Anda di halaman 1dari 7

Analisis Potensi Rawan Erosi DAS Krukut Berbasis Sistem

Informasi Geografis

Muhammad Azriel Sahid1, Dimas Fadhilah Mumtaz2


Ibnu Adam Maulana3, Tegar Wibasandy4
Program Studi Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Jakarta
E-mail:

Abstrak
Abstrak Maksimal 200 kata berbahasa Indonesia dicetak miring dengan Times New
Roman dengan ukuran font 12. Abstrak harus jelas, deskriptif dan harus memberikan
gambaran singkat masalah penelitian atau pengabdian masyarakat yang dilakukan/diteliti.
Abstrak meliputi alasan pemilihan topik atau pentingnya topik penelitian/pengabdian
masyarakat, metode penelitian/pengabdian dan ringkasan hasil. Abstrak diakhiri dengan
pernyataan tentang pentingnya hasil atau kesimpulan singkat penelitian atau pengabdian.

Kata kunci: 3-7 kata kunci, kata kunci, kata kunci

Abstract
  A maximum 200 word italicized abstract in English typed in Times New Roman of
12-point font size. Abstract should be clear, descriptive, and should provide a brief overview
of the problem of the study. Abstract includes reasons or importance of the selected
research/community service topics, research methods and summary of the result. Abstract
should end with statement about the importance of or brief conclusion of
research/community service.

Keywords: 3-7 keywords, keyword, keyword

PENDAHULUAN

DAS Krukut merupakan sungai yang mengalir di wilayah Barat Laut Pulau Jawa yang
beriklim hutan hujan tropis dengan suhu rata-rata sekitar 27 °C. Curah hujan rata-rata
tahunan adalah 3674 mm. Bulan dengan curah hujan tertinggi pada Desember dengan rata-
rata 456 mm, dan yang terendah pada September dengan rata-rata 87 mm. DAS Krukut
memiliki luas 88,98 km2 dan panjang sungai utama 31,3 km dengan curah hujan harian rata-
rata sebesar 129 mm, serta debit puncak 135 m³/detik (Hambali 2017). DAS Krukut mengalir
dari Situ Citayam, Bogor, Depok, Jagakarsa, Cilandak, Pasar Minggu, Kemang, Mampang
Prapatan, Gatot Subroto, Setiabudi, Tanah Abang, Pecinan Glodok, bercabang di bawah
Jembatan Toko Tiga Pancoran, melewati Pertokoan Gloria sampai di Bawah Jembatan Harco,
hingga berakhir di Banjir Kanal Barat (menyatu dengan Kali Ciliwung).
Sebagai ibukota negara yang memiliki perkembangan yang sangat pesat sebagai
segala pusat kegiatan. Kemajuan Jakarta dapat dilihat paling menonjol dalam bidang ekonomi
yang menjadi daya tarik bagi masyarakat di sekitarnya. Hal ini berakibat semakin
meningkatnya jumlah penduduk yang tinggal di Jakarta dari tahun ke tahun. Kondisi ini
berpengaruh terhadap meningkatnya kebutuhan penduduk akan hunian,perkantoran,sarana
dan prasarana transportasi, serta fasilitas publik lainnya. Sehingga mengakibatkan perubahan
peruntukan lahan yang semakin signifikan. Keadaan wilayah Jakarta yang sempit dengan
penduduk yang melimpah menyebabkan banyak berdiri pemukiman-pemukiman yang
terdapat di Jakarta sampai lahan yang seharusnya menjadi lahan terbuka hijau juga dibangun
untuk pemukiman. Dimana pada saat musim hujan di pemukiman tersebut sering terjadi
banjir. Selain itu banyak permasalahan yang terjadi dalam pengelolaan kawasan lingkungan
di perkotaan, seperti permasalahan sosial, ekonomi, dan dalam pemanfaatan ruang, termasuk
degradasi lahan. Permasalahan-permasalahan yang timbul tersebut dapat mengancam
pembangunan berkelanjutan yang telah dicanangkan dalam aturan atau disebut dengan RDTR
juga berdampak pada lingkungan yang akan menjadi sumber masalah bagi kehidupan seperti
timbulnya banjir, kekeringan, polusi air, tanah dan udara.Penggunaan lahan berpengaruh
terhadap daerah resapan air hujan dan dapat digunakan untuk mengetahui daerah resapan air
sehingga diperoleh penyebab bertambahnya volume banjir dan daerah yang terlanda banjir
(Nuryanti et al. 2018).

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat

Penelitian “Analisis daerah rawan erosi pada DAS Krukut berbasis sistem informasi
geografis“ dilakukan di rumah menggunakan data dari bulan Januari hingga bulan Desember
2021. Wilayah studi yang dikaji adalah Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan.

Teknik Pengumpulan Data

Adapun pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan data
sekunder berupa Data curah hujan dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
(BMKG). Metode yang digunakan ialah usle, overlay parameter curah hujan, penggunaan
lahan, kelerengan, sama jenis tanah
Alat dan Bahan
Peralatan yang digunakan adalah seperangkat komputer yang dilengkapi dengan
perangkat lunak berupa ArcGIS 10.8, Microsoft Word 2021 dan Microsoft Excel 2021.
Bahan yang dibutuhkan untuk analisis spasial adalah :

1. Data curah hujan di Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan


2. Peta administrasi di Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan
3. Peta penggunaan lahan di Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan
4. Peta jenis tanah di Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan
5. Peta DEM Jawa.

Klasifikasi dan pemberian bobot dan skor untuk masing-masing parameter :


No Parameter Interval Skor
> 100 5
Rata- Rata 51 – 100 4
1 Curah Hujan 21 – 50 3
Harian 5 – 20 2
<5 1
Pemukiman 5
Sawah/Tambak 4
Penggunaan
2 Ladang/Tegalan/Kebun 3
Lahan
Semak Belukar 2
Hutan 1
Aluvial,
Planosol,Hidromorf 5
Kelabu, Laterik Air Tanah
Latosol 4
Tanah Hujan Coklat, Tanah
3 Jenis Tanah 3
Mediteranian
Andosol, Laterik,
2
Grumosol, Podsol, Podsolic
Regosol, Litosol,
1
Organosol, Renzina
0–8 5
8 – 15 4
Kemiringan
4 15 – 25 3
Lereng (%)
25 – 45 2
> 45 1
< 0,62 5
Kerapatan
0,62 – 1,44 4
5 Sungai (km/km 1,45 – 2,27 3
2 2,28 – 3,10 2
)
> 3,10 1
Tabel 1. Pembobotan masing-masing parameter

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Peta-peta parameter
a. Peta Slope/Kemiringan Lereng

b. Peta Penggunaan Lahan


c. Peta Curah Hujan

On Progress

d. Peta Jenis Tanah

On Progress

e. Peta Kerapatan Sungai

On Progress

2. Peta Rawan Erosi

On Progress

3. Luas kerentanan

No Kelas Kerentanan Luas Terkena (Ha)


1 Sangat Rendah
2 Rendah
3 Sedang
4 Tinggi
5 Sangat Tinggi
Tabel 2. Luas kerentanan

4. Penggunaan lahan pada kerentanan

No Kelas Kerentanan Penggunaan Lahan Luas Terkena (Ha)


Pemukiman
Sawah/Tambak
1 Sangat Rendah Ladang/Tegalan/Kebun
Semak Belukar
Hutan
Pemukiman
Sawah/Tambak
2 Rendah Ladang/Tegalan/Kebun
Semak Belukar
Hutan
Pemukiman
Sawah/Tambak
3 Sedang Ladang/Tegalan/Kebun
Semak Belukar
Hutan
Pemukiman
Sawah/Tambak
4 Tinggi Ladang/Tegalan/Kebun
Semak Belukar
Hutan
Pemukiman
Sawah/Tambak
5 Sangat Tinggi Ladang/Tegalan/Kebun
Semak Belukar
Hutan
Tabel 3. Penggunaan lahan pada tingkat kerentanan

KESIMPULAN
Kesimpulan mengindikasikan secara jelas hasil-hasil yang diperoleh dan
kemungkinan pengembangan penelitian atau pengabdian selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA
Daftar pustaka dibuat menurut standar APA (American Psychological Association).

Anda mungkin juga menyukai