Anda di halaman 1dari 13

Nama : Veronica

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Program Studi : Manajemen S1

NIM : 43120010040

KUIS MINGGU KE-8

1. Sebutkan dan jelaskan teori dan konsep dari pariwisata I dan pariwisata II yang
telah Anda pelajari?

Jawab:

Berdasarkan materi pariwisata I yang telah saya pelajari, dapat saya ketahui
bahwa secara konsep pariwisata telah sesuai dengan disiplin ilmu yang
merupakan suatu pengetahuan sistematis berdasarkan pengalaman (empirik) dan
percobaan (eksperimen) dengan menggunakan metode yang diuji serta pariwisata
telah memenuhi tiga syarat dasar ilmu.
Menurut teori suriasmantri (1978) setiap ilmu harus memenuhi tiga syarat
dasar, yakni :
1. Ontologi
Suatu ilmu harus memiliki Objek atau focus of interest yang akan dikaji. Dalam
aspek ontologi, konsep ilmu kepariwisataan telah berhasil menyedikan informasi
yang lengkap tentang hakekat perjalanan wisata, gejala-gejala pariwisata,
karakteristik wisatawan, prasarana dan sarana wisata, tempat-tempat serta daya
tarik destinasi yang dikunjungi, sistem dan organisasi, dan kegiatan bisnis terkait,
serta komponen pendukung di daerah asal maupun di sebuah destinasi wisata.
Objek formal yang menjadi fokus kajian ilmu pariwisata adalah:
a. Pergerakan wisatawan
b. Aktivitas masyarakat yang memfasilitasi pergerakan wisatawan tersebut
c. Akibat-akibat pergerakan wisatawan dan aktivitas masyarakat yang
memfasilitasinya terhadap berbagai aspek kehidupan masyarakat secara luas.

2. Epistimologi
Suatu ilmu harus memiliki metodelogi untuk memperoleh pengetahuan tersebut.
Dalam aspek epistemologi untuk memperoleh kebenaran ilmiah, ilmu pariwisata
sudah berdasarkan logika berpikir yang dapat dibuktikan secara empirik.
Metode pengujian yang dilakukan oleh ilmu pariwisata adalah:
a. Pendekatan Sistem
Metode ini melihat hubungan pergerakan wisatawan dengan aktivitas
masyarakat yang memfasilitasi wisata adalah suatu kesatuan yang saling
berpengaruh. Interaksi antara dua objek formal ini akan menciptakan efek di
bidang ekonomi, sosial, budaya, ekologi, bahkan politik. Sehingga dapat
disimpulkan sistem pariwisata itu digerakan oleh komponen-komponen
subsistem yang ada didalamnya.
b. Pendekatan Kelembagaan
Metode ini memaparkan bahwa terdapat komponen yang mempengaruhi suatu
konsumen (wisatawan) untuk melakukan perjalanan dan jika salah satu
komponen ini tidak berfungsi dengan baik maka perjalanan wisata tersebut
tidak akan berlangsung. Contoh komponennya adalah jasa transportasi, jasa
akomodasi/penginapan, daya tarik wisata.
c. Pendekatan Produk
Metode ini berfungsi untuk mengkategorikan produk dan jasa pariwisata yang
sengaja diciptakan untuk merespon kebutuhan wisatawan.

3. Aksiologi
Suatu ilmu harus memiliki nilai manfaat pengetahuan yang dapat
diimplementasikan langsung dalam kehidupan pariwisata sehari-hari. Manfaat
ilmu Pariwisata adalah dapat dirancang untuk mengembangkan ilmu pariwisata
itu sendiri, untuk memperkaya khasanah ilmu pengetahuan pada umumnya, dan
untuk memberi penjelasan perkembangan terkini dunia pariwisata secara teoretik
kepada masyarakat. Ilmu pariwisata juga dapat digunakan sebagai ilmu
pengetahuan yang bersifat praksis dan bermanfaat bagi pengembangan
kepariwisataan di lapangan seperti bermanfaat untuk menganalisis daya tarik
wisata (attraction), transportasi (accesability), fasilitas (amenities), dan
kelembagaan (ancillary).
Berdasarkan materi pariwisata II yang telah saya pelajari, dapat saya ketahui
bahwa berdasarkan teori (Gamal, 2001:3; Soebagyo, 2010:70) “Pariwisata dimaknai
sebagai perjalanan yang penuh atau lengkap, yaitu bepergian dari suatu tempat
tertentu ke satu atau beberapa tempat lain, singgah atau tinggal beberapa saat tanpa
bermaksud untuk menetap, dan kemudian kembali ke tempat asal.

