Anda di halaman 1dari 29

41818269_Faizal Rafsanzani

Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Media Humas


Dosen Pengampu : Dr. Desayu Eka Surya, M.Si., CICS

MEDIA HUMAS UNTUK PUBLIK EKSTERNAL

Teknologi komunikasi menekankan pada bagaimana suatu hasil data dapat


disalurkan, disebarkan dan disampaikan ke tempat tujuan. Teknologi komunikasi
berkembang cepat dengan meningkatnya perkembangan teknologi elektronika,
teknologi media cetak, sistem transmisi dan sistem modulasi, sehingga suatu
informasi kemudian dapat disampaikan dengan cepat dan tepat.
Dalam hal ini menempatkan Humas sebagai fungsi dalam perkembangan
Teknologi Komunikasi dan juga bagian dari induknya ilmu komunikasi. Selain
ilmu, Humas merupakan sebuah profesi di bidang komunikasi, yakni profesi
sebagai Public Relations Officer (PRO atau pejabat humas) di lembaga atau
perusahaan.
Yang mana dalam menjalankan tugasnya Humas harus bisa menjangkau
publik guna meningkatkan pencitraan, kepercayaan, dan tercapaian tujuan-tujuan
individu maunpun organisasi atau pengusahaan, meningkatkan kepercayaan
publik , meningkatkan poit of selling, membantu perusahaan keluar dari
komunikasi krisis, dan meningkatkan relasi dari beragam publik, dengan ini perlu
adanya media yang digunakan untuk mencapai hal tersebut.
Hubungan dengan publik diluar perusahaan merupakan keharusan yang
mutlak. Karena perusahaan tidak mungkin berdiri sendiri tanpa bekerja sama
dengan perusahaan yang lain. Karena itu perusahaan harus menciptakan hubungan
yang harmonis dengan publik-publik khususnya dan masyarakat umumnya.
Salah satunya dengan melakukan komunikasi dengan publik ekstern secara
informatif dan persuasif. Informasi yang disampaikan hendaknya jujur, teliti dan
sempurna berdasarkan fakta yang sebenarnya. Secara persuasif, komunikasi dapat
dilakukan atas dasar membangkitkan perhatian komunikan (publik) sehingga
timbul rasa tertarik.
Humas yang sukses akan sangat tergantung pada komunikasi yang efektif
dengan berbagai audiens atau publik. Metode komunikasi yang paling penting
adalah melalui hubungan media dan penghubung (liaison), itu sebabnya Humas
sering dikaitkan perannya dalam hubungan dengan media. Hubungan media
merupakan kegiatan proaktif dan reaktif. Jika suatu perusahaan atau organisasi
terbilang besar atau memiliki prospek yang cerah maka media akan senantiasa
tertarik dan meliput kemauan dan aktivitas yang dilakukan organisasi tersebut.
Pilihannya terletak pada apakah bekerjasama dengan jurnalis atau menunggu
kedatangan bola. Keuntungan bekerjasama dengan media adalah cerita yang
dipublikasikan oleh mereka senantiasa akurat dan simpatik.
Hubungan media yang efektif merupakan salah satu cara yang dipakai oleh
perusahaan dalam mengkomunikasikan kegiatan yang dilakukannya. Media
komunikasi tersebut saat ini bervariasi mulai dari yang media cetak hingga yang
menggunakan fasilitas satelit seperti internet. Hubungan media senantiasa
dipandang sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari program Humas. Efektivitas
hanya akan dicapai jika Humas menyampaikan pesan tersebut dengan media yang
tepat dan pada audien yang tepat.
Untuk itu Humas dalam hal ini harus memiliki media untuk publik
eksternal .Humas dan mitranya media massa atau pers, tidak dapat dipisahkan satu
sama lainnya. Keduanya saling membutuhkan, membentuk sinergi yang positif.
Humas menjadi sumber berita bagi media, sedang media menjadi sarana publisitas
bagi Humas perusahaan agar lebih dikenal publik atau masyarakat. Kedua belah
pihak, Humas dan media harus saling memiliki kepercayaan bahwasannya Humas
bukan “bulan-bulanan” media dan media tidak boleh diperalat oleh Humas,
sehingga memuat pemberitaan yang mencerminkan kebohongan kepada publik.
Untuk mendukung tujuan tersebut, dalam hal ini dikenal berbagai macam
media humas yang dapat digunakan untuk publik eksternal. Secara garis besar
media tersebut dapat dikelompokkan menjadi :
1. Buletin
Buletin adalah sebuah publikasi yang dilakukan oleh organisasi
yang mengangkat perkembangan suatu topik atau aspek tertentu dan
ditertibkan/dipublikasikan secara berkala dalam waktu yang relatif singkat
“harian hingga bulanan”.
Buletin ditujukan kepada khalayak yang lebih sempit, yang
berkaitan dengan bidang tertentu saja. Tulisan dalam buletin umumnya
singkat dan padat “mirip berita” dimana digunakan bahasa yang formal
dan banyak istilah teknis berkaitan dengan bidang tersebut.
Umumnya desain, serta foto-foto atau ilustrasi dalam buletin
bersifat formal, pilihan ukuran penerbitan buletin biasanya berukuran A4
“210 X 297 mm” atau eksekutif “7¼ x 10½ inci”. Untuk buletin yang
terbit secara berkala dalam jangka waktu sedang “1-2 bulan”, biasanya
ditertibkan dengan jumlah halaman agak tebal “36-120 halaman” yang
berisi tentang fara umainah.
a. Fungsi Buletin
Menurut Onong U. Effendy buletin sebagai media komunikasi yang
berfungsi sebagai berikut:
- Menginformasikan “to inform” yakni memberikan informasi kepada
masyarakat, memberitahukan kepada masyarakat mengenai peristiwa
yang terjadi, ide atau pikiran, dan tingkah laku orang lain, serta segala
sesuatu yang disampaikan orang lain.
- Mendidik “to educate” yakni sebagai sarana pendidikan, dengan
komunikasi manusia dapat menyampaikan ide dan pikirannya kepada
orang lain sehingga orang lain mendapatkan informasi dan
pengetahuan.
- Mempengaruhi “to influence” yakni fungsi mempengaruhi setiap
individu yang berkomunikasi, tentunya dengan cara saling
mempengaruhi jalan pikiran komunikan dan lebih jauh lagi berusaha
merubah sikap dan tingkah laku komunikan sesuai dengan yang
diharapkan.
- Menghibur “to entertaint” yakni komunikasi berfungsi untuk
menyampaikan hiburan atau menghibur orang lain.

b. Tujuan Pembuatan Buletin


Adapun tujuan dalam pembuatan buletin yaitu:
- Membuat daya tarik agar menjadi jurnalis yang baik.
- Menjadi daya tarik bagi minat baca.
- Semakin memperbanyak orang yang minat baca.
- Membuat seru bagi peminat baca.
- Yang tidak minat jadi minat karena dibuatnya buletin.

c. Ciri Ciri Buletin


Ciri-ciri dari buletin adalah sebagai berikut:
- Dibuat oleh sebuah organisasi, lembaga atau yayasan tertentu.
- Isinya bisa memuat pemikiran suatu organisasi/lembaga/yayasan
tersebut.
- Setiap edisi memiliki tema yang berbeda.
- Fokus pada bidang tertentu.
- Ada yang tertib mingguan, bulanan.
- Bertema.
- Tertibnya berkala.
- Berupa selebaran/majalah singkat.
- Ukurannya kadanga ada yang A4 dan ada juga yang berukuran A5.
- Ditujukan kepada khalayak yang lebih sempit yang berkaitan dengan
bidang tertentu.
- Tulisan dalam buletin umumnya singkat dan padat dimana digunakan
bahasa yang formal dan banyak istilah teknis berkaitan dengan bidang
tersebut.
- Desain serta ilustrasi dalam buletin umumnya formal.
- Selain memuat tulisan/artikel ilmiah, juga memuat berita-berita terkait
dengan kegiatan ilmiah dari instansi/asosiasi yang menerbitkan buletin
itu.
Sedangkan untuk ciri-ciri khususnya, itu tergantung dari masing-
masing buletin yang ditertibkan, karena setiap buletin memiliki ciri-ciri
khusus yang berbeda.

d. Hubungan Buletin dengan Komunikasi


Menurut Oemi Abdurachman dalam bukunya “Dasar- Dasar Public
Relations:” Salah satu tugas humas adalah mengadakan komunikasi yang
persuasif dan informatif. “
Komunikasi yang persuasif dan informatif dapat dilakukan salah
satunya melalui brosur, surat atau buletin. Di mana media dapat mengirim
pesan ke lebih banyak orang dalam waktu singkat. Buletin adalah
publikasi berkala yang dengan periode tertentu sesuai dengan kebutuhan
perusahaan dan berkala ini merupakan salah satu media informasi yang
efektif.
- Bulletin board merupakan suatu tempat di mana orang-orang dapat
meninggalkan pesan-pesan kepada publik. Ini bisasanya di gunakan
untuk mengiklankan barang-barang yang ingin di beli atau di jual,
mengumumkan acara-acara yang akan di selenggarakan atau
menyediakan informasi. Dalam istilah komputer, bulletin boards
seringkali di kenal sebagaia buletin boards systems. Aplikasi ini sudh
menjadi populer brtahun-tahun. Istilah bulletin boards systems
seringkali di kenal sebagai internet forum.
- Bulletin board system (BBS) adalah suatu sistem komputer yang
mengaktifkan perangkat lunak yang memungkinkan pengguna-
pengguan untuk memutar nomor ke sistem melalaui saluran telepom
dan menggunakn terminal progam untuk melakukan fungsi-fumgsi
seperti mengunduh perangkat luanak data, mengunduh data
memainkan game, membaca berita-berita dan saling bertukar pesan
dengan pengguna-pengguan lainnya.

e. Contoh Buletin
Berikut adalah beberapa contoh buletin diantaranya :
1) Buletin Sekolah

Sumber : https://www.scribd.com/document/342763652/Buletin-
sekolah
2) Buletin Kampus

Sumber : https://www.slideshare.net/kampusnews/buletin-kampus-
news-mei-2013
3) Buletin Kesehatan

Sumber : https://pk4l.ugm.ac.id/buletin-k3l-ugm/
2. Majalah
Majalah adalah sebagai kumpulan berita, artikel, cerita, iklan yang
dicetak dalam lembaran kertas ukuran kuarto dan dijilid dalam bentuk
buku, yang diterbitkan secara berkala. Sedangkan yang dimaksud dengan
majalah serail itu ialah, majalah yang diterbitkan seminggu sekali, dua
minggu sekali atau sebulan sekali.
Majalah adalah salah jenis dari media massa, majalah terdiri dari
sekumpulan kertas cetakan yang disatukan. Tulisan-tulisan di dalam
majalah dibuat bukan oleh tulisan tangan, namun oleh suatu mesin cetak.
Tidak ada ketentuan baku dalam penyusunan isi sebuah majalah.
Majalah biasanya berisi berbagai macam topik tulisan yang sesuai
dengan tujuan dan topik dari majalah yang bersangkutan. Bukan hanya
terdapat tulisan, didalam majalah juga ada gambar-gambar yang bertujuan
sebagai ilustrasi dari tulisan dan juga bertujuan untuk membuat isi majalah
menjadi cantik dan menarik. Gambar-gambar tersebut bisa berbentuk
gambar orang, gambar benda, atau gambar kartun.
Majalah biasanya terbit dalam bentuk buku dan terbit dalam waktu
berkala, tergantung waktu terbitnya, ada yang mingguan, tengah bulanan,
bulanan dan seterusnya. Majalah mempunyai fungsi, yaitu mengeluarkan
informasi atau misi yang dibawa oleh penerbitnya kepada khalayak.
Majalah biasanya mempunyai ciri tertentu, ada yang khas wanita, remaja,
pendidikan, keagamaan, teknologi, kesehatan, olahraga dan sebagainya

a. Pengertian Majalah Menurut Para Ahli


1. Assegaff, 1980:27
Karena termasuk sebagai media cetak, maka pesan-pesan
dalam majalah bersifat permanen dan publik dapat mengatur tempo
dalam membacanya, selain itu pula kekuatan utamanya adalah dapat
dijadikan sebagai bukti.
2. Defleur Dennis:137
Mirip dengan media cetak lainnya majalah tampil lebih
berisikan pengetahuan dari pada hal-hal yang menyangkut selera dan
perasaan dari komunikannya. Media ini bukan sarana yang dibaca
selintas saja seperti media aktual (Broadcast Media), tidak juga
membutuhkan perhatian pada waktu tertentu, media ini tidak dengan
segera dapat di kesampingkan seperti Koran, majalah dapat disimpan
oleh pembaca selama berminggu-minggu, berbulan-bulan, kadang-
kadang bertahun-tahun.
3. Depdikbud, 1992:67
Tetapi dari keunggulan yang dimilikinya itu, kita dapat
mengambil kelemahan yang utama dari majalah tersebut, yaitu bahwa
majalah tidak terbit setiap hari seperti halnya surat kabar yang
merupakan sumber berita (menyampaikan informasi) setiap harinya
pada setiap orang. “Majalah diminati oleh mereka yang sibuk dan tidak
sempat menekuni Koran harian”.
4. Edwin Emery dkk (1967:62-65)
Majalah merupakan media opini”. Jadi dalam sebuah majalah
pun terdapat tulisan-tulisan mengenai opini atau pendapat-pendapat,
pandangan-pandangan seseorang mengenai sesuatu yang tentunya
berkaitan dengan masalah-masalah yang terjadi di masyarakat.
5. Komarudin, 1984:149
Salah satu jenis alat komunikasi dalam bentuk publikasi yang
terbit secara berkala seminggu sekali, atau sebulan sekali, atau pada
waktu-waktu yang teratur. Majalah ini di terbitkan dengan isi yang
antara lain artikel-artikel, berita-berita, cerita-cerita yang mengandung
nilai sastra, fiksi dan non-fiksi, puisi, resensi, kritik-kritik, karikatur,
lelucon-lelucon, pengisi (filler), tajuk rencana, kadang-kadang iklan
6. Wahyudi, 1991:99
“Kepentingan pembaca, pendengar, dan pemirsa, harus selalu
di perhatikan dan di utamakan, karena “laku” tidaknya isi pesan yang
di “jual” sangat tergantung dari konsumen atau dengan kata lain surat
kabar atau majalah, radio, televisi, dan film akan “laku” bila, isi pesan
sesuai dengan selera konsumen (audience)”.

b. Sejarah Majalah
Dunia cetak-mencetak mulai mengalami kemajuan tak henti-henti
sejak dikembangannya mesin cetak oleh Johannes Guttenberg tahun 1455.
Mesin cetak ini merupakan yang pertama kalinya di Eropa yang
menggunakan cetak logam yang dapat digerakkan (movable metal type).
Secara dramatis, penemuan ini meningkatkan kecepatan produksi barang
cetakan, termasuk buku dan majalah. Mesin cetak juga mengurangi waktu
yang digunakan dalam produksi buku dan majalah sebelumnya.
Majalah yang paling awal adalah Erbauliche Monaths –
Unterredungen (1663–1668) diterbitkan oleh Johann Rist, seorang teolog
dan penyair dari Hamburg, Jerman. Bentukan iklan buku dikenalkan sejak
tahun 1650, berupa feature yang muncul secara reguler dan kadang diberi
ulasan. Katalog-katalog reguler terbit, seperti Mercurius Librarius atau A
Catalogue of Books (1668-1670). Tetapi, selama abad 17 terbitan
semacam itu rata-rata berumur pendek.
Jenis majalah yang lebih ringan isinya, atau berkala hiburan,
pertama kali terbit pada 1672, yaitu Le Mercure Galant, didirikan oleh
seorang penulis, Jean Donneau de Vice. Isinya: kisah-kisah kehidupan,
anekdot, dan mutiara hikmah.
Di awal terbitannya, berbagai majalah didesain hanya untuk
kalangan terbatas. Penerbitnya lebih suka disebut pengelola”quality”
magazines. Sejak 1830-an, bermunculan majalah-majalah berharga murah,
yang ditujukan kepada publik yang lebih luas. Awalnya berbagai majalah
ini menyajikan mater-materi yang bersifat meningkatkan, mencerahkan,
dan menghibur keluarga. Tapi, pada akhir abad 18 berkembang majalah-
majalah populer yang semata-mata menyajikan hiburan.
Di Inggris, Charles Knight menjadi pelopor majalah jenis baru ini.
Ia menerbitkan mingguan Penny Magazine (1832 – 1846) dan Penny
Cyclopedia (1833 – 1858). Di samping majalah populer, muncul pula
berbagai penerbitan majalah serially yang dipenuhi dengan gambar-
gambar ilustrasi. Di AS, sampai tahun 1850, perkembangan itu tidak
ditemukan. Yang tercatat mengmbangkan penerbitan berskala nasional
jangkauan oplahnya yaitu Saturday Evening Post (1821 – 1869) dan Youth
Companion (1827 – 1929).
Keberadaan majalah sebagai media massa terjadi tidak lama
setelah surat kabar. Sebagaimana surat kabar, sejarah majalah diawali dari
negara-negara Eropa khususnya Inggris, dan di benua Amerika diwakili
oleh Amerika Serikat. Di Amerika, tahun 1820-an sampai 1840-an
merupakan zamannya majalah (the age of magazines). Majalah yang
paling pouler saat itu adalah Saturday Evening Post yang terbit tahun
1821, dan Nort American Review.
Perubahan besar dalam industri majalah terjadi pada tahun 1890-
an, ketika S.S. McClure, Frank Musey, Cyrus Curtis, dan sejumlah
penerbit lain mulai mengubah industri penerbitan majalah secara
revolusioner. Mereka melihat adanya ratusan ribu calon pelanggan yang
belum terlayani oleh majalah yang ada. Mereka juga melihat bahwa iklan
akan memainkan peranan penting dalam perekonomian AS. Maka, para
tokoh ini menciptakan majalah yang isinya sesuai dengan selera dan
kepentingan orang banyak.
Munsey‟s dan McClure‟s mulai menyajikan liputan olahraga di
Harvard yang disusul dengan artikel olahraga umum, tulisan tentang
perang, lagu-lagu populer, para pesohor (selebritis), dan sebagainya. Curtis
lalu menerbitkan majalah khusus kaum ibu, Ladies‟ Home Journal, yang
kemudian menjadi majalah pertama yang mencapai tiras 1 juta. Majalah-
majalah khusus seni dan arsitektur, kesehatan, dan sebagainya segera ikut
bermunculan. Terjadilah fenomena yang disebut dengan popularisasi dan
segmentasi isi.
Para penerbit majalah juga berusaha menekan harga agar bisa
terjangkau oleh orang kebanyakan. Pada tahun 1893, Frank Munsey
menjual Munsey‟s seharga 10 sen, jauh lebih murah daripada majalah lain.
Iklan menjadi kian penting daripada harga majalah. Curtis kemudian
bahkan menurunkan harga majalahnya menjadi 5 sen, lebih murah
daripada harga kertas majalahnya sendiri. Isi populer dan harga murah itu
sukses menjaring banyak pembeli, sehingga pengiklan pun tertarik.
Kerugian akibat harga yang lebih murah daripada biaya produksi
ditutup oleh penghasilan dari iklan. Redistribusi pendapatan memunculkan
kelas menengah yang daya belinya lebih baik, dan mereka merupakan
pasar potensial aneka produk massal yang dapat dijaring melalui iklan di
majalah. Hal ini juga mendorong penerbit untuk berusaha membidik
pembeli yang homogen guna memudahkan segmentasi iklan.
Dulu, untuk mempercepat reproduksi majalah mempekerjakan
banyak seniman yang masing-masing membuat sebagian gambar yang lalu
disatukan sebelum digunakan sebagai materi cetakan. Teknik cetak foto
modern jelas serba lebih mudah. Pengiriman foto juga gampang dilakukan
sejak adanya kamera saku dan jasa pencetakan dan pengiriman foto kilat
sejak 1935.
Jika sebelumnya produk bacaan (cetak) dan aksesnya hanya
tersedia bagi kalangan tertentu, maka belakangan produk-produk tersebut
dapat diproduksi lebih banyak dan menyebar ke pembaca yang lebih luas.
Terbitan koran dan majalah juga termasuk yang harus berusaha keras
menyesuaikan diri dengan kondisi-kondisi baru ini. Banyak majalah
raksasa yang tertekan, Tidak sedikit mingguan atau bulanan yang sudah
puluhan tahun terbit dan berjangkauan luas akhirnya terpaksa tutup.
Majalah yang mampu bertahan umumnya yang bersifat khusus,
seperti majalah khusus wisata (Sunset), olahraga (Sport Illustrated), hobi
perahu layar (Yachting), penggemar acara televisi (TV Guide), atau berita-
berita ilmiah (Scientific American). Majalah-majalah yang meliput segala
hal (pusparagam) seperti Collier‟s dan Saturday Evening Post, sudah
bukan zamannya lagi, bahkan juga bagi yang awalnya begitu terkenal
seperti Life dan Look. Sekarang adalah zaman majalah-majalah khusus.
c. Sejarah Perkembangan Majalah Di Indonesia
Sejarah keberadaan majalah sebagai media massa di Indonesia
dimulai pada massa menjelang dan awal kemerdekaan Indonesia. Di
Jakarta pada tahun 1945 terbit majalah bulanan dengan nama Pantja
Raja pimpinan Markoem Djojohadisoeparto dengan prakarsa dari Ki
Hadjar Dewantoro, sedang di Ternate pada bulan oktober 1945 Arnold
Monoutu dan dr. Hassan Missouri menerbitkan majalah mingguan Menara
Merdeka yang memuat berita-berita yang disiarkan radio republic
Indonesia. Di kediri terbit majalah berbahasa Jawa Djojobojo,
pimpinan Tadjib Ermadi. Para anggota Ikatan Pelajar Indonesia di Blitar
menerbitkan majalah berbahasa jawa, Obor (Suluh).
- Awal Kemerdekaan
Soemanang, SH yang menerbitkan majalah Revue Indonesia,
dalam salah satu edisinya pernah mengemukakan gagasan perlunya
koordinasi penerbitan surat kabar, yang jumlahnya sudah mencapai
ratusan. Semuanya terbit dengan satu tujuan, yakni menghancurkan
sisa-sisa kekuasaan belanda, mengobarkan semangat perlawanan
rakayat terhadap bahaya penjajahan, menempa persatuan nasional
untuk keabadian kemerdekaan bangsa dan penegakan kedaulatan
rakyat.
- Zaman orde lama
Pada masa ini, perkembangan majalah tidak begitu baik, kaena
relatif sedikit majalah yang terbit. Sejarah mencatat majalah Star
Weekly, serta majalah mingguan yang terbit di Bogor
bernama Gledek, namun hanya berumur beberapa bulan saja.
- Zaman orde baru
Awal orde baru, banyak majalah yang terbit dan cukup beragam
jenisnya, diantaranya di Jakarta terbit
majalah Selecta pimpinan Sjamsudin Lubis, majalah
sastra Horison pimpinan Mochtar Lubis, Panji Masyarakat dan
majalah Kiblat. Hal ini terjadi sejalan dengan kondisi perekonomian
bangsa Indonesia yang makin baik, serta tingkat pendidikan
masyarakat yang makin maju.

d. Tokoh Pelopor Majalah


Penelusuran sejarah perkembangan media massa takkan lepas dari
tokoh atau figur yang memprakarsai atau menerbitkan media massa
tersebut. Hal itu terbukti pada catatan-catatan sejarah mengenai majalah.
Seorang tokoh melekat dengan media terbitannya. Berikut beberapa tokoh
yang tercatat oleh sejarah telah sukses menerbitkan majalah yang menjadi
tonggak perkembangan salah satu media cetak ini.
- Daniel Defoe
Pada tahun 1704, di Inggris, terbit Review, majalah yang berisi
berita, artikel, kebijakan nasional, aspek moral, dan lain-lain.
Bentuknya adalah antara majalah dan surat kabar, ukuran halaman
kecil, serta terbit tiga kali satu minggu. Defoe bertindak sebagai
pemilik, penerbit, editor, sekaligus sebagai penulisnya.
- Benjamin Franklin
Dialah yang telah mempelopori penerbitan majalah di
Amerika. Pada tahun 1740, dia menerbitkan General Magazine dan
Historical Chronicle.
- Richard Steele
The Tatler ia buat pada tahun 1790, selanjutnya The Spectator
ia terbitkan bersama Joseph Addison. Majalah tersebut berisi masalah
politik, berita-berita internasional, tulisan yang mengandung unsur-
unsur moral, berita-berita hiburan tentang teater dan gosip.
- Dewitt Wallace dan Lila
Saat masih berusia 20 tahun, sepasang suami istri ini telah
mampu menerbitkan sebuah majalah pada tahun 1922, Reader‟s
Digest. Pada pertengahan abad 20, majalah ini merupakan majalah
tersukses. Pada tahun 1973, Reader‟s Digest untuk di Amerika saja,
dapat mencapai pelanggan sebanyak 18 juta pembaca, belum termasuk
pembacanya di dunia.
- Henry Luce
Lulusan Yale University ini, bersama Briton Hadden
menerbitkan majalah Time. Ia terdorong oleh keberhasilan Reader‟s
Digest. Tak hanya itu, ia pun menerbitkan Fortune, Sport Illutrated,
dan Life. Majalah yang disebutkan terakhir merupakan majalah berita
yang banyak mengandung foto. Foto-foto tersebut berfungsi sebagai
alat informasi, menghibur, dan memengaruhi.
- Hugh Hefner
Dia menerbitkan majalah Playboy pada tahun 1953. Majalah
bagi pria dewasa ini adalah salah satu majalah yang sukses. Pada
tahun 1970-an, sirkulasinya mencapai enam juta eksemplar.

e. Ciri-Ciri Majalah
Adapun ciri-ciri majalah, yaitu:
- Penyajian lebih mendalam.
- Nilai aktualitas lebih lama.
- Gambar atau foto lebih lama.
- Cover sebagai daya tarik.

f. Fungsi Majalah
Majalah yang baik merupakan majalah yang mempunyai fungsi
atau manfaat. Entah itu manfaat untuk para pembaca maupun manfaat bagi
penerbitnya sendiri. Setiap majalah memiliki manfaat yang berbeda-beda,
karena setiap majalah memiliki target segmentasi yang berbeda pula.
berikut ini macam fungsi majalah yang diantaranya yaitu:
1) Fungsi Majalah Untuk Penerbit
- Majalah sebagai media belajar organisasi.
- Majalah sebagai media komunikasi.
- Majalah sebagai media promosi.
- Majalah sebagai media penyaluran bakat dalam bidang penulisan.
- Majalah sebagai sarana investasi.
2) Fungsi Majalah Untuk Pembaca
- Majalah sebagai sumber informasi.
- Majalah sebagai media komunikasi.
- Majalah sebagai penyalur aspirasi setiap orang.
- Majalah sebagai penyemai demokrasi.
- Majalah sebagai media promosi.
- Majalah sebagai media pembelajaran berbasis baca-tulis.
- Majalah sebagai media penyalur bakat dalam bidang penulisan.
- Majalah sebagai peningkatan kreatifitas.
- Majalah sebagai penghibur.

g. Peranan Majalah
Berikut ini terdapat beberapa peranan majalah, terdiri atas:
- Membantu perkembangan perubahan-perubahan sosial dan politik.
- Menafsirkan persoalan-persoalan dari kejadian-kejadian dan
menjadikannya sebagai pandangan nasional.
- Membantu perkembangan suatu pengertian nasional dalam
masyarakat.
- Memberikan hiburan yang murah kepada jutaan orang.
- Menjadi penyuluh dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.
- Menjadi pendidik pada warisan-warisan kebudayaan manusia,
melalui tulisan serta perhatian terhadap seni, juga mengenai tokoh-
tokoh masyarakat.

