Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

HALAL TOURISM
Disusun untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah : Pendidikan Agama Islam

Dosen Pengampu : H. Wahyudin, M.Pd i

Oleh :

Anissa Tiara Firdaus (2020411025)

Challista Putri Haryadi (2020411027)

Hanannisa Djuwairiyyah Hadikara (2020411039)

MPI 1A

MANAJEMEN PATISERI

SEKOLAH TINGGI PARIWISATA BANDUNG

2021

i
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Halal Tourism ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas bapak H.
Wahyudin, M.Pd i pada Pendidikan Agama Islam Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang produk susu dan gula bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak H. Wahyudin, M.Pd I yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang
saya tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

8 Juni 2021 

ii
DAFTAR ISI

JUDUL................................................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR .........................................................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.............................................................................................................1


B. Rumusan Masalah ......................................................................................................................1
C. Tujuan Masalah..........................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Halal Tourism ..........................................................................................................3


B. Peringkat 10 besar negara destinasi wisata halal Tourism.........................................................4
C. Kriteria umum wisata halal.........................................................................................................5
D. Komponen Halal Tourism..........................................................................................................5
E. Keterlibatan muslim milennials dalam sektor wisata halal........................................................6
F. Perbandingan Wisata Konvensional, Wisata Religi dan Wisata Halal......................................7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.................................................................................................................................8
B. Saran...........................................................................................................................................8

iii
BAB I

PENDAHULUAN
Judul Makalah : Halal Tourism

A. Latar Belakang masalah


Berbicara tentang wisata sejatinya sudah sedemikian populer di kalangan
masyarakat, terutama masyarakat urban dan negara maju. Nampaknya wisata, merupakan
kebutuhan hidup bagi mereka, sekalipun tidak sama tingkat kebutuhannya sebagaimana
pangan, sandang dan papan. Karena itu masyarakat negara maju atau perkotaan tidak
jarang yang merancang agenda khusus untuk melakukan wisata dengan dana khusus yang
disediakan. Bagi mereka berwisata merupakan sarana untuk refresh, menambah
pengalaman dan wawasan baru yang dapat mendukung pengembangan kepribadian dan
profesi yang ditekuni sehari-hari.

Akan tetapi dalam realitas, pengunjung wisata tidak saja didominasi oleh
segelintir komunitas sebagaimana tersebut di atas, karena dalam kenyataan semua
kalangan masyarakat pasti berminat untuk melakukan wisata. Karena itu ke depan,
industri wisata merupakan bisnis yang prospektif sehingga berbagai negara mana pun di
dunia terus menatakelola secara profesional objekobjek wisatanya, agar mempunyai nilai
ekonomi yang semakin maksimal. Mereka terus mengembangkan destinasi wisata baru,
baik yang berbasis sumber daya alam, sejarah (legacy), religi, bisnis (ekonomi) maupun
teknologi. Atau, bisa pula yang berbasis budaya dan pendidikan yang berdampak edukasi
dan menambah cakrawala baru bagi anak-anak sejak usia anak dan remaja.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Halal Tourism ?
2. Negara apa saja yang tergabung dalam OIC ?
3. Apa saja yang mencangkup kriteria Halal Tourism ?
4. Komponen yang terdapat pada Halal Tourism ?
5. Apa keterlibatan muslim milennials dalam sektor Halal Tourism ?

1
C. Tujuan masalah
1. Untuk memahami pengertian dari Halal Tourism.
2. Untuk menerapkan Halal Tourism di berbagai wisata dunia.
3. Untuk mengetahui perbedaan Wisata Konvensional, Wisata Religi dan Wisata
Halal.

BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Halal Tourism
Menurut Kemenpar (2015) Istilah wisata halal baru mulai dikenal sejak 2015
ketika sebuah event World Halal Tourism Summit (WHTS) digelar di Abu Dhabi, UAE.
2
Sebelumnya dunia pariwisata hanya mengenal sebagai Moslem tour atau semisalnya.
Dalam event ini WHTS berusaha menyadarkan bahwa pangsa pasar dari wisata halal
amatlah besar dan perlu untuk terus dikembangkan. Terminologi wisata halal di beberapa
negara ada yang menggunakan istilah seperti Islamic tourism, halal tourism, halal travel,
halal lifestyle, ataupun as moslem friendly destination. Dari sisi industri, wisata halal
merupakan suatu produk pelengkap dan tidak menghilangkan jenis pariwisata
konvensional. Sebagai cara baru untuk mengembangkan pariwisata Indonesia yang
menjunjung tinggi budaya dan nilai-nilai Islami tanpa menghilangkan keunikan dan
orisinalitas daerah (Kemenpar, 2015).

Kemenpar (2012) mendefinisikan pariwisata halal merupakan sebuah kegiatan


yang didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan masyarakat,
pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah yang memenuhi ketentuan syariah.
Menurut Andriani (2015) Pariwisata halal dimanfaatkan oleh banyak orang karena
karakteristik produk dan jasanya yang bersifat universal. Produk dan jasa wisata, objek
wisata, dan tujuan wisata dalam pariwisata halal adalah sama dengan produk, jasa, objek
dan tujuan pariwisata pada umumnya selama tidak bertentangan dengan nilai-nilai dan
etika syariah. Jadi pariwisata halal tidak terbatas hanya pada wisata religi. Selain
StudiPariwisata.com (2016) mendefiniskan bahwa Pariwisata halal adalah bagian dari
industri pariwisata yang ditujukan untuk wisatawan Muslim. Pelayanan wisatawan dalam
pariwisata halal merujuk pada aturan-aturan Islam.

Menurut Duran dalam Akyol & Kilinç (2014), pariwisata memiliki bermacam
dampak sosial dan budaya.Wisata halal adalah suatu produk baru dari pasar Muslim dan
non-Muslim. Menurut Zulkifli dalam Akyol & Kilinç (2014), pasar halal diklasifikasikan
kedalam 3 (tiga) kategori yaitu: makanan, gaya hidup (kosmetik, tekstil, dll), dan
pelayanan (paket wisata, keuangan, transportasi).

Menurut Pavlove (TT) Halal atau Islamic tourism didefinisikan sebagai pariwisata
dan perhotelan yang turut diciptakan oleh konsumen dan produsen sesuai dengan ajaran
Islam. Banyak negara di dunia Islam yang memanfaatkan kenaikan permintaan untuk
layanan wisata ramah Muslim (Razzaq, Hall, & Prayag, 2015). Sedangkan menurut
Nirwandar (dalam Achyar, 2015) keberadaan wisata halal adalah extended services.
Kalau tidak ada dicari, kalau ada bisa membuat rasa aman. Wisata halal bisa
bergandengan dengan yang lain. Sifatnya bisa berupa komplementer, bisa berupa produk
sendiri. Misalnya ada hotel halal, berarti membuat orang yang mencari hotel yang
menjamin kehalalan produknya akan mendapatkan opsi yang lebih luas. Ini justru
memperluas pasar, bukan mengurangi. Dari yang tadinya tidak ada, jadi ada.

Dengan demikian, istilah wisata halal sebagaimana disosialisasikan dalam


Indonesia Halal Expo (Indhex) 2013 dan Global Halal Forum yang digelar pada 30
Oktober - 2 November 2013 di Gedung Pusat Niaga, JIExpo (PRJ), Jakarta (Rabu,

3
30/10/2013), President Islamic Nutrition Council of America, Muhammad Munir Caudry,
menjelaskan bahwa wisata halal merupakan konsep baru pariwisata. Ini bukanlah wisata
religi seperti umroh dan menunaikan ibadah haji. Wisata halal adalah pariwisata yang
melayani liburan, dengan menyesuaikan gaya liburan sesuai 10 dengan kebutuhan dan
permintaan traveler Muslim. Dalam hal ini hotel yang mengusung prinsip syariah tidak
melayani minuman beralkohol dan memiliki kolam renang dan fasilitas Spa terpisah
untuk pria dan wanita (Wuryasti, 2013).

Halal Toursim adalah salah satu sistem pariwisata yang di peruntukan bagi
wisatawan Muslim yang pelaksanaanya mematuhi aturan Syariah. Dalam hal ini, hotel
yang menerapkan prinsip syariah yaitu tidak melayani minuman beralkohol, memiliki
kolam renang dan fasilitas spa terpisah untuk pria dan wanita.

Selain hotel, transportasi dalam industri pariwisata halal juga memakai konsep
Islami. Penyedia jasa transportasi wajib memberikan kemudahan bagi wisatawan muslim
dalam pelaksanaan ibadah selama perjalanan. Kemudahan ini bisa berupa penyediaan
tempat sholat di dalam pesawat, pemberitahuan berupa pengumuman maupun adzan jika
telah memasuki waktu sholat, tidak adanya makanan atau minuman yang mengandung
alkohol dan adanya hiburan Islami selama perjalanan.

B. Peringkat 10 besar negara destinasi wisata halal Tourism

Gaya hidup halal kini menjadi pasar potensial yang diperhitungkan banyak
negara.Pada 2015, diperkirakan jumlah wisatawan Muslim mencapai 117 juta orang atau
mewakili 10 persen dari keseluruhan nilai ekonomi industri pariwisata dunia. Jumlah itu
diprediksi akan terus tumbuh menjadi 168 juta wisatawan Muslim pada 2020 dengan
perkiraan pengeluaran mencapai US$200 miliar.

Peringkat 10 besar negara destinasi wisata halal yang tergabung dalam OIC :
1. Malaysia
2. Turki
3. Uni Emirat Arab
4. Arab Saudi
5. Qatar
6. Indonesia
7. Oman
8. Yordania
9. Maroko
10. Brunei Darussalam

4
C. kriteria umum wisata halal

Wisata halal lebih luas dari wisata religi yaitu wisata yang didasarkan pada nilai-
nilai syariah Islam. Seperti yang dianjurkan oleh World Tourism Organization (WTO),
konsumen wisata halal bukan hanya umat Muslim tetapi juga non Muslim yang ingin
menikmati kearifan lokal.

kriteria umum wisata halal :


1. Memiliki orientasi kepada kemaslahatan umum.
2. Memiliki orientasi pencerahan, penyegaran, dan ketenangan.
3. Menghindari kemusyrikan dan khurafat.
4. Bebas dari maksiat.
5. Menjaga keamanan dan kenyamanan.
6. Menjaga kelestarian lingkungan.
7. Menghormati nilai-nilai sosial budaya dan kearifan lokal.

D. Komponen Halal Tourism

 Layanan makanan dan minuman halal


 Fasilitas ibadah
 Bebas dari islamphobia
 Memberi nilai manfaat sosial
 Program ramadhan
 Pengalaman unik bagi wisatawan
 Bebas dr aktivitas non halal
 Penyediaan area rekreasi dengan privasi

E. Keterlibatan muslim milennials dalam sektor wisata halal

Menurut Dr. Anang Sutono MM, CHE


Beliau mengatakan bahwa terdapat 3 konsep muslim yang berkembang mengikuti
revolusi teknologi dan keterlibatan muslim dalam sektor wisata halal, yaitu :

5
1. Religious, yaitu adanya trend hijrah dikalangan muslim milennial yang menjadi
gerakan yang mengagumkan untuk diikuti. Gerakan hijrah telah mempopulerkan
segala hal yang berkaitan dengan konsep halal atau disebut “halal of things” seperti
pakaian muslim yang syar’i namun tetap fashionable dan modern dengan berbagai
model. Selain itu, millennials tidak terlepas dari kebutuhannya terhadap teknologi,
kini muncul aplikasi untuk membayar wakaf dan zakat di handphone. Mereka mulai
meningkatkan konsep ekonomi islami dengan bersedekah mudah menggunakan uang
digital. Kemudian, mengembangkan usaha yang dikelola dengan nilai-nilai islam,
usaha yang dikembangkan seperti makanan atau kue kekinian, hijab dengan berbagai
model dan busana muslim.

2. Connected, dengan memaksimalkan fungsi teknologi digital yang erat kaitannya


dengan aktivitas millennials. Muncul aplikasi seperti Muslim Pro dan Al-Qur’an
Indonesia yang menyediakan fitur pengingat waktu sholat, adzan, serta pilihan bacaan
Qur’an. Digital muslim platform ini telah diunduh hampir 75 juta muslim di seluruh
dunia. Selain itu, dengan mengikuti perkembangan belanja online telah memunculkan
ide halal, marketplace yang memastikan produk dalam aplikasi belanja tersebut
merupakan produk yang terjamin dan sudah memiliki sertifikasi halal. Tidak berhenti
disitu, muslim millennial mulai mengembangkan teknologi yang dikombinasikan
dengan nilai-nilai agama dan menghasilkan konten islami, misalnya tokoh kartun
Nusa yang menawarkan hiburan dan edukasi islam bagi anak-anak.

3. Fun, dengan mempopulerkan emotional leisure yang islami melalui destinasi wisata


yang bersahabat bagi aktivitas muslim atau disebut sebagai Lei-sharia dengan
kegiatan halal trip, tempat makan yang terjamin halal, dan fasilitas ibadah. Menurut
Mastercard-Crescent pada awal tahun 2019 Indonesia masuk ke dalam peringkat
pertama GMTI (Global Muslim Travel Index) dengan destinasi pariwisata halal kelas
dunia.

F. Perbandingan Wisata Konvensional, Wisata Religi dan Wisata Halal

6
7
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara universal, bagaimanapun dunia wisata merupakan bagian dari kebutuhan
umat manusia, terutama masyarakat urban dan negara-negara maju di era modern. Bagi
mereka berwisata ibarat kebutuhan makan, minum, dan papan yang harus terpenuhi.
Khusus bagi wisatawan Muslim, kehadiran destinasi wisata halal tentu merupakan
alternatif sejalan dengan keyakinan agama mereka, yakni Islam. Melakukan wisata halal
bagi seorang Muslim tentu akan meraih manfaat ganda secara bersamaan. Yakni manfaat
lahir dengan memperoleh kepuasaan yang dialaminya dan manfaat batin (spiritual)
dengan tidak meninggalkan ibadah kewajibannya.

Sebab itu dalam setiap destinasi wisata harus nampak nilai-nilai religiositasnya
yang mengingatkan Penutup 202 Pariwisata Halal Perspektif Multidimensi ~ para
pengunjung Muslim untuk terus ingat pada Tuhannya. Adanya tempat ibadah yang
mumpuni, pelayanan dengan penuh kasih, kejujuran, keterbukaan, keamanan,
kenyamanan dan lain sebagainya adalah merupakan implementasi ajaran rahmatan lil
‘alamin dan dakwah bilhal dalam dunia wisata halal.

B. Saran
Demikian makalah yang saya buat, semoga bermanfaat bagi pembaca. Apabila ada
saran dan kritik yang ingin di sampaikan, silahkan sampaikan kepada saya.

Apabila ada terdapat kesalahan mohon dapat memaafkan dan memakluminya,


karena saya adalah hamba Allah yang tak luput dari salah, khilaf dan lupa.

Anda mungkin juga menyukai