Anda di halaman 1dari 4

Analisis Uses & Gratification 2.

0: Bagaimana Tiktok Menjadi Favorit, Pemenuh


Kebutuhan, dan Keinginan Berbagai Kalangan
Siapa yang tidak tahu Tiktok? Media sosial yang sempat diblokir di Indonesia ini, kini menjadi
salah satu media sosial paling diminati di dunia bahkan mengalahkan Instagram.
Semenjak terjadinya pandemi, COVID-19 di awal tahun 2020, aktivitas dan interaksi
masyarakat banyak mengalami perubahan. Pencegahan penyebaran virus yang mengharuskan
kita semua membatasi mobilitas di luar rumah hingga diterapkannya lock down yang melarang
kegiatan diluar rumah membuat interaksi masyarakat banyak dilakukan secara daring.
Tentunya hal ini berimbas pada peningkatan terhadap penggunaan media sosial di dunia salah
satunya Indonesia.
Berdasarkan data Asosiasi Penyelenggara Jaringan Internet Indonesia (APJII), masa
pandemi membuat lalu lintas internet di Indonesia mengalamai peningkatan sebesar 15-20%.
Dimana 47% masyarakat memiliki intensitas yang lebih tinggi dalam mengakses media sosial
dibanding sebelum terjadi pandemi COVID-19.
Salah satu media sosial yang mengalami peningkatan pengguna ketika pandemi
berlangsung adalah TikTok. Seperti yang kita tahu, TikTok merupakan media sosial yang
menjadi sangat booming ketika pandemi. Aplikasi TikTok merupakan sebuah jaringan sosial
asal Tiongkok yang diluncurkan pada September 2016. Aplikasi ini menyediakan layanan
untuk pengguna dapat membuat dan membagikan video pendek berdurasi 15-60 detik. Sebagai
aplikasi yang dapat digunakan untuk menyunting video, TikTok mengemasnya dengan
sederhana namun canggih, mulai dari adanya fitur latar belakang musik, teks, stiker dan juga
special effect atau filter-filter dan challenge yang membuat konten semakin menarik dan
menyenangkan.
Berdasarkan laporan TikTok yang dilansir dalam CNBC Indonesia, selama kuartal
pertama tahun 2018, TikTok telah memiliki 55 juta pengguna aktif yang melonjak menjadi
menjadi 507 pengguna aktif di akhir tahun 2019. Hingga sampai terjadinya pandemi, terhitung
Juli 2020 pengguna aktif Tiktok telah mencapai 689,17 juta user (cnbcindonesia). Kini TikTok
mampu tumbuh menembus targetnya dan menjadi aplikasi yang banyak digunakan berbagai
kelompok usia.
Dilansir dari Statista, Indonesia menjadi negara pasar terbesar kedua TikTok di dunia
pada 2020, yaitu dengan jumlah pengguna aktif bulanan sebesar 22,2 juta. (katadata). Dimana
sebagian besar pengguna aplikasi TikTok di Indonesia adalah anak usia sekolah dan mileneial
atau yang dikenal dengan sebutan Generasi Z (Handy & Wijaya, 2020).
Apa yang menyebabkan TikTok begitu digandrungi terutama di masa pandemi? Kita bisa
menganalisisnya dengan menggunakan teori Uses & Gratification 2.0. Teori ini adalah teori
yang digunakan untuk mengetahui bagaimana motif dan kepuasan pengguna terhadap media
baru saat ini. Kita akan menulusuri apa saja yang menjadi motif individu dalam menggunakan
TikTok dengan sebuah model analisis yang dibuat oleh Shyam Sundar dan Anthony M.
Limperos yaitu MAIN models (modality, agency, interactivity, dan navigability).
Indikator pertama yaitu Modality, berkaitan dengan bagaiamana media menyajikan
informasi melalui teks, gambar suara atau video. Kita tahu bahwa TikTok adalah media baru
yang mampu menyajikan konten dalam berbagai bentuk menjadi satu, baik teks, gambar, suara
dan juga video, sehingga konten didalamnya terlihat seperti berkomunikasi secara face-to-face
dengan keunikan dalam peyajian dan mampu menempatkan diri pengguna disuatu media.
Selanjutnya adalah Agency, merujuk pada kemampuan media menjadikan khalayak
sebagai sumber informasi yang tersebar di media tersebut. Tentunya sumber dan konsumen
dari konten dalam TikTok itu dibuat oleh khalayak sendiri atau bisa dibilang dari pengguna,
untuk pengguna.
Ketiga yaitu mengenai Interactivity, bagaimana kemampuan media memediasi interaksi
antar pengguna ataupun dengan media itu sendiri. TikTok sebagai aplikasi jejaring sosial
mampu memenuhi hal itu, dimana TikTok memungkinkan pengguna berinteraksi dengan
sistemnya, pengguna media ini juga merupakan pengguna aktif yang bisa melakukan banyak
hal dengan media (membuat, membagikan, menyukai, mengomentari bahkan mampu
melaporan konten-konten yang seharusnya tidak layak).
Indikator terakhir adalah mengenai Navigability, merujuk pada kemampuan media
mengizinkan pengguna melakukan apapun dalam media. TikTok terkenal sebagai media sosial
yang mudah digunakan, mulai dari dalam membuat konten, membagikan konten, mencari
konten, TikTok didesain menjadi aplikasi yang dapat digunakan untuk berbagai kalangan usia.
Dengan konsep utama For Your Page pengguna dapat menikmati berbagai konten sesuai
ketetarikan mereka tanpa perlu harus mengikuti banyak akun konten kreator tersebut.
Menurut Palmgreen (dalam Kriyantono, 2006), ada dua jenis gratifikasi, Gratification
Sought yaitu motif individu tau kepuasan yang ingin didapatkan individu ketika mereka ingin
menggunakan suatu media dan Gratification Obtained, kepuasan yang diperoleh individu
setelah menggunakan media itu. Dari penelitian yang dilakukan Omar & Dequan (2020),
gratification sought yang paling menonjol dalam media sosial TikTok adalah (1) keinginan
untuk berinteraksi, (2) untuk menyimpan memori, (3) pengekspresian diri.
Fungsi media sosial yang paling utama tentunya digunakan untuk melakukan interaksi
sosial yang tidak terbatas waktu dan jarak dengan didukung adanya fitur follow, comment,
share, like, mengunggah dan juga duet. Motif interaksi ini nantinya juga berhubungan dengan
keinginan melihat keseharian dan kehidupan orang lain (peeking) dimana berdasarkan Global
Web Index, sebanyak 68% orang menggunakan TikTok hanya untuk melihat konten yang
dibuat orang lain.
Selain itu, media sosial TikTok juga digunakan sebagai tempat untu menyimpan memori
dan mengekspresikan diri. Di TikTok semua orang bisa menjadi kreator, tidak hanya public
figure atau influencer, yang bisa membuat mereka terkenal bukan pada status individu tetapi
pada kreativitas konten mereka, sesuatu yang tidak diduga, sesuatu yang relevan dengan
banyak orang, mengedukasi dan juga sesuatu yang menghibur, mengandung humor dan
keindahan. Ini berbeda dengan Instagram yang banyak menonjolkan status individu,
kebanyakan orang yang memiliki banyak pengikut adalah memang seorang public figure.
Mereka banyak berfokus pada konten fotografi yang menjual keindahan dan kemewahan.
Pandemi membuat eksistensi TikTok semakin merajalela, di rumah saja membuat
hiburan sangatlah dibutuhkan. Sepanjang 2020, TikTok telah diunduh hampir 1 Miliar kali
mengalahkan media sosial mainstream lainnya seperti Instagram dan Youtube. Bahkan di
media sosial lain yang kita temui adalah konten dari TikTok yang diunggah ulang. Hingga
Instagram merilis fitur reels yang bisa dibilang hasil dari Amati Tiru dan Modifikasi Aplikasi
TikTok.

Daftar Pustaka:
Annur, C. M. (20 April 2020). Trafik Internet Naik 20% pada Masa Corona, Operator
Kucurkan Rp 1,9 T. Katadata. Diakses dari
https://katadata.co.id/desysetyowati/digital/5e9d61d7b8736/trafik-internet-naik-20-
pada-masa-corona-operator-kucurkan-rp-19-t
Annur, C. M. (29 September 2021). Indonesia Jadi Pasar Kedua Terbesar TikTok di Dunia
pada 2020. Katadata. Diakses dari
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/09/29/indonesia-jadi-pasar-kedua-
terbesar-tiktok-di-dunia-pada-
2020#:~:text=Dikutip%20dari%20The%20Verge%2C%20TikTok,telah%20melewati
%20angka%20satu%20miliar.
Bulele, Y. (2020). Analisis Fenomena Sosial Media Dan Kaum Milenial: Studi Kasus
Tiktok. Conference on Business, Social Sciences And Innovation Technology, 1(1),
565-572. Retrieved from https://journal.uib.ac.id/index.php/cbssit/article/view/1463
Chandra Kusuma, D. N. S., & Oktavianti, R. (2020). Penggunaan Aplikasi Media Sosial
Berbasis Audio Visual dalam Membentuk Konsep Diri (Studi Kasus Aplikasi Tiktok).
Koneksi, 4(2), 372. doi: 10.24912/kn.v4i2.8214
Dewi, C. M., Putri, A. S., Nugraha, M. P. Z., & BilHaq, A. H. (2020). Kepercayaan diri dengan
intensitas penggunaan media sosial TikTok di masa pandemi: Studi kolerasi. Jurnal
Fenomena, 29(2), 18-24. doi: 10.30996/fn.v29i2.4653
Franedya, R. (25 Agustus 2020). Berapa Pengguna Aktif TikTok di Dunia? Jangan Kaget Yah!.
CNBC Indonesia. Diakses dari
https://www.cnbcindonesia.com/tech/20200825104121-37-181742/berapa-pengguna-
aktif-tiktok-di-dunia-jangan-kaget-yah
Karunia, H., Ashri, N. & Irwansyah. (2021). Fenomena Penggunaan Media Sosial: Studi Pada
Teori Uses and Gratification. Jurnal Teknologi dan Informasi Bisnis, 3(1), 92-104. doi:
https://doi.org/10.47233/jteksis.v3i1.187
Lidwina, A. (10 Desember 2020). TikTok Diunduh Hampir 1 Miliar Kali sepanjang 2020.
Katadata. Diakses dari https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2020/12/10/tiktok-
diunduh-hampir-1-miliar-kali-sepanjang-2020
Omar, B., & Dequan, W. (2020). Watch, Share or Create: The Influence of Personality Traits
and User Motivation on TikTok Mobile Video Usage. International Journal of
Interactive Mobile Technologies (IJIM), 14(04), 121-137. doi:
http://dx.doi.org/10.3991/ijim.v14i04.12429
Sundar, S.S & Limperos, A.M. (2013). Uses and Grats 2.0: New Gratifications for New Media.
Journal of Broadcasting & Electronic Media, 57(4), 504-522
Utami, A. D. V., Nujiana, S. & Hidayat, D. (2021). Aplikasi TiktTok Menjadi Media Hiburan
Bagi Masyarakat dan Menmunculkan Dampak Ditengah Pandemi COVID-19.
MEDIALOG: Jurnal Ilmu Komunikasi, 4(1), 40-47. P-ISSN: 2303-2006 E-ISSN: 2684-
905.

Anda mungkin juga menyukai