Anda di halaman 1dari 6

TEKNOLOGI KOMUNIKAS DIGITAL MEDIA

DI INDONESIA
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sistem Komunikasi Indonesia

Dosen Pengampu : Yasundari, M.I.Kom.

Disusun Oleh :

41818182 Riska Lapiani Huki

41818269 Faizal Rafsanzani

ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

2020
A. Teknologi Komunikasi Digital Media Di Indonesia

Teknologi Komunikasi digital media di indonesia mengalami perubahan yang cukup


pesat dari tahun ke tahun yang membuat masyarakat modern mengaksesnya melalui berbagai
platform yang diatur oleh 6 regulaor. Regulator itu sendiri,menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) adalah “Pengaturan”. Berbagai sektor Komunikasi indonesia diatur oleh 6
Regulator yang artinya 6 point pengaturan dan komunikasi yang di berlakukan yaitu :

1. Undang - Undang Telekomunikasi No. 36 Tahun 1999 Regulator Kominfo dan BRTI
2. Undang - Udang Penyiaran No 32 Tahun 2002 Regulator Kominfo dan KPI
3. Undang - Undang Pers No 40 Tahun 1999 Regulator Dewan Pers
4. Undang - Undang Film No 33 Tahun 2009 Regulator LSF dab Badan Perfilman
Indonesia
5. Undang - Undang ITE No 11 Tahun 2008 Regulator Kominfo
6. Undang - Undang Keterbukaan Informasi Publik No 14 Tahun 2008 Regulator
Kominfo dan Komisi Informasi

Dari ke enam regulasi tersebut, ada beberapa yang tidak terintegrasi, adaptif,
demokratis dan tidak membela kepentingan nasional . Sebagian dari undang undang tersebut
membuat perlindungan hak berkomunikasi terancam. Yang lebih parah lagi, ada undang -
undang yang mendorong terjadinya Dominasi Modal asing dalam industri telekomunikasi di
indonesia. Idealnya regulasi komunikasi dan media terintegrasi secara vertikal dengan
Undang Undang Dasar (UUD) 1945 dan secara horizontal dengan Undang - Undang yang
terkait lainnya.

1. VERTIKAL : UU ITE Pasal 27 ayat (3) tentang Pencemaran Nama Baik,


bertentangan atau tidak terintegrasi dengan pasal 28 F UUD 1994 karna tidak
menjamin kebebasan berekspresi dan berpendapat
2. HORIZONTAL : UU ITE Tidak terintegrasi dengan UU Pers karna pers memiliki
kebebasan berekspresi dan berpendapat,sedangkan UU ITE sebaliknya.

Semua contoh - contoh diatas menunjukan bahwa regulasi di indonesia ini masih tumpang
tindih yang menyebabkan hukum di indonesia di anggap masyarakat tumpul ke atas tajam
kebawah. Yang perlu dibenahi adalah membangun kembali regulasi dan regulator bidang
komunikasi yang terintegrasi atau bersatu padu. Regulasi Komunikasi juga harus adaptif /
menyesuaikan agar bisa menjawab perkembangan teknologi dan kebutuhan masyarakat.
Regulasi di indonesia dapat dikatakan ketinggalan jaman, mengapa? Karna dapat di
iluustrasikan seperti dibawah ini:

1. UU Telekomunikasi No 36 Tahun 1999 Regulator Kominfo dan BRTI belum


mengatur
 Perkembangan Bisnis Konvorgen tekait Jaringan, Layanan dan Konten
Komunikasi
 Belum ada Pengaturan tentang pembatasan modal dan infrastruktur asing

Hal ini menimbulkan masalah, Perusahaan seperti Facebook dan Instagram tidak punya
badan usaha tetap dan tidak memiliki server/jaringan di indonesia.

2. UU Perfilman belum mengatur rumusan yang jelas mengenai :


 Pengertian Film
 Arsip Digital
 Hak Cipta Film Di internet
 Distribusi Streaming

Untuk mengatasi semua kasus kasus diatas,Karnanya regulasi harus terbuka dan
antisipatif terhadap perubahan teknologi. Regulasi harus menjamin prinsip kedaulatan
rakyat,kedailan sosial dan Hak Asasi Manusia (HAM), Karna pada kenyataannya di
indonesia belum ideal seperti ini contohnya :

3. UU ITE No 11 Tahun 2008 Kominfo bersifat otoriter karna terdapat pasal


pencemaran nama baik dengan hukum pidana .
4. UU Perfilman , karna kuat dengan rezim perijinan,sensor,kebebasan pembuat film
. Aturan pembatasan dominasi kapita juga belum konsisten diantara sejumlah
undang undang sektor komunikasl ,kasus ini berdampak pada prinsip kedaulatan
rakyat,prinsip keadilan sosial,dan HAM.

