Anda di halaman 1dari 20

CHAPTER II

THEORETICAL DESCRIPTION

A. Social Media TikTok

1. Social Media TikTok

Pesatnya perkembangan TIK menjadikan internet sebagai alat komunikasi

utama yang sangat diminati oleh masyarakat. Hal inilah yang melatarbelakangi

perubahan teknologi komunikasi dari konvensional menjadi modern dan serba

digital. Menurut Kaplan & Hanlein (2010, p. 61) sosial media merupakan

kelompok aplikasi berbasis internet yang dibangun diatas fondasi ideologis dan

teknologi Web 2.0, dan yang memungkinkan pembuatan dan pertukaran Konten

Buatan Pengguna. Adanya perkembangan penggunaan sosial media sebagai sarana

komunikasi ini pun menjadi semakin pesat setelah internet mulai dapat diakses

melalui telephone seluler dan kemudian muncul istilah telepon cerdas yaitu

smartphone. Dengan hadirnya smartphone, fasilitas yang disediakan dalam

berkomunikasi pun semakin beragam, mulai dari sms, mms, chatting, email,

browsing serta fasilitas sosial media lainnya yang dapat digunakan untuk

berkomunikasi dalam satu aplikasi, seperti WhatsApp, Line, BBM dan lain

sebagainya.

Peran sosial media saat ini sangat berpengaruh pada kehidupan manusia.

Semakin banyak orang yang mengakses sosial media dengan menggunakan

perangkat seluler sebagai Upaya untuk menyampaikan pesan pada pihak lain

secara nyata dalam waktu yang bersamaan. Oleh karena itu, sistem sosial media

hadir dalam berbagai bentuk dan mendukung berbagai jenis interaksi. Meskipun

sosial media menghubungkan secara individual antara pengguna yang satu dengan
yang lainnya, sosial media melakukannya dengan cara yang sangat berbeda

tergantung pada karakteristik sosial media seperti apa yang diinginkannya.

Sosial media muncul sebagai salah satu terminology popular yang merambah

semua generasi. Dengan sosial media, aktivitas yang tadinya dilakukan secara

konvensional dengan face-to-face mode, sekarang bisa dilakukan secara virtual

baik secara synchronous maupun unsynchronous. Seperti yang dikutip dalam

Suratnoaji (2019, p. 32) berpendapat bahwa sosial media merupakan media baru

yang berfungsi untuk mengumpulkan, menganalisis, memvisualisasikan dan

menghasilkan wawasan dari kumpulan hubungan yang terbentuk dari miliaran

pesan, tautan, pos, suntingan, upload foto dan video, ulasan, dan rekomendasi.

Oleh karena itu, sosial media merupakan wadah dengan platform baru yang dapat

membentuk suatu jejaring sosial yang luas antar manusia baik yang dekat maupun

yang jauh. Merujuk pada bahasan jajering sosial, menurut Rahadi & Abdillah

(2013, p. 1), media jejaring sosial merupakan media yang banyak digunakan untuk

mengakses informasi, seperti bisnis, pendidikan hingga untuk berpolitik.

Fenomena interaksi melalui media sosial merupakan salah satu karakteristik

dari masyarakat informasi. Perubahan masyarakat yang sebelumnya hanya

mengenal interaksi sosial secara nyata (tatap muka), kini dapat berinteraksi

dengan orang lain melalui teknologi internet. Masyarakat informasi semakin

ditandai dengan munculnya sektor-sektor ekonomi industri berbasis pengetahuan,

mulai dari proses produksi hingga proses distribusi, yang meliputi informasi

berupa teknologi informasi. Masyarakat informasi dapat dijelaskan dengan

bagaimana masyarakat berhubungan dengan kegiatan informasi dan komunikasi

yang difasilitasi oleh produk teknologi informasi dan komunikasi (TIK) modern

berupa internet. Dalam hal ini, masyarakat informasi itu sendiri digambarkan
sebagai peluang untuk menggunakan Internet, yaitu untuk membuat,

mendistribusikan, menggunakan, dan membuang informasi untuk kepentingan

ekonomi, politik, pendidikan dan kegiatan sosial lainnya.