2. Jika wisatawan melakukan kesalahan atau pelanggaran didalam kegiatan


berkunjungnya di suatu objek wisata, maka hukuman apakah yang akan
didapatkan oleh wisatawan tersebut sesuai dg undang2 pariwisata yg Anda sudah
pelajari?

Jawab:

Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 Pasal 27 tentang larangan


wisatawan.
(1) Setiap orang dilarang merusak sebagian atau seluruh fisik daya tarik wisata.
(2) Merusak fisik daya tarik wisata sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah
melakukan perbuatan :
i. mengubah warna,
ii. mengubah bentuk,
iii. menghilangkan spesies tertentu,
iv. mencemarkan lingkungan,
v. memindahkan,
vi. mengambil,
vii. menghancurkan, atau memusnahkan daya tarik wisata sehingga berakibat
berkurang atau hilangnya keunikan, keindahan, dan nilai autentik suatu
daya tarik wisata yang telah ditetapkan oleh Pemerintah dan/atau
Pemerintah Daerah.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa bagi siapapun baik wisatawan maupun
warga setempat yang melakukan jenis-jenis pelanggaran di atas akan
mendapatkan sanksi pidana menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009
Tentang Kepariwisataan yaitu setiap orang yang dengan sengaja dan melawan
hukum merusak fisik daya tarik wisata dipidana dengan pidana penjara paling lama 7
(tujuh) tahun dan denda paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah)
dan setiap orang yang karena kelalaiannya dan melawan hukum, merusak fisik, atau
mengurangi nilai daya tarik wisata dipidana dengan pidana penjara paling lama 1
(satu) tahun dan/atau denda paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).

3. Bagaimana undang2 pariwisata yang ada di Indonesia, apakah sudah sesuai dg


hukum yang berlaku?

Jawab:

Menurut saya, Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 sudah sesuai dengan


hukum yang berlaku karena penciptaan undang-undang ini dilandasi oleh dasar
hukum Pasal 20 dan Pasal 21 Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945. UU No 10 Tahun 2009 disahkan oleh Presiden Dr. H. Susilo
Bambang Yudhoyono pada tanggal 16 Januari 2009 di Jakarta menggantikan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 1990.

Alasan mengapa Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1990 sudah tidak relevan dan perlu
diganti dengan undang-undang yang baru adalah Kecenderungan perkembangan
kepariwisataan dunia dari tahun ke tahun menunjukkan perkembangan yang sangat
pesat. Hal itu disebabkan, antara lain, oleh perubahan struktur sosial ekonomi negara
di dunia dan semakin banyak orang yang memiliki pendapatan lebih yang semakin
tinggi. Selain itu, kepariwisataan telah berkembang menjadi suatu fenomena global,
menjadi kebutuhan dasar, serta menjadi bagian dari hak asasi manusia yang harus
dihormati dan dilindungi. Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, dunia usaha
pariwisata, dan masyarakat berkewajiban untuk dapat menjamin agar berwisata
sebagai hak setiap orang dapat ditegakkan sehingga mendukung tercapainya
peningkatan harkat dan martabat manusia, peningkatan kesejahteraan, serta
persahabatan antarbangsa dalam rangka mewujudkan perdamaian dunia.

Dalam menghadapi perubahan global dan penguatan hak pribadi masyarakat untuk
menikmati waktu luang dengan berwisata, perlu dilakukan pembangunan
kepariwisataan yang bertumpu pada keanekaragaman, keunikan, dan kekhasan bangsa
dengan tetap menempatkan kebhinekaan sebagai suatu yang hakiki dalam bingkai
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pembangunan kepariwisataan harus tetap
memperhatikan jumlah penduduk. Jumlah penduduk akan menjadi salah satu modal
utama dalam pembangunan kepariwisataan pada masa sekarang dan yang akan datang
karena memiliki fungsi ganda, di samping sebagai aset sumber daya manusia, juga
berfungsi sebagai sumber potensi wisatawan nusantara.
Dalam pelaksanaannya, pembangunan kepariwisataan sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan masih menitikberatkan
pada usaha pariwisata. Oleh karena itu, sebagai salah satu syarat untuk menciptakan
iklim yang kondusif dalam pembangunan kepariwisataan yang bersifat menyeluruh
dalam rangka menjawab tuntutan zaman akibat perubahan lingkungan strategis, baik
eksternal maupun internal, perlu mengganti Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1990
dengan undang- undang yang baru.

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa Undang-Undang Nomor 10 Tahun


2009 telah menyempurnakan kekurangan yang ada pada Undang-Undang
Nomor 9 Tahun 1990 dan telah disesuaikan dengan perkembangan industri
pariwisata saat ini sehingga Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 sudah
sangat memenuhi persyaratan dan sesuai dengan hukum yang berlaku.

4. Apa saja produk dan jasa pariwisata, jelaskan !

Jawab:

Menurut Bukart serta Medlik (dalam Yoeti, 1986: 151) mendeskripsikan produk
wisata selaku lapisan produk yang terpadu, yang terdiri dari obyek wisata, atraksi
wisata, transportasi (jasa angkutan), akomodasi serta hiburan di mana masing-
masing faktor dipersiapkan oleh tiap- tiap industri serta ditawarkan secara terpisah.

Berikut ini adalah empat unsur produk pariwisata yang membentuk suatu paket
pariwisata terpadu yang diuraikan berdasarkan kebutuhan wisatawan, antara
lain:
a. Daya Tarik Wisata (Attractions)
adalah kawasan geografis (objek destinasi wisata utama) yang terletak dalam satu
ataupun lebih daerah administratif yang di dalamnya ada energi tarik wisata, sarana
universal, sarana pariwisata, aksesibilitas dan warga yang silih terpaut serta
memenuhi terwujudnya kepariwisataan.
b. Sarana serta Pelayanan Wisata Wisata (Amenities)
Untuk memenuhi kebutuhan ekspedisi tersebut, butuh disediakan beragam sarana,
mulai dari pemenuhan kebutuhan semenjak berangkat dari tempat tinggal turis
c. Kemudahan buat menggapai destinasi wisata (Accesibility)
aspek yang tidak kalah berartinya dalam pengaruhi kepuasan turis, ialah aspek
aksesibilitas, yang berarti kemudahan yang ada buat menggapai destinasi wisata, yang
terkadang diabaikan oleh wisatawan dalam merancang ekspedisi wisata, sehingga
secara universal bisa pengaruhi budget ekspedisi tersebut.
d. Keramah tamahan (Hospitality)
Destinasi wisata bisa menimbulkan timbulnya perasaan turis terhadap kebutuhan yang
berkaitan dengan keramahtamahan lewat seorang.

Menurut landasan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan


(khususnya produk dan jasa pariwisata):
BAB I Ketentuan Umum Pasal 1 Ayat (7) “Usaha Jasa Pariwisata adalah usaha
yang menyediakan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan
dan penyelenggaraan pariwisata”.

Berikut adalah contoh Jasa Pariwisata yang mendukung jalannya kegiatan


pariwisata adalah:
a) Pemanduan wisata (tour guide): usaha jasa ini terdapat dalam aktivitas biro
ekspedisi, tetapi ada pula yang berdiri sendiri. Misalnya, di suatu objek wisata ada
para pemandu yang tidak terpaut dengan biro ekspedisi. Mereka ialah pemandu
formal yang tergabung dalam sesuatu perkumpulan tertentu.
b) Pelayanan data wisata: pelayanan data wisata bisa dicoba baik oleh pemerintah
ataupun pihak swasta. Namun aktifitas ini biasanya lebih banyak dilakukan oleh
pemerintah daerah sehingga aktifitas tersebut bukan usaha komersial, melainkan
aktifitas untuk membagikan kemudahan pelayanan kepada para turis.
c) Usaha transportasi: usaha transportasi meliputi transportasi darat, laut serta udara.
Industri transportasi udara meliputi maskapai penerbangan, transportasi darat meliputi
pelayanan bis, kereta api, ojek, taksi, kuda, dan lain-lain serta transportasi laut
meliputi pelayanan kapal pesiar, kapal laut, boat, sampan kecil, dan bentuk
transportasi air lainnya.

5. Jelaskan definisi dari wisata destinasi, dan sebutkan jenis2 pariwisata destinasi!

Jawab:

Menurut pendapat para ahli yaitu Kotler (2010:29) menjelaskan bahwa destinasi
wisata merupakan tempat dengan bentuk yang memiliki batasan nyata atau
berdasarkan persepsi, baik berupa batasan secara fisik (pulau), secara politik, atau
berdasarkan pasar.

Berdasarkan pernyataan Pendit (1994), pariwisata dapat dibedakan menurut motif


wisatawan untuk mengunjungi suatu tempat. Jenis-jenis pariwisata tersebut adalah
sebagai berikut:

1. Wisata Cagar Alam (Taman Konservasi)


Untuk jenis wisata ini biasanya banyak diselenggarakan oleh agen atau biro
perjalanan yang mengkhususkan usaha–usaha dengan jalan mengatur wisata ke
tempat atau daerah cagar alam, taman lindung, hutan daerah pegunungan dan
sebagainya yang kelestariannya dilindungi oleh undang–undang.

2. Wisata Budaya
Yaitu perjalanan yang dilakukan atas dasar keinginan untuk memperluas pandangan
hidup seseorang dengan jalan mengadakan kunjungan atau peninjauan ketempat lain
atau ke luar negeri, mempelajari keadaan rakyat, kebiasaan adat istiadat mereka, cara
hidup mereka, budaya dan seni mereka. Seiring perjalanan serupa ini disatukan
dengan kesempatan–kesempatan mengambil bagian dalam kegiatan–kegiatan budaya,
seperti eksposisi seni (seni tari, seni drama, seni musik, dan seni suara), atau kegiatan
yang bermotif kesejarahan dan sebagainya.

3. Wisata Maritim atau Bahari


Jenis wisata ini banyak dikaitkan dengan kegiatan olah raga di air, lebih–lebih di
danau, pantai, teluk, atau laut seperti memancing, berlayar, menyelam sambil
melakukan pemotretan, kompetisi berselancar, balapan mendayung, melihat–lihat
taman laut dengan pemandangan indah di bawah permukaan air serta berbagai
rekreasi perairan yang banyak dilakukan didaerah–daerah atau negara–negara
maritim, di Laut Karibia, Hawaii, Tahiti, Fiji dan sebagainya.

4. Wisata Pertanian (Agrowisata)


Sebagai halnya wisata industri, wisata pertanian ini adalah pengorganisasian
perjalanan yang dilakukan ke proyek–proyek pertanian, perkebunan, ladang
pembibitan dan sebagainya dimana wisatawan rombongan dapat mengadakan
kunjungan dan peninjauan untuk tujuan studi maupun

5. Wisata Konvensi
Yang dekat dengan wisata jenis politik adalah apa yang dinamakan wisata konvensi.
Berbagai negara pada dewasa ini membangun wisata konvensi ini dengan
menyediakan fasilitas bangunan dengan ruangan–ruangan tempat bersidang bagi para
peserta suatu konfrensi, musyawarah, konvensi atau pertemuan lainnya baik yang
bersifat nasional maupun internasional.
Studi kasus

Hotel Meruorah Diharap Jadi Daya Tarik Wisatawan ke Labuan Bajo

Sab, 16 Oktober 2021 6.45 PM

Liputan6.com, Jakarta - PT PP (Persero Tbk berharap keberadaan Hotel Meruorah akan


menjadi daya tarik tersendiri di kawasan Marina Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur,
khususnya dalam menjaring wisatawan datang ke daerah tersebut.

"Perseroan berharap dengan berkembangnya Kawasan Marina Labuan Bajo dapat


meningkatkan gairah pariwisata super priority di Indonesia yang diharapkan dapat menjaring
para wisatawan baik lokal maupun internasional sehingga akan meningkatkan ekonomi
nasional dan khususnya masyarakat lokal," kata Direktur Utama PT PP (Persero) Novel
Arsyad dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan secara langsung Hotel Meruorah, Kamis
(14/10/2021), yang ditandai secara simbolis dengan penandatanganan prasasti dengan
menerapkan protokol kesehatan COVID-19 secara ketat.

Hotel Meruorah Komodo Labuan Bajo yang sebelumnya bernama Hotel Inaya Bay Komodo
yang merupakan bagian dari Kawasan Terpadu Labuan Bajo yang dimiliki dan dikelola oleh
PT Indonesia Ferry Properti (IFPRO).

IFPRO merupakan perusahaan joint venture yang dimiliki oleh 2 perusahaan BUMN, yaitu
PT PP dan ASDP. Saat ini, IFPRO tengah membangun Kawasan Terpadu Marina Labuan
Bajo di Nusa Tenggara Timur yang meliputi area komersial, hotel bintang lima, marina serta
pengembangan dermaga penyebrangan.

Novel mengatakan sangat mengapresiasi dengan dilakukannya rebranding ini dan berharap
Hotel Meruorah ini akan menjadi daya tarik tersendiri di Kawasan Marina Labuan Bajo ini.

"Sinergi yang diciptakan antara PT PP dan ASDP tentunya akan memberikan nilai positif
bagi kedua perusahaan BUMN," ujarnya.

Hotel Meruorah merupakan hotel bintang lima yang mengusung kearifan lokal dengan
menggunakan unsur kain tenun khas NTT dan keindahan alam Labuan Bajo yang tertuang di
dalam desain intertior kamar yang elegan serta hadir dalam aksen desain yang menjadi ciri
khas tersendiri bagi Hotel Meruorah.
Hotel yang dikembangkan oleh IFPRO di Kawasan Marina Labuan Bajo ini telah beroperasi
dengan membuka layanan kamar sebanyak 145 yang terdiri dari 5 tipe kamar, yaitu The
Horizon Hill View, The Horizon Sea View, The Signature Hill View, The Signature Sea
View, The Phinizy, dan Presidential Suite.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan secara langsung Hotel Meruorah, Kamis
(14/10/2021), yang ditandai secara simbolis dengan penandatanganan prasasti. (Dok. PTPP)

Hotel ini dilengkapi dengan fasilitas Meruorah Convention Center yang memiliki 8 Meeting
Room, The Executive Lounge, The Bay Restaurant, Moon Bar, Café et Lobby, Swimming
Pool, Fitness Center, Spa, dan Promenade.

Pertanyaan :

Dari artikel tersebut, jelaskan konsep manajemen yang bisa diterapkan oleh hotel tersebut,
agar bisa menjadi salah satu hotel berbintang terbaik di Labuan bajo, yang bisa menarik
wisatawan baik domestic ataupun mancanegara untuk berwisata ke Labuan bajo!
Kemukakan analisa Anda!

Jawab:
Menurut pendapat Sagala, Konsep merupakan buah pemikiran seseorang atas kelompok
orang yang dinyatakan dalam definisi sehingga melahirkan produk pengetahuan meliputi
prinsip, hukum dan teori konsep diperoleh dari fakta, peristiwa, pengalaman, melalui
generalisasi dan berpikir abstrak, kegunaan konsep untuk menjelaskan dan meramaikan.

Sedangkan dalam studi kasus ini, konsep yang dimaksud dalam konsep manajemen
adalah ide yang dapat direalisasikan oleh manajemen hotel tersebut dalam
meningkatkan wisatawan domestik dan mancanegara ke Hotel Meruorah agar hotel ini
menjadi hotel berbintang terbaik di Labuan Bajo.

Berdasarkan analisa unsur 3A dalam Destinasi Wisata Hotel Meruorah di kawasan Marina
Labuan Bajo Nusa Tenggara Timur :

1. Atraksi
Atraksi merupakan unsur daya tarik utama bagi para wisatawan berupa objek wisata
yang dapat dinikmati oleh pancaindera manusia seperti dapat dirasakan, dilihat,
dinikmati, atau dilakukan. Objek wisata utama yang diusung oleh pihak
manajemen adalah hotel bintang lima berstandar internasional yang
mengangkat tema kearifan lokal.

Menurut saya, Pihak manajemen dapat memberikan branding yang unik


terhadap hotel ini untuk menarik perhatian wisatawan domestik dan
mancanegara dengan memasarkan legenda yang ada di Labuan Bajo.
Contohnya legenda hewan Komodo yang menjadi salah satu dari 7 keajaiban
dunia, Komodo atau The Dragon yang merupakan satu spesies kadal ini dahulunya
punya panggilan “Orah” oleh masyarakat setempat. Legenda sejarah Komodo ini
menceritakan pada zaman dahulu kala, ada seorang putri yang bernama Putri Naga. Ia
hidup dalam sebuah pulau dan kemudian menikah dengan Moja pemuda pulau
sebrang. Singkat cerita sang putri hamil dan kemudian melahirkan putra kembar yang
keduanya memiliki kelamin laki-laki. Hanya saja salah satunya memiliki bentuk
berbeda yang mirip dengan kadal dan membuat pasangan ini malu. Keduanya
memberi nama Orah untuk putra yang mirip dengan kadal dan memberi nama Gerong
untuk bayi yang normal. Orah terasingkan ke dalam hutan sementara Gerong diasuh
sendiri oleh Putri Naga dan Moja. Seiring berjalan waktu yang berlalu, Gerong sudah
tumbuh besar dengan tubuh gagah. Hingga saat Gerong berburu rusa ia bertemu
dengan kadal raksasa yang kemudian Gerong kejar dan hendak menghunuskan
tombak. Namun, tiba-tiba Putri Naga datang dan melarang untuk membunuh kadal
raksasa yang saat ini dikenal komodo. Putri Naga menjelaskan kepada Gerong bahwa
kadal itu adalah saudara kembarnya yang bernama Orah.

Sejak saat itu masyarakat sekitar selalu memperlakukan komodo sebagai saudara.
Itulah sedikit cerita legenda asal muasal Komodo bernama Orah dan menjadi hewan
yang terjaga dengan baik hingga saat ini oleh masyarakat setempat.

Dengan memasang relief bangunan hotel yang serasi dengan legenda tersebut
atau memasarkan legenda setempat dengan pemandangan salah satu dari 7
keajaiban dunia maka pihak manajemen dapat memberikan konsep manajemen
atraksi yang lebih otentik kepada wisatawan.

2. Amenitas
Amenitas merupakan unsur berupa fasilitas pendukung yang dapat meningkatkan
kenyamanan serta memenuhi kebutuhan wistawan secara lengkap selama berada
dalam lokasi wisata tersebut. Fasilitas pendukungnya dapat berupa kebutuhan dasar
seperti toilet, penginapan, restoran, tempat kuliner, tempat ibadah, tempat parkir,
tempat istirahat, tempat sampah, atau tempat membeli oleh-oleh dan souvenir wisata.
Menurut analisa saya, pihak manajemen Hotel Meruorah telah menyediakan
fasilitas berstandar internasional yang lengkap seperti Meruorah Convention
Center yang memiliki 8 Meeting Room, The Executive Lounge, The Bay Restaurant,
Moon Bar, Café et Lobby, Swimming Pool, Fitness Center, Spa, dan Promenade, dan
layanan 5 tipe kamar yang berdampingan dengan alam khas NTT, yaitu The Horizon
Hill View, The Horizon Sea View, The Signature Hill View, The Signature Sea View,
The Phinizy, dan Presidential Suite.

3. Aksesibilitas
Unsur aksesibilitas merupakan kemampuan mudah atau tidaknya akses wisatawan
untuk berkunjung ke dalam suatu destinasi wisata. Akses dalam konteks ini dapat
berupa akses informasi serta akses sarana dan prasarana seperti kemudahan
transportasi, jarak tempuh/rute yang singkat, tersedianya terminal, dan ketersediaan
Pusat Informasi Wisatawan atau Tourist Information Center (TIC).
Menurut analisa saya, pihak manajemen belum memiliki unsur aksesibilitas
yang memadai. Untuk mengenalkan pada wisatawan bahwa Hotel Meruorah
adalah hotel bintang lima terbaik di Labuan Bajo, seharusnya pihak manajemen
gencar memasarkan hotel tersebut di media sosial seperti instagram atau
youtube untuk memudahkan wisatawan mengakses informasi seperti fasilitas
apa saja yang tersedia atau sarana dan prasarana apa saja yang dapat
digunakan untuk sampai ke Hotel Meruorah. Minimnya informasi yang
disediakan pihak manajemen akan menurunkan minat wisatawan atau business trip
untuk berkunjung ke Labuan Bajo Nusa Tenggara Timur.

Anda mungkin juga menyukai