Anda di halaman 1dari 12

PARIWISATA HALAL

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok dari mata kuliah Ekonomi
Kreatif dan Pariwisata

Dosen Pengampu:

NURINTAN SIREGAR, M.E


NIP. 198610212019032008

Disusun Oleh:

GUNDUR : 21080024
AJIJAH RAHMA NASUTION : 21080007

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
MANDAILING NATAL
TAHUN 2024
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Puji syukur kehadirat Allah atas segala limpahan rahmat, taufik dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini, Sholawat serta
salam kita curahkan kepada Nabi Muhammad saw yang telah membimbing kita
dari zaman jahiliyah hingga zaman penuh dengan ilmu.
Berkat ridho Allah SWT, doa kedua orang tua dan juga ucapan terima kasih
kepada teman-teman yang telah membantu kami dalam menyelesaikan tugas
ini. kami menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya.
Namun, kami telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan
yang dimiliki sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Dengan hati yang
terbuka kami menerima saran dan kritikan guna penyempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Waalaikum salam warahmatullahi wabarakatuh

Panyabungan, Februari 2024


Penyusun,

Kelompok

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.............................................................. 1
B. Rumusan Masalah....................................................................... 1
C. Tujuan Masalah........................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pariwisata Halal Versus Pariwisata Syariah................................ 3
B. Keunggulan Pariwisata Halal Indonesia..................................... 5
C. Tantangan dan Hambatan pariwisata Halal................................. 6

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan.................................................................................. 8
B. Saran ........................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Wisata adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok
orang untuk tujuan bersenang-senang, rekreasi atau refresing. Pariwisata adalah
segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan obyek
dan daya tarik wisata serta usahausaha yang terkait dibidang tersebut.
Berdasarkan Objeknya, pariwisata dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu:
Cultural tourism yaitu jenis pariwisata yang disebabkan karena adanya daya tarik
dari seni dan budaya suatu tempat atau daerah. Political tourism yaitu jenis
pariwisata untuk melakukan perjalanan tujuannya melihat atau menyaksikan suatu
peristiwa atau kejadian yang berhubungan dengan kegiatan suatu negara.
Misalnya menyaksikan peringatan hari kemerdekaan suatu negara. Social tourism
yaitu jenis pariwisata dimana dari segi penyelenggaraannya tidak menekankan
untuk mencari keuntungan, misalnya study tour, picnik, dan lain-lain. Religion
tourism yaitu jenis pariwisata dimana motivasi wisatawan untuk melakukan
perjalanan tujuannya melihat atau menyaksikan upacara-upacara keagamaan,
seperti upacara Bali Krama di Besakih, haji umroh bagi agama Islam, dan lain-
lain.1
Jepang merupakan salah satu negara yang serius dalam mengembangkan
pariwisata halal. Keseriusan Jepang dalam menerapkan pariwisata halal mulai
diberlakukan pada masa pemerintahan Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe.2
Turis Muslim yang berkunjung ke Jepang adalah 47% dari total jumlah turis
secara keseluruhan. Menurut Japan National Tourism Organization (JNTO), turis
Muslim yang berkunjung ke Jepang mengalami peningkatan dari yang
sebelumnya berjumlah 140.000 wisatawan pada tahun 2011, menjadi 230.000
wisatawan pada tahun 2012, dengan turis terbanyak berasal dari Indonesia dan
Malaysia.

1
I Ketut Suwena Dan I Gusti Ngurah Widyatmaja. Pengetahuan Dasar Ilmu Pariwisata.
(Bali: Pustaka Larasan 2017), h. 20

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa bedanya pariwisata halal dengan pariwisata syariah?
2. Apa keunggulan dari pariwisata halal Indonesia?
3. Apa tantangan dan hambatan dari pariwisata halal?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui perbedaan pariwisata halal dengan pariwisata syariah
2. Untuk mengetahui keunggulan dari pariwisata halal Indonesia
3. Untuk mengetahui tantangan dan hambatan dari pariwisata halal

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pariwisata Halal Versus Pariwisata Syariah
Pariwisata halal adalah pariwisata yang sesuai dengan Islam, dijalankan
dalam rangka menyediakan kebutuhan wisata bagi pemeluk agama Islam yang
sesuai dengan kebiasaan agama pribadi mereka saat bepergian. Pariwisata halal
bukan merupakan wisata yang ekslusif untuk orang muslim saja. Karena, baik
muslim maupun non muslim semuanya dapat menikmati pelayanan berdasarkan
nilai-nilai syariah dan wisata halal juga tidak hanya destinasi ziarah dan religi
tetapi juga mencakup destinasi lainnya yang menjamin ketersediaan fasilitas
pendukung seperti restoran dan hotel yang menyediakan makanan halal dan juga
tempat ibadah.2
Pariwisata halal merupakan pariwisata yang menjadi tren global sekaligus
menjadi perhatian wisatawan Muslim mancanegara. Menurut Michele Carboni,
Carlo Perelli, dan Giovanni Sistu, pariwisata halal merupakan pariwisata yang
sesuai dengan ajaran agama Islam, termasuk di dalamnya wisatawan Muslim yang
berupaya untuk menjaga kebiasaan mereka yang sesuai dengan ajaran Islam
selama melakukan perjalanan.3
Dengan demikian, pariwisata halal merupakan pariwisata yang mencakup
seluruh aktivitas perjalanan umat Muslim yang sesuai dengan syariat Islam,
dimana pelaku pariwisata mampu memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani umat
Muslim selama melakukan perjalanan.
Religion Tourism atau wisata religi adalah hal-hal yang berkaitan dengan
keagamaan, wisata religi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
memperdalam wawasan kegaaman, ketaatan kepada Allah SWT, dan juga para
sahabat nabi yang ditunjukan pada setiap wisatawan.
2
Sari, F. K., Safitri, N. & Anggraini, W. (2019). Persepsi, Sikap dan Minat Pariwisata
Halal di Daerah Istimewa Yogyakarta. Ihtifaz: Journal of Islamic Economics, Finance, and
Banking, 2(2), 137-156.
3
Michele Carboni, Carlo Perelli, dan Givanni Sistu, “Is Islamic Tourism a Viable Option
for Tunisian Tourism? Insights from Djerba,” Tourism Management Perspectives 11, (2014): 1-9

3
Wisata syariah muncul dari kebutuhan wisatawan muslim akan ajaran
Islam. hal ini sesuai dengan Al-Qur'an dan Hadits. Jadi konsep wisata syariah
adalah satu: aktualisasi konsep keislaman yaitu nilai halal dan haram menjadi
patokannya. Sehingga, semua aspek kegiatan pariwisata tidak lepas dari sertifikasi
Halal yang harus menjadi acuan bagi setiap pelaku wisata. Pariwisata syariah
merupakan pariwisata yang dikelola sesuai dengan prinsip-prinsip syariah, 4 tidak
hanya pada produkproduk yang ditawarkannya saja, juga pada pelayanan yang
diberikan serta pada pengelolaan obyek-obyek wisata. Islam melihat pariwisata itu
penting dan perlu dilakukan bagi setiap mukmin untuk mengambil pelajaran
darinya. Allah SWT berfirman:
‫ِق‬ ‫ِس‬ ‫ِم ِل‬
‫َقْد َخ َلْت ْن َقْب ُك ْم ُس َنٌن َف ْيُر ْو ا ىِف اَاْلْر ِض َفاْنُظُر ْو ا َك ْيَف َك اَن َعا َبُة اْلُم َك ِّذ ِبَنْي‬
Artinya : Sungguh, telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunnah (Allah), karena itu
berjalanlah kamu ke (segenap penjuru) bumi dan perhatikanlah bagai-
mana kesudahan orang yang mendustakan (rasulrasul)”. QS. Ali Imran:
137
Berdasarkan pengertian diatas, istilah wisata syariah/ halal adalah wisata
yang Wisatawan Muslim juga menawarkan layanan dan fasilitas wisata dinikmati
oleh wisatawan non-Muslim bila memenuhi setidaknya tiga kebutuhan Prinsip
dasar pada wisatawan muslim yaitu: adanya fasilitas dan pelayanan peribadatan
dengan akomodasi yang memadai dan ramah bagi wisatawan muslim seperti hotel
syariah, makanan dan minuman dengan jaminan Halal melalui sertifikasi agensi
tertentu yang berwenang untuk melakukannya, serta tujuan wisata seperti
pariwisata wisata alam, wisata budaya, atau wisata buatan yang dilengkapi dengan
sarana atau prasarana untuk Ibadah, seperti keberadaan masjid atau mushola di
dekat tempat wisata.
Wisata syariah ada di Indonesia mulai ramai sejak 2012 dan semakin
dikembangkan di beberapa daerah pada 2015. Saat ini Indonesia menempati
urutan pertama sebagai tujuan wisata halal terbaik di negara ini oleh organisasi
konferensi Islam, yang banyak dikunjungi oleh wisatawan Muslim di seluruh

4
Fatwa DSN-MUI No. 108, 2016, Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pariwisata
Berdasarkan Prinsip Shari’ah. Ditetapkan di Jakarta.

4
dunia, menurut laporan GMTI 2019 disusul dengan negara-negara lainnya seperti
Malaysia (perigkat kedua), Turki (peringkat ketiga), Arab Saudi (peringkat
keempat), Uni Emirat Arab (peringkat kelima), Qatar (peringkat enam), Maroko
(peringkat tujuh), Bahrain (peringkat delapan), Oman (peringkat sembilan), dan
Brunei ( peringkat sepuluh).8 Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi
pusat wisata halal dunia karena ditopang oleh keindahan alam, keragaman budaya
dan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia.

B. Keunggulan Pariwisata Halal Indonesia


Adapun di bawah ini merupakan keunggulan dari pariwisata halal di
Indonesia:
1. Memiliki populasi penduduk 250 juta dan 88% muslim.
2. Negara kepulauan terbesar dengan lebih dari 17.000 pulau dengan berbagai
sumber daya alam.
3. Kaya dengan Budaya dan Etnis yaitu memiliki keberagaman dengan lebih
dari 300 suku, 746 jenis bahasa daerah
4. Kaya dengan daya tarik wisata alam (memiliki mega biodiversity).
5. Memiliki lebih dari 850.000 masjid.
6. Memiliki sejarah peradaban Islam masuk ke Indonesia.
7. Gaya hidup halal telah menjadi perilaku masyarakat Indonesia dalam
kehidupannya.

Di Indonesia, pertumbuhan permintaan layanan dan produk pariwisata


halal juga telah mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Prospek Indonesia
dalam mengembangkan wisata halal telah diakui dunia. Hal ini bukan tanpa
alasan, mengingat Indonesia telah banyak menyabet penghargaan dalam ranah
destinasi wisata halal dunia. Pariwisata halal ini merujuk kepada pariwisata
dengan ketentuan-ketentuan dalam produk dan jasa yang diperoleh oleh turis

5
harus memenuhi kebutuhan bagi wisatawan muslim untuk beribadah kepada Allah
SWT.5
C. Tantangan dan Hambatan Pariwisata Halal
Hasil survei lainnya dari CESIC menemukan banyak tantangan yang
dihadapi pelaku industri pariwisata halal dalam pengembangan pariwisata Islam di
masa yang akan datang, yaitu:6
1. Keuangan. Sebagai sektor yang sedang mengalami pertumbuhan dalam
industri pariwisata global, pariwisata Islam belum mendapatkan dukungan
keuangan dari investor dunia untuk pengembangannya. Meski pun pariwisata
halal memiliki potensi besar untuk dikembangkan seiring dengan permintaan
pasar yang tinggi, namun ketatnya persyaratan yang harus sesuai dengan
syariat Islam menjadi penilaian bagi sebagian investor untuk memenuhi
syarat tersebut dan mempertimbangkan potensinya pada pasar yang
berkembang.
2. Gender: Di banyak negara mayoritas Muslim, pekerjaan perempuan di sektor
pariwisata merupakan masalah karena berbagai alasan sosial dan budaya.
Sebagian besar tenaga kerja Muslim secara global dipengaruhi oleh
pengaturan gender yang ada, yang pada gilirannya merupakan kendala
pengembangan pasar wisata syariah.
3. Disparitas dampak nilai-nilai dan keyakinan Islam: ada perbedaan penting di
antara negara-negara OKI dalam memahami nilai-nilai dan keyakinan Islam
dan dampaknya terhadap individu, dan perbedaan ini juga tercermin dalam
kebijakan untuk pengembangan sektor pariwisata.
4. Lemahnya kegiatan promosi dan pemasaran: Terlepas dari pentingnya
industri pariwisata pada umumnya dan pariwisata Islam pada khususnya
melalui efek langsung dan tidak langsung, terlihat di sebagian besar negara
Islam bahwa ada ketiadaan dan kelemahan dalam kegiatan promosi dan
pemasaran pariwisata halal. Pemasaran dan promosi pariwisata adalah proses
5
Mohsin, A.; Ramli, N,; Alkhulayfi, B. (2016). Halal Tourism: Emerging Opportunities.
Tourism Management Perspective, 19, 137–143.
6
Nicolaides, A. (2020). Sustainable Ethical Tourism (SET) and Rural Community
Involvement. African Journal of Hospitality, Tourism and Leisure, 9(1).

6
pemasaran produk pariwisata yang berkelanjutan dan teratur bagi daerah-
daerah tujuan wisata dan layanan yang tersedia. Promosi yang tepat juga
dimaksudkan untuk membangun citra negara yang positif sebagai tujuan
wisata, sehingga meningkatkan iklim kepercayaan kepada para wisatawan.
Namun, sebagian besar negara yang memiliki potensi pariwisata Islami, justru
lemah dalam hal pemasaran pariwisata. Isu penting ini, dengan mengarahkan
program promosi dan pemasaran terhadap target segmen pasar pariwisata
syariah, menjadi vital agar dapat meningkatkan fokus dari pasar pariwisata
dunia.
5. Tantangan keamanan dan terorisme: stabilitas keamanan, politik dan ekonomi
merupakan salah satu komponen paling mendasar dari proses pertumbuhan
dan pembangunan ekonomi. Ketidakseimbangan dalam proses tersebut akan
mengganggu pertumbuhan ekonomi. Dalam dua dekade terakhir, dunia telah
menyaksikan fenomena terorisme, keamanan dan ketidakstabilan politik yang
berkembang di banyak negara Arab dan negara-negara dengan mayoritas
penduduk Islam lainnya seperti Indonesia, sementara sektor pariwisata
menjadi salah satu sektor ekonomi terpenting dan andal di negara-negara
tersebut. Bagaimanapun, sektor pariwisata adlah salah satu sektor yang sangat
sensitif terhadap lingkungan yang bermasalah, keamanan dan ketidakstabilan
politik dan serangan teroris. Masalah yang terkait dengan keamanan
wisatawan, berdampak buruk pada reputasi negara tujuan wisata.

7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pariwisata halal merupakan pariwisata yang menjadi tren global sekaligus
menjadi perhatian wisatawan Muslim mancanegara. Menurut Michele Carboni,
Carlo Perelli, dan Giovanni Sistu, pariwisata halal merupakan pariwisata yang
sesuai dengan ajaran agama Islam, termasuk di dalamnya wisatawan Muslim yang
berupaya untuk menjaga kebiasaan mereka yang sesuai dengan ajaran Islam
selama melakukan perjalanan.
Wisata syariah muncul dari kebutuhan wisatawan muslim akan ajaran
Islam. hal ini sesuai dengan Al-Qur'an dan Hadits. Jadi konsep wisata syariah
adalah satu: aktualisasi konsep keislaman yaitu nilai halal dan haram menjadi
patokannya. Sehingga, semua aspek kegiatan pariwisata tidak lepas dari sertifikasi
Halal yang harus menjadi acuan bagi setiap pelaku wisata. Pariwisata syariah
merupakan pariwisata yang dikelola sesuai dengan prinsip-prinsip syariah, tidak
hanya pada produkproduk yang ditawarkannya saja, juga pada pelayanan yang
diberikan serta pada pengelolaan obyek-obyek wisata. Islam melihat pariwisata itu
penting dan perlu dilakukan bagi setiap mukmin untuk mengambil pelajaran
darinya.
Di Indonesia, pertumbuhan permintaan layanan dan produk pariwisata
halal juga telah mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Prospek Indonesia
dalam mengembangkan wisata halal telah diakui dunia. Hal ini bukan tanpa
alasan, mengingat Indonesia telah banyak menyabet penghargaan dalam ranah
destinasi wisata halal dunia.

B. Saran

8
Meskipun kami menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah
ini akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu kami
perbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan kami. Oleh karena itu
kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat kami harapkan
sebagai bahan evaluasi untuk kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA

Fatwa DSN-MUI No. 108, 2016, Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pariwisata


Berdasarkan Prinsip Shari’ah. Ditetapkan di Jakarta.
Michele Carboni, Carlo Perelli, dan Givanni Sistu, “Is Islamic Tourism a Viable
Option for Tunisian Tourism? Insights from Djerba,” Tourism
Management Perspectives 11, (2014): 1-9
Mohsin, A.; Ramli, N,; Alkhulayfi, B. (2016). Halal Tourism: Emerging
Opportunities. Tourism Management Perspective, 19, 137–143.
Nicolaides, A. (2020). Sustainable Ethical Tourism (SET) and Rural Community
Involvement. African Journal of Hospitality, Tourism and Leisure, 9(1).
Sari, F. K., Safitri, N. & Anggraini, W. (2019). Persepsi, Sikap dan Minat
Pariwisata Halal di Daerah Istimewa Yogyakarta. Ihtifaz: Journal of
Islamic Economics, Finance, and Banking, 2(2), 137-156.
Widyatmaja, I Ketut Suwena Dan I Gusti Ngurah, 2017, Pengetahuan Dasar Ilmu
Pariwisata. Bali: Pustaka Larasan.

Anda mungkin juga menyukai