Anda di halaman 1dari 10

DAERAH TUJUAN WISATA DENGAN INTERAKSI SISTEM KEPARIWISATAAN

BESERTA UNSUR PENAWARAN BISNIS

DAN KARAKTERISTIK DAERAH TUJUAN WISATA

Oleh Kelompok 6

1. I Made Bayu Suta Brahmanda (1807521155)


2. I Gede Arya Pradnya Diasana (1807521160)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2019

i
KATA PENGANTAR

            Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkah dan rahmat-Nya penulis
dapat menyelesaikan makalah kelompok dua mengenai “Daya Tarik wisata“ ini dengan baik
dan sesuai dengan petunjuk.

            Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis sangat
membutuhkan kritik dan saran yang sifatnya membangun pada intinya untuk memperbaiki
kekurangan-kekurangan agar dimasa yang akan datang lebih baik lagi.Ucapan terimakasih
kepada dosen pengajar yang telah menyempatkan diri dalam membaca dan memberi penilaian
kepada makalah ini, akhir kata penulis ucapkan terimakasih.

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………………………………………i

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………….ii

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………..iii

1. BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………………………………………...1

1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………………….1

1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………………………1

1.3 Tujuan Makalah…………………………………………………………………………...1

2. BAB 2 PEMBAHASAN………………………………………………………………………..2

2.1 Pengertian Daerah Tujuan Wisata………………………………………………………...2

2.2 Interaksi Sistem Kepariwisataan…………………………………………………………..3

2.3 Sisi Penawaran Destinasi………………………………………………………………….4

2.4 Unsur-unsur Penawaran Dalam Bisnis Pariwisata……….………………………………..5

2.5 Karakteristik Penawaran Pariwisata…………….………………………………………...5

3. BAB 3 PENUTUP……………………………………………………………………………...7

3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………………..7

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Destinasi Pariwisata adalah area atau kawasan geografis yang berbeda dalam suatu atau
lebih wilayah administratif yang di dalamnya terdapat unsur: daya tarik wisata, fasilitas
pariwisata, aksesibilitas, masyarakat serta wisatawan yang saling terkait dan melengkapi
untuk terwujudnya kegiatan kepariwisataan. Daya tarik yang tidak atau belum
dikembangankan merupakan sumber daya potensial dan belum dapat disebut daya tarik
wisata, sampai adanya suatu jenis pengembangan tertentu. Objek dan daya tarik wisata
merupakan dasar bagi kepariwisataan. Tanpa adanya daya tarik di suatu daerah atau tempat
tertentu kepariwisataan sulit untuk dikembangkan. Daya Tarik Wisata sejatinya merupakan
kata lain dari obyek wisata namun sesuai peraturan pemerintah Indonesia tahun 2009 kata
obyek wisata sudah tidak relevan lagi untuk  menyebutkan suatu daerah tujuan wisatawan
maka digunakanlah kata “ Daya Tarik Wisata”.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian daerah tujuan wisata ?


2. Bagaimana interaksi sistem kepariwisataan ?
3. Apa saja ciri khas sisi penawaran destinasi ?
4. Apa saja unsur-unsur penawaran dalam bisnis pariwisata ?

1.3. Tujuan Penulisan

1. Agar dapat menjelaskan daerah tujuan wisata.


2. Dapat mengkaji sistem kepariwisataan.
3. Dapat memahami ciri khas sisi penawaran destinasi.
4. Memahami unsur-unsur penawaran dalam bisnis pariwisata.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. PENGERTIAN DAERAH TUJUAN WISATA

Menurut Hadinoto daerah tujuan wisata merupakan suatu kawasan spesifik yang dipilih oleh
seorang pengunjung dimana ia dapat tinggal selama waktu tertentu, sedangkan Menurut
Flament (1975) dalam Pariwisata Indonesia, Menuju Destinasi Pariwisata Berdaya Saing,
menyebutkan bahwa “…. Any place capable of satisfying the tourists’ needs (for relaxation)
must be classed as a destination”.

Sedangkan pengertian umum dari daerah tujuan wisata adalah sebuah tempat dan atau
kawasan yang dapat memenuhi permintaan dan keinginan wisatawan untuk tinggal atau
berkunjung. Jadi, bisa disimplkan bahwa daerah tujuan wisata merupakan tempat dimana
segala kegiatan pariwisata bisa dilakukan dengan tersedianya segala fasilitas dan atraksi
wisata untuk wisatawan.

Dalam mendukung keberadaan daerah tujuan wisata perlu ada unsur pokok yang harus
mendapat perhatian agar wisatawa dapat tenang, aman dan nyaman didalam berkunjung,
unsur tersebut yakni :

1. Objek dan daya tarik wisata.


2. Prasarana wisata.
3. Sarana wisata.
4. Tata laksana/infrastruktur.
5. Masyarakat dan lingkungan.

Agar suatu daerah tujuan wisata mempunyai daya tarik harus mempunyai syarat-syarat yang
ada seperti dibawah ini :

1. Ada sesuatu yang bisa dilihat (something to see)


2. Ada sesuatu yang dapat dikerjakan (something to do)
3. Ada sesuatu yang ingin diketahui atau dipelajari (something to know)
4. Ada sesuatu yang bisa dibeli (something to buy )

2
Selain itu, didalam menentukan suatu daerah yang dimungkinkan untuk dikunjungi oleh
wisatawan adalah memenuhi persyaratan atau yang lebih dikenal dengan istilah 5A, yaitu :

1. Accessibility
Adalah suatu lokasi yang layak untuk dapat dijangkau / ditempuh oleh wisatawan
dengan alat transportasi serta dibantu dengan adanya sarana komunikasi. Contohnya :
alat transportasi udara, air dan darat serta alat komunikasi seperti smartphone dan lain-
lain.
2. Accomodation
Adalah suatu tempat yang di sediakan untuk memenuhi kebutuhan tempat tinggal
wisatawan yang layak, aman dan memenuhi syarat dari segi kesehatan. Contohnya :
hotel, losmen, resort, guest house, villa, dan lain-lain.
3. Attraction
Adalah suatu atraksi atau objek yang dikelola oleh pemerintah / masyarakat setempat
yang layak dan aman untuk wisatawan. Contohnya : Natural (alam), seperti pantai,
gunung, hutan, taman laut, danau dan lain-lain. Man made (buatan manusia), seperti
candi, situs, museum, taman rekreasi, monumen, dan lain-lain. Culture, seperti
kesenian, adat istiadat, tempat bersejarah dan lain-lain.
4. Activities
Adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh wisatawan dengan layak dan aman.
Contohnya : mendaki gunung, menyelam, ski, berselancar, berenang, menonton
pertujukan, mengamati pemandangan dan lain-lain.
5. Amenities
Adalah tersedianya tempat bagi wisatawan untuk mendapatkan kemudahan yang
diperlukan. Contohnya : bank, atm, money changer, rumah makan, toko souvenir,
kantor pos, pasar dan lain sebagainya.

2.2. INTERAKSI SISTEM KEPARIWISATAAN

Interaksi Sistem Pariwisata menurut Jordan adalah tatanan komponen dalam industri
pariwisata dimana masing-masing komponen saling berhubungan dan membentuk sesuatu
yang bersifat menyeluruh. Sedangkan Bertalanffy mendefinisikan sistem sebagai satu

3
kesatuan elemen yang saling terkait satu sama lain didalamnya dan dengan lingkungannya.
Leiper mencoba menjelaskan sistem pariwisata secara menyeluruh (whole tourism system)
dimulai dengan mendeskripsikan perjalanan seorang wisatawan. Dari hasil analisis terdapat
5 elemen sebagai subsistem dalam setiap interaksi sistem pariwisata yang menyeluruh,
yaitu:

1. Wisatawan (tourist), merupakan elemen manusia yaitu orang yang melakukan


perjalanan wisata.
2. Daerah asal wisatawan (traveller-generating regions), merupakan elemen geografi yaitu
tempat dimana wisatawan mengawali dan mengakhiri perjalanannya.
3. Jalur pengangkutan (transit route), merupakan elemen geografi tempat dimana
perjalanan wisata utama berlangsung.
4. Daerah tujuan wisata (tourist destination region) sebagai element geografi yaitu tempat
utama yang dikunjungi wisatawan.
5. Industri pariwisata (tourist industry) sebagai elemen organisasi, yaitu kumpulan dari
organisasi yang bergerak usaha pariwisata, bekerjasama dalam pemasaran pariwisata
untuk menyediakan barang, jasa dan fasilitas pariwisata.

Jadi kepariwisataan (tourism) merupakan suatu konsep yang kompleks dan membutuhkan
keterlibatan antar sektor atau lingkungan usaha yang lain (seperti agro, pertambangan,
manufaktur, konstruksi, perdagangan, keuangan dan jasa umum) serta keterlibatan antar
dimensi (seperti spasial, bisnis, akademis, sosial budaya dan ekonomi). Bermacam
keterlibatan tersebut dapat dilihat dari sudut pandang sistem, yang biasa disebut dengan
sistem kepariwisataan (tourism system). Sistem kepariwisatan merupakan suatu sistem yang
bersifat terbuka (open system) karena sifat atau karakteristiknya yang multi sektor dan multi
dimensi.

2.3. SISI PENAWARAN DESTINASI

Mengkaji permasalahan penawaran dalam pasar pariwisata, ditandai oleh tiga ciri khas
utama, yaitu :

4
1. Penawaran jasa-jasa, dengan demikian apa yang ditawarkan itu tidak mungkin ditimbun
dalam waktu lama dan harus ditawarkan dimana produk itu berada. Oleh karena itu
mustahil untuk mengangkutnya, dan inilah yang membuat perbedaan dengan produk-
produk lainnya yang ditawarkan, dalam arti bahwa konsumen harus mendatangi apa
yang ditawarkan itu untuk diteliti.
2. Produk yang ditawarkan dalam industri pariwisata ini sifatnya kaku (rigid) dalam arti
bahwa dalam usaha pengadaan untuk pariwisata, sulit sekali untuk mengubah sasaran
penggunaan untuk di luar pariwisata.
3. Berlakunya hukum substitusi. Karena pariwisata belum menjadi kebutuhan pokok
manusia, maka penawaran pariwisata harus bersaing ketat dengan penawaran barang-
barang dan jasa yang lain.

Permintaan pariwisata ditandai dengan beberapa ciri khas antara lain adalah elastisitas
(elasticity) dan kepekaan (sensitivity). Elastisitas disini berarti seberapa jauh tingkat
kelenturan permintaan tersebut terhadap perubahan struktur harga /perubahan berbagai
macam kondisi ekonomi di pasar. Permintaan pariwisata juga sangat peka (sensitive)
terhadap kondisi sosial, politik dan perubahan mode perjalanan. Daerah tujuan wisata yang
mengalami ketidak tenangan (instability) kondisi politik atau keguncangan sosial tidak akan
menarik wisatawan meskipun harga fasilitas pariwisata yang ditawarkan sangat murah.

2.4. UNSUR-UNSUR PENAWARAN DALAM BISNIS PARIWISATA

Yang menjadi unsur-unsur penawaran pariwisata :

1. Sejumlah barang maupun jasa yang ditawarkan kepada wisatawan dengan harga
tertentu.
2. Meliputi semua daerah tujuan yang ditawarkan kepada wisatawan, baik wisatawan
potensial maupun riil.
3. Berupa daya tarik alam, hasil ciptaan manusia,barang dan jasa yang dapat mendorong
orang-orang untuk berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata.

2.5. KARATERISTIK PENAWARAN PARIWISATA

5
Yang termasuk karakteristik penawaran pariwisata :

1. Tidak dapat ditimbun atau dipindah-pindahkan dan hanya dapat dikonsumsi di tempat
jasa tersebut dihasilkan.
2. Sifatnya sangat kaku (rigid) artinya sangat sulit untuk mengubah sasaran
penggunaannya di luar pariwisata.
3. Sangat tergantung pada persaingan dari barang-barang dan jasa-jasa lainnya, sehingga
hukum substitusi sangat kuat berlaku.

6
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang mempunyai daya tarik, keunikan dan nilai
yang tinggi, yang menjadi tujuan wisatawan datang ke suatu daerah tertentu. Keindahan dan
kenyamanan daerah tujuan wisata, seperti keindahan pemandangan alam, sturuktur hidrologi
almiah seperti air bersih, udara segar, keunikan budaya, wahana yang seru, dan akses yang
mudah, kuailitasnya bisa memburuk karena aktifitas manusia, tidak terkecuali aktifitas
wisata itu sendiri. kualitas lingkungan merupakan bagian integral dari suguhan-suguhan
alamiah. Dengan demikian, pemeliharaan terhadap kualitas lingkungan menjadi syarat
mutlak bagi daya tahan terhadap kompetisi pemilihan tujuan wisata oleh wisatawan.

Anda mungkin juga menyukai