Anda di halaman 1dari 6

Pengembangan Destinasi Pariwisata

Destinasi Pariwisata ialah suatu entitas yang mencakup wilayah geografis tertentu yang didalamnya
terdapat komponen produk wisata seperti atraksi wisata, amenitas dan aksesbilitas serta layanan
maupun pendukung lainnya seperti masyarakat, pelaku industri pariwisata dan institusi pengembangan
yang membentuk sinergis dalam menciptakan suatu motivasi kunjungan serta totalitas pengalaman
berkunjung wisatawan.
Destinasi Pariwisata paling tidak dapat dibedakan menurut tema utamanya 17 jenis destinasi sebagai
berikut:
1. Kawasan Perairan/ Bahari (coastalzone)
2. Kawasan Pantai (Beach Destination and Sites)
3. Gugusan Kepulauan (Small Islands)
4. Kawasan Gurun (Destination in Desert and Arid Areas)
5. Kawasan Pegunungan (Mountain Destinations)
6. Kawasan Taman Nasional (Natural and Sensitive Ecological Sites)
7. Kawasan Ekowisata (Ecotourism Destinations)
8. Kawasan Taman Nasional dan Cagaralam (Park and Protected Area
9. Kawasan di Sekitar Kawasan Lindung/Konservasi (Communities Within or Adjacent to Protected
Area)
10. Jalur atau Rute Perjalanan (Trail and Routes)
11. Situs Peninggalan Sejarah (Built Heritage Sites
12. Kawasan Permukiman Tradisional (Small and Traditional Communities)
13. Kawaan Wisata Kota (Urban Tourism)
14. Pusat Kegiatan MICE dan Konvensi (MICE and Convention Centers)
15. Kawasan Taman Bertema (Themepark)
16. Kawasan Taman Air (Waterpark)
17. Kapal Pesiar dan Simpul-Simpul Perjalanannya (Cruise Ship and Their Destinations)

Destinasi perencanaan berbasis MICE


Menurut Philip Kotler (Marketting Places) menyatakan ada 4 faktor, yaitu :
1. Image Marketing
2. Attraction
3. Infrastructure
4. People
Menurut Cooper dkk dalam Sunaryo (2013: 159) menjelaskan bahwa kerangka pengembangan
destinasi pariwisata terdiri dari komponen-komponen utama sebagai berikut :
a. Daya tarik wisata (Attractions) yang mencakup keunikan dan daya tarik berbasis alam, budaya,
maupun buatan
b. Aksesibilitas (Accessibility) yang mencakup dukungan sistem dukungan sistem transportasi yang
meliputi: rute atau jalur transporasi, fasilitas terminal, bandara, pelabuhan dan moda transportasi yang
lain
c. Amenitas (Amenities) yang mencakup fasilitas penunjang dan pendukung wisata yang meliputi:
akomodasi, rumah makan (food and baverage) retail, toko cinderamata, fasilitas penukaran uang,biro
perjalanan, pusat informasi wisata, dan fasilitas kenyamanan lainnya.
d. Fasilitas pendukung (Ancillary Service) yaitu ketersediaan fasilitas pendukung yang digunakan
oleh wisatawan, seperti bank, telekomunikasi, pos, rumah sakit dan lain sebagainya.
e. Kelembagaan (Institutions) yaitu terkait dengan keberadaan dan peran masing-masing unsur dalam
mendukung terlaksananya kegiatan pariwisata termasuk masyarakat setempat sebagai tujuan rumah
(host).

Tahapan proses perencanaan destinasi pariwisata


1. Membentuk suatu pengertian di daerah
2. Menetapkan posisi pariwisata
3. Komitmen untuk studi pariwisata
4. Analisis pasar wisata dan sumber daya wisata
5. Perencanaan Konseptual
6. Persetujuaan rencana konseptual
7. Rencana induk pengembangan pariwisata (master plan)
8. Komitmen final
9. Rancangan implementasi bertahap
10. Monitoring/Evaluasi/Pengarahan

Elemen dasar perencanaan destinasi


Menurut Carter dan fabricius (UNWTO, 20017). Elemen dasar yang perlu diperhatikan dalam
perencanaan pengembagan sebuah destinasi pariwisata, yaitu
1. Pengembangan Atraksi dan Daya Tarik Wisata,
atraksi merupakan daya tarik yang akan melahirkan motivasi dan keinginan bagi wisatawan
untuk mengunjungi destinasi. Contohnya : arsitektur bangunan (candi, piramida, monumen,
masjid, dll). Seni budaya : museum, seni pertunjukan, seni rupa dan seni sastra.
2. Pengembangan Amenitas dan Akomodasi Wisata
Amenitas merupakan fasilitas dasar. Seperti ultilitas, jalan raya, transportasi, akomodasi,
pusat informasi pariwisata dan pusat perbelanjaan. Sedangkan Akomodasi wisata : akomodasi,
rumah makan, pusat informasi wisata, toko cinderamata, kesehatan ketersediaan air bersih, listrik
dll.
3. Pengembangan Aksesbilitas
Aksesibilitas merupakan sarana yang memberikan kemudahan para wisatawan untuk
mencapai suatu destinasi maupun tujuan pariwisata. Akan tetapi juga waktu yang butuhkan., tanda
penunjuk arah menuju lokasi wisata dan perangkat lainnya.
4. Pengembangan Image (Citra Wisata)
Pencitraan (image building) sebuah destinasi merupakan bagian dari positioning, yaitu
kegiatan untuk membangun citra atau image dibenak pasar (wisatawan) melalui desain terpadu
antara aspek

DMO memiliki fungsi


a. Memimpin dan mengkoordinasikan elemen destinasi (atraksi, amenitas, aksesibilitas, SDM,citra/
image, harga), marketing, maupun lingkungan yang berkelanjutan (sustainable)
b. Pengembangan produk, marketing dan promosi serta perencanaan dan penelitian
c. Memainkan peran sebagai pembentukan tim dan kemitraan, jalinan masyarakat (community
relation), serta koordinasi dan kepemimpinan.
d. Penggerak ekonomi lokal, pemasar lokal, koordinator industri, lembaga yang mewakili pengelola,
dan membangun nilai unik (kebanggan) komunitas lokal.
Konsep Pengembangan Pariwisata

Pengembangan pariwisata merupakan suatu rangkaian upaya untuk mewujudkan keterpaduan dalam
penggunaan berbagai sumber daya pariwisata mengintegrasikan segala bentuk aspek di luar pariwisata
yang berkaitan secara langsung maupun tidak langsung akan kelangsungan pengembangan pariwisata.
(Swarbrooke 1996:99)

Beberapa jenis pengembangan, yaitu :


1. Keseluruhan dengan daerah tujuan baru, membangun atraksi di situs yang tadinya tidak
digunakan sebagai atraksi.
2. Daerah tujuan baru, membangun atraksi pada situs yang sebelumnya telah digunakan sebagai
atraksi.
3. Pengembangan baru secara keseluruhan pada keberadaan atraksi yang dibangun untuk
menarik pengunjung lebih banyak.
4. Pengembangan baru pada keberadaan atraksi yang bertujuan untuk meningkatkan fasilitas
pengunjung atau mengantisipasi meningkatnya pengeluaran sekunder oleh pengunjung.
5. Penciptaan kegiatan-kegiatan baru atau tahapan dari kegiatan yang berpindah dari satu tempat ke
tempat lain dimana kegiatan tersebut memerlukan modifikasi bangunan dan struktur.

Syarat dalam pengembangan pariwisata


a. Kegiatan dan objek yang merupakan atraksi itu sendiri harus dalam keadaan yang baik.
Untuk dapat memberikan kepuasan, atraksi wisata harus dalam keadaan baik, baik atraksi yang
berupa kegiatan seperti tarian dan upacara, maupun atraksi yang berupa objek, seperti candi, keris
dan sebagainya.
b. Atraksi wisata itu harus disajikan di hadapan wisatawan, maka penyajiannya harus tepat.
Atraksi wisata boleh dikatakan berhasil kalau menimbulkan kesan kepada wisatawan, sehingga ia
merasa puas.
c. Daya tarik wisata terintegrasi dengan syarat-syarat pariwisata lainnya, yaitu jasa
pelayanan, transportasi dan aktualisasi. dengan membangun daya tarik wisata saja wisatawan
belum berdatangan.
d. Dapat menahan wisatawan di tempat atraksi dalam waktu yang cukup lama

Kriteria keberhasilan pengembangan


1. Kegiatan dan objek yang merupakan atraksi itu sendiri harus dalam keadaan yang baik. Untuk
dapat memberikan kepuasan, atraksi wisata harus dalam keadaan baik, baik atraksi yang berupa
kegiatan seperti tarian dan upacara, maupun atraksi yang berupa objek, seperti candi, keris dan
sebagainya.
2. Atraksi wisata itu harus disajikan di hadapan wisatawan, maka penyajiannya harus tepat. Atraksi
wisata boleh dikatakan berhasil kalau menimbulkan kesan kepada wisatawan, sehingga ia merasa
puas.
3. Daya tarik wisata terintegrasi dengan syarat-syarat pariwisata lainnya, yaitu jasa pelayanan,
transportasi dan aktualisasi. dengan membangun daya tarik wisata saja wisatawan belum
berdatangan.
4. Dapat menahan wisatawan di tempat atraksi dalam waktu yang cukup lama

Wisata ini tidak hanya sekedar untuk melakukan pengamatan burung, mengendarai kuda, penelusuran
jejak di hutan belantara, tetapi telah terkait dengan konsep pelestarian hutan dan penduduk lokal.
Ekowisata ini kemudian merupakan suatu perpaduan dari berbagai minat yang tumbuh dari
keprihatinan terhadap lingkungan, ekonomi dan sosial. Ekowisata tidak dapat dipisahkan dengan
konservasi.
Ekowisata merupakan suatu bentuk wisata yang sangat erat dengan prinsip konservasi. Bahkan dalam
strategi pengembangan ekowisata juga menggunakan strategi konservasi. Dengan demikian ekowisata
sangat tepat dan berdayaguna dalam mempertahankan keutuhan dan keaslian ekosistem di areal yang
masih alami. Bahkan dengan ekowisata pelestarian alam dapat ditingkatkan kualitasnya karena desakan
dan tuntutan dari para eco-traveler.

Ekowisata mempunyai nilai penting bagi konservasi


a. Memberikan nilai ekonomi bagi daerah yang mempunyai tujuan kegiatan konservasi pada daerah
yang dilindungi.
b. Memberikan nilai ekonomi yang dapat digunakan untuk program konservasi di daerah yang
dilindungi
c. Menimbulkan penambahan pendapatan secara langsung dan tidak langsung kepada masyarakat di
sekitar lokasi ekowisata
d. Mendorong pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan
e. Mengurangi ancaman terhadap keanekaragaman hayati

Jenis - jenis ekowisata


1. Ekowisata Bahari: Ekowisata bahari merupakan ekowisata yang memanfaatkan sumber daya
pesisir dan laut.
2. Ekowisata Hutan: Ekowisata hutan merupakan ekowisata yang memanfaatkan sumber daya
kawasan hutan khususnya hutan tropika.
3. Ekowisata Pegunungan: Ekowisata pegunungan memiliki pengertian sebagai objek wisata yang
daya tarik utamanya adalah bersumber kepada keindahan alam, sumber daya alam, dan tata
lingkungan yang terletak di lingkungan dataran tinggi dan menjadi tujuan destinasi wisata.
4. Ekowisata Karst: Ekowisata karst merupakan ekowisata yang memanfaatkan sumber daya suatu
kawasan yang mempunyai karakteristik relief dan drainase yang khas, yang disebabkan oleh
tingginya keterlarutan batuan didalam air.
Perencanaan Desa Wisata

Penetapan suatu desa dijadikan sebagai desa wisata memenuhi persyaratan - persyaratan, antara lain
sebagai berikut :
1. Aksesbilitasnya baik, sehingga mudah dikunjungi wisatawan dengan menggunakan berbagai jenis
alat transportasi.
2. Memiliki obyek-obyek menarik berupa alam, seni budaya, legenda, makanan local, dan sebagainya
untuk dikembangkan sebagai obyek wisata.
3. Masyarakat dan aparat desanya menerima dan memberikan dukungan yang tinggi terhadap desa
wisata serta para wisatawan yang datang ke desanya
4. Keamanan di desa tersebut terjamin.
5. Tersedia akomodasi, telekomunikasi, dan tenaga kerja yang memadai
6. Beriklim sejuk atau dingin
7. Berhubungan dengan obyek wisata lain yang sudah dikenal oleh masyarakat luas

Manfaat pembangunan desa wisata


a. Ekonomi : meningkatkan perekonomian nasional, regiona dan masyarakat lokal
b. Sosial : membuka lapangan kerja
c. Politik:
- Internasional : menjembatani perdamaian atar bangsa di dunia
- Nasional : memperkokoh persatuan bangsa, mengatasi disintergrasi
d. Pendidikan : memperluas wawasan dan cara berpikir
e. Ilmu pengetahuan dan teknologi : meningkatakan kesenisan serta kebudayaan asli
f. Sosial budaya: menggali dan mengembangkan kesenian serta kebudayaan asli daerah
g. Lingkungan : mengguah sadar lingkungan

Upaya pembangunan desa wisata


1. Pembangunan SDM
2. Kemitraan
3. Kegiatan pemerintahan di desa
4. Promosi
5. Festival atau pertandingan
6. Kerjasama dengan universitas
7. Membina organisasi masyarakat

Tujuan utama pemberdayaaan masyarakat pariwisata adalah meningkatkan kemampuan menciptakan


lapangan kerja dan usaha masyarakat di bidang pariwisata yang secara khusus :
a. Pengembangan potensi sosial budaya serta kearifan lokal .
b. Pengembangan keberdayaan dan kemandirian
c. Pengembangan kapasitas pemerintah daerah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat
miskin.
d. Membangun kemitraan lintas sektor untuk melakukan akselerasi pembangunan kepariwisataan
diwilayah binaan

Pemberdayaan masyarakat pariwisata dilaksanakan dengan pendekatan


1. Pendekatan pariwisata berkelanjutan
2. Perhatian pada masyarakat lemah
3. Pengembangan wisata berbasis pemberdayaan masyarakat.
4. Pemberian desentralisasi wewenang ruang yang luas kepada masyarakat untuk mengelola dan
mengembangkan kegiatan pembangunan kepariwisataan di desanya
5. Peran serta masyarakat terlibat secara aktif dalam kegiatan
6. Keseimbangan dalam masyarakat baik laki-laki dan perempuan
7. Keswadayaan masyarakat menjadi aktor utama dalam keberhasilan pembangunan
8. Keterpaduan program pembangunan rencana yang dilaksanakan secara sinergi
9. Peningkatan kapasitas organisasi kepariwisataan

Pengertian Desa Wisata


Menurut Priasukmana & Mulyadin (2001), Desa Wisata merupakan "Suatu kawasan pedesaan yang
menawarkan keseluruhan suasana yang mencerminkan keaslian pedesaan baik dari kehidupan sosial
ekonomi, sosial budaya, adat istiadat, keseharian, memiliki arsitektur bangunan dan struktur tata ruang
desa yang khas, atau kegiatan
perekonomian yang unik dan menarik serta mempunyai potensi untuk dikembangkannya berbagai
komponen kepariwisataan, misalnya : atraksi, akomodasi, makanan minuman, cindera-mata, dan
kebutuhan wisata lainnya.

Desa wisata merupakan suatu bentuk integrasi antara atraksi, akomodasi dan fasilitas pendukung yang
disajikan dalam suatu struktur kehidupan masyarakat yang menyatu dengan tata cara dan tradisi yang
berlaku. ( Nuryanti, Wiendu. 1993).

Komponen desa wisata


1. Atraksi
Seluruh kehidupan keseharian penduduk setempat beserta setting fisik lokasi desa
yangmemungkinkan berintegrasinya wisatawan sebagai partisipan aktif seperti kursus tari, bahasa
dan lain lain yang spesifik.
2. Akomodasi
Sebagian dari tempat tinggal para penduduk setempat dan unit-unit berkembang atas konsep
tempat tinggal penduduk
3. Keindahan alam
keunikan dan kelangkaan desa wisata itu sendiri.

Tujuan desa wisata


a. Mendukung program pemerintah dalam pembangunan kepariwisataan dengan menyediakan
obyek wisata alternatif
b. Menggali potensi desa untuk pembangunan masyarakat sekitar desa wisata
c. Memperluas lapangan kerja dan lapangan berusaha bagi penduduk desa, sehingga bisa
meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat desa, sehingga akan terjadi
pemerataan ekonomi di desa
d. Mendorong orang-orang kota yang secara ekonomi relatif lebih baik, agar senang pergi ke desa
untuk berekreasi
e. Menimbulkan rasa bangga bagi penduduk desa untuk tetap tinggal di desanya, sehingga
mengurangi urbanisasi
f. Mempercepat pembauran antara orang-orang non pribumi dengan penduduk pribumi
g. Memperkokoh persatuan bangsa, dapat mengatasi disintegrasi.

Anda mungkin juga menyukai