Anda di halaman 1dari 16

UJIAN TENGAH SEMESTER

MAKALAH KULIAH UMUM KOMUNIKASI PARIWISATA

“ PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL SEBAGAI SRTATEGI PARIWISATA UNTUK GENERASI MILENIAL”

DI SUSUN OLEH :

TIARA MAHARANI SINAGA

21140012

DOSEN PENGAMPU :

RIA EDLINA M. I KOM

ILMU KOMUNIKASI

2023/2024
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat dan salam juga saya sampaikan
kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah menjadi suri tauladan bagi umat manusia. Makalah ini
disusun sebagai bagian dari upaya saya dalam mengeksplorasi dan mendalami sebuah topik yang
saya anggap penting dan relevan dalam dunia saat ini. Saya ingin berterima kasih kepada semua
pihak yang telah memberikan dukungan, inspirasi, dan bantuan selama proses penyusunan
makalah ini. Tak lupa, saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada ibuk dosen pengampu
yakni ibuk Ria Edlina M. I KOM yang telah memberikan masukan yang selama proses penulisan
makalah ini.

Makalah ini merupakan hasil jerih payah saya untuk memahami dan menyampaikan informasi
tentang topik yang telah saya teliti. Saya berharap makalah ini dapat memberikan wawasan dan
pemahaman yang lebih mendalam tentang isu yang dibahas. Saya juga menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, saya sangat menghargai masukan dan
kritik yang membangun dari pembaca. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan
kontribusi yang positif dalam upaya memahami dan mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi
dalam topik ini.

Akhir kata,saya berharap makalah ini dapat menjadi sumber informasi yang bermanfaat dan
dapat membantu pembaca dalam memahami isu yang kami bahas. Terima kasih atas perhatian
dan dukungan semua pihak.Semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya
kepada kita semua.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Dalam pariwisata dibutuhkannya komunikasi yang baik, oleh karena itu bidang ilmu
komunikasi terus dikembangkan dari waktu ke waktu. Hal ini dikarenakan Ilmu komunikasi
merupakan proses pertukaran pesan/informasi antara manusia satu dengan manusia lain.
Sedangkan pariwisata adalah perjalanan seseorang dari tempat satu ke tempat wisata lainnya
dengan maksud sebagai rekreasi hiburan. Komunikasi Pariwisata merupakan wujud dari
perkembangan ilmu komunikasi dalam bidang pariwisata sebagai pemanfaatan kemajuan suatu
objek pariwisata. Keberadaan pariwisata dalam suatu daerah dapat dikatakan sebagai gejala
yang telah ditimbulkan oleh masyarakat berupa ketertarikan seseorang pada keindahan yang
ada. menurut Bungin (2015:46) komunikasi berperan sangat baik bagi media komunikasi dan
konten komunikasi.

Komunikasi pariwisata terbentuk oleh berbagai bentuk disiplin ilmu komunikasi dan
pariwisata. (James, 29-31) mengatakan ada beberapa jenis pariwisata yang banyak dikenal
khalayak, antara lain :

• Wisata Budaya yaitu kegiatan perjalanan mengunjungi suatu daerah dengan tujuan
mempelajari adat-istiadat, kebudayaan atau seni, dan keadaan rakyat tanpa paksaan dari
pihak lain.
• Wisata Kesehatan yaitu kegiatan perjalanan seorang wisatawan dengan memiliki tujuan
pertukaran keadaan sebagai kepentingan istirahat sebagai kesehatan jasmani dan rohani
seseorang.
• Wisata Olahraga yaitu kegiatan perjalanan wisatawan ke suatu daerah atau negara yakni
memiliki tujuan untuk mengikuti kegiatan olahraga.
• Wisata Komersial yaitu kegiatan perjalanan wisatawan memiliki tujuan wisata yang
berkaitan dengan komersial, seperti pertunjukan pameran industry, dagang dan
sebagainya yang berkaitan dengan komersial.
• Wisata Industri adalah kegiatan penelitian pada suatu industri yang dilakukan oleh
sekelompok wisatawan pelajar.
• Wisata Maritim atau Bahari yaitu wisata yang berkaitan dengan alam seperti olahraga
air, danau, pantai atau laut.
• Wisata Cagar Alam yaitu perjalanan wisatawan yang berkaitan dengan kelestarian alami
yang dilindungi oleh undang-undang seperti wisata cagar alam, taman lindung, hutan
daerah pegunungan, kegiatan ini biasanya diselenggarakan oleh agen atau biro
perjalanan khusus.
• Wisata Bulan-Madu yaitu perjalanan wisata yang dilakukan oleh pasangan suamiistri
yang baru menikah

Munculnya istilah komunikasi pariwisata karena adanya penggabungan disiplin ilmu antara
komunikasi dengan pariwisata, dimana komunikasi sebagai ilmu kajian pendekatan biologis
komunikasi sedangkan pariwisata yang melahirkannya.

Menurut (Bungin, 2015: 92) Ilmu komunikasi memberikan beberapa teori komunikasi
antara lain, komunikasi persuasif, komunikasi massa, komunikasi personal dan komunikasi
kelompok. Sedangkan pariwisata menyumbangkan teori yang selalu terhubung dengan kajian
pemasaran pariwisata, destinasi pariwisata, aksesibilitas destinasi SDM serta kelembagaan
pariwisata. (Bungin, 2015: 94) Berkembangnya kompleksitas dalam bidang komunikasi
pariwisata, tergantung sebagaimana kajian ilmu tersebut dikembangkan sebagai kajian ilmu yang
menarik, seiring berjalannya waktu ke waktu yang akan datang. Berikut beberapa kajian ilmu
yang di maksud oleh Burhan Bungin (2015), antara lain :

1. Komunikasi Pemasaran Pariwisata

Bidang Komunikasi Pemasaran (Tourism Communication Marketing) atau singkatan dari


(TCM). Bidang TCM ini yang akan mengatur semua kajian ilmu komunikasi pemasaran. Dimana
nantinya akan menjelaskan 4P, 7P, communication mix, marketing mix, dan hal lain yang
bersangkutan dengan ihwal TCM. Bidang ini akan membicarakan secara utuh TCM dalam konteks
teoritis dan praktis secara lengkap, namun tidak secara spesifik dalam konteks-konteks spesialis.

2. Brand Destinasi

Brand destinasi merupakan kajian ilmu yang membahas tentang brand destinasi dengan
konteks brand destinasi. Hal ini akan membicarakan brand destinasi itu sendiri dimana media
dan pesan digunakan sebagai konteks komunikasi pemasaran secara umum dan khusus.

3. Manajemen Komunikasi Pariwisata

Bidang ini akan membahas tentang kajian prinsip manajemen, yang nantinya akan
ditetapkan sebagai kajian ilmu yang penting dan ditetapkan dalam kajian ilmu komunikasi
pariwisata. Kajian ini akan mengulas mengenai bagaimana manajemen diterapkan dalam bidang
komunikasi pariwisata, manajemen destinasi, manajemen aksesibilitas dan manajemen SDM
serta kelembagaan dalam dunia pariwisata.

4. Komunikasi Transportasi Pariwisata


Dalam melakukan kegiatan pariwisata pasti memerlukan informasi aksesibilitas ke tempat
wisata yang ingin dikunjungi. Hal ini sangat penting, sehingga hampir mengambil alih semua
perhatian wisatawan.

5. Komunikasi Visual Pariwisata

Bidang Komunikasi Visual Pariwisata ini merupakan bidang yang paling menantang dari
segala bidang pariwisata karena berkaitan dengan desain grafis. Maka dari itu bidang ini akan
terus berkembang dari waktu ke waktu, dimana kajiannya diarahkan ke arah komunikasi
entrepreneurship, kreatif, seni, dan kebebasan berkreasi. Bidang ini juga mengambil kajian
konseptual konten komunikasi yang nantinya ditetapkan pada industri kreatif, seperti souvenir,
cinderamata, ataupun oleh-oleh yang memiliki ikon local tourism yang berkesan dan menjadi
brand pariwisata.

6. Komunikasi Kelompok Pariwisata

Bidang Komunikasi Kelompok Pariwisata ini berkaitan dengan kepribadian semua yang
terlibat dalam perilaku pariwisata baik sebagai pemilik destinasi wisata, penguasa venue atau
bahkan kemampuan pribadi pramuwisata dan pemandu wisata. Pengolahan destinasi wisata
merupakan sebuah bisnis yang tidak bisa dijalankan personil, tetapi sebuah bisnis yang harus
dikerjakan secara berkelompok agar komunikasi kelompok menjadi penting.

7. Komunikasi Online Pariwisata

Media Online menjadi kajian ilmu tersendiri dalam komunikasi pariwisata, yang tidak
hanya berkaitan dengan pemasaran namun dapat juga digunakan pada bidang komunikasi
pariwisata lainnya. Terdapat 5 kemampuan media online, antara lain kemampuan menyimpan
(upload) informasi, mengolah informasi, kemampuan mengeluarkan informasi (download),
menyebarkan informasi dan kemampuan mengkonstruksi citra informasi.

8. Public Relations dan MICE

Bidang ini merupakan bidang yang paling menarik dalam komunikasi pariwisata, sehingga
Public Relations dan MICE ini bisa dikatakan sebagai pintu masuk dalam pariwisata ke destinasi
wisata. Dalam kajian ilmu komunikasi PR sangat diperlukan sebagai pengatur program MICE,
masalah funding explore, sponsorship, pemasaran MICE, akomodasi MICE, sampai pada
pelaksanaan (Implementasi MICE), evaluasi serta perencanaan event MICE sehingga menjadi
kajian paling panjang di dalam komunikasi pariwisata. 9. Riset Komunikasi Pariwisata Bidang riset
komunikasi pariwisata menjadi bidang ujung tombak pengembangan kajian yaitu riset. Oleh
karena itu Komunikasi pariwisata sangat menaruh harapan pada riset. Bidang ini juga dapat
mengambil objek-objek riset yang berkaitan dengan komunikasi pariwisata.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Judul ditentukan individu sesuai tema kuliah umum
2. Jelaskan penggunaan media sosial untuk strategi komunikasi pariwisata dikalangan generasi
milienial?

1.3 TUJUAN MASALAH


Makalah ini bertujuan umtuk menambah wawasan generasi milenial dalam penggunaan media
sosial sebagai strategi komunikasi pariwisata
BAB II

PEMBAHASAN
Strategi Komunikasi

Strategi komunikasi merupakan panduan perencanaan komunikasi (communication


planning) dengan manajemen komunikasi (communication management) untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Untuk mencapai tujuan tersebut, strategi komunikasi harus mampu
menunjukkan bagaimana operasionalisasinya secara praktis, mengingat pendekatan (approach)
yang harus dilakukan bisa berbeda sewaktu–waktu bergantung pada situasi dan kondisi (Effendy,
2006:32).

Tujuan utama dari strategi komunikasi (Effendy, 2006:32), yakni :

1. To secure understanding, memastikan bahwa komunikan mengerti dengan pesan yang


diterimanya.

2. To establish acceptance, jika sudah mengerti dan menerima maka penerimaannya harus
dibina.

3. To motivate action, pada akhirnya kegiatan akan dimotivasikan.

Suatu strategi komunikasi memiliki komponen‐komponen sebagai berikut: Who‐ Says


what ‐ In which channel ‐ To whom ‐ With what effect (Effendy, 2006:301). Untuk menyusun
strategi komunikasi menurut Effendy (2006:35) diperlukan faktor‐faktor pendukung:

1. Mengenali sasaran komunikasi

2. Pemilihan media komunikasi

3. Pengkajian tujuan pesan komunikasi

4. Peranan komunikator dan komunikan

Berhasil atau tidaknya suatu kegiatan komunikasi yang secara efektif banyak ditentukan
oleh adanya strategi komunikasi. Tanpa adanya strategi komunikasi bukan tidak mungkin akan
menimbulkan pengaruh negatif yang berasal dari media massa yang semakin modern sehingga
banyak digunakan di negara‐negara berkembang karena mudahnya diperoleh dan mudahnya
dioperasikan (Effendy, 2003:299).

Komunikasi yang strategis, menurut Blichfeldt (2017:12), komunikasi yang strategis


haruslah mencerminkan visi atau nilai‐nilai mendasar, misi dan tujuan si pengirim.
Konsekuensinya, komunikasi yang strategis haruslah bersifat interaktif, dua atau multi arah,
dalam rangka menciptakan kesepahaman makna dengan melibatkan semua komponen yang
terlibat dalam proses komunikasi untuk mencapai tujuan bersama.

Dengan demikian, suatu proses komunikasi dikatakan strategis apabila seimbang, tidak
timpang atau berat sebelah pada kepentingan salah satu pihak. Komunikasi yang strategis tidak
boleh bersifat menang‐kalah, tidak untuk unjuk kekuasaan, sebaliknya harus bersifat inklusif
untuk menyelaraskan strategi, tujuan, nilai‐nilai dan alasan pentingnya sebuah strategi untuk
dilaksanakan bersama.

Perkembangan teknologi dan internet telah berkembang cukup pesat. Internet telah
masuk sebagai komoditas terpenting dari komunikasi publik. Melalui teknologi digitalisasi
tersebut, individu dari seluruh dunia dapat terhubung melalui jejaring internet. Media sosial
dapat menjadi komunikasi dua arah yang menjembatani interaksi antar individu yang terhubung
dalam jaringan media sosial.

Pada era revolusi industry 5.0 arus pertukaran informasi dapat terjadi dalam hitungan
yang sangat cepat, baik itu informasi dibidang politik, hiburan bahkan informasi mengenai
tempat- tempat liburan atau pariwisata. Melalui media sosial media, potensi besar yang dimiliki
pariwisata Indonesia direkomendasikan dan dipromosikan kepada kalangan wisatawan,baik
wisatawan local maupun wisatawan mancanegara. Destinasi wisata dapat memaksimalkan
penggunaan media sosial sebagai media pemasaran yang dapat mendongkrak pertumbuhan
sektor pariwisata.

Penggunaan teknologi sebagai media pencarian informasi kini dimudahkan dengan


hadirnya sosial media yang memungkinkan komunikasi atau dialog interaktif. Perkembangan
teknologi juga memungkinkan tersampaikannya konten-konten menarik berupa teks, gambar,
audio, dan video yang dapat memberikan informasi secara jelas tentang produk maupun jasa
yang ditawarkan. Tidak terkecuali sosial media juga banyak digunakan oleh industri pariwisata.

Potensi sosial media sebagai sarana promosi interaktif bagi pariwisata Indonesia menjadi
topik penelitian menarik dan sangat dibutuhkan dalam upaya meningkatkan industri pariwisata.

Sebuah penelitian tentang penggunaan sosial media terhadap intensi perilaku traveler
Indonesia juga dilakukan oleh Theodosia C Nathalia, dosen Sekolah Tinggi Pariwisata Pelita
Harapan (STPPH) dalam disertasi-nya yang berjudul “Investigasi Peranan Motivasi Dalam
Memediasi Faktor-faktor Pendorong Penggunaan Media Sosial Terhadap Intensi Perilaku
Traveler Indonesia”. Berdasarkan survei kepada responden traveler Indonesia dalam disertasi
ini, ditemukan Instagram sebagai jejaring sosial yang paling banyak digunakan, selanjutnya
facebook . Alasan para traveler suka menggunakan sosial media ini karena konten dari Instagram
lebih menarik dengan tampilan layout, gambar dan tingkat privasi yang tinggi. Alasan lainnya
karena karakteristik traveler Indonesia suka menggunakan sosial media sebagai media
menyimpan kenangan.

Konten yang diposting traveler di sosial media memberikan kontribusi yang cukup
signifikan tidak saja terhadap bisnis jasa pariwisata, namun juga memberikan keuntungan kepada
wisatawan yang akan melakukan wisata, diantaranya berupa informasi tentang kualitas layanan,
pengalaman, sampai variasi harga yang menarik.

Untuk mencapai tujuan dari pariwisata, ternyata karakteristik pesan yang disampaikan
melalui sosial media, berperan penting dalam membentuk kepercayaan terhadap informasi yang
diberikan. Hal ini dibuktikan dalam disertasi yang dilakukan Theodosia, bahwa dalam konteks
pemenuhan informasi bagi traveler maka kualitas argumen memiliki pengaruh positif dan
signifikan terhadap motif pencarian informasi. Traveler Indonesia membutuhkan informasi yang
dilengkapi dengan data-data yang akurat, relevan, komplit dengan konsistensi informasi yang
jelas, untuk membantu traveler memilah informasi yang berguna dan diminati. Selain kualitas
argumen, faktor penting dalam pencarian informasi para traveler adalah kredibilitas sumber.
Menarik dari penelitian ini, Theodosia menemukan bahwa kompetensi tidak selalu didasari
pengetahuan dan keahlian sumber saja, melainkan adanya pengaruh seseorang terhadap orang
lain, contohnya yang paling diminati responden adalah informasi yang dibagikan oleh public
figure.

Melalui disertasinya Theodosia merekomendasikan kepada para profesional bidang


pariwisata untuk berpartisipasi dan berkontribusi dalam berbagai forum kepariwisataan serta
mensosialisasikan penggunaan media sosial secara maksimal sebagai media untuk
memperkenalkan destinasi wisata Indonesia. Lebih lanjut ia merekomendasikan kepada
pemerintah untuk lebih aktif menggunakan media sosial dengan menggunakan brand
ambassador yaitu public figure dengan memiliki kemampuan serta pengaruh yang baik sehingga
dapat meningkatkan daya tarik masyarakat terhadap destinasi wisata Indonesia. (rh)
SUSUNAN KEPANITIAAN HIMA

Pembina : Ria Edlina M. I KOM

Ketua Pelaksana : David Kurniawan

Sekretaris : Silvana Ayu Ningsih

Bendahara : Febriolla Amanda

Divisi Acara : Fajri Martunus

: Syifa Muthmainnah

Humas : Yose Andres

: Muhammad Dwi Anugrah

: Habibisalam

Komsumsi : Fadhilla Maharani

Perlengkapan : Rahmad Fikri Januarta

: Vanesa Erisma Savitri

Dokumentasi : Tiara Maharani Sinaga

STRUKTUR KEPANITIAAN KELAS

Pembina : Ria Edlina M. I KOM

Ketua Pelaksana : Gustia

Sekretaris : Surya Ningrum

Bendahara : Annisa Elfianda

Koordinator Acara : Indri Eka Putri

Anggota : Ulfa Zakiyyah

: Yola Fransisca

: Amelga Siswati
: Rio Idul Permata

Koordinator Perlengkapan : Deby Febriola Putri

Anggota : Brata Nurhadi

: Agit Antolint

: Yusuf Maiyondra

: Sania Fadhilla Syerin

: Deni Fitria Usniati

Koordinator Komsumsi : Oktavela Nelsya

Anggota : Maelani Moerales Herycha

: Tiara Veronica

: Riani Zahra

: Okta Tiara Rahmi

Koordinator Humas : Fiego Firman Syah

Anggota : Gifa Agathis Redega

: Metari Alhamdaniyyah

Koordinator Dokumentasi : Annisa Lubna

Anggotaa : Azrel Aurellio

: Muhammad Farhan Wicaksana

: Fahri Akbar
BUKTI DOKUMENTASI KULIAH UMUM
BAB III

PENUTUP

1.1 KESIMPULAN
Media sosial telah menjadi sebuah alat komunikasi yang sangat efektif dalam
mempromosikan pariwisata. Dengan keberadaannya, destinasi pariwisata dapat dengan cepat
mencapai audiens global, membangun citra positif, dan memperluas pangsa pasar mereka.
Penggunaan media sosial sebagai strategi komunikasi pariwisata memungkinkan destinasi untuk
berinteraksi secara langsung dengan pengunjung potensial, memberikan informasi yang relevan,
serta membangun keterlibatan dan kepercayaan.

Melalui platform seperti Facebook, Instagram, Twitter, dan lainnya, destinasi pariwisata
dapat membagikan gambar, video, dan cerita yang memikat untuk memikat perhatian pengguna.
Konten visual ini tidak hanya memberikan gambaran nyata tentang keindahan dan keunikan
destinasi, tetapi juga menciptakan pengalaman virtual yang dapat membangkitkan minat dan
keinginan untuk mengunjungi tempat tersebut.

Selain itu, media sosial memungkinkan destinasi pariwisata untuk mengumpulkan umpan
balik secara langsung dari wisatawan yang telah mengunjungi mereka. Ulasan, komentar, dan
pengalaman pribadi yang dibagikan oleh pengguna membantu membangun reputasi destinasi
dan memberikan wawasan berharga tentang apa yang dapat ditingkatkan.

Strategi komunikasi melalui media sosial juga mencakup pemanfaatan kampanye


berbayar dan promosi khusus yang dapat diarahkan pada segmen pasar tertentu. Dengan analisis
data yang cermat, destinasi dapat menyesuaikan kampanye mereka untuk menargetkan
kelompok demografis tertentu, memaksimalkan dampak promosi mereka.

Namun, penting untuk diingat bahwa efektivitas strategi komunikasi pariwisata melalui
media sosial juga bergantung pada konsistensi, autentisitas, dan interaksi aktif dengan pengikut.
Mengelola reputasi secara online dan merespons dengan cepat terhadap pertanyaan atau
masukan membantu mempertahankan hubungan positif dengan audiens.

Dengan demikian, media sosial bukan hanya menjadi saluran untuk memasarkan
destinasi pariwisata, tetapi juga alat penting untuk membangun komunitas yang terlibat dan
berkomunikasi secara efektif dengan wisatawan potensial di era digital ini.
1.2 SARAN
Terdapat beberapa saran yang dapat diterapkan dalam menggunakan media sosial sebagai
strategi komunikasi pariwisata:

• Identifikasi Tujuan dan Audiens:

Sebelum memulai kampanye media sosial, identifikasi dengan jelas tujuan yang ingin
dicapai. Apakah itu meningkatkan kesadaran, meningkatkan kunjungan, atau mempromosikan
suatu acara khusus? Selain itu, kenali audiens target Anda agar konten dapat disesuaikan dengan
preferensi dan kebutuhan mereka.

• Konten Visual yang Menarik:

Gunakan gambar dan video berkualitas tinggi untuk menarik perhatian pengguna. Visual
yang menarik akan lebih efektif dalam mengkomunikasikan keindahan dan daya tarik destinasi
pariwisata.

• Berfokus pada Cerita (Storytelling):

Ceritakan kisah yang menginspirasi dan membawa pengikut Anda merasakan


pengalaman wisata. Cerita dapat mencakup pengalaman lokal, keunikan budaya, atau cerita
perjalanan orang-orang yang telah mengunjungi destinasi.

• Interaktif dan Terlibat:

Ajak pengikut untuk berpartisipasi melalui pertanyaan, jajak pendapat, atau kontes.
Mendorong interaksi akan membangun keterlibatan dan menciptakan hubungan yang lebih kuat
antara destinasi dan pengunjung potensial.

• Gunakan Hashtag yang Khas:

Buat hashtag yang khas untuk kampanye pariwisata Anda. Ini dapat membantu
meningkatkan visibilitas dan memudahkan pengguna untuk melibatkan diri dalam percakapan
tentang destinasi Anda.

• Responsif terhadap Ulasan dan Komentar:

Aktif memantau dan merespons ulasan serta komentar pengguna. Tanggapi dengan
ramah terhadap pertanyaan dan masukan, dan gunakan kesempatan ini untuk memperbaiki atau
meningkatkan layanan.

• Kolaborasi dengan Influencer Lokal:


Melibatkan influencer lokal atau tokoh masyarakat yang memiliki pengikut yang besar dapat
membantu memperluas jangkauan kampanye Anda dan memberikan perspektif yang autentik.

• Analisis Kinerja:

Gunakan alat analisis media sosial untuk mengukur kinerja kampanye Anda. Pelajari tren
dan pola yang dapat membantu Anda memahami apa yang berhasil dan bagaimana Anda dapat
meningkatkannya di masa mendatang.

• Pertahankan Konsistensi:

Pertahankan konsistensi dalam gaya visual, nada, dan frekuensi posting. Konsistensi
membantu membangun citra merek yang kuat dan dapat diandalkan di mata pengikut.

• Pertimbangkan Pengiklanan Berbayar:

Pertimbangkan penggunaan iklan berbayar untuk meningkatkan jangkauan kampanye


Anda. Platform media sosial menawarkan opsi targeting yang sangat terperinci, memungkinkan
Anda menjangkau audiens yang tepat.

Dengan menerapkan saran-saran ini, destinasi pariwisata dapat memaksimalkan potensi


media sosial sebagai alat komunikasi yang kuat dan efektif.
DAFTAR PUSTAKA

https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/27793/4/T1_362018134_BAB%20II.pdf

https://comdev.binus.ac.id/blog/2022/08/pemanfaatan-media-sosial-sebagai-media-promosi-
dan-pemasaran-pariwisata-di-era-digital-4-0/

file:///C:/Users/ASUS/Downloads/medium,+Journal+editor,+artikel+4.pdf

file:///C:/Users/ASUS/Downloads/MEDIA_SOSIAL_SEBAGAI_SARANA_INFORMASI_DAN_PROM
OSI_.pdf

https://www.uph.edu/en/2018/03/09/sosial-media-sebagai-media-promosi-efektif-bagi-
pariwisata-indonesia/

Anda mungkin juga menyukai