Anda di halaman 1dari 21

Resume Jurnal 5 Nasional dan 5 Internasional

Disusun Oleh :

Aufadhia anjani 201905300040

Najwa Wafi S 20190530137

Fadya Nur Azha 20190530159

Amira Fitri 20190530170

Kelas A (Cyber PR)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

2021
Jurnal Nasional

Implementasi Program Cyber Public Relations Pt. Kereta Api Indonesia Dalam
Mengelola Informasi Publik Di Media Sosial Instagram

Penulis Jurnal : Anindita Susilo, Erlina Sari

Tahun Terbit : 2021 ( Volume 8 Nomor 1 ISSN: 2303-0194)

Secara garis besar Cyber PR merupakan kegiatan kehumasan yang dilakukan dengan
menggunakan internet untuk membangun sebuah merek, kepercayaan, dan citra organisasi
kepada publik. Saat ini mayoritas aktivitas Public Relations dilakukan secara online. Salah
satu perusahaan yang mengimplementasikan aktivitas Cyber Public Relations adalah PT.
Kereta Api Indonesia. Pada tahun 2014 penelitian menyatakan bahwa 39% pemberitaan
PT.KAI di tahun 2011 cenderung kea rah negative dalam memberikan pelayanan. Akan
tetapi, pada tahun 2014 PT.KAI menunjukan sebuah peningkatan di bawah kepemimpinan
Ignasius Jonan sebagai Direktur Utama PT.KAI. Berbagai perubahan evolusioner di berbagai
lini korporasi PT.KAI, selain itu jumlah penumpang kereta api meningkat dengan cukup
pesat. Pada tahun 2017, PT.KAI Kembali meraih penghargaan dalam ajang apresiasi
Indonesia untuk BUMN 2017 yang digelar oleh majalah Warta Ekonomi untuk
mengapresiasikan perusahaan BUMN yang memiliki kinerja baik dalam 3 tahun terakhir
berdasarkan total pemberitahuan dengan tone positif pada media sosial. Prestasi yang
diperoleh PT. KAI tersebut tidak lepas dari faktor pengelolaan informasi publik yang
disosialisasikan lewat media sosial melalui program Cyber Public Relations.

Pemanfaatan media sosial diharapkan dapat memudahkan akses pengguna kereta api
dalam mendapatkan informasi. Salah satu akun media sosial yang dimiliki PT. Kereta Api
Indonesia adalah Instagram @keretaapikita yang resmi dibuat pada tanggal 10 April 2012.
Melalui Instagram, PT. Kereta Api Indonesia (Persero) dapat menyebarkan informasi secara
luas, sehingga dapat diterima dengan cepat oleh para khalayak atau publik. Hal ini dipertegas
oleh Bapak Hendreas Andri Pratama selaku Humas dan Assistant Manager Web Corporate
dimana beliau mengatakan bahwa media sosial Instagram @keretaapikita merupakan salah
satu terobosan teknologi yang dapat memberikan kemudahan serta kenyamanan dalam
penyampaian informasi ke masyarakat. Selain itu, akun @keretaapikita bukan hanya
memberikan informasi dari PT. Kereta Api Indonesia (Persero) ke masyarakat tetapi juga
memberikan wadah untuk masyarakat memberikan masukan untuk PT. Kereta Api Indonesia
(Persero) untuk lebih maju lagi. Implementasi Cyber Public Relations PT.

Kereta Api Indonesia tidak lepas dari tujuan utamanya, yang diantaranya adalah
menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan organisasi, membina hubungan
harmonis antara organisasi dengan publik eksternal maupun internal, menciptakan
komunikasi dua arah secara timbal balik dengan menyebarluaskan informasi dari perusahaan
atau organisasi kepada publik dan menyalurkan opini publik kepada organisasi, dan melayani
publik dan menasehati pimpinan organisasi kepentingan umum. Cyber Public Relations pada
dasarnya ialah aktivitas kehumasan yang memanfaatkan media internet, salah satunya melalui
media sosial. Implementasi Cyber Public Relations yang dilakukan oleh PT.KAI dilakukan
oleh Humas serta melewati tahapan manajemen Public Relations yaitu : Fact finding,
perencanaann, aksi dan komunikasi, serta evaluasi.

Fokus utama PT.KAI menggunakan media sosial Instagram ialah untuk


menyampaikan pesan kepada public. Misalnya saja, untuk pengembalian tiket kereta api
mudik 2020 yang ternyata harus dibatalkan karena pandemi virus corona, mereka secara
informatif menyampaikan cara untuk memproses pengembalian dana tersebut. Selain itu,
secara interaktif juga mereka membalas komentar yang ditulis serta pertanyaan yang terkait
dengan hal tersebut. Jadi, komunikasi dua arah (two-way communication) juga dapat tercipta
di media sosial. Bentuk aktivitas Cyber Public Relations yang telah dilakukan di akun
@keretaapikita antara lain: memberikan informasi tentang PT. Kereta Api Indonesia
(Persero), layanan kereta api, layanan stasiun sampai event dan inovasi yang telah dilakukan.
Bahkan beberapa kali dilakukan kegiatan giveaway agar menarik perhatian masyarakat untuk
memfollow akun tersebut. Dalam hal ini berbagai cara dan teknik digunakan diantaranya
yaitu pendekatan terhadap masyarakat. Dalam melakukan proses komunikasi digital di media
sosial Instagram @keretaapikita, PT. Kereta Api Indonesia (Persero) menggunakan
komunikasi yang konstan, respon yang cepat, interaktif dan dua arah (two-way) yang sesuai
dengan apa yang dikemukakan oleh (Onggo, 2009).
Cyber Public Relations Dalam Klub Sepakbola Di Indonesia: Studi Pada Persija
Jakarta

