PENDAHULUAN
Penyebarannya berlangsung secara cepat dan meluas, tak terbatas pada negara-
arus globalisasi merupakan dua proses yang saling terkait satu sama lain.
juga berjalan lambat jika masyarakat tidak berpikir secara global. Dalam konteks
itu, globalisasi menjadi sebuah fenomena yang tak terelakkan (Scholte, 2001).
Kehadiran internet pada era modern saat ini memberikan dampak yang
sangat besar bagi individu di seluruh dunia. Salah satunya bagi masyarakat
Indonesia yang lebih tertarik menggunakan media baru yaitu media online
(internet) karena alasan kecepatan yang dimiliki pada media internet ini dapat
membuat mereka dengan mudah berkomunikasi dan bertatap muka secara tidak
langsung dengan lawan bicara melalui berbagai macam aplikasi yang ditawarkan.
Penggunaan internet di Indonesia telah tumbuh lebih dari dua kali lipat
sejak lima tahun lalu. Pada saat ini, lebih dari 88 juta orang terkoneksi ke jaringan
internet dengan proporsi sebagian besar berusia rentan 15-25 tahun (Techno.Id:
2015 yang di askes pada 14/10/2018). Pernyataan ini sangat sesuai dengan yang
1
Center Indonesia: 2015 dalam Techno.Id) mengungkapkan Indonesia berada di
posisi nomor 7 terbesar pengguna internet di dunia dengan 82 juta pengguna aktif.
Hal ini bersamaan dengan pengumuman pengguna aktif tahun 2015
mencapai angka 400 juta ini merupakan prestasi bagi instagram yang sebelumnya
pada Desember 2014 lalu, mereka mencatat sudah memiliki 300 juta orang
pengguna aktif. Disebutkan juga bahwa 75 persen dari total jumlah penggunanya
adalah orang yang tinggal di luar Amerika Serikat. Para anggota baru instagram
sebagian besar berasal dari Eropa dan Asia, lebih spesifik lagi kebanyakan
anggota barunya berasal dari Indonesia, Jepang serta Brazil. (Kompas Tekno dari
menjadi 139 juta pengguna. Indonesia merupakan negara peringkat ketiga di Asia
untuk jumlah pengguna internet terbanyak. Mobilitas yang tinggi kini telah
dan dimana saja, hal ini kemudian melahirkan era media sosial.
Banyaknya informasi di internet menjadi sumber informasi baru yang
menarik khalayak media massa untuk berpindah dari media massa lama (old
media) ke media massa baru (new media). New media memang suatu hal yang
selalu menarik untuk dibahas. Terutama new media dalam dunia online khususnya
media sosial. Pengguna media sosial saat ini sangat banyak, hampir semua
2
kalangan menggunakan media sosial baik dalam silaturahmi ataupun hal bisnis
(Evans, 2008:34).
Salah satu pemanfaatan internet di masyarakat modern adalah penggunaan
media sosial sebagai media online yang memungkinkan para penggunanya dengan
sosial, wiki, forum dan dunia virtual berbasis web yang mengubah komunikasi
menjadi dialog interaktif. Media sosial seperti Facebook, Twitter, Flickr, maupun
Instagram bukanlah hal yang asing lagi di Indonesia. Selain berfungsi sebagai
alat komunikasi, media sosial juga dianggap sebagai alat penyampaian informasi
bukan lagi hal yang mengherankan. Online shop pun secara terang-terangan
Banyaknya komentar di foto instagram seperti “cek ig kita yah sist” merupakan
hal biasa yang ditemui lewat instagram. Instagram yang fungsinya khusus untuk
postingan foto membuat kita lebih mudah untuk melihat gambar produk
(Bambang, 2018:4).
Seiring dengan peminat online shop di instagram yang semakin banyak,
saat ini muncul istilah endorsement yang menjadi trend pada pengguna instagram.
shop dengan bekerja sama dengan orang yang memiliki banyak followers di
3
artis, politikus, selebgram, atau orang biasa yang memiliki followers banyak.
Paling terlihat jelas bahwa endorse dilakukan dengan memanfaatkan para pelaku
seni, selebgram, juga anak-anak yang memiliki akun instagram dengan followers
banyak. Para pebisnis melihat banyaknya followers atau target endorse produk
mereka. Online shop mengirimkan barang kepada artis, lalu artis tersebut
(Hardirman, 2006:38).
Keunggulan media sosial instagram dibanding media sosial lain seperti
Facebook atau Twitter adalah dalam hal pemasaran secara online, instagram
2008:15).
Pengguna instagram di Indonesia setuju bahwa menggunakan akun
di Indonesia.
Pada dasarnya kegiatan jual beli sebuah produk tidak pernah lepas dari
kegiatan promosi dengan memanfaatkan media komunikasi massa baik itu media
cetak maupun media elektronik. Menurut Buchari Alma (2007:179) promosi itu
konsumen tentang barang dan jasa. Bentuk kegiatan promosi yang biasa dilakukan
oleh para pemilik usaha yaitu berupa iklan dengan memanfaatkan media
4
komunikasi massa seperti media televisi, radio, dan media cetak. Namun saat ini
satunya melalui media sosial instagram. Strategi promosi yang belakangan ini
banyak dilakukan oleh para pemilik usaha online shop melalui media sosial
instagram, didukung oleh mobilitas yang tinggi dan teknologi yang semakin
Dengan hashtag maupun atrficial type engine, pengguna dapat melakukan surfing
terhadap barang-barang yang dijual secara online dengan praktis. Melihat akan
efektivitas dan efisiensi dari media sosial dalam menjangkau konsumen membuat
semua bisnis beralih ke promosi online. Banyak strategi yang dijalankan oleh
satunya adalah promosi online di instagram atau yang dikenal dengan endorse.
keuntungan yang menggiurkan, dan karena hal ini teknik endorsement dalam
memberikan jasanya dengan bayaran berupa produk atau dengan kata lain
endorser adalah alat pendukung yang digunakan dalam periklanan untuk tujuan
5
pemasaran suatu produk. Dimana produk itu nantinya akan diiklankan di akun
sosial medianya. Sistem endorsement yang umum dipakai saat ini penjual
memberikan produk beserta caption, lalu endorser akan mengunggah foto saat
untuk dicitrakan sedemikian rupa agar memiliki daya tarik yang besar. (Sutisna,
efektif dalam pemasaran bagi konsumen. Manusia cenderung meniru apa yang
dilakukan oleh seseorang yang dianggap lebih dari dirinya. Penggunaan endorser
Dalam perkembangannya saat ini, pola promosi para jasa endorser di media sosial
telah berubah. Kini, para endorser mematok tarif tertentu untuk setiap produknya.
Efektivitas sistem endorsement yang praktis dan hasilnya yang cukup
merupakan sebutan bagi para mereka yang dipercaya untuk membawakan produk-
produk yang dijual secara online melalui akun instagram (Dyah, 2014). Sehingga
agar di-endorse oleh pemilik online shop. Tak jarang ada yang sampai membeli
followers untuk menaikkan harga jual jasa mereka dikalangan pelaku usaha bisnis
followers endorser sesuai dengan segmen produk suatu online shop, maka
endorsement, tak jarang membuat jasa endorse dari selebgram ataupun artis
6
ternama kian meningkat tarifnya. Hal ini membuat online shop pun harus
selebgram diyakini dapat membantu mencapai tujuan, karena peran artis atau
tersendiri sehingga dapat mencuri perhatian para calon konsumen. Ada empat
peran selebriti yang dipaparkan dan dua diantaranya adalah endorse dan aktor.
produk dimana dia secara pribadi tidak ahli dalam bidang tersebut, sedangkan
aktor diminta untuk mempromosikan suatu produk atau merek tertentu terkait
dengan peran yang sedang ia bintangi dalam suatu program tayangan tertentu.
Keberadaan endorse yang kredibel sebagai juru komunikasi diyakini dapat
mereka pakai. Selain itu, hal ini memberikan dampak yang positif terhadap usaha
yang dijual oleh online shop di instagram tidak memiliki brand image yang kuat,
7
konsumen bisa yakin dan percaya akan produk pakaian yang di bawakan oleh si
endorser.
Adanya endorse di instagram selain dapat memberikan informasi dan
salah satu artis atau selebgram yang menjadi endorser suatu produk dalam
yang menjual melalui media sosial instagram dan membawa konsumen kepada
pemilihan produk atau jasa tersebut. Evaluasi dan pemilihan yang digunakan
sebuah proses yang terdiri dari beberapa tahap, yaitu pengenalan kebutuhan,
dengan online shop. Endorse yang dilakukan artis atau selebgram dari pihak
membeli barang tersebut adalah, daya tarik fisik dari artis atau selebgram yang
percaya akan online shop yang sedang dipromosikan dan yang terakhir adanya
8
keahlihan. Hal itu menjadikan suatu pertimbangan bagi konsumen untuk membeli
timbulnya pola masyarakat konsumsi. Hal ini dapat dibuktikan dalam membeli
sesuatu yang belum tentu menjadi kebutuhannya serta bukan menjadi prioritas
utama dan menimbulkan pemborosan. Remaja dalam masa peralihan dari masa
kanak-kanak dengan suasana hidup penuh ketergantungan pada orang tua menuju
masa dewasa yang bebas, mandiri dan matang. Termasuk bagaimana individu
menampilkan diri secara fisik, hal ini agar sesuai dengan komunitas mereka atau
bisa juga dengan pengaruh iklan, karena akan timbul keinginan untuk berbelanja
diantaranya menurut Dittmann (dalam Fransisca, 2005: 176) yaitu media iklan.
Iklan merupakan pesan yang menawarkan sebuah produk yang ditujukan kepada
khalayak lewat suatu media yang bertujuan untuk mempersuasi masyarakat untuk
melakukan suatu tindakan memakai produk yang ditawarkan. Banyak iklan yang
menggambarkan seseorang yang tidak percaya diri hingga akhirnya menjadi luar
kosmetik dan perawatan tubuh). Biasanya orang yang mengalami kenaikan status
yang baru atau untuk tampil lebih percaya diri dalam berinteraksi dengan "level"
menutupi ketidakpercayaan diri akan fisiknya. Orang yang seperti itu maka akan
9
Banyak produk-produk yang ditawarkan dalam proses endorse yang
dilakukan oleh artis atau selebgram. Produk-produk tersebut bukan barang yang
membeli barang tersebut. Hal itu membuat hidup manusia yang dikendalikan dan
Hal itu terjadi tidak melihat usia, jenis kelamin dan pekerjaan. Mereka bisa dari
anak-anak, remaja, dewasa bahkan orang tua. Namun dari beberapa penelitian
yang cenderung lebih sering melakukan hal itu khususnya pada anak remaja dan
melihat usia remaja sebaga usia peralihan dalam mencari identitas diri. Remaja
ingin diakui eksistensinya oleh lingkungan dengan berusaha menjadi bagian dari
lingkungan itu. Kebutuhan untuk diterima dan menjadi sama dengan orang lain
yang sebaya itu menyebabkan remaja berusaha untuk mengikuti berbagai atribut
yang sedang trend. Apa yang dikenakan oleh seorang artis yang menjadi idola
para remaja menjadi lebih penting (untuk ditiru) dibandingkan dengan kerja keras
dan usaha yang dilakukan artis idolanya itu untuk sampai pada kepopulerannya
menjadi hal keseharian dan dapat dikatakan merupakan suatu fenomena yang
banyak melanda kehidupan masyarakat. Dalam hal ini peneliti ingin mengkaji
10
konsumen di kalangan anak remaja. Fenomena ini menarik untuk diteliti
antara lain karena karakteristik mereka yang labil, spesifik dan mudah dipengaruhi
membeli yang tidak wajar. Membeli dalam hal ini tidak lagi dilakukan karena
produk tersebut memang tidak mengikuti arus mode, hanya ingin mencoba produk
penduduk dalam rentang usia 10-18 tahun dan menurut Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana (BKKBN) rentang usia remaja adalah 10-24 tahun dan belum
sekolah negeri di kota Medan yang mempunyai siswa-siswi yang memiliki umur
yang sesuai dengan kategori anak remaja menurut WHO dan BKKBN. Sekolah
tersebut terdiri dari 79 Guru, 565 siswa Laki-laki, dan 801 siswi Perempuan
pelajar di sekolah tersebut sudah mewakili anak remaja yang merupakan suatu
target pemasaran berbagai produk industri dalam masyarakat konsumen dan para
11
instagram. Masyarakat konsumen juga didorong dengan adanya peluang dan
modal yang dapat mendukung untuk bisa mengonsumsi suatu barang. Sehingga
status sosial ekonomi orangtua yang tinggi bagi siswa-siswi dapat mendorong
Berikut adalah status sosial ekonomi orangtua siswa-siswi SMA Negeri 1 Medan :
Tabel 1.1
Status Sosial Ekonomui Orangtua
Nominal Jumlah %
<Rp499.999, 3 0,23
>Rp20.000.000, 56 4,46
menjadi 4 yaitu :
12
Dari data di atas dapat kita lihat bahwa sebanyak 55,78% dengan status
masyarakat konsumen. Karena hal ini peneliti secara lebih lanjut ingin menelisik
secara lebih mendalam dan memahami pola masyarakat konsumen pada siswa-
dengan topik atau judul penelitian. Berdasarkan latar belakang di atas maka dalam
dengan maksud agar kita maupun pihak lain yang membaca dapat mengetahui
Medan.
13
penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan untuk menambah bahan referensi
berikut:
1) Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan rujukan bagi peneliti
mengenai gejala atau realita atau suatu pengertian yang nantinya akan
menjelaskan suatu gejala (Suyanto & Sutinah, 2005:49). Selain itu, konsep juga
Adapun konsep yang digunakan sesuai dengan konteks penelitian adalah sebagai
berikut :
1. Endorse
Pada dasarnya kata endorse berasal dari kata endorsement yang artinya
14
yang dikenal juga sebagai bintang iklan dalam mendukung iklan produknya.
Figure) dalam mendukung suatu iklan. Barang endorse yang dilakukan sangat
membuat peneliti merasa perlu membatasi endorse yang akan diteliti adalah
endorse produk fashion, skin care, sepatu, tas, aksesoris dan alat make up.
2. Media Sosial
Menurut Wikipedia media sosial adalah sebuah media daring, dengan para
meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual (Wikipedia. 2011.
pada 14/10/2018). Para pengguna media sosial atau bisa juga disebut dengan user
ini bisa melakukan komunikasi atau interaksi, berkirim pesan, baik pesan teks,
gambar, audio hingga video, saling berbagi atau sharing, dan juga membangun
jaringan atau net working. Contoh media sosial sendiri yang hingga saat ini paling
umum digunakan adalah blog, wiki dan juga jejaring sosial. Media sosial yang
3. Instagram
Menurut Miliza Ghazali instagram adalah sebuah aplikasi sosial yang populer
dari kata “Insta” yang asalnya “Instan” dan “gram” dari kata “telegram”. (Miliza
15
Dari penggunaan kata tersebut dapat diartikan sebagai aplikasi untuk
mengirimkan informasi dengan cepat, yakni dalam bentuk foto yang berupa
mengelola foto, mengedit foto, dan berbagi (Share) ke jejaring sosial yang lain.
Dalam penelitian ini peneliti berfokus pada endorse yang dilakukan di media
sosial instagram.
4. Masyarakat Konsumen
Menurut Baudrillard masyarakat konsumen adalah masyarakat terus
menerus berkonsumsi. Namun konsumsi yang dilakukan bukan lagi hanya sekedar
mengkonsumsi objek berdasarkan nilai tukar atau nilai guna, melainkan karena
nilai tanda atau simbolis yang sifatnya abstrak dan terkonstruksi (Ritzer, 2006).
berbelanja, dan barang yang dibeli bukan menjadi suatu kebutuhan. Seharusnya
5. Anak Remaja
Menurut WHO, remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10 hingga 19
tahun. Masa remaja itu diasosiasikan dengan masa transisi dari anak-anak menuju
dewasa. Masa ini merupakan periode persiapan menuju dewasa yang akan
16
untuk kehidupan masa dewasa serta kemampuan bernegosiasi (WHO, 2015).
mempunyai rentan usia yang hampir sama dengan anak remaja yang dipaparkan
menurut WHO. Dalam penelitian ini rentan usianya adalah 15-18 tahun. Remaja
merupakan obyek yang menarik untuk diminati oleh para ahli pemasaran.
Kelompok usia remaja adalah salah satu pasar yang potensial bagi produsen.
Alasannya antara lain karena pola konsumsi seseorang terbentuk pada usia remaja.
Di samping itu, remaja biasanya mudah terbujuk rayuan iklan, suka ikut-ikutan
(Tambunan,2001:1).
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
sistem tanda (sign value). Menurutnya, tanda menjadi salah satu elemen penting
yang terjadi sekarang ini telah menjadi konsumsi tanda. Tindakan konsumsi suatu
barang dan jasa tidak lagi berdasarkan pada kegunaannya melainkan lebih
mengutamakan pada tanda dan symbol yang melekat pada barang dan jasa itu
17
Jean Baudrillard meradikalkan konsep tentang konsumsi ini dengan
Menurutnya masyarakat konsumen tidak lagi terikat oleh suatu moralitas dan
kebiasaan yang selama ini dipegangnya. Mereka kini hidup dalam suatu
kebudayaan baru, suatu kebudayaan yang melihat eksistensi diri mereka dari segi
banyaknya tanda yang dikonsumsi. Dalam masyarakat seperti ini, konsumsi tidak
lagi dilihat sebagai suatu kegiatan menghabiskan obyek, tetapi merupakan relasi
di antara obyek atau sebagai suatu tindakan sistematis untuk memanipulasi benda
pada barang tersebut (bukan lagi pada kegunaannya) sehingga masyarakat sebagai
konsumen tidak pernah merasa puas dan akan memicu terjadinya konsumsi secara
terus menerus, karena kehidupan sehari-hari setiap individu dapat terlihat dari
kegiatan konsumsinya, barang dan jasa yang dibeli dan dipakai oleh setiap
individu, yang juga didasarkan pada citraan-citraan yang diberikan dari produk
tersebut.
dalam satu tatanan pemaknaan pada satu “panoply” objek; suatu sistem, atau
18
kode, tanda; satu sistem komunikasi (seperti bahasa); satu sistem pertukaran
pada masa sekarang tidak didasarkan kepada kelasnya tetapi pada kemampuan
konsumsinya. Siapapun bisa menjadi bagian dari kelompok apapun jika sanggup
sekedar nafsu untuk membeli begitu banyak komoditas, satu fungsi kenikmatan,
dalam memanipulasi tanda, dan untuk menjadi objek konsumsi, objek harus
mengandung atau bahkan menjadi tanda (Ritzer, dalam Pawanti, 2013: 3).
berdasarkan use value atau exchange value melainkan hadir nilai baru yang
berdasarkan nilai tukar atau nilai guna, melainkan karena nilai tanda atau simbolis
yang sifatnya abstrak dan terkonstruksi. Hal ini disebabkan karena beberapa
bagian dari tawaran iklan justru menafikan kebutuhan konsumen akan keunggulan
manusia, produk ditawarkan sebagai simbol prestise dan gaya hidup mewah yang
menumbuhkan rasa bangga yang klise dalam diri pemakaiannya (Ritzer, 2006).
19
melakukan diferensiasi (perbedaan) yang menjadi acuan dalam gaya dan nilai,
bukan kebutuhan ekonomi (Lechte, 2001:354). Hal inilah yang terjadi pada
masyarakat kita saat ini. Masyarakat seperti ini disebut Baudrillard sebagai
masyarakat konsumeris.
kemiskinan ialah bagi kaum proletar yang tidak memiliki modal dalam memenuhi
alat untuk membatasi ruang gerak dan hal tersebutlah yang membuat ideologi
berarti kebutuhan manusia akan selalu melampaui produksi barang. Masalah ini
terletak pada hubungan sosial atau dalam logika sosial yang mana manusia tidak
hanya mengkonsumsi barang saja, tetapi juga mengkonsumsi jasa manusia dan
hubungan antar manusia. Menurut Jean Baudrillard hal ini tidak dapat diatasi oleh
adanya peningkatan daya beli, akan tetapi solusi dalam mengatasi masalah ini
20
adanya adanya perubahan yang dilakukan dalam hubungan sosial dan dalam
konsumen ini tercipta karena perubahan fokus perhatian dalam kapitalisme itu
masyarakat untuk merebut makna-makna sosial atau posisi sosial. Relasi bukan
lagi terjadi antara manusia, tetapi antara manusia dengan benda-benda konsumsi.
(advertising) sebagai guru dan teladan moral yang harus diikuti. Karena iklan
yang adalah ujung tombak kapitalisme sebagai guru dan teladan moralitas, maka
yang pasif dan mendasarkan identitasnya pada tanda yang berada di belakang
barang komoditi yang dikonsumsinya. Hal ini tentunya menjadi mungkin karena
21
dalam kapitalisme global kegiatan produksi sudah bergeser dari penciptaan barang
konsumsi, ke penciptaan tanda (Baudrillard, 1998: 72-75). Atau dengan kata lain
pemenuhan diri, kesenangan, kelimpahan, dan tentu saja prestise yang akan
sebenarnya adalah untuk memberi sokongan terhadap sistem obyek. Produksi dan
konsumsi adalah satu dan proses logis yang sama dalam pengembangan
2004:22)
terdahulu yang relevan dengan masalah yang diteliti. Penelitian tersebut berfungsi
22
sebagai referensi, perbandingan maupun sebagai dasar pemilihan topik. Masing-
Samarinda.
barang dan jasa. Hal ini didasari adanya keinginan yang tinggi baik dalam
menunjang penampilan agar dapat memberikan simbol status agar terlihat lebih
trend atau tidak ketinggalan zaman dimata orang lain. Mereka juga mengakui saat
sebelumnya mereka pernah berbelanja online melalui media lain sepeti Facebook,
Twitter, dan Blackberry Messengger namun tidak sesering seperti sekarang ini
barang-barang seperti baju, hijab, tas, sepatu, kosmetik dan aksesoris di online
shop instagram atas dasar demi mendukung penampilan agar terlihat cantik dan
menarik, memenuhi gaya hidup yang lebih trend dan masa kini, lalu membeli
produk tersebut karena munculnya penilaian bahwa produk yang bagus ataupun
produk dengan harga mahal akan menimbulkan rasa percaya diri yang tinggi.
Mereka mengatakan bahwa produk yang dibeli secara online selama ini
23
Namun dalam kenyataannya tanpa disadari menjadi cenderung berlebihan
hasil penelitian ini dapat disimpulkan secara singkat yaitu terjadinya perubahan
dimana para perempuan ini menggunakan sebuah media sosial instagram untuk
berlebihan dan bukan atas dasar kebutuhan utama melainkan atas dasar
Satu peran yang tidak dilakukan oleh celebgram endorser yaitu sebagai
juru bicara perusahaan dalam melakukan media relasi. Menggunakan media sosial
24
mempromosikan produk apalagi dikemas dengan baik sehingga memberikan
visualisasi yang menarik bagi konsumen. Dengan adanya promosi yang kreatif
mencari online shop yang kredibel dan dapat dipercaya dengan semakin
USU).
sebagai ajang mampu tidaknya memanfaatkan sosial media zaman sekarang dan
selebgram terkenal sebagai sosok yang sangat sosialita serta modis menjadi
oleh mahasiswi, postingan foto dijadikan suatu hal untuk meningkatkan daya tarik
Gaya hidup endorsement ini sangat banyak diminati mahasiswi yang ingin
terkenal di sosial media dan kebanyakan dari mereka menghalalkan segala cara
25
mampu menarik konsumen untuk membeli suatu produk karena body dan
selebgram endorsement dan populer mereka rela mengambil jalan pintas yang
mampu membahayakan diri mereka yaitu dengan suntik putih tubuh dan
penelitian ini akan berfokus pada peran endorse di media sosial instagram dalam
terhadap model barang yang terlihat menarik. Melakukan pembelian barang tanpa
yang mahal atau barang dengan merek ternama akan menimbulkan rasa percaya
26
diri yang tinggi, membeli barang dengan jenis sama namun dari merek yang
berbeda, membeli barang demi menjaga penampilan diri dan gengsi, serta
berlebihan serta tidak didasarkan atas pertimbangan yang rasional dimana dalam
kebutuhan. Apabila perilaku tersebut terus dilakukan tanpa ada pemikiran panjang
Dari dua hasil penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai dasar dan
27
dilakukan merupakan penelitian dengan menggunakan perspektif
sosiologi.
d. Penelitian ini berfokus kepada nilai tanda dan bagaimana anak remaja
28
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
dari masalah sosial atau kemanusiaan oleh sejumlah individu atau sekelompok
otentisitas. Nilai peneliti bersifat eksplisit dalam situasi yang terbatas dan
melibatkan subyek dengan jumlah yang relatif sedikit. Peneliti kualitatif biasanya
29
3.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Medan, Jalan Cik Ditiro No 01,
Madras Hulu, Medan Polonia, Kota Medan. Alasan peniliti memilih lokasi
sekolah negeri di kota Medan yang memiliki jumlah siswa yang banyak.
yang tinggi.
(Bungin, 2008:266). Unit analisis dalam penelitian adalah satuan tertentu yang
analisis diartikan sebagai sesuatu yang berkaitan dengan fokus atau komponen
yang diteliti. Unit analisis ini dilakukan oleh peneliti agar validitas dan reabilitas
antara objek penelitian, subjek penelitian dan sumber data. Unit analisis suatu
penelitian dapat berupa individu, kelompok, organisasi, benda, wilayah dan waktu
30
menjadi unit analisis penelitian adalah siswa-siswi SMA Negeri 1 Medan yang
3.4 Informan
bagaimana langkah yang ditempuh peneliti agar data atau informasi dapat
instagram.
Prosedur purposif merupakan salah satu strategi untuk menentukan informan yang
peserta yang menjadi informan sesuai dengan kriteria terpilih yang relevan dengan
31
prosedur ini ialah penguasaan informasi dari informan dan secara logika bahwa
yang terjadi di dalam proses sosial tersebut. Banyaknya jumlah informan dengan
(titik dalam pengumpulan data saat data baru tidak lagi membawa wawasan
dalam sebuah penelitian. Penggunaan teknik pengumpulan data yang tepat akan
sebenarnya. Ada pun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
1. Observasi
Observasi menjadi salah satu teknik pengumpulan data apabila sesuai dengan
tujuan penelitian, direncanakan dan dicatat secara sistematis, serta dapat dikontrol
32
Dalam teknik observasi juga ada teknik penelitian yang dinamakan dengan
teknik pra observasi. Teknik pra observasi adalah kegiatan yang pertama sekali
dilakukan dari semua peneliti. Kali ini penelitian ini melakukan pra observasi
lokasi, mengetahui bagaimana medan penelitian yang akan peneliti teliti. Pada
alat tulis, kamera, maupun literatur yang berhubungan dengan kajian penelitian
ini.
2. Wawancara
sehingga diperoleh data yang akurat dan mendalam. Teknik pengumpulan data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara semi terstruktur dimana
33
yang diperoleh dapat meliputi semua variabel atau lebih mendalam. Dengan
3. Dokumentasi
Dokumentasi, yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun
dokumentasi menjadi penting dalam penelitian ini karena terkait dengan otensitas
penelitian serta untuk menghimpun data-data sekunder. Adapun data yang akan
Metode dokumentasi informasi yang berasal dari catatan penting baik dari
yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, agenda dan sebagainya.
Pengumpulan data dengan cara dokumentasi merupakan suatu hal dilakukan oleh
peneliti guna mengumpulkan data dari berbagai hal media yang membahas
34
Interpretasi data merupakan proses menyusun agar data dapat ditafsirkan
tema atau kategori. Interpretasi bukan hanya dilakukan pada tahapan akhir,
dalam penelitian ini akan digunakan model interaktif yang dikemukakan oleh
a. Pengumpulan data
naratif dan foto, yaitu uraian data yang diperoleh dari lapangan apa adanya tanpa
adanya komentar peneliti yang berbentuk catatan kecil. Dari catatan deskriptif ini,
kemudian dibuat catatan refleksi yaitu catatan yang berisi komentar, pendapat atau
b. Reduksi data
tema, membuat catatan kecil yang dirasakan penting pada kejadian seketika yang
35
mengatakan data yang direduksi akan memberikan gambaran yang lebih tajam
c. Penyajian data
tindakan Nasution (1996:129). Pada tahapan ini data hasil temuan di lapangan
disajikan dalam bentuk teks deskriptif naratif, tabel, grafik, skema, gambar dan
dalam bentuk padu dan mudah dipahami. Pada tahapan ini, peneliti mulai
lapangan.
dari internal dan eksternal peneliti. Keterbatasan internal yakni kemampuan dalam
menulis dan menyusun karya ilmiah yang minim serta pemahaman yang terbatas
36
terhadap teori-teori sosiologi. Ada pun keterbatasan eksternal berasal dari luar diri
peneliti seperti keterbatasan waktu penelitian yang disebabkan oleh letak lokasi
penelitian yang sangat jauh dan terpencil serta tuntutan orangtua supaya segera
jangka waktu yang lama. Akan tetapi walaupun waktu penelitian terbatas tidak
mungkin.
dalam melakukan penelitian pada saat dilapangan. Dalam hal ini peneliti
Peneliti hanya diberikan waktu untuk wawancara dari pihak sekolah ketika jam
dengan guru olahraga setelah selesai peneliti baru bias mewawancarai informan.
Bukan hanya itu saja jadwal olahraga yang ada bertabrakan dengan kelas lain
yang juga menjadi informan bagi penelitian ini. Sehingga peneliti harus bisa
37
BAB IV
September 1950, pada mulanya berlokasi di Jalan Teuku Umar No. 1 Medan.
Dahulu SMA Negeri 1 Medan sempat disebut sebagai SMA Teladan. Pada tahun
38
4.1.2 Lokasi Penelitian
SMA Negeri 1 Medan kini beralamatkan Jalan Teuku Cik Ditiro No. 1,
Utara. Peta Lokasi SMA Negeri 1 Medan dapat dilihat melalui gambar dibawah
ini.
Sumatera Utara yang juga dikenal sebagai salah satu SMA terbaik di
Spirit”. Hal ini sesuai dengan visi dan misi SMA Negeri 1 Medan yaitu :
Visi: Beriman, Bertaqwa dan Unggul dalam Prestasi Akademik dan Non
39
40
4.1.4 Struktur OrgaAISsi SMA Negeri 1 Medan
KEPALA SEKOLAH
KOMITE SEKOLAH
KEPALA TATA
USAHA
WAKASEK SARANA
WAKASEK WAKASEK
PRASARANA WAKASEK HUMAS
KURIKULUM KESISWAAN
KORDINATOR
KETUA MGMP BP/BK
GURU WALI
KELAS
OPERATOR GURU MATA
PELAJARAN
Negeri 1 Medan
1400 siswa dengan 40 kelas yang terdiri dari kelas X, XI, dan XII, serta dua
pembagian jurusan yaitu IPA dan IPS.Jam belajar yang diberlakukan di SMA
Negeri 1 Medan adalah jam belajar setengah hari, yaitu dari pukul 07.00 –
13.45 WIB dengan dua kali jam istirahat, yaitu pukul 10.10 – 10.30 WIB dan
41
12.30 – 13.00 WIB. Sesuai dengan tata tertib sekolah, setiap siswa wajib hadir
sebelum bel jam pertama berbunyi dan tidak dibenarkan keluar dari pekarangan
pusat, dalam KTSP sebagian tata aturan dalam kurikulum diserahkan untuk
Pendidikan (BSNP).
Selain mata pelajaran wajib, SMA Negeri 1 Medan juga memberikan
kreatif yang berbakat di bidang kesenian, seperti musik, drama, tari dan
42
sebagainya. Kegiatan ini dilakukan setelah jam pelajaran selesai atau dengan
kata lain setelah jam 13.45 WIB. Kegaitan ekstrakulikuler ini tidak dilakukan
setiap hari tetapi sesuai dengan kesepakatan antara peserta dan pelatih. Adapun
Mesjid Ibnu Sina SMA Negeri 1 Medan (BAKMISS), PA Bukit Sion (PABS),
Pramuka, Palang Merah Remaja (PMR), Social Study Club (S2C), ICT-One
Sastra (EJS), English Club, Olahraga Prestasi (OP), Karate Dojo Smansa,
Rawit Smansa, Radio Sekolah (RASE), dan Marching Band Bahana Suara
Smansa (MBBSS).
Kegiatan ekstrakulikuler dan orgaAISsi di SMANegeri 1 Medan telah
maupun nasional, dan jarang kembali dengan tangan kosong. Hal ini dapat
terpampang di lobby sekolah ini. Prestasi-prestasi ini tentu saja tidak terlepas
Sekolah.
43
44
45
Gambar 4.3 Fasilitas Pendukung di SMA Negeri 1 Medan
4.2 Profil Informan
Informan I
1. Nama : MSP
2. Kelas : XII OSN
3. Alamat : Jalan Aman 2 No. 65 Medan
4. Usia : 16 Tahun
5. Jenis Kelamin : Perempuan
6. Pekerjaan Orangtua
Ayah : Pegawai Swasta
Ibu : Ibu Rumah Tangga
7. Penghasilan Orangtua
Ayah : Rp5.000.000,00
Ibu :-
8. Uang Saku : Rp500.000,-/bulan
wawancara di saat jam olahraga, karena tidak diperbolehkan saat proses belajar
semua informan.
46
MSP merupakan kelas OSN yang dipersiapkan untuk kelas olimpiade.
Apabila ada olimpiade maka siswa kelas Osn ini yang akan dipersiapkan untuk
data diri informan. MSP merupakan anak pertama dari dua bersaudara dan MSP
juga mempunyai dua akun media sosial instagram. Pertama adalah real account
apabila dia tidak membuka instagram dalam sehari rasanya itu aneh. Jadi setiap
hari MSP harus membuka instagram. Hampir setiap saat MSP membuka sosial
Bagi MSP di instagram itu media sosial yang menarik karena banyak hal yang
bisa dilihat dan tidak membosankan seperti media sosial lainnya. Oleh karena itu
MSP hanya mempunyai media sosial instagram di luar media sosial chatting.
MSP juga sangat sering berbelanja online di instagram, dalam sebulan
MSP bisa melakukan 2-3 kali untuk berbelanja online. Kemudian peneliti
mengatahui endorse di media sosial instagram. MSP juga sangat sering melihat
instagram.
Informan II
1. Nama : AIS
2. Kelas : XII OSN
3. Alamat : Jalan Flamboyan Raya Komplek Griya
47
6. Pekerjaan Orangtua
Ayah : Pensiunan BUMN PTPN 3
Ibu : PNS
7. Penghasilan Orangtua
Ayah : Rp8.000.000,00
Ibu : Rp5.000.000,00
8. Uang Saku : Rp900.000,-/bulan
AIS merupakan salah satu siswa yang juga termasuk di kelas olimpiade di
SMA Negeri 1 Medan. AIS merupakan perempuan berhijab dan perempuan yang
sangat ramah. Saat diminta untuk melakukan proses wawancara AIS sangat ramah
sekali dalam melakukan proses wawancara, sangat terbuka dan ceria. Jawaban-
jawaban yang diberikan AIS juga sangat objektif dan AIS sangat mengerti sekali
kemana arah tujuan dari pertanyaan yang diajukan oleh peneliti. AIS merupakan
second account dan fake account. Real account digunakan untuk aktivitas sehari-
hari dan kehidupan pribadinya, dan di real account tersebut AIS dapat berinteraksi
untuk follow artis-artis, selebgram, youtuber dan kehidupan mereka. AIS sangat
suka dengan boyband Korea, jadi dari second account tersebut AIS biasanya
Dalam sehari AIS bisa membuka instagram dua jam lamanya tanpa berhenti
apalagi disaat malam hari, tetapi selain instagram AIS juga menggunakan akun
48
media sosial twitter. Karena boyband Korea tersebut lebih aktif menggunakan
instagram. Dalam sebulan AIS bisa berbelanja 3-4 kali dan bisa lebih. Apalagi saat
membeli barang-barang yang berkaitan dengan boyband korea diluar itu juga AIS
juga sering berbelanja online di instagram. Setelah itu peneliti bertanya mengenai
endorse kepada AIS, dan beliau menjawab sangat mengetahui mengenai endorse
dan hal itu sudah tidak asing di zaman sekarang itu menurut AIS. Bahkan AIS
juga beropini bahwa dia kadang sangat dibantu melalui endorse saat berbelanja
online walaupun kadang ada tidak baiknya juga, tetapi endorse menurut AIS
Informan III
1. Nama : AP
2. Kelas : XII MIA 1
3. Alamat : Jalan Sunggal Komplek Somer Set
Fegensi C 11a
4. Usia : 17 Tahun
5. Jenis Kelamin : Perempuan
6. Pekerjaan Orangtua
Ayah : Pegawai Swasta
Ibu : Ibu Rumah Tangga
7. Penghasilan Orangtua
Ayah : Rp30.000.000,00
Ibu :-
8. Uang Saku : Rp2.000.000,-/bulan
merupakan anak pertama dari dua bersaudara dan AP hanya mempunyai satu akun
temannya dan keluarganya. Bukan hanya itu saja AP juga mengikuti beberapa
49
artis atau selebgram. Tidak hanya artis Indonesia, artis luar negeri juga mengisi
sangat sering bahkan durasi tiga jam nonstop dan AP juga terkena limited
tetapi tidak mempunyai waktu yang tentu atau berapa kali. Saat ada barang yang
diinginkan AP pasti akan berbelanja tidak peduli sudah berapa kali berbelanja
dalam sebulan, yang pasti dalam sebulan tersebut pasti ada berbelanja online. AP
Biasanya AP sering membeli barang-barang seperti itu yang pastinya tidak ada di
Medan maka AP akan berbelanja online untuk mendapatkan barang luar negeri
AP juga pernah di-endorse salah satu online shop . Saat itu AP di-endorse untuk
menggunakan baju yang dijual oleh online shop tersebut dengan imbalan AP
diberikan beberapa baju termasuk yang di endorse kan oleh AP. Endorse sangat
artis yang sudah mempunyai nilai jual. AP juga mengatakan bahwa endorse yang
dilakukan para artis atau selebgram sangat membantu dirinya apabila mencari
Informan IV
1. Nama : NMP
2. Kelas : XII MIA 6
3. Alamat : Jalan Binjai Km. 12 Komplek Palem
50
4. Usia : 17 Tahun
5. Jenis Kelamin : Perempuan
6. Pekerjaan Orangtua
Ayah : Wiraswasta
Ibu : Dokter Gigi
7. Penghasilan Orangtua
Ayah : Rp5.000.000,00
Ibu : Rp5.000.000,00
8. Uang Saku : Rp1.500.000,-/bulan
NMP mempunyai dua akun instagram, yang merupakan real account dan
second account. Real account biasa digunakan beliau untuk kehidupan pribadinya
dan termasuk akun media sosial yang digunakan untuk melihat dan berinteraksi
dengan teman-teman sekolah, teman ekskulnya yaitu basket dan juga saudara-
saudaranya. Following real account instagramnya juga diisi oleh beberapa artis
maupun selebgram. Sedikit berbeda dari beberapa informan lainnya, NMP tidak
menggunakan instagram. NMP juga mempunyai hal-hal wajib yang harus beliau
lihat di instagarm seperti video lucu, beauty blogger, snapgram teman-teman dan
para artis atau selebgram yang diikutinya. Tidak hanya instagram NMP juga
online NMP mempunyai jadwal rutin untuk berbelanja online. Dalam sebulan
NMP akan berbelanja online dua kali, tetapi saat ada barang yang memang sangat
51
diinginkannya walaupun sudah berbelanja dua kali akan menjadi pertimbangan
bagi NMP untuk berbelanja online. Tanpa peneliti tanya tentang endorse NMP
merupakan selebgram endorse-an dan NMP sering berbelanja online dari barang-
barang yang di endorse selebgram tersebut. Hal itu sangat memudahkan dan
menguntungkan bagi NMP terutama untuk fashion dan make up yang memang
Informan V
1. Nama :H
2. Kelas : XII MIA 6
3. Alamat : Jalan Sekata Gang Madrasah No. 15B
4. Usia : 17 Tahun
5. Jenis Kelamin : Perempuan
6. Pekerjaan Orangtua
Ayah : Wiraswasta
Ibu : Ibu Rumah Tangga
7. Penghasilan Orangtua
Ayah : Rp20.000.000,00
Ibu :-
8. Uang Saku : Rp1.400.000,-/bulan
nama tersingkat dan yang paling ramah diantara beberapa informan lainnya.
Apabila ada yang ramah tetapi H lebih dari itu. Bahkan saat proses wawancara
tersebut sudah berakhir dan bertemu di hari lain beliau bahkan menyapa peneliti
dan meningat peniliti tidak dengan informan lainnya. H sangat friendly sekali
bersama peneliti dan itu sangat memudahkan dan menguntungkan saat proses
ditutup-tutupi olehnya.
H mempunyai tiga akun instagram, yang merupakan real account dan
duanya fake account. Akun fake account H gunakan untuk ngestalking hal-hal
52
yang diinginkannya. Sedangkan real account H gunakan untuk kehidupan
beberapa artis terutama artis Indonesia. Bahkan H sampai mengikuti akun gosip
tanpa buka instagram itu menurut H. Karena menurut H sendiri dirinya itu suka
ingin tahu sama kehidupan para artis. H juga suka berbelanja online di instagram,
minimal sebulan dua kali perbulannya dan bisa lebih. Saat ditanyai mengenai
endorse, H mengaku bahwa beliau sangat mengetahui tentang hal itu bahkan
Informan VI
1. Nama : OA
2. Kelas : XII MIA 8
3. Alamat : Jalan Balam Komplek Green Balam Town
House No. 3A
4. Usia : 17 Tahun
5. Jenis Kelamin : Perempuan
6. Pekerjaan Orangtua
Ayah : Kontraktor
Ibu : Kontraktor
7. Penghasilan Orangtua
Ayah : Rp10.000.000,00
Ibu : Rp10.000.000,00
8. Uang Saku : Rp1.500.000,-/bulan
OA juga merupakan salah satu siswa kelas dua belas di SMA Negeri 1
pelajarannya sedang tidak masuk sehingga saat itu OA sedang berada di luar
wawancara. OA orang yang sangat terbuka dan OA sangat jujur dengan apa yang
53
dialaminya, dan OA mengatakan semuanya kepada peneliti. OA merupakan anak
tiga akun instagram, yang terdiri real account, second account dan fake account.
dilakukan oleh OA. Beliau sangat senang dengan make up sehingga ia membuat
berbelanja tiga sampai empat kali, bahkan OA juga mengatakan bahwa beliau
baru saja berbelanja online. Bagi OA berbelanja online itu menjadi suatu
bahak, karena hal itu tidak asing baginya. Karena OA mempunyai beberapa
teman-teman selebgram yang ada di Medan, dan OA juga pernah di-endorse oleh
di endorse dan diuntungkan bagi online shop tersebut, endorse juga sangat
sangat suka salah satu artis Awkarin. Bahkan pada saat wawancara tersebut OA
sedang menggunakan kuku palsu yang dibelinya melalui online shop, barang
Jadi bagi OA endorse itu sudah hal biasa baginya, karena setiap hari OA akan
instagram.
Informan VII
1. Nama : SF
54
2. Kelas : XII MIA 5
3. Alamat : Jalan Jamin Ginting Komplek Citra
merupakan teman dekat oleh OA. Keduanya sering menghabiskan waktu bersama
di saat ada kesempatan. Karena mereka berteman dari SMP sehingga mereka
dengan kelas yang berbeda tetapi tidak menghambat pertemanan mereka, saat
sedang istirahat atau yang lainnya mereka akan menemui satu sama lainnya untuk
SF juga mempunyai dua akun instagaram yang pertama real account dan second
account. Akun yang kedua SF lihat untuk nge-stalk terutama untuk nge-stalk
pacarnya itu yang disampaikan oleh SF sehingga tidak ada yang tahu mengenai
sebulan SF bisa berbelanja online dua sampai tiga kali dan bisa lebih. Karena bagi
SF lebih enak untuk berbelanja online daripada langsung karena tidak capek untuk
pergi mencari barang tersebut. Saat berbelanja online juga kerap kali
55
menyanyakan pendapat OA tentang online shop ataupun barang yang akan dibeli
oleh SF sehingga terkadang mereka sering membeli barang sama dan berbelanja
sama.
Peneliti juga menanyakan bagaimana menurut pendapat SF tentang
endorse, dan beliau mengatakan bahwa endorse merupakan hal yang menarik dan
dia ingin juga di-endorse seperti selebgram. Bagi SF dia juga terkena dampak dari
mempunyai beberapa saja lain halnya dengan SF yang mengikuti lebih banyak.
Informan VIII
1. Nama : IMM
2. Kelas : XII MIA 2
3. Alamat : Jalan Setiabudi Komplek Ambasador No.
39 Medan
4. Usia : 16 Tahun
5. Jenis Kelamin : Perempuan
6. Pekerjaan Orangtua
Ayah : Pegawai Bank
Ibu : Ibu Rumah Tangga
7. Penghasilan Orangtua
Ayah : Rp15.000.000,00
Ibu :-
8. Uang Saku : Rp900.000,-/bulan
IMM ini merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Pada saat melakukan
wawancara tersebut ternyata IMM tidak masuk ke kelasnya atau yang sering
dikatakan cabut. IMM tidak suka dengan mata pelajaran di kelasnya hingga
56
hingga jam pulang. IMM merupakan orang yang sedikit cuek tetapi feminim
second account. IMM mengaku bahwa banyak hal yang dapat dilakukannya di
media sosial instagram dan beliau hanya mempunyai media sosial intsgaram saja
tidak media sosial lainnya. IMM juga mengaku bahwa beliau sangat sering sekali
membuka instagram. Ketika bosan dan sebelum tidur IMM akan membuka
instagram sampai beliau benar-benar lelah dan kemudian tidur apabila tidak IMM
IMM harus berbelanja online dan tidak pernah absen dalam tiap bulannya.
Terutama IMM paling suka berbelanja make up maupun skin care mau tidak mau
IMM harus banyak mengeluarkan uang untuk membeli barang tersebut. Saat
ditanya mengenai endorse, IMM sangat mengetahui tentang hal itu. Karena
menurutnya endorse sudah menjadi hal yang biasa di zaman sekarang. Karena
barang-barang online yang ada pasti akan menggunakan jasa endorse. Karena hal
online shop tersebut dilihat bagaimana barang tersebut di endorse oleh seorang
artis ataupun selebgram, karena IMM juga melihat hal itu apabila dia ingin
Informan IX
1. Nama : SRRL
2. Kelas : XII MIA 2
57
3. Alamat : Jalan Ringroad Komplek Tasbih Blok 1
No. 74 Medan
4. Usia : 17 Tahun
5. Jenis Kelamin : Perempuan
6. Pekerjaan Orangtua
Ayah :-
Ibu : Pegawai Swasta
7. Penghasilan Orangtua
Ayah :-
Ibu : Rp4.000.000,00
8. Uang Saku : Rp1.000.000,-/bulan
SRRL merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara dan SRRL hanya
mempunyai seorang Ibu. Ayah SRRL sudah meninggal dan hal itu membuat
Ibunya yang bekerja dibantu dengan Kakaknya yang pertama. SRRL juga
sangat sering melihat makanan-makanan yang lucu dan bagaimana cara membuat
makanan yang lucu dan enak. Walaupun suka makan SRRL mempunyai tubuh
yang kurus jadi tidak terlihat bahwa dirinya suka makan apabila tidak dikatakan.
SRRL juga suka berbelanja online di instagram, saat ada barang-barang
yang lucu dan yang diinginkannya SRRL akan membelinya melalui online.
Sehingga setiap bulan SRRL pasti akan berbelanja. Termasuk makanan SRRL
membeli online. Apalagi saat makanan tersebut tidak membuka gerai toko. Selain
makanan SRRL juga suka dengan hal-hal yang lucu termasuk kucing, jadi di
58
instagram SRRL sangat suka melihat video-video lucu tentang kucing. Karena hal
itu membuat SRRL ingin memelihara kucing hanya saja tidak diperbolehkan
karena tidak akan ada yang merawatnya apabila SRRL sedang tidak di rumah.
sangat mengetahui hal itu. Karena endorse merupakan hal yang biasa di zaman
sekarang terutama untuk online shop pasti akan menggunakan jasa endorse.
SRRL juga mempunyai beberapa teman yang mengelola online shop dan
mengaku bahwa saat berbelanja online dirinya sangat terbantu dengan adanya
endorse, karena tidak lagi susah ketika mencari barang terutama online shop yang
dapat dipercaya.
Informan X
1. Nama : RTVS
2. Kelas : XI OSN 1
3. Alamat : Jalan Bayu Ringroad
4. Usia : 16 Tahun
5. Jenis Kelamin : Perempuan
6. Pekerjaan Orangtua
Ayah : POLRI
Ibu : Ibu Rumah Tangga
7. Penghasilan Orangtua
Ayah : Rp7.000.000,00
Ibu :-
8. Uang Saku : Rp2.500.000,-/bulan
Perempuan berhijab ini kerap kali dipanggil dengan sebutan RTVS oleh
kelas sebelas dan RTVS duduk di kelas olimpiade yang ada di SMA Negeri 1
59
Medan tersebut. RTVS merupakan perempuan yang sopan, baik dan juga ramah.
informan yang lainnya. Karena bagi RTVS satu saja cukup tidak perlu ingin tahu
dengan orang lain menggunakan fake account, karena baginya yang mempunyai
fake account orang yang iri dan ingin tahu dengan kehidupan orang lain. Jikalau
mau tahu tunjukkan saja dengan diri sendiri jangan seperti orang yang pengecut
jsehingga RTVS suka melihat beauty blogger atau hastag yang berkaitan dengan
hal yang rutin dilakukan bagi RTVS. Kemudian RTVS juga suka berbelanja
online melalui instagram. Dalam sebulan RTVS bisa berbelanja online dua sampai
tiga kali bahkan bisa lebih tergantung kebutuhan. Bagi RTVS berbelanja online di
zaman sekarang sudah biasa, apalagi sudah banyak media-media yang bisa
tempat lain juga RTVS sering berbelanja online, seperti Shoppe dan Lazada. Saat
media sosial instagramnya dan hal itu membuat RTVS terkadang tertarik untuk
berbelanja online terutama di bidang make up. Dalam berbelanja RTVS terkadang
tidak bisa untuk tidak berbelanja tiap bulannya terutama untuk make up dan
60
fashion. Bahkan untuk membeli barang-barang yang diinginkannya RTVS sudah
Informan XI
1. Nama : JAS
2. Kelas : XI OSN 2
3. Alamat : Jalan Harmonika Baru Komplek Setia
Perempuan beretnis Karo ini sering dipanggil dengan sebutan JAS. Ia juga
suara dan OSIS. Dari semua informan yang peneliti punya, JAS yang mempunyai
uang saku paling banyak perbulannya. JAS merupakan anak pertama dari tiga
second account. Akun tersebut digunakan JAS untuk mengikuti beberapa artis
lainnya bahwa dalam menggunakan instagram merupakan suatu kegiatan rutin dan
harus, akan merasa aneh apabila tidak melihat instagram dan akan ketinggalan
info tentang apapun jikalau tidak membuka instagram dalam sehari itu
menurutnya. Sehingga JAS tidak akan pernah tidak mempunyai kouta. Bahkan
61
belum sampai sebulan dengan waktu ketentuan kouta tersebut sudah habis
informan lainnya JAS mempunyai jadwal rutin setiap bulannya untuk berbelanja
online. JAS tidak mempunyai target berapa kali belanja online dalam sebulan, saat
ada barang yang diiginkannya dan disukanya maka dia langsung membelinya
tidak peduli sudah berapa kali ia berbelanja dalam sebulan. Bagi JAS berbelanja
yang wajib diketahui karena banyak artis yang banyak melakukan hal tersebut.
bahkan semakin tinggi juga tarif jasa endorsenya. Saat hendak berbelanja online
JAS akhirnya mengetahui barang yang hendak dibelinya setelah melihat artis atau
Informan XII
1. Nama : MMS
2. Kelas : XII MIA 7
3. Alamat : Jalan Bakti Luhur Kompleks Mega Town
House Blok B 7
4. Usia : 17 Tahun
5. Jenis Kelamin : Laki-laki
6. Pekerjaan Orangtua
Ayah : PNS
Ibu : PNS
7. Penghasilan Orangtua
Ayah : Rp7.000.000,00
Ibu : Rp7.000.000,00
8. Uang Saku : Rp1.500.000,-/bulan
62
Dari semua informan peneiliti hanya MMS yang berjenis kelamin laki-
laki. Karena hanya MMS yang mempunyai kriteria informan yang sesuai dengan
penelitian ini. MMS orang yang ramah dan sedikit humoris, karena saat
membuat peneliti tertawa karena candaannya. MMS adalah orang yang memiliki
MMS juga sangat menyukai olahraga sepak bola, maka ketika peneliti ingin
faedah yang jelas sehingga ia hanya memiliki satu akun instagram. Menurut MMS
orang yang mempunyai beberapa akun instagram kurang kerjaan dan tidak
percaya pada dirinya sendiri. MMS termasuk orang yang sering menggunakan
online di instagram, terutama untuk belanja baju dan sepatu. Karena menurutnya
lebih enak dan praktis tinggal lihat, pilih dari handphone kemudian bayar, barang
tersebut akan diantar kerumah. Tidak lagi capek mencari barang tersebut
banyak dalam sebulan tapi yang pasti setiap bulan sekali MMS minimal sekali
berbelanja online.
Saat ditanyai mengenai endorse, MMS mengetahui hal itu walaupun ia
tidak mengikuti artis endorse-an tapi dia pernah melihat beberapa kali di
instagram. Terkadang saat berbelanja online MMS suka melihat beberapa artis
63
mengendorse barang tersebut, bahkan karena endorse MMS akhirnya membuat
tersebut. MMS tidak mengetahui siapa nama artis atau selebgram yang meng-
endorse tersebut tetapi dia tahu bahwa profesinya adalah artis, karena ia tidak
terlalu mengikuti hal-hal seperti itu. Menurutnya cowok itu mempunyai sikap
Informan XIII
1. Nama : DA
2. Kelas : XII MIA 5
3. Alamat : Jalan Karya Gang Rukun No. 2B
4. Usia : 17 Tahun
5. Jenis Kelamin : Perempuan
6. Pekerjaan Orangtua
Ayah : Pelayaran
Ibu : Pegawai Swasta
7. Penghasilan Orangtua
Ayah : Rp50.000.000,00
Ibu : Rp5.000.000,00
8. Uang Saku : Rp1.200.000,-/bulan
pertama dari dua bersaudara. DA memiliki tiga akun instagram, yang terdiri dari
real account, second account dan fake account. Sama halnya dengan informan
melakukan hal yang sama dengan lainnya termasuk juga mengikuti beberapa artis
menurutnya apabila tidak menggunakan instagram itu termasuk hal yang tidak
keren. Dalam instagram banyak hal yang diketahuinya seperti kehidupan para artis
64
yang disukainya. Bagi DA instagram itu seperti makan yang harus dilakukan
setiap hari. Sama halnya dengan berbelanja online. DA sangat sering melakukan
hal tersebut karena menurutnya barang-barang yang dijual di online shop itu
online dalam sebulan lima kali karena DA sangat gampang terpengaruh sama apa
yang dinilainya lucu. Jadi endorse sudah menjadi hal yang biasa bagi DA karena
ia setiap hari melihat itu karena mengikuti artis dan selebgram. Baginya endorse
Informan XIV
1. Nama : SFL
2. Kelas : XII MIA 7
3. Alamat : Jalan Brigjend Katamso No. 319 Medan
4. Usia : 17 Tahun
5. Jenis Kelamin : Perempuan
6. Pekerjaan Orangtua
Ayah : Wiraswasta
Ibu : Ibu Rumah Tangga
7. Penghasilan Orangtua
Ayah : Rp10.000.000,00
Ibu :-
8. Uang Saku : Rp2.000.000,-/bulan
Sama halnya dengan informan sebelumnya, perempuan yang akrab disapa
SFL ini mempunyai tiga akun instagram dan mempunyai fungsi yang berbeda-
beda. Menurutnya instagram lebih bagus di spesifikkan agar terlihat rapi dan
menggunakannya tidak terhitung seberapa sering dan seberapa lama dalam sehari
65
SFL juga kerap kali berbelanja online di instagram, ia mempunyai jadwal
untuk berbelanja online dan itu sebanyak empat kali dalam sebulan. Apabila
dalam sebulan tersebut tidak berbelanja empat kali maka akan dialihkan ke bulan
dilakukannya karena setiap hari ia melihat endorse dari beberapa artis maupun
mengatakan ada beberapa hal yang tidak disukainya mengenai endorse yaitu
apabila artis atau selebgram tersebut tidak melihat bagaimana kualitas barang
tersebut. Apabila barang itu palsu dan terkesan murahan selebgram tersebut tidak
peduli, yang penting ia hanya promosikan barang tersebut dan dapat uang. Karena
SFL pernah tertipu dengan barang endorse-an yang dilakukan seorang selebgram,
hingga akhirnya SFL tidak percaya pada selebgram tersebut dan mulai memilih-
milih artis atau selebgram yang akan menjadi pertimbangan pada saat ia melihat
Informan XV
1. Nama : KSA
2. Kelas : XII MIA 5
3. Alamat : Jalan Pahlawan No. 3/5
4. Usia : 18 Tahun
5. Jenis Kelamin : Perempuan
6. Pekerjaan Orangtua
Ayah : Dokter Anak
Ibu : Ibu Rumah Tangga
7. Penghasilan Orangtua
Ayah : Rp30.000.000,00
Ibu :-
8. Uang Saku : Rp4.000.000,-/bulan
66
9. Nama Instagram : KhalidaKSAbilaziz
wawancarai. KSA merupakan anak pertama dari dua bersaudara dan KSA
merupakan orang kedua yang mempunyai uang saku terbanyak. KSA memiliki
lima akun instagram dan KSA adalah informan yang mempunyai akun terbanyak
yang peniliti punya dari informan lainnya. KSA mempunyai dua fake account,
real account, second accound, dan akun bersama dirinya dengan pacarnya. KSA
hal itu menjadi suatu keharusan baginya terutama di akun bersama dengan
berbelanja online, ia sering melakukan hal itu. Dalam sebulan bisa berbelanja
sebanyak lima kali bahkan menurutnya bisa lebih dari itu. Sehingga mengenai
endorse tidak asing lagi bagi KSA, karena endorse-lah yang membuat KSA sangat
sering berbelanja. Bahkan dari endorse juga KSA bisa begitu mengetahui banyak
barang dan hal itu sangat banyak membantu KSA apabila ingin berbelanja online.
67
Tabel 4.1.
Profil Informan
1 MSP XII OSN Pegawai Swasta Ibu Rumah Tangga Rp5.000.000,00 - Rp500.000,00
8 IMM XII MIA 2 Pegawai Bank Ibu Rumah Tangga Rp15.000.000,00 - Rp900.000,00
68
13 DA XII MIA 5 Pelayar Pegawai Swasta Rp50.000.000,00 Rp5.000.000,00 Rp1.200.000,00
15 KSA XII MIA 5 Dokter Anak Ibu Rumah Tangga Rp30.000.000,00 - Rp4.000.000,00
69
4.3 Instagram dan Konsumsi
pengguna untuk mengambil foto, menerapkan filter digital (pemberian efek pada
2010 ini awalnya dibuat khusus untuk pengguna iOs. Perusahaan kemudian
Kala itu, jumlah pengguna instagram baru mencapai 30 juta pengguna. Namun,
karena dianggap sebagai jejaring sosial yang juga sangat kompetitif, seminggu
kemudian secara resmi membeli aplikasi ini dengan biaya US$ 1 miliar (sekitar 9
triliun). Aplikasi foto ini terus dikembangkan dengan adanya penambahan fitur
pada tahun 2010 lalu, aplikasi ini telah memiliki 400 juta lebih pengguna dari
seluruh dunia. Dari angka tersebut, ternyata Indonesia merupakan salah satu
kalangan remaja. Pada penelitian kali ini siswa-siswi SMA Negeri 1 Medan
banyak yang menggunakan instagram. Dari semua informan yang ada semuanya
menggunakan instagram dan bahkan bukan hanya mempunyai satu akun tetapi
bisa memiliki beberapa akun instagram. Seperti halnya yang dikatakan oleh AIS
70
“…hmmm ada tiga akun sebenernya kak, tapi yang satunya akun
kedua yang satunya lagi akun fake hehe…” (Wawancara 01
Februari 2019).
Tidak hanya itu saja bahkan ada yang mempunyai akun intagram lebih dari
dua, karena mempunyai fungsi dan maksud yang berbeda sehingga ia mempunyai
akun instagram lima yang di katakan oleh KSA (18) saat wawancara :
“…wahhh akun ya kak, harus jujur nih? Haha aku punya banyak
kak, ada lima akun instagram kak hahaha. Yang pertama pasti
akun real kan kak, trus aku punya dua kek second akun gitu terus
ada fake akun juga kak lihat-lihat adalah orangkan kak, sama
yang terakhir aku punya akun bersama sama pacarku kak hehe
jadi ya itulah kak…”(wawancara 07 Februari 2019)
instagram tetapi ada juga yang hanya menggunakan satu akun instagram saja.
Karena menurutnya buat apa mempunyai banyak akun kalau satu saja cukup.
Seperti yang dikatakan oleh MMS (17) informan laki-laki satu-satunya saat
wawancara :
instagram.
Tabel 4.2
Instagram
No Nama Instagram
1. MSP “Hmmm dua kak, satu lagi second account. Gappa kak
second account itu buat follow-follow artis biar bagus
gitu following real accountnya kak biar ga banyak kali
71
hehe jadi di second account aja yang itu.”
2. AIS “Hmmm ada tiga akun sebenernya kak, tapi yang
satunya akun kedua yang satunya lagi akun fake hehe”
3. AP “Cuma satu kok kak, ngapain banyak-banyak juga kan.”
4. NMP “Ohhh ada dua kak haha. Satunya akun kedua hehe
biasalah kak itu untuk apa yang gabisa dilihat di akun
real haha”
5. H “Hahaha saya punya dua sampe tiga deh akun. Kan saya
suka kepo orangnya kak jadi ya dipakelah itu untuk hal-
hal gitu. Follow artis kadang-kadang pake itu. Enak aja
ngelihatnya.”
6. OA “Punya tiga kalau aku. Pertama pastu akun real ya terus
fake account pastinya haha sama akun khusus make up
gitu. Akukan suka make up jadi kalau soal make up aku
post disitu kek tutorial juga kadang mau.”
7. SF “Ada dua satu lagi fake account tapi maaf ya kak yang
fake account ga mau kasih tau hehe rahasia soalnya.”
8. IMM “Hmm berapa ya dua kayaknya eh iya deh hehe. Kalau
fake account ya ngestalk lah kak yah gitu deh.”
9. SRRL “Cuma satu punya kak hehe semua disitulah ngestalknya
ngapain malukan kak follow artis juga disitu kok.”
10. RTVS “Ohhh cuma satu kak, ngapain banyak-banyak.”
11. JAS “Hahahaha dua kak lucu loh namanya kak gausah
kukasih tau namanya ya kak.”
12. MMS “Satu ajalah ngapain banyak-banyak, satu aja kadang
ga ke urus apa lagi banyak. Kurang kerjaan kurasa yang
punya akun banyak itu ga percaya diri dia sama dirinya
sendiri perlu buat fake akun gitu, benci kali aku lihat
orang kayak gitu, supaya apalah dia kayak gitu.”
13. DA “Ada tiga hehe. Ada fake account kak jadi kadang di situ
suka ngestalk hehe.”
14. SFL “Akun isnatagram ya kak. Bentar ya kak, hmmm tiga deh
kayaknya kak.”
15. KSA “wahhh akun ya kak, harus jujur nih? Haha aku punya
banyak kak, ada lima akun instagram kak hahaha. Yang
pertama pasti akun real kan kak, trus aku punya dua kek
second akun gitu terus ada fake akun juga kak lihat-lihat
adalah orangkan kak, sama yang terakhir aku punya
akun bersama sama pacarku kak hehe jadi ya itulah kak”
72
Tujuan dari adanya instagram ini digunakan sebagai tempat sharing yang
berbagai jejaring sosial. Kekuatan utama instagram adalah foto, pengguna bisa
memberi komentar dan menyukai foto dengan fitur “hati”, namun itu tidak akan
terjadi apabila tidak ada foto yang diunggah. Komunikasi dan interaksi tidak
terjadi tanpa adanya foto di lini masa. Pengguna tidak membuat teks dan memberi
Selain itu, foto atau gambar termasuk dalam kategori konten yang paling menarik
buat pelanggan. Baik itu yang menjual produk, maupun yang menawarkan jasa.
tersebut tidak mampu untuk memenuhi apa saja yang diinginkan. Dalam konsep
73
memenuhinya atau membelinya, keinginan biasanya tidak didasarkan pada
mengelola sumber daya yang sifatnya terbatas agar dapat digunakan secara
efisien. Hal ini akan mempengaruhi perilaku konsumsi manusia dalam hal
manajemen untuk mencapai suatu tujuan tertentu secara efisien dan efektif. Era
pusat-pusat perbelanjaan dan berbagai macam barang dan jasa yang tersedia. Hal
salah satu akun media sosial yang memiliki kegunaan visual seperti mengunggah
foto dan video. Fenomena instagram di Indonesia membuat jumlah pengguna aktif
secara langsung menjangkau orang lain yang berada di daerah yang sama atau
sangat praktis, terutama keunggulannya yaitu berupa search engine tools yang
74
Menurut Palmgreen Gratification Sought adalah kepuasan yang dicari atau
diinginkan individu ketika mengkonsumsi suatu jenis media tertentu juga dapat
diartikan sebagai alasan yang muncul dari sejumlah kebutuhan yang ingin dicapai
oleh individu pada obyek tertentu. Hal tersebut mendorong individu pada suatu
media tertentu yang memiliki kaitan dengan keinginan untuk mencari kepuasan
mempunyai tujuan atau motif yang berbeda-beda bagi setaip orang. Dalam
penelitian ini juga didapatkan beberapa alasan yang berbeda kenapa menggunakan
karena banyak hal yang dapat dilakukan dan dilihat dalam instagram membuat
waktu yang ada juga habis untuk menggunakan instagram. Karena dari hasil
75
penelitian ini peneliti menemukan fakta bahwa kapasitas menggunakan instagram
Bahkan setiap hari harus menggunakan instagram dan itu menjadi suatu
keharusan. Bagi pengguna tersendiri merasakan ada hal yang berbeda apabila
“…hahaha banyak kali. Setiap jam buka saya kak. Saat ada
kesempatan pasti saya akan buka, apalagi lhat snapgram artis.
Skin care-skin care gitu untuk yang terupdatenya. Sebelum tidur
biasanya paling lama kak, karena bakalan nunggu sampe siap
semua yang mau ku lihat kadang sampe tengah malam mainin
instagramlah kak, pokoknya sering kali aku buka instagram kak
sampe saya kena limit di iPhone gitu ka nada pemberitahuan
aplikasi apa yang paling sering kita buka dan waktunya nah saya
kena di limit itu kak, mau coba ngurangi gabisa…” (wawancara02
Februari 2019)
sehari. Penggunaan instagram untuk saat ini memang sangat mengglobal dilihat
itu instagram dapat dijadikan kenangan untuk bisa dilihat untuk kedepannya,
dapat mengekspresikan keadaan yang sedang terjadi dan telah terjadi. Pengguna
media sosial instagram menginginkan reaksi dari teman-teman mereka dan saling
76
memberikan komentar dan like dari foto maupun video yang diunggah. Instagram
juga adalah jejaring sosial yang digunakan sebagi tempat menyebarkan dan
berbagi informasi, berinteraksi dengan orang banyak, serta dapat mengenal lebih
dekat dengan sesama pengguna instagram melalui foto-foto, video yang diunggah.
Tabel 4.3
Penggunaan Instagram
77
dikantin aja buka isntagram tempat les juga jadi setiap
saat pasti buka instagram. Kalau ga buka instagram aneh
aja rasanya terus gatau info apa-apa kalau ga buka
isntagram ga tau gossip juga haha kan udah ga pernah
noonton tv untuk gossip jadi taunya ya dari instagram”
7. SF “Buka terus setiap saat buka ga pernah ga buka kalau
buka hp selalu buka ig ga yang lain”
8. IMM “Hahaha sering kali lah saya gunakannya kak. Ga
terhitung pun berapa sakin seringnya”
9. SRRL “Sangat pake banget, ga pernah sehari tanpa buka
instagram”
10. RTVS “Hmmmm gatau berapa lama kak tapi sering karena suka
lihat info gitu jadi sering buka instagram”
11. JAS “Sering kak, asal buka hp ya buka instagram kadang
sebelum tidur ya buka instagram, ga ada kerjaan ya buka
instagram”
12. MMS “Ya seringlah, lihat-lihat bola kan jadi seringlah”
13. DA “Keknya seringlah, sangat sering mala ga terhitung
berapa lama, sampai habis kouta karena instagram. Kan
instagram banyak makan kouta kak”
14. SFL “Sangat sering lah kak, kalau ga mau kudet ya buka
instagram. Menurutku buka instagram adalah hal yang
wajib karena bakalan tau informasi ya dari instagram.
Instagram is my life haha”
15. KSA “Hehehe setiap saat buka instagram kak. Apalagi akun
bersama dengan pacar kak jadi mau update juga ge
keitunglah lah kak pokoknya sering aja”
yakni Shout For Shout (SFS). SFS ini merupakan konsep promosi yang termasuk
dalam bagian dari model promosi yang menekankan aspek partisipasi dalam
78
melakukan promosi melalui akun instagram. SFS merupakan sebuah aktivitas
untuk saling mempromosikan produk melalui akun instagram satu dengan lainnya.
SFS tersebut digunakan sebagai salah satu strategi promosi yang banyak
Hal ini sesuai dengan data dari Master Card bahwa ada sekitar 63 juta jiwa
menggunakan internet dan 57 persen atau 36 juta jiwa aktif melakukan belanja
online ataupun bisnis online (Nisaputra, 2013). Penggunaan layanan belanja lewat
Asia Pasifik, dengan 51 persen populasi pengguna internet yang pernah berbelanja
memudahkan bagi siapa saja yang ingin berbelanja. Pada saat ini berbelanja
online sangat digemari bagi kaum muda, baik remaja dan orang dewasa. Semakin
banyak aplikasi berbelanja online semakin banyak pula akses untuk bisa
berbelanja online. Begitu juga halnya dengan penelitian kali ini bagaimana siswa-
siswi SMA Negeri 1 Medan juga menggemari berbelanja online. Salah satunya
79
adalah berbelanja online di instagram. Dari perkataan informan yang di dapatkan
Berikut pernyataan dari salah satu informan yaitu SRRL (17) saat wawancara:
di instagram secara rutin dilakukan, dalam jangka waktu sebulan saja bisa
melakukan hal itu untuk beberapa kali, memang benar bahwa Indonesia
sehingga tidak heran apabila online shop sekarang sangat banyak dan membuat
tertarik untuk berbelanja online. Berikut matriks dari jawaban informan seberapa
Tabel 4.4
Berbelanja Online di Instagram
80
bisa nambah kadang-kadang”
5. H “Hahaha berapa kali ya ga tentu saya kalau belanja.
Perkiraannya mungkin sebulan tiga kali bisa juga empat
kali atau lebih”
6. OA “Sering kali lah, sebulan aja minimal tiga kali tergantung
apa yang mau dibeli haha. Ini aja aku seminngu udah beli
tiga kali haha jadi ga nentu”
7. SF “Aduhh kayaknya sebulan dua sampe tiga kali gitulah bisa
lebih juga kadang-kadang, pokoknya rutin belanjalah”
8. IMM “Ga pernah ngitunglah kak berapa kali tapi tiap bulan
pasti belanja, tiap bulan itu pokoknya wajib berlanja”
9. SRRL “Seringlah tiap bulan pasti ada kadang makanan aja aku
suka beli online gitu apalagi barang-barang menarik
lain”
10. RTVS “Mungkin dua sampe tiga kali ya kak kalau sebulan,
karena hal itu udah biasa sekarang apalagi banyak
godaan dari aplikasi berbelanja apa ga belanja terus kak
jadi seringlah belanja”
11. JAS “Ga punya target belanja aku kak, kalau ada suka barang
ya beli aja ga pertimbangkan udah berapa kali belanja
dalam sebulan. Yang penting suka aja udah beli, jadi
ketentuan ga ada bahkan bisa dalam sebulan itu bisa
belanja sampai lima kali loh kak”
12. MMS “Sebulan sekali pasti ada kayaknya, lupa berapa kali
sebulan tapi pasti ada.”
13. DA “Hahaha belanja itu sama kayak buka instagram kak
wajib jadi pasti sering, apalagi belanja online ini banyak
barang-barang lucu dan menarik dan menggoda iman
haha jadi suka belilah kak.”
14. SFL “Hmmmm sebulan empat kali kak jadi kayaknya tiap
minggu itu bakalan ada belanja kalau bulan ini sikit
belanjanya biasanya dialihkan ke bulan depan belanjanya
manatau bulan depan kayak banyak barang bagus gitu
dan banyak yang suka yaudah yang bulan lalu belum
sampe empat kali ya dipake dibulan itu hehe ngeri ya
kak?”
15. KSA “Kayaknya sebulan bisa sampe lima kali, kadang juga
mau lebih makanya kayak ga tentu gitu”
81
Kegiatan berbelanja online di instagram ini menjadi suatu rutinitas yang
pasti yang akan dilakukan dan menjadi suatu kebutuhan. Dalam jangka waktu
sebulan saja bisa melakukan kegiatan berbelanja online di instagram beberapa kali
dan terkadang sudah menjadi ketentuan bagi siapa yang menganggap berbelanja
sibuk dengan rutinitasnya, sehingga internet dijadikan sebagai salah satu alat
Pembelian secara online ini nyaman, pelanggan tidak perlu bergelut dengan lalu
lintas, mencari tempat parkir, dan berjalan dari toko ke toko dan konsumen dapat
memesan barang selama 24 jam sehari dari mana dan kapan saja. Selain itu masih
menurut Kotler, pembelian online itu berisifat interaktif dan segera, yakni pembeli
dapat berinteraksi dengan situs penjual untuk mencari informasi dan kemudian
melakukan pemesanan di tempat. Hal ini menunjukkan bahwa saat ini beberapa
orang nyaman berbelanja secara online dikarenakan dapat diakses dengan mudah
berapa banyak uang yang memang disiapkan untuk berbelanja. Setiap orang
mempunyai kriteria target biaya masing-masing saat ingin berbelanja, ada yang
memang mempersiapkan ada juga yang hanya spontan tidak mempunyai target
82
dan bebas ingin mengeluarkan sebanyak apa. Begitu juga halnya dengan barang-
barang yang ingin di beli, pasti mempunyai keinginan dan kebutuhan yang
berbeda-beda. Mungkin bisa juga ada barang yang harus di beli online atau
bahkan ada barang yang tidak boleh di beli online, tergantung bagaimana
dilakukan oleh siswa-siswi SMA Negeri 1 Medan yang menjadi informan dalam
penelitian ini yang mempunyai budget (biaya) yang ditargetkan saat berbelanja
online begitu juga dengan barang-barang yang akan di beli online. Seperti yang
budget (biaya) itu perlu agar bisa membatasi dan tidak terlalu dalam
menggunakan uang ketika berbelanja. Begini menurut pernyataan IMM (16) saat
wawancara :
83
“…Hmmm punya, sekitar dua ratusan gitu. Beli apa yaa pakaian
gitu baju-baju gitu, terus skin care lebih sering sama casing hp
aksesoris gitu hehe…” (Wawancara 01 Feb 2019).
wadah bagi konsumen yang memiliki gaya hidup serba praktis, dimana mereka
untuk berbelanja dan barang-barang apa saja yang di beli dalam belanja online.
Berikut adalah matriks dari jawaban informan mengenai budget (biaya) yang
digunakan saat belanja dan barang apa saja yang dibeli ketika berbelanja.
Tabel 4.5
Budget dan Barang Belanja
84
sekali belanja, kadang mau beli album, mouse gitu
lebih juga.” stik, make up juga beli
sama baju.”
3. AP “Budget ya hmm kayaknya “Yang dibeli softlense
kalau budget dibawah empat kak, kan aku pake
ratusan gitu kak itu paling softlense ini jadi itu
mentok banget kayaknya kalau paling sering sama baju
lebih dari situ ga pernah.” karenakan baju banyak
yang canti-cantik kalau
di jual di online shop
gitu.”
4. NMP “Sekali belanja per item itu “Hmmmm beli tas, make
seratus ribu kak, kalau sekali up ini lebih sering dan
belanja mungkin ada dua atau harus bermerek, baru
tiga barang kali seratus ribu sama baju sih kak.”
segitulah budgetnya kak.”
5. H “Budget ya hmmm ga tentu gitu “Hahaha kadang yang
loh kak, saya kadang lihat uang saya beli itu aneh-aneh.
juga biasanya sih lima ratusan Kalau penasaran saya
gitu, kadang kan pake uang beli aja tapi aneh-aneh
tabungan kadang minta sama jadi yang sering saya
mama dikasih kadang ga beli aja ya kak hehe.
dikasih juga ya pake uang Aksesoris handphone,
sendiri jadi lihat uang juga makanan, sepatu sama
gimana taoi ya itu saya tas.”
biasanya lima ratusan gitu
budgetnya.”
6. OA “Wahh budget belanja yaa lima “Mcam-macam yang di
ratusan kayaknya. Ga lebih beli kak, ini aja aku beli
sampai lima ratusan gitulah. kuku hahaha. Kalau
Kalau ada yang disuka banget sering dibeli ya gitu
sampai kepikiran kali baru mau make up, skin care, baju.
ga mau ya belilah tapi kalau Pokoknya yang bisa
engga sampe gitu ya ga beli.” untuk mempercantik
dirilah kak hahaha”
7. SF “Kalau saya kan kak ga lebih “Hmmm sama sih
dari tiga ratuslah kak, kadang kayaknya aku suka beli
kalau udah sampe mahal kali baju gitu, make up tapi
suka takut ketipu tapi kalau harus yang punya brand
barangnya emang bermerek ga gitu kak, skin care apa
takut yang ga bermerek ininya lagi takut rusak muka ini
85
kadang ga kalau sampe kekgitu kak niat mau
enggalah jaga-jaga jugakan mempercantik jadi rusak
kak.” kan jadi payah sama
sepatu kadang suka beli
kalau ada yang bagus
gitu haha.”
8. IMM “Punyalah Kak, kalau belanja “Banyak belanjaan saya
ga punya budget saya bisa tekor kak, akdang masker,
gila belanja mulu. Di bawah baju, anting aksesoris
lima ratus gitulah kak, kadang gitu, hmmmm baju sama
sekali-sekali saya gabisa nahan sepatu kadang juga beli
diri untuk beli di atas lima ratus oh iya skin care kak
gitu jadinya keblablasan tapi keknya itu aja deh
akhir-akhir ini jadinya di bawah hehe.”
lima ratus gitulah kak.”
9. SRRL “Saya punya budget biasanya “Lebih sering make up
empat ratusan gitu, ga di atas sama skin care gitu kak
empat ratusan kak. Karena baju kadang-kadang.
uangnya saya juga tabung untuk Karena itu kan kayak
kebutuhan lainnya jadi harus harus gitu dibandingkan
dibatasi untuk uang belanja sama yang lainnya”
kayak gituan.”
10. RTVS “Hmmm budget ga ada, target “Kalau barang yang
juga ga ada kalau ada barang saya beli biasanya make
yang di suka ya beli aja. Mau up gitu lebih sering,
berapa biayanya saya ga masker atau skin care
pernah masalahin beli aja yah gitu atau kalau ga
gitu.” aksesoris gitu. Baju
jarang sih ya cuma
seringnya itu aja.”
11. JAS “Sekitar tiga ratusan gitu per “Hmmm aku paling
barang kak, kalau ada harganya gabisa tahan kali kalau
yang lebih dari itu tapi kualitas udah lihat baju kak,
bagus dan suka banget baru pokoknya paling sering
belilah. Tapi saya suka sering beli itu ya baju baru
gitu belanjanya jadi lumayan make up kan karena
juga kalau belanja sebulan untuk muka itu aja sih
gitu.” kayaknya kak.”
12. MMS “Budget ya adalah lima ratus “Baju, baju bola gitu
kayaknya” atau kaos warna hitam
gitu atau Cuma yang ada
86
nama mereknya gitu
kayak hurley sama
sepatu. Sepatu bola atau
sepatu kayak adidas.”
13. DA “Saya ga punya target biaya “Suka beli baju sama
untuk belanja kak, berapa aja make up sih kak itu yang
ya dibeli.” paling sering banget
baru kadang-kadang
mainan hahaha atau
sepatu juga hehehe.”
14. SFL “Punyalah budget. Hmmm “Beli skin care, baju,
sekitaran tiga ratusan ribu gitu. casing, sepatu sama
Pernah sekali-sekali lima makanan kak hahaha
ratusan gitu tergantung barang banyak kayaknya ya
sama kualitas barang kalau oke kak.”
dan terjamin yam au dengan
seharaga seperti itu kalau
enggak mending gausah beli
cari barang yang lain aja.”
15. KSA “Hmmm budget kayaknya satu “Saya suka beli sepatu,
juta deh atau kadang mau baju sama make up. Tai
sampe satu juta lima ratus gitu semuanya harus
tergantung barangnya apa yang bermerek saya ga mau
mau dibeli, berkualitas atau beli yang ga bermerek
enggak dan seberapa banyak makanya budget saya
barang yang mau dibeli.” kadang agak banyak.”
saat ini muncul istilah endorsement yang menjadi trend pada pengguna instagram.
Endorse merupakan suatu cara untuk mempromosikan produk sebuah online shop
dengan bekeja sama dengan orang yang memiliki banyak followers di instagram.
Pada media sosial instagram, fenomena endorsement saat ini banyak dijumpai
pada beberapa tokoh maupun masyarakat awam yang mampu menarik perhatian
87
pengguna instagram lainnya. Menurut Dyah (2014:10), endorse dalam media
media instagram, siapapun bisa menjadi seorang endorser atau yang biasa dikenal
pemilik akun Instagram pada setiap foto yang diunggahnya, khusunya mereka
yang memiliki penampilan menarik baik secara fisik maupun segi penampilannya.
like serta komentar di foto mereka. Selebgram ini kemudian muncul disebabkan
sehingga tidak asing lagi untuk di dengar terutama bagi pengguna media sosial
instagram. Endorse akan sejalan dengan adanya online shop. Karena banyak
mempromosikan barang yang akan di jual di online shop miliknya. Sehingga hal
itu sangat membantu bagi online shop tersendiri untuk menaikkan calon pembeli
untuk berbelanja. Sehingga online shop juga bakalan mengeluarkan uang untuk
88
tergantung bagaimana kesepakatan tersebut. Sehingga fenomena endorse ini juga
mengenai fenomena endorse saat ini. Saat ditanyai apakah tau mengenai endorse
negatif dan ada pula yang memberikan pendapat positiff. Dalam pernyataan
89
kayak gitu di tipu jadi malaslah belinya...” (Wawancara 01
Februari 2019).
Hal serupa juga dikatakan oleh DA (17) saat wawancara :
Tabel 4.6
Fenomena Endorse
90
di endorse salah satu online shop . Waktu itu aku di
endorse pake baju yang dijual online shop terus
imbalannya dikasih beberapa baju termasuk yang di
endorse. Jadinya aku untungkan hehe”
4. NMP “Yahhh sangat tahulah kak. Hmmm bagus sih kayak
saling menguntungkan karena yang satu memberi imbalan
gitu atau kasih produknyakan yang satu mempromposikan
jadi kayak untung aja terus manfaat juga sama yg butuh
kayak mau cari-cari barang mudah.”
5. H “Iya tahu. Ehhh efeknya ke saya cukup bikin selera kek
artis gitu kan make ohhh bagus gitu, jadi kayak kepengen
make aja gitu. Untungnya lebih tau aja tentang produk itu
kan dijelasin sama mereka produk itu gimana jelas lebih
terinformasilah karena endorse itu. Jadi ya tau produknya
karena endorse itu.”
6. OA “Tahulah. Sebenernya endorse ini hal yang menarik
pengen juga sebenernya di endorse gitu lumayankan
haha. Tapi kadang endorse ini mau juga nipu. Bukan
salah online shop nya sebenernya tapi kadang selebgram
atau artisnya ini bilang barangnya bagus blablabla tapi
padah enggak dibilanginya aja semuanya bagus padahal
waktu di beli enggaknya aku pernah kayak gitu di tipu jadi
malaslah belinya.”
7. SF “Tahu, kalau yang berguna-guna ya bergunalah. Kalau
yang ga penting gitu haha ya ga penting. Kadangkan ada
selebgram gitu dia nerima endorse itu walaupun
barangnya ga bagus-bagus kali tapi ya dia tetep nerima
gitu kadang ga sesuai sama apa yang dibilangnya gitu
kayak nipu gitu loh, jadi dia kayak nipu publik gitu. Terus
misalkan kita cari barang kalau misalkan kita pengen cari
inilah terus di endorsekan ada jadi lebih muda gitu juga.”
8. IMM “Hmmmm iya tahu. Kalau ya endorse sudah menjadi hal
yang biasa kalau sekarang. Karenakan barang-barang
online itu sekarang kebanyakan pake endorse. Itu kek
ngebantu pihak online shop gitu kan kak. Rugi aja
rasanya kalau ga ngeendorse apalagi masih baru. Karena
biasanya kepercayaan di online shop tersebut dilihat
bagaimana barang itu di endorse, karena aku juga kalau
mau belanja lihat kekgitu barangnya dia ada di endorse
ga ya sama artis.”
9. SRRL “Jelas tahulah kak. Udah biasa dengar kata endorse ga
91
lepas itu sama online shop haha. Aku juga mempunyai
beberapa teman yang mengelola online shop dan mereka
juga mau kayak ngeendorse sama selebgram-selebgram
gitu supaya menaikkan followers dan biar bisa kayak
trusted gitu loh. Kadang aku juga kalau mau belanja
online sangat terbantu dengan adanya endorse. Gak
susah lagi nyarinya terutama online shop yang dapat
dipercaya.”
10. RTVS “Hahaha tahu kali lah kak. Kan Tasya Farasya suka juga
nge endorse di instagramnya jadi kadang suka ngintilin
juga sama barang yang di endorsenya apalagi kalau soal
make up pastilah itu kak. Terus kalau misalkan di endorse
sama online shop gitu kan dapat uang banyak kalau
misalkan udah terkenal. Terus lebih mudah untuk
mendapatkan barang yang dim au sama lebih terpercaya
aja kalau udah di endorse.”
11. JAS “Ohhh tahu. Hmmm bagus ya ga capek cari-cari barang.
Ada yang endorse tinggal buka aja online shop nya, saya
juga tahu barang tersebut karena melihat artis atau
selebgram tersebut endorse atau make. Lagian bagi
pengguna instagram itukan hal yang pasti diketahui
karena banyak artis yang banyak melakukan endorse.
Teruskan endorse sangat menguntungkan apalagi
followersnya banyak, sama kek artis kalau followersnya
banyak tinggi juga tarif jasa endorsenya.”
12. MMS “Ohhh tahu. Bagus endorse itu. Hmmm apa ya karena
endorse tadi percaya jadinya kalau online shop itu
terpercaya lumayanlah buat jadi refrensi gitu.”
13. DA “Iya tahu. Hmm endorse itu menguntungkan terutama
saat membeli barang-barang yang diinginkan ngebantu
kalau misalkan nyari baju atau sepatu. Tapi harus pande
pilih barang ya. Kadang endorse ini suka juga ga
benernya. Salah selebgram sama artisnya sih dia terima
endorse apa aja ga saring dulu barangnya asli atau
terpercaya enggak yang penting dapat uang aja setelah
ngeendorse. Terus sekali ngeendorse banjir pulak di
snapgramnya kadang malas lihatnya ya skip-skip aja
kayak awkarinlah kayak gitu jadi kadang pilih juga siapa
yang mau dilihat endorsenya.”
14. SFL “Tahulahh. Sangat bagus endorse itu sangat ngebantu
kalau nyari barang reviewnya juga bagus dia
92
ngejelasinkan. Terus aku juga banyak tahu barang karena
endorse. Tapi yah itu juga kadang selebgram endorse ini
ga lihat gimana barangnya berkualitas atau enggak asal
promosikan aja ga dilihatnya emang bener bagus. Aku
pernah ketipu soalnya kak.”
15. KSA “Hehehe iya tahu. Soalnya aku suka belanja ya karena
endorse juga. Menarik barang endorsean itu kak. Apalagi
kalau misalkan selebgramnya suka ada promo nama dia
gitu bagus kekgitu. Terus tahu mana barang yang palsu
mana yang enggak juga kadang. Barang gitu ngebantu
kayak tas atau sepatu tapi kalau kek obat-obatan kekgitu
ga ngebantu ntah obat pemutih pelangsing ga percaya aku
kak hehe.”
sebuah produk haruslah didukung oleh endorser atau yang dikenal juga sebagai
bintang iklan dalam mendukung iklan tersebut. Sebab pada dasarnya produk-
produk-produk terbaru dan unik serta tidak ketinggalan zaman sebab selalu
didedikasikan kepada kalangan muda baik itu para mahasiswi dan pengguna
instagram lainya, sebab mereka merupakan bagian dari segmen pasar yang
dewasa saat ini. Dimana mempunyai keinginan membeli yang tinggi dan
diketahui pada umunnya para kaum muda memiliki ciri khas dalam berpakaian,
berdandan, gaya rambut, tingkah laku, pertemuan dan pesta, serta ingin selalu
berpenampilan yang dapat menarik perhatian orang lain terutama teman sebaya,
93
oleh karena itu para anak muda sering kali membelanjakan uangnya untuk
keperluan tersebut.
alasan yang berbeda mengapa tertarik berbelanja karena endorse. Hal ini
online di instagram karena endorse yang dilakukan oleh artis atau selebgram yang
mereka sukai dan ikuti di instagram. Mereka mempunyai alasan yang sama juga
kenapa tertarik dengan barang endorsean karena ingin mau sama dengan artis atau
selebgram yang disuka dan ingin punya barang yang sama. Tidak hanya itu OA
dan SF juga suka membeli barang endorsean karena percaya dengan apa yang
disampaikan oleh artis atau selebgram tersebut dan ingin mencoba pada dirinya.
disukai tetapi tidak membuat mereka menjadi iri satu sama lain melainkan
memberikan saran mana barang yang cocok yang juga bisa digunakan pada
mereka. Tetapi berbeda dengan pernyataan informan yang lainnya bahwa mereka
94
tidak sangat terpengaruh dengan adanya endorse untuk suka berbelanja online,
Tabel 4.7
Pengaruh Endorse dalam Berbelanja Online
95
ada kemungkinaan juga kurang bagus contoh kayak
sincare ga semua orang cocok ke mukanyakan trus gatau
kondisi kulitnya cocok ga trus kulitnya berminyak jadi
skin care apa yg cocok atau make up apa gitu.”
3. AP “Lumayan terpengaruh jugalah haha. Karenaa kadang
tertipu orang itu cantik kalau pake ohh kita juga keknya
bagus ehh rupanya jelek haha.”
4. NMP “Hehehe terpengaruhla kak. Karena dia makenya menarik
gitu trus kayak bagus kadang sesuai sama aku kalau
diendorsekan berarti trusted jadi gatakut mau beli.
Soalnya pernah kecewa beli tas selempang gitu lucu
soalnya gambar semangka dilihat digambar kek besar
tapi waktu datang kecil trus bahannya tipis kayak ga sama
yg digambar.”
5. H “Terpengaruhlah kak, hahaha gatau kenapa ya endorse
gitu, apa bener-bener bagus jadi kek beneren dibeli
jadinya karena penasaran artis ngomong kek betul gitu,
kemarin saya beli penumbuh alis kmrin itu hahahaiyaa
semua kayak Raffi Ahmad, Syahrini, Luna Maya semua
endorse itu jadi apa bener-bener numbuhin apa engga
jadi saya belii hahaha ehh ternyata waktu dipake ya ga
ada ngaruhnya hahaha. Tapi jadi sekarang saya pake wak
doyok kan itu dari instagram hahaha ga guna emg itu
kemarin. Trus saya pernah kecewa karena endorse kayak
makanan gitu kan snack-snack artis makanan artis itu
ternyata ga enak juga haha ntah apa dijual gitu kayak
punya Rafii Ahmad itu biasa kali enakan lagi chitato
daripda itu iya. Ketipu kali saya mahal harganya sikit
isinya bgi dia enak menang nama dan muka dia aja itu di
bungkus itu hahaha.”
6. OA “Terpengaruh. Sangat terpengaruh karena endorse.
Mungkin kalau lihat selebgramnya atau kalau udah suka
sama selebgramnya trus dia make gitu jadi ya
terpengaruh gitu apa yang dia pake jadi suka dan mau
pake juga sama kayak dia. Artisnya kek selebgram,
Awkarin huhh, Awkarin semangat hidup Awkarin. Dj
Yasmin juga kadang-kadang.”
7. SF “Terpengaruh kalilah haha. Aku aja suka buka belanja
online ya karena endorse. Suka terpengaruh sama apa
yang dibilangnya katanya bagus ya pengen aja gitu ku
coba bagus juga atau enggak. Terus di pakenya cantik ya
96
ku coba aja samaku cantik juga enggak ya haha akukan
mau mempercantik diri juga sih kak haha mau sama kayak
selebgram-selebgram gitu. Mala kadang mau beli karena
ya di endorse mereka biar samaan.”
8. IMM “Belum tentu terpengaruh sih sama endorsean. Kadang
barang endorsean murahan gitu kan jadi pilih-pilih juga.
Kadang ada juga barang endorsean yang bagus baru beli
kalau enggak ya enggak. Ga terpengaruh juga sih karena
artis atau selebgram tersebut karena lihat barangnya aja
bagus ya beli kalau enggak ya enggak belilah buat
apakan. Jadi belum tentu terpengaruh. Kadangkan karena
emang butuh baru dicari dan dibelikan”
9. SRRL “Ga tentu. Cari sendiri kadang barangnya ga lihat
endorse. Biasanya lihat endorse karena barangnya
menarik, ga mungkin karena di endorse sama dia harus
beli. Kalau kebetulan bagus ya ga masalah sih jadi ga
tentu terpengaruh sama endorse.”
10. RTVS “Iya terpengaruh karena endorse. Belanja online di
instagram ya karena endorse itulah. Malas nyari ga
tertarik yaudah lihat aja snapgram yang ngeendorse.”
11. JAS “Terpengaruhlah. Karena menurutku biasanya kalau udah
di endorse pasti barangnya udah trusted jadi kalau ada di
endorse terus tertarik ya beli aja jadi pengaruhlah karena
endorse itu untuk belanja.”
12. MMS “Hmmm lumayan. Suka aja ga ada pertimbangan yang
gimana-gimana.”
13. DA “Terpengaruh. Artis atau selebgram biasanya terpercaya
kali jadi yaudah belanja aja.”
14. SFL “Terpengaruhlahh kak. Review mereka kayaknya jujur-
jujur kali gitu jadi aku penasaran terus mupeng gitu haha
yah mau gamaulah kak daripada kepikiran mending
kubelikan ajakan.”
15. KSA “Hmmm iya terpengaruh. Karena lihat wah barangnya
keknya bagus ini terus cantik yaudah beli aja terus cocok
juga kayaknya ke aku ya belilah. Jadi dari lihat dipake
bagus terus ngeriewnya kayaknya bagus.”
97
sehingga mengakibatkan seseorang berperilaku konsumtif. Karena hal tersebut
tetapi karena tertarik hingga akhirnya berbelanja terus-menerus. Hal ini sesuai
dengan teori yang dikemukakan oleh Jean Baudrillard bahwa masyarakat pun
pada akhirnya hanya mengonsumsi citra yang melekat pada barang tersebut
pernah merasa puas dan akan memicu terjadinya konsumsi secara terus menerus,
konsumsinya, barang dan jasa yang dibeli dan dipakai oleh setiap individu (Ritzer,
Konsumsi tidak dapat lagi diasosiakan dengan hal-hal yang berkaitan atau
kita pada saat ini. Konsumsi bersifat individu, kemewahan, bahkan hedonis, dan
apa yang membuat orang mengkonsumsi bukan berdasarkan atas asas manfaat,
tertentu seperti gaya hidup, identitas dan beberapa hal lain yang melingkupi
kenyataan kosnsumsi masa kini, seperti hasrat dan makna yang diproleh dari
konsumsi, jika ada hal yang dapat mempengaruhi perubahan masyarakat dalam
memaknai dan cara melakukan konsumsi, mungkin iklan memiliki pengaruh yang
98
Kegiatan konsumsi masyarakat saat ini tidak hanya sekedar berkaitan
dengan keinginan dan kebutuhan atas barang yang dikonsumsi melainkan karena
faktor gengsi. Hal ini tidak terlepas dari pengaruh media cetak maupun elektronik
masyarakat masa kini dengan bahasa dan sistem tanda dalam masyarakat primitif.
(Mudji Sutrisni dan Hendar Putranto. 2005:262). Karena oleh itu maka
sehingga dapat mencuri perhatian para calon konsumen. Ada empat peran selebriti
yang dipaparkan dan dua diantaranya adalah endorse dan artis. Dimana
99
endorsemerupakan selebriti yang diminta untuk membintangi iklan produk
dimana dia secara pribadi tidak ahli dalam bidang tersebut, sedangkan artis
diminta untuk mempromosikan suatu produk atau merek tertentu terkait dengan
halnya dengan penelitian ini bahwa peran endorse dan artis merupakan salah satu
faktor ketika memutuskan berbelanja online. Hal ini di sampaikan oleh salah satu
“…Ohh enggak kayaknya Kak. Belum tentu beli karena ga percaya jugakan
gimana barangnya terus lebih terpercaya aja kalau udah di endorse. Terus
kalau udah di endorsekan apalagi sama yang kusukakan lebih bagus jadi
tahu barangnya gimana dari review yang dikasih hehe. Barang endorsean
itu lucu-lucu kak jadi pengen dibeli semua karena lucu haha…”
(Wawancara 08 Februari 2019)
Berikut adalah matriks dari jawaban informan mengenai keputusan
Tabel 4.8
Keputusan Pembelian Barang
100
barang endorsean ini bagus dan kalau dipake sama
selebgram jadi bikin suka hehe”
2. AIS “Kurang mau beli barang kalau ga diendorsekan.
Karena kalau misalkan ga diendorsekan ada
kemungkinaan juga kurang bagus contoh kayak sincare
ga semua orang cocok ke mukanyakan trus gatau kondisi
kulitnya cocok ga trus kulitnya berminyak jadi skin care
apa yang cocok atau make up apa gitu. Yes beli brang
karena artis yg diendorse.”
3. AP “Kalau banyak reviewnya kadang mau beli barang yang
ga endorsean.”
4. NMP “Mau aja, kan kalau hari kebutuhan kan ya nyari sendiri
jadi ya cari aja gitu. Ada juga sihh krna endorse. Beli
barang tersebut karena lucu atau butuh hehe. Tapi lebh
ke lucu suka, aku suka barang-barang lucu gitu”
5. H “Ehmmmm biasanya kalau ga diendorse saya beli yg
bermerek yang udah ada brandnya jadi saya beli saya
percaya aja gitu, contohnya apa yaaa ehhhmm aduh apa
ya lupa aduh apa ya lupa kalau udh gini aduh duhh oh
iya iya skin care natural pacific itu kan kadang ga
diendorsetapi udah ada brandnya. Ehmmm kadang
muncul iklan di ig kadang beli kalau ga endorse ya gt.
Aku beli itu ya karena penasaran sih sebenernya haha.
Terus efeknya apa kalau ke aku bener ga apa yang
dibilangnya.”
6. OA “Kalau suka kali pasti beli wlaupun ga di endorse.
Kalau suka beli kalau ga ya engga kalau di endorse ya
udh bagus gtitu. Aku suka terpengaruh sama apa yang
dipake awkarin jadi pakein aja kalau cocok ke dia cantik
ku lihat yaudah ku beli.”
7. SF “Ga beli aku kak kalau ga di endorse sama artis atau
selebgram harus di endorse baru aku mau beli.”
8. IMM “Belum tentu beli kalau ga di endorse, paling lihat
reviewnya testimoninya gitu-gitulah kalau mau beli tapi
ga di endorse. Karena suka makanya beli atau kalau lagi
buming ya beli.”
9. SRRL “Hmm mikir-mikir sih mau beli apa engga kalau ga di
endorse lihat trusted ga itu olshop baru followersnya
gimana liker juga meyakinkan ga bentuknya agak ragu
kalau ga di endorse ini.”
101
10. RTVS “Hmmm gimana ya kalau barangnya ga di endorse
biasanya aku mikir dulu mau beli apa enggak butuh
pertimbangan. Jadi kadang kalau online shop nya ga ada
kayak di endorse gitu aku belum tentu beli. Terus kenapa
tertarik sama barang endorsean itu menarik jadi suka
aja.”
11. JAS “Ohh enggak kayaknya Kak. Belum tentu beli karena ga
percaya jugakan gimana barangnya terus lebih
terpercaya aja kalau udah di endorse. Terus kalau udah
di endorsekan apalagi sama yang kusukakan lebih bagus
jadi tahu barangnya gimana dari review yang dikasih
hehe. Barang endorsean itu lucu-lucu kak jadi pengen
dibeli semua karena lucu haha”
12. MMS “Tergantung ya. Lihat dulu instagramnya gimana
testimoninya gimana followersnya kalau ga di ensorse ya
lihat itulah,”
13. DA “Tetep belilah kak, lihat ratingnya aja. Tapi kalau di
endorse ya lebih bagus.”
14. SFL “Hmmm bingung kak. Tujuh puluh persen karena
endorse kak kalau enggak belum tahu gimana kak.”
15. KSA “Sebenernya peran endorse itu ngaruh kalau mau beli
apa enggak, kalau ke aku lebih besar itu pengaruhnya
daripada ga di endorse.”
online. Selain itu keputusan pembelian tidak lagi dikarenakan membutuhkan suatu
barang tersebut tetapi karena mempunyai tujuan yang lain. Keputusan pembelian
konsumsi. Hal ini dapat dibuktikan dalam membeli sesuatu yang belum tentu
suasana hidup penuh ketergantungan pada orang tua menuju masa dewasa yang
102
Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh trend. Hal ini didasari adanya
keinginan yang tinggi baik dalam menunjang penampilan agar dapat memberikan
simbol status agar terlihat lebih trend atau tidak ketinggalan zaman dimata orang
lain. Dalam penelitian ini juga menjelaskan bahwa para perempuan biasa membeli
barang-barang seperti baju, tas, sepatu, make up, skin care, dan aksesoris di online
shop instagram atas dasar demi mendukung penampilan agar terlihat cantik dan
menarik, memenuhi gaya hidup yang lebih trend dan masa kini. Hal ini di
“…Sukalah kak barang trend, kayak hari itu lagi trend gel alovera
ikutan beli gitulah, sekarang ternyata ga dipake lagi karena ga
cocok tambah item saya pake itu haha apalagi ya yang sedang
trend kemarin saya itu oragnya pelupa jdi suka lupa tapi banyak
gitu haha apalagi ya lebih ke skin care kalo lagi buming saya beli
haha. Ehmmm apa yaaa tertarik ya gatau tertariknya itu kenapa.
Ehhmm tertariknya karena banyak orang make karena highkan
jadi alasan dia high pasti adaakan jadi saya pengen coba gitu.
Jarang banget karena butuh karena buming itu saya beli coba-
coba aja…” (Wawancara 02 Februari 2019)
Hal yang sama juga disampaikan oleh SF (17) :
penting. Salah satunya adalah belanja pakaian yang dimana mode pakaian ini
semakin bervariasi dengan berkembangnya zaman. Hal ini berkaitan dengan teori
103
konsumsi Jean P. Baudrillard dimana orang mengkonsumsi bukan karena suatu
produk. Barang bermerek tidak terdapat dalam fitur, teknologi atau jenis produk
itu sendiri, citra timbul karena iklan, promosi, atau penggunanya. Melalui citra
kepuasan tertentu dari suatu produk. Lalu membeli produk tersebut karena
munculnya penilaian bahwa produk yang bagus ataupun produk dengan harga
mahal akan menimbulkan rasa percaya diri yang tinggi. Hal ini juga disampaikan
lagi karena nilai guna, hal ini sesuai dengan teori Baudrillard yang menyatakan
bahwa konsumsi yang terjadi sekarang ini telah menjadi konsumsi tanda.
Tindakan konsumsi suatu barang dan jasa tidak lagi berdasarkan pada
104
kegunaannya melainkan lebih mengutamakan pada tanda dan simbol yang
pada barang tersebut (bukan lagi pada kegunaannya) sehingga masyarakat sebagai
konsumen tidak pernah merasa puas dan akan memicu terjadinya konsumsi secara
terus menerus, karena kehidupan sehari-hari setiap individu dapat terlihat dari
kegiatan konsumsinya, barang dan jasa yang dibeli dan dipakai oleh setiap
individu, yang juga didasarkan pada citraan-citraan yang diberikan dari produk
tersebut. Hal ini di dapatkan dari beberapa pernyataan informan yang mengatakan
bahwa mereka membeli bukan lagi karena butuh atau karena nilai guna melainkan
karena ada suatu nilai ataupun suatu hasrat kepuasan dalam mengkonsumsi barang
tersebut. Salah satu informan yang mengatakan tersebut adalah KSA (18) :
Tabel 4.9
105
Nilai Guna dan Nilai Tanda
106
guna kayaknya make luar negeri daripada local karena
up sih Kak, kan aku lebih mahal jadi nilainya beda. Sama
juga suka buat video kalau belanja baju karena dipake
make up jadi itu pasti sama Aw Karin Kak atau kalau lagi
guna banget itu pun trend modelnya baru aku beli supaya
harus bermerek ya kan ga ketinggalan zaman.”
aku mau review ke
orang masa ga
bermerek
7. SF “Make up lah palingan “Aku sering belanja karena Rachel
Kak sama skin care Vennya Kak, barang yang dipake dia
dari Korea itu. Itukan selalu enak dipandang terus
pasti kepake dan harganya ga murahan jadi mau beli
gunanya juga ke muka supaya bisa sama apalagi sekarang
Kak biar lebih glow.” diakan udah pake hijab Kak, jadi mau
ikutin trend hijab dipakenya. Baju
apalagi Kak, ga norak gitu bajunya.
Jadi aku ngerasa percaya diri sama
kayak dia.”
8. IMM “Beli barang kadang “Kalau baju jarang karena guna Kak,
guna kadang enggak lebih ke trend sama bermerek aja
tergantung barangnya makanya beli lebih wow gitu pake
sih Kak, kalau skin barang gitu. Apalagi kalau jalan ke
care iya guna Aku suka mall lebih percaya diri Kak.”
beli nature.”
9. SRRL “Hmmm barang apa “Kalau baju kadang Aku beli karena
ya baju kadang karena lagi buming Kak, supaya punya ya
guna kok tapi ga sering beli sama lebih puas aja kalau punya
banget. Make up lah barang yang dipake artis.”
guna Kak untuk
menutupi bekas-bekas
jerawat kan.”
10. RTVS “Keknya skin carelah “Baju aku suka beli karena aku
yang paling aku beli ngerasa aku cantik pake baju itu
memang karena gunain supaya percaya diri kemana-mana
ke mukakan.” dan bangga gitu.”
11. JAS “Kalau baju gunanya “Lebih percaya diri kalau beli
Kak pasti akan di pake. barang yang lagi trend jadi ngikuti
Tapi tergantung trend masa kini.”
gimana bajunya juga.”
12. MMS “Baju bola karena “Suka beli kaos bermerek kayak lagi
107
guna Kak makanya trend Pull & Beer banyak cowok pake
beli, kan ga mungkin jadi beli lebih percaya diri aja lebih
aku pake kemeja main bernilai dan bergengsi aja kalau pake
bola.” barang kekgitu baru bisa ngecengin
cewek kan kak haha dia lihat kita
pake barang oke pasti ada nilai lebih
dia ke aku.”
13. DA “Make up aku emang “Beli baju harus yang punya nama,
butuh dan guna Kak, apalagi baju sama make up. Lebih ke
untuk buat muka lebih suka sama terpuaskan aja. Kekmana
cantik jugakan.” ya namanya punya barang pasti ada
rasa wow bangga gitu loh.”
14. SFL “Lebih ke skin care sih “Beli skin care harus yang udah
Kak, kan itu untuk punya nama, ga masalah kalau
merawat wajah.” mahal. Ada nilai beda kalau pakai
barang-barang yang mahal, ga malu
makenya. Biar ga nampak murahan
Kak.”
15. KSA “Make up guna sih “Beli baju sama sepatu yang
Kak sama skin care bermerek dan trend itu sebenernya,
jugakan. Untuk yah karena nyenangin diri sendiri
perawatan supaya aja, ngerasa terpuaskan juga kalau
lebih cantik.” make terus saya ngerasa diri saya
keren hehe. Terus kalau udah punya
barang yang oke bisa pamer gitu ke
temen”
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa dalam mengkonsumsi suatu barang
nilai guna bukan menjadi suatu faktor utama melainkan nilai tanda atau simbolis
dari barang tersebut. Hal ini juga dihubungan dengan status kelas sosial ekonomi.
Sebagai contoh dapat ditemukan pada pilihan berbelanja baju dan sepatu anak
remaja tersebut. Fungsi baju yang utama adalah menutupi dan melindiungi tubu,
fungsi sepatu menjadi alas kaki agar tidak kotor dan tidak terkena panasnya
matahari. Namun, hal itu tidak lagi dilihat sebagai kebutuhan dasar bagi manusia,
tetapi juga sebagai mode dan fashion, yang membawa makna yang berbeda.
108
Hal itu akhirnya mengkespresikan atau menandakan suatu identitas
tertentu. Sehingga menentukan gaya fashion dapat dipengaruhi oleh iklan, pakaian
bermerek, sedang trend, dan dipakai oleh selebriti. Terdapat prestise yang
terkandung di dalamnya hal ini sesuai dengan teori Baudrillard, kini logika
konsumsi masyarakat bukan lagi berdasarkan use value atau exchange value
melainkan hadir nilai baru yang disebut “symbolic value”. Maksudnya, orang
tidak lagi mengkonsumsi objek berdasarkan nilai guna, melainkan karena nilai
tanda atau simbolis yang sifatnya abstrak dan terkonstruksi. Hal ini disebabkan
karena beberapa bagian dari tawaran iklan justru menafikan kebutuhan konsumen
tersembunyi dalam diri manusia, produk ditawarkan sebagai simbol prestise dan
gaya hidup mewah yang menumbuhkan rasa bangga yang klise dalam diri
pemakaiannya.
keseharian masyarakat. Nilai-nilai, pemaknaan dan harga dari segala sesuatu yang
109
Dalam pemikiran Baudrillard, gaya hidup konsumsi dalam masyarakat
konsumen ini tercipta karena perubahan fokus perhatian dalam kapitalisme itu
makna-makna sosial atau posisi sosial. Relasi bukan lagi terjadi antara manusia,
(advertising) sebagai guru dan teladan moral yang harus diikuti. Karena iklan
yang adalah ujung tombak kapitalisme sebagai guru dan teladan moralitas, maka
dikonsumsinya.
tanda. Atau dengan kata lain kapitalisme global memfokuskan diri pada
110
“manajemen konsumsi”. Media massa berada di belakang penyebaran kapitalisme
Kepada tiap individu, lewat produk yang ditawarkan melalui media, produser
individu, seperti pemenuhan diri, kesenangan, kelimpahan, dan tentu saja prestise
yang akan didapatnya kalau individu itu mengkonsumsi komoditi yang mereka
Masyarakat Konsumen
Pada dasarnya kata endorse berasal dari kata endorsement yang artinya
shop dengan bekerja sama dengan orang yang memiliki banyak followers di
trend, sehingga tidak asing lagi untuk di dengar terutama bagi pengguna media
sosial instagram. Endorse akan sejalan dengan adanya online shop. Karena
banyak online shop menggunakan jasa endorse tersebut untuk mendukung atau
Sama halnya dalam penelitian ini, dimana anak remaja SMA Negeri 1
111
endorse yang pada saat ini sedang trend di media sosial instagram. Hal ini sudah
menjadi hal yang sering ditemukan dalam media sosial instagram terutama online
shop yang pada saat ini sangat berkembang. Endorse dilakukan pada seseorang
yang mempunyai followers yang banyak atau sering disebut dengan kata
Indonesia juga kini beralih menerima endorse-an yang dilakukan online shop.
Pengetahuan tentang endorse ini tidak lagi lazim di kalangan anak remaja
memudahkan siapa saja yang ingin membeli suatu barang. Dengan melihat
endorse yang dilakukan oleh selebgram dan artis kita bisa mengetahui barang-
barang apa yang pada saat ini sedang trend dan barang yang bagus. Dengan
adanya endorse kita dapat mengetahui bahwa online shop tersebut dapat
dipercayai.
Fenomena endorse yang terjadi di media sosial instagram ini juga menjadi
salah satu pertimbangan bagi remaja yang memutuskan membeli barang tersebut.
Bahkan ketika barang tidak di endorse akan menjadi suatu pertimbangan yang
besar bagi konsumen untuk membeli suatu barang. Perilaku konsumen dalam
online shop menjadi sering berbelanja online. Hal ini dikarenakan adanya nilai
112
barang tersebut, sehingga anak remaja meyakini bahwa barang yang di-endorse
dan dipakai oleh artis maupun selebgram tersebut mempunyai kualitas barang
Dari adanya hal tesebut membuat anak remaja tidak lagi membeli suatu
barang karena butuh melainkan karena hasrat keinginan semata, dan simbol-
simbol yang terdapat di dalamnya. Sama halnya seperti dikatakan oleh Baudrillard
dari nilai tanda atau nilai simbol, bukan pada kebutuhanatau manfaat. Dalam
tanda atau simbol. Orang membeli sesuatu bukan karena kegunaannya, tetapi
karena dalam barang itu ada nilai simbol yang menunjukkan status yang melekat
Begitu halnya dengan penelitian ini anak remaja pada SMA Negeri 1
Medan membeli suatu barang bukan karena butuh melainkan karena keinginan
lain seperti, barang tersebut lucu dan unik kemudian dibeli. Alasan lain juga ingin
mau sama dengan artis atau selebgram yang disukainya, ataupun karena barang
tersebut sedang trend dan sering digunakan oleh para artis maupun selebgram.
Tidak hanya berhenti disitu saja anak remaja tersebut membeli barang tersebut
karena ada nilai yang terdapat ketika mengkonsumsinya. Ada hasrat keterpuasan
merek, walaupun harga barang tersebut mahal tapi bukan menjadi suatu
113
pertimbangan bagi mereka untuk membelinya. Barang ber-merek mempunyai
kualitas yang baik sehingga mempunyai nilai jual ketika digunakan. Maka anak
ada suatu hal yang berbeda terutama ketika barang tersebut asli. Ketika
jati diri melalui barang yang digunakan, sehingga orang yang melihat menilai
yang berbeda tentang dirinya. Mereka ingin menunjukkan sebuah status atau citra
berbeda yang melekat atas dirinya melalui barang tersebut. Nilai tanda yang akan
pada barang tersebut (bukan lagi pada kegunaannya) sehingga masyarakat sebagai
konsumen tidak pernah merasa puas dan akan memicu terjadinya konsumsi secara
terus menerus, karena kehidupan sehari-hari setiap individu dapat terlihat dari
kegiatan konsumsinya, barang dan jasa yang dibeli dan dipakai oleh setiap
individu, yang juga didasarkan pada citraan-citraan yang diberikan dari produk
tersebut.
kebutuhan dasar dan fungsional manusia. Konsumsi telah menjadi budaya, budaya
konsumsi. Sistem masyarakat pun telah berubah, dan yang kini adalah masyarakat
114
dipengaruhi oleh kebijakan pasar. Maka dalam penelitian ini anak remaja SMA
pada masa sekarang tidak didasarkan kepada kelasnya tetapi pada kemampuan
konsumsinya. Siapapun bisa menjadi bagian dari kelompok apapun jika sanggup
status, seperti yang ia nyatakan dalam kalimat “Objects merelysimulate the social
essence” yang artinya “status inilah yang menyebabkan orang tergila-gila pada
konsumsi bukanlah berdasarkan nilai guna dan manfaat dari barang tersebut,
melainkan berdasarkan gaya hidup danmakna yang melekat dari suatu produk.
Dalam The System of Objects Baudrilard mengatakan bahwa untuk menjadi objek
Maka dari itu anak remaja yang pada saat ini statusnya masih bersekolah
yangbelum mempunyai penghasilan bisa mengikuti pola konsumsi karena hal itu
tidak dilihat dari kelas dan kelompok. Bagi siapa yang mampu mengikuti maka
bisa mengikuti pola tersebut. Dengan adanya faktor dukungan dari orang tua
sehingga anak remaja tersebut mampu mengikutinya. Nilai tanda yang dikonsumsi
anak remaja inilah yang terus dikejar dan menyebabkan tergila-gila ingin
115
mengkonsumsi terus-menerus. Hal ini yang menjadikan adanya suatu yang
berbeda dimana anak remaja yang seharusnya pada saat ini tugasnya adalah
belajar tetapi dari masa remaja pun mereka sudah ingin membentuk nilai tanda
yang berbeda untuk dirinya. Nilai tanda yang akan melekat pada dirinya yang
akan membuat dirinya lebih percaya diri sehingga anak remaja tersebut berlomba-
lomba menciptakan nilai tanda tersebut di masyarakat modern pada saat ini.
Dalam hal ini yang dikonsumsi sebenarnya adalah sistem objek atau tanda.
Objek menjadi penentu identitas tersebut dihadirkan melalui tanda yang telah
diciptakan. Oleh karena itu, setiap manusia yang ingin memiliki identitas, mau
tidak mau, melakukan konsumsi atas barang tersebut untuk mendapatkan tanda
yang diciptakan. Hal ini disebabkan karena beberapa bagian dari tawaran iklan
ditawarkan sebagai simbol prestise dan gaya hidup mewah yang menumbuhkan
rasa bangga yang klise dalam diri pemakainya. Tujuan konsumsi bukan lagi
oleh produsen melalui sebuah usaha manipulasi kesadaran yang dibantu oleh
Dari penelitian yang peneliti lakukakan pada anak remaja di SMA Negeri
1 Medan menemukan suatu fakta bahwa proses berbelanja online yang dilakukan
anak remaja tersebut ditengah masyarakat konsumsi pada saat ini adalah karena
adanya faktor dorongan sosial ekonomi orangtua yang berada di dalam fase kelas
116
atas. Dimana orangtua juga tidak membatasi anaknya untuk melakukan berbelanja
dengan dukungan adanya ATM atau kartu debit yang dimiliki anak tersebut. Tidak
berhenti disitu saja tetapi ada faktor lain yaitu dengan adanya aplikasi untuk
memudahkan seseorang bisa berbelanja dengan mudah dengan mengisi saldo dari
aplikasi tersebut, seperti halnya OVO dan GOPAY. Dengan hal itu anak remaja
tersebut dengan leluasa untuk menggunakan uang tersebut untuk membeli suatu
117
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
yang berada di SMA Negeri 1 Medan mempunyai instagram yang rata-rata lebih
dari satu kemudian intensitas dalam penggunaan sosial media instagram sangat
sering digunakan dalam sehari. Selain itu minat belanja siswa tergolong tinggi
dengan intensitas belanja lumayan tinggi dalam rentan waktu sebulan dan jumlah
alokasi dana untuk berbelanja juga tergolong lumayan tinggi dikalangan anak
remaja. Untuk barang yang dibelanjakan setiap siswa tidak sama tergantung
keinginan masing-masing.
Fenomena endorse di media sosial instagram tidak lagi asing pada siswa
SMA Negeri 1 Medan bahkan menurut mereka hal itu sudah menjadi hal biasa
barang dan memudahkan akses bagi siapa saja yang ingin mencari barang-barang
anak remaja untuk terus berbelanja. Akan menjadi pertimbangan untuk membeli
barang apabila barang tersebut tidak di endorse. Sehingga dalam penelitian ini
endorse yang dilakukan oleh online shop tertentu merupakan suatu kepercayaan
bagi masyarakat konsumsi dalam membeli suatu barang. Fenomena endorse ini
118
juga membuat anak remaja tersebut menunjukkan identitas diri ataupun identitas
dengan harga yang mahal atau barang bermerk ternama akan menimbulkan rasa
percaya diri yang tinggi, membeli barang demi menjaga penampilan diri dan
gengsi, serta membeli barang untuk menjaga nilai tanda. Dapat disimpulkan
bahwa anak remaja yang berada di SMA Negeri 1 Medan tersebut mengkonsumi
keinginan atau hasrat. Hal yang dikonsumsi sebenarnya adalah sistem objek atau
kesenangan dan keinginan daripada fungsi atau kebutuhannya. Tidak hanya itu
saja tetapi bisa mendapatkan prestise yang berbeda ketika mengkonsumsi barang
tersebut.
Untuk sumber alokasi dana siswa masih bergantung pada orang tua. Hal
ini dapat diindikasikan bahwa siswa sudah memasuki kategori perilaku konsumtif
dan terdapat faktor lain yang mempengaruhi diantaranya adalah faktor ekonomi
didasarkan atas pertimbangan yang rasional dimana dalam membeli suatu barang
119
individu lebih mementingkan faktor keinginan daripada kebutuhan. Apabila
perilaku tersebut terus dilakukan tanpa ada pemikiran panjang maka akan
5.2 Saran
Pada akhirnya, saran yang dapat peneliti berikan dalam penelitian ini
sebagai berikut:
1) Bagi anak remaja khususnya yang masih sekolah dan yang masih di
biayai orang tua harus lebih baik lagi dalam pengelolaan uang dan memakai uang
yang diberikan. Terutama berhubungan dengan pembelian suatu produk agar dapat
keinginan atau hal yang lain. Barang yang dibeli bukan berdasarkan kebutuhan
Sehingga harus adanya kesadaran dan kontrol diri pada diri sendiri untuk
masa remaja mereka dapat melakukan yang sesuai dengan umur mereka dan tugas
edukasi kepada peserta didik dalam mengelola keuangan dan perilaku konsumtif
120
4) Bagi instansi pendidikan khususnya perguruan tinggi, hasil penelitian
Sosiologi Postmodern.
bahan rujukan untuk mengkaji lebih dalam mengenai endorse di media sosial
121
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Lutfi 2014. Instagram Capai 200 Juta Pengguna.
http://techno.okezone.com/read. (Di akses pada tanggal 20 Februari 2019).
Ancok, D. 1995. Nuansa Psikologi Pembangunan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Anjaskara, Dian Innes. 2016. Pengaruh Sikap Pada Media Sosial Instagram
Terhadap Minat Beli Produk Kecantikan Melalui Instagram (Studi Kasus
Pada Konsumen Terhadap Minat Beli). Skripsi Program Studi Ilmu
Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta.
Arikunto, Suharsim. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Aryani, Gunita. 2006. Hubungan antara Konformitas dan Perilaku Konsumtif
pada Remaja di SMA Negeri 1 Semarang Tahun Ajaran 2005-2006. Skripsi
Fakultas Psikologi, Jurusan Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang.
Astuti, E. D. 2013. Perilaku Konsumtif Dalam Membeli Barang Pada Ibu Rumah
Tangga Di Kota Samarinda. Jurnal Psikologi, 1(2), 148-156.
Avicenna, F. 2014. Gelombang Baru Komunikasi Pemasaran di Media Sosial
:Shout for Shout Pada Akun Instagram di Era Pemasaran. Skripsi,
Universitas Brawijaya, Malang.
Badan Pusat Statistik. 2008. Pendapatan dibedakan 4 golongan.
Https://www.bps.go.id/.
Baudrillard, Jean. 1997. System of Objects (trans. James Benedict). London:
Verso.
Baudrillard, Jean. 1998. The Consumer Society; myth and Structures. London:
Sage Publication.
Baudrillard, Jean. 2004. Masyarakat Konsumsi (diterjemahkan dari La Societe de
consummation, diberi kata pengantar oleh George Ritzer). Yogyakarta :
Kreasi Wacana Yogyakarta.
Buchari, Alma. 2007. Manajemen Pemsaran dan Pemasaran Jasa. Edisi revisi.
Bandung: CV Alfabeta.
Bungin, Burhan (Ed). 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif: Aktualisasi
Metodologis ke Arah Ragam Varian Kontemporer. Jakarta: Rajawali Press.
Bungin, Burhan. 2008. Konstruksi Sosial Media Massa. Jakarta: Kencana.
Bungin, Burhan. 2014. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan
Publik dan Ilmu Sosial Lainnya (Edisi Kedua). Jakarta: Kencana.
122
Departemen Kesehatan (Depkes). 2018. www.depkes.go.id, (Diakses pada tanggal
14 Oktober 2018)
Dyah. 2014. Studi Elaboration Likehold Model Pada Pengaruh Selebgram
(Selebriti Endorser Instagram) Terhadap Minat Pembelian Pada Media
Sosial Instagram. Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas
Negeri Brawijaya.
Firdaus, Said, Mariyudi, Teuku Zulkarenaen. 2015. Pengaruh Brand Awareness
Danbrand Image Terhadap Keputusan Pembelian Dan Loyalitas Mahasiswi
Yang Berbelanja Online Di Kota. Jurnal Manajemen Indonesia, 69-117.
Fitria, E. M. 2015. Dampak Online Shop Di Instagram Dalam Perubahan Gaya
Hidup Konsumtif Perempuan Shopaholic Di Samarinda. Jurnal Ilmu
Komunikasi, 1(3), 117-128.
Gaffar, Abdul. 2016. Sihir Iklan dalam Konsumsi Masyarakat Perkotaan. Jurnal
Sosiologi, 2(1) 1-11.
Ghazali, Miliza. 2016. Buat Duit Dengan Facebook dan Instagram : Panduan
Menjana Pendapatan dengan Facebook dan Instagram. Malaysia:
Publishing House.
Idrus, Muhammad. 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial: Pendekatan Kualitatif
dan Kuantitatif. Jakarta: Erlangga.
Ikhsan, S. H. 2018. ENDORSER ANAK dalam IKLAN di MEDIA SOSIAL
INSTAGRAM (Studi Deskriptif Kualitatif Persepsi Ibu Rumah Tangga
Terhadap Endorser Anak dalam Iklan di Media Sosial Instagram di
Perumahan Dinas TNI AL Barakuda Medan) . Skripsi Program Studi Ilmu
Komunikasi Universitas Sumatera Utara, Medan.
Kompas Tekno dari The Next Web. 2015. Chairman of Internet Data Center
Indonesia. Techno.Id (Diaskes pada tanggal 15 Oktober 2018).
Kotler dan Armstrong. 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran. Jakarta: Erlangga.
Kotler, dan Kevin Lane Keller. 2009. Manajemen Pemasaran, Edisi Ketiga Belas
Jilid 2. Jakarta : Erlangga.
Lechte, John. 2001. 50 Filsuf Kontemporer Dari Strukturalisme sampai
Postmodernitas (diterjemahkan dari Fifty Key Contemporary Thinkers oleh
A. Gunawan Admiranto). Yogyakarta: Kanisius.
Lestari, Desti Putri. 2014. Analisis Strategi Internet Marketing Butik Online Di
Surabaya Melalui Instagram. Jurnal Ilmu Komunikasi, 4(2) 412-424
Mangkunegara, Anwar P. 2005. Perilaku Konsumen. Bandung: PT Refika
Aditama.
123
Maulidar. 2017. Peran Celebgram Endorser Dalam Proses Pengambilan
Keputusan Membeli Pakaian Wanita Di Instagram Pada Mahasiswi
Universitas Syiah Kuala. Jurnal Ilmu Komunikasi, 1(1), 1-11.
Moloeng, Lexy. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Murti, Andini. (2005). Perbandingan Konsep Consumer Society Dalam
Pemikiran Jean Baudrillard dan Herbet Marcuse. Skripsi Program Sarjana
Bidang Filsafat Universitas Indonesia, Jakarta.
Nasution, S. 1996. Metode Penelitian Naturalistik-Kualitatif. Bandung: Tarsito.
Nisaputra, R. 2013. 36 juta jiwa aktif menggunakan bisnis.
http://www.lintas.me/bisnis/inspirasi/laptopbunda.com/36-juta-jiwa-
aktifmenggunakan-bisnis (Diakses pada tanggal 22 Februari 2019)
Novitasari, S. C. 2018. Endorsement Dan Selebgram (Studi Deskriptif Gaya
Hidup Budaya Populer Pada Mahasiswi Di USU). Skripsi (S1). Medan:
Program Studi Ilmu Antropologi Sosial Universitas Sumatera Utara.
Nugraha, U. 2008. Wealth Management., Jakarta : Gramedia
Pawanti, M. H. 2013. Masyarakat Konsumeris Menurut Konsep Menurut
Pemikiran Jean Baudrillard. Depok: Universitas Indonesia.
Persaulian, Baginda. 2013. Analisis Konsumsi Masyarakat Di Indonesia. Jurnal
Kajian Ekonomi, 1(2) 1-23
Ritzer, G. 2006. (The Postmodern Social Theory penerjemah Muhammad Taufik
dalam Teori Sosial Postmodern ed. 3). Yogyakarta: Kreasi Wacana
Schiffman, dan Kanuk. 2007. Perilaku Konsumen Edisi 7. Jakarta: PT. Indeks
Gramedia
Scholte, J. A. 2001. The Globalization of World Politics. Oxford: Oxford
University Press.
Shaffatallah, A. Z. D. U. A. 2012. Hubungan Kepercayaan Diri Mahasiswa Baru
Dengan Perilaku Konsumtif Remaja Di Universitas Islam Negeri (Uin)
Maulana Malik Ibrahim Malang. Skripsi Fakultas Psikologi Universitas
Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim, Malang.
Shimp, A. Terence. 2003. Periklanan Promosi Aspek Tambahan Komunikasi
Pemasaran Edisi 5 Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
Sumartono. 2002. Terperangkap dalam Iklan (Menoropong Imbas Pesan Iklan
Televisi). Bandung: Alfabeta.
124
Sutrisno, Mudji dan Hendar Putranto. 2015. Teori-Teori Kebudayaan. Yogyakarta:
Kanisius.
Suyanto, Bagong & Sutinah (Ed). 2005. Metode Penelitian Sosial: Berbagai
Alternatif Pendekatan. Jakarta: Kencana.
Suyanto, Bagong. 2013. Sosiologi Ekonomi: Kapitalisme dan Konsumsi di Era
Masyarakat Post-Modernisme. Jakarta: Kencana.
Tambunan, R. 2001. Remaja dan Perilaku Konsumtif. Jurnal Kajian Strategis
GEMANUSA. http://kajiangemanusa.blogspot.com/2007/04/remaja-dan-
perilaku-konsumtif.html (Diakses tanggal 14 Oktober 2018).
Usman, Husaini & Purnomo Setiady Akbar. 2009. Metodologi Penelitian Sosial
(Edisi Kedua). Jakarta: Bumi Aksara.
Wijaya, A. 2008. Belanja via Internet Meningkat. http://www.tempo.co
/read/news/2008/03/05/056118641/Belanja-via-InternetMeningkat. (Diakses
pada tanggal 20 Februari 2019)
Wikipedia. 2011. Pengertian Media Sosial. https://id.wikipedia.org/
wiki/Media_sosial, (Diakeses pada tanggal 14 Oktober 2018)
World Health Organization (WHO). (2015). Adolescent Development: Topics at
Glance.http://www.who.int/maternal_child_adolescent/topics/adolescence/d
ev/en
125
126
LAMPIRAN
INTERVIEW GUIDE
I. Profil Informan
Nama :
Kelas :
Alamat :
Usia :
Jenis Kelamin :
Pekerjaan Orangtua
Ayah :
Ibu :
Penghasilan Orangtua
Ayah :
Ibu :
Uang Saku :
1) Berapa akun instagram yang anda punya dan siapa saja yang menjadi
2) Hal apa saja yang anda lihat dalam instagram dan seberapa sering anda
127
4) Berapa budget (biaya) yang anda targetkan untuk berbelanja online di
instagram?
5) Barang apa saja yang anda beli saat berbelanja online di instagram?
tersebut?
8) Apakah anda tahu mengenai endorse dan bagaimana menurut anda tentang
endorse?
jikalau iya apa yang menjadi alasan anda kenapa anda tertarik dengan
barang endorsean?
10) Artis siapa yang menjadi panutan anda untuk membeli barang endorsean?
11) Apabila anda membeli barang tetapi barang tersebut tidak di endorse oleh
instagram tersebut?
12) Apakah anda membeli barang tersbeut karena artis yang di endorse?
13) Apa yang menjadi alasan anda untuk membeli barang tersebut?
128
16) Apakah anda suka memperhatikan dan membeli barang yang bermerek?
18) Apakah anda sering berbelanja karena barang tersebut di endorse oleh
20) Apakah orangtua anda tidak marah apabila anda sering melakukan
129
LAMPIRAN FOTO
130
Gambar 3: Wawancara dengan salah satu informan
131
Gambar 5: Foto Bersama Dengan Salah Satu Informan
132
Gambar 7: Ruang Guru SMA Negeri 1 Medan
133
Gambar 9: Kantin SMA Negeri 1 Medan
134