PENDAHULUAN
1
prasarana yang ditunjang dengan meningkatnya kualitas pelayanan obyek wisata
telah menjadikan Obyek Wisata Danau Linting sebagai daerah tujuan wisata
unggulan di Deli Serdang.
Tujuan penulisan karya ilmiah ini, yaitu untuk memberikan informasi mengenai
Perkembangan pariwisata di Objek Wisata Danau Linting dan Peluan Usaha yang ada
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
b) Brand Destinasi
Brand destinasi adalah kajian tentang brand destinasi dalam konteks brand produk
destinasi, di mana brand destinasi adalah media dan pesan itu sendiri di dalam konteks
dan proses komunikasi pemasaran secara umum dan khususnya di dalam konteks
pemasaran pariwisata. Selain dikaji brand sebagai media dan sebagai pesan itu sendiri,
dikaji pula bagaimana konstruksi sosial brand destinasi sebagaimana hubungan brand
dengan produk destinasi, brand dengan aksesibilitas, dengan pemasaran pariwisata, brand
dengan SDM dan kelembagaan pariwisata. Juga dikaji brand induk pariwisata, sub-brand
dan brand induk baru. Semua sifat dan jenis brand dikaji di sini, termasuk city brand,
state brand, dan nation brand. Begitu pula publisitas brand dan branding juga menjadi
kajian-kajian penting diperbincangan ini.
c) Manajemen Komunikasi Pariwisata
Di dalam kajian ini, prinsip-prinsip manajemen komunikasi menjadi ulasan-ulasan
penting yang dilakukan dan diterapkan di bidang komunikasi pariwisata. Kajian ini
mengulas mengenai bagaimana manajemen diterapkan di bidang komunikasi pariwisata,
yaitu bagaimana memenejemen pemasaran pariwisata, memenejemen destinasi
memenejemen asesibilitas dan memenej SDM serta kelembagaan pariwisata. Bagaimana
peran pimpinan dan leadership, bagaimana memenej orang-orang, memenej anggaran dan
memenej alat-alat dan mesin komunikasi pariwisata. Terpenting pula di sini bagaimana
memenej berbagai macam saluran saluran media komunikasi yang digunakan di dalam
komunikasi pariwisata.
d) Komunikasi Transportasi Pariwisata
Masyarakat pariwisata (tourism community) memerlukan informasi tentang aksesibilitas
ke destinasi pariwisata. Karena itu salah satu yang terpenting adalah informasi
transportasi ketika akan bepergian ke destinasi pariwisata. Hal ini sangat penting dan
mengambil hampir separuh perhatian mereka akan berwisata. Karena itu, perhtian khusus
di bidang ini sangat penting. Kajian komunikasi pariwisata ini menyangkut media atau
saluran-saluran komunikasi yang digunakan dalam menyampaikan informasi transportasi
pariwisata, dampak informasi terhadap masyarakat pariwisata, umpan balik yang
diharapkan. Kajian ini juga menyangkut tentang alat dan jenis transportasi, anggaran yang
diperlukan, masalah keamanan dan keselamatan transportasi, transportasi alternatif, dan
koneksitas dengan akomodasi perhotelan, motel, guesthouse, dan sebagainya apabila ada
keadaan emergency di jalan. Mengenai anggaran yang diperlukan dan pilihan yang harus
4
dibuat sehingga menghindari pengeluaran yang tidak perlu. Prinsip utama di dalam
transportasi komunikasi ini adalah keamanan, kenyamanan, keterjangkauan, komunikasi
alternatif seperti word of mouth (dari mulut ke mulut) dan media sosial serta media
literasi lainnya.
e) Komunikasi Visual Pariwisata
Bidang komunikasi visual pariwisata adalah bidang desain grafis yang sangat menantang
di bidang industri pariwisata. Karena bidang ini akan selalu berkembang di masa depan di
mana kajiannya diarahkan kepada komunikasi enterpreneurship, kreativitas, seni, dan
kebebasan berkreasi. Komunikasi visual pariwisata mengambil sisi kajian konseptual
konten komuniksi yang diterapkan pada industri kreatif yang mengasilkan souvenir,
cenderamata, oleh-oleh yang memiliki ikon local tourism yang berkesan dan menjadi
brand pariwisata. Kajian juga menyangkut pendekatan sistem komunikasi pariwisata
dengan destinasi, venue, transportasi, hotel, dan stakeholder pariwisata. Pembentukan
jaringan komunkasi bisnis dengan pihakpihak lain yang potensial seperti bank, pasar, dan
tokoh masyarakat juga haus dikaji di bidang ini.
f) Komunikasi Kelompok Pariwisata
Bidang komunikasi kelompok pariwisata menyangkut kemampuan pribadi pelaku
pariwisata baik pemilik destinasi, penguasa venue atau bahkan kemampuan pribadi
pramuwisata dan pandu wisata. Bisnis pariwisata bukan bisnis personal, namun bisnis
yang dijalankan secara berkelompok sehingga keterampilan komunikasi kelompok
menjadi penting. Hal-hal lain yang penting pula dalam kajian ini seperti penyelenggaraan
event, dinamika kelompok, kemampuan bertutur, penguasaan sejarah destinasi, dan venue
wisata.
g) Komunikasi Online Pariwisata
Media online menjadi kajian tersendiri di dalam komunikasi pariwisata, karena itu media
online tidak saja dapat digunakan untuk berbagai kepentingan di dalam dunia pariwisata.
Ada lima kemampuan media online saat ini, yaitu kemampuan menyimpan (upload)
informasi, kemampuan mengolah informasi, kemampuan mengeluarkan informasi
(download), menyebarkan komunikasi dan kemampuan mengkronstruksi citra informasi.
Jadi kelima-lima kemampuan media online ini dikaji di dalam penerapannya di dalam
komunikasi pariwisata. Di dalam kajian ini pula dibincangkan tenteng media baru (new
media), media online baru (new media online), diverifikasi media, media metafora, dan
semiotika media serta media virtual yang dapat diaplikasikan ke dalam komunikasi
pariwisata.
5
2.2. Peluang Usaha yang Potensial di Objek Wisata Danau Linting
Ada banyak sekali peluang usaha yang cukup potensial yang dijalankan di kawasan
Objek Wisata Danau Linting, diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Usaha Kuliner
Berkunjung ke tempat wisata Danau Linting tentu saja akan menghabiskan waktu
yang cukup banyak. Banyaknya kegiatan yang dapat dilakukan ketika berlibur di
Danau Linting seperti bermain air, berenang, berselancar dan lain sebagainya
membutuhkan banyak tenaga dan waktu. Dengan melihat peluang tersebut, maka
menjalankan bisnis kuliner seperti membuka rumah makan atau restoran
merupakan pilihan yang tepat. Karena pasti akan banyak disinggahi oleh para
wisatawan.
b. Toilet dan Kamar Mandi
Seorang wisatawan yang melakukan aktivitas di Danau Lintng seperti berenang,
bermain air, dan selancar pasti membutuhkan toilet dan kamar mandi. Oleh
karena itu, peluang bisnis wisata Danau Linting yang satu ini cukup menjanjikan,
Membuka jasa sewa toilet dan kamar mandi akan sangat laris dan ramai. Dengan
begitu, Anda akan lebih mudah untuk memperoleh pendapatan tinggi, apalagi saat
banyak pengunjung di musim liburan.
c. Usaha Tempat Parkir
Minimnya lahan parkir yang ada di daerah objek wisata membuat bisnis tempat
parkir kendaraan menjadi salah satu bisnis sampingan yang potensial. Jenis bisnis
yang satu ini sangat cocok bagi para penduduk yang memiliki lahan kosong untuk
dijadikan sebagai tempat parkir.
d. Usaha sewa tenda dan perlengkapan berkemah
Bagi para wisatawan yang belum puas menikmati pesona Danau Linting di siang
hari, biasanya mereka akan melanjutkan untuk bermalam di Danau Linting. Hal
ini tentu saja dapat dijadikan sebagai peluang bisnis wisata Danau Linting yang
cukup menjanjikan. Untuk menjalankan bisnis ini, harus menyediakan berbagai
jenis tenda dan perlengkapan pendukung lainnya untuk berkemah. Tenda yang
Anda sediakan tidak perlu mewah, yang penting adalah nyaman digunakan oleh
setiap wisatawan yang menyewanya.
6
e. Bisnis Sewa Tikar dan Pakaian Untuk Mandi
Para wisatawan yang berkunjung ke Danau Linting biasanya membawa keluarga
besarnya. Jumlahnya pun biasanya mencapai 8 hingga 10 orang. Hal ini
merupakan salah satu peluang bisnis yang dapat dimanfaatkan. Selain itu
biasanya wisatawan yang berkunjung ke Danau Linting akan mandi di sana, dan
jarang diantara wisatwan yang membawa pakaian untuk mandi, sehingga usaha
sewa pakaian ganti sangat menjanjikan.
Dalam proses komunikasi Pariwisata atau pengembangan objek wisata tentunya tidak
berjalan dengan baik. Artinya harus ada faktor- faktor pendukung agar kemajuan objek
pariwisata dapat berhasil dengan baik. Faktor- faktor pendukung itu meliputi eksternal dan
internalnya. Selain faktor pendukung, tentunya pada prosesnya pasti ada hambatan- hambatan
yang mempengaruhi objek wisata, baik hambatan eksternal ataupun internal. Berikut adalah
penjelasan terkait dengan faktor pendukung dan penghambat pengembangan objek wisata
danau linting.
Adapun faktor pendukung pengembangan objek Wisata Danau Linting yaitu faktor
keindahan alam yang sangat indah sehingga menjadikan para wisatawan selalu ingin
berkunjung ke Objek Wisata Danau Linting ini. Faktor keindahan alam ini menjadi daya tarik
yang sangat dominan terhadap kunjungan wisatawan. Sedangkan air danau yang panas dan
juga dipercaya mampu mengobati berbagai penyakit kulit juga menjadi faktor pendukung
tinykat wisatawan berkunjung ke Danau Linting. Kedalaman Danau Linting yang hingga saat
ini belum mampu diukur, bukan sesuatu yang menakutkan, tetapi justru menjadi faktor
pendukung daya tarik wisatawan berkunjung ke Danau Linting.
Selain itu Goa Kekelengen yang berjarak tidak jauh dari Objek Wisata Danau Linting
ini juga menjadi faktor pendukung meningkatnya kunjungan wisatawan ke objek wisata
Danau linting. Goa yang cukup unik yang didalamnya terdapat emas dan perak menjadikan
tujuan utama dari pengunjung untuk terapi kesehatan kulit. Selain itu di Danau Linting juga
mampu menghilangkan stress dan untuk mencari suasana baru, selain dilengkapi dengan
fasilitas yang memadai pengunjung juga akan di sambut oleh masyarakat Desa Danau Linting
dengan ramah tamah. Karena Komunitas Objek Wisata Danau Linting telah melakukan
pelatihan ke masyarakat dan para pedagang agar menerapkan prinsip sikap ramah tamah ke
pengunjung. Sehingga pengunjung objek wisata akan merasa nyaman. Petugas pengelola
7
objek wisata Danau Linting sangat memprihatinkan kebesihan lingkungan sekitar Danau
Linting serta pengunjung juga diperingatkan untuk tidak membuang sampah sembarangan
dan lebih diperhatikan lagi keamanan bagi pengunjung setelah kejadian beberapa bulan lalu
bahwa ada pengunjung yang tenggelam.
Selain itu hambatan yang memperngaruhi pengembangan objek wisata Danau Linting
yaitu, kesadaran pengunjung untuk menjaga lingkungan objek wisata. Padahal setiap titik
sudah disediakan fasilitas tong sampah, tetapi pengunjung tidak membuang sampah pada
tempatnya. Banyaknya sampah bertebaran di sekiar Danau Linting menjadikan keindahan
Danau linting tercemar. Padahal objek wisata yang baik itu ketika kebersihannya terjaga.
Selain kesadaran dalam menjaga kebersihan lingkungan , para wisatawan juga sukar untuk
dibimbing, faktanya sudah dipasang papan pengumuman bahwasanya kedalaman danau
belum mampu untuk diukur, sehingga wisatawan dilarang untuk berenang ke tengah danau.
Tetapi wisatawan banyak yang memilih untuk melanggar aturan tersebut, sehingga
wisatawan menjadi korban tenggelam di danau Linting.
Perencanaan yang baik akan menentukan hasil yang optimal, terlebih perencanaan
komunikasi. Menurut Robin Mehell perencanaan komunikasi adalah sebuah dokumen yang
tertulis yang menggambarkan tentang apa yang harus dilakukan yang berhubungan dengan
komunikasi itu ditujukan dengan komunikasi dalam pencapaian tujuan, dengan cara apa yang
dapat dilakukan hingga tujuan tersebut dapat dicapai, dan kepada siapa program komunkasi
itu ditujukan, dengan (evaluasi) hasil- hasil dari program yang direncakan tersebut.
8
2.4 Pembahasan
Objek Wisata di kawasan di Desa Sibunga- bunga hilir yang telah mengalami
perkembangan yang cukup pesat sebagai akibat dilakukannya pengembangan dalam
kawasan tersebut adalah objek wisata danau linting yang saat ini menjadi destinasi wisata
unggulan yang dimiliki oleh Desa Sibunga- bunga Hilir dan merupakan salah satu objek
wisata yang paling banyak dikunjungi oleh wisatawan sepanjang tahun 2018- 2019 di
kabupaten Deli Serdang. Objek wisata danau linting memiliki beberapa unit pengelola
yang memiliki peran untuk mengelola dan melayani wisatawan serta fungsinya untuk
mendukung keberlangsungan kegiatan kepariwisatawan di dalam objek Wisata Danau
Linting.
Unit- unti tersebut diantaranya berupa unit loket yang bertanggungjawab untuk
penyediaan dan penjualan tiket masuk objek wisata, unit prasarana yang
bertanggungjawab untuk pemeliharaan seluruh fasilitas didalam objek wisata, unit rumah
makan bertugas untuk mengelola warung makan didalam objek wisata, unit musik
bertanggung jawab atraksi wisata berupa hiburan musi, unit kebersihan yang berfungsi
untuk menjaga kebersihan seluruh lingkungan objek wisata dan unit keamanan seluruh
kegiatan kepariwisataan didalam objek wisata Danau Linting.
Perkembangan yang telah dialami oleh objek wisata Danau Linting sebagai hasil dari
pengembangan pariwisata dalam kawasan tersebut tidak hanya cukup dirasakan
manfaatnya bagi beberapa kelompok atau golongan saja namun seluruh lapisan
9
masyarakat juga ikut merasakan dampak positif dari adanya kegiatan pengembangan
objek wisata yang ada di daerah mereka. Karena semakin berkembangnya objek wisata
yang ditandai dengan banyaknya kunjungan wisatawan dan pendapatan yang mampu
dihasilkan oleh objek wisata tersebut juga akan mendorong manfaat positif yakni
mendorong kemajuan ekonomi masyarakat pelaku wisata sehingga apa yang menjadi
tujuan utama pengembangan objek wisata yakni meningkatkan kesejahteraan dan kualitas
hidup masyarakat lokal dapat terpenuhi.
Habitus masyarakat Desa Sibunga- bunga Hilir terbentuk seiring dengan kegiatan
pengembangan Objek Wisata Danau Linting hal ini terlihat dari sebagian masyarakat
Desa Sibunga- bunga Hilir yang belum memiliki mata pencaharian yang tetap memilih
10
untuk menjadi pedagang makanan didalam objek Wisata Danau Linting. Sementara itu
seiring dengan perkembangan Objek Wisata Danau Linting yang ditandai dengan
semakin meningkatnya kualitas pengelolaan dan pelayanan yang berpengaruh langsung
terhadap meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan Objek Wisata Danau Linting, telah
menjadikan masyarakat Sibunga- bunga Hilir yang sebelumnya telah memiliki mata
pencaharian utama sebagai petani membentuk habitus baru.
Selain menjadi sumber modal mereka, perkembangan yang terjadi dalam Obyek
Wisata Danau Linting ini juga telah membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat di
Desa Sibunga- Bunga Hilir. Kegiatan pengembangan yang dilakukan didalam Obyek
Wisata Danau Linting juga telah mulai merubah cara hidup masyarakat Desa Sibunga-
bunga Hilir terutama dalam bidang perekonomian mereka. Banyak masyarakat yang
11
berasal dari Desa Sibunga- Bunga Hilir yang awalnya belum memiliki pekerjaan yang
tetap, kini seiring dengan perkembangan obyek wisata tersebut, mereka memilih untuk
berdagang disekitar obyek wisata Danau Linting dan menjadikan usaha dagang merkea
didalam kawasan tersebut sebagai mata pencaharian tetap mereka.
Habitus baru yang telah masyarakat Desa Sibunga- Bunga Hilir ciptakan seiring
dengan perkembangan yang terjadi pada Obyek Wisata Danau Linting juga didukung
oleh modal-modal yang dimiliki oleh masyarakat Desa Sibunga- Bunga Hilir. Modal
modal tersebut diantaranya adalah modal ekonomi, berupa mata pencaharian atau
berbagai jenis usaha yang mereka miliki; modal sosial, berupa jaringan atau relasi yang
terjalin antar individu atau kelompok dalam masyarakat; modal budaya, berupa sikap
sopan dan santun sesama warga masyarakat serta penggunaan tata bahasa yang benar dan
santun; modal simbolik, berupa simbolik material diantaranya adalah lahan berupa sawah,
ladang atau perkebunan, rumah, kendaraan dan berbagai jenis usaha, sedangkan simbolik
gelar berupa jabatan sebagai kepala desa, kepala dusun, ketua RW, ketua RT dan berbagai
jenis simbol tak kasat mata lainnya.
Berbagai dimensi yang muncul dalam kegiatan pengembangan Obyek Wisata Danau
Linting yang juga berpengaruh langsung terhadap perkembangan Obyek Wisata Danau
Linting diantaranya adalah dimensi pendukung berupa, obyek wisata ini memiliki potensi
alam yang menjadi daya tarik bagi wisatawan yakni berupa air danau yang sumber mata
air nya berasal dari air tanah dan ditunjang dengan lingkungan alam didalam obyek
wisata yang sejuk dan alami serta didukung dengan berbagai fasilitas yang telah
disediakan oleh pihak pengelola obyek wisata Danau Linting diantaranya berupa fasilitas
kolam renang, ruang pertemuan, Mushola dan sebagainya; Aksesibilitas yang mudah
dijangkau oleh wisatawan karena memiliki dua jalur utama yakni dengan melalui jalan
atas yang memiliki kontur jalan yang cukup tinggi dan menanjak, sedangkan jalan bawah
adalah jalur datar yang dapat diakses oleh wisatawan dengan cukup mudah.
12
adanya kerajinan lokal yang menjadi oleh-oleh khas yang dapat dibeli dan dibawa pulang
oleh wisatawan saat mengunjungi Obyek Wisata Danau Linting.
Hasil penemuan ini secara teoritis mendukung Teori Praktik Soial dari Bourdieu.
Dimana masyarakat Desa Sibunga- Bunga Hilir memiliki Habitus dan Modal yang dapat
dimanfaatkan dalam ranah pertarungan dan perjuangan di Desa Sibunga- Bunga Hilir
untuk kemudian menghasilkan praktik-praktik yang dapat mendukung kegiatan
13
pengembangan kepariwisataan didaerah mereka serta meningkatkan kesejahteraan hidup
masyarakat lokal yang hidup dikawasan yang menjadi daerah tujuan wisata. Tanpa
keikutsertaan dan keterlibatan masyarakat lokal secara langsung dalam kegiatan
pengembangan pariwisata pada suatu daerah yang didalamnya terdapat sumber daya
potensial untuk dikembangkan, dirasa akan cukup sulit bagi obyek wisata tersebut untuk
berkembang.
a. Belum adanya produk olahan atau kerajinan yang menjadi ciri khas dari Obyek
Wisata Danau Linting
14
keberlangsungan obyek wisata itu sendiri. Hal tersebut juga berlaku dalam kegiatan
pengembangan Obyek Wisata Danau Linting yang berada didalam Kawasan
BAB III
Potensi Obyek Wisata Danau Linting meliputi air yang sangat biru dan hangat
dengan pepohonan yang rindang dan didukung lingkungan obyek wisata yang hijau dan
bersih sehingga terlihat sangat alami. Fasilitas dan prasarana yang menunjang kegiatan
kepariwisataan di Obyek Wisata Danau Linting meliputi kolam renang, gedung tempat
pertemuan, sungai yang dapat dimanfaatkan sebagai jalur tracking, warung makan,
penginapan, memiliki dua jalur utama untuk menuju obyek wisata yang sudah dilengkapi
dengan loket untuk tempat penjualan tiket dan fasilitas lahan parkir untuk wisatawan.
Strategi yang dilakukan dalam mengembangkan Obyek Wisata Danau Linting adalah
dengan membuat kebijakan-kebijakan yang telah direncanakan oleh kordinator objek
wisata Danau Linting dan didukung oleh Pemerintah Desa, Pemerintah Daerah serta para
pelaku wisata di kawasan tersebut. Kebijakan yang telah dibentuk antara lain: (1) Pelaku
wisata diantaranya adalah pedagang, pengelola lahan parkir dan karyawan Obyek Wisata
Danau Linting hanya boleh masyarakat yang berasal dari Desa Sibunga- Bunga dan
sekitarnya. (2) Promosi kawasan ObyekWisata Danau Linting.
15
makanan, pemilik penginapan dan pengelola lahan parkir yang menganggap bahwa
pengembangan yang dilakukan sudah sesuai dengan apa yang diharapkan. Hal ini
dikarenakan wisatawan yang mengunjungi obyek wisata sudah semakin ramai dan Obyek
Wisata Danau Linting sendiri sudah semakin dikenal.
Tanggapan lain juga muncul dari kalangan wisatawan yang menganggap bahwa
pengembangan di Obyek Wisata Danau Linting sudah lebih baik dari yang dulu terbukti
dari semakin lengkapnya fasilitas dan prasarana, pelayanan yang semakin baik dan
semakin banyaknya pedagang makanan di kawasan Obyek Wisata Danau Linting.
Pengembangan Obyek Wisata Danau Linting yang dilakukan oleh Kordinator lapangan
secara fisik yakni dengan menambahkan dan memperbaiki beberapa fasilitas dan
prasarana yang menunjang kegiatan kepariwisataan di Obyek Wisata Danau Linting.
Sedangkan pengembangan non-fisik yang dilakukan adalah dengan membentuk beberapa
unit diantaranya adalah unit loket, prasarana, kebersihan, musik, keamanan dan warung
makan yang seluruhnya memiliki peran dan tanggung jawab untuk mengelola
keberlangsungan aktifitas obyek dan memberikan pelayanan kepada wisatawan yang
mengunjungi Obyek Wisata Danau Linting.
16
Daftar Pustaka
Argyo. 2014. Habitus Pengembangan Pariwisata Konsep dan Aplikasi. Surakarta : UNS Press
Demartoto, Argyo. Penyunting. 2009. Pembangunan Pariwisata Berbasis Masyarakat.
Surakarta : UNS
Bachtiar, Wardi. 2006. Sosiologi Klasik : Dari Comte Hingga Parsons. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya Bungin, Burhan. 2013. Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi. Jakarta :
Kencana Prenada Media Demartoto,
Idrus, Muhammad. 2009. Metode Penelitian Sosial: Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif.
Yogyakarta : Penerbit Erlangga
Iskandar. 2013. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial. Jakarta : Referensi Jenkins,
Richard. 2013. Membaca Pikiran Pierre Bourdieu. Yogyakarta : Kreasi Wacana
17
Nawawi, Hadari. 1983. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta : Gadjah Mada
University Press
Press Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Karanganyar. 2013. “Buku Profil Data
Kepariwisataan Kabupaten Karanganyar Tahun 2013”
Pendit, Nyoman S. 1999. Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta : Pradnya
Paramitha Prof. Dr. I Gede Pitana. dan Ir. Putu G. Gayatri M.Di. 2005. Sosiologi Pariwisata.
Yogyakarta : ANDI Soemanto, RB. 2010. Sosiologi Pariwisata. Jakarta : Universitas Jakarta
Sutinah. Penyunting. 2005. Metode Penelitian Sosial. Jakarta : Kencana Jurnal Andika, G
Very. 2015. Skripsi : “Strategi Pengembangan Obyek Wisata Umbul Ponggok sebagai Daya
Tarik Wisata di Desa Ponggol Kecamatan Polanharjo Kabupaten Klaten Jawa Tengah
file:///C:/Users/hp/Downloads/11194-20512-1-PB.pdf
18