Anda di halaman 1dari 38

Materi V.

Pengembangan Destinasi Pariwisata/DTW

A. Pengertian Destinasi Pariwisata


B. Elemen/Komponen Destinasi Pariwisata
C. Sumber Daya Destinasi Pariwisata
D. Siklus Kehidupan Sebuah Destinasi Pariwisata
E. Model Index of Irritation
A. Pengertian Destinasi Pariwisata

• Menurut UU RI Nomor : 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan Bab I Pasal


1, ayat 6 menyatakan bahwa Daerah Tujuan Wisata yang selanjutnya
disebut Destinasi Pariwisata adalah kawasan geografis yang berada dalam
satu atau lebih wilayah administratif yang di dalamnya terdapat daya tarik
wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata/amenitas, aksesibilitas, serta
masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan
• Menurut Aby Legawa (2008) dalam Sedarmayanti cs 2018, mengemukakan
pengertian Destinasi Pariwisata adalah suatu intensitas pada satu wilayah
geografis tertentu yang didalamnya terdapat komponen produk wisata dan
layanan serta unsur pendukung lainnya, seperti pelaku industri pariwisata,
masyarakat dan institusi pengembang yang membentuk satu sistem yang
sinergis dalam menciptakan motivasi kunjungan bagi para wisatawan
Lanjutan …………

• Menurut Leiper 1990, dalam Sedarmayanti cs 2018, destinasi


pariwisata adalah perpaduan beberapa elemen yang satu sama lain
saling terkait dalam satu sistem untuk memenuhi kebutuhan wisatawan
• Menurut Chuk. Y. Gee cs 1984, dalam Sedarmayanti cs 2018, destinasi
dipandang dari sudut para pengusaha usaha pariwisata merupakan
wilayah yang menjadi tujuan kunjungan wisatawan dan mereka berada
di wilayah tersebut dalam jangka waktu tertentu
• Lebih lanjut Chuk. Y. Gee cs 1984, dalam Sedarmayanti cs 2018,
menyatakan bahwa dalam membangun, mengembangkan dan
memasarkan destinasi membutuhkan keterlibatan, kerja sama
pemerintah dengan para ahli di bidang arsitek, ahli keuangan, ahli
ekonomi, sosial, antropologi dan para ahli di bidang lainnya.
Lanjutan …………

• Dari pengertian diatas, ada beberapa unsur penting yang menjadi


persyaratan satu wilayah menjadi suatu destinasi pariwisata adalah
daya tarik wisata dan atraksi wisata sebagai bagian tidak dapat
terpisahkan dallam upaya membentuk minat wisatawan untuk
berkunjung ke destinasi tersebut.
B. Elemen/Komponen Destinasi Pariwisata

• Elemen/komponen destinasi pariwisata…… lihat dan pelajari materi


III
• Sarana dan prasarana yang tersedia di suatu destinasi pariwisata
perlu mendapat dukungan dari masyarakat sekitar destinasi
pariwisata, dan masyarakat yang kreatif dan inovatif yang mampu
menyajikan berbagai aktifitas dan kreatifitas menarik, ini merupakan
daya tarik bagi wisatawan untuk berkunjung, seperti ; pertunjukkan
kesenian, penyediaan souvenir khas daerah, makanan-minuman
khas daerah, keramahtamahan, akan membentuk citra positif dan
menjadikan kepercayaan yang dimiliki wisatawan tentang produk dan
pelayanan yang mereka beli.
Lanjutan …………

• Menurut Law 1995, dalam dalam Sedarmayanti cs 2018, mengatakan


bahwa Citra juga akan memberikan kesan bahwa suatu destinasi akan
memberikan suatu atraksi yang berbeda dengan destinasi lainnya
sehingga menambah minat untuk mengunjungi destinasi.
• Setiap destinasi pariwisata, dapat memiliki dan mengembangkan brand-
images-nya, sebagai suatu upaya mempengeruhi minat wisatawan
untuk berkunjung
• Untuk tercapainya pengembangan dan pengelolaan destinasi
pariwisata yang berdaya guna dan berhasil guna, maka perlu
dibentuk Destination Management Organization/DMO, yang akan
dibahas pada sesi tersendiri.
C. Sumber Daya Destinasi Pariwisata