h. Jenis Majalah
Secara universal, M.O Palapah dan Atang Syamsuddin membagi
jenis majalah menjadi tiga jenis, yaitu:
- Mass magazine, adalah majalah umum yang ditujukan untuk semua
golongan, jadi merupakan majalah umum.
- Class magazine, adalah majalah yang ditujukan untuk golongan
tertentu (high or middle class) isinya mengenai bidang-bidang
tertentu.
- Spesialized magazine, adalah majalah khusus dan ditujukan kepada
para pembaca khusus.
Pembagian jenis majalah secara garis besar seperti di sebutkan di
atas, dapat dirinci lagi kedalam jenis-jenis majalah yang lebih spesifik.
Djafar Assegaff, mengemukakan sebagai berikut:
- Majalah bergambar (picture magazine), bentuk majalah yang
memuat reportase berdasarkan pada gambar. Gambar sesuatu
peristiwa, atau suatu karangan khusus yang berisikan foto-foto.
- Majalah anak-anak (childrens weekly), bentuk majalah yang isinya
khusus mengenai dunia anak-anak.
- Majalah berita (news magazine), mingguan berkala yang menyajikan
berita-berita dengan suatu gaya tulisan yang khas dilengkapi dengan
foto-foto dan gambar-gambar.
- Majalah budaya (culture magazine), penerbitan pers yang
mengkhususkan isinya dengan masalah-masalah kebudayaan dan
diterbitkan setiap minggu, bulan ataupun secara berkala.
- Majalah ilmiah (scientific magazine), majalah berkala khusus berisi
mengenai ilmu pengetahuan dan mengkhususkan isinya mengenai
suatu bidang ilmu, misalnya teknik radio, elektronik, ekonomi,
hokum, dan sebagainya.
- Majalah hiburan (popular magazine), majalah yang memuat
karangan-karangan ringan, cerita pendek, cerita bergambar, dan
sebagainya.
- Majalah keagamaan (religious magazine), bentuk majalah yang
isinya khusus mengenai masalah-masalah agama.
- Majalah keluarga (home magazine), majalah yang memuat
karangan-karangan untuk seluruh keluarga, dari bacaan anak-anak
sampai masalah rumah tangga (resep, mode, dan lain-lain).
- Majalah khas (specialized magazine), bentuk majalah yang isinya
khusus mengenai berbagai macam bidang profesi.
- Majalah mode (fashion magazine), majalah yang berisi mode dan
dilampiri lembaran yang berisikan pola pakaian.
- Majalah perusahaan (company magazine), majalah yang diterbitkan
secara teratur oleh perusahaan berisi berita-berita atau informasi
mengenai kepegawaian, karyawan, kebijaksaan perusahaan dan
produksi perusahaan.
- Majalah remaja (juvenile weekly), bentuk majalah yang isinya
khusus membahas masalah remaja.
- Majalah sari tulisan (magazine digest), bentuk penerbitan dengan
format khusus yang berisi ringkasan karangan dari berbagai
penerbitan.
- Majalah sastra (literary magazine), bentuk majalah khas yang terbit
dan isinya khusus membicarakan masalah kesusastraan dan resensi
buku-buku (novel) kontemporer atau kegiatan dalam bidang seni
sastra.
- Majalah wanita (woman magazine), bentuk majalah yang berisikan
khusus mengenai dunia wanita, dari masalah mode, resep, musik,
keluarga, juga dihiasi oleh foto-foto yang menarik.
f. Contoh Majalah
1) Majalah Pendidikan

Sumber : https://issuu.com/herikurnia85/docs/edisi_18_2017
2) Majalah Fashion

Sumber : https://bp-guide.id/AX845p8X
3) Majalah Perusahaan

Sumber : https://ebooks.gramedia.com/id/majalah/info-komputer/ed-
10-2016
3) Tabloid
Pada sekitar tahun 1898, tabloid yang mengambil kata dari „tablet‟
dan diakhiri dengan akhiran –oid. Istilah tabloid digunakan pula untuk
mengistilahkan sesuatu apapun yang sifatnya telah dikompres. Pada tahun
1901 mulai dikenal istilah tabloid journalism.
Awal abad 20-an, istilah tabloid kemudian muncul untuk memberi
istilah pada koran yang mempunyai isi berupa berita dan artikel yang
dimampatkan kedalam bentuk yang lebih sederhana, mudah dibaca dan
mudah dicerna.
Tabloid sebenarnya adalah istilah suatu format surat kabar yang
lebih kecil “597 mm x 375 mm” dari ukuran standar koran harian. Istilah
ini biasanya dikaitkan dengan penerbitan surat kabar reguler non harian
“bisa mingguan, dwimingguan dan sebagainya”.
Yang terfokus pada hal-hal yang lebih “tidak serius”, terutama
masalah pesohor, olahraga, kriminalitas dan lain-lain. Meskipun demikian
dalam beberapa tahun terakhir, beberapa surat kabar harian seperti
Republika dan Koran Tempo telah pula mulai menggunakan format
tabloid.
Tabloid merupakan publikasi yang diterbitkan secara berkala.
Publikasi adalah salah satu media komunikasi cetak yang diterbitkan
secara berkala dan diedarkan. Sasaran publikasi bisa untuk umum dan bisa
juga untuk kalagan tertentu/khusus. Demikian pula periode penerbitannya,
ada harian, mingguan, atau bulanan.
Tabloid memiliki target audience yang lebih sempit dari surat
kabar, namun tabloid memiliki ukuran, bahan, ketebalan bentuk yang
menyerupai surat kabar. Gaya desain, layout, gaya penulisan dan elemen
visual dari tabloid tidak seformal surat kabar. Sirkulasi tabloid tidak
secepat surat kabar yang terbit harian, sehingga berita yang ditampilkan
bisa lebih personal dan mendetail
a. Karakteristik Tabloid
Adapun karakteristik tabloid yang diantaranya yaitu:
- Publistas : Disebarluaskan kepada masyarakat, atau dapat diakses dan
dikonsumsi umum (orang banyak).
- Aktualitas : Berisi hal-hal baru, seperti info atau laporan momen
terupdate (berita), tips baru, dan sebagainya. Aktualitas juga berarti
kecepatan penyampaian info terhadap publik.
- Universalitas : Pesan atau isinya bersifat umum, perihal seluruh aspek
kehidupan dan seluruh momen di beragam tempat, juga menyangkut
kepentingan umum karena sasaran dan pendengarnya orang banyak
(masyarakat umum).
- Periodesitas : Terbit atau dipubliksikan secara konsisten atau berkala,
contohnya harian atau mingguan, atau siaran sekian jam per hari. Surat
kabar (koran) biasanya terbit harian, tabloid mingguan, dan majalah
bulanan.
- Terdokumentasikan penyajian lebih dalam
- Terdapat gambar lebih menarik
- Sampul depan memiliki daya tarik
- Mudah mengenali khalayaknya
- Semi koran
- Semi majalah

b. Fungsi Tabloid
Adapun fungsi tabloid yang diantaranya yaitu:
- To inform : dalam hal ini tabloid memberikan informasi kepada
masyarakat, memberitahukan kepada masyarakat mengenai peristiwa yang
terjadi, ide atau pikiran dan tingkah laku orang lain, serta segala sesuatu
yang disampaikan orang lain.
- To educate : melalui tabloid, masyarakat dapat menyampaikan ide dan
pikirannya kepada orang lain sehingga orang lain mendapatkan informasi
dan ilmu pengetahuan.
- To entertaining : tabloid juga disini berfungsi untuk menyampaikan
hiburan atau menghibur orang lain.

c. Kelebihan & Kelemahan Tabloid


Adapun kelebihan & kelemahan tabloid yang diantaranya yaitu:
1) Kelebihan Tabloid
- Harga lebih murah daripada majalah dengan sifat isi yang hampir sama.
- Segmentasi jenis tabloid jelas, sehingga target pembaca juga jelas.
Tabloid khusus wanita, khusus olahraga, dll.
- Dapat dibaca siapa saja, karena beritanya yang ringan.
- Market coverage tinggi sehingga distribusi sampai ke pelosok-pelosok.
- Dapat dibeli tanpa menjadi pelanggan.
- Ukurannya lebih kecil, sehingga terkesan handy.
- Bisa dibaca dengan frekuensi panjang, karena biasanya tabloid terbit
mingguan.
- Kualitas kertas yang lebih baik daripada surat kabar.
2) Kelemahan Tabloid
- Clutter juga tinggi, sehingga iklan tidak tersegmen dengan jelas.
- Kualitas cetak agak baik daripada surat kabar tetapi agak buruk
dibanding majalah.
- Berita tidak aktual.
- Medium statis, tidak dilengkapi audio video.
- Tidak dapat disimpan dengan jangka waktu yang lama. Dibanding
majalah yang mempunyai kertas yang bagus dan dijilid, maka tabloid
agak susah bila disimpan lebih lama.

d. Contoh Tabloid
1) Tabloid Makanan
Sumber : https://www.myedisi.com/saji/1353

2) Tabloid Pendidikan
Sumber : https://issuu.com/tabloidbsmart/docs/tabloid_b-
smart_edisi_8/5

3) Tabloid Olahraga
Sumber : http://www.superwaw.com/2018/05/tabloid-bola-contoh-
conte.html
DAFTAR PUSTAKA

Ardinto, Elviro. 2015. Dasar-dasar Public Relations. Bandung : PT. Remaja


Rosdakarya.
Ardinto, Elviro. 2014. Handbook Of Public Relations. Bandung : Simbiosa
Rekatama Media.
Yuliana, Nina. 2014. Media Relations. Yogyakarta : Graha Ilmu

https://www.dosenpendidikan.co.id/contoh-tabloid/
https://www.dosenpendidikan.co.id/majalah-adalah/
https://www.dosenpendidikan.co.id/buletin-adalah/
https://media.neliti.com/media/publications/285515-public-relations-dan-new-
media-proses-hu-8930c96e.pdf
https://majalahpendidikan.com/buletin-pengertian-tujuan-fungsi-dan-ciri-ciri/
http://belajardekavetiga.blogspot.com/2007/10/tabloid.html
https://seputarilmu.com/2019/09/buletin.html
https://www.studinews.co.id/pengertian-buletin-tujuan-fungsi-ciri-ciri/
https://strategikomunikasi.blogspot.com/2011/11/kegiatan-eksternal-dan-internal-
public.html
http://communicationlearning17.blogspot.com/2016/11/media-public-
relations.html

Anda mungkin juga menyukai