Anda di halaman 1dari 16

EFEKTIVITAS SOSIAL MEDIA SECARA AUDIO-VISUAL SEBAGAI MEDIA

PROMOSI OBJEK WISATA ALAM POSONG TEMANGGUNG

LAPORAN TUGAS AKHIR

Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya pada
Program Studi Diploma III Usaha Perjalanan Wisata

Disusun Oleh :

MIJIL HARYO SISWANTORO

V0220042

SEKOLAH VOKASI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2021

i
EFEKTIVITAS SOSIAL MEDIA SECARA AUDIO-VISUAL SEBAGAI MEDIA
PROMOSI OBJEK WISATA ALAM POSONG TEMANGGUNG

LAPORAN TUGAS AKHIR

Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya pada
Program Studi Diploma III Usaha Perjalanan Wisata

Disusun Oleh :

MIJIL HARYO SISWANTORO

V0220042

SEKOLAH VOKASI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2021

i
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Mijil Haryo Siswantoro

NIM : V0220042

Judul Tugas Akhir : Efektivitas Sosial Media sebagai Sarana Promosi Objek
Wisata Alam Posong Temanggung

Menyatakan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil karya saya sendiri, semua sumber baik
yang dikutip maupun dirujuk telah saya cantumkan dengan benar. Jika di kemudian hari saya
terbukti melakukan pelanggaran (plagiat) maka saya bersedia diproses sesuai dengan hukum
yang berlaku.

Demikian pernyataan keaslian Tugas Akhir yang saya buat dengan sebenar-benarnya
dan tanpa paksaan dari pihak manapun.

Temanggung, 18 Oktober 2021

Mijil Haryo Siswantoro

ii
MOTTO

“Biarkan hidup berjalan apa adanya, jangan terlalu memaksa dan jangan terlalu dipaksa untuk
menjadi apa yang orang lain mau, jadilah diri sendiri.”

(Penulis)

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………………………………….i

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR…………………………………ii

MOTTO………………………………………………………………………………...……iii

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………iv

BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………………………………….......1

A. LATAR BELAKANG………………………………………………………......1

B. RUMUSAN MASALAH………………………………………………………..2

C. TUJUAN PENELITIAN………………………………………………………..3

D. MANFAAT PENELITIAN……………………………………………………..3

E. KAJIAN PUSTAKA…………………………………………………………….4

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pariwisata merupakan perpindahan sementara organisasi dari bermacam-


macam tempat tinggal, iman dan agama, dan yang mempunyai pola hidup yang
berbeda, beragam harapan, banyak jenis kesukaan dan hal-hal yang tidak disukai, serta
motivasi motivasi yang tidak dapat dibuat standarnya karena kesemuanya ini adalah
ungkapan pikiran dan endapan perasaan serta tingkah laku yang berubah dalam jangka
panjang menurut tempat dan waktu. Melakukan perjalanan ditentukan oleh keinginan
yang mendorong seseorang untuk bepergian ke daerah yang akan dituju oleh seseorang
sebagai makhluk sosial.
Manusia adalah makhluk sosial, sebagai makhluk sosial manusia memiliki
kebutuhan untuk berinteraksi dengan manusia lainnya. Untuk memenuhi kebutuhan
tersebut manusia harus melakukan pertukaran pesan/informasi antara yang satu dengan
yang lain dengan cara menjalin komunikasi.
Kemajuan ilmu pengetahuan serta teknologi memudahkan masyarakat untuk
mengakses informasi dengan mudah kapanpun dan dimanapun, membuat semakin
banyak digunakannya teknologi komunikasi. Berkembangnya teknologi komunikasi di
era globalisasi ini telah banyak membantu banyak orang di seluruh dunia untuk dapat
saling berkomunikasi dan bertukar informasi secara cepat dan instan. Fenomena seperti
ini dapat kita lihat dan rasakan manfaatnya sendiri dalam kehidupan sehari-hari
contohnya saja, kegiatan berselancar di internet
Dewasa ini internet tidak hanya digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi.
Menurut APJII (2014), sebanyak 34 persen penggunaan internet dilakukan untuk
mencari informasi mengenai produk barang atau jasa. Selain itu, internet juga dapat
digunakan dalam berbagai kegiatan sektor bisnis, menunjukkan bahwa industri
pengolahan, pariwisata, hotel, dan restoran menggunakan internet dalam kegiatan
bisnisnya. Salah satu media berbasis internet, adalah media sosial. Media sosial
digunakan untuk kegiatan komunikasi dan berbagi informasi antar individu. Namun,
saat ini media sosial tidak hanya digunakan sebagai media komunikasi antar individu,
tetapi telah menjadi bagian penting dalam strategi pemasaran bisnis. Bagi organisasi

1
atau perusahaan, media sosial banyak digunakan sebagai media atau alat untuk
memasarkan produknya.
Peran penting media sosial tidak terlepas dari alat pemasaran yang lain karena
saling terkait antar satu sama lain. Abdullah (2012:32) menyatakan jika sebuah
merek/produk akan diluncurkan, media sosial digunakan untuk menyebar informasi
yang sifatnya membuat teman atau pengikutnya menjadi penasaran. Dengan begitu,
nama merek tersebut akan terdongkrak dan banyak dicari atau ditunggu orang. Tidak
cuma soal keuntungan apa saja yang didapat dari fitur yang disediakan oleh media
sosial. Faktor penting lain yang menunjang semakin efektif dan efisien melakukan
bauran komunikasi pemasaran dalam media sosial adalah tingkat pengguna dari media
sosial itu sendiri di Indonesia
Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mengungkapkan
pengguna internet di Indonesia saat ini mencapai 63 juta orang. Dari angka tersebut, 95
persennya menggunakan internet untuk mengakses media sosial. Banyaknya yang
mengakses media sosial, juga menjadi salah satu alasan utama untuk menggunakan
media sosial sebagai sarana promosi untuk usahanya. Tentu saja saat ini banyak
pengusaha yang sudah melakukan strategi pemasaran dengan menggunakan media
sosial sebagai sarana promosi usahanya.
Namun walaupun terintegrasi, efektivitas pemanfaatan media sosial tetap
tergantung pada pemilik objek wisata. Media sosial bukan sekedar alat yang terkait
dengan komunikasi global atau perkembangan tren teknologi, seperti punya akun
Facebook, Twitter, dsb. Hal ini mengasumsikan bahwa pemanfaatan media sosial yang
tepat dalam melakukan bisnis pariwisata, akan lebih mudah untuk menarik perhatian
dari khalayak khususnya dari kalangan tertentu seperti pelajar atau pegawai kantor.
Khalayak akan memilih dan menggunakan media yang dirasa dapat memenuhi
kebutuhan atau mendapat kepuasan (hasil) tertentu.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka judul yang akan digunakan untuk
Tugas Akhir ini adalah Efektivitas Sosial Media Sebagai Media Promosi Objek
Wisata Alam Posong Temanggung.

B. RUMUSAN MASALAH

Dari latar belakang yang telah diuraikan, maka dirumuskan permasalahan-


permasalahan sebagai berikut :

2
1. Bagaimana strategi yang dilakukan oleh pengelola Objek Wisata Alam
Posong dalam melakukan promosi melalui media sosial secara audio-
visual?

2. Bagaimana efektivitas sosial media secara audio-visual sebagai media


promosi Objek Wisata Alam Posong?

3. Bagaimana respon calon wisatawan terhadap sosial media secara audio-


visual yang digunakan sebagai media promosi Objek Wisata Alam Posong?

C. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai sebagai berikut:

1. Mengetahui strategi yang dilakukan oleh pengelola Objek Wisata Alam


Posong dalam melakukan promosi melalui media sosial.

2. Mengetahui efektivitas sosial media secara audio-visual sebagai media


promosi Objek Wisata Alam Posong.

3. Mengetahui respon calon wisatawan terhadap sosial media secara audio-


visual yang digunakan sebagai media promosi Objek Wisata Alam Posong.

D. MANFAAT PENELITIAN

Dari penulisan Tugas Akhir ini, diharapkan dapat memberikan manfaat sebgai berikut:

1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk menambah


pengetahuan dan dapat memperluas wawasan peneliti mengenai
komunikasi, khususnya mengenai komunikasi pemasaran yang berfokus
pada efektivitas media sosial sebagai sarana promosi objek wisata.

2. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan


dan memperluas khasanah penelitian Program Studi Usaha Perjalanan
Wisata, Sekolah Vokasi UNS. Penelitian ini juga dapat menjadi bahan
referensi bila ada penelitian sejenis di kemudian hari.

3. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat member masukan bagi


pihak-pihak yang membutuhkan pengetahuan berkenaan dengan penelitian
ini.

3
E. KAJIAN PUSTAKA

1. Pengertian Media Sosial

Menurut Andreas Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan media sosial


sebagai sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang dibangun diatas dasar
ideologi dan teknologi Web 2.0, dan memungkinkan penciptaan dan pertukaran
user-generated content. Web 2.0 menjadi platform dasar media sosial. Media sosial
ada dalam ada dalam berbagai bentuk yang berbeda, termasuk social network,
forum internet, weblogs, social blogs, micro blogging, wikis, podcasts, gambar,
video, rating, dan bookmark sosial. Menurut Kaplan dan Haenlein ada enam jenis
media sosial: proyek kolaborasi (misalnya, wikipedia), blog dan microblogs
(misalnya, twitter), komunitas konten (misalnya, youtube), situs jaringan sosial
(misalnya facebook, instagram), virtual game (misalnya world of warcraft), dan
virtual social (misalnya, second life).

Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa
dengan mudah berpartisipasi, berbagi dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring
sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan Wiki merupakan
bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh
dunia. Saat teknologi internet dan mobile phone makin maju maka media sosial
pun ikut tumbuh dengan pesat. Kini untuk mengakses instagram misalnya, bisa
dilakukan dimana saja dan kapan saja hanya dengan menggunakan sebuah mobile
phone. Demikian cepatnya orang bisa mengakes media sosial mengakibatkan
terjadinya fenomena besar terhdap arus informasi tidak hanya di negara-negara
maju, tetapi juga di Indonesia. Karena kecepatannya media sosial juga mulai
tampak menggantikan peranan media massa konvensional dalam menyebarkan
berita-berita.

2. Pengertian Promosi

Promosi merupakan suatu upaya dalam menginformasikan atau menawarkan


produk atau jasa yang bertujuan untuk menarik calon konsumen agar membeli atau
mengkonsumsinya, sehingga diharapkan dapat meningkatkan volume penjualan
(Kotler dan Keller, 2012;519). Sedangkan menurut Gitosudarmo (2014;159-160)
mengemukakan bahwa promosi merupakan kegiatan yang ditujukan untuk
mempengaruhi konsumen agar mereka dapat menjadi kenal akan produk yang

4
ditawarkan oleh perusahaan kepada mereka yang kemudian mereka menjadi senang
lalu membeli produk tersebut.

Selanjutnya definisi lain menurut Peter dan Olson (2014;204) menyatakan


bahwa promosi adalah suatu kegiatan yang dilakukan pemasar untuk
menyampaikan informasi mengenai produknya dan membujuk konsumen agar mau
membelinya.

Berdasarkan definisi-definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa promosi


adalah kegiatan menginformasikan mengenai produk dan jasa kepada konsumen
agar dapat dikenal dan membujuk konsumen untuk dapat membeli produk dan jasa.

3. Pengertian Wisata Alam

Wisata dalam bahasa Inggris disebut tour yang secara etimologi berasal dari
kata torah (ibrani) yang berarti belajar, tornus (bahasa latin) yang berarti alat untuk
membuat lingkaran, dan dalam bahasa Perancis kuno disebut tour yang berarti
mengelilingi sirkuit. Pada umumnya orang memberi padanan kata wisata dengan
rekreasi, wisata adalah sebuah perjalanan, namun tidak semua perjalanan dapat
dikatakan wisata (Suyitno,2001). Menurut Fandeli (2001), wisata adalah perjalanan
atau sebagai dari kegiatan tersebut dilakukan secara sukarela serta bersifat
sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata. Wisata memiliki
karakteristik - karakteristik antara lain :

1. Bersifat sementara, bahwa dalam jangka waktu pendek pelaku wisata akan
kembali ke tempat asalnya.

2. Melibatkan komponen - komponen wisata, misalnya sarana transportasi,


akomodasi, restoran, objek wisata, toko cinderamata dan lain-lain.

3. Umumnya dilakukan dengan mengunjungi objek wisata dan atraksi wisata.

4. Memiliki tujuan tertentu yang intinya untuk mendapatkan kesenangan.

5. Tidak untuk mencari nafkah ditempat tujuan, bahkan keberadaannya dapat


memberikan kontribusi pendapatan bagi masyarakat atau daerah yang
dikunjungi (Suyitno, 2001).

Wisata alam adalah bentuk kegiatan rekreasi dan pariwisata yang


memanfaatkan potensi sumberdaya alam, baik dalam keadaan alami maupun

5
setelah ada usaha budidaya, sehingga memungkinkan wisatawan memperoleh
kesegaran jasmaniah dan rohaniah, men-dapatkan pengetahuan dan pengalaman
serta menumbuhkan inspirasi dan cinta terhadap alam. Wisata alam merupakan
kegiatan rekreasi dan pariwisata yang memanfaatkan potensi alam untuk menikmati
keindahan alam baik yang masih alami atau sudah ada usaha budidaya, agar ada
daya tarik wisata ke tempat tersebut. Wisata alam digunakan sebagai penyeimbang
hidup setelah melakukan aktivitas yang sangat padat, dan suasana keramean kota.
Sehingga dengan melakukan wisata alam tubuh dan pikiran kita menjadi segar
kembali dan bisa bekerja dengan lebih kreatif lagi karena dengan wisata alam
memungkinkan kita memperoleh kesenangan jasmani dan rohani. Dalam
melakukan wisata alam kita harus melestarikan area yang masih alami, memberi
manfaat secara ekonomi dan mempertahankan keutuhan budaya masyarakat
setempat sehinga bias menjadi desa wisata, agar desa tersebut memiliki potensi
wisata yang dilengkapi dengan fasilitas pendukung seperti alat transportasi atau
penginapan.

4. Pengertian Efektivitas

Pengukuran efektivitas sangat penting dilakukan. Tanpa dilakukannya


pengukuran efektivitas tersebut akan sulit diketahui apakah tujuan perusahaan dapat
dicapai atau tidak. Menurut Cannon, et al (2009:9) efektivitas bergantung pada
sebaik apa medium tersebut sesuai dengan sebuah strategi pemasaran yaitu, pada
tujuan promosi, pasar target yang ingin dijangkau, dana yang tersedia untuk
pengiklanan, serta sifat dari media, termasuk siapa yang akan dijangkau, dengan
frekuensi seberapa sering, dengan dampak apa, dan pada biaya berapa besar.
Kemudahan pemahaman merupakan indikator yang penting dalam efektivitas
pesan. Laskey et al (dalam Indriarto, 2006) menyatakan bahwa efektivitas suatu
iklan bergantung pada apakah konsumen mengingat pesan yang
disampaikan,memahami pesan tersebut, terpengaruh oleh pesan dan tentu saja pada
akhirnya membeli produk yang diiklankan.

Efektivitas iklan juga dapat diukur dengan menggunakan Epic model (Bram,
2005). Epic Model mencakup empat dimensi kritis yaitu empati (empathy), persuasi
(persuasion), dampak (impact) dan komunikasi (communications). Shimp
(2009:56) menyatakan iklan disebut efektif bila mencapai tujuan-tujuan yang ingin

6
dicapai oleh pengiklan. EPIC Model Metode EPIC Model menurut Durianto
(2003:86) adalah salah satu alat ukur yang digunakan untuk mengukur efektifitas
iklan dengan pendekatan komunikasi yang dikembangkan oleh AC Nielsen, salah
satu perusahaan peneliti bagian pemasaran terkemuka di dunia. Dalam metode
EPIC Model terdapat empat di-mensi kritis, yaitu : empati, persuasi, dampak, dan
komunikasi (Empathy, Persuation, Impact, and Communication ( EPIC ).

Pengukuran Efektifitas Iklan EPIC Model Terdapat beberapa model untuk


mengukur efektifitas iklan. (Durianto, 2003:15) menjelaskan dalam mengukur
efektifitas iklan maka digunakan model dengapertimbangan konsumen didalam
lingkungan yang komplek. EPIC Model menurut Durianto (2003:86) adalah salah
satu alat ukur efektifitas iklan dengan pendekatan komunikasi yang dikembangkan
oleh AC Nielsen- salah satu perusahaan peneliti pemasaran terkemuka yang
mencakup empat dimensi kritis yaitu:

1. Dimensi Empathy Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dikutip


Durianto (2003: 86) empati merupakan keadaan mental yang membuat
seorang mengidentifikasikan dirinya atau merasa dirinya pada perasaan atau
pikiran yang sama dengan orang atau kelompok lain. Dimensi empati
melibatkan afeksi dan kognisikonsumennya. Konsumen bisa merasakan
empat tipe respon afektif yaitu emosi, perasaan khusus, suasana hati, dan
evaluasi, penilaian positif atau negatif. Sedangkan kognisi mengacu pada
proses mental dan struktur pengetahuan yang dilibatkan dalam tanggapan
seseorang terhadap lingkungannya. Aspek kognisi meliputi proses berpikir,
sadar, tak sadar, otomatis. Dalam bahasa sederhana afeksi melibatkan
perasaan dan kognisi melibatkan pemikiran.

2. Dimensi Persuasi adalah perubahan kepercayaaan, sikap, dan keinginan


berperilaku yang disebabkan suatu komunikasi promosi. Dimensi persuasi
menginformasikan apa yang dapat diberikan suatu iklan untuk peningkatan
atau penguatan karakter suatu merek, sehingga pemasang iklan memperoleh
pemahaman tentang dampak iklan terhadap keinginan konsumen. Dalam
menuju proses persuasi menggunakan dua proses kognitif, yaitu: jalur
sentral dan jalur periferal. Pada jalur sentral konsumenmemfokuskan diri
pada pesan produk alam iklan. Konsumen menerjemahkan pesan produk

7
dalam iklan tersebut lalu membentuk kepercayaan tentang ciri- ciri dan
konsekuensi produk, serta mengintegrasikan makna tersebut untuk
membentuk sikap dan keinginan. Dalam jalur periferal, konsumen tidak
memfokuskan diri pada pesan produk dalam sebuah iklan tetapi pada
perangsang periferal seperti selebriti atau musik yang populer dan menarik.

3. Dimensi Impact menunjukkan apakah suatu merek dapat terlihat menonjol


dibandingkan merek lain pada kategori serupa; dan apakah iklan mampu
menarik perhatian konsumen dalam pesan yang disampaikan. Dampak yang
diinginkan dari hasil iklan adalah jumlah pengetahuan produk (product
knowledge) yang dicapai konsumen melalui tingkat keterlibatan
(involvement) konsumen dengan produk atau proses pemilihan. Konsumen
memiliki empat tingkat pengetahuan produk (level of product knowledge),
yaitu: kelas produk, bentuk produk, merek dan model (Durianto, 2003: 88).
Konsumen juga mempunyai tiga jenis pengetahuan produk, yakni:
pengetahuan tentang ciri atau karakter produk, konsekunsi, atau manfaat
positif menggunakan produk dan nilai yang akan dipuaskan atau dicapai
suatu produk. Keterlibatan mengacu pada persepsi konsumen tentang
pentingnya atau relevansipersonal suatu objek, kejadian atau efektifitas.
Keterlibatan suatu produk tinggi, maka orang akan mengalami tanggapan
pengaruh yang lebih kuat, seperti emosi dan perasaan yang kuat.
Keterlibatan adalah status motivasi yang menggerakkan serta mengarahkan
proses kognitif dan perilaku konsumen pada saat mereka membuat
keputusan (Durianto, 2003: 88-89).

4. Dimensi Komunikasi memberikan informasi tentang kemampuan


konsumen dalam mengingat pesan utama yang disampaikan, pemahaman
konsumen, serta kekuatan kesan yang ditinggalkan pesan tersebut. Dalam
keberhasilan penerapan strategi promosi, sangat membutuhkan dua tahap
model komunikasi. Tahap pertama terjadi ketika pasar menciptakan
komunikasi promosi untuk meng-enkoding suatu makna. Tahap kedua
adalah pen-dekodingan, yaitu konsumen masuk dan memahami informasi
dalam komunikasi promosi dan mengembangkan interpretasi pribadi
mereka tehadap makna yang ditangkap (Durianto, 2003: 89- 90).

8
F. METODE PENELITIAN

Metode adalah cara atau prosedur yang ditempuh untuk mencapai tujuan
tertentu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini metode deskriptif
kuantitatif. Lalu ada satu istilah lainnya yang berkaitan dengan 2 istilah ini, yaitu
teknik adalah cara yang spesifik dalam pemecahan masalah tertentu yang
ditemukan dalam pelaksanaan prosedur

Menurut L.R.Gay, dkk (2011) mengemukakan bahwa survei adalah penelitian


yang melibatkan pengumpulan data untuk menguji hipotesis atau untuk menjawab
pertanyaan tentang pendapat orang tentang beberapa topik atau masalah. Hal
tersebut memudahkan dalam memperoleh data yang objektif untuk mengetahui dan
memahami seberapa besar efektivitas yang diberikan Redbus terhadap para
penggunanya. Data dan informasi yang diperoleh akan dideskripsikan berdasarkan
fakta di lapangan dan akan disajikan dalam bentuk laporan.

Menurut Fink (2003) mengemukakan bahwa survei adalah penelitian untuk


mengumpulkan informasi dari atau tentang orang untuk menggambarkan,
membandingkan, dan menjelaskan, pengetahuan, sikap, serta perilaku.

1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di rumah secara online, yaitu di Temanggung, Jawa


Tengah. Untuk wawancara dilakukan di destinasi wisata terkait yaitu Wisata
Alam Posong, Temanggung, Jawa Tengah

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan mulai dari bulan Desember 2021 hingga bulan Juli
2022.

3. Teknik Pengambilan Data

Untuk pengambilan data yang dibutuhkan dalam penelitian, dilakukan


dengan beberapa cara, yaitu :

a. Kuisioner

9
Kuisioner adalah daftar pertanyaan yang tersusun dengan baik yang
digunakan untuk alat pengumpulan data melalui survei. Menurut Sugiyono
(2005:162), kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan secara tertulis
kepada responden untuk dijawabnya. Sedangkan berdasarkan KBBI, kuisioner
merupakan alat riset atau survei yang terdiri atas serangkaian pertanyaan
tertulis, bertujuan mendapatkan tanggapan dari kelompok orang yang terpilih
melalui wawancara pribadi atau melalui pos atau daftar pertanyaan.

Berkaitan dengan hal tersebut, peneliti melakukan kuisioner pada sejumlah


followers dari Instagram Wisata Alam Posong untuk dijadikan sumber
pengumpulan data dari sejumlah orang yang ada. Dengan kuisioner tersebut,
maka akan diketahui hasil secara objektif mengenai besar efektivitas sosial
media sebagai media promosi Wisata Alam Posong.

b. Wawancara
Menurut Esterberg dalam Sugiyono (2011), menyatakan bahwa wawancara
adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya
jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam dalam suatu topik tertentu.
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin
melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus
diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang
lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit. Teknik pengumpulan data
dengan wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur
dan dapat dilakukan melalui tatap muka maupun dengan menggunakan telepon.

Wawancara yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui data dari


narasumber yang akurat dengan memberikan pertanyaan langsung kepada
narasumber. Kemudian selanjutnya akan dilakukan pengumpulan hasil data dari
wawancara dengan narasumber. Narasumber yang dimaksud adalah beberapa
wisatawan yang sudah mengunjungi destinasi terkait maupun calon wisatawan
yang akan mengunjungi destinasi wisata terkait

4. Teknik Analisis Data


Pada teknik analisis data, hasil data penelitian akan didapatkan dari
kumpulan informasi yang sudah diteliti melalui kuisioner dan wawancara.

10
Kemudian semua data yang terkumpul akan dianalisis menggunakan metode
deskriptif kuantitatif yang mana semua data yang telah terkumpul menjadi
mudah dipahami dan bermanfaat dalam menemukan solusi dari masalah
penelitian. Atas dasar hal tersebut, dalam penelitian ini dijelaskan serta
digambarkan bagaimana sebuah destinasi wisata alam mempromosikan
destinasinya melalui sosial media kepada khalayak umum dan seberapa efektif
sosial media tersebut dalam meningkatkan jumlah kunjungan ke destinasi wisata
terkait sehingga dapat ditemukan jawaban dari permasalahan yang diteliti untuk
kemudian ditarik kesimpulan yang akhirnya menjadi obyek dari penelitian.

11

Anda mungkin juga menyukai