Penulis : Muhammad Andrya Surya Putra & Faridhian Anshari

Jurnal : Journal of Strategic Communication

Vol/No/Hal/Tahun : vol 7, no 1, tahun 2016, halaman 43 – 54

Latar Belakang

Memasuki era modern seperti saat ini, perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi yang cepat tidak dapat dihindari lagi. Sejalan dengan apa yang disampaikan oleh
Cutlip, Center dan Broom (2011:287) yang menyatakan bahwa kini tidak ada lagi perbedaan
jarak, tempat dan waktu yang selama ini menghalangi masyarakat di seluruh dunia untuk saling
bertukar informasi dan berkomunikasi. Internet ialah jaringan komputer yang jangkauannya
mendunia, perkembangan internet menjadikan dunia tanpa batas. Internet merupakan jaringan
informasi yang melibatkan jutaan manusia yang tersebar di seluruh dunia. Dengan internet
seseorang mampu berhubungan dengan orang lain yang tempatnya saling berjauhan, namun
mereka tetap dapat saling bertukar data dan informasi.

Pengaruh teknologi komunikasi memberi perubahan terhadap kegiatan public relations


yang terjadi sebelumnya. Seperti yang dijelaskan oleh Soemirat & Ardianto, (2012: 187)
sebelum berkembangnya teknologi komunikasi seperti saat ini, para praktisi public relations
harus menyebarkan publikasi semacam brosur, selembaran, atau majalah kepada publik mereka
dengan surat berlangganan yang harus dikirim satu per satu ke alamat rumah mereka. Oleh
karena itu, dengan adanya perkembangan teknologi membuat praktisi public relations semakin
banyak yang memanfaatkan keberadaan internet sebagai media penyampaian dan penyebaran
informasi.

Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti mencoba menjelaskan berdasarkan hasil temuan dari
apa yang coba diterapkankan secara detail mengenai konsep cyber public relations dalam
penyebarluasan informasi melalui pemanfaatan website dan akun media sosial twitter.
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif
dengan jenis penelitian deskriptif karena ingin berupaya menjelaskan mengenai penerapan
konsep cyber public relations klub sepakbola Persija Jakarta dalam menyebarluaskan
informasi. Penelitian ini akan berisi data berupa penjelasan-penjelasan dari narasumber. Data
tersebut dapat berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, foto, videotape, dokumen
pribadi, catatan atau memo, dan dokumen resmi lainnya.

Unit analisis yang diteliti adalah divisi public relations klub sepakbola Persija Jakarta
dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Di mana
peneliti melakukan wawancara dengan 3 narasumber yang terdiri dari: Viola kurniawati selaku
public relations Persija Jakarta yang memegang peranan penting dalam setiap pergerakan
Persija di media website dan sosial media serta melakukan hubungan dengan supporter serta
media. Selain itu, peneliti juga mewawancarai Adzani Alwianto selaku admin website Persija.
Narasumber dibutuhkan untuk menggali data penggunaan cyber public relations yang bergerak
melalui website resmi Persija. Serta tidak lupa peneliti melakukan wawancara dengan
narasumber ketiga yakni Khairul Imam, yang berperan sebagai admin dan pengelola media
sosial khususnya twitter resmi Persija Jakarta. Selain menggunakan data hasil wawancara,
peneliti juga menggunakan studi dokumen dengan meneliti segala macam dokumen dari
website resmi serta media sosial, khususnya twitter milik Persija. Adapun dokumen lain yang
dapat menjadi sumber data yang akan dipakai untuk kajian penelitian yakni file perusahaan dan
kegiatan-kegiatan mengenai cyber public relations yang melibatkan public relations dari klub
sepakbola Persija Jakarta.

Teori

Media cyber public relations adalah perangkat teknologi yang menjambatani praktisi
public relations dalam menyampaikan serta menyebarluaskan informasi. Berdasarkan
penjelasan-penjelasan tersebut, cyber public relations memiliki media dalam menyampaikan
informasi kepada publik yang salah satunya ialah website. Menurut Cutlip, Center, dan
Broom (2011: 287) website adalah halaman situs sistem informasi yang dapat diakses secara
cepat dan memiliki kekuatan untuk mengirim pesan secara singkat ke publik yang cukup luas.

Seperti halnya cyber public relations, website tidak asing digunakan untuk menyampaikan
dan menyebarkan informasi yang mampu menarik publik terkait dengan perusahaan agar
publik dapat mengetahui perkembangan yang terjadi mengetahui mengenai perusahaan. Selain
itu, Zimmerman (2001: 36) juga menyampaikan mengenai unsur-unsur yang terdapat pada
website, di antara lain yaitu: (a) Web Content, yang berisi hal-hal yang terdapat pada situs,
tanpa terkecuali teks, dokumen, aplikasi, data, gambar, audio dan video. Konten akan
memainkan peranan penting yang membuat sebuah situs bisa dikatakan menarik dan
bermanfaat atau tidak. (b) Web Apperance (Tampilan) di mana tampilan website adalah hal
pertama yang akan dilihat oleh pengunjung dan mempengaruhi pengunjung untuk melanjutkan
penelusuran pada website tersebut atau tidak, dan (c) Web Usability yang lebih bersifat
memberi kemudahan dan effisien ketika menggunakannya, mudah untuk diingat, kemungkinan
membuat kesalahan sangat minim dan kepuasan subjektif dari sisi pengguna (pengunjung).

Hasil penelitian

Penerapan Cyber Public Relations di Klub Sepakbola Persija Jakarta

Dalam penerapannya, cyber public relations memiliki beberapa keuntungan dan


keunggulan dibandingkan dengan Public relations di dunia nyata, seperti mampu
menghasilkan komunikasi yang konstan dan mampu menerima respon yang cepat. Cyber
public relations juga mampu menyampaikan sebuah informasi yang sangat luas kepada
publiknya tanpa harus memikirkan jarak yang memisahkan karena faktor geografis.

