Anda di halaman 1dari 9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Variabel Independen


A. Strategi Pengembangan Pariwisata
Tregoe dan Zemmerman(1980:15) mendefinisikan strategi
sebagai suatu kerangka yang membimbing serta mengendalikan
pilihan-pilihan yang menetapkan sifat dan arah suatu organisasi.
Menurut Stephanie dalam Husein (2001:31) mendefinisikan strategi
merupakan suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak
yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, yang disertai
penyusunan suatu cara atau tujuan yang dapat dicapai. Menurut
Chandler dalam Rangkuti (2002:3) Strategi merupakan alat untuk
mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya tujuan jangka panjang.
Program tindak lanjut sertaprioritas alokasi sumber daya.
Cristensen dalam Rangkuti (2002:3) mendifinisikan strategi
merupakan alat untuk mencapai keunggulan bersaing. Begitu pula
halnya Porter dalam Rangkuti (2002:4) mendifinisikan strategi adalah
alat yang sangat penting untuk mencapai keunggulan bersaing.
Pengembangan adalah suatu proses atau cara menjadikan
sesuatu menjadi maju, baik, sempurna, dan berguna
(Suwantoro,1997:88-89). Suwantoro(1997:74) menyebutkan
beberapa bentuk produk pariwisata alternatif yang berpotensi untuk
dikembangkan, yaitu: Pariwisata budaya (cultural tourism), ekowisata
(ecotourism), pariwisata bahari (marine tourism), pariwisata
petualangan (adventuretourism),pariwisataagro
(agrotourism),pariwisata pedesaan (village tourism), gastronomi
(culinarytourism), pariwisata spiritual (spiritualtourism) dan lainnya.
Menurut Yoeti (1997: 2-3), pengembangan pariwisata
perlu memperhatikan beberapa aspek yang perlu diperhatikan yaitu:
1) Wisatawan
Harus diketahui karakteristik dari wisatawan, dari negara mana
mereka datang, usia, hobi, dan pada musimapa mereka
melakukan perjalanan.
2) Transportasi
Harus dilakukan penelitian bagaimana fasilitas transportasi
yang tersedia untuk membawa wisatawan ke daerah tujuan
wisata yang dituju.
3) Atraksi/obyek wisata
Atraksi dan objek wisata yang akan dijual, apakah

4
Metodologi Penelitan
2015
memenuhi tiga syarat seperti:a) Apa yang dapat dilihat
(somethingtosee), b)Apa yang dapat dilakukan (something to
do), c)Apa yang dapat dibeli (something to buy).
4) Fasilitas pelayanan
Fasilitas apa saja yang tersedia di DTW tersebut, bagaimana
akomodasi perhotelan yang ada, restaurant, pelayanan umum
seperti Bank/money changers, kantor pos, telepon/teleks yang
ada di DTW tersebut.
5) Informasi dan promosi
Diperlukan publikasi atau promosi, kapan iklan dipasang,
kemana leaflets/ brosur disebarkan sehingga calon wisatawan
mengetahui tiap paket wisata dan wisatawan cepat mengambil
keputusan pariwisata diwilayahnya dan harus menjalankan
kebijakan yang paling menguntungkan bagi daerah dan
wilayahnya, karena fungsi dan tugas dari organisasi
pariwisata pada umumnya:
(a)Berusaha memberikan kepuasan kepada wisatawan
kedaerahannya dengan segala fasilitas dan potensi yang
dimilikinya.
(b) Melakukan koordinasi diantara bermacam-macam usaha,
lembaga, instansi dan jawatan yang ada dan bertujuan untuk
mengembangkan industri pariwisata.
(c)Mengusahakan memasyarakatkan pengertian pariwisata
pada orang banyak,sehingga mereka mengetahui untung
dan ruginya bila pariwisata dikembangkan sebagai suatu
industri.
(d)Mengadakan program riset yang bertujuan untuk memperbaiki
produk wisata dan pengembangan produk-produk baru
guna dapat menguasai pasaran di waktu yang akan datang.
(6)Merumuskan kebijakan tentang pengembangan kepariwisataan
berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan secara teratur
dan berencana. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
merupakan salah satu hal utama dalam pengembangan
pariwisata di suatu daerah.
Berdasarkan pengertian tersebut yang dimaksud dengan
strategi pengembangan daya tarik wisata dalam penelitian ini adalah
usaha-usaha terencana yang disusun secara sistimatis yang
dilakukan untuk mengembangkan potensi yang ada dalam usaha
meningkatkan dan memperbaiki daya tarik wisata sehingga
keberadaan daya tarik wisata itu lebih diminati oleh wisatawan.

5
Metodologi Penelitan
2015
B. Konsep Tentang Potensi Dan Daya Tarik Wisata
Pendit (1999: 21) menerangkan bahwa potensi wisata adalah
berbagai sumber daya yang terdapat di sebuah daerah tertentu
yang bisa dikembangkan menjadi atraksi wisata. Dengan kata lain,
potensi wisata adalah berbagai sumber daya yang dimiliki oleh
suatu tempat dan dapat dikembangkan menjadi suatu atraksi wisata
(touristattraction) yang dimanfaatkan untuk kepentingan ekonomi
dengan tetap memperhatikan aspek-aspek lainnya.
Daya tarik atau atraksi wisata menurut Yoeti (2002:5)
adalah segala sesuatu yang dapat menarik wisatawan untuk
berkunjung pada suatu daerah tujuan wisata, seperti:
(a)Naturalattraction: landscape, seascape, beaches, climateand
other geographical features of the destinations. (b)Cultural
attraction: history and folklore, religion, artand special events,
festivals. (c)Social attractions: the wayo flife, there sident
populations, languages, opportunities for social encounters. (d)Built
attraction: building, historic and modern architecture, monument,
parks, gardens, marinas, etc.
Pengertian Daya Tarik Wisata menurut Undang-undang
Republik Indonesia No.10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan
BabI, pasal5, menyebutkansebagai berikut ”daya tarik wisata”
adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan
nilai yang berupa keanekaragaman kekayan alam, budaya dan
hasil buatan manusia yang menjadi sasaranatau tujuan kunjungan
wisatawan. Sementara dalam BabI, pasal10, disebutkan kawasan
strategis pariwisata adalah kawasan yang memiliki fungsi utama
pariwisata atau memiliki potensi untuk pengembangan pariwisata
yang mempunyai pengaruh penting dalam satu atau lebih aspek,
seperti pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya, pemberdayan
sumber daya alam, daya dukung lingkungan hidup, serta
pertahanan dan kemanan. Lebih lanjut Cooper dkk (1995:81)
mengemukakan bahwa terdapat 4 (empat) komponen yang harus
dimiliki oleh sebuah daya tarik wisata, yaitu: 1). Atraksi (attractions),
seperti alam yang menarik, kebudayaan daerah yang menawan
dan seni pertunjukkan. 2).Aksesibilitas (accessibilities) seperti
transportasi local dan adanya terminal. 3).Amenitas atau fasilitas
(amenities) seperti tersedianya akomodasi, rumah makan, dan
agen perjalanan. 4).Ancillary services yaitu organisasi
kepariwisataan yang dibutuhkan untuk pelayanan wisatawan

6
Metodologi Penelitan
2015
seperti destination marketing management organization,
conventional and visit or bureau.

C. Konsep Pemba gunan pariwisata berkelanjutan


Sejak dilakukan langkah-langkah untuk pengembangan
pariwisata di Indonesia, maka kegiatan-kegiatan terencana dan
terprogram yang dilakukan oleh pemerintah pada hakeketnya
memang bertujuan untuk ‘berkelanjutan’ khususnya di bidang
pariwisata misalnya, apa yang dimaksud dengan pembagunan
pariwisata berkelanjutan pada intinya berkelanjutan dengan usaha
menjamin agar sumber daya alam, sosial dan budaya yang
dimanfaatkan untuk pembagunan pariwisata agar dilestarikan untuk
generasi mendatang (Ardika, 2003).
Pariwisata berkelanjutan menurut konsep Muller (1997) adalah
pariwisata yang dikelola mengacu pada pertumbuhan kualitatif,
maksudnya adalah meningkatkan kesejahteraan, perekonomian dan
kesehatan masyarakat. peningkatan kulitas hidup dapat dicapai
dengan meminimalkan dampak negatif sumber daya alamyang tidak
dapat diperbarui. Lima hal yang harus diperhatikan dalam pariwisata
berkelan jutan menurut konsep Muller (1997) yaitu: 1)pertumbuhan
ekonomi yang sehat, 2)kesejahteraan masyarakat lokal, 3) tidak
merubah struktur alam, dan melindungi sumber daya alam,
4)kebudayaan masyarakat yang tumbuh secara sehat,
5)memaksimalkan kepuasan wisatawan dengan memberikan
pelayanan yang baik karena wisatawan pada umumnya mempunyai
kepedulian yang tinggi terhadap lingkungan.
Pembangunan pariwisata berkelanjutan (sustainable tourism
development) pembangunan pariwisata yang menekankan pada
prinsip pembangunan berkelanjutan. WTO (1999:42), menekankan
ada tiga hal penting dalam pembangunan pariwisata berkelanjutan
yaitu:
1. Quality. Sustainable tourism provides aquality experience
for visitor,while improving the quality of the host community
and protecting the quality of environment.
2. Continuity. Sustainable tourism ensures the continuity of
the natural resources upon which it based and the
continuity of the cultural of the host community with
satisfying experience for visitors.
3.Balance. Sustainable tourism balances the need of the
tourism industry, supporters of environment, and the local

7
Metodologi Penelitan
2015
community.
Konsep pembagunan pariwisata berkelanjutan berbasis
masyarakat dikemukakan oleh Natori (2001) menekankan yakni: 1)
terpeliharanya mutu dan berkelanjutan sumber daya alam dan
budaya, 2)meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal,
3)terwujudnya keseimbangan antara sumber daya alam dan budaya,
4) kesejahteraan masyarakat lokal serta kepuasan wisatawan.

II.2 Variabel Dependen


A. PendapatanAsli Daerah
Dalam system atau bentuk perekonomian khususnya perekonomian
daerah, peran pemerintah daerah mutlak diperlukan tidak hanya sebagai
penyediaan jasa dan barang public melainkan juga memelihara
kestabilan ekonomi, mempercepat pertumbuhan ekonomi, serta
memperbaiki distribusi pendapatan diwilayah-wilayah daerahnya
Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah pendapatan yang diperoleh
daerah yang dipungut berdasarakan Peraturan Daerah sesuai
perundang-undangan. Sampai saat ini yang termasuk Pendapatan Asli
Daerah adalah pendapatan yang berasal dari daerah itu sendiri dan
didapat melalui pajak daerah, retribusi daerah, BUMD, dan hasil
kerjasama dengan pihak ketiga.
Menurut Undang-Undang No.32 Tahun 2004, tentang Pemerintahan
Daerah dan Undang-Undang No.33 Tahun 2004, tentang perimbangan
keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, sumber-
sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) terdiri dari
1. Hasil Pajak Daerah
Pajak daerahadalah pungutan daerah menurut peraturan daerah
yang dipergunakan untuk pembiayaan rumah tangga daerah sebagai
badan hukum publik. Ciri-ciri yang menyertai pajak daerah adalah ;
a. Pajak daerah berasal dari Pajak Negara yang dipisahkan
oleh daerah sebagai pajak daerah.
b. Penyerahan pajak daerahdilakukan berdasarkan
peraturandaerah.
c. Pajak daerah dipungut oleh daerah berdasarkan kekuatan
undang-undang dan peraturan hokum yang berlaku lainnya.
2. Hasil retribusi Daerah
Menurut UU No.34 Tahun 2000, retribusi daerah adalah
pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau
pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan atau
diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang

8
Metodologi Penelitan
2015
pribadi atau badan. Retribusi daerah dibagi tigagolonganyaitu ;

a. Retribusi Jasa Umum, yang merupakan pungutan yang


dikenakan oleh daerah kepada masyarakat atas pelayanan
yang diberikan.

b. Retribusi jasa Usaha, yang merupakan pungutan yang


dikenakan oleh daerah berkaitan dengan penyediaan
layanan yang belum memadai disediakan oleh swasta dan
atau penyewaan aset/kekayaan daerah yang belum
dimanfaatkan misalnya: retribusi pasar grosir, terminal,
rumah potong hewan dan lain-lain.

c. Retribusi Perijinan tertentu adalah kegiatan tertentu


Pemerintah Daerah dalam rangka pemberian ijin kepada
orang pribadi atau badan yang dimaksudkan untuk
pembinaan, pengatur pengendalian dan pengawasan atas
kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya
alam, barang, sarana, prasarana atau fasilitas tertentu
guna melindungi kepentingan umum dan menjaga
kelestarian lingkungan. Perijinan tersebut termasuk
kewenangan pemerintah yang diserahkan kepada Daerah
dalam rangka asas desentralsasi (Pasal18 ayat (2) UU
No.34Tahun 2000) Dari ketiga penggolongan retribusi
tersebut diatas, obyek wisata Taman Nasional Komodo
termasuk pungutan retribusi jasa yang pengelolaannya
dilakukan oleh Dinas Pariwisata.

3. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan


Adalah bagian keuntungan atau laba bersih dari perusahaan
daerah atau badan lain yang merupakan BUMD sedang
perusahaaan daerah ialah perusahaan yang modalnya
sebagian atau seluruhnya merupakan kekayaan daerah yang
dipisahkan.
4. Lain-lain usaha daerah yang sah
Sumber pendapatan daerah lainnya adalah Dians-Dinas
Daerah serta pendapatan-pendapatan lainnya yang diperoleh
secara sah oleh pemerintah daerah (Situmorang, 1993:211).
Sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah selain pajak, retribusi
dan perusahaan daerah maka daerah berhak mendapatkan
sumber daerah itu sendiri. Lain-lain usaha daerah yang sah
merupakan usaha daerah (bukan usaha perusahaan daerah)

9
Metodologi Penelitan
2015
dapat dilakukan oleh suatu aparat Pemerintah Daerah (dinas)
yang dalam kegiatannya menghasilkan suatu barang atau jasa
yang dapat dipergunakan oleh masyarakat dengan ganti rugi
(Yuningsih, 2005: 34).

II.3 Hubungan Antar Variabel


Hubungan antar kedua variable ada hakikatnya inti dari setiap
kegiatan penelitian ilmiah adalah mencari hubungan antar variabel.
Hubungan yang paling dasar adalah hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen (X dengan Y).
Berdasarkan penjelasan terakhir, Dr. Zamari mencatat sejumlah
pola hubungan variabel independen-dependen dalam penelitian sosial;
 Pola linear dan posisitf; hubungan yang menunjukkan
perubahan pada kedua variabel dengan arah semakin
membesar dan intensitas perubahan bersifat konstan.
 Pola linear dan negatif; hubungan yang menunjukkan
perubahan pada kedua variabel dengan arah yang berbeda,
yang satu bertambah dan yang lain berkurang atau sebaliknya.
 Pola kurva linear dan positif; hubungan yang menunjukkan
perubahan pada kedua variabel dengan arah semakin
membesar dan tetapi intensitas perubahan tidak bersifat
konstan, bahkan bila sampai titik tertentu bisa berubah ke arah
berlawanan.
 Pola kurva linear dan negatif; hubungan yang menunjukkan
perubahan pada kedua variabel dengan arah yang berbeda,
yang satu bertambah yang lain berkurang, namun tidak bersifat
konstan dan bahkan bila sampai pada titik tertentu perubahan
kedua variabel menuju arah yang sama.
 Pola posisitf power; dikatakan hubungan posisitf power apabila
perubahan kedua variabel ke arah yang lebih besar dengan
intensitas yang semakin lama semakin kuat atau besar.
 Pola negatif power; suatu hubungan bersifat negatif power
apabila perubahan kedua variabel ke arah yang berlawanan dan
intensitas perubahan tidak konstan.

Sedikit berbeda dari pendekatan di atas, Zetterberg mengungkap


beberapa pola hubungan antar variabel, yaitu;
 hubungan determinasi, yaitu hubungan yang mengandung
konotasi bahwa sesuatu akan selalu terjadi apabila ada sesuatu
yang lain;

10
Metodologi Penelitan
2015
 hubungan kesetaraan, yaitu hubungan yang apabila sesuatu
konsep variabel mengandung keumungkinan setara atau tidak
setara antara satu sama lain;
 hubungan berurutan, yaitu hubungan yang menunjukkan bahwa
sesuatu pasti terjadi setelah sesuatu yang lain terjadi;
 hubungan kebersamaan, yaitu hubungan yang tidak
menunjukkan dimensi waktu, sehingga dua kejadian bisa terjadi
dalam waktu yang sama;
 hubungan kecukupan, yaitu hubungan yang menunjukkan
bahwa jika sesuatu terjadi maka sesuatu yang lain akan
mengikuti;
 hubungan gabungan, yaitu hubungan yang menunjukkan bahwa
sesuatu akan terjadi apa ada sesuatu yang mendahului dan
ditambah dengan adanya kejadian lain;
 hubungan keharusan, yaitu hubungan yang menunjukkan
bahwa untuk terjadinya sesuatu perlu adanya sesuatu yang lain
muncul terlebih dahulu;
 hubungan tambahan, yaitu hubungan yang menunjukkan
perlunya beberapa alternatif untuk terjadinya sesuatu yang lain.
Dari sudut pandang yang lain masih ada jenis hubungan antar
variabel yang perlu dikteahui, yaitu simetris, timbal-balik (reciprocal), dan
asimetris. Dua dari tiga jenis hubungan ini masih dapat dibedakan pada
beberapa kategori.
Hubungan Simetrik, terdiri dari:
 Kedua variabel merupakan indikator untuk konsep yang sama.
 Kedua variabel merupakan akibat dari faktor yang sama.
 Kedua variabel berkaitan secara fungsional.
 Hubungan yang kebetulan semata-mata.

Hubungan Asimetrik, terdiri dari:


 Hubungan antara stimulus dan respons.
 Hubungan antra disposisi dan respons.
 Hubungan antara ciri individu dan disposisi atau tingkah laku.
 Hubungan yang imanen.
 Hubungan antara tujuan dan cara.

Hubungan timbal-balik (korelasi)


Seperti yang sudah dikemukakan, hubungan antara variabel X dan
Y cukup banyak ragamnya, namun untuk mensinkronkan dengan
kebutuhan pengujian secara statistik, pola-pola hubungan itu perlu

11
Metodologi Penelitan
2015
disederhanakan. Secara garis besar, jenis-jenis hubungan dimaksud ada
tiga kategori; korelasi, regresi dan variasi. Penjelasan mengenai ketiga
jenis variabel ini akan dikemukakan pada pembahasan tentang Uji
Statistik Inferensial.

12
Metodologi Penelitan
2015

Anda mungkin juga menyukai