• Sumber daya destinasi adalah segala sesuatu yang mempunyai


potensi untuk dikembangkan dan dikelola, guna mendukung
pengembangan dan pengelolaan sebuah destinasi pariwisata.
• Sumber daya alam adalah sesuatu yang dimanfaatkan untuk
berbagai kepentingan dan kebutuhan hidup manusia.
• Mengapa perlu pengelolaan SDA berkelanjutan? Emil Salim
2004, …. Karena pembangunan global sekarang merusak
SDA :
1. Hutan menciut, keanekaragaman hayati berkurang
Lanjutan …………

2. Suhu bumi naik, iklim berubah


3. Permukaan air naik, volume air menurun, kualitas memburuk
4. Tanah bergurun pasir meluas
5. Fungsi ekosistem sebagai penunjang kehidupan terganggu.
• UU RI Nomor 32 Tahun 2009, tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup, menetapkan pengertian SDA;
unsur lingkungan hidup yang terdiri atas : SD Hayati dan Non
Hayati, yang secara keseluruhan membentuk kesatuan
ekosistem, dan ini merupakan SDA yang dapat melengkapi
kekayaan suatu destinasi.
Lanjutan …………

• Prinsip-prinsip pengelolaan lingkungan :


1. Menggunakan sumber daya yang terbarukan ( renewable
resources) seperti ; pemanfaatan energi matahari,
pemanfaatan SD laut yang tidak langka dan tidak dilarang
2. Pemanfaatan untuk berbagai kepentingan (multipleuse),
pemakaian sumber daya untuk berbagai kepentingan seperti
; pemanfaatan pantai sebagai sarana rekreasi pantai dalam
satu destinasi pariwisata
3. Daerah zona (designated area/zonasi) pembagian kawasan harus
jelas dengan peruntukannya masing-masing dalam rangka
meminimalisir dampak terhadap lingkungan
Lanjutan …………

4. Konservasi dan pelestarian sumber daya (conservation and


preservation of resources) perlindungan dan pelestarian semua
sumber daya dengan memelihara proses alaminya.
• Sejalan dengan itu, maka manajemen SDA harus memperhatikan
keutuhan flora dan fauna, sumber daya air, sanitasi dan limbah, kualitas
udara, zoning meliputi ; zona inti, penyangga, dan zona pelayanan dan
kepedulian lingkungan agar kondisinya tetap terjaga.
• Sumber Daya Alam yang dimanfaatkan sebagai pengembangan
destinasi pariwisata seperti ; bentangan alam, laut, sungai, danau alam
dan danau buatan, air terjun, kawah, kualitas udara, sinar matahari,
iklim dan cuaca, letak geografis, topografi, vegetasi, flora dan fauna.
Lanjutan …………

• Sumber Daya Budaya adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan karsa,
karya, cipta, rasa yang dihasilkan manusia. Budaya sangat penting dalam
kepariwisataan. Salah satu alasan wisatawan ingin berkunjung ke suatu
destinasi atau negara lain adalah adanya keinginan melihat, mempelajari
budaya orang lain.
• Kebudayaan dapat dilihat sebagai peluang bagi wisatawan untuk melihat,
mengalami, menghargai, merasakan kekayaan dan keragaman budayanya
melalui kebudayaan, diharapkan akan terjalin kontak pribadi langsung
dengan masyarakat lokal.
• Dalam suatu destinasi pariwisata terdapat keragaman budaya yang dimiliki
oleh masyarakat setempat dan bilamana dikelola dan ditampilkan dengan
baik akan membentuk satu atraksi wisata budaya yang menarik dan akan
meningkatkan citra destinasi pariwisata.
Lanjutan …………

• Sumber daya budaya yang dimanfaatkan dan melengkapi suatu destinasi


pariwisata antara lain meliputi :
1. Kesenian, aneka ragam kesenian yang dimiliki masyarakat setempat
pada suatu destinasi di Indonesia satu sama lain berbeda, dan
sebagai kebanggaan daerah maupun Indonesia.
2. Bangunan bersejarah hampir setiap destinasi pariwisata di Indonesia
memiliki bangunan bersejarah, seperti ; peninggalan kolonial Belanda,
masa penjajahan Jepang, peninggalan keagamaan, ini sebagai salah
satu daya tarik wisata yang dapat dikunjungi oleh wisatawan
3. Seni patung dan seni lukis hasil karya seniman yang merupakan
kebanggaan masyarakat satu destinasi, seperti ; arsitektur bangunan
khas daerah, kerajinan tangan dsbnya
Lanjutan …………

4. Peninggalan keagamaan seperti ; pura, candi, mesjid, situs yang


menjadi pembeda antara satu destinasi pariwisata dengan destinasi
pariwisata yang lainnya.
5. Tradisi masyarakat yang masih terpelihara secara turun temurun
yang menjadi kebanggaan masyarakat di satu destinasi pariwisata.
• Bahwa sumber daya alam dan budaya dapat dikembangkan menjadi
sumber daya minat khusus, yang mana ada kegiatan wisata. Wisata
minat khusus adalah suatu bentuk perjalanan wisata, dimana
wisatawan melakukan perjalanan atau mengunjungi satu tempat
karena memiliki satu minat dan motivasi khusus mengenai satu jenis
daya tarik wisata atau kegiatan yang diperoleh pada satu lokasi daya
tarik wisata
Lanjutan …………

• Wisata minat khusus memiliki beberapa manfaat seperti :


1. Petualangan merupakan kegiatan perjalanan menelusuri
keunikan, kelangkaan, keindahan daya tarik wisata
2. Pembelajaran, perjalanan wisata minat khusus memiliki nilai
edukasi bagi wisatawan
3. Pengayaan, untuk menambah pengetahuan dan
pengembangan pribadi
4. Penghargaan, memahami dan menghargai setiap karya dan
cipta masyarakat setempat.
Lanjutan …………

• Sumber Daya Manusia, diakui sebagai salah satu komponen


vital dalam pengembangan destinasi pariwisata.
• Dalam UU RI Nomor 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan ada
13 Jenis Usaha Pariwisata, dan baik SDM maupun usaha
pariwisata dipersyaratkan memiliki latar belakang pendidikan
yang sesuai dengan unsur-unsur usaha pariwisata dan untuk
pengembangan karir dibutuhkan kompetensi dan sertifikasi
profesi, serta sertifikasi usaha, yang dikeluarkan oleh pemerintah
melalui Kementerian Nakertrans RI, Kementerian Pariwisata,
Badan nasional Sertifikasi Profesi, Lembaga Sertifikasi Usaha
pariwisata
D. Siklus Kehidupan Sebuah Destinasi Pariwisata

• Bahwa sebuah destinasi pariwisata yang sudah beroperasi


tidak akan secara otomatis terus menerus berkembang dan
memberikan keuntungsn optimal dalam jangka panjang bagi
masyarakat dan pemangku kepentingan.
• Strategi pengelolaan yang keliru dapat menyebabkan kehilangan
daya tarik di mata wisatawan.
• Konsep ini atau yang dikenal dengan Tourism Area Life Cycle/TALC
pertama kali dikembangkan oleh R.W.Butler, 1980, Butler
mengemukakan beberapa fase yaitu :
Lanjutan …………

Tahap I. Penemuan/Exploration.
Pada tahap ini potensi pariwisata berada pada tahapan identifikasi
dan menunjukkan destinasi memiliki potensi untuk dikembangkan
menjadi daya tarik atau destinasi wisata karena didukung oleh
keindahan alam yang masih alami, daya tarik wisata alamiah masih
sangat asli, pada sisi lainnya ada kunjungan wisatawan dalam
jumlah kecil, dan mereka masih leluasa dapat bertemu dan
berkomunikasi serta berinteraksi dengan penduduk lokal.
Karakteristik ini cukup untuk dijadikan alasan pengembangan sebuah
kawasan menjadi destinasi atau daya tarik wisata. Pada tahapan
destinasi baru ditemukan oleh wisatawan dengan tipe allocentric.
Lanjutan …………

Tahap II. Pelibatan/Involvement.


Pada tahap ini masyarakat lokal mengambil inisiatif dengan
menyediakan berbagai pelayanan jasa untuk para wisatawan yang
mulai menunjukkan tanda-tanda peningkatan dalam beberapa
periode. Masyarakat dan pemerintak lokal sudah mulai melakukan
sosialisasi atau periklanan dalam skala terbatas, pada musim dan
bulan atau hari-hari tertentu misalnya liburan sekolah, pemerintah
mengambil inisiatif untuk membangun ifrastruktur pariwisata
namun dalam skala dan jumalh yang terbatas.
Lanjutan …………

Tahap III. Pengembangan/Development.


Pada tahap ini telah terjadi kunjungan wisatawan dalam jumlah besar dan
pemerintah sudah berani mengundang investor nasional atau
internasional untuk menanamkan modal di kawasan wisata yang akan
dikembangkan. Intervensi pemerintah pusat dan daerah dalam
perencanaan dan penyediaan fasilitas akan diperlukan walaupun tidak
sesuai harapan masyarakat lokal, karena masyarakat lokal mulai tersisih,
ini terjadi karena adanya tuntutan wisatawan global yang mengharapkan
standar mutu yang lebih baik. Disamping itu tenaga kerja yang
didatangkan dari luar dan tambahan fasilitas untuk industri pariwisata, dan
tipe wisatawan juga mulai berubah, yaitu yang mewakili mid –centric..
Lanjutan …………

Organisasi pariwisata mulai terbentuk dan menjalankan fungsi promosi


yang dilakukan bersama pemerintah, sehingga investor asing mulai
tertarik dan memilih destinasi yang ada sebagai tujuan investasinya.

Tahap IV. Konsolidasi/Consolidation.


Pada tahap ini, sektor pariwisata menunjukkan dominasi dalam struktur
ekonomi pada suatu kawasan dan ada kecenderungan dominasi
jaringan internasional semakin kuat memegang peranannya pada
kawasan wisata atau destinasi tersebut. Kunjungan wisatawan masih
menunjukkan peningkatan yang cukup positif (mereka bisa lebih banyak
dari penduduk lokal), namun telah terjadi persaingan harga diantara
perusahaan sejenis pada industri pariwisata pada kawasan tersebut.
Lanjutan …………

Bahwa sebagian besar kehidupan ekonomi di kawasan tersebut


sangat bergantung kepada pariwisata. Aktifitas pemasaran
dilakukan secara luas, pada tahap ini dan dilakukan pula upaya
untuk memperpanjang musim wisata dan memperluas jaringan
perdagangan. Berbagai usah berbentuk franchise dan jaringan
sudah menjamur, namun tidak terjadi penambahan secara
signifikan. Situasi ini dapat menimbulkan tantangan dari penduduk
lokal, khususnya mereka yang tidak terlibat dalam industri
pariwisata. Destinasi pariwisata seperti ini akan memiliki kawasan
bisnis yang sangat berkembang dan fasilitas yang sudah tua
dianggap sebagai infrastruktur yang tidak memadai.
Lanjutan …………

Peranan pemerintah lokal mulai berkurang, sehingga diperlukan


konsolidasi untuk melakukan re-organisasional dan balancing peran
dan tugas antara sektor pemerintah dan swasta.

Tahap V. Stagnasi/Stagnation.
Pada tahap ini jumlah kunjungan wisatawan tertinggi akan tercapai.
Daya dukung lingkungan akan mencapai batas maksimum atau
terlampaui, dengan segala persoalan yang berkaitan dengan
pelestarian lingkungan hidup, sosial (maraknya tindakan kriminal,
degradasi budaya masyarakat lokal, dan ekonomi (persaingan
harga yang tidak sehat pada industri pariwisata).
Lanjutan …………

Destinasi pariwisata tersebut masih memiliki citra yang sangat baik,


namun bukan lagi menjadi pilihan utama. Wisatawan yang masih
datang adalah mereka termasuk 7 repeater guest atau mereka yang
tergolong wisatawan yang loyal dengan berbagai alasan. Bahwa mulai
terjadi ketergantungan yang sangat tinggi terhadap pengulangan
kunjungan dan aktifitas konvensi dan sejenisnya. Jumlah tempat tidur
fasilitas akomodasi juga telah mengalami surplus dan dibutuhkan
upaya yang sangat keras untuk mempertahankan tingkat kunjungan.
DTW alam dan budaya mungkin sudah tersingkir oleh fasilitas-fasilitas
artifisial. Aktifitas pembangunan masih akan berlangsung namun
dilakukan di wilayah pinggiran dari kawasan utama destinasi dan
kepemilikan properti akan seringkali berpindah tangan.
Lanjutan …………

Tipe wisatawan yang berkunjung akan mengalami pergeseran kepada


mereka yang termasuk ke dalam katagori Psychocentric atau
cenderung melakukan wisata massal.

Tahap VI. Penurunan atau Peremajaan/Decline or Rejuvenation.


Setelah terjadi stagnasi, ada dua kemungkinan bisa terjadi pada
kelangsungan sebuah destinasi. Jika tidak dilakukan usaha-usaha
keluar dari stagnasi, besar kemungkinan destinasi ditinggalkan oleh
wisatawan dan mereka akan memilih destinasi lainnya yang dianggap
menarik. Dalam kondisi ini destinasi hanya dikunjungi oleh wisatawan
domestik atau lokal pada saat pada saat akhir pekan dan hari libur.
Lanjutan …………

Selain itu banyak fasilitas berubah fungsi. Apabila pada kondisi ini,
maka dapat dilakukan melalui dua cara, pertama di destinasi
pariwisata tersebut ditambahkan atraksi buatan/man-made, kedua
mengedepankan daya tarik wisata berbentuk sumber daya alam
yang sebelumnya tidak dimanfaatkan. Dengan demikian akan
berkembang fasilitas-fasilitas lainnya. Untuk mewujudkan
peremajaan dimaksud, dibutuhkan upaya bersama antara
pemerintah dan sektor swasta. Pasar baru untuk destinasi ini
adalah wisatawan minat khusus.
Lanjutan …………

• Hubungan antara siklus kehidupan sebuah destinasi


pariwisata dengan tipe wisatawan adalah sebagai berikut :
1. Pada awalnya wisatawan dengan tipe allocentric akan
menjadi pionir untuk menemukan suatu destinasi
pariwisata baru.
2. Ketika mereka pulang, mereka menceritakannya pada
orang-orang di sekitarnya.
3. Informasi tersebut kemudian ditanggapi oleh wisatawan
tipe near allocentric yang jumlahnya lebih banyak dari
tipe sebelumnya untuk berkunjung kesana
Lanjutan …………

4. Mengingat jumlah wisatawan semakin banyak, maka


pembangunan fasilitas untuk wisatawan di destinasi menjadi
meningkat.
5. Informasi wisatawan tipe near-allocentric dan perkembangan
tersebut kemudian menarik perhatian wisatawan tipe mid-
centric
6. Dengan perkembangan yang semakin tinggi, maka informasi
dari wisatawan tipe mid-centric akan ditindaklanjuti oleh tipe
near-psychocentric dan psychocentric
Lanjutan …………

• Butler memperingatkan bahwa seringkali terjadi salah kaprah


pandangan mengenai kehidupan suatu destinasi pariwisata, orang
beranggapan destinasi pariwisata akan selamanya dikunjungi oleh
wisatawan, hal ini tidak benar.
• Di kalangan pemerintah dan pelaku bisnis sering beranggapan bahwa
kegiatan di bidang kepariwisataan dapat tumbuh secara tidak terbatas
karena melihat fakta bahwa fenomena ini dapat terus bertumbuh,
walaupun dalam kondisi resesi ekonomi, ini juga salah kaprah.
• Destinasi pariwisata seharusnya dianggap memiliki keterbatasan
dalam pertumbuhan dan di lihat sebagai sumber daya yang tidak
dapat diperbaharui.
E. Model Index of Irritation

• Seiring dengan siklus perkembangan destinasi yang dikemukakan oleh Butler,


pengembangan pariwisata juga harus berdimensi jangka panjang, karena
pengembangan pariwisata yang tidak terencana justru dapat mengakibatkan
kerusakan lingkungan dan sosial masyarakat lokal, yang akan
menghancurkan kehidupan jangka panjang bagi masyarakat dan
keberlangsungan usaha dari pelaku usaha itu sendiri. Misalnya ; mass tourism
yang tidak terencana dengan baik akan berakibat pada persoalan lokal
diantaranya; kemacetan lalu lintas, degradasi lingkungan, polusi dsbnya.
• Kehadiran wisatawan pada suatu destinasi dapat berakibat positif bila terjadi
proses interaksi yang saling melengkapi, karena sebuah interaksi sosial
budaya memang suatu hal yang sangat diperlukan dalam pengembangan
kebudayaan itu sendiri. Misalnya ; kearifan lokal masyarakat Jawa dapat
memperkaya kisah Mahabarata yang datang dari
Lanjutan …………

India, dengan menambah tokoh-tokoh punakawan didalamnya.


• Menurut Doxey ada beberapa tahapan perubahan sikap masyarakat
lokal dalam perkembangan suatu destinasi. Untuk menentukan
perkembangan sebuah destinasi dapat digunakan analisis Index of
Irritation yang terdiri dari empat tahapan atau fase yaitu : euphoria,
apathy, annoyance dan antagonism. Metode ini lebih mengarah pada
analisis sosial yang mengukur dampak pariwisata dari sisi sosial.
• Bahwa hasil dari analisis ini dapat mengukur perubahan perilaku
masyarakat lokal terhadap kehadiran pariwisata di daerahnya.
• Tahapan atau fase tersebut adalah sebagai berikut :
Lanjutan …………

1. Fase Euphoria
Pada fase ini ditandai dengan ditemukannya potensi pariwisata kemudian
pembangunan dilakukan,para investor datang menanamkan modal dengan
membangun berbagai fasilitas bisnis pendukung pariwisata, sementara
wisatawan mulai berdatangan ke sebuah destinasi yang sedang dibangun,
namun perencanaan dan kontrol belum sepenuhnya berjalan dengan baik.
2. Fase Apathy
Pada fase ini ditandai dengan adanya perencanaan terhadap destinasi
khususnya berhubungan dengan aspek pemasaran termasuk promosi
pariwisata. Terjadinya hubungan antara penduduk lokal dan penduduk luar
dengan tujuan bisnis, sementara wisatawan yang datang berusaha
menemukan keistimewaan yang dimiliki oleh destinasi namun tidak
menemukannya.
Lanjutan …………

3. Fase Annoyance
Fase ini ditandai terjadinya kelesuan pada pengelolaan destinasi
mulai terasa atau dapat dikatakan mendekati titik jenuh. Para
pemegang kebijakan mencari solusi dengan meningkatkan
pembangunan infrastruktur tanpa berusaha mengurangi jumlah
wisatawan dianggap sudah mengganggu masyarakat lokal.
4. Fase Analisis Index of irritation atau Antogonism
Pada fase ini dimana masyarakat lokal merasa telah terjadi gesekan
sosial secara terbuka akibat kehadiran para wisatawan dan
wisatawan dianggap sebagai penyebab dari segala permasalahan
yang terjadi pada sebuah destinasi.
Lanjutan ………….

Perencanaan pada destinasi dilakukan dengan melalui promosi untuk


mengimbangi menurunnya citra destinasi. Jika hal ini terus berlanjut
akan muncul apa yang disebut antagonism dimana masyarakat lokal
mulai membenci pembangunan pariwisata di daerah mereka yang
mendorong terjadinya pengrusakan ataupun ancaman bagi pariwisata
didaerahnya.
Pada tahap dimana kebencian masyarakat lokal pada pembangunan
pariwisata tidak dapat merubah keadaan yang sudah terjadi,
masyarakat mulai menyadari bahwa mereka harus beradaptasi
dengan keadaan masyarakat yang telah berubah secara drastis
akibat pembangunan pariwisata, tahap ini disebut tahap resignation.
Lanjutan …………

Tahap Pengembangan Keterangan


Euphoria Masyarakat sangat antusias terhadap
perkembangan kepariwisataan di
daerahnyadan menerima wisatawan dengan
baik, karena menghasilkan peluang
peningkatan pendapatan

Apathy/Kelesuan Ketika industri pariwisata berkembang, maka


masyarakat menjadi objek untuk mendapatkan
keuntungan . Kemudian antara industri dan
masyarakat menjadi lebih formal.
Lanjutan …………

Tahap Keterangan
Pengembangan

Iritasi Merupakan tahapan kejenuhan dan masyarakat


lokal tidak dapat lagi menanganinya tanpa
memperluas fasilitas pariwisata yang ada

Antagonisme Iritasi menjadi semakin terbuka dan masyarakat


melihat wisatawan sebagai penyebab semua
permasalahan yang timbul. Wisatawan dianggap
menyebabkan naiknya pajak, tidak menghargai
properti masyarakat, merusak hal-hal yang baik
di kota dsbnya.
Lanjutan …………

Tahap Keterangan
Pengembangan
Tingkat Akhir Masyarakat sudah melupakan bahwa mereka
pernah memiliki masa-masa indah dengan
pariwisata pada awalnya. Namun, kerusakan
lingkungan telah terjadi dan mereka mungkin
masih dapat mengembangkan pariwisatanya,
akan tetapi berbeda seperti pada awalnya.
Lanjutan …………

• Menurut Mill (2000:184), perpindahan dari satu tahapan ke tahapan


berikutnya dalam model Index of Irritation Doxey disebabkan oleh
tiga hal yaitu : Pertama jarak, semakin besar jarak tersebut baik
ekonomi maupun budaya antara wisatawan dan masyarakat lokal,
semakin besar akibat sosial yang ditimbulkan dan semakin besar
pula kemungkinan terjadinya pergerakan pada tahapan-tahapan
yang ada. Kedua, kemampuan kawasan menyerap secara fisik dan
kejiwaan pertumbuhan kunjungan wisatawan, hal ini terkait dengan
perbandingan jumlah mereka yang datang dan jumlah penduduk.
Ketiga, jumlah dan kecepatan perkembangan pariwisata itu sendiri,
semakin capat dan intensif tingkat perkembangannya, maka semakin
besar kecenderungan terjadinya dampak sosial.
Tugas Mandiri

1. Cari contoh SDA yang dimanfaatkan untuk pembangunan destinasi


pariwisata, cantumkan nama websitenya!
2. Jelaskan inti dari masing-masing tahapan siklus kehidupan sebuah
destinasi pariwisata,
3. Sdr/I diminta untuk membuat kurva tahapan siklus tersebut!
4. Menurut pendapat Sdr/I apa perbedaan dan kesamaan dari
tahapan Butler dan Doxey, jelaskan!
5. Tugas diketik (seperti biasanya), di kumpulkan tanggal 17 Mei 2021

Terima Kasih.
Ambon, Mei 2021

Anda mungkin juga menyukai