SKRIPSI
190811636957
FAKULTAS PSIKOLOGI
BAB 1
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Sektor Pariwisata merupakan salah satu sektor berbasis jasa yang sangat
potensial apabila kita dapat memanfaatkan dengan baik, terutama saat sektor tersebut
Berkembangnya sektor pariwisata pada suatu daerah maka kemungkinan besar akan
sebagainya (Irma dan Indah, 2004). Lalu, sektor pariwisata juga merupakan salah satu
Berbicara tentang pariwisata, pastinya tidak dapat luput dari kata turis
asing atau mancangera. Karena hingga sekarang jumlah turis mancanegara terus
meningkat dan diharapkan tidak terjadi penurunan. Menteri Pariwisata dan Ekonomi
mancanegara (wisman) tahun ini telah melampaui target lantaran mencapai 3,92 juta
kunjungan per Oktober 2022. Interaksi masyarakat pelaku wisata di suatu daerah
dengan para wisatawan mancanegara memegang peranan yang cukup vital dalam
mendukung sebagai daerah tujuan wisata. Para pelaku wisata dalam masyarakat yang
terdiri dari pemandu wisata, karyawan hotel, pelayan restoran, pedagang makanan dan
minuman ini memiliki berbagai latar belakang pendidikan yang beragam. Dengan
latar belakang pendidikan yang beragam, tentunya mereka juga memiliki beragam
kompetensi yang ada pula. Salah satunya adalah Kompetensi dalam berkomunikasi
dengan wisatawan asing yang memiliki budaya yang berbeda merupakan suatu hal
yang sangat vital dan menjadi perhatian bagi pengelola usaha di suatu daerah
wisatawa tersebut.
dapat menjadi suatu teori yang membantu bagaimana manusia dapat mengobservasi
dan menganalisa bagaimana pola komunikasi lintas budaya dapat berjalan. Psikologi
merupakan studi yang mempelajari pengalaman antar manusia dan interaksi konstan
dengan lingkungan tempat tinggal. Oleh karena itu, ilmu ini tertarik pada perilaku
individu dan pengalaman, baik dalam kelompok atau sendiri. Menurut Pearce dan
Packer (2013), psikologi sebagai bidang studi adalah kumpulan ide, teori, dan metode
yang luas yang secara sistematis menganalisis pengalaman dan perilaku manusia.
sosial karena proses ini sangat dipengaruhi oleh keputusan individu. Psikologi
memiliki berbagai cabang yang membahas berbagai bidang yang beragam. Namun,
Psikologi sosial budaya merupakan bidang yang paling erat kaitannya dengan
mereka dipengaruhi oleh kelompok tempat mereka tinggal. Dari perspektif sosio-
psikologis, wisatawan dapat diartikan sesuai dengan peran sosial yang mereka
mainkan dan motivasi yang mengarahkan mereka untuk menjadi wisatawan pada saat
Jadi, kita dapat menggunakan berbagai pendekatan dari Psikologi Sosial untuk
melakukan observasi atau mencari tahu bagaimana pola komunikasi lintas budaya
antara turis mancanegara dengan masyarakat lokal di lokasi wisata. Salah satu
Para masyarakat lokal umumnya berlatar belakang budaya lokal dan sebagian besar
berpendidikan dasar ini setiap harinya melakukan komunikasi dengan para turis atau
wisatawan mancanegara yang memiliki bahasa dan budaya yang berbeda. Dengan
latar belakang pendidikan dasar yang dimiliki oleh para masyarakat lokal maka pola
komunikasi yang dipakai oleh mereka perlu untuk dianalisa. Proses komunikasi lintas
budaya para masyarakat lokal dengan wisatawan asing yang sudah berlangsung sejak
lama ini tentunya menemui berbagai faktor penghambat maupun pendukung. Interaksi
antara masyarakat lokal dengan para turis dari berbagai negara yang berdampak pada
a. Secara Teoritis
bagaimana keadaan dan pola komunikasi yang terjadi antara turis mancanegara
b. Secara Praktis
yang terjadi antara individu dengan individu maupun individu dengan kelompok.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
I. Pengertian Komunikasi
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), komunikasi adalah
pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga
pesan yang dimaksud dapat dipahami. Kata komunikasi berasal dari bahasa latin,
communicatus, artinya berbagi atau menjadi milik bersama - mengacu pada upaya
mengatakan apa dengan saluran apa kepada siapa (who says what in which channel to
whom and with what effect). Sementara itu, menurut webster New Collogiate
komponen lainnya (Soejanto, 2001). Pola Komunikasi diartikan sebagai bentuk atau
pola hubungan dua orang atau lebih dalam proses pengiriman, dan penerimaan cara
Dari pengertian diatas maka suatu pola komunikasi adalah bentuk atau pola
hubungan antara dua orang atau lebih dalam proses pengriman dan penerimaan pesan
yang mengaitkan dua komponen, yaitu gambaran atau rencana yang meliputi langkah-
penting atas terjadinya hubungan komunikasi antar manusia atau kelompok dan
organisasi. Pola komunikasi adalah bentuk atau pola hubungan antara dua orang atau
lebih dalam proses mengkaitkan dua komponen yaitu gambaran atau rencana yang
menjadi langkah – langkah pada suatu aktifitas dengan komponen – komponen yang
merupakan bagian penting atas terjadinya hubungan antar organisasi ataupun juga
manusia.
yang sangat vital dan merupakan salah satu langkah yang penting dalam membangun
hubungan antara turis mancanegara dengan masyarakat lokal. Lalu, hal tersebut juga
merupakan sebuah proses yang tidak terpisahkan dengan sebuah proses perilaku.
Sebuah perilaku akan berhasil apabila hal tersebut dimulai dengan sebuah niat yang
baik pada kedua pihak, dalam hal ini adalah sebuah komunikasi. Namun, kita juga
harus waspada karena meski sudah terdapat sebuah niat yang baik pada kedua belah
pihak, masih saja muncul reaksi negatif dari pihak tertentu yang menghambat
komunikasi lintas budaya. Reaksi negatif tersebut dapat muncul dikarenakan terdapat
penilaian yang didasarkan pada budaya asing atau salah satu budaya tertentu. Menurut
etniknya daripada dengan etnik lain, keadaan ini menggambarkan manakala struktur
suatu masyarakat semakin beragam maka semakin kuat juga etnisitas intraetnik.
prasangka sosial antaretnik. Terdapat tiga faktor prasangka sosial yang diduga
sikap diskriminasi.
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Desain Penelitian
mencari data kuantitatif terlebih dahulu pada subjek yaitu Turis mancanegara dan
Masyarakat lokal daerah wisata yang ber-lokasi di Kota Malang, Jawa Timur. Lalu,
setelah itu langkah selanjutnya peneliti mempersiapkan alat pengumpul data yaitu alat
alat-perekam, serta penyusunan pedoman observasi. Alat bantu yang akan kami
gunakan dalam observasi adalah alat tulis berupa kertas dan ball-point.
2. Instrumen Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif. Metode
kualitatif biasa digunakan untuk mengungkap dan memahami lebih dalam suatu fenomena
yang sedikitpun belum diketahui (Strauss dan Carbin dalam Lestari, 2008). Di harapkan
dengan begitu, penelitian ini mampu mendapatkan data yang lebih mendalam, dengan
menggunakan metode kualitatif. Hal tersebut dikarenakan fokus peneliti yaitu ingin dapat
lebih paham dan dapat memberikan atau menyajikan penjelasan yang bermanfaat bagi
pembaca.
Maka, dalam hal ini peneliti akan melakukan pengamatan secara langsung di
lokasi penelitian. Pendekatan kualitatif juga digunakan untuk dapat memahami interaksi
sosial serta dengan menggunakan metode wawancara, dapat diketahui bentuk komunikasi
verbal maupun nonverbal dalam kajian komunikasi anatarbudaya dan hambatan yang
menyebabkan perilaku komunikasi dalam berinteraksi. Dalam penelitian kali ini teknik
wawancara yang digunakan adalah wawancara langsung yaitu peneliti berhadapan langsung
dengan subjek atau informan dan mengajukan beberapa pertanyaan. Teknik ini
dimaksudkan supaya penulis dapat memperoleh berbagai data secara langsung dari subjek
tersebut.
terlibat secara langsung dalam situasi yang menjadi sasaran observasi. Pedoman observasi
dalam pengamatan perilaku informan antara lain: (a) bahasa tubuh; (b) perilaku; (c) ragam
emosi; (d) ekspresi wajah dan berbagai perasaan yang menyertai subjek saat proses
wawancara berlangsung.
pendekatan yang akan digunakan dalam teknik analisis data kualitatif ini yaitu