Anda di halaman 1dari 7

Nama : Salsabila Aulia Putri

Kelas/NIM : E/20190530222

Judul : IMPLEMENTASI KOMUNIKASI PEMASARAN DIGITAL DALAM PROMOSI


PARIWISATA (STUDI KASUS PADA KOTA WISATA BATU)

Nama Jurnal : Jurnal Unesa Volume 02 Nomor 02

Tahun : 2018

Penulis : Elok Mahardika dan Gilang Gusti Aji, S.I.P., M.Si

Link : file:///C:/Users/MULTIMEDIA/Downloads/26051-Article%20Text-30417-1-10-
20181123.pdf

PENDAHULUAN

Media sosial adalah sebuah alat untuk mengembangkan sebuah bisnis yang mampu
dengan ruang lingkup yang sangat luas. strategi yang sangat fenomenal beberapa tahun terakhir
yaitu menggunkan komunikasi pemasaran digital, internet bisa menjadi prospek yang menarik
untuk pemasar dalam menentukan koleksi jaringan yang berhubungan dengan produsen dan
mengizinkan penggunaan software dan hardware yang dapat berkomunikasi dengan satu dan
yang lain-lainnya. Internet adalah sesuatu yang baru dan fenomenal tercatat Pengguna internet
dunia saat ini mencapai pada angka 3,773 milyar dan pengguna sosial media telah mencapai
2,789 milyar dan untuk di Indonesia sendiri sangat tinggi dengan 132 juta pengguna internet
yang aktif dan para pengguna media sosial mencapai 106 juta, (Kominfo, 2017). media yang
sangat diminati yaitu Youtube sebesar 49%, Mengacu pada sebuah penelitian data yang
dilakukan Nielsen Global Consumer Suvey E-commerce Q1 2014, pengguna smartphone telah
merajai dunia maya untuk Pola konsumsi masyarakat Indonesia yang mengalami pergeseran dari
pola konsumsi. Consumer Survey E-commerce menunjukan pola Global Consumer Survey E-
commerce menunjukan melalui internet kemudian bergeser pada urutan ketiga sejumlah 44%
konsumsi gaya hidup berwisata melalui jumlah rata-rata (Global Consumer Survey Nielsen Q1,
2014).

Mereka melihat unggahan foto-foto dan video yang bisa ungguhan media sosial menarik
hati para konsumen dan mendatangi destinasi wisata dalam waktu yang singkat. Pariwisata perlu
dikelola dengan baik, agar brand tersebut akan mudah untuk diingat, dipilih, dan dicintai oleh
para berbagai pihak yang dilakukan untuk membangun berbagai saluran informasi dan persuasi
yang bertujuan. Maka dari itu, promosi pariwisata adalah baik dilakukan melalui beberapa
media yang dianggap tepat. Sebagian besar wilayah di Kota Batu dimanfaatkan sebagai industri
pariwisata bahkan masyarakat yang berprofesi sebagai petani atau perkebunan juga
memanfaatkan lahan nya yang dapat mensejahterahkan masyarakat. Pelaksaan kegiatan
komunikasi pemasaran di Kota Batu tidak semua dapat diterapkan dalam promosi pariwisata
dimana peran hubungan masyarakat dalam media digital. Kota Batu lebih memfokuskan pada
kegiatan komunikasi pemasaran digital dalam promosi pariwisata Kota Wisata Batu.

METODE

Pada penelitian ini menggunakan studi kasus sebagai metode penelitian. Informan
penelitian merupakan orang yang menjadi kunci untuk memberikan informasi tentang hal-hal
yang berhubungan dengan penelitian ini. Dalam hal ini, informan yang diambil harus memiliki
banyak pengetahuan tentang topik penelitian ini

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Batu sendiri melihat bahwa saat ini
perkembangan teknologi bisa dimanfaatkan untuk membangun pariwisata Kota Batu menjadi
lebih dikenal dikalangan masyarakat mancanegara, dengan terbentuknya Dinas Komunikasi dan
Informatika di pemerintahan Kota Batu 2017 lalu telah membentuk sebuah Tim Media Sosial
sebagai salah satu program yang digunakan Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Batu
sebagai sarana untuk mempromosikan Kota Batu sebagai Kota Wisata.

Advertising yaitu dengan Iklan penggunana media pers seperti media online, bersama
media lokal dan nasional. Personal Selling dengan pemanfaatan situs Website dan aplikasi (b-to-
b). Direct Marketing dengan fungsi media sosial yang bisa menjangkau seluruh wilayah sehingga
bisa berinteraksi dengan audience secara langsung. Sales Promotion dari pihak swasta membuat
konten promosi penjualan pada media sosial seperti potongan harga yang diberikan detail produk
di unggah melalui media sosial, kontes foto dan video vlog, kontes kostum terbaik pada hari-hari
besar seperti kartini day. (Sumber: Hasil Penelitian, 2018).

Dari kegiatan promosi tersebut dengan berkembangnya teknologi, kedatangan media baru
seperti Internet yang disusul oleh media sosial membawa perubahan cukup besar bagi konsep
dan strategi-strategi komunikasi pemasaran. Hal ini mengakibatkan terjadinya pergeseran antar
komunikasi pemasaran konvensional hinggal beralih ke digital, di mana memberikan peluang
serta kesempatan untuk penerima pesan menyampaikan masukan-masukan umpan balik secara
langsung. Pergeseran tersebut merubah pola pikir konsumen bahwa mereka memiliki cara yang
baru untuk membeli salah satu produk, dan berbagai bisnis jual beli.

KESIMPULAN

Dengan adanya kegiatan seperti Advertising, Sales Promotion, Direct Marketing,


Personal Selling, Sell Mission dan Batu Local Guide, tiga elemen yang ada yaitu pemerintah,
pihak swasta dan masyarakatKota Batu telah mengimplementasikan komunikasi pemasaran
digital untuk mengikuti perkembangan teknologi sebagai cara mempromosikan Kota Wisata
Batu.

Judul : KONTRUKSI MAKNA FANGIRLING (STUDI FENOMENOLOGI PADA FAN


ACCOUNT TWITTER PENGGEMAR IU DI KALANGAN FOLLOWERS
@_IUINDONESIA)

Nama Jurnal : Nusantara Volume 09

Tahun : 2022

Penulis : Dwi Ismi Noviyanti, Ana Fitriana Poerana, Oky Oxcygentri

Link : http://jurnal.um-tapsel.ac.id/index.php/nusantara/article/view/4321

PENDAHULUAN

Fenomena Fangirl atau penggemar wanita saat ini sedang marak ditemui. Fangirl adalah
sebutan untuk fans wanita yang mengidolakan seseorang atau sesuatu. fangirling ini sangat
beragam, aktivitasnya juga dapat dilakukan secara offline maupun online. Untuk kegiatan
offline, penggemar secara aktif membeli produk idolanya, mengikuti event yang
diselenggarakan, mengunduh segala konten yang berkaitan dengan idolanya. Dalam dunia maya,
fenomena fangirling menjadi lebih terlihat dikarenakan setiap individu berkomunikasi langsung
dengan penggemar lainnya. Twitter menjadi salah satu media utama tempat para fans berkumpul
untuk mendukung idolanya dengan banyaknya akun-akun official idola. Dalam fangirling,
Twitter dimanfaatkan dalam menunjang kegiatan online-nya. Twitter dipilih sebagai media untuk
memperoleh akses terhadap idola, karena sang idola menggunakan Twitter maka lebih mudah
untuk berkomunikasi.

Salah satu artis yang mempunyai banyak penggemar adalah IU. Berkat talenta dan
kepribadian IU yang sangat baik, banyak orang menjadi penggemarnya. Penggemar ini bahkan
tersebar di berbagai negara. fan account tersebut diantaranya digunakan untuk melihat update-an
dari Twitter resmi IU, berkomunikasi dengan NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial, 9
(2) (2022): 813-821 816 menggemar lainnya. Twitter fanbase (basis penggemar). Salah satunya
adalah akun Twitter @_IUIndonesia, akun ini merupakan akun fanbase penggemar IU dari
Indonesia yang membagikan informasi seputar kegiatan dan juga project yang dibuat oleh
penggemar untuk mendukung IU, akun yang dibuat pada Maret 2012 ini memiliki 7,581
followers.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan


fenomenologi. Dalam penelitian ini menggunakan jenis triangulasi yang merupakan cara
berbagai sumber dan melakukan perbandingan antara hasil wawancara dan data observasi
melalui akun-akun media digital Kota Batu.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Para penggemar yang melakukan fangirling ini dapat memaknai sesuatu hal itu
tergantung dari pengalaman-pengalaman yang mereka alami sendiri dalam hidupnya.
DV(Informan 1) adalah sebagai hiburan. Makna berbeda diungkapkan oleh SH(Informan 2). Ia
memaknai fangirling ialah sebagai pemenuh hasrat, demi memenuhi rasa senangnya.
DN(Informan 3) mengatakan bahwa makna fangirling menurut dirinya adalah untuk mensupport
idolanya.

Melakukan fangirling tentunya didasari oleh motif yang mendorong mereka masing-
masing. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan informan, motif yang mendorong
DV(Informan 1) dan HS(Informan 2) memiliki kesamaan, yaitu sebagai pemenuhan kebutuhan
emosi. Kegiatan fangirling pada penelitian ini membuat mereka mempunyai pengalamannya
tersendiri. Selaras dengan dasar fenomenologi yang menjadi teori pada penelitian ini yaitu,
mencerminkan pengalaman yang dialami manusia, hingga pengalaman tersebut secara intensif
berhubungan dengan suatu objek (Kuswarno, 2009).
KESIMPULAN

Para informan memiliki makna masing-masing mengenai fangirling berdasarkan


pengalaman mereka. Dari informasi yang telah dijabarkan oleh informan, ada yang memaknai
fangirling untuk hiburan, pemenuh hasrat, dan mendukung idola. Para informan memiliki
pengalaman komunikasi yang positif dala melakukan fangirling, dimana mereka dapat
memperluas pertemanan bahkan sampai ke luar negeri, juga dalam berkomunikasi kepada IU
yang merupakan idolanya mereka bisa berkomunikasi langsung.

Judul : KOMUNIKASI RITUAL SEDEKAH GUNUNG MERAPI (STUDI ETNOGRAFI


KOMUNIKASI DESA LENCOH, KECAMATAN SELO, KABUPATEN BOYOLALI)

Nama Jurnal: Translitera Jurnal Kajian Komunikasi dan Studi Media Volume 11 NO. 1

Tahun : 2022

Penulis : Zamroatul Fuaddah

Link : http://ejournal.unisbablitar.ac.id/index.php/translitera/article/view/1562/1218

PENDAHULUAN

Pelaksanaan ritual sedekah gunung merapi dilakukan oleh masyarakat Desa Lencoh
Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali yang terletak di Lereng Gunung Merapi. Upaya yang
dilakukan oleh masyarakat dan pemerintah dalam melestarikan budaya dengan melakukan tradisi
ritual sedekah gunung setiap tahunnya dan mendukung seluruh kegiatan yang dilakukan oleh
masyarakat. Ritual sedekah gunung merapi memiliki simbol agar masyarakat mencintai dan
menyayangi alam. Pada saat pelaksanaan ritual bukan hanya masyarakat sekitar lereng merapi
saja yang antusias dalam pelaksanaan namun, beberapa orang mengikuti pelaksanaan karena
tertarik terhadap tradisi dan ritual meskipun tidak memahami makna yang ada didalamnya. Pada
saat pelaksanaan ritual bukan hanya masyarakat sekitar lereng merapi saja yang antusias dalam
pelaksanaan namun, beberapa orang mengikuti pelaksanaan karena tertarik terhadap tradisi dan
ritual meskipun tidak memahami makna yang ada didalamnya. Penelitian ini mengamati,
menganalisis dan menggambarkan ritual sedekah gunung merapi meliputi situasi komunikatif,
peristiwa komunikatif dan tindak komunikatif masyarakat.

METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif dengan pendekatan
etnografi komunikasi yang dikemukakan oleh Dell Hymes (Ibrahim 1994). Teknik pengumpulan
data yang dilakukan yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Peneliti memilih teknik
purposive sampling dimana peneliti memilih informan yang dipandang paling tahu dan dapat
dipercaya untuk menjadi sumber data dan mengetahui masalahnya secara mendalam.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil yang telah ditemukan, artikel ini melihat komunikasi yang terjadi pada
kegiatan ritual sedekah gunung merapi memiliki tiga komponen yang ada didalamnya yaitu
situasi komunikatif yang digunakan dalam ritual. Berdasarkan penelitian yang dilakukan,
peristiwa dan interaksi komunikatif yang terjadi dalam masyarakat. Berdasarkan ketiga
komponen yang terdapat dalam ritual sedekah gunung merapi dilaksanakan dalam pendekatan
etnografi komunikasi.

Pada makna situasi komunikatif sangat melekat dengan lokasi di dalamnya. Pemilihan
lokasi tersebut sesuai dengan yang sudah ditetapkan oleh para leluhur dan tokoh masyarakat adat
setempat. Makna situasi komunikatif ritual sedekah gunung merapi berdasarkan adanya
hubungan dengan makhluk gaib yang ada di Gunung Merapi atau masyarakat menyebutnya
“mbah petruk” dan juga memperkuat rasa persatuan masyarakat.

Peristiwa komunikatif ritual sedekah Gunung Merapi meliputi kepercayaan dan budaya
adat yang dilakukan oleh masyarakat lereng Gunung Merapi. Pesan yang ingin disampaikan serta
tujuan dan fungsi tradisi ritual sedekah gunung tidak hanya untuk keperluan upacara adat namun
juga terdapat makna kehidupan bermasyarakat agar saling rukun dan mencintai alam.

Tindakan komunikatif masyarakat dalam Ritual Sedekah Gunung Merapi dilihat dari
tindak verbal dan nonverbal. Pesan verbal yang dilakukan oleh tokoh masyarakat yaitu berupa
pembacaan kidung dandanggula merupakan acara yang sangat sakral yang berisi mengenai
ketuhanan dan kenabian. Berdasarkan tindak nonverbal peneliti menemukan sejumlah tindak-
tindak yang terdapat dalam tradisi Ritual Sedekah Gunung Merapi diantaranya kirab budaya,
kepala kerbau dan sesaji gunungan.

Pola komunikasi pada Ritual Sedekah Gunung Merapi yang dilaksanakan di Desa
Lencoh, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali memiliki keterkaitan pada seluruh rangkaian acara
dan unsur pendukung dalam acara tersebut. Pelibatan banyaknya masyarakat membuat
komunikasi yang terjadi terjalin sangat kompleks. Proses keseluruhan dari ritual sedekah Gunung
Merapi membentuk pola komunikasi yang disebut pola komunikasi sirkuler atau pola
komunikasi memutar.

Identitas budaya yang dimiliki oleh masyarakat Desa Lencoh pada Ritual Sedekah
Gunung Merapi yaitu seluruh ritual yang dilakukan merupakan warisan dari leluhur dan tokoh
adat. Kidung yang digunakan berisi mengenai doa tentang harapan pada ritual sedekah gunung
yang dilakukan ditempat lain dari segi bahasa dan pemaknaan memiliki perbedaan yang sangat
jauh. Seluruh ciri khas pada Ritual Sedekah Gunung Merapi menjadi identitas budaya yang
dimiliki oleh masyarakat.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan oleh peneliti bahwa pola komunikasi Ritual
Sedekah Gunung Merapi dalam pendekatan etnografi komunikasi yaitu pertama peritiwa
komunikatif dimana ritual sedekah Gunung Merapi yang dilakukan dengan memberikan sesaji
kepada makhluk ghaib penghuni merapi diharapkan untuk menjaga desa dari letusan Gunung
Merapi. Kedua tindakan komunikatif melihat perilaku verbal dan nonverbal yang digunakan oleh
masyarakat sebagai ekspresi rasa syukur dan kearifan budaya lokal. Terakhir aktivitas
komunikasi bahwa ritual yang dilakukan diwariskan dari turun temurun oleh leluhur melalui
tokoh adat dan dilaksanakan masyarakat seluruh desa untuk memberikan rasa kebersamaan
kepada seluruh makhluk yang hidup di Lereng Gunung merapi.

Hasil dari pola komunikasi ritual sedekah gunung yang dilakukan oleh masyarakat
membentuk identitas budaya bagi masyarakat Selo, Boyolali.

Anda mungkin juga menyukai