Anda di halaman 1dari 12

BISNIS PARIWISATA

SISTEM INFORMASI PARIWISATA DAN PEMASARAN

Oleh:
KELOMPOK 6

03. Ni Made Ari Mas Milinia (1807521017)


04. Ni Kadek Dwi Antari (1807521018)
07. Ade Mela Dewi Dirayani (1807521025)
15. A.A. Ngurah Davin Egatriyana (1807521043)
16. I Wayan Gde Arya Bhyasama Tukad (1807521044)

S1 REGULER MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Makalah ini dibuat
sebagai tugas mata kuliah Bisnis Pariwisata.
Kami menyadari dalam penulisan makalah ini masih ada kekurangan karena
keterbatasan kemampuan kami. Untuk itu,masukan yang bersifat membangun akan sangat
membantu kami untuk semakin membenahi tugas kami kedepannya.
Ucapan terima kasih tidak lupa kami haturkan kepada dosen pembimbing mata kuliah
ini. Untuk teman-teman dan semua pihak yang telah membantu, kami ucapkan terimakasih.
Semoga makalah ini dapat berguna untuk kita semua.

Jimbaran, 13 November 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................1
1.3 Tujuan..........................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................2
2.1 Membangun Pusat Informasi Pariwisata..........................................................................2
2.2 Sistem Informasi Pemasaran Pariwisata...........................................................................4
2.3 Sistem Perencanaan..........................................................................................................4
2.4 Sistem Evaluasi Pemasaran..............................................................................................6
2.4.1 Komponen Yang Perlu Dievaluasi...........................................................................7
2.4.2 Dasar Pertimbangan Evaluasi...................................................................................7
BAB III PENUTUP....................................................................................................................8
3.1 Kesimpulan......................................................................................................................8
3.2 Saran.............................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pariwisata merupakan aset yang sangat penting dan berharga bagi suatu daerah sehingga
dapat dijadikan sebagai ajang promosi untuk menarik wisatawan domestik maupun
mancanegara. Akan tetapi pengelolaan pariwisata tersebut masih kurang optimal. Sejalan
dengan bertambahnya kesejahteraan rakyat, kebutuhan untuk berlibur semakin meningkat.
Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan adanya informasi tentang objek wisata yang
menarik, informasi tentang sarana prasarana, hotel, dan restoran yang ada dalam objek wisata
yang ingin dikunjungi. Untuk memperoleh informasi tersebut para wisatawan sering
mendapatkan kesulitan bahkan bingung dalam menuju suatu objek wisata. Akibatnya banyak
wisatawan yang nyasar dalam mencari daerah tujuan wisatanya. Wisatwan yang berkunjung
ke suatu daerah untuk pertama kalinya jelas sangat memerlukan informasi yang akurat
mengenai objek wisata, sarana yang digunakan untuk menuju objek wisata dan lain-lain.

Dalam berwisata wisatawan membutuhkan informasi yang lengkap dan mudah didapat
untuk mengurangi resiko nyasar tersebut. Untuk itu diperlukan adanya sebuah sistem
informasi kepariwisataan yang lengkap dan memandu wisatawan mengenai objek wisata,
sarana dan prasarana suatu daerah untuk memudahkan wisatawan. Lain halnya jika
wisatawan bekunjung untuk yang kedua kalinya atau lebih, tentu resiko nyasar lebih minim.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud denganPusat Informasi Pariwisata?
2. Apa yang dimaksud dengan Sistem Informasi Pemasaran Pariwisata?
3. Apa yang dimaksud dengan Sistem Perencanaan?
4. Apa yang dimaksud dengan Sistem Evaluasi Pemasaran?

1.3 Tujuan
1. Untuk memahami apa itu Pusat Informasi Pariwisata
2. Untuk memahami apa itu Sistem Informasi Pemasaran Pariwisata
3. Untuk memahami apa itu Sistem Perencanaan
4. Untuk memahami apa itu Sistem Evaluasi Pemasaran
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Membangun Pusat Informasi Pariwisata


Pusat Informasi Pariwisata dan Perdagangan (PIPP) adalah pusat layanan informasi
bagi para pelaku ekonomi, khususnya pelaku perdagangan, selain sebagai pusat layanan
informasi tentang pariwisata. Pembangunan pusat informasi ini adalah bentuk realisasi
kebijakan pembangunan sarana-prasarana ekonomi pada umumnya, serta sarana-prasarana
perdagangan dan pariwisata pada khususnya. Ini adalah penjabaran dari pembangunan sistem
perdagangan barang dan jasa unggulan. Berangkat dari kebutuhan turis mari kita lihat apa
yang sebetulnya mereka butuhkan dan mereka lakukan pada sebuah tempat wisata adalah
sebagai berikut:
1. Mencari informasi detail
Beberapa hal yang akan dilakukan turis dalam mencari informasi adalah sebagai
berikut:
Lokasi : Aman (bukan area konflik), Murah, Memenuhi karakteristik
Kunjungan, mudah dikunjungi.
Transaksi : Kartu kredit , e-Banking , Transfer payment.
Transportasi : Mudah didapat, Murah, Cepat, Layanan 24 jam ,Tersedia kesemua
situs.
2. Memesan Hotel
Dalam memesan hotel beberapa hal yang akan dilakukan turis :
a. Hotel yang murah ,nyaman . aman, dekat dengan lokasi situs, memiliki
“online reservation” (gampang melakukan pemesanan).
b. Dapat menggunakan “online payment” à Credit card, Transfer, Online
banking, Interactive information.
3. Memesan Tiket perjalanan
Tiket perjalanan yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :
a. Tiket yang murah, Gampang di “reserved”.
b. Dapat dibayar secara online à Credit card, online banking, Interactive
information.
4. Mencari Paket Tour

2
Dalam mencari paket tur, beberapa hal ini akan dilakukan oleh turis yaitu Paket tour n
travel yang memiliki karakteristik atau mempunyai ketiga hal sebelum ini adalah :
a. Dapat menemukan informasi detail tentang situs.
b. Dapat melakukan pemesanan hotel dan
c. Dapat melakukan pemesanan tiket perjalanan .
5. Mencari Lokasi Situs tujuan pariwisata
Hal penting yang akan dilakukan oleh setiap turis didunia ini adalah mencari situs
tujuan pariwisata dari situs-situs sebagai berikut :
a. Situs-situs tentang Hotel
b. Situs-situs pemerintahan
c. Agen-agen tur dan travel
d. Situs-situs komunitas ( yang dapat bercerita tentang pengalaman “surfing” di
situs-situs pariwisata tertentu ).
e. Menggunakan search engine ( google adalah favorit orang Indonesia).
f. Foto , Video, Dokumen-dokumen perjalanan.
Kelima hal yang dibutuhkan turis tersebut pada akhirnya akan dibuat dalam sebuah
system yang merupakan Pusat Informasi bagi turis.
Pusat informasi tersebut harus mengandung keenam hal sebagai berikut (6T):
1. Terdekat
Informasi dapat diperoleh disekitar turis berada baik itu berupa media suratkabar,
Email, Situs online / Blog, Sms dan Surat-surat atau dokumen elektronik.
2. Tercepat
Informasi dapat dengan cepat diakses, tidak lambat saat informasi sedang diakses.
3. Termurah
Informasi dapat diakses dengan biaya yang murah, bahkan apabila
memungkinkan informasi tersebut “dating” secara gratis kepada calon turis.
4. Terakurat
Informasi yang disampaikan harus akurat, tepat sesuai dengan yang ada dalam
brosur.
5. Terpercaya
Informasi yang disampaikan harus dapat dipercaya, tidak membuat kebohongan,
harus dibuat apa adanya sesuai kondisi asli.

3
6. Ternama
Informasi harus berasal dari organisasi, departemen, lembaga yang bertanggung
jawab dan mempunyai nama yang dapat dipertanggungjawabkan. Penting bagi
pemerintah untuk mempersiapkan sebuah layanan pusat informasi yang credible
dan dapat menunjukan “wajah” bahwa layanan informasi tersebut dikelola oleh
pemerintah atau swasta yang bekerjasama dengan pemerintah.
Setelah mengetahui apa saja yang dibutuhkan turis dan semua hal yang “kira-kira”
akan mereka lakukan untuk menemukan sebuah situs tujuan pariwisata maka hal yang harus
dilakukan adalah mempersiapkan infrastruktur fisik untuk mengakomodir seluruh kebutuhan
turis tersebut.
Dengan kemauan dan kemampuan pemerintah propinsi secara serius dalam
mempersiapkan infrastruktur tersebut di dukung penuh oleh tata kelola teknologi informasi
yang memadai maka diyakini percepatan pariwisata akan meningkat dengan tajam.

2.2 Sistem Informasi Pemasaran Pariwisata


Sistem Informasi pemasaran pariwisata adalah suatu sistem dan koordinasi yang harus
dilakukan sebagai kebijaksanaan bagi perusahaan-perusahaan kelompok industri pariwisata,
baik milik swasta atau pemerintah, dalam ruang lingkup lokal, regional, nasional, atau
internasional untuk mencapai kepuasan wisatawan dengan memperoleh keuntungan yang
wajar”. Produk industri yang dipasarkan itu tidak berwujud (intangible product), karena itu
tidak dapat di pindah kan, dicoba, di tabung atau ditumpuk di gudang dimana hubungan
antara penjual dan pembeli berakhir kalau transaksi selesai dilakukan.
Sistem terintegrasi dalam persepsi teknologi informasi merupakan sebuah koneksitas
diantara semua elemen system atau stakeholders yang terhubung dalam sebuah system
jaringan yang saling terkait. Rancangan system tersebut secara global dapat dilihat sebagai
berikut :
Sistem seperti ini memerlukan pusat informasi yang sangat rapi dan terintegrasi dari
semua pihak dan dapat di bangun atau di sponsori oleh dinas pariwisata propinsi. Pusat
informasi ini harus dapat diakses oleh setiap calon turis dengan sangat mudah. Dengan
menggunakan beberapa teknik dalam metode pencarian cepat (search engine optimation)
diperkirakan Pusat informasi seperti ini akan cepat dikenal dan banyak diakses oleh calon
turis dari seluruh penjuru dunia. Dua bagian utama dalam system ini adalah : pertama,
membangun infrastruktur pusat informasi dengan sangat hati-hati dan terintegrasi seperti
yang telah dijelaskan diatas. Lalu yang kedua, Mulai memasarkan pusat informasi ini agar
dapat dan cepat diakses oleh calon turis diseluruh dunia dengan beberapa teknik transaksi
dan bantuan dari search engine optimation serta beberapa trik pemasaran yang banyak
berkembang didunia maya / Internet (baca: E-Commerce).

2.3 Sistem Perencanaan


Pada hakikatnya perencanaan merupakan penentuan suatu tujuan utama beserta cara-
cara untuk menentukan tujuan tersebut. Maka dalam Pariwisata sangat dibutuhkan
perencanaan untuk mengembangkan suatu obyek wisata. Karena dalam kepariwisataan

4
perencanaan tidak lepas dari segala aspek yang berhubungan dengan pariwisata, dengan
demikian perencanaan kepariwisataan mencakup seluruh jaringan yang berkaitan dengan
pariwisata yaitu diantarnya adalah :
1. Kalangan pemerintah, (Vertikal maupun horizontal).
2. Para pelaku usaha pariwisata.
3. Masyarakat umum.
Pentingnya perencanaan dalam sebuah wisata dikarenakan perencanaan digunakan
sebagai pedoman penyelenggara wisata, sebagai sarana untuk memprediksikan
kemungkinan timbulnya hal-hal di luar dugaan sekaligus alternatif untuk memecahkanya,
sebagai sarana untuk mengarahkan penyelenggaran wisata sehingga dapat mencapai
tujuannya, yaitu mewujudkan wisata secara efektif dan efisien, dan sebagai alat ukur
tingkat keberhasilan wisata sebagai upaya pengawasan atau evaluasi dalam rangka
memberikan umpan balik bagi penyelenggaraan wisata selanjutnya.
Dalam perencanaan pembangunan pariwisata memerlukan berbagai proses tahapan-
tahapan yaitu diantaranya adalah :
1. Persiapan study, adalah awalan bagi badan perencana di bawah pemerintahan
daerah memutuskan atau melakukan study dan menyusun acuan kerja atau
organisasi.
2. Penentuan sasaran, merumuskan maksud pokok memrakarsai study, misalnya untuk
menunjang pengembangan pariwisata kota dalam rangka meraih manfaat ekonomi
(yang terukur) dan lingkungan kota serta manfaat bagi penduduk kota melalui
menciptakan lapangan kerja dan memperluas pelayanan bagi penduduk maupun
wisatawan.
3. Sigi semua elemen, menghimpun ragam sumberdaya pariwisata dan perkembangan
daerah maupun ekonomi kepariwisataan. Untuk itu perlu dikumpulkan data perihal
kebutuhan pariwisata kota (misalnya : karakteristik wisatawan, pola perjalanan, dan
kecenderungannya) dan ketersediaan sumber daya kepariwisataan (misalnya : daya
tarik, akomodasi, fasilitas, prasarana, struktur ekonomi pariwisata, dan lingkungan)
serta penilaian kemungkinan tentang penanaman modal bagi perkembangan dimasa
depan.
4. Analisis dan sintesis temuan-temuan, mengacu pada proses analisis informasi yang
diperoleh dari hasil penyigian sebagai dasar perumusan rencana.
5. Rumusan kebijakan dan rencana,  menyususun draft rencana pengembangan
berdasarkan pilihan kebijakan pariwisata.
6. Dasar pertimbangan usulan,  adalah tahap perencanaan seluruhnya diajukan kepada
komisi perencanaan pemerintah daerah untuk dikaji dan memperoleh masukan.
Diskusi berlangsung antara penyusun rencana dan komisi perencanaan
pemerintah  dapat juga dilakukan konsultasi kepada pihak-pihak lain yang
mempunyai perhatin.
7. Pelaksanaan dan pemantauan rencana,  tahap rencana diwujudkan dalam tindakan,
kegagalan baru disadari saat proses berjalan maka dari itu pelu diadakan
pemantauan.

5
8. Tinjauan berkala , mengacu pada proses pelaporan balik atas kemajuan rencana dan
tahap study persiapan sering perlu dilakukan lagi. Kegagalan rencana di tahap ini
sering diakibatkan oleh :
a. Kegagalan membangkitkan minat pengembang.
b. Ketidakmampuan membuat aturan yang diperlukan untuk proses
pengembangan lahan.
c. Kegagalan koordinasi sektor publik dan swasta.
d. Kelangkaan anggaran sektor publik untuk melaksanakan rencana
keseluruhan.
e. Ketersediaan sarana prasarana angkutan yang tidak memadai.
f. Ketidakmampuan memahami oposisi masayarakat atas pengembangan
pariwisata yang dapat menunda rencana.
Menurut Matheusik langkah dalam proses perencanaan sebagai berikut :
1. Pilih pangsa pasar yang digunakan
2. Pahami kunci komponen kepariwisataaan atau buat peta karakteristik produk.
3. Himpun data produk pariwisata dalam ksetiap komponen factor pariwisata.
4. Alihkan data karakteristik produk pariwisata ke format peta dasar.
5. Bandingkan pangsa pasar dengan potensi-potensi produk pariwisata.
6. Tentukan bobot setiap pangsa produk untuk setiap pangsa pasar.
7. Buat peta gabungan dari setiap pasar produk yang sesuai.
8. Tentukan zona tujuan yang cocok bagi pangsa pasar.
9. Tetapkan gabungan zona destinasi untuk kepentingan kombinasi pasar.
Hirarki perencanaan pembangunan kepariwisataan meliputi berbagai tinkatan yaitu
diantaranya adalah :
1. Tingkat nasional ( nasional planning), mencakup wilayah nasional dengan mengacu
pada rencana strategis RENSTRA yang meliputi :
a. UU no. 10 Th 2009
b. RPJM
c. RIPNAS

2. Tingkat DTW, SUB DTW, dan Kawasan,mencakup wilayah kabupaten dan propinsi
dengan mengacu pada RPJMD, RENSTRADA yang meliputi :
a. RIPDA Tk 1
b. RIPDA
c. Rencana induk pengembangan kawasan.

3. Obyek wisata, mencakup wilayah dimana obyek wisata tersebut berada dengan
mengacu pada RTR dan desain teknis yang meliputi rencana tapak dan desain
teknis.

6
2.4 Sistem Evaluasi Pemasaran
Menurut Blue Say dalam tulisannya berjudul: Beginner’s Guide to Marketing
Evaluation (London & Partners, 2010), para pelaku usaha seringkali menempatkan evaluasi
pada akhir kegiatan pemasaran, padahal sebenarnya lebih masuk akal (makes sense) apabila
kegiatan ini dilakukan sejak awal saat seorang pengusaha menentukan sasaran dan hasil yang
ingin dicapai dan merencanakan kegiatan pemasaran yang akan dilakukan.

2.4.1 Komponen Yang Perlu Dievaluasi


Terdapat beberapa pandangan atau gagasan mengenai komponen dalam kegiatan
pemasaran yang perlu dievaluasi pada tahap awal kegiatan. Jon Vencil menyebutkan terdapat
dua komponen utama yang perlu dievaluasi, yaitu:
1) Evaluasi Produk, yaitu evaluasi pada jasa atau barang yang akan dilempar ke pasar.
Dengan melakukan evaluasi sebelum produk dan jasa dilempar ke pasar, akan dapat
diketahui produk atau jasa mana yang bisa tetap ditawarkan, dihentikan
penawarannya, dimodifikasi produk dan jasanya, atau dilakukan pengulangan.
2) Evaluasi Proses, merupakan tindakan evaluasi yang dilakukan pada proses pemasaran
produk dan jasa yaitu penggunaan metode pemasaran seperti iklan dan/ atau promosi.
Dari evaluasi di tahap awal ini akan diketahui efisiensi dari setiap metode yang
digunakan, diukur dengan perbandingan antara biaya dan hasil yang diperkirakan.

2.4.2 Dasar Pertimbangan Evaluasi


1) Tentukan lebih dahulu apa yang menjadi tujuan utama dilakukannya evaluasi
2) Berilah urutan prioritas komponen pemasaran yang akan dievaluasi sehingga kegiatan
evaluasi akan menjadi lebih efisien.
3) Pastikan adanya pakar dalam bidang evaluasi yang dapat membantu atau memberi
pertimbangan pada metode evaluasi yang dilakukan.
4) Perhitungkan waktu dan durasi evaluasi yang akan dilakukan.
5) Gunakan sebanyak mungkin saluran yang tersedia. Kemudian pilihlah tempat untuk
mengadakan evaluasi yang mudah diakses oleh mereka yang akan mengevaluasi data.
6) Gunakan data hasil evaluasi untuk meningkatkan kualitas kegiatan pemasaran pada
periode berikutnya.

7
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dalam melakukan perjalanan pariwisata, diperlukan adanya informasi yang lengkap
dan mudah untuk calon wisatawan. Pusat informasi pariwisata memberikan informasi
kepariwisataan berbasis 6T yaitu Terdekat, Tercepat, Termurah, Terakurat, Terpercaya, dan
Ternama. Untuk memberikan informasi ini diperlukan adanya suatu sistem tentang informasi
pariwisata dari semua pihak pelaku pariwisata dan memerlukan pusat informasi yang sangat
rapi dan terintegrasi dari semua pihak, dan pemasaran pusat informasi ini agar dapat dan
cepat diakses oleh calon turis diseluruh dunia dengan bebagai teknik.
Untuk memiliki kawasan wisata yang baik dan berkualitas tentu harus direncanakan
secara matang oleh pemerintah, swasta dan masyarakat. Dengan perencanaan yang berfokus
kepada konsumen, diperoleh banyak keunggulan seperti harga yang lebih murah dari pesaing
serta keunikan tersendiri.
Untuk menjaga kepuasan konsumen tentu harus ada evaluasi dari proses serta produk
pariwisata yang dihasilkan. Evaluasi biasanya dilakukan pada tahap akhir, namun akan lebih
bila evaluasi diakan pada tahap awal, dengan memperbaiki kekurangan sebelumnya agar
menjadi lebih baik.

3.2 Saran
Dengan adanya perencanaan yang baik tentu urusan itu dapat diinginkan proses
pembangunan yang berjalan cocok dengan yang telah diputuskan tersebut, supaya nantinya
destinasi yang telah diputuskan dapatterjangkau dengan sempurna.

8
DAFTAR PUSTAKA

Culkin, Fletcher, and Smith. Qualitative Market Research An InternationalJournal: An


Emotional Business: A Guide To Understanding The Motivations Of Small Business
Decision Takers
Frates and Sharp. 2005. Journal of Competitive Intelligence and Management Volume 3
Number 3: Using Business Intelligence to Discover New Market Opportunities
Gaines, Cleophus et al. Journal of Management and Marketing Research: Information
Systems As A Strategic Partner In Organizational Performance
Swari, Winda. 2013.Sistem Informasi Pariwisata dan Pemasaran. Dapat diakses pada URL:
http://winhamster.blogspot.com (17 November 2019)

Anda mungkin juga menyukai