Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sektor pariwisata di Indonesia saat ini menjadi penyumbang devisa Negara
terbanyak setelah hasil ekspor kelapa sawit, serta menjadikan sector pariwisata
menduduki urutan kedua yang sebelumnya ditempati minyak, gas bumi, dan batu bara.
Daya tarik wisata alam yang ada di Indonesia merupakan salah satu kekayaan alam
yang patut untuk dibanggakan. Karena setiap daerah di Indonesia memiliki keunikan
baik dari segi keindahan alam, adat istiadat, maupun peninggalan bersejarah sehingga
menarik minat wisatawan untuk berkunjung.
Dunia pariwisata mulai disadari sebagai peluang baru di sekitar bisnis dan
perdagangan industry pariwisata yang mempunyai potensi cukup besar karena
mendatangkan devisa yang besar bagi Negara Indonesia. Hal tersebut cukup dapat
menunjang tingkat kesejahteraan hidup rakyat. (Suhendroyono, 2016).
http://ejurnal.stipram.net/
Indonesia memiliki beragam kekayaan yang dapat menjadi aset pariwisata
seperti keragaman budaya, adat kebiasaan, keragaman etnis dan suku, serta potensi-
potensi wisata yang berupa buatan mempunyai peluang yang luar biasa untuk
dikembangkan, serta destinasi alam yang sangat banyak dan belum banyak
dimanfaatkan. Potensi wisata adalah semua obyek ( alam, budaya, buatan ) yang
memerlukan penanganan agar dapat memberikan nilai daya tarik bagi wisatawan.
(Moch. Nur Syamsu, 2018:71). http://ejurnal.stipram.net/
Wisatawan memiliki preferensi tertentu dengan atraksi yang disajikan sehingga
atraksi harus dikembangkan dan dikelola sesuai dengan potensi desa sehingga mampu
memenuhi apa yang diharapkan oleh wisatawan” (Aditha Agung P, 2015.
http://www.ejurnal.stipram.net/ ).
Gedung Loji Gandrung yang terletak di Jl. Brigjend Slamet Riyadi, Sriwedari,
Laweyan, Kota Surakarta, Jawa Tengah, merupakan rumah Dinas Walikota Surakarta.
Gedung Loji Gandrung ini memiliki potensi gaya bangunan yang berarsitektur Indis.

1
Katas ‘Indis’ bermula dari Nederlandsch Indie atau sering disebut dengan Indisch saja,
yang artinya Hindia Belanda. Arsitektur Indis ini lahir dari munculnya budaya Indis,
yaitu perpaduan antara budaya Eropa (Belanda) dengan budaya lokal (Jawa). Wujud dari
akulturasi budaya inilah yang kemudian menciptakan arsitektur bergaya Indis.
Berdasarkan latar belakang diatas, penelitian ini ditujukan untuk mengetahui
potensi-potensi dan cara pengelolaan yang di miliki oleh Gedung Loji Gandrung
sehingga dapat dikelola dengan tepat. Oleh karena itu penulis menentukan judul artikel
ilmiah ini adalah “Evaluasi Pengelolaan Gedung Loji Gandrung Yang berarsiteksur
Indis Di Surakarta Jawa Tengah”

B. Rumusan Masalah
Dengan adanya latar belakang yang telah disebutkan diatas, maka penulis
membuat beberapa rumusan masalah yang berkaitan dengan rumusan masalah tersebut
antara lain sebagai berikut :
1. Bagaimana sistem pengelolaan Gedung Loji Gandrung di Surakarta?
2. Apakah Gedung Loji Gandrung sudah memenuhi standard syarat cagar
budaya?
3. Bagaimana peran pemerintah dalam pengelolaan gedung loji gandrung?

C. Batasan Masalah
Batasan masalah di lakukan untuk mempermudah penulis agar fokus terhadap
penelitian yang akan di lakukan dalam Evaluasi Pengelolaan Gedung Loji Gandrung
yang Berarsitektur Indis di Surakarta-Jawa Tengah.

D. Tujuan
1. Sebagai salah satu syarat penulis untuk mendapatkan Gelar Sarjana Pariwisata
dari Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo Yogyakarta (STIPRAM)
2. Untuk mengetahui pengelolaan yang ada di Gedung Loji Gandrung Surakarta
3. Untuk mengetahui peran pemerintah dalam pengelolaan Gedung Loji Gandrung
di Surakarta

2
E. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini selain untuk menjawab rumusan masalah yaitu untuk
menambah wawasan ilmu pengetahuan bagi penulis, lembaga pendidikan,
masyarakat, dan pemerintah. Adapun manfaatnya adalah sebagai berikut :
1. Manfaat bagi penulis
Dengan penelitian ini, akan memberikan wawasan dan pengalaman bagi
penulis, dan dapat menambah banyak pengalaman pengelolaan/pengembangan
daya tarik wisata . hasil penelitian ini juga dapat bermanfaat bagi penulis dalam
menambah ilmu pengetahuan dan juga pengembangan diri penulis dibidang ilmu
pariwisata,dapat menjadi acuan kerja dalam bidang pariwisata serta sebagai salah
satu utama dalam memperoleh gelar Sarjana Pariwisata (S.Par) dengan jurusan
Hospitality pada lembaga pendidikan Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo
Yogyakarta.
2. Manfaat bagi Lembaga Pendidikan ( STIPRAM )
a. Mampu menjadi salah satu referensi dan tambahan literature pustaka di
bidang pariwisata, terutama bagi mahasiswa.
b. Sebagai pembelajaran bagi mahasiswa dalam mengetahui upaya cara
pengembangan Daya Tarik Wisata.

3
BAB II
LANDASAN TEORI DAN METOLOGI PENELITIAN
A. Landasan Teori
1. Pengertian Pariwisata
Menurut Undang-Undang No.10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan
menyebutkan bahwa pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata yang
didukung dengan berbagai macam fasilitas serta layanan yang disediakan oleh
masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah. (UU No.10 tahun
2009)
Pariwisata merupakan aktivitas, pelayanan produk dan hasil industry
pariwisata yang mampu menciptakan pengalaman perjalanan bagi wisatawan,
unsur pembentuk pengalaman perjalanan bagi wisatawan yang utama adalah
adanya daya tarik dari suatu tempat atau lokasi. ( Dra. Damiasih, Ria Eka
Yunita : 2017 :26 : http://ejurnal.stipram.net/ )
Istilah kepariwisataan yang berasal dari akar kata wisata yang diberikan
batasan sebagai : kegiatan perjalanan yang di lakukan oleh seseorang atau
sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi,
pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang
dikunjungi dalam jangka waktu sementara. ( Sunaryo:2013: 1 )
1. Pengertian Wisatawan
Menurut G.A. Schmoll, wisatawan adalah individu atau kelompok individu
yang mempertimbangkan dan merencanakan tenaga beli yang dimilikinya untuk
perjalanan rekreasi dan berlibur, yang tertarik pada perjalanan yang pada
umumnya dengan motivasi perjalanan yang pernah ia lakukan, menambah
pengetahuan, tertarik oleh pelayanan yang diberikan oleh suatu daerah tujuan
wisata yang dapat menarik pengunjung di maa yang akan dating.
Wisatawan merupkan unsur utama dalam pariwisata. Terleksananya kegiatan
pariwisata tergantung pada adanya interaksi antara wisatawan dan objek wisata,
yang didukung dengan berbagai sarana prasarana pariwisata. Sebuah objek
wisata akan dikatakan menarik jika banyak dikunjungi wisatawan.
(Kuntowijoyo, 2006 : 55)

4
2. Pengertian Destinasi
Destinasi merupakan suatu tempat yang dikunjungi dengan waktu yang
signifikan selama perjalanan seseorang di bandingkan dengan tempatlain yang
dilalui selama perjalanan (misalnya daerah transit). Suatu tempat pasti memiliki
batas-batas tertentu (Pitana,2009:126)
3. Pengertian Pengelolaan
Pengelolaan sering disamakan dengan arti manajemen, dimana tujuan
dari manajemen dan pengelolaan adalah sama yaitu tercapainya tujuan organisasi
lembaga. Pengelolaan dapat diartikan sebagai proses mengkoordinasikan dan
mengintegrasikan semua sumber daya baik manusia maupun teknikal, untuk
mencapai berbagai tujuan khusus yang ditetapkan dalam suatu organisasi.
Pengertian lain tentang pengelolaan adalah suatu istilah yang berasal dari kata
“kelola” mengandung arti serangkaian usaha yang bertujuan untuk menggali dan
memanfaatkan segala potensi yang dimiliki secara efektif dan efesien guna
mencapai tujuan tertentu yang telah direncanakan sebelumnya. Dari kedua
pendapat ahli tersebut lebih dukuatkan lagi dengan pengertian pengelolaan
sebagai suatu rangkaian kegiatan yang berintikan perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan dalam mencapai tujuan yang
telah di tetapkan sebelumnya.

A. Metode Penelitian
1. Spesifikasi Penelitian
Penulis membahas tentang Destinasi Wisata Belanja untuk menarik garis
linier antara jurnal ilmiah Domestic Case Study berjudul “Pesona Artistik
Lawang Sewu Semarang Bagi Wisatawan” dan Foreign Case Study yang
berjudul “Menara Petronas Sebagai Icon Keindahan Arsitektur Wisata Di
Malaysia” maka dalam penulisan artikel ilmiah ini, penulis mengambil judul
“Evaluasi Pengelolaan Gedung Loji Gandrung Yang Beraksitektur Indis Di
Surakarta-Jawa Tengah” Penulis mengambil judul tersebut untuk membuat
keterkaitan tema dalam pembahasan yang menitik beratkan tentang Destinasi.

5
2. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang penulis gunakan pada Artikel Ilmiah ini ialah metode
kualitatif. Metode penelitian kaulitatif adalah metode penelitian yang digunakan
untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah dimana peneliti adalah sebagai
instrument kunci, tehnik penegmpulan data dilakukan secara trinaggulasi
(gabungan), analisis data bersifat induktif dan hasil penelitian kualitatif lebih
menekankan makna dari pada generalisasi. (Sugiyono : 2014 : 1)
3. Materi Penelitian
Kota Surakarta juga di Solo adalah wilayah otonom dengan status kota di
bawah Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Kota ini berbatasan dengan Kabupaten
Karanganyar dan Kabupaten Boyolali di sebelah utara, Kabupaten Karanganyar
dan Kabupaten Sukoharjo di sebelah timur dan barat, dan Kabupaten Sukoharjo di
sebelah selatan. Kota ini juga merupakan kota terbesar ketiga di pulau Jawa bagiab
selatan setelah Bandung dan Malang menurut jumblah penduduk.
Gedung Loji Gandrung merupakan destinasi wisata baru, setelah proses
renovasi tuntas akhir tahun 2019 ini. Gedung Loji Gandrung memiliki gaya
bangunan yang beraksitektur indis. Yaitu perpaduan antara budaya Eropa
(Belanda) dengan budaya lokal (Jawa).
4. Lokasi Dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan september 2019 di Gedung Loji
Gandrung di Jl. Brigjend Slamet Riyadi, Sriwedari, Laweyan, Kota Surakarta,
Jawa Tengah.
5. Jenis Data
Menurut sumbernya, data penelitian di golongkan sebagai data primer dan
data sekunder yaitu:
a. Data Primer
Data primer, atau data tangan pertama, adalah data yang diperoleh
lansung dari subjek penelitian dengan menggunakan alat pengukuran atau

6
alat pengambilan data lansung pada subjek sebagai sumber informasi yang
dicari. (Saifuddin, 2015:91)

b. Data sekunder
Data sekunder atau data tangan kedua adalah data yang di peroleh
lewat pihak lain, tidak lansung di peroleh oleh peneliti dan subjek
penelitiannya. (Saifuddin, 2015:91)

6. Teknik Pengumpulan Data


a. Wawancara
Tenik wawancara ini digunakan sebagai teknik pengumpulan data
apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui
hal-hal dari responden yang lebih mendalamdan jumlah respondennya
sedikit/kecil. Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan
tentang diri sendiri atau self-report, atau setidak- tidaknya pada pengetahuan
dan atau keyakinan pribadi. Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur
maupun tidak terstruktur, dan dapat dilakukan melalui tatap muka (face to
face) maupun dengan menggunakan telepon. (Sugiyono: 2015:194)
b. Observasi
Obeservasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang
spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan
kuesioner. Jika wawancara dan kuesioner selalu berkomunikasi dengan orang,
maka observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga obyek-obyek yang
lain.Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila, penelitian
berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila
responden yang diamati tidak terlalu besar. (Sugiyono, 2015:194)
c. Kuesioner
Teknik pengumpulan data melalui formulir-formulir yang berisi
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara tertulis pada seseorang atau

7
sekumpulan orang untuk mendapatkan jawaban atau tanggapan dan informasi
yang diperlukan oleh peneliti (Mardalis: 2008: 66). Metode ini digunakan
untuk memperoleh data tentang persepsi desain interior dari responden.
d. Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen
bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari
seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian,
sejarah kehidupan (life histories), cerita, biografi, peraturan, kebijakan.
Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa
dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, yang
dapat berupa gambar, patung, film, dan lain-lain.Studi dokumen
merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara
dalam penelitian kualitatif. (Sugiyono :2014:82)

7. Teknik Pengolahan Data


a. Reduksi Data
Reduksi data adalah data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya
cukup banyak, untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci.
Mereduksi data berarti berarti merangkum, memilih hal-hal pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan
membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi
akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti
untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya apabila
diperlukan. (Sugiyono:2015:338).
b. Display
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah
mendisplaykan data.Dalam bentuk penelitian kualitatif, penyajian data bisa
dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori,
flowchart dan sejenisnya. Sedangkan dalam penelitian kuantitatif penyajian
data dapat dilakukan dalam bentuk tabel, grafik phie chard, pictogram dan
sejenisnya. Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk

8
memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan
apa yang telah difahami tersebut. (Sugiyono :2015:341)
c. Verifikasi
Langkah ke tiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles and
Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal
yang dikemukakan masih bersifat sementara, danakan berubah bila tidak
ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada
tahappengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang
dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan
konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka
kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.
(Sugiyono :2015 :345)
d. Triangulasi
Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik
pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik
pengumpulan data dansumber data yang telah ada.Bila peneliti melakukan
pengumpulan data dengan triangulasi, maka sebenarnya peneliti
mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu
mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan
berbagai sumber data. Triangulasi teknik, berarti peneliti menggunakan
teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari
sumber yang sama. (Sugiyono:2015 :330)
8. Analisis Data
Analisis SWOT adalah alat analisis yang umumnya digunakan untuk
merumuskan strategi atas identifikasi berbagai faktor secara strategis berdasarkan
intuisi (pemahaman dan pengetahuan) expert terhadap suatu objek.
Analisis ini didasarkan pada logika dapat memaksimalkan kekuatan (strength)
dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan
kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats). Analisis SWOT
mempertimbangkan faktor lingkungan internal berupa kekuatan dan kelemahan

9
serta lingkungan eksternal berupa peluang peluang dan ancaman yang dihadapi
oleh perusahaan atau dianggap perusahaan.
Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal, yang berupa peluang
dan ancaman, dengan faktor internal, yang berupa kekuatan dan kelemahan,
sehingga dari hasil analisisnya dapat diambil suatu keputusan strategis bagi
perusahaan atau dianggap perusahaan. (Utama dan Mahadewi, 2012:150)

10
DAFTAR PUSTAKA

Aditha, Agung P ( 2015). Pengembangan Wisata Pedesaan Berbasis Budaya Yang


berkelanjutan Di Desa Wisata Srowolan Sleman. Yogyakarta : Jurnal Kepariwisataan
Stipram Vol 9 No 2 (2015) : 61-76. http://ejournal.stipram.net/

Damiasih. Ria Eka. 2017. Jurnal Stipram vol 11. “Pengelolaan Goa Tanding Sebagai
Ekowisata Di Kabupaten Gunung Kidul Yogyakarta”. STIPRAM Yogyakarta
http://ejournal.stipram.net/

I Gede Pitana. 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata, Penerbit Andi : Yogyakarta

Saifuddin, Azwar. 2015. Metode Penelitian, Pustaka Pelajar : Yogyakarta

Sugiyono. 2014. Memahami Penelitian Kualitatif, Alfabeta : Bandung.

Suhendroyono,2016. Pengelolaan Wisata Alam Watu Payung Sebagai Ikon Wisata Berbasis
Budaya Di GunungKidul Yogyakarta: Jurnal Kepariwisataan, vol.10, no 1 (2016):
43-50/http://ejournal.stipram.net/

Sunaryo, Bambang. 2013. Kebijakan Pembangunan Destinasi Pariwisata. Gava Media:


Yogyakarta.

Syamsu, Moch Nur. 2018. Studi Kelayakan Air Terjun Nggembor sebagai Destinasi Wisata
untuk Meningkatkan Perekonomian Masyarakat Desa Jatimulyo, Kecamatan
Girimulyo Kabupaten Kulonprogo Yogyakarta: Jurnal Kepariwisataan, Vol 12, No. 3
(2018): 71-84

11
Utama, I Gusti Bagus Rai & Mahadewi, Ni Made Eka. 2012. Metodologi Penelitian
Pariwisata dan Perhotelan. Yogyakarta : Andi Offset

12

Anda mungkin juga menyukai