Anda di halaman 1dari 12

Makalah Kelompok XII

DESTINASI WISATA DAN INDUSTRI PARIWISATA


SYARIAH

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah: Kreativitas & Inovasi Bisnis Pariwisata Syariah
Dosen Pengampu: Sofyan Hakim, SE., SAP., MM., MAP

Disusun oleh

Husniyah
NIM. 2112130185

Tasya Slavinka Yuan


NIM. 2112130148

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALANGKA RAYA


FAKULTAS SYARIAH JURUSAN SYARIAH
PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH
TAHUN 2023 M / 1445 H
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan limpahan
rahmat dan Hidayah-Nya penulis dapat menyajikan makalah sederhana ini dengan
judul “Destinasi Wisata dan Industri Pariwisata Syariah”. Tak lupa sholawat
serta salam selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW
beserta keluarga, kerabat dan pengikut beliau hingga hari akhir.

Pada kesempatan kali ini izinkan penulis untuk menyampaikan rasa


terimakasih kepada Bapak Sofyan Hakim, SE., SAP., MM., MAP selaku Dosen
Pengampu mata kuliah Kreativitas & Inovasi Bisnis Pariwisata Syariah yang
sudah memberikan kepercayaan kepada kami untuk membuat makalah dalam
bentuk sederhana sebagai tugas yang belum mencapai kata sempurna.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa tulisan ini masih mempunyai


kekurangan dan kelemahan. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat diharapkan
untuk kesempurnaannya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca maupun
penulis sendiri.

Wassalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Palangka Raya, November 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1

A. Latar belakang ............................................................................................1


B. Rumusan Masalah ......................................................................................2
C. Tujuan Penulisan ........................................................................................2
D. Metode Penulisan .......................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................3

1. Destinasi Wisata.........................................................................................3
2. Industri Pariwisata Syariah ........................................................................4

BAB III PENUTUP ...............................................................................................8

A. Kesimpulan ................................................................................................8
B. Saran ..........................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................9

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pariwisata syariah merupakan suatu permintaan wisata yang didasarkan
pada gaya hidup wisatawan Muslim selama liburan. Pariwisata syariah
bertujuan agar wisatawan termotivasi untuk mendapatkan kebahagiaan dan
berkat dari Allah. Ini merupakan pariwisata yang fleksibel, rasional, sederhana,
dan seimbang, yang tidak menghilangkan semua unsur yang terdapat di wisata
konvensional, asalkan tidak bertentangan dengan nilai dan prinsip syariah.1
Terdapat 10 komponen ideal yang harus terdapat di wisata halal, seperti
pengenalan pada destinasi wisata yang baik dengan berbagai media promosi,
ukuran besar untuk memenuhi pangsa pasar yang lebih besar, dan faktor
standar pengukuran pariwisata syariah dari segi administrasi dan
pengelolaannya untuk semua wisatawan. Destinasi wisata halal sendiri
memiliki pengertian yang hampir sama dengan tempat, kawasan, atau daerah
spesifik yang telah dipilih orang baik secara individu.
Destinasi wisata halal menjadi brand terbaru untuk Nusa Tenggara Barat,
dengan pluralitas etnis dan agama lokal yang kuat memperoleh label pariwisata
halal. Salah satu unsur yang sangat menentukan berkembangnya industri
pariwisata adalah obyek wisata, yang merupakan dasar bagi kepariwisataan.
Industri pariwisata adalah kumpulan usaha pariwisata yang saling terkait dalam
rangka menghasilkan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan
wisatawan dalam penyelenggaraan pariwisata.
Pariwisata syariah dimanfaatkan oleh banyak orang karena karakteristik
produk dan jasanya yang bersifat umum selama tidak bertentangan dengan nilai
dan etika syariah. Hasil kesimpulan menunjukkan bahwa potensi yang dimiliki
destinasi wisata Brayut kota Yogyakarta telah memenuhi standar konsep
pengembangan wisata syariah.

1
I Ketut Suwena and I Gusti Ngurah Widyatmaja, Pengetahuan Dasar Ilmu Pariwisata (Bali:
Pustaka Larasan, 2017). 20.

1
B. Rumusan Masalah

Dari pembahasan latar belakang di atas, maka penulis bermaksud


membahas materi yang terangkum dalam rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan destinasi wisata?
2. Apa yang dimaksud dengan industri pariwisata syariah?
C. Tujuan Penulisan

Dari rumusan masalah diatas, maka dapat ditarik tujuan penulisan


makalah ini, yaitu:
1. Mengetahui dan memahami apa yang dimaksud dengan destinasi wisata.
2. Mengetahui dan memahami apa yang dimaksud dengan industri pariwisata
syariah.
D. Metode Penelitian
Dalam penulisan makalah ini penulis menggunakan metode
pengumpulan data melalui (library research) dengan melakukan penelusuran
pustaka, pencarian sumber-sumber yang relevan dari jurnal, artikel, maupun
buku yang berhubungan dengan tema makalah yang dibuat.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Destinasi Wisata
Pengertian destinasi pariwisata menurut UU no 10 tahun 2009 adalah
kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif
yang didalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas
pariwisata, aksesibilitas, serta masyrakat yang saling terkait dan melengkapi
terwujudnya kepariwisataan.
Sedangkan menurut Ngafean, objek wisata atau dikenal dengan tourism
object merupakan segala objek yang dapat menimbulkan daya tarik bagi para
wisatawan untuk datang melihatnya (misalnya keadaan alam, bangunan
bersejarah, kebudayaan, dan pusat-pusat rekreasi moderen).2
Sehingga dapat disimpulkan bahwa destinasi wisata atau destinasi
pariwisata dan bisa disebut juga objek wisata adalah kawasan geografis yang
dapat menimbulkan daya tarik dimana didalamnya terdapat pula fasilitas,
aksesibilitas yang membuat wisatawan ingin melihatnya dan berkunjung.
Produk pariwisata didefinisikan sebagai “daya tarik” ditambah "industri
pariwisata". Menurut Acs Distance Education, daya tarik wisata umumnya
terbagi menjadi dua kelompok utama :
1. Daya Tarik Wisata Alam Daya tarik wisata alam bisa beragam, seperti
dibawah ini :
a. Situs topografi: gunung, pantai, lembah, gua, ngarai, gunung berapi,
terumbu karang
b. Situs iklim: tempat panas, tempat dingin, tempat lembab, tempat
kering
c. Situs yang didefinisikan menurut lokasi: pusat atau situs yang mudah
diakses, situs yang terisolasi atau sulit dijangkau

2
Mohamad Ngafenan, Kamus Pariwisata (Semarang: Dahara Prize, 1991). 87.

3
d. Situs yang menampilkan kehidupan tumbuhan atau hewan tertentu:
mis. hutan, hutan, padang rumput, padang rumput, padang pasir,
kebun binatang, kebun raya
e. Situs hidrologi: danau, sungai, sungai, air terjun, mata air mineral
2. Daya Tarik Wisata Budaya Berikut ini adalah daya tarik wisata budaya
yang terbagi dalam beberapa situs:
a. Situs prasejarah: destinasi wisata yang mengandung sejarah dari
jaman dahulu yang lokasinya tetap dan dalam bentuk yang sama
seperti Stonehenge, Candi Borobudur, lukisan gua, dan sebagainya.
b. Situs bersejarah: destinasi wisata yang berisikan benda-benda
bersejarah yang ditempatkan dalam 1 tempat atau 1 destinasi wisata
seperti museum, monumen kuno, kuburan, bangunan yang terdaftar
sebagai warisan budaya, lokasi kejadian penting
c. Situs religius yang penting: Katedral, masjid, tempat suci -
Pertunjukan dan acara budaya kontemporer: galeri seni, arsitektur
modern, teater, festival, pameran, pameran olahraga internasional -
Atraksi pedesaan: peternakan, perkebunan anggur, pertambangan,
daerah pertanian, teknologi pertanian atau museum
d. Atraksi ritel: pusat perbelanjaan besar, toko spesialis kecil, pasar,
rumah mode, pameran atau pameran kerajinan
e. Atraksi rekreasi: resor, taman hiburan, lapangan golf, kasino, acara
olahraga
f. Acara budaya : festival.3
B. Industri Pariwisata Syariah
Pariwisata merupakan salah satu sektor yang sangat potensial dalam
memberikan kontribusi untuk meningkatkan perekonomian suatu negara.
Menurut Undang – Undang No. 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan,
pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan jasa pariwisata,
menyediakan objek dan daya tarik wisata. usaha sarana pariwisata dan usaha

3
Ngafenan. 89.

4
lain yang berhubungan dengan pariwisata. Indonesia merupakan negara
kepulauan yang memiliki keragaman suku, ras, budaya, dan etnis serta
kekayaan alam dan budaya menjadi ciri khas di Indonesia untuk menarik
wisatawan yang berkunjung. Selain itu, didukung dengan daerah tropis , 17508
pulau 6000 diantaranya tidak ditempati.4
Pariwisata syariah telah diperkenalkan sejak tahun 2000 dari
pembahasan pertemuan OKI. Pariwisata syariah merupakan suatu permintaan
wisata yang didasarkan pada gaya hidup wisatawan muslim selama liburan.
Selain itu, pariwisata syariah merupakan pariwisata yang fleksibel, rasional,
sederhana dan seimbang. Pariwisata ini bertujuan agar wisatawan termotivasi
untuk mendapatkan kebahagiaan dan berkat dari Allah SWT.
Industri pariwisata syariah mencakup berbagai aspek, seperti hotel dan
akomodasi, makanan dan minuman, transportasi, fasilitas ibadah, dan lain-lain.
Beberapa negara, baik negara Muslim maupun non-Muslim, berlomba-lomba
untuk menawarkan konsep pariwisata syariah. Indonesia memiliki peluang
besar untuk menjadi destinasi utama pariwisata syariah dunia karena memiliki
populasi Muslim terbesar di dunia dan sumber daya alam yang indah.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) bekerja sama
dengan Majelis Ulama Indonesia mengadakan Grand Launching Pariwisata
Syariah pada tahun 2013 untuk mendorong perkembangan entitas bisnis
syariah di lingkungan pariwisata syariah di Indonesia. Jurusan Pariwisata
Syariah merupakan suatu program studi atau jurusan di perguruan tinggi yang
fokus pada pengembangan dan penerapan prinsip-prinsip syariah dalam
industri pariwisata.5
Menurut Chukaew, terdapat delapan faktor standar pengukuran
pariwisata syariah dari segi administrasi dan pengelolaannya untuk semua
wisatawan yang hal tersebut dapat menjadi suatu karakteristik tersendiri, yaitu:

4
Fitratun Ramadhany and Ahmad Ajib Ridlwan, “Implikasi Pariwisata Syariah Terhadap
Peningkatan Pendapatan Dan Kesejahteraan Masyarakat,” Muslim Heritage 3, no. 1 (2018). 148.
5
Aku Pintar, “Pariwisata Syariah,” akupintar.id, 2023, https://akupintar.id/jurusan/-/daftar-
jurusan/detail-jurusan/131196/pariwisata-syariah. (14 November 2023).

5
1. Pelayanan kepada wisatawan harus cocok dengan prinsip muslim secara
keseluruhan;
2. Pemandu dan staf harus memiliki disiplin dan menghormati prinsip-
prinsip Islam;
3. Mengatur semua kegiatan agar tidak bertentangan dengan prinsip Islam;
4. Bangunan harus sesuai dengan prinsip-prinsip Islam. ;
5. Restoran harus mengikuti standar internasional pelayanan halal;
6. Layanan transportasi harus memiliki keamanan sistem proteksi;
7. Ada tempat-tempat yang disediakan untuk semua wisatawan muslim
melakukan kegiatan keagamaan; dan
8. Bepergian ke tempat-tempat yang tidak bertentangan dengan prinsip
Islam.
Dari karakteristik pariwisata syariah yang dijabarkan Chukaew, terdapat
empat aspek penting yang harus diperhatikan untuk menunjang suatu
pariwisata syariah.
1. Lokasi: Penerapan sistem Islami di area pariwisata. Lokasi pariwisata
yang dipilih merupakan yang diperbolehkan kaidah Islam dan dapat
meningkatkan nilai-nilai spiritual wisatawan.
2. Transportasi: Penerapan sistem, seperti pemisahan tempat duduk antara
laki-laki dan wanita yang bukan mahram sehingga tetap berjalannya
syariat Islam dan terjaganya kenyamanan wisatawan.
3. Konsumsi: Islam sangat memperhatikan segi kehalalan konsumsi, hal
tersebut tertuang dalam Q.S Al-Maidah ayat 3. Segi kehalalan disini baik
dari dari sifatnya, perolehannya maupun pengolahannya. Selain itu, suatu
penelitian menunjukkan bahwa minat wisatawan dalam makanan
memainkan peran sentral dalam memilih tujuan wisata.
4. Hotel: seluruh proses kerja dan fasilitas yang disediakan berjalan sesuai
dengan prinsip syariah. Menurut Rosenberg, pelayanan disini tidak
sebatas dalam lingkup makanan maupun minuman, tetapi juga dalam

6
fasilitas yang diberikan seperti spa, gym, kolam renang, ruang tamu dan
fungsional untuk laki-laki dan perempuan sebaiknya terpisah.6

6
Haidar Tsany Alim and et al, “Analisis Potensi Pariwisata Syariah Dengan Mengoptimalkan
Industri Kreatif Di Jawa Tengah Dan Yogyakarta,” 2015, http://eprints.undip.ac.id/45828. 3.

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang sangat potensial dalam
memberikan kontribusi untuk meningkatkan perekonomian suatu negara.
Menurut Undang – Undang No. 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan,
pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan jasa
pariwisata, menyediakan objek dan daya tarik wisata. Industri pariwisata
syariah mencakup berbagai aspek, seperti hotel dan akomodasi, makanan
dan minuman, transportasi, fasilitas ibadah, dan lain-lain.
2. Destinasi wisata atau destinasi pariwisata dan bisa disebut juga objek wisata
adalah kawasan geografis yang dapat menimbulkan daya tarik dimana
didalamnya terdapat pula fasilitas, aksesibilitas yang membuat wisatawan
ingin melihatnya dan berkunjung. Produk pariwisata didefinisikan sebagai
“daya tarik” ditambah "industri pariwisata".
B. Saran
Demikianlah makalah ini penulis susun, semoga bisa memberikan
pemahaman tentang Destinasi Wisata dan Industri Pariwisata Syariah. Saya
sebagai Penulis menyadari masih banyak kesalahan dan kekeliruan yang
terdapat dalam penyusuanan makalah ini, baik dari segi penulisan maupun
dalam pembahasannya. Oleh karena itu, penulis memohon saran dan
kritikannya yang bersifat membangun sehingga dalam penyusunan makalah-
makalah selanjutnya dapat lebih sempurna.

8
DAFTAR PUSTAKA

Internet:

Aku Pintar. “Pariwisata Syariah.” akupintar.id, 2023. https://akupintar.id/jurusan/-


/daftar-jurusan/detail-jurusan/131196/pariwisata-syariah.

Alim, Haidar Tsany, and et al. “Analisis Potensi Pariwisata Syariah Dengan
Mengoptimalkan Industri Kreatif Di Jawa Tengah Dan Yogyakarta,” 2015.
http://eprints.undip.ac.id/45828.

Buku:

Ngafenan, Mohamad. Kamus Pariwisata. Semarang: Dahara Prize, 1991.

Suwena, I Ketut, and I Gusti Ngurah Widyatmaja. Pengetahuan Dasar Ilmu


Pariwisata. Bali: Pustaka Larasan, 2017.

Jurnal:

Ramadhany, Fitratun, and Ahmad Ajib Ridlwan. “Implikasi Pariwisata Syariah


Terhadap Peningkatan Pendapatan Dan Kesejahteraan Masyarakat.”
Muslim Heritage 3, no. 1 (2018).

Anda mungkin juga menyukai