Disusun Oleh :
Dosen:
Elen Elvino,s.Pd.M.Pd
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...................................................................................................i
Daftar Isi.........................................................................................................................ii
BAB I. PENDAHULUAN..........................................................................................1
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Berdasarkan UU No.9 Tahun 1990 dijelaskan bahwa pengertian kawasan wisata adalah
suatu kawasan yang mempunyai luas tertentu yang dibangun dan disediakan untuk kegiatan
pariwisata. Apabila dikaitkan dengan pariwisata air, pengertian tersebut berarti suatu kawasan
yang disediakan untuk kegiatan pariwisata dengan mengandalkan obyek atau daya tarik kawasan
perairan. Pengertian kawasan pariwisata ini juga diungkapkan oleh seorang ahli yaitu Inskeep
(1991:77) sebagai area yang dikembangkan dengan penyediaan fasilitas dan pelayanan lengkap
(untuk rekreasi/relaksasi, pendalaman suatu pengalaman/kesehatan).
Destinasi Pariwisata adalah area atau kawasan geografis yang berbeda dalam suatu atau
lebih wilayah administratif yang di dalamnya terdapat unsur: daya tarik wisata, fasilitas
pariwisata, aksesibilitas, masyarakat serta wisatawan yang saling terkait dan melengkapi untuk
terwujudnya kegiatan kepariwisataan. Daya tarik yang tidak atau belum dikembangankan
merupakan sumber daya potensial dan belum dapat disebut daya tarik wisata, sampai adanya
suatu jenis pengembangan tertentu. Objek dan daya tarik wisata merupakan dasar bagi
kepariwisataan. Tanpa adanya daya tarik di suatu daerah atau tempat tertentu kepariwisataan
sulit untuk dikembangkan. Dalam literatur kepariwisataan luar negeri tidak dijumpai istilah objek
wisata seperti yang biasa dikenal di Indonesia. Untuk pengertian objek wisata biasanya lebih
banyak menggunakan istilah “tuorist attractions”, yaitu segala sesuatu yang menjadi daya tarik
bagi orang untuk mengunjungi suatu daerah tertentu. Seperti yang telah dikemukakan
sebelumnya, wisata merupakan perjalanan yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang dan
menetap untuk sementara di tempat lain selain tempat tinggalnya, untuk salah satu atau beberapa
alasan, selain mencari pekerjaan. Perjalanan wisata ini memerlukan suatu tujuan, diantaranya
adalah menikmati objek wisata atau daya tarik wisata. Dalam hal ini, daya tarik wisata
merupakan sasaran dari wisatawan untuk melakukan kegiatan kepariwisatanya.
Daya Tarik Wisata sejatinya merupakan kata lain dari obyek wisata namun sesuai
peraturan pemerintah Indonesia tahun 2009 kata obyek wisata sudah tidak relevan lagi untuk
menyebutkan suatu daerah tujuan wisatawan maka digunakanlah kata “ Daya Tarik Wisata”
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan daya tarik pariwisata?
2. Apa sajakah pembagian daya tarik pariwisata?
3. Apa sajakah syarat-syarat untuk daya tarik pariwisata?
4. Apa yang dimaksud dengan atraksi wisata?
5. Bagaimana upaya untuk meningkatkan daya tarik pariwisata?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian daya tarik pariwisata?
2. Untuk mengetahui pembagian daya tarik pariwisata?
3. Untuk mengetahui syarat-syarat untuk daya tarik pariwisata?
4. Untuk mengetahui tentang atraksi wisata?
5. Untuk mengetahui upaya untuk meningkatkan daya tarik pariwisata?
BAB II
PEMBAHASAN
Pembangunan suatu objek wisata harus dirancang dengan bersumber pada potensi daya tarik
yang dimiliki objek tersebut dengan mengacu pada ceritera keberhasilan pengembangan yang
meliputi berbagai kelayakan, yaitu diantaranya adalah:
1. Kelayakan Finansial
Studi kelayakan ini menyangkut perhitungan secara komersial dan pembangunan objek
wisata tersebut. Perkiraan untung-rugi sudah harus diperkirakan dari awal. Berapa tenggang
waktu yang dibutuhkan untuk kembali modal pun sudah harus diramalkan.
2. Kelayakan Sosial Ekonomi Regional
Studi kelayakan ini dilakukan untuk melihat apakah investasi yang ditanamkan untuk
membangun suatu objek wisata juga akan memiliki dampak sosial ekonomi secara regional;
dapat menciptakan lapangan kerja berusaha, dapat meningkatkan penerimaan devisa, dapat
meningkatkan penerimaan pada sektor yang lain seperti pajak, perindustrian, perdagangan,
pertanian, dan lain-lain. Dalam kaitannya dengan hal ini pertimbangan tidak semata-mata
komersial saja tetapi juga memperhatikan dampaknya secara lebih luas.
3. Layak Teknis
Pembangunan objek wisata harus dapat dipertanggungjawabkan secara teknis dengan
melihat daya dukung yang ada. Tidaklah perlu memaksakan diri untuk membangun suatu objek
wisata apabila daya dukung objek wisata tersebut rendah. Daya tarik suatu objek wisata tersebut
membahayakan keselamatan para wisatawan.
4. Layak Lingkungan
Analisis dampak lingkungan dapat dipergunakan sebagai acuan kegiatan pembangunan
suatu objek wisata. Pembangunan objek wisata yang mengakibatkan rusaknya lingkungan harus
dihentikan pembangunannya. Pebangunan objek wisata bukanlah untuk merusak lingkungan,
tetapi sekedar memanfaatkan sumber daya alam untuk kebaikan manusia dan untuk
meningkatkan kualitas hidup manusia sehingga terciptanya keseimbangan, keselarasan, dan
keserasian hubungan antara manusia dengan lingkungan alam dan manusia dengan Tuhannya.
Penentuan Unsur Pengembangan dan Bobot Daya Tarik Wisata Pariwisata dilandasi oleh
mpengertian dan konsep disajikan dalam blog pedoman ini dikembangkan dengan menentukan
unsur-unsur yang berpengaruh terhadap pengembangan destinasi pariwisata dan memberikan
bobot atau nilai penting terhadap masing-masing unsur tersebut.Penentuan unsur utamanya
berkaitan dengan pengembangan suatu produk pariwisata di suatu destinasi.
4. Atraksi wisata
a. Atraksi wisata seni, budaya, warisan sejarah, tradisi, kekayaan alam, hiburan,
jasa, dan lain-lain hal yang merupakan daya tarik wisata didaerah tujuan wisata.
b. Atraksi wisata dapat berupa kejadian-kejadian tradisional, kejadian-kejadian yang
tidak tetap, dan pembuatan keramik di Kasongan. Beberapa atraksi wisata di
Indonesia yang sering dikunjungi wisatawan, misalnya perayaan Sekaten di
Yogya dan Sala, Upacara Ngaben di Bali, gerhana matahari total, dan pekan Raya
Jakarta (Jakarta Fair). Berdasarkan pengertian objek wisata dan atraksi tersebut,
dapatlah dikemukakan perbedaan dan persamaan antara objek wisata dan atraksi
wisata.]
5. Meningkatkan Daya Tarik
Agar suatu daerah tujuan wisata mempunyai daya tarik, disamping harus ada objek dan
atraksi wisata, suatu DTW harus mempunyai 3 syarat daya tarik yaitu:
a. ada sesuatu yang bisa dilihat (something to see)
b. ada sesuatu yang dapat dikerjakan (something to do)
c. ada sesuatu yang bisa dibeli (something to buy)
Ketiga syarat tersebut merupakan unsur-unsur untuk mempublikasikan pariwisata.
Seorang wisatawan yang datang kesuatu DTW dengan tujuan untuk memperoleh manfaat
(benefit) dan kepuasan (satisfactions). Manfaat dan kepuasan tersebut dapat diperoleh apabila
suatu DTW mempunyai daya tarik. Prof.Marrioti menyebut daya tarik suatu DTW dengan istilah
attractive spontanee, yaitu segala sesuatu yang terdapat didaerah tujuan wisata yang merupakan
daya tarik agar orang-orang mau datang berkunjung ketempat tersebut.
Hal-hal yang dapat menarik orang untuk berkunjung ke suatu DTW antara lain dapat dirinci
sebagai berikut.
a.Benda-benda yang tersedia dan terdapat di alam semesta (natural)
1. Iklim:
2. Cuaca cerah (clean air), kering (dry), banyak cahaya matahari (sunny day), panas (hot),
sejuk (mild), hujan (wet), dan sebagainya.
3. Bentuk tanah dan pemandangan (land configuration and landscape):
4. Tanah yang datar (plains), gunung berapi (vocanos), lembah pegunungan (scenic
mountain), danau (lakes), pantai (beaches), sungai (river), air terjun(water-fall),
pemandangan yang menarik (panoramic views)
5. Hutan belukar (the sylvan elements), misalnya hutan yang luas (large forest), banyak
pepohonan (tress).
6. Fauna dan flora, seperti tanaman-tanaman yang aneh (uncommon vegetation), burung-
burung (birds), ikan (fish), binatang buas (wild life), cagar alam (national parks), daerah
perburuan (huntingand photographic safari), dan sebagainya.
7. Pusat-pusat kesehatan (health center):
Sumber air mineral (natural spring of mineral water), mandi lumpur (mud-baths), dan sumber air
panas (hot spring).
b. Hasil ciptaan manusia (man made supply)
Benda-benda bersejarah, kebudayaan dan keagamaan (historical, cultural and religious):
1. Momentum bersejarah dan sisa peradaban masa lalu
2. Museum, art galery, perpustakaan kesenian rakyat, dan handicraft.
3. Acara tradisional, pamderan, festival, upacara naik haji, upacara perkawinan, dan
khitanan.
4. Rumah-rumah ibadah, seperti masjid, gereja, kuil, candi maupun pura.
1. Kesimpulan
Daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang mempunyai daya tarik, keunikan dan nilai
yang tinggi, yang menjadi tujuan wisatawan datang ke suatu daerah tertentu.Pembagian daya
tarik pariwisata:
1. Daya tarik Wisata Alam
2. Daya Tarik Wisata Sosial Budaya
3. Daya Tarik Minat Khusus
Atraksi wisata seni, budaya, warisan sejarah, tradisi, kekayaan alam, hiburan, jasa, dan
lain-lain hal yang merupakan daya tarik wisata didaerah tujuan wisata.Upaya untuk
meningkatkan daya tarik wisata
a. ada sesuatu y ang bisa dilihat (something to see)
b. ada sesuatu yang dapat dikerjakan (something to do)
c. ada sesuatu yang bisa dibeli (something to buy)
2. Saran
Hendaknya kita sebagai mahasiswa harus bisa memahami daya tarik pariwisata ini dengan baik
agar bisa memahami materi geografi pariwisata dengan baik.
Hendaknya setiap daya tarik wisata agar dapat ditingkatkan lagi agar menarik minat wisatan
untuk datang ke objek wisata tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
http://pariwisatadanteknologi.blogspot.com/2010/07/defenisi-daya-tarik-wisata.html?m=1
http://gumuntur.files.wordpress.com/
http://lisaherdiana.blogspot.com/2012/04/daya-tarik-dan-kawasan-wisata.html?m=1#!
http://madebayu.bogspot.com/2012/02/pengertian-obyek-danwisata.html?m=1