Adanya sosial media dapat menjadi wadah untuk masyarakat berekspresi.

Salah satunya adalah membuat perkumpulan melalui sosial media yang kemudian

menjadi pertemuan secara nyata. Biasanya komunitas ini memanfaatkan blog,

facebook, Instagram, TikTok, website, twitter serta sosial media lainnya sebagai

sarana untuk berbagi informasi, pendapat, ide, produk, atau sekedar membagun

relasi pertemanan. Interaksi sosial di media sosial dibangun di atas pola interaksi

timbal balik dan saling menguntungkan berdasarkan kepercayaan, komitmen, nilai

dan norma sosial yang kuat di antara peserta media sosial. Selain itu, setiap

peserta jejaring sosial ingin secara sukarela berpartisipasi dalam jejaring sosial

dan tidak ada paksaan untuk melakukannya. Dengan demikian, seluruh unsur yang

meliputi keyakinan, norma, nilai dan prinsip kerelawanan merupakan landasan

utama yang terkait dengan modal sosial. Dengan adanya komunitas yang terjalin

dengan media sosial, arus informasi melalui komunitas tertentu menjadi lebih

baik.

Sebagai pengguna media sosial (Facebook, Instagram, Twitter, WhatsApp,

Email, TikTok, dll) telah terkoneksi dengan jutaan anggota jaringan yang

dihubungkan melalui internet. Biasanya hanya sedikit orang dalam jaringan yang

kita kenal, selebihnya banyak yang tidak kita kenal. Meskipun demikian, bukan

berarti kita tidak bisa menjalin relasi dengan banyak yang tidak kenal, karena

internet pada hakekatnya memberikan saluran pada kita untuk menjalin hubungan

dengan banyak orang asalkan orang tersebut sebagai anggota jaringan di


Facebook, Instagram, Twitter, Email, YouTube, TikTok dan sebagainya atau sosial

media lainnya yang memakai sosial media yang sama.

Berbicara tentang sosial media, tentunya dapat diketahui bahwa sosial media

memiliki segudang fungsi berdasarkan kriteria penggunanya, termasuk untuk

alternatif lain dalam model pembelajaran disekolah ataupun di Lembaga

Pendidikan lainnya, salah satunya adalah TikTok. Menurut TikTok (2023),

TikTok adalah sosial media yang mempunyai tujuan utama untuk video mobile

berdurasi pendek. TikTok juga mempunyai misi untuk menginspirasi kreativitas

dan membawa kegembiraan bagi yang memakainya. TikTok merupakan aplikasi

sosial dan video pendek yang berasal dari Tiongkok yang resmi diluncurkan pada

bulan September 2016 oleh Perusahaan yang Bernama ByteDance.

Awalnya ByteDance meluncurkan aplikasi berita, Toutiao yang kini menjadi

salah satu yang terbesar di Cina. ByteDance kemudian mengembangkan TikTok

yang merupakan aplikasi pembuat video pendek. Aplikasi TikTok diluncurkan

sebagai Douyin pada September 2016 di Cina. Namun pada tahun berikutnya,

tepatnya 2017, aplikasi ini diluncurkan oleh ByteDance untuk pasar di luar Cina.

TikTok dan Douyin sama-sama menggunakan perangkat lunak yang sama, tetapi

memelihara jaringan yang terpisah untuk mematuhi Batasan sensor Cina. Kedua

produk ini serupa, tetapi fitur-fiturnya tidak identic. Douyin menyertakan video

yang dapat mencari berdasarkan wajah orang untuk mendapatkan banyak video

mereka, Bersama dengan fitur lain seperti membeli suatu produk, memesan hotel,

dan membuat ulasan dengan tag geografis. Sedangkan TikTok memiliki fitur

hanya berupa video pendek yang dapat menggunakan filter ataupun berduet

dengan pengguna lain serta hanya dapat dicari melalui username ataupun hashtag

yang sudah diramaikan oleh para pengguna lainnya untuk memancing para
penonton melihat video yang diunggah oleh pengguna yang kemudian muncul

pada beranda atau biasa disebut dengan For Your Page (FYP).

