Anda di halaman 1dari 38

STRATEGI MARKETING PUBLIC RELATIONS

PT GIORDANO INDONESIA DALAM PENGENALAN PRODUK NIKE


MELALUI INSTAGRAM @giordanoidsports

Bab I,II&III disusun untuk Melengkapi Tugas Besar 2,


Mata Kuliah Metode Penelitian Kualitatif,
Program Studi Hubungan Masyarakat, Fakultas Ilmu Komunikasi,
Universitas Mercu Buana

Disusun oleh Kelompok 1 :


Bia Maya Viandhika - 44221120036
Denni Muharam - 44221110074
Miranda Andrea Fauzan - 44320110051

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI


UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Perkembangan teknologi menimbulkan era baru untuk berinteraksi secara
maya di dalam berbagai platform media sosial. Terdapat miliaran pengguna media
sosial di seluruh dunia dan secara global terus meningkat setiap tahunnya. Pada
Januari 2021, angkanya mencapai 4,2 miliar atau tumbuh 13,2% dibandingkan
periode yang sama tahun sebelumnya. (Bayu, 2021). Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) mengartikan media sosial sebagai “laman atau aplikasi yang
memungkinkan pengguna dapat membuat dan berbagi isi atau terlibat dalam
jaringan sosial”.
Media sosial juga disebut sebagai platform yang paling populer di kalangan
pengguna internet dari berbagai usia dan latar belakang. Melihat trennya, jumlah
pengguna media sosial di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Walau
demikian, pertumbuhannya mengalami fluktuasi sejak 2014-2022. Berdasarkan
laporan We Are Social, jumlah pengguna aktif media sosial di Indonesia sebanyak
191 juta orang pada Januari 2022. Jumlah itu telah meningkat 12,35%
dibandingkan pada tahun sebelumnya yang sebanyak 170 juta orang. Whatsapp
menjadi media sosial yang paling banyak digunakan masyarakat Indonesia.
Persentasenya tercatat mencapai 88,7%. Setelahnya ada Instagram dan Facebook
dengan persentase masing-masing sebesar 84,8% dan 81,3%. Sementara, proporsi
pengguna Tiktok dan Telegram berturut-turut sebesar 63,1% dan 62,8% (Mahdi.,
2022).
Banyak sarana yang bisa digunakan untuk mengaksel media sosial. Sarana
yang digunakan adalah gawai-gawai yang terhubung dengan konektifitas internet.
Gawai-gawai tersebut terdiri dari komputer, tablet dan perangkat ponsel. Menurut
data Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII) pada awal 2022 ini
dilaporkan bahwa pengguna internet Indonesia mayoritas atau sebanyak 89,03
persen mengakses internet dengan perangkat ponsel atau tablet. Sedangkan dari

2
para pengguna internet tercatat ada sebanyak 98.02 persen yang mengakses media
sosial, seperti Facebook, Whatsapp, Telegram, Line, Twitter, Instagram, dan
Youtube. Di Indonesia, Instagram berada di urutan ketiga sebagai platform media
sosial yang paling sering digunakan, setelah YouTube dan WhatsApp (Rizaty,
2021).
Instagram adalah salah satu media sosial yang paling populer. Sejak berada
di bawah naungan perusahaan induknya, yaitu Facebook, ada banyak inovasi yang
dilakukan Instagram untuk memenuhi kebutuhan penggunanya. Saat ini,
instagram telah memiliki banyak fitur pendukung sehingga pengguna bisa
melakukan berbagai kegiatan promosi maupun meningkatkan brand awareness.
Instagram menawarkan beberapa fitur, antara lain: followers, upload foto,
kamera, efek foto, caption, arroba, geotagging, jejaring sosial, like, comment,
share, explore, dan instagram story (Kusumasari, 2018). Pengguna dapat
merespon sebuah konten post dengan cara melihat dan membaca caption,
menggunakan fitur like, comment, share, dan direct message. Respon yang paling
sederhana adalah melihat dan membaca caption, kemudian memberikan like, yang
berarti pengguna menyukai konten post tersebut. Fitur comment merupakan
respon yang lebih kuat daripada like karena ketika seseorang memberikan
comment, itu berarti ia harus menyediakan waktu beberapa menit, dan seseorang
perlu lebih dari sekedar tertarik untuk memberikan comment. Respon dengan
menggunakan fitur share memungkinkan seorang pengguna untuk berbagi sebuah
konten post kepada salah satu atau lebih pengguna lainnya. Respon lainnya yaitu
dengan menggunakan fitur direct message, dimana pengguna dapat melakukan
komunikasi langsung dengan pengguna yang melakukan posting tanpa diketahui
orang lain. Semakin banyak respon yang diperoleh dari sebuah postingan di
instagram, maka semakin berhasil konten post terseabut (online engangement
tinggi).
Saat ini instagram tidak hanya digunakan sebagai sarana pemuas kebutuhan
hiburan saja, selain menjadi media sosial yang banyak diminati, Instagram juga
merupakan media sosial yang mempunyai peluang besar dalam kegiatan bisnis.
Country Director Facebook Indonesia, Sri Widowati mengatakan bahwa 80%

3
user instagram mengikuti setidaknya satu akun bisnis (Puspitarini, et.al., 2019:1)
Melihat fenomena ini membuat perusahaan-perusahaan yang mempunyai merek
tertentu untuk melakukan pemasaran melalui media sosial. Pemasaran melalui
media sosial adalah sebuah proses pemasaran yang dilakukan melalui pihak ketiga
yaitu website berbasis media sosial. Media sosial yang sering digunakan adalah
Facebook, Instagram, Youtube dan Twitter. Melalui media ini perusahaan atau
merek bisa melakukan promosi yang terstruktur dan tepat sasaran. Pemasaran
dengan media sosial tidak selalu berhubungan dengan jual-beli secara langsung.
Dalam pemasaran ini, bisa memasarkan konten dalam bentuk postingan di web,
gambar atau video. Konten yang dipasarkan melalui media sosial ini berhubungan
dengan produk yang akan dijual. Selain memasarkan konten, teknik pemasaran
modern ini juga digunakan untuk memasarkan merek. Maksud memasarkan
merek di sini adalah mengenalkan merek secara umum ke masyarakat secara
menyeluruh atau yang sering disebut dengan brand awareness.
Dikutip dari indonesiapr.id (2020), saat ini instagram menjadi pilihan
terbaik para pemilik merek untuk menciptakan dan mempromosikan konten-
konten visual berkualitas. Untuk itu instagram dapat digunakan sebagai public
relations tool, hal ini dikarenakan menyampaikan ide atau pesan utama dengan
menggunakan gambar akan jauh lebih menarik dan efektif daripada hanya
menggunakan teks saja. Promosi visual dapat memikat audiens lebih banyak.
Gambar-gambar yang digabungkan dengan branding perusahaan, menciptakan
hubungan yang lebih emosional terhadap merek. Mengoptimalkan konten pada
instagram dengan gaya tulisan yang menghibur, bersifat informatif yang relevan
dengan suatu merek dapat mendorong engagement (keterlibatan audiens). Public
relations merupakan fungsi manajemen yang bertujuan untuk membangun image,
dan membina saling pengertian diantara kedua pihak. Public relations adalah
salah satu fungsi yang penting dalam membantu pemasaran.
Salah satu perusahaan yang menggunakan instagram sebagai media promosi
adalah PT Giordano Indonesia yang merupakan salah satu perusahaan terbesar
dalam bisnis retail, bahkan perusahaan ini sudah banyak menjalin kerjasama
dengan merek-merek dari perusahaan internasional, dimana salah satu merek

4
tersebut adalah Nike. Nike merupakan salah satu perusahaan dari Amerika Serikat
yang terbesar di dunia yang dan terkenal dengan produk sepatu, pakaian dan alat-
alat olahraga. PT Giordano Indonesia secara aktif melakukan pemasaran melalui
media sosial, khususnya instagram untuk merek Nike. Dalam laman akun
instagram milik PT Giordano Indonesia yaitu @giordanoidsports ditemukan
profil yang menyebutkan bahwa mereka merupakan Mitra Toko Nike resmi di
Indonesia (The official Nike Store Partner in Indonesia). Akun ini memiliki
82.880 follower (21 Oktober 2022). Jumlah produk Nike yang diiklankan dalam
konten post instagram sangat bervariasi. Untuk itu diperlukan strategi marketing
dalam upaya mengenalkan produk-produk Nike ke publik melalui akun instagram
mereka. Dilatar belakangi hal tersebut penelitian ini akan menjelaskan bagaimana
Strategi Marketing Public Relations PT Giordano Indonesia Dalam
Pengenalan Produk Nike Melalui Instagram @giordanoidsports.
1.2. Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut, maka dapat ditarik rumusan masalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana cara Public Relations @giordanoidsports mendapatkan
informasi produk Nike?
2. Bagaimana cara Public Relations @giordanoidsports mengolah
informasi produk Nike?
3. Bagaimana cara Public Relations @giordanoidsports menyampaikan
informasi produk Nike?
1.3. Batasan Masalah
Penelitian ini dilakukan pada salah satu media sosial yaitu instagram
dengan studi kasus pada akun mitra toko Nike resmi di Indonesia
@giordanoidsports. Fokus penelitian ini adalah bagaimana strategi marketing
Public Relations PT Giordano Indonesia dalam mengenalkan produk-produk Nike
melalui instagram @giordanoidsports.
1.4. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :

5
1. Untuk mengetahui cara Public Relations @giordanoidsports
mendapatkan informasi produk Nike.
2. Untuk mengetahui cara Public Relations @giordanoidsports mengolah
informasi produk Nike.
3. Untuk mengetahui cara Public Relations @giordanoidsports
menyampaikan informasi produk Nike.
1.5. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Manfaat Akademis
Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi tambahan bagi
penelitian selanjutnya khususnya penelitian tentang pemanfaatan media
sosial di bidang komunikasi pemasaran.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini digunakan sebagai media untuk mengaplikasikan ilmu
yang telah didapat selama kuliah serta menambah wawasan penulis
mengenai pemanfaatan media sosial dalam bidang komunikasi
pemasaran khususnya tentang strategi marketing public relations dalam
mengenalkan suatu produk melalui media sosial instagram.

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu


1. Penelitian dengan judul “Strategi Pengelolaan Instagram @infoponorogo
Sebagai Media Informasi Tentang Kabupaten Ponorogo” oleh Fitri Alam
Nasyroh (2020). Penelitian ini menyajikan pembahasan meliputi ; (1)
bagaimana cara admin @infoponorogo mendapatkan informasi; (2)
bagaimana cara admin @infoponorogo mengolah informasi; (3)
bagaimana cara admin @infoponorogo menyampaikan informasi.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian yang bersifat deskriptif
kualitatif, yakni menggambarkan bagaimana strategi pengelolaan
instagram @infoponorogo sebagai media informasi tentang Kabupaten
Ponorogo. Dari hasil penelitian dapat diambil kesimpulan, yaitu: (1)
Akun @infoponorogo dalam mendapatkan informas yaitu menentukan
konten terlebih dahulu kemudian menentukan target sasaran, dan
menyusun jadwal posting. (2) Akun @infoponorogo mengolah informasi
dengan melakukan penyusunan pesan berupa pemilihan foto atau video
disertai pembuatan caption yang menarik. (3) Penyampaian informasi
akun @infoponorogo menggunakan fitur-fitur yang ada di instagram
seperti feed, instastory, dan Instagram TV. Proses penyampaian
informasi ini menghasilkan feedback dari follower berupa respon positif
dan respon negatif yang dapat diketahui dari kolom komentar dan juga
fitur insight, feedback inilah yang kemudian dijadikan evaluasi akun
@infoponorogo sebagai media informasi.
2. Penelitian dengan judul ”Strategi Marketing Public Relations Melalui
Endorsement di Instagram pada Online Shop Tous” oleh Nurul Kamaruni
(2019). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui upaya yang
dilakukan oleh public relations tous dalam meningkatkan minat beli
produknya serta mengetahui hambatan yang dihadapi oleh public

7
relation tous dalam pelaksanaan strategi marketing. Metode penelitian ini
adalah penelitian kualitatif. Teori yang digunakan adalah teori Ilham
Prisgunanto. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
pengumpulan data adalah studi kepustakaan, observasi lapangan dan
wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa informasi
yang di dapat oleh konsumen sudah sangat jelas serta pelayanan yang di
dapat oleh konsumen sangat memuaskan karena layanan yang diberikan
sangat ramah dan menggunakan bahasa yang baik, dan pemasangan iklan
yang menarik membuat para konsumen timbul rasa ingin membeli suatu
produk tersebut dengan banyaknya berbagai cara untuk memesan
produknya sudah sangat mudah, bisa menggunakan aplikasi keseharian
yang dipakai.
3. Peneltian dengan judul “Strategi Komunikasi Pemasaran Melalui Media
Sosial Instagram (Studi Kasus Di Appleblossom Purwokerto)” oleh Apri
Wijayanti (2019). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas
strategi komunikasi pemasaran melalui media sosial instagram yang
dilakukan Appleblossom. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan
kualitatif dengan sifat deskriptif yang menggambarkan tentang suatu
keadaan. Lokasi penelitian dilakukan di Appleblossom Purwokerto.
Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Sedangkan analisis data dilakukan dengan reduksi data,
penyajian data kemudian penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa secara garis besar strategi komunikasi pemasaran
yang digunakan Appleblossom dalam memasarkan produknya melalui
instagram , yaitu advertising (periklanan), personal selling dan promosi
penjualan. Adapun kendala yang dihadapi Appleblossom dalam
menjalankan strategi pemasarannya di instagram yaitu, banyaknya
pesaing dan penulisan caption.

2.2. Kajian Teoritis


2.2.1. Komunikasi Pemasaran

8
Menurut Kotler dan Keller (2009: 172) Komunikasi pemasaran adalah
sarana dimana perusahaan berusaha menginformasikan, membujuk, dan
mengingatkan konsumen, serta memberitahu kepada konsumen alasan mengapa
produk itu digunakan. Selanjutnya Komunikasi pemasaran memungkinkan
perusahaan mencitrakan merek mereka dengan orang, tempat, pengalaman serta
perasaan agar mendorong penjualan, dan bahkan mempengaruhi nilai saham.
Menurut Terence A. Shimp (2003: 160) tujuan komunikasi pemasaran
antara lain:
1. Membangkitkan keinginan terhadap kategori produk.
Pemasaran bertujuan untuk mendapatkan konsumen serta lebih
produknya bukan produk pesaingnya.
2. Menciptakan kesadaran akan merek.
Setelah konsumen memilih produk, para pemasar bersaing agar
mendominasi dari setiap pengeluaran konsumen.
3. Mendorong sikap positif dan mempengaruhi niat membeli.
Setiap pemasar wajib menciptakan nama baik produk mereka.
4. Memfasilitasi pembelian.
Pemasar dituntut kreatif agar memberikan solusi atas persoalan yang
timbul seperti produk, harga dan distribusi. Pada umumnya tujuan
komunikasi pemasaran yang pertama ialah membantu kesadaran
informasi tertentu, selanjutnya memberikan pengaruh untuk melakukan
sesuatu yang dimana harapannya ialah melakukan pembelian dan yang
terakhir ialah membentuk pola khalayak menjadi perilaku selanjutnya,
perilaku yang diharapkan adalah pembelian ulang.

2.2.2. Komunikasi Pemasaran Terpadu (Integrated Marketing


Communication)
Komunikasi pemasaran terpadu atau integrated marketing communication
(IMC) menurut Kotler dan keller (2009:194) adalah sebuah konsep dimana suatu
perusahaan mengintegrasikan dan mengkoordinasikan berbagai saluran
komunikasi untuk mengirim pesan yang jelas, konsisten, dan meyakinkan

9
berkenaan dengan perusahaan dan produknya. Menurut Effendy (2011, dalam
Riadi, 2020), strategi komunikasi adalah perencanaan yang efektif dalam
penyampaian pesan sehingga mudah dipahami oleh komunikan dan bisa
menerima apa yang telah disampaikan sehingga bisa mengubah sikap atau
perilaku seseorang.
Dikutip dari laman accurate.id, komunikasi pemasaran terpadu adalah suatu
metode tentang bagaimana suatu bisnis bisa disampaikan dengan pesan yang sama
pada seluruh media pemasaran. Tujuan utama dari dilakukannya kegiatan ini
adalah agar bisa memengaruhi banyak orang dengan elemen promosi di dalamnya
yang mampu menyentuh tingkat kognisi, afeksi, serta konasi. Biasanya, elemen
pemasaran yang digunakan di dalamnya adalah soft sell dan hard sell. Soft sell
dalam hal ini mencakup advertising, public relation atau PR, CSR, dan interactive
marketing dengan tujuan untuk bisa memengaruhi audiens kepada tingkatan
kognisi serta afeksi. Disisi lain, hard sell yang diantaranya berupa personal
selling, direct selling serta sales promotion digunakan untuk bisa memengaruhi
audience pada tingkat konasi.
Berikut adalah jenis contoh komunikasi pemasaran terpadu :
1. Promosi iklan
Salah satu jenis promosi yang dilakukan secara soft selling adalah iklan.
Di dalamnya, iklan berguna untuk menunjukkan suatu kelebihan produk
dan mengetahui posisinya daripada produk yang lainnya. Umumnya,
iklan bisa digunakan pada berbagai media, seperti televisi, media sosial,
radio, dan media lainnya.
2. Promosi public relation
Promosi melalui public relation adalah salah satu cara bagi calon
konsumen untuk lebih dalam mengenal perusahaan atau suatu merek.
Konsep public relation ini adalah sebagai salah satu bentuk dari
komunikasi pemasaran terpadu dalam hal meningkatkan kepercayaan
konsumen pada suatu merek dan juga produk.
3. Promosi melalui sales promotion

10
Sales promotion adalah salah satu promosi penjualan produk yang baik
di dalam komunikasi pemasaran terpadu. Contoh sederhananya adalah
diskon, bonus, cash back, dan lainnya.
4. Promosi Melalui Event & Experience
Konsep pemasaran lainnya yang terdapat pada integrated marketing
communication adalah event atau experience, misalnya saja suatu brand
produk yang mengikuti promosi pada konser musik atau acara anak
muda lainnya.
Pada umumnya, produk brand tersebut akan menjadi suatu produk
sponsor dan akan dipromosikan secara halus, sehingga akan
menampilkan suatu figur yang menjadi idola masyarakat sebagai brand
ambassador dari produk tersebut.
5. Promosi Melalui Direct Selling
Direct selling adalah salah satu contoh dari penerapan hard selling, yang
di dalamnya akan dilakukan penjualan produk secara langsung. Di
dalamnya juga pihak penjual akan menunjukkan kelebihan produk dan
akan mampu memengaruhi pengalaman konsumen.Direct selling
biasanya akan menjual suatu produk dari seseorang ke beberapa orang
lainnya atau juga bisa dengan menampilkan suatu produk di pusat
perbelanjaan.
Terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan untuk bisa mencapai hasil
yang maksimal dalam melakukan strategi komunikasi pemasaran terpadu
(accurate.id), yakni:
1. Menganalisis situasi pemasaran iklan, caranya adalah dengan
menganalisa kelebihan dan kelemahan memanfaatkan data yang faktual,
memahami titik permasalahannya, dan juga mencari tahu solusinya.
2. Menganalisis informasi yang diberikan, salah satu caranya adalah
dengan memahami hasil analisa pada setiap tanggapan dari penerimaan
informasi, tahapan dalam pengiriman informasi, dan juga media
informasi yang digunakan.

11
3. Menyusun anggaran biaya, caranya dengan mengetahui apakah modal
sudah tersedia dengan baik atau dengan menentukan segmen pasar,
lokasi target pasar, dan nominal biaya yang diperlukan dalam menyusun
strategi periklanan.
4. Mengembangkan program integrated marketing communication dengan
menempuh seluruh program komunikasi pemasaran.
5. Menerapkan dan mengintegrasikan strategi integrated marketing
communication, caranya adalah dengan melakukan strategi marketing
mix, dan melakukan berbagai hal yang sudah ditetapkan sesuai rencana
yang sudah disusun.
6. Kontrol, pantau serta evaluasi seluruh konsep integrated marketing
communication, caranya adalah dengan mengevaluasi efektivitas hasil
kerja. Sehingga, hasilnya akan bisa dilihat apakah strategi yang
ditempuh sudah sesuai dengan rencana atau belum.
Dengan menerapkan komunikasi pemasaran terpadu, maka tidak hanya bisa
memperkuat pesan yang akan diterima oleh konsumen, namun juga akan memiliki
tujuan yang lebih jelas. Sehingga kesuksesan perusahaan bisa diraih dengan tepat.

2.2.3. Bauran Pemasaran (Marketing Mix)


Buchari Alma (2016, dalam Mamonto, et.al., 2021), memberikan definsi
tentang bauran pemasaran (marketing mix) sebagai suatu strategi mencampuri
kegiatan-kegiatan pemasaran, agar dicari kombinasi maksimal sehingga
mendatangkan hasil yang memuaskan. Menurut Kotler dan Armstrong (2016,
dalam Mamonto, et.al., 2021), bauran pemasaran (marketing mix) mencakup
empat (4) hal pokok dan dapat dikontrol oleh perusahaan yang meliputi produk
(product), harga (price), tempat (place) dan promosi (promotion). Marketing mix
sendiri merupakan alat yang bisa dikendalikan dan digunakan oleh para
pemainnya untuk mempengaruhi tanggapan konsumen dalam pasar sasarannya
yang meliputi produk, harga, lokasi, dan promosi.
Pada tahun 1981, konsep marketing mix diperbaharui oleh Boom & Bitner
(Junaedi, 2021), dengan menambahkan tiga konsep yakni orang/staf pekerja

12
(people), proses (process) dan bentuk fisik (physical evidence). Sehingga jumlah
konsep marketing mix menjadi 7P.
Berikut adalah penjelasan elemen dalam marketing mix yang dirangkum
dalam 7P (Junaedi, 2021) :
1. Product
Saat merencanakan suatu bisnis, pengusaha harus menempatkan dirinya
dalam posisi konsumen agar mengerti apa yang dibutuhkan melalui produk
yang diciptakan. Untuk itu sebelum membuat produk, pebisnis melakukan
riset atau mengidentifikasi dahulu kira-kira melalui produk yang ada, apa
yang diharapkan oleh konsumen dan manfaat serta fitur apa saja yang akan
diusung.
2. Place
Tempat atau distribusi mengacu pada bagaimana produk bisa tersedia bagi
konsumen. Pebisnis harus memikirkan di mana kira-kira produk dipasarkan,
didistribusikan atau ditempatkan agar produk mudah terakses oleh
konsumen. Ada banyak cara yang bisa pakai untuk mendistribusikan
produk, seperti melalui penjualan di marketplace, memasarkan produk di
swalayan, sistem dropship, pasar atau mengelola bisnis franchise.
3. Price
Harga mengacu pada apa yang diharapkan oleh produsen terhadap produk
yang dijual kepada konsumen dengan membayar produk itu. Harga produk
tergantung pada nilai yang dipersepsi dari pelanggan ketimbang nilai asli
dari produk itu sendiri. Oleh karena itu dalam penetapan harga penting
untuk mempersepsikan apa yang akan dipikirkan konsumen dengan harga
itu, terlepas dari apakah produk tersebut mahal atau murah.
Bila persepsi pelanggan positif tentang produk tersebut, kemungkinan
mereka tak mempermasalahkan bila harga produk itu tinggi. Sementara bila
produk tak bernilai di mata pelanggan maka, ada kemungkinan proses
penjualan tak akan berhasil.
4. Promotion

13
Promosi berbicara tentang strategi pemasaran yang dilakukan perusahaan
untuk meningkatkan brand awareness terhadap merek yang dijual,
bentuknya bisa berupa iklan. Beberapa contoh iklan di masa lalu biasanya
menggunakan media radio, televisi hingga surat kabar. Sementara kini
media promosi lebih banyak menggunakan online melalui media sosial di
instagram, facebook, TikTok dan sebagainya.
5. People
Boom & Bitner menganggap bahwa keberadaan orang atau staf pekerja juga
teramat penting dalam proses pemasaran. Sebab, para karyawan inilah yang
berperan aktif menawarkan produk atau layanan tersebut kepada konsumen.
Karena itu, penting bagi perusahaan untuk merekrut karyawan yang dapat
membangun hubungan baik dengan pelanggan, guna bisnis tak kehilangan
pelanggan potensial.
6. Physical Evidence
Merupakan bentuk fisik yang mengacu pada lingkungan di mana produk
ada. Contoh bentuk fisik ini menjelaskan tentang kebenaran adanya produk
atau perusahaan tersebut, dengan ditunjukkan melalui brosur, situs
perusahaan, kartu nama dan sebagainya.
7. Process
Elemen ketujuh ini dalam marketing mix adalah sangat penting karena
berbicara tentang bagaimana proses bisnis ini bisa berjalan dengan baik bagi
perusahaan. Ini mencakup semua kegiatan yang semua orang berperan di
dalamnya. Mulai dari proses pemasaran produk, transaksi produk,
pengiriman hingga layanan purna jual saat produk mengalami kerusakan.
Hal-hal seperti ini penting untuk diperhatikan sehingga pelanggan akan
merasa tenang telah memilih suatu produk.

2.2.4. Public Relations


Kehadiran Public Relations (PR) dalam sebuah perusahaan / organisasi
merupakan hal yang dibutuhkan mengingat pentingnya publik bagi sebuah
organisasi. Akan tetapi banyak orang menganggap bahwa PR adalah sebuah

14
kegiatan atau aktivitas, bahkan sebagian orang mengenal sebagai sebuah profesi.
Frank Jefkins dalam Normawati & Priliantini (2018) menyatakan bahwa public
relations adalah semua bentuk komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam
maupun ke luar, antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka
mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian.
Menurut Muhammad Rafi (2019:114) secara garis besar public relations
merupakan komunikator dari sebuah perusahaan, organisasi maupun lembaga
yang dituntut untuk menjalin hubungan baik dengan publik internal maupun
eksternal. Sedangkan Philip Lesly, mendefinisikan public relations sebagai
“kegiatan yang membantu organisasi dan publik-publiknya untuk saling
beradaptasi” (Mayasari et al., 2019, dalam Rahastine, 2021).
Dari definisi yang telah disebutkan di atas dapat disimpulkan bahwa
pengertian public relations adalah sebuah fungsi manajemen yang berfokus pada
pola interaksi jangka panjang antara organisasi dan berbagai tipe publik yang
dimilikinya dengan merencanakan dan melakukan suatu program kegiatan
komunikasi untuk mencapai tujuan-tujuan spesifik yaitu pengertian, pemahaman,
dan dukungan dari publiknya.

2.2.5. Peran, Tugas dan Fungsi Public Relations


2.2.5.1. Peran Public Relations
Peran praktisi public relations dalam suatu organisasi atau perusahan
merupakan salah satu kunci untuk memahami fungsi public relation dan
komunikasi organisasi, disamping itu juga merupakan kunci untuk pengembangan
peranan praktisi public relations dan pencapaian profesional dalam public
relations. Menurut Ruslan mengutip Dozier dan Broom dalam Rafiqa Maulidia
(2020:11-12) bahwa peran public relations dibagi empat kategori dalam suatu
organisasi yaitu:
1. Tenaga ahli (expert prescriber), yaitu sebagai praktisi public relations
yang berpengalaman dan berkemampuan tinggi dapat untuk mencari
solusi dalam penyelesaian masalah hubungan dengan publiknya.

15
2. Fasilitator komunikasi (communication facilitator), yang dalam hal ini,
praktisi public relations bertindak sebagai komunikator atau mediator
untuk membantu pihak manajemen dalam hal untuk mendengar apa
yang diinginkan dan diharapkan oleh publiknya dari organisasi yang
bersangkutan, sekaligus harus mampu menjelaskan kembali keinginan,
kebijakan dan harapan organisasi pada pihak publiknya. Sehingga
dengan komunikasi timbal balik tersebut dilaksanakan oleh public
relations bersangkutan dapat tercipta saling pengertian, mempercayai,
menghargai, dan toleransi yang baik dari kedua belah pihak.
3. Proses fasilitator pemecahan masalah (problem solving process
fasilitator). Peranan ini merupakan bagian tim manajemen untuk
membantu pimpinan organisasi baik sebagai penasehat sehingga
mengambil tindakan eksekusi (keputusan) dalam mengatasi persoalan
atau krisis yang tengah dihadapi secara rasional dan profesional.
4. Teknisi komunikasi (communication technician), dimana kegiatan
public relations pada hakikatnya merupakan bagian dari teknik kegiatan
berkomunikasi dengan ciri khas komunikasi dua arah (two ways traffic
communication) antara lembaga atau organisasi yang diwakilinya
dengan publiknya atau sebaliknya. Setelah melakukan kegiatan
komunikasi tersebut, pihak public relations menganalisis untuk
mengetahui efeknya atau feedback, apakan berdampak baik terhadap
citra, atau sebaliknya menjadi negatif sehingga kurang menguntungkan
bagi perusahaan atau organisasi yang bersangkutan.
5.
2.2.5.2. Tugas Public Relations
Suhandang menjelaskan tugas public relation adalah sinkronisasi antara
informasi dari perusahaan dengan reaksi dan tanggapan publik sehingga mencapai
suasana akrab, saling mengerti, dan muncul suasana yang menyenangkan dalam
interaksi perusahaan dengan publik. Penyesuaian yang menciptakan hubungan
yang harmonis dimana satu sama lain saling memberi dan menerima hal-hal yang
bisa menguntungkan kedua belah pihak (Erni Suyani, 2018:4).

16
Mareta Puri Rahastine (2021:86) mengutip Frida Kusumastuti pada Adhitya
& Noor yang menjabarkan mengenai tugas-tugas public relations sebagai berikut:
1. Menginterpretasikan, menganalisa dan membuat evaluasi
kecenderungan perilaku publik untuk kemudian direkomendasikan
kepada pihak manajemen untuk merumuskan kebijakan organisasi.
2. Mempertemukan kepentingan organisasi dengan kepentingan publik
sehingga tercipta saling pengertian, menghormati dan menyanggupi
untuk melaksanakan kebijakan yang diambil oleh organisasi.
3. Mengevaluasi program-program organisasi khususnya yang berkaitan
dengan publik.
Menurut Astrid S. Susanto mengutip pendapat Cutlip J Center dalam
Kusumastuti (Erni Suyani, 2018:4-5) tugas public relations perusahaan adalah :
1. Mendidik suatu publik melalui kegiatan non profit untuk menggunakan
barang/jasa instansinya.
2. Mengadakan usaha untuk mengatasi salah paham antara instansi dengan
publik.
3. Meningkatkan kegiatan perusahaan yang berkaitan dengan kegiatan
masyarakat sehari-hari.
4. Mendidik dan meningkatkan tuntutan serta kebutuhan masyarakat akan
barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan.

2.2.5.3. Fungsi Public Relations


Saat ini fungsi public relations sudah semakin kompleks, tidak hanya
berperan dalam membentuk citra suatu perusahaan atau organisasi saja melainkan
sebagai penyambung lidah yang baik antara perusahaan atau organisasi kepada
pihak – pihak eksternal perusahaan maupun internal perusahaan. Sehingga dengan
adanya public relations dalam sebuah perusahaan atau organisasi diharapkan akan
mampu memperlancar jalannya interaksi serta pemberian informasi dari
perusahaan kepada pihak eksternal maupun internal perusahaannya secara aktual
dan faktual tentang suatu kegiatan yang dibuat oleh perusahaan tersebut. Menurut

17
Bertrand R. Canfield dalam Erni Suyani (2018:4) menyebutkan tiga fungsi public
relations, yaitu :
1. Mengabdi kepada kepentingan umum (it should serve the public
interest)
2. Memelihara hubungan yang baik (maintain good communication)
3. Menitikberatkan moral dan tingkah laku yang baik (stress good morals
and manners).
Selain itu Mareta Puri Rahastine (2021:86) mengutip Salita, bahwa Onong
mengemukakan pada bahwa fungsi public relations meliputi hal-hal sebagai
berikut:
1. Menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan organisasi.
2. Menciptakan komunikasi dua arah secara timbal balik dengan
menyebarkan informasi dari perusahaan kepada publik dan
menyalurkan opini publik pada perusahaan.
3. Melayani publik dan memberikan nasihat kepada pimpinan organisasi
untuk kepentingan umum.
4. Membina hubungan secara harmonis antara organisasi dengan publik,
baik internal maupun eksternal.

2.2.6. Strategi Public Relations


Strategi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah ilmu dan
seni menggunakan semua sumber daya bangsa untuk melaksanakan kebijaksanaan
tertentu dalam perang dan damai. Tjiptono menyatakan dalam Latifah Gusri
(2020:15) strategi merupakan sebuah istilah yang berasal dari bahasa Yunani yaitu
strategia yang berarti seni atau ilmu untuk menjadi seorang jendral. Istilah strategi
juga sering diartikan sebagai sebuah rencana dalam kekuatan militer untuk
mencapai tujuan tertentu. Latifah Gusri berpendapat bahwa strategi merupakan
hal yang sangat penting dalam keberlangsungan sebuah perusahaan maupun
organisasi, sehingga hambatan dan tujuan dari perusahaan atau organisasi dapat
tercapai sesuai dengan visi dan misi yang sudah ditetapkan.

18
Kesimpulannya, strategi mempengaruhi kemakmuran perusahaan/organisasi
dalam jangka panjang dan berorientasi masa depan. Strategi memiliki konsekuensi
yang multifungsi dan multi dimensi serta perlu mempertimbangkan faktor-faktor
eksternal dan internal yang dihadapi perusahaan/organisasi.
Strategi public relations akan membantu menciptakan reputasi perusahaan,
sehingga akan mendukung tercapainya tujuan perusahaan. Suatu strategi public
relations yang baik harus menerjemahkan posisi dan tujuan perusahaan yang
dikehendaki kepada para publiknya. Pesan yang disampaikan ke kelompok
masyarakat yang merupakan sasaran (publik), harus tepat. Pemilihan media dan
waktunya, merupakan pertimbangan yang sangat berarti.
Menurut Rosady Ruslan (dalam Neneng Komariah, et. al, 2018:199) strategi
public relations atau yang lebih dikenal dengan bauran public relations Philip
Kotler yaitu strategi “pencils” of public relations. Kegiatan yang termasuk
“pencils” of public relations, antara lain:
1. Publications (publikasi), yaitu menyebarluaskan informasi melalui
berbagai media tentang aktivitas lembaga yang layak diketahui publik
serta dapat menghasilkan tanggapan yang positif dari masyarakat;
2. Event (penyelenggaraan acara), yaitu menyelenggarakan acara yang
dipilih dalam waktu, tempat, dan objek tertentu dengan tujuan untuk
mempengaruhi opini publik;
3. News (menciptakan berita), yaitu menulis berita berupa press release,
berita yang dimuat dalam news letter atau bulletin;
4. Community involvement (keterlibatan dalam masyarakat), yaitu
melakukan kegiatan atau komunikasi dengan kelompok masyarakat
tertentu di luar lembaga dengan tujuan untuk membina hubungan baik;
5. Identity tools, yaitu berbagai alat atau perlengkapan yang menunjukkan
identitas lembaga, misalnya logo, tag line, baju seragam pegawai,
bentuk gedung, dsb.;
6. Lobbying and negotiation, yaitu melakukan pendekatan secara pribadi
dan bernegosiasi untuk membicarakan hal-hal penting dengan pihak

19
tertentu untuk mencapai kesepakatan atau memperoleh dukungan,
sehingga timbul situasi yang saling menguntungkan;
7. Social investment (tanggung jawab sosial), yaitu kemampuan lembaga
dalam memberikan kontribusi sosial kepada masyarakat sebagai bentuk
pertanggungjawaban sosial, hal ini sering disebut sebagai corporate
social responsibility (CSR).

2.2.7. Prinsip-Prinsip Strategi Public Relations


Pelaksanaan strategi public relations dalam berkomunikasi menurut Cutlip,
Center danBrom (Ruslan dalam Oedi et.al., 2020:17-18), yang dikenal dengan
istilah “7-Cs PR” diperlukan prinsip – prinsip utama pada proses komunikasi
antara lain sebagai berikut :
1. Credibility (Kredibilitas), komunikasi dimulai dari suasana saling
percaya yang diciptakan oleh pihak komunikator secara sungguh
sungguh untuk melayani publiknya yang memiliki keyakinan dan rasa
hormat.
2. Context atau konteks, menyangkut sesuatu yang berhubungan dengan
lingkungan hidup sosial, pesan yang harus disampaikan dengan jelas
serta sikap partisipatif.
3. Content, kepentingan orang banyak atau public sehingga informasi
dapat diterima sebagai suatu yang bermanfaat.
4. Clarity (Kejelasan), pesan harus disampaikan dengan kata-kata yang
jelas, mudah dimengerti serta memiliki pemahaman yang sama.
5. Continuity and Consistency (Berkelanjutan dan Konsistensi),
komunikasi merupakan proses yang tidak pernah berakhir,komunikasi
harus dilakukan berulang-ulang dengan berbagai variasi pesan.
6. Channel (Saluran), mempergunakan saluran media informal yang tepat
dan terpercaya serta dipilih oleh khalayak sebagai sasaran.
7. Capability of the audience (Kapabilitas Khalayak), memperhitungkan
kemampuan yang dimikiki khalayak. Komunikasi dapat menjadi efektif
bagi masyarakat apabila berkaitan dengan faktor-faktor yang

20
bermanfaat seperti peningkatan kemampuan membaca dan
pengembangan kemampuan.
2.2.8. Marketing Public Relations
Marketing Public Relations (MPR) adalah bagian dari strategi pemasaran
dan strategi perusahaan secara keseluruhan sebagai penghubung perusahaan
dengan konsumennya serta masyarakat luas melalui penyampaian informasi,
program-program dan kesan yang meyakinkan, dalam usaha memperlihatkan
bahwa perusahaan dan produk-produknya sesuai dengan kebutuhan, keinginan,
kepentingan dan minat konsumen (Riadi, 2020).
Menurut Ruslan (2014, dalam Riadi, 2020), marketing public relations
adalah proses perencanaan, pelaksanaan dan pengevaluasian program-program
yang merangsang pembelian dan kepuasan konsumen melalui komunikasi
mengenai informasi yang dapat dipercaya dan melalui kesan-kesan yang
menghubungkan perusahaan dan produknya sesuai dengan kebutuhan, keinginan,
perhatian dan kepentingan konsumen.
Marketing public relations adalah proses mengidentifikasi, menciptakan dan
mengkomunikasikan nilai, serta memelihara hubungan yang memuaskan
pelanggan untuk memaksimalkan keuntungan perusahaan. Tujuan utama dari
marketing public relations bukan pada selling (seperti pada kegiatan periklanan),
namun lebih kepada pemberian informasi, pendidikan dan upaya peningkatan
pengertian lewat penambahan pengetahuan mengenai suatu
produk/jasa/perusahaan. Marketing public relations merupakan suatu konsep yang
lebih tinggi dan lengkap dari iklan yang biasa karena akan lebih kuat dampaknya
dan agar lebih lama diingat oleh konsumen.
Marketing Public Relations merupakan suatu kegiatan yang terencana dan
suatu usaha yang terus menerus untuk dapat memantapkan dan mengembangkan
itikad baik (good will) dan membangun timbal balik (mutual understanding)
antara suatu organisasi dengan masyarakat. Marketing public relations cukup
efektif dalam membangun brand awareness (pengenalan merek) dan brand
knowledge (pengetahuan merek). Pengembangan tersebut juga berpotensi untuk

21
memasuki, dan bahkan mendukung bauran pemasaran (marketing mix), khususnya
unsur promosi dalam bauran tersebut.

2.2.9. Media Baru (New Media)


Media baru atau new media merupakan istilah yang digunakan untuk
berbagai teknologi komunikasi dengan digitalisasi dan ketersediaannya yang luas
untuk penggunaan pribadi sebagai alat komunikasi (McQuail, 2011:148). Media
baru muncul dari berbagai inovasi media lama yang kurang relevan lagi dengan
perkembangan teknologi di masa sekarang. Media lama seperti televisi, film,
majalah, dan buku bukan serta merta mati begitu saja, melainkan berproses dan
beradaptasi dalam bentuk media baru. Flew mendefinisikan new media yang
ditekankan pada format isi media yang dikombinasi dan kesatuan data baik teks,
suara, gambar, dan sebagainya dalam format digital. Sistem penyebarannya
melalui jaringan internet. Pada era sekarang ini jaringan internet sangat
memudahkan orang dalam mengakses bentuk-bentuk baru dari media komunikasi.
New media mencakup berbagai aspek. Pertama, sebagai hiburan,
kesenangan, dan pola konsumsi media. Kedua, new media merupakan cara baru
dalam merepresentasikan dunia sebagai masyarakat virtual. Ketiga, merupakan
bentuk hubungan baru antara pengguna dengan teknologi media. Keempat,
merupakan sebuah pengalaman baru dari gambaran baru seseorang, identitas dan
komunitas. Kelima, merupakan konsepsi hubungan biologis tubuh dengan
teknologi media. Dan yang terakhir, mencakup budaya media, industri, ekonomi,
akses, kepemilikan, kontrol, dan regulasi.

2.2.10. Media Sosial Sebagai Media Baru


Mengacu pada teori media baru dari Flew, Power, dan Littlejohn yang
dikutip dari Fajar Junaedi (Junaedi, 2011 dalam Indrawan et.al., 2020), dalam
bidang ilmu komunikasi, media sosial dianggap sebagai bagian dari media baru
(new media). Flew mendefinisikan new media sebagai, as those forms that
combine the three Cs: computing and information technology (IT);
communication network; digitized media & information content. Sedangkan,

22
Power dan Littlejohn menyebut new media sebagai, a new periode in which
interactive technologies and network communications, particularly the internet,
would transform society. Persamaan definitif tentang konsep new media
memperlihatkan bahwa kekuatan dalam suatu media baru itu adalah penguasaan
teknologi (terutama internet) yang dapat membawa perubahan dalam masyarakat.
Media sosial yang dikenal juga dengan jejaring sosial merupakan
bagiancdari media baru. Muatan interaktif dalam media sosial sangat tinggi.
Ardianto dalam buku Komunikasi 2.0 mengungkapkan, bahwa media sosial
disebut jejaring sosial bukan media massa online karena media sosial memiliki
kekuatan sosial yang sangat mempengaruhi opini publik yang berkembang di
masyarakat (Ardianto, 2011:12). Media sosial adalah medium di internet yang
memungkinkan penggunanya mempresentasikan diri atau berinteraksi, saling
berbagi informasi, berkomunikasi, bahkan bekerja sama dengan pengguna lainnya
hingga membentuk ikatan sosial secara virtual atau maya. Faktanya semua
instansi mulai dari perusahaan pemerintah dan swasta menggunakan media sosial
untuk melakukan promosi.
Media sosial dapat membawa keuntungan dalam sisi ekonomi bagi sebuah
media, karena adanya fasilitas untuk mendapat keuntungan melalui iklan di media
sosial. Selain itu, media sosial juga dapat membantu konten kreatif berupa audio
visual sebagai sarana untuk menghubungkan dan mempublikasikan sebuah berita
atau informasi dari media tersebut. Media sosial juga dapat menjadi sebuah alat
ukur dengan melihat jumlah klik dan shares untuk menilai kualitas berita dari
media tersebut (Bossio, 2017:69).

2.2.11. Komunikasi Pemasaran Melalui Media Sosial


Penyampaian komunikasi pemasaran melalui media sosial dinilai melalui
4C, yaitu context, communication, collaboration, dan connection (Hauer, 2010,
dalam Arief dan Millianyani, 2015). Context adalah “how we frame our stories”
yaitu cara bagaimana seseorang membentuk suatu cerita melalui penggunaan
bahasa dan isi pesan. Communication adalah “the practice of sharing our sharing
story as well as listening, responding, and growing,” yaitu cara bagaimana

23
berbagi cerita membuat seseorang mendengar, merespon, dan tumbuh sehingga
orang menjadi nyaman dan pesan tersampaikan kepada orang yang dituju.
Collaboration adalah “working together to make things better and more efficient
and effective”. Kerja sama yang dimaksud adalah kerja sama antara akun atau
perusahaan dengan pengguna media sosial yang bertujuan membuat hal menjadi
lebih baik, lebih efisien, dan lebih efektif. Connection adalah “the relationship we
forge and maintain” yaitu cara bagaimana mempertahankan dan terus
mengembangkan hubungan yang telah dilakukan. Tujuan komunikasi pemasaran
termasuk melalui media sosial adalah untuk menumbuhkan minat beli konsumen.
Minat beli menurut Kwek (2010, dalam Setiawan, 2015), menyatakan bahwa
minat beli dapat diklasifikasikan sebagai bagian dari perilaku kognitif konsumen
mengenai niat konsumen dalam membeli suatu brand. Hal ini sejalan dengan
pernyataan Lefa dan Laroche (2006) dalam Setiawan (2015), yang mengatakan
bahwa minat merupakan salah satu penilaian mengenai individu yang ingin
membeli merek tertentu. Madahi dan Sukati (2012) juga mengatakan bahwa minat
beli terjadi ketika seseorang membutuhkan produk tertentu setelah melakukan
evaluasi atau mempersepsikan produk tersebut apakah layak atau tidak untuk
dibeli.

2.2.12. Instagram
Instagram adalah salah satu platform media sosial yang berbentuk aplikasi
yang memungkinkan seseorang untuk berbagi foto atau video dengan terlebih
dahulu memberikan filter digital kemudian memberikan caption dan membaginya.
Instagram resmi lahir dan dirilis untuk platform iOS pada tanggal 6 Oktober 2010
(Bambang, 2012, dalam Kusumasari, 2018). Instagram banyak dimanfaatkan
sebagai media promosi baik produk barang maupun jasa. Promosi dengan
instagram ini adalah promosi dengan cara mem-posting foto atau video dengan
disertai caption yang menarik.
Menurut Bambang (2012, dalam Kusumasari, 2018) instagram memiliki 5
fitur menu utama yaitu home page, popular, take photo, news feed, dan profile.

24
Semakin lama instagram semakin berkembang dan menawarkan beberapa fitur,
diantaranya :
a. Followers (pengikut)
Instagram menawarkan fitur followers (pengikut) dan following
(mengikuti) yaitu fitur yang memungkinkan pengguna instagram untuk
saling berinteraksi, misalnya ketika seseorang mengunggah foto maka
pengguna lainnya dapat merespon dengan cara memberikan like dan
atau komentar.
b. Upload (mengunggah) foto
Upload foto adalah fitur dimana pengguna dapat mengunggah dan
membagikan fotonya kepada followersnya. Foto yang di upload dapat
merupakan foto langsung maupun foto yang tersimpan di galeri.
c. Kamera
Fitur kamera di instagram dapat digunakan pengguna untuk mengambil
foto atau video secara langsung kemudian foto atau video tersebut dapat
disimpan ataupun langsung di upload.
d. Efek foto
Efek foto digunakan untuk mempercantik foto sesuai keinginan
pengguna. Sampai September 2017 efek yang ditawarkan instagram
antara lain: Claredon, Gingham, Moon, Lark, Reyes, Juno, Slumber,
Crema, Ludwig, Aden, Perpetua, Amaro, Mayfair, Rise, Hudson,
Valencia, X-Pro II, Sierra, Willow, Lo-Fi, Inkwell, Hefe, Nashville.
e. Caption (keterangan foto)
Keterangan foto (caption) merupakan penjelasan lebih lanjut mengenai
foto dalam bentuk teks. Dalam caption tersebut pengguna dapat
menyebutkan (mention) pengguna lain atau menambahkan hashtag.
d. Arroba (@)
Arroba adalah sebuah fitur yang digunakan untuk menyinggung atau
menyebutkan pengguna lain. Arroba dapat digunakan di kolom
komentar, caption, dan share.
f. Geotagging

25
Fitur ini berguna untuk memasukkan lokasi dimana foto diunggah atau
lokasi foto diambil.
g. Jejaring sosial
Fitur ini memungkinkan pengguna untuk mengunggah foto tidak hanya
di instagram tetapi di media sosial yang lain misalnya facebook. Untuk
menggunakan fitur ini, pengguna perlu menyinkronkan antara instagram
dengan media sosial yang diingini, sehingga ketika pengguna
mengunggah foto di instagram, maka otomatis foto tersebut juga
terunggah di media sosial yang telah disinkronkan.
h. Like (tanda suka)
Fitur ini digunakan untuk merespon foto atau video yang diunggah
pengguna lain dengan cara menekan gambar hati atau melakukan double
klik pada foto atau video. Fitur like ini menandakan bahwa seseorang
suka atau tertarik dengan foto atau video yang diunggah pengguna lain.
i. Comment (komentar)
Fitur ini memungkinkan pengguna untuk merespon foto atau video
pengguna lain dengan cara berkomentar atau memberikan pendapat
tentang foto atau video tersebut.
j. Share (bagikan)
Fitur ini memungkinkan pengguna untuk membagikan sebuah post
kepada seseorang atau lebih pengguna lain.
k. Popular atau explore
Fitur ini menampung post yang popular di kalangan akun-akun yang
diikuti pengguna.
l. Instagram stories
Fitur ini memungkinkan pengguna untuk mengunggah foto atau video
yang diambil selama 24 jam terakhir, foto atau video yang diunggah
hanya dapat dilihat dan direspon pengguna lain selama 24 jam, setelah
itu post akan hilang.

26
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Paradigma Penelitian


Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia
nyata yang tertanam kuat dalam sosialisasi para penganut dan praktisinya dan
menunjukkan apa yang penting, absah, dan masuk akal. Paradigma juga bersifat
normatif, menunjukkan kepada praktisinya apa yang harus dilakukan tanpa perlu
melakukan pertimbangan eksistensial atau epistemologi yang panjang (Deddy
Mulyana, 2014:9).
Paradigma dalam penelitian ini merupakan cara atau kerangka berfikir yang
menjelaskan bagaimana peneliti memandang fakta yang ditemui dalam kehidupan
sosial dan perlakuan peneliti terhadap ilmu dan teori. Paradigma penelitian
memahami suatu masalah, serta kriteria pengujian sebagai landasan untuk
menjawab masalah penelitian. Penelitian ini didasari oleh paradigma Post-
Positivisme. Paradigma ini bersifat naturalistik karena penelitiannya dilakukan
pada kondisi yang alamiah (natural setting). Analisis data yang dilakukan bersifat
induktif berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan dilapangan dan kemudian
dikonstruksikan menjadi hipotesis atau teori (Sugiyono, 2019:7).
3.1.1. Tipe Penelitian
Penelitian ini menggunakan tipe penelitian kualitatif deskriptif. Metode
penelitian kualitatif deskriptif adalah suatu metode yang digunakan untuk
menemukan pengetahuan terhadap subjek penelitian pada suatu saat tertentu.
Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk
mengumpulkan informasi mengenai subjek penelitian dan perilaku subjek

27
penelitian pada suatu periode tertentu. Penelitian kualitatif deskriptif berusaha
mendeskripsikan seluruh gejala atau keadaan yang ada, yaitu keadaan gejala
menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan (Mukhtar, 2013:10-11).
Sebagian besar penelitian ini akan menunjukkan hasil studi yang bersifat
deskriptif, dan secara otomatis penelitian ini akan menekankan berbagai segi
informasi yang kualitatif dan juga wawancara secara mendalam (in depth
interview) dan secara terbuka. Penggunaan tipe ini diharapkan dapat memperoleh
data yang akurat dari pihak yang berkompeten mengenai Strategi Marketing
Public Relations PT Giordano Indonesia Dalam Pengenalan Produk Nike Melalui
Instagram @giordanoidsports.

3.2. Metode Penelitian


Metode penelitian yang akan digunakan oleh peneliti adalah menggunakan
metode studi kasus terhadap suatu kondisi tertentu yang ada di perusahaan.
Pendekatan studi kasus merupakan penelitian mengenai manusia (dapat suatu
kelompok, organisasi, maupun individu), peristiwa, latar secara mendalam, tujuan
dari penelitian ini mendapatkan, gambaran yang mendalam, tentang suatu kasus
yang sedang diteliti. Pengumpulan datanya diperoleh dari wawancara, observasi,
dan dokumentasi (Sujarweni, 2019:22).
Metode penelitian juga merupakan sebuah pendekatan umum yang
digunakan oleh para peneliti untuk mempelajari topik dari sebuah pendekatan
umum yang digunakan oleh para peneliti untuk mempelajari topik dari sebuah
permasalahan. Metodologi merupakan penuntun yang memberikan arahan tentang
bagaimana peneliti melakukan sesuatu dan mempelajari fenomena.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus
yang merupakan strategi yang lebih cocok bila pokok pertanyaan suatu penelitian
berkenaan dengan how atau why, bila peneliti hanya memiliki sedikit peluang
untuk mengontrol peristiwa – peristiwa yang akan diselidiki dan bilamana fokus
penelitian terletak pada fenomena kontenporer (masa kini) di dalam konteks
kehidupan nyata (Yin, 2013:1).

28
3.3. Subyek Penelitian
Untuk mendapatkan data-data yang lebih lengkap dan akurat (tepat) untuk
mendukung penelitian, maka Penulis melakukan wawancara mendalam dengan
narasumber atau key informan yang objeknya sedang diteliti. Wawancara
mendalam merupakan suatu cara nara sumber atau key informan, dengan maksud
mendapatkan gambaran lengkap tentang topic yang sedang diteliti (Bungin,
2017:110). Dalam penelitian ini, penulis akan melakukan wawancara tidak
langsung dan langsung, dimana jika dengan cara tidak langsung penulis
melakukan wawancara dengan narasumber dengan cara mengirimkan draft
wawancara melalui email dan juga melalui telepon, sedangkan jika secara
langsung penulis langsung bertatap muka dengan narasumber tersebut.
Sebagai narasumber dalam penelitian ini yaitu Eva Prasetya selaku Senior
Marketing Communication dari PT Giordano Indonesia. Fungsi Marketing
Communication di perusahaan ini juga bertindak sebagai Public Relation,
sehingga dengan demikian penunjukkan saudara Eva Prasetya sebagai narasumber
mempunyai relevansi yang tinggi dengan penelitian ini.

3.4. Teknik Pengumpulan Data


a. Data primer
Teknik yang digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan data primer yaitu
dengan melakukan wawancara kepada narasumber yang objeknya dijadikan
penelitian.
Menurut Moleong (2018:186) menyatakan wawancara adalah percakapan
dengan maksud tertentu, percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu
pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara
(interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.
Wawancara merupakan proses percakapan dengan maksud untuk
mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, kegiatan, organisasi, motivasi,
perasaan, dan sebagainya yang dilakukan dua pihak. Wawancara adalah metode
pengumpulan data yang amat popular, karena itu banyak digunakan di berbagai
penelitian (Bungin, 2017:155).

29
Wawancara yang dilakukan bisa mengambil beberapa bentuk, yaitu:
1. Wawancara studi kasus bertipe open-ended dan in depth interview
(wawancara mendalam), dimana peneliti dapat bertanya kepada
narasumber.
2. Wawancara yang terfokus, dimana narasumber (key informan)
diwawancarai dalam waktu yang pendek, misalnya: 15 menit.
3. Memerlukan pertanyaan pertanyaan yang lebih terstruktur, sejalan
dengan survei (Yin, 2013: 108-110).
Dalam penelitian ini, peneliti akan mengambil wawancara studi kasus yang
bertipe wawancara indepth interview, dimana narasumber akan diwawancarai oleh
peneliti mengenai yang berhubungan dengan objek yang dipilih untuk diteliti.

b. Data sekunder
Data sekunder merupakan data yang telah tersedia dalam berbagai bentuk.
Biasanya sumber data ini lebih banyak sebagai data tertulis atau data yang sudah
diolah sedemikian rupa sehingga siap digunakan. Dalam statistik biasanya data
dapat tersedia pada kantor-kantor pemerintahan, biro jasa data, perusahaan swasta
atau badan lain yang berhubungan dengan penggunaan data. (Moehar, 2002:113)
Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah
tersusun dalam arsip atau data dokumenter yang dipublikasikan dan yang tidak
dipublikasikan. Dalam penelitian ini data sekunder didapat dari lembaga maupun
perusahaan atau pihak-pihak yang berkaitan dengan penelitian ini.
Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang
yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada (Hasan, 2002:58).
Data ini digunakan untuk mendukung informasi primer yang telah diperoleh yaitu
dari bahan pustaka, literatur, penelitian terdahulu, buku, dan lain sebagainya.
Data sekunder yang digunakan untuk memahami dan memperkuat
penelitian yang diangkat memerlukan adanya materi-materi atau data-data yang
bersumber dari pustaka lain. Menurut J.Supranto dalam buku Rosady Ruslan,
mengemukakan:

30
“Studi pustaka adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
materi data atau informasi melalui jurnal ilmiah, buku-buku referensi dan
bahan-bahan publikasi yang tersedia di perpustakaan” (Ruslan, 2014:31).
Data sekunder yang digunakan oleh peneliti adalah karya ilmiah, studi
pustaka dan dokumentasi yang akan dijelaskan sebagai berikut:
1. Karya Ilmiah
Karya ilmiah merupakan karya tulis yang berisi suatu pembahasan
ilmiah yang dilakukan oleh seorang penulis. Peneliti mendapatkan
berbagai data yang diinginkan untuk melengkapi penelitian yang
diinginkan. Karya ilmiah tentu berhubungan dengan penelitian yang
ingin ditulis karena data dapat dikumpulkan dari berbagai sumber dan
dimanapun peneliti berada (Sugiyono:2019). Karya Ilmiah seperti
Jurnal dan Skripsi penelitian terdahulu menjadi sumber dari teknik
pengumpulan data sekunder.
2. Studi Pustaka secara Offline dan Online
Teknik pengumpulan data lainnya adalah penelusuran studi pustaka
dengan secara offline dan online. Keduanya merupakan penelusuran
informasi yang sama-sama bertujuan untuk mengumpulkan data, hanya
saja berbeda tata cara melakukan penelusuran datanya. Studi Pustaka
secara offline yaitu melalui media cetak seperti buku ilmiah sedangkan
Studi Pustaka secara offline melalui media online seperti internet atau
media jaringan lainnya yang menyediakan fasilitas online, sehingga
memungkinkan peneliti dapat memanfaatkan data informasi online
yang berupa data maupun informasi teori, secepat atau semudah
mungkin dan dapat dipertanggungjawabkan secara akademis.
3. Metode Dokumenter / Dokumentasi
Metode dokumenter merupakan suatu cara pengumpulan data yang
menghasilkan catatan-catatan penting yang berhubungan dengan
masalah yang diteliti di lapangan, sehingga akan diperoleh data yang
lengkap, sah, dan bukan perkiraan. Maka dari catatan lapangan ini
merupakan alat yang sangat penting dalam penelitian kualitatif.

31
Catatan-catatan ini berupa coretan seperlunya yang sangat dipersingkat.
Berisi kata-kata inti, frase, pokok-pokok isi pembicaraan atau
pengamatan, mungkin itu gambar, sketsa, sosiogram, diagram, dan lain-
lain. Catatan lapangan adalah catatan yang tertulis tentang apa yang
didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan
data.
Teknik dokumentasi ini digunakan oleh peneliti untuk menganalisa data-
data di lapangan, yang dimana teknik tersebut untuk menggali data berupa data-
data yang tersimpan seperti, berkas-berkas materi atau atau skrip siaran dan juga
foto-foto pada saat wawancara berlangsung saat penelitian di lokasi.

3.5. Teknik Analisis Data


Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
data kualitatif. Penggunaan teknis analisis ini dikarenakan data yang terkumpul
dalam penelitian adalah data kualitatif. Analisis data kualitatif menggunakan cara
berpikir induktif, yaitu cara berpikir yang berangkat dari hal-hal yang khusus
(fakta empiris) menuju hal-hal yang umum (tataran konsep) (Moleong, 2018:104).
Berikut ini adalah konsep dari teknik analisis data kualitatif.
a. Mengumpulkan dan menganalisa data yang berhasil didapat peneliti di
lapangan. Data tersebut terkumpul baik melalui wawancara mendalam,
observasi, dan dokumen-dokumen perusahaan.
b. Mengklarifikasi data kedalam katergori-katergori tertentu.
Pengklarifikasiaan atau pengkategorian ini harus mempertimbangkan
kevalidan dengan memperhatikan kompetensi subjek penelitian
(informan), tingkat autentisitasnya dan melakukan triangulasi berbagai
sumber data.
c. Pemaknaan atau interpretasi terhadap data.
Pemaknaan ini merupakan prinsip dasar riset kualitatif, yaitu bahwa
realitas ada pada pikiran manusia, realitas adalah hasil konstruksi sosial
manusia. Dalam melakukan pemaknaan atau interpretasi, peneliti

32
dituntut berteori untuk menjelaskan dan berargumentasi. Kegiatan
berteori ini dikenal dengan istilah conscientization.

3.6. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data


Teknik pemeriksaan data pada penelitian ini menggunakan teknik
triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain. Teknik triangulasi yang paling banyak
digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya. Denzin (1978, dalam
Moleong, 2018:330) membedakan empat macam triangulasi sebagai teknik
pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyelidik dan
teori.
Praktek di lapangan saat penelitian dilakukan triangulasi dapat
dikombinasikan misalnya kombinasi triangulasi sumber dan triangulasi metode.
Triangulasi yang menggunakan kombinasi teknik triangulasi sumber data dan
triangulasi metode seperti circle, yang dapat diawali dari penemuan data dari
sumber mana saja lalu dibandingkan dengan sumber lain dengan metode lain pula.
Dengan teknik ini diharapkan data yang dikumpulkan memenuhi konstruk
penarikan kesimpulan. Kombinasi triangulasi ini dilakukan bersamaan dengan
kegiatan di lapangan, sehingga peneliti bisa melakukan pencatatan data secara
lengkap.
Berdasarkan ke empat teknik triangulasi, peneliti melakukan triangulasi
sumber sebagai teknik pemeriksaan keabsahan data. Triangulasi dengan sumber
adalah membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi
yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif.
Dengan teknik ini peneliti akan membandingkan data hasil pengamatan dengan
data hasil wawancara dari narasumber.