Oleh karna itu Sistem Regulasi di indonesia perlu adanya pendekatan menyeluruh
agar regulasi memiliki paradigma yang sama yaitu harus berprinsip Demokrasi dengan di
dukung regulator komunikasi yang terintegrasi serta memiliki semangat untuk menegakkan
sistem komunikasi yang demokratis seperti :

- UU Telekomunikasi yang merupakan proyek liberalisasi dengan IMF. Negara


indonesia belum menyeimbangkan kepentingan pemerintah dengan publik. Hal ini
juga terlhiat karna regulator komunikasi tidak mengatur batasan kepemilikan
asing terhadap perusahaan telekomunikasi. Hal ini terbukti karna perusahaan
telekomunikasi seperti Telkomsel,Indosat dan XL Axiata dikuasai oleh insvestor
asing .
- Perusahaan Over The Top (OTT) seperti Facebook dan Instagram tidak memiliki
badan usaha tetap dan server di indonesia yang mengakibatkan kerugian operator
lokal. Selain itu,data Pribadi warga negara indonesia pun berada di server luar
negeri sehingga indonesia belum berdaulat. Semua permasalahan ini harus kita
benahi agar kita tidak hanya sebagai pasar perusahaan global, undang-undang ITE
juga pelu diarahkan untuk memasimalkan semua potensi internet demi
kepentingan nasional. Hal ini di sampaikan agar kita dapat bersama mewujudkan
Sistem Komunikasi yang Terintegras, Adaptif, Demokratis, dan membela
kepentingan nasional melalui Regulator yang independen.

B. Analisa Kelompok

Apakah SKInya sudah terintegrasi,adaptif dan demokratis?

1. Terintegrasi
Dari penjelasan diatas menurut analisa kelompok kami, tentunya belum terintegrasi.
Mengapa? Karna arti kata integrasi itu sendiri adalah pembaruan hingga menjadi
kesatuan yang utuh atau keterkaitan dan berkesinambungan. Sedangkan penjelasan
dari video yang kami analisis mengenai teknologi komunikasi digital media di
indonesia ini regulasi komunikasi dan media tidak saling bersatu padu dengan undang
undang karena tidak ada keterkaitan secara vertikal dengan Undang Undang Dasar
1945 dan secara horizontal dengan undang undang lainnya yang terkait. Contohnya
UU ITE pasal 27 ayat(3) tentang Pencemaran Nama Baik bertentangan dengan Pasal
28 F UUD 1945 karna tidak menjamin kebebasan berekspresi dan berpendapat. Dan
contoh horizontal yang belum terintegarasi adalah UU ITE belum terintegrasi dengan
UU Pers tentang kebebasan berekspresi dan berpendapat .
2. Adaptif :
Menurut analisa kelompok kami tentunya belum adaptif juga karna arti kata
adaptif itu sendiri menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adptif yaitu
mudah menyesuaikan dengan keadaan. Disini kami menggaris bawahi kata
“menyesuaikan” . Regulasi teknologi komunikasi kita ketinggalan jaman karna belum
mengatur atau menyesuaikan dengan Undang Undang Komunikasi karna dari
beberapa undang undang seperti Telekomunikasi belum mengatur tentang bisnis
kkonverge terkait jaringan layanan dan konten komunikasi juga belum adanya
pembatasan modal dan infrastruktur asing yang mengakibatkan masalah dan kerugian
bagi operator nasional.
3. Demokratis :
Menurut kami belum, karna kebebasan pers masih di bungkam,dan kebebasan
kami sebagai warga negara indonesia juga tetap dibatasi bahkan di hukum dengan
hukuman yang dirasa cukup berat dengan adanya cuitan cuitan atau pendapat kami
kepada pemerintah yang di upload di media sosial dengan diberlakukannya UU ITE.
Hal ini dirasa tidak sesuai dengan negara kita yang dikatakan sebagai negara
yang“demokratis” .

Apakah sudah membela kepentingan nasional negara ?

Menurut pendapat kami, tentunya juga belum membela kepentingan nasion.


Mengapa? Karna perusahaan telekomunikasi seperti Telkomsel,Indosat,XL Axiata dikuasai
oleh investor asing perusahaan Over The Top (OTT) belum memiliki badan usaha tetap dan
belum mempunyai server di indonesia yang mengakibatkan kerugian bagi operator lokal .
Serta data pribad wargai negara yang berada diserver luar negeri. UU ITE belum diarahkan
untuk memaksimalkan semua potensi internet sehingga Regulasi dan regulator komunikasi
serta Sistem Komunikasi Indonesia membela kepentingan nasional.

C. Kesimpulan
Kesimpulannya, Regulasi komunikasi dan media belum terintegrasi dan adaptif karna
masih terjadj tumpang tindih antara kebijakan yang satu dengan yang lain, serta masih
ketinggalan jaman karna infrastruktur yang belum memadai dan belum demokratis apalagi
menjamin dan membela kepentingan nasional karna demokrasi masih belum dapat dikatakan
demokrasi selagi masih adanya regulasi yang mengancam rakyat dan sistem yang belum
membela kepentingan nasional sehingga belum bisa mensejahterakan rakyat. Kuncinya
adalah pemertintah dan warga negara harus mampu bekerjasama dan bergotong royong demi
mewujudkan kemerdekaan yang sesungguhnya,jangan ada lagi soal bungkam
membungkam,dan menjalankan tugas sebagaimana mestinya sebagai pemerintah dan rakyat.
Dengan mengedepankan HAM yang sesungguhnya. Dengan ini, besar kemungkinan negara
indonesia akan maju dan sejahtera.

Anda mungkin juga menyukai