Beberapa institusi sudah mulai menerapkan dan memanfaatkan konsep cyber public
relations ini sebagai media penyampaian sebuah informasi kepada publiknya. Tanpa terkecuali
juga klub sepakbola di tanah air seperti Persija Jakarta yang telah mengaplikasikan hal tersebut.
Salah satu bentuk penerapan fungsi dari cyber public relations yang dilakukan oleh public
relations klub sepakbola Persija Jakarta yaitu yang pertama ialah mampu memberikan
informasi seluas dan secepat mungkin kepada publik. Berdasarkan hal tersebut, penelitian yang
dilakukan oleh Ikfina Agustin (2010) mengenai penerapan konsep cyber public relations pada
klub sepakbola. Ikfina Agustin meneliti penerapan konsep cyber public relations pada klub
sepakbola Pro Titan, di mana peneliti hanya memfokuskan penelitian pada penggunaan website
dalam menyampaikan informasi.

Sementara itu, public relations Persija menjalankan fungsinya sesuai dengan apa yang
terdapat pada konsep yang disampaikan oleh Hidayat (2014: 108) bahwa dalam penerapannya
cyber public relations mampu memberikan informasi dengan cepat dan luas karena
memanfaatkan adanya perkembangan dari teknologi informasi, sehingga mampu memberikan
informasi secara cepat tanpa harus bertatap muka langsung dengan publik. Selain itu, informasi
dapat dijangkau oleh publik yang jauh secra realtime dan membuat publik yang jauh tersebut
tetap up to date menerima informasi mengenai perkembangan klub sepakbola Persija Jakarta.
Penerapan Cyber Public Relations melalui Website Resmi Persija Jakarta

Pada penerapannya, public relations Persija menyediakan interactive news room (ruang
berita interaktif) pada website www.persija.co.id sebagai wadah bagi public relations Persija
untuk menyampaikan sebuah informasi yang relevan mengenai perkembangan yang terjadi
pada klub sepakbola Persija Jakarta kepada penggemarnya. Selain itu, dari penataan dan
tampilannya didesign semenarik mungkin dan disesuaikan dengan karakter yang mewakilkan
klub Persija Jakarta itu sendiri. Misalnya, background menggambarkan stadion Gelora Bung
Karno yang merupakan kandang dari Persija Jakarta. Warna font pada website disesuaikan
dengan warna khas kota Jakarta yaitu orange. Hal tersebut merupakan upaya pengelolaan
informasi kepada publik terkait dengan sumber yang relevan bagi penggemar.

Selanjutnya ialah dengan membuat social media news release pada website, social
media news release ialah news release modern yang penyebarannya berupa informasi yang
memanfaatkan keberadaan media sosial. Di mana fokus dari social media news release sendiri
ialah penulisan yang efektif dan informatif kepada publik. Hal yang terdapat pada social media
news release biasanya berupa pemaparan fakta-fakta menarik yang bermanfaat bagi
pengaksesnya dan tidak bersifat hiperbola seperti misalnya informasi mengenai klub Persija
Jakarta. Hal tersebut sama dengan apa yang peneliti temukan pada penelitian milik Dipo
Rizkika Alfaiz (2013). Pada penelitian tersebut menjadikan website sebagai objek penelitian
terkait dengan penyampaian informasi oleh perusahaan kepada publik.
Strategi Cyber Public Relatons dalam Memanfaatkan Media Sosial untuk Membangun
Citra Perusahaan
Penulis : Rosliana, R., & Loisa, R.
Prologia, 2(2), 480-486. (2019)

Adanya kemajuan teknologi merupakan hal yang tidak bisa kita pungkiri, pesatnya
perkembangan teknologi tanpa sadar telah mengubah cara hidup kita, baik terhadap cara
berkomunikasi, cara belajar, cara bekerja, cara berbisnis. Dapat disimpulkan bahwa
perkembangan teknologi memberikan kenyamanan yang lebih dalam memberikan manusia
kemudahan untuk mengelola dan menikmati kehidupannya. Dengan adanya perkembangan
teknologi, internet, dan juga media sosial, perusahaan juga merasakan dampak terlebih dalam
kegiatan pemasaran dan promosi. Hal ini tentu saja memudahkan praktisi PR bisa
berkomunikasi tidak secara langsung (tatap muka) cukup memanfaatkan memanfaatkan
internet dan media sosial sebagai salah satu platform untuk memperkenalkan dan
menyebarluaskan informasi yang berkaitan dengan perusahaan kepada masyarakat. Maka dari
itu tujuan jurnal ini untuk mengetahui strategi cyber public relations dalam media sosial untuk
membangun citra PT Eannovate Creative Technology. Jenis metode yang di gunakan adalah
pendekatan kualitatif atau induktif, Metode pengumpulan data yang penulis lakukan adalah
dengan melakukan wawancara dengan key informan dan observasi pada lokasi penelitian dan
penelusuran melalui buku-buku tertentu serta sumber online. Terdapat dua jenis data yang
penulis gunakan dalam penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder. Data primer berupa
data yang didapatkan dari hasil wawancara key informan dan kedua narasumber lainnya.
Sedangkan data sekunder didapatkan dari hasil analisis penulis terhadap jawaban key informan
dan narasumber yang dikaitkan dengan tabel koding dan teori strategi public relations oleh
Ronald D. Smith.

Sebelumnya Ronald D. Smith (2005) menjabarkan bahwa ada tahapan dalam strategi
public relations yaitu Formative Research, Strategy, Tactics, dan Evaluative Research. Jadi
PT Eannovate Creative Technology melakukan pencarian dahulu terhadap analisis situasi,
publik yaitu potensial klien, potensial karyawan tetap dan magang, dan potensial partner. PT
Eannovate menjalankan salah satu fungsi yang dimiliki oleh media sosial yaitu sebagai alat
informasi. Selain itu, fungsi media sosial sebagai alat interaksi juga turut dipakai oleh PT
Eannovate dalam menyebarkan dan berinteraksi secara langsung dengan audience. Dalam
memanfaatkan media sosial, PT Eannovate Creative Technology menggunakan Facebook dan
Instagram sebagai sarana dan wadah untuk membangun citra perusahaan. Citra perusahaan
yang positif dapat terbentuk karena adanya keterlibatan antara perusahaan dan masyarakat
dalam melakukan pertukaran informasi.

Cyber Public Relations Melalui Microblogging dalam Menjaga Citra Pemprov DKI
Jakarta

Nama Jurnal: Jurnal Komunikasi

Volume dan Nomer Jurnal: Vol. 14 No 2

Tahun: 2020

Penulis: Hlimatus Zahro Yananingtyas, Irwansyah

Tujuan Penulisan Jurnal: Untuk mengetahui ke-efektivitas-an penerapan Cyber Public


Realations dalam microblogging Twitter bagi Pemprov DKI Jakarta.

Metode Penelitian: Kualitatif deskriptif

Latar Belakang:

Lembaga pemerintahan harus terus dapat mengikuti perkembangan teknologi yang ada
di tengah masyarakat. Sehingga, pemerintah mendapatkan peningkatan engagement dari
berbagai kalangan dan menghasilkan sebuah citra. Cyber Public Relations merupakan salah
satu upaya dalam menjangkau masyarakat dengan menggunakan media komunikasi berbasis
internet. Dengan memanfaatkan media sosial, pemerintah dapat menyampaikan informasi dan
berinteraksi dengan masyaakat melalui internet.

Cyber Public Relations merupakan salah satu bagian penting untuk menampilkan sebuah
citra positif bagi image perusahaan maupun organisasi, dan hal ini sudah menjadi tugas praktisi
PR untuk menjaganya. Memiliki citra positif bagi instansi pemerintah merupakan hal yang
crucial karna dapat meningkatkan rasa kepercayaan masyarakat. Maka dari itu dalam lembaga
pemerintahan, tugas PR ialah memberikan pelayanan terbaaik kepada publik dan
menyampaikan informasi yang perlu disampaikan sehingga lahirlah sebuah citra positif.
Terdapat beberapa cara untuk melihat ke-efektivitas-an penggunaan media online dalam public
relations:

A. Transparency, Cyber Public Realations membutuhkan Transparency dalam


menyampaikan informasi kepada masyarakat.
B. Porosity, ialah Transparency yang tidak sengaja dilakukan oleh praktisi Public
Realtions.
C. The internet as an agent, menjadikan internet sebagai agen untuk menyampaikan
informasi ke masyarakat.
D. Richness in content and reach, memaksimalkan kekayaan informasi dan diberikan
melalui jangkauan internet.

Media sosial memiliki dua pendekatan, yaitu Interaksi sosial dan Integrasi sosial. Interaksi
sosial akan memberikan pemahaman baru dengan berinteraksi, sedangkan ingerasi sosial
menggambarkan media sebagai habit yang dimasukan oleh orang-orang di zaman digital ini
sebagai kebutuhan. Maka dari itu, untuk menjangkau dua pemahaman tersebut, pemerintahan
menggunakan pelayanan micro-blog Twitter.

Hasil Penelitian:

Microblogging memiliki karakter yang berbeda-beda, begitu pula Twitter yang hanya
membatasi setiap unggahan hanya 140 kata. Karna hal ini microblogging mulai melakukan
perpaduan dengan gambar, animasi, foto, maupun video yang bertujuan agar masyarakat tetap
mendapatkan informasi tanpa menulisakan kata-kata yang panjang. hal ini sudah diterapkan
oleh Pemprov DKI Jakarta dalam akun microbloggingnya di Twitter @dkijakarta yang sudah
memiliki 1,2 juta pengikut.

Setelah melakukan penelitian melalui data primer dan sekunder, bahwasanya elemen
Cyber Public Relations melalui microblogging dengan berbagai dimensi menunjukan:

A. Transparency
Penggunaan microblogging sebagai sarana penyampaian informasi kepada
masyarakat sebagai media dari Cyber Public Relations telah menunjukan informasi
yang cukup jelas, karna saat ini Pemprov mulai memberikan informasi dengan
menyertakan link tambahan untuk mengakses beberpa berita yang dibutuhkan
mengenai informasi tersebut.
B. Porosity
Semakin mudahnya mendapatkan informasi, semakin tinggi pula kemungkinan
terjadinya Porosity. Namun, dalam perspektif para narasumber, mereka sepakat jika
informasi yang tersebar pada hakikatnya merupakan informasi yang harus
didapatkan oleh masyarakat.
C. The Internet as an Agent
Kadangkala microblogging yang ada di Twitter juga menginterpresikan informasi
yang sudah ada di beberapa website resmi Pemprov, Pemprov sebagai akun utama
akan memberikan informasi Kembali kepada khalayak. Hal ini bertujuan agar
masyarakat mendapatkan pemahaman yang utuh, seperti yang dirasa oleh
narasumber yang memerlukan menggunakan akun lain akan informasi yang
disampaikan dapat diterima.
D. Richness in Content
Konten akan dikatakan kaya informasi jika konten tersebut berisi gambar, video
dan juga beberapa media lainnya dengan tujuan memudahkan masyarakat dalam
memahami informasi. Seperti yang dilakukan oleh Pemprov DKI yang mengemas
edukasi mengenai Covid-19 dengan menampilkan infografik, sehingga
memudahkan dan mengurangi bias di kalangan masyarakat.

Kesimpulan:

Kecepatan penyampaian informasi oleh Pemprov DKI Jakarta yang memanfaatkan


microblogging twitter menghasilkan citra postif. Penggunaan Cyber Public Relations dengan
beberapa elemennya berhasil tepenuhi oleh Pemporv DKI. Ditunjukan dengan penggunaan
beberapa media tambahan seperti gambar, video yang hasilnya sangat efektif memudahkan
memahami isi dari informasi yang mengurangi bias di kalangan masyarakat.

Korelasi Antara Mengkomunikasikan Etika Bisnis Melalui Cyber Public Relations Dan

Citra Burgreens
Penulis Jurnal : Jovita Dwijayanti, Yatri Indah Kusumastuti

Jurnal Komunikasi Pembangunan Juli 2018, Volume 16, No.2

Kemajuan teknologi terus berkembang pesat, seolah dunia telah bebas dari Batasan
ruang dan waktu. Hal tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi dapat dilakukan di mana
saja, dan kapan saja. Oleh karena itu, public relations sebagai wadah yang bergerak secara
dinamis dan up to date harus memunculkan strategi demi strategi dalam menjangkau
publiknya. Menjawab pertanyaan diatas, Cyber Public Relations atau E-PR hadir sebagai
strategi yang tepat untuk digunakan para praktisi PR. Cyber Public Relations menggunakan
media internet serta media sosial sebagai sarana publisitas. Kelengkapan informasi yang
dihasilkan oleh penyebaran informasi dengan media efektif mampu membentuk sebuah
persepsi pada individu yang merupakan publik dari perusahaan. Cyber PR membuktikan
bahwa penggunaan dunia maya atau internet dalam melakukan promosi serta penyebaran
informasi, terbukti lebih efekektif atau mampu membentuk citra positif dari perguruan tinggi
swasta. Hal tersebut diperkuat pencantuman hasil dari survei yang dilakukan oleh Onggo
(2004), yang menyatakan bahwa 95% dari partisipan, lebih menyukai mengakses sebuah
artikel dari internet.

Burgreens, merupakan restoran atau catering organik berbahan dasar tanaman pertama
di Jakarta. Burgreens sendiri merupakan sebuah bentuk manifestasi dari gerakan kesadaran
akan apa yang dimakan atau dikonsumsi akan berdampak langsung pada kesehatan,
kesejahteraan petani dan hewan, serta keberlanjutan lingkungan. Selain menghasilkan
produk-produk organik yang baik untuk kesehatan, Burgreens pun memperhatikan aspek
sosial dengan bekerjasama dengan petani-petani lokal yang menerapkan sustainable farming
atau pertanian yang berkelanjutan serta produksi makanan, dan membelinya dengan harga
premium. Pemberdayaan bagi perempuan yang memiliki latar belakang kurang beruntung
pun dilakukan oleh Burgreens dalam kegiatan bisnisnya dengan memberikan peluang
pekerjaan, pelatihan, serta peningkatan jenjang karier. Keaktifan dalam Cyber PR mampu
membantu Burgreens sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang kuliner, untuk
berkomunikasi dengan publiknya secara lebih personal, melengkapi informasi yang ingin
disampaikan maupun dibutuhkan.

Informasi yang diterima oleh public ekternal, akan menjadi proses pembentukan suatu
citra perusahaan. Proses pembentukan citra ini dapat diukur melalui tiga langkah yaitu
penangkapan informasi (exposure), tingkat perhatian (attention), serta tingkat pemahaman
(comprehensive). Tiga aspek dalam pembentukan citra akan menghasilkan suatu pandangan
atau pemahaman dari public terhadap Burgreens. Penilaian terhadap citra perusahaan dapat
dilihat pada personality Burgreens, penilaian pada reputation Burgreens, penilaian pada value
ethics Burgreens, serta penilaian pada corporate identity Burgreens.

Public relations dari Burgreens menggunakan berbagai aplikasi atau media online
sebagai tempat untu melakukan cyber public relations, seperti websitem Instagram, Zomato,
tripadvisor, dan facebook. Penilaian terhadap cyber public relations Burgreens diukur
menggunaka sub variable yang meliputi penilaian erhadap publikasi online (website),
penilaian sosial media (Instagram), penilaian terhadap komunitas online (facebook). Secara
keseluruhan, website Burgreens berhasil menyuguhkan informasi secara lengkap dan
membuat pembaca mengerti dan memahami Burgreens itu sendiri. Bila dilihat dari
wawancara mendalam dengan salah satu pemilik maupun public relations dari Burgreens,
informasi mengenai keberadaan Burgreens yang merupakan wujud nyata dari keperdulian
lebih terhadap kesehatan, kesejahteraan masyarakat terutama petani lokal dan wanitawanita
kurang beruntung, kesejahteraan hewan, dan keberlanjutan lingkungan hidup yang ingin
disampaikan kepada publik, mampu tersampaikan dengan baik dan efektif melalui pemaparan
informasi pada website Burgreens. Dalam penelitian yang sudah dilakukan, jelas terlihat
bahwa informasi yang dibagikan oleh public relations Burgreens efektif dalam membentuk
sebuah citra yang baik di mata publik dari Burgreens. Cyber public relations dapat dikatakan
efekif dalam mengisi kekosongan informasi pada publil Burgreens dalam membantu
menghasilkan citra yang baik bagi Burgreens itu sendiri.
Jurnal Internasional

Cyber Public Relations Model In Building: A Positive Image Of Local

Government (Case Study on the Government of Special Capital Region of Jakarta)

Penulis : Hikmah Ningsih, Farid Hamid Umarella

Advances in Social Sciences Research Journal – Vol.7, No.12

Publication Date: December 25, 2020

Jakarta adalah ibu kota negara Republik Indonesa, yang memiliki angka perpindahan
urbanisasi tertinggi di dunia. Penduduk dari berbagai daerah dengan latar belakang yang
beragam datang dengan harapan mencari keberuntunggan di berbagai bidang : sosial,
Pendidikan, dan ekonomi. Total populasi di DKI Jakarta pada tahun 2020 mencapai
11,063,324 penduduk dan menjadi kota dengan penduduk terpadat di Indonesia. Jakarta
tumbuh dengan berbagai macam masalah yang kompleks seperti banjir, kemacetan, dan
berbagai macam masalah sosial di masyarakat. Publik semakin kritis dalam melakukan
kontrol atas pemerintah khususnya melalui cyber media, baik media sosial maupun media
online. Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi dengan menggunakan internet
telah menjadi kebutuhan utama masyarakat global.

Hal tersebut juga disadari oleh pemerintag provinsi DKI Jakarta bahwa penggunaan
internet seperti media sosial harus dimanfaatkan sebagai sarana baru penyampaian informasi
dan pelayanan public karena metode tradisional diangap tidak efektif untuk masyarakat yang
beragam dan mobile seperti masyarakat Jakarta. Cyber public relations digunakan di instansi
pemerintah selain untuk meminimalisir jarak dan keterbatasan waktu, tetapi juga dapat
membangun hubungan antara masyarakat atau public dengan Pemprov DKI Jakarta.
Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi, khususnya media berbasis internet oleh
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta adalah salah satu upaya untuk melaksanakan kebijakan
reformasi birokrasi untuk mencapai cita-cita good governance.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memiliki semua akun media sosial resmi seperti
Facebook, Twitter, Instagram, Youtube dan aplikasi Jaki. Sama halnya media sosial pribadi
yang mudah diakses, begitu juga semua sosial media pemprov DKI Jakarta. Akun terbuka
dan kolom komentar tidak pernah ditutup. Informasi yang diunggah sangat dinamis, tidak
kaku, dan sangat menarik. Tidak ada perbedaan konten yang disampaikan di setiap akun
sosial media. Komunikasi terjalin secara dua arah, dimana keluhan dan pertanyaan yang
diajukan melalui kolom komentar ditanggapi oleh admin. Responnya dari informan
(masyarakat) bahwa kegiatan yang diadakan oleh media sosial resmi Pemprov DKI Jakarta
cukup baik karena konten yang ditampilkan menarik, informatif, mudah dipahami, up-to-date
dan mudah diakses.

Implementation Of Cyber Public Relations In Detik.com

Sary, M. P., Sutjipto, V. W., & Putri, M. L.


In Proceeding International Conference on Social Science and Humanities in the Era of
Market Globalization 2018 Vol. 1 No (Vol. 15). (2018)

Praktisi public relations sekarang juga harus bisa menguasai media online, hal ini yang
membuat adanya istilah Cyber PR. Kegiatan Cyber PR untuk membangun merek mereka
perusahaan dan mempertahankan kontak dengan publik, atau dalam diskusi tentang pasar
konsumen ini. Cyber PR juga memiliki peran yang lebih besar dan luas dibandingkan dengan
PR konvensional, antara lain:komunikasi konstan, respon cepat, menjangkau pasar global,
interaktif,komunikasi dua arah, dan hemat. Untuk itu karena Cyber PR sangat penting dalam
membangun komunikasi yang baik. Contohnya Detik.com yang merupakan media online
penyedia layanan informasi dan berita yang ada di Indonesia, Detik.com melakukan berbagai
kegiatan dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya perbaikan sangat bergantung pada
ketersediaan koneksi internet karena aktif intinya media online Detik.com jadi aktivitas online
yang sangat dominan dibandingkan dengan aktivitas offline, website Detik.com online diakses
24 jam, penulisan dan penerbitan halaman berita website ditempatkan agar dapat dibaca oleh
para pembaca atau masyarakat luas dimana saja, kapan saja hanya menggunakan gadget yang
mereka miliki dan, sesama karyawan saling mengirim email dalam konteks formal dan
informal, dan banyak lagi hal dalam hal ini dapat dimasukkan ke dalam konsep E-PR.

Metode yang dilakukan pendekatan kualitatif dan jenis penelitian ini adalah deskriptif,
peneliti akan menginterpretasikan implementasi Cyber PR perusahaan Detik.com serta
memaparkan implementasi Cyber PR yang telah dilaksanakan oleh humas Detik.com.
Pengumpulan data dengan data primer yaitu wawancara dan data sekunder informasi dari
perusahaan. Jenis uji validitas yang digunakan dalam proses pengumpulan data dan analisis-
interpretasidata adalah jenis kompetensi subjek penelitian. Kompetensi subyek penelitian
adalah subjek penelitian harus kredibel, dengan menguji jawaban pertanyaan dengan subjek
pengalaman.

Teori

Menurut Cutlip dan Center dalam Effendy (2009:116) Humas merupakan fungsi dari
manajemen menilai sikap publik, mengidentifikasi kebijaksanaan dan individu atau organisasi
demi kepentingan umum, serta merencanakan dan melaksanakan program kegiatan untuk
mencapai pengertian dan dukungan masyarakat.

Menurut (Inggris) Institut hubungan masyarakat (IPR) di Frank Jefkins (2003:9) Humas
adalah keseluruhan upaya yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam
rangka menciptakan dan memelihara niat baik (to be good) dan saling pengertian antara suatu
organisasi dengan semua penonton.

Hasil penelitian

Hasil penelitian berdasarkan konsep Cyber PR dan implementasinya di Detik.com


adalah komunikasi konstan, respon cepat, pasar global, interaktif, dua arah komunikasi dan
hemat. Berdasarkan konsep tersebut, penelitian ini menganalisis implementasi sepuluh jenis
Cyber PR pada Detik.com yang terdiri dari : E-mail, signature file, autoresponder, online
community, milis, publikasi online, surat langsung, iklan online, hubungan media dan
publisitas melalui situs pencarian.

Cyber Public Relations Strategies by the South Tangerang Government in Developing


Its Image
Saputra, W. T., & Ayuningtyas, F. (2021).
Walailak Journal of Social Science, 14(1). (2021)

Kemajuan teknologi dan komunikasi tentunya berpengaruh banyak pada aspek


kehidupan, contohnya Di Sumatera Barat, kegiatan branding dengan memanfaatkan media
digital masih minim oleh perguruan tinggi swasta. Ini terlihat dari tren penurunan yang cukup
signifikan pada minat calon mahasiswa baru pada beberapa yang ada universitas
swasta. Berdasarkan laporan dari LLDIKTI Wilayah X, dari 97 PTS di Sumbar, hanya 13 PTS
yang mengalami peningkatan jumlah mahasiswa baru setiap tahunnya, selebihnya mengalami
penurunan drastis jumlah siswa, terutama pada tahun 2015 hingga 2018. Hal ini tentunya harus
ada kemajuan terhadap teknologi yang sekarang sudah di era revolusi 4.0. Meranti (2018) telah
membahas tentang transformasi dan kontribusi industri 4.0 terhadap strategi hubungan
masyarakat. Kemudian penelitian Rio Pambudi Dalimunte et al (2018) tentang tantangan
digital baru komunikasi dan revolusi industri 4.0. Di dalam Selain itu, penelitian Dasrun
Hidayat dan Anisti (2019) tentang strategi komunikasi dalam merencanakan hubungan
masyarakat program di era teknologi 4.0 dan penelitian dilakukan oleh Dina Mizanie dan
Irwansyah (2019) membahas penggunaan media sosial sebagai publik digitalstrategi relasi di
era revolusi industri 4.0.

Metode yang dilakukan pada penelitian ini adalah menggunakan penelitian kualitatif
metode dengan pendekatan deskriptif. Dengan mendeskripsikan penelitian, yang akan
memungkinkan peneliti untuk menjelaskan kesiapan praktisi humas dunia maya dalam
menghadapi era revolusi industri 4.0, sehingga kontribusi cyber public relations di Sumatera
Barat. Dengan teknik pengumpulan data observasi dan teknik analisis data dalam penelitian ini
dilakukan dengan cara mereduksi data atau mengumpulkan data berupa transkrip wawancara,
hasil observasi dan penelitian dokumen, dan kemudian peneliti mengumpulkan data yang
relevan sesuai dengan masalah penelitian dan kemudian diklasifikasikan berdasarkan rumusan
masalah dan penelitian tujuan.

Dengan adanya pengujian yang dilakukan dalam upaya pemanfaatan teknologi,


hubungan masyarakat dunia maya ini praktisi telah menggunakan teknologi internet melalui
sosial media sebagai media untuk berkomunikasi dengan target publik. Berdasarkan informasi
yang disampaikan oleh cyber praktisi hubungan masyarakat dari tiga universitas, dapat dilihat
bahwa untuk membangun merek yang baik, perlu mempublikasikan informasi tentang mutu,
program studi dan prestasi yang telah dicapai oleh masing-masing universitas swasta. Publikasi
informasi terkait dengan merek tersebut dapat berupa fasilitas kampus, kerjasama dengan
pemangku kepentingan, kualitas dosen, prestasi mahasiswa, dan profil alumni. Pada tiga
perguruan tinggi swasta di Sumatera Barat, mereka memilih untuk menggunakan media digital
seperti website, YouTube dan Instagram dimempublikasikan informasi.

Activities of the Cyber Public Relations of O Chanel TV in Promoting their Company


on the Instagram Social MediaAmerican Journal of Humanities and Social Sciences
Research (AJHSSR)
Volume dan Nomer Jurnal: Vol.2

Tahun: 2018

Penulis: Kurniati Kusuma

Tujuan Penulisan Jurnal: Untuk mengetahui kegiatan Cyber PR yang dilakukan O Channel TV
di Instagram

Metode Penelitian: Kualitatif Deskriptif

Latar Belakang:

Public relations memiliki peran penting dalam mempublikasikan aktivitas perusahaan


agar diketahui oleh publik. Maka dari itu, praktisi PR harus pandai dalam mengemas informasi
dan menyampaikanya semenarik mungkin. Menyadari pentingnya kegiatan kehumasan dalam
menyampaikan informasi secara menarik, O Channel TV yang merupakan stasiun pendatang
baru di Indonesia semakin gencar dalam melakukan publikasi dan promosi agar dikenal oleh
publik. Namun sebelum melakukan promosi, yang perlu diperhatikan ialah strategi, bagaimana
cara menyampaikannya, apa yang sedang dibutuhkan dan diharapkan masyarakat. Hal ini
bertujuan agar nantinya, pengkomunikasian dapat berjalan dan sampai kepada target yang
diharapkan

Saat ini, banyak sekali media yang dapat digunakan untuk mempublis dan
mempromosikan sebuah perusahaan. Sebagai stasiun TV pendatang baru, O Channel
memanfaatkan media sosial Instagram sebagai media promosinya. Melihat keoptimalan media
sosial dalam menyampaikan pesan, membuka sebuah peluang agar komunikasi dapat
tersampaikan lebih efektik dan menjangkau lebih banyak khalayak.

Hasil penelitian:

Memanfaatkan kepopularitasan internet dan kekuatannya dalam menjangkau lebih


banyak khalayak, sangat memudahkan praktisi PR dalam menggapai ke-efektivitas-an Cyber
Public Relations. Hasil penelitian menunjukan bahwa aktivitas Cyber PR di O Channel Tv
dalam Instagram sebagai sarana publikasinya, berhasil membangun kedekatan dengan para
pemangku kepentingan, seperti publik dan media. Berikut kegiatan Cyber PR yang dilakukan
O Channel TV di Instagram:

1. Publikasi. Kegiatan ini meliputi scheduling, posting, dan monitoring.


Scheduling disini ialah menjadwalkan kapan saja kegiatan dan aktivitas pada akun
Instagram akan di publikasikan. Terdapat tiga periode, pertama pada jam 7 sampai 8
pagi, kedua pada jam 12 sampai jam 1 siang, dan terakhir pada jam 8 sampai 9 malam.
Posting, kegiatan pempublikasian kegiatan melalui foto atau video yang diberi
captions. Dan kegiatan terakhir ialah monitoring, yang dilakukan satu sampai dua jam
setelah kegiatan terpublikasikan.
2. Responding kepada khalayak.
Kegiatan untuk meningkatkan engagement ini dilakukan dengan menimpali komentar-
komentar, dan meklarifikasi jika ada informasi yang membutuhkan kejelasan.
3. Evaluasi.
Perlu adanya evaluasi harian dari kegiatan yang dilakukan di Instagram, dengan tujuan
agar dapat mengetahui apakah hasil sudah memenuhi target.

Kesimpulan:

O Channel TV menerapkan Cyber PR dengan menggunakan media sosial Instagram


sebagai media penyebarannya. Hal ini disebabkan oleh keefektivitasan media sosial dalam
menjangkau lebih banyak khalayak namun dengan budget yang lebih murah.

The Communication of Cyber Public Relation (CPR) Bureaucracy in the Field of Social
Media

Penulis : Edy Sutrisno, Ismi Dwi Astuti N, Andre Novie Rahmanto


Jurnal : International Journal of Multicultural and Multireligiouse Understanding

Vol/No/Hal/Tahun : vol 6, no 3, tahun 2019, halaman 693 – 697

Latar Belakang

Kemajuan media komunikasi online mempengaruhi birokrasi sebagai sebuah institusi


menerapkan kebijakan politik (Dwiyanto, 2002) dalam menentukan media yang tepat untuk
berkomunikasi dengan publik. Birokrasi pemerintah sudah mulai memanfaatkan website untuk
menyebarluaskan informasi publik di menanggapi perkembangan media baru, melengkapi
media lama yang telah digunakan sebelumnya. Media yang lama dianggap kurang relevan
dengan kemajuan teknologi saat ini. Respon terhadap media baru kembali ditantang oleh
akselerasi media sosial kemajuan. Media sosial menjadi populer di masyarakat karena tidak
lagi hanya menyediakan satu arah fitur komunikasi tetapi juga mampu melakukan interaksi dua
arah. Bisa dibilang komunikasi media sosial adalah salah satu bentuk komunikasi antar pribadi
di ruang publik.

Apalagi tuntutan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi


Kepentingan Umum telah mengatur ruang bagi publik untuk memperoleh informasi publik dari
birokrasi. Tuntutan ini memaksa birokrasi untuk mengubah budaya layanan 'informasi tertutup'
menjadi 'informasi terbuka'. Untuk mengatasi tuntutan tersebut, membangun website yang
didukung media sosial bisa menjadi solusinya. Situs web dianggap sebagai media informasi
sedangkan media sosial berfungsi sebagai media interaksi

Metode Penelitian

Metode yang digunakan yaitu metode literatur pada jurnal, buku dan artikel ilmiah yang
berhubungan dengan Cyber Birokrasi Humas (CPR) dalam berkomunikasi melalui media
sosial. Sastra itu kemudian dibandingkan dengan New Media Theory sebagai alat analisisnya.

Teori

Artikel ini menggunakan Teori Media Baru yang disampaikan oleh Mark Poster menganggap
penggunaan media sosial dari dua pendekatan, yaitu pendekatan interaksi sosial dan integrasi
sosial. Pendekatan interaksi sosial mempersepsikan media sosial tidak hanya sebagai media
informasi seperti media CPR sebelumnya tetapi terbuka kesempatan untuk interaksi yang lebih
luas. Interaksi yang terbentuk menciptakan pemahaman baru tentang komunikasi pribadi
dalam bentuk yang tidak dapat dicapai media sebelumnya.
Pendekatan kedua, integrasi sosial, menggambarkan media bukan dalam bentuk informasi,
interaksi atau distribusi, melainkan muncul dalam bentuk ritual. Media sosial bisa membentuk
dunia maya komunitas. Orang kebanyakan mengakses media sosial beberapa kali sehari
sehingga mereka menyisipkan ikon media sosial di browser atau halaman beranda ponsel pintar
mereka. Orang mengakses media sosial sesekali untuk melihat berita, tapi sejujurnya karena
masyarakat telah melakukannya sebagai ritual.

Hasil Penelitian

Birokrasi Humas mengalami berbagai dilema ketika berhadapan dengan media


komunikasi di bentuk media sosial. Dilema pertama berkaitan dengan dilema formal dan
informal. Birokrasi yang ada adalah dibebani dengan hierarki, prosedur standar dan
menggunakan bahasa formal. Setiap kebijakan diputuskan di komisaris, kemudian secara
hierarkis diturunkan ke tingkat bawahan. Komunikasi dilakukan di formal, sedangkan media
sosial disampaikan secara informal, komunikatif, interaktif dan personal. Ini Masalah harus
diatasi oleh CPR dengan menerapkan manajemen sumber daya manusia (Miles, 1975) yang
memberikan kesempatan untuk mengaktualisasikan dan mengembangkan semua
kemampuannya dalam hierarki yang tidak terbatas struktur. Dengan demikian, seluruh potensi
SDM yang dimiliki CPR dapat mendukung komunikasi media sosial. Mengenai interaksi
formal, CPR harus mampu memilah produk hukum atau kebijakan formal. Ini informasi tetap
harus disampaikan secara formal untuk menghindari multitafsir. Namun, CPR harus cerdas
dalam mengkomunikasikan kebijakan dalam gaya informal ketika datang ke media sosial.

Media sosial dapat dimanfaatkan oleh CPR dalam menjalankan fungsinya sebagai
spesialis komunikator (meneliti, menasihati, mengomunikasikan, dan
menginformasikan). CPR harus terlebih dahulu mengatasi dilema yang dihadapi sebagai
birokrasi kemudian membangun interaksi sosial dan integrasi sosial melalui media sosial.

Anda mungkin juga menyukai