Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PERANCANGAN KAWASAN WISATA

WISATA LAWANG SEWU

Oleh:
AULIA RAHMAN
5140911161

JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TEKNOLOGI YOGYAKARTA

0
KATA PENGANTAR

Puji Syukur yang tak terhingga kami panjatkan kehadirat Allah Rabbul Alamin yang
tiada henti-hentinya mengalirkan segala kearifan dalam setiap kalbu hambanya yang haus dan
cinta akan ilmu yang dengannya tiada akan pernah kering samudera pikir dan terbukalah
setiap mata hati. Begitu pula dengan segala rahmat dan hidayah-Nya-lah sehingga makalah
yang berjudul WISATA DI LAWANG SEWU dapat terselesaikan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terkait yang telah memberi
bantuannya dalam penulisan makalah ini.

Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini ialah untuk memenuhi tugas matakuliah
Perencanaan Kawasan Wisata. Selain itu juga, ucapan terima kasih terbesar dipersembahkan
pada seorang yang telah memberi arah dan penuntun dalam gelap dan buntu tatapan mata
kami dalam mengetuk tiap-tiap pintu khazanah budaya, diantaranya :

1. Bapak Arif sebagai pembina matakuliah Perencanaan Kawasan Wisata.


2. Orangtua dirumah yang tak pernah hentinya memberikan bantuan materil dan doa
serta segala bentuk dukungannya.

Demikianlah makalah ini dibuat dan tidak menutup kemungkinan dalam penyusunannya
terdapat kekurangan dan kesalahan didalamnya. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran
dan komentarnya yang dapat dijadikan masukan dalam penyusunan laporan tugas selanjutnya.

Yogyakarta, 05 Juni 2015

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR. I

DAFTAR ISI 2

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang... 3

1.2 Rumusan Masalah.. 3

1.3 Tujuan dan Manfaat... 3

BAB II PEMBAHASAN MATERI

2.1 Pengertian Pariwisata. 4

2.2 Jenis-Jenis Pariwisata. 5

2.3 Objek Wisata di Lawang Sewu.. 7

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan 10

3.2 Saran. 10

DAFTAR PUSTAKA.. 11

2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pariwisata adalah suatu kegiatan yang secara langsung menyentuh dan melibatkan
masyarakat, sehingga membawa berbagai manfaat terhadap masyarakat setempat dan
sekitarnya. Bahkan pariwisata dikatakan mempunyai energi dobrak yang luar biasa, yang
mampu membuat masyarakat setempat mengalami metamorphose dalam berbagai
aspeknya.Pariwisata mempunyai banyak manfaat bagi masyarakat bahkan bagi Negara
sekalipun,m anfaat pariwisata dapat dilihat dari berbagai aspek/segi yaitu manfaat
pariwisata dari segi ekonomi, sosial budaya, lingkungan hidup, nilai pergaulan dan ilmu
pengetahuan, serta peluang dan kesempatan kerja.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun beberapa masalah yang dapat dirumuskan dalam pembuatan makalah ini adalah
sebagai berikut.
1. Apakah pengertian dari Pariwisata?
2. Apa saja jenis-jenis pariwisata?
3. Apa saja pengertian wisata lawang sewu dan sejarahnya ?

1.3 Tujuan dan Manfaat


Tujuan dan manfaat dibuatnya makalah ini adalah agar para pembaca :
1. Dapat mengerti dan lebih memahami tentang pengertian Pariwisata.
2. Dapat mengerti dan lebih memahami tentang jenis-jenis pariwisata.
3. Dapat mengerti dan lebih memahami tentang objek wisata yang ada di Lawang
Sewu.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pariwisata

1. Menurut Para Ahli


Menurut UU No.10/2009 tentang kepariwisataan, yang dimaksud dengan pariwisata
adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan
yang disediakan masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah.
Koen Meyers (2009), pariwisata adalah aktivitas perjalanan yang dilakukan oleh
semntara waktu dari tempat tinggal semula ke daerah tujuan dengan alasan bukan untuk
menetap atau mencari nafkah melainkan hanya untuk memenuhi rasa ingin tahu,
menghabiskan waktu senggang atau libur serta tujuan-tujuan lainnya.
Suwantoro (1997) , pariwisata adalah suatu proses kepergian sementara dari
seseorang atau lebih menuju tempat lai dari luar tempat tinggalnya karena suatu alasan dan
bukan untuk melakukan kegiatan yang menghasilkan uang.
James J. Spillane, pariwisata adalah kegiatan melakukan perjalanan dengan tujuan
untuk mendapatkan kenikmatan, mencari kepuasan, mengetaui dsesuatu, memperbaiki
kesehatan, menikmati olahraga atau istirahat, menunaikan tugas, dan berziarah.
Soekadijo (1996), pariwisata adalah gejalayang komples dalam masyarakat, di
dalamnya terdapat hotel, objek wisata, souvenir, pramuwisata, angkutan wisata, biro
perjalanan wisata, rumah makan dan banyak lainnya.
Drs. E.A.Chalik, pariwisata adalah perjalanan yang dilakukan secara berkali-kali
atau berkeliling.
Prof. Kurt Morgenroth, kepariwisataan dalam arti sempit, adalah lalu lintas orang-
orang yang meninggalkan tempat kediamannya untuk sementara waktu, untuk berpesiar di
tempat lain, semata-mata sebagai konsumen dari sebagai konsumen dari buah hasil
perekonomian dan kebudayaan guna memenuhi kebutuhan hidup dan budayanya atau
keinginan yang beraneka ragam dari pribadinya.
Prof. Hans. Buchli, kepariwisataan adalah setiap peralihan tempat yang bersifat
sementara dari seseorang atau beberapa orang, dengan maksud memperoleh pelayanan
yang diperuntuhkan bagi kepariwisataan itu oleh lembaga-lembaga yang digunakan untuk
maksud tertentu.
Prof. Salah Wahab, pariwisata merupakan suatu aktivitas manusia yang dilakukan
secara sadar yang mendapat pelayanan secara bergantian di antara orang-orang dalam
suatu negara itu sendiri(di luar negeri), meliputi pendiaman orang-orang di daerah lain
(daerah tertentu), suatu negara atau benua untuk sementara waktu dalam mencari kepuasan
yang beraneka ragam dan berbeda dengan apa yang dialaminya dimana ia memperoleh
pekerjaan.
Prof. K. Krapt (1942), kepariwisataan adalah keseluruhan daripada gejala-gejala
yang ditimbulkan oleh perjalanan dan pendiaman orang-orang asing serta penyediaan
tempat tinggal sementara, asalkan pendiaman itu tidak tinggal menetap dan tidak
memperoleh penghasilan dari proses yang bersifat sementara itu.
E. Guyer Freuler, pariwisata dalam arti modern merupakan fenomena dari jaman
sekarang yang didasarkan atas kebutuhan akan kesehatan dan pergantian hawa, penilaian
yang sadar dan menumbuhkan kecintaan yang disebabkan oleh pergaulan berbagai bangsa
dan kelas masyarakat.

4
Herman V. Schularard (1910), kepariwisataan merupakan sejumlah kegiatan,
terutama yang ada kaiannya dengan masuknya, ada pendiaman dan bergeraknya orang-
orang asing keluar masuk kota, daerah atau negara.
Dari semua definisi diatas, ada suatu hal yang sangat menonjol dari batasan-
batasan yang dikemukakan tentang pariwisata ialah :
a. Perjalanan itu dilakukan untuk sementara waktu
b. Perjalanan itu dilakukan dari suatu tempat ke tempat lain
c. Perjalanan itu harus dikaitkan dengan pertamasyaan atau rekreasi
d. Orang yang melakukan perjalanan tersebut tidak mencari nafkah di tempat yang
dikunjunginya dan semata-mata sebagai konsumen di tempat tersebut.

2.2 Jenis-Jenis Pariwisata

1. Wisata budaya
Ini dimaksudkan agar perjalanan yang dilakukan atas dasar keinginan, untuk memperluas
pandangan hidup seseorang dengan jalan mengadakan kunjungan atau peninjauan
ketempat lain atau ke luar negeri, mempelajari keadaan rakyat, kebiasaan dan adat istiadat,
cara hidup, budaya dan seni pada masyarakat daerah yang bersangkutan. Seringnya
perjalanan serupa ini disatukan dengan kesempatan-kesempatan mengambil bagian dalam
kegiatan-kegiatan budaya, seperti eksposisi seni (seni tari, seni drama, seni musik dan seni
suara), atau kegiatan yang bermotif kesejarahan dan sebagainya.
Jenis wisata budaya ini jenis yang populer di Indonesia.Jenis wisata ini adalah jenis wisata
yang paling utama bagi wisatawan luar negeri yang datang ke negeri ini dimana mereka
ingin mengetahui kebudayaan kita, kesenian dan segala sesuatu yang dihubungkan dengan
adat istiadat dan kehidupan seni budaya kita.

2. Wisata kesehatan
Hal ini dimaksudkan perjalanan seorang wisatawan dengan tujuan untuk menukar keadaan
dan lingkungan tempat sehari-hari dimana ia tinggal demi kepentingan beristirahat alam
arti jasmani an rohani, dengan mengunjungi tempat peristirahatan seperti mata air panas
yang mengandung mineral yang dapat menyembuhkan, tempat yang mempunyai iklim
udara yang mneyehatkan atau tempat-tempat yang menyediakan fasilitas-fasilitas
kesehatan lainnya.

3. Wisata olahraga
Ini dimasudkan wisatawan yang melakukan perjalanan dengan tujuan berolahraga atau
memang sengaja bermaksud mengambil bagian aktif dalam pesta olah raga di suatu tempat
atau negara seperti Asean Games, Olympiade, Thomas dan Uber Cup, Wimbeldon, Tour
de Fance, F1, World Cup dan jenis olahraga lainnya. Macam cabang olahraga yang
termasuk dalam jenis wisata olahraga yang bukan tergolong dalam pesta olahraga atau
games, misalnya berburu, memancing, berenang, dan berbagai cabang olahraga dalam air
atau diatas pegunungan.

4. Wisata komersial
Jenis ini termasuk perjalanan untuk mengunjungi pameran-pameran dan pekan raya yang
bersifat komersil, seperti pameran industri, pameran dagang dan sebagainya.Pada mulanya
banyak orang berpendapat bahwa hal ini tidak dapat digolongkan kedalam jenis pariwisata
karena bersifat komersial, hanya dilakukan oleh orang-orang yang khusus mempunyai
tujuan tertentu untuk bisnis.Tetapi kenyataannnya, dewasa ini pameran-pameran atau

5
pekan raya yang diadakan banyak sekali dikunjungi oleh orang yang hanya sekedar
melihat-lihat.Maka tak jarang pameran atau pekan raya dimeriahkan dengan berbagai
atraksi dan pertunjukan kesenian.

5. Wisata industri
Erat kaitannya dengan wisata komersial.Perjalanan yang dilakukan oleh rombongan
pelajar atau mahasiswa, atau orang-orang biasa ke suatu kompleks atau daerah
perindustrian yang banyak terdapat pabrik-pabrik atau bengkel-bengkel besar dengan
maksud dan tujuan untuk mengadakan peninjauan atau penelitian.Hal ini banyak
dilakukan di negara-negara yang telah maju perindustriannya dimana masyarakat
berkesempatan mengadakan kunjungan ke daerah atau kompleks-kompleks pabrik industri
berbagai jenis barang yang dihasilkan secara massal di negara tersebut.

6. Wisata politik
Jenis ini meliputi pejalanan yang dilakukan untuk mengunjungi atau mengambil bagian
secara aktif dalam peristiwa kegiatan politik seperti peringatan ulang tahun suatu
negara/perayaan hari kemerdekaan dimana fasilitas akomodasi, sarana angkutan dan
berbagai atraksi diadakan secara megah dan meriah bagi para pengunjung.Selain itu
peristiwa-peristiwa penting seperti konferensi, musyawarah, kongres atau konvensi politik
yang selalu disertai dengan darmawisata termasuk dalam jenis ini.

7. Wisata konvensi
Termasuk dalam jenis wisata politik.Berbagai negara dewasa ini membangun wisata
konvensi dengan menyediakan fasilitas bangunan beserta ruangan-ruangan tempat
bersidang bagi para peserta konferensi, musyawarah, konvensi atau pertemuan lainnya,
baik yang bersifat nasional maupun internasional.Contoh, Jakarta dengan JCC-nya
(Jakarta Convention Center).

8. Wisata sosial
Yang dimaksud dengan jenis wisata ini adalah pengorganisasian suatu perjalanan murah
serta mudah untuk memberi kesempatan kepada golongan masyarakat ekonomi lemah
(mereka yang tidak mampu membayar segala sesuatu yang bersifat luks) untuk
mengadakan perjalanan.

9. Wisata pertanian
Jenis wisata ini adalah pengorganisasia perjalanan yang dilakukan ke proyek-proyek
pertanian, perkebunan, ladang pembibitan dan sebagainya dimana wisatawan rombongan
dapat mengadakan kunjungan dan peninjauan untuk tujuan studi ataupun hanya sekedar
melihat-lihat.

10. Wisata maritim (marina) atau bahari


Jenis wisata ini banyak kaitannya dengan kegiatan di air seperti di danau, sungai, pantai,
teluk atau laut lepas seperti memancing, berlayar, menyelam, berselancar dan lain-
lain.Jenis wisata ini dapat juga disebut Wisata Tirta. Indonesia yang merupakan daerah
kepulauan kaya akan wisata jenis ini.

11. Wisata cagar alam


Wisata ini banyak dikaitkan dengan kegemaran akan keindahan alam, kesegaran hawa
udara di pegunungan, keajaiban hidup binatang dan marga satwa yang langka serta
tumbuh-tumbuhan yang jarang terdapat di tempat lain.

6
2.3 Objek Wisata Di Lawang Sewu

1. Lawang Sewu
Lawang Sewu (bahasa Indonesia: seribu pintu) adalah gedung gedung bersejarah
di Indonesia yang berlokasi di Kota Semarang, Jawa Tengah. Gedung ini, dahulu yang
merupakan kantor dari Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij atau NIS. Dibangun
pada tahun 1904 dan selesai pada tahun 1907. Terletak di bundaran Tugu Muda yang
dahulu disebut Wilhelminaplein.
Masyarakat setempat menyebutnya Lawang Sewu karena bangunan tersebut
memiliki pintu yang sangat banyak, meskipun kenyataannya, jumlah pintunya tidak
mencapai seribu. Bangunan ini memiliki banyak jendela yang tinggi dan lebar, sehingga
masyarakat sering menganggapnya sebagai pintu (lawang).
Bangunan kuno dan megah berlantai dua ini setelah kemerdekaan dipakai sebagai kantor
Djawatan Kereta Api Repoeblik Indonesia (DKARI) atau sekarang PT Kereta Api
Indonesia. Selain itu pernah dipakai sebagai Kantor Badan Prasarana Komando Daerah
Militer (Kodam IV/Diponegoro) dan Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian
Perhubungan Jawa Tengah. Pada masa perjuangan gedung ini memiliki catatan sejarah
tersendiri yaitu ketika berlangsung peristiwa Pertempuran lima hari di Semarang (14
Oktober - 19 Oktober 1945). Gedung tua ini menjadi lokasi pertempuran yang hebat antara
pemuda AMKA atau Angkatan Muda Kereta Api melawan Kempetai dan
Kidobutai, Jepang. Maka dari itu Pemerintah Kota Semarang dengan Surat Keputusan
Wali Kota Nomor. 650/50/1992, memasukan Lawang Sewu sebagai salah satu dari 102
bangunan kuno atau bersejarah di Kota Semarang yang patut dilindungi.
Saat ini bangunan tua tersebut telah mengalami tahap konservasi dan revitalisasi yang
dilakukan oleh Unit Pelestarian benda dan bangunan bersejarah PT Kereta Api Persero

2. Sejarah Lawang Sewu


Sejarah gedung ini tak lepas dari sejarah perkeretaapian di indonesia karena dibangun
sebagai Het Hoofdkantoor Van de Nederlandsch Indische Spoorweg Maatscappij (NIS)
yaitu kantor pusat NIS, perusahaan kereta api swasta di masa pemerintahan Hindia
belanda yang pertama kali membangun jalur kereta api di Indonesia menghubungkan
Semarang dengan Vorstenlanden (Surakarta dan Yogyakarta) dengan jalur pertamanya
Jalur Semarang Tanggung 1867.

Awalnya administrasi NIS diselenggarakan di Stasiun Semarang NIS. Pertumbuhan


jaringan yang pesat diikuti bertambahnya kebutuhan ruang kerja sehingga diputuskan
membangun kantor administrasi di lokasi baru. Pilihan jatuh pada lahan di pinggir kota
dekat kediaman Residen Hindia Belanda, di ujung selatan Bodjongweg Semarang. Direksi
NOS menyerahkan perencanaan gedung ini kepada Prof Jacob F Klinkhamer dan B.J
Ouendag, arsitek dari Amsterdam Belanda.

Pelaksanaan pambangunan dimulai 27 Februari 1904 dan selesai 1907. Kondisi tanah di
jalan harus mengalami perbaikan terlebih dahulu dengan penggalian sedalam 4 meter dan
diganti dengan lapisan vulkanis. Bangunan pertama yang dikerjakan adalah rumah penjaga
dan bangunan percetakan, dilanjutkan dengan bangunan utama. Setelah dipergunakan
beberapa tahun, perluasan kantor dilaksanakan dengan membuat bangunan tambahan pada
tahun 1916 1918.

7
Pada tahun 1873 rel kereta api pertama di Hindia Belanda selesai dibangun. Jalan itu
dibangun oleh Nederlandsch Indische Spoorweg maatschappij (NIS), suatu perusahaan
swasta yang mendapat konsesi dari pemerintah kolonial untuk menghubungkan daerah
pertanian yang subur di Jawa Tengah dengan kota pelabuhan Semarang (Durrant, 1972).
Stasiun di Semarang yang berada di tambaksari tidak jauh dari pelabuhan.

Pada peralihan abad ke-20 NIS membangun stasiun stasiun baru yang besar. Pada tahun
1914 stasiun Tambaksari digantikan oleh Stasiun Tawang. Sebelumnya pada tahun 1908
selesai dibangun pula kantor pusat NIS yang baru, bangunan itu berada di ujung jalan
Bodjong, di Wilhelmina Plein berseberangan dengan kediaman gubernur.
Kantor pusat NIS yang baru itu adalah bangunan besar 2 lantai berbentuk L yang
dirancang oleh J.F Klinkhamer dan Ouendag dalam gaya Renaissance Revival
(Sudrajat,1991). Menurut Sudrajat pembangunan kantor pusat NIS di Semarang adalah
tipikal 2 dasawarsa awal abad 20 ketika diperkenalkan politik etis, ketika itu Muncul
kebutuhan yang cukup besar untuk mendirikan bangunan bangunan publik dan perumahan,
akibat perluasan daerah jajahan, desentralisasi administrasi kolonial dan pertumbuhan
usaha swasta.