Namun, untuk pasaran di Indonesia menggunakan video termasuk salah satu

cara pemasaran yang praktis. Terlebih jika video tersebut digunakan untuk

berbisnis, sebagai media pembelajaran, maupun sebagai media berpolitik. Video

juga menjadi salah satu konten yang paling digemari oleh para netizen di seluruh

belahan dunia, termasuk di Indonesia. Video bahkan menjadi sumber mata

pencaharian baru bagi kaum milenial untuk meraup keuntungan dari iklan di kanal

video mereka. Video juga telah menjadi senjata baru bagi para marketing sebagai

strategi komunikasi brand. Untuk memudahkan mereka dalam membuat video

yang menarik, banyak developer yang berlomba-lomba menciptakan aplikasi edit

video. Selain itu, video juga dapat digunakan sebagai alternatif media

pembelajaran di sekolah maupun di Lembaga Pendidikan yang menyediakan

fasilitas proyektor.

Melalui kombinasi kecerdasan buatan dan teknologi penangkapan gambar,

pembuatan video akan disederhanakan dan disempurnakan. Pada saat yang sama,

performa video juga akan disempurnakan. Efek khusus mencakup efek getar dan

menggigil pada video dengan music elektronik, mengubah warna rambut, stiker

3D, dan property lainnya. Selain itu para creator dapat mengembangkan bakat

mereka lebih jauh dan membuka dunia tanpa batas hanya dengan masuk ke

perpustakaan music TikTok yang lengkap.

2. Features of TikTok

Seperti pada umumnya, setiap sosial media pasti mempunyai fitur yang beragam.

Berikut adalah beberapa fitur yang bada di TikTok:


Figure 2.1 Fitur TikTok

a. Logo televisi, berfungsi untuk melihat akun siapa saja yang sedang melakukan

siaran langsung. Siaran langsung ini juga biasanya menjadi wadah para

penjual untuk memasarkan produk-produk yang dijual.

b. Shop (Shopping), berfungsi untuk melihat-lihat toko yang menjual produk di

aplikasi TikTok.

c. Logo bendera kecil, berfungsi untuk melaporkan sebuah akun yang berisi

konten-konten tidak senonoh atau konten yang tidak sesuai dengan syarat dan

ketentuan yang disediakan oleh pihak TikTok.

d. Logo poto profil, berfungsi untuk mencari tahu tentang profil pengguna yang

isinya berupa beberapa video berdurasi 15 detik sampai 3 menit. Biasanya,


ketika kita membuka profil pengguna tersebut, kita dapat mencari video

berdasarkan pengelompokkan judul video (jika pengguna tersebut

mengelompokkan video yang di unggah kedalam beberapa kelompok video).

Di dalam pengelompokkan video tersebut, biasanya terdapat judul atau

thumbnail sehingga mempermudah para pengguna lainnya untuk mencari

video yang dibutuhkan. Pengelompokkan video ini juga dilakukan untuk

membuat beranda menjadi lebih rapih dan terlihat tertata berdasarkan jenis

ataupun tema dari video tersebut.

Figure 2.2 Pengelompokkan Video

e. Logo love, berfungsi untuk melihat seberapa banyak jumlah like yang

diperoleh oleh akun tersebut. Mungkin bagi kebanyakan influencer atau

selebriti, jumlah suka terhadap video tersebut sangatlah penting. Selain jumlah

suka pada video, viewers juga menjadi salah satu pengaruh untuk

mendapatkan penghasilan yang tinggi.

f. Logo komentar, berfungsi untuk memberikan kritik kepada pengguna akun

dari beberapa penjuru dunia. Namun jika untuk akun bisnis seperti yang tertera
pada figure 2.2, kolom komentar banyak digunakan untuk memberikan ulasan

produk yang dijual.

g. Logo bookmark, berfungsi untuk menyimpan video yang dianggap

memberikan informasi penting atau memberikan dampak pada penonton yang

melihat video tersebut.

h. Logo anak panah kanan, berfungsi untuk membagikan video yang dilihat

kepada pengguna lain, jika video yang dilihat sesuai dengan keadaan yang

dirasakan ataupun berupa video penting, seperti Info Lowongan Kerja, Cara

Interview, dan lain sebagainya.

i. Logo pemutar musik, berfungsi untuk memberikan suara yang berupa music

ataupun sound-sound unik. Musik ini sangat berpengaruh bagi jumlah

banyaknya viewers pada video yang diunggah. Dari music ini, terkadang

membawa video yang diupload muncul di layer beranda atau yang biasa

disebut dengan For Your Page (FYP).

j. Logo home, berfungsi untuk melihat video-video yang sedang trend di

beranda. Pada umumnya, video yang terlihat di beranda tidak hanya berupa

video yang sedang trend saja. Tetapi bisa juga dikarenakan hashtag yang

digunakan ketika sedang mengunggah video, sehingga video yang baru saja

diunggah dapat muncul di dalam For Your Page (FYP) orang lain.

Mengunggah video dengan menggunakan hashtag juga dapat mempengaruhi

banyaknya penonton. Oleh karena itu, tak dapat dipungkiri yang mengunggah

video di TikTok menggunakan hashtag mendapatkan jumlah penonton yang

banyak.

k. Logo friends, berfungsi untuk mencari nama pengguna akun yang akan di tuju.

Didalam mesin pencarian ini terdapat beberapa kriteria. Jika ingin mencari
melalui mesin pencarian, maka setlah diketikkan nama penggunanya akan

muncul pencarian berdasarkan, video, sound yang digunakan, shop, Live,

tempat dan hashtag yang digunakan.

l. Logo tambah, berfungsi untuk mengunggah bahan video yang akan dipasarkan

melalui aplikasi TikTok. Di dalam fitur ini juga tersedia beberapa menu

lainnya seperti, filter, stiker 3D, effects, music dan template video.

m. Logo inbox, berfungsi untuk mengirimkan pesan kepada para pengguna lain

yang sama-sama menggunakan TikTok.

n. Profile, fitur ini berfungsi untuk melihat atau menegedit profil pengguna (bio)

dan menyimpan video yang belum diunggah di draft video.

Tidak hanya tersedia fitur-fitur, dikutip dari TikTok (2023), TikTok juga memiliki

identitas produk, yaitu:

a. Login Kit, aktifkan Kit Login sehingga pengguna dapat masuk ke aplikasi atau

situs web Anda dengan cepat dan aman melalui kredensial login TikTok

mereka. Dengan masuk dengan TikTok, pengguna dapat membagikan video

mereka di aplikasi Anda, menghadirkan kreativitas dari TikTok ke pengalaman

aplikasi Anda.

b. Share Kit, bagikan konten ke TikTok hanya dengan satu ketukan. Tambahkan

tombol "Bagikan ke TikTok" ke aplikasi Anda sehingga pengguna dapat

membagikan foto dan video kreatif mereka ke seluruh komunitas TikTok.

c. Content Posting API, dengan ratusan juta pengguna, TikTok adalah pusat

paling populer untuk video berdurasi pendek. Saat Anda mengintegrasikan

aplikasi Anda dengan API Posting Konten kami, Anda memberi kreator Anda

kemampuan optimal yang mereka butuhkan untuk membagikan karya seni

yang mereka buat di platform Anda.


d. Embed Videos, video yang disematkan memungkinkan video TikTok

disematkan ke dalam artikel atau situs web Anda. Hal ini membantu

mendorong penceritaan, dan memberikan atribusi yang tepat dengan

menampilkan pembuat video, deskripsi video, dan suara latar belakang dalam

bentuk pemutar khusus TikTok. Ini juga menautkan kembali ke konten terkait

di TikTok.

e. Greenscreen Kit, Menginspirasi kreativitas dengan latar belakang Green

Screen. Pengguna dapat merekam diri mereka sendiri melalui foto dan video

yang dibagikan langsung dari aplikasi Anda.

f. Display API, API Tampilan berisi sekumpulan API berbasis HTTP yang dapat

digunakan produk Anda untuk menampilkan video kreator TikTok dan

informasi profil mereka.

g. Research API, API Riset akan memberi peneliti akses ke data publik TikTok

tentang profil pengguna, video, dan komentar.

h. Commercial Content API, API Konten Komersial akan memungkinkan publik

dan peneliti untuk melakukan pencarian yang disesuaikan, nama pengiklan

atau kata kunci berdasarkan iklan dan data konten komersial lainnya yang

disimpan di Perpustakaan Konten Komersial.

3. Function of TikTok

Menurut TikTok (2023), aplikasi TikTok digunakan sebagai media hiburan dan

juga promosi. TikTok dibuat lebih menarik agar dapat dinikmati oleh masyarakat

semua kalangan. Sesuai dengan misi yang dibangun oleh perusahaannya, TikTok

dibuat untuk menciptakan kekreativitasan para pengguna dalam menggunakannya.

Dengan TikTok ini diharapkan para pengguna dapat memanfaatkannya sesuai

dengan kebutuhan bersosial media. Seperti dalam mempromosikan kampanye


politik maupun perdagangan, serta pembelajaran melalui media TikTok dengan

beberapa hashtag yang menarik agar dapat memancing para pemirsa untuk

menontonnya.

Seperti pada kampanye sebelumnya, TikTok mempunyai hashtag khusus

untuk para pengguna yang ingin belajar hal baru melalui hashtag

#samasamabelajar atau #EduTok. eduTok merupakan tantangan popular di TikTok

hingga saat ini. EduTok mendorong pengguna untuk membuat konten edukasi dan

motivasi dengan berbagai tema. Selain tantangan dalam aplikasi ini, TikTok telah

meluncurkan program bimbingan dengan Perusahaan sosial terkemuka Josh Talks

dan Te/Nudge Foundation, yang akan menjangkau 5.000 anak muda di enam

negara bagian India yang memiliki tingkat melek huruf yang rendah. eduTok

menggaris bawahi komitmen TikTok untuk mendorong ekonomi kreatif India dan

kontribusinya terhadap kehidupan masyarakat digital.

4. TikTok as Learning Media

Dalam proses pembelajaran mencakup lima komponen komunikasi, yakni

guru (komunikator), siswa (komunikan), bahan ajar pembelajaran (materi ajar),

media pembelajaran dan tujuan pembelajaran. Jika di perguruan tinggi dapat

dikatakan bahwa bahan ajar dapat membantu dosen dan mahasiswa dalam

perkuliahan, sehingga dosen tidak perlu terlalu banyak memberikan materi di

kelas. Hal ini dapat memberikan dampak positif, yaitu dosen mempunyai lebih

banyak waktu untuk memberi bimbingan kepada mahasiswa.

Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan untuk

menyampaikan pesan dan yang dapat membangkitkan pikiran, perasaan, perhatian

dan kemauan belajar untuk memperlancar pembelajaran. Media pembelajaran

memiliki dimensi yang sangat luas yang mencakup orang, bahan atau penelitian
yang menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan,

keterampilan atau sikap. Jika ditinjau dari sisi pemanfaatan medianya, media

pembelajaran dapat dibedakan menjadi dua, yakni konvensionl (non-media

elektronik) dan modern (menggunakan media elektronik). Media pembelajaran

juga menjadi wadah penting bagi para pelajar untuk mencari sumber informasi

pelajaran tambahan, salah satunya adalah sosial media.

Saat ini, sosial media telah menjadi wadah media pembelajaran baik dari

kalangan tingkat sekolah dasar hingga sekolah menengah kejuruan. Hadirnya

sosial media ini juga menjadi wadah untuk belajar bahasa asing, seperti Bahasa

Inggris. Ada banyak cara yang dilakukan oleh siswa untuk meningkatkan

kemampuan Bahasa Inggris mereka. Apalagi dengan kecanggihan teknologi saat

ini, para siswa dapat menggunakan gadget untuk membantu kegiatan belajar

mereka. Melalui gadget, mereka dapat mengakses informasi apa saja yang mereka

butuhkan dan yang ingin mereka pelajari. Didalam gadget tersebut, mereka dapat

mengunduh berbagai aplikasi yang dapat mendukung proses belajar.

Salah satu cara belajar Bahasa Inggris dengan gadget adalah melalui sosial

media. Masyarakat dapat menggunakannya sebagai alat atau sumber untuk

mempelajari dan memahami materi-materi yang berkaitan dengan pelajaran

mereka dan juga meningkatkan kualitas kemampuan Bahasa Inggris mereka

secara otodidak. Dimasa yang serba canggih ini, media pembelajaran yang ideal

haruslah menarik, dekat dengan siswa dan membuat mereka senang dan akrab.

Generasi milenial dan turunannya sangat menikmati TikTok sebagai sarana

hiburan. Namun, jika TikTok digunakan secara tepat, maka aplikasi TikTok akan

menjadi sebuah media pembelajaran yang menarik serta menyenangkan. Menurut

Pratiwi, Ufairah & Sopiah (2021, p. 382), berpendapat bahwa penggunaan aplikasi
TikTok sangat berpengaruh karena aplikasi ini berguna dan memberikan manfaat,

membuat belajar menjadi mudah dan menyenangkan. Mereka juga dapat

menonton video menarik, berbisnis, dan mengetahui dengan mudah apa yang

terjadi di dunia ini dengan menggunakan aplikasi TikTok.

Khasanah (2022, p. 317) berpendapat bahwa, pengguna media TikTok ini

merupakan alternatif pemecahan dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik

dalam menguasai materi. Aplikasi TikTok memenuhi kriteria sebagai sebuah

media pembelajaran yang baik, yaitu menarik dan dekat dengan siswa. Itulah

mengapa selain banyak digandrungi masyarakat sebagai hiburan, TikTok juga

mempunyai fungsi untuk menjadi media pembelajaran secara online. Selain itu,

TikTok juga memiliki manfaat jika dijadikan media pembelajaran bahasa Inggris.

Menurut Novitasari & Addinna (2022) dalam wawancara penelitiannya

menyatakan bahwa, penggunaan TikTok untuk belajar bahasa Inggris adalah

mendapatkan pengetahuan baru, mempunyai komunitas baru untuk belajar bahasa

Inggris, dan teman baru dalam komunitas. Selain itu, manfaat penggunaan TikTok

sebagai media pembelajaran bahasa juga dapat memotivasi untuk belajar bahasa

Inggris dan juga meningkatkan kemampuan membaca, berbicara, tata bahasa dan

mendengarkan serta penguasaan kosakata baru.

Menurut Rahmawati & Anwar (2022, p. 619) berstatement bahwa penemuan

penggunaan akktivitas aplikasi TikTok untuk mengajarkan kosakata merupakan

strategi yang baik. Strategi pembelajaran ini mendapatkan respon positif dari para

siswa. Sehingga Sebagian besar siswa setuju bahwa aplikasi TikTok dapat

membuat pembelajaran bahasa Inggris menjadi jauh lebih menyenangkan. Selain

itu, aplikasi TikTok juga dapat membantu meningkatkan kemampuan berbahasa

Inggris mereka. Kesimpulannya, jika aplikasi TikTok digunakan sesuai dengan


kebutuhannya maka akan berdampak baik bagi para pengguna aplikasi tersebut.

Karena pada dasarnya, sosial media akan mempunyai banyak manfaat jika

digunakan sesuai dengan karakteristik penggunaannya.

B. Vocabulary

1. Definition of Vocabulary

Ada banyak definisi kosakata yang dikemukakan oleh beberapa para ahli.

Sangat penting bagi seseorang untuk mengetahui apa itu kosakata sebelum

membahas penguasaan kosakata. Menguasai kosa kata dalam jumlah yang banyak

merupakan hal yang sangat penting bagi pembelajar bahasa asing. Tanpa

menguasainya, tentu saja pembelajar bahasa asing akan mengalami kesulitan

dalam mengembangkan empat keterampilan bahasa. Menurut Hatch & Brown

(1995, p. 1), istilah kosakata mengacu pada daftar atau kumpulan kata untuk

bahasa tertentu atau daftar kata yang digunakan oleh penutur bahasa secara

individu. Karena kosakata adalah sebuah daftar, maka satu-satunya sistem yang

digunakan adalah urutan abjad. Sedangkan Richards (2000, p. 4) berpendapat

bahwa pada dasarnya mekanisme pembelajaran kosakata masih menjadi sebuah

misteri, tapi satu hal yang dapat dipastikan adalah bahwa kata-kata tidak diperoleh

secara instan, setidaknya, tidak untuk pelajar bahasa kedua dewasa.

Ada yang beranggapan bahwa kosakata akan diperoleh secara alami melalui

interaksi selama pembelajaran. Menurut Richards (2000, p. 12) menyatakan

bahwa kosakata konkret dijelaskan dengan gambar atau melalui peragaan fisik

dengan kosakata awal yang dibuat sederhana dan familiar, misalnya benda-benda

di dalam kelas atau pakaian. Dengan demikian, sebanyak mungkin kosakata

dihubungkan dengan realitas. Hanya kata-kata abstrak yang disajikan dengan cara
tradisional yang dikelompokkan berdasarkan asosiasi topik atau ide (Zimmerman,

1997) in Richards (2000, p. 13).

Berdasarkan paparan diatas, tidak ada ketentuan ataupun mekanisme yang

pasti dalam pembelajaran kosakata. Namun biasanya yang sering digunakan

dalam pembelajaran kosakata, pengajar memakai strategi menghafal pada saat

pembelajaran sedang berlangsung. Ketika mereka mulai menghafal, maka akan

membangun penguasaan kosakata siswa dan mereka dapat mengkomunikasikan

ide, pengetahuan, serta suara mereka dengan lebih efektif saat dalam pelajaran

berlangsung (Wilis. 2008, p. 80).

2. The Importance of Vocabulary

3. Types of Vocabulary

4. Teaching and Learning Vocabulary

1. Vocabulary Strategy

Sulit bagi siswa untuk membaca dan memahami sebuah teks jika

mereka tidak tahu apa arti kata-kata tersebut. Kosakata yang kuat dapat

meningkatkan pemahaman membaca bagi siswa dari segala usia. Semakin

banyak kata yang diketahui siswa, semakin baik mereka memahami teks.

Inilah mengapa pembelajaran kosa kata yang efektif sangat penting, terutama

bagi siswa yang belajar dan berpikir secara berbeda. Oleh sebab itu, tujuan

dari strategi pengajaran ini bukan hanya untuk meningkatkan kosakata siswa.

Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa kata-kata tersebut bermakna dan

relevan dengan kehidupan mereka.

5. Technique in Teaching Vocabulary


6. Assessing Vocabulary

Dalam setiap kemampuan berbahasa pastinya mempunyai penilaian masing-

masing ketika ujian berlangsung. Menurut Madsen (1993, p. 12), ada empat

penilaian tes kosakata, diantaranya:

a. Limited response, is for beginners. These test items require either a simple

phsycal action like pointing at something or a very simple verbal answer such

as “yes” or “no”.

b. Multiple-choice completion, is a test in which a sentence with a missing word

is presented; students choose one of four vocabulary items given to complete

sentence.

c. Multiple-choice paraphrase, is a test in which a sentence with one word

underlined is given. Students choose which of four words is the closest in

meaning to the underlined item.

d. Simple completion (words), has student write in the missing part of words that

appear in sentences.

7. Aspect of Vocabulary

Pada tes kosakata, tentunya memiliki beberapa aspek teretentu didalamnya.

Menurut Ur (1996, pp. 60-62), ada beberapa aspek diantaranya:

1. Form: pronunciation and spelling

Students should know how the word sounds (pronunciation) and how it looks

(spelling). These are fairly obvious features and learners retain them when they

encounter the word for the first time. In teaching, teachers must ensure that

these aspects are presented and learned accurately.

2. Grammar
The grammar of a new subject must be taught if it clearly does not fall under the

general rules of grammar. The object may have an unpredictable shape change.

In certain grammatical contexts, there may be a unique way to combine this

knowledge as teachers teach the basic form. When teaching new verb, for

example, teacher must give also its past form, if this irregular (think, thought).

Similarly, when teaching noun, teachers may wish to present its plural form, if it

is irregular (mouse, mice).

3. Collocation

The collocations typical of particular items are another factor that makes a

particular combination sound ‘right’ or ‘wrong’ in a given context. So this is

another piece of information about a new item which it may be worth teaching.

When introducing words like decision and conclusion, for example, we may

note that you take or make the one, but usually come to other; similarly, you

throw a ball but toss a coin; you may talk about someone being dead tired but it

sound odd to say ‘dead fatigued’. Collocations are also often noted in

dictionaries, either by providing the whole collocation under one of the head

words, or by a note in parenthesis.

4. Aspect of meaning: denotation, connotation, appropriateness

The meaning of a word is primarily what it refers to in the real world, its

denitation; this is often the sort of definition that is given in a dictionary. For

example, dog denotes a kind of animal; more specifically, a common, domestic

carnivorous mammal; and both dank and moist mean slightly wet.

A less obvious component of the meaning of an item is its connottion: the

associations, or positives or negative feelings it evokes, which may or may not

be indicated in a dictionary definition. The word dog, for example, as


understood by most British people, has positive connotations of friendship and

loyalty; whereas the equivalent in Arabic, as understood by most people in arab

countries has negative asscoiations of dirt and inferiority. Within the English

language, moist has favourable connotations while dank has unfavourable; so

that you could describe something as ‘pleasantly moist’ where ‘pleasantly dank’

would sound absurd.

A more subtle aspect of meaning that often needs to be taught is whether a

particular item is the appropriate one to use in a certain context or not. Thus it is

useful for a learner to know that a certain words is very common, or relatively

rare, or ‘taboo’ in polite conversation, or tends to be used in writing but not in

speech, or is more suitable for formal than informal discourse, or belongs to a

certain dialect. For example, you may know weep is virtually synonymous in

denotation with cry, but it is more formal, tends to be used in writing more than

in speech, and is in general much less common.

5. Aspect of meaning: meaning relationship

How the meaning of one item relates to the meaning of others can also be useful

in teaching. There are various such relationship: here are some of the main ones.

a. Synonyms, item that mean the same, or nearly the same; for example, bright,

clever, smart may serve as synonym of intelligent.

b. Antonyms, items that mean the opposite; rich is an antonym of poor.

c. Hyponyms, items that serve as specific examples of general concept; dog,

lion, mouse are hyponyms of animal.

d. Co-hyponyms, other items that are the „same kind of thing‟; red, blue, green

and brown are co-ordinates.


e. Superordinates, general concepts that „cover‟ specific items; animal is the

super ordinates of dog, lion, mouse.

f. Translation, word or expression in the learners‟ mother tongue that is more

or less equivalent meaning to the item being taught.

6. Word formation

Vocabularies, whether single or multi-word, can often be broken down

into their components. How exactly these parts are put together is another useful

piece of information - perhaps mainly for advanced users. A teacher may want

to teach common prefixes and suffixes: for example, if students know the

meanings of inferior, unable and able, this will help them guess the meaning of

words such as inferior, ungrateful and untranslatable. Another way vocabulary

items are built is by combining two words (two nouns, or gerund and noun, or a

noun and verb) to make one item. For example: bookcase, follow-up, swimming

pool.

From the explanation above it can be concluded that there are some aspects such

as pronunciation, spelling, and grammar especially to make simple sentences,

meaning dealing with denotation, super ordinates, hyponym, which are used by

the researcher to conduct teaching vocabulary and are used in test the students‟

vocabulary mastery.

C. Constellation of TikTok and English Learning

TikTok is an online media, with its users can easily participate, share, and

create content including vlog, social networks, forums and virtual worlds. Almost

everything in the present is always related to social media, one of them TikTok.

Learning, work, recreation, business, rest, marketing, all always related to TikTok.
TikTok can connect information with users. TikTok plays an important role for the

learning efforts of students today, especially language learners.

Therefore, TikTok very instrumental in spreading the area of language that

develops in a group or region throughout the world without knowing the boundaries

and distances. Language learning is indirect without the teacher who is present

teaching a language can be done through TikTok. The amount of information and

language styles that developed on TikTok makes autodidious language learning

running quickly. So that each language speaker can exchange information about the

language itself.

D. Research of Relevance

Anda mungkin juga menyukai