Anda di halaman 1dari 5

UTS GEOGRAFI PARIWISATA

NAMA : Ibnu Adam Maulana


NIM : 1411620033
PRODI : Geografi

1. Pembangunan pariwisata memiliki hubungan yang erat dengan pemakmuran bangsa dan
ketahanan nasional karena alasan-alasan faktual dan rasional berikut:
1. Penggerak Ekonomi:
• Pendapatan Negara: Pariwisata dapat menjadi salah satu sektor ekonomi yang
memberikan kontribusi signifikan terhadap pendapatan nasional. Melalui
pendapatan dari sektor pariwisata, negara dapat memperoleh sumber daya
tambahan untuk membiayai program-program pembangunan lainnya.
• Penciptaan Lapangan Kerja: Industri pariwisata mencakup berbagai sektor
seperti transportasi, akomodasi, restoran, dan sebagainya. Dengan demikian,
pariwisata dapat menciptakan lapangan kerja dalam skala besar, membantu
mengurangi tingkat pengangguran.
2. Penyebaran Pendapatan:
• Distribusi Pendapatan: Pariwisata seringkali dapat mengurangi disparitas
pendapatan antara daerah perkotaan dan pedesaan. Daerah yang memiliki
potensi pariwisata cenderung mendapatkan manfaat ekonomi yang lebih besar,
sehingga mendorong pengembangan berkelanjutan.
3. Keamanan dan Stabilitas:
• Mengurangi Ketegangan Sosial-Ekonomi: Dengan memberikan sumber
penghasilan bagi masyarakat, pariwisata dapat mengurangi tingkat ketegangan
sosial-ekonomi. Hal ini penting untuk mempertahankan stabilitas dan keamanan
dalam suatu negara.
4. Pengenalan dan Branding Internasional:
• Pengaruh Global: Pariwisata dapat memperkuat citra dan reputasi suatu negara
di tingkat internasional. Wisatawan yang memiliki pengalaman positif
cenderung menjadi duta brand suatu negara.
2. Pariwisata memanfaatkan banyak elemen dari industri kreatif, termasuk seni, musik, seni
pertunjukan, arsitektur, dan desain. Contoh termasuk festival budaya, galeri seni, pertunjukan
budaya, dan lain sebagainya. Pengembangan Produk dan Jasa Berbasis Kreatif: Industri kreatif
menghasilkan produk dan jasa dengan nilai tambah tinggi. Dalam konteks pariwisata, ini dapat
mencakup seni dan kerajinan tangan lokal, musik tradisional, makanan dan minuman khas,
serta desain fashion yang unik. Inovasi dalam Pengalaman Pariwisata: Ekonomi kreatif
memungkinkan pengembangan pengalaman pariwisata yang unik dan berbeda. Misalnya, tur
tematik yang menggabungkan seni, sejarah, dan budaya setempat untuk menciptakan
pengalaman tak terlupakan bagi wisatawan. Peningkatan Daya Tarik Destinasi: Element kreatif
seperti seni jalanan, pertunjukan seni, atau festival budaya dapat meningkatkan daya tarik
destinasi. Destinasi yang kreatif cenderung menarik wisatawan yang mencari pengalaman yang
berbeda dan otentik.
3. Prinsip geografi, yaitu persebaran, interelasi, deskripsi, dan korologi, memiliki urgensi yang
penting dalam pembangunan pariwisata Indonesia.
1. . Persebaran:
• Definisi: Persebaran mengacu pada penyebaran dan distribusi fenomena atau
objek di ruang dan waktu.
• Urgensi: Dalam konteks pariwisata, memahami persebaran merupakan kunci
untuk mengidentifikasi destinasi wisata potensial di seluruh Indonesia. Dengan
memahami di mana atraksi alam, budaya, dan infrastruktur pariwisata terletak,
pemerintah dan pengelola pariwisata dapat merencanakan pengembangan
dengan lebih efektif.
2. Interelasi:
• Definisi: Interelasi berarti hubungan atau keterkaitan antara berbagai elemen
atau fenomena di dalam suatu sistem atau ruang geografis.
• Urgensi: Memahami interelasi antara elemen-elemen dalam pariwisata, seperti
hubungan antara destinasi wisata, akomodasi, transportasi, dan infrastruktur
pendukung, membantu dalam merencanakan pengembangan pariwisata yang
terintegrasi dan berkelanjutan.
3. Deskripsi:
• Definisi: Deskripsi berarti memberikan gambaran atau penjelasan tentang
karakteristik dan atribut suatu fenomena geografis.
• Urgensi: Melalui deskripsi, para pemangku kepentingan pariwisata dapat
memahami karakteristik unik dan daya tarik dari setiap destinasi. Ini membantu
dalam pemasaran dan promosi destinasi kepada calon wisatawan, serta
membantu dalam pengelolaan dan pemeliharaan situs wisata.
4. Korologi:
• Definisi: Korologi berkaitan dengan studi tentang wilayah dan regionalisasi,
termasuk analisis pola distribusi, perbedaan, dan kesamaan di antara area yang
berbeda.
• Urgensi: Dalam konteks pariwisata, pengetahuan korologi membantu
mengidentifikasi pola dan tren wisata, seperti pola perjalanan wisatawan,
preferensi destinasi, dan dampak ekonomi di berbagai wilayah. Ini penting
untuk mengoptimalkan manfaat ekonomi dari sektor pariwisata.
4. Pentahelix adalah konsep kolaboratif yang melibatkan lima pihak atau stakeholder utama
dalam pengembangan suatu industri atau sektor. Dalam konteks pariwisata di Indonesia,
Pentahelix memegang peran penting dalam memajukan sektor pariwisata. Berikut adalah peran
masing-masing stakeholder dalam Pentahelix:
1. Pemerintah:
• Peran: Pemerintah memiliki peran kunci dalam menyusun kebijakan, regulasi,
dan strategi untuk mengarahkan pembangunan pariwisata. Mereka juga
bertanggung jawab untuk memastikan infrastruktur dan fasilitas pendukung
tersedia di destinasi wisata. Selain itu, pemerintah juga memegang kendali
terkait dengan promosi dan branding destinasi pariwisata Indonesia di tingkat
nasional dan internasional.
2. Industri (Usaha Pariwisata):
• Peran: Para pelaku industri pariwisata, termasuk hotel, restoran, operator tur,
agen perjalanan, dan penyedia layanan lainnya, bertanggung jawab untuk
menyediakan layanan berkualitas tinggi kepada wisatawan. Mereka juga
berkontribusi pada pengembangan produk pariwisata yang menarik dan
inovatif.
3. Akademisi dan Lembaga Riset:
• Peran: Dunia akademik dan lembaga riset berperan penting dalam memberikan
pengetahuan, riset, dan inovasi terkini terkait dengan sektor pariwisata. Mereka
dapat membantu mengidentifikasi tren dan mengembangkan strategi berbasis
bukti untuk meningkatkan pengelolaan dan pemasaran destinasi.
4. Masyarakat (Komunitas Lokal):
• Peran: Komunitas lokal merupakan elemen penting dalam keberhasilan
pariwisata. Mereka dapat memberikan pengalaman autentik kepada wisatawan,
menghasilkan produk lokal, dan mempertahankan warisan budaya dan alam.
Selain itu, mereka juga memiliki peran dalam mempertahankan kelestarian
lingkungan dan budaya di destinasi wisata.
5. Media dan Komunikasi:
• Peran: Media memiliki kekuatan besar dalam membentuk persepsi dan citra
destinasi pariwisata. Mereka dapat membantu mempromosikan destinasi,
menyampaikan informasi kepada wisatawan, dan membangun cerita narasi
yang menarik. Media juga dapat berperan sebagai agen kritis yang memberikan
umpan balik dan mengawasi perkembangan pariwisata.
5. Pembangunan pariwisata di Indonesia menghadapi sejumlah kendala. Berikut adalah
beberapa kendala utama dan solusi yang dapat diambil:
1. Infrastruktur Terbatas:
• Kendala: Beberapa daerah pariwisata masih memiliki infrastruktur yang
terbatas, seperti jalan, bandara, dan sarana pendukung lainnya.
• Solusi: Pemerintah perlu fokus pada pengembangan infrastruktur yang
memadai di daerah pariwisata. Investasi dalam pembangunan jalan, bandara,
pelabuhan, dan sarana transportasi lainnya akan meningkatkan aksesibilitas dan
daya tarik destinasi.
2. Konservasi Lingkungan dan Budaya:
• Kendala: Pariwisata dapat memberikan tekanan pada lingkungan alam dan
budaya, terutama jika tidak dielola dengan baik.
• Solusi: Pemerintah harus memprioritaskan keberlanjutan dalam pengembangan
pariwisata. Hal ini dapat dilakukan melalui implementasi regulasi ketat, zonasi
yang tepat, edukasi wisatawan, dan pengembangan inisiatif berkelanjutan.
3. Keterlibatan Masyarakat Lokal:
• Kendala: Kurangnya keterlibatan dan manfaat yang dirasakan oleh masyarakat
lokal dapat menyebabkan ketidakpuasan dan konflik terkait pariwisata.
• Solusi: Memperkuat partisipasi dan keterlibatan masyarakat lokal dalam
pengelolaan pariwisata adalah kunci. Mereka harus dilibatkan dalam proses
pengambilan keputusan, mendapatkan pelatihan, dan memiliki akses ke manfaat
ekonomi dari pariwisata.
4. Promosi dan Pemasaran:
• Kendala: Kurangnya promosi dan pemasaran yang efektif dapat menghambat
popularitas destinasi Indonesia di pasar global.
• Solusi: Mendorong promosi yang kuat dan kampanye pemasaran kreatif, baik
melalui saluran digital maupun konvensional, adalah penting. Kolaborasi
dengan industri pariwisata dan penggunaan media sosial dapat memperluas
jangkauan dan meningkatkan visibilitas
REFERENSI

Forss, K. S., Kottorp, A., & Ramgard, M. (2021). Collaborating in a penta-helix structure
within a
community based participatory research programme: ‘Wrestling with hierarchies and getting
caught in isolated downpipes’. Archives of Public Health .
Anto, R. P., Sahili, L. O., Rahmatyah, S., Eviyanti, & Togala, R. (2022). MANAJEMEN
PENGEMBANGAN
PARIWISATA PADA DINAS KEPEMUDAAN, OLAHRAGA DAN PARIWISATA
KABUPATEN KONAWE.
Jurnal Inovasi Penelitian Vol. 2 No.10, 3493-3502.
Asmara, S. (2020). Tinjauan Kritis Kendala dan Dampak Pengembangan Pariwisata
Indonesia.
Prosiding WEBINAR Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan, 140-151.
Bagit, R. S., Sambiran, S., & Kairupan, J. (2017). EVALUASI PROGRAM KERJA DALAM
PENGEMBANGAN
PARIWISATA PANTAI PASIR PUTIH MAELANG (Suatu Studi Di Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan
Di Kabupaten Bolaang Mongondow). JURNAL EKSEKUTIF Vol. 1 No. 1.
Kagungan, D., Duadji, N., & Meutia, I. F. (2021). Kolaborasi Model Pentahelix Dalam
Kebijakan
Pengembangan Industri Pariwisata Di Kabupaten Pesawaran. FISIP Universitas Lampung.
Kemenparekraf/Baparekraf RI. (2021, 03 23). Panduan Potensi Pembangunan Sektor
Pariwisata dan

Ekonomi Kreatif. Retrieved from kemenparekraf.go.id: https://kemenparekraf.go.id/ragam-


pariwisata/Panduan-Potensi-Pembangunan-Sektor-Pariwisata-dan-Ekonomi-Kreatif

Anda mungkin juga menyukai