33
DAFTAR PUSTAKA

Adminidpr. 2020. Instagram Sebagai Public Relations Tool.


https://indonesiapr.id/instagram-sebagai-public-relations-tool/. (diakses
pada 21 November 2022).
APJII. 2022. Survei Profile Internet Indonesia 2022. https://apjii.or.id/survei.
(diakses pada 21 November 2022).
Ardianto, Elvinaro. 2011. Komunikasi 2.0 Teoritis dan Implikasi. Yogyakarta:
ASPIKOM Buku Litera dan Perhumas.
Arief, G. M., & Millianyani, H. 2015. Pengaruh Social Media Marketing Melalui
Instagram terhadap Minat Beli Konsumen. Sugar Tribe. e-Proceeding of
Management, 2581-2587.
Bayu, Dimas Jarot. 2021. Jumlah Pengguna Media Sosial di Dunia Capai 4,2
Miliar. https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/02/18/jumlah-
pengguna-media-sosial-di-dunia-capai-42-miliar. (diakses pada 21
November 2022).
Bossio, Diana. 2017. Journalism and Social Media: Practitioners, Organisations
and Institutions [PDF file]. Switzerland: Palgrave Macmillan.
Bungin, Burhan. 2017. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta : PT
RajaGrafindo Persada.
Gusri, Latifah. 2020. Strategi dan Implementasi Cyber Public Relations Perguruan
Tinggi Swasta ((Studi Kasus dalam Meningkatkan Citra Pada Tiga

34
Universitas Swasta di Sumatera Barat). Tesis. Padang: Universitas
Andalas.
Hasan, M. Iqbal. 2002. Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan
Aplikasinya. Bogor: Ghalia Indonesia.
Indrawan , Jerry. Efriza. Ilmar, Anwar. 2020. Kehadiran Media Baru (New Media)
Dalam Proses Komunikasi Politik. Medium. Jurnal Ilmiah Fakultas Ilmu
Komunikasi. Riau : Universitas Islam Riau.
Junaedi, Nur Lella. 2021. Marketing Mix: Pengertian, Konsep 4P dan 7P, Beserta
Contoh Template. https://www.ekrut.com/media/marketing-mix-adalah.
(diakses pada 21 November 2022).

KBBI Daring. 2022. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). https://kbbi.web.id/.


(diakses pada 21 November 2022).
Kamaruni, Nurul. 2019. Strategi Marketing Public Relations Melalui
Endorsement di Instagram pada Online Shop Tous. Skripsi. Bandung:
Universitas Pasundan.
Komariah, Neneng. Rodiah, Saleha. Rakhmat, M. Zaky. 2018. Kegiatan Public
Relations Sebagai Upaya Penguatan Eksistensi Perpustakaan. Jurnal.
Bandung: Universitas Padjadjaran.
Kotler, Keller. 2009. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Erlangga.
Kusumasari, Paulina Wahyu. 2018. Peran Online Engagement Pada Pengaruh
Tipe Post dan Waktu Post di Instagram Terhadap Minat Beli. Skripsi.
Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Mahdi, M.Ivan. 2022. Pengguna Media Sosial di Indonesia Capai 191 Juta pada
2022. https://dataindonesia.id/digital/detail/pengguna-media-sosial-di-
indonesia-capai-191-juta-pada-2022. (diakses pada 21 November 2022).
Mamonto, F.W., Tumbuan, W.J.F.A., Rogi, M.H.2021. Analisis Faktor-Faktor
Bauran Pemasaran (4P) Terhadap Keputusan Pembelian Pada Rumah
Makan Podomoro Poigar di Era Normal Baru. Jurnal. Manado:
Universitas Sam Ratulangi.

35
Maulidia, Rafiqa. 2020. Peran Humas Pemerintah Sebagai Sarana Komunikasi
Publik (Studi Pada Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Bogor).
UG JURNAL VOL.14 Edisi 07 Juli 2020.
Madahi, Abdolrazagh dan Inda Sukati. 2012. The Effect of External Factors on
Purchase Intention Amongst Young Generation in Malaysia.
International Business Research.Vol. 5 No.8, p. 153-159.
McQuail, Dennis. 2011. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Salemba Humanika
Moehar Daniel. 2002. Metode Penelitian Sosial Ekonomi. Jakarta: Bumi Aksara
Moleong, Lexy J. 2018. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT
Rosdakarya.
Mukhtar. 2013. Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif. Jakarta: Referensi
(GP Press Group).
Mulyana, Deddy. 2014. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Cetakan ke 18.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Nasyroh, Fitri Alam. 2020. Strategi Pengelolaan Instagram @infoponorogo
Sebagai Media Informasi Tentang Kabupaten Ponorogo. Skripsi.
Ponorogo: IAIN Ponorogo.
Normawati, Maryam, S., & Priliantini, A. 2018. Pengaruh Kampanye "Let's
Disconnect to Connect" Terhadap Sikap Anti Phubbing (Survei Pada
Followers Official Account Line Starbucks Indonesia). Jurnal
Komunikasi Media dan Informatika, Vol. 7, No. 3, 155-164.
Oedi, Rozalia Fitriany. Erawan, Endang. Dwivayani, Kadek Dristiana. 2020.
Strategi Humas Polisi Resort Kota Samarinda Dalam Menangani Berita
Hoax yang Beredar di Samarinda (Studi Kasus Pada Pemilihan Umum
Presiden 2019). eJournal Ilmu Komunikasi Volume 8 Nomor 2 2020:13-
27.
Puspitarini, Dinda Sekar & Nuraeni, Reni. 2019. Pemanfaatan Media Sosial
Sebagai Media Promosi. (Studi Deskriptif pada Happy Go Lucky House).
Jurnal Common Vol. 3 Nomor 1. Bandung: Telkom University.

36
Rafi, Muhammad. 2019. Fungsi Public Relations dalam Mengkomunikasikan
Media Online Medcom.id. Jurnal Visi Komunikasi/Volume 18, No.02,
November 2019 : 113 – 126.
Rahastine, Mareta Puri. 2021. Analisa Peranan dan Fungsi Public Relation
Baitulmaal Munzalan Indonesia Dalam Publikasi Gerakan Infaq Beras
Jakarta. eJournal Komunikasi, Vol 12 No.1 Maret 2021 P-ISSN 2086-
6178 E-ISSN 2579-3292.
Riadi, Muchlisin. 2020. Marketing Public Relations (Pengertian, Tujuan, Fungsi,
Kegiatan dan Strategi).
https://www.kajianpustaka.com/2020/09/marketing-public-relations.html.
(diakses pada 21 November 2022).
Riadi, Muchlisin. 2020. Strategi Komunikasi (Pengertian, Teknik, Langkah dan
Hambatan). https://www.kajianpustaka.com/2020/01/strategi-
komunikasi-pengertian-teknik-langkah-dan-hambatan.html. (diakses
pada 21 November 2022).
Rizaty, Monavia Ayu. 2021. Inilah Negara Pengguna Instagram Terbanyak,
Indonesia Urutan Berapa?
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/08/03/inilah-negara-
pengguna-instagram-terbanyak-indonesia-urutan-berapa. (diakses pada
21 November 2022).
Ruslan, Rosady. 2014. Manajemen Public Relation dan Media Komunikasi
(Konsep dan Aplikasi). Jakarta : PT. Raja Grafindo.
Setiawan, Edhie Budi. 2015. Quality and Purchase Intention Perceived Value
towards Low Cost Energy-Saving Cars. Jurnal Manajemen Transportasi
& Logistik. Vol. 02 No.01, p. 107-118.
Shimp, Terence A. 2003. Periklanan Promosi & Aspek Tambahan Komunikasi
Pemasaran.Terpadu, Jilid I ( Edisi 5). Jakarta: Erlangga.
Sugiyono. 2019. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sujarweni, V. Wiratna. 2019. Metodologi Penelitian Bisnis & Ekonomi.
Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

37
Suyani, Erni. 2018. Peranan Public Relations Dalam Meningkatkan Pelayanan
Masyarakat Pada Kantor Wilayah Kementerian Hukum Dan Hak Asasi
Manusia Provinsi Sumatera Utara. Jurnal Network Media Vol:1 No.1
Februari 2018 | ISSN : 2569 – 6446.
Wijayanti, Apri. 2019. Strategi Komunikasi Pemasaran Melalui Media Sosial
Instagram (Studi Kasus Di Appleblossom Purwokerto). Skripsi.
Purwokerto: IAIN Purwokerto.
Yin, Robert, K. 2013. Studi Kasus Desain dan Metode. Jakarta : PT RajaGrafindo
Persada.

38

Anda mungkin juga menyukai