, tujuan, pemirsa, pendengar, pembaca,
target sasaran.
c. Pesan
Pesan dalam Proses Komunikasi yang disampaikan oleh komunikator
kepada komunikan terdiri dari isi dan lambang. Lambang dalam media
primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial, isyarat, gambar,
warna dan sebagainya yang secara langsung mampu menerjemahkan
pikiran atau perasaan komunikator kepada komunikan (Effendy,
2000:11)
d. Saluran Komunikasi (Media)
Media sering disebut sebagai saluran komunikasi, jarang sekali
komunikasi berlangsung melalui satu saluran, kita mungkin
menggunakan dua atau tiga saluran secara simultan (Devito, 1997:28)
Sebagai contoh dalam interaksi tatap muka ketika berbicara dan
mendengar yang menghasilkan saluran suara, tetapi juga memberikan
isyarat tubuh dan menerima syarat secara visual lalu memancarkan dan
mencium bau – bauan atau saluran olfaktori. Media juga dapat dilihat
dari sudut media tradisional dan modern yang dewasa ini dipergunakan
(Effendy, 200:37) misalnya seperti kentongan, bedug, pagelaran seni,
dan lain – lain sedangkan yang lebih modern seperti surat, papan
pengumuman, telepon, majalah, film, spanduk, televisi dan yang
lainnya yang diklasifikasikan sebagai media tulisan atau cetak, visual,
audio dan audio – visual.
e. Efek atau Timbal Balik
Komunikasi selalu mempunyai efek atau dampak atas satu atau lebih
orang yang terlibat dalam kegiatan komunikasi. Yang mana timbal
balik atau efek tersebut dapat diartikan sebagai jawaban komunikan atas
pesan komunikatoryang disampaikan kepadanya. Dalam komunikasi
yang dinamis, komunikator dan komunikan terus-menerus saling
bertukar peran. Karenanya, umpan balik pada dasarnya pesan juga,
yakni ketika komunikan berperan sebagai komunikator.

2.3 Tinjauan Tentang Komunikasi Massa


Komunikasi massa adalah pesan-pesan yang dikomunikasikan melalui
media massa pada sejumlah besar orang (Bittner-1980). Batasan komunikas
massa ini lebih menitik beratkan pada komponen-komponen dari komunikasi
massa yang mencakup pesan - pesan, dan media massa (seperti
koran,majalah,radio,tv dan film) serta khalayak. Wilbur Schramm (Komala,
dalam Karlinah. 1999) mengatakan bahwa untuk berlangsungnya suatu
kegiatan komunikasi, minimal diperlukan tiga komponen yaitu source,
massage, destination, atau komunikator, pesan, komunikan.Apabila salah satu
dari ketiga komponen tersebut tidak ada, maka komunikasi tidak dapat
berlangsung.
Komunikasi massa menurut Tan dan Wright dalam Liliwei (1991)
merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan saluran (media) alam
menghubungkan komunikator dan komunikan secara massal, berjumlah
banyak, bertempat tinggal yang jauh berpencar, sangat heterogen dan
menimbulkan efek tertentu.
Menurut Wright (1956) komunikasi massa didefinisikan dalam tiga
ciri :
a. Komunikasi massa diarahkan kepada audiens yang relatif besar,
heterogen dan anonim.
b. Pesan-pesan yang disebarkan secara umum, sering dijadwalkan untuk
mencapai sebanyak mungkin audiens secara serempak dan sifatnya
sementara.
c. Komunikator cenderung berada atau beroperasi dalam sebuah organisasi
yang kompleks dengan biaya yang besar.
Fungsi komunikasi massa adalah sebagai berikut :
a. Penafsiran (interpretation). Fungsi penafsiran ini berbentuk komentar dan
opini yang ditunjukkan kepada khalayak, serta di lengkapi perspektif
berita
b. Pertalian (lingked). Dapat menyatukan anggota masyarakat yang
beragam berdasarkan kepentingan dan minat yang sama tentang sesuatu.
c. Penyebaran nilai-nilai (transmission of Values). Dengan cara media
massa itu didengar, dan memperlihatkan kepada kita bagaimana mereka
bertindak dan apa saja yang diharapkan oleh mereka.
d. Hiburan (entertaintment). Televisi dan Radio sudah jelas ada fungsi
hiburan. Sedangkan surat kabar, majalah dalam bentuk rubrik-rubrik
hiburan selalu ada, misalnya cerita pendek, cerita panjang atau cerita
bergambar (Ardianto, 2004:87).
e. Fungsi informasi. Media massa berfungsi sebagai penyebar informasi
bagi pendengar, pembaca atau pemirsa.
f. Fungsi mempengaruhi. Secara implisit terdapat pada tajuk/editorial,
features,iklan, artikel dan sebagainya.
g. Fungsi pendidikan dengan melalui pengajaran etika, nilai, serta
aturanaturan yang berlaku bagi pembaca, pendengar atau pemirsa. h.
Fungsi proses pengembangan mentalberkaitan dengan perilaku dan
pengalaman kesadaran manusia.
h. Fungsi memanipulasi lingkungan, berusaha untuk mempengaruhi,
komunikasi yang digunakan sebagai alat kontrol utama dan pengatur
lingkungan.
i. Fungsi adaptasi lingkungan agar khalayak dapat beradaptasi dengan
lingkungannya dengan dibantu oleh media massa, ia bisa lebih mengenal
bagaimana keadaan lingkungannya melalui media massa.
j. Fungsi meyakinkan (to persuae). - Mengukuhkan atau memperkuat sikap,
kepercayaan atau niai seseorang. - Mengubah sikap, kepercayaan, atau
nilai seseorang. - Menggerakan seseorang untuk melalukan sesuatu
(Effendi,2003:29).
Karakteristik Komunikasi Massa menurut William R. Rivers dkk :
a. Satu arah.
b. Selalu ada proses seleksi (khalayak).
c. Menjangkau khalayak luas.
d. Membidik sasaran tertentu, segmentasi.
e. Dilakukan oleh institusi sosial (lembaga media/pers); media dan
masyarakat saling memberi pengaruh/interaksi.
McQuail menyebut ciri utama komunikasi massa dari segi :
a. Sumber : bukan satu orang, tapi organisasi formal, “sender”-nya
seringkali merupakan komunikator profesional.
b. Pesan : beragam, dapat diperkirakan, dan diproses, distandarisasi, dan
selalu diperbanyak, sebagai produk dan komoditi yang bernilai tukar.
c. Hubungan pengirim-penerima bersifat satu arah, impersonal, bahkan
mungkin selalu sering bersifat non-moral dan kalkulatif.
d. Penerima merupakan bagian dari khalayak luas.
e. Mencakup kontak secara serentak antara satu pengirim dengan banyak
penerima.
Dalam kaitannya dengan strategi promosi hal ini komunikasi
massa masih berkaitan karena promosi membutuhkan suatu media untuk
menyampaikan suatu pesan. Selain itu karena pada fungsi komunikasi
massa salah satunya adalah sebagai penyebar informasi kepada hal layak
untuk mendapatkan informasi yang baik.
2.4 Tinjauan Tentang Strategi Promosi

2.4.1 Strategi Promosi


a. Pengertian Strategi Promosi
Promosi merupakan salah satu variabel di dalam bauran pemasaran
yang sangat penting dilaksanakan oleh perusahaan dalam memasarkan
produk atau jasanya.Agar promosi berjalan efektif, perusahaan harus
menyusun strategi dalam memasarkan produknya.Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia stategi adalah ilmu siasat perang, rencana
cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.
Pengertian promosi menurut Basu Swastha dan Irawan (1983: 349)
adalah “arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk
mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang
menciptakan pertukaran dalam pemasaran”. Sedangkan Menurut
Indriyo Gitosudarmo (2008: 285) promosi adalah “kegiatan yang
ditujukan untuk mempengaruhi konsumen agar mereka dapat menjadi
kenal akan produk yang ditawarkan oleh perusahaan kepada mereka
dan kemudian mereka menjadi senang lalu membeli produk tersebut”.
Kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa strategi dan promosi
saling berhubungan di dalam kegiatan pemasaran.Strategi promosi
merupakan kegiatan komunikasi dengan konsumen yang dilakukan
melalui penyampaian pesan tentang kondisi suatu produk.Kegiatan
promosi harus direncanakan dengan baik agar tercipta suasana yang
kondusif dan konsumen dapat menjadi tahu, kemudian dapat tertarik
dan senang pada produk yang dipromosikan.Selanjutnya konsumen
diharapkan bersedia untuk mengeluarkan uang atau membeli produk
yang dipromosikan tersebut.
b. Tujuan Strategi Promosi
Setiap promosi yang dijalankan tentu memiliki berbagai tujuan yang
khusus dilakukan untuk menarik konsumen. Tujuan utama dari kegiatan
promosi menurut Basu Swastha dan Irawan (1983: 353), antara lain:
1. Modifikasi Tingkah Laku Orang-orang melakukan komunikasi
selalu mempunyai beberapa alasan, misalnya mencari kesenangan,
mencari bantuan, memberikan pertolongan atau instruksi,
memberikan informasi, mengemukakan ide dan pendapat. Promosi
dari segi lain, berusaha merubah tingkah laku, pendapat
danmemperkuat tingkah laku yang ada.
2. Memberitahu Kegiatan promosi dapat dilakukan untuk memberitahu
pasar yang dituju tentang penawaran perusahaan.Sebelum mereka
mengetahui produk dan apa faedahnya maka mereka tidak akan
membeli barang atau jasa tersebut. Promosi yang bersifat
memberitahu ini juga penting bagi konsumen karena dapat
membantu dalam pengambilan keputusan untuk membeli.
3. Membujuk Promosi yang bersifat membujuk ini diarahkan untuk
mendorong pembelian. Sifat membujuk ini akan menjadi dominan
jika produk yang bersangkutan mulai memasuki tahap pertumbuhan
didalam siklus kehidupan.
4. Mengingatkan Tujuan promosi yang bersifat mengingatkan
dilakukan untuk mempertahankan mrek produk di hati masyarakat
dan perusahaan berusaha untuk mempertahankan pembeli yang ada.
Menurut Fandy Tjiptono (1998: 221) tujuan promosi yaitu,
1. Menginformasikan produk yang dihasilkan.
2. Membujuk pelanggan sasaran.
3. Mengingatkan para pembeli.

Kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan strategi


promosi adalah untuk memberitahu atau menginformasikan, membujuk
dan mengingatkan pembeli. Oleh karena itu, promosi yang dilakukan
oleh lembaga atau perusahaan dapat diarahkan untuk mempengaruhi
tingkat pengetahuan dan sikap pembeli agar bersedia
membeli.Perusahaan juga dapat mengadakan promosi lanjutan untuk
meningkatkan pembeli tentang pengalamannya yang baik sehingga
dapat membantu dalam mengkonfirmasikan keputusannya.

c. Sasaran Promosi
Sasaran merupakan orang-orang atau kelompok yang menjadi
target komunikasi oleh suatu organisasi karena pihak tersebut dianggap
memiliki pengaruh secara langsung maupun tidak langsung dalam
pencapaian tujuan organisasi. Menurut Onong Uchjana Effendy (1992:
10) menyebutkan bahwa sasaran promosimeliputi dua hal, yaitu:
1. Publik intern Semua orang yang bekerja pada organisasi,
beberapa diantaranya adalah pegawai dari tingkatan paling atas
sampai tingkat terendah, para pemegang saham dan serikat kerja.
2. Publik ekstern Orang-orang di luar organisasi yang ada kaitannya
dengan kegiatan organisasi.

Menurut pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sasaran


promosi yaitu terdiri dari publik intern dan publikekstern. Sasaran
adalah target kegiatan komunikasi timbal balik dengan penjual sehingga
promosi harus dilakukan dengan baik terhadap sasaran promosi
agarmereka merasa yakin akan produk yang ditawarkan tersebut.

d. Media Promosi (Promotion Mix)


Jika berkaitan dengan promosi maka akan berkaitan dengan suatu
cara atau berbagai kegiatan dan model yang memiliki berbagai unsur
yang dapat dikombinasikan, kondisi ini dinamakan media promosi
(promotional mix). Menurut Basu Swastha dan Irawan (1983: 349)
memberikan definisi sebagai berikut:
“Promotional mix adalah kombinasi strategi yang paling baik dari
variabel-variabel periklanan, personal selling dan alat promosi yang lain, yang
semuanya direncanakan untuk mencapai tujuan program penjualan.”

Keterangan variabel promotional mixmenurut Basu Swastha dan


Irawan (1983: 349) di atas, antara lain:
1. Periklanan Adalah bentuk presentasi dan promosi non pribadi
tentang ide, barang, dan jasa yang dibayarkanoleh sponsor
tertentu.
2. Personal Selling Adalah presentasi lisan dalam suatu percakapan
dengan satu calon pembeli atau lebih yang ditujukan untuk
menciptakan penjualan.
3. Publisitas Adalah pendorongan permintaan secara non pribadi
untuk suatu produk, jasa, atau ide dengan menggunakan berita
komersildidalam media massa dan sponsor tidak dibebani
sejumlah bayaran secara langsung.
4. Promosi Penjualan Adalah kegiatan pemasaran, selain personal
selling, periklanan dan publisitas yang mendorong pembelian
konsumen dan efektifitas pengecer. Kegiatan-kegiatan tersebut
antara lain: peragaan, pertunjukan atau pameran, dan demonstrasi.

Menurut Rambat Lupiyoadi (2006: 120) memberikan definisi


sebagai berikut:

“Perangkat promosi mencangkup aktivitas periklanan,


personal selling, promosi penjualan, public relation, informasi dari
mulut ke mulut (word of mouth), direct marketing dan publikasi. “

Keterangan variabel promotional mix menurut Rambat Lupiyoadi


(2006: 120) di atas, antara lain:

1. Periklanan Merupakan salah satu bentuk dari komunikasi


impersonal yang digunakan oleh perusahaan barang atau jasa.
Peranan periklanan dalam pemasaran jasa adalah untuk
membangun kesadaran terhadap keberadaan jasa yang
ditawarkan, menambah pengetahuan konsumen tentang jasa yang
ditawarkan, membujuk konsumen untuk membeli atau
menggunakan jasa tersebut dan membedakan diri perusahaan satu
dengan perusahaan lain yang mendukung positioning jasa.
2. Penjualan Perorangan (Personal Selling) Penjualan perseorangan
mempunyai peranan penting dalam pemasaran jasa, karena
interaksi secara personal antara penyedia jasa dan konsumen
sangat penting, jasadisediakan oleh orang bukan mesin dan orang
merupakan bagian dari produk jasa
3. Promosi Penjualan Adalah semua kegiatan yang dimaksudkan
untuk meningkatkan arus barang atau jasa dari produsen sampai
pada penjualan akhirnya.
4. Hubungan Masyarakat (Public Relation) Merupakan kiat
pemasaran lainnya, dimana perusahaan tidak hanya harus
berhubungan dengan pelanggan, pemasok dan penyalur, tetapi
juga harus berhubungan dengan kumpulan kepentingan publik
yang lebih besar.
5. Informasi dari Mulut ke Mulut (Word of Mouth) Dalam hal ini
peranan orang sangat penting dalam mempromosikan jasa.
Pelanggan akan berbicara kepada pelanggan lain yang
berpotensial tentang pengalamannya dalam menerima jasa
tersebut, sehingga informasi dari mulut ke mulut ini sangat besar
pengaruhnya terhadap pemasaran jasa dibandingkan dengan
aktivitas komunikasi lainnya.
6. Pemasaran Langsung (Direct Marketing) merupakan unsur
terakhir dalam bauran komunikasi dan promosi.

Pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa bauran promosi


merupakan kegiatan yang terdiri dari periklanan, personal selling,
promosi penjualan dan publikasi yang semuanya direncanakan untuk
mencapai tujuan program penjualan.

e. Komunikasi Pemasaran Dalam Promosi

Sebagai dasar kegiatan pengembangan promosi adalah kegiatan


komunikasi. Komunikasi merupakan suatu proses pemindahan
pengertian dalam bentuk gagasan atau informasi dari seseorang ke
orang lain. Komunikasi pemasaran menurut Basu Swastha dan Irawan
(1983: 345) :

“Kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh pembeli dan penjual,


dan merupakan kegiatan yang membantu dalam pengambilan keputusan
di bidang pemasaran serta mengarahkan pertukaran agar lebih
memuaskan dengancara menyadarkan semua pihak untuk berbuat lebih
baik”.
Menurut Indriyo Gitosudarmo (2008: 295) komunikasi efektif
meliputi langkah - langkah, antara lain:

1. Mengidentifikasi Target Audiens Komunikasi ini dapat efektif


apabila sasarannya jelas. Dalam hal ini sasarannya adalah pembeli
potensial, pemakai, penentu keputusan serta pihak-pihak yang
dapat memberi pengaruh dalam proses keputusan pembelian.
2. Menentukan Respon yang Diinginkan Respon yang diinginkan
bagi setiap pemasar adalah pembelian saat itu juga, namun juga
tidak memungkinkan dapat terjadi pembelian untuk masa yang
akan datang. Hal ini disebabkan jalan untuk mengadakan
pembelian tersebut melalui proses yang tidak singkat bagi
konsumen untuk menentukan keputusan membeli. Tahap-tahap
kesiapan pembeli, yaitu berupa tahap kesadaran,tahap
pengetahuan, tahap menyukai, tahap preferensi, tahap keyakinan
dan tahap pembelian. 3)
3. Perancangan Pesan Setelah tanggapan yang diinginkan sudah
diketahui atau sudah didapatkan, perusahaan perlu menyusun
pesan yang tepat.Pesan ini harus menarik dan mampu
membangkitkan minat serta keinginan kuat untuk membeli.
Persoalan yang muncul pada perancangan pesan, yaituberupa apa
yang hendak dikatakan (isi pesan), bagaimana menyampaikan
pesan secara logis (struktur pesan), bagaimana menyampaikan
secara simbolik (format pesan), memilih media, memilih
penghubung sumber komunikasi dan memilih umpan balik.

Menurut Basu Swastha dan Irawan (1983: 345) tahap – tahap


individu dalam melakukan komunikasi efektif, antara lain:

1. Kesadaran Pembeli mengetahui tentang suatu produk tetapi


mereka kurang paham akan produk tersebut. Contohnya mereka
tidak mengetahui tentang kegunaan produk tersebut atau
bagaimanakah memakainya.
2. Minat Jika seorang pembeli berminat, maka dia akan berusaha
mengumpulkan informasi dan fakta tentang produk yang
bersangkutan.
3. Evaluasi Pembeli akan menguji mentalnya dengan menerapkan
produk tersebut ke dalam kondisi pribadinya.
4. Percobaan Pembeli dapat membeli produk tersebut untuk
mencoba penggunaannya.Jika pembeli tidak dapat mencoba lebih
dulu karena mungkin terlalu mahal atau sulit diperoleh, maka ada
kemungkinan menemui beberapa kesulitan di kemudian hari.
5. Keputusan Pembeli harus dapat mengambil keputusan dengan
baik untuk menerima atau menolaknya. Jika dalam tahap evaluasi
dan percobaan penggunaannya maka pembeli akan merasa puas
dan kemungkinan besar akan menerima produk tersebut.
6. Konfirmasi Meskipun pembeli telah mengambil keputusan untuk
menerima suatu produk, namun ia tetap dapat
mempertimbangkannya kembali keputusannya dan berusaha
mencari informasi yang dapat memperkuat keputusannya.

Kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa langkah -


langkah komunikasi efektif meliputi adanya keputusan, kesadaran, minat
dan adanya konfirmasi pembelian. Komunikasi pemasaran merupakan
suatu proses pertukaran informasi antara dua arah antara pihak-pihak atau
lembaga-lembaga yang terlibat dalam pemasaran. Jadi semakin baik
komunikasi pemasaran yang tercipta, maka akan mendatangkan kepuasan
yang semakin tinggi bagi semua pihak yang terlibat didalamnya. Maka
kegiatan promosi selalu berkaitan dengan kegiatan komunikasi yang
efektif.

2.4.2 Kaitan Pariwisata dan Strategi Promosi


Pariwisata selalu berhubungan dengan kebutuhan naluriah manusia
untuk mengetahui, mencari, mempelajari dan menikmati sesuatu yang
tidak ditemui di tempat tinggalnya. Pariwisata menurut Pendit Nyoman S
(2002: 35), menyatakan bahwa:
“Pariwisata adalah sejumlah hubungan-hubungan dan gejala-
gejala yang dihasilkan dari tinggalnya orang-orang asing, asalkan
tinggalnya mereka itu tidak menyebabkan timbulnya tempat tinggal
serta usaha-usaha yang bersifat sementara atau permanen sebagai usaha
mencari kerja penuh.”
Strategi promosi menurut Kotler dan Amstrong (2001: 74) adalah
kreativitas mengkomunikasikan keunggulan produk serta membujuk
pelanggan sasaran. Jadi pariwisata dan strategi promosi mempunyai
keterkaitan, karena dengan strategi promosi yang baik dan cocok akan
memberikan pengaruh yang baik bagi kepariwisataan dalam menarik
wisatawan yang berkunjung dan sebaliknya strategi promosi yang kurang
terhadap pariwisata akan berdampak pada menurunnya wisatawan yang
berkunjung.

2.5 Tinjauan Tentang Minat Berkunjung Wisatawan


Minat pada dasarnya merupakan penerimaan akan sesuatu
hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Minat sangat besar
pengaruhnya dalam mencapai prestasi dalam suatu pekerjaan, jabatan, atau
karir. Tidak akan mungkin orang yang tidak berminat terhadap suatu
pekerjaan dapat menyelesaikan pekerjaan tersebut dengan baik (Djali,
2008:121).

Eysenck dalam Rahmanto (2011:11) mendefinisikan "Minat


sebagai suatu kecenderungan untuk bertingkah laku yang berorientasi
kepada obyek, kegiatan, atau pengaiaman tertentu dan kecenderungan
tersebut antara individu yang satu dengan yang lain tidak sama
intensitasnya."
Dalam kamus psikologi, Chaplin dalam Prima (2011:7)
menyebutkan bahwa interest atau minat dapat diartikan sebagai berikut:

a. Suatu sikap yang berlangsung terus-menerus yang memberi pola


pada,
b. Perasaan yang menyatakan bahwa satu aktivitas pekerjaan atau
obyek itubeharga atau berani bagi individu,
c. Satu keadaan atau satu set motivasi yang menuntut tingkah laku
menuju satu arah tertentu.

Berdasarkan pengenian di atas dapat disimpulkan bahwa minat


adalah suatu kecenderungan seseorang dalam bertingkah laku yang dapat
diarahkan untuk memperhatikan suatu obyek atau melakukan suatu
aktivitas tenentu yang didorong oleh perasaan senang karena bermanfaat
bagi dirinya sendiri.

Philip Kotler dalam Abdurrahman Hikmah Ramadhan (2015:1 - 7)


mengasumsikan bahwa minat pembelian pada konsumen dapat disamakan
dengan minat berkunjung pada wisatawan. Hal tersebut dapat dilihat pada
perilaku yang sama. Belum ada teori terkait mengenai minat serta
keputusan berkunjung, akan tetapi sesuai dengan teori Philip Kotler,
bahwa minat berkunjung disetarakan dengan minat pembelian yang diukur
oleh indikator yang sama. Konsumen atau Wisatawan dalam memutuskan
untuk berkunjung memiliki berbagai penimbangan seperti halnya sebelum
melakukan pembelian. Dalam proses untuk memilih, terdapat satu aspek
dimana calon konsumen atau wisatawan dapat menentukan seperti apa
tujuan dari pilihan yang ada dibenak konsumen atau wisatawan tersebut.
Dorongan yang kuat dan memotivasi untuk memilih sebagai suatu
tindakan inilah yang kemudian disebut dengan minat.
Indikator yang digunakan dalam penelitian ini terkait minat
berkunjung adalah pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi
alternatif, keputusan pembelian, perilaku pasca pembelian. Dalam Kotler
(2009:166) Faktor-faktor yang mempengaruhi minat beli :

a. Faktor-faktor kebudayaan
1) Budaya
Budaya adalah determinan dasar keinginan dan perilaku
seseorang,. Budaya adalah faktor penentu kcinginan dan perilaku
seseorang yang paling mendasar.
2) Subbudaya
Setiap budaya terdiri dari beberapa subbudaya yang lebih
kecil yang memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih
spesifik untuk anggota mereka. Subbudaya meliputi kebangsaan,
agama, kelompok ras, dan wilayah geografis. 3) Kelas sosial Kelas
sosial adalah kelompok dalam masyarakat, dimana setiap
kelompok cenderung memiliki nilai, minat dan tingkah laku yang
sama. b. Faktor-faktor sosial I) Kelompok referensi Kelompok
referensi adalah kelompok-kelompok yang memberikan pengaruh
langsung atau tidak langsung terhadap sikap dan perilaku
seseorang. 2) Keluarga Anggota keluarga dapat memberikan
pengaruh yang kuat terhadap perilaku pembeli.

2.6 Kerangka Pemikiran


Secara sederhana kerangka berpikir merupakan sintesis tentang
hubungan antarvariabel yang disusun dari berbagai teori yg telah
dideskripsikan. Kerangka berpikir dapat diartikan sebagai penggambaran
alur berpikir peneliti yang memberikan penjelasan tentang objek
(variabel/fokus) permasalahan, mengapa peneliti mempunyai anggapan
sebagaimana diutarakan dalam hipotesis penelitian.
Kerangka berpikir yang baik dapat menjelaskan secara teoritis
hubungan antar variabel yang akan diteliti, sehingga dapat dikatakan
bahwa secara teoritis perlu dijelaskan hubungan antara variable
bebas dan variabel terikat, jika dalam penelitian ada variabel moderator
dan intervening, maka ini juga perlu dijelaskan, mengapa variabel tersebut
diikutsertakan.

Hubungan antar variabel penelitian tersebut tersebut selanjutnya


dirumuskan kedalam bentuk paradigma penelitian yang didasarkan pada
kerangka berpikir.

Kerangka berpikir memiliki beberapa manfaat, diantaranya yaitu:

1. Kerangka menentukan apa dan siapa yang akan atau tidak akan
dikaji
2. Kerangka menegaskan adanya hubungan yang ditunjukkan
dengan tanda panah
3. Sebagai dasar rumusan hipotesis
4. Penjelasan tentang hal-hal yang berhubungan dengan  variabel
pokok, sub variabel pokok/pokok masalah yang ada dalam
penelitian

Menurut Uma Sekaran dalam bukunya Business Research, 1992


dalam (Sugiyono, 2010) mengemukakan bahwa :

“Kerangka berpikir adalah model konseptual tentang bagaimana


teori berhubungan dengan beragam faktor yang telah diidentifikasi sebagai
hal yang penting, dengan demikian dapat dikatakan bahwa kerangka
berpikir ialah sebuah pemahaman yang melandasi pemahaman-
pemahaman yang lainnya, sebuah pemahaman yang paling mendasar dan
menjadi pondasi bagi setiap pemikiran atau suatu bentuk proses dari
keseluruhan dari penelitian yang akan dilakukan.”

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel X dan variabel Y yaitu


Strategi Promosi dan Minat Kunjungan yang akan dijabarkan sebagai
berikut :
Pelaksanaan strategi promosi Dinas Pariwisata Kabupaten
Pangandaran masih berada dalam tanggung jawab bidang pembinaan
usaha dan pemasaran wisata. Agar pelaksanaan strategi promosi wisata
pada Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten
Temanggung dapat terlaksana dengan baik dalam meningkatkan jumlah
kunjungan wisatawan, makahal yang perlu dilakukan yaitu dengan
melakukan promosi lebih baik lagi dan membangun kerjasama yang baik
dengan berbagai pihak untuk mendukung pelaksanaan strategi promosi
wisata pada Dinas Pariwisata Kabupaten Pangandaran.
Dilihat dari penjelasannya dapat simpulkan bahwa Variabel X
mengenai Strategi Promosi memiliki indikator isi pesan meliputi :
1. Tindakan : sebuah pergerakan yang dilakukan oleh Dinas
Pariwisata Kabupaten Pangandaran dalam melakukan promosi
pariwisatanya dengan aksi yang dilakukan
2. Peran : suatu konsep perilaku apa yang dapat dilaksanakan oleh
Dinas Pariwisata Kabupaten Pangandaran dengan hak dan
kewajibannya dalam strategi promosi pariwisatanya.
3. Pola : sebuah bentuk atau model yang memiliki keteraturan,
baik dalam desain maupun gagasan abstrak. yang dimaksud
disini adalah model strategi promosi apa yang dilakukan oleh
Dinas Pariwisata Kabupaten Pangandaran.
Sedangkan dalam Variabel Y mengenai Minat Kunjungan dapat
ditarik kesimpulan dari penjelasan diatas bahwa indikatornya meliputi :
1. Sikap : perbuatan dengan segala tindakan yang dilakukan oleh
Wisatawan pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi Angkatan 2018
setelah mengetuhi Strategi Promosi
2. Hasrat : gejala keinginan atas kemauan yang ditimbulkan
3. Keputusan : proses memilih tindakan setelah adanya keinginan
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teori komunikasi
untuk mendukung dan menjadi landasan dalam penelitian ini. Yaitu
menggunakan teori AIDDA atau biasa disebut juga dengan proses A-A
Procedure atu from attention to action procedure, yang dikemukakan oleh
Wilbur Schramm. Menurut Effendy (2008:89) AIDDA adalah akronim
dari kata-kata Attention (perhatian), Interest (minat), Desire (Hasrat),
Decision (keputusan), dan Action (tindakan).
Konsep AIDDA ini adalah proses psikologis dari diri khalayak,
agar khalayak melakukan action, maka pertama mereka harus bangkitkan
perhatiannya, apabila perhatian telah terbangkit hendaklah disusul dengan
upaya menumbuhkan minat yang termasuk dengan tingkat tertinggi
dibanding dengan perhatian.

Gambar 2.2

Kerangka Pemikiran

Strategi Promosi Dinas Pariwisata Kabupaten Pangandaran


Di Masa Pandemi Covid-19 Terhadap Minat Kunjungan
Wisatawan Pada Masyarakat Kota Bandung

Teori AIDDA (Attention, Interest, Desire,


Decision, dan Action) oleh Wilbur
Schramm

Sejauhmana Strategi Promosi Dinas Pariwisata Kabupaten


Pangandaran Di Masa Pandemi Covid-19 Terhadap Minat
Kunjungan Wisatawan Pada Masyarakat Kota Bandung?

IDENTIFIKASI MASALAH
Variabel X Variabel Y (Minat
(Strategi Promosi) Kunjungan)
Indikator : Indikator :
- Tindakan - Sikap
- Peran - Hasrat
- Pola - Keputusan
Sumber : Olahan Peneliti
2.7 Hipotesis
Secara umum, definisi atau pengertian Hipotesis secara epistemologis
adalah sebuah kata yang berasal dari bahasa Yunani yaitu berasalah dari kata
“hypo” yang artinya adalah di bawah serta kata “thesis” yang artinya adalah
pendirian, pendapat atau kepastian.

Definisi hipotesis menurut Husein Umar adalah Pernyataan Sementara


yang perlu dibuktikan benar atau tidak. (Umar, 2006: 62).

Dari pengertian secara epistemologis tersebut, dapat dibuat sebuah


gambaran bahwa hipotesis adalah jawaban sementara terhadap suatu
permasalahan yang sifatnya masih praduga atau menduga-duga, sebab masih
harus dibuktikan terlebih dahulu kebenarannya kemudian melalui sebuah riset
atau penelitian.

Dimana hipotesis menyatakan ada atau tidaknya hubungan antara


variable X dan Y Jadi tidak ada hipotesis tanpa variabel. Hubungan antara
variabel-variabel yang menyusun hipotesis dapat ditampilkan secara eksplisit
atau implisit

2.7.1 Hipotesis Induk


1. H 1 : Jika Strategi Promosi Dinas Pariwisata Kabupaten
Pangandaran di Masa Pandemi Covid-19 BAIK Maka Minat
Kunjungan Wisatawan Pada Masyarakat Kota Bandung BAIK
2. H 0 : Jika Strategi Promosi Dinas Pariwisata Kabupaten
Pangandaran di Masa Pandemi Covid-19 TIDAK BAIK Maka
Minat Kunjungan Wisatawan Pada Masyarakat Kota Bandung
TIDAK BAIK

2.7.2 Sub Hipotesis


1. H 1 : Jika Strategi Promosi Tindakan Dinas Pariwisata Kabupaten
Pangandaran di Masa Pandemi Covid-19 BAIK Maka Minat
Kunjungan Wisatawan Pada Masyarakat Kota Bandung BAIK
2. H 0 : Jika Strategi Promosi Tindakan Dinas Pariwisata Kabupaten
Pangandaran di Masa Pandemi Covid-19 TIDAK BAIK Maka
Minat Kunjungan Wisatawan Pada Masyarakat Kota Bandung
TIDAK BAIK
3. H 1 : Jika Strategi Promosi Peran Dinas Pariwisata Kabupaten
Pangandaran di Masa Pandemi Covid-19 BAIK Maka Minat
Kunjungan Wisatawan Pada Masyarakat Kota Bandung BAIK
4. H 0 : Jika Strategi Promosi Peran Dinas Pariwisata Kabupaten
Pangandaran di Masa Pandemi Covid-19 TIDAK BAIK Maka
Minat Kunjungan Wisatawan Pada Masyarakat Kota Bandung
TIDAK BAIK
5. H 1 : Jika Strategi Promosi Pola Dinas Pariwisata Kabupaten
Pangandaran di Masa Pandemi Covid-19 BAIK Maka Minat
Kunjungan Wisatawan Pada Masyarakat Kota Bandung BAIK
6. H 0 : Jika Strategi Promosi Pola Dinas Pariwisata Kabupaten
Pangandaran di Masa Pandemi Covid-19 TIDAK BAIK Maka
Minat Kunjungan Wisatawan Pada Masyarakat Kota Bandung
TIDAK BAIK
7. H 1 : Jika Strategi Promosi Dinas Pariwisata Kabupaten
Pangandaran di Masa Pandemi Covid-19 BAIK Maka Sikap
Wisatawan Pada Masyarakat Kota Bandung BAIK
8. H 0 : Jika Strategi Promosi Dinas Pariwisata Kabupaten
Pangandaran di Masa Pandemi Covid-19 TIDAK BAIK Maka Sikap
Wisatawan Pada Masyarakat Kota Bandung TIDAK BAIK
9. H 1 : Jika Strategi Promosi Dinas Pariwisata Kabupaten
Pangandaran di Masa Pandemi Covid-19 BAIK Maka Hasrat
Wisatawan Pada Masyarakat Kota Bandung BAIK
10. H 0 : Jika Strategi Promosi Dinas Pariwisata Kabupaten
Pangandaran di Masa Pandemi Covid-19 TIDAK BAIK Maka
Hasrat Wisatawan Pada Masyarakat Kota Bandung TIDAK BAIK
11. H 1 : Jika Strategi Promosi Dinas Pariwisata Kabupaten
Pangandaran di Masa Pandemi Covid-19 BAIK Maka Keputusan
Wisatawan Pada Masyarakat Kota Bandung BAIK
12. H 0 : Jika Strategi Promosi Dinas Pariwisata Kabupaten
Pangandaran di Masa Pandemi Covid-19 TIDAK BAIK Maka
Keputusan Wisatawan Pada Masyarakat Kota Bandung TIDAK
BAIK
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan
kuantitatif untuk menemukan atau memperoleh konfirmasi tentang hubungan
sebab dan akibat yang biasa digunakan untuk memprediksi pola-pola umum
gejala sosial. Dengan begitu analisis jalur digunakan untuk mengukur
pengaruh-pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Tipe
penelitian Kuantitatid menurut Sugiono:

“Digunakan dalam meneliti status kelompok manusia, suatu kondisi,


suatu sistem pemikiran ataupun kelas persitiwa pada waktu tertentu. Sehingga
melalui metode ini akan diperoleh data dan informasi tentang gambaran suatu
fenomena tertentu secara komperhensif dan integral. Dengan demikian
pengulangan dalam rangka mendapatkan konsistensi dan reliabilitas data
penelitian dan membuktikan penelitian yang telah ada.” (Sugiono, 2003:19).
Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode
Survey dengan teknik analisis deskriptif. Pemilihan dan penggunaan metode
penelitian sangat besar pengaruhnya terhadap penelitian yang dilakukan
berdasarkan pokok penelitian, peneliti mencoba menggunakan metode
penelitian yang dianggap paling relevan dengan pokok penelitian tersebut,
yaitu metode penelitian survey dengan teknik analisis deskriptif.

3.2 Populasi Dan Sampel

3.2.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Populasi bukan
hanya orang, akan tetapi objek dan benda alam yang lain. Populasi juga
bukan sekedar jumlah yang ada pada objek/subjek yang dipelajari, tetapi
meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek itu.
(Sugiono, 2013:117)
Sebagaimana yang dikutip oleh Wina Sanjaya populasi menurut
Fraenkel adalah “is the group of interest to the researcher, the group to whom
the researcher would like to generalize the result of study.” Jadi populasi
adalah kelompok yang menjadi perhatian peneliti, kelompok yang berkaitan
dengan untuk siapa generalisasi hasil penelitian itu berlaku. Selanjutnya ia
juga mengemukakan bahwa kelompok yang menjadi populasi dalam bidang
pendidikan bisa kelompok manusia yang secara individual seperti, siswa,
guru, dan individu lainnya. Atau bisa kelompok yang bukan individu seperti
kelas, sekolah, atau berbagai fasilitas lainnya. (H Wina Sanjaya, 2014:228)
Dalam penelitian ini populasi yang akan diambil yaitu jumlah
penduduk kota Bandung yang datang ke taman kota. Berdasarkan data yang
diperoleh dari laman http://dukcapil.kemendagri.go.id/ , Jumlah penduduk di
Kota Bandung dapat dilihat pada tabel 3.1 dibawah berikut ini.

Tabel 3.1

Keterangan Jumlah

Penduduk Kota Bandung Tahun 2020 2.500.967 Orang

Sumber :
https://gis.dukcapil.kemendagri.go.id/arcgis/apps/MapSeries/index.html?
appid=fa63a5c0df54413890537b22a0df94ad

3.1.1 Sampel
Sampel adalah bagian suatu subjek atau objek yang mewakili
populasi. Pengambilan sampel harus sesuai dengan kualitas dan karakteristik
suatu populasi. Pengambilan sampel yang tidak sesuai dengan kualitas dan
karakteristik suatu populasi akan menyebabkan suatu penelitian menjadi bias,
tidak dapat dipercaya, dan kesimpulannya pun bisa keliru. Hal ini karena
tidak dapat mewakili populasi. (H.Mohamad Pabundi, Tika, 2006:33)
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto,
2006: 131). Cara pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan rumus dari Slovin sebagai berikut :

N
n= 2
1+ N (e)

Dimana :

n = ukuran sampel

e = kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan sampel yang bisa


ditolerir (e=0,1)

N = ukuran populasi

Berdasarkan rumus slovin diatas maka dapat diperoleh jumlah sampel


sebagai berikut :

2.500 .967
n=
1+ 2.500.967 (0,1)2

2.500.967
=
25.010,67

= 99,996

Berdasarkan hasil perhitungan diatas maka pada penelitian ini jumlah


sampel yang akan dijadikan responden adalah sejumlah 99,996 , namun
dengan alasan menyesuaikan dengan kriteria yang dibutuhkan jumlah
sampel yang akan digunakan dibulatkan keatas menjadi 100 responden.

3.3 Teknik Pengumpulan Data


Dalam penelitian ini selain menggunakan metode yang tepat, juga
perlu memilih teknik pengumpulan data yang relevan. Teknik pengumpulan
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
3.3.1 Studi Pustaka
Peneliti ini juga melakukan pencarian data melalui sumber-sumber
tertulis untuk memperoleh informasi mengenai objek penelitian ini. Menurut
penjelasan Rosady Ruslan, Studi pustaka merupakan :

“Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan materi data atau


informasi melalui jurnal ilmiah, buku-buku referensi, dan bahan-bahan
publikasi yang tersedia di perpustakaan”. (Rosady Ruslan Metode penelitian
public relations dan komunikasi 2003:21)

3.3.1.1 Studi literatur


Dalam Studi Literatur ini penulis menganut sistem kepustakaan
terbuka dimana dengan mengumpulkan data atau keterangan melalui
bahan bacaan mengenai masalah-masalah yang diteliti.

3.3.1.2 Penelusuran Data Online / Internet Searching


Internet searching merupakan teknik pengumpulan data melalui
bantuan teknologi yang berupa alat / mesin pencari di internet dimana
segala informasi dari berbagai era tersedia didalamnya. Internet
searching sangat memudahkan dalam rangka membantu peneliti
menemukan suatu file / 33 data dimana kecepatan, kelengkapan dan
ketersediaan data dari berbagai tahun tersedia. Mencari data di internet
bisa dilakukan dengan cara searching, browsing, surfing ataupun
downloading.

3.3.2 Studi Lapangan


Studi Lapangan ( Field Research ) adalah pengumpulan data secara
langsung ke lapangan dengan mempergunakan teknik pengumpulan data
sebagai berikut :

3.3.2.1 Observasi
Observasi, yaitu : mengadakan pengamatan terhadap obyek yang
diteliti. Observasi dilakukan untuk memperoleh informasi tentang
kelakuan manusia seperti terjadi dalam kenyataan. Dengan observasi
dapat kita peroleh gambaran yang lebih jelas tentang kehidupan sosial,
yang sukar diperoleh dengan metode lain. Observasi ini dilakukan oleh
peneliti yang bertindak sebagai orang luar atau pengamat, dengan tujuan
untuk lebih memahami dan mendalami masalah-masalah yang terjadi
dalam kehidupan sosial dan dokumen lainnya yang berkaitan dengan
proses penelitian.

3.3.2.2 Wawancara
Menurut Black & Champion yaitu :
“Wawancara adalah teknik penelitian yang paling sosiologis
karena bentuknya yang berasal dari interaksi verbal antara peneliti dan
responden dan juga cara yang paling baik untuk menentukan kenapa
seseorang bertingkah laku, dengan menanyakan secara langsung.”
( Black & Champion, 1992: 305 ). Wawancara, yaitu mengadakan
aktivitas tanya jawab secara langsung kepada responden. 

3.3.2.3 Dokumentasi
Kata dokumen berasal dari bahasa latin yaitu docere, yang
berarti mengajar. Pengertian dari kata dokumen menurut Louis
Gottschalk (1986: 38) seringkali digunakan para ahli dalam dua
pengertian, yaitu pertama, berarti sumber tertulis  bagi informasi sejarah
sebagai kebalikan daripada kesaksian lisan, artefak, peninggalan-
peninggalan terlukis, dan petilasan-petilasan arkeologis.
Pengertian kedua, diperuntukan bagi surat-surat resmi dan surat-surat
negara seperti surat perjanjian, undang-undang, hibah, konsesi, dan
lainnya

3.3.2.4 Angket / Kuisoner


Angket atau kuesioner merupakan suatu teknik pengumpulan data
secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan
responden). Instrumen atau alat pengumpulan datanya juga disebut
angket berisi sejumlah pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau
direspon oleh responden (Sutopo, 2006: 82). Responden mempunyai
kebebasan untuk memberikan jawaban atau respon sesuai dengan
persepsinya.
Kuesioner (angket) merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya, dimana peneliti
tidak langsung bertanya jawab dengan responden (Sutopo, 2006: 87).
Karena angket dijawab atau diisi oleh responden dan peneliti tidak selalu
bertemu langsung dengan responden, maka dalam menyusun angket
perlu diperhatikan beberapa hal. Pertama, sebelum butir-butir pertanyaan
atau peryataan ada pengantar atau petunjuk pengisian. Kedua, butir-butir
pertanyaan dirumuskan secara jelas menggunakan kata-kata yang lazim
digunakan (popular), kalimat tidak terlalu panjang. Dan ketiga, untuk
setiap pertanyaan atau pernyataan terbuka dan berstruktur disesuaikan
kolom untuk menuliskan jawaban atau respon dari responden
secukupnya.
Dalam penelitian ini, digunakan angket yang memiliki indeks skala
Likert 1-5 dengan penjelasan sebagai berikut:
Sangat Tidak Setuju = 1
Tidak Setuju = 2
Netral = 3
Setuju = 4
Sangat Setuju = 5

3.4 Oprasionalisasi Variabel


Operasional variabel penelitian menurut Sugiyono (2015, h.38) adalah
suatu atribut atau sifat atau nilai dari obyek atau kegiatan yang memiliki variasi
tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Definisi variabel-variabel penelitian harus dirumuskan untuk
menghindari kesesatan dalam mengumpulkan data. Terdapat 2 variabel dalam
penelitian ini yaitu Strategi Promosi Dinas Pariwisata Kabupaten Pangandaran
Terhadap Minat Kunjungan Wisatawan Pada Masyarakat Kota Bandung.
Pertanyaan
No. Variabel Indikator Alat Ukur
Penelitian

Strategi Promosi Tindakan - Keefektifan 1-3


artikel mengenai
promosi
- Cara
penyampaian
1.
pesan pada
kegiatan promosi
- Manfaat dan
kegunaan
kegiatan promosi

Peran - Membujuk 4-5


kepada khalayak
- Memberikan
informasi yang
dibutuhkan

Pola - Media yang 6


digunakan dalam
kegiatan promosi

2. Minat Kunjungan Sikap - Ketertarikan 7-8


terhadap kegiatan
promosi
- Ikut memberi
tahu orang lain

Hasrat - Merencanakan 9
untuk
mengunjungi
daerah wisatawan
Keputusan - Memutuskan 10
mengunjungi
daerah wisata

10
Pertanyaan

3.5 Teknik Analisa Data


Dalam penelitian kuantitatif teknik analisis data yang digunakan biasanya
menggunakan statistik. Statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah
statistik deskriptif. Menurut Sugiyono (2015:207), teknik analisis deskriptif
kuantitatif merupakan analisis data dengan cara mendiskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud
membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

3.5.1 Uji Validitas

Validitas menurut Sugiyono (2016:177) menunjukan derajat


ketepatan- 69 antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek dengan data
yang dikumpulkan oleh peneliti untuk mencari validitas sebuah item, kita
mengkorelasikan skor item dengan total item-item tersebut. Jika koefisien
antara item dengan total item sama atau diatas 0,3 maka item tersebut
dinyatakan valid, tetapi jika nilai korelasinya dibawah 0,3 maka item terebut
dinyatakan tidak valid.

Untuk mencari nilai koefisien, maka peneliti menggunakan rumus


pearson product moment sebagai berikut :

n(ΣX 1 X 1tot )−( ΣX 1)(ΣX 1 tot )


r=
√¿¿ ¿

Keterangan :

r = Korelasi product moment


∑Xi = Jumlah skor suatu item

∑Xtot = Jumlah total skor jawaban

∑xi² = Jumlah kuadrat skor jawaban suatu item

∑xtot² = Jumlah kuadrat total skor jawaban

∑XiXtot= Jumlah perkalian skor jawaban suatu item dengan total skor

Syarat minimum untuk dianggap suatu butir instrument valid adalah


nilai indeks valid adalah nilai indeks validitasnya ≥ 0,3 (Sugiyono, 2016 :
179). Oleh karena itu, semua pernyataan yang memiliki tingkat korelasi
dibawah 0,3 harus diperbaiki karena dianggap tidak valid.

3.5.2 Uji Reliabilitas


Uji reliabilitas adalah sejauh mana hasil pengukuran dengan
menggunakan objek yang sama akan menghasilkan data yang sama
( Sugiyono, 2012 : 177). Uji realianilitas kuesioner dalam penelitian
digunakan metode split half item tersebut dibagi menjadi dua kelompok yaitu
kelimpok item ganjil dan kelompok item genap. Kemudian masing-masing
kelompok skor tiap itemnya dijumlahkan sehinga menghasilkan skor total.
Apabila korelasi 0,7 maka dikatakan item tersebut memberikan tingkat
reliabel yang cukup, sebaliknya apabila nilai korelasi dibawah 0,7 maka
dikatakan item tersebut kurang reliabel.

Adapun rumus untuk mencari reliabelitas adalah sebagai berikut .

n(ΣAB)−( ΣA)( ΣB )
r=
√¿¿ ¿

Dimana :

r = koefisien korelasi

n = banyaknya responden

A = skor item pertanyaan ganjil


B = skor pertanyaan genap

Setelah koefisien korelasi diketahui, akan selanjutnya hasil tersebut


dimasukan kedalam rumus Spearman Brown dengan rumus sebagai berikut.

2 rb
r=
1+ rb

Dimana : r = nilai reliabilitas rb = korelasi produk moent antara


belahan pertama (ganjil) dan belahan kedua (genap).

3.5.3 Uji Statistik Penelitian


Dalam Uji Statistik Peneliti menggunakan Teknik analisi Regresi
Linear Sederhana. Teknik ini dipilih karena bermaksud meramalkan
bagaimana keadaan (naik turunnya), bila dua atau lebih vaiabel
independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan
nilainnya), jadi analisis regresi linear sederhana akan dilakukan bila
jumlah vaiabcl independennya minimal 2. 5 prediktor regresi bergrand
yang dirumuskan oleh penulis sebagai berikut :

Y= a + bX (Persamaan Regresi)

Keterangan :

Y= Minat Kunjungan Wisatawan

b = koefisien

Keterangan :

X = Strategi Promosi

3.6 Lokasi dan Waktu Penelitian


3.6.1 Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Kabupaten Pangandaran yang berada di Jalan Kidang Pananjung No.3
Pangandaran, Kecamatan Pangandaran, Kabupaten Pangandaran, Jawa
Barat dan
3.6.2 Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilakukan selama masa pandemi covid-19 yaitu dari
bulan Maret tahun 2020 hingga bulan Desember tahun 2020.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Subagyo. 2012 . Marketing In Business. Jakarta : Mitra Wacana


Media.

Ghony, H. M. Djunaidi, dan Fauzan Almanshur. 2009. Petunjuk Praktis


Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Sukses Offset.

Rismawaty. Desayu Eka Surya, dan Sangra Juliano. 2014. Pengantar Ilmu
Komunikasi. Bandung: Rekayasa Sains.

Sanjaya, H. Wina. 2014. Penelitian Pendidikan (Jenis, Metode, dan


Prosedur). Jakarta: Kencana.

Sugiono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Soemanagara, Rd. 2008. Marketing Communication. Bandung: Alfabeta

Tika, H. Moh. Pabundu. 2006. Metodologi Riset Bisnis. Jakarta: Bumi


Aksara.

Skripsi :

Bangun Nugraha, Nada. 2018. PENGARUH PROMOSI ONLINE


TERHADAP MINAT KUNJUNGAN WISATAWAN (Studi Deskriptif
Kuantitatif Pada Ramayana Ballet Purawisata Di Mandira Baruga Yogyakarta).
Skripsi.

Dani Irawan, Putra. 2014. PENGARUH STRATEGI PROMOSI


TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN YANG DIMEDIASI OLEH MINAT
BELI PADA KONSUMEN MATAHARI DEPARTMENT STORE
YOGYAKARTA. Skripsi.

Mayasari, Diannor. 2014. STRATEGI PROMOSI PARIWISATA


PULAU DERAWAN (Studi Deskriptif Kualitatif Strategi Promosi Dinas
Pariwisita Kabupaten Berau Kalimantan Timur Dalam Upaya Menjadikan Pulau
Derawan Sebagai Tujuan Wisata). Skripsi.

Robithoh Widyasti, Farida. 2013. STRATEGI PROMOSI WISATA


PADA DINAS KEBUDAYAAN, PARIWISATA, PEMUDA DAN OLAH
RAGA KABUPATEN TEMANGGUNG. Skripsi.

Jurnal :

Amanah, Siti. PERANAN STRATEGI PROMOSI PEMASARAN


TERHADAP PENINGKATAN VOLUME PENJUALAN. Jurnal Lentera.

Djayawangi, Hilman. 2013. Strategi Pemasaran Pariwisata di Jawa Barat


Sebagai Upaya Meningkatkan Ekonomi Masyarakat, [Online]. Tersedia:
www.disparbud.jabarprov.go.id/ applications/frontend/index.php?mod=news&act
=showdetail&id=1692 [11 Oktober 2013].

Lubis, Zulkarenain & Osman, Abdullah. 2014. Indonesian Tourism Sector:


A Potential Sector That Has Not Been Optimized. Australian Journal of Basic and
Applied Sciences, 8(23): 286-290.

Suyanti, Dewi Winarni. 2013. Potensi Desa Melalui Pariwisata Pedesaan.


Jurnal Ekonomi dan Bisnis, 12(1): 33-36.

Internet Source:

http://eprints.ums.ac.id/39811/1/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf (Diakses pada


tanggal 11/01/2021 jam 20.00)

http://teori-ilmupemerintahan.blogspot.com/2011/06/penjelasan-studi-lapangan-
penelitian.html (Diakses pada tanggal 15/01/2021 jam 19.23)

http://diyahfitriyani94.blogspot.com/2015/05/populasi-dan-sampel-dalam-
penelitian.html (Diakses pada tanggal 16/01/2021 jam 8.28)

http://repository.unpas.ac.id/31602/6/6.%20BAB%20III.pdf (Diakses pada


tanggal 16/01/2012 jam 9.54)

https://www.advernesia.com/blog/spss/cara-uji-validitas-spss-berdasarkan-data-
kuesioner/ (Diakses pada tanggal 17/01/2021 jam 7.28
https://www.statistikian.com/2012/10/hipotesis.html (Diakses pada tanggal
17/01/2021 jam 9.13)

CONTOH ANGKET

Kuesioner Penelitian

Strategi Promosi Dinas Pariwisata Kabupaten Pangandaran Terhadap Minat


Kunjungan Wisatawan pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi Angkatan 2018
Universitas Komputer Indonesia

Berikut ini adalah kuesioner yang berkaitan dengan penelitian mengenai


Strategi Promosi terhadap minat kunjungan wisatawan oleh Faizal Rafsanzani
sebagai mahasiswa yang sedang melakukan skripsi. Oleh karena itu, disela – sela
kesibukan anda, peneliti memohon dengan hormat kesediaan anda untuk dapat
mengisi kuesioner berikut ini. Atas kesediaan dan partisipasinya peneliti ucapkan
terima kasih.

Mohon untuk memberikan tanda (V) pada pernyataan yang anda pilih dengan
keterangan sebagai berikut :

SS : Sangat Setuju

S : Setuju

N : Netral

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

Nama : ....

Usia : ....
No. Pernyataan Penelitian STS TS N S SS

1. Kegiatan Promosi yang dilaksanakan


efektif terhadap minat kunjungan
wisatawan

2. Penyampaian pesan pada promosi


sudah cukup bagus

3. Manfaat dan tujuan pada kegiatan


promosi jelas

4. Anda terbujuk terhadap strategi


promosi yang dilakukan

5. Informasi yang diberikan jelas dan


dibutuhkan

6. Media yang digunakan dalam


promosi menarik

7. Anda tertarik terhadap promosi yang


dilakukan

8. Keinginan memberitahu atas


informasi seputar promosi yang
dilakukan

9. Setelah mengetahui mengenai


strategi promosi yang dilakukan anda
mempunyai rencana untuk
mengujungi daerah wisatawan di
kabupaten pangandaran

10. Setelah mengetahui mengenai


strategi promosi yang dilakukan anda
memutuskan untuk daerah wisata di
kabupaten pangandaran

Anda mungkin juga menyukai