Penduduk Semarang memberinya nama Lawang Sewu (pintu seribu), mengacu pada
pintu pintunya yang sangat banyak, yan gmerupakan usaha para arsiteknya untuk
membangun gedung kantor modern yang sesuai dengan iklim tropis Semarang. Semua
bahan bangunan didatangkan dari Eropa kecuali batu bata, batu alam dan kayu jati.

Pada saat yang bersamaan Angkatan Muda Kereta Api (AMKA) berusaha mengambil alih
kereta api, pertempuran pecah antara pemuda dan tentara Jepang, belasan pemuda
terbunuh di gedung ini, 5 diantara mereka dimakamkan di halaman (tetapi pada tahun
1975 jenazah mereka dipindah ke Taman Makam Pahlawan). Di depan Lawang Sewu
berdiri monumen untuk memperingati mereka yang gugur di Pertempuran Lima Hari.
Sesaat setelah kemerdekaan Lawang Sewu digunakan Kantor Perusahaan Kereta Api,
kemudian militer mengambil alih gedung ini, tetapi sekarang telah kembali ke tangan PT
KAI.

3. Pendataan Kerusakan Gedung Lawang Sewu


Dari pekerjaan pendataan kerusakan gedung lawang Sewu, khususnya bangunan A dan C,
dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Degradasi pada kedua gedung tersebut dapat dikategorikan menjadi 2 (dua) hal, yaitu :

a. Kerusakan (decay)
Adalah kerusakan yang disebabkan oleh faktor manusia atau faktor mekanik, kedua faktor
tersebut banyak terdapat dalam keseluruhan bangunan. Sebagai contoh, karena kesengajaan
atau ketidaktahuan manusia maka pengambilan elemen dipindahkan dari tempat aslinya
sehingga menyebabkan terganggunya keaslian (otentisitas) bangunan, akibatnya terjadi
kerusakan lebih lanjut. Kerusakan yang disebabkan oleh faktor mekanik adalah kerusakan
yang menyebabkan bahan penyusun berubah dari kondisi aslinya (bentuk, volume dan lain-

8
lain). Misal, pecahnya bahan penutup lantai atau keramik dinding akibat benturan,
pengelupasan plester dinding oleh tangan manusia dan sebagainya.

b. Pelapukan (deterioration)
Adalah berubahnya bahan penyusun akibat pengaruh alam, sinar matahari, angina, air laut,
curah hujan dan kelembaban sehingga menyebabkan kerusakan karena melemahnya
(degradasi) bahan penyusun tersebut. Misal, langit-langit pada bangunan membujur pula
sebuah selasar lagi.
Selasar di lantai 2 gedung A yang terbuah dari bahan organic (kayu jati) menjadi rapuh
karena penutup atap tidak rapat sehingga saat hujan air selalu membasahi kayu tersebut.
Terurainya komponen dari bahan organic menyebabkan degradasi bahan penyusun sehingga
mempengaruhi keindahan, volume dan berat dari bahan itu sendiri. Dari pendataan tersebut
diketahui baha secara garis besar, gedung Lawang Sewu mengalami degradasi bahan
penyusun disebabkan karena pelakukan yang disebabkan factor klimatologi/cuaca
(dipengaruhi oleh keadaan fisik dari atmosfir pada sauatu waktu di suatu daerah). Keadaan
atmosfir ini sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain : Suhu udara, kelembaban
udara, tekanan udara, curah hujan serta arah dan kecepatan angin.

2. Secara arkeologi, temuan-temuan penyebab kerusakan berdasarkan artefak dan


matriks dapat dijadikan bukti kuat bahwa sistem teknologi pada waktu itu menjadi salah satu
cirri kebudayaan wal abad 20 di Indonesia.

3. Berdasarkan referensi dengan cara meletakkan arkeologi sejarah (historical


archeology) pada kontels pembangunan gedung Lawang Sewu, dapat diketahui urutan
pembangunannya, teknologi yang dipakai, sistem management yang dilakukan yang sanggup
menjawab bagaimana bangunan yang telah berusia lebih dari satu abad dapat bertahan
dengan amat baik.

4. Secara arsitektural, dapat dikatakan semua prinsip perancangan masih utuh, missal:
belum terjadi perubahan proporsi akibat peninggian tanah. Namun secara detail, sudah cukup
banyak kehilangan otentisitas, missal lengkung depan atas bekas symbol bintang saat dipakai
untuk keperluan militer, sebelumnya adalah hiasan yang terbuat dari tembikar, pecahnya kata
patri di bagian tertentu, hilangnya daun pintu, hilangnya daun jendela, ditutupnya dinding
dengan dinding baru, hilangnya beberapa grendel, slot pintu, engsel serta aksesoris lainnya,
hilangnya kayu-kayu konstruksi.

9
BAB III
PENUTUP

3.1.Kesimpulan
Dari uraian diatas, mulai dari pembahasan pertama sampai dengan pembahasan terakhir kami
dapat menyimpulkan bahwa pariwisata adalah perjalanan dari satu tempat ke tempat yang
lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan maupun kelompok, sebagai usaha mencari
keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi
sosial, budaya, alam dan ilmu.
Bahwa pariwisata itu adalah asset Negara yang penting. Pariwisata bisa menjadi industry
yang memajukan Indonesia , membuat lapangan pekerjaan untuk masyarakat setempat,
menciptakan usaha baru yang di kelola oleh suasta dan juga memberikan sebuah industry
yang bisa menhasilkan omsed yang sangat menjanjikan.

3.2 Saran
Pariwisata di Indonesia masih sangat kurang direalisasikan dengan baik khususnya kota-kota
kecil dan menjaga kebersihan lingkungan wisata sering kali tidak di perhatikan dengan baik.
Pentingnya tenaga kerja yang professional dalam menunjang pariwisata, selain itu
infrastruktur juga menjadi hal yang tidak kalah pentingnya dalam pengembangan pariwisata,
karena dengan adanya fasilitas-fasilitas yang tersedia akan membuat wisatawan tertarik untuk
mengunjungi tempat wisata tersebut.
Perlu adanya kerjasama yang baik antara pemerintah, pihak swasta dan masyarakat agar
terwujudnya iklim pariwisata yang baik di Indonesia. Sebagai wisatawan yang baik,
seharusnya kita dapat menjaga lingkungan khususnya untuk wisatawan domestic (masyarakat
Indonesia)

10
DAFTAR PUSTAKA

Sarasanti, Anggun. (2012). Pengertian Pariwisata, [Online]. Tersedia:


http://anggunsarasanti.blogspot.com/2012/10/pengertian-pariwisata-softskill-anggun.html.
[17 September 2013]

Wikipedia.(2013). Lawang Sewu, [Online]. Tersedia:


https://id.wikipedia.org/wiki/Lawang_Sewu. [17 September 2013]

Munavizt, Setzer. (2012). Manfaat Pariwista dari Berbagai Segi, [Online]. Tersedia:
http://pariwisatadanteknologi.blogspot.com/2010/04/manfaat-pariwisata-dari-berbagai-
segi.html. [17 September 2013]

Najmi, Nur. (2011). Dampak Positif dan Negatif Pariwisata, [Online]. Tersedia:
http://shesagitarius.blogspot.com/2011/11/dampak-positif-dan-negatif-pariwisata.html. [17
September 2011]

Rahayu, Sripanca. (2012). Aspek-aspek Ekonomi Pariwisata, [Online]. Tersedia:


http://sripancarahayu.blogspot.com/2012/12/aspek-aspek-ekonomi-pariwisata.html. [17
September 2013]

http://dee-jieta.blogspot.com/2013/06/jenis-pariwisata.html

11

Anda mungkin juga menyukai