Anda di halaman 1dari 13

2

MODUL PERKULIAHAN

Manajemen
Pariwisata
Pariwisata sebagai Disiplin Ilmu
(Teori & Konsep Pariwisata I)

Abstrak Sub-CPMK

Teori & konsep Pariwisata I Mahasiswa mengerti tentang teori dan


meliputi (a)sistem Pariwisata konsep pariwisata meliputi: (a) sistem
dan fenomena pariwisata; Pariwisata dan fenomena pariwisata;
(b)pembangunan Pariwisata (b) pembangunan Pariwisata
berkelanjutan; (c) sumber
daya, infrastruktur, dan daya berkelanjutan; (c) sumber daya,
tarik pariwisata. infrastruktur, dan daya tarik pariwisata.

Fakultas Program Studi Tatap Muka Disusun Oleh

01
Ali Hanafiah, SE. MM.
Ekonomi dan Bisnis Manajemen
Pendahuluan
Meskipun Ilmu Pariwisata pada saat ini telah diakui sebagai ilmu, namun persoalan
kedudukan Ilmu Pariwisata sebagai sebuah Ilmu masih terus diperdebatkan. Perdebatan
terjadi terutama dikalangan para saintis pengkaji Pariwisata, dimana mereka masih
mempertanyakan: Ilmu Pariwisata sebagai bagian ilmu apa?

Perdebatan diatas kiranya wajar bilamana hingga saat ini para saintis masih
mengkaji dunia Pariwisata dari masing-masing sudut keilmuan tertentu. Dalam hal ini
Pariwisata baru dipandang sebagai bagian dari obyek materia suatu ilmu yang selama ini
digelutinya. Artinya, Pariwisata baru dijadikan sebagai salah satu objek kajian, belum
didudukkan secara mandiri sebagai subjek pengkaji bagi dirinya sendiri (baca: dunia
Pariwisata). Dengan kata lain, kalaupun Ilmu Pariwisata telah diakui sebagai ilmu, namun
Ilmu Pariwisata masih dipandang sebagai ilmu terapan dari ilmu tertentu.

Para ahli melalui berbagai disiplin ilmu, seperti sosiologi, antropologi, geografi
ekonomi melakukan pendekatan, ternyata kurang mampu dalam menggali pariwisata
sebagai suatu fenomena yang kompleks dengan karakteristik khasnya. Kemudian dalam
perjalanan sejarah munculah keinginan dari berbagai pihak untuk menjadikan pariwisata
sebagai ilmu baru. Wacana tersebut muncul pertamakali pada tahun 1980-an. Akan tetapi
ternyata wacana tersebut banyak menimbulkan banyak perdebatan di berbagai pihak.
Perdebatan tersebut berfokus pada “apakah pariwisata adalah suatu ilmu yang mandiri
atau hanya objek studi dari ilmu-ilmu yang telah mapan dengan pendekatan multi
disipliner.”

Pariwisata sebagai Disiplin Ilmu


Ilmu itu sendiri merupakan suatu pengetahuan sistematis yang berdasarkan
pengalaman (empiric) dan percobaan (eksperimen) dengan metode yang diuji. Oleh
sebab itu syarat pariwisata untuk menjadi sebuah ilmu harus memenuhi 3 syarat dasar
(Suriasmantri, 1978), yaitu :

1) Ontologi (objek formal ilmu yang dipelajari).

Ilmu pariwisata harus mampu menyediakan informasi ilmiah yang lengkap tentang
hakikat pelancongan, gejala pariwisata, wisatawannya sendiri, prasarana dan
sarana pariwisata, objek – objek yang dikunjungi, sistem dan organisasi, dan
kegiatan bisnisnya serta semua komponen pendukung di daerah asal wisatawan

2021 Manajemen Pariwisata


2 Ali Hanafiah, SE. MM.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
maupun di daerah destinasi wisata. Ilmu pariwisata juga harus dibangun
berdasarkan suatu penjelasan yang mendalam, tidak terburu – buru dan perlu
dibuatkan taksonominya.

Setiap ilmu memiliki objek material dan objek formal. Objek material adalah seluruh
lingkup (makro) yang dikaji suatu ilmu. Objek formal adalah bagian tertentu dari
objek material yang menjadi perhatian khusus dalam kajian adalah kehidupan
masyarakat manusia.

Dengan demikian fenomena pariwisata dapat difokuskan pada tiga unsur yakni:
pergerakan wisatawan, aktivitas masyarakat yang memfasilitasi pergerakan
wisatawan dan implikasi atau akibat-akibat pergerakan wisatawan dan aktivitas
masyarakat yang memfasilitasinya terhadap kehidupan masyarakat secara luas.

2) Epistemologi (metode suatu ilmu untuk mencari sebuah kebenaran) atau pendekatan
system. Pendekatan ini menekankan bahwa pergerakan wisatawan, aktifitas
masyarakat yang memfasilitasi, serta implikasi dari keduanya terhadap kehidupan
mayarakat secara luas merupakan suatu kesatuan yang saling berhubungan atau
saling mempengaruhi. Pariwisata dapat dicari kebenaranya melalui metode ilmiah,
oleh sebab itu pariwisata memenuhi syarat epistemology.

3) Aksiologi, yaitu pandangan bahwa ilmu pariwisata harus menghasilkan nilai berupa
manfaat positive bagi perkembangan ilmu pariwisata itu sendiri, bagi kehidupan
ekonomi dan sosial budaya masyarakat, serta lingkungan alam yang mendukungya.
Hal ini jelas bahwa ilmu pariwiata juga dapat digunakan sebagai ilmu yang bersifat
praktis dalam mengembangkan kepariwisataan di lapangan sehingga dapat
berkontribusi memberi dampak positive.

Dari penjelasan diatas terlihat bahwa pariwisata telah memenuhi 3 syarat dasar
untuk menjadi disiplin ilmu baru, maka 26 tahun kemudian yaitu pada tahun 2006
pariwisata secara resmi dideklarasikan sebagai sebuah disiplin ilmu mandiri melalui
perjuangan panjang Depudpar dan Hildiktipari. Isi deklarasi tersebut adalah :
a) Pariwisata adalah cabang ilmu yang mandiri, yang sejajar dengan ilmu-ilmu lain.
b) Program S1, S2, dan S3 Ilmu Pariwisata di berbagai lembaga pendidikan sudah layak
untuk diberikan ijin oleh Departement Pendidikan Nasional.

Tanggal 31 Maret 2008 merupakan salah sau tonggak sejarah pengakuan


pariwisata sebagai ilmu. Pada tanggal tersebut keluarlah surat ijin dari Dirjen Dikti

2021 Manajemen Pariwisata


3 Ali Hanafiah, SE. MM.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Depdiknas No. 947/D/T/2008 yang ditunjukan kepada menteri Kebudayaan dan
Pariwisata, yang secara eksplisit menyebutkan bahwa Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi menyetujui pembukaan jenjang Program Sarjana (S1) dalam beberapa program
studi pada STP Bali dan STP Bandung. Dengan ini merupakan adanya pengakuan formal
bahwa pariwisata adalah disiplin ilmu yang sejajar dengan ilmu-ilmu lainya.

Ilmu pariwisata sebagai ilmu mandiri memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri
yaitu “walaupun pariwisata merupakan disiplin ilmu tersendiri yang memiliki jati diri
khusus, namun tidak menutup kemungkinan bahwa ilmu pariwisata mempu bersinergi
dengan disiplin ilmu lain untuk mencapai kesempurnaan aplikasinya dilapangan.

Kedudukan ahli pariwisata adalah sebagai penggerak atau pemikir proyek rancang
bangun destinasi, kedudukan seorang ahli pariwisata hendaknya mampu memadukan
sudut pandang Ilmu Alam dan sudut pandang Ilmu Sosial mendaji sudut pandang baru
yaitu pariwisata. Mengelola fenomena alam dan sosial budaya menjadi sebuah daya tarik
yang mampu mendatangkan wisatawan sehingga memunculkan dampak positif berupa
peningkatan ekonomi dan sosial masyarakat, serta terjaga atau meningkatkan kualitas
lingkungan alam adalah tugas mulia seorang ilmuan dan ahli pariwisataan.

Konsep & Dimensi Pariwisata


Pengertian pariwisata berdasarkan Undang-Undang RI No.10 Tahun 2009, tentang
kepariwisataan, disebutkan pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan
didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha,
Pemerintah, dan Pemerintah Daerah. Sedangkan kepariwisataan adalah keseluruhan
kegiatan yang terkait dengan pariwisata yang bersifat multidimensi serta multi disiplin
yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan Negara serta interaksi antara
wisatawan dengan masyarakat setempat, sesama wisatawan, pemerintah, pemerintah
daerah dan pengusaha.

Pariwisata adalah kegiatan dinamis yang melibatkan banyak manusia serta


menghidupkan berbagai bidang usaha. Kegiatan yang dinamis ini adalah serangkaian
kegiatan yang dilakukan oleh siapa saja pada periode tertentu menetap dan tinggal jauh
dari lingkungan normalnya.

Dimensi Pariwisata

2021 Manajemen Pariwisata


4 Ali Hanafiah, SE. MM.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Dalam kegiatan wisata terdapat dimensi-dimensi dimana didefinisikan atas dasar tiga
dimensi, yaitu dimensi obyektif, ruang dan waktu, sebagaimana dijelaskan menurut
Leiper dalam Cooper et.al (1998:5) ketiga elemen dimensi kegiatan wisata itu bisa terjadi
dan terdiri atas beberapa komponen utama yaitu :

1. Wisatawan

Wisatawan adalah aktor dalam kegiatan wisata. Berwisata menjadi sebuah


pengalaman manusia untuk menikmati, mengantisipasi dan mengingatkan masa-masa di
dalam kehidupan.

2. Elemen geografi

Pergerakan wisatawan berlangsung pada tiga area geografi, seperti berikut ini.

a. Daerah Asal Wisatawan (DAW)

Daerah tempat asal wisatawan berada, tempat ketika is melakukan aktivitias


keseharian, seperti bekerja, belajar, tidur dan kebutuhan dasar lain. Rutinitas itu
sebagai pendorong untuk memotivasi seseorang berwisata. Dari DAW, seseorang
dapat mencari informasi tentang obyek dan days tarik wisata yang diminati, membuat
pemesanan dan berangkat menuju daerah tujuan.

b. Daerah Transit (DT)

Tidak seluruh wisatawan harus berhenti di daerah itu. Namun, seluruh wisatawan
pasti akan melalui daerah tersebut sehingga peranan DT pun penting. Seringkali
terjadi, perjalanan wisata berakhir di daerah transit, bukan di daerah tujuan. Hal inilah
yang membuat negara-negara seperti Singapura dan Hong Kong berupaya
menjadikan daerahnya multifungsi, yakni sebagai Daerah Transit dan Daerah Tujuan
Wisata.

c. Daerah Tujuan Wisata (DTW)

Daerah ini sering dikatakan sebagai sharp end (ujungjtombak) pariwisata. Di DTW ini
dampak pariwisata sangat dirasakan settingga dibutuhkan perencanaan dan strategi
manajemen yang tepat. Untuk menarik wisatawan, DTW merupakan pemacu
keseluruhan sistem pariwisata dan menciptakan permintaan untuk perjalanan dari
DAW. DTW juga merupakan raison d’etre atau alasan utama perkembangan
pariwisata yang menawarkan hal-hal yang berbeda dengan rutinitas wisatawan.

2021 Manajemen Pariwisata


5 Ali Hanafiah, SE. MM.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
3. Sumber daya pariwisata

Sumber daya merupakan atribut alam yang bersifat netral sampai ada campur tangan
manusia dari luar untuk mengubahnya agar dapat memenuhi kebutuhan dan kepuasan
manusia itu. Sumber daya yang terkait dengan pengembangan pariwisata umumnya
berupa : sumber daya manusia dan sumber daya alam

a. Sumber daya manusia


adalah salah satu faktor yang sangat penting bahkan tidak dapat dilepaskan dari
sebuah organisasi, baik institusi maupun perusahaan. Pada hakikatnya, SDM
berupa manusia yang dipekerjakan di sebuah organisasi sebagai penggerak,
pemikir dan perencana untuk mencapai tujuan organisasi itu.

b. Sumber daya alam


(biasa disingkat SDA) adalah segala sesuatu yang berasal dari alam yang dapat
digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.

4. Insfratruktur Pariwisata

Infrastruktur dapat dijelaskan sebagai suatu sistem fasilitas fisik yang mendukung
kehidupan, keberlangsungan dan pertumbuhan ekonomi dan sosial suatu masyarakat
atau komunitas. Infrastruktur yang dimaksud dalam penelitian ini mengacu pada
katersediaan sarana prasarana penunjang. Contoh :
a. Bandara, Pelabuhan, jalan tol, stasiun dan lain-lain sebagai sarana pariwisata.
b. Hotel, restoran, money changer dll. Sebagai prasaran pariwisata.

Daya Tarik & Obyek Pariwisata di Indonesia


Daya tarik pariwisata

Adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, nilai dan kemudahan berupa
keanekaragaman alam, budaya dan hasil buatan manusia yang menjadi kunjungan
wisatawan (Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009). Dalam kegiatan wisata, ada
pergerakan manusia dari tempat tinggalnya menuju ke destinasi pariwisata atau daerah
tujuan wisata, merupakan kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah
administratif yang di dalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas
pariwisata, aksesibilitas serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya

2021 Manajemen Pariwisata


6 Ali Hanafiah, SE. MM.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
kepariwisataan. Dengan demikian, faktor daya tarik wisata merupakan salah satu unsur
yang membentuk dan menentukan suatu daerah menjadi destinasi pariwisata.

Obyek Pariwisata di Indonesia

Objek pariwisata negara kita tersebar di seluruh wilayah Indonesia, yang terdiri dari
berbagai jenis pariwisata, sesuai dengan karakteristik masing-masing daerah. Berikut
beberapa contohnya objek pariwisata yang ada di Indonesia tersebut;

1) DKI Jakarta, antara lain Taman Impian Jaya Ancol, Taman Mini Indonesia Indah,
Museum Pusat, Pulau Seribu, Pelabuhan Sunda Kelapa, Pusat Taman Ismail
Marzuki, Kebun Binatang Ragunan, Monumen Proklamator, Museum Bahari,
Museum Wayang, Monumen Pancasila Sakti, Pasar Burung, dan Museum Tekstil.
2) Jawa Barat, antara lain Maribaya, Tangkuban Perahu, air panas Ciater, Kebun Raya
Bogor, Istana Presiden Cipanas, Pelabuhan Ratu, Pantai Pangandaran, Pantai
Karang Bolong, Puncak, Waduk Jatiluhur, dan Keraton Cirebon.
3) Jawa Tengah, antara lain Masjid Agung Demak, Istana Mangkunegara, Taman
Hiburan dan Rekreasi Tegal Wareng Semarang, Baturaden, Museum Batik
Pekalongan, Museum Kereta Api, dan Candi Borobudur.
4) DI Yogyakarta, antara lain Keraton Yogyakarta, Candi Prambanan, Kebun Binatang
Gembira Loka, Museum Lukis Affandi, Taman Wisata Pelawangan, Makam Imogiri,
Kota Cede, Istana Air Taman Sari, Museum Sono Budaya, Pantai Samas, dan Pantai
Parangtritis. Jawa Timur, antara lain Karapan Sapi Madura, Pantai Kenjeran, Candi
Panataran, Air Terjun Sudodo, Pantai Perigi, Gunung Kawi, Taman Candra
Wilwatikta, Taman Nasional Gunung Bromo, Pasir Putih, Kali Klosok, Semeru, Air
Panas Songgoriti, dan Museum Trowu Ian.
5) Bali, antara lain Art Centre Arbian Kapal, Pasar Burung, Museum Bali, Museum Le
Maveur, Bukit Seni Sange, \Verdi Budaya, Pura Taman Ayu, Mandala Wisata Wengi,
Pantai Kuta, Pantai Nusa Dua, Pantai Sanur, Pura Luwur Uluwati, Desa Kintamani,
Kebun Raya, Istana Tampak Siring, Toya Bungkah, Desa Ubud, dan Batu Bulan.
6) Sumatera Utara, antara lain Danau Toba, Prapat, Taman Wisata Kundur, Pantai
Cermin, Tebing Tinggi, Pematang Siantar, Pulau Samosir, Candi Portibi, Museum
Dairi, Brastagi, Pulau Tau, Pulau Nias, Barus Jahe/Lingga, Balig, dan Pusat
Rehabilitasi Orang Utan Bahorok.
7) Sumatera Barat, antara lain Taman Siti Nurbaya, Pantai Sikek, Tugu Khatulistiwa
Bonjol, Rimba Panti, Bukittinggi, Kepulauan Mentawai, Danau Singkarak, Karang
Tirta, Pantai Air Panas, Kota Gadang, dan Lembah Harau.

2021 Manajemen Pariwisata


7 Ali Hanafiah, SE. MM.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
8) Sulawesi Selatan, antara lain Goa Manpu, Taman Purbakala Leang¬leang, dan
Sunggunninasa.
9) Sulawesi Utara, antara lain Makam Kyai Maja, Tasik Ria, Watuga, Pantai Kema/Batu
Nona, Manado Tua, Kasinggola, Pantai Indah Gorontalo, Danau Moat, Danau
Limboto, Komplek Pulau Bunaken, Komplek Hutan Tangkoko, Batuangus, Kiong, dan
Pulau Lembah.
10) Papua, antara lain Tanjong Kasuari, Danau Sentani, Sky-Line, bekas markas besar
Jenderal Mc. Arthur, Tanah Merah (Digul), dan Gua Binsar.
11) Nusa Tenggara Barat, antara lain Istana Sultan Bima, Pulau Sumbawa Dalam Loka,
Pantai Sira dan Senggigi, Gunung Tambora, Cakra Negara, Pulau Moyo, dan Gili Air.
12) Nusa Tenggara Timur, antara lain Atambua, Soe, Insana, Museum Led aloro, rumah
tempat pernbuangan Bung Ka rno /Ende, perburuan ikan paus, Pulau Sumba dan
sekitamya, Pulau Sabu/ Sawo, Taman Nasional Pulau Komodo, Kampung Rena,
Ilang Boa, serta Gunung Kalimutu.
13) Maluku, antara lain masjid, benteng, Museum Sawalima, Tugu Martha Christina
Tiahahu, bangunan Kesultanan Temate-Tidore, Teluk Kaco, lomba layar, Taman
Nasional Marusella, Taman Taut Ambon, Tugu Peringatan, Pulau Doi, dan Pantai
Indah.
14) Kalimantan Timur, antara lain Taman Nasional Tanjung Isui, Taman Nasional Kutai,
Melak/Kersi Wah, Taman Grogot, dan Muara Anclong/Muara Wahau.
15) Kalimantan Barat, antara lain Keraton Meupawah, Monumen Mandir, Rumah
Panjang, Pantai Pasir Panjang, Danau Sebadeng, Keraton Sambas, Pantai
Penimbangan, Pintu Gerbang Entikong, Tugu Khatulistiwa, Istana Kadaryah, Gunung
Poteng, PantaiKijing, dan Tanjung Batu.
16) Lampung, antara lain Pantai Wartawan, Pasir Putih, Pulau Pasir, Wah Belerang, Air
Terjun Wah Condong, Kraka tau, Taman Purbakala Pugung Raharjo, Pantai Merak
Belatung, Gunung Rajabasa, dan Suaka Alam Way Kambas.
17) Sumatera Selatan, antara lain Pusat Tenunan Songket, Kawah Tengkurap, Museum
Timah, Museum Neger, Taman Purbakala Gending Suro (di Pulau Bangka), Pantai
Tanjung Kelayang, dan Pantai Burung Mandi.
18) Riau, antara lain Komplek Istana Kerajaan Siak, Pulau Terkulai, Pulau Soreh, Taman
Laut, Makam Mahmudsyah, Pantai Pasir Panjang, Semenanjung Sanggarung, Candi
Muara Takus, Tanjung Pinang, Pantai Rongga di Batam, dan Pulau Penyengat.
19) Naggroe Aceh Darussalam (NAD), antara lain Pantai Lok Nga, Sabang, Cot
Panglima, pemandian air panas Simpang Balik, Taman Nasional Gunung Leuser,

2021 Manajemen Pariwisata


8 Ali Hanafiah, SE. MM.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Taman Gaule Lurah, Perpustakaan Islam Tanah Abai, Danau Laut Air Tawar, Taman
Buru Lingse Asaq, Museum Cut Nyak Dien, dan Makam Laksamana Malahayati.

Sistem & Fenomena Pariwisata


Sistem Pariwisata
Kepariwisataan (tourism) merupakan suatu konsep yang kompleks dan membutuhkan
keterlibatan antar sektor atau lingkungan usaha yang lain (seperti: agro, pertambangan,
manufaktur, konstruksi, perdagangan, keuangan, jasa umum, dll.) serta keterlibatan antar
dimensi (seperti: spasial, bisnis, akademis, sosial budaya, ekonomi dll.). Bermacam
keterlibatan tersebut dapat dilihat dari sudut pandang sistem, yang biasa disebut dengan
sistem kepariwisataan (tourism system). Sistem kepariwisatan merupakan suatu sistem
yang bersifat terbuka (open system) karena sifat atau karakteristiknya yang multi sektor
dan multi dimensi.

Fenomena Pariwisata ‘New Bali’ di Indonesia

Seperti dilansir oleh CNN Indonesia, pada ertemuan tahunan Dana Moneter
Internasional-Bank Dunia (IMF-WB) 2018 di Nusa Dua, Bali rupanya tak hanya menjadi
wadah diskusi antara Indonesia dengan negara-negara anggota untuk membahas isu dan
kebijakan penting di sektor ekonomi. Pertemuan yang diadakan pada 8-14 Oktober ini
juga menjadi kesempatan pemerintah untuk memamerkan destinasi wisata yang disebut
sebagai 10 Bali Baru kepada para delegasi dan tamu undangan.

Sahala Lumban Gaol, Staf Khusus I Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN),
mengungkapkan hal ini dilakukan karena pemerintah ingin memanfaatkan momentum,
terutama karena ada 34 ribu peserta yang berpartisipasi dalam acara ini, baik dari dalam
maupun luar negeri.

Pameran 10 Bali Baru itu dikemas dalam bingkai foto dan video yang siap dipertontonkan
kepada para delegasi dan tamu pertemuan. Berikut adalah 10 Bali Baru yang dikenalkan
tersebut:

1. Danau Toba

2021 Manajemen Pariwisata


9 Ali Hanafiah, SE. MM.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Danau Toba merupakan danau alami dan vulkanik terbesar di Indonesia yang terletak di
Sumatera Utara. Untuk mencapai Danau Toba, pemerintah membuka rute penerbangan
dari Bandara Kualanamu di Medan, ibu kota Sumatera Utara ke Bandara Silangit.

2. Tanjung Kelayang

Pantai Tanjung Kelayang terletak di Tanjung Pandan, Bangka Belitung. Pantai ini memiliki
ciri khas batu granit raksasa yang mirip dengan kepala burung garuda. Selain menjadi
bagian dari 10 Bali Baru, pantai ini juga ditetapkan pemerintah sebagai Kawasan Ekonomi
Khusus (KEK) di bidang pariwisata.

3. Tanjung Lesung

Pantai Tanjung Lesung terletak di Pandeglang, Banten atau 160 kilometer dari ibu kota
Jakarta, sehingga bisa ditempuh dengan perjalanan darat. Pantai ini memiliki pasir putih
dan lokasinya dekat Taman Nasional Ujung Kulon, Gunung Krakatau, dan Pulau Umang.

4. Pulau Seribu

Kepulauan Seribu merupakan gugusan pulau yang terletak di utara Jakarta. Beberapa
pulau memiliki penghuni, sedangkan yang lainnya merupakan pulau yang hanya
diperuntukkan demi kepentingan wisata dan riset, sehingga tidak berpenghuni.

5. Candi Borobudur

Candi Borobudur merupakan candi Buddha terbesar di Indonesia yang terletak di


Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Setiap Hari Waisak, Borobudur menjadi tujuan
ibadah bagi para umat Buddha, khususnya di kawasan Asia.

6. Mandalika

Pantai Mandalika merupakan salah satu KEK yang diresmikan langsung oleh Presiden
Joko Widodo (Jokowi). Pantai ini terletak di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan
hanya berjarak sekitar 30 menit dari Bandara Lombok.

7. Gunung Bromo

Gunung Bromo terletak di Taman Nasional Bromo Tengger yang meliputi empat kawasan
sekaligus, yaitu Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Lumajang, dan
Kabupaten Malang di Jawa Timur. Gunung Bromo merupakan salah satu gunung api aktif
di Indonesia. Gunung ini dikelilingi lembah, ngarai, dan kaldera atau lautan pasir.

2021 Manajemen Pariwisata


10 Ali Hanafiah, SE. MM.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
8. Wakatobi

Wakatobi merupakan salah satu kabupaten di Sulawesi Tenggara sekaligus salah satu
taman nasional di Tanah Air. Wakatobi merupakan taman nasional kehidupan bawah air
yang kaya dengan panorama terumbu karang.

9. Labuan Bajo

Labuan Bajo merupakan salah satu desa di Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai
Barat, provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Kawasan ini menawarkan balutan panorama
laut biru dengan bukit-bukit hijau.

10. Morotai

Pulau Morotai merupakan pulau paling utara Indonesia yang merupakan bagian dari
Kepulauan Halmahera, Maluku Utara. Morotai menawarkan keindahan pantai pasir putih
dengan paduan hutan lebat.

Pariwisata (Pembangunan) Berkelanjutan


Menurut UNWTO, agen khusus/spesialis dibawah PBB / UN (United Nation) yang
mengkhusukan pada pariwisata bahwa Pariwisata Pembangunan Berkelanjutan yang
dimaksud, yaitu pada;

"Pariwisata yang memperhitungkan sepenuhnya dampak ekonomi, sosial dan lingkungan


saat ini dan masa depan, menangani kebutuhan pengunjung, industri, lingkungan dan
masyarakat tuan rumah"

Pedoman pengembangan pariwisata berkelanjutan dan praktik manajemen berlaku untuk


semua bentuk pariwisata di semua jenis tujuan, termasuk pariwisata massal dan berbagai
segmen pariwisata (niche tourism). Prinsip keberlanjutan mengacu pada aspek
lingkungan, ekonomi, dan sosial budaya dari pengembangan pariwisata, dan
keseimbangan yang sesuai harus ditetapkan antara ketiga dimensi ini untuk menjamin
keberlanjutan jangka panjangnya.

Dengan demikian, pariwisata berkelanjutan harus:

1) Memanfaatkan secara optimal sumber daya lingkungan yang merupakan elemen


kunci dalam pengembangan pariwisata, mempertahankan proses ekologis yang
penting dan membantu melestarikan warisan alam dan keanekaragaman hayati.

2021 Manajemen Pariwisata


11 Ali Hanafiah, SE. MM.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
2) Hormati keaslian sosial budaya dari masyarakat tuan rumah, pelestarian warisan
budaya dan nilai-nilai tradisional yang dibangun, dan berkontribusi pada
pemahaman dan toleransi antar budaya.
3) Pastikan operasi ekonomi jangka panjang yang layak, memberikan manfaat
sosial-ekonomi kepada semua pemangku kepentingan yang didistribusikan secara
adil, termasuk kesempatan kerja yang stabil dan peluang memperoleh
penghasilan serta layanan sosial bagi masyarakat setempat, dan berkontribusi
pada pengentasan kemiskinan.
4) Pengembangan pariwisata berkelanjutan membutuhkan partisipasi informasi dari
semua pemangku kepentingan terkait, serta kepemimpinan politik yang kuat untuk
memastikan partisipasi luas dan pembangunan konsensus. Mencapai pariwisata
berkelanjutan adalah proses yang berkelanjutan dan membutuhkan pemantauan
dampak yang konstan, memperkenalkan langkah-langkah pencegahan dan / atau
perbaikan yang diperlukan kapan pun diperlukan.
5) Pariwisata berkelanjutan juga harus menjaga tingkat kepuasan wisatawan yang
tinggi dan memastikan pengalaman yang berarti bagi para wisatawan,
meningkatkan kesadaran mereka tentang masalah keberlanjutan dan
mempromosikan praktik pariwisata berkelanjutan di antara mereka.

Selanjutnya UNWTO memberikan kerangka bagi negara berkembang untuk dijadikan


acuan didalam melakukan Pariwisata (Pembangunan) Berkelanjutan;

2021 Manajemen Pariwisata


12 Ali Hanafiah, SE. MM.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Daftar Pustaka
 Yoeti, Oka. A 2017. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung : Angkasa.
 Utama dan Mahadewi. 2012. Pengantar Ilmu Pariwisata
 https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20181014151703-269-
338377/indonesia-pamer-10-bali-baru-di-pertemuan-imf-bank-dunia
 www.unwto.org

2021 Manajemen Pariwisata


13 Ali Hanafiah, SE. MM.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai