Anda di halaman 1dari 6

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah dengan cepat

menembus berbagai sektor kehidupan, seperti telekomunikasi, industri,

perdagangan, pendidikan, dan transportasi. Penggunaan teknologi informasi dan

komunikasi diekspektasikan dapat memudahkan dalam mengakses informasi dan

meningkatkan efektivitas dalam manajemen produk serta memperluas cakupan

konsumen sehingga dapat meningkatkan laba (Akhmadi, 2018).

Semakin berkembangnya teknologi, kegiatan memasarkan dan

mempromosikan suatu produk menjadi beranekaragam, salah satunya yaitu

dengan media sosial. Menurut Kotler dan Keller (2011), media sosial adalah

sarana bagi konsumen untuk berbagi informasi teks, gambar, audio dan video satu

sama lain dengan perusahaan dan juga sebaliknya. Media sosial merupakan istilah

umum untuk perangkat lunak dan layanan berbasis web yang memungkinkan

pengguna untuk bergabung secara online dan bertukar informasi, berdiskusi,

berkomunikasi, dan berpartisipasi dalam segala bentuk interaksi sosial.

300 268,2 Juta


250
200 150 Juta 150 Juta 150 Juta
150 130 Juta
100
50
0
Populasi Pengguna Pengguna Pengguna Pengguna
Telepon Internet Aktif Media Media Sosial
Genggam Sosial Melalui
Telepon
Genggam
Gambar 1 Data Pengguna Media sosial Bulan Januari 2019 di Indonesia
Sumber: Wearesocial.net (diolah peneliti)
2

Gambar 1 menunjukkan bahwa perkembangan media sosial di Indonesia

memiliki peluang yang besar untuk dijadikan sebagai media pemasaran bagi para

pebisnis yang ingin memasarkan produk atau jasanya. Menurut Rahadi (2017),

media sosial digunakan secara produktif oleh seluruh ranah masyarakat, bisnis,

politik, media, periklanan, polisi, dan layanan gawat darurat. Media sosial telah

menjadi kunci untuk memprovokasi pemikiran, dialog, dan tindakan seputar isu-

isu sosial. Media sosial yang paling sering digunakan di Indonesia diantaranya

yaitu Facebook, Twitter, Instagram, Pinterest, Snapchat, dan lain-lain.

Instagram merupakan salah satu media sosial yang paling banyak digunakan

saat ini karena berfokus pada penggunaan gambar, video, dan fitur barunya yaitu

snapgram (fitur dimana masyarakat dapat memposting kegiatan sehari-hari ke

pengikut di Instagram). Menurut hasil survei Wearesocial.net, total pengguna

Instagram di dunia mencapai angka 800 juta pada Januari 2018. Indonesia

menempati urutan ketiga sebagai pengguna Instagram terbanyak yaitu sejumlah

55 juta pengguna, setelah Amerika Serikat yang mencapai 110 juta dan Brazil

sebanyak 57 juta (Wearesocial.net, 2019).

Selain sebagai media sosial untuk berbagi foto, Instagram merupakan

media sosial yang terbilang efektif untuk membangun sebuah brand. Kemudahan

dalam mengakses dan tersedianya fitur yang mudah untuk dioptimalkan membuat

sebuah usaha lebih mudah memperoleh awareness atau perhatian dari konsumen.

Instagram merupakan tren media sosial yang sebagian besar penggunanya adalah

kaum milenial yang tidak terlepas dari smartphone dan media sosial. Dengan

Instagram, masyarakat bisa mencari produk apapun dengan cepat dan mudah,
3

sehingga banyak usaha kini menggunakan Instagram sebagai media untuk

mempromosikan suatu produk, salah satunya yaitu bakpia.

Bakpia sebagai makanan tradisional khas Yogyakarta yang terbuat dari

campuran kacang hijau dengan gula yang dibungkus dengan tepung lalu

dipanggang. Bakpia dulunya bernama Tou Luk Pia (kue pia/kue kacang hijau)

yang diperkenalkan oleh keluarga keturunan China bernama Goei Gee Oe yang

menjadikannya industri rumahan mereka di Kampung Pathok Yogyakarta pada

tahun 1948an. Awalnya Bakpia ini hanya dijajakan dari rumah ke rumah secara

eceran serta hanya dikemas dengan besek (wadah makanan dari anyaman bambu).

Seiring perkembangannya, mulai banyak diminati warga serta wisatawan yang

berkunjung ke Kota Yogyakarta. Sehingga banyak yang memproduksi dan

dijadikan oleh-oleh khas Yogyakarta. (Ginting, 2017).

Saat ini terdapat beberapa akun Instagram bakpia yang muncul dengan

tujuan memperkenalkan produk, brand attachment, dan menjaga loyalitas

konsumen terhadap produk tersebut. Berikut ini beberapa akun Instagram yang

mempromosikan produk bakpia di Kota Yogyakarta.

120.000 110000
100.000 80700
80.000
53900
60.000 41500
40.000 27.100 17300
7503 14500
20.000 9031 7.503
0

Gambar 2 Jumlah Followers 10 Akun Instagram Produk Bakpia di Yogyakarta


Sumber: diolah oleh peneliti (per 15 Juni 2020 pukul 13.00 WIB)
4

Gambar 2 menunjukkan beberapa usaha bakpia telah menggunakan

Instagram sebagai media sosial untuk mengenalkan produk kepada konsumen. Hal

ini dapat dilihat dari jumlah postingan yang mencapai ratusan dan jumlah

pengikut/followers yang mencapai ribuan sehingga dapat dikatakan Instagram

merupakan media sosial yang sedang tren dikalangan masyarakat. Instagram

merupakan media sosial yang sangat mudah digunakan dan tidak memakan waktu

yang banyak. Masyarakat sekarang ini sangatlah dekat dengan media sosial

Instagram, apabila ingin melakukan bisnis atau jasa, akan sangat mudah untuk

mempromosikannya dengan Instagram.

Penelitian sebelumnya mengenai pengaruh kualitas pesan iklan Bakpia

Kukus Tugu Jogja terhadap niat beli dengan citra merek sebagai variabel

pemediasi, diperoleh hasil penelitian yaitu Kualitas pesan iklan berpengaruh

positif terhadap citra merek, citra merek dan kualitas pesan iklan berpengaruh

positif terhadap minat beli dan citra merek memediasi secara parsial hubungan

positif antara kualitas pesan iklan terhadap minat beli. (Dewa, 2018). Penelitian

lainnya membahas mengenai Bakpia Kukus Tugu Jogja kaitannya dengan bauran

pemasaran, memperoleh hasil yaitu produk, harga, promosi dan saluran distribusi

secara bersama sama berpengaruh positif terhadap minat beli Bakpia Kukus Tugu

Jogja di Yogyakarta (Arbi, 2018). Selanjutnya mengenai penggunaan media sosial

Instagram sebagai media promosi pada akun Instagram @bakpiapia, diperoleh

hasil bahwa BakpiaPia Djogja menggunakan media sosial Instagram sebagai

media promosi produk, karena media sosial Instagram tengah menjadi tren

dikalangan anak muda. Selain itu, Instagram memiliki fitur yang dapat

membagikan foto ke berbagai jejaring sosial lainnya. (Prima Santi, 2016).


5

Berdasarkan hal tersebut, terdapat beberapa pembeda penelitian sebelumnya

dengan penelitian ini yaitu dari segi teori, jenis penelitian, metode, dan analisis

data pada penelitian sebelumnya. Penelitian ini membahas pengaruh media sosial

Instagram terhadap minat beli konsumen Bakpia Kukus Tugu Jogja dengan

dimensi 4C oleh Zarella (2011) yang akan menjadi subvariabel pada penelitian ini

yaitu Context (X1), Communication (X2), Collaboration (X3), dan Connection

(X4). Selain itu, penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan teknik

pengambilan sampel convenience sampling serta menggunakan analisis regresi

linear berganda yang akan dibahas pada bab berikutnya. Oleh karena itu, dapat

dikatakan bahwa penelitian ini merupakan penelitian yang baru.

Banyaknya akun Instagram bakpia yang bermunculan saat ini menjadikan

persaingan tersendiri dikalangan usaha bakpia untuk menarik konsumennya.

Peneliti memilih akun Instagram @bakpiatugujogja untuk dijadikan penelitian

dikarenakan official akun Instagram Bakpia Kukus Tugu Jogja termasuk baru

yaitu dibuat pada tahun 2017 namun sudah memiliki jumlah followers paling

banyak dibandingkan dengan akun bakpia lain. Instagram merupakan media sosial

yang paling aktif dalam meng-update informasi produk Bakpia Kukus Tugu Jogja

dilihat dari banyaknya postingan, jumlah followers, likes, dan seringnya meng-

insta-story/me-repost update-an konsumen yang menandai akun Instagram

@bakpiatugujogja dibandingkan dengan media sosial lainnya yaitu Twitter dan

Facebook. Manfaat dari penelitian ini yaitu untuk menambah informasi bagi

produsen bakpia dalam meningkatkan promosi bakpia melalui Instagram. Oleh

karena itu peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh media sosial Instagram

terhadap minat beli konsumen Bakpia Kukus Tugu Jogja menggunakan 4C


6

dimensi media sosial yaitu Context (konten, desain, waktu penyampaian pesan),

Communication (keinformatifan pesan), Collaboration (kerjasama), dan

Connection (hubungan berkelanjutan).

B. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui profil konsumen/followers @bakpiatugujogja

2. Mengetahui pengaruh dimensi Context, Communication, Collaboration, dan

Connection pada media sosial Instagram terhadap minat beli konsumen

Bakpia Kukus Tugu Jogja.

C. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan

tentang pengaruh media sosial Instagram terhadap minat beli konsumen Bakpia

Kukus Tugu Jogja dan menjadi sumber informasi bagi produsen bakpia lainnya

untuk memanfaatkan Instagram dalam meningkatkan promosi bakpia serta

sebagai masukan dalam mengembangkan atau membangun permasalahan dalam

promosi bakpia yang ada di